Rekonstruksi Kerajaan Galuh Abad Viii-Xv

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Rekonstruksi Kerajaan Galuh Abad Viii-Xv REKONSTRUKSI KERAJAAN GALUH ABAD VIII-XV Nina Herlina Lubis, Mumuh Muhsin Z., Kunto Sofianto, Dade Mahzuni, Widyonugrohanto, R.M. Mulyadi, Undang Ahmad Darsa Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran [email protected] ABSTRACT ABSTRAK The title of this research is Reconstruction of Judul penelitian ini adalah Rekonstruksi Galuh Galuh Kingdom in 8 th -15 th century. Issue that Raya di abad ke-8-15. Masalah yang akan dipela- will be studied is how to unravel the location of jari adalah bagaimana mengungkap lokasi dari the capital and palace shape of Galuh Kingdom. bentuk modal dan istana Kerajaan Galuh. Untuk To answer the issue is used the historical method menjawab masalah tersebut digunakan metode which consists of four steps, namely heuristic, sejarah yang terdiri dari empat langkah, yaitu criticism, interpretation, and historiography. heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Result of this research is that the existence of Hasil penelitian ini adalah bahwa keberadaan Galuh Kingdom is a history, not a myth. Histori- Kerajaan Galuh adalah sejarah, bukan mitos. cal sources which support the many arguments Sumber-sumber sejarah yang mendukung ban- of its existence including inscriptions, foreign yak argumen keberadaannya termasuk prasasti, news, ancient manuscripts, social facts and men- berita asing, naskah kuno, fakta sosial dan fakta tal facts. In addition, the life of its existence as mental. Selain itu, kehidupan keberadaannya long as eight centuries shows that Galuh King- selama delapan abad menunjukkan bahwa Kera- dom is not just existent but also strong because jaan Galuh tidak hanya ada tapi juga kuat karena it is supported by a variety of solid and coherent didukung oleh berbagai sistem yang solid dan system. Concerning about the location of capital koheren. Mengenai tentang lokasi ibukota dan and shape of the Kingdom , it still needs to ex- bentuk Kerajaan, masih perlu untuk menjelajahi plore further. lebih lanjut. Keywords: Reconstruction, Galuh Kingdom, Kata kunci: Rekonstruksi, Galuh Raya, dan Jawa and West Java Barat PENDAHULUAN abad ke-15 dipusatkan di Pakuan Paja- jaran hingga runtuh tahun 1579. Wila- Di Tatar Sunda terdapat dua kera- yah kekuasaannya membentang dari jaan besar yaitu Kerajaan Sunda dan Ke- Provinsi Banten, DKI Jakarta, Provinsi rajaan Galuh yang sanggup memper- Jawa Barat hingga sebagian Provinsi tahankan eksistensinya dari abad ke-8 Jawa Tengah sekarang. Akan tetapi, hingga abad ke-16 di kawasan Tatar keberadaan kerajaan ini belum banyak Sunda. Kerajaan Galuh berlokasi di ka- terungkap terutama jika pertanyaan wasan Galuh, dan salah satu keratonnya difokuskan pada lokalitas tempat terletak di Kawali, Kabupaten Ciamis berdirinya bangunan kerajaan. Informa- sekarang sedangkan Kerajaan Sunda, si mengenai masa lalu kerajaan ini berlokasi di kawasan Bogor sekarang, sebenarnya cukup tersedia dalam dan beribukota Pakuan Pajajaran. Ke berbagai media, seperti prasasti, naskah dua kerajaan ini pernah dipersatukan kuna, berita asing, dan benda-benda dengan perkawinan, dan dari akhir arkeologis lainnya. Selain itu, fakta so- Paramita Vol. 26 No. 1 - Tahun 2016 [ISSN: 0854-0039, E-ISSN: 2407-5825] 9 Hlm. 9—22 Paramita Vol. 26, No. 1 - Tahun 2016 sial dan fakta mental pun cukup naskah-naskah Sunda lama dan prasas- banyak. ti-prasasti terkait. Kedua , mengangkat Namun, dalam penelitian yang Astana Gede sebagai ikon tinggalan Ke- kami lakukan sekarang ini lebih rajaan Galuh sehingga dikenal oleh difokuskan pada upaya pencarian letak masyarakat Sunda, Indonesia, dan ibu kota dan bangunan bekas Kerajaan masyarakat internasional. Ketiga , mem- Galuh yang berlokasi di situs Astana bantu pemerintah Provinsi Jawa Barat Gede, Kecamatan Kawali, Kabupaten dalam melestarikan situs Astana Gede Ciamis sekarang karena lokasi bekas Kawali sebagai wilayah cagar budaya Kerajaan Sunda di sekitar Batutulis Bo- yang dapat dikembangkan menjadi des- gor kecil kemungkinan untuk diteliti tinasi wisata sejarah yang unggul. mengingat di sana sudah menjadi tem- pat pemukiman penduduk dan pertoko- an. Aspek yang menjadi masalah adalah METODE PENELITIAN luasan lokasi Situs Astana Gede itu cukup besar, sekitar 5 hektar dan ham- Untuk merekonstruksi Kerajaan pir seluruh jejak fisik masa lalu ibu kota Galuh, pertama-tama dipergunakan dan bekas kerajaan itu terkubur tanah. metode arkeologi, khususnya untuk Untuk mengungkapnya diperlukan kegiatan ekskavasi situs Astana Gede. kinerja yang maksimal dengan biaya Setelah itu, untuk membuat rekon- yang sangat besar. Selain itu, diperlukan struksi imajinatif tentang sejarah Kera- juga keterlibatan berbagai disiplin jaan Galuh, metode yang digunakan da- keilmuan dan berbagai instansi. lam penelitian ini adalah metode sejarah Berbagai disiplin keilmuan yang dengan pendekatan multidimensional. diperlukan adalah sejarah, arkeologi, Konsep-konsep ataupun teori An- filologi, antropologi, dan geologi. Untuk tropologi, Filologi, geologi di- kepentingan ini pun dilakukan Focus pergunakan untuk membantu membuat Discusion Group yang menghadirkan eksplanasi historis. Dalam tataran teknis pembicara Dr. Hendrik E. Niemeijer, operasional, metode sejarah terbagi ke sejarawan dari Belanda; Dr. Shakila Par- dalam empat tahapan, yaitu heuristik, ween binti Yacob, sejarawan dari Malay- kritik, interpretasi, dan historiografi sia; para arkeolog antara lain terdiri atas (Garraghan, 1946; Gottschalk, 1969). Dr. Hasan Djafar, Dr. Richadiana Karta- Heuristik adalah proses mencari dan kusuma, Dr. Titi Surti Nastiti, Sudarti mengumpulkan data di berbagai per- Priyono, M.Hum, Lutfi Yondri M.Hum, pustakaan baik yang berada di Ban- Etty Saringendiyanti, M.Hum, dan Drs. dung, Jakarta, atau pun kota lainnya Wan Irama, serta Budimansyah dan juga di Arsip Nasional Jakarta serta S.T.yang membantu dalam pemotretan Arsip Daerah. Kemudian seluruh data dan pemetaan. yang terkumpul baik yang berupa Kami menyadari tercapainya manuskrip, buku-buku, atau pun surat tujuan itu masih cukup jauh. Oleh kare- kabar dan majalah diproses untuk na itu, pada tahap ini tujuan penelitian dikritik dan dinterpretasikan sehingga diarahkan pada tiga hal. Pertama , mem- menghasilkan rangkaian fakta yang buat rekonstruksi imajinatif dalam ben- logis. Tahapan terakhir dari metode se- tuk historiografi tentang peranan dan jarah adalah menuliskan fakta tersebut fungsi Astana Gede Kawali. Caranya dalam sebuah historiografi. dengan melakukan ekskavasi dan mem- buat eksplanasi dengan menggunakan 10 Rekonstruksi Kerajaan Galuh … —Nina Herlina Lubis, dkk. HASIL DAN PEMBAHASAN (di medan juang) Fungsi Kompleks Astana Gede Prasasti (I) yang lebih panjang bunyinya sebagai berikut: Kompleks Astana Gedé di Keca- ## nihan tapa ka- matan Kawali Kabupaten Ciamis, pada li nu siya mulia tapa bha- mulanya kemungkinan dibangun se- gya parebu raja was- tu mangadeg di kuta kawa- bagai kabuyutan yang berfungsi sebagai li nu mahayu na kadatuan PadépokanKabataraan di bawah otoritas surawisésa nu marigi sa- golongan ke -rama-an atau bisa pula kulili(ng) dayeuh nu najur sagala berupa Padépokan Kawikuan di bawah désa aya ma nu pa(n)deuri pakéna otoritas golongan ke-resi-an, yakni tem- gawé rahayu pakeun heubeul jaya pat Niskala Wastu Kancana mengasing- di na buana ## kan dirinya. Peristiwa tragis yang me- nimpa ayahanda, yaitu Prabu Maharaja Inilah (tanda peringatan pertama) beserta kaum keluarganya di Bubat pa- Kawali, ialah yang mendapat keba- hagiaan dari bertapa, Prebu Raja da tahun 1357 Masehi pastilah sangat Wastu yang berkuasa di Kota Kawali, menimbulkan kepiluan yang teramat yang memperindah keraton Sura- mendalam. Namun, berkat asuhan wisesa, yang memperkokoh pertahan- Rahyang Bunisora (Maharaja Suradipati, an sekeliling ibu kota dengan parit, paman sekaligus mertuanya), ia berdaya yang memakmurkan segenap daerah, upaya agar Galuh mampu menghadapi semoga yang (berkuasa) kemudian setiap serangan dari luar. Demi me- mengikuti kebajikan supaya lama ber- nanamkan gagasannya pula, ia terlebih daulat di dunia. dahulu menempa dirinya pribadi dengan menjalani hidup sebagai Para peneliti hingga kini masih pertapa (ilmuwan), seperti diberitakan berpendapat bahwa Prebu Wastu yang dalam Carita Parahiyangan : brata siya puja tercatat pada prasasti tadi adalah tokoh tanpa lum ‘ia berpuasa dan bertapa tidak yang sama dengan Prabu Niskala Wastu mengenal batas’. Niskala Wastu tidak Kancana dalam naskah Carita Parahi- pernah meninggalkan pedoman kenega- yangan (CP). Ia menjadi raja selama 104 raan yang pernah dijalankan para pen- tahun.“Perabu Raja Wastu yang ber- dahulunya, yaitu purbatisti purbajati ser- tahta kota Kawali, yang memperindah ta diharapkannya agar para penerusnya kedaton Surawisesa, yang membuat tetap berpegang kepada pedoman yang saluran (parit) di sekeliling ibukota.” diamanatkannya dalam prasasti Kawali Berdasarkan kutipan tersebut kita II, sebagai berikut: dapat mengetahui bahwa dia memin- aya ma dahkan ibukota kerajaan ke Kawali (‘Semoga ada) (Ciamis Utara), dari situs yang sekarang nu ngeusi bha- dikenal dengan sebutan Karangkamul- (yang mengisi) yan. Keraton sudah ada, jadi tidak mem- gya kawali ba- bangun yang baru, melainkan di dalam (Kawali dengan kebahagiaan) prasasti itu jelas-jelas dikatakan mahayu , ri pakéna kere- yakni ‘memperindah’ (Sunda sekarang: (agar tercapai kesejahteraan) ta bener ngoméan, ngahadéan ) keraton bernama (yang sesungguhnya) Surawisesa. Fungsi pembuatan saluran pakeun na(n)jeur di sekeliling ibukota sudah pasti di (demi keunggulan) samping untuk kepentingan pertahan- na juritan. 11 Paramita Vol. 26, No. 1 - Tahun
Recommended publications
  • Arti Penting Situs Astana Gede Di Kabupaten Ciamis Bagi Masyarakatcontents Jawa Barat Contents
    MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, VolumeVolume 4(2), 5(1),4(1), September Maret 20192020 KUNTO SOFIANTO & MIFTAHUL FALAH Volume Volume 44(2),(1), MaretSeptember 2019 2019 ISSN ISSN 2527-3868 2527-3868 (print), (print), 2503-457X 2503-457X (online) (online) Arti Penting Situs Astana Gede di Kabupaten Ciamis bagi MasyarakatContents Jawa Barat Contents KataABSTRAKSI Pengantar: Tulisan. [ii] ini membahas simbol dan identitas Kabupaten Ciamis di Jawa Barat, Indonesia, Kataterutama Pengantar berkenaan. [ii] dengan situs “Astana Gede” (Makam Besar). Situs itu sangat penting untuk dipelihara agar jatidiri masyarakat Jawa Barat tidak tergerus oleh arus globalisasi yang semakin kuat. Metode penelitian RONALDyang digunakan ALLAN dalam S. penelitian MABUNGA ini adalah & MARIAmetode sejarah ELJIE yang M. terdiri MABUNGA dari empat ,tahap, yaitu: heuristik, AMINATConflictkritik, interpretasi, ManagementADEOLA dan ODEBODEhistoriografi. among Selected ,Hasil kajianOfficials menunjukkan of bahwa situs “Astana Gede”, yang pernah FactorsStatemenjadi Universities Responsiblepusat kekuasaan and for CollegesKerajaan Students’ Galuhin Unrestthe pada Philippines inmasa Nigerian Prabu. [1- Wastu Tertiary20] Kancana Institutions: (1371-1475), merupakan simbol Implicationsdan identitas bagifor Counsellingmasyarakat Ciamis. Practices Pada masa. [93-102] sekarang, hal yang sangat dikhawatirkan adalah masyarakat Kabupaten Ciamis kurang paham mengenai arti penting eksistensi situs “Astana Gede”. Ada tiga faktor yang PURWADHIharus difahami, masyarakat, yaitu faktor bangunan, ruang, dan rasa memiliki. Ketiga faktor itu harus dipelihara PURWADHI, Pembelajarandan diimplementasikan Inovatif oleh dalam generasi Pembentukan penerus agar Karakterdapat memiliki Siswa pengetahuan. [21-34] tentang situs “Astana Gede” Pengembangandan para pendahulunya. Kurikulum Hal itu dalam juga, padaPembelajaran akhirnya, agar Abad generasi XXI. muda[103-112] dapat membangun dirinya dalam berbagai aspek di masa sekarang dan di masa yang akan datang.
    [Show full text]
  • Prabu Siliwangi Between History and Myth
    Paramita: Historical Studies Journal, 31(1), 2021 Paramita: Historical Studies Journal, 31(1), 2021, pp. 74-82 P-ISSN: 0854-0039, E-ISSN: 2407-5825 DOI: http://dx.doi.org/10.15294/paramita.v31i1.25049 Prabu Siliwangi Between History and Myth Mumuh Muhsin Z., Miahul Falah Universitas Padjadjaran, [email protected] Article history Abstract: Prabu Siliwangi is a historical figure, not a fairy tale or a mythical figure, although Received : 2020-06-21 his figure is loaded with mythical things. Its existence is supported by several sources, both Accepted : 2021-03-02 written and oral sources. Besides, the character of Prabu Siliwangi is also supported by social Published : 2021-03-31 facts and mental facts. Prabu Siliwangi was the ruler who brought glory to the Sunda king- dom, so it is seen as the greatest king in the history of the Sunda kingdom stood. Neverthe- Keywords less, from the manuscript, Carita Parahiangan (15th century), which contains information of Prabu Siliwangi the rulers of the Sunda kingdom, no king of Sunda is named Prabu Siliwangi. en, who is Sunda Kingdom Prabu Siliwangi? To answer the question, a historical study was conducted by implementing Pakwan Pajajaran a historical research method that is operationally composed of four phases, namely Heu- ritsik, criticism, interpretation, and historiography. e results showed that Prabu Siliwangi was a historical figure-Legendary. e people in Tatar Sunda very emotionally remember the people. ere are various opinions on the identification of this character. Some argue that this nickname refers only to one character, but some have the opinion of the four figures and more.
    [Show full text]
  • DI KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT Inscriptions from Hindu-Buddhist Period (12Th–16Th Century) in Ciamis Regency, West Java
    PRASASTI-PRASASTI DARI MASA HINDU BUDDHA (ABAD KE-12–16 MASEHI) DI KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT Inscriptions From Hindu-Buddhist Period (12th–16th Century) in Ciamis Regency, West Java Titi Surti Nastiti1) dan Hasan Djafar2) 1)Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Jalan Raya Condet Pejaten No. 4, Jakarta 12510 E-mail: [email protected] 2)Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial Universitas Indraprasta PGRI, Jalan Nangka No. 58 C, Tanjung Barat, Jakarta Selatan E-mail: [email protected] Naskah diterima redaksi: 5 September 2016 – Revisi terakhir: 21 Oktober 2016 Naskah disetujui terbit: 28 November 2016 Abstract Inscriptions that were discovered in West Java and Banten were not as many as the inscriptions discovered in Central and East Java. From 39 inscriptions discovered in West Java, nine of which were found in Ciamis Regency. Although there are many publications about the inscriptions, there were no publications that specifically study its paleography and the shape of the text characters. When studying inscriptions, paleography is crucial in finding out which type of characters were used. Characters and its shapes in the inscriptions could help to determine from which period it was originated, especially if there was no date mark in the inscription. Therefore the objective of this paper is to read all the inscriptions found in the area, and study the inscriptions paleography, so we can find out more about the date they were made or from which period they were originated. The methodology that will be used in this study is a single text edition, as well as external and internal textual criticism.
    [Show full text]
  • Paramita Nomor 1 17
    Paramita:Paramita: Historical Historical Studies Studies Journal, Journal, 27 27(1), (1), 2017: 2017 28-33 ISSN: 0854-0039, E-ISSN: 2407-5825 DOI: http://dx.doi.org/10.15294/paramita.v27i1.9187 THE POLITICS OF THE SUNDANESE KINGDOM ADMINISTRATION IN KAWALI-GALUH Widyonugrahanto, Nina Herlina Lubis, Mumuh Muhsin Z., Dade Mahzuni, Kunto Sofianto, R.M. Mulyadi, Undang A. Darsa. Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran ABSTRACT ABSTRAK The focus of the study is the politics of the Penelitian ini adalah tentang politik Sundanese Kingdom administration during a pemerintahan Kerajaan Sunda ketika period when the power was centered in Kawa- kekuasaan berpusat di Kawali-Galuh. Astana li-Galuh. Astana Gede Kawali is a historical Gede Kawali adalah salah satu situs peningga- site that used to be the center of the Sundanese lan bersejarah yang merupakan bekas pusat kingdom as solidly proven by the existence of pemerintahan Kerajaan Sunda Kawali-Galuh. a number of remaining historical plaques Beberapa prasasti tentang Kerajaan Sunda found in the site. The study employed a four- yang ditemukan disana adalah bukti keras step historical method that involved heuristics, tentang itu. Metode yang digunakan dalam criticism, interpretation, and historiography. penelitian ini adalah Metode Sejarah yang The main concept underlying the study is didalamnya terdapat empat tahapan yaitu Montesquieu’s Division of Power, also known Heuristik, Kritik, Interpretasi dan Historio- as the Trias Politica. In general, the politics of grafi. Konsep yang digunakan dalam the Sundanese kingdom administration re- penelitian ini adalah Konsep Pembagian mained unchanged despite the shifts of the Kekuasaan Montesquieu yang terkenal dengan administrative center to Galuh, Kawali, and nama Trias Politica .
    [Show full text]