Study of Local Community's Role in Restoring Gedung Sarekat Islam
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Load more
Recommended publications
-
Konsep Pendidikan Dalam Perspektif Tan Malaka (Tokoh Revolusioner Prakemerdekaan)
KONSEP PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF TAN MALAKA (TOKOH REVOLUSIONER PRAKEMERDEKAAN) Oleh: Hambali Mahasiswa Manajemen Pendidikan Program Doktor (S3) Universitas Negeri Medan [email protected] ABSTRAK Lembaga pendidikan terasa mengalami tantangan yang sangat kompleks, seiring dengan kompleksitas persoalan di abad ke-21 yang muncul ditengah-tengah masyarakat kita. Oleh karena itu pendidikan di negeri ini mestinya punya konsep tersendiri yang benar-benar sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia, dan hal itu yang mulai merosot dimana pendidikan mengarah pada praktek liberalis dan kapitalis serta penindasan-penindasan sehingga pendidikan semakin jauh dari nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Tan malakapernah meletakkan landasan dasar pendidikan yaitu: Pendidikan adalah dasar untuk melepaskan bangsa dari keterbelakangan dan kebodohan serta belenggu Imperialisme-Kolonialisme. Tan Malaka menekankan pada materi pendidikan dan mengenai hal itu dapat disimpulkan menjadi tiga bagian yaitu:Memberi senjata yang cukup buat mencari kehidupan dalam dunia kemodalan (berhitung, membaca, menulis, ilmu bumi, bahasa asing, bahasa Indonesia dan bahasa daerah,Memberi haknya terhadap murid-murid yakni harus dengan jalan pergaulan,Menujukkan kewajiban terhadap berjuta-juta kaum Kromo (rakyat jelata).Pemikiran Tan Malaka mengenai pendidikan dianggap sebagai modal dasar bagi kemajuan dari bangsa yang merdeka dalam politik, ekonomi, sosial dan budaya sehingga menjadi bangsa yang sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Praktek pendidikan Tan Malaka bisa disebut sebagai pedagogik transformatif, yaitu proses memanusiakan manusia untuk dapat membentuk masyarakat baru dan pengetahuan baru yang diciptakan oleh keterlibatan mereka sendiri. Hal ini mengusahakan agar pendidikan di posisikan supaya masyarakat mempunyai kesadaran dari pendidikan yang tertindas dan tertinggal. Setelah sadar, diharapkan masyarakat dapat membongkar tatanan atau relasi sosial yang tidak adil dan mengembalikan kemanusian manusia. -
Adam Malik (Deppen) in MEMORIAM: ADAM MALIK A917-1984)
144 Adam Malik (Deppen) IN MEMORIAM: ADAM MALIK a917-1984) Ruth T. McVey The great survivor is dead. Though Adam Malik was by no means the only politician to hold high office under both Guided Democracy and the New Order, he was by far the most distinguished and successful. Others were political hacks with no true political coloring, or representatives of specialized con stituencies not involved directly in the conflict between Sukarno and the army; but Malik had been a central figure in the formulation of Guided Democracy and a close counsellor of Sukarno. Moreover, having chosen against that leader in the crisis following the coup of October 1965, he was not thereby completely discredited in the eyes of his former colleagues. For many of his old leftist associates he remained a patron: a leader who would still receive and could occasionally aid them, who could still speak their language, if only in private, and who still—in spite of his evident wealth, Western admirers, and service to a counter-revolutionary regime—seemed to embody what remained of the Generation of ’45, the fading memories of a radical and optimistic youth. To survive so successfully, a man must either be most simple and consistent, or quite the opposite. No one could accuse Adam Malik of transparency, yet there was a consistency about the image he cultivated. From early youth he appeared as a radical nationalist, a man of the left; and however unsympathetic the regime to that viewpoint he never allowed the pursuit of ambition completely to cloud that picture. -
Soekarno's Political Thinking About Guided Democracy
e-ISSN : 2528 - 2069 SOEKARNO’S POLITICAL THINKING ABOUT GUIDED DEMOCRACY Author : Gili Argenti and Dini Sri Istining Dias Government Science, State University of Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) Email : [email protected] and [email protected] ABSTRACT Soekarno is one of the leaders of the four founders of the Republic of Indonesia, his political thinking is very broad, one of his political thinking about democracy is guided democracy into controversy, in his youth Soekarno was known as a very revolutionary, humanist and progressive figure of political thinkers of his day. His thoughts on leading democracy put his figure as a leader judged authoritarian by his political opponents. This paper is a study of thought about Soekarno, especially his thinking about the concept of democracy which is considered as a political concept typical of Indonesian cultures. Key word: Soekarno, democracy PRELIMINARY Soekarno is one of the four founders of the Republic of Indonesia according to the version of Tempo Magazine, as political figures aligned with Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir and Tan Malaka. Soekarno's thought of national politics placed himself as a great thinker that Indonesian ever had. In the typology of political thought, his nationality has been placed as a radical nationalist thinker, since his youthful interest in politics has been enormous. As an active politician, Soekarno poured many of his thinkers into speeches, articles and books. One of Soekarno's highly controversial and inviting notions of polemic up to now is the political thought of guided democracy. Young Soekarno's thoughts were filled with revolutionary idealism and anti-oppression, but at the end of his reign, he became a repressive and anti-democratic thinker. -
PEMIKIRAN TAN MALAKA TENTANG STRATEGI KEMERDEKAAN INDONESIA DALAM PERSPEKTIF FIQH SIYASAH DAN HAM PBB (HAM Universal) SKRIPSI Di
PEMIKIRAN TAN MALAKA TENTANG STRATEGI KEMERDEKAAN INDONESIA DALAM PERSPEKTIF FIQH SIYASAH DAN HAM PBB (HAM Universal) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) dalam Ilmu Syari‟ah Oleh: RIRIN PURWANINGSIH NPM: 1421020111 Program Studi: Hukum Tata Negara (Siyasah Syar’iyyah) FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN INTAN LAMPUNG TAHUN AKADEMIK 1441 H/2019 M PEMIKIRAN TAN MALAKA TENTANG STRATEGI KEMERDEKAAN INDONESIA DALAM PERSPEKTIF FIQH SIYASAH DAN HAM PBB (HAM Universal) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) dalam Ilmu Syari‟ah Oleh: RIRIN PURWANINGSIH NPM: 1421020111 Program Studi: Hukum Tata Negara (Siyasah Syar’iyyah) Pembimbing I : Dr. Alamsyah, S.Ag., M.H. Pembimbing II : Badruzzaman, S. Ag. FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN INTAN LAMPUNG TAHUN AKADEMIK 1440 H/2019 M ABSTRAK Kemerdekaan merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan suatu kehidupan yang manusiawi. Kemerdekaan merupakan ideal yang pertama sekali terlihat di dalam pengalaman hidup di bawah penjajahan, kemerdekaan bangsa dan kemerdekaan manusia. Kemerdekaan adalah sosok balik dari keterjajahan. Oleh karena itu, bukannya tanpa makna historis kalau kalimat pertama Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu deklarasi tentang kemerdekaan sebagai hak segala bangsa. Konsep kemerdekaan membawa banyak maksud bergantung kepada kepentingan dan pendekatan. Umumnya kemerdekaan bermaksud bebas daripada kongkongan atau cengkaman sesuatu. Seseorang yang merdeka bebas untuk mengatur kehidupan diri sendiri dan bebas untuk melakukan perkara yang terhalang. Namun begitu, untuk mencapai kemerdekaan sebenar, seseorang itu semestinya mengikuti segala peraturan yang telah ditetapkan oleh masyarakat. Kemerdekaan sesebuah negara pula berkait rapat dengan kebebasan dari cengkaman penjajah. -
Democratic-Governance.Pdf
DEMOCRATIC GOVERNANCE Local Politics and Public Management Issues in Indonesia DEMOCRATIC GOVERNANCE Local Politics and Public Management Issues in Indonesia Editors: Dyah Mutiarin Ridho Al-Hamdi Isnaini Muallidin Queeny Pearl Tomaro Published By: Jusuf Kalla Scholl of Government (JKSG) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Jurusan Ilmu Pemerintahan (IP) / Department of Government Affairs and Administration UMY Magister Ilmu Pemerintahan / Master of Government Affairs and Administration UMY and Buku Litera DEMOCRATIC GOVERNANCE Local Politics and Public Management Issues in Indonesia First Edition, 2018 220 pages (viii+ 200 pages) and 155 x235 mm ISBN: 978-602-5681-01-1 Authors: David Efendi Zuly Qodir Suranto Tunjung Sulaksono Awang Darumurti Muhammad Yusuf Suranto Rendra Setyadiharja Arif Zainudin Sri Sutjiatmi Dyah Mutiarin Rahmat Dedi Saputra Ridho Al-Hamdi Muchamad Zaenuri Isnaini Muallidin Erni Zuhriyanti Editor: Dyah Mutiarin Ridho Al-Hamdi Isnaini Muallidin Queeny Pearl Tomaro Cover: Ibnu Lay Out: Ibnu Special Copies, January 2018 Printed in Yogyakarta ISBN: Published By: Jusuf Kalla Scholl of Government (JKSG) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Jurusan Ilmu Pemerintahan (IP) / Department of Government Affairs and Administration UMY Magister Ilmu Pemerintahan / Master of Government Affairs and Administration UMY and Buku Litera Preface The emerging trends and challenges of today’s world especially in Indonesia have been the main reasons on why this book came into being. The book is a compilation of excellent and handpicked researches of my colleagues in the Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), scholars from other universities and students and alumni of UMY. In my lengthy years of being an educator, I have found the need to not only do research but to share my research to young and old scholars as it is through this that knowledge is enhanced and ideas are sharpened. -
INDO 53 0 1106966637 65 70.Pdf (245.9Kb)
T a n M a l a k a : " J u s t a s A r t is a n s , W h e n G a t h e r e d T o g e t h e r " Rudolf Mrazek i There has been, admittedly, apprehension over the past twenty years or so, about what if Helen Jarvis should finally make it. I thought of the beautiful trips of exploration, the searches for a chapter or a loose page from some Tan Malaka text, of the moments of victory, when, in Pasar Senen let's say, a market still of somewhat dubious fame for its fishy dealings, one might one day find, amidst pans, sandals, and old recordings, a stenciled thriller-like, samizdat-like version of Pandangan Hidup (Weltanschauung) or even a copy of Madilog. One feared—not a few Indonesians had been searching the same way—that Tan Malaka's message would become stale if it did not reach us through this kind of adventure. For the two decades or so that I had known about Helen Jarvis' project, I thought of the day when these three handy, fat, respectable volumes would appear on my shelf, complete with index, bibliography, and notes, easy to browse through, on recycled paper and for only thirty dollars.1 Tan Malaka's monumental, moving, crazy, and wise autobiography, the warmest state ment by and about Indonesia during the first fifty years of the twentieth century, and maybe the warmest statement by and about the Asian revolution during the same period, is now available in English. -
Judul Dalam Bahasa Indonesia, Ditulis Dengan
Available online at: http://unikastpaulus.ac.id/jurnal/index.php/jpkm JKPM: Jurnal Pendidikan dan KebudayaanMissio, P-ISSN: 1411-1659; E-ISSN: 2502-9576 Volume 12, No 1, Januari 2020 (67-82) DOI: https://doi.org/10.36928/jpkm.v12i1.215 ANALISIS SEMIOTIKA KONFLIK IDEOLOGI (ANALISIS SOSIOLOGI MEDIA PADA FILM “JENDERAL SOEDIRMAN”) Lasarus Jehamat1 Rudolof Ngalu2, Laurensius D.E.P. Putra3 1Jurusan Sosiologi Fisip Undana Kupang 2Prodi PGSD FKIP Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng 3Jurusan Sosiologi Fisip Undana Kupang Email: [email protected] [email protected] [email protected] Abstrak Penelitian ini berjudul Analisis Semiotika Tentang Konflik Ideologi (Analisis Sosiologi Media Pada Film “Jenderal Soedirman”). Penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa semua hal termasuk film tidak luput dari proses dan relasi kekuasaan. Kehadiran film memiliki tujuan dan karena itu memiliki makna tertentu pula. Penelitian ini berfokus pada analisis konflik antarideologi dalam film “Jenderal Soedirman”. Disebutkan, dalam film tersebut, konflik sering terjadi di beberapa segmen. Semua konflik tentu dilandasi oleh akar dan sebab tertentu. Demikian pula, setiap konflik selalu memiliki dinamika tertentu. Apa pun alasannya, dinamika konflik entah secara sosial maupun secara simbolis dalam film memiliki makna tertentu. Oleh karena itu, dinamika konflik yang terjadi dapat dianalisis dan laik diperiksa. Kajian menggunakan teori konflik Ralf Dahrendorf. Analisis penelitian ini menggunakan konsep interpretatif kualitatif. Metode yang dipakai sebagai mesin analisis menggunakan metode semiotika Roland Barthes. Semiotika Roland Barthes memfokuskan analisis tanda dengan melihat pada denotasi, konotasi dan mitos. Hasil penelitian menunjukkan sejumlah konflik ideologi yang terjadi dalam film tersebut. Beberapa di antaranya ialah konflik antara ideologi nasionalisme sempit (chauvinism) vs fasisme, antara nasionalisme vs kolonialisme, antara nasionalisme vs komunisme, dan konflik komunisme vs kolonialisme. -
DAFTAR PUSTAKA Arsip ANRI, Sekretariat Negara Republik
DAFTAR PUSTAKA Arsip ANRI, Sekretariat Negara Republik Indonesia No. 940. Sumber Lisan ANRI, Wawancara dengan Daan Jahja 15 Desember 1984, Kaset IV sisi A dan B. ANRI, Wawancara dengan Kemal Idris 04 Februari 1986, Kaset IV sisi A dan B. Wawancara T.B. Sos Rendra, sebagai Budayawan dan Sejarawan Lokal Tangerang Selatan. Pada tanggal 20 Agustus 2019. Video Metro File “Melawan Lupa: Riwayat Daan Mogot”, https://www.youtube.com/watch?v=0jLJm_bT_XQ diakses pada tanggal 7 April 2019. Surat Kabar dan Majalah Antara, 1946 Berdjoeang, 1946. Kedaulatan Rakjat, 1946. Majalah Senakatha Edisi 35, Membangun Kesadaran Sedjarah, Pusat Sejarah TNI: 2010. Merdeka, 1945. Ra’jat, 1946. Skripsi dan Thesis Herwin Sumarda. Tangerang 1945-46: Pemerintahan dan Rakyat, Skripsi Sarjana yang tidak diterbitkan, Jurusan Ilmu Sejarah, Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1985. 81 Buku Abdul Haris Nasution, Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia, Jilid 1 Proklamasi,Disjarah TNI-AD, 1976. Anderson, Benedict. Revoloesi Pemoeda Pendudukan Jepang dan Perlawanan di Jawa 1944- 1946. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1988 Anwar, Rosihan, Kemal Idris: Bertarung Dalam Revolusi, Jakarta: Sinar Harapan, 1996. ANRI, Perjuangan Mempertahankan Jakrta Masa Awal Proklamasi, Jakarta: ANRI, 1998. Cribb, Robert B. Gejolak Revolusi di Jakarta 1945-1949 Pergulatan Antara Otonomi dan Hegemoni. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1990. Dinas Sejarah Militer Kodam V/Jaya, Sejarah Perjuangan Rakyat Jakarta, Tangerang, dan Bekasi dalam Menegakkan Kemerdekaan RI, Dinas Sejarah Militer Kodam V/Jaya dan P.T. Virgo Sari, 1975. Dinas Sejarah TNI-AD, Sejarah TNI-AD 1945-1950, Jilid 7; Sejarah perkembangan pendidikan dan latihan TNI Angkatan Darat, DISJARAH TNI-AD, Bandung, 1984. Dinas Sejarah TNI-AD. Sejarah TNI Jilid I (1945-1949), Jakarta: Markas Besar Tentara Nasional Indonesia Pusat Sejarah dan Tradisi TNI, 2000. -
The Development of Political Public Relations in Indonesia
POLITICAL PUBLIC RELATIONS IN INDONESIA UNDER THE YUDHOYONO PRESIDENCY: PAST DEVELOPMENTS AND NEW FORMATIONS Rendro Dhani This thesis is presented for the degree of Doctor of Philosophy School of Arts–Murdoch University December 2018 ii Declaration I declare that this thesis is my own account of my research and contains as its main content work that has not previously been submitted for a degree at any tertiary education institution. Rendro Dhani Perth, December 2018 iii Abstract This thesis is about political public relations in Indonesia. It draws on the tremendous changes after the fall of the Soeharto regime in May 1998. The transformation of the political system from authoritarianism to democratic government quickly led to the freedom of the press and freedom of expression in the country. Consequently, new governments in the post-Soeharto era sought to develop new strategies and models of communication in the new political atmosphere. This thesis is concerned with analysing the rapid growth and the exercise of political public relations under Indonesia’s sixth president Susilo Bambang Yudhoyono (2004–2014). It focuses on how Yudhoyono harnessed political public relations during his presidency to maximise political and popular support. A multiple approach to public relations, i.e. system, rhetorical, and critical were used in this thesis to examine the concept, development, practices, and effects of political public relations. A single case study is employed in this thesis to analyse how Yudhoyono improved the quality of political public relations and thus could safely ‘democratise’ propaganda in Indonesia. The thesis argues that the term ‘political public relations’ in the context of Yudhoyono’s presidency can be considered as ‘soft propaganda’ because the president and government apparatus basically used old and new methods of propaganda in their political communication through sophisticated and subtle ways. -
Indonesian Colleagues, but It Is Impossible to Mention Every One of Them Here
INFORMATION TO USERS This manuscript has been reproduced from the microfilm master. UMI films the text directly from the original or copy submii. Thus, some thesis and dissertation copies are in typewriter face, while athers may be from any type of computer printer. The quality of this reproduction is dependent upon the quality of the copy submitted. Broken or indistinct print, colored or poor quality illustrations and photographs, print Meedthrough, substandard margins, and improper alignment can adversely affect reprodudion. In the unlikely event that the author did not send UMI a complete manuscript and there are missing pages, these will be noted. Also, if unauthorized copyright material had to be removed, a note will indicate the deletion. Oversize materials (e.g., maps, drawings, charts) are reproduced by sectioning the original, beginning at the upper left-hand comer and continuing from left to right in equal sedions with small overlaps. Photographs included in the original manuscript have been reproduced xerographically in this copy. Higher quality 6' x 9" black and Mite photographic prints are avail- for any photographs or illustrations appearing in this copy for an additional chafge. Contact UMI didyto order. Bell & Howell Information and Learning 300 North Zeeb Road, Ann Arbor, MI 481061346 USA 8W521-0600 THE ROLE OF MU8LIbd GROUPS IN CONTEMPORARY INDONE8IM NATIOHALISM: A STUDY OF THE NAHDLATUL ULAMA UNDER THE NEW ORDER 1980s- l99b A thesis submitted to the Faculty af Graduate Studier and Research in partial fdilhent of the -
Relevansi Pendidikan Holistik Ki Hadjar Dewantatara Bagi Pendidikan Di Indonesia
RELEVANSI PENDIDIKAN HOLISTIK KI HADJAR DEWANTATARA BAGI PENDIDIKAN DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan kepada Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Filsafat Program Studi Ilmu Teologi-Filsafat Agama Katolik Oleh PASKALIS GABRIEL DJARO NPM: 16.75.5949 SEKOLAH TINGGI FILSAFAT KATOLIK LEDALERO 2020 LEMBAR PENERIMAAN JUDUL 1. Nama : Paskalis Gabriel Djaro 2. NPM : 16.75.5949 3. Judul : Relevansi Pendidikan Holistik Ki Hadjar Dewantara bagi Pendidikan di Indonesia 4. Pembimbing : 1. Antonius Jemaru, M.Sc : ……………………… (Penanggung Jawab) 2. Aloysia Berlindis Lasar, S.Pd., M.Pd : ……………………… 3. Antonius Marius Tangi, Drs., Lic : ……………………… 5. Tanggal Diterima : 28 Agustus 2019 6. Mengesahkan 7. Mengetahui Wakil Ketua I Ketua STFK Ledalero Dr. Yosef Keladu Dr. Otto Gusti Nd. Madung ii Dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero dan Diterima untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Filsafat Program Studi Ilmu Teologi-Filsafat Agama Katolik Pada 1 Juni 2020 Mengesahkan SEKOLAH TINGGI FILSAFAT KATOLIK LEDALERO Ketua Dr. Otto Gusti Ndegong Madung DEWAN PENGUJI: 1. Antonius Jemaru, M.Sc : …………………………. 2. Aloysia Berlindis Lasar, S.Pd., M.Pd : …………………………. 3. Antonius Marius Tangi, Drs., Lic : …………………………. iii PERNYATAAN ORISINALITAS Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Paskalis Gabriel Djaro NPM : 16.75.5949 menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya ilmiah saya sendiri, dan bukan plagiat dari karya ilmiah yang ditulis orang lain atau lembaga lain. Semua karya ilmiah orang lain atau lembaga lain yang dirujuk dalam skripsi ini telah disebutkan sumber kutipannya serta dicantumkan pada catatan kaki dan daftar pustaka. Jika dikemudian hari terbukti ditemukan kecurangan atau penyimpangan, berupa plagiasi atau penjiblakan dan sejenisnya di karya ilmiah ini, saya bersedia menerima sanksi akademis yakni pencabutan skripsi atau gelar yang saya peroleh dari skripsi ini. -
Pemikiran Politik Soekarno, Bung Hatta, Dan Tan Malaka Dalam Kehidupan Politik Di Indonesia
PEMIKIRAN POLITIK SOEKARNO, BUNG HATTA, DAN TAN MALAKA DALAM KEHIDUPAN POLITIK DI INDONESIA Oleh : H. Agus Dedi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh Jln.R.E. Martadinata No. 150 Ciamis Abstrak Fenomena politik tanah air saat ini banyak diwarnai dengan pemikiran-pemikiran tokoh politik. Lama. Pemikiran-pemikiran politik tersebut menjadi landasan filosofis dalam aktivitas kehidupan berbangsa dan bernegara dalam konteks politik tanah air. Menyadari pentingnya hal ini, tampaknya pengkajian tentang pemikiran politik beberapa tokoh di tanah air menjadi bagian yang sangat penting dan strategis guna mencermati fenomena politik yang berkembang di Indonesia saat ini. Pemikiran politik yang dikembangkan oleh Soekarno, Bung Hatta, dan Tan Malaka menjadi sumbangsih berharga dalam konteks kekinian dinamika politik di Indonesia dengan ditandai adanya konsep pemikiran politik yang mengedepankan filosofi politik ciri khas tokoh politik tersebut. Soekarno sangat mengedepankan konsep gotong royong dan berdikari. Bung Hatta memandang bahwa filosofi dari konsep kebersamaan itu tercermin dalam bentuk koperasi. Tan Malaka sangat mengedepankan konsep madilog (materislisme, dialektika, dan logika) dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam pandangannya tercermin bahwa kemajuan masyarakat Indonesia dapat dicapai melalui kemajuan cara berpikir masyarakatnya yang akan melahirkan ide- ide konstruktif dan alternatif untuk mencapai masyarakat yang lebih sejahtera dan mampu bersaing dalam tataran global saat ini. Kata kunci: pemikiran politik, negara, dan