Buku SEJARAH C-6-Sip.Indd
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Load more
Recommended publications
-
Historical Game of Majapahit Kingdom Based on Tactical Role-Playing Game
Historical Game of Majapahit Kingdom based on Tactical Role-playing Game Mohammad Fadly Syahputra, Muhammad Kurniawan Widhianto and Romi Fadillah Rahmat Department Information Technology, Faculty of Computer Science and Information Technology, University of Sumatera Utara, Medan, Indonesia Keywords: Cut-out Animation, History, Majapahit, Role-playing Game, Tactical Role-playing Game, Turn based Strategy, Video Game. Abstract: Majapahit was a kingdom centered in East Java, which once stood around year 1293 to 1500 C. Majapahit kingdom was the last Hindu-Buddhist kingdom that controlled Nusantara and is regarded as one of the greatest kingdom in Indonesia. The lack of modern entertainment content about the history of Majapahit kingdom made historical subject become less attractive. Therefore, we need a modern entertainment as one option to learn about the fascinating history of the kingdom of Majapahit. In this study the authors designed a video game about history of Majapahit kingdom with the genre of tactical role-playing game. Tactical role-playing game is a sub genre of role playing game by using system of turn-based strategy in every battle. In tactical role-playing game, players will take turns with the opponent and can only take action in their turn and each character will have an attribute and level as in role-playing game video game. This study used the A* algorithm to determine the movement direction of the unit and cut-out techniques in the making of animation. This study demonstrated that video games can be used as a media to learn about history. 1 INTRODUCTION only used as an entertainment, but also can be used as a story telling, and sometimes game also can be mixed Majapahit was a kingdom centered in East Java, with educational elements to train someone. -
Historical Scholarship Between South Asia and Europe
Java’s Mongol Demon. Inscribing the Horse Archer into the Epic History of Majapahit1 Jos Gommans Abstract The temple of Panataran near Blitar in Java features a unique scene in which one of the Ramayana demons, Indrajit, is depicted as a Mongol mounted horse-warrior. This essay explores the meaning of this representation on the basis of the multi- layered history and historiography of Java’s Mongol invasion. “Everything that happened in the Ramayana was absolutely real.” Maheshvaratirtha, sixteenth century (cited in Pollock 1993: 279) Panataran Temple Walking anti-clockwise around the base of the main terrace at Panataran Tem- ple, twelve kilometres north-east of Blitar in Java, the visitor is treated to the truly remarkable display of 106 relief panels carved with sequential scenes from the story of the Ramayana – the source of this particular series is the Kakawin version, which almost certainly dates from the ninth century CE, making it the earliest surviving work of Old Javanese poetry. Interestingly, the main charac- ter in this pictorial rendering is not the more customary figure of Rama, the exiled king, but instead his loyal monkey companion Hanuman. However, given the popularity of Hanuman in the Indic world in around the time the Panataran panels were made – the mid-fourteenth century – his prominence is perhaps not all that surprising after all (Lutgendorf 2007). Except for Hanu- man’s unusual role, the panels follow the conventional narrative, starting with the abduction of Rama’s wife Sita by Ravana, the demon king of Lanka. Many of the panels depict Hanuman’s heroic fights with demons (rakshasas), and the first series of battles culminates in panel 55, which shows Hanuman being attacked by Ravana’s son Indrajit. -
BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Dari Singasari
BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Dari Singasari Sampai PIM Sejarah singkat berdirinya kerajaan Majapahit, penulis rangkum dari berbagai sumber. Kebanyakan dari literatur soal Majapahit adalah hasil tafsir, interpretasi dari orang per orang yang bisa jadi menimbulkan sanggahan di sana- sini. Itulah yang penulis temui pada forum obrolan di dunia maya seputar Majapahit. Masing-masing pihak merasa pemahamannyalah yang paling sempurna. Maka dari itu, penulis mencoba untuk merangkum dari berbagai sumber, memilih yang sekiranya sama pada setiap perbedaan pandangan yang ada. Keberadaan Majapahit tidak bisa dilepaskan dari kerajaan Singasari. Tidak hanya karena urutan waktu, tapi juga penguasa Majapahit adalah para penguasa kerajaan Singasari yang runtuh akibat serangan dari kerajaan Daha.1 Raden Wijaya yang merupakan panglima perang Singasari kemudian memutuskan untuk mengabdi pada Daha di bawah kepemimpinan Jayakatwang. Berkat pengabdiannya pada Daha, Raden Wijaya akhirnya mendapat kepercayaan penuh dari Jayakatwang. Bermodal kepercayaan itulah, pada tahun 1292 Raden Wijaya meminta izin kepada Jayakatwang untuk membuka hutan Tarik untuk dijadikan desa guna menjadi pertahanan terdepan yang melindungi Daha.2 Setelah mendapat izin Jayakatwang, Raden Wijaya kemudian membabat hutan Tarik itu, membangun desa yang kemudian diberi nama Majapahit. Nama 1 Esa Damar Pinuluh, Pesona Majapahit (Jogjakarta: BukuBiru, 2010), hal. 7-14. 2 Ibid., hal. 16. 29 Majapahit konon diambil dari nama pohon buah maja yang rasa buahnya sangat pahit. Kemampuan Raden Wijaya sebagai panglima memang tidak diragukan. Sesaat setelah membuka hutan Tarik, tepatnya tahun 1293, ia menggulingkan Jayakatwang dan menjadi raja pertama Majapahit. Perjalanan Majapahit kemudian diwarnai dengan beragam pemberontakan yang dilakukan oleh para sahabatnya yang merasa tidak puas atas pembagian kekuasaannya. Sekali lagi Raden Wijaya membuktikan keampuhannya sebagai seorang pemimpin. -
Peran Sultan Maulana Hasanuddin Dalam Penyebaran Agama Islam Di Banten 1526-1570 M
PERAN SULTAN MAULANA HASANUDDIN DALAM PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI BANTEN 1526-1570 M. SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Ilmu Budaya Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum) Disusun Oleh: NABIEL AL-NAUFAL EFENDI NIM. 15120023 JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2019 PERNYATAAN KEASLIAN i NOTA DINAS ii PENGESAHAN iii MOTTO “Pantang tolak tugas, pantang tugas tak selesai” “Sekali layar terkembang, pantang surut mundur ke belakang” iv PERSEMBAHAN Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah Subnh}a>nahu wa Ta‘a>la>, Tuhan seru sekalian alam. Hormat dan bakti kupersembahkan untuk Ayah tercinta Asep Sunandar Efendi dan Ibunda tersayang Linda Triwahyuni, semoga kalian selalu dalam lindungan-Nya. Jalinan kasih sayang kucurahkan pada adik-adikku Nabiella Salsabil Efendi dan Bening Aura Qolbu Efendi. Setiap perjuangan menghajatkan pengorbanan, dan tiada pengorbanan yang sia-sia. Dengan kerendahan hati saya persembahkan skripsi ini kepada almamater tercinta Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. v ABSTRAK Pada awal abad XVI M., Banten merupakan salah satu negeri dari Kerajaan Sunda Pajajaran, yang berpusat di Banten Girang. Penguasa Banten saat itu adalah Pucuk Umun, anak Prabu Surosowan. Banten kemudian melepaskan diri dari pengaruh kekuasaan kerajaan Sunda Pajajaran yang pada saat itu dalam masa kemunduran. Nusantara pada saat itu, di Banten khususnya didominasi oleh kepercayaan bercorak Hindu yang disebut Sunda Wiwitan, agama resmi Kerajaan Sunda Pajajaran. Syiar Islam di Banten dimulai oleh Sunan Ampel pada awal abad XV M. Usahanya tersebut kemudian dilanjutkan oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Djati bersama pamannya, Cakrabuana pada akhir abad yang sama. -
Pergerakan Character Pada Animasi Asal Usul Gapura Bajang Ratu Menggunakan Teknologi Machinima
pISSN: 2442-3386 eISSN: 2442-4293 Vol 3 No 2 Juli 2017, 11 - 16 PERGERAKAN CHARACTER PADA ANIMASI ASAL USUL GAPURA BAJANG RATU MENGGUNAKAN TEKNOLOGI MACHINIMA Exwada Andry Widyanto1, Anang Kukuh Adisusilo2 1,2Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya [email protected], [email protected] Abstrak Kerajaan Majapahit dulunya merupakan salah satu kerajaan yang sangat berjaya pada masanya, banyak peninggalan dari kerajaan majapahit, salah satunya bernama Gapura Bajang Ratu. Dokumentasi yang pernah dibuat hanya menggunakan media buku, akan tetapi minat baca di jaman sekarang sudah jarang peminatnya. Sehingga perlu melakukan dokumentasi lagi dengan menggunakan teknologi terbaru saat ini. teknologi yang sesuai dengan konsep yaitu menggunakan animasi. Terdapat banyak macam teknologi animasi antara lain animasi frame by frame dan machinima. akan tetapi terdapat kekurangan pada animasi dengan salah satunya dari segi waktu dan biaya. Dengan di bantu software tertentu untuk pembuatan karakter dan untuk merekam tiap adegan yang di peragakan. Pergerakan karakter yang dibuat meliputi, berlari, jongkok, berjalan, dan berlutut. Memanfaatkan software yang ada dan dipandu dengan literature yang sudah di kumpulkan, sangatlah tepat untuk membuat dokumentasi tentang Asal Mula Gapura Bajang Ratu. Kata Kunci: Majapahit, Animasi, Gapura Bajang Ratu, Machinima,karakter. Abstract Majapahit kingdom was once one of the kingdom that is very glorious in his time, many relics of kingdom majapahit, one named Gapura Bajang Ratu. Documentation ever made using only the media book, but interest in reading in today's rarely demand. So need to do the documentation again by using the latest technology today. Technology that fits the concept of using animation. -
BAB III SETTING PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Malang 1
BAB III SETTING PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Malang 1. Sejarah Kota Malang Kota Malang terletak 90 km sebelah selatan Surabaya dan merupakan kota terbesar di kedua di Jawa Timur setelah Surabaya, serta merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia menurut jumlah penduduk. Selain itu, Malang juga merupakan kota terbesar kedua di wilayah Pulau Jawa bagian selatan setelah Bandung. Kota Malang berada di dataran tinggi yang cukup sejuk, dan seluruh wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Malang. Luas wilayah kota Malang adalah 110,06[2] km2. Bersama dengan Kota Batu danKabupaten Malang, Kota Malang merupakan bagian dari kesatuan wilayah yang dikenal dengan Malang Raya (Wilayah Metropolitan Malang). Wilayah Malang Raya yang berpenduduk sekitar 4,5 juta jiwa, adalah kawasan metropolitan terbesar kedua di Jawa Timur setelah Gerbangkertosusila. Kawasan Malang Raya dikenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia. Malang dikenal sebagai salah satu kota tujuan pendidikan terkemuka di Indonesia karena banyak universitas dan politeknik negeri maupun swasta yang terkenal hingga seluruh Indonesia dan menjadi salah satu tujuan pendidikan berada di kota ini, beberapa di antaranya yang paling terkenal adalah Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, dan Universitas Islam Malang. 45 Sebutan lain kota ini adalah kota bunga, dikarenakan pada zaman dahulu Malang dinilai sangat indah dan cantik dengan banyak pohon-pohon dan bunga yang berkembang dan tumbuh dengan indah dan asri. Malang juga dijuluki Parijs van Oost-Java, karena keindahan kotanya bagaikan kota "Paris" di timur Pulau Jawa. Selain itu, Malang juga mendapat julukan Zwitserland van Javakarena keindahan kotanya yang dikelilingi pegunungan serta tata kotanya yang rapi, menyamai negara Swiss di Eropa. -
T1 152016008 BAB IV.Pdf
BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Kerajaan Majapahit Awal Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan besar di Indonesia yang didirikan oleh Raden Wijaya yaitu menantu dari Kertanegara pada tahun 1293. Kerajaan Majapahit didirikan dengan usahanya sendiri bukan merupakan warisan dari Kertanegara. Kertanegara adalah raja terakhir Kerajaan Singasari sebelum runtuh akibat serangan Jayakatwang. Kertanegara dan permaisurinya wafat akibat serangan tersebut. Raden Wijaya dan pengikutnya melarikan diri dengan melakukan pengembaraan dari Rabut Carat ke Pamawaran, Trung, Kulwan, Kembang Sari,karena di wilayah ini Raden Wijaya dan pengikutnya dikejar musuh mereka berjalan kembali ke Desa Kudadu sampai akhirnya Raden Wijaya disarankan meminta bantuan Aria Wiraraja di Madura. Setelah tinggal beberapa waktu di Madura atau lebih tepatnya wilayah Aria Wiraraja, Raden Wijaya dan Aria Wiraraja menyusun siasat untuk merebut kekuasaan Jayakatwang. Dengan segala tipu muslihatnya, Raden Wijaya menyatakan seolah-olah takluk pada kekuasaan Jayakatwang. Takluknya Raden Wijaya diterima baik oleh Jayakatwang untuk mengabdi padanya. Raden Wijaya pun dihadiahi tanah Tarik yang waktu itu berupa hutan (sekarang Mojokerto) untuk menjadi daerah kedudukannya. Saat sedang melakukan pembukaan hutan Tarik, salah seorang pasukan Raden Wijaya menemukan buah maja. Raden Wijaya memakannya, tetapi ketika dimakan rasanya pahit. Oleh karena itu, wilayah hutan Tarik ini kemudian diberi nama Majapahit. Pada tahun 1293, tentara Tartar datang ke Jawa hendak menyerang Kertanegara karena telah melukai salah satu utusannya, namun Kertanegara sudah wafat. Pasukan Tartar dengan dibantu pasukan Raden Wijaya kemudian menyerang Jayakatwang dan berhasil menundukkan Jayakatwang. Kesempatan ini dimanfaatkan Raden Wijaya untuk menyerang balik tentara Tartar dan 8 memukul mundur tentara Tartar dari wilayah Singasari. Dengan berakhirnya kekuasaan Jayakatwang, Raden Wijaya menobatkan dirinya menjadi raja baru dengan nama kerajaan Majapahit. -
Jenggala Dan Majapahit
JOINT CONVENTION BALI 2007 The 36th IAGI, The 32nd HAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition Bali, 13-16 November 2007 Bencana Geologi dalam “Sandhyâkâla” Jenggala dan Majapahit : Hipotesis Erupsi Gununglumpur Historis Berdasarkan Kitab Pararaton, Serat Kanda, Babad Tanah Jawi; Folklor Timun Mas; Analogi Erupsi LUSI; dan Analisis Geologi Depresi Kendeng-Delta Brantas Geological Disaster on the Falls of Jenggala and Majapahit Empires : A Hypothesis of Historical Mud Volcanoes Eruptions Based On Historical Chronicles of Kitab Pararaton, Serat Kanda, Babad Tanah Jawi; Folklore of Timun Mas; Analogue to the Present LUSI Eruption; and Geological Analysis of the Kendeng Depression – Brantas Delta Awang Harun Satyana (BPMIGAS) SARI Kerajaan Jenggala dan Kerajaan Majapahit berpusat di delta Brantas, Jawa Timur pada sekitar abad ke-11 sampai awal abad ke-16. Perkembangan, kemajuan, dan keruntuhan kedua kerajaan ini sedikit banyak berkaitan dengan proses-proses geologi yang terjadi pada delta Brantas. Kerajaan Jenggala hanya bertahan sekitar 50 tahun, runtuh pada tahun 1116 M, dan sejak itu wilayahnya menjadi bagian Kerajaan Kediri. Kerajaan Majapahit berawal pada 1293 M, maju dalam hampir seratus tahun pertama, mundur, runtuh pada 1478 M, menjadi bawahan Kerajaan Demak, dan berakhir pada 1518 M. Berdasarkan penafsiran beberapa sumber sejarah (Kitab Pararaton, Serat Kanda, Babad Tanah Jawi), cerita rakyat, kondisi geologi wilayah Jenggala dan Majapahit, dan analogi terhadap semburan lumpur panas di Sidoarjo (LUSI) yang berlokasi -
Place Names and History
Place Names and History The 1st Regional Training Program in Toponymy including Marine Toponymy Manila, 19—24 March 2018 United Nations Group of Experts on Geographical Names (UNGEGN) Multamia RMT Lauder & Allan F. Lauder Department of Linguistics Universitas Indonesia What is History What is History? • According to Edward H. Carr (1961), an influential British historian, history was an attempt to understand and interpret the past, to explain the causes and origins of things in intelligible terms. • Carr focused on wider forces in society that caused outcomes in society and politics, economic change, industrialization, class formation and class conflict. • The purpose of history was to understand the present and mould the future. Carr believed that historical causes were only interesting if they could help society deal with present day problems. • Carr’s work has been influential, but many of its assumptions have been called into question. History today addresses a much wider range of issues. It now includes subjects such as religion, culture, gender (Bentley, 2012; Tosh, 2015). Carr, Edward Hallett. 1987. [1961]. What is History? Second Edition. London & New York: Penguin. Bentley, Jerry H.. Ed. 2012. The Oxford Handbook of World History. Oxford University Press Tosh, John. 2015. The Pursuit of History: Aims, Methods and New Directions in the Study of History. Sixth edition. London: Routledge. History and Southeast Asia Early History of Southeast Asia • Southeast Asia is a world region where each country has its own history. However, some shared events are: • Early migrations into the area of ancestral peoples with a capability for agriculture and seafaring (Glover & Bellwood, 2004) ; • The rise and fall of different old kingdoms and the influence of powerful neighbours; • Contacts between different areas of SEA with China, South Asia, and Africa for trade, and diplomacy from at least 2,000 years ago; • The spread of Hinduism, Buddhism, Islam and Christianity; … Glover, Ian, and Bellwood, Peter S. -
Mistress Behind Political Concept of Monarchy Throne for Democratic People in Majapahit Kingdom
6th International Conference on Trends in Social Sciences and Humanities (TSSH 2016) Dec. 27-28, 2016 Bangkok (Thailand) GAYATRI: Mistress behind Political Concept of Monarchy Throne for Democratic People in Majapahit Kingdom Oktafia Kusuma Sari1), Nanda Handaru Nichita2), Dhiemas Fajar Victoriawan3), and Ahmad Naufal Azizi4) 1,2,3,4 Departement of Politics and Government, Faculty of Social Science and Political Science, Universitas Gadjah Mada, Indonesia Abstract: There are missing pieces in the history of Indonesian Political Thinking. We are doing research to prove if it’s true that political thinking of monarchy throne for democratic people, is a thought by Gayatri who is a mistress of Majapahit kingdom. Majapahit is one of the biggest kingdom in the history of Indonesia. The Kingdom itself covered almost every region of Southeast Asia, and become one of Asian biggest trade center of rice, spice, salt, and fabric during its golden age, fourteenth century. The most renowned story of Majapahit is Palapa Oath by Gajah Mada, a general (so called Mahapatih) of majapahit. The Oath stated that he would not enjoy any Palapa (worldly enjoyment) until Nusantara is united under the flag of Majapahit, which then they unite the Nusantara at Majapahit Golden Age ruled by Hayam Wuruk. Therefore, in order to learn who is behind this concept, we have to identify Gayatri’s political concept. Gayatri is a woman who had great influence in Majapahit Kingdom due to her political thinking of Monarchy Throne for democratic people and her concept of uniting Nusantara. Our research is focusing on how Gayatri’s political thinking influence the political system in Indonesia. -
Programme Guide West Java, an Overview
PROGRAMME GUIDE WEST JAVA, AN OVERVIEW The enchanting and beautiful [and of Parahiyangan or Sunda stretches from the Sunda Strait in the west to the borders of Central. Java in the east. The region is primarily mountainous, witfi rich green valleys hugging lofty volcanic peaks, many of which surround" the capital of the province, Bandung. The Sundanese people of this region are soft-spoken and colorful, with a rich and fascinating history. The powerfuf and" ancient kingdoms of Tarumanegara, Pajajaran, Banten and Cirebon have off risen, ruied and fatten, in this province and-provide fascinating studies for students of archaeology and history. West Java was one of the first contact points in Indonesia for Indian traders and their cufturaC influences, and it was ftere that the Dutch and British jirst set jbot in Indonesia at Banten. The Dutch moved their center of operations to Sunda Kelapa {now Jakarta) after fierce competition and rivalry witft the Britisfi, only to return at a fater date. West Java effectively surrounds the nation's capital of Jakarta on three sides and enjoyable roads provide good links to most of the province passing through spectacular panoramas of rugged mountains, sparkfing paddy fields and intimate holiday resorts. There are a number of resorts on the western and" southern coasts which have modem hotels and are popular during the weekends, especially for people living in Jakarta. West Java provides visitors witft. a great numfier offascinating and wonderful things to see and do; venture to the reminders of the explosive and awesome power of Krakatau; explore the undisturbed wildlife reserve of Ujung Kulon on the soutn-western tip of Java; admire the Pulau Dua Bird Sanctuary qjf tfte coast of Banten and" visit tfie isolated communities of the mysterious Baduy in tfte remote Hafimun Mountain Reserve; discover unspoiled beaches at Pangandaran; treasure tfte royaf palaces of CireBon and tfte worfif renowned BotamcaC gardens of Bogor. -
1. Jakarta- Batavia, History Travel Sunda Kelapa and Vicinity
1. Jakarta- Batavia, History Travel Sunda Kelapa and vicinity Dirk Teeuwen MSc Contents Explanation, page 2 1. Introduction, page 3 to 6 1.1 Pictures 1.2 Tour Guide 2. Arrival in Old Batavia, Sunda Kelapa Harbour, page 6 to 10 2.1 Pictures 2.2 Tour Guide 3. The old Look Out Tower, Museum Bahari and the Batavia defence wall, page 10 to 21 3.1 Pictures 3.2 Tour Guide 4. Batavia Castle, Eastern Warehouses, page 21 to 36 4.1 Pictures 4.2 Tour Guide Please, keep in mind! Citations, references, sources are added by me as consequently as possible. 1 The old colonial Dutch City Hall, Jakarta 2002; photo Dirk Teeuwen Explanation Are you interested in travelling through the history of Jakarta- Batavia? Maybe my tour suggestions could help you. If so: buy a map of Jakarta and/or use Internet/Google Maps, read my Tour Guides (see contents on page 1), have a look at my pictures and then enjoy visiting the actual remains of a most interesting common past - Dutch and Indonesian, I mean. Click the internet and find Google Map locations of the following tour highlights I am going to introduce to you: 1. Hotel “de Rivier” (The River in English); 2. Sunda Kelapa; 3. Sunda Kelapa Look Out Tower; 4. Museum Bahari, Batavia Western VOC Warehouses; 5. VOC Shipyard Anchor Wharf; 6. Jalan Tongol, Batavia Castle, 7. Batavia Eastern VOC Warehouses; 8. Taman Fatahillah, City Hall Square. Click the internet, then you certainly will find our places of interest without any trouble in the real world around you: look around in Jakarta Kota (Dutch-Indonesian Old Batavia).