KADIPATEN CIANCANG DALAM PERSPEKTIF LOKAL

Dewi Ratih * Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP-Universitas Galuh Ciamis Jl. R. E. Martadinata No. 150 Ciamis, 46274 Jawa Barat

ABSTRAK Perkembangan sejarah Kabupaten Galuh berawal dari berdirinya kerajaan di Kabupaten Ciamis yang biasa disebut dengan Kerajaan Galuh atau Kerajaan Sunda Galuh. Kerajaan Galuh ini diungkapkan dalam beberapa sumber sejarah, baik melalui naskah atau prasasti. Naskah yang menyebutkan Kerajaan Galuh ini tergolong kedalam historiografi tradisional yang didalamnya mengandung unsur mitos, dongeng, legenda, dan unsur-unsur yang bersifat historis. Beberapa naskah yang menceritakan tentang Kerajaan Galuh karenanya banyak menggunakan historiografi tradisional, maka sebuah penulusuran penulisan sejarah Galuh secara ilmiah sangat dibutuhkan untuk penulisannya secara kritis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian historis yang terbagi menjadi empat tahapan kerja. Pertama, heuristik yakni tahap pengumpulan sumber. Kedua, kritik yang terbagi menjadi kritik eksternal dan kritik internal, ketiga, interpretasi yaitu penafsiran sumber, dan terakhir adalah historiografi atau penulisan sejarah.

Kata Kunci: Kerajaan Galuh, Kabupaten Galuh, Kadipaten Ciancang

ABSTRACT Galuh Regency historical development originated from the founding of the kingdom in Ciamis commonly referred to or the Kingdom of Sunda Galuh. Galuh Kingdom is expressed in several historical sources, either through text or inscriptions. The manuscript mentioning Galuh Kingdom is classified into traditional historiography that contain elements of myths, fairy tales, legends, and the elements that are historical. Some texts that tell about the kingdom Galuh so many using traditional historiography, then a penulusuran scientifically Galuh history writing is needed for writing critically. This study uses historical research work is divided into four stages. First, the heuristics source collection phase. Second, critics are divided into external criticism and internal criticism, the third, namely the interpretation of the interpretation of the source, and the last is the historiography or the writing of history.

Keywords: Kingdom Galuh Galuh District, Duchy Ciancang

PENDAHULUAN bergantung pada pokok bahasan periode sejarah yang tengah dipelajari, seperti Paleontologi, No document no history, itulah statement Paleoantropologi, Arkeologi, Paleografi, Leopold van Ranke seorang ilmuwan sejarah Epigrafi, Ikonografi, Numismatik, Ilmu yang menjadikan sejarah satu kesatuan ilmu Keramik, Genealogi, Filologi, Etnografi, Ilmu- pengetahuan yang menggunakan perangkat ilmu sosial, Bahasa, Statistik, Komputer atau metode sahih. Sejarah dalam karakteristiknya Internet (Sjamsuddin, 2007: 189-213). terbagi menjadi 3. Sejarah bersifat unik karena Menganalisis awal mula lahir dan peristiwa, kedua, sejarah sebagai kisah, ketiga, berkembangnya suatu peradaban tidak bisa kita sejarah sebagai ilmu. Sejarah yang lepaskan dari peran penting ilmu sejarah. Contoh menggunakan perangkat metodologisnya peradaban yang lahir dan berkembang yang berupaya untuk mengenal dan menyelami tercatat di dalam sejarah lebih kehidupan masa lampau dengan utuh. Maka dari khususnya di daerah Ciamis. Penelitian itu sejarah disini sangat memerlukan disiplin mengenai sejarah Ciamis haruslah berdasarkan ilmu-ilmu lain. Penggunaan ilmu bantu sumber sejarah yang memang menjelaskan

* Penulis Koresponden E-mail address: [email protected] doi: Copyright©2017 Jurnal Artefak e-ISSN: 2580-0027

Halaman | 67 Jurnal Artefak: History and Education, Vol.4 No.1 April 2017 sejarah Ciamis. Sumber-sumber tersebut dapat seperti jenis kertas yang digunakan, tinta, bersumber dari naskah atau prasati. tulisan, huruf, watermark, stempel dan sebagainya. Kritik intern dilakukan dengan METODE PENELITIAN melakukan penilaian terhadap kondisi fisik sumber tersebut. Terlebih sumber-sumber Metode dalam penelitian yang digunakan sezaman yang terlihat dari beberapa naskah yang dalam penelitian jurnal ilmiah ini adalah metode ada dilihat dan dinilai isi dari naskah tersebut, sejarah (historis). Metode historis adalah sebuah meskipun kenyataannya sumber tersebut masih upaya guna mempelajari juga mengenali fakta- dalam bentuk sumber historiografi tradisional. fakta, lalu menyusun simpulan tentang kejadian Selain itu, akan dilakukan pula proses pada masa lalu. Tujuannya adalah untuk membandingkan data yang ada di dalam sumber membuat rekontruksi masa lampau secara tersebut dengan sumber lainnya. sistematis dan objektif (Garraghan, 1957: 34). Tahap selanjutnya adalah interpretasi. Tahapan penelitian dalam metode historis Interpretasi adalah proses menafsirkan berbagai terbagi 4 tahapan kerja. Tahap pertama adalah fakta menjadi sebuah rangkaian yang logis. Pada heuristik atau pengumpulan sumber sejarah. tataran oprasionalnya interpretasi dilakukan Heuristik merupakan tahapan pertama yang secara analitis yakni mengurai fakta dan harus dilaksanakan setelah penulis menentukan dilakukan secara sintesis yaitu menghimpun topik dan permasalahan penelitian. Heuristik fakta. Pemahaman secara verbal tidak memadai sendiri adalah proses menemukan dan untuk menginterpretasikan informasi yang ada di menghimpun sumber sejarah yang terkait dalam sumber sejarah. Fakta yang diperoleh dengan pokok pembahasan. Tahap pencarian diinterpretasikan baik secara verbal, teknis, sumber dilakukan terhadap sumber tertulis, logis, faktual dan psikologis. Dengan demikian, sumber benda dan lisan. Sumber tertulis berupa hasil dari interpretasi dapat dipahami secara arsip, sumber resmi tercetak, dokumen, buku dan menyeluruh juga mendalam. lain-lain. Pencarian sumber primer yang Tahapan terakhir dalam penulisan sejarah sezaman berbentuk sumber resmi tercetak, dengan menggunakan metode sejarah ialah naskah dan buku-buku sebagai acuan literatur Historiografi. Historiografi adalah tahapan dilakukan di beberapa perpustakaan, antara lain: penulisan sejarah. Fakta yang telah Perpustakaan Nasional Republik Indonesia diinterpretasikan kemudian dituliskan dalam (PNRI) di Jalan Salemba Raya Nomor 28A, penulisan yang sistematis dan kronologis. kemudian di BAPUSIPDA (Badan Perpustakaan Historiografi yang akan dihasilkan dibagi dan Arsip Daerah Provinsi Jawa Barat) di Jl. menjadi beberapa pembahasan, yang secara Soekarno Hatta No. 629, Perpustakaan Fakultas keseluruhan merupakan satu kesatuan yang utuh. Ilmu Pendidikan dan Ilmu Keguruan Universitas Dengan menggunakan metode sejarah, penulis Galuh dan Perpustakaan Prodi Pend. Sejarah di mendapat panduan bagaimana teknis penelitian Universitas Galuh Ciamis. Dilain pihak jurnal ilmiah ini dapat dikerjakan secara efektif penelusuran sumber pun dilakukan dengan dan akurat. Efektif dalam pengertian tahap demi wawancara langsung kepada para keturunan tahap dikerjakan dengan terperinci. Akurat yang ada dan masih mendiami lahan dan wilayah dalam pengertian hanya sumber yang telah bekas salah satu Kadipaten, yang saat ini berada menjadi fakta sejarah yang bisa dijadikan bahan di Kabupaten Ciamis, dahulu bernama penulisan jurnal ilmiah ini. Selain itu, unsur Kabupaten Galuh. Di perpustakaan Bapusipda, diakronis yang menunjukan sejarah, sebagai FKIP Universitas Galuh Ciamis dan Prodi ilmu tentang berfikir dalam waktu sangat Pendidikan Sejarah Universtias Galuh Ciamis diperhatikan. dikhususkan kepada pencarian sumber sekunder (buku-buku) pendukung penelitian sumber sejarah lokal Kerajaan Galuh sampai Kabupaten. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tahap selanjutnya adalah tahapan mengkritik sumber. Kritik sumber dalam metode Awal Kemunculan Kerajaan Galuh historis terbagi menjadi dua. Diantaranya adalah ditandai oleh sebuah prasasti, ditemukan di kritik eksternal dan kritik internal. Kritik wilayah Jawa Barat menuliskan sejak eksternal mempunyai tujuan menentukan berakhirnya Kerajaan pada abad otentisitas sumber dengan cara memberikan ke-7, berdiri pusat kekuasaan yang kemudian penilaian terhadap kondisi fisik sumber tersebut, dikenal sebagai Kerajaan Sunda. Pusat kerajaan

Halaman | 68 Dewi Ratih Kadipaten Ciancang Dalam Perspektif Lokal ini berpindah-pindah dimulai dari Galuh, karena serangan dari Kerajaan lain. Rakeyan kemudian ke salah satu tempat bernama Pakuan Wuwus tidak memiliki anak sehingga tahta Pajajaran, dan terakhir kembali ke Kerajaan diserahkan kepada Dharmaraksa, () (Herlina[b], 2013: 20- suami adik perempuannya bertahta di Purasaba, 39). pusat kekuasaan Kerajaan Sunda. Setelah Dipercaya bahwa awal mula Kerajaan menerima kuasa Kerajaan Galuh, Dharmaraksa Galuh ada kaitannya dengan awal mula memilih untuk tetap tinggal di Purasaba dan penciptaan manusia pertama yaitu Nabi Adam memasukan Kerajaan Galuh sebagai wilayah dan Siti Hawa1. Keturunan dari Nabi Adam ini Kerajaan Sunda. Dengan demikian, pada masa memiliki 40 anak laki-laki juga 39 anak Dharmaraksa ini, Kerajaan Sunda memiliki perempuan. Keturunan mereka salah satunya wilayah yang terbentang luas, mulai dari Nusa ialah Ratu Galuh (Prabu Adimulya atau Ratu Apuy (Pulau Krakatau) hingga sekitar Kedu Permana atau Permadikusumah). Pada awalnya Jawa Tengah (Herlina[a], 2013: 44). Ratu Galuh mendirikan sebuah Negara di Beberapa abad kemudian, eksistensi Lakbok dengan sebutan Medangkamulyan. Kerajaan Galuh kembali muncul dengan pusat Karena negara Medangkamulyan terkena Pemerintahannya di Kawali (di daerah Ciamis). bencana, Ratu Galuh bertapa untuk mencari Menurut tradisi lisan yang ada di Ciamis, wilayah Kerajaannya. Dalam pertapaan yang penguasa pertama Kerajaan Galuh di Kawali dilaksanakan oleh Ratu Galuh, sang Maha Kuasa adalah Umilestari atau Dewisantika putra memberikan petunjuk bahwa lokasi baru Linggadewata. Umilestari menikah dengan kerajaan terletak di daerah yang ada batu Ajiguna Linggawisesa sehingga roda berwarna putih. Lokasi tersebut ternyata ada di pemerintahan Kerajaan Galuh dijalankan oleh pertemuan 2 aliran sungai yaitu Citanduy dan Linggawisesa bergelar Prabu Sang Cimuntur (Sekarang tempat itu dikenal Linggawisesa. Setelah meninggal dunia, tahta Karangkamulyan di desa Cijeungjing Ciamis). Kerajaan diserahkan kepada Ragamulya Luhur Menurut tradisi yang hidup di masyarakat, Prabawa yang dikenal juga dengan sebutan Aki Kerajaan Galuh ketika di Karangkamulyan Kolot, masih dalam tradisi lisan di Ciamis, diperintah oleh 13 orang Raja yaitu: keadaan Kerajaan Galuh di Kawali tidak banyak dikisahkan pada masa Aki Kolot berkuasa. Raja Pertama Wretikandayun Kekuasaan kemudian berpindah ke tangan Prabu Maharaja Linggabuana, putra tertua Sang Aki Mandiminyak Kolot. Prabu Linggabuana memiliki 3 orang Bratasena putra yaitu, Dyah Pitaloka Citraresmi, Purbasora Wastukencana, dan Ratna Parwati. Pada masa Sanjaya pemerintahan Linggabuana, terjadi peristiwa Permanadikusumah Bubat. Peristiwa ini terjadi antara Kerajaan Tamperan Galuh dengan Kerajaan di Jawa Timur. Peristiwa Bubat atau Pasunda Bubat ini Guruminda awalnya terjadi karena keinginan Raja Majapahit Hayam Wuruk yang ingin memperistri Dyah Tari Wulan Pitaloka. Akan tetapi pernikahan itu gagal Sangwelengan dilaksanakan karena sikap Patih Amangkubhumi Prabu Linggabhumi Gajah Mada menginginkan Dyah Pitaloka menjadi upeti untuk Raja Hayam Wuruk. Rakeyan Wuwus Keinginan tersebut sebagai upaya Gajah Mada Sumber: Herlina [a], 2013: 39-47). untuk menjadikan Kerajaan Sunda sebagai wilayah kekuasaan Majapahit. Prabu Maharaja Periode Karangkamulyan dalam tradisi Linggabuana tentunya menolak keinginan Gajah Kerajaan Sunda Galuh berakhir seiring dengan Mada tersebut sehingga pertempuran Kerajaan meninggalnya Rakeyan Wuwus. Berakhirnya Galuh dan Kerajaan Majapahit tidak terelakan di periode Karangkamulyan bukan disebabkan Pesanggrahan Bubat, dalam pertempuran itu,

1 Berdasarkan naskah Wawacan Sajarah Galuh, diceritakan asal-usul Kerajaan Galuh yang berasal dari Nabi Adam dan istrinya Babu Hawa. Naskah tersebut adalah historiografi tradisional yang masih berbentuk mitos. Naskah tersebut ditulis pada 1886.

Halaman | 69 Jurnal Artefak: History and Education, Vol.4 No.1 April 2017

Prabu Linggabuana juga Dyah Pitaloka gugur, berkembang. Raja Sunda yang masih memegang tetapi Kerajaan Sunda tidak dapat dikuasai oleh agama Hindu berusaha untuk mengantisipasi Majapahit. Setelah Prabu Linggabuana berkembangnya agama Islam dengan membatasi meninggal dunia, kekuasaan atas Kerajaan para pedagang muslim di pelabuhan milik Sunda Galuh diberikan kepada adiknya yang Kerajaannya. Usaha untuk membatasi para bernama, Bunisora. Ia merupakan Raja pedagang muslim di pelabuhan Kerajaan Sunda penyelang karena pewaris tahta Kerajaan, sangat sulit dilaksanakan. Pedagang muslim Niskala Wastukancana masih anak-anak. Setelah tetap saja meramaikan pelabuhan Kerajaan usia Niskala Wastukancana cukup, Bunisora Sunda. Kerajaan Sunda memilih untuk menyerahkan tahta Kerajaan ke keponakannya. mengadakan koalisi dengan Portugis di Malaka Setelah Niskala Wastukancana berkuasa di (Herlina[a].2013:78). Kerajaan Sunda Galuh selama 104 tahun, Hubungan Kerajaan Sunda dan Portugis kedudukannya sebagai Raja Sunda Galuh diawali pada 1512 ketika Ratu Jayadewata digantikan oleh putra keduanya Dewa Niskala, mengirimkan beberapa utusannya ke Malaka. karena putra pertamanya Susuk Tunggal, Pada tahun 1513, Portugis melakukan ekspedisi menjadi Raja di Pakuan Pajajaran. Dewa Niskala untuk mencari informasi tentang peranan kemudian menikah dengan putri Majapahit, pelabuhan-pelabuhan di pesisir pantai utara terjadi ketegangan antara Susuk Tunggal di Jawa. Diduga jalur yang menghubungkan Pajajaran dengan Dewa Niskala. Ketegangan itu ibukota Kerajaan Sunda dengan daerah dapat diatasi setelah masing-masing menyerah- kekuasannya adalah jalur menuju ke timur. kan kekuasaan Kerajaannya kepada pewarisnya. Berawal dari Pakwan Pajajaran-Cileungsi- Dewa Niskala menyerahkan kuasa Kerajaan Cibarusa-Desa Warungede-Tanjungpura Sunda Galuh ke Jayadewata dan Susuk Tunggal (Karawang)-Cikao-Purwakarta-Karangsembung menyerahkan tahta Kerajaan Sunda Pajajaran (tepian sungai Cimanuk), selanjutnya dari kepada menantunya Jayadewata. Dengan Karangsembung-Cirebon-Kuningan-Sindang- demikian Kerajaan Sunda Galuh dan Kerajaan kasih-Talaga berkahir di Kawali. Jalan ke arah Pakuan Pajajaran disatukan kembali oleh bara bermula dari Pakwan Pajajaran – Jasinga – Jayadewata sehingga muncullah Kerajaan Rangkas bitung – Serang – Banten. Sunda. Seiring dengan itu berakhirlah eksistensi Perjanjian politik yang dilaksanakan oleh Kerajaan Galuh di Kawali. Kerajaan Sunda bersama Portugis terrealisasikan ketika Henrique de Leme datang ke ibukota Akhir Kerajaan Sunda Kerajaan Sunda. Henrique diterima baik oleh Keruntuhan Kerajaan Sunda Pajajaran Raja Sunda Ratu Samiam (setelah Sang Ratu ditandai dengan kerajaan-kerajaan vassal bekas Jayadewata). Kunjungan tersebut menghasilkan Kerajaan Sunda diakui ada di bawah perjanjian politik Kerajaan Sunda bersama Sumedanglarang oleh Geusan Ulun (1579- Portugis yang ditandatangi tanggal 21 Agustus 1601), kecuali Banten, Jayakarta, Galuh dan 1522. Perjanjian tersebut ditandatangi Raja Chirebon (Herlina [a]. 2013:822). Banyak Sunda Ratu Samiam atau Prabu Surawisesa dan pendapat ketika runtuhnya Kerajaan Sunda Henrique de Leme. Ratu Samiam didampingi Pajajaran, Kerajaan Galuh masih berdiri. tiga pembantu utama yaitu Mantri Dalam Kerajaan Galuh waktu itu diperintah oleh Cipta (Mandari Tadam), Tumenggung Sang Adipati Sanghiang putra Prabu Haur Kuning. Namun (Tamugo Sanque de Pate), dan Syahbandar ketika Pakwan Pajajaran diislamkan oleh (Bengar Xanbandar). Henrique de Leme Banten, Kawali pun diislamkan oleh Cirebon. didampingi oleh Fernando de Almeida, Pada awalnya Islam berkembang di Kerajaan Fransisco Anes, Manuel Mandes, Joao Sunda oleh para pedagang muslim dari Malaka, Coutinho, Gil Barboza, Tome Pinto, Sebastian tidak mau lagi singgah disana karena Malaka de Rego, dan Fransisco Diaz. Perjanjian tersebut telah jatuh ke Portugis pada 1512. Pedagang berisi kesepakatan sebagai berikut: muslim yang pindah dari Malaka menguasai 1) Portugis boleh membuat sebuah benteng pelabuhan-pelabuhan yang terdapat di sepanjang disekitar Banten. pantai utara Kerajaan Sunda. 2) Raja Sunda memberikan lada berapapun Pelabuhan pantai utara Kerajaan Sunda yang dibutuhkan oleh Portugis, sebagai menjadi ramai. Namun Raja Sunda (Sang Ratu penukaran kebutuhan Kerajaan Sunda Jayadewata) pada saat itu merasa khawatir akan dibawa oleh Portugis. pengaruh Islam yang semakin besar dan cepat

Halaman | 70 Dewi Ratih Kadipaten Ciancang Dalam Perspektif Lokal

3) Portugis mau membantu Kerajaan Sunda jika Pendeta untuk menghindar dari kekacauan di diserang Kerajaan Demak atau kerajaan dalam negeri. Sementara serangan dari Banten lainnya terus-menerus terjadi, sehingga Raja Sunda 4) Sebagai tanda hubungan politik antara terakhir beragama Hindu yaitu Nusiya Mulya Kerajaan Sunda bersama Portugis, Raja (1567–1579) tidak dapat mempertahankan Sunda memberikan seribu karung lada (±350 kerajaannya. Pasukan Islam tergabung (Demak, kuintal) setiap tahun kepada Portugis Cirebon dan Banten) berhasil memenangkan semenjak pembangunan benteng dimulai. berbagai pertempuran dan wilayah Kerajaan Portugis kemudian mendirikan loji di Sunda seperti Rajagaluh, Kalapa, Pakwan, pelabuhan Kalapa dan mendirikan sebuah Galuh, Datar, Mandiri, Jawakalapa, Gegelang padrao sebelum meninggalkan Kerajaan Sunda dan Salajo jatuh ketangan Banten. Kerajaan (Herlina. 2013: 79-80). Keberangkatan Portugis Sunda beragama Hindu berpusat di Pakwan dari Kalapa merupakan faktor terbaik dalam Pajajaran benar-benar berakhir pada tahun 1579 upaya Islam guna memperluas kekuasaannya di M, karena serang dari Maulana Yusuf kesultanan wilayah Jawa bagian barat. Carita Banten. Selanjutnya Pakwan Pajajaran menuliskan bahwa dalam upaya diislamkan oleh Banten, sedangkan Galuh mempertahankan wilayah Kerajaan Sunda, diislamkan oleh Cirebon. Surawisesa berperang sendiri melawan pasukan muslim. Surawisesa berperang sebanyak lima Galuh: Dari Kerajaan ke Kabupaten belas kali dan tidak pernah kalah. Surawisesa Masuknya Islam ke Kerajaan Galuh berperang ke Kalapa, Tanjung, Ancol Kiji, sekitar abad ke-16. Menurut cerita Kerajaan Wahanten Girang, Simpang, Gunung Batu, Galuh pada tahun 15802 masih berdiri. Cerita Saung Agung, Rumbut, Gunung Banjar, Padang, tradisi menyebutkan masuknya Islam ke Panggaokan, Muntur, Hanum, Pagerwesi dan Kerajaan Galuh karena seorang tokoh yang Medangkahyangan. Sementara Surawisesa bernama Apun diAnjung bernama Pangeran menginginkan bantuan Portugis, tidak kunjung Mahadikusuma (Maharaja Kawali). Ia datang, akhirnya Surawisesa harus merupakan ulama yang mendapat kepercayaan meninggalkan ibukota Pakwan Pajajaran. Usaha dari Cirebon. Dikisahkan bahwa Prabu Cipta keras Prabu Surawisesa akhirnya tak bisa Sanghyang Raja Galuh mempunyai putra membendung pengaruh Islam yang datang bernama Ujang Ngekel, jatuh cinta kepada semakin besar. Banten dan Sunda Kalapa hingga Tanduran putri Raja Kawali Pangeran dikuasai muslim (Gabungan pasukan Demak dan Mahadikusuma. Namun, Ujang Ngekel yang Cirebon) pada tahun 1526 – 1527. masih beragama Hindu, Pangeran Jatuhnya dua pelabuhan penting Banten Mahadikusuma memberitahukan hal tersebut dan Sunda Kalapa Kerajaan Sunda menjadi kepada Sultan Cirebon. Ujang Ngekel kemudian terisolir. Jalan dagang Kerajaan Sunda diblokir. dipersilahkan datang ke Cirebon dan ternyata Pasukan Portugis datang pada tahun 1527 ke Ujang Ngekel bersedia masuk agama Islam. Sunda Kalapa. Portugis harus berhadapan Meskipun sudah beragama Islam, Ujang Ngekel dengan pasukan Islam dipimpin Fatahillah. oleh Kesultanan Cirebon diperbolehkan Portugis akhirnya dikalahkan dan pelabuhan melakukan adat kebiasaan yang biasa dilakukan Sunda Kalapa diganti menjadi “Jayakarta” yang tradisi leluhur Galuh. Ujang Ngekel diberi gelar berarti “kota kemenangan”. Kerajaan Sunda Prabu Galuh Cipta Permana ketika naik tahta dan yang terisolir dari dunia luar menjadi faktor berkedudukan di Gara Tengah. eksternal dari keruntuhan Kerajaan Sunda. Setelah Ujang Ngekel (Prabu Galuh Cipta Pengganti Raja Sunda Prabu Surawisesa Permana) meninggal, Wilayah Galuh dikuasai selanjutnya adalah Prabu Ratudewata (1535- anaknya Sangian Dipati atau Adipati Panaekan. 1543). Tahun 1595 Galuh jatuh ketangan Mataram3. Prabu Ratudewata pada dasarnya tidak Beberapa sumber Belanda menuliskan batas- menyukai dengan dunia politik dan perang. batas wilayah kekukasaan Galuh yang dikuasai Prabu Ratudewata lebih memilih hidup sebagai Mataram diantaranya adalah: Sungai Citanduy

2 Kerajaan Galuh kemungkinan masih berdiri ketika Kerajaan Sunda sudah runtuh pada tahun 1579 M. Hal ini ditandai dengan berkuasanya Raja di Galuh bernama Prabu Cipta Sanghyang di Galuh memerintah Kerajaan pada 1580 – 1595. Prabu Cipta Sanghyang merupakan keturunan dari Prabu Haur Kuning. 3 Jatuhnya Kerajaan Galuh ke tangan Mataram masih berada dalam periode Pemerintahan Ujang Ngekel sekitar tahun 1595. Lihat Herlina, Nina et al (Sejarah Kabupaten Ciamis).

Halaman | 71 Jurnal Artefak: History and Education, Vol.4 No.1 April 2017

(di sebelah timur), Sumedanglarang (di sebelah dijadikan Bupati di Kawasen. Setelah tahun utara), Galunggung, Sukapura (disebelah barat) 1676 wilayah Kabupaten Kawasen dimasukan dan Sungai Cijulang (di sebelah selatan). kedalam wilayah Kabupaten Imbanagara. Panembahan Senapati (penguasa Mataram) telah Dipati Imbanagara kemudian dituduh berhasil menancapkan pengaruh kekuasaan bersekongkol bersama Dipati Ukur untuk politiknya di wilayah Galuh. Meskipun secara melawan sistem kekuasaan Mataram di Jawa intensif Mataram belum menguasai sepenuhnya. bagian Barat. Pada tahun 1636 Sultan Agung Panembahan Senapati masih mengakui kemudian menghukum mati Adipati kuasanya akan wilayah Galuh. Ia sebagai Imbanagara. Putra Dipati Imbanagara Mas pemimpin Galuh memerintah tidak atas nama Bongsar yang berusia 13 tahun untuk sementara penguasa Mataram. Hal ini terlihat dengan masih dijadikan Bupati Galuh. Di bawah perwalian dipakainya gelar Prabu Galuh Cipta Permana Patih Wiranangga meminta piagem nama gelar Ujang Ngekel yang berkuasa di pengangkatan keponakannya sebagai Bupati Galuh. Ketika Wilayah Galuh di kuasai Prabu Galuh, akan tetapi Patih Wiranangga mengubah Galuh Cipta Permana, pusat wilayah Galuh isi piagem tersebut. Ditulislah nama Patih dipindahkan ke Gara Tengah (daerah sekitar Wiranangga yang dijadikan Bupati Galuh di Cineam, Kabupaten Tasikmalaya). Gara Tengah. Perilaku curang Patih Wiranangga Penguasa Mataram setelah Panembahan ini diketahui oleh Ki Pawindan pengikut setia Senapati adalah Sultan Agung. Suksesi Mas Bongsar. Ki Pawindan menemukan piagem kepemimpinan Sultan Agung di Mataram asli pengangkatan Mas Bongsar menjadi Bupati melantik Adipati Panaekan menjadi Wedana4 Galuh di (kolong) rumahnya di Padaherang. Mas Mataram di Galuh. Sultan Agung memberi Bongsar diangkat menjadi Bupati Galuh tanggal kekuasaan kepada Adipati Panaekan atas 960 5 Rabiul Awal Tahun Je (6 Agustus 1636) dan cacah (rakyat) juga memerintah dibawah kuasa dianugerahi gelar Raden Panji Aria Jayanegara. Mataram. Mataram kemudian merencanakan Sultan Agung memberi saran kepada Mas serangan kepada VOC di Batavia. Tahun 1628, Bongsar agar menamai kabupaten yang wilayah vassal Mataram di Jawa Barat dipimpinnya menggunakan nama ayahnya yaitu (Priangan) bersilang pendapat, Rangga Gempol Imbaganara. Tahun 1636 Gara Tengah diganti I penguasa Sumedang, untuk menyerang VOC namanya menjadi Imbanagara, disamping pertahanan diperkuat dahulu, namun Dipati Bojonglopang (Kertabumi) dan Kawasen. Ukur, menghendaki serangan segera. Sultan Agung melakukan reorganisasi Pertentangan pendapat terjadi pula di wilayah wilayah Barat pada tahun 1641. Wilayah Galuh. Adipati Panaekan dengan adik iparnya Priangan dipecah menjadi empat Kabupaten, Adipati Kertabumi, yang menjadi Bupati di yaitu Sumedang larang, Bandung, Parakan Bojonglopang, anak dari Prabu Dimuntur dan muncang dan Sukapura. Galuh kemudian keturunan Geusan Ulun dari Sumedang. Dalam dipecah menjadi 5 Kabupaten yaitu, Imbanagara, perselisihan ini Adipati Panaekan terbunuh pada Bojonglopang, Ciancang (Utama), Kawasen tahun 1625, ia kemudian digantikan oleh (Banjarsari) dan Banyumas. Reorganisasi putranya yang bernama Adipati Imbanagara wilayah Mataram di bagian barat dilanjutkan (Herlina[b].2013:27). oleh penerus Penguasa Mataram sesudah Sultan Sultan Agung kemudian menyerang Agung yaitu Amangkurat I. Tahun 1645 Batavia, tahun 1628-1629. Adipati Imbanagara Amangkurat I membagi wilayah bagian barat memberikan bantuan pasukan di bawah Bagus menjadi dua belas Kabupaten diantaranya adalah Sutapura. Penyerangan Sultan Agung ke Batavia Sumedang, Bandung, Parakanmuncang, mengalami kegagalan, diantaranya adalah Dipati Sukapura, Karawang, Imbanagara, Kawasen, Ukur sebagai komandan pasukan Mataram Wirabaya (Galuh/Bojonglopang), Sekace, melaksanakan pemberontakan kepada Banyumas, Ayah dan Banjar. Bagi R.P.A Hegemoni Mataram dan bertujuan Jayanegara (Mas Bongsar) wilayah Gara Tengah membebaskan wilayah Mataram. Konon, orang yang diberinama Imbanagara merupakan daerah yang berhasil menangkap Dipati Ukur ialah yang memberikan kenangan buruk. Ditempat ini Bagus Sutapura pemimpin pasukan Galuh. Atas kakek dan ayah dari R.P.A Jayanegara terbunuh jasanya itu Bagus Sutapura oleh Mataram

4 Wedana = Bupati. Pengangkatan Adipati Panaekan sebagai wedana merupakan hal yang pertama kali dilakukan oleh Sultan Agung di wilayah Jawa bagian Barat sehingga Adipati Panaekan dikatakan sebagai “De oudste der wedana’s in der Wester Ommelanden (van Mataram).

Halaman | 72 Dewi Ratih Kadipaten Ciancang Dalam Perspektif Lokal menjadi korban pertentangan politik diantara Keberadaan Kadipaten Ciancang penguasa Galuh. Kerajaan kecil atau biasa disebut dengan R.P.A Jayanegara akhirnya memindahkan sistem Kadipaten di Ciancang pada dasarnya kekuasaan dari Gara Tengah ke daerah merupakan vassal Kerajaan Galuh. Calingcing, kemudian dipindahkan ke Perkembangan selanjutnya Ciancang Bendanegara (Panyingkiran) dan terakhir ke mempunyai kedudukan yang sama dengan Barunay. Daerah Barunay jika dilihat pada saat Kabupaten lain di Priangan. Ciancang ini berada diantara Cikoneng-Kota Ciamis (Kabupaten Utama) ikut ada di bawah kekuasan sekarang. Kedudukan Barunay kemudian Mataram pada Sultan Agung memerintah di berubah nama kembali menjadi Imbanagara, Galuh dan Sumedanglarang. Ciancang yang sebagai ibukota Kabupaten Imbanagara berawal dari wilayah Galuh Kertabumi dibentuk berlangsung sampai tahun 1815. Kabupaten lain oleh Raja Galuh Maharaja Sanghiyang Cipta dan seperti Kertabumi, Utama, Kawasen, Panjalu berkedudukan di Galuh Salawe Cimaragas. dihilangkan sehingga wilayah Kabupaten Ciancang berawal dari putri Raja Galuh bernama Imbanagara mempunyai daerah yang cukup luas. Tanduran Ageung yang menikahi Rangga Wilayahnya terbentang dari Cijolang sampai Permana putra dari Prabu Gesan Ulun, pantai selatan, juga dari Citanduy timur hingga Sumedang Larang5. Setelah menikah ia diberi perbatasan Sukapura. Beberapa wilayah yang hadiah wilayah Muntur, tepian sungai Cimuntur. berada di sebelah timur Citanduy seperti Dayeuh Kemudian berdirilah wilayah Galuh Kertabumi. Luhur, Nusa Kambangan, Cilacap, dan Galuh Kertabumi berpindah-pindah Banyumas merupakan wilayah perwalian ibukota. Diawali di wilayah Pataroman, Banjar Kabupaten Imbanagara. tahun 1608-1618 oleh Dalem Wiraperbangsa atau Adipati Singaperbangsa I, lalu pindah lagi Peta: Topografi Kabupaten Galuh dalam ke Liunggunung pada tahun 1630-1641 M6 oleh wilayah Kersidenan Cirebon pada Pertengahan Adipati Singaperbangsa II. Pusat Abad XIX pemerintahannya kemudian berpindah ke Bojonglopang oleh Singaperbangsa III atau Dalem Pagergunung pada tahun 1641-1654 M. Pusat pemerintah Kertabumi akhirnya berpindah ke Kadipaten Ciancang tahun 1655 M oleh Adipati Panatuyuda I atau Wiraperbangsa/Singaperbangsa IV. Keturunan Adipati Kertabumi oleh Mataram dituliskan dalam sebuah surat. Isi dari surat tersebut adalah sebagai berikut : “Mangka emut kana piagem Kanjeng ka Ki Rangga Gede ti Sumedang, anu dititipkeun ka si Astrawadana. Anu matak manehna mawa piagem, lantaran manehna (Astrawadana) ngemban tugas ngareksa tanah kagungan Ratu “Nagara Agung. Eta kaprabon beulah kulon diwatesan ku (Sumber: P. Baron Melvill van Carbee en W.F Cipamingkis jeung beulah wetanna ku Versteeg. 1853-1862. Algemeene Atlas van Cimalaya. Saterusna Astrawadana kudu Nederlandsch Indie. Batavia: van Haren Noman nungguan lumbung pare, anu eusina aya & Kolff). lima tangkes tilu belas jait. Eta pare engkena kudu diangkut ku Singaperbangsa, saupama parentahna geus katarima. Eta

5 Keterangan lain menyebutkan bahwa Tanduran adalah putri Maharaja Kawali Pangeran Mahadikusuma bukan Putri dari Raja Galuh. Tanduran sang Putri Maharaja Kawali ini pun sudah memeluk agama Islam. Dituliskan bahwa yang masih beragama Hindu dan keturunan dari Kerajaan Galuh adalah Ujang Ngekel. Melihat permasalahan seperti itu Pangeran Mahadikusuma melaporkan kepada Sultan Cirebon. Ujang Ngekel Raja Galuh yang beragama Hindu akhirnya memeluk agama Islam. 6 Keterkaitan Adipati Singaperbangsa I dan Ki Warasaba dalam pemerintahan di Ciancang atas dasar kepentingan Mataram yang masih menguasai daerah Sunda (Galuh dan Sumedanglarang). Setelah peristiwa perlawanan Dipati Ukur di Tatar Ukur Sultan Agung dari Mataram mengangkat Adipati Singaperbangsa I dan Ki Warasaba dari Banyumas sebagai Wedana untuk mengamankan kepentingan Mataram disebelah barat (sekitar daerah Karawang).

Halaman | 73 Jurnal Artefak: History and Education, Vol.4 No.1 April 2017

surat parentah tea baris disanggakeun ku 1. Pemerintahan Ny. Rd. Ayu Ki Yudabangsa jeung Ki Wangsataruna, Rajakusumanagara/Dalem Isrtri (1718-1736 anu ayeuna aya di satengahing jalan mawa M) jalma reana dua rebu. 2. Pemerinatahan Dalem Adipati Jayakusu Eta jalma anu dua rebu tea baris Manggala/R.d. Tum. Wiramnatri II (1736- dicangking ku Singaperbangsa jeung Ki 1762 M) Wirasaba sacara wadana. Duanana geus 3. Pemerintahan Dalem Adipati diangkat ku Ratu. Upama surat Surianagara/R.d Tumenggung Wiramantri IV angkatanana geus beunang, maranehna (1787-1789 M) kedah diperenahkeun di Waringin Pitu jeung Tanjungpura. Tugasna ngajaga Pada saat penyerangan Ny. Rd. nagara Agung ti beulah kulon bisi aya Tejakusuma diduga lari karena menghindari musuh. serangan yang dilakukan oleh para penjarah dari Ieu piagem ditulisna poe Rebo tanggal Banyumas. Rd Tejakusuma selamat hingga sapuluh Mulud tahun Alif. Anu nulisna akhirnya mempunyai keturunan. Atas dasar Anggaprana”. penyerangan itu pada masa Kyai Mas Jalipan/Panembahan Warganala IV, nama Perhitungan Brandes, penanggalan yang Ciancang di hapuskan dan diganti menjadi tercantum di dalam piagem ini bertepatan tahun Utama dengan perhitungan mundur dari 1633. Adipati Singaperbangsa II yang ketika itu bilangan Nista (tiga), Maja (dua) dan Utama sedang menjadi wedana di Karawang, (satu). memberikan kekuasaan Ciancang kepada Ciancang didirikan pada tahun 1655 oleh anaknya Candramerta. Perpindahan pusat Dalem Wirasuta atau Singaperbangsa VI yang Kerajaan Kertabumi dari Pataruman ke bergelar Adipati Panatayuda I perpindahan dari Liunggunung hingga ke Ciancang dikarenakan Kertabumi. Beliau menjadi bupati Ciancang masukan dari keluarga yang ingin mendekati selama tiga tahun karena mendapat tugas leluhur yaitu Prabu Dimuntur. Prabu Dimuntur menjadi bupati Karawang dan membasmi para (Pangeran Rangga Permana) ini adalah pendiri penjahat yang sering mengganggu ketertiban Wilayah Galuh Kertabumi. Prabu Dimuntur wilayah Mataram sebelah barat. Ketika beliau diceritakan melalui tradisi lisan ialah putra dari menjadi bupati Karawang kekuasaan Ciancang Geusan Ulun (Sumedang Larang). di pegang oleh anaknya yaitu Candramerta. Menurut keterangan, wilayah Ciancang Wirasuta adalah putra dari Apun Pagergunung pernah diserang oleh penjarah yang disebut (bupati Kertabumi IV) beristeri Nyai Ajeng dengan Pasukan Wetan. Penyerangan tersebut Asrinagara, puteri Dalem Jangpati Jangbaya. dilakukan sebanyak tiga kali. Pada saat itu Apun Pagergunung (bupati Kertabumi IV) penjahat dari Banyumas sekitar 2.000 orang ayahnya adalah Apun Tambakbaya (Bupati datang dan menyerang wilayah Ciancang, Kertabumi V). Sang Raja Cita (Adipati akibatnya banjir darah terjadi peristiwa tersebut Kertabumi I) adalah ayah dari Apun kemudian dikenal dengan Bedah Ciancang. Tambakbaya. Silsilah ini sampai pada Prabu tempat kejadian tersebut, di duga berada di Dimuntur pendiri Kerajaan Galuh Kertabumi. dusun Cibeureum desa Utama (Ciancang) Bila ditelusuri lebih jauh Ciancang adalah Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis. tetesan dari darah Prabu Dimuntur atau Pangeran Penyerangan dilakukan tiga kali: Rangga Permana.

Silsilah Kerajaan Ciancang

Maharaja Cipta Sanghyang Rangga Permana + Tanduran

Maharaja Upama Sanghyang Permana Gagang (Putra Geusan Ulun Sumedang)

Halaman | 74 Dewi Ratih Kadipaten Ciancang Dalam Perspektif Lokal

Bupati Kertabumi : ibukota Kerajaannya masing-masing, yaitu 1) Sang Raja Cita (1602-1608) Bupati Galuh Pakwan dan Pakwan Pajajaran. Pada Kertabumi II sejarah panjang perjalanan eksistensi dua 2) Singa Perbangsa I (1608-1618) Bupati Kerajaan ini kerap berseteru juga kadang bersatu Kertabumi III dibawah satu kekuasaan yaitu Raja Sunda. 3) Singa Perbangsa II (1630-1641) Bupati Setelah kekuasaan Islam dan pemerintah Kertabumi IV kolonial berkuasa di wilayah ini, sistem 4) Singa Perbangsa III (1641-1654) Bupati Kerajaan kemudian diubah menjadi sebuah Kertabumi V wilayah bernama Kabupaten. 5) Singa Perbangsa IV (1654-1656) Bupati Berdirinya Kabupaten Galuh menarik Kertabumi VI (Memindahkan pusat perhatian tersendiri ketika kita akan menjelaskan kekuasaan dari Bojonglopang ke wilayah-wilayah bekas Kerajaan vassal Ciancang) Kerajaan Galuh yang luas. Eksistensi bekas wilayah kerajaan Galuh kemudian berangsur- Bupati Ciancang angsur ikut berubah menjadi Kadipaten. Galuh 1) Dalem Apun Candramerta/Rd. kemudian biasa dikenal dengan sebutan “Tatar” Tumenggung Candramerta (1656-1658) atau hamparan Kadipaten bekas wilayah 2) Dalem Demang Sutabaya/Rd. Adipati Kerajaan Galuh. Kadipaten yang tertulis dan Singanagara (1658-1675) menarik untuk dikaji adalah Kadipaten Ciancang 3) Dalem Wiranegara/Rd. Tumenggung yang dikemudian hari berubah menjadi Desa Warganata (1675-1683) Utama (diambil dari bekas peristiwa “bedah 4) Dalem Apun Puspanagara/Rd. Ciancang”) “Nista”, “Maja”, “Utama”. Tumenggung Jiranagara (1683-1685) Kadipaten Ciancang yang didirikan pada awal 5) Pangeran Warganagala I (1685-1700) abad ke-17 mengalami banyak pertempuran dan 6) Dalem Apun Candramerta (1700-1714) penyerang dari wilayah timur atau biasa disebut 7) Ny. Rd. Ayu Rajakusumanagara/Dalem dengan “pasukan wetan”. Pertempuran Istri (1718-1736) Ciancang ini kemungkinan besar awal dari 8) Dalem Wertanaya/Rd. Tumenggung perubahan nama Kabupaten Galuh yang berubah Wiramnatri (1718-1736) menjadi Kabupaten Ciamis saat ini. 9) Dalem Adipati Jaya Manggala/Rd. Tumenggung Wiramnatri II (1736-1762) 10) Dalem Adipati Suriakusuma/Rd. DAFTAR PUSTAKA Tumenggung Wiramnatri III (1762-1787) 11) Dalem Adipati Surianagara/Rd. Herlina, Nina[a] (et al). (2013). Sejarah Tumenggung Wiramnatri IV (1787-1789) Kabupaten Ciamis. Dinas Pariwisata dan dan (1789-1803) Kebudayaan Provinsi Jawa Barat: 12) Panembahan Warganala IV/Kyai Jalipan Bandung. (1789-1791). ------. [b] (et al). (2013). Sejarah Kota-kota lama di Jawa Barat. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat: PENUTUP Bandung. ------. (2009). Historiografi Indonesia dan Simpulan Permasalahannya. Satya Historika: Tahun sebelum 1915, wilayah Kabupaten Bandung. Ciamis dikenal dengan nama lain yaitu, P. Baron Melvill van Carbee en W.F Versteeg. Kabupaten Galuh. Sebelum menjadi sebuah (1853-1862). Algemeene Atlas van Kabupaten, nama Galuh sendiri adalah nama Nederlandsch Indie. Batavia: van Haren dari sebuah Kerajaan besar yang berada di Tatar Noman & Kolff Sunda sebelah selatan. Naskah Carita Sjamsuddin, Helius. (2007). Metodologi Parahyangan sendiri menuliskan bahwa di Tatar Sejarah. Penerbit Ombak: Yogyakarta. Sunda pernah berdiri dua buah Kerajaan yang selalu bersaing satu sama lain, Kerajaan itu adalah Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh. Kedua Kerajaan itu dikenal pula dengan nama

Halaman | 75 Jurnal Artefak: History and Education, Vol.4 No.1 April 2017

Halaman | 76