Perancangan Coorporate Identity Bandung Premier League
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Jurnal Komunikasi & Desain Visual, Vol.1 No.1 Agustus 2019 PERANCANGAN COORPORATE IDENTITY BANDUNG PREMIER LEAGUE 1Tyara Umi Yuhanis Sarrahdiba Universitas BSI, [email protected] 2Jodie Perdana Haryanto Universitas BSI, [email protected] ABSTRAK Sepak bola adalah sebuah olahraga yang menggunakan bola dimainkan oleh dua tim yang masing- masing beranggotakan 11 orang. Sepak bola bertujuan untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya. Sepak bola dimainkan di lapangan berbentuk persegi panjang, di atas rumput atau rumput sintetis. Kompetisi sepakbola di Indonesia hanya bergulir untuk klub-klub profesional yang sudah lama ada seperti Persib, Persebaya, Persijja dan banyak klub-klub profesional di Indonesia. maka dari itu seseorang yang bernama Doni Setiabudi atau yang akrab dipanggil Jalu, membuat kompetisi antar klub amatir di jawa Barat khususnya di Bandung pada tahun 2018 yang bernama Bandung Premiere League atau BPL. Dari sinilah klub-klub di Bandung bisa merasakan kompetisi layaknya tim profesional. Perancangan identiitas ini dilakukan melalui perancangan coorporate identity yaitu dengan merubah logo lama dengan logo baru dan merancang aplikasi logo baru ini kepada segala sesuatu yang berkaitan dengan BPL, seperti banner design dan merchandise. Selain bentuk logo yang baru, penulis menekankan kepada gaya visual yang cukup baik dan jelas dengan menggunakan unsur ataupun bentuk yang fleksible sehinga tetap bersinergi dengan citra Bandung Premier League. Pentingnya identitas visual atau coorporate identity pada suatu event merupakn hal yang sangat berdampak pada stabilitas event. Identitas yang baik menonjol dapat meminimalisir menurunnya volume ketertarikan masyarakat Kata Kunci : Coorporate Identity, BPL, sepakbola, logo ABSTRACT Football is a sport that uses a ball played by two teams each consisting of 11 people. Football aims to score as many goals as possible. Football is played on a filed rectangular in shape, on top of the grass or synthetic grass. Football competition in Indonesia is only rolling for the club-professional club that has long been there like Persibe, Persebaya , Persija and many professional clubs in Indonesia. Therefore a person named Done Setiabudi or familiarin the call Jalu, making the competition between amateur clubs in West Java, especially in Bandung in the year 2018 named Bandung Premier League or BPL. From this club-a club in Bandung can feel the competition right team of prefesionals. Identity design is done through the design of corporate identity is to change the old logo with a new logo andapp designing the new logo to everything reated to BPL, such as banner design, and merchandising. In addition to the shape of the new logo, the author emphasizes the visual sle is quite good and clear with the use of elements or form that is flexible so that it remains in synergy with the image of Bandung Premier League. The importance of viual identity orcorporate identity in an event is very have an impact on the stability of the event. Identity that both stand out can minimize the decrease of the volume of interest in the community. Keyword : Coorporate Identity, BPL, Football, logo e-ISSN: 2685-6972 110 http://ejurnal.univbsi.id/index.php/jkd/index Jurnal Komunikasi & Desain Visual, Vol.1 No.1 Agustus 2019 PENDAHULUAN lalu mencabut larangan tersebut dan kembali Sepak bola adalah sebuah olahraga yang mengizinkan permainan sepak bola. Namun menggunakan bola dimainkan oleh dua tim yang lambat laun, permainan sepak bola ini kembali masing-masing beranggotakan 11 orang. Sepak lagi mendapat larangan oleh ratu Elizabeth I di bola bertujuan untuk mencetak gol sebanyak tahun 1572. Pelarangan tersebut dikeluarkan banyaknya, Sepak bola dimainkan di lapangan tanpa adanya kompromi dengan menetapkan berbentuk persegi panjang, di atas rumput atau sanksi keras yang barang siapa memainkan sepak rumput sintetis. Secara umum hanya sang bola, maka akan dihukum penjara sampai penjaga gawang saja yang berhak menyentuh akhirnya angin segara berhembus pada akhir bola dengan tangan atau lengan di dalam tahun 1680-an. Raja Charless II segera mencabut gawangnya, sedangkan 10 (sepuluh) pemain larangan tersebut, sekaligus memberikan lainnya hanya diijinkan menggunakan seluruh perlindungan kepada siapapun yang ingin tubuhnya selain tangan, biasanya kaki untuk memainkan sepak bola di Inggris. menendang, dada untuk mengontrol dan kepala untuk menyundul bola. Tim yang paling banyak Sepakbola di Indonesia di awali dengan mencetak gol sampai ke akhir babak berdirinya Persatuan Sepak bola Seluruh pertandingan dialah pemenangnya. Jika hingga Indonesia (PSSI) di Yogyakarta 19 April 1930 batas waktu masih berakhir imbang, maka dapat dengan pimpinan Soeratin Sosrosoegondo. Sejak dilakukan undian, perpanjangan waktu maupun kongres PSSI di Solo, kegiatan sepak bola adu penalty. semakin sering digerakan oleh PSSI dan semakin banyak rakyat yang bermain di jalan maupun Sejarah sepak bola kuno dimulai dari negara alun-alun tempat kompetisi I perserikatan yang bernama China, lebih tepatnya saat itu diadakan. Sebagai bentuk dukungan kebangkitan sedang berada di masa Dinasti Han, yaitu pada "Sepakbola Kebangsaan", Paku Buwono X sekitar abad kedua atau ketiga sebelum mendirikan stadion Sriwedari yang membuat penanggalan masehi. Permainan sepak bola yang persepakbolaan Indonesia semakin gencar ada di zaman itu menggunakan bola kulit, dan sepeninggal Soeratin Sosrosoegondo, prestasi tim untuk memasukkan bolanya ke gawang pun nasional sepak bola Indonesia tidak terlalu sangatlah sulit, karena gawangnya terbuat dari memuaskan karena pembinaan tin nasional tidak jaring yang kecil. Olahraga sepak bola ini diimbangi dengan pengembangan organisasi dan dihadirkan oleh orang-orang pada masa itu agar kompetisi. para tentara China tetap terlatih fisiknya, sekaligus sebagai hiburan ketika ada perayaan Di Indonesia sendiri sepakbola sangat digemari ulang tahun kaisar. Adapun permainan sepakbola masyarakat dari anak-anak sampai orang dewasa, yang ada pada masa itu disebut sebagai tsu chu. tidak hanya di lapangan yang luas, masyarakat Selain tenar di China, ternyata permainan sepak Indonesia sering bermain bola di gang-gang bola juga menjadi salah satu permainan favorit perumahan dan lapangan yang tidak cukup luas dari warga Jepang, dimana permainan tersebut untuk standar bermain sepakbola. Sepakbola di dimainkan dengan cara menggiring bola yang Indonesia sudah menjadi kultur kehidupan, dari terbuat dari kulit kijang dan disebut sebagai mulai mendukung klub kebanggaannya, bermain “kemari”. Permainan sepak bola semacam ini sepakbola setiap hari, sampai membuat klub-klub lalu ditemukan juga di negara seperti Romawi, amatir untuk beradu tanding dengan klub amatir Inggris, Meksiko, Amerika Tengah sampai ke lainnya. Masyrakat Indonesia yang sangat fanatik Mesir Kuno yang sudah memainkan sepak bola terhadap olahraga ini sehingga ingin merasakan dengan memakai bola yang terbuat dari karet. bagaimana berkompetisi layaknya klub profesional, namun masih kurangnya bahkan Peristiwa yang menarik dari sejarah sepak bola tidak ada yang mau menaungi klub-klub amatir kuno yaitu, pada masa Raja Edward di Inggris, ini berkompetisi. sempat muncul pelarangan terhadap permainan Kompetisi sepakbola di Indonesia hanya bergulir sepak bola ini karena begitu banyaknya tindakan untuk klub-klub profesional yang sudah lama ada kekerasan yang mengarah pada tindakan brutal seperti Persib, Persebaya, Persija dan banyak karena tidak memiliki aturan yang begitu jelas. klub-klub profesional di Indonesia. Maka dari itu Akan tetapi, pada tahun 1369 Raja Edward III seseorang yang bernama Doni Setiabudi atau e-ISSN: 2685-6972 111 http://ejurnal.univbsi.id/index.php/jkd/index Jurnal Komunikasi & Desain Visual, Vol.1 No.1 Agustus 2019 yang akrab di panggil Jalu, membuat kompetisi KAJIAN LITERATUR antar klub amatir di Jawa Barat khususnya di Perusahaan membutuhkan identitas untuk Bandung pada tahun 2018 yang bernama memperkuat brand bertujuan untuk melekatkan Bandung Premier League atau BPL. Dari sinilah persepsi di masyarakat. Menurut (David Rishan, klub-klub di Bandung bisa merasakan kompetisi Widyo Hartanto, & Milka B, 2017) layaknya tim profesional. Nama Bandung mengemukakan bahwa: Corporate Identity Premier League sendiri merujuk kepada adalah identitas “brand” perusahaan, terdiri kompetisi di luar negeri yaitu Inggris dengan dari identitas visual (nama, merk dagang, nama English Premier League, berkat kegemaran tipografi, warna dan sebagainya) dan identitas dan melihat atmosfir liga Inggris yang begitu verbal (slogan, tagline, ucapan salam dan mendunia munculah nama Bandung Premier sebagainya). Tujuan dari Corporate Identity League untuk menamai kompetisi antar klub adalah untuk memudahkan perusahaan dikenal amatir di Bandung. masyarakat secara luas juga sebagai pembeda dengan pihat perusahaan lain maupun Sejak lahirnya BPL pada tahun 2018, ada kompetitor, Corporate Identity juga digunakan beberapa klub amatir yang ikut berpartisipasi sebagai sarana untuk memahami nama maupun dalam kompetisi ini dan memberikan respon tujuan brand. positif pada Bandung Premier League. Di tahun 2019 atau musim ke-2 bagi BPL, kompetisi ini di Sebuah perusahaan pasti memiliki user target bedakan menjadi tiga bagian yaitu, liga 1 untuk atau segmentasi pasar yang berbeda. Corporate klub-klub amatir yang sudah mengikuti identity ini membantu untuk menerjemahkan kompetisi di tahun 2018 yang berhasil masuk 8 kriteria dari sebuah brand agar segmentasi pasar besar, lalu liga 2 klub-klub yang tidak masuk 8 mudah mengenali.