PEMIKIRAN POLITIK SOEKARNO, BUNG HATTA, DAN TAN MALAKA DALAM KEHIDUPAN POLITIK DI

Oleh : H. Agus Dedi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh Jln.R.E. Martadinata No. 150 Ciamis

Abstrak

Fenomena politik tanah air saat ini banyak diwarnai dengan pemikiran-pemikiran tokoh politik. Lama. Pemikiran-pemikiran politik tersebut menjadi landasan filosofis dalam aktivitas kehidupan berbangsa dan bernegara dalam konteks politik tanah air. Menyadari pentingnya hal ini, tampaknya pengkajian tentang pemikiran politik beberapa tokoh di tanah air menjadi bagian yang sangat penting dan strategis guna mencermati fenomena politik yang berkembang di Indonesia saat ini. Pemikiran politik yang dikembangkan oleh Soekarno, Bung Hatta, dan Tan Malaka menjadi sumbangsih berharga dalam konteks kekinian dinamika politik di Indonesia dengan ditandai adanya konsep pemikiran politik yang mengedepankan filosofi politik ciri khas tokoh politik tersebut. Soekarno sangat mengedepankan konsep gotong royong dan berdikari. Bung Hatta memandang bahwa filosofi dari konsep kebersamaan itu tercermin dalam bentuk koperasi. Tan Malaka sangat mengedepankan konsep (materislisme, dialektika, dan logika) dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam pandangannya tercermin bahwa kemajuan masyarakat Indonesia dapat dicapai melalui kemajuan cara berpikir masyarakatnya yang akan melahirkan ide- ide konstruktif dan alternatif untuk mencapai masyarakat yang lebih sejahtera dan mampu bersaing dalam tataran global saat ini.

Kata kunci: pemikiran politik, negara, dan kehidupan politik.

I. Pendahuluan sebagai filosofi dalam kehidupan berbangsa dan Fenomena politik pada tahun 2018 bernegara di Indonesia. menjadi diskursus penting dalam kancah Perlu dijelaskan pada bagian ini bahwa perpolitikan di tanah air. Hal ini terbentuk karena saat ini masih ada pemikiran-pemikiran politik banyak aktivitas kehidupan politik yang dari beberapa tokoh di tanah air yang ternyata mewarnai dinamika kehidupan masyarakat saat pemikirannya masih relevan diimplementasikan ini sehingga tahun ini dianggap sebagai tahun dalam aktivitas politik saat ini. Hal ini menjadi politik. Sebagai tahun politik, banyak pihak sebuah tanda bahwa pemikiran-pemikiran tokoh melakukan manuver politik dalam rangka politik pada zaman orde lama masih dapat menyambut event besar politik tanah air. Hal ini digunakan dalam konteks perilaku politik tanah ditandai dengan isu pilkada serentak air saat ini. kabupaten/kota, pemilihan gubernur/wakil gubernur, kemudian tahapan-tahapan pemilihan II. Tinjauan Pustaka legislatif, pemilihan presiden dan wakil presiden 2.1. Sifat-sifat dalam Pemikiran Politik yang akan dimulai pada bulan Agustus tahun Indonesia 2018. Secara tegas Alfian (1981:8) menguraikan Agenda tersebut telah menjadi sorotan tentang pemikiran politik. Menurutnya ada tiga publik yang melibatkan berbagai elemen sifat yang terkandung dalam pemikiran politik masyarakat mulai dari pengamat politik, partai Indonesia. Pertama, kecenderungan keras buat politik, para kandidat, lembaga survey, serta mendekati permasalahan secara moral sehingga masyarakat pada umumnya. Semua pihak lupa memperhatikan realita politik yang berlaku. memberikan komentar dan pandangannya Oleh sebab itu pemikiran-pemikiran yang lahir menyoroti agenda politik tanah air. Terlepas dari bukan saja tampak sangat idealis atau utopis hal itu, salah satu fenomena yang layak diangkat tetapi juga sering tidak begitu bersinggungan dalam tulisan ini adalah beberapa pemikiran dengan apa-apa yang sebenarnya berlaku dalam politik yang masih relevan mewarnai kehidupan masyarakat sebagaimana tercermin dari sikap dan politik saat ini sehingga menghasilkan suatu tingkah laku politik mereka sehari-hari. Kedua, temuan yang cukup penting untuk dijadikan dasar kecenderungan untuk melihat Indonesia sebagai 527 suatu kesatuan yang telah utuh sehingga sering III. Metode Penelitian pula melupakan ciri-ciri pluralisme yang masih Untuk menjelaskan tentang beberapa melekat dalam dirinya. Itu pun tampak pemikiran politik yang masih relevan saat ini menjauhkan pemikiran-pemikiran politik tersebut dalam konteks dinamika politik Indonesia, dari realita yang sesungguhnya. Ketiga, terlihat penulis menggunakan metode deskriptif dengan pada nada optimisme, bahkan kadang-kadang pendekatan kualitatif. Dengan metode ini peneliti optimisme yang berlebihan yang terpantul berusaha untuk mendeskripsikan, menganalisis, daripadanya. Optimisme semacam itu dan membangun makna tentang fenomena yang mempunyai kecenderungan untuk meremehkan merefleksikan pemikiran politik Indonesia saat persoalan-persoalan yang sebenarnya mendesak ini. Hal ini sejalan dengan pemikiran Whitney seperti bahaya kepadatan penduduk dan (1960:160) yang menyatakan bahwa metode kesenjangan sosial. deskriptif adalah pencarian fakta dengan Uraian di atas menjelaskan bahwa interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif sesungguhnya pada umumnya pemikiran politik mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, itu tidak lahir hanya dari satu pengamatan saja serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat akan tetapi lahir dari kenyataan objektif yang serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hidup di dalam masyarakat dan merefleksikan hubungan kegiatan–kegiatan, sikap-sikap, sifat-sifat yang lebih mengedepankan aspek pandangan-pandangan, serta proses-proses yang moralitas. sedang berlangsung dan pengaruh–pengaruh dari suatu fenomena. Fenomena yang diteliti yaitu 2.2. Revolusi dalam Pemikiran Politik beberapa pemikiran politik yang masih relevan Dalam tulisannya Menuju Merdeka 100 %, untuk diimplementasikan saat ini dalam aktivitas Tan Malaka (2017:9) mengemukakan kehidupan berbangsa dan bernegara. pandangannya tentang revolusi dalam kehidupan Selain itu alasan yang mendasar politik. Dalam pemikirannya Tan Malaka digunakannya metode penelitian deskriptif mengemukakan bahwa revolusi itu bukan sebuah dengan pendekatan kualitatif ini adalah: (1) ide yang luar biasa dan istimewa serta bukan masalah penelitian sudah tergambarkan; (2) lahir atas perintah seorang manusia yang luar untuk memahami makna dibalik data yang biasa. Kecakapan dan sifat luar biasa dari tampak;(3) kehidupan politik saat ini yang seseorang dalam membangun revolusi, dilandasi oleh pemikiran politik yang tengah melaksanakan atau memimpinnya menuju berlangsung. kemenangan, tak dapat diciptakan dengan otaknya sendiri. IV. Pembahasan Sebuah revolusi disebabkan oleh pergaulan 4.1. Beberapa Pemikiran Politik di Indonesia hidup sebagai akibat tertentu dari tindakan- Kehidupan dan dinamika politik di tindakan masyarakat dalam kata-kata yang Indonesia saat ini banyak dipengaruhi oleh dinamis yang berakibat tertentu dan tak pemikiran-pemikiran politik para tokoh, terhindarkan yang berdampak terhadap negarawan, atau para elit-elit politik tanah air pertentangan kelas yang semakin menajam. pada awal kemerdekaan. Pemikiran-pemikiran Ketajaman pertentangan yang menimbulkan politik tersebut menjadi salah satu aspek yang pertempuran itu ditentukan oleh berbagai macam mewarnai aktivitas kehidupan masyarakat dalam faktor: ekonomi, sosial, politik dan psikologis. konteks berbangsa dan bernegara. Pemikiran yang menyoroti tentang revolusi Pemikiran politik itu sendiri dapat di atas menyiratkan makna bahwa suatu dimaknai sebagai bagian atau dasar dalam perubahan yang sangat mendasar sangat falsafah politik. Oleh karena itu dapat dinyatakan memerlukan adanya komitmen bersama antara bahwa dalam setiap pemerintahan atau kekuasaan pemerintah dengan yang diperintah. Selain itu, di pasti terdapat pemikir-pemikir politik dengan dalam sebuah negara demokrasi yang memiliki pemikiran politiknya masing-masing. Hal kekuasaan harus menyadari sepenuhnya bahwa tersebut akan mewarnai kehidupan masyarakat kekuasaan yang dia miliki merupakan mandat Indonesia dalam kehidupan politik di tanah air. yang diberikan oleh rakyat yang berdaulat. Hal Menurut Feith dalam Alfian (1981:8) ini dapat dimaknai pula bahwa kondisi yang ideal dijelaskan bahwa ada lima aliran yang menjadi dalam sebuah negara sebaiknya terhindar dari sumber atau mewarnai pemikiran-pemikiran ketimpangan atau kesenjangan dari aspek sosial, politik Indonesia, yaitu: (1) tradisi Jawa, (2) ekonomi, politik, dan psikologis. Islam, (3) nasionalisme radikal, (4) komunisme, dan (5) sosial demokrasi. Penjelasan kelima aliran tersebut adalah sebagai berikut: 528 Kesatu,Tradisi Jawa, penganut tradisi-tradisi utama dalam politik Indonesia yaitu TNI, Jawa. Pemunculan aliran ini agak kontroversial kelompok Islam, dan komunis. karena aliran ini tidak muncul sebagai kekuatan Nasasos (nasionalisme, agama, dan politik formal yang kongkret, melainkan sangat sosialis) adalah konsep pemikiran politik mempengaruhi cara pandang aktor-aktor politik Soekarno yang menggantikan konsep Nasakom dalam Partai Indonesia Raya (PIR), kelompok- yang dianggap oleh masyarakat bahwa Soekarno kelompok Teosufis (kebatinan) dan sangat lebih berafiliasi ke partai komunis. Untuk berpengaruh dalam birokrasi pemerintahan menghindari adanya kesan bahwa Soekarno ada (pamong Praja). Kedua, Islam yang terbagi dibalik komunis maka ia melahirkan konsep baru menjadi dua varian: kelompok Islam Reformis yaitu Nasasos. (dalam bahasa Feith)- atau Modernis dalam Konsep berikutnya yang dikembangkan istilah yang digunakan secara umum- yang oleh Soekarno yaitu konsep gotong royong. berpusat pada Partai Masjumi, serta kelompok Gotong royong menurut Soekarno sering Islam konservatif –atau sering disebut dijadikan kata kunci dalam rangka mensukseskan tradisionalis- yang berpusat pada Nadhatul program-program pembangunan di Indonesia. Ulama. Ketiga yaitu Nasionalisme Radikal, Gotong royong sudah menjadi ciri khas budaya aliran yang muncul sebagai respon terhadap bangsa Indonesia. Konsep ini menurut Soekarno kolonialisme dan berpusat pada Partai nasionalis akan menjadi ciri kemandirian bangsa. Maju Indonesia (PNI).Keempat, Komunisme yang mundurnya bangsa Indonesia tergantung pada mengambil konsep-konsep langsung maupun bangsa Indonesia itu sendiri tanpa bergantung tidak langsung dari Barat, walaupun mereka pada bantuan asing yang dikenal dengan sebutan seringkali menggunakan idiom politik dan berdikari (berdiri di atas kaki sendiri). Hal ini mendapat dukungan kuat dari kalangan abangan sebagaimana dijelaskan Benhard Dahm tradisional. Komunisme mengambil bentuk (1987:140) bahwa Soekarno menjelaskan tidak utama sebagai kekuatan politik dalm Partai ada tempat bagi kepercayaan bahwa pihak Komunis Indonesia. Kelima, Sosialisme penguasa akan memberikan kepada mereka Demokrat yang juga mengambil inspirasi dari ruang gerak untuk mengembangkan kekuatan pemikiran barat. Aliran ini muncul dalam Partai mereka sendiri. Artinya Soekarno tidak ingin Sosialis Indonesia. Pendapat ini pada intinya memberi kesempatan kepada bangsanya sendiri melihat bahwa pada umumnya pemikiran- untuk tergantung kepada bangsa lain. Jati diri pemikiran itu tidak lahir dari suatu pengamatan bangsa serta maju mundur bangsa dalam yang dalam tentang kenyataan-kenyataan objektif pandangan Soekarno adalah dengan berdiri di yang hidup dalam dalam masyarakat Indonesia atas kaki sendiri atau berdikari. sendiri. Menurut Saya pandangan itu tentu tidak berlaku sama bagi semua pemikir politik di Pemikiran Politik Bung Hatta Indonesia. Oleh karena itu masih dapat Dua tokoh Proklamator kemerdekaan diperdebatkan. bangsa ini, yaitu Soekarno & Hatta, memiliki ciri Dari sekian banyak pemikiran politik yang masing-masing dalam pemikiran dan gagasannya ada di Indonesia, Saya tertarik untuk menjelaskan mengenai suatu bangsa yang merdeka. Di satu tiga pemikiran politik dari tokoh-tokoh yang pihak, Soekarno lebih menekankan kepada dianggap memiliki tonggak sejarah dan masih persatuan dan kebesaran bangsa yang dapat relevan dilaksanakan atau diimplementasikan mengobarkan semangat kebangsaan, di lain pihak dalam kehidupan politik masyarakat di Indonesia Hatta lebih menekankan tentang kemakmuran pada saat sekarang ini. Tokoh-tokoh yang dan demokrasi bagi rakyat Indonesia. Pemikiran pemikiran politiknya akan diuraikan adalah dari kedua tokoh tersebut walaupun ada yang Soekarno, Bung Hatta, dan Tan Malaka. berbeda, tetapi ada kesamaan. Perbedaan yang terdapat dari keduanya akan saling melengkapi. Pemikiran Politik Soekarno Yang paling terkenal dari konsep Pemikiran politik Soekarno yang paling pemikiran politik Bung Hatta adalah pemikiran berpengaruh dalam kehidupan politik di politik kebangsaan yang menjelaskan Indonesia adalah munculnya konsep pemikiran pandangannya bahwa kemakmuran dan politik tentang Nasakom, Nasasos, dan Gotong demokrasi merupakan aspek yang mutlak harus royong. Nasakom (nasionalisme, agama, dan dicapai oleh bangsa Indonesia. Ke depan komunisme) adalah konsep politik yang Indonesia bangsa harus menjadi bangsa yang dicetuskan oleh Soekarno dan merupakan ciri bersatu dan tidak terpisah-pisah, bebas dari khas dari demokrasi terpimpin. Hal ini penjajahan asing dalam bentuk apapun baik itu dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan tiga faksi politik dan ideologi. Dasar-dasar 529 perikemanusiaan harus terlaksana dalam segala tingkatan pertama buat masa depan. Pada intinya, segi penghidupan. Bung Hatta lebih menekankan madilog adalah cara berpikir baru yang dapat pentingnya suatu integritas bangsa yang bebas dipakai untuk memerangi cara berpikir lama yang dari segala bentuk penjajahan untuk menciptakan sangat dipengaruhi oleh dunia mistik atau suatu kemakmuran dan demokrasi yang menjadi takhayul yang menyebabkan orang menyerah dasar suatu negara. Selain itu, Bung Hatta juga kepada alam. memiliki pemikiran politik tentang pemahaman Secara singkat Tan Malaka menjelaskan tentang sosialisme kebersamaan. Sejalan dengan bahwa negara sosialis terbentuk karena adanya itu, dijelaskan Deliar Noer (1965: 143) bahwa pertentangan kelas. Pertentangan tersebut terjadi Hatta mengemukakan dalam bidang politik dan karena perkembangan sebuah negara dengan ekonomi suatu negara maka rakyatlah yang adanya hukum dialektika yakni sebagai thesis, berdaulat. Artinya bahwa kebersamaan perlu antithesis, dan synthesis. Sebagai thesis Tan dibangun untuk kemajuan suatu negara. Malaka menyebutnya masyarakat yang berada Perlu dijelaskan pula bahwa sosialisme atas dasar kepemilikan bersama atas alat-alat kebersamaan yang dikembangkan Hatta serta hasil produksi. Antithesisnya adalah dipengaruhi ayahnya yang berasal dari masyarakat kapitalis yang mulai terpecah karena Minangkabau. Di situ rasa kekeluargaan sangat kepemilikan hanya pada sekelompok orang. kuat untuk saling tolong menolong. Adanya Sebagai synthesisnya adalah ia menyebut pemimpin yang dengan anak buahnya saling masyarakat di seluruh dunia yang berjuang kerja sama, musyawarah mufakat hingga menuju masyarakat komunis modern. akhirnya menyimpulkan bahwa konsep kebersamaan itu identik dengan bentuk koperasi. 4.2. Pemikiran Politik yang Masih Relevan Koperasi merupaka usaha bersama untuk dalam Konteks Kehidupan Politik Saat menolong diri sendiri secara bersama-sama. ini Dengan demikian orang yang berkiprah sebagai Pada bagian sebelumnya sudah Saya anggota dalam suatu koperasi harus memiliki jelaskan tentang pemikiran politik dari ketiga kepentingan yang untuk meraih kesejahteraan. tokoh di Indonesia, yaitu Soekarno, Bung Hatta, dan Tan Malaka. Dari pemikiran politik Pemikiran Politik Tan Malaka Soekarno, yang masih relevan dilaksanakan Tan Malaka seperti yang dijelaskan Alfian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah (1981: 157) adalah termasuk salah seorang konsep “Gotong royong” dan “Berdikari”. Saya cendekiawan Minangkabau yang menerima visi katakan demikian karena konsep gotong royong atau idealisasi adat dan falsafah hidup memiliki arti bahwa setiap orang harus saling masyarakat Minangkabau. Sikap tingkah laku membantu dalam mewujudkan tujuan bersama. politik serta jalan pemikirannya sangat diwarnai Apalagi dengan digulirkannya penguatan oleh konsep rantau. Rantau yang dimaksud di sini pendidikan karakter saat ini, maka gotong royong adalah dalam falsafah Minangkabau yaitu sangat sejalan dengan program pemerintah. membuka mata warganya untuk mengenal dunia Sedangkan konsep berdikari dari pemikiran luar yang luas di mana mereka akan menemui Soekarno yaitu menghilangkan ketergantungan hal-hal baru yang nanti akan dibawanya pulang terhadap negara lain sehingga bangsa Indonesia ke kampung halaman. bisa maju tanpa campur tangan atau bantuan dari Cara berpikir yang dikembangkan Tan negara lain. Malaka sesuai dengan visi rantau: Thesis- Dalam konteks kehidupan politik saat ini, antithesis-syntesis. Tan Malaka adalah antithesis untuk mewujudkan cita-cita proklamator yang berkonflik dengan thesis (alam sebagai Soekarno, pemerintahan Joko Widodo referensi asal). Dari situ lahirlah syntesis hasil mengingatkan atau masyarakat untuk pemikiran atau idealisme baru yang mendorong membumikan semangat berdikari atau berdiri di setiap manusia untuk mengadakan perubahan- atas kaki sendiri. Semangat berdikari, gotong perubahan perbaikan nasibnya royong, dan kerja sama itu penting untuk Selanjutnya Tan Malaka juga diwujudkan di Indonesia agar mampu berdaya mengembangkan cara berpikir secara luas dalam saing dan menang dalam persaingan global. bukunya Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Semangat gotong royong juga penting untuk Logika). Madilog ini sebagaimana dijelaskan mewujudkan cita-cita kemerdekaan, terutama Malaka (2017:123) mengajak untuk membangun keadilan sosial bagi rakyat mempergunakan pikiran “rasional” sebab Indonesia. Tugas berat itu butuh kerja sama pengetahuan dan cara berpikir yang begitu adalah sehingga bersama-sama seluruh elemen bangsa tingkatan tertinggi dalam peradaban manusia dan untuk membangun kebersamaan mewujudkan 530 keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Selain itu semangat gotong royong dan berdikari Indonesia. Melihat fenomena saat ini tercermin sangat relevan dengan dinamika kehidupan adanya tarik menarik kepentingan politik, sangat masyarakat ini untuk mencegah persatuan yang dimungkinkan masyarakat tidak lagi terbelah karena kepentingan politik dan menggunakan pemikiran secara rasional. Di menghindari agar negara kita terhindar dari sinilah konsep yang dikembangkan Tan Malaka ketergantungan terhadap bantuan asing yang menjadi solusi alternatif untuk menangkal hal itu. semakin deras. Artinya, masyarakat Indonesia saat ini harus Berikutnya tentang pemikiran politik Bung mampu berpikir secara rasional terbebas dari Hatta yang masih relevan dalam kehidupan friksi-friksi yang berkembang yang akan berbangsa dan bernegara saat ini adalah adanya mengarahkan keutuhan bangsa menjadi terbelah konsep “Kemakmuran dan demokrasi”. Konsep atau terpecah. ini dalam kesehariannya terwujud dalam bentuk Beberapa uraian di atas menyiratkan koperasi sebagai tulang punggung sistem makna bahwa Tan Malaka dianggap sebagai perekonomian di Indonesia. Dengan koperasi motor penggerak perubahan sejarah dengan yang tumbuh subur di Indonesia diharapkan mengedepankan konsep berpikir secara rasional. dapat menjamin kehidupan masyarakat yang Dalam pandangannya tercermin bahwa kemajuan lebih sejahtera. Yang paling penting dalam masyarakat Indonesia dapat dicapai melalui kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia kemajuan cara berpikir masyarakatnya yang akan saat ini dari konsep pemikiran Bung Hatta yaitu melahirkan ide-ide konstruktif dan alternatif bangsa Indonesia jangan menganut sistem untuk mencapai masyarakat yang lebih sejahtera ekonomi kapitalis tetapi bangsa Indonesia harus dan mampu bersaing dalam tataran global saat membangun konsep koperasi yaitu ini. mengembangkan masyarakat dengan berjuang meningkatkan kesejahteraan melalui V. Kesimpulan kebersamaan. Dengan demikian konsep koperasi Dinamika politik Indonesia saat ini sangat sangat relevan diimplementasikan untuk diwarnai dengan berbagai fenomena yang sangat menghindari sistem kapitalis yang saat ini masih menarik untuk dicermati. Dalam implementasi berkembang di Indonesia. kehidupan saat ini, terefleksikan konsep-konsep Terakhir, konsep pemikiran politik dari pemikiran tokoh politik lama. Hal ini ditandai Tan Malaka yang masih relevan dalam kehidupan dengan adanya pemikiran-pemikiran politik yang berbangsa dan bernegara saat ini adalah konsep digagas oleh tokoh politik lama yang masih Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika). relevan diaktualisasikan dalam kehidupan politik Materialisme menurut Tan Malaka yaitu cara di Indonesia saat ini. berpikir yang terpusat pada masalah bagaimana Soekarno yang mengedepankan konsep memperbaiki atau mengubah kehidupan duniawi gotong royong dan berdikari sebagai falsafah secara realistis dan pragmatis. Konsep dialektika hidup bermasyarakat,berbangsa dan bernegara yaitu dimaksudkan untuk memerangi cara masih sangat relevan dengan kehidupan politik berpikir yang pasif atau dogmatis. Cara berpikir saat ini guna mencapai tujuan pembangunan atau dogmatis ini berkaitan dengan kepercayaan nasional Indonesia. Dalam konteks kekinian, masyarakat yang masih percaya terhadap pemerintahan saat ini mengobarkan atau kekuatan mistik dan itu menyebabkan mereka menggelorakan gotong royong, dan berdikari. tidak percaya kepada kemampuan intelektual dan Hal ini menjadi kunci penting untuk mewujudkan kekuatan mereka sendiri untuk mengubah dunia harapan dan cita-cita agar Indonesia agar mampu materi. Sedangkan logika yang dijelaskan Tan berdaya saing dan menang dalam persaingan Malaka adalah berpikir aktif atau dinamis. global. Dengan demikian semangat gotong Mengapa konsep Madilog tersebut masih relevan royong juga penting untuk mewujudkan cita-cita dengan kehidupan bangsa Indonesia saat ini? kemerdekaan, terutama membangun keadilan karena menurut penulis bangsa Indonesia jika sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. berkeinginan untuk maju sebagai bangsa yang Pada konteks yang lainnya, dalam terpandang harus berpikir dinamis, tidak percaya kehidupan politik saat ini konsep pemikiran Bung pada hal-hal mistik atau takhayul, dan harus Hatta yang mengusung kemakmuran kehidupan berpikir pragmatis serta fleksibel. Dengan berdemokrasi merupakan aspek yang mutlak demikian madilog merupakan cara berpikir yang harus dicapai oleh bangsa Indonesia. Dengan realistis, pragmatis, dan fleksibel. Sehingga bisa konsep ini diharapkan kesejahteraan dan dikatakan juga cara berpikir yang lebih logis dan kemakmuran rakyat terwujud secara nyata. rasional dalam kehidupan dan masih relevan 531 Pada bagian akhir, konsep pemikiran Tan Daftar Pustaka Malaka sangat relevan digunakan dalam kehidupan politik saat ini dengan konsep Alfian. 1981. Pemikiran dan Perubahan Politik Madilog (materialisme, dialektika, dan logika). Indonesia. : Penerbit PT Gramedia. Konsep tersebut sangat tepat digunakan saat ini Bernhard Dahm.1987. dan Perjuangan mengingat bahwa cara berpikir rasional akan Kemerdekaan. Jakarta: Penerbit LP3ES. memerangi cara konsep berpikir lama seperti Malaka, Tan. 2017. Menuju Merdeka 100 %. dunia mistik dan takhayul. Dengan berpikir : Narasi. secara rasional, pragmatis dan fleksibel Noer, Deliar. 1965. Pengantar Pemikiran Politik. masyarakat Indonesia akan dengan sangat mudah Medan: Dwipa. menggunakan logika berpikir untuk meraih Whitney, F.L .1960. The Element of Research. kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih Asian Ed, Overseas Book Osaka baik.

532