Jurnal Komunikasi & Desain Visual, Vol.1 No.1 Agustus 2019

PERANCANGAN COORPORATE IDENTITY BANDUNG PREMIER LEAGUE

1Tyara Umi Yuhanis Sarrahdiba Universitas BSI, [email protected]

2Jodie Perdana Haryanto Universitas BSI, [email protected]

ABSTRAK Sepak bola adalah sebuah olahraga yang menggunakan bola dimainkan oleh dua tim yang masing- masing beranggotakan 11 orang. Sepak bola bertujuan untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya. Sepak bola dimainkan di lapangan berbentuk persegi panjang, di atas rumput atau rumput sintetis. Kompetisi sepakbola di Indonesia hanya bergulir untuk klub-klub profesional yang sudah lama ada seperti Persib, Persebaya, Persijja dan banyak klub-klub profesional di Indonesia. maka dari itu seseorang yang bernama Doni Setiabudi atau yang akrab dipanggil Jalu, membuat kompetisi antar klub amatir di jawa Barat khususnya di Bandung pada tahun 2018 yang bernama Bandung Premiere League atau BPL. Dari sinilah klub-klub di Bandung bisa merasakan kompetisi layaknya tim profesional. Perancangan identiitas ini dilakukan melalui perancangan coorporate identity yaitu dengan merubah logo lama dengan logo baru dan merancang aplikasi logo baru ini kepada segala sesuatu yang berkaitan dengan BPL, seperti banner design dan merchandise. Selain bentuk logo yang baru, penulis menekankan kepada gaya visual yang cukup baik dan jelas dengan menggunakan unsur ataupun bentuk yang fleksible sehinga tetap bersinergi dengan citra Bandung Premier League. Pentingnya identitas visual atau coorporate identity pada suatu event merupakn hal yang sangat berdampak pada stabilitas event. Identitas yang baik menonjol dapat meminimalisir menurunnya volume ketertarikan masyarakat Kata Kunci : Coorporate Identity, BPL, sepakbola, logo

ABSTRACT Football is a sport that uses a ball played by two teams each consisting of 11 people. Football aims to score as many goals as possible. Football is played on a filed rectangular in shape, on top of the grass or synthetic grass. Football competition in Indonesia is only rolling for the club-professional club that has long been there like Persibe, Persebaya , Persija and many professional clubs in Indonesia. Therefore a person named Done Setiabudi or familiarin the call Jalu, making the competition between amateur clubs in West Java, especially in Bandung in the year 2018 named Bandung Premier League or BPL. From this club-a club in Bandung can feel the competition right team of prefesionals. Identity design is done through the design of corporate identity is to change the old logo with a new logo andapp designing the new logo to everything reated to BPL, such as banner design, and merchandising. In addition to the shape of the new logo, the author emphasizes the visual sle is quite good and clear with the use of elements or form that is flexible so that it remains in synergy with the image of Bandung Premier League. The importance of viual identity orcorporate identity in an event is very have an impact on the stability of the event. Identity that both stand out can minimize the decrease of the volume of interest in the community. Keyword : Coorporate Identity, BPL, Football, logo

e-ISSN: 2685-6972 110 http://ejurnal.univbsi.id/index.php/jkd/index

Jurnal Komunikasi & Desain Visual, Vol.1 No.1 Agustus 2019

PENDAHULUAN lalu mencabut larangan tersebut dan kembali Sepak bola adalah sebuah olahraga yang mengizinkan permainan sepak bola. Namun menggunakan bola dimainkan oleh dua tim yang lambat laun, permainan sepak bola ini kembali masing-masing beranggotakan 11 orang. Sepak lagi mendapat larangan oleh ratu Elizabeth I di bola bertujuan untuk mencetak gol sebanyak tahun 1572. Pelarangan tersebut dikeluarkan banyaknya, Sepak bola dimainkan di lapangan tanpa adanya kompromi dengan menetapkan berbentuk persegi panjang, di atas rumput atau sanksi keras yang barang siapa memainkan sepak rumput sintetis. Secara umum hanya sang bola, maka akan dihukum penjara sampai penjaga gawang saja yang berhak menyentuh akhirnya angin segara berhembus pada akhir bola dengan tangan atau lengan di dalam tahun 1680-an. Raja Charless II segera mencabut gawangnya, sedangkan 10 (sepuluh) pemain larangan tersebut, sekaligus memberikan lainnya hanya diijinkan menggunakan seluruh perlindungan kepada siapapun yang ingin tubuhnya selain tangan, biasanya kaki untuk memainkan sepak bola di Inggris. menendang, dada untuk mengontrol dan kepala untuk menyundul bola. Tim yang paling banyak Sepakbola di Indonesia di awali dengan mencetak gol sampai ke akhir babak berdirinya Persatuan Sepak bola Seluruh pertandingan dialah pemenangnya. Jika hingga Indonesia (PSSI) di Yogyakarta 19 April 1930 batas waktu masih berakhir imbang, maka dapat dengan pimpinan Soeratin Sosrosoegondo. Sejak dilakukan undian, perpanjangan waktu maupun kongres PSSI di Solo, kegiatan sepak bola adu penalty. semakin sering digerakan oleh PSSI dan semakin banyak rakyat yang bermain di jalan maupun Sejarah sepak bola kuno dimulai dari negara alun-alun tempat kompetisi I yang bernama China, lebih tepatnya saat itu diadakan. Sebagai bentuk dukungan kebangkitan sedang berada di masa Dinasti Han, yaitu pada "Sepakbola Kebangsaan", Paku Buwono X sekitar abad kedua atau ketiga sebelum mendirikan stadion Sriwedari yang membuat penanggalan masehi. Permainan sepak bola yang persepakbolaan Indonesia semakin gencar ada di zaman itu menggunakan bola kulit, dan sepeninggal Soeratin Sosrosoegondo, prestasi tim untuk memasukkan bolanya ke gawang pun nasional sepak bola Indonesia tidak terlalu sangatlah sulit, karena gawangnya terbuat dari memuaskan karena pembinaan tin nasional tidak jaring yang kecil. Olahraga sepak bola ini diimbangi dengan pengembangan organisasi dan dihadirkan oleh orang-orang pada masa itu agar kompetisi. para tentara China tetap terlatih fisiknya, sekaligus sebagai hiburan ketika ada perayaan Di Indonesia sendiri sepakbola sangat digemari ulang tahun kaisar. Adapun permainan sepakbola masyarakat dari anak-anak sampai orang dewasa, yang ada pada masa itu disebut sebagai tsu chu. tidak hanya di lapangan yang luas, masyarakat Selain tenar di China, ternyata permainan sepak Indonesia sering bermain bola di gang-gang bola juga menjadi salah satu permainan favorit perumahan dan lapangan yang tidak cukup luas dari warga Jepang, dimana permainan tersebut untuk standar bermain sepakbola. Sepakbola di dimainkan dengan cara menggiring bola yang Indonesia sudah menjadi kultur kehidupan, dari terbuat dari kulit kijang dan disebut sebagai mulai mendukung klub kebanggaannya, bermain “kemari”. Permainan sepak bola semacam ini sepakbola setiap hari, sampai membuat klub-klub lalu ditemukan juga di negara seperti Romawi, amatir untuk beradu tanding dengan klub amatir Inggris, Meksiko, Amerika Tengah sampai ke lainnya. Masyrakat Indonesia yang sangat fanatik Mesir Kuno yang sudah memainkan sepak bola terhadap olahraga ini sehingga ingin merasakan dengan memakai bola yang terbuat dari karet. bagaimana berkompetisi layaknya klub profesional, namun masih kurangnya bahkan Peristiwa yang menarik dari sejarah sepak bola tidak ada yang mau menaungi klub-klub amatir kuno yaitu, pada masa Raja Edward di Inggris, ini berkompetisi. sempat muncul pelarangan terhadap permainan Kompetisi sepakbola di Indonesia hanya bergulir sepak bola ini karena begitu banyaknya tindakan untuk klub-klub profesional yang sudah lama ada kekerasan yang mengarah pada tindakan brutal seperti Persib, Persebaya, Persija dan banyak karena tidak memiliki aturan yang begitu jelas. klub-klub profesional di Indonesia. Maka dari itu Akan tetapi, pada tahun 1369 Raja Edward III seseorang yang bernama Doni Setiabudi atau e-ISSN: 2685-6972 111 http://ejurnal.univbsi.id/index.php/jkd/index

Jurnal Komunikasi & Desain Visual, Vol.1 No.1 Agustus 2019 yang akrab di panggil Jalu, membuat kompetisi KAJIAN LITERATUR antar klub amatir di Jawa Barat khususnya di Perusahaan membutuhkan identitas untuk Bandung pada tahun 2018 yang bernama memperkuat brand bertujuan untuk melekatkan Bandung Premier League atau BPL. Dari sinilah persepsi di masyarakat. Menurut (David Rishan, klub-klub di Bandung bisa merasakan kompetisi Widyo Hartanto, & Milka B, 2017) layaknya tim profesional. Nama Bandung mengemukakan bahwa: Corporate Identity Premier League sendiri merujuk kepada adalah identitas “brand” perusahaan, terdiri kompetisi di luar negeri yaitu Inggris dengan dari identitas visual (nama, merk dagang, nama English Premier League, berkat kegemaran tipografi, warna dan sebagainya) dan identitas dan melihat atmosfir liga Inggris yang begitu verbal (slogan, tagline, ucapan salam dan mendunia munculah nama Bandung Premier sebagainya). Tujuan dari Corporate Identity League untuk menamai kompetisi antar klub adalah untuk memudahkan perusahaan dikenal amatir di Bandung. masyarakat secara luas juga sebagai pembeda dengan pihat perusahaan lain maupun Sejak lahirnya BPL pada tahun 2018, ada kompetitor, Corporate Identity juga digunakan beberapa klub amatir yang ikut berpartisipasi sebagai sarana untuk memahami nama maupun dalam kompetisi ini dan memberikan respon tujuan brand. positif pada Bandung Premier League. Di tahun 2019 atau musim ke-2 bagi BPL, kompetisi ini di Sebuah perusahaan pasti memiliki user target bedakan menjadi tiga bagian yaitu, untuk atau segmentasi pasar yang berbeda. Corporate klub-klub amatir yang sudah mengikuti identity ini membantu untuk menerjemahkan kompetisi di tahun 2018 yang berhasil masuk 8 kriteria dari sebuah brand agar segmentasi pasar besar, lalu klub-klub yang tidak masuk 8 mudah mengenali. Bahkan sebuah logi brand besar saat 2018, dan yang ketiga klub-klub sangat berpengaruh pada persepsi konsumen. amatir yang baru masuk di Bandung Premier Menurut (Kurnia, 2015) memaparkan bahwa League. dalam sebuah Corporate Identity logo di ibaratkan wajah dari seseorang, sedangkan Dengan respon masyarakat yang ingin keseluruhan dari badannya merupakan identitas meramaikan persepakbolaan Indonesia, Bandung (termasuk logo). Pemahaman logo dijelaskan Premier League membutuhkan citra atau brand secara detail bahwa asal kata logo dari bahasa image yang kuat dan mempresentasikan BPL itu Yunani yaitu logos, yang berarti kata, pikiran, sendiri. Namun saat ini BPL masih kurang dalam pembicaraan dan akal budi. Logo diartikan segi identitas dan pemasaran. Mengingat dari sebagai tulisan nama entitas (objek) yang di segi logo dan promosi di media sosial yang desain secara khusus menggunakan teknik terkesan biasa saja seperti pengelolaan dalam lettering. Fungsi dari logo antara lain: Identitas bentuk promosi yang tidak professional. Bahkan diri, tanda kepemilikan, tanda jaminan kualitas masyarakat beranggapan ini hanya kompetisi dan mencegah adanya peniruan atau pembajakan. main-main, namun kompetisi seperti ini selain bisa mendaptkan pemain masa depan bagi Klasifikasi jenis-jenis logo menurut Yasaburo Indonesia juga dapat membentuk atau Kuwayama via (Kurnia, 2015) ada 4 jenis mempersiapkan klub amatir yang akan ikut serta yakni: masuk ke jenjang kompetisi yang lebih 1. Alphabet (bentuk huruf) profesional seperti Liga 1 kasta tertinggi 2. Symbols, Numbers (lambang-lambang, kompetisi sepakbola di Indonesia. angka-angka) Oleh sebab itu diperlukan “Perancangan 3. Concrete Forms (bentuk yang serupa Corporate Identity Bandung Premier league“ dengan aslinya) diperlukan agar perusahaan lebih memiliki 4. Abstract Forms (bentuk abstrak) identitas yang kuat untuk menambah nilai jual kompetisi, menarik minat sponsor untuk Logo mendukung kompetisi ini dan menambah klub Anastasia Miller dan jared Brown dalam Logo peserta yang ikut andil dalam kompetisi amatir adalah salah satu bentuk iklan yang singkat ini. menjadi salah satu tantangan terbesar bagi para graphic designer. Di samping menjadi tanda e-ISSN: 2685-6972 112 http://ejurnal.univbsi.id/index.php/jkd/index

Jurnal Komunikasi & Desain Visual, Vol.1 No.1 Agustus 2019 pengenal yang segera membawa imajinasi dibuat dengan bujur sangkar, elips, segitiga, dan seseorang kepada pemilik logo itu. Logo bentuk unik lainnya yang sama-sama sukses haruslah membawa pesan yang besar dalam ruangan sempit. Adams Morioka (2004) Image atau Citra menyebutkan bahwa logo adalah sebuah simbol Menurut Kriyantono dalam sari (2014) dalam yang khas dari perusahaan, objek, publikasi, jurnal (Fauzan & Triyadi, 2017) menyatakan pelayanan seseorang dan gagasan. bahwa (image) merupakan gambaran yang ada dalam benak publik tentang perusahaan. Citra Menurut (Kurnia, 2015) istilah logo baru adalah persepsi publik tentang perusahaan muncul pada tahun 1937 dan kini istilah logo menyangkut pelayanannya, kualitas produk, lebih populer daripada logotype. Logo biasanya budaya perusahaan, perilaku perusahaan, atau menggunakan elemen apa saja seperti tulisan, perilaku individu-individu dalam perusahaan logogram, gambar ilustrasi dan lain-lain. Rustan dan lainnya. Pada akhirnya persepsi akan juga menjelaskan bahwa logo adalah: penyajian mempengaruhi sikap masyarakat apakah grafis yang menjadi “wakil” citra perusahaan. mendukung, netral atau memusuhi. Citra Ketika dihadapkan pada suatu bentuk grafis perusahaan (Corporate Image) jenis citra ini tertentu sebagai sebuah stimulus, otak akan adalah yang berkaitan dengan sosok perusahaan memberi respon tertentu. Inilah yang yang positif, lebih dikenal serta diterima oleh membentuk citra (image) jika “bentuk grafis” targetnya, mungkin tentang sejarah, kualitas (logo) itu merupakan wakil sebuah perusahaan pelayanan, pemasaran, dan berkaitan dengan dan disebut juga Corporate Image. Corporate tanggung jawab sosial pada target marketnya. Image adalah persepsi terhadap identitas yang di sodorkan Brand Identity Brand Identity merupakan wujud nyata daya Warna tarik bagi konsumen dengan melihat, Menurut (Indraswara, 2007) warna merupakan menyentuh, mendengar, dan melihat unsur penting dalam objek desain. Dengan pergerakannya. Brand Identity merupakan dasar warna anda dapat menampilkan identitas atau utama bagi konsumen untuk mengenal brand citra yang ingin disampaikan. Baik dalam itu. Brand Identity juga mampu menampilkan menyampaikan pesan atau membedakan sifat perbedaan dan menjelaskan makna ide besar secara jelas. Warna merupakan salah satu yang dimiliki brand tersebut. Mendefinisikan elemen yang dapat menarik perhatian, tampilan brand dan membedakannya dari meningkatkan mood, menggambarkann citra persaingan merupakan tujuan utama Brand perusahaan, dan lainnya. Identity. Untuk kesuksesan dan keberlanjutan sebuah Tipografi Brand Identity menurut Robin Landa (2006) Menurut (Wahed & Hussin, 2016) berpendapat dalam jurnal (Fauzan & Triyadi, 2017). Brand bahwa tipografi adalah alat komunikasi, oleh Identity harus: karena itu tipografi harus bisa berkomunikasi a. Mudah diingat dalam bentuk yang paling kuat, jelas, dan b. Fleksibel terbaca. Menurut David Crystal dalam Lia c. Sesual dengan target pasar Anggraini S. dan Kirana Nathalia (2016) dalam d. Menjadi ciri khas jurnal (Fauzan & Triyadi, 2017) tipografi e. Membedakan brand dari persaingan merupakan kajian tentang fitur-fitur garis dari lembar halaman. Periklanan (Advertising) Dapat disimpulkan, iklan meruapakan suatu Bentuk proses komunikasi yang bertujuan untuk Menurut Adams Morioka (2004) dalam jurnal membujuk atau menggiring orang untuk (Fauzan & Triyadi, 2017) Logo yang bagus mengambil tindakan yang menguntungkan bagi akan melibatkan bentuk yang sesuai dan mudah pihak pembuat iklan. Iklan juga bersifat di ingat. Meskipun banyak yang mengatakan ekspresif, perusahaan yang membuat iklan bahwa lingkaran adalah bentuk logo yang dapat mendramatisasi produk mereka melalui paling sukses, itu tidak benar. Ada logo yang seni menggunakan gambar, hasil cetakan, suara e-ISSN: 2685-6972 113 http://ejurnal.univbsi.id/index.php/jkd/index

Jurnal Komunikasi & Desain Visual, Vol.1 No.1 Agustus 2019 dan warna. Iklan dapat digunakan untuk professional, dan terlihat modern sebuah event membangun citra jangka panjang suatu produk olahraga sepakbola (Nanda, 2010). dan dapat meningkatkan penjualan dengan cepat.

Terdapat sejumlah alasan bagi perusahaan untuk memilih iklan di media masa. Pertama, iklan di media dinilai efisien dari segi biaya untuk mencapai target konsumen dalam jumlah yang besar. Iklan di media masa dapat digunakan untuk mencapai daya tarik simbolis bagi suatu perusahaan atau merek.

Promosi Promosi adalah salah satu sarana untuk Gambar 1. Gambar Visual membantu perusahaan dalam mengadakan komunikasi dengan konsumen adalah dengan Kesan visual yang ingin ditampilkan dalam promosi, yang dapat menyampaikan informasi sebuah konsep perncangan corporate identity, berupa pengetahuan mengenai produk yang di Bandung premier league ini memiliki sebuah tawarkan grafis yang berbentuk kilat yang mencerminkan Promosi adalah kegiatan yang dilakukan kesan modern dan berani. Akan tetapi tetap perusahaan untuk merekomendasikan manfaat menggunakan visual yang sederhana, oleh karena produk dan sebagai alat untuk mempengaruhi itu dipilih dengan beberapa bentuk yang tidak konsumen dalam kegiatan pembelian atau terlalu rumit dan cukup jelas untuk dilihat. Selain penggunaan jasa sesuai dengan kebutuhan. itu bentuk dari grafis ini terinspirasi dari motif harimau yang membentuk menyerupai petir. Berbeda halnya dengan pengertian promosi menurut Stanton yang dikutip bersama yang Strategi Perancangan mendefinisikan pengertian promosi sebagai berikut, Promotion is an axercise in information, persuasion and conversely, a person who is persuades is also being infomed. Definisi tersebut menyatakan bahwa promosi adalah latihan dalam informasi, presuasi dan Gambar 2. Gambar Logo Bandung Premier sebaliknya, oleh orang membujuk informent. League Berdasarkan definisi diatas, promosi adalah upaya untuk menawarkan produk atau jasa Unsur visual yang digunakan dalam logo kepada konsumen untuk membeli atau Bandung premier league, merupakan gambaran mengkonsumsinya. dari sebuah kepala harimau yang disederhanakan agar dapat membentuk sebuah grafis yang dapat dicerna dengan baik oleh masyarakat. Grafis PEMBAHASAN kepala harimau tersebut dibuat karena pada logo Konsep perancangan desain corporate identity BPL sebelumnya adalah harimau namun pada BPL merupakan langkah untuk menampilkan logo ini dibuat lebih sederhana dan dapat dilihat sebuah identitas dalam suatu event yang bergerak dengan baik oleh masyarakat. di bidang olahraga sepakbola. Dari sebuah logo BPL penulis mencoba untuk menampilkan suatu karakter logo baru dengan tujuan, memberikan atau menampilkan sebuah event BPL yang memiliki citra dan image agar dapat mudah dikenali oleh masyarakat dan peserta, dengan memberikan sebuah gaya yang cukup sederhana,

e-ISSN: 2685-6972 114 http://ejurnal.univbsi.id/index.php/jkd/index

Jurnal Komunikasi & Desain Visual, Vol.1 No.1 Agustus 2019

Warna Dasar Jenis huruf yang akan digunakan dalam sebuah logotype Bandung Premier League ini adalah jenis Mazzard Bold. Jenis font ini dipilih karena ukuran huruf yang terlihat jelas, serta mencerminkan ketegasan dengan membangun kepercayaan kepada konsumen dan relasi bisnis yang baik di masa yang akan datang. Sehingga logotype BPL tersebut jika diaplikasikan bersama logo grafis semakin menambah ketegasan dalam elemen grafis di sebuah logo.

Gaya Penampilan Grafis

Gambar 3. Gambar Warna Dasar

Pemilihan warna untuk BPL ini tidak terlalu banyak yang akan digunakan sebagian warna dasar dalam pembuatan sebuah logo yang bergerak di bidang event olahraga (Aizid, R. 2012). Dalam pemilihan warna logo ini penulis memberikan warna spesifik antara warna merah dan biru dan setelah itu dari berbagai banyak turunan warna terang dan gelap, diambil dua Gambar 5. Gambar Penampilan Grafis warna yaitu warna merah ini merupakan sebuah warna yang terlihat dan memberikan kesan kuat, Gaya pelampilan baru dalam sebuah desain semangat, dan menarik untuk perhatian atupun logo BPL yang menampilkan bentuk seseorang, sedangkan biru adalah memberikan organik dan memberikan kesan desain yang sebuah kesan yang tenang dan berenergi. dari terlihat simpel, jelas, rapih, keterbacaan, dengan konsep perancangan dalam sebuah warna logo memberikan pandangan kepada masyarakat BPL ini tidak akan menggunakan warna yang sekitar, bahwa logo BPL ini dapat mudah diingat terlalu banyak, akan tetapi dari sebuah logo oleh masyarakat. Dengan dibuatnya hasil akhir tersebut sudah cukup untuk mewakili karakter dalam suatu logo yang baik memiliki sebuah ataupun kesan dalam suatu event olahraga. identitas yang jelas dan terlihat bersih untuk menciptakan citra yang baik dimata konsumen dan masyarakat, sehingga menunjukan suatu Tipe atau Jenis Huruf kesan yang bersahabat tetapi tetap konsisten dalam memberikan ataupun pelayanan yang terbaik.

PENUTUP Corporate identity merupakan salah satu bagian dari brand atau merek, dan corporate identity adalah identitas sebuah perusahaan yang dapat membuat masyarakat atau publik mengenal lebih dalam tentang perusahaan tersebut dan untuk membangun kepercayaan dan loyalitas masyrakat, dalam hal ini BPL belum memiliki identitas yang kuat sehingga masyarakat atau Gambar 4. Gambar Tipe atau Jenis Huruf publik sulit untuk mendapatkan informasi tentang event BPL di Kota Bandung, dan merupakan masalah yang harus diselesaikan, e-ISSN: 2685-6972 115 http://ejurnal.univbsi.id/index.php/jkd/index

Jurnal Komunikasi & Desain Visual, Vol.1 No.1 Agustus 2019 guna untuk membuat BPL lebih berkembang dan 22–31. di kenal luas oleh masyarakat atau publik di KOta Bandung maupun di wilayah Jawa Barat. Kurnia, D. H. (2015). Perancangan Logo Dan Media Promosi Filia Busana Kota Solok. Perancangan corporate identity menjadi Wahed, W. J. E., & Hussin, R. (2016). Persona pemecahan masalah utama yang dipilih oleh Komunikasi Tipografi di Dalam Artifak penulis dengan mengganti logo sebelumnya yang Kartografi. 3rd ISME International dinilai tidak terlalu dapat menggambarkan citra Colloquium, (December). perusahaan dan identitas usaha yang kurang kuat dengan sebuah logo baru dan identitas baru yang telah dirancang penulis sedemikian rupa agar dapat sesuai dengan konsep, dan visi dari event tersebut.

Penerapan logo Bandung Premier League yang telah dirancang penulis kemudian diterapkan kepada setiap hal yang berhubungan dengan event BPL seperti Banner, Merchandise, Sticker,Pin, Jersey , dan sebagainya adalah hal yang penting agar BPL dapat dengan cepat dikenal oleh masyarakat dan lebih membangun kepercayaan kepada masyarakat, karenanya setiap pengaplikasian logo BPL haruslah dirancangan dengan baik dan matang agar pesan yang ingin disampaikan BPL dapat diterima dengan baik, maupun dalam benak masyarakat atau publik sehingga tercapailah kepercayaan masyarakat yang sangat kuat.

REFERENSI

Nanda. 2010. Ensiklopedi Wayang. Yogyakarta: Absolut.

Aizid, R. 2012. Atlas Tokoh-Tokoh Wayang. Diva Press : Yogjakarta.

David Rishan, L., Widyo Hartanto, P., & Milka B, R. N. (2017). Perancangan Corporate Identity CV. Inti Calcium. Jurnal Desain Komunikasi Visual Adiwarna, 1, 95432. Fauzan, F. B., & Triyadi, A. (2017). Rancangan Corporate PT. Poin Industria. Jurnal Sketsa Universitas BSI, 4(2), 29–40. Indraswara, M. S. (2007). KAJIAN PENEMPATAN FURNITURE DAN PEMAKAIAN WARNA Studi kasus pada kamar tidur hotel Nugraha Wisata Bandungan Ambarawa. Jurnal Ilmiah Perancangan Kota Dan Permukiman, 6(1), e-ISSN: 2685-6972 116 http://ejurnal.univbsi.id/index.php/jkd/index