Available online at: https://rjfahuinib.org/index.php/khazanah Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam

ISSN: 2339-207X (print) ISSN: 2614-3798 (online) Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam DOI: https://doi.org/10.37108/khazanah.vi.234

PARTISIPASI MASYARAKAT MINANGKABAU PADA IMPLEMENTASI PROGRAM PARIWISATA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ISLAM

Defrinal Defrinal1, M. Nasor2, Awis Karni3, Hasan Mukmin4 1STAI YDI Lubuk Sikaping Pasaman, 2UIN Raden Intan Lampung, 3UIN Imam Bonjol , 4UIN Raden Intan Lampung. Email : [email protected]

Abstract

Essentially, Islam is a religion of empowerment as expressed in Al-Qur'an, chapter Ar Ra'du verse 11. Empowerment is the process of increasing participation, especially in the management of community-based tourism that requires total involvement of the community. The problem of this research is: How the public participation to implement the tourism programs to empower Muslim communities? This study aims to describe the many aspects of the community’s participation in implementing the tourism programs to empower Muslim communities. The type of this qualitative research is Case Study. Purposive sampling technique is a kind of nonprobability sampling. The selection of the subject of the study depends on how the researchers perceive their subject. Community’s participation in all tourism activities is seen in several aspects: Decision Making, Implementation, Benefits and Evaluation. The members of the local community in Lubuk Nyarai participate in all aspects of management activities. The government refers to this data in their management of tourism to empower Muslim communities, by involving all members of the community in every aspect of participation, as well as putting trust to community members to reflect their actions collective activities.

Keywords: Participation, Tourism, Empowering Islamic Communities, Social Welfare

Abstrak

Pada dasarnya Islam adalah agama permberdayaan sebagaimana dalam Al Quran surat Ar Ra’du ayat 11. Pemberdayaan merupakan proses pengembangan partisipasi, terutama dalam pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat yang membutuhkan keterlibatan penuh masyarakat sehingga berdampak pada kesejahteraan. Adapun masalah yang akan diteliti adalah: Bagaimana partisipasi masyarakat pada implementasi program pariwisata dalam pemberdayaan masyarakat Islam?. Penelitian ini bertujuan untuk: Mendeskripsikan dimensi partisipasi masyarakat pada implementasi program pariwisata dalam pemberdayaan masyarakat Islam. Penelitian

131 132 Partisipasi Masyarakat Minangkabau...

ini didesain menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian Studi Kasus. Teknik “porposive sampling” termasuk ke dalam nonprobality sampling yaitu pengambilan subjek kajian bergantung kepada peneliti melihat subjek tersebut. Partisipasi masyarakat dalam seluruh aktifitas program pariwisata dilihat pada dimensi, Decision Making, Implementations, Benefits dan Evaluation. Anggota masyarakat dalam pengelolaanpariwisata di Lubuk Nyarai berpartisipasi pada seluruh dimensi,sehingga memiliki dampak pada kesejahteraan sosial, budaya, lingkungan dan ekonomi. Hal ini menjadi acuan bagi pemerintah dalam pengelolaan pariwisata pada pemberdayaan masyarakat islam, dengan melibatkan seluruh anggota masyarakat pengelola dalam setiap dimensi partisipasi, serta memberikan kepercayaan kepada anggota masyarakat untuk dapat merefleksikan aksinya pada tindakan kolektif melalui pelaksanaan kegiatan bersama.

Kata kunci: Partisipasi, Pariwisata, Pemberdayaan Masyarakat Islam, Kesejahteraan Sosial

PENDAHULUAN perubahan sebagai prinsip dasar Pemberdayaan Masyarakat equilibrium dalam kehidupan sosial dalam perspektif Islam menurut M. masyarakat yang secara alamiah terdiri Quraish Shihab 1 adalah konsep dari pengklasifikasian kelas atas dan pembangunan bersifat menyeluruh, kelas bawah. Kelas bawah sebagai menyentuh dan menghujam ke dalam masyarakat yang mengalami kehidupan diri manusia, dengan demikian ajaran terasing menjadi sasaran utama dakwah tersebut dapat membangun manusia untuk memberdayakannya untuk seutuhnya, baik dari segi materil menajadi manusia seutuhnya dengan maupun spritual secara bersamaan. tidak menafikan masyarakat yang Pemberdayaan bersifat universal dalam berada pada kelas atas. Karena itulah, membangun kehidupan manusia dakwah sebenarnya adalah menciptakan situasi berkembang, pemberdayaan masyarakat sebab itu berdaya dan mandiri yang mengarah berhubungan dengan proses dimana kepada pembangunan. Pembangunan seseorang bisa terbebaskan untuk yang dilakukan tidak dari satu sisi berfikir dan bertindak atas dasar kehidupan. Sehingga antara upaya kematangan berfikir dan sangup pemberdayaan yang satu bersinergi melakukannya sendiri tanpa bantuan dengan upaya yang lain. orang lain dalam istilah Kant disebut Antara dakwah dan sebagai pencerahan, dan juga proses pemberdayaan masyarakat sebenarnya mengangkat derajat serta memiliki keterkaitan yang cukup menyelamatkan masyarakat yang signifikan bahkan secara terperinci kehilangan jati dirinya yang dapat juga dikatakan bahwa dakwah sesungguhnya. sebenarnya adalah proses Penerjemahan makna dakwah pemberdayaan masyarakat.Dakwah sebagai sebuah pemberdayaan tidak merupakan sebuah proses yang terlepas dari tiga dimensi dakwah yaitu berkesinambungan dan bermakna makro, mezo dan mikro. Tingkatan makro berupa hidayah yang muatannya 1 M. Qureish Shihab, Membumikan Al- masih orisinil berupa Al Quran dan Quran: Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Sunnah. Tingkatan mezo merupakan Masyarakat, (Bandung: Mizan,2004), cet. Ke- integral tingkatan makro sebagai hasil 18, h.301

Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam Defrinal dkk 133 penelahaan secara seksama dari apa atau pemberdayaan masyarakat Islam yang terkandung dalam al Quran dan adalah menginternalisasikan semua sunnah berupa metodologi yaitu konsep, nilai, konsep ajaran Islam ke dalam teori dan kebijakan-kebijakan. seluruh lini kehidupan masyarakat Sedangkan tingkatan mikro berupa Islam. Pemberdayaam masyarakat Islam tindakan, aktivitas, program kegiatan, bisa diterjemahkan melakukan dan lain sebagainya yang berupa kerja perbaikan terhadap kualitas hidup nyata. masyarakat Islam mulai dari perilaku Secara leksikal istilah individu maupun komunal secara pembedayaan dapat diartikan sebagai keomprehensif dengan penekanan penguatan dan secara istilah menemukan permasalahan yang pemberdayaan disamakan dengan istilah menghambat perbaikan kehidupannya pengembangan.2 Nanih Machendrawaty dan melakukan pencarian solusi dan mengatakan memberikan pengertian permasalahan tersebut. Sasaran tentang pemberdayaan: individual akan berorientasi pada “Istilah pemberdayaan adalah sumber daya manusianya. Individu terjemahan istilah asing empowerment. dalam keluarga (Usrah) yang berada Secara leksikal pemberdayaan berarti dalam sebuah masyarakat yang telah penguatan. Secara teknis istilah memiliki sistem. Sistem adalah faktor pemberdayaan dapat disamakan atau penting dalam proses pemberdayaan setidaknya diserupakan dengan masyarakat Islam maka dilakukan pula pengembangan, bahkan pengertian dua perbaikan sistematis dalam sistem yang istilah ini dalam konteks tertentu bisa menunjang perbaikan kualitas bersifat interchangeable atau dapat kehidupan individu dalam konteks dipertukarkan.3 komunitas (Jamaah). Begitu juga Nanih memberikan pernyataan lembaga, wadah sosial dan lingkungan bahwa kadang istilah “pemberdayaan” yang lebih besar lagi (ummah) harus dan “pengembangan” bisa disamakan dibenahi agar sejalan dengan ruh pemakaiannya dalam suatu konteks atau pemberdayaan. kondisi. Bisa juga saling dipertukarkan Pariwisata merupakan salah satu dalam konteks waktu yang lain. jenis dari industri yang mampu Kesimpulannya pemberdayaan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi pengembangan bisa saja punya makna yang cepat, menyediakan lapangan sama. kerja, meningkatkan penghasilan dan Lebih lanjut Nanih standar hidup, serta menstimulasi Machendrawaty menyatakan secara sektor-sektor produktivitas lainnya terminologis tentang pengembangan seperti: industri kerajinan tangan dan masyarakat Islam yaitu “pengembangan cinderamata, penginapan dan atau pemberdayaan masyarakat Islam transportasi.5 berarti mentransformasikan dan Dalam kegiatannya, industri melembagakan semua segi ajaran Islam pariwisata melibatkan beberapa sektor dalam kehidupan keluarga (Usrah), seperti: sektor ekonomi, sosial, budaya, kelompok sosial (jamaah), dan politik, keamanan, dan lingkungan yang masyarakat (Ummah).4 bersama-sama menghasilkan produk Jelas apa yang dituturkan Nanih pelayanan jasa kepariwisataan yang Machendrawaty bahwa pengembangan dibutuhkan oleh para wisatawan. Dapat dikatakan bahwa pariwisata merupakan 2 Nanih Machendrawati, Agus Ahmad fenomena sosial, ekonomi, budaya, Syafe’i, pengembangan Masyarakat Islam dari Idiologi Strategi Sampai Tradisi, (Bandung: PT. Rossdakarya, 2001), h. 42 5Pendit S. Nyoman, Subak Pariwisata 3Ibid sebagai Community Based Development. 4Ibid (Jakarta: 1994), h. 4 Volume 9, Nomor 18, Juli-Desember 2019 134 Partisipasi Masyarakat Minangkabau... psikologi, dan geografi.6 Seperti contoh Menurut Nurmawati, 8 tiga potensi pariwisata yang ada di Bali pengembangan wisata alam dan wisata seperti keindahan alam, keunikan budaya dalam perspektif kemandirian budaya, dan masyarakat yang ramah lokal merupakan perwujudan telah menjadikan daerah ini sebagai interkoneksitas dalam tatanan salah satu daerah tujuan wisata masyarakat yang dilakukan secara internasional yang sangat terkenal mandiri oleh tatanan itu sendiri guna didunia. Sektor kepariwisataan telah meningkatkan kualitas tatanan dengan menjadi motor penggerak tetap memelihara kelestarian alam dan perekonomian dan pembangunan sejak nilai-nilai budaya lokal, serta obyek tahun 1970-an. Oleh karena itu wisata alam dan wisata budaya yang kepariwisataan merupakan bagian yang ada. Selama ini pengembangan sangat erat dan tidak dapat dipisahkan pariwisata daerah ditujukan untuk lagi dalam kehidupan masyarakat dan mengembangkan potensi lokal yang pembangunan di Bali7. bersumber dari alam, sosial budaya Era otonomi daerah sebagai ataupun ekonomi guna memberikan implikasi dari berlakunya UU No. 32 kontribusi bagi pemerintah daerah, tahun 2004, memberikan peluang bagi sekaligus meningkatkan kesejahteraan setiap Pemerintah Kabupaten/Kota masyarakat. Berkaitan dengan hal untuk merencanakan dan mengelola tersebut di atas, saat ini perencanaan pembangunan daerahnya sendiri, serta pengembangan pariwisata tuntutan bagi partisipasi aktif menggunakan community approach masyarakat dalam proses pembangunan atau community based development. dari perencanaan, pelaksanaan, Dalam hal ini masyarakat lokal yang monitoring dan evaluasi. Masyarakat akan membangun, memiliki dan sebagai komponen utama dalam mengelola langsung fasilitas wisata pembangunan pariwisata berbasis serta pelayanannya, sehingga dengan masyarakat mempunyai peranan penting demikian masyarakat diharapkan dapat dalam menunjang pembangunan menerima secara langsung keuntungan pariwisata daerah yang ditujukan untuk ekonomi dan mengurangi urbanisasi.9 mengembangkan potensi lokal yang Menurut Panji, 10 usaha- bersumber dari alam, sosial budaya usaha pengembangan pariwisata ataupun ekonomi masyarakat. UU No 9 yang berorientasi pada masyarakat lo Tahun 1990 tentang Kepariwisataan kal masih minim. Hal ini dikarenakan menyatakan bahwa masyarakat masyarakat tidak memiliki kemampuan memiliki kesempatan yang sama dan secara finansial dan keahlian yang seluas-luasnya untuk berperan serta berkualitas untuk mengelolanya atau dalam penyelenggaraan kepariwisataan. terlibat langsung dalam kegiatan Peran serta masyarakat dalam pariwisata yang berbasiskan alam dan memelihara sumber daya alam dan budaya. Sehingga perlunya partisipasi budaya yang dimiliki merupakan andil aktif masyarakat untuk menjadi tuan yang besar dan berpotensi menjadi daya rumah yang baik, menyediakan sesuatu tarik wisata. yang terbaik sesuai kemampuan, ikut menjaga keamanan, ketentraman,

8 Nurmawati, Pengembangan Desa Wisata Berbasis Budaya (Citra Aditya Bakti: Bandung 2006), h. 7 9 Nurhayati, Perencanaan 6 Karyono M., Kepariwisataan, Pengembangan Pariwisata, (Rineka: Jakarta, (Jakarta: PT. Gramedia Anggota IKAPI, 1997), 1995), h. 23 h. 7-13 10 Panji dan Sudarto Djoko, 7 Pitana, “Sosiologi Pariwisata”, Kepariwisataan (Rineka Cipta: Jakarta, 2005), (:Penerbit Andi, 1992), h. 62 h. 32 Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam Defrinal dkk 135 keindahan dan kebersihan lingkungan, Seperti yang tertuang dalam Undang- memberikan kenangan dan kesan yang Undang nomor 10 tahun 2009 tentang baik bagi wisatawan dalam kepariwisataan, dalam pasal 19 ayat 2 rangka mendukung program sapta bahwa setiap orang atau masyarakat pesona, serta menanamkan kesadaran dalam atau di sekitar destinasi masyarakat dalam rangka pariwisata mempunyai hak prioritas pengembangan desa wisata. menjadi pekerja atau buruh, konsinyasi Pembangunan pariwisata yang dan pengelolaan.12 berhasil adalah pembangunan wisata Sumatera Barat merupakan yang memeberikan keuntungan secara daerah wisata yang menjadi tujuan ekonomi, sosial maupun budaya kepada wisatawan lokal dan mancanegara, masyarakat setempat. Tujuan dari menurut wakil Gubernur Sumatera pembangunan pariwisata yang Barat Nasrul Abit mengatakan “hingga melibatkan masyarakat. Sementara itu september 2016 wisatawan partisipasi diartikan sebagai mengunjungi Provinsi Sumatera Barat keterlibatan, tetapi aspek keterlibatan sebanyak 5.195.000 yang di dominasi ini sering diartikan secara sempit. Suatu oleh wisatawan nusantara sebanyak program dikatakan melibatkan 5,161.634 dan wisatawan asing masyarakat ketika masyarakat sudah sebanyak 33.366. Saat ini, katanya diajak melaksanakan suatu program peringkat Sumbar sebagai daerah tujuan tertentu. Padahal sebenarnya sebuah wisatawan mancanegara berdasarkan program dikatakan bersifat partisipatif pintu masuk melalui BIM berada pada apabila masyarakat sudah terlibat sejak peringkat 9 dari 19 pintu masuk bandara perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan di . "Kontribusi sektor pemanfaatan hasil. Sebagai contoh pariwisata terhadap Produk Domestik masyarakat yang berada disekitar obyek Regional Bruto (PDRB) Sumbar tahun wisata Candi dan Air Terjun 2015 38,21 persen," ujarnya.13 Jumog Karanganyar. Masyarakat Adapun Visi misi Dinas mengaku bahwa mereka pernah diajak Pariwisata Propinsi Sumatera Barat untuk berdiskusi bahwa disekitar areal adalah terwujudnya Sumatera barat tempat tinggal mereka akan dibangun sebagai destinasi utama pariwisata tempat wisata. Materi diskusi masih berbasis agama dan budaya di wilayah sebatas itu, sedangkan setelah Indonesia bagian barat dengan misinya berjalannya obyek wisata tersebut sebagai berikut : masyarakat kurang terlibat.11 1. Mengembangkan destinasi Seharusnya agar timbul rasa pariwisata berbasis Agama dan memiliki dari masyarakat, maka budaya yang berwawasan masyarakat haruslah selalu dilibatkan lingkungan berdasarkan keunggulan dalam pengelolaan areal tempat wisata. kompetitif dan komparatif Pelibatan tersebut seharusnya mulai dari 2. Mengembangkan pemasaran perencanaan, yaitu apapun yang ingin pariwisata secara selektif, fokus dan diprogramkan oleh pengelola tempat sinergis, efektif dan efisien pariwisata didiskusikan dengan 3. Mengembangkan industri pariwisata masyarakat. Dengan harapan yang profesional dan berdaya saing masyarakat akan merasa memiliki 4. Mengembangkan kelembagaan program tersebut, dan turut membantu kepariwisataan dengan pola kelancaran program tersebut. Pada kemitraan, kualitas manajemen, dasarnya masyarakat itu sendiri berhak regulasi yang efektif dan efisien. ikut serta dalam pengelolaan pariwisata. 12 Undang-Undang No. 10 Tahun 11 Argyo Demartoto, Pembangunan 2009 Tentang Kepariwisataan, Pasal 19 Ayat 2. Pariwisata Berbasis Masyarakat (Surakarta: 13 http://sumbarprov.go.id/details/news/ Sebelas Maret University Press, 2009), h. 74 9332, senin 11 Desember 2017 Volume 9, Nomor 18, Juli-Desember 2019 136 Partisipasi Masyarakat Minangkabau...

Sumatera Barat adalah salah satu Bukittinggi. Sedangkan untuk agen provinsi di Indonesia yang terletak di perjalanan di bawah keanggotaan pulau Sumatera dengan Padang sebagai ASITA, Sumatera Barat sudah memiliki ibu kotanya. Sesuai dengan namanya, lebih dari 100 agen. Untuk melengkapi wilayah provinsi ini menempati fasilitas penunjang pariwisata, sepanjang pesisir barat Sumatera bagian pemerintah juga menyediakan kereta api tengah dan sejumlah pulau di lepas wisata yang beroperasi pada waktu pantainya seperti Kepulauan Mentawai. tertentu. Dari utara ke selatan, provinsi dengan wilayah seluas 42.297,30 km² ini Metodologi berbatasan dengan empat provinsi, Penelitian ini dijalankan yakni Sumatera Utara, , Jambi, dan menggunakan pendekatan kualitatif, Bengkulu. dengan jenis penelitian studi kasus (case Sumatera Barat merupakan salah study research design) yaitu multi-case satu tujuan utama pariwisata di multi-site exploratory case study (Yin, Indonesia. Fasilitas wisatanya yang 2008, 2013). Penelitian studi kasus cukup baik, serta sering diadakannya merupakan jenis penelitian yang cukup berbagai festival dan even internasional, komprehensif dengan menggabungkan menjadi pendorong datangnya berbagai cara dalam mengumpulkan dan wisatawan ke provinsi ini. Beberapa menganalisis data (Yin, 2013). kegiatan internasional yang Penggunaan pendekatan studi kasus diselenggarakan untuk menunjang tersebut membolehkan peneliti untuk pariwisata Sumatera Barat adalah lomba mendapatkan berbagai informasi secara balap sepeda , even mendalam berkaitan dengan paralayang Event Fly for Fun in Lake permasalahan yang diteliti (Creswell, Maninjau, serta kejuaraan selancar 2007, 2014, 2015; Wiersma, 2000; Yin, Mentawai International Pro Surf 1993, 2008, 2013). Data dikumpulkan Competition.14 melalui wawancara secara mendalam Sumatera Barat memiliki hampir (indepthinterview), dengan melibatkan semua jenis objek wisata alam seperti 14 orang pakar yang dianggap cukup laut, pantai, danau, gunung, dan ngarai. memberikan data. Teknik “porposive Selain itu pariwisata Sumatera Barat sampling” termasuk ke dalam juga banyak menjual budayanya yang nonprobality sampling yaitu khas, seperti Festival Tabuik, Festival pengambilan subjek kajian bergantung Rendang, permainan kim, dan seni kepada peneliti melihat subjek tersebut. bertenun. Disamping wisata alam dan Diantaranya: 2 orang dari unsur budaya, Sumatera Barat juga terkenal pemerintah yaitu dinas pariwisata dan dengan wisata kulinernya. Wali Nagari, dan 12 orang unsur Sumatera Barat memiliki masyarakat terdiri dari Pokdarwis, akomodasi wisata, seperti hotel dan Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, Tokoh agen perjalanan yang cukup baik. Pada Agama,Tokoh Pemuda, 2 orang Pelaku akhir tahun 2012, provinsi ini telah usaha dan jasa serta 3 orang pengunjung memiliki 221 hotel dengan jumlah Tokoh Pemuda. Setelah data terkumpul kamar mencapai 5.835 unit. 15 Namun maka data tersebut dianalisis secara hotel-hotel berbintang lima dan empat, kualitatif dengan mengunakan analisa hanya terdapat di Padang dan deskriptif dan komprehensif dengan cara menjelaskan dan menafsirkan 14http://www.metrotvnews.comTour de secara rasional, objektif dan konsisten Singkarak Naikan 24 Persen Kunjungan dengan tujuan dan masalah penelitian. Wisatawan 15 http://www.beritasatu.comSektor Perhotelan di Sumatera Barat Alami PEMBAHASAN Peningkatan Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam Defrinal dkk 137

Pengembangan masyarakat saat ini Sumatera Barat menjadi salah harus selalu berupaya untuk satu barometer pariwisata halal dunia, memaksimalkan partisipasi, dengan tentu kesempatan datang wisatawan tujuan membuat setiap orang dalam seluruh dunia semakin besar. masyarakat ikut serta untuk Adapun Program Dinas menciptakan kembali masa depan pariwisata Sumatera Barat pada tahun masyarakat dan individu. Dengan 2018 dan 2019. demikian, partisipasi merupakan suatu Program Pengembangan Pemasaran bagian penting dari pemberdayaan dan Pariwisata penumbuhan kesadaran. Semakin 1. Pengembangan strategi brand banyak orang yang menjadi peserta pariwisata Sumatera barat aktif dan semakin lengkap 2. Penyelenggaraan event tour de partisipasinya, semakin ideal singkarak kepemilikan dan proses masyarakat 3. Familiarization trip serta proses-proses inklusif yang 4. Penyusunan data kepariwisataan terwujud. Sumbar Sektor pariwisata menjadi awal 5. Penyedian sarana promosi perkembangan industri di provinsi pariwisata Sumatera Barat pada masa depan. Bila 6. West Sumatera travel mart dibandingkan daerah lain seperti Riau 7. Pemanfaatan teknologi informasi atau Sumsel, Sumatera Barat tidak dalam pemasaran pariwisata memiliki sumber daya alam yang 8. Promosi pariwisata Sumatera barat langsung potensial ekonomi, namun pada hari pers Nasional pengembangan wisata bisa jadi andalan. 9. Promosi pariwisata Sumatera barat Upaya pemerintah provinsi dan di tingkat Nasional dan kabupaten/kota memperkuat fasilitas Internasional objek wisata harus dibarengi pengembangan faktor pendukungnya Program Pengembangan Ekonomi seperti industri makanan.16 Mulai dari Kreatif keterlibatan masyarakat dalam menjual 1. Gelar karya produk ekonomi kreatif cendera mata di objek wisata baik 2. Promosi produk ekonomi kreatif kuliner atau kerajinan yang kemudian pada pameran produk kerajinan bisa dikembangkan menjadi Usaha Sumatera barat Kecil Masyarakat (UKM)17 selanjutnya 3. Aktivasi pelaku ekonomi kreatif Industri Kecil Menengah (IKM). Bila 4. Pemilihan dan pemberdayaan duta industri kecil ini terus berkembang wisata Sumatera barat maka kebutuhan akan bahan baku 5. Sumbar Film festival semakin besar ada peluang penguatan 6. Minangkabau fashion festival industri bahan baku juga. Penguatan 7. Pemetaan dan invebtarisasi usaha infrastruktur pariwisata menjadi ekonomi kreatif prioritas pembangunan daerah. Terlebih Program Pengembangan Kelembagaan, SDM Pariwisata dan 16 Laurensius Arliman S, Penanaman Modal Asing Di Sumatera Barat Berdasarkan Ekonomi Kreatif Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 1. Achievement Motivation Training Tentang Penanaman Modal, Jurnal Ekonomi (AMT) bagi pelaku usaha Ekraf Dan Keuangan Publik, Volume 3 Nomor 1, 2. Sertifikasi Halal bagi pelaku industri 2016, h. 65 pariwisata 17Laurensius Arliman S, Perlindungan 3. Peningkatan dan pengembangan Hukum UMKM Dari Eksploitasi Ekonomi gerakan sadar wisata Dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat, Jurnal RechtsVinding, Volume 6 4. Koordinasi dan kerjasama antar Nomor 3, 2017 lembaga pariwisata

Volume 9, Nomor 18, Juli-Desember 2019 138 Partisipasi Masyarakat Minangkabau...

5. Pemetaan usaha pariwisata Keterlibatan Masyarakat pada 6. Sertifikasi kompetensi bagi tenaga Perencanaan dan Pelaksanaan kerja pariwisata 1. Kegiatan dan Kondisi Masyarakat 7. Workshop kapasitas pelaku Korong Salibutan serta ekonomi kreatif permasalahan yang terjadi sebelum dan pasca Pengembangan Wisata Prgram Pengembangan Destinasi dan Air Terjun Nyarai. Daya Tarik Pariwisata Masyarakat Korong 1. Penghargaan pariwisata Sumatera Gamaran Kenagarian Salibutan barat adalah tipikal masyarakat pedesaan 2. Pemetaan potensi Geowisata tradisional yang masih minim Sumatera barat dengan teknologi dan dengan 3. Finalisasi ranperda pariwisata halal kualitas sumber daya manusia yang 4. Penyediaan sarana dan prasarana cukup rendah karena masyarakat destinasi pariwisata Sumbar.18 banyak lulusan SD-SMP. Tingkat Dalam penelitian ini peneliti pendidikan dan pengetahuan yang fokus pada program point ke tiga yakni rendah menyebabkan rendahnya SDM Pariwisata dan ekonomi kreatif kualitas sumber daya manusia didestinasiwisata Lubuk Nyarai Lubuk sehingga banyaknya masyarakat Alung Kabupaten Padang Pariaman usia produktif seperti pemuda dan Wisata Lubuk Nyarai merupakan wisata pemudi yang menganggur. Modal minat khusus yang terdapat air terjun sosial masyarakat Lokal Korong dan hutan lindung, yang awalnya Salibutan saat ini masih terjaga dan merupakan tempat penebangan hutan berjalan dengan Baik. Kepercayaan secara ilegal oleh masyarakat, kemudian antar sesama masih dijunjung oleh ada insiatif dari seorang pemuda untuk masyarakat diantaranya percaya melakukan perubahan perilaku kepada keputusan Niniak Mamak masyarakat yang tidak baik dengan untuk memberi izin membuka penebangan pohon menjadi sebaliknya wisata sebagai salah satu keputusan yaitu menjaga kelestarian hutan dengan terbaik dan saling percaya antar ditemukannya air terjun yang indah sesama masyarakat. Norma Sosial didalam hutan kemudian dijadikan masyarakat Korong Salibutan masih tempat wisata, dengan menjadikan memegang teguh aturan norma masyarakat sebagai pemandu sesuai adat minangkabau, dan wisatawan, perjalanan menuju Air terkait Jaringan kerja, masyarakat Terjun tersebut ditempuh dalam waktu lokal sudah bisa membuka peluang lebih kurang dua jam. Saat ini wisata dan kerjasama dengan berbagai Lubuk Nyarai diusulkan ikut lomba pihak untuk kemajuan Destinasi Internasional sebagaimana pengembangan wisata. yang dikutip dari Prokabar.com pada Pemasalahan dalam hari minggu 5 Agustus 2018.19 masyarakat yang terjadi saat sebelum dikembangkan adalah: Partisipasi Masyarakat Lubuk pertentangan dari pemilik tanah, Nyarai Padang Pariaman Pada pola pikir masyarakat yang belum Implementasi Program Pariwisata. berkembang, dan tantangan dari luar seperti kecemburuan pihak lain seperti pihak komunitas pecinta alam lainnya. Seiring perkembangan 18Arsip Dinas Pariwisata Sumatera Wisata Air Terjun Nyarai, beberapa Barat masalah yang dan pertentangan 19 https://prokabar.com/lubuk-nyarai- yang ada mulai berkurang. diusulkan-ikut-lomba-destinasi-internasional/ Permasalahan lain adalah masih ada diakses tanggal 18 januari 2019 Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam Defrinal dkk 139

beberapa masalah yang terjadi pasca Eksistensi Air Terjun Nyarai pengembangan Pariwisata Nyarai sebagai objek wisata alam minat yaitu: masalah internal masyarakat, khusus tidak lepas dari peran aktivitas penebangan yang belum wisatawan. Jumlah Wisatawan ke berhenti sepenuhnya, dan Air Terjun Nyarai mengalami naik aksesibilitas menuju Gamaran yang turun selama hampir tiga tahun masih buruk berjalan. Semenjak awal dibuka Area Hutan Gamaran untuk wisatawan masyarakat luar memiliki kepemilikan yang berbeda, pada bulan April 2013, jumlah yaitu berada pada Hutan Area pengunjung naik dan meningkat Penggunaan Lain (APL) dengan sampai pengunjung kepemilikan dari masyarakat dan terbanyak pada bulan Maret 2014 Hutan Lindung (HL) dengan status yang mencapai 8342 wisatawan. kepemilikkan oleh Negara. Status Pengunjung menurun sampai angka Hutan Lindung sedang diproses 3000-an sampai bulan Agustus untuk jadi Hutan Desa atau di 2014, selanjutnya dari Bulan Sumatera Barat disebut Hutan Agustus 2014 sampai tahun 2018 Nagari dengan pedoman Peraturan pengunjung stabil sekitar 1000 an Menteri Kehutanan Republik pengunjung perbulannya. Indonesia No 89 tahun 2014 tentang Wisatawan Trekking ke Air Terjun Hutan Desa. Jadi, dengan adanya Nyarai adalah muda-mudi dari status Hutan Desa atau di pelajar, mahasiswa, dan karyawan minangkabau disebut Hutan Nagari, yang penasaran akan sensasi pengelolaan dan pemanfaatan hutan trekking dan melihat keindahan Air diserahkan kepada masyarakat lokal. Terjun Nyarai secara langsung. Masyarakat boleh mengembangkan Dengan adanya pariwisata Air Terjun Nyarai dalam perkembangan Pariwisata Air Hutan Gamaran dengan ketentuan Terjun Nyarai memberi dampak tidak merusak alam. Dalam positif terhadap kawasan Korong Pariwisata Minat Khusus Air Terjun Salibutan dengan bangkit kembali Nyarai aspek wisata minat khusus sanggar seni yang sudah lama pasif yang ditekankan adalah sensasi dan tidak ada kegiatan lagi. Sanggar trekking yang dirasakan oleh seni yang ada di Korong Salibutan wisatawan selama menempuh adalah Sanggar seni Sikapur Sirih perjalanan dari posko menuju Air yang memiliki kegiatan dengan Terjun Nyarai. Pada saat trekking melestarikan tradisi kebudayaan wisatawan sambil menikmati yaitu : Pencak Silat, Indang, Randai, sensasi alami Hutan Gamaran yang dan Basaluang. Atraksi kebudayaan masih banyak terdapat flora dan ini sampai saat ini pelaksanaan fauna endemik. Selain Trekking, penampilan atraksi budaya nya yang menarik dari wisata minat belum terkelola dengan baik karena khusus ini adalah peran pemandu. fokus Pokdarwis LA Adventure Pemandu adalah masyarakat lokal sendiri adalah Wisata Petualangan Gamaran. Daya Tarik alam yang dalam Hutan Gamaran.20 potensial untuk dikembangkan 2. Perjuangan Ritno dan Masyarakat adalah Wildlife Tourism. Wildlife dalam Perencanaan Pariwisata Air merupakan kehidupan liar flora Terjun Nyarai yang melibatkan fauna endemik di Hutan Gamaran partisipasi masyarakat sangat potensial sebagai salah satu aspek wisata Minat Khusus yang 20 menarik wisatawan yang memiliki Ritno Kurniawan, Ketua Pokdarwis jiwa petualangan. LA Adventure Nyarai, Wawancara 19 Desember 2018 Volume 9, Nomor 18, Juli-Desember 2019 140 Partisipasi Masyarakat Minangkabau...

Ceritanya bermula ketika ayunan akar pohon yang bisa Ritno Kurniawan yang merupakan dijadikan permainan. pemuda Nagari Salibutan kembali Kemudian, Ritno berinisiatif dari perantauannya menuntut ilmu untuk mendekati warga. Saat ada di Fakultas Pertanian Universitas rapat atau pertemuan warga dia Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta datang, tapi belum mengutarakan pada 2012. Sejak lulus kuliah dia idenya untuk menjadikan air terjun bertekad untuk membangun Nyarai sebagai tempat wisata dan kampung halamannya. Namun, menghentikan kegiatan pembalakan setibanya di kampung halaman, dia liar. Dia baru memikirkan merasa sedih melihat kondisi hutan bagaimana caranya untuk berbicara yang rusak akibat pembalakan liar. kepada warga dan memetakan siapa Tidak hanya hutan yang rusak, tokoh-tokoh yang berpengaruh tetapi juga sungainya. Karena jika untuk didekati. Maklum, yang akan hujan datang, air hujan tak bisa lagi dia utarakan ini adalah masalah tertampung oleh pepohonan di hutan sensitif karena menyinggung soal yang mengakibatkan tanah menjadi mata pencaharian warga. tergerus dan terbawa ke sungai. Baru di pertemuan kedua Kondisi ini tak bisa dia dengan warga, Ritno mengutarakan biarkan. Namun, dia juga belum idenya. “Warga ternyata menolak tahu apa yang akan dikerjakan. ide ini karena mereka menolak Sembari menunggu ide, dia untuk tidak lagi menebang pohon di meneruskan hobinya untuk hutan,” kata Ritno. Ritno tidak menjelajah hutan. Sejak usia menyerah, dia mendatangi para sekolah dia memang sudah aktif di tokoh masyarakat dan adat. Dia pramuka. Saat menjelajah hutan menyampaikan kalau warga itulah, dia mendapatkan informasi bersedia menghentikan kegiatan dari warga bahwa di hutan Gamaran pembalakan liar dan ada air terjun Nyarai yang indah. mengembangkan wisata maka Ritno kemudian mengajak teman- warga akan mendapatkan banyak temannya untuk menelusuri air keuntungan. Selain keuntungan terjun yang jaraknya sekitar 12 km ekonomi juga keuntungan membuat dari perkampungan. “Saya kaget lingkungan menjadi terjaga. begitu melihat air terjun Nyarai. Upaya ini dia lakukan Potensi alam ini dibiarkan begitu selama enam bulan. Akhirnya, Ritno saja tidak dikelola. Padahal, ini bisa memperoleh hasilnya. Warga menjadi potensi wisata yang menerima ide ini dan bersedia mendatangkan keuntungan bagi berhenti menjadi pembalak liar. warga,” kata Ritno.21 Kemudian, mereka bersama-sama Air Terjun setinggi delapan untuk mengembangkan potensi meter ini dikelilingi oleh pepohonan wisata hutan Gamaran dan air terjun yang rindang dan bebatuan besar. Nyarai. Oleh Ritno, warga diberikan Jika dilihat dari atas, air yang turun pengarahan berupa teori dan praktik dari air terjun seperti dibendung dua untuk mengelola sebuah tempat batu besar sebelum akhirnya masuk wisata alam. Mereka diberikan ke dalam kolam dengan air jernih pelatihan seperti cara memandu berwarna hijau. Di dalam kolam hingga membuat registrasi berwarna hijau itu banyak terdapat pengunjung. Kemudian, Ritno dan ikan. Di atas kolam menggelantung warga memetakan jalur tracking ke hutan Gamaran dan air terjun 21 Ritno Kurniawan (Ketua pokdarwis) Nyarai. Nyarai Padang Pariaman, wawancara 19 Desember 2018 Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam Defrinal dkk 141

Untuk mempersingkat jalur narkoba dan minuman keras. Setiap agar pengunjung tidak terlalu lelah, Jumat, kegiatan wisata libur karena dibuatkan jembatan menyeberangi menghormati warga yang sungai. Sehingga, jalur tracking dari melaksanakan shalat Jumat.22 perkampungan ke air terjun Nyarai dipangkas dari 12 km menjadi 7 Keterlibatan dalam Pemanfaatan km.Tak lupa, Ritno juga Hasil dan pengawasan menyiapkan sistem pembagian hasil Pariwisata Air Terjun Nyarai keuntungan yang transparan. bisa disebut sebagai Pariwisata Berbasis Tujuannya agar warga juga Masyarakat tentu tidak lepas dari mendapatkan keuntungan. bentuk keterlibatan masyarakat “Alhamdulillah, setelah melewati didalamnya. Keterlibatan masyarakat proses persiapan itu, pada 2013 lokal beragam dan saling melengkapi hutan Gamaran dan air terjun Nyarai dalam memberikan pelayanan kita buka sebagai objek wisata penunjang wisata kepada wisatawan alam,” kata Ritno. sebagai Tamu. Keterlibatan masyarakat Saat ini, wisatawan bisa sebagai Pengurus Pokdarwis tentu harus menikmati petualangan wisata alam ada ilmu dan pembekalan kepada ke hutan Gamaran dan air terjun masyarakat sehingga mereka bisa Nyarai. Butuh waktu waktu dua paham peran mereka secara profesional sampai tiga jam untuk mencapai air sebagai pengurus pengelola wisata. terjun, jika mulai berjalan dari Keterlibatan masyarakat dalam perkampungan. Perjalanan ke air pengelolaan juga sangat optimal dimana terjun diawali dengan melewati 85% pengurus Pokdarwis adalah persawahan warga, setelah itu masyarakat lokal Gamaran Korong menyusuri hutan Gamaran. Selama Salibutan Pariwisata Berbasis perjalanan wisawatan melewati Masyarakat dalam pengelolaan wisata beberapa lubuk (semacam kolam di Air Terjun Nyarai memiliki keterkaitan sungai) yang indah. Ada lubuk dengan Pengembangan Ekonomi Lokal. Lalang, ada lubuk Ngugun, dan Pengembangan Ekonomi Lokal pada lubuak Batu Tuduang. dasarnya memiliki dua kata kunci yaitu Wisatawan juga disuguhi Kerjasama antar komponen dan paket perjalanan wisata alam. Mulai pemanfaatan Sumber daya secara paket fun tubing (menelusuri Optimal. Kerjasama antar komponen sungai), paket bird watching yang dimaksudkan adalah kerjasama (melihat burung di hutan), dan antara semua pihak yang terlibat. Dalam paket camping. Adapun biaya yang kasus Pariwisata Air Terjun Nyarai dikenakan mulai dari Rp 40 ribu per kerjasama antara Pihak Pokdarwis LA orang hingga Rp 100 ribu perorang. Adventure yang merangkum Para wisatawan harus tergabung masyarakat sudah memiliki garis dalam satu kelompok yang terdiri koordinasi kerjasama dengan Pihak dari lima orang. Hingga 2018, Pemerintah sebagai fasilitator yang jumlah wisatawan yang mengikuti memberikan ilmu dan pelatihan kepada petualangan wisata alam ini telah masyarakat. Pengembangan Pariwisata mencapai lebih dari 100 ribu orang. Berbasis masyarakat memberikan Jumlah tersebut berdasarkan dampak kepada masyarakat berupa registrasi pengunjung. Tanpa pemberdayaan masyarakat itu sendiri. melupakan kearifan lokal Masyarakat menjadi berdaya dan tahu masyarakat setempat, para apa yang harus dilakukan dalam melihat wisatawan harus mengikuti 22 peraturan yang ditetapkan. Yanda (pengurus Pokdarwis LA Misalnya, dilarang membawa Adventure), wawancara pada tanggal 19 desember 2018 Volume 9, Nomor 18, Juli-Desember 2019 142 Partisipasi Masyarakat Minangkabau... peluang potensi wisata yang ada dalam masyarakat juga merasakan dampak Hutan Gamaran. dari wisata ini dan mendukung wisata Pemerintah memiliki andil dan menjadi penjual makanan di beberapa peran dalam mendukung pariwisata dan titik wisata Nyarai Wisatawan juga membina masyarakat lokal. Dalam berperan sebagai tamu dan penyumbang Penyusunan Dokumen Pengembangan pemasukan operasional aktivitas wisata. Pariwisata Daerah, Pengembangan Dengan banyaknya wisatawan yang Wisata Air Terjun Nyarai sudah masuk memiliki minat untuk datang ke Nyarai, dalam RIPPDA Kabupaten Padang wisatawan adalah salah satu stakeholder Pariaman tahun 2013-2023 dalam yang penting dalam keberlangsungan Pengembangan Batang Anai-Lubuk pariwisata Nyarai. Tanpa adanya Alung sebagai Kawasan Pintu Gerbang wisatawan, tentu pariwisata ini tidak Sumatera Barat, Rekreasi Alam dan akan berkembang karena aliran dana Water-front Resort berupa operasional pengelolaan berasal dari Pengembangan Adventure Tourism dan uang kontribusi wisatawan. Untuk Rekreasi Wisata Alam Pegunungan keberlangsungan Pariwisata Air Terjun Lubuk Alung dan Sekitarnya. Nyarai sebagai salah satu wisata Minat Dukungan Pemerintah dalam Khusus dan Pariwisata Outdor, Pembangunan Pariwisata saat ini untuk pengelola wisata melalui Pokdarwis LA bantuan dana belum bisa, tetapi Adventure juga menjalin kemitraan pemerintah tetap berupaya mencarikan dengan beberapa pihak ketiga yang dana untuk pembangunan fisik. memiliki ketertarikan akan potensi Sementara dukungan pemerintah baru wisata dalam Hutan Gamaran yang bisa sebatas Program pembinaan masyarakat dijadikan wisata alam konservasi serta dimana pemerintah sebagai fasilitator Ecotourism. Beberapa pihak yang dalam pemberdayaan masyarakat terkait memiliki kepentingan sama tersebut apa yang mereka butuhkan dalam seperti National Geograhic dan Cerdas pengembangan Peran Pokdarwis LA Lingkungan Indonesia. Adventure adalah mewadahi semua ide- Saat ini pokdarwis LA ide dari pengurus dan masyarakat yang Adventure juga memiliki kelompok terlibat mulai dari perencanaan, Arum Jeram sebagaimana yang pelaksanaan pengembangan sampai disampaikan oleh saudara Yanda salah evaluasi kekurangan. Pokdarwis disini satu pengurus Pokdarwis, menurutnya berperan juga dalam menjalin kerjasama “kita sudah memiliki beberapa perahu dan kemitraan dengan berbagai pihak, dan perlengkapan, pada awalnya baik dengan pemerintah daerah sebagai dibantu oleh dinas pariwisata kabupaten fasilitator maupun lembaga lain seperti padang pariaman perahu dan NGO ataupun komunitas lainnya. perlengkapan arum jeram dan saat ini Masyarakat sebagai Tuan sudah memiliki sekitar 15 perahu, Rumah memiliki peranan penting. dengan rute pendek sekitar satu jam Masyarakat harus belajar memahami dengan biaya perorang perannya dalam pariwisata Air Terjun Rp.130.000/orang, rute menengah Rp. Nyarai. Sebagai Tuan Rumah maka 250.000/orang dan rute panjang selama masyarakat harus menjaga nama baik 7 jam Rp. 350.000/orang dengan dari kawasan Nyarai itu sendiri. Peran kapasitas satu perahu 4 sampai 6 orang. masyarakat yaitu ada yang berperan Separoh hasil dari kegiatan tersebut dalam kepengurusan Pokdarwis dengan akan dimasukkan ke kas kelompok guna berbagai devisi seperti keamanan, untuk pemeliharaan dan penambahan promosi, bendahara dan sebagainya. alat.23 Peran lain adalah pemandu wisata yang 23 menjadi penanggung jawab saat Yanda (pengurus Pokdarwis LA melakukan trekking. Selain itu Adventure), wawancara pada tanggal 19 desember 2018 Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam Defrinal dkk 143

Sementara untuk fasilitas pada penunjang: wisata lubuk Nyarai masih minim Toilet pemda Cukup Jumlah sebagaimana hasil observasi peneliti baik unit 4 kelapangan: dikenakan tarif 2 ribu Tabel 10 rupiah Fasilitas Wisata Lubuk Nyarai Padang Kamar ganti Cukup Jumlah Pariaman baik unit 4 dikenakan No Fasilitas yang Kondisi Keterangan tarif 5 ribu tersedia Fasilitas rupiah 1 Akomodasi Tempat Parkir Cukup Gratis Homestay Cukup Jumlah 1 baik baik Musholla Cukup Jumlah 1 2 Restoran: baik unit Cafe /Lapau Cukup Jumlah Post ticket dan Cukup Baik Unit 5 pusat informasi Baik 3 Trasportasi Transportasi Cukup Tarif (Sumber: Dokumentasi Peneliti) Umum baik Rp.5000 4 Aktivitas: Pembahasan Tracking Cukup Penyedia Mayoritas Masyarakat Sumatera baik jasa 100 Barat beretnis Minangkabau dan Arum Jeram Cukup Penyedia beragama Islam dengan falsafah Adat baik jasa 5 Basandi Syarak, Syarak Basandi Penanaman Bibit dari Penyedia Kitabullah (Adat bersendi Syarak, Pohon Dinas jasa Syarak bersendi Kitabullah), atau Kehutana syarak mangato, adat mamakai, (Syarak n berkata, adat memakai). Prinsip ini 5 Fasilitas-fasilitas mengisyaratkan bahwa hubungan lain: agama dan adat bagi masyarakat Minangkabau merupakan satu kesatuan Perahu Karet Sangat Jumlah dan tidak dapat dipisahkan dalam baik unit 1 mengatur kehidupan masyarakat. Sangar Seni Cukup Satu group Ketentuan adat menjadi aturan baik Seni masyarakat dalam bertingkah laku. 6 Aksesibitas : Sedangkan adat itu sendiri berdasarkan Infrastruktur kepada agama Islam yang menjadi Jalan Jalan kepercayaan dan keyakinan masyarakat menuju Minangkabau. lokasi Peranan Adat Minangkabau wisata dalam pengembangan pariwisata di cukup Sumatera barat cukup signifikan baik dan walaupun sebenarnya ada aturan dalam adanya adat Minangkabau yang tidak boleh penunjuk dilanggar. Dalam aturan adat arah Minangkabau ada adat berbuhul sentak menuju dan adat berbuhul mati, artinya ada air terjun aturan adat yang bisa berubah dan yang ketika tidak berubah, prinsip ini sudah tracking tertanam dalam pepatah minang adat 7 Fasilitas indak lakang jo paneh indak lapuak jo Volume 9, Nomor 18, Juli-Desember 2019 144 Partisipasi Masyarakat Minangkabau... hujan, aturan ini akan berlaku sepanjang Pemberdayaan masyarakat masa. sebagai suatu proses yang tidak saja Adapun tradisi atau kebiasaan hanya mengembangkan potensi yang dimiliki orang Minangkabau yang ekonomi masyarakat yang sedang tidak dapat mendukung terhadap berdaya, namun demikian juga harus pengembangan pariwisata adalah ramah berupaya meningkatkan harkat dan terhadap tamu sebagaimana termuat martabat, rasa percaya diri dan harga dalam petatah petitih elok bahaso diri, serta terpeliharanya nilai budaya mande rubiah artinya orang minang setempat. memiliki budi pekerti yang luhur dan Dalam pembangunan ramah terutama terhadap tamu. Hal ini kepariwisataan dikenal strategi merupakan modal sosial yang dimiliki perencanaan pengembangan oleh masyarakat sumatera barat dalam kepariwisataan yang berorientasi pada pengembangan pariwisata disamping pemberdayaan masyarakat yang keindahan alam sebagai destinasi mengedepankan peran dan partisipasi wisata. masyarakat sebagai subjek Salah satu destinasi wisata pembangunan kepariwisataan guna Nyarai yang bearada di Kabupaten meningkatkan kualitas hidup dan padang pariaman tepatnya di nagari kesejahteraan sosial, ekonomi dan Salibutan kecamatan Lubuk Alung budaya.24 partisipasi masyarakat cukup tinggi Menurut Janianton Damanik, ditandai dengan keterlibatan semua dkk 25 pengembangan pariwisata unsur masyarakat termasuk peran adat. berbasis masyarakat menegaskan bahwa Semestinya tingkat partisipasi masyarakat bukan lagi menjadi objek masyarakat dalam program pariwisata pembangunan akan tetapi sebagai di Sumatera barat lebih tinggi karena penentu pembangunan itu sendiri. ada perangkat yang sangat mendukung Penyusunan perencanaan dalam skala diantaranya peran adat dan agama yang lokal merupakan syarat awal dalam sangat kental di Sumatera barat yang upaya membangun pariwisata berbasis beretniskan Minangkabau dengan masyarakat ini, yang mampu falsafah adat basandi syarak, syarak mengakomodasi semua kebutuhan basandi kitabullah. Disetiap dalam kerangka tujuan jangka pendek, Nagari/desa memiliki perangakat menengah dan panjang dan perencanaan lembaga pemerintah dan lembaga adat disusun bersama dengan komunitas seperti Wali Nagari dan Badan yang ada. Penunjang lainnya dalam Musyawarah (Bamus) serta Kerapatan pengembangan pariwisata berbasis Adat Nagari (KAN). Lembaga KAN masyarakat ini adalah: merupakan lembaga khusus yang ada di 1. Program-program pelatihan yang setiap kecamatan sementara LKAAM praktis dan mendorong tumbuhnya berada di Kabupaten/Kota dan Propinsi wirausahawan lokal yang mampu Sumatera barat yang berfungsi untuk bersaing menjaga kelestarian adat. Unsur yang 2. Mendorong tumbuhnya kemitraan ada pada lembaga KAN yakni dalam bentuk ikatan usaha yang Penghulu/Ninik Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai dan Dubalang. Artinya 24 setiap kebijakan pemerintah harus Bambang Sunaryo, Kebijakan selaras dengan aturan yang berlaku pada Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep dan Aplikasinya Di indonesia, (Yogyakarta: Gava masyarakat Minangkabau, maka Media, 2013), h. 217-219 peranan adat dan agama sangat kuat. 25Janianton, Damanik et al, Proverty Sehingga visi misi dinas Pariwisata Alleviation Through Tourism, Penanggulangan Sumatera barat adalah berbasiskan Kemiskinan Melalui pariwisata, (Yogyakarta: budaya dan Agama. Center For Tourism Studies Gadjah Mada University, 2005), h. 30 Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam Defrinal dkk 145

saling menguntungkan dalam nilai manfaat sosial dan ekonomi dari hubungan kerja yang sinergik aktifitas pariwisata untuk masyarakat 3. Mendorong tumbuhnya kekuatan setempat. Masyarakat lokal memiliki lokal untuk bersaing dalam hal kedudukan yang sama pentingnya kekuatan pariwisata sebagai sebagai salah satu pemangku keunikan yang tidak dimiliki kepentingan (Stakeholder) dalam pesaing. pembangunan kepariwisataan, selain Pariwisata berbasis masyarakat pihak pemerintah dan industri swasta. aktivitas ekonomi yang penting dimana Berdaasrkan konsep pemberdayaan jika dikembangkan dengan tepat mampu masyarakat dalam pembangunan mengatasi berbagai masalah kepariwisataan maka upaya pembangunan, perdamaian dan pemberdayaan masyarakat melalui keselarasan masyarakat dan manajemen kepariwisataan pada hakikatnya harus sumber daya alam dan lingkungan yang diserahkan pada beberapa hal sebagai berkesinambungan. Dukungan dari berikut: pihak pemerintah pun juga dibutuhkan 1. Meningkatnya kapasitas, peran dan sebagai mekanisme utama untuk insiatif masyarakat pembangunan pemberdayaan masyarakat serta kepariwisataan membuat kerangka kebijakan yang 2. Meningkatnya posisi dan kualitas menetukan tantangan penting dan keterlibatan partisipasi masyarakat peluang bagi pariwisata berbasis 3. Meningkatnya nilai manfaat positif masyarakat. pembangunan kepariwisataan bagi Tindakan pemerintah yang bisa kesejahteraan ekonomi masyarakat dilakukan sebagai upaya pengembangan 4. Meningkatnya kemampuan pariwisata berbasis masyarakat adalah masyarakat dalam melakukan mengembangkan pendekatan perjalanan wisata. institusional pemerintah, regulasi otonomi daerah, memperkuat kontrol KESIMPULAN pelestarian lingkungan dan perencanaan Kelompok sadar wisata pengunaan lahan. Membuat program (Pokdarwis) yang merupakan Program pelatihan keterampilan sebagai Pariwisata Lubuk Nyarai telah mampu dorongan pengetasan kemiskinan dalam memberdayakan masyarakat dengan pariwisata berbasis masyarakat. meningkatkan Partisipasi Masyarakat. Menyediakan bantuan tambahan untuk Masyarakat terlibat penuh dalam pengembangan bisnis mikro dan kecil, Pengelolaan pariwisata dengan mengintensifkan keterlibatan bisnis melibatkan semua unsur termasuk perjalanan di dalam proyek pariwisata lembaga KAN dan Bamus nagari berbasis masyarakat dan menekankan sebagai penasehat, mulai dari desicion pelatihan sumber daya manusia sebagai making, implementation, benefits dan bagian yang relevan dari sektor wisata. evaluation. Sunaryo 26 menyatakan bahwa untuk Pariwisata Lubuk Nyarai sudah mewujudkan pengembangan pariwisata termasuk pada pariwisata berbasis berjalan dengan baik dan dikelola masyarakat yang dikelola langsung oleh dengan baik maka hal yang paling masyarakat dan dirasakan langsung mendasar dilakukan adalah bagaimana manfaatnya secara ekonomi, sosial memfasilitasi keterlibatan yang luas dari budaya dan lingkungan. komunitas lokal dalam proses pengembangan dan mengoptimalkan

26 Bambang Sunaryo, Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, (Yogyakarta: Gava Media, 2013), h. 218-219

Volume 9, Nomor 18, Juli-Desember 2019 146 Partisipasi Masyarakat Minangkabau...

DAFTAR KEPUSTAKAAN Ekonomi Dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Argyo Demartoto, Pembangunan Masyarakat, Jurnal Pariwisata Berbasis RechtsVinding, Volume 6 Masyarakat,Surakarta: Sebelas Nomor 3, 2017 Maret University Press, 2009. M. Qureish Shihab, Membumikan Al- Quran: Fungsi dan Peran Arsip Dinas Pariwisata Sumatera Barat. Wahyu Dalam Masyarakat, Bandung: Mizan,2004, cet. Ke- Bambang Sunaryo, Kebijakan 18 Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep dan Nanih Machendrawati, Agus Ahmad Aplikasinya Di indonesia, Syafe’i, pengembangan Yogyakarta: Gava Media, 2013. Masyarakat Islam dari Idiologi Strategi Sampai Tradisi, http://sumbarprov.go.id/details/news/93 Bandung: PT. Rossdakarya, 32, senin 11 Desember 2017 2001. http://www.beritasatu.comSektor Nurhayati, Perencanaan Perhotelan di Sumatera Barat Pengembangan Pariwisata, Alami Peningkatan Rineka: Jakarta, 1995. http://www.metrotvnews.comTour de Nurmawati, Pengembangan Desa Singkarak Naikan 24 Persen Wisata Berbasis Budaya Citra Kunjungan Wisatawan. Aditya Bakti: Bandung 2006. https://prokabar.com/lubuk-nyarai- Panji dan Sudarto Djoko, diusulkan-ikut-lomba-destinasi- Kepariwisataan Rineka Cipta: internasional/ diakses tanggal 18 Jakarta, 2005. januari 2019 Pendit S. Nyoman, Subak Pariwisata Janianton, Damanik et al, Proverty sebagai Community Based Alleviation Through Tourism, Development. Jakarta: 1994 Penanggulangan Kemiskinan Melalui pariwisata, Yogyakarta: Pitana, “Sosiologi Pariwisata”, Center For Tourism Studies Yogyakarta: Penerbit Andi, Gadjah Mada University, 2005. 1992.

Karyono M., Kepariwisataan, Jakarta: Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 PT. Gramedia Anggota IKAPI, Tentang Kepariwisataan, Pasal 1997. 19 Ayat 2.

Laurensius Arliman S, Penanaman Modal Asing Di Sumatera Barat Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, Jurnal Ekonomi Dan Keuangan Publik, Volume 3 Nomor 1, 2016.

...... , Perlindungan Hukum UMKM Dari Eksploitasi

Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam