Bab V Kesimpulan Dan Saran
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dilaksanakan pada bab sebelumnya, penulis memperoleh kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut: 1) Dalam suatu kontrak perpindahan pemain, pemain sepak bola berkedudukan sebagai subjek hukum. Kesimpulan ini penulis nyatakan berdasarkan hasil analisis yang menunjukkan bahwa pemain sepak bola memenuhi kriteria sebagai subjek hukum dalam suatu kontrak yaitu: a. memiliki hak dan kewajiban dalam kontrak dan; b. kehendaknya untuk memberikan atau tidak memberikan kesepakatan dan bilamana sepakatnya itu diberikan secara bebas menentukan terbentuk atau tidaknya kontrak. 2) Hal tertentu yang menjadi objek dalam kontrak perpindahan pemain adalah hak dan kewajiban para pihak dalam perpindahan (dhi. klub asal, klub baru, dan pemain) dalam melaksanakan pengalihan atas prestasi (kewajiban) pemain dari klub asal kepada klub baru; dengan jalan mengakhiri atau menangguhkan sementara kontrak kerja antara pemain dengan klub asal dan membentuk kontrak kerja antara klub baru dan pemain. Prestasi pemain yang beralih berdasarkan kontrak perpindahan pemain diatur dalam standar kontrak kerja pemain yang diberlakukan Liga dengan berpedoman pada Circular FIFA Tentang Standard Players Contract. Prestasi pemain tersebut adalah: a. kewajiban untuk memberikan kemampuan dan keterampilan dalam bermain sepak bola b. kewajiban untuk menyerahkan hak ekonomi atas gambar pemain dalam konteks klub; dan c. kewajiban untuk menyerahkan hak ekonomi atas penampilan/pertunjukkan gambar pemain dalam konteks klub. Disamping itu, hal tertentu yang menjadi isi kontrak perpindahan pemain adalah sebagai berikut: a. Jangka waktu perpindahan pemain. b. Biaya perpindahan/transfer fee c. Pernyataan pembatalan atau penangguhan sementara kontrak kerja antara klub asal dan pemain d. Ketentuan mengenai pembayaran upah pemain yang berpindah atas dasar “peminjaman”. e. Ketentuan mengenai kewajiban pembayaran tunjangan dan hak istimewa pemain yang dipinjam. f. Ketentuan mengenai pembatasan partisipasi pemain dalam pertandingan. 3) Kontrak perpindahan pemain sepak bola telah sesuai dengan syarat kausa yang halal sebagaimana diatur dalam pasal 1335 jo. 1337 KUHPerdata karena tidak bertentangan dengan perundang-undangan, nilai kesusilaan, maupun ketertiban umum. Praktek perpindahan pemain diatur dalam berbagai peraturan yang berlaku sebagai hukum positif di Indonesia, diantaranya: a. Peraturan FIFA Tentang Status dan Transfer Pemain b. Regulasi PSSI Tentang Status dan Transfer Pemain c. Regulasi Liga 1 Gojek-Traveloka 2017 dan Regulasi Liga 2 d. Undang-Undang No. 3. Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional e. Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Olahraga Selain itu, praktek perpindahan pemain sepak bola juga telah sesuai dengan nilai kesusilaan dan ketertiban umum karena merupakan praktek yang telah diterima oleh masyarakat dan merupakan kebiasaan dalam industri persepakbolaan. 2. Saran Berdasarkan uraian kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis hendak menyampaikan beberapa saran yang penulis harapkan dapat bermanfaat bagi para pelaku cabang olahraga sepak bola pada khususnya dan bagi pemerintah serta masyarakat pada umumnya. Saran-saran tersebut sebagai berikut: 1) Menambahkan klausula dalam setiap kontrak perpindahan pemain (baik yang dibuat dalam rangka perpindahan sementara maupun perpindahan permanen) bahwa perpindahan yang dilakukan tidak hanya telah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diberlakukan oleh FIFA/PSSI/Liga, tetapi juga telah dilaksanakan sesuai pengaturan yang diberikan peraturan perundang-undangan Negara Republik Indonesia, yaitu: a. “Dalam melaksanakan Kontrak ini PARA PIHAK memiliki hak dan kewajiban sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh FIFA, PSSI, LIGA, serta peraturan perundang-undangan Negara Republik Indonesia.”; b. “PARA PIHAK tunduk dan taat kepada peraturan perundang-undangan Negara Republik Indonesia serta Statuta, Regulasi, Kode, Edaran, Nota Kesepahaman dan seluruh keputusan yang dibuat oleh FIFA, AFC, PSSI, LIGA.” Hal ini penting untuk dilaksanakan sesuai dengan pasal 59 huruf d Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Olahraga yang mengatur bahwa perpindahan olahragawan antar klub dilakukan dengan memenuhi ketentuan dari federasi olahraga internasional dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. 2) Akan menjadi lebih baik apabila para pelaku cabang olahraga sepak bola, media, dan khalayak umum menggunakan terminologi “perpindahan permanen” dan “perpindahan sementara” untuk mengidentifikasi objek kontrak perpindahan pemain, daripada terminologi “jual-beli” atau “peminjaman”; terutama dalam kerangka pembahasan yuridis. Hal ini karena konsep perikatan yang dimuat dalam kontrak perpindahan pemain sejatinya sangat berlainan dengan konsep jual-beli maupun pinjam meminjam yang diatur dalam KUHPerdata. Terminologi “peminjaman” dan “jual-beli” dapat menyebabkan kekeliruan penangkapan seolah bahwa individu pemain sepak bola yang diperjualbelikan atau dipinjamkan. Sedangkan, perikatan jual-beli maupun pinjam-meminjam sampai kapanpun tidak dapat diberlakukan atas objek berupa individu manusia karena hal ini dilarang menurut hukum. 3) PSSI sebaiknya segera menyusun ketentuan transfer domestik yang terinci dan paripurna untuk diintegrasikan ke dalam Regulasi PSSI Tentang Status dan Transfer Pemain agar prosedur perpindahan melalui Sistem Registrasi Liga dapat memiliki dasar hukum tertulis yang elaboratif. Selama ini diketahui bahwa prosedur perpindahan pemain dalam lingkup domestik belum memperoleh pengaturan yang tertulis dan jelas dalam Regulasi PSSI Tentang Status dan Transfer Pemain, kendati prakteknya selama ini telah dilaksanakan melalui Sistem Registrasi Liga. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kepastian hukum dalam pelaksanaan perpindahan pemain. Selain itu juga untuk harmonisasi ketentuan yang berlaku pada cabang olahraga sepak bola karena semulanya amanat pembentukan ketentuan perpindahan pemain pada lingkup domestik telah disampaikan oleh FIFA dalam pasal 1 angka 2 Peraturan FIFA Tentang Status dan Transfer Pemain. 4) PSSI sebaiknya segera melengkapi Regulasi PSSI Tentang Status dan Transfer Pemain dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: a. Mencantumkan ketentuan pasal 12bis Peraturan FIFA Tentang Status dan Transfer Pemain tentang kewajiban pembayaran klub yang lewat waktu dan pasal 18ter Peraturan FIFA Tentang Status dan Transfer Pemain tentang pemilikan hak ekonomis pemain oleh pihak ketiga . Ketentuan-ketentuan ini harus dicantumkan secara sama sekali tanpa perubahan sebagaimana diwajibkan oleh FIFA dalam pasal 1 angka 3 Peraturan FIFA Tentang Status dan Transfer Pemain. b. Ketentuan tentang mekanisme penyelesaian sengketa antara pemain dan klub di PSSI sebagaimana diwajibkan oleh ketentuan pasal 1 angka 2 Peraturan FIFA Tentang Status dan Transfer Pemain. c. Ketentuan tentang sistem pemberian reward (imbal balik) kepada klub-klub yang terlibat dalam pelatihan dan pendidikan pemain muda pada lingkup transfer domestik sebagaimana diwajibkan oleh ketentuan pasal 1 angka 2 Peraturan FIFA Tentang Status dan Transfer Pemain. Ketentuan ini diwajibkan oleh FIFA untuk dimuat dalam peraturan asosiasi nasional anggota FIFA (dalam lingkup Indonesia: PSSI) yang mengatur mengenai status dan perpindahan pemain. Namun, hingga saat penelitian ini disusun belum dilaksanakan oleh PSSI. 5) Sebaiknya dilakukan pembentukan standar kontrak perpindahan pemain dalam dua templat yakni untuk perpindahan permanen dan sementara. Standar kontrak perpindahan ini memuat pernyataan para pihak bahwa objek yang beralih berdasarkan kontrak adalah prestasi pemain yang berhubungan dengan kemampuannya bermain sepak bola dan gambar dirinya dalam konteks klub. Tujuannya untuk menghindari kekeliruan penangkapan dimana kontrak perpindahan pemain dianggap sebagai kontrak perdagangan manusia. Disamping itu, juga untuk melakukan pembedaan dengan persetujuan pra-kontrak yang biasanya dibentuk antar klub dalam praktek untuk mengawali proses perpindahan pemain. DAFTAR PUSTAKA I. BUKU 1. Andreff, Wladimir. Stefan Szymanski (ed). 2005. Handbook on The Economics of Sport. USA: Edward Elgar Publishing, Inc. 2. Darus Badruzaman, Mariam, et. al. 2001. Kompilasi Hukum Perikatan. Bandung: Penerbit PT.Citra Aditya Bakti. 3. I. P. Pandjaitan, Hinca. 2011. Kedaulatan Negara Versus Kedaulatan FIFA dalam Kompetisi Sepakbola Profesional untuk Memajukan Kesejahteraan Umum. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. 4. James, Mark. 2010. Sports Law. Hampshire: Palgrave Macmillan. 5. Khairandy, Ridwan. 2003. Itikad Baik Dalam Kebebasan Berkontrak. Jakarta: Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia. 6. Luxbacher, Joseph. Penerjemah Agusta Wibawa. 2004. Sepak Bola : Langkah- Langkah Menuju Sukses. Ed. 2. Cet. 4. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 7. Muljadi, Kartini, Gunawan Widjaja. 2003. Perikatan Pada Umumnya. Cet. 1. Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada. 8. Mamudji, Sri, et. al. 2005. Metode Penelitian dan Penulisan Hukum. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Univeritas Indonesia. 9. Muhammad, Abdulkadir. 2006. Hukum Perikatan. Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti. 10. Mertokusumo, Sudikno. 2008. Mengenal Hukum: Suatu Pengantar. Yogyakarta: Penerbit Liberty. 11. Remy Sjahdeini, Sutan. 1993. Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan Yang Seimbang Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Kredit Bank di Indonesia. Jakarta: Institut Bankir Indonesia (IBI). 12. Subekti. 1962. Pokok-Pokok Dari Hukum Perdata. Cet. 7. Penerbit CV. Pembimbing.