<<

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Diplomasi bisa dijalankan melalui berbagai macam cara, salah satunya melalui olahraga. Dalam ranah Hubungan Internasional, olahraga tidak hanya dianggap sebagai olahraga, melainkan memiliki peran lain yang tidak kalah pentingnya sebagai sarana antar negara untuk berdiplomasi dan juga melakukan kerjasama baik bilateral maupun multilateral untuk mencapai kepentingannya.1 Pencak merupakan olahraga, seni, dan juga kebudayaan yang berasal dari kawasan melayu termasuk , , Darussalam,

Singapura, dan .2 Indonesia melihat Pencak Silat bisa menjadi bagian dari politik luar negerinya dengan membuat hubungan kerja antar negara dalam bidang keolahragaan dengan berbagai negara sahabat, baik melalui perjanjian maupun Nota Kesepahaman. Selain menggunakan Pencak Silat sebagai peluang kerja sama dibidang olahraga secara Internasional, juga turut bisa mengangkat prestasi nasional dan turut mengenalkan seni bela diri tradisional

Pencak Silat.3

Kajian terhadap sejarah Pencak Silat banyak yang mengatakan bahwa olahraga tersebut berasal dari daerah kawasan melayu. Kawasan melayu bisa dikatakan sangat luas yakni

1 Publik, D. D. (2013). Olah raga dalam dimensi politik luar negeri indonesia. : Kemlu. http://www.tabloiddiplomasi.org/olah-raga-dalam-dimensi-politik-luar-negeri-indonesia/ (10/8/2019.10:15WIB) 2 Sutantri, S. C. (2018). DIPLOMASI KEBUDAYAAN INDONESIA DALAM PROSES PENGUSULAN PENCAK SILAT SEBAGAI WARISAN BUDAYA TAKBENDA UNESCO. Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi. Hal : 29 https://www.researchgate.net/publication/334170327_Diplomasi_Kebudayaan_Indonesia_dalam_Proses_Pengu sulan_Pencak_Silat_sebagai_Warisan_Budaya_Takbenda_UNESCO (10/8/2019.10:30WIB) 3 Publik. Op. Cit.

1

termasuk Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, dan Thailand.4 Pencak Silat tidak hanya terdapat di Indonesia saja melainkan pada negara-negara lain dengan ragam yang bermacam-macam. Di Malaysia disebut sebagai “Bersilat”, Lalu di Brunei dan Fillipina disebut

“Silat”.5

Pencak Silat pertama kali dipertandingkan pada event olahraga antar negara yaitu pada

SEA Games pada Tahun 1987 yang bertepatan diselenggarakan di Jakarta Indonesia. Indonesia melalui PERSILAT dan Eddie Mardjoeki Nalapraya berhasil menginisiasi dengan mengupayakan6 Pencak Silat agar dipertandingkan sebagai cabang olahraga untuk pertama kali pada kompetisi olahraga antar negara pada tingkat regional Asia Tenggara.7 Selain menjadi tuan rumah dan menginisiasi Pencak Silat untuk dipertandingkan sebagai cabang olahraga pada

SEA Games 1987, cabang olahraga Pencak Silat pada saat itu diikuti oleh lima negara yaitu;

Malaysia, Singapura, Brunai Darusalam, Thailand, dan Indonesia. Selain hal tersebut,

Indonesia juga menjadi juara umum pada event olahraga SEA Games ke-14 tersebut pada tahun

1987.8

Tahun 1992 Indonesia melalui PERSILAT (Persekutuan Pencak Silat antara Bangsa) mengadakan untuk pertama kalinya (World Championship) Kejuaraan Dunia Pencak Silat yang pada saat itu dilaksanakan di Jakarta dan memiliki sekitar 20 negara peserta.9 Kejuaraan Dunia

Pencak Silat diadakan setiap dua tahun sekali, dan diselenggarakan tidak hanya pada wilayah

4 Irsyadi, A. (2018). Upaya-upaya Diplomasi Budaya Indonesia Melalui Pencak Silat di Belanda Untuk Mempererat Hubungan Kedua Negara. Bandung: Universitas Katolik . Hal : 1 http://repository.unpar.ac.id/bitstream/handle/123456789/6370/Cover%20-Bab1-3313165sc- p.pdf?sequence=1&isAllowed=y (10/8/2019.11:30WIB) 5 Ibid. Hal : 2 6 Firdausi, F. A. (2018). Awal Mula Pencak Silat Mengglobal. Jakarta: Tirto.id. https://tirto.id/awal-mula- pencak-silat-mengglobal-cVAP (21/3/2020.21:10WIB) 7 Indonesia.go.id. (2018). Pencak Silat, Go International! Jakarta: Indonesia.go.id. https://indonesia.go.id/ragam/seni/kebudayaan/pencak-silat-go-international (10/8/2019.11:40WIB) 8 Nurmansyah, R. (2019). Rekam Jejak Prestasi Indonesia di SEA Games: 10 Kali Juara Umum. Jakarta: Suara.com. https://www.suara.com/sport/2019/11/26/071000/rekam-jejak-prestasi-indonesia-di-sea-games-10- kali-juara-umum (10/8/2019.11:50WIB) 9 Nugroho, A. (2009). SEJARAH PERKEMBANGAN PENCAK SILAT MENUJU ASEAN BEACH GAMES. Jurnal Olahraga Prestasi (JORPRES), Vol. 5. Hal : 8 https://eprints.uny.ac.id/967/ (10/8/2019.12:00WIB)

2

Indonesia saja melainkan diberbagai negara. Malaysia, Singapura, Thailand, Bahkan

Kejuaraan Dunia Pencak Silat pernah diselenggarakan di Eropa seperti yang terjadi pada tahun

1986 di dan 1990 di Belanda.10 Dengan seiring perkembangan waktu Pencak Silat menjadi tidak hanya sebagai cabang olahraga yang diperlombakan. Indonesia pada mulai melihat Pencak Silat juga bisa dipergunakan untuk mengeratkan hubungan diplomatik.

Diadakannya kejuaraan Pencak Silat dikawasan Asia Tengah oleh KBRI Tashkent yang diikuti oleh Kazakhstan, , Tajikistan, Turkmenistan dan ini memiliki tujuan untuk . mendekatkan hubungan antar personal dan juga sebagian dari Soft Diplomacy

Indonesia.11

Tahun 2014 ditulislah siaran pers No. 18/Kom-Publik/Kemenpora/6/2014 perihal rekomendasi dan dukungan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI 2014 untuk mendorong dilaksanakannya berbagai upaya agar Pencak Silat bisa dilombakan pada

Olimpiade Dunia dan mendapat pengakuan atas kepemilikan Pencak Silat oleh UNESCO bisa terpenuhi.12 Tercatat pada tahun 2017 Indonesia mendaftarkan Pencak Silat ke UNESCO untuk mendapatkan pengakuan atas kepemilikan terhadap Pencak silat.13 Akan tetapi, hal serupa nampak terjadi pada negara yang juga menjadi bagian dari asal-usul Pencak Silat. Pada maret tahun 2018 Malaysia juga mengusulkan untuk mendapat pengakuan kepada UNESCO. Dengan adanya pengusulan atas hak kepemilikan Pencak Silat dari Indonesia maupun Malaysia ini

10 Nugroho, A. (2007). KETERAMPILAN DASAR PENCAK SILAT MATERI SEJARAH PERKEMBANGAN PENCAK SILAT GO INTERNASIONAL. Hal : 10 https://id.scribd.com/document/385942088/Ketramp-Dsr-Pencak-Silat-Materi-Sejarah-Perkemb-PS-Go-Int-l- doc (10/8/2019.13:00WIB) 11 Tashkent, K. (2019). Kejuaraan Pencak Silat "Central Asia Pencak Silat Beach Championship" digelar di Cholpon-Ata, Kyrgyzstan. Jakarta: Kemlu RI. https://kemlu.go.id/portal/id/read/486/view/kejuaraan-pencak- silat-central-asia-pencak-silat-beach-championship-digelar-di-cholpon-ata-kyrgyzstan (10/8/2019.14:00WIB) 12 Broto, G. S. (2014). Siaran Pers No. 18/Kom-Publik/Kemenpora/6/2014: Obsesi Menpora Roy Suryo Terhadap Pengakuan UNESCO Atas Pencak Silat. Jakarta: Kemenpora RI. http://kemenpora.go.id/index/preview/konferensi/45 (10/8/2019.14:10WIB) 13 Pujianto, R. (2018). Status Pencak Silat masih Tunggu Proses Unesco. Jakarta: Media Indonesia. https://mediaindonesia.com/read/detail/183383-status-pencak-silat-masih-tunggu-proses- (10/8/2019.14:30WIB)

3

menambah polemik antara kedua negara ini.14 Sebelumnya juga banyak polemik perebutan hak milik atas kebudayaan Indonesia yang juga di kalim oleh Malaysia yaitu : Reog Ponorogo pada tahun 2007, Lagu Daerah Rasa Sayange asal Maluku pada tahun 2008, Tari Pendet dari pada tahun 2009, pada tahun 2009, pada tahun 2010.15

Asian Games 2018 menjadi momen penting bagi Indonesia, Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah pada ajang olahraga terbesar yang berada pada kawasan Asia tersebut menggantikan yang seharusnya menjadi tuan rumah Asian Games 2018.16 Setiap tuan rumah penyelenggara Asian Games diberikan hak untuk menambahkan cabang olahraga asli milik negaranya. Dengan terpilihnya Indonesia menjadikan peluang emas untuk mengenalkan

Pencak Silat pada seluruh negara yang menjadi peserta Asian Games bahwa Pencak Silat merupakan olahraga asli Indonesia. Tidak hanya itu, dengan dilombakan pada ajang Asian

Games 2018 juga bisa menjadikan peluang besar Indonesia dalam strateginya untuk mendapatkan pengakuan dari dunia terhadap Pencak Silat agar bisa dilombakan pada

Olimpiade Dunia.17 Imam Nahrowi berupaya memasukkan Pencak Silat agar bisa menjadi cabang olahraga yang dilombakan dalam Asian Games 2018 dan Imam Nahrowi juga ingin pencak silat menjadi branding nasional dan mendunia.18

Keberhasilan dengan disetujuinya Pencak Silat menjadi cabang olahraga yang dilombakan pada Asian Games 2018 menandakan bahwa upaya Indonesia untuk mencapai

14 Dewi, A. K. (2018). Rebutan Klaim Pencak Silat, Punya Indonesia atau Malaysia? Jakarta: indosport.com. https://www.indosport.com/pencak-silat/20180916/rebutan-klaim-pencak-silat-punya-indonesia-atau- malaysia/sejarah-singkat-pencak-silat-di-indonesia (10/8/2019.15:00WIB) 15 Sutantri, S. C. (2018). DIPLOMASI KEBUDAYAAN INDONESIA DALAM PROSES PENGUSULAN PENCAK SILAT SEBAGAI WARISAN BUDAYA TAKBENDA UNESCO. Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi. Hal : 30 https://jipsi.fisip.unikom.ac.id/jurnal/diplomasi-kebudayaan.52 (10/8/2019.15:30WIB) 16 Hasjanah, K. (2018). Bukan Indonesia, Negara Ini yang Seharusnya Jadi Tuan Rumah Asian Games 2018. Jakarta: Tribun Jakarta.Com. https://jakarta.tribunnews.com/2018/08/20/bukan-indonesia-negara-ini-yang- seharusnya-jadi-tuan-rumah-asian-games-2018 (10/8/2019.16:00WIB) 17 Thomas. (2018). Mengenal Cabor Baru di Asian Games 2018: Pencak Silat. Jakarta: Liputan6.com. https://www.liputan6.com/asian-games/read/3549863/mengenal-cabor-baru-di-asian-games-2018-pencak-silat (10/8/2019.16:30WIB) 18 Fauzi, I. (2018). Menpora ingin pencak silat jadi branding nasional dan mendunia. Jakarta: Merdeka.com. https://www.merdeka.com/peristiwa/menpora-ingin-pencak-silat-jadi-branding-nasional-dan-mendunia.html (10/8/2019.17:20WIB)

4

kepentingan nasionalnya berhasil. Tim Pencak Silat Indonesia menjadi cabang olaharaga dengan perolehan medali terbanyak, yaitu total 13 medali emas.19 Kesuksesan Indonesia dalam cabang olahraga Pencak Silat ini menuai banyak protes dari berbabagai negara. Protes Presiden

Komite Olimpiade Nasional (NOC) Reza Salehi Amiri, mengecam dipertandingkannya pencak silat pada Asian Games 2018. Amiri, menilai Olympic Council of Asia (OCA) sengaja memberi banyak hadiah emas untuk tuan rumah dengan menyetujui pencak silat di ajang tersebut.20 Menurut Amiri, pencak silat merupakan cabang olahraga yang tidak dikenal dan hanya dipraktikkan oleh sekelompok kecil di negara-negara Asia.21 Masih banyak lagi protes kecurangan terhadap Pencak Silat yang menyebabkan Indonesia hampir menyapu semua emas dalam cabang olahraga Pencak Silat.22

Hal menarik lainnya, desember 2019 dalam sidang ke-14 Komite Warisan Budaya

Takbenda UNESCO di Bogota, Kolombia. UNESCO tetapkan Pencak Silat ke dalam

UNESCO Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity.23 Selain

Indonesia, UNESCO juga mengakui Malaysia sebagai negara asal Pencak Silat.24 Pengakuan

UNESCO terhadap Pencak Silat antara Indonesia dan Malaysia ini memiliki perbedaan.25

Pengakuan UNESCO terhadap Indonesia ditekankan berdasarkan Tradisi Pencak Silat atau

19 Indonesia, VOA. (2018). Pencak Silat Indonesia Borong Medali Emas Asian Games. Washington DC: VOA Indonesia.com. https://www.voaindonesia.com/a/pencak-silat-indonesia-sabet-lagi-medali-emas-asian- games/4548689.html (10/8/2019.17:40WIB) 20 Taylor, G. S. (2018). Erick Sesalkan Sesama Negara Muslim Tuduh Asian Games Curang. Jakarta: CNN Indonesia. https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20180830202452-178-326350/erick-sesalkan-sesama- negara-muslim-tuduh-asian-games-curang (10/8/2019.18:00WIB) 21 Mualim, I. (2018). Iran Protes Adanya Pencak Silat di Asian Games 2018, Ini Alasannya. Jakarta: Warta Ekonomi. https://www.wartaekonomi.co.id/read193152/iran-protes-adanya-pencak-silat-di-asian-games-2018- ini-alasannya (10/8/2019.18:30WIB) 22 Fajriyah, T. (2018). Presiden Pencak Silat Asia: Ada Kecurangan di Asian Games. Jakarta: CNN Indonesia. https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20180829143332-178-325847/presiden-pencak-silat-asia-ada- kecurangan-di-asian-games (10/8/2019.19:30WIB) 23 Kementerian Luar Negeri RI. (2019). Pencak Silat ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia oleh UNESCO. Jakarta: Kemlu RI. https://kemlu.go.id/portal/id/read/890/berita/pencak-silat-ditetapkan-sebagai- warisan-budaya-tak-benda-dunia-oleh-unesco (10/8/2019.20:30WIB) 24 CNN Indonesia. (2019). IPSI Kaget UNESCO Akui Silat dari Malaysia Selain Indonesia. Jakarta: CNN Indonesia. https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20191213193708-178-456858/ipsi-kaget-unesco-akui-silat- dari-malaysia-selain-indonesia (10/8/2019.21:00WIB) 25 Nelfira, W. (2019). Sama-Sama Diakui UNESCO, Ini Perbedaan Pencak Silat Indonesia dan Malaysia. Jakarta: Liputan6.com. https://www.liputan6.com/news/read/4133835/sama-sama-diakui-unesco-ini-perbedaan- pencak-silat-indonesia-dan-malaysia (10/8/2019.21:30WIB)

5

Kebudayaan.26 Pengakuan UNESCO untuk Pencak Silat terhadap Malaysia ditekankan berdasarkan aspek Olahraga.27

Dari yang telah diceritakan diatas, penulis memiliki ketertarikan untuk membahas bagaimana diplomasi Indonesia dalam mengenalkan Pencak Silat melalui kompetisi olahraga

Internasional. Pencak Silat merupakan salah satu cabang olahraga namun bagi Indonesia dianggap sebagai kekuatan dan bahkan instrumen dalam menjalin hubungan internasional.

Dalam beberapa event maupun perlombaan Indonesia menggunakan Pencak Silat tidak hanya untuk mendapatkan medali saja, tetapi sebagai sarana membangun asumsi publik terhadap

Pencak Silat. Dalam Asian Games 2018 Indonesia mengusulkan Pencak Silat untuk menjadi cabang olahraga yang dipertandingkan. Sedangkan, Pencak Silat pada waktu tersebut belum mendapat pengakuan kepemilikan dari UNESCO sehingga pada saat tersebut menimbulkan banyak Polemik. Hal menarik lainnya, Desember 2019 UNESCO memberikan pengakuan hak cipta atas usulan kedua negara. Pengakuan atas Pencak Silat kepada Indonesia dalam aspek

Kebudayaan. Pengakuan atas Pencak silat kepada Malaysia dalam aspek Olahraga. Indonesia menggunakan Pencak Silat sebagai sarana Diplomasi.

1.2 Rumusan Masalah Dalam penelitian ini penulis akan mengajukan sebuah pertanyaan penelitian yaitu

“Bagaimana Diplomasi Olahraga Indonesia dalam Mengenalkan Pencak Silat melalui

Kompetisi Olahraga Internasional?”

26 UNESCO. (2019). Traditions of Pencak Silat. France: Intangible Cultural Heritage UNESCO. https://ich.unesco.org/en/RL/traditions-of-pencak-silat-01391 (10/8/2019.22:00WIB) 27 UNESCO. (2019). Silat. France: Intangible Cultural Heritage UNESCO. https://ich.unesco.org/en/RL/silat- 01504 (10/8/2019.22:30WIB)

6

1.3 Tujuan Penelitian Seperti yang telah kita ketahui pada sub bab latar belakang dan rumusan masalah penelitian ini dengan bersudut pandang Diplomasi dan tema Diplomasi Indonesia dalam mengenalkan Pencak Silat melalui Kompetisi Olahraga Internasional, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk :

Menjelaskan serta mengetahui bagaimana Diplomasi Olahraga Indonesia dalam membangun asumsi publik terhadap Pencak Silat melalui Kompetisi Olahraga

Internasional.

1.4 Penelitian Terdahulu Pada skripsi ini, penulisan akan didukung dengan statement-statement resmi dari aktor yang ada, guna menguatkan pembuktian sebuah studi kasus yang sudah sebelumnya diteliti.

Penelitian terdahulu memiliki fungsi untuk menyampaikan hal-hal tersebut dan juga berfungsi memperkaya data. Maka dengan penelitian terdahulu dapat memberikan arahan untuk rumusan masalah Bagaimana Diplomasi Olahraga Indonesia dalam Mengenalkan Pencak Silat melalui

Kompetisi Olahraga Internasional, juga dapat memperdalam penelitian mengenai diplomasi.

Penelitian terdahulu pertama adalah skripsi milik dari Aryadiva Irsyadi yang berjudul

Upaya-Upaya Diplomasi Budaya Indonesia Melalui Pencak Silat di Belanda Untuk

Mempererat Hubungan Kedua Negara.28 Penulis menggunakan karya ilmiah berupa skripsi dari Aryadiva ini dalam penelitian terdahulu karena memiliki penjelasan mengenai diplomasi

Indonesia dengan menggunakan Pencak Silat. Penelitian dari Aryadiva ini memiliki tujuan untuk mengethaui bagaimana Indonesia menggunakan Pencak Silat sebagai diplomasi

28 Irsyadi, A. (2018). Upaya-upaya Diplomasi Budaya Indonesia Melalui Pencak Silat di Belanda Untuk Mempererat Hubungan Kedua Negara. Bandung: Universitas Katolik Parahyangan. http://repository.unpar.ac.id/bitstream/handle/123456789/6370/Cover%20-Bab1-3313165sc- p.pdf?sequence=1&isAllowed=y. (10/3/2020.08:00WIB)

7

budayanya di Belanda. Upaya yang telah dilakukan Indonesia ditunjukkan dengan mengadakan seminar, pelatihan, dan pertandingan pada festival kebudayaan yang diselenggarakan oleh

Indonesia di Belanda. Penelitian Aryadiva menggunakan konsep diplomasi multijalur dan diplomasi budaya, serta menggunakan metode kualitatif. Sama-sama membahas mengenai

Pencak Silat dan diplomasi namun penelitian Aryadiva dengan penelitian yang penulis kerjakan memiliki perbedaan, terletak pada bahasan. Penulis melakukan pembahasan mengenai diplomasi olahraga Indonesia menggunakan Pencak Silat melalui kompetisi olahraga internasional, sedangkan Aryadiva menggunakan diplomasi budaya Indonesia menggunakan

Pencak Silat di Belanda 2012-2016. Hasilnya terbukti dengan amannya masyarakat Indonesia yang mengajarkan Pencak Silat di belanda serta semakin eratnya hubungan Indonesia dengan

Belanda. Ini semua tidak lepas dari peran PSHT Indonesia yaitu sebuah organisasi Pencak Silat yang ada di Indonesia.

Penelitian kedua ialah karya tulis ilmiah oleh Febri Kurnia Dan Drs. Tri Joko

Waluyo, M.Si ini memiliki judul PENGGUNAAN PENCAK SILAT DALAM

DIPLOMASI KEBUDAYAAN INDONESIA TERHADAP BELANDA TAHUN 2005-

2012.29 Menggunakan konsep Diplomasi Budaya Penelitian ini difokuskan pada upaya diplomasi budaya Indonesia ke Belanda dengan menggunakan Pencak Silat. Upaya diplomasi budaya yang dilakukan Indonesia bertujuan untuk membangun citra positif Indonesia di

Belanda. Upaya Indonesia dilakukan melalui diplomasi olahraga, diplomasi budaya, dan diplomasi seni dan pendidikan. Adanya PERSILAT sebagai federasi olahraga internasional

Membantu diplomasi kebudayaan Pencak Silat Indonesia kepada Belanda. penulis mengumpulkan data dari buku, jurnal, media, dan situs internet lalu menganalisis penggunaan

29 Febri Kurnia Dan Drs. Tri Joko Waluyo, M. (2012). PENGGUNAAN PENCAK SILAT DALAM DIPLOMASI KEBUDAYAAN INDONESIA TERHADAP BELANDA TAHUN 2005-2012. : Universitas Riau. https://repository.unri.ac.id/bitstream/handle/123456789/385/Karya%20Tulis%20Ilmiah.pdf;jsessionid=A3FA4 48364C486C27A360E6429BE5A6A?sequence=1 (7/12/2020.22:00WIB)

8

Pencak Silat oleh Indonesia sebagai bentuk diplomasi budaya melalui soft power. Diplomasi budaya merupakan bagian dari konsep soft power di dunia hubungan internasional. Tujuan utama diplomasi budaya adalah untuk mendapatkan pengaruh terhadap opini publik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kebudayaan tanah air Pencak Silat dapat menembus di Belanda melalui tiga jalur diplomatik : olah raga, seni budaya dan pendidikan, Pencak Silat digunakan sebagai sarana pendukung diplomasi budaya Indonesia melawan Belanda. Perbedaan karya tulis ilmiah ini dengan skripsi ini adalah letak bahasannya. Karya tulis ilmiah ini hanya membahas sebatas diplomasi publik Pencak Silat Indonesia di Belanda.

Penelitian ketiga adalah skripsi dari Yudit Indra Prabowo berjudul DIPLOMASI

BUDAYA INDONESIA MELALUI SEA GAMES 2011 DI .30 Pada tulisan ini membahas mengenai upaya Indonesia melakukan diplomasi budaya dalam event olahraga

Sea Games 2011, yang diadakan di Palembang. Diplomasi budaya memiliki peran sebagai alat mengeratkan kerjasama antar negara, pemahaman dan hubungan antar negara pada kawasan

Asia Tenggara dalam event SEA Games 2011. Tulisan milik Yudit ini memiliki jenis penelitian deskriptif kualitatif dimana memiliki tujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan dengan lebih dalam mengenai bagaimana diplomasi budaya Indonesia pada event SEA Games 2011 di

Palembang. Skripsi milik Yudit ini menggunakan konsep diplomasi budaya menurut

Prof.Dr.Mochtar Kusumaatmadja, Hasil dari tulisan milik Yudit ini menunjukan bahwa

Indonesia bisa melakukan diplomasi budaya melalui event olahraga terbesar pada kawasan

Asia Tenggara dengan nama Sea Games 2011 yang diselenggarakan di Palembang Indonesia,

Indonesia mengenalkan berbagai macam ragam kebudayaan, tempat wisata, makanan khas, dan lain sebagainya yang merupakan ciri khas Negara Indonesia agar negara lain yang ikut didalam Sea Games tahu dan mengakui bahwa itu adalah milik bangsa Indonesia. Salah satu

30 Yudit Indra Prabowo. (2014). DIPLOMASI BUDAYA INDONESIA MELALUI SEA GAMES 2011 DI PALEMBANG. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. http://eprints.umm.ac.id/25725/ (7/12/2020.22:30WIB)

9

kebudayaan tersebut adalah Pencak Silat, Skripsi milik Yudit ini memiliki kesamaan membahas mengenai SEA Games 2011 didalamnya. Akan tetapi, memiliki perbedaan pembahasan dalam skripsi Yudit membahas bagaimana diplomasi publik Indonesia dalam event SEA Games 2011 sedangkan tulisan milik penulis membahas mengenai Diplomasi

Indonesia mengenalkan Pencak Silat melalui Kompetisi Olahraga Internasional salah satunya

Sea Games 2011.

Pada urutan keempat adalah Tulisan yang berjudul Diplomasi Kebudayaan Indonesia

Dalam Proses Pengusulan Pencak Silat Sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO oleh Sintia Catur Sutantari.31 Penelitian Sintia Catur menggunakan penelitian kualitatif dengan teori diplomasi budaya. Dalam jurnal Sintia Catur sendiri didapati kesimpulan bahwa diplomasi budaya sangat erat kaitannya dengan kepentingan nasional. Diplomasi budaya menjadi instrument dalam mencapai tujuan negara dengan memanfaatkan budaya yang ada di

Indonesia. Banyak upaya yang dilakukan dengan diplomasi budaya seperti pertunjukan, festival dan lain sebagainya. Diharapkan dengan penelitian yang dilakukan penulis maka akan menjadikan suatu analisa yang lebih dalam dari upaya Indonesia dalam pengajuan tersebut.

Penelitian ini juga bisa digunakan sebagai sumber data penguatan terhadap dukungan pemerintah Indonesia terhadap Pencak Silat untuk diakui. Meskipun sama-sama membahas mengenai Pencak Silat namun arah pembahasan pada jurnal ini tidak sama dengan penulis, pada jurnal ini menjelaskan dengan diplomasi kebudayaan Indonesia ke UNESCO sedangkan penulis menjelaskan dengan diplomasi olahraga Indonesia pada kompetisi olahraga internasional.

Pada penelitian kelima adalah skripsi milik dari Rohmani Khuflatul yang berjudul

Faktor Pendorong Indonesia Dalam Mengajukan Diri Sebagai Tuan Rumah Asian

31 Sutantri, S. C. (2018). DIPLOMASI KEBUDAYAAN INDONESIA DALAM PROSES PENGUSULAN PENCAK SILAT SEBAGAI WARISAN BUDAYA TAKBENDA UNESCO. Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi. https://jipsi.fisip.unikom.ac.id/jurnal/diplomasi-kebudayaan.52 (10/3/2020.11:00WIB)

10

Games 2018 (The Driving Factors of Indonesia to Take Over The Role as The House

Country).32 Pada skripsi yang ditulis oleh Rohmani ini lebih menekan pada beberapa faktor yang mendorong Indonesia mengajukan diri sebagai tuan rumah event olahraga internasional serta kepentingan-kepentingan yang ingin dicapai melalui Asian Games 2018, mengingat tidak semua ajang olahraga internasional memberikan hasil yang memuaskan, termasuk bagi negara maju seperti yang telah dilakukan Korea Selatan menjadi tuan rumah Asian Games ke-17 tahun

2014 justru membuat kerugian. Dengan Indonesia mengajukan diri untuk menjadi Tuan Rumah

Indonesia memiliki kepentingan nasional untuk mewujudkan citra baik dari internasional. Serta

Indonesia memiliki kepentingan nasional yang harus dicapainya. Sehingga Indonesia mengusulkan untuk menjadi tuan rumah pengganti setelah negara yang ditunjuk untuk menjadi tuan rumah penyelenggara mundur karena ketidaksiapannya sebagai tuan ryumah penyelenggara. Perbedaan yang didapat dari tulisan Rohmani ini terdapat pada fokus bahasan yang hanya pada Kepentingan Indonesia menjdai negara tuan rumah pengganti pada Asian

Games 2018. Rohmani dalam tulisannya menggunakan landasan konseptual kepentingan nasional dan diplomasi budaya. Tulisan milik Rohmani ini memiliki kesamaan dalam membahas Asian Games 2018. Akan tetapi berbeda dengan tulisan penulis yang lebih menitik beratkan pada Diplomasi Olahraga Pencak Silat Indonesia pada Asian Games 2018.

Pada penelitian keenam adalah Tulisan milik dari Ida Rohmana yang berjudul

Diplomasi Budaya Pencak Silat Indonesia Dalam Upaya Mendapatkan Pengakuan Dari

Unesco.33 Tulisan yang ditulis oleh Ida ini membahas mengenai seperti apa tahapan-tahapan

Indonesia dalam melakukan diplomasi kebudayaan yang dilakukan dalam usahanya agar

32 Rohmani Khuflatul, 2020, Faktor Pendorong Indonesia Dalam Mengajukan Diri Sebagai Tuan Rumah Asian Games 2018 (The Driving Factors of Indonesia to Take Over The Role as The House Country), Skripsi, Brebes: Universitas Peradaban. http://eprints.peradaban.ac.id/736/1/43115005_HALAMAN%20JUDUL.pdf (10/3/2020.12:00WIB) 33Rohmana, I. (2019). DIPLOMASI BUDAYA PENCAK SILAT INDONESIA DALAM UPAYA MENDAPATKAN PENGAKUAN DARI UNESCO. Skripsi. Bandung: Universitas Pasundan. http://repository.unpas.ac.id/42709/ (10/3/2020.13:00WIB)

11

Pencak Silat diakui kepemilikannya oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda. Metode penelitian yang digunakan Ida dalam karyanya adalah metode kualitatif. Tulisan ida memiliki tujuan untuk mengetahui upaya Indonesia dalam mengusulkan Pencak Silat agar diakui dibantu dengan perguruan Pencak Silat, komunitas dan tokoh sebagai awal pengiriman naskah usulan ke UNESCO. Hasil dalam karya Ida adalah usaha Indonesia agar kebudayaan Pencak Silat dapat diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO dapat terwujud, itu semua merupakan dukungan dan juga bagian diplomasi kebudayaan yang dilakukan para aktor negara dan aktor bukan negara yang aktif membantu dalam proses pengusulan Pencak Silat sebagai

Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Perbedaan dari skripsi ini terletak pada tujuan dari fokus penelitian yang mengatakan bahwa tulisan Ida lebih kepada pengusulan budaya ke UNESCO.

1.4.1 Tabel Posisi Penelitian No. Nama Penelitian dan Teori / Konsep Hasil Penelitian

Judul Penelitian

1. Aryadiva Irsyadi berjudul Diplomasi Diplomasi budaya

Upaya-Upaya Diplomasi Budaya & Indonesia melalui

Budaya Indonesia Melalui Diplomasi Pencak Silat di Belanda.

Pencak Silat di Belanda Multijalur Upaya yang telah

Untuk Mempererat dilakukan Indonesia

Hubungan Kedua Negara. ditunjukkan dengan

mengadakan seminar,

pelatihan, dan

pertandingan pada

festival kebudayaan

12

yang diselenggarakan

oleh Indonesia di

Belanda. Penelitian

Aryadiva menggunakan

konsep diplomasi

multijalur dan diplomasi

budaya, serta

menggunakan metode

kualitatif. Aryadiva

menggunakan diplomasi

budaya Indonesia

menggunakan Pencak

Silat di Belanda pada

tahun 2012-2016.

Hasilnya, ditemukan

bahwa PSHT Indonesia

telah berkontribusi

terhadap eratnya

hubungan Indonesia

dengan Belanda.

Terbukti dengan

amannya masyarakat

Indonesia yang

13

mengajarkan PSHT

dibelanda.

2. Febri Kurnia Dan Drs. Tri Diplomasi Kebudayaan Tanah Air

Joko Waluyo, M.Si ini Budaya Pencak Silat dapat

berjudul PENGGUNAAN menembus di Belanda

PENCAK SILAT melalui tiga jalur

DALAM DIPLOMASI diplomatik : olah raga,

KEBUDAYAAN seni budaya dan

INDONESIA pendidikan, Pencak Silat

TERHADAP BELANDA digunakan sebagai

TAHUN 2005-2012. sarana pendukung

diplomasi budaya

Indonesia melawan

Belanda.

3. Yudit Indra Prabowo Diplomasi Indonesia bisa

berjudul DIPLOMASI Budaya melakukan diplomasi

BUDAYA INDONESIA budaya melalui event

MELALUI SEA GAMES olahraga terbesar pada

2011 DI PALEMBANG. kawasan Asia Tenggara

dengan nama Sea Games

2011 yang

diselenggarakan di

Palembang Indonesia,

Indonesia mengenalkan

14

berbagai macam ragam

kebudayaan, tempat

wisata, makanan khas,

dan lain sebagainya yang

merupakan ciri khas

Negara Indonesia agar

negara lain yang ikut

didalam Sea Games tahu

dan mengakui bahwa itu

adalah milik bangsa

Indonesia. Salah satu

kebudayaan tersebut

adalah Pencak Silat,

Skripsi milik Yudit ini

memiliki kesamaan

membahas mengenai

SEA Games 2011

didalamnya. Akan tetapi,

memiliki perbedaan

pembahasan dalam

skripsi Yudit membahas

bagaimana diplomasi

publik Indonesia dalam

event SEA Games 2011

sedangkan tulisan milik

15

penulis membahas

mengenai Diplomasi

Indonesia mengenalkan

Pencak Silat melalui

Kompetisi Olahraga

Internasional salah

satunya Sea Games

2011.

4. Sintia Catur Sutantri, Kualitatif Diplomasi budaya sangat

Diplomasi Kebudayaan erat kaitanya dengan & Indonesia Dalam kepentingan nasional. Diplomasi Pengusulan Pencak Silat Diplomasi budaya Budaya Sebagai Warisan Budaya menjadi instrument

Tak Benda UNESCO dalam mencapai tujuan

negara dengan

memanfaatkan budaya

yang ada di Indonesia.

Banyak upaya yang

dilakukan dengan

diplomasi budaya seperti

pertunjukan, festival dan

lain sebagainya.

5. Rohmani Khuflatul, Diplomasi Dengan Indonesia

Faktor Pendorong Budaya & mengajukan diri untuk

16

Indonesia Dalam Kepentingan menjadi Tuan Rumah

Mengajukan Diri Sebagai Nasional Indonesia memiliki

Tuan Rumah Asian kepentingan nasional

Games 2018 (The Driving untuk mewujudkan citra

Factors of Indonesia to baik dari internasional.

Take Over The Role as Serta Indonesia memiliki

The House Country) kepentingan nasional

yang harus dicapainya.

Sehingga Indonesia

mengusulkan untuk

menjadi tuan rumah

pengganti setelah negara

yang ditunjuk untuk

menjadi tuan rumah

penyelenggara mundur

karena tidak siap sebagai

negara tuan rumah

penyelenggara.

6. Ida Rohmana yang Diplomasi Usaha Indonesia agar

berjudul, Diplomasi Kebudayaan kebudayaan Pencak Silat

Budaya Pencak Silat dapat diakui sebagai

Indonesia Dalam Upaya warisan budaya tak

Mendapatkan Pengakuan benda oleh UNESCO

Dari Unesco dapat terwujud, itu

17

semua merupakan

dukungan dan juga

bagian diplomasi

kebudayaan yang

dilakukan para aktor

negara dan aktor bukan

negara yang aktif

membantu dalam proses

pengusulan Pencak Silat

sebagai Warisan Budaya

Takbenda UNESCO.

Perbedaan dari skripsi ini

terletak pada tujuan dari

fokus penelitian yang

mengatakan bahwa

tulisan Ida lebih kepada

pengusulan budaya ke

UNESCO.

7. Azzam Pradanauval Diplomasi Indonesia menggunakan

Furqon, Diplomasi Publik & berbagai cara salah

Indonesia Mengenalkan satunya olahraga untuk Diplomasi Pencak Silat Melalui membangun citra dan olahraga mendapat pengakuan

18

Kompetisi Olahraga terhadap Pencak Silat

Internasional oleh dunia. Indonesia

selalu menjadi juara

umum sehingga

mempengaruhi

pandangan negara lain

terhadap Indonesia.

Kesimpulannya

Indonesia berhasil

menggunakan Pencak

Silat sebagai diplomasi

dan menunjukkan

kekuatan negaranya

melalui Pencak Silat.

1.5 Kerangka Teori atau Konsep

1.5.1 Diplomasi Publik Diplomasi seperti yang ditulis S.L. Roy Dalam bukunya berpendapat bahwa terdapat tujuh unsur untuk mendefinisikan diplomasi. Pertama, adalah negosiasi. Kedua, negosiasi dilaksanakan guna memenuhi kepentingan negara. Ketiga, tindakan-tindakan diplomatik digunakan agar terpenuhinya kepentingan nasional dengan cara damai. Keempat, teknik-teknik diplomasi ketika tidak menemui jalur damai. Kelima, diplomasi erat kaitannya dengan tujuan politik luar negeri suatu negara. Keenam, diplomasi juga ada hubungannya dengan sistem negara. Ketujuh, diplomasi tak bisa dipisahkan dari perwakilan negara. Dalam kegiatan

19

diplomasi proses yang sering dilakukan adalah dengan menggunakan cara negosiasi, pertemuan, kunjungan, dan perjanjian-perjanjian.34 Diplomasi dilakukan untuk mencapai suatu kepentingan nasional suatu negara. Diplomasi cenderung terhadap keinginan negara untuk membangun hubungan yang baik dengan negara lainnya. Dapat menggunakan berbagai macam jalur seperti melakukan negosiasi, skill dalam berbicara, tata cara bersikap, juga dengan cara- cara lainnya tanpa menggunakan kekerasan atau militer meskipun dalam kondisi perang.35

Dalam skripsi ini, penulis mengambil titik fokus Diplomasi Publik. Memiliki dua tujuan, yaitu mempengaruhi perilaku dari negara bersangkutan dan memfasilitasinya. Soft power menjadi kunci utama dalam pelaksanaan diplomasi publik.36 Diplomasi publik mengalami perkembangan aspek seiring berjalannya waktu, dari diplomasi publik tradisional ke diplomasi publik kontemporer.37 Diplomasi publik membuat opini publik dapat berperan dalam rangka mendukung kebijakan negara. Dalam hal ini publik juga dapat membantu mempengaruhi opini masyarakat negara-negara lainnya mengenai negaranya.38 Untuk itu, kerjasama aktor negara dan non-negara yang ditujukan untuk meningkatkan nilai tawar pemerintah sangat diperlukan. Aktor non-negara ini misalnya dapat berinteraksi dengan rekanan mereka dalam mempengaruhi, memberikan masukan, dan menerapkan kebijakan luar negeri.39

Diplomasi bisa dilakukan melalui berbagai macam jalur, ada yang melalui pemerintah dan juga melalui non pemerintah. Aktor dalam diplomasi sangat banyak sekali selain duta besar

34 S.L.Roy. (1991). Diplomasi. Jakarta: CV. Rajawali. (11/3/2020.08:00WIB) 35 Sukawarsini Djelantik. (2008). Diplomasi antara Teori & Praktik. : Graha Ilmu. 36 Hennida, C. (2009). Diplomasi Publik dalam Politik Luar Negeri. Journal Unair. Hal : 1 http://journal.unair.ac.id/filerPDF/abstrak_301615_tpjua.pdf (11/3/2020.09:00WIB) 37 Indraswari, R. (2015). Diplomasi Publik dan Nation Branding. Bandung: Universitas Katolik Parahyangan. Hal : 3 http://journal.unpar.ac.id/index.php/Sosial/article/view/1655 (11/3/2020.10:00WIB) 38 Putra, D. R. (2012). PERAN DIPLOMASI PUBLIK AMERIKA SERIKATMELALUI SPORTS ENVOY PROGRAM PADA MASAPEMERINTAHAN PRESIDEN BARACK OBAMA (2008-2012). Jakarta: Universitas Indonesia. Hal : 14. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20355712-S-Dafy%20Rahadi%20Putra.pdf (11/3/2020.11:00WIB) 39 Hennida, C. (2009). Diplomasi Publik dalam Politik Luar Negeri. Journal Unair. Hal : 3 http://journal.unair.ac.id/filerPDF/abstrak_301615_tpjua.pdf (11/3/2020.12:00WIB)

20

atau menteri, yang aktif dalam tugasnya. Selain itu, ada juga personil resmi dan tidak resmi.

Semua petugas yang dipekerjakan oleh negara pengirim atau kepala misi yang kedepannya petugas itu memiliki tanggung jawab, dianggap sebagai personil resmi. 40 Meningkatnya peran aktor-aktor bukan negara seperti media massa, NGO internasional dan perseorangan menyebabkan negara bukan lagi sebagai aktor utama diplomasi maupun faktor utama pendukung tujuan nasional.41 Perkembangan teknologi informasi menciptakan istilah baru

“virtual diplomacy” biasanya disebut “diplomacy without diplomat” dalam diplomasi publik.

Hal tersebut mempermudah dalam proses penyampaian informasi dan komunikasi untuk publik dan memudahkan jalannya negosiasi oleh siapapun.42

Diplomasi publik berdasarkan sudut pandang Marc Leonard (Effendi 2011, 18) memiliki beberapa tahapan dalam penerapannya. Sebagai berikut :

1. Tahap pertama dengan melalui pengenalan (Familiaritas) pengenalan adalah

proses paling utama bagi suatu negara dalam melakukan diplomasi publik.

Dengan menggunakan ciri khas yang sebelumnya terbentuk atau dengan

mengusung hal baru dari negara bisa membuat citra untuk dikenalkan kepada

publik.

2. Tahap kedua adalah penilaian yang bersifat positif, hal ini dilakukan dengan

menunjukkan kepada publik bahwa negara memiliki kualitas yang baik dalam hal

yang telah ditunjukkan pada tahap pengenalan.

3. Tahap ketiga adalah meningkatkan hubungan baik dengan berbagai negara.

Seperti dengan meningkatkan hubungan atau menjalin hubungan dengan negara

tersebut.

40 S.L Roy. (1991). Diplomasi. Jakarta: CV Rajawali. Hal : 195 (11/3/2020.13:00WIB) 41 Hermawan, Y. P. (2007). Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional: Aktor, isu dan Metodologi. Yogyakarta: Graha Ilmu. (11/3/2020.16:00WIB) 42 Miranda. (2017). Ping-Pong sebagai alat Diplomasi Tiongkok . Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. (11/3/2020.17:00WIB)

21

4. Tahap keempat dengan memberikan pengaruh. Negara lain yang telah tertarik

dengan perhatian suatu negara akan tertarik untuk menjalin kerjasama dalam

bidang apapun seperti kerjasama dalam bidang olahraga, ekonomi, hingga

berminat untuk investasi kepada negara bersangkutan. Negara akan dengan

senang hati menaruh kepercayaan bahwa negara yang bersangkutan memiliki hal

yang menjadi ciri khasnya tanpa bisa digantikan negara lain.43

1.5.2 Diplomasi Olahraga Diplomasi olahraga merupakan bagian dari diplomasi publik. Olahraga selain dimainkan, ditandingkan dan dipertontonkan juga bisa digunakan sebagai aspek sosial, budaya, politik dan diplomasi. Olahraga juga menjadi kendaraan untuk menyebarkan pesan dan suatu strategi diplomasi publik melalui olahraga. Ajang olahraga yang diadakan negara bisa disisipkan kepentingan-kepentingan negara. Atlit-atlit yang mewakili negara bisa digunakan menjadi “diplomat” untuk negara tersebut.44 Penggunaan olahraga sebagai alat diplomasi beragam, bahkan kadang tidak dikonsepkan tetapi memiliki moment yang tepat bagi negara untuk menjalankan diplomasi pada saat itu. Seperti yang telah ditulis Alexander Laverty,45 terdapat 3 cara dalam penggunaan olahraga sebagai diplomasi. Cara pertama, penggunaan diplomasi melalui kemenangan yang dapat menjadi kesuksesan kepentingan nasional. Dengan menjadi pemenang, atlit dengan negara yang diwakilinya akan dipandang hebat oleh negara lain hingga menjadi disegani. Hal tersebut juga bisa digunakan sebagai propaganda rezim politik untuk meraih legitimasi. Kedua, adanya pembekuan atau polemik terhadap event

43 Effendi, T. D. (2011). Diplomasi Publik Jepang. Bogor: Ghalia Indonesia. Hal : 18 (12/3/2020.08:00WIB) 44 Stuart Murray, Commentary: The Two Halves of Sports-Diplomacy, Journal of Diplomacy and Statecraft, Vol. 23, No. 3, Taylor and Francis Group: Routledge, hal. 576-592, http://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/09592296.2012.706544?scroll=top&needAccess=true (12/3/2020.09:00WIB) 45 Raisa Muthmaina, 2012, Penyelenggaraan Piala Dunia FIFA 2010 Sebagai Diplomasi dalam Memperluas Marketing Power Afrika Selatan, Skripsi, Depok: Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. hal : 22 http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20320751-S- Raisa%20Muthmaina.pdf (12/3/2020.10:00WIB)

22

olahraga, Hal tersebut dilakukan untuk menolak kebijakan atau rezim dan memaksa pemerintah untuk merubah kebijakan tersebut. Tindakan tersebut lebih kuat apabila melibatkan publik dari negara tersebut. Ketiga, melalui kekerasan atau kericuhan pada saat event olahraga tersebut.

Sehingga muncullah rasa saling tidak menyukai yang menyebabkan adanya ‘anti’. Hal tersebut menjadi contoh diplomasi olahraga yang negatif, karena dengan adanya perasaan ‘anti’ maka publik akan melakukan boikot terhadap hal-hal yang membuat pihak-pihak menjadi ricuh.46

Diplomasi olahraga menurut Murray dalam praktiknya melibatkan perwakilan dari negara, misal ; pemain , official olahraga, pengurus asosiasi, penyelenggara, bahkan hingga penonton atau fans olahraga itu sendiri. Hal tersebut digunakan untuk menciptakan citra atau persepsi dalam mendukung tujuan politik luar negeri pemerintah negara terkait.47 Pendapat

Jonathan Grix seperti yang ditulis dalam penelitian Miranda.48 Berpendapat bahwa event-event olahraga juga menjadi bagian dari diplomasi. Hal tersebut biasa disebut sebagai Sport Mega

Event.49 Dengan mengadakan Sport Mega Event suatu negara dapat membenahi persepsi publik. Hal-hal seperti yang telah dijelaskan menjadi alasan event olahraga bisa digunakan sebagai diplomasi. Keampuhan diplomasi olahraga dapat melebihi diplomasi resmi yang dilakukan oleh diplomat. Tidak bisa diprediksi didalam kompetisi olahraga bisa ditunggangi kepentingan politik suatu negara. Event bisa juga dugunakan sebagai strategi kepentingan nasional suatu negara yang menjadi tuan rumah karena dibuatnya event ini, didalamnya terdapat aspek ekonomi, sosial dan budaya.50

46 Miranda. (2017). Ping-Pong sebagai alat Diplomasi Tiongkok . Skripsi, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. Hal : 19 http://eprints.umm.ac.id/36204/1/jiptummpp-gdl-mirandaayu-49628-1-pendahul-n.pdf (12/3/2020.11:00WIB) 47Stuart Murray. .Sports-Diplomacy: a hybrid of two halves. hal : 8 http://www.culturaldiplomacy.org/academy/content/pdf/participant-papers/2011-symposium/Sports-Diplomacy- a-hybrid-of-two-halves--Dr-Stuart-Murray.pdf (12/3/2020.12:00WIB) 48 Miranda, Op. Cit. (12/3/2020.14:00WIB) 49 Graeme Hayes and John Karamichas, 2012, Olympic Games, Mega-Events and Civil Societies: Globalization, Enviroment, Resistance, New York: Palgrave Macmillan, http://bookzz.org/book/2682285/e634b6 (12/3/2020.15:00WIB) 50 Miranda, Op. Cit. hal : 20 (12/3/2020.16:00WIB)

23

Menurut beberapa definisi para ahli mengenai diplomasi olahraga diatas dapat disimpulkan :

1. Menurut Alexander Laverty, dari ketiga cara yang disampaikan diatas. Penulis

menggunakan cara pertama untuk menganalisis. Kemenangan, Laverty berpendapat

bahwa penggunaan diplomasi melalui kemenangan dalam event olahraga antar

negara akan dipandang hebat oleh negara lain. Jika atlit atau perwakilan dari negara

pada kompetisi olahraga internasional tersebut sering memperoleh kemenangan.

Maka hal tersebut secara tidak langsung akan mempengaruhi sudut pandang negara

lain yang melihat, melalui kemenangan tersebut publik akan mengakui dan menaruh

rasa hormat terhadap negara tersebut. Hal tersebut bisa digunakan sebagai

propaganda rezim politik untuk meraih legitimasi dari negara lain serta dapat

memunculkan citra terhadap negara tersebut.51

2. Aktor dalam diplomasi olahraga tidak hanya melalui pemerintah saja. Dewasa ini

menurut Murray, dalam pelaksanaan diplomasi olahraga melibatkan perwakilan dari

negara, misal ; pemain , official olahraga, pengurus asosiasi, penyelenggara, bahkan

hingga penonton atau fans olahraga itu sendiri. Para pemain yang menjadi perwakilan

bisa menjadi duta olahraga dan dapat memberikan wajah bagi negara itu. Jika first

track diplomacy gagal dilakukan, maka second track diplomacy melalui jalur

olahraga bisa digunakan. Mereka dapat berbicara melalui prestasi dan mereka juga

dapat menciptakan permulaan negosiasi yang baru bagi suatu hubungan antar negara.

Tim olahraga, serta tiap perwakilan dari negara dapat digunakan untuk memberikan

edukasi kepada masyarakat tentang berbagai informasi dari negara tersebut,

51 Alexander Laverty, Op. Cit. (12/3/2020.17:00WIB)

24

memberikan pemahaman bersama akan budaya yang berbeda, mempererat hubungan

antar negara, dan menciptakan citra yang baik dari negara tersebut.52

3. Jonathan Grix berpendapat bahwa, diplomasi olahraga juga bisa melalui event-event

olahraga. Dengan istilah Sport Mega Event suatu negara dapat membenahi persepsi

publik. Sport Mega Event memiliki fungsi untuk menjangkau masyarakat umum

internasional atau memperkuat hubungan antara negara, salah satunya dengan cara

menjadi tuan rumah. Sport Mega Event dapat memungkinkan terjadinya diplomasi

dengan cakupan besar dimana banyak pemimpin negara bisa bertemu. Hal tersebut

dapat mempromosikan negara tuan rumah kepada seluruh dunia, menjembatani

perbedaan budaya dan bahasa di antara bangsa-bangsa melalui olahraga, dan yang

paling utama adalah untuk mencapai kepentingan suatu negara yang didalamnya

terdapat aspek budaya, ekonomi dan politik.53

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Jenis Penelitian Di dalam bukunya yang berjudul “Metode Penelitian Sosial”, Usman berpendapat bahwa seorang peneliti harus benar-benar memahami suatu prosedur atau cara terhadap suatu kajian yang akan diteliti, hal ini yang biasa kita sebut sebagai metode dalam suatu penelitian.54

Terdapat dua jenis penelitian yaitu kuantitatif dan kualitatif.55 Jenis penelitian dalam penelitian ini mengambil metode kualitatif. Metode kualitatif adalah suatu cara yang ditempuh untuk memfokuskan pada pengumpulan-pengumpulan data peristiwa lalu, Sehingga bisa menjadi perumusan masalah yang menjadi tujuan penelitian. Teori akan diketahui ketika perumusan

52 Murray, Op, Cit. (13/3/2020.08:00WIB) 53 Jonathan Grix, Op, Cit. (13/3/2020.09:00WIB) 54 Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar, 2009, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: PT. Bumi Aksara, hal. 41. (13/3/2020.11:00WIB) 55 Ulber Silalahi. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama, hal. 76. (13/3/2020.12:00WIB)

25

masalah ini sudah jelas. Penelitian kualitatif memiliki data yang terdiri dari dokumentasi ragam peristiwa, , dokumen-dokumen tertulis yang ada dalam sebuah peristiwa.56

1.6.2 Tipe Penelitian Pada penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian Deskriptif. Penelitian deskriptif menggambarkan suatu peristiwa yang ada, baik peristiwa alamiah maupun buatan manusia. Peristiwa itu bisa berupa objek bentuk aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara peristiwa yang satu dengan peristiwa lainnya yang berasal dari kehidupan sehari-hari dengan nilai sosial dan aspek-aspek lain didalamnya.57 Yanuar Ikbar, berpendapat bahwa penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama untuk menggambarkan secara sederhana.58

1.6.3 Metode Analisis Data Skripsi yang ditulis ini menggunakan metode analisis wacana kritis. Analisis wacana kritis merupakan metode analisis data dengan cara mengumpulkan sumber-sumber yang terkait dengan kebudayaan, sosial, sejarah, ekonomi, politik, dalam teks yang diteliti. Peneliti mengumpulkan sumber-sumber teks, berita dan juga statement dengan tujuan dapat menyelesaikan penelitian ini.59 Hal ini bertujuan bagi peneliti untuk menganalisis dan

56 Somantri, G. R. (2005). MEMAHAMI METODE KUALITATIF . MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 9, NO. 2, 57-65 . http://hubsasia.ui.ac.id/article/view/278?fulltext=true (13/3/2020.15:00WIB) 57 Yanuar Ikbar. 2014. Metodologi & Teori Hubungan Internasional, Bandung: PT. Reflika Aditama, Hal. 17- 18. (13/3/2020.16:00WIB) 58 Ibid, (13/3/2020.16:10WIB) 59 Beti Winanjar Wati. 2014. Analisis Wacana Kritis Berita Sosial dan Politik Surat Kabar Kedaulatan Rakyat. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta. https://eprints.uny.ac.id/17881/ (14/3/2020.09:00WIB)

26

menginterpretasikan data. Sehingga peneliti dapat mengorganisasikan data-data sesuai dengan susunan tertentu dan membatasi dalam perolehan data-data yang akan disajikan oleh peneliti.60

1.6.4 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian merupakan metode yang berfungsi menjadi batasan dalam penelitian dan digunakan untuk memberikan batas terhadap fokus penelitian. Batasan-batasan penelitian sangat penting, memiliki fungsi sebagai penghindar salah alur pada penelitian ini agar penelitian bisa mudah dipahami dengan baik oleh pembaca. Ruang lingkup dimaksudkan sebagai acuan utama dalam suatu objek penelitian.61 Ruang lingkup penelitian terbagi menjadi

2 macam, yaitu batasan data dan batasan waktu penelitian.

A. Batasan Data Pembatasan data-data dalam ruang lingkup penelitian berfungsi untuk membatasi pemilihan data dari sumber-sumber dan data yang akan dituliskan dalam penelitian. Dalam pembahasan ini, pembatasan data yang difokuskan penulis adalah mengenai Diplomasi

Indonesia menggunakan pencak silat pada Kompetisi Olahraga Internasional

B. Batasan Waktu Pembatasan waktu dalam hal ini berfungsi sebagai pembatas bagi penulis dalam melakukan penelitian dikisaran waktu yang difokuskan dalam penelitian agar pembahasan tidak meluas. Batasan waktu dalam skiripsi ini berawal dari 2009 Indonesia mengalami kemunduran prestasi Pencak Silat hingga 2019 ditetapkannya kepemilikan atas Pencak Silat.

Dalam kurun waktu tersebut merupakan waktu emas dalam upaya Indonesia menggunakan

60 Sanapiah Faisal, 1999. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, Hal.34. (14/3/2020.10:00WIB) 61 Pengertian lebih lengkap mengenai ruang lingkup dapat diakses dalam http://digilib.uinsby.ac.id/355/5/Bab%203.pdf (14/3/2020.11:00WIB)

27

Pencak Silat sebagai Diplomasi agar mendapat pengakuan dan bisa dipertandingkan pada

Olimpiade Dunia.

1.6.5 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan salah satu bagian penting dalam rancangan penelitian. Hal ini mempunyai tujuan untuk menjelaskan kepada para pembaca sumber-sumber yang didapat dalam penelitian ini. Data-data yang terkumpul berguna untuk menjawab pertanyaan dan menentukan argumen pokok serta mencapai tujuan penelitian.62 Menggunakan model penelitian kualitatif dan tipe penelitian deskriptif, peneliti mengumpulkan data dari sumber sekunder. Sumber sekunder yang dimaksud adalah buku-buku, skripsi dan tesis, jurnal- jurnal, annual report dan artikel atau berita yang berasal dari sumber online maupun offline, yang mengarah pada judul dan kajian penelitian ini.63

1.7. Argumen Pokok Penulis menyimpulkan rumusan masalah dengan pertanyaan bagaimana diplomasi olahraga Indonesia dalam mengenalkan Pencak Silat melalui kompetisi olahraga internasional.

Dengan landasan konseptual yang peneliti kaji dalam penelitian ini yaitu Diplomasi, Dengan konsep mengenai Diplomasi Publik yang didalamnya terdapat unsur Diplomasi Olahraga yang menjadi inti dari konsep yang akan di bahas oleh penulis.

Indonesia menggunakan Pencak Silat sebagai diplomasi publik. Indonesia ingin menggiring opini publik sehingga Indonesia menciptakan alat yang akan digunakan untuk membentuk opini publik. Pencak Silat merupakan salah satu cabang olahraga namun bagi

Indonesia dianggap sebagai kekuatan dan bahkan instrumen dalam menjalin hubungan

62 Silalahi, Op. Cit., Hal.280. (14/3/2020.12:00WIB) 63 Ibid, Hal.29. (14/3/2020.15:00WIB)

28

internasional. Tidak hanya itu, Indonesia juga ingin mendapat pengakuan dunia terhadap

Pencak Silat.

Diplomasi olahraga selain dimainkan juga digunakan sebagai alat diplomasi, Laverty menyebutkan olahraga bisa digunakan sebagai diplomasi dengan cara kemenangan, Murray berpendapat aktor tidak hanya dari pemerintah melainkan dari berbagai sektor, Serta Jonathan

Grix berpendapat bahwa melalui event olahraga internasional negara bisa membentuk citra yang ingin dibangun oleh negaranya. Dalam beberapa event maupun perlombaan Indonesia menggunakan Pencak Silat tidak hanya untuk mendapatkan medali saja, tetapi sebagai sarana membangun asumsi publik terhadap Pencak Silat. Keberhasilan Pencak Silat tidak lepas dari peran negara maupun individu. Indonesia selalu aktif dalam upayanya mewujudkan Pencak

Silat bisa dilombakan pada olimpiade dunia dengan seringnya mengikuti kompetisi Pencak

Silat pada ajang kompetisi internasional. Indonesia ingin mendapat pengakuan dan tidak ada lagi klaim budaya yang terjadi. Dilihat dari jalannya diplomasi yang dilakukan memiliki sudut pandang diplomasi publik yang dengan diplomasi olahraga, dimana untuk melakukan branding suatu negara dapat menggunakan media olahraga sebagai sarana pendukung diplomasi publik.

1.8 Sistematika Penulisan

1.8.1 Tabel Sistematika Penulisan Bab Judul Bab Isi

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penelitian

1.4 Penelitian Terdahulu

29

1.4.1 Tabel Posisi Penelitian

1.5 Kerangka Teori atau Konsep

1.5.1 Diplomasi

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Jenis Penelittian

1.6.2 Tipe Penelitian

1.6.3 Metode Analisa Data

1.6.4 Ruang Lingkup Penelitian

a. Batasan Materi

b. Batasan Waktu

1.6.5 Metode Pengumpulan Data

1.7 Argumen Pokok

1.8 Sistematika Penulisan

1.8.1 Tabel Sistematika Penulisan

Bab II Pencak Silat dan 2.1 Perkembangan Pencak Silat

Diplomasi Olahraga 2.1.1 Latar Belakang Pencak Silat Indonesia 2.1.2 Perkembangan Olahraga Pencak

Silat di Indonesia

30

2.1.3 Organisasi Pencak Silat

2.1.4 Pencak Silat Dalam Ranah

Internasional

2.2 Diplomasi Olahraga Indonesia

2.2.1 Perkembangan Diplomasi Olahraga

Indonesia

2.2.2 Polemik Pencak Silat Indonesia

Dengan Negara Lain

Bab III Diplomasi Indonesia 3.1 Diplomasi Publik Indonesia terhadap

Terhadap Olahraga Pencak Silat

Pencak Silat melalui 3.1.2 Urgensi Indonesia menggunakan Citra dan Ajang Pencak Silat sebagai Diplomasi Olahraga 3.1.2 Upaya Pemerintah Indonesia Internasional dalam mengenalkan Pencak Silat

Indonesia kepada Dunia

3.1.3 Aktor dalam Diplomasi Pencak

Silat Indonesia

31

3.2 Diplomasi Pencak Silat pada Kejuaraan

Olahraga Internasional

3.2.1 World Championship Pencak Silat

2010-2016

3.2.2 Sea Games 2011

3.2.3 Asian Games 2018

3.3 Pencak Silat Sebagai Diplomasi Publik

dan Diplomasi Olahraga Indonesia

Bab IV Penutup 4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

32