<<

ANALISIS KELAYAKAN USAHA LEMANG DI KOTA TEBING TINGGI

SKRIPSI

ADE LIHU SIHOMBING 130304047 AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017

Universitas Sumatera Utara ANALISIS KELAYAKAN USAHA LEMANG DI KOTA TEBING TINGGI

SKRIPSI

ADE LIHU SIHOMBING 130304047 AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017

Universitas Sumatera Utara JUDUL : ANALISIS KELAYAKAN USAHA LEMANG DI KOTA TEBING TINGGI

NAMA : ADE LIHU SIHOMBING

NIM : 130304047

PROGRAM STUDI : AGRIBISNIS

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

(H. M. Mozart B Darus, M.Sc) (Dr.Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si) NIP. 196210051987031005 NIP. 195411111981031001

Mengetahui Ketua Program Studi Agribisnis

(Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec NIP: 196302041997031001

Tanggal Lulus: 19 April 2017

Universitas Sumatera Utara HALAMAN PENGESAHAN

ADE LIHU SIHOMBING, NIM 130304047, ANALISIS KELAYAKAN USAHA LEMANG DI KOTA TEBING TINGGI Telah dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Dan Diterima Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Pada Tanggal : 19 april 2017

Panitia Penguji Skripsi

Komisi Pembimbing Skripsi:

Ketua : H. M. Mozart B Darus, M.Sc NIP. 196210051987031005

Anggota : Dr. Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si NIP. 195411111981031001

Komisi Penguji Skripsi:

1. Ir. M. Jufri, M.Si NIP. 196011101988031003

2. Ir. Sinar Indra Kesuma, M.Si NIP. 196509261993031002

Mengetahui Ketua Program Studi Agribisnis

(Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec NIP: 196302041997031001

Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

Ade Lihu Sihombing (130304047) dengan judul “Analisis Kelayakan Usaha Lemang di Kota Tebing Tinggi”. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak H. M. Mozart B. Darus, M.Sc sebagai ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Dr. Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si sebagai Anggota Komisi Pembimbing.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis ketersediaan input produksi (alat operasional, bahan baku, tenaga kerja dan modal) untuk usaha lemang, dan untuk menganalisis apakah usaha lemang layak dikembangkan di Kota Tebing Tinggi.Metode penelitian dalam menentukan lokasi penelitian secara Purposive yaitu Kota Tebing Tinggi. Pengambilan sampel menggunakan metode sensus yaitu mengambil semua sampel yang di daerah penelitian yaitu 17 pengusaha lemang. Metode pengumpulan data terdiri dari data sekunder dan data primer. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif, analisis kelayakan dan analisis sensitivitas.Hasil Penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah, input produksi yaitu alat operasional, bahan baku, tenaga kerja dan modal tersedia di daerah penelitian, hasil penelitian menunjukan bahwa R/C > 1, BEP volume produksi < dari produksi yang dihasilkan, BEP harga < harga produksi yang berarti usaha lemang layak untuk diusahakan, dan kesensitivitasan usaha lemang berada pada 18- 23% yaitu saat semua biaya produksi dinaikan sebanyak 18-23% usaha lemang masih layak untuk diusahakan.

Kata Kunci: Usaha, Input Produksi dan Kelayakan

Universitas Sumatera Utara RIWAYAT HIDUP

Ade Lihu Sihombing lahir di Tebing Tinggi pada tanggal 07 Mei 1996.

Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara yang merupakan putri dari

Bapak Muhammad Alamsyah Sihombing dan Ibu Susilawati Liem.

Pendidikan Fomal yang pernah ditempuh penulis sebagai berikut :

1. Tahun 2000 masuk Taman Kanak-kanak di TK Negeri Pembina Kota Tebing

Tinggi dan tamat tahun 2001.

2. Tahun 2001 masuk Sekolah Dasar di SD Negeri 168294 Kota Tebing Tinggi

dan tamat tahun 2007.

3. Tahun 2007 masuk Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Kota Tebing

Tinggi dan tamat tahun 2010.

4. Tahun 2010 masuk Sekolah Menengah Atas di SMA Swasta R.A Kartini Kota

Tebing Tinggi dan tamat tahun 2013.

5. Tahun 2013 menempuh pendidikan di Program Studi Agribisnis, fakultas

Petanian, Universitas Sumatera Utara, Medan melalui jalur SNMPTN

Undangan.

6. Bulan Juli – Agustus 2016 mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa

Pantai Cermin Kiri, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai,

Provinsi Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul skripsi ini adalah “Analisis Kelayakan Usaha

Lemang di Kota Tebing Tinggi”.

Penulis pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak H. M. Mozart B. Darus, M.Sc sebagai ketua komisi pembimbing dan

dosen Penasehat Akademik penulis yang telah banyak memberi arahan dan

membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si sebagai Anggota Komisi yang sudah

membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Bapak Ir. M. Jufri, M.Si selaku ketua penguji dan Sekertaris Program Studi

Agribisnis FP-USU yang telah banyak memberikan saran yang membangun

untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Bapak Ir. Sinar Indra Kesuma, M.Si sebagai anggota dosen penguji yang

banyak memberikan saran dan arahan yang membangun ke arah yang lebih

baik untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Bapak Dr.Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku ketua Program Studi Agribisnis

FP-USU yang telah memberi kemudahan perkuliahan.

6. Ayahanda tercinta Bapak Muhammad Alamsyah Sihombing dan Ibunda

tersayang Ibu Susilawati Liem, yang selalu mendoakan, memotivasi, dan

memenuhi kebutuhan penulis selama menjalani perkuliahan

Universitas Sumatera Utara 7. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara yang selama ini telah membekali ilmu pengetahuan kepada

penulis selama masa perkuliahan.

8. Seluruh pegawai di FP-USU khususnya program studi Agribisnis yang telah

membantu seluruh proses administrasi.

9. Seluruh Pengusaha Lemang yang telah membantu penulis dalam

melaksanakan penelitian.

10. Bapak Kepala Dinas dan para staf di Dinas Perindustrian dan Perdagangan,

Usaha Kecil Menengah di Kota Tebing Tinggi yang membantu penulis dalam

melaksanakan penelitian.

11. Saudara-saudara ku tercinta Livi Yulia Sihombing S.Pd, Muhammad Heru

Sihombing dan Muhammad Al Dewa Sihombing yang selalu memberikan

motivasi, dan selalu mendoakan penulis, begitu pula untuk kedua keponakan

penulis Ozil dan Alby.

12. Sahabat-sahabat ku tecinta dari grup Qeter Ade Irma, Nurhandayani Fatimah

Silaen, Nita Anggita, Tri Khairunnisah, Ika Puspita Sari, Elna Fitriana

Lintang, Nur Asiah, dan Khusnul Khotimah Ginting yang memberikan doa,

semangat dan yang selalu setia menemani dan membantu penulis dalam

keadaan senang maupun sedih.

13. Kakak, teman dan adik kos penulis kak Uun, Indri dan Desy yang selalu

memberi semangat serta doa kepada penulis.

14. Abang dan kakak senior bang Reza Susanto SP, kak Nur Samsi Hutabarat SP,

kak Siti Fatimah SP, kak Asriyani SP, bang Faiz Ahmad Sibuea SP, dan kak

Universitas Sumatera Utara Zalwa Nahla Lubis SP yang selalu memberi saran dan sabar membantu

penulis dalam pengerjaan skripsi ini.

15. Sahabat-sahabat penulis Sasti Lestari, Ade Eka Putri Handayani, Tika

Agustina Mora, Novita Yanti Sikumbang, Nova Andriani Matondang, Fitri

Rahmadani, Khairul Ulfa, Dicky Hermanto, Doli Putra Siahaan, Laura Catrine

Nainggolan dan Tio Bella Audina Sitorus yang tak henti membantu, dan selalu

memberikan semangat kepada penulis.

16. Teman-teman tercinta dari Susan Bimbel Putri Dian Sari Damanik, Sri

Rahayu, Siti Hafsah, Ar-Raihan Suti Nasution, dan Tiara Ulfa Purba yang

selalu memberi semangat, doa serta saran kepada penulis.

17. Dan seluruh teman-teman angkatan 2013 Program Studi Agribisnis FP-USU.

Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak, namun demikian sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan penulis.

Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini.

Medan, April 2017

Penulis

Universitas Sumatera Utara DAFTAR ISI

ABSTRAK ...... i RIWAYAT HIDUP ...... ii KATA PENGANTAR ...... iii DAFTAR ISI ...... vi DAFTAR TABEL ...... viii DAFTAR GAMBAR ...... x DAFAR LAMPIRAN ...... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...... 1 1.2 Identifikasi Masalah...... 4 1.3 Tujuan Penelitian Penulisan ...... 4 1.4 Kegunaan Penelitian ...... 4 1.5 Keaslian Penelitian ...... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lemang ...... 6 2.1.1 Ketan ...... 7 2.1.2 Santan Kelapa ...... 7 2.2 Landasan Teori ...... 8 2.2.1 Produksi ...... 8 2.2.2 Biaya ...... 8 2.2.3 Pendapatan ...... 9 2.2.4 Analisis Kelayakan ...... 9 2.2.5 Anaalisis Sensitivitas ...... 10 2.3 Penelitian Terdahulu ...... 10 2.4 Kerangka Pemikiran ...... 12 2.5 Hipotesis Penelitian ...... 14

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ...... 15 3.2 Metode Penentuan Sampel ...... 15 3.3 Metode Pengumpulan Data...... 15 3.4 Metode Analisis Data ...... 16 3.5 Definisi dan Batasan Operasional ...... 19 3.5.1 Definisi ...... 19 3.5.2 Batasan Operasional...... 20

Universitas Sumatera Utara BAB IVDESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ...... 21 4.1.1 Kondisi Iklim dan Topografi ...... 22 4.1.2 Keadaan Penduduk...... 22 4.2 Karakteristik Responden ...... 24 4.2.1 Umur ...... 24 4.2.2 Tingkat Pendidikan ...... 25 4.2.3 Jumlah Tanggungan ...... 25 4.2.4 Pengalaman Dalam Berusaha Lemang ...... 26

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Proses Pengolahan Lemang ...... 27 5.2 Hasil Uji Hipotesis 1 ...... 29 5.2.1 Ketersediaan Bahan Baku ...... 29 5.2.2 Ketersediaan Alat dan Mesin Operasional ...... 32 5.2.3 Ketersediaan Tenaga Kerja ...... 36 5.2.4 Ketersediaan Modal ...... 37 5.3 Hasil Uji Hipotesis 2 ...... 38 5.3.1 Biaya Tetap ...... 38 5.3.2 Biaya Variabel ...... 39 5.3.3 Biaya Total ...... 42 5.4 Analisis Pendapatan ...... 42 5.4.1 Total Penerimaan ...... 42 5.4.2 Pendapatan ...... 43 5.5 Analisis Kelayakan Usaha Lemang ...... 44 5.5.1 BEP Volume Produksi ...... 44 5.5.2 BEP Harga Produksi ...... 45 5.5.3 Analisis Kelayakan dengan R/C Ratio ...... 45 5.5.4 Analisis Sensitivitas ...... 46

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ...... 49 6.2 Saran ...... 49

Universitas Sumatera Utara DAFTAR TABEL

No Judul Hal Tabel 1.1 Perkembangan Usaha di Kota Tebing Tinggi 3

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 10

Tabel 3.1 Lokasi Usaha Lemang di Kota Tebing Tinggi 15

Tabel 4.1 Luas Wilayah di Kota Tebing Tinggi 23

Tabel 4.2 Banyaknya Penduduk di Kota Tebing Tinggi 23

Tabel 4.3 Distribusi Pengusaha Lemang berdasarkan Umur 24

Tabel 4.4 Distribusi Pengusaha Lemang Bedasarkan Tingkat Pendidikan 25

Tabel 4.5 Distribusi Pengusaha Lemang Bedasarkan Jumlah Tanggungan 26

Tabel 4.6 Distribusi Pengusaha Lemang Bedasarkan Lama Berusaha 26

Tabel 5.1 Proses Pengolahan Lemang 27

Tabel 5.2 Sumber Bahan Baku 30

Tabel 5.3 Sumber Alat Operasional 33

Tabel 5.4 Ketersedian Tenaga Kerja 36

Tabel 5.5 Kepemilikan Modal Usaha Lemang 37

Tabel 5.6 Biaya PBB 38

Tabel 5.7 Biaya Penyusutan Alat Perlengkapan 39

Tabel 5.8 Rata-rata Biaya Tetap 39

Tabel 5.9 Rata-rata Biaya Bahan Baku 40

Tabel 5.10 Rata-rata Biaya Operasional 40

Tabel 5.11 Rata-rata Biaya TKLK 41

Tabel 5.12 Rata-rata Biaya Variabel 41

Universitas Sumatera Utara Tabel 5.13 Rata-rata Biaya Total 42

Tabel 5.14 Total Rata-rata Penerimaan 43

Tabel 5.15 Total Pendapatan 43

Tabel 5.16 Biaya Tetap dan Biaya Variabel Usaha Lemang 46

Tabel 5.17 Analisis Sensitifitas Total Biaya Meningkat 18% 47

Tabel 5.18 Analisis Sensitifitas Total Biaya Meningkat 23% 47

Universitas Sumatera Utara DAFTAR GAMBAR

No Judul Hal

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran 13

Gambar 5.1 Lemang dan Srikaya 29

Gambar 5.2 Ketan 31

Gambar 5.3 Santan Kelapa 31

Gambar 5.4 Bambu 31

Gambar 5.5 Daun Pisang 32

Gambar 5.6 Ember 33

Gambar 5.7 Saringan Kelapa 34

Gambar 5.8 Tungku 34

Gambar 5.9 Pisau 34

Gambar 5.10 Cangkir 35

Gambar 5.11 Pemeras Kelapa 35

Gambar 5.12 Pemarut Kelapa 35

Universitas Sumatera Utara DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Lampiran 1 Kuisioner

Lampiran 2 Karakteristik Sampel

Lampiran 3 Biaya PBB

Lampiran 4 Biaya penyusutan Alat Operasional/Bulan

Lampiran 5 Biaya Bahan Baku/Bulan

Lampiran 6 Biaya Operasional/Bulan

Lampiran 7 Upah Tenaga Kerja/Bulan

Lampiran 8 Produksi, Harga, Penerimaan, Biaya dan Pendapatan Lemang/ Sampel Per Bulan

Lampiran 9 Modal Investasi Usaha Lemang

Lampiran 10 Analisis /C Per Sampel

Lampiran 11 Analisis BEP Volume Produksi Pe Sampel

Lampiran 12 Analisis BEP Harga Produksi Per Sampel

Lampiran 13 Total Biaya

Lampiran 14 Analisis R/C Setelah Peningkatan Total Biaya 18%

Lampiran 15 Analisis BEP Produksi Setelah Peningkatan Total Biaya 18%

Lampiran 16 Analisis BEP Harga Setelah Peningkatan Total Biaya 18%

Lampiran 17 Analisis R/C Setelah Peningkatan Total Biaya 23%

Lampiran 18 Analisis BEP Produksi Setelah Peningkatan Total Biaya 23%

Lampiran 19 Analisis BEP Harga Setelah Peningkatan Total Biaya 23%

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang berarti negara yang mengandalkan sektor pertanian baik sebagai sumber mata pencarian maupun sebagai penopang pembangunan. Sektor pertanian meliputi subsektor tanaman bahan makanan, subsektor hortikultura, subsektor perikanan, subsektor peternakan, dan subsektor kehutanan. Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat dominan dalam pendapatan masyarakat di karena mayoritas penduduk Indonesia bekerja sebagai petani (Sukanto, 2011).

Di Indonesia agroindustri dapat diharapkan menjadi sub sektor industri yang strategis. Pengembangan agroindustri diharapkan meningkatkan nilai tambah hasil petanian yang secara komperatif, Indonesia merupakan penghasil utama komoditas pertanian penting. Beberapa nilai strategis yang ditawarkan sektor agroindustri yang dilihat sebagai jembatan penghubung antara sektor pertanian pada kegiatan hulu dengan sektor industri pada hilir (Brojonegoro, 2007).

Menurut Ibrahim (2003), studi kelayakan yang sering disebut feasibility study merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak suatu gagasan usaha/proyek yang direncanakan.

Pengetian layak dalam penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan usaha/proyek yang akan dilaksanakan memberikan manfaat (benefit), baik dalam arti financial benefit maupun dalam arti social benefit, hal ini tergantung dari segi penilaian yang dilakukan.

1

Universitas Sumatera Utara Kota Tebing Tinggi merupakan kota jasa dan perdagangan dimana pengolahan hasil pertanian di Kota Tebing Tinggi didominasi oleh industri rumah tangga seperti kacang, pengolahan susu kedelai, tahu, gula merah industri rumah tangga keripik, kerupuk, lemang dan lain-lain, namun yang masih populer sampai saat ini adalah lemang.

Lemang adalah suatu metode memasak ketan menjadi nasi dengan menggunakan wadah bambu yang didalamnya dilapisi daun pisang kemudian dibakar/dipanggang diatas api menyala. Ketan yang sudah menjadi nasi ini dengan metode bambu disebut lemang. Lemang pada masa kini ditemukan di beberapa negara dan sejumlah daerah di Indonesia. Dalam perkembangannya, jenis beras yang digunakan bermacam-macam, utamanya adalah beras lokal seperti beras putih, beras merah, beras hitam atau beras pulut. Di daerah Angkola dan

Mandailing beras disebut dahanon dan jenisnya bermacam-macam, seperti dahanon sipulo, dahanon silanting, dahanon sipahatta nabara, dan dahanon sipulut (beras ketan), diantara jenis-jenis beras yang ada, beras ketan yang paling populer yang kerap dihidangkan (Harahap, 2016).

Ketersedian input perlu diperhatikan dalam usaha lemang yang dimaksud adalah alat operasional, bahan baku, tenaga kerja dan modal. Modal merupakan hal terpenting untuk memulai suatu usaha. Modal digunakan untuk membeli berbagai alat investasi untuk memulai suatu usaha. Tenaga kerja juga diperlukan untuk memulai suatu usaha. Adapun fungsi dari tenaga kerja yaitu untuk mempermudah kita dalam suatu pekerjaan, misalnya adanya tenaga kerja dalam keluarga, dan tenaga kerja luar keluarga. Usaha lemang kedepannya mempunyai

Universitas Sumatera Utara prospek yang baik, tetapi harus ditopang dengan keberadaan bahan baku yang memadai untuk menunjang kegiatan proses produksi lemang tersebut.

Pada tahun 1950-an lemang sudah ada di Kota Tebing tinggi yang diperkenalkan oleh H Abu Bakar Sikumbang dan Istrinya Hj Siti Maimunah

Sinaga yang saat ini sudah wafat, dari itulah usaha lemang mulai berkembang di daerah penelitian. Saat ini di Kota Tebing Tinggi terdapat 17 industri kecil lemang namun belakangan ini jumlah industri lemang semakin bekurang dari tahun ke tahun padahal lemang merupakan usaha yang sudah sangat lama yang ada di Kota

Tebing Tinggi, berikut Tabel 1.1 perkembangan usaha lemang di daerah penelitian pada tahun 2012 hingga tahun 2016.

Tabel 1.1 Perkembangan Usaha Lemang di Kota Tebing Tinggi Kota No Tahun Jumlah Industri 1 2012 26 2 2013 25 3 2014 23 4 2015 20 5 2016 17 Sumber : Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kota Tebing Tinggi, 2016

Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun industri lemang di

Kota Tebing Tinggi semakin bekurang, padahal lemang merupakan makanan khas

Kota Tebing Tinggi dan banyak diminati wisata kuliner dari dalam maupun luar kota. Peneliti ingin mengetahui sebab berkurangya industri lemang, apakah karena tidak layak diusahakan atau karena kekurangan input produksi, dan ataukah disebabkan karena persaingan yang ketat sehingga pengusaha lain yang kalah bersaing memilih untuk tidak melanjutkan usaha lemang tersebut karena tidak mendapatkan keuntungan seperti yang diharapkan. Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin mengetahui layakkah usaha lemang diteruskan di daerah penelitian.

Universitas Sumatera Utara 1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah ketersediaan input yaitu Alat operasional, bahan baku, tenaga

kerja dan modal untuk usaha lemang?

2. Apakah usaha lemang layak dikembangkan di daerah penelitian?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis ketersediaan input yaitu Alat operasional, bahan baku,

tenaga kerja dan modal untuk usaha lemang.

2. Untuk menganalisis apakah usaha lemang layak dikembangkan di daerah

penelitian.

1.4. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai wacana dan sumber informasi bagi pengusaha lemang dan masyarakat

umum.

2. Sebagai bahan informasi dan referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.5 Keaslian Penelitian

1. Metode Penelitian: Metode analisis yang digunakan dalam penelitian yaitu

dengan menggunakan analisis deskriptif untuk mengamati adanya ketersediaan

input alat operasional, bahan baku, tenaga kerja dan modal yang ada di daerah

penelitian, kemudian menggunakan metode analisis kelayakan yaitu dengan

menggunakan rumus R/C dan BEP untuk menganalisis apakah lemang layak

Universitas Sumatera Utara diusahakan di Kota Tebing Tinggi, dan juga dengan menggunakan analisis

sensitivitas untuk melihat berapa persen saat dinaikkan biaya produksi usaha

lemang masih layak diusahakan.

2. Jumlah Sampel: Sampel penelitian yaitu Semua pengusaha lemang yang

mengusahakan lemang di Kota Tebing Tinggi.

3. Waktu Penelitian: Penelitian dilakukan pada Tahun Desember 2016 – Januari

2017.

Lokasi Penelitian: Penelitian ini dilakukan di Kota Tebing Tinggi.

Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lemang

Lemang merupakan makanan khas asli Indonesia, di Sumatera lemang menjadi makanan yang banyak disenangi karena rasanya yang enak. Lemang biasa dibuat pada saat bulan puasa dan dijadikan menu buka puasa. Lemang adalah makanan yang dibuat dengan menggunakan beras ketan yang dimasak dengan menggunakan bambu yang dibungkus dengan daun pisang

(Pirnando, 2016).

Menurut Pirnando (2016) cara membuat lemang adalah sebagaiberikut: a. Beras ketan dicuci hingga bersih lalu campurkan beras ketan dengan kelapa

dan garam lalu aduk hingga rata. b. Masukkan daun pisang ke dalam bambu dengan cara digulung, sebagai pelapis

atau wadah beras ketan di dalam bambu. c. Setelah daun bambu dimasukkan dan usahakan tinggi daun pisang melebihi

tinggi bambu lalu masukkan beras ketan yang sudah kita campur dengan garam

dan santan kelapa. d. Selanjutnya bakar bambu yang sudah berisi beras ketan (lemang) dengan posisi

agak miring mengarah ke api. e. Usahakan matangnya rata, dengan cara sering-sering memutar bambu. f. Jika sudah masak keluarkan lemang di dalam bambu dengan cara membelah

bambu dan jangan ditarik daun pisangnya. g. Jika sudah dikeluarkan lemang pun siap dihidangkan.

6

Universitas Sumatera Utara 2.1.1. Ketan

Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar masyarakat

Indonesia, sebagaimana bulir sereali lain, bagian terbesar beras didominasi oleh pati (sekitar 80-85%). Beras juga mengandung protein, vitamin (terutama pada bagian aleuron), mineral, dan, air. Pati beras tersusun dari dua polimer karbohidrat, yaitu amilosa (pati dengan struktur tidak bercabang) dan amiloptekin

(pati dengan struktur tidak bercabang) dan amilopektin (pati dengan struktur bercabang dan cenderung bersifat lengket). Perbandingan komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan warna (transparan atau tidak) dan teksturnasi

(lengket, lunak, keras, atau pera). Ketan hampir sepenuhnya didominasi oleh amiloptekin sehingga sangat lekat, sementara beras memiliki kandungan amilosa melebihi 20% yang membuat butiran nasinya terpencar-pencar (tidak berlekatan) dan keras (Winarno, 1992).

Ketan merupakan salah satu varietas dari padi yang merupakan tumbuhan semusim. Helaian daun berbentuk garis dan panjang 15 sampai 50 cm pada waktu masak, buahnya yang bewarna ada yang rontok ada yang tidak. Buah yang dihasilkan dari tanaman ini berbeda ada yang pati ini disebut beras. Sedangkan buah kaya perekat disebut ketan (Hasanah, 2008).

2.1.2 Santan Kelapa

Kelapa (Cocos nucifera) merupakan komoditas yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Buah kelapa dapat dibuat menjadi berbagai macam olahan pangan, salah satunya adalah santan kelapa. Santan adalah emulsi minyak dalam air yang berwarna putih susu yang diperoleh dengan cara pemerasan parutan daging kelapa dengan atau tanpa penambahan air. Santan kental

Universitas Sumatera Utara merupakan hasil olahan santan kelapa yang telah diberi emulsifier, sehingga emulsinya lebih stabil ( Ramdhoni, et all, 2009).

2.2. Landasan Teori

2.2.1 Produksi

Produksi adalah berkaitan dengan cara bagaimana sumberdaya (masukan) dipergunakan untuk menghasilkan produk (keluaran). Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Produksi atau memproduksi menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatau barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru atau lebih dari bentuk semula. Lebih spesifik lagi produksi adalah kegiatan perusahaan dengan mengkombinasikan berbagai input untuk menghasilkan output dengan biaya yang minimum (Putong, 2002).

Produksi juga merupakan suatu kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaatnya. Manfaat ini dapat terdiri dari beberapa macam, misalnya manfaat bentuk, manfaat waktu, manfaat tempat, serta kombinasi dari beberapa manfaat tersebut di atas. Dengan demikian produksi tidak terbatas pada pembuatan, tetapi sampai pada distribusi. Namun komoditi bukan hanya dalam bentuk output barang, tetapi juga jasa. Produksi adalah merujuk pada transformasi dari berbagai input menjadi output beberapa barang atau jasa (Salvatore, 2001).

2.2.2 Biaya

Biaya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap ini umumnya didefenisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak ataupun sedikit. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak tergantung

Universitas Sumatera Utara pada besar kecilnya produksi yang diperoleh. Contohnya pajak, biaya tetap ini tidak tergantung pada besar-kecilnya produksi yang diperoleh. Biaya tidak tetap atau biaya variabel biasanya didefenisikan sebagai biaya yang besar-kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh (Soekartawi, 2006).

2.2.3 Pendapatan

Pendapatan dapat didefenisikan secara umum sebagai hasil dai suatu perusahaan. Pendapatan adalah darah kehidupan dari suatu perusahaan.

Mengingat pentingnya sangat sulit mendefenisikan pendapatan sebagai unsur akutansi pada diinya sendiri. Pada dasarnya pendapatan adalah kenaikan laba.

Sepeti laba pendapatan adalah proses arus penciptaan barang atau jasa oleh suatu perusahaan selama suatu kurun waktu tertentu. Umumnya dinyatakan dalam satuan moneter (uang).

Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yaitu:

1. Pendekatan yang memusatkan perhatian kepada arus masuk (inflow) dari pada

aset yang ditimbulkan oleh kegiatan operasional perusahaan.

2. Memusatkan perhatian kepada pencapaian barang dan jasa oleh perusahaan

dan transfer dari barang dan jasa kepada konsumen atau podusen lain

(Theodorus, 2000).

2.2.4 Analisis Kelayakan

Analisis R/C singkatan dari Return Cost Ratio atau dikenal sebagai perbandingan antara penerimaan dan biaya. R/C Ratio merupakan alat analisis yang digunakan untuk mengukur biaya dari suatu produksi, dimana jika nilai R/C

Ratio >1 maka proyek atau usaha tersebut layak dilaksanakan, dan jika R/C Ratio

<1 maka usaha atau proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Selain itu alat

Universitas Sumatera Utara analisis yang akan digunakan adalah Break Even Point (BEP) yang merupakan alat analisis yang digunakan untuk mengetahui batas nilai produksi atau volume produksi suatu usaha mencapai titik impas yaitu tidak rugi dan tidak untung.

Break Even Point (BEP) yang akan digunakan yaitu Break Even Point (BEP)

Harga dan Break Even Point (BEP) Produksi (Soekartawi, 2002).

2.2.5. Analisis Sensitivitas

Menurut Gitingger dan Hans (1993), analisis sensitivitas adalah menganalisis kembali suatu proyek untuk melihat apa yang terjadi pada proyek tersebut bila ada suatu yang tidak sejalan dengan rencana. Hal ini dibutuhkan dalam analisis proyek, biasanya didasarkan pada proyeksi yang mengandung banyak ketidakpastian dan perubahan yang terjadi di masa yang akan datang, proyek dapat berubah-ubah sebagai empat permasalahan utama yaitu: a. Perubahan harga jual produk b. Keterlambatan pelaksanaan proyek c. Kenaikan Biaya d. Perubahan Volume Produksi

2.3. PenelitianTerdahulu

Tabel.2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Tahun Judul Metode Hasil Penelitian Analisis 1 Muhammad 2016 Analisis Dengan Usahatani Fahrul Rozi Kelayakan menggunakan anggrek di Kota Usahatani metode Medan layak Anggrek di Kota perhitungan untuk Medan BEP dan R/C diusahakan di Ratio Kota Medan 2 Anggara 2016 Analisis Dengan Usaha Wirahadi Kelayakan menggunakan Pengolahan Usaha metode Mie Iris Ubi Pengolahan dan analisis layak

Universitas Sumatera Utara Nilai Tambah kelayakan diusahakan di Pada Mie Iris R/C Ratio Desa Ubi Hasil Pegajahan, Olahan Ubi Kecamatan Kayu (Studi Pegajahan, Kasus: Desa Kabupaten Pegajahan, Serdang Kecamatan Bedagai) Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagai) 3 Rafika 2015 Analisis Menggunaan Usaha kerupuk Meilitha Sari Kelayakan rumus opak di Desa Harahap Usaha Kerupuk pendapatan Sukasari, Opak (Studi usahatani dan Kecamatan Kasus Desa menggunakan Pegajahan, Sukasari, metode Kabupaten Kecamatan analisis BEP, Serdang Pegajahan, R/C Ratio Bedagai layak Kabupaten untuk Serdang diusahakan Bedagai) 4 Rizky 2015 Analisis Dengan Usaha Tambak Hermawan Kelayakan menggunakan Udang (Studi Pulungan Usaha Tambak metode Kasus: Desa Udang (Studi perhitungan Sei Meran, Kasus: Desa Sei BEP dan R/C Kecamatan Meran, Ratio Pangkalan Kecamatan Susu, Pangkalan Susu, Kabupaten Kabupaten Langkat) layak Langkat) dikembangkan secara finansial 5 Karina 2015 Analisis Dengan Usaha gula aren Shafira Kelayakan menggunakan dinyatakan Usaha Gula metode layak untuk perhitungan diusahakan Aren (Studi BEP (Break pada Desa Kasus: Desa Even Point) Mancang, Mancang, dan R/C Ratio Kecamatan Kecamatan Selesai, Selesai, Kabupaten Kabupaten Langkat Langkat)

Universitas Sumatera Utara 2.4. Kerangka Pemikiran

Usaha industri lemang merupakan usaha yang dilakukan oleh pengusaha lemang dengan mengelola input produksi yang dibutuhkan dalam melakukan proses produksi untuk menghasilkan lemang, penerimaan merupakan hasil perkalian jumlah kuantitas lemang yang diproduksi dengan harga jual lemang.

Penerimaan juga dipengaruhi oleh harga jual lemang. Pendapatan yang diperoleh pengusaha lemang merupakan jumlah penerimaan hasil penjualan lemang dikurang dengan biaya-biaya produksi. Biaya-biaya produksi merupakan biaya- biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi lemang. Adapun biaya-biaya produksi tersebut antara lain biaya pembelian bahan baku (ketan, kelapa, bambu, daun pisang dan garam), alat operasional (ember, cangkir, saringan, pemeras kelapa, tungku pembakaran, pisau, dan mesin pemarut ), tenaga kerja serta modal.

Selanjutnya akan dilakukan analisis ekonomi yang bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha industri lemang. Adapun kriteria kelayakan yang dipakai dalam penelitian ini antara lain R/C Ratio, dan Break Even Point (BEP).

Bila kriteria kelayakan tersebut terpenuhi maka dapat dikatakan usaha tersebut layak untuk dilaksanakan. Jika usaha dikatakan layak artinya usaha tersebut memberikan keuntungan atau manfaat, namun bila dikatakan tidak layak artinya usaha tersebut tidak memberikan keuntungan atau manfaat sehingga pengusaha lemang dapat melakukan tindakan penyesuaian (adjustment) karena usaha yang dilakukan menyimpang dari tujuan semula.

Untuk melihat kelayakan usaha lemang, juga dilakukan analisis sensitivitas untuk mengetahui tingkat kepekaan usaha lemang terhadap perubahan yang terjadi, seperti kenaikan biaya produksi.

Universitas Sumatera Utara Secara singkat dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut :

Input Produksi :

- Alat Operasional

Usaha Lemang - Bahan baku - Tenaga Kerja - Modal

Produksi

Harga Jual

Peneriman

Pendapatan Usaha Lemang Biaya Produksi

Analisis Sensitivitas

Analisis Kelayakan : 1. R/C ratio 2. Break Even Point

Layak Tidak Layak

Keterangan :

: Hubungan

: Pengaruh

Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Kelayakan Usaha Lemang di Kota Tebing Tinggi

Universitas Sumatera Utara 2.5. HipotesisPenelitian

Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian maka hipotesis dirumuskan sebagai berikut:

1. Ketersedian input produksi (alat operasional, bahan baku, tenaga kerja dan

modal) tersedia di daerah penelitian.

2. Usaha lemang layak dikembangkan di daerah penelitian.

Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penentuan daerah penelitian secara purposive atau secara sengaja yaitu di

Kota Tebing Tinggi, daerah ini dipilih karena daerah tersebut merupakan salah satu daerah penghasil lemang yang cukup banyak dikenal oleh masyarakat, dan lemang merupakan produk agroindustri yang banyak dihasilkan di daerah ini.

3.2. Metode Penentuan Sampel

Metode yang digunakan untuk menentukan sampel adalah metode sensus, yaitu semua pengusaha lemang dijadikan sampel. Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan sampel.

Adapun keseluruhan banyaknya sampel yang akan dijadikan penelitian ini sebanyak 17 pengusaha lemang di Kota Tebing Tinggi, pada Tabel 3.1 akan memaparkan lokasi usaha lemang yang ada di daerah penelitian.

Tabel 3.1 Lokasi Usaha Lemang di Kota Tebing Tinggi No Nama Kecamatan Jumlah Sampel 1 Tebing Tinggi Kota 6 2 Rambutan 10 3 Bajenis 1 Total 17 Sumber: Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kota Tebing Tinggi, 2016

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data pimer dan data sekunder. Data pimer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan para pengusaha lemang dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan

15

Universitas Sumatera Utara terlebih dahulu, sedangkan data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi yang ada di Kota Tebing Tinggi.

3.4. Metode Analisis Data

Hipotesis 1 untuk membuktikan ketersediaan input produksi yaitu alat operasional, bahan baku, modal dan tenaga kerja di daerah penelitian, diuraikan dengan menggunakan analisis deskriptif.

Hipotesis 2 untuk membuktikan usaha lemang layak dikembangkan di daerah penelitian diuji dengan menggunakan analisis secara sederhana yaitu dengan menghitung biaya produksi, penerimaan, dan pendapatan usaha lemang di daerah penelitian.

Perhitungan Total biaya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

TC = TFC +TVC

Keterangan :

TC = Total Cost (Rp)

TFC = TotalFix Cost (Rp)

TVC = Total Variable Cost (Rp)

Untuk penerimaan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

TR = Y. Py

Keterangan :

TR = Total Revenue (Rp)

Y = Jumlah Produksi (Batang)

Py = Harga Produk (Rp)

Universitas Sumatera Utara

Perhitungan jumlah pendapatan dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

Pd = TR - TC

Keterangan :

Pd = Pendapatan (Rp)

TR = Total Revenue (Rp)

TC = Total Cost (Rp)

Cara menghitung biaya penyusutan alat-alat usaha lemang menggunakan metode garis lurus (straight line method) dengan rumus (Soekartawi, 1991).

R/C (Return Cost Ratio) atau dikenal sebagai perbandingan antara penerimaan dan biaya, dan diumuskan sebagai beikut:

R/C Ratio =

Keterangan :

R = Revenue = Penerimaan

C = Biaya (Rp)

Kriteria Penilaian :

Jika R/C > 1 maka usaha lemang layak dilaksanakan

Jika R/C < 1 maka usaha lemang tidak layak dilaksanakan

Universitas Sumatera Utara Jika R/C = 1 maka usaha lemang dalam keadaan impas.

Break Even Point (BEP) adalah titik pulang pokok dimana total Revenue sama dengan total cost. Dapat dirumuskan sebgai berikut:

Dengan kiteria uji: a. BEP Produksi < Produksi yang dihasilkan, maka usaha lemang layak

dilaksanakan. b. BEP Produksi = Produksi yang dihasilkan, maka usaha lemang mencapai titik

impas, artinya tidak untung dan tidak rugi. c. BEP Produksi > Produksi yang dihasilkan, maka usaha lemang tidak layak

dilaksanakan. d. BEP Harga < Harga jual produk, maka usaha lemang layak dilaksanakan. e. BEP Harga = Harga jual produk, maka usaha lemang mencapai titik impas,

artinya tidak untung dan tidak rugi. f. BEP Harga > Harga jual produk, maka usaha lemang tidak layak dilaksanakan

(Soekartawi, 1994).

Analisis Sensitivitas

Universitas Sumatera Utara Analisis sensitivitas dilakukan dengan cara mengubah variabel-variabel penting dalam beberapa kombinasi dengan suatu persentase tertentu yang sudah diketahui atau diprediksi. Kemudian dinilai seberapa besar sensitivits perubahan variabel-variabel tersebut berdampak pada hasil kelayakan (R/C, BEP produksi, dan BEP harga).

Dalam penelitian ini, peubahan yang biasa terjadi dalam menjalankan usaha lemang, umumnya dikarenakan oleh perubahan total biaya produksi. Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat apakah yang terjadi pada usaha lemang jika terjadi kenaikan biaya masih tetap dikatakan layak atau tidak dalam kondisi tersebut.

3.5. Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman atas pengertian dan penafsiran penelitian ini maka penulis membuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut:

3.5.1. Definisi

1) Usaha lemang adalah pengusaha yang mengusahakan lemang.

2) Input produksi adalah faktor-faktor yang mendukung produksi lemang di

daerah penelitian seperti alat dan bahan operasional, modal dan tenaga kerja.

3) Produksi adalah semua hasil olahan lemang baik untuk di jual maupun untuk

dikonsumsi sendiri.

4) Biaya produksi adalah jumlah biaya yang harus dikeluarkan selama masa

produksi hingg amenghasilkan produk (lemang).

Universitas Sumatera Utara 5) Pendapatan usaha lemang adalah selisih antara penerimaan dengan total biaya

produksi.

6) Penerimaan adalah jumlah produksi lemang dikalikan dengan harga lemang di

pasaran.

7) Harga jual adalah besarnya nilai penjualan yang diterima oleh pengusaha

lemang.

8) Analisis kelayakan usaha adalah untuk menganalisis suatu usaha layak atau

tidak layak dikembangkan di daerah penelitian.

9) Analisis R/C Ratio adalah perbandingan antara total penerimaan dengan total

biaya atau cost.

10) Analisis Break Even Point (BEP) adalah alat analisis yang digunakan untuk

menghitung batas nilai volume produksi dan juga menghitung batas harga dari

usaha lemang apakah mencapai titik impas yaitu tidak rugi dan tidak untung

11) Analisis sensitivitas adalah mengubah variabel-variabel penting dalam

beberapa kombinasi dengan suatu persentase tertentu yang sudah diprediksi,

kemudian dinilai seberapa besar sensitivits perubahan variabel-variabel

tersebut berdampak pada hasil kelayakan.

12) Layak adalah usaha lemang tersebut memberikan keuntungan/manfaat.

13) Tidak Layak adalah usaha lemang tersebut tidak memberikan

keuntungan/manfaat.

3.5.2. BatasanOperasional

1. Penelitian dilakukan di KotaTebing Tinggi.

2. Sampel dalam penelitian ini adalah pengusaha lemang.

3. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 – Januari 2017.

Universitas Sumatera Utara BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

4.1. Deskripsi Daerah Penelitian

Kota Tebing Tinggi berada di bagian Timur Sumatera Utara, Terletak diantara 30 19' - 30 21' Lintang Utara dan 980 9'-980 11' Bujur Timur. Wilayah administratif Kota Tebing Tinggi dikelilingi oleh beberapa perkebunan besar milik negara (BUMN) dengan batas-batas administrasi sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan PTPN - III Kebun Rambutan, Kabupaten

Serdang Bedagai.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan PTPN - IV Kebun Pabatu dan Perkebunan

Paya Pinang, Kabupaten Serdang Bedagai.

- Sebelah Timur berbatasan dengan PT. Soefindo Tanah Besi dan PTPN - III

Kebun Rambutan Kabupaten Serdang Bedagai.

- Sebelah Barat berbatasan dengan PTPN - III Kebun Bandar Bejambu

Kabupaten Serdang Bedagai.

Luas wilayah Kota Tebing Tinggi adalah 38.438 Km2 atau sekitar 3.843,8 Ha terdiri dari 5 Kecamatan yaitu : Padang Hilir, Padang Hulu, Rambutan, Tebing

Tinggi Kota, dan Bajenis.

Kota Tebing Tinggi terletak di jalan penghubung antara Pantai Barat dan

Pantai Timur Sumatera Utara, dan dilintasi oleh 4 (empat) aliran sungai yaitu:

Sungai padang, Sungai Bahilang, Sungai Kalembah dan Sungai Sibarau.

21

Universitas Sumatera Utara 4.1.1. Kondisi Iklim dan Topografi

Berdasarkan letak geografisnya, Tebing Tinggi beriklim tropis dataran rendah. Ketinggian 26 – 24 meter di atas permukaan laut. Temperatur udara di kota ini cukup panas yaitu berkisar 25° - 27 °C. Sebagaimana kota di Sumatera

Utara, curah hujan per tahun rata-rata 1.776 mm/tahun dengan kelembaban udara

80%- 90%.

Kota Tebing Tinggi berada pada posisi koordinat geografi 03º 16´ LU -

03º 23´ LU dan 99º 07´ BT - 99º 12´ BT, memiliki topografi mendatar dan bergelombang. Topografi mendatar memiliki kelas kemiringan lereng berkisar antara 0-2 % sedangkan topografi bergelombang berkisar antara 2-15%.

Kemiringan lereng yang relatif datar tersebut memberikan implikasi positif dalam pengembangan kegiatan ekonomi seperti kegiatan perdagangan, jasa, permukiman dan pertanian, penentuan pembangunan fisik kota, serta pengembangan sarana dan prasarana kota. Sedangkan pada kelas kemiringan lereng 0-2% perlu mendapat perhatian khusus akan kemungkinan banjir dikemudian hari. Hal ini perlu dicegah dengan menerapkan aturan ketat dalam penggunaan lahan dikemiringan tersebut.

4.1.2. Keadaan Penduduk

Penduduk Kota Tebing Tinggi pada tahun 2015 berjumlah 156.815 jiwa dengan jumlah rumah tangga sebanyak 37.913 rumah tangga. Dengan luas wilayah Kota Tebing Tinggi sebanyak 38.438 km2, tingkat kepadatan penduduk

Kota Tebing Tinggi mencapai 4,07 jiwa/km2.

Jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari jumlah penduduk laki-laki.

Jumlah penduduk perempuan berjumlah 79.306 jiwa (50,57%), sedangkan jumlah penduduk laki-laki berjumlah 77.509 jiwa (49,43%). Rasio jenis kelamin (Sex

Universitas Sumatera Utara Ratio) penduduk Kota Tebing Tinggi sebesar 97,73%, yang berarti dalam 100 penduduk perempuan hanya ada 98 orang penduduk laki-laki.

Penduduk usia produktif yaitu penduduk usia 15-64 tahun di Kota Tebing

Tinggi mencapai 66,68% dari total jumlah penduduk, sedangkan penduduk usia non produktif yaitu penduduk usia 0-14 tahun dan usia 64 tahun keatas sebanyak

32,32%. Besarnya jumlah penduduk dengan kepadatan pada masing-masing kecamatan di Kota Tebing Tinggi beserta luas dari setiap wilayah dan jumlah penduduk menurut jenis kelamin, rasio jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.1 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Tebing Tinggi Tahun 2015 Penduduk Kepadatan Luas Wilayah Kecamatan (orang) Penduduk Km2 % Jumlah % (Orang/Km2) 1 Padang Hulu 8.511 22,14 29.019 18,50 3,40 2 Tebing Tinggi Kota 3.473 9,04 25.107 16,01 7,22 3 Rambutan 5.935 15,44 34.290 21,86 5,77 4 Bajenis 9.078 23,62 35.936 22,91 3,95 5 Padang Hilir 11.441 29,76 32.463 20,7 2,83 Tebing Tinggi Kota 38.438 100 156.815 100 4,07 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS)

Tabel 4.2 Banyaknya Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kota Tebing Tinggi Tahun 2015 Rasio Jenis Penduduk (Orang) Kecamatan Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah 1 Padang Hulu 14.123 14.896 29.019 94,81 2 Tebing Tinggi Kota 12.317 12.790 25.107 96,30 3 Rambutan 17.020 17.270 34.290 98,55 4 Bajenis 18.020 17.916 35.936 100,58 5 Padang Hilir 16.029 16.434 32.463 97,53 Tebing Tinggi Kota 77.509 79.306 156.815 97.73 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS)

Universitas Sumatera Utara 4.2. Karakteristik Responden

Adapun karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur,

tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dan lama berusaha lemang.

4.2.1. Umur

Umur memegang peranan dalam kegiatan usaha yang akan dikelola,

karena semakin tua umur pengusaha maka fisik akan melemah dalam melakukan

usahanya, tetapi semakin tua pengusaha maka semakin banyak pengalaman yang

dimiliki dalam melakukan usahanya.

Karakteristik pengusaha lemang menunjukkan bahwa umur mereka

berkisar antara 31–60 tahun. Kelompok terbesar yaitu berumur 31-40 tahun yaitu

sebanyak 10 orang (59%). Untuk lebih jelasnya jumlah pengusaha lemang

berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Distribusi Pengusaha Lemang Sampel berdasarkan Kelompok Umur No Komposisi (Tahun) Jumlah

Orang Presentase (%) 1 31-40 10 59 2 41-50 5 29 3 51-60 2 12 Jumlah 17 100 Sumber :Analisis Data Primer, Lampiran 2

Dari Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa jumlah pengusaha yang temasuk

dalam usia produktif (18 – 50 tahun) adalah 88%. Berdasarkan pengamatan di

lapangan, usaha lemang dilakukan oleh pengusaha yang sebagian besar termasuk

ke dalam usia produktif, sehingga dapat dikatakan masih memiliki tenaga kerja

yang cukup potensial untuk menjalankan usaha lemang.

Universitas Sumatera Utara 4.2.2 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap suatu usaha yang akan dikelola.

Pengusaha dengan pendidikan yang lebih tinggi cenderung akan lebih cepat dalam menerima sesuatu yang berkaitan dalam bidang usaha yang dikelola. tingkat pendidikan pengusaha lemang rata-rata adalah Tamat SD/Sederajat yaitu sekitar 35%, hal ini diketahui dari jumlah pengusaha yang tamat SD/Sederajat lebih banyak dari yang tamat SLTP, SLTA dan S1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 Distribusi Pengusaha Lemang Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah Orang Presentasi (%) 1 Tamat SD/Sederajat 6 35 2 Tamat SLTP/Sederajat 4 24 3 Tamat SLTA/Sederajat 5 29 4 S1 2 12 Jumlah 17 100 Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 2

Dari Tabel 4.4 terlihat komposisi tingkat pendidikan pengusaha lemang terbesar adalah tamat SD/Sederajat dan sisanya sebesar 24% tamat

SLTP/Sederajat, 29 % tamat SLTA/Sederajat dan 12% selesai menyelesaikan gelar S1. Sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan formal pengusaha lemang terbesar pada tingkat SD/Sederajat.

4.2.3 Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan pengusaha lemang meliputi anak dan keluarga yang ikut menjadi tanggungan keluarga:

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Distribusi Pengusaha Lemang Sampel Berdasarkan Jumla Anggota Keluarga No Tanggungan Jumlah Orang Presentasi (%) 1 0-3 10 59 2 4-6 7 41 Jumlah 17 100 Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 2

Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa jumlah tanggungan yang dimiliki pengusaha 59% 0-3 orang dan 41% 4-6 orang, Jumlah tanggungan ini dapat dimanfaatkan sebagai tenaga kerja dalam keluarga untuk dapat membantu dalam kegiatan usaha lemang.

4.2.4 Lama Berusaha Lemang

Pengalaman dalam berusaha lemang sangat berpengaruh terhadap penjualan lemang, karena membuat lemang yang diusahakan tersebut lebih banyak dikenal orang banyak dan memiliki banyak peminat, karena semakin banyak pengalaman pengusaha berusaha lemang, maka semakin banyak pengetahuan yang didapat. Dari lamanya pengalaman dalam usaha lemang berkisar antara 5-20 tahun.

Tabel 4.6 Distribusi Pengusaha Lemang Sampel Berdasarkan Lama Berusaha lemang No Lama Berusaha (Tahun) Jumlah Orang Presentasi (%) 1 5-10 11 65 2 11-20 6 35 `Jumlah 17 100 Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 2

Dari Tabel 4.6 terlihat bahwa lama berusaha lemang yang terlama yaitu

5-10 tahun yaitu sebanyak 11 orang, dan yang memiliki pengalaman 11-20 tahun sebanyak 6 orang.

Universitas Sumatera Utara BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Proses Pengolahan Lemang

Dalam pembuatan lemang memerlukan beberapa tahapan, antara lain:

Tabel 5.1 Proses Pengolahan Lemang No Waktu Proses Pengolahan

1. 20.00 WIB Proses pertama dalam membuat lemang yaitu adalah

memotong daun pisang sesuai ukuran, yang akan

dimasukkan kedalam bambu, daun pisang yang

dimasukkan kedalam ruas bambu harus rapi, hal ini

bertujuan ketan tidak mudah pecah saat

pembakaran.

2. 04.30 WIB Rendam ketan selama 30 menit kemudian, dicuci

dengan air yang mengalir 2 hingga 3 kali sampai bersih,

sehingga tidak ada lagi kotoran dan debu yang

menempel.

3. 05.00 WIB Lalu, kelapa dikupas kemudian diparut dengan mesin

pemarut, kemudian parutan kelapa tersebut dimasukkan

ke pemeras kelapa sehingga di dapatlah santan kelapa

yang akan dicampurkan dengan ketan.

4. 5.30 WIB Tahap selanjutnya yaitu masukkan ketan kedalam ruas

bambu yang telah dibungkus dengan daun pisang

kemudian masukkan santan yang sudah dicampur

27 Universitas Sumatera Utara dengan garam kedalam ruas bambu hingga agak penuh.

Sebelumnya kayu juga sudah dipersiapkan pada tungku

lemang untuk membakar bambu yang telah diisi dengan

ketan dan santan kelapa.

5. 6.00 WIB Bakar bambu yang disusun memanjang, dan putar-putar

lemang sehingga matang nya merata proses pembakaran

lemang kurang lebih 3 jam ditandai dengan minyak dari

lemang yang sudah keluar, minyak tersebut berasal dari

santan kelapa.

6. 9.00 WIB Lemang lalu diangkat dan diletakkan pada nampan,

setelah itu lemang pun diambil oleh para pengecer yang

sudah menjadi langganan produsen/pengusaha. Lemang

ini hanya bertahan 2 hari saja tapi lebih enak pada hari

pertama dan masih hangat, setelah itu ketan dapat

mengeras atau basi.

Lemang biasanya disandingkan dengan selai srikaya, ini biasanya sudah menjadi pasangan atau pelengkap dari lemang, tapi tidak semua pengusaha dapat membuat selai srikaya dikarenakan perlu teknik khusus agar rasanya enak, juga modal yang lebih untuk membuat selai, apalagi tidak semua pengusaha mempunyai modal yang banyak. Biasanya pengusaha lemang membuat selai dengan bahan yaitu kelapa, gula pasir, telur, dan bubuk vanilli.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 5.1 Lemang dan Srikaya

5.2. Hasil Uji Hipotesis 1 Ketersediaan Input Produksi (Bahan Baku, Alat Operasional, Tenaga Kerja dan Modal) Tersedia di Daerah Penelitian

5.2.1 Ketersediaan Bahan Baku Bahan baku merupakan suatu hal yang sangat penting untuk kelangsungan suatu usaha industri. Selain itu, bahan baku juga harus selalu tersedia setiap kali dibutuhkan dalam pembuatan lemang sehingga dapat menjamin usaha tersebut belangsung terus menerus. Bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan lemang adalah ketan, santan kelapa, bambu dan daun pisang, selain itu bahan baku penunjang yang dibutuhkan adalah garam.

Tabel 5.2. Sumber Bahan Baku di Daerah Penelitian No Sampel Produksi Membeli di Membeli di Luar Sendiri Daerah Penelitian Daerah Penelitian

1 -  - 2 -  - 3 -  - 4 -  - 5 -  -

Universitas Sumatera Utara 6 -  - 7 -  - 8 -  - 9 -  - 10 -  - 11 -  - 12 -  - 13 -  - 14 -  - 15 -  - 16 -  - 17 -  -

Sumber: Analisis Data Primer

Dari Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa semua pengusaha lemang memperoleh bahan baku dengan membeli atau belanja di pasar terdekat dengan daerah tempat industri mereka. Harga ketan yang dibeli beragam mulai dari Rp 12.000 –

Rp 15.000 sesuai dengan kualitas ketan yang ingin mereka beli, sedangkan harga kelapa per buahnya adalah Rp 5.000 dan harga bambu sebagai wadah untuk pembuatan lemang adalah Rp 1.000 dan ukuran bambu ini sudah disesuaikan dengan ukuran yang diminta oleh para pengusaha lemang, dan biasanya para pengerajin bambu langsung mengantar ke tempat industri para pengusaha lemang, begitu pula dengan daun pisang yang digunakan sebagai pelapis bambu didapat pengusaha dari tukang daun pisang atau sebagian pengusaha membeli di pajak/pasar dan harga daun pisang ini Rp 1.000 per pelepah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bahan baku didaerah penelitian cukup tersedia.

Universitas Sumatera Utara Gambar 5.2 Ketan sebagai bahan baku pembuatan lemang

Gambar 5.3 Santan kelapa sebagai bahan baku pembuatan lemang

Gambar 5.4 Bambu sebagai wadah pembakar lemang

Universitas Sumatera Utara Gambar 5.5 Daun Pisang digunakan sebagai pelapis bambu

5.2.2 Ketersediaan Alat dan Mesin Operasional

Ketersediaan alat dan mesin operasional yaitu ember, saringan, tungku pembakaran, pisau, cangkir, pemeras kelapa, dan mesin pemarut kelapa para pengusaha lemang memperoleh alat operasional diatas berasal dari pasar tradisional terdekat di daerah penelitian. Umumnya para pengusaha lemang membeli alat dan mesin operasional tersebut di pasar yang dekat dengan industri milik pengusaha, dengan begitu dapat dikatakan alat dan mesin operasional tersedia di daerah penelitian.

Tabel 5.3. Sumber Alat Operasional di Daerah Penelitian No Sampel Produksi Membeli di Membeli di Luar Sendiri Daerah Penelitian Daerah Penelitian

1 -  - 2 -  -  3 - - 4 -  - 5 -  - 6 -  - 7 -  -

Universitas Sumatera Utara 8 -  - 9 -  - 10 -  - 11 -  - 12 -  - 13 -  - 14 -  - 15 -  - 16 -  - 17 -  -

Sumber : analisis Data Primer

Untuk melihat alat dan mesin operasional yang digunakan di daerah penelitian berikut adalah gambar alat dan mesin operasional.

Gambar 5.6 Ember digunakan untuk wadah ketan dan santan kelapa

Gambar 5.7 Saringan Kelapa digunakan untuk memeras ampas kelapa

Universitas Sumatera Utara

Gambar 5.8 Tungku digunakan untuk penyanggah membakar lemang

Gambar 5.9 Pisau digunakan untuk memotong kelapa

Gambar 5.10 Cangkir digunakan sebagai media untuk menuang santan

Gambar 5.11 Pemeras Kelapa digunakan untuk memeras ampas kelapa

Universitas Sumatera Utara

Gambar 5.12. Mesin Pemarut digunakan untuk memarut kelapa

5.2.3 Ketersediaan Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang bekerja di usaha industri lemang khususnya dalam pembuatan lemang rata-rata adalah Tenaga Kerja Dalam Keluarga (TKDK) dikarenakan usaha industri lemang masih industri rumahan atau industri kecil, sehingga cukup dengan memanfaatkan tenaga kerja dalam keluarga untuk megelola lemang, namun ada beberapa pengusaha yang menggunakan Tenaga

Kerja Luar Keluarga (TKDK) dikarenakan banyak nya lemang yang harus diolah dan tidak bisa mengerjakan nya hanya dengan Tenaga Kerja Dalam Keluarga

(TKDK).

Tabel 5.4. Ketersediaan Tenaga Kerja No. Pengolahan Sampel TKDK TKLK 1 1 - 2 1 - 3 1 - 4 1 - 5 1 1 6 - 3 7 1 - 8 1 - 9 1 -

Universitas Sumatera Utara 10 1 - 11 1 - 12 1 - 13 1 - 14 - 3 15 2 - 16 2 - 17 1 - Jumlah 17 7 Rata-rata 1 1 Sumber : Lampiran 7 (Data Diolah)

Dari Tabel 5.4 dapat dilihat bahwa penggunaan tenaga kerja, pengusaha lemang menggunakan sebagian besar adalah tenaga kerja dalam keluarga untuk pengolahan lemang, maka dapat dikatakan ketersediaan tenaga kerja di daerah peneitian cukup tersedia.

5.2.4 Ketersediaan Modal

Di daerah penelitian usaha industri lemang cukup dikenal wisatawan dalam maupun luar kota, namun lemang bukanlah makanan sehari-hari dan tidak semua masyarakat umum menyukai lemang. Jumlah produksi yang dihasilkan oleh pengusaha juga beragam, dari produksi yang sedikit hingga lumayan banyak.

Oleh karena itu untuk industri lemang para pengusaha lemang menggunakan modal sendiri.

Tabel 5.5. Kepemilikan Modal Usaha Lemang No Sampel Modal Sendiri Modal Pinjaman

1  - 2  - 3  - 4  - 5  - 6  -

Universitas Sumatera Utara 7  - 8  - 9  - 10  - 11  - 12  - 13  - 14  - 15  - 16  - 17  -

Sumber : Analisis Data Primer

Dari Tabel 5.5 dapat diketahui bahwa semua modal pengusaha lemang berasal dari modal sendiri. Berdasarkan keterangan diatas, dapat dikatakan bahwa ketersediaan modal pada usaha lemang di daerah penelitian tersedia.

5.3. Hasil Uji Hipotesis 2 Usaha Lemang Layak Dikembangkan di Daerah Penelitian

5.3.1Biaya Tetap a. Biaya PBB

Besarnya biaya Pajak Bumi Bangunan(PBB) adalah Rp 1.838. Untuk lebih jelasnya mengetahui biaya kebersihan dapat dilihat pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6. Biaya PBB Usaha Lemang No Sampel Biaya PBB 1 1.667 2 1.667 3 2.083 4 2.083

Universitas Sumatera Utara 5 2.083 6 2.500 7 1.250 8 1.667 9 1.667 10 1.667 11 1.667 12 2.083 13 1.667 14 2.083 15 2.083 16 2.083 17 1.250

Total 31.250

Rata-rata 1.838 Sumber : Lampiran 3 (Data Diolah) b.Biaya Alat Perlengkapan

Besarnya biaya alat perlengkapan dalam usaha lemang selama periode produksi (1 bulan) rata-rata sebesar Rp 31.862 per usaha per bulan. Untuk lebih jelasnya mengenai biaya alat dan perlengkapannya dapat dilihat pada Tabel 5.7.

Tabel 5.7. Biaya Penyusutan Alat Perlengkapan Usaha Lemang Selama Periode Produksi (1 Bulan) di Kota Tebing Tinggi Jenis Alat Biaya Rata- rata Persentase No Perlengkapan (Rp) (%) 1 Pisau 1.575 4,94 2 Tungku Pembakar 5.735 18,00 3 Ember 6.849 21,50 4 Saringan 485 1,52 5 Pemeras Kelapa 12.926 40,57

Universitas Sumatera Utara 6 Cangkir 430 1,35 7 Mesin pemarut 3.860 12,12 Total 31.862 100 Sumber : Lampiran 4a-4g (Data Diolah)

Tabel 5.7 diatas memperlihatkan persentase yang terbesar dari penggunaan alat perlengkapan pada usaha lemang adalah biaya alat perlengkapan pemeras kelapa kelapa yaitu 40,57% dan terendah adalah biaya alat perlengkapan cangkir yaitu 1,52% dari keseluruhan biaya alat.

Tabel 5.8. Rata-rata Biaya Tetap pada Usaha Lemang Selama Priode Produksi (1 bulan) di Kota Tebing Tinggi No Uraian Biaya Biaya Rata- Persentase (%) Rata (Rp)

1 Biaya PBB 1.838 5,45 2 Biaya Penyusutan Alat Perlengkapan 31.862 94,55

Jumlah 33.700 100 Sumber : Lampiran 3 dan 4 (Data Diolah)

Tabel 5.8 di atas memperlihatkan persentase yang terbesar dari komponen biaya tetap pada usaha lemang adalah biaya penyusutan yaitu 94,55%, selebihnya

5,45% untuk biaya PBB.

5.3.2. Biaya Variabel

Biaya variabel pada usaha lemang terdiri dari biaya bahan baku, biaya operasional dan tenaga kerja selama periode produksi (1 bulan). a. Biaya Bahan Baku

Dalam pembuatan lemang di daerah penelitian bahan baku yang diperlukan adalah ketan, santan kelapa, bambu, daun pisang dan bahan baku tambahan yaitu garam. Besarnya biaya bahan baku dalam usaha lemang selama periode produksi

Universitas Sumatera Utara (1 bulan) rata-rata sebesar Rp 5.458.971 per usaha per bulan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.9 berikut ini.

Tabel 5.9. Rata-rata Biaya Bahan Baku pada Usaha Lemang selama Periode Produksi 1 (Bulan) di Kota Tebing Tinggi No Jenis Bahan Baku Biaya Rata-rata (Rp) Persentase (%) 1 Ketan 2.290.588 41,96 2 Kelapa 2.088.235 38,25 3 Bambu 861.765 15,79 4 Daun Pisang 173.529 3,18 5 Garam 44.853 0,82

Total 5.458.971 100

Sumber : Lampiran 5a-5c (Data Diolah)

Tabel 5.9 di atas memperlihatkan persentase yang terbesar dari penggunaan bahan baku pada usaha lemang adalah biaya ketan yaitu sebesar 41,96% dari keseluruhan biaya bahan baku. b. Biaya Operasional

Dalam pembuatan lemang di Kota Tebing Tinggi bahan operasional yang diperlukan adalah kayu, minyak tanah, listrik dan air. Besarnya biaya operasional dalam usaha lemang selama periode (1 bulan) rata-tata sebesar Rp 1.268.588 per usaha per bulan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.10 berikut ini.

Tabel 5.10 Rata-rata Biaya Operasional pada Usaha Lemang selama Periode Produksi (1 Bulan) di Kota Tebing Tinggi No Jenis Bahan Penunjang Biaya Rata-rata (Rp) Persentase (%) 1 Kayu 1.107.353 87,29 2 Minyak Tanah 15.353 1,21 3 Listrik dan Air 145.882 11,50

Total 1.268.588 100 Sumber : Lampiran 6 (Data Diolah)

Universitas Sumatera Utara Tabel 5.10 di atas memperlihatkan persentase yang terbesar dari penggunaan bahan operasional pada usaha lemang adalah biaya kayu yaitu sebesar 87,29% dan terendah adalah biaya minyak tanah yaitu sebesar 1,21% dari keseluruhan biaya operasional. c. Biaya Tenaga Kerja

Sumber tenaga kerja dalam penyelenggaraan usaha lemang di daerah penelitian ada yang menggunakan tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) maupun tenaga kerja luar keluarga (TKLK). Curahan tenaga kerja meliputi pengepakan lemang dan pengolahan lemang, namun pada pengepakan lemang semua pengusaha menggunakan Tenaga Kerja Dalam Keluarga.

Dengan demikian biaya rata-rata tenaga kerja usaha lemang selama periode produksi (1 bulan) di Kota Tebing Tinggi rata-rata sebesar Rp 820.588 per usaha per bulan. Untuk lebih jelsnya mengenai besarnya biaya tenaga kerja luar keluarga dapat dilihat pada Tabel 5.11.

Tabel 5.11 Rata-Rata Biaya TKLK Pada Usaha Lemang Selama Periode Produksi (1 Bulan) Di Kota Tebing Tinggi No Jenis Kegiatan TKLK Biaya Rata-rata (Rp)

1 Pengolahan Lemang 820.588

Total 820.588

Sumber : Lampiran 7 (Data Diolah)

Tabel 5.12 Rata-Rata Biaya Variabel Pada Usaha Lemang Selama Periode Produksi (1 Bulan) Di Kota Tebing Tinggi No Uraian Biaya Biaya Rata-rata Persentase (%)

(Rp)

1 Bahan Baku 5.458.971 72,32

2 Bahan Operasional 1.268.588 16,81

Universitas Sumatera Utara 3 Tenaga Kerja 820.588 10,87

Total 7.548.147 100

Sumber : Lampiran 5,6 dan 7 (Data Diolah)

Tabel 5.12 di atas memperlihatkan persentase yang terbesar dari komponen biaya variabel pada usaha lemang adalah biaya bahan baku yaitu

72,32% sisanya yaitu biaya bahan operasional 16,81% dan tenaga kerja 10,87%.

5.3.3 Biaya Total (Total Cost)

Biaya total merupakan hasil dari penjumlahan antara biaya tetap dengan biaya tidak tetap. Analisis ini digunakan untuk mengetahui total biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha lemang selama 1 periode produksi (1 bulan) di Kota

Tebing Tinggi.

Besarnya biaya total yang dikeluarkan oleh pengusaha lemang selama periode produksi (1 bulan) di daerah penelitian adalah rata-rata Rp 7.581.847 per usaha per bulan. Untuk lebih jelasnya mengenai biaya total pada usaha lemang dapat dilihat pada Tabel 5.13.

Tabel 5.13. Rata-rata Biaya Total pada Usaha Lemang selama periode Produksi (1 Bulan) di Kota Tebing Tinggi No Uraian Biaya Biaya Rata-rata (Rp) Persentase (%)

1 Biaya Tetap 33.700 0,44

2 Biaya Variabel 7.548.147 99,56

Total 7.581.847 100

Sumber : Lampiran 13 (Data Diolah)

Universitas Sumatera Utara Tabel 5.13 di atas menjelaskan biaya total dari usaha lemang selama periode produksi (1 bulan) di daerah penelitian didominasi oleh biaya variabel yaitu sebesar 99,56% dan selebihnya 0,44% adalah biaya tetap.

5.4 Analisis Pendapatan

5.4.1 Total Penerimaan (Total Return)

Total penerimaan (Total Return) adalah perkalian antara produksi lemang yang diperoleh pengusaha lemang dengan harga jual lemang saat dilakukannya penelitian ini. Analisis digunakan untuk mengetahui perolehan total penerimaan pada usaha lemang selama periode produksi (1 bulan) di daerah penelitian.

Produksi lemang yang diperoleh pengusaha selama periode produksi

(1 bulan) rata-rata sebesar 862 batang per usaha per bulan, dimana harga rata-rata nya adalah Rp 10.882/batang, maka penerimaan dari hasil usaha lemang rata-rata

Sebesar Rp 9.888.235.

Tabel 5.14. Total Rata-rata Penerimaan Pada Usaha Lemang Selama Periode Produksi (1 Bulan) di Kota Tebing Tinggi No. Produksi Lemang Harga/batang Penerimaan (TR) (Batang) (Rp) (Rp)

1 300 12.000 3.600.000 2 350 12.000 4.200.000 3 600 12.000 7.200.000 4 250 12.000 3.000.000 5 1.800 12.000 21.600.000 6 3.000 15.000 45.000.000 7 450 10.000 4.500.000 8 350 10.000 3.500.000 9 350 10.000 3.500.000

Universitas Sumatera Utara 10 350 10.000 3.500.000 11 400 10.000 4.000.000 12 450 10.000 4.500.000 13 400 10.000 4.000.000 14 2.500 10.000 25.000.000 15 1.200 10.000 12.000.000 16 1.500 10.000 15.000.000 17 400 10.000 4.000.000

Total 14.650 185.000 168.100.000

Rata-rata 862 10.882 9.888.235 Sumber : Lampiran 8

5.4.2 Pendapatan Pendapatan adalah besar pendapatan yang diperoleh pengusaha lemang dari usaha yang dijalankan. Dapat dilihat pada Tabel 5.15 dibawah ini.

Tabel 5.15. Total Pendapatan pada Usaha Lemang Selama Periode Poduksi (1 Bulan) di Kota Tebing Tinggi No Uraian Biaya Biaya Rata-rata (Rp)

1 Penerimaan (TR) 9.888.235

2 Total Biaya (TC) 7.581.847

Total 2.306.388

Sumber: Lampiran 8 (Data Diolah) Pada Tabel 5.15 dapat dilihat bahwa pada usaha lemang selama periode poduksi (1 bulan) di Kota Tebing Tinggi rata-rata total penerimaan yang diperoleh pengusaha lemang adalah sebesar Rp 9.888.235 per bulan dan rata-rata total biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha lemang adalah sebesar Rp 7.581.847 per bulan sedangkan rata-rata pendapatan yang diperoleh pengusaha lemang adalah sebesar Rp 2.306.388 per bulan.

Universitas Sumatera Utara 5.5 Analisis Kelayakan Usaha Lemang

Untuk menilai suatu usaha lemang dalam rangka memperoleh suatu tolak ukur yang mendasar dalam kelayakan usaha telah dikembangkan suatu metode analisis yaitu dengan kriteria tertentu. Dengan demikian, kriteria kelayakan usaha merupakan suatu alat apakah suatu usaha yang dilaksanakan layak atau tidak layak. Analisis kelayakan usaha lemang yang dijalankan tentunya sangat membantu para pengusaha lemang untuk melanjutkan usahanya.

5.5.1 BEP Volume Produksi

BEP merupakan keadaan dimana produksi dalam satu perusahaan tidak ada untung dan tidak ada rugi, impas antara biaya yang dikeluarkan perusahaaan dengan pendapatan yang diterima. BEP Volume Produksi dapat diperoleh dengan menggunakan perhitungan dengan membandingkan total biaya dengan harga jual di tingkat pengusaha, yaitu sebagai berikut:

BEP Volume Produksi =

Dimana : TC = Total Biaya (RP) P = Harga (Rp)

BEP Volume Produksi =

= 697 Batang Hasil penelitian menunjukkan bahwa BEP volume produksi yaitu rata-rata sebesar 697 Batang batang per bulan, dimana produksi lebih besar daripada BEP volume produksi (862 > 697 batang) maka usaha lemang layak untuk diusahakan.

Universitas Sumatera Utara 5.5.2 BEP Harga Produksi

Selain BEP Harga produksi anaisis kelayakan usaha lemang juga dapat dianalisis melalui BEP harga produksi. BEP harga produksi dapat diperoleh dengan menggunakan perhitungan dengan membandingkan total biaya dengan total produksi, yaitu sebagai berikut :

BEP Harga Produksi =

Dimana : TC = Total Biaya (RP) Y = Produksi (Batang)

BEP Harga Poduksi =

= Rp 8.796 Hasil penelitian menunjukkan bahwa BEP harga produksi yaitu rata-rata sebesar Rp 8.769, dimana harga lemang lebih besar daripada BEP harga produksi

(Rp 10.882 > Rp 8.769) maka usaha lemang dinyatakan layak untuk diusahakan.

5.5.3. Analisis Kelayakan dengan R/C Ratio

R/C Ratio adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui apakah usaha yang dijalankan tersebut layak atau tidak, maka dapat digunakan perhitungan dengan membandingkan total penerimaan dengan total biaya.

R/C =

= 1,30

Dari hasil pengolahan data pada usaha lemang selama periode produksi

(1 bulan) di Kota Tebing Tinggi menunjukkan bahwa nilai R/C ratio yang diperoleh pengusaha lemang rata-rata 1,30 yang merupakan pembagian dari penerimaan dan total biaya, dimana R/C lebih besar dari 1 (1,30 > 1) berarti usaha

Universitas Sumatera Utara tersebut secara layak untuk diusahakan, karena setiap pengeluaran Rp 1 maka hasil yang akan diperoleh adalah Rp 1,30.

5.5.4 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dilakukan terhadap kemungkinan terjadinya peningkatan biaya produksi sebesar 18% - 23%. Hal ini dikarenakan peningkatan variabel biaya produksi merupakan salah satu kriteria sensitivitas. Adapun kontribusi tiap variabel biaya produksi dapat dilihat dari hasil perhitungan pada tabel berikut.

Tabel 5.16 Biaya Tetap dan Biaya Variabel Usaha Lemang di Kota Tebing Tinggi Rata-Rata Uraian Per Usaha (Rp) Persentase(%) Biaya Produksi a. Biaya Tetap - Biaya PBB 1.838 003 - Biaya Penyusutan 31.862 0,45 b. Biaya Variabel - Biaya Bahan Baku 5.458.971 63,79 - Biaya Operasional 1.268.588 18,44 - Biaya Tenaga Kerja 820.588 17,30 Total 7.581.847 100 Sumber: Lampiran 13

Dengan menggunakan analisis sensitivitas, hasil perhitungan yang diperoleh akan berubah sesuai persentase peningkatan biaya produksi secara keseluruhan. Perubahan tingkat kriteria kelayakan (R/C, BEP produksi dan BEP harga) dengan analisis sesitivitas dapat dilihat sebagai berikut ini:

Universitas Sumatera Utara Tabel 5.17 Analisis Sensitivitas Total Biaya Meningkat 18% Pada Usaha Lemang di Kota Tebing Tinggi No Kriteria Kelayakan Hasil Kriteria Kesimpulan Usaha 1 R/C 1,09 R/C > 1 Layak 2 BEP Volume Produksi 83 Volume Produksi > BEP Layak Volume Produksi (862 > 836) 3 BEP Harga Produksi 10.555 Harga Produksi > BEP Harga Layak Produksi (10.882 > 10.555)

Sumber: Lampiran 14,15 dan 16 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 5.17 menunjukkan bahwa apabila biaya meningkat

18% pada usaha lemang maka diperoleh nilai R/C 1,09, nilai BEP volume produksi 836, nilai BEP harga produksi 10.555. Berdasarkan perhitungan kelayakan tersebut maka dapat disimpulkan usaha lemang di Kota Tebing Tinggi layak dilaksanakan karena masih memiliki kelenturan 18%.

Tabel 5.18 Analisis Sensitivitas Total Biaya Meningkat 23% Pada Usaha Lemang di Kota Tebing Tinggi No Kriteria Kelayakan Hasil Kriteria Kesimpulan Usaha 1 R/C 1,06 R/C > 1 Layak 2 BEP Volume Produksi 857 Volume Produksi > BEP Layak Volume Produksi (862 > 857 3 BEP Harga Produksi 10.819 Harga Produksi > BEP Harga Layak Produksi (10.882 > 10.819 Sumber: Lampiran 17,18 dan 19 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 5.18 menunjukkan bahwa apabila biaya meningkat

23% pada usaha lemang maka diperoleh nilai R/C 1,06, nilai BEP volume produksi 857, nilai BEP harga poduksi 10.819. Berdasarkan perhitungan kelayakan tersebut maka dapat disimpulkan usaha lemang di Kota Tebing Tinggi layak dilaksanakan karena masih memiliki kelenturan 23%, namun setelah kenaikan biaya produksi diatas 23% usaha lemang tidak layak lagi diusahakan, karena batas sensitivitas nya hanya 23%.

Universitas Sumatera Utara BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Input produksi seperti bahan baku (ketan, kelapa, bambu, daun pisang dan

garam), alat operasional, tenaga kerja dan modal tersedia di daerah Penelitian.

2. Usaha lemang memiliki R/C > 1, volume produksi > BEP volume produksi,

harga poduksi > BEP harga produksi, sehingga usaha lemang dikatakan layak

untuk diusahakan, dan juga usaha lemang memiliki sensitivitas mencapai

18-23% apabila biaya produksi naik dan masih dikatakan layak.

6.2. Saran

1. Saran Kepada Pengusaha Lemang

Diharapkan kepada pengusaha lemang untuk dapat mengembangkan,

meningkatkan kualitas, dan memodifikasi lemang contohnya dengan

dan varian rasa lain agar lemang dari Tebing Tinggi lebih diminati oleh para

wisata kuliner dari dalam maupun luar kota.

2. Saran Kepada Pemerintah

Diharapkan Pemerintah memberikan bantuan yang dapat mempermudah dan

membuat usaha lemang lebih maju misalnya seperti modal dan alat operasional

yang lebih canggih, dan promosi agar usaha lemang tetap berkembang di Kota

Tebing Tinggi.

49

Universitas Sumatera Utara 3. Saran Kepada Penulis Selanjutnya

Diharapkan adanya penelitian selanjutnya yang meneliti Prospek

pengembangan usaha agroindustri lemang agar dapat menjadi usaha yang lebih

menjanjikan.

Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA

Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kota Tebing Tinggi, 2016.

Badan Pusat Statistik. 2015. Tebing Tinggi dalam angka 2015. Diunduh 10 Desember 2016

Brojonegoro, A. 2007. Inovasi Menebar Ilmu dan Teknologi Membangun Kemandirian. Lipi Press. Subang. Jawa Barat.

Gitinger, J. Price dan Alter. A. Hans. 1993. Analisis Ekonomi Proyek – Proyek Pertanian. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Harahap, M. 2016. Sumber-Sumber Tempo Doloe. (akhirmh.blogspot.comdiakses 14 September 2016).

Hasanah, H. 2008. Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Alkohol Tape Hitam dan Tape Singkong. Universitas Islam Negeri. Malang.

Ibrahim, Y. 2009. Study Kelayakan Bisnis. Penerbit Rineke Cipta. Jakarta

Pirnando. R. 2016. Cara Membuat Lemang. (ichi-in.blogspot.com diakses 15 september 2016). Putong, I. (2002). Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro, Ghalia Indonesia. Jakarta.

Ramdhoni, Narwangsi, O. Nuraini, F. 2009. Pengaruh Pasteurinasi Dan Lama Simpan Terhadap Sifat Fisik, Kimia, Mikrobiologis Dan Organoleptik Santan Kental. Sumber: http//pustakailmiah.unila.ac.id/2009/07/04/pengaruh-pasteurinasih-dan- lama-simpan-terhadap-sifat-fisik-kimia-mikribiologi-dan-organoleptik- santan-kental/. Salvatore, K. 2001. Ekonomi. Penerbit Gramedia. Jakarta. Soekartawi. 1991. Agribisnis dan Aplikasinya. Rajawali Pers. Jakarta Soekartawi. 1994. Teori Ekonomi Produksi dengan pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Dauglas. Rajawali Pers. Jakarta. Soekartawi. 2002. Analisis Usaha Tani. UI Press. Jakarta. Soekartawi. 2006. Analisis Usahatani. UI Press. Jakarta. Sukanto, Dimas Gadang. 2011. Analisis Peranan Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Jawa Tengah. Universitas Diponegoro. Semarang.

Universitas Sumatera Utara Theodorus M. Tuanakotta. 2000. Teori Akutansi. Jakarta: LPEE UI Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta.

Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

Judul: Analisis Kelayakan Usaha Lemang di Kota Tebing Tinggi

1. Nama Pengusaha :

2. Umur : Tahun

3. Pendidikan terakhir : Tahun

4. Alamat :

5. Lamanya Berusaha : Tahun

6. Jumlah Tanggungan : Orang

Modal Investasi

No Nama Barang Harga Jumlah Umur Total Buah Ekonomis Biaya

1 Pisau

2 Tungku Pembakaran

3 Ember

4 Saringan

5 Pemeras Kelapa

6 Cangkir

7 Mesin Pemarut

7. Sumber Bahan baku (ketan, kelapa, bambu, daun pisang dan garam) a. Produksi Sendiri b. Membei di daerah Penelitian c. Membeli diluar daerah penelitian 8. Sumber alat operasional (pisau, tungku, ember, saringan, pemeras kelapa, cangkir, dan mesin pemarut) a. Produksi Sendiri b. Membeli di daerah penelitian c. Membeli diluar daerah penelitian

Universitas Sumatera Utara 9. Ketersediaan Modal a. Modal sendiri b. Modal Pinjaman 10. Pekerjaan lain (sampingan) : 11. Produksi per Bulan : Batang

Uraian Biaya Per Bulan

No Uraian Satuan Jumlah Fisik Harga Satuan Total Nilai (Rp) (Rp)

1 Biaya Tetap a PBB b Penyusutan

2 Biaya Variabel a Bahan Baku

Ketan

Kelapa

Bambu

Daun Pisang

Garam

b Biaya Operasional

Kayu

Minyak Tanah

c Tenaga Kerja

Universitas Sumatera Utara Penggunaan Tenaga Keja Dalam Keluarga (TKLK) dan Tenaga Kerja Luar Keluarga Pada Usaha Lemang

NO Pengepakan Pengolahan

TKDK TKLK TKDK TKLK

Jumlah

Universitas Sumatera Utara Lampiran 2. Karakteristik Sampel No Umur Tingkat Pendidikan Jumlah Tanggungan Lama Berusaha Lemang Sumber Modal Usaha Sampel (Tahun) Terakhir (Tahun) Keluarga (Orang) (Tahun) 1 35 9 3 18 Milik Sendiri 2 40 16 2 5 Milik Sendiri 3 33 12 4 15 Milik Sendiri 4 40 16 4 20 Milik Sendiri 5 37 12 3 20 Milik Sendiri 6 40 12 3 20 Milik Sendiri 7 36 9 3 6 Milik Sendiri 8 45 9 2 5 Milik Sendiri 9 42 6 6 5 Milik Sendiri 10 45 6 2 5 Milik Sendiri 11 31 9 4 6 Milik Sendiri 12 35 12 5 7 Milik Sendiri 13 36 6 4 5 Milik Sendiri 14 60 6 2 7 Milik Sendiri 15 45 9 5 6 Milik Sendiri 16 60 6 2 12 Milik Sendiri 17 49 6 3 5 Milik Sendiri Total 709 161 57 167 Rataan 41,70 9,47 3,35 9,82

Universitas Sumatera Utara Lampiran 3. Biaya PBB No Harga Bangunan Biaya PBB Sampel (Rp) Per Tahun Per Bulan

1 75.000.000 15.000 1.667 2 75.000.000 15.000 1.667 3 100.000.000 25.000 2.083 4 100.000.000 25.000 2.083 5 100.000.000 25.000 2.083 6 125.000.000 30.000 2.500 7 50.000.000 15.000 1.250 8 75.000.000 15.000 1.667 9 75.000.000 15.000 1.667 10 50.000.000 15.000 1.667 11 75.000.000 15.000 1.667 12 100.000.000 25.000 2.083 13 75.000.000 20.000 1.667 14 100.000.000 25.000 2.083 15 100.000.000 25.000 2.083 16 100.000.000 25.000 2.083 17 50.000.000 15.000 1.250 Total 1.425.000.000 345.000 31.250 Rataan 83.823.529 20.294 1.838

Universitas Sumatera Utara Lampiran 4a. Biaya Penyusutan Pisau No Peralatan Sampel Pisau Harga Jumlah Umur Ekonomis Penyusutan Penyusutan Per Bulan (Rp) (Buah) (Tahun) Per Tahun (Rp) (Rp) 1 25.000 2 3 15.000 1.250 2 25.000 2 3 15.000 1.250 3 26.000 2 3 15.600 1.300 4 26.000 2 3 15.600 1.300 5 26.000 2 3 15.600 1.300 6 25.000 3 3 22.500 1.875 7 26.000 2 3 15.600 1.300 8 25.000 2 3 15.000 1.250 9 26.000 3 3 23.400 1.950 10 25.000 2 3 15.000 1.300 11 26.000 3 3 23.400 1.950 12 26.000 2 3 15.600 1.300 13 25.000 2 3 15.000 1.950 14 25.000 3 3 22.500 1.875 15 25.000 3 3 22.500 1.875 16 25.000 3 3 22.500 1.875 17 25.000 3 3 22.500 1.875 Total 432.000 41 51 312.300 26.775 Rataan 25.412 2,41 3 18.371 1.575

Universitas Sumatera Utara Lampiran 4b. Biaya penyusutan Tungku Pembakaran Lemang No Peralatan Sampel Tungku Harga Jumlah Umur Ekonomis Penyusutan Penyusutan Per Bulan (Rp) (Buah) (Tahun) Per Tahun (Rp) (Rp) 1 350.000 1 5 63.000 5.250 2 350.000 1 5 63.000 5.250 3 350.000 1 5 63.000 5.250 4 350.000 1 5 63.000 5.250 5 350.000 1 5 63.000 5.250 6 350.000 1 5 63.000 5.250 7 350.000 1 5 63.000 5.250 8 350.000 1 5 63.000 5.250 9 350.000 1 5 63.000 5.250 10 350.000 1 5 63.000 5.250 11 350.000 1 5 63.000 5.250 12 350.000 1 5 63.000 5.250 13 350.000 1 5 63.000 5.250 14 300.000 3 5 162.000 13.500 15 350.000 1 5 63.000 5.250 16 350.000 1 5 63.000 5.250 17 350.000 1 5 63.000 5.250 Total 5.950.000 19 85 1.170.000 97.500 Rataan 350.000 1 5 68.824 5.735

Universitas Sumatera Utara Lampiran 4c. Biaya penyusutan Ember No Peralatan Sampel Ember Harga Jumlah Umur Ekonomis Penyusutan Penyusutan (Rp) (Buah) (Tahun) Per Tahun Per Bulan (Rp) (Rp) 1 40.000 3 2 54.000 4.500 2 40.000 3 2 54.000 4.500 3 35.000 5 2 78.750 6.563 4 35.000 3 2 47.250 3.937,5 5 35.000 6 2 94.500 7.875 6 35.000 10 2 157.500 13.125 7 30.000 5 2 67.500 5.625 8 30.000 4 2 54.000 4.500 9 35.000 4 2 63.000 5.250 10 35.000 5 2 78.750 6.563 11 30.000 6 2 81.000 6.750 12 40.000 5 2 90.750 7.500 13 35.000 4 2 63.000 5.250 14 30.000 10 2 135.000 11.250 15 35.000 6 2 94.500 7.875 16 35.000 6 2 94.500 7.875 17 40.000 5 2 90.750 7.500 Total 595.000 90 34 1.398.750 116.438 Rataan 35.000 5 2 82.279 6.849

Universitas Sumatera Utara Lampiran 4d. Biaya penyusutan Saringan No Peralatan Sampel Saringan Harga Jumlah Umur Ekonomis Penyusutan Penyusutan (Rp) (Buah) (Tahun) Per Tahun Per Bulan (Rp) (Rp) 1 10.000 1 2 4.500 375 2 10.000 1 2 4.500 375 3 10.000 1 2 4.500 375 4 10.000 1 2 4.500 375 5 10.000 2 2 9.000 750 6 10.000 2 2 9.000 750 7 10.000 1 2 4.500 375 8 10.000 1 2 4.500 375 9 10.000 1 2 4.500 375 10 10.000 1 2 4.500 375 11 10.000 1 2 4.500 375 12 10.000 1 2 4.500 375 13 10.000 1 2 4.500 375 14 10.000 2 2 9.000 750 15 10.000 2 2 9.000 750 16 10.000 2 2 9.000 750 17 10.000 1 2 4.500 375 Total 170.000 21 34 99.000 8.250 Rataan 10.000 1 2 5.824 485

Universitas Sumatera Utara Lampiran 4e. Biaya penyusutan Pemeras Kelapa No Peralatan Sampel Pemeras Kelapa Harga Jumlah Umur Ekonomis Penyusutan Penyusutan (Rp) (Buah) (Tahun) Per Tahun Per Bulan (Rp) (Rp) 1 750.000 1 5 135.000 11.250 2 750.000 1 5 135.000 11.250 3 700.000 1 5 126.600 10.500 4 750.000 1 5 135.000 11.250 5 700.000 2 5 252.000 21.000 6 700.000 2 5 252.000 21.000 7 800.000 1 5 144.000 12.000 8 750.000 1 5 135.000 11.250 9 750.000 1 5 135.000 11.250 10 800.000 1 5 144.000 12.000 11 750.000 1 5 135.000 11.250 12 750.000 1 5 135.000 11.250 13 800.000 1 5 144.000 12.000 14 800.000 1 5 144.000 12.000 15 750.000 1 5 135.000 11.250 16 600.000 2 5 216.000 18.000 17 750.000 1 5 135.000 11.250 Total 12.850.000 20 85 2.835.000 219.750 Rataan 755.882 1 5 166.765 12.926

Universitas Sumatera Utara Lampiran 4f. Biaya penyusutan Cangkir No Peralatan Sampel Cangkir Harga Jumlah Umur Ekonomis Penyusutan Penyusutan (Rp) (Buah) (Tahun) Per Tahun Per Bulan (Rp) (Rp) 1 5.000 2 2 4.500 375 2 5.000 2 2 4.500 375 3 5.000 2 2 4.500 375 4 5.000 2 2 4.500 375 5 5.000 3 2 6.750 562,5 6 5.000 3 2 6.750 562,5 7 5.000 2 2 4.500 375 8 5.000 2 2 4.500 375 9 5.000 2 2 4.500 375 10 5.000 2 2 4.500 375 11 5.000 2 2 4.500 375 12 5.000 2 2 4.500 375 13 5.000 2 2 4.500 375 14 5.000 3 2 6.750 562,5 15 5.000 3 2 6.750 562,5 16 5.000 3 2 6.750 562,5 17 5.000 2 2 4.500 375 Total 85.000 39 34 87.750 7.313 Rataan 5.000 2 2 5.162 430

Universitas Sumatera Utara Lampiran 4g. Biaya penyusutan Pemarut No Peralatan Sampel Pemarut Harga Jumlah Umur Ekonomis Penyusutan Penyusutan (Rp) (Buah) (Tahun) Per Tahun Per Bulan (Rp) (Rp) 1 250.000 1 5 45.000 3.750 2 250.000 1 5 45.000 3.750 3 250.000 1 5 45.000 3.750 4 250.000 1 5 45.000 3.750 5 300.000 1 5 54.000 4.500 6 300.000 1 5 54.000 4.500 7 240.000 1 5 43.200 3.600 8 250.000 1 5 45.000 3.750 9 240.000 1 5 43.200 3.600 10 250.000 1 5 45.000 3.750 11 250.000 1 5 45.000 3.750 12 240.000 1 5 43.200 3.600 13 250.000 1 5 45.000 3.750 14 300.000 1 5 54.000 4.500 15 250.000 1 5 45.000 3.750 16 255.000 1 5 45.900 3.825 17 250.000 1 5 45.000 3.750 Total 4.375.000 17 85 787.500 65.625 Rataan 257.353 1 5 46.324 3.860

Universitas Sumatera Utara Lampiran 5a. Biaya Bahan Baku (Ketan dan Kelapa) Usaha Lemang/ Bulan N0 Penggunaan Ketan Harga Satuan Jumlah Penggunaan Harga Satuan Jumlah Sampel (Kg) (Rp) (Rp) Kelapa (Buah) (Rp) (Rp) 1 60 15000 900.000 180 5.000 900.000 2 70 15000 1.050.000 210 5.000 1.050.000 3 120 15000 1.800.000 360 5.000 1.800.000 4 50 15000 750.000 150 5.000 750.000 5 360 15000 5.400.000 1.080 5.000 5.400.000 6 600 15000 9.000.000 1.800 5.000 9.000.000 7 90 12000 1.080.000 160 5.000 800.000 8 70 12000 840.000 140 5.000 700.000 9 70 12000 840.000 140 5.000 700.000 10 70 12000 840.000 140 5.000 700.000 11 80 12000 960.000 160 5.000 800.000 12 90 12000 1.080.000 180 5.000 900.000 13 80 12000 960.000 160 5.000 800.000 14 500 12000 6.000.000 1.000 5.000 5.000.000 15 240 12000 2.880.000 480 5.000 2.400.000 16 300 12000 3.600.000 600 5.000 3.000.000 17 80 12000 960.000 160 5.000 800.000 Total 2.930 222000 38.940.000 7.100 85.000 35.500.000 Rataan 172 13.059. 2.290.588 418 5.000 2.088.235

Universitas Sumatera Utara Lampiran 5b. Biaya Bahan Baku (Bambu dan Daun Pisang) Usaha Lemang/Bulan N0 Penggunaan Harga Satuan Jumlah Penggunaan Daun Pisang Harga Satuan Jumlah Sampel Bambu (Rp) (Rp) (Pelepah) (Rp) (Rp) (Batang) 1 300 1.000 300.000 60 1.000 60.000 2 350 1.000 350.000 70 1.000 70.000 3 600 1.000 600.000 120 1.000 120.000 4 250 1.000 250.000 50 1.000 50.000 5 1.800 1.000 1.800.000 360 1.000 360.000 6 3.000 1.000 3.000.000 600 1.000 600.000 7 450 1.000 450.000 90 1.000 90.000 8 350 1.000 350.000 70 1.000 70.000 9 350 1.000 350.000 70 1.000 70.000 10 350 1.000 350.000 80 1.000 80.000 11 400 1.000 400.000 90 1.000 90.000 12 450 1.000 450.000 90 1.000 90.000 13 400 1.000 400.000 80 1.000 80.000 14 2.500 1.000 2.500.000 500 1.000 500.000 15 1.200 1.000 1.200.000 240 1.000 240.000 16 1.500 1.000 1.500.000 300 1.000 300.000 17 400 1.000 400.000 80 1.000 80.000 Total 14.650 17.000 14.650.000 2.950 17.000 2.950.000 Rataan 862 1.000 861.765 174 1.000 173.529

Universitas Sumatera Utara Lampiran 5c. Biaya Bahan Baku Penunjang (garam) Usaha Lemang/Bulan N0 Garam Harga Satuan (Rp) Jumlah Sampel (Bungkus) (Rp) 1 4 2.500 10.000 2 5 2.500 12.500 3 8 2.500 20.000 4 3 2.500 7.500 5 24 2.500 60.000 6 150 2.500 375.000 7 6 2.500 15.000 8 5 2.500 12.500 9 5 2.500 12.500 10 5 2.500 12.500 11 5 2.500 12.500 12 6 2.500 15.000 13 5 2.500 12.500 14 33 2.500 82.500 15 16 2.500 40.000 16 20 2.500 50.000 17 5 2.500 12.500 Total 305 42.500 762.500 Rataan 18 2.500 44.853

Universitas Sumatera Utara Lampiran 6. Biaya Operasional Usaha Lemang/Bulan No Air/Listrik Kayu Minyak Tanah Sampel (Rp) (Rp) (Rp)

1 100.000 300.000 9.000 2 100.000 375.000 9.000 3 150.000 750.000 18.000 4 80.000 300.000 9.000 5 200.000 2.250.000 27.000 6 300.000 4.500.000 36.000 7 120.000 525.000 9.000 8 100.000 375.000 9.000 9 100.000 375.000 9.000 10 120.000 450.000 9.000 11 120.000 525.000 9.000 12 120.000 525.000 9.000 13 100.000 525.000 9.000 14 250.000 2.700.000 27.000 15 200.000 1.800.000 27.000 16 200.000 2.100.000 27.000 17 120.000 450.000 9.000 Total 2.480.000 18.825.000 261.000 Rataan 145.882 1.107.353 15.353

Universitas Sumatera Utara Lampiran 7. Upah Tenaga Kerja (Pengolahan) pada usaha lemang Pengolahan N0 Jumlah TKDK Jumlah TKLK Upah harian TKLK Total Upah TKLK Sampel (Orang) (Orang) Per orang Per bulan (Rp) (Rp) 1 1 - 0 0 2 1 - 0 0 3 1 - 0 0 4 1 - 0 0 5 1 1 60.000 1.800.000 6 - 3 75.000 6.750.000 7 1 - 0 0 8 1 - 0 0 9 1 - 0 0 10 1 - 0 0 11 1 - 0 0 12 1 - 0 0 13 1 - 0 0 14 - 3 60.000 5.400.000 15 2 - 0 0 16 2 - 0 0 17 1 - 0 0 Total 17 7 195.000 13.950.000 Rataan 1 1 11.471 820.588

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 8. Produksi, Harga, Penerimaan, Total Biaya dan Pendapatan/Sampel Per Bulan N0 Jumlah Produksi Harga Lemang/ Penerimaan Total Biaya (RP) Pendapatan (RP) Sampel Lemang Batang (Rp) (Rp) (Batang)

1 300 12.000 3.600.000 2.607.417 992.583 2 350 12.000 4.200.000 3.044.917 1.155.083 3 600 12.000 7.200.000 5.288.196 1.911.804 4 250 12.000 3.000.000 2.224.821 775.179 5 1.800 12.000 21.600.000 17.340.321 4.259.679 6 3.000 15.000 45.000.000 33.610.563 11.389.437 7 450 10.000 4.500.000 3.118.775 1.381.225 8 350 10.000 3.500.000 2.484.917 1.015.083 9 350 10.000 3.500.000 2.486.217 1.013.783 10 350 10.000 3.500.000 2.592.780 907.220 11 400 10.000 4.000.000 2.947.867 1.052.133 12 450 10.000 4.500.000 3.220.733 1.279.267 13 400 10.000 4.000.000 2.917.117 1.082.883 14 2.500 10.000 25.000.000 22.506.021 2.493.979 15 1.200 10.000 12.000.000 8.820.396 3.179.604 16 1.500 10.000 15.000.000 10.817.221 4.182.779 17 400 10.000 4.000.000 2.863.125 1.136.875 Total 14.650 185.000 168.100.000 128.891.400 39.208.600 Rataan 862 10.882 9.888.235 7.581.847 2.306.388

Universitas Sumatera Utara Lampiran 9. Modal Investasi Usaha Lemang No pisau Tungku Ember Saringan Pemeras Harga Jumlah Harga Jumlah Harga Jumlah Harga Jumlah Harga Jumlah (Rp) (Buah) (Rp) (Buah) (Rp) (Buah) (Rp) (Buah) (Rp) (Buah) 1 25.000 2 350.000 1 40.000 3 10.000 1 750.000 1 2 25.000 2 350.000 1 40.000 3 10.000 1 750.000 1 3 26.000 2 350.000 1 35.000 5 10.000 1 700.000 1 4 26.000 2 350.000 1 35.000 3 10.000 1 750.000 1 5 26.000 2 350.000 1 35.000 6 10.000 2 700.000 2 6 25.000 3 350.000 1 35.000 10 10.000 2 700.000 2 7 26.000 2 350.000 1 30.000 5 10.000 1 800.000 1 8 25.000 2 350.000 1 30.000 4 10.000 1 750.000 1 9 26.000 3 350.000 1 35.000 4 10.000 1 750.000 1 10 25.000 2 350.000 1 35.000 5 10.000 1 800.000 1 11 26.000 3 350.000 1 30.000 6 10.000 1 750.000 1 12 26.000 2 350.000 1 40.000 5 10.000 1 750.000 1 13 25.000 2 350.000 1 35.000 4 10.000 1 800.000 1 14 25.000 3 300.000 3 30.000 10 10.000 2 800.000 1 15 25.000 3 350.000 1 35.000 6 10.000 2 750.000 1 16 25.000 3 350.000 1 35.000 6 10.000 2 600.000 2 17 25.000 3 350.000 1 40.000 5 10.000 1 750.000 1 Total 432.000 41 5.950.000 19 595.000 90 170.000 21 12.850.000 20 Rataan 25.412 2 350.000 1 35.000 5 10.000 1 755.882 1

Universitas Sumatera Utara Lanjutan Lampiran 9. Modal Investasi Usaha Lemang Cangkir Pemarut Harga Jumlah Harga Jumlah Bangunan Total Investasi (Rp) (Buah) (Rp) (Buah) 5.000 2 250.000 1 75.000.000 76.540.000 5.000 2 250.000 1 75.000.000 76.540.000 5.000 2 250.000 1 100.000.000 101.547.000 5.000 2 250.000 1 100.000.000 101.527.000 5.000 3 300.000 1 100.000.000 102.347.000 5.000 3 300.000 1 125.000.000 127.510.000 5.000 2 240.000 1 50.000.000 51.612.000 5.000 2 250.000 1 75.000.000 76.540.000 5.000 2 240.000 1 75.000.000 76.578.000 5.000 2 250.000 1 50.000.000 51.645.000 5.000 2 250.000 1 75.000.000 76.628.000 5.000 2 240.000 1 100.000.000 101.612.000 5.000 2 250.000 1 75.000.000 76.610.000 5.000 3 300.000 1 100.000.000 102.410.000 5.000 3 250.000 1 100.000.000 101.670.000 5.000 3 255.000 1 100.000.000 102.125.000 5.000 2 250.000 1 50.000.000 51.645.000 85.000 39 4.375.000 17 1.425.000.000 1.947.572.000 5.000 2 257.353 1 83.823.529 85.432.588

Universitas Sumatera Utara Lampiran 10. Analisis R/C Per Sampel N0 Penerimaan Total Biaya (RP) (R/C) Keterangan Sampel (Rp) 1 3.600.000 2.607.417 1,38 Layak 2 4.200.000 3.044.917 1,38 Layak 3 7.200.000 5.288.196 1,36 Layak 4 3.000.000 2.224.821 1,35 Layak 5 21.600.000 17.340.321 1,25 Layak 6 45.000.000 33.610.563 1,34 Layak 7 4.500.000 3.118.775 1,44 Layak 8 3.500.000 2.484.917 1,41 Layak 9 3.500.000 2.486.217 1,41 Layak 10 3.500.000 2.592.780 1,35 Layak 11 4.000.000 2.947.867 1,36 Layak 12 4.500.000 3.220.733 1,40 Layak 13 4.000.000 2.917.117 1,37 Layak 14 25.000.000 22.506.021 1,11 Layak 15 12.000.000 8.820.396 1,36 Layak 16 15.000.000 10.817.221 1,39 Layak 17 4.000.000 2.863.125 1,40 Layak Total 168.100.000 128.891.400 23,26 Rataan 9.888.235 7.581.847 1,30 Layak

Universitas Sumatera Utara Lampiran 11. Analisis BEP Volume Produksi Per Sampel N0 Total Biaya Harga Lemang/ BEP Produksi Produksi Keterangan Sampel (RP) Batang (Rp) (Batang) (Batang) 1 2.607.417 12.000 217 300 Layak 2 3.044.917 12.000 254 350 Layak 3 5.288.196 12.000 441 600 Layak 4 2.224.821 12.000 185 250 Layak 5 17.340.321 12.000 1.445 1.800 Layak 6 33.610.563 15.000 2.241 3.000 Layak 7 3.118.775 10.000 312 450 Layak 8 2.484.917 10.000 248 350 Layak 9 2.486.217 10.000 249 350 Layak 10 2.592.780 10.000 259 350 Layak 11 2.947.867 10.000 295 400 Layak 12 3.220.733 10.000 322 450 Layak 13 2.917.117 10.000 292 400 Layak 14 22.506.021 10.000 2.251 2.500 Layak 15 8.820.396 10.000 882 1.200 Layak 16 10.817.221 10.000 1.082 1.500 Layak 17 2.863.125 10.000 286 400 Layak Total 128.891.400 185.000 11.261 14.650 Rataan 7.581.847 10.882 697 862 Layak

Universitas Sumatera Utara Lampiran 12. Analisis BEP Harga Produksi Per Sampel N0 Total Biaya (RP) Produksi BEP Harga Harga Keterangan Sampel (Batang) (Rp) (Batang) 1 2.607.417 300 8.691 12.000 Layak 2 3.044.917 350 8.700 12.000 Layak 3 5.288.196 600 8.814 12.000 Layak 4 2.224.821 250 8.899 12.000 Layak 5 17.340.321 1.800 9.634 12.000 Layak 6 33.610.563 3.000 11.204 15.000 Layak 7 3.118.775 450 6.931 10.000 Layak 8 2.484.917 350 7.100 10.000 Layak 9 2.486.217 350 7.103 10.000 Layak 10 2.592.780 350 7.408 10.000 Layak 11 2.947.867 400 7.370 10.000 Layak 12 3.220.733 450 7.157 10.000 Layak 13 2.917.117 400 7.293 10.000 Layak 14 22.506.021 2.500 9.002 10.000 Layak 15 8.820.396 1.200 7.350 10.000 Layak 16 10.817.221 1.500 7.211 10.000 Layak 17 2.863.125 400 7.158 10.000 Layak Total 128.891.400 14.650 137.025 185.000 Rataan 7.581.847 862 8.796 10.882 Layak

Universitas Sumatera Utara Lampiran 13.Total Biaya NO Uraian biaya Sampel Pbb penyusutan Bahan baku Biaya Operasional Biaya Tenaga Kerja Jumlah (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 1 1.667 26.750 2.170.000 409.000 0 2.607.417 2 1.667 26.750 2.532.500 484.000 0 3.044.917 3 2.083 28.113 4.340.000 918.000 0 5.288.196 4 2.083 26.238 1.807.500 389.000 0 2.224.821 5 2.083 41.238 13.020.000 2.477.000 1.800.000 17.340.321 6 2.500 47.063 21.975.000 4.836.000 6.750.000 33.610.563 7 1.250 28.525 2.435.000 654.000 0 3.118.775 8 1.667 26.750 1.972.500 484.000 0 2.484.917 9 1.667 28.050 1.972.500 484.000 0 2.486.217 10 1.667 29.613 1.982.500 579.000 0 2.592.780 11 1.667 29.700 2.262.500 654.000 0 2.947.867 12 2.083 29.650 2.535.000 654.000 0 3.220.733 13 1.667 28.950 2.252.500 634.000 0 2.917.117 14 2.083 44.438 14.082.500 2.977.000 5.400.000 22.506.021 15 2.083 31.313 6.760.000 2.027.000 0 8.820.396 16 2.083 38.138 8.450.000 2.327.000 0 10.817.221 17 1.250 30.375 2.252.500 579.000 0 2.863.125 Total 31.250 541.652 92.802.500 21.566.000 13.950.000 128.891.402 Rataan 1.838 31.862 5.458.971 1.268.588 820.588 7.581.847

Universitas Sumatera Utara Lampiran 14. Analisis R/C Per Sampel Setelah Peningkatan Total Biaya 18% N0 Penerimaan Total Biaya (RP) (R/C) Keterangan Sampel (Rp) 1 3.600.000 3.076.752 1,17 Layak 2 4.200.000 3.593.002 1,17 Layak 3 7.200.000 6.240.071 1,15 Layak 4 3.000.000 2.625.289 1,14 Layak 5 21.600.000 20.461.579 1,06 Layak 6 45.000.000 39.660.464 1,13 Layak 7 4.500.000 3.680.155 1,22 Layak 8 3.500.000 2.932.202 1,19 Layak 9 3.500.000 2.933.736 1,19 Layak 10 3.500.000 3.059.480 1,14 Layak 11 4.000.000 3.478.483 1,15 Layak 12 4.500.000 3.800.465 1,18 Layak 13 4.000.000 3.442.198 1,16 Layak 14 25.000.000 26.557.105 0,94 Tidak Layak 15 12.000.000 10.408.067 1,15 Layak 16 15.000.000 12.764.321 1,18 Layak 17 4.000.000 3.378.488 1,18 Layak Total 168.100.000 152.091.854 20 Rataan 9.888.235 9.098.216 1,09 Layak

Universitas Sumatera Utara Lampiran 15. Analisis BEP Volume Produksi Per Sampel setelah biaya naik 18% N0 Total Biaya Harga Lemang/ BEP Produksi Produksi Keterangan Sampel (RP) Batang (Rp) (Batang) (Batang) 1 3.076.752 12.000 256 300 Layak 2 3.593.002 12.000 299 350 Layak 3 6.240.071 12.000 520 600 Layak 4 2.625.289 12.000 219 250 Layak 5 20.461.579 12.000 1.705 1.800 Layak 6 39.660.464 15.000 2.644 3.000 Layak 7 3.680.155 10.000 368 450 Layak 8 2.932.202 10.000 293 350 Layak 9 2.933.736 10.000 293 350 Layak 10 3.059.480 10.000 306 350 Layak 11 3.478.483 10.000 348 400 Layak 12 3.800.465 10.000 380 450 Layak 13 3.442.198 10.000 344 400 Layak 14 26.557.105 10.000 2.656 2.500 Tidak Layak 15 10.408.067 10.000 1.041 1.200 Layak 16 12.764.321 10.000 1.276 1.500 Layak 17 3.378.488 10.000 338 400 Layak Total 152.091.854 185.000 13.286 14.650 Rataan 9.098.216 10.882 836 862 Layak

Universitas Sumatera Utara Lampiran 16. Analisis BEP Harga Produksi Per Sampel Setelah Total Biaya Naik 18% N0 Total Biaya Produksi BEP Harga Harga Keterangan Sampel (RP) (Batang) (Rp) (Batang) 1 3.076.752 300 10.256 12.000 Layak 2 3.593.002 350 10.266 12.000 Layak 3 6.240.071 500 10.400 12.000 Layak 4 2.625.289 250 10.501 12.000 Layak 5 20.461.579 1.800 11.368 12.000 Layak 6 39.660.464 3.000 13.220 15.000 Layak 7 3.680.155 450 8.178 10.000 Layak 8 2.932.202 350 8.378 10.000 Layak 9 2.933.736 350 8.382 10.000 Layak 10 3.059.480 350 8.741 10.000 Layak 11 3.478.483 400 8.696 10.000 Layak 12 3.800.465 450 8.445 10.000 Layak 13 3.442.198 400 8.605 10.000 Layak 14 26.557.105 2.500 10.623 10.000 Tidak Layak 15 10.408.067 1.200 8.673 10.000 Layak 16 12.764.321 1.500 8.510 10.000 Layak 17 3.378.488 400 8.446 10.000 Layak Total 152.091.854 14.550 161.688 185.000 Rataan 9.098.216 856 10.555 10.882 Layak

Universitas Sumatera Utara Lampiran 17. Analisis R/C Per Sampel Setelah Peningkatan Total Biaya 23% N0 Penerimaan Total Biaya (RP) (R/C) Keterangan Sampel (Rp) 1 3.600.000 3.207.123 1,12 Layak 2 4.200.000 3.745.248 1,12 Layak 3 7.200.000 6.504.481 1,11 Layak 4 3.000.000 2.736.530 1,10 Layak 5 21.600.000 21.328.595 1,01 Layak 6 45.000.000 41.340.992 1,09 Layak 7 4.500.000 3.836.093 1,17 Layak 8 3.500.000 3.056.448 1,15 Layak 9 3.500.000 3.058.047 1,14 Layak 10 3.500.000 3.189.119 1,10 Layak 11 4.000.000 3.625.876 1,10 Layak 12 4.500.000 3.961.502 1,14 Layak 13 4.000.000 3.588.054 1,11 Layak 14 25.000.000 27.682.406 0,90 Tidak Layak 15 12.000.000 10.849.087 1,11 Layak 16 15.000.000 13.305.182 1,13 Layak 17 4.000.000 3.521.644 1,14 Layak Total 168.100.000 158.536.424 18,74 Rataan 9.888.235 9.325.672 1,06 Layak

Universitas Sumatera Utara Lampiran 18. Analisis BEP Volume Produksi Per Sampel setelah biaya naik 23% N0 Total Biaya Harga Lemang/ BEP Produksi Produksi Keterangan Sampel (RP) Batang (Rp) (Batang) (Batang) 1 3.207.123 12.000 267 300 Layak 2 3.745.248 12.000 312 350 Layak 3 6.504.481 12.000 542 600 Layak 4 2.736.530 12.000 228 250 Layak 5 21.328.595 12.000 1.777 1.800 Layak 6 41.340.992 15.000 2.756 3.000 Layak 7 3.836.093 10.000 384 450 Layak 8 3.056.448 10.000 306 350 Layak 9 3.058.047 10.000 306 350 Layak 10 3.189.119 10.000 319 350 Layak 11 3.625.876 10.000 363 400 Layak 12 3.961.502 10.000 396 450 Layak 13 3.588.054 10.000 359 400 Layak 14 27.682.406 10.000 2.768 2.500 Tidak Layak 15 10.849.087 10.000 1.085 1.200 Layak 16 13.305.182 10.000 1.331 1.500 Layak 17 3.521.644 10.000 352 400 Layak Total 158.536.424 185.000 168.540 14.650 Rataan 9.325.672 10.882 857 862 Layak

Universitas Sumatera Utara Lampiran 19. Analisis BEP Harga Produksi Per Sampel Setelah Total Biaya Naik 23% N0 Total Biaya Produksi BEP Harga Harga Keterangan Sampel (RP) (Batang) (Rp) (Batang) 1 3.207.123 300 10.690 12.000 Layak 2 3.745.248 350 10.701 12.000 Layak 3 6.504.481 600 10.841 12.000 Layak 4 2.736.530 250 10.946 12.000 Layak 5 21.328.595 1.800 11.849 12.000 Layak 6 41.340.992 3.000 13.780 15.000 Layak 7 3.836.093 450 8.525 10.000 Layak 8 3.056.448 350 8.733 10.000 Layak 9 3.058.047 350 8.737 10.000 Layak 10 3.189.119 350 9.112 10.000 Layak 11 3.625.876 400 9.065 10.000 Layak 12 3.961.502 450 8.803 10.000 Layak 13 3.588.054 400 8.970 10.000 Layak 14 27.682.406 2.500 11.073 10.000 Tidak Layak 15 10.849.087 1.200 9.041 10.000 Layak 16 13.305.182 1.500 8.870 10.000 Layak 17 3.521.644 400 8.804 10.000 Layak Total 158.536.424 14.650 168.540 185.000 Rataan 9.325.672 862 10.819 10.882 Layak

Universitas Sumatera Utara