Monopoli Kepemilikan Media & Lenyapnya Hak Publik Karman

MONOPOLI KEPEMILIKAN MEDIA & LENYAPNYA HAK PUBLIK

MONOPOLY IN MEDIA OWNERSHIP & THE LOST OF PUBLIC RIGHTS

Karman Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika (BPPKI), Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kementerian Komunikasi & Informatika, , Jl. Pegangsaan Timur 19 B Jakarta Pusat. 10320. e-mail: [email protected]. Naskah diterima tanggal 20 Maret 2014, direvisi tanggal 28 Mei 2014, disetujui pada tanggal 9 Juni 2014

Abstract

This article will discuss about how practice of monopoly conducted by media corporates and the effect to audience. I explain this matter by elaborating cases of the monopoly in America’s media and Indonesia one. Cases may change and be different between past time and now. However, the concept of monopoly and characteristics of the media as an economy or business institution are the same. Media tend to concentrate the ownership or monopoly in order to be dominant. The real goal of media are money or profitability and influence. Ideally, media must ensure the diversity of media ownership both structurally organizationally. Culturally, media must prioritize the plurality of content. Mass media should also be a public sphere. The lack of diversity of media owners can be a barrier to create plurality of media content. Accordingly, media is only a apparatus/tool for both media elites and political party elites, not for public interest. Media watchdogs (e.g., Indonesian Broadcasting Commission and The Indonesian Press Board) should be more critical in evaluating media content in order to be more oriented to public interest, not for vested interest.

Keywords: Mass Media; Monopoly; Diversity of Ownership; Plurality of Content

Abstrak

Tulisan ini menjelaskan tentang bagaimana praktik monopoli yang dilakukan oleh perusahaan media. Saya menjelaskan masalah ini dengan memberikan kasus monopoli yang ada di Media Amerika dan di Indonesia. Kasus bisa berubah antara dulu dan sekarang. Namun, konsep monopoli dan karakteristik media sebagai institusi ekonomi dan bisnis - dulu dan sekarang - sama saja. Media cenderung melakukan pemusatan kepemilikan atau monopoli. Tujuannya adalah uang atau profit dan pengaruh media. Idealnya media - secara struktur organisasi - harus menjamin terciptanya keragaman kepemilikan (diversity of ownership). Secara kultur, media harus mengedepankan keragaman isi (plurality of content). Media juga harus menjadi ruang publik bagi masyarakat luas. Tidak adanya keragaman pemilik media bisa menjadi batu hambatan terjadinya pluralitas isi media sehingga media hanyalah alat untuk kepentingan elit media dan/ atau elit politik saja, bukan untuk kepentingan publik. Pemantau pers (misalnya Komisi Penyiaran Indonesia/ KPI dan Dewan Pers) diharapkan lebih kritis dalam menilai perilaku dan isi media sehingga isi media tersebut berorientasi kepada kepentingan umum, bukan kepentingan kelompok tertentu.

Kata Kunci: Media Massa; Monopoli; Kepemilikan Media; Keragaman Isi.

69 Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi Vol. 5 No. 1 Juni 2014 Hal.: 69-84

PENDAHULUAN antara demokrasi dan peran media ini memang tidak diikat oleh aturan hukum sehingga Latar Belakang konsekuensinya tidak dapat ditegakkan. Media massa sebagai sebuah entitas yang Namun, bukan berarti ini adalah sebuah hidup dalam negara dan masyarakat tidak bisa pilihan. Sumber lain mengenai peran media lepas dari kewajiban hukum di mana media dalam kaitannya antara demokrasi dan media massa berada. Selain itu, ekspektasi budaya massa dapat merujuk teori sosial dan teori masyarakat terhadap bagaimana media massa politik, orientasi media terhadap masyarakat seharusnya juga tidak bisa diabaikan begitu baik nasional maupun internasional, serta saja oleh media. Terlebih Indonesia sebagai klaim-klaim profesionalisme yang menjadi negara yang plural/ bineka. Hal ini kemudian konvensi, serta aspirasi. Kedua, tuntutan menjadi gagasan sentral dalam Teori Normatif masyarakat kepada media secara keseluruhan (Normative Theory) yang akan dipaparkan berikut ini. yang diekspresikan baik melalui opini publik ataupun oleh publik sebagai khalayak Sebenarnya persoalan sumber kewajiban media tertentu. Dalam hal ini, pandangan normatif sudah cukup jelas, hanya kesulitannya tentang apa yang media seharusnya lakukan, adalah dalam sistem masyarakat bebas (free society) -antara lain- tidak memiliki kewajiban memiliki karakter yang lebih mengikat. Ini apapun untuk mencapai tujuan-tujuan positif menggambarkan fakta bahwa media terikat yang dijadikan acuan serta diterima secara oleh hubungan antara pasar dan klien (termasuk taken for granted. Media dalam masyarakat pengiklan). Klien ini biasanya memengaruhi bebas tidak dikendalikan oleh pemerintah dan perilaku media. Ada sumber pengaruh yang tidak dituntut untuk mengabdi bagi dan atas lain, yaitu variabel kekuasaan (negara/ nama kepentingan masyarakat luas. Padahal lembaga negara). Kondisi yang menentukan mereka sejatinya sama seperti anggota tingkat independensi media adalah pandangan masyarakat lainnya, atau organisasi dalam pemerintah. Pengaruh ini bersumber dari masyarakat yang -antara lain- dituntut untuk banyak kepentingan seperti kepentingan tidak melakukan sesuatu yang membahayakan ekonomi, politik, dan budaya yang dipengaruhi masyarakat (harm to society). Selain itu, media oleh media. Individu atau organisasi yang bebas memilih atau menghindari pelaksanaan berpengaruh bisa dipengaruhi oleh media. Oleh tujuan-tujuan positif. Media massa cenderung karena itu, mereka mengawasi media karena enggan berperan serta dalam masyarakat, baik memiliki kepentingan untuk melindungi diri dalam kapasitas sebagai bagian dari sistem mereka atau untuk memengaruhi media. Teori pemerintahan, kelompok kepentingan tertentu, Normatif dapat dipetakan dalam hal isu yang atau individu. Kendatipun demikian, lembaga muncul mengenai struktur media, perilaku media massa yang menaati aturan tidak tertulis atau kerja media. akan disegani dalam kenyataannya. Teori Normatif Media, mencakup tujuan-tujuan Secara struktur media massa dituntut yang dipilih secara internal dan tekanan- memenuhi standar-standar normatif yang dapat tekanan dari luar mengenai bagaimana media dirinci sebagai berikut.1 Pertama, kebebasan seharusnya bertindak (McQuail, 2010). 1 Penjelasan Teori Normatif ini dapat merujuk Di antara sumber normatif yang paling ke buku yang ditulis oleh McQuail, dalam bukunya yang mendasar, pertama, berangkat dari konteks berjudul1Penjelasan Mass Teori Communication Normatif ini dapatTheory merujuk 6th Edition. ke buku London: yang Sage Publication Ltd, 2010 Dalam bab 7 ia secara khusus sejarah yang membentuk lembaga media massa ditulis oleh McQuail, dalam bukunya yang berjudul Mass membahasCommunication tentang Theory “Teori 6th Normatif Edition. MediaLondon: dan Sage Masyarakat Publication “ . itu sendiri. Dalam demokrasi, ini dikaitkan Ltd, 2010 Dalam bab 7 ia secara khusus membahas tentang dengan pembentukan opini publik. Keterkaitan “Teori Normatif Media dan Masyarakat”. .

70 Monopoli Kepemilikan Media & Lenyapnya Hak Publik Karman

media (media freedom) : media harus bebas dan kehidupan sosial kemasyarakatan. Media dari kontrol pemerintah yang berlebihan atau massa memberikan akses kepada semua kelompok kepentingan tertentu. Media bebas pihak untuk menyuarakan pendapatnya, serta dan independen dalam melaporkan berita dan memfasilitasi warga dalam kehidupan sosial- memenuhi kebutuhan khalayak. Kebebasan politik. terlihat dengan ketidakadaan sensor, lisensi, Keempat, memenuhi kewajiban atau hukuman atas publikasinya yang dianggap internasional. Media, selain sebagai institusi melanggar hukum (illegal, unlawful). nasional, ia juga menjadi anggota dari komunitas Kedua, pluralitas dan kepemilikan yang lebih luas, yaitu komunitas internasional. (plurality of ownership). Media seharusnya Oleh karena itu, isu-isu internasional bisa tidak didominasi kelompok kepentingan muncul seperti pemberitaan tentang negara tertentu. Warga bebas mengakses sebagai lain yang bisa saja memicu kebencian bahkan pengirim atau sebagai penerima media propaganda perang. Selain itu, sisi positifnya yang menggambarkan idee dan memenuhi adalah ada persoalan yang dapat diusung kepentingan dan kebutuhannya. Tipe media bersama seperti penanggulangan bencana, yang berbeda seharusnya dimiliki berbeda darurat, isu kesehatan, dan lingkungan. juga (misalnya cetak, dan penyiaran). Media massa juga harus menghindari Ketiga, perbedaan saluran dan bentuk agar jangan sampai mengabaikan atau tidak (diversity of channel and forms). Struktur menghormati hak individu. Media terkadang media seyogianya memiliki tipe media yang mengganggu hak individu walaupun hak berbeda dan saluran yang terpisah untuk individu tersebut dilindungi oleh hukum. Isu memaksimalkan kesempatan untuk memenuhi yang sering terjadi adalah pencemaran nama kebutuhan publik akan komunikasi. Keempat, baik (libel) atau fitnah, dan pencemaran perbedaan informasi, opini, dan budaya nama baik bahkan penodaan terhadap agama (diversity of information, opinion, and cultural tertentu (blasphemy). Isi media tidak boleh content). Media seharusnya menggambarkan membahayakan masyarakat dan individu. keanekaragaman masyarakat dalam hal daerah, Rasa takut acapkali ditimbulkan oleh publikasi politik, agama, etnik, budaya, dan sebagainya. media massa yang berlangsung dalam jangka Media seharusnya terbuka bagi gerakan baru waktu yang lama walaupun efek ini tidak dan idee baru dan memberikan akses cukup disengaja. Ini kemudian dikenal dengan bagi minoritas (McQuail, 2010). Teori Kultivasi. Banyak kasus di mana media Dari sisi konten atau isi, media massa memainkan peran yang mendorong berbuat dituntut untuk, pertama, menjaga ketertiban jahat, bunuh diri. Konten berisi pornografi masyarakat dan keamanan negara. Kedua, dapat menimbulkan perilaku imitasi. menyediakan kualitas budaya (quality of Salah satu aspek yang tidak sesuai cultural provision). Permasalahan yang dengan Teori Normatif adalah praktik termasuk dalam kategori ini adalah masalah monopoli dalam industri media massa, dan moral, pemberdayaan masyarakat sipil penyeragaman konten. Seyogianya media dan nilai estetika atau keindahan. Kualitas mengedepankan prinsip diversity of ownership penyediaan budaya ini dilihat – tentunya - dari dan plurality of content. Sehingga individu konteks standar dan perspektif yang berbeda. dan komunitas memiliki akses yang sama Ketiga, mendukung proses demokrasi. kepada media. Namun, praktik monopoli, Ini merujuk pada harapan yang besar kepada oligopoli, konglomerasi menjadi penghambat media massa untuk berkontribusi pada suatu hal bagi terlaksananya norma-norma oleh media. yang esensial dalam sistem politik kenegaraan Idealnya, dalam pasar tercipta kondisi

71 Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi Vol. 5 No. 1 Juni 2014 Hal.: 69-84

pasar persaingan sempurna. Namun, hal Murdock. Artikel Bagdikian tersebut berjudul ini jarang terjadi. Media massa melakukan “The Endless Chain, The Media Monopoly”, integrasi perusahaan bisnisnya (baik secara halaman 283-307. Artikel tersebut menjelaskan vertikal maupun horizontal). Tulisan ini akan bahwa di Amerika Serikat awalnya tidak ada membahas bagaimana praktik monopoli satu perusahaan tunggal (baca: monopoli) pada sektor media massa di Amerika dan di yang mengontrol atau menguasai media massa. Indonesia. Tulisan ini juga akan membahas Namun, terdapat kecenderungan pemusatan tentang dampak dari konsentrasi kepemilikan kontrol ke dalam satu perusahaan besar. Surat media terhadap kepentingan masyarakat kabar harian, majalah, industri penyiaran, (public interest). buku, film, dan sebagian besar media massa lainnya dengan cepat bergerak ke arah kontrol ketat oleh segelintir perusahaan multinasional. HASIL DAN PEMBAHASAN Menurutnya, jika merger, akuisisi, dan pengambilalihan terus pada tingkat saat ini, Tulisan ini akan dibagi menjadi dua salah satu perusahaan besar akan hampir pokok. Pertama, menjelaskan tentang menguasai semua media utama menjelang bagaimana praktik monopoli terjadi. Penulis tahun 1990-an (Bagdikian dalam Murdock, akan membandingkan bagaimana praktik 1997). Namun dugaannya tidak terbukti. Sebab monopoli yang terjadi di Amerika dan yang pada tahun 2010-an, di Amerika, industri terjadi di Indonesia. Data diperoleh dari hasil media dikuasai oleh 6 (enam) perusahaan kajian literatur. Kedua, menjelaskan tentang raksasa seperti yang akan dijelaskan. bagaimana dampak kepemilikan media Mendominasinya kontrol atau tersebut terhadap kepentingan publik, dan kepemilikan media oleh perusahaan di Amerika kebebasan dalam ruang publik (public sphere). adalah bagian dari strategi kepemilikan berbagai jenis media. Lee Isgur (analis media) Monopoli Media: Perbandingan di Amerika mengatakan bahwa perusahaan yang baik dan di Indonesia adalah perusahaan yang terintegrasi. Pemilik utama dari televisi kabel adalah perusahaan- Pada pembahasan ini akan dibagi perusahaan yang juga dominan di surat kabar, menjadi dua bagian, yaitu (1) bagaimana majalah, buku, dan penyiaran. Motivasi media praktik monopoli di Amerika Serikat dan (2) massa melakukan praktik dominasi adalah bagaimana praktik monopoli di Indonesia. untuk mencari uang (profit) dan pengaruh. Walaupun kedua ini berbeda dalam banyak hal, Dalam “pasar dominan” perusahaan hanya namun, dari sisi tipologi kepemilikan media bertujuan untuk meningkatkan laba. Jadi, memiliki banyak kesamaan, kaum bourgeoisie di sini kita dapat memandang bahwa media di sana dan di Indonesia sama saja. Intinya massa sebagai institusi bisnis berusaha adalah meningkatkan keuntungan dengan ingin meningkatkan kapital ekonominya. memaksimalkan sumber daya yang ada. Dalam praktiknya industri media cenderung melakukan konsentrasi kepemilikan dalam Praktik Dominasi Kepemilikan Media di bentuk monopoli atau dan konglomerasi. Amerika Sementara itu, pengaruh korporasi yang dominan bisa memengaruhi berita publik, Penjelasan pada bagian ini mengutip informasi, idee-idee umum, budaya populer, penjelasan salah satu artikel yang ditulis dan sikap politik. Motivasi inilah yang oleh Ben H. Bagdikian (1992) dimuat dalam mendorong perusahaan untuk melakukan buku “The Political Economy of the Media” konglomerasi atas kepemilikan industri media. yang diedit oleh Peter Golding & Graham

72 Monopoli Kepemilikan Media & Lenyapnya Hak Publik Karman

Contoh nyata dapat dilihat pada tax amnesty yang diatur dalam Peraturan pemberitaan media massa seputar pemilihan Pengampunan Pajak (Penetapan Presiden umum di Indonesia, di mana media massa Nomor 5 Tahun 1964 Tanggal 9 September seringkali menunjukkan keberpihakannya 1964 pada zaman presiden Sukarno, atau pada salah satu konstituen. Kekuatan media ”Sunset policy” yang diatur dalam Pasal 37 A seringkali digunakan untuk membangun Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan citra. Artinya di sini bahwa media massa (UU No. 28 Tahun 2007)2. dalam memroduksi teks sangat dipengaruhi Bagdikian (dalam Murdock, 1997), oleh struktur ekonomi dan struktur politik. menjelaskan bahwa secara historis, kekuatan Wartawan pada posisi ini tidak banyak berbuat media yang telah dibeli atau dimiliki oleh banyak, suaranya dan sikapnya terbungkam. kelompok atau orang tertentu akan digunakan Fakta ini secara demokrasi juga tidak untuk ambisi politik pribadi mereka. Ada baik sebab konglomerasi akan mengurangi pemilik media yang bernafsu setelah jabatan pilihan-pilihan yang ada. Namun, biasanya tinggi. Untuk memaksimalkan pengaruhnya, media beralasan bahwa proses akuisisi atau media massa di Amerika juga melakukan merger perusahaan bertujuan baik untuk lobby ke pemerintah dan juga ke senat, memperbaiki kondisi negara. Keuntungan bahkan mengucurkan dana (baca: gratifikasi/ perusahaan yang memonopoli pasar media risywah)) juga untuk mendukung pemenangan meningkatkan keuntungannya dengan cara partai politik. Dari pihak industri, pengaruh –antara lain– menurunkan kualitas dan kekuatan media juga dirasakan penting. Inilah menaikkan harga langganan dan biaya iklan. rupanya yang dialami oleh General Elektrik Penambahan halaman koran atau penambahan yang membeli Radio Corporation America program televisi bukanlah berorientasi pada (RCA) dan National Broadcasting Company kebutuhan, keinginan dari khalayak, tapi (NBC). Tujuannya adalah agar pengaruh dari semua itu dirancang untuk menarik para kekuatan media tersebut bisa dimanfaatkan pengiklan (Bagdikian dalam Murdock, 1997). untuk mengamankan bisnisnya dengan cara Begitu juga isi media di saat pemilihan umum memengaruhi pembuatan kebijakan publik ini bukan berorientasi pada masyarakat tapi melalui pengaruh kekuatan media itu sendiri. untuk elit media itu sendiri. Jadi, media massa melakukan aktivitasnya

Ada aksioma yang terkenal tentang 2Pada ayat 1 undang-undang ini dinyatakan bahwa Wajib media: jika media media massa memiliki Pajak yang menyampaikan pembetulan Surat Pemberitahuan kekuasaan yang besar dan disalahgunakan, Tahunan2Pada ayat Pajak 1 undang-undangPenghasilan sebelum ini dinyatakan Tahun Pajak bahwa 2007, Wajib yang mengakibatkan pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih maka ia akan mendapatkan penolakan dari Pajak yang menyampaikan pembetulan Surat Pemberitahuan besarTahunan dan Pajak dilakukan Penghasilan paling lamasebelum dalam Tahun jangka Pajak waktu 2007, 1 (satu) yang khalayak. Penolakan ini akan muncul kalau tahunmengakibatkan setelah berlakunya pajak yang Undang-Undang masih harus dibayar ini, dapat menjadi diberikan lebih khalayak memiliki banyak pilihan. Dalam penguranganbesar dan dilakukan atau penghapusan paling lama dalamsanksi jangka administrasi waktu 1berupa (satu) bunga atas keterlambatan pelunasan kekurangan pembayaran sistem yang monopoli, khalayak tidak memiliki tahun setelah berlakunya Undang-Undang ini, dapat diberikan pajakpengurangan yang ketentuannyaatau penghapusan diatur sanksidengan administrasi atau berdasarkan berupa cukup kemampuan untuk menciptakan Peraturanbunga atas Menteri keterlambatan Keuangan. pelunasan Pada ayat kekurangan 2, dinyatakan pembayaran bahwa perubahan atau dapat mencegah kondisi yang Wajibpajak Pajakyang orangketentuannya pribadi yangdiatur secara dengan sukarela atau mendaftarkan berdasarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak paling memburuk. Peraturan Menteri Keuangan. Pada ayat 2, dinyatakan bahwa lamaWajib 1Pajak (satu) orang tahun pribadi setelah yang secaraberlakunya sukarela Undang-Undang mendaftarkan Sementara itu, regulasi pemerintah inidiri diberikanuntuk memperoleh penghapusan Nomor sanksi Pokok administrasi Wajib Pajak atas palingpajak yang tidak atau kurang dibayar untuk Tahun Pajak sebelum terkadang mendukung kepentingan lama 1 (satu) tahun setelah berlakunya Undang-Undang diperolehini diberikan Nomor penghapusan Pokok Wajib sanksi Pajak administrasi dan tidak atasdilakukan pajak kaum pemodal. Sistem pajak di Amerika pemeriksaanyang tidak atau pajak, kurang kecuali dibayar terdapat untuk data Tahun atau keterangan Pajak sebelum yang yang mengenal forgiving tax rate saat menyatakandiperoleh Nomor bahwa Pokok Surat WajibPemberitahuan Pajak dan yang tidak disampaikan dilakukan Wajib Pajak tidak benar atau menyatakan lebih bayar. menguntungkan perusahaan. Di Indonesia pemeriksaan pajak, kecuali terdapat data atau keterangan yang menyatakan bahwa Surat Pemberitahuan yang disampaikan forgiving tax rate ini mirip dengan kebijakan Wajib Pajak tidak benar atau menyatakan lebih bayar.

73 Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi Vol. 5 No. 1 Juni 2014 Hal.: 69-84

untuk mengejar dua hal: profitabilitas dan lainnya); Times Mirror (Los Angeles Times pengaruh. dan 7 lainnya); Dow Jones & Co. ( Wall Sikap pemerintah yang propemodal Street Journal dan 22 surat kabar Ottaway); terlihat juga pada bagaimana praktik monopoli International Thomson (120 surat kabar dan dalam industri penyiaran dalam bentuk kartel, penerbitan buku); New York Times (New seperti yang dilakukan oleh GE (General York Times dan 26 lainnya); Scripps-Howard Elektric) yang membeli National Broadcasting Newspapers (Denver Rocky Mountain News Company (NBC) dan Radio Corporation dan 22 lainnya); Hearst (San Francisco America (RCA) yang kemudian berkembang Examiner dan 13 lainnya); Cox (Atlanta Journal media siaran lain di bawah payung RCA. dan 19 lainnya); News Corp. Ltd. Murdoch Deregulasi The Federal Communications (Boston Herald dan 2 lainnya); Media News Commission (FCC)3 tahun 1984 juga Group/ Singleton (Dallas Times Herald dan menguntungkan bagi industri penyiaran baik 17 lainnya); dan Ingersoll Newspapers: New televisi dan radio karena industri ini bisa Haven Register dan 36 lainnya. membuat stasiun baru di daerah lain di bawah Untuk majalah, perusahaan besar yang satu perusahaan (holding), yang sebelumnya mendominasi adalah Majalah Time Warner tidak diizinkan. Sementara itu industri media yang memiliki majalah Time, People, Sports cetak sudah mulai memudar, termasuk majalah. Illustrated, Fortune, dan lainnya. Ada juga Monopoli juga terjadi pada industri perusahaan News Corp. Ltd., yaitu memiliki film. Hollywood melakukan dominasi dalam produk majalah berupa TV Guide, Seventeen, industri film di Amerika bahkan dunia.New York, dan lainnya; dan Hearst: Good House Konglomerat Hollywood dengan kuasanya keeping, Cosmopolitan, dan lainnya. Untuk menciptakan gaya nasional dan selebritis (demi industri televisi, perusahaan yang dominan profit tambahan) dengan mengombinasikan adalah Capital Cities/ ABC; CBS; dan NBC. beragam media untuk memromosikan filmnya. Untuk Penerbitan Buku, perusahaan yang Dominasi di Amerika juga terjadi di bidang dominan adalah Paramount Communications industri televisi dan radio. Jika dikalkulasi, (Simon & Schuster, Ginn & Company, dan seluruh pendapatan dan audiens share dari lainnya); Time Warner (Little, Brown, Scott, media penyiaran radio dan televisi di Amerika Foresman, dan lainnya); Bertelsmann, AG didominasi oleh tiga korporasi utama yaitu (Doubleday, Bantam Books, dan lainnya); ABC, CBS, dan NBC, dan FOX (Bagdikian Readers Digest Association (Condesed Books dalam Murdock 1997). dan lainnya); dan Newhouse (Random House Surat kabar di Amerika didominasi dan lainnya). Sementara itu, untuk kategori oleh 15 perusahaan yaitu Gannett Company, Motion Pictures perusahaan yang dominan Knight-Ridder, Inc. (Philadelphia Inquirer, adalah Buena Vista Film (Disney); Paramount Miami Herald, dan 27 lainnya); Newhouse Communications (Paramount Pictures); 20th- Newspapers (Staten Island Advance, Portland Century Fox (Murdock); dan Time Warner Oregonian, dan 24 surat kabar lain); Newhouse (Warner Brothers). Pada tahun 1981, 46 (majalah Conde Nast dan penerbitan buku korporasi menguasai sebagian besar bisnis Random House); Tribune Company (Chicago surat kabar, majalah, televisi, buku, dan film. Tribune, New York Daily News, dan 7 Menurut Murdock dalam bukunya Ekonomi 3Lembaga ini bertugas layaknya Komisi Penyiaran di Politik, korporasi menyusut menjadi 23 Indonesia. ia mengatur komunikasi internasional dan 3Lembaga ini bertugas layaknya Komisi Penyiaran di antarnegara melalui radio, television, wire, satellite dan kabel. korporasi. Indonesia. ia mengatur komunikasi internasional dan antarnegara melalui radio, television, wire, satellite dan kabel.

74 Monopoli Kepemilikan Media & Lenyapnya Hak Publik Karman

Sesuai dengan karakter perusahaan Black Entertainment Television (BET), yang selalu ingin melakukan dominasi, Comedy Central, Country Music konglomerasi, maka media pun banyak yang Television (CMT), Logo, MTV, MTV bangkrut sehingga yang eksis adalah media Canada, MTV2, Nick Magazine, Nick yang memiliki modal besar saja. Sejak tahun at Nite, Nick Jr., Nickelodeon, Noggin, 2000, media yang mengontrol informasi Spike tv, The Movie Channel, TV Land, termasuk juga bisnis hiburan di Amerika VH1; berjumlah enam atau yang dikenal “The Big 4. Rupert Murdoch’s News Corp. Raksasa Six”. Keenam perusahaan tersebut adalah ini memiliki anak perusahaan yaitu : Time Warner, Walt Disney, Viacom, Rupert Zondervan, Dow Jones & Company, Murdoch’s News Corp., CBS Corporation, Inc., Fox Television Stations, The New dan NBC Universal.4 York Post, Fox Searchlight Pictures, Adapun jaringan bisnis enam raksasa Beliefnet, Fox Business Network, Fox media tersebut adalah sebagai berikut. Kids Europe, Fox News Channel, Fox Sports Net, Fox Television Network, 1 Time Warner. Perusahaan ini memiliki FX, My Network TELEVISI, MySpace, anak perusahaan yaitu : Home Box News Limited News, Phoenix InfoNews Office (HBO), Time Inc., Turner Channel, Phoenix Movies Channel, Sky Broadcasting System, Inc., Warner PerfecTV, Speed Channel, STAR TV Bros. Entertainment Inc., CW Network India, STAR TV Taiwan, STAR World, (partial ownership), TMZ, New Line Times Higher Education Supplement Cinema, Time Warner Cable, Cinemax, Magazine, Times Literary Supplement Cartoon Network, TBS, TNT, America Magazine, Times of London, 20th Online, MapQuest, Moviefone, Castle Century Fox Home Entertainment, Rock, Sports Illustrated, Fortune, Marie 20th Century Fox International, 20th Claire, People Magazine; Century Fox Studios, 20th Century 2. Walt Disney. Perusahaan ini memiliki Fox Television, BskyB, DIRECTV, The anak perusahaan yaitu : ABC Television Wall Street Journal, Fox Broadcasting Network, Disney Publishing, ESPN Inc., Company, Fox Interactive Media, Disney Channel, SOAPnet, A&E, Life FOXTEL, HarperCollins Publishers,The time, Buena Vista Home Entertainment, National Geographic Channel, National Buena Vista Theatrical Productions, Rugby League, News Interactive, News Buena Vista Records, Disney Records, Outdoor, Radio Veronica, ReganBooks, Hollywood Records, Miramax Films, Sky Italia, Sky Radio Denmark, Sky Touchstone Pictures, Walt Disney Radio Germany, Sky Radio Netherlands, Pictures, Pixar Animation Studios, STAR. Buena Vista Games, Hyperion Books; 5. CBS Corporation. Anak perusahaan 3. Viacom. Perusahaan ini memiliki jaringan yang terintegrasi dengan perusahaan ini bisnis yaitu: Paramount Pictures, adalah CBS News, CBS Sports, CBS Paramount Home Entertainment, Television Network, CNET, Showtime, TV.com, CBS Radio Inc. (130 stations), 4Snyder, Michael. (2010). Who Owns The Media? CBS Consumer Products, CBS Outdoor, The4Snyder, 6 MonolithicMichael. (2010). Corporations Who Owns That The Control Media? AlmostThe 6 CW Network (50% ownership), Infinity EverythingMonolithic CorporationsWe Watch, HearThat ControlAnd Read. Almost Source Everything : http:// We theeconomiccollapseblog.com/archives/who-owns-the- Broadcasting, Simon & Schuster (Pocket Watch, Hear And Read. Source : http://theeconomiccollapseblog. Books, Scribner), Westwood One Radio com/archives/who-owns-the-media-the-6-monolithic-media-the-6-monolithic-corporations-that-control-almost- corporations-that-control-almost-everything-we-watch-hear-everything-we-watch-hear-and-read. Retrieved on 14.08.2014. Network. Sementara itu, NBC Universal and-read. Retrieved on 4 Maret 2014.

75 Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi Vol. 5 No. 1 Juni 2014 Hal.: 69-84

memiliki anak perusahaan yaitu Bravo, konvergensi kepemilikan perusahaan. Para CNBC, NBC News, MSNBC, NBC pemilik media dengan modal yang besar Sports, NBC Television Network, (media mogul) berlomba-lomba untuk Oxygen, SciFi Magazine, Syfy (Sci Fi melebarkan sayapnya dengan mengakuisisi Channel), Telemundo, USA Network, beberapa jaringan media seperti televisi, radio, Weather Channel, Focus Features, NBC majalah, surat kabar, dan khususnya media Universal Television Distribution, NBC online dalam berbagai platform. Universal Television Studio, Paxson Konvergensi tidak hanya terjadi di Communications (partial ownership), perusahaan media tetapi juga terjadi di Trio, Universal Parks & Resorts, perusahaan telekomunikasi. Langkah inilah Universal Pictures, Universal Studio, yang ditempuh oleh Telkom dan Bakrie Group. Home Video. Kedua perusahaan tersebut adalah perusahaan Kendatipun banyak media tumbuh di teknologi komunikasi yang melakukan sana, rakyat Amerika tetapi saja menjadi objek konvergensi hingga ke ranah media, misalnya untuk kepentingan pemilik media, yaitu ingin Telkom dengan jaringan infrastruktur telepon memperolah keuntungan (make money). Satu dan internet Speedy, provider Telkomsel ungkapan yang menarik diungkapkan oleh (GSM), Flexi (CDMA), Flash (Internet) dan Michael Snyder. Ia mengatakan: Telkom TV dan Bakrie Group dengan provider “These gigantic media corporations Esia (CDMA), Aha (Internet), , TV One do not exist to objectively tell the truth to dan vivanews.com. the American people. Rather, the primary Hal ini justru akan semakin purpose of their existence is to make money”. memperuncing praktik oligarki kepemilikan media di Indonesia. Pemain-pemain baru/ kecil akan sulit masuk atau menembus pasar yang Konsentrasi Kepemilikan Media di Indonesia telah dikuasai oleh para pemain besar/ lama. Konglomerasi media merupakan Dampaknya adalah kepemilikan media yang dampak makro dari konvergensi media. cenderung homogen (menurunnya pluralitas Konvergensi media dapat memperuncing kepemilikan) dan semakin berpeluangnya oligarki kepemilikan media. Konvergensi penyalahgunaan kekuasaan kepemilikan terbagi dalam tiga cluster yaitu konvergensi media (ambisi politik atau ekonomi tertentu) dalam bentuk budaya (convergence of cultural sehingga menimbulkan persaingan yang tidak forms) yang mencakup ide multimedia grand sehat. Informasi yang disampaikan kepada fusion, konvergensi dalam kepemilikan masyarakatpun dipertanyakan kualitasnya. perusahaan (convergence of corporate Masyarakat hanya menerima informasi ownership) yang menjelaskan fenomena “sampah” dari media yang berdampak pada organisasi dalam struktur dan strategi pasar, perilaku masyarakat (sosial, politik, ekonomi, serta konvergensi dalam sistem komunikasi dan sebagainya). (convergence in communication systems) Polemik kepemilikan asing pada industri yang mendeskripsikan sifat dasar teknologi media nasional maupun industri telekomunikasi dan media digital yang dapat dimanipulasi di Indonesia menjadi isu yang penting untuk 5 dan direkombinasi . Kekuatan finansial dan segera diselesaikan. Di satu sisi, kepemilikan teknologi menjadi pendorong utama dalam asing ini ditakutkan sebagian kalangan dapat 5http://konvergensi.komunikasi.or.id/9/post/2011/10/ memaksakan kepentingan tertentu (ideologi, 5konvergensi-adalah-solusinya.html, diakses pada tanggal 15 agenda sosial, politik, dan ekonomi) yang Marethttp://konvergensi.komunikasi.or.id/9/post/2011/10/ 2014 pukul 21.45 konvergensi-adalah-solusinya.html, diakses pada tanggal 15 menguntungkan mereka dan merugikan Maret 2014 pukul 21.45 bangsa kita. Namun di sisi lain, kepemilikan

76 Monopoli Kepemilikan Media & Lenyapnya Hak Publik Karman

asing ini dapat membuka lapangan pekerjaan - Chairul Tanjung: 2 stasiun televisi, 1 media baru, memberikan kontribusi pajak negara, dan online. (6) Berita satu Media Holdings/Lippo tentunya meningkatkan roda perekonomian Group - James Riady mempunyai 2 stasiun bangsa. Sebenarnya isu ini menjadi kurang televisi, 10 media cetak dan 1 media online; penting untuk diperdebatkan jika dilihat dari (7) Media Group - Surya Paloh: 1 stasiun kualitas informasi yang dihasilkan oleh media televisi dan 3 media cetak; (8) Visi Media tersebut. Adanya oligarki konglomerasi media Asia (Bakrie & Brothers) - Anindya Bakrie : yang dilakukan oleh beberapa pengusaha 2 stasiun televisi dan 1 media online; (9) Jawa nasional yang merangkap pengurus/anggota Pos Group - Dahlan Iskan dan Azrul Ananda: partai politik tertentu menjadi isu yang tak 20 stasiun televisi, 171 media cetak dan 1 kalah pentingnya karena penyalahgunaan media online; (10) MRA Media - Adiguna kekuasaan melalui ambisi politik pemiliknya Soetowo dan Soetikno Soedarjo: 11 stasiun yang berdampak langsung bagi perilaku sosial- radio, 16 media cetak; (11) Femina Group - politik masyarakat. Pia Alisyahbana dan Mirta Kartohadiprodjo: 2 Begitu juga yang terjadi di industri stasiun radio dan 14 media cetak; (12) Tempo telekomunikasi kita, terjadi oligopoli Inti Media - Yayasan Tempo:1 stasiun televisi, kepemilikan yang sebagian besar dikuasai oleh 1 stasiun radio, 3 media cetak dan 1 media asing. Axis sebagai operator kelima terbesar online; (13) Media Bali Post Group (KMB) di Indonesia sahamnya dikuasai oleh Saudi - Satria Narada: 9 stasiun televisi, 8 stasiun Telecom Company (STC) dari Arab Saudi dan radio, 8 media cetak dan 2 media online (lihat Maxis dari Malaysia. XL sahamnya dikuasai juga lampiran 1 tentang kepemilikan media di oleh Axiata dari Malaysia. Selain dua operator Indonesia). ini, Telkomsel pun 35% sahamnya dikuasai SingTel dari Singapura, Indosat dikuasai Sebagai perusahaan yang berhasrat sebagian oleh Qatar Telecom atau Ooredoo, meningkatkan akumulasi keuntungan (profit), dan Hutchison Tri Indonesia sebagian dikuasai perusahaan media tadi merambah ke usaha di oleh Hutchison dari Hong Kong6. sektor lain seperti sektor pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Berikut pemaparannya yang Di Indonesia para pemain dalam dikutip dari jurnal laporan penelitian yang industri media, ada 13 perusahaan raksasa ditulis oleh Yanuar Nugroho dkk (2012) dalam (Nugroho,Yanuar. dkk. 2012). Ketigabelas “Mapping the landscape of the media industry media mogul tersebut adalah: in contemporary Indonesia”, dan jurnal yang (1) MNC Group - Hary Tanoesoedibjo: 20 ditulis oleh Agus Sudibyo dan Nezar Patria stasiun televisi, 22 stasiun radio, 7 media cetak (2013) yang berjudul “The Television Industry dan 1 media online; (2) Gramedia in Post-authoritarian Indonesia”.7 Group/KKG - Jacob Oetomo: 10 stasiun 1. Multinasional Corporation (MNC) televisi, 12 stasiun radio, 89 media cetak dan 2 dimiliki oleh Hary Tanoesoedibdjo. media online; (3) - Perusahaan ini memiliki media berupa Eddy Kusnadi Sariaatmadja: 3 stasiun televisi media cetak yaitu “Seputar Indonesia”, dan 1 media online; (4) - Abdul “Trust Magazine”, “Tabloid Genie”, Gani dan Erick Tohir: 2 stasiun televisi, 19 “Mom & Kiddi”, “High End Magazine”. stasiun radio, dan 5 media cetak; (5) CT Group 7 6 http://www.metrotvnews.com/metronews/ Pemaparan pada artikel yang dimuat oleh Agus Sudibyo read/2013/06/22/2/163152/Asing-Makin-Kuasai-Frekuensi- dalam7 bentuk tabel-tabel yang kurang nyaman dibaca. Oleh 6 http://www.metrotvnews.com/metronews/ Pemaparan pada artikel yang dimuat oleh Agus Sudibyo Seluler-Indonesia, diakses pada tanggal 15 Maret 2014 pukul karena itu, penulis dalam menyampaikannya di tulisan ini read/2013/06/22/2/163152/Asing-Makin-Kuasai-Frekuensi- dalam bentuk tabel-tabel yang kurang nyaman dibaca. Oleh 22.15 dalam bentuk narasi. Seluler-Indonesia, diakses pada tanggal 15 Maret 2014 pukul karena itu, penulis dalam menyampaikannya di tulisan ini 22.15 dalam bentuk narasi.

77 Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi Vol. 5 No. 1 Juni 2014 Hal.: 69-84

Selain itu, ia juga memiliki media radio, Plantations Tbk (Agribusness), PT yaitu : “Sindo Radio”, “Global Radio”, Energi Mega Persada Tbk (oil & gas), “Radio Dangdut Indonesia”, “Trijaya PT Bakrieland Development Property, FM”. MNC juga memiliki industri, PT Bakrie Metal Industries, PT Bakrie yaitu RCTI, Global TV, MNC TV, Indo Infrastructure. SUN TV, Indovision, Top TV, dan OK 4. (SCM). Perusahaan Vision. Dan media dalam bentuk online ini memiliki media cetak yaitu : Tabloid yaitu situs berita Okezone.com. Ia juga Gaul, Elshinta, Kort, Mamamia. Industri memiliki perusahaan yang bergerak televisi yang dikuasai adalah SCTV, di luar media, yaitu : PT Infokom , O-Channel, PT Nexmedia Elektrindo, Universitas Bunda Mulia, PT (Pay TV), dan media online-nya adalah Pembangunan Jaya Ancol Tbk, PT Star Liputan6.com. Perusahaan lainnya Media Nusantara (Talent Management). adalah Frame Ritz, Studio X Production, 2. Trans Corporation, dimiliki oleh Chairul Screenplay Production (rumah Tanjung. Trans Corp memiliki industri produksi). televisi yaitu Trans TV, Trans 7. Media 5. Media Group. Mogul media group berita online yang dimiliki adalah Detik. adalah Surya Paloh. Perusahaan ini com, MyTrans.com, Agrakom.com. memiliki usaha penerbitan media cetak Sementara itu, perusahaan Trans Corp yaitu, “Media Indonesia”, “Lampung memiliki perusahaan PT Transinema Pos”, “Borneo News”. Televisi yang Pictures yang bergerak di bidang Rumah dimiliki adalah Metro TV. Media online Produksi, PT Anta Express Tour & yang dimiliki adalah Mediaindonesia. Travel (Antatour), PT Trans Fashion, com. Perusahaan lainnya adalah The PT Trans Mahagaya, PT Mahagaya Papandayan Hotel dan Yayasan Sukma. Perdana, PT Trans Coffee (The Coffee 6. Kelompok Kompas Gramedia (KKG). Bean), PT Naryadelta Prarthana (Baskin Perusahaan ini memiliki media cetak Robbins), PT Metropolitan, Retailmart yaitu Kompas, jaringan Tribunews (Metro Department Store), PT Trans yang ada di daerah-daerah, Warta Kota, Airways, PT Trans Rekan Media, PT The Jakarta Post, Majalah National Trans Entertainment, PT Para Bandung Geographic, Intisari, Bobo, Hai, Propertindo (Bandung Supermal), PT Kontan, Bola dan lain-lain. Media radio Ibis Hotel, PT Batam Indah Investindo, yang dimiliki adalah radio Sonora dan PT Mega Indah Propertindo, PT Para Motion Radio. Televisi yang dimiliki Bali Propertindo, PT Trans Studio, PT yaitu Kompas TV, dan media online- Trans Kalla Makassar (Trans Studio nya Kompas.com. Perusahaan KKG Resort Makassar), Trans Studio Resort ini cukup mengembangkan usahanya ke sektor usaha lain. Terkait dengan Bandung, PT Carrefour Indonesia, PT industri perbukuan dan percetakan, Tbk. KKG memiliki Gramedia Printing 3. Bakrie & Brothers Group. Perusahaan Group, Toko Buku Gramedia, Gramedia ini memiliki media Televisi, ANTV dan Pustaka Utama, Penerbit Buku Kompas, TVONE, dan media online Vivanews. KPG, Grasindo, Dyandra Promosindo. com. Perusahaan lainnya adalah PT Perusahaan ini juga bergerak di bidang Bakrie Telecom Tbk, Bakrie Connectivity hotel dan universitas. Hotel yang dimiliki (data broadband), PT Bakrie Sumatera adalah Hotel Santika, Hotel Amaris, dan

78 Monopoli Kepemilikan Media & Lenyapnya Hak Publik Karman

Universitas yang dimilikinya adalah Jika dipetakan kembali, di luar 13 grup Universitas Multimedia Nusantara korporasi media massa nasional di atas, terdapat (UMN), serta kursus bahasa Inggris perusahaan media raksasa milik negara (milik ELTI. rakyat) yakni TVRI, RRI, dan Kantor Berita 7. Jawa Pos Group (Dahlan Iskan). Antara, yang selama ini penggunaannya lebih Kelompok ini memiliki media cetak diberdayakan sebagai “kepanjangan tangan” yaitu Jawa Pos, jaringan Radar, Rakyat dari pemerintah yang sedang berkuasa, Merdeka, Lampu Hijau, Pos Metro, sehingga publik (masyarakat) merasa kurang Bolliwood, Majalah Liberty, dan lain- memilikinya. Di berbagai daerah, hingga lain. Televisi yang dimiliki adalah kini masih hidup perusahaan media lokal JTV-Jawa Pos Multimedia Corporation yang terlepas dari struktur manajemen 13 (televisi berjaringan). Media online perusahaan raksasa nasional di atas. Mereka yang dimiliki adalah jawapos.com. adalah: usaha lainnya adalah PT Adiprima Sura 1. Kedaulatan Rakyat (KR) Group : media Perinta Independent Power Plant (pabrik yang di bawah grup ini adalah (harian kertas). “Kedaulatan Rakyat”, “Koran Merapi 8. Beritasatu Group. Grup ini memiliki Pembaruan”, surat kabar mingguan media cetak yaitu Jakarta Globe, “Minggu Pagi”, “KR Radio”); Investor Daily, Suara Pembaruan, The Straits Times, Majalah Investor, Globe 2. Pikiran Rakyat Group : media yang di Asia, The Peak, Campus Asia, Student bawah group ini adalah “Pikiran Rakyat, Globe, Kemang Buzz, Campus Life. “Galamedia”, “Pakuan”, “Priangan”, Televisinya adalah Beritasatu TV, First “Fajar Banten”, “Radio Parahyangan”, media dan .com. Perusahaan dan Percetakan PT Granesia Bandung; lainnya adalah Siloam Hospital, Lippo 3. Suara Merdeka Group : “Suara Karawaci, Matahari Putra Prima Merdeka”, ”Cempaka”, “Harian (Matahari Dept. Store, Hypermart dan Tegal”, “Harian Pekalongan”, “Harian lain-lain), Universitas Pelita Harapan Semarang”, “Harian Banyumas”, dan (UPH), Bank National Nobu. lain-lain); 9. Kelompok Media Bali Pos. Perusahaan 4. Bisnis Indonesia Group : “Bisnis ini memiliki media cetak yaitu Bali Post, Indonesia”, “Harian Jogja”, serta grup Bisnis Bali, Denpasar Post, Suara NTB, perusahaan daerah lain (Supadiyanto, Bisnis Jakarta, Tabloid Tokoh, Wiyata 2014).8 Mandala, Lintang. Radio yang dimiliki adalah Bali Radio, Suara Denpasar, Media yang dimiliki konglomerat Radio Nasional Denpasar, Radio Televisi media menyebabkan terjadinya pemusatan Denpasar. Televisinya adalah Bali tv. kepemilikan media massa, dan timbulnya Media online-nya adalah balipost.co.id. tarik ulur antara idealisme pers, kepentingan Tempo Group. Perusahaan Tempo bisnis dan kepentingan politik. Devereux (2003, 54) mengritik kondisi pasar media yang memiliki Koran Tempo dan Majalah Tempo, U-Magazine dan Traveloung. 88Makalah yang dipresentasikan pada Pendidikan dan Pelatihan sementara itu, media online-nya tempo. Makalah yang dipresentasikan pada Pendidikan dan Pelatihan JurnalismeJurnalisme Warga Warga PPWI PPWI – – Paspampres Paspampres RIRI didi MarkasMarkas KomandoKomando com dan percetakannya adalah Tempo PASPAMPRESPASPAMPRES JakartaJakarta padapada 2525 JuniJuni -- 0202 JuliJuli 2013.2013. DimuatDimuat didi Print. http://media.kompasiana.com/new-media/2013/07/14/peta-http://media.kompasiana.com/new-media/2013/07/14/peta- bisnis-media-massa-di-indonesia-pra-pemilu-2014-573468.bisnis-media-massa-di-indonesia-pra-pemilu-2014-573468. htmlhtml..

79 Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi Vol. 5 No. 1 Juni 2014 Hal.: 69-84

monopolistik ini, yakni : 1). Secara progresif Lembaga Penyiaran Swasta dapat melakukan terjadi konsentrasi kepemilikan media penambahan dan pengembangan dalam rangka massa oleh segelintir konglomerat; 2) Para pemenuhan modal yang berasal dari modal konglomerat ini yang memiliki, mengontrol asing, yang jumlahnya tidak lebih dari 20% atau mempunyai kepentingan substansial (dua puluh persen) dari seluruh modal dan dalam perusahaan media dan nonmedia; 3). minimum dimiliki oleh 2 (dua) pemegang Peran ruang publik media yang muncul dari saham. Lembaga Penyiaran Swasta wajib konsentrasi dan konglomerasi yang lebih besar memberikan kesempatan kepada karyawan yang menyebabkan penguasaan informasi untuk memiliki saham perusahaan dan di tangan segelintir orang; 4) Konsekuensi memberikan bagian laba perusahaan. dari berita, current affairs dan jurnalisme Pemusatan kepemilikan dan penguasaan investigasi ke arah hiburan, populisme dan Lembaga Penyiaran Swasta oleh satu orang ‘infotainment’; 5) Audiens sebagai konsumen atau satu badan hukum, baik di satu wilayah bukan lagi warga (citizen); 6). Akses yang siaran maupun di beberapa wilayah siaran, tidak setara terhadap isi media dan teknologi dibatasi. Kepemilikan silang antara Lembaga media; 7) Kekuatan ekonomi politik dari Penyiaran Swasta yang menyelenggarakan individu yang menguasai kekaisaran media. jasa penyiaran radio dan Lembaga Penyiaran Padahal dalam ketentuan UU No. Swasta yang menyelenggarakan jasa penyiaran 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik televisi, antara Lembaga Penyiaran Swasta Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat dan perusahaan media cetak, serta antara pada pasal 25 dinyatakan bahwa (ayat 1) Lembaga Penyiaran Swasta dan lembaga Pelaku usaha dilarang menggunakan posisi penyiaran swasta jasa penyiaran lainnya, baik dominan baik secara langsung maupun tidak langsung maupun tidak langsung, dibatasi. langsung untuk: a). menetapkan syarat-syarat Pengaturan jumlah dan cakupan wilayah perdagangan dengan tujuan untuk mencegah siaran lokal, regional, dan nasional, baik untuk dan atau menghalangi konsumen memperoleh jasa penyiaran radio maupun jasa penyiaran barang dan atau jasa yang bersaing, baik dari televisi, disusun oleh KPI bersama Pemerintah. segi harga maupun kualitas; atau b). membatasi Ketentuan lebih lanjut mengenai pembatasan pasar dan pengembangan teknologi; atau kepemilikan dan penguasaan sebagaimana c). menghambat pelaku usaha lain yang dimaksud dalam ayat (1) dan pembatasan berpotensi menjadi pesaing untuk memasuki kepemilikan silang sebagaimana dimaksud pasar bersangkutan. Pada ayat 2 dinyatakan dalam ayat (2) disusun oleh KPI bersama bahwa Pelaku usaha memiliki posisi dominan Pemerintah. sebagaimana dimaksud ayat (1) apabila satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha Dampak Konglomerasi Media: menguasai 50% (lima puluh persen) atau lebih Terampasnya Hak Publik pangsa pasar satu jenis barang dan atau jasa Manakala struktur media massa tertentu; atau dua atau tiga pelaku usaha atau monopolistik, yang dirugikan adalah kelompok pelaku usaha menguasai 75% (tujuh masyarakat. Media akan cenderung membela, puluh lima persen) atau lebih pangsa pasar memperjuangkan kepentingan pribadi satu jenis barang dan atau jasa tertentu. dan kelompoknya, pengiklan, maka yang Pada UU No 32/ 2002 tentang Penyiaran terabaikan adalah hak publik. Media tumbuh Pasal 17 dikatakan bahwa lembaga Penyiaran sebagai institusi yang berbasis keuntungan. Swasta didirikan dengan modal awal yang Maka dari itu, kepentingan publik sepertinya seluruhnya dimiliki oleh warga negara hanya menjadi ruang kecil saja dalam media. Indonesia dan/ atau badan hukum Indonesia. Satu harapan bagi hak warga negara dalam

80 Monopoli Kepemilikan Media & Lenyapnya Hak Publik Karman

bermedia muncul melalui kebijakan yang publik/ rakyat kian terpinggirkan. Kondisi berorientasi-publik. Tetapi, kebijakan yang di atas diperparah dengan literasi informasi baik tidak selalu terlaksana dengan baik. masyarakat yang buruk sehingga mudah Menurut penulis, hilangnya keragaman terprovokasi oleh terpaan konten media. konten media, dan keberpihakan pada Menjelang atmosfir pemilihan umum kepentingan publik disebabkan vested interest 2014, pemberitaan media (televisi, surat tadi. Dalam konteks pemilihan umum 2014, kabar, dan majalah) hingga semester pertama di mana media massa berafiliasi dengan tahun 2013 telah didominasi oleh iklan-iklan partai politik tertentu dan sebagian pemilik kampanye organisasi/ partai politik dan instansi media (media mogul) terjun ke ranah politik, pemerintah. Menurut perusahaan survei AC kebinekaan atau pluralitas konten menjadi Nielsen, belanja iklan (kotor) dari kelompok lenyap. Media massa menjadi corong tersebut paling tinggi yaitu mencapai Rp 2,72 kepentingan partai politik untuk menjadi triliun atau naik 56 persen dibanding tahun pemenang dalam pemilihan umum 2014. Di lalu9. Apalagi pada kenyataannya, sebagian saat ini media tidak lagi menjadi ruang publik. besar pemilik media di Indonesia merupakan Pada pemilihan umum 2014, peta media pengurus/ anggota partai politik tertentu. Hal berubah seiring dengan konteks dan peta ini tentu membuka peluang penyalahgunaan politik. TV One dan ANTV adalah stasiun kekuasaan pemilik media tertentu untuk ambisi televisi yang dimiliki oleh Abu Rizal Bakri politiknya sendiri. Sehingga muncul wacana yang mencalonkan diri untuk menjadi presiden untuk pelarangan pemilik media menjadi dari Partai Golkar. Metro TV dan Media anggota/ pengurus partai politik tertentu. Indonesia dimiliki oleh Surya Paloh yang UU 32/2012 tentang Penyiaran telah menjadi pendiri Partai Nasdem. Stasiun RCTI, mengatur kepemilikan media pada Pasal 5 huruf MNC TV, dan Global TV dimiliki oleh Hary g, Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18, dan Pasal 31. Tanoesoedibjo. Trans Corporation dimiliki Kemudian ditegaskan dan dijelaskan kembali oleh Chairul Tanjung yang gabung dengan pada PP 50/ 2005 tentang Penyelenggaraan Partai Demokrat. Penyiaran Lembaga Penyiaran Swasta pada Akibat bipolarisasi media, media Pasal 24 sampai dengan Pasal 33, kemudian menyajikan konten yang relatif sama. Ujung dari pada Pasal 65 sampai dengan Pasal 71. Namun pemberitaan tersebut adalah membangun opini kedua peraturan tersebut masih belum memuat agar dukungan masyarakat, penonton terarah larangan dan sanksi tegas secara detail dan kepada konstituen yang diusung oleh media. sistematis bagi pemilik media yang melanggar Hak masyarakat untuk mendapatkan informasi ketentuan tersebut. Pada pelaksanaannya yang beragam menjadi hilang dan terampas. masih banyak yang menggunakan aturan- Harus diakui bahwa media berada pada tiga aturan umum (lex generalis) dalam menjerat pusaran yang melingkupi media itu sendiri, pelanggaran kepemilikan media saat ini, yaitu: negara (politik, termasuk pemilihan seperti UU 5/ 1999 tentang Larangan Praktek umum), pasar (para pengiklan, konsumen, Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, pemodal), dan publik. Jadi, isi media – bila UU 40/ 2007 tentang Perseroan Terbatas, dikaji dari ekonomi politiknya - ditentukan Undang-undang 25/ 2007 tentang Penanaman oleh kekuatan-kekuatan politik, ekonomi Modal Asing, UU 11/ 2008 tentang Informasi pemilik dan pendapatan media itu sendiri. 9 http://www.tempo.co/read/ Bersatunya (bersekongkolnya) konglomerat news/2013/08/22/090506486/Partai-Politik-dan-Pemerintah- 9http://www.tempo.co/read/news/2013/08/22/090506486/ Rajai-Iklan-di-Media, diakses pada tanggal 15 Maret 2014 dengan politisi partai yang menjadi kontestan Partai-Politik-dan-Pemerintah-Rajai-Iklan-di-Media, diakses pukul 22.08 pemilihan umum menjadikan kepentingan pada tanggal 15 Maret 2014 pukul 22.08

81 Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi Vol. 5 No. 1 Juni 2014 Hal.: 69-84

dan Transaksi Elektronik, PP 36/2010 tentang bertanggung jawab kepada masyarakat, yang Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang selama ini telah terkontaminasi komodifikasi Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan informasi oleh media-media komersial. di Bidang Penanaman Modal, dan KUH Agar media publik ini mampu menyuarakan Pidana dan Perdata. Sehingga belum ampuh kepentingan umum dan lebih independen dalam memberikan sanksi tegas terhadap (tidak terpengaruh oleh rating), maka pelanggaran ini. Hal ini terlihat jelas pada dibutuhkan sumber daya modal yang kokoh banyaknya pelanggaran yang dilakukan para tanpa campur tangan kepentingan manapun. konglomerasi media saat ini yang tidak sesuai Hal ini dapat diwujudkan melalui kepemilikan dengan PP 50/ 2005 tentang Penyelenggaraan publik berupa iuran kepada masyarakat. Penyiaran Lembaga Penyiaran Swasta pada Sehingga masyarakat merasa memiliki dan Pasal 33 huruf a, b, dan c yang berbunyi dapat mengontrol informasi dari media publik sebagai berikut: tersebut. Seperti yang telah dilakukan NHK “Kepemilikan silang antara Lembaga Jepang dengan mewajibkan masyarakat yang Penyiaran Swasta, perusahaan media cetak, memiliki televisi untuk membayar iuran dan Lembaga Penyiaran Berlangganan baik setiap bulannya sebesar USD 12, sebagaimana langsung maupun tidak langsung dibatasi tercantum dalam undang-undang penyiaran 10 sebagai berikut: a) 1 (satu) Lembaga Penyiaran mereka. Swasta jasa penyiaran radio dan 1 (satu) Menurut pengamatan penulis, perubahan Lembaga Penyiaran Berlangganan dengan 1 konstelasi elit media atau media mogul pada (satu) perusahaan media cetak di wilayah yang pemilihan umum 2014 ini baik pada fase sama; atau b) 1 (satu) Lembaga Penyiaran pemilihan anggota legislatif maupun pada fase Swasta jasa penyiaran televisi dan 1 (satu) pemilihan presiden, hingga pada persidangan Lembaga Penyiaran Berlangganan dengan 1 di Mahkamah Konstitusi, media massa yang (satu) perusahaan media cetak di wilayah yang tergabung dalam koalisi membangun framing sama; atau c). 1 (satu) Lembaga Penyiaran yang ditujukan untuk kepentingan politiknya. Swasta jasa penyiaran radio dan 1 (satu) Di titik inilah hak publik terpinggirkan, Lembaga Penyiaran Swasta jasa penyiaran terabaikan demi dan hanya untuk kepentingan televisi dengan 1 (satu) Lembaga Penyiaran elit politik, untuk kepentingan pragmatis. Berlangganan di wilayah yang sama. Idealnya media massa berfungsi sebagai Oleh karena itu, yang menjadi prioritas arena ruang publik. Publik dapat berinteraksi, saat ini adalah perangkat hukum berupa bertukar-pikiran, dan berdebat tentang undang-undang yang mengatur tata cara, masalah-masalah publik. persyaratan, dan sanksi tegas bagi kepemilikan industri media dan telekomunikasi di Indonesia PENUTUP (lex spesialis), termasuk di dalamnya tentang pelarangan pemilik media merangkap sebagai Media massa di Amerika cenderung pengurus/ anggota partai politik tertentu. terkonsentrasi/terintegrasi ke dalam satu Tentunya aturan ini juga perlu ditegakkan kepemilikan (monopoli/ konglomerasi). dengan tegas dan tanpa pandang bulu bagi Pemilik Televisi Kabel umumnya adalah yang melanggarnya. perusahaan-perusahaan yang juga dominan di surat kabar, majalah, buku, dan penyiaran. Selain itu juga diperlukan media publik sebagai penyeimbang arus informasi media- 10http://id.wikipedia.org/wiki/NHK, diakses pada tanggal 15 media swasta. Media publik ini harus mampu Maret10http://id.wikipedia.org/wiki/NHK, 2014 pukul 22.45 diakses pada tanggal 15 memberikan informasi secara proporsional dan Maret 2014 pukul 22.45

82 Monopoli Kepemilikan Media & Lenyapnya Hak Publik Karman

Motivasi Dominasi yang dilakukan oleh kontrol kelompok kepentingan tertentu. media massa adalah untuk mendapatkan uang Media memiliki kecenderungan terhadap (profitability) dan pengaruh (media power). kelompok yang kuat baik dari sisi ekonomi, Dalam kondisi ini khalayak lemah. Khalayak politik. Di Indonesia, media massa semisal TV tidak memiliki kemampuan menciptakan difungsikan untuk mendongkrak figure partai perubahan atau mencegah kondisi yang politik untuk kepentingan pemilu 2014. Publik memburuk atau praktik buruk media massa. memiliki hak untuk memperoleh informasi Sistem yang monopolistik menyebabkan yang baik dan benar, dan beragam. Lembaga kondisi buruk. Di Amerika, sistem monopoli pemantau pers diharapkan untuk lebih kritis media massa menyebabkan 1) Power dalam menilai perilaku media sehingga isi media tergadai/tersandera oleh kepentingan media berorientasi kepada kepentingan umum, segelintir elit media; 2) Kontestasi Politik di kemaslahatan umat. Amerika mencerminkan kontestasi di antara media mogul; 3) Deregulasi FCC tahun 1984 DAFTAR PUSTAKA menguntungkan bagi industri siaran untuk integrasi vertikal (: monopoli); 4) Khalayak Devereux, Eoin. (2007). Understanding the Media. sulit mendeteksi dan menyeleksi kebenaran CA: Sage Publication. berita karena terhambat kepentingan pribadi Golding, Peter & Murdock, Graham. Eds. (1997). pemilik media; 5) mekanisme kerja adalah cermin kehendak pemilik media. The Political Economy of the Media. Volume I. Brookfield: Edwar Elgar Publishing Co. Di Indonesia, konsentrasi kepemilikan Chapter 12, Hal. 283-306. media di Indonesia juga menimbulkan dampak buruk yang tidak sehat bagi kehidupan Lim, Merlyna. (2012). The League of Thirteen: masyarakat secara luas. Dampak yang kurang Media Concentration in Indonesia. Research Report. Tempe, AZ: Participatory Media Lab baIk tersebut adalah sebagai berikut; Pertama, at Arizona State University. Konvergensi tidak hanya terjadi di perusahaan media tetapi juga terjadi di perusahaan McQuail, Dennis. (2010). Mass Communication th telekomunikasi. Kedua, meningkatnya praktik Theory, 6 Edition. London: Sage Publication oligarki kepemilikan media di Indonesia. Ltd. Pemilihan umum 2014, pemberitaan media Nugroho, Yanuar., Putri, Dinita Andriani Putri., (televisi, surat kabar, dan majalah) hingga & Laksmi, Shita. (2012). Mapping semester pertama tahun 2013 telah didominasi the landscape of the media industry oleh iklan-iklan kampanye organisasi/ partai in contemporary Indonesia. Jakarta: Ford politik dan instansi pemerintah. Sementara Foundation. itu perangkat peraturan perundang-undangan Snyder, Michael. (2010). Who Owns The Media? di negara di Indonesia belum cukup kuat. UU The 6 Monolithic Corporations That 32/2012 tentang Penyiaran dan PP 50/2005 Control Almost Everything We Watch, Hear tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga And Read. Diperoleh tanggal 14 Februari Penyiaran Swasta belum memuat larangan dan 2014 dari http://theeconomiccollapseblog. sanksi tegas. com/archives/who-owns-the-media-the-6- Teori Normatif menghendaki media monolithic-corporations-that-control-almost- harus bebas dari kontrol pemerintah atau everything-we-watch-hear-and-read. kelompok kepentingan tertentu. Seiring dengan Sudibyo, Agus., & Patria, Nezar. (2013). proses demokratisasi di Negara Indonesia, The Television Industry in Post- memang kontrol pemerintah terhadap media authoritarian Indonesia, Journal of minimal berbeda ketika di era orde baru. Contemporary Asia, 43:2, 257-275, DOI: Namun, sulit bagi media untuk bebas dari 10.1080/00472336.2012.757434

83 Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi Vol. 5 No. 1 Juni 2014 Hal.: 69-84

Lain-lain PP No. 50 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Asing Makin Kuasai Frekuensi Seluler Indonesia. Penyiaran Lembaga Penyiaran Swasta. (2013). Diperoleh tanggal 15 Februari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2014 pukul 22.08 WIB dari Http:// 2002 Tentang Penyiaran, Tambahan Lembaran www.metrotvnews.com/metronews/ Negara Republik Indonesia Nomor 4252. read/2013/06/22/2/163152/Asing-Makin- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Kuasai-Frekuensi-Seluler-Indonesia Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, Konvergensi adalah Solusinya. (2011). Diperoleh Tambahan Lembaran Negara Republik tanggal 15 Maret 2014 pukul 21.45 WIB. Indonesia Nomor 4756. dari Http://konvergensi.komunikasi.or.id/9/ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 post/2011/10/konvergensi-adalah-solusinya. Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek html . Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak NHK. (2014). Diperoleh tanggal 10 Maret 2014 Sehat, Tambahan Lembaran Negara Republik pukul 22.45 WIB. dari Http://id.wikipedia. Indonesia Nomor: 3817 org/wiki/NHK, Partai Politik dan Pemerintah Raja Iklan di Media. (2013). Diperoleh tanggal 15 Februari 2014 pukul 22.08 WIB dari Http://www.tempo. co/read/news/2013/08/22/090506486/Partai- Politik-dan-Pemerintah-Rajai-Iklan-di-Media

84