Pergeseran Paradigma Menyoroti Gerakan Keagamaan PENGANTAR Pergeseran Paradigma PEMIMPIN UMUM: Prof
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Pergeseran Paradigma Menyoroti Gerakan Keagamaan PENGANTAR Pergeseran Paradigma PEMIMPIN UMUM: Prof. Dr. H. M. Atho Mudzhar, MA Menyoroti Gerakan REDAKTUR AHLI: Keagamaan Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA Prof. Dr. H. Komarudin Hidayat, MA PEMIMPIN REDAKSI/PENANGGUNG JAWAB Drs. H. Syamsuddin Fenomena munculnya berbagai aliran keagamaan di Indonesia beberapa WAKIL P EMIMPIN REDAKSI H. Fanani Suprianto, SH., MM tahun terakhir menunjukan kecende- rungan positif dalam kebebasan SEKRETARIS REDAKSI M. Rosyid Fauzi, S.Si. beragama. Namun sayangnya kebeba- san menampilkan ekspresi keberaga- DEWAN R EDAKSI Prof. Dr. H. Abdurrahman Mas’ud maan tersebut kerapkali melampaui dari Drs. Amin Haedari Prof. Dr. H. Maidir Harun apa yang semestinya. Hal tersebut dapat Drs. H. Mohammad Shohib, MA kita lihat dengan munculnya gerakan Drs. H. Asmu’i, SH, MM Chamdi Pamudji, SH., MM keagamaan yang mengusung berbagai macam ajaran, ritual keagamaan yang REDAKTUR E KSEKUTIF aneh bahkan cenderung mengancam M. Nasir, S.Th.I. serta menodai kesucian aqidah, ibadah, REDAKTUR PELAKSANA ritual, dan pendirian mayoritas ummat Moh. Rosyid Fauzi, S.Si yang sudah mapan. Sejak tahun 1989, M. Nasir, S.Th.I M. Adlin Sila, M.A setidaknya telah ada beberapa aliran Abbas Jauhari, M.Ag keagamaan diberikan label haram oleh ADMINISTRASI MUI (Majelis Ulama Indonesia), diantara Drs. Dedy Curipno aliran yang dianggap menyesatkan itu Sutidjah Desriyanti Nasution, S.IPI antara lain: Islam Jama’ah, Ahmadiyah, Drs. H. Sahlani Ingkar Sunnah, Qur’an Suci, Sholat ALAMAT REDAKSI Dua Bahasa, Lia Eden dan al-Qiyadah Gedung Bayt Alquran Museum Istiqlal Komplek Taman Mini Indonesia Indah al-Islamiyah. Telp. (021) 87791444-87794982 Fenomena ini ditenggarai oleh WEBSITE: sebagian pihak sebagai akibat dari www.balitbangdiklat.depag.go.id kegagalan dakwah. Para da’i dianggap EMAIL: tidak mampu mentransformasikan nilai- [email protected] nilai ajaran Islam secara kaffah 2 Dialog No. 68, Tahun XXXII, Nopember 2009 (komprehensif) kepada ummat, dakwah Atho Mudzhar tentang Instrumen selama ini sering bersifat eksklusif, Internasional dan Peraturan Perundangan menghakimi dan memprovokasi. Indonesia tentang Kebebasan dan Aktifitas dakwah hanya menampilkan Perlindungan Beragama. Dilanjutkan Islam dari aspek langit atau ‘ubudiyah dengan tulisan Prof. Dr. Abdurrahman (habluminallah) bukan aspek bumi Mas’ud yang mengupas tentang dimana kehidupan sosial (habluminannas) Menyikapi Keberadaan Aliran Sempalan. bergulir, sehingga wajar berbagai Sukris Sarmadi, Dosen STAIN permasalahan sosial yang dialami Banjarmasin menghadirkan tulisan ummat tidak tersentuh. Fakta ini tentang Transformasi NU dalam menyebabkan ummat mencari solusi Masyarakat Banjar Kini Perspektif Pergeseran lain atas permasalahan sosial yang Gerakan Keagamaan di Kalimantan Selatan. mereka alami dengan cara “selingkuh” Sedangkan M. Ulinnuha Khusnan, MA yaitu menganut sekte atau aliran baru melalui tulisannya mencoba memotret dalam sebuah agama yang menawarkan Paradigma Keberagamaan Kaum Santri. solusi instan, namun cenderung Nurhasanah dosen UIN Jakarta “menyesatkan”. menghadirkan tulisan tentang Politik Para da’i, tokoh masyarakat, Kebijakan Islamisasi Mahathir. Kajian maupun para pemegang kebijakan ke jurnal dialog edisi ini kian lengkap depan harus mampu merubah para- dengan hadirnya tulisan Anwar digma yang selama ini salah dan telah Mujahidin, MA, tentang Science And mengkristal di kalangan ummat. Mereka Religion (Paradigma Al-Qur‘an untuk Ilmu- diharapkan tidak berperan sebagai juru Ilmu Sosial Menurut Pemikiran dakwah, juru vonis, juru putus, yang Kuntowijoyo). hanya menyampaikan pesan bil lisan di Di samping memuat artikel ilmiah, atas mimbar saja, tapi lebih dari itu, Jurnal Dialog edisi ini juga memuat merek dituntut menjadi –meminjam laporan hasil penelitian oleh Ridwan istilah Clifford Geertz– cultural broker Bustaman, tentang Analisis Wacana Kritis (makelar budaya), bahkan menjadi : Tayangan Kekerasan dalam Sinetron intermediary forces (kekuatan perantara) Bernuansa Keagamaan. Dan juga hasil bagi permasalahan sosial ummat dalam penelitian saudara Basuki tentang istilah Hiroko Horikoshi. Pesantren, Tasawuf dan Hedonisme Kultural Dalam kajian Jurnal Dialog Edisi ini (Studi Kasus Aktualisasi Nilai-nilai Tasawuf mencoba mengulas tentang Pergeseran dalam Hidup dan Kehidupan di Pondok Paradigma Menyoroti Gerakan Keagamaan Pesantren Modern Gontor). Serta hasil yang kerapkali menghadirkan tema- penelitian saudari Maryam tentang tema aktual di tengah-tengah Interaksi Sosial Pelaku Konversi Agama Etnik masyarakat. Kajian Jurnal Dialog edisi Cina. ini diawali dengan tulisan Prof. Dr. H.M. Kajian ini diakhiri dengan telaah Dialog No. 68, Tahun XXXII, Nopember 2009 3 buku yang mengulas buku karya Prof. Abdurrahman, 2009 yang berjudul Menebar Rahmat bagi Sekalian Alam. Semoga kajian yang dihadirkan Jurnal Dialog edisi ini memberikan manfaat yang berarti bagi para pembaca, khususnya dalam kajian Pergeseran Paradigma Menyoroti Gerakan Kea- gamaan. Selamat Membaca! Redaksi 4 Dialog No. 68, Tahun XXXII, Nopember 2009 DAFTAR ISI TOPIK M. ATHO MUDZHAR Instrumen Internasional dan Peraturan Perundangan Indonesia tentang Kebebasan dan Perlindungan Beragama ––6 ABDURRAHMAN MAS’UD Menyikapi Keberadaan Aliran Sempalan ––16 SUKRIS SARMADI Transformasi NU dalam Masyarakat Banjar Kini Perspektif Pergeseran Gerakan Keagamaan di Kalimantan Selatan –– 25 M. ULINNUHA KHUSNAN Memotret Paradigma Keberagamaan Kaum Santri ––41 NURHASANAH Politik Kebijakan Islamisasi Mahathir ––65 ANWAR MUJAHIDIN Science And Religion (Paradigma Al-Qur‘An untuk Ilmu-Ilmu Sosial Menurut Pemikiran Kuntowijoyo) ––78 PENELITIAN RIDWAN BUSTAMAM Analisis Wacana Kritis : Tayangan Kekerasan dalam Sinetron Bernuansa Keagamaan ––97 BASUKI Pesantren, Tasawuf dan Hedonisme Kultural (Studi Kasus Aktualisasi Nilai- nilai Tasawuf dalam Hidup dan Kehidupan di Pondok Pesantren Modern Gontor) ––112 MARYAM Interaksi Sosial Pelaku Konversi Agama Etnik Cina ––135 BOOK REVIEW DEWI N Menebar Rahmat bagi Sekalian Alam ––149 Dialog No. 68, Tahun XXXII, Nopember 2009 5 PENELITIAN Analisis Wacana Kritis: Tayangan Kekerasan dalam Sinetron Bernuansa Keagamaan OLEH: RIDWAN BUSTAMAM*) ABSTRACT Television program has been a cultural study since a long time ago due to the fact that television is a media which is purposed to educate, to inform, to entertain, and to control the society (religion), economy, and popular cultural ceremony. There will emerge some problems when the content and the message of a program does not fit with the audience’s expectation, for instance, a religious program that has potency of conflict, controversy, and violence. All of those are categorized as breaking the rules, norm, and religious teaching. This study uses critical discourse analysis in order to examine relationship among discourse and audience, economical and political interest as well as an ideological aspect. This analysis is also utilized to examine the relationship between television and related institutions. Based on this reason, this research tries to explore religious cinema electronics on television which contains violence. KEYWORDS: discourse analysis, impressions, violence, cinema electronics, religious I. PENDAHULUAN sinetron. Di sisi lain, dalam wacana A. LATAR BELAKANG kebudayaan, tayangan televisi dianggap Era keterbukaan dalam masyarakat sebagai budaya pop atau budaya saat ini, terutama dalam hal industri “rendah”1. Sebab, budaya pop sering kreatif seperti media televisi. Di satu sisi, dituduh sebagai pendorong konsum- ia membawa dampak positif karena tivisme. Lebih dari itu, budaya pop peluang individu untuk berkreasi dan berekspresi makin besar. Terbukti 1 Apa pun istilah yang kita pakai, entah itu budaya bahwa masyarakat mulai “tergiur” massa, budaya tinggi, budaya kelas buruh, budaya atau mengapresiasi peran di bidang seni, substandar, budaya rakyat, atau budaya daerah yang juga hiburan seperti musik dan tercakup ke dalam definisi budaya pop, seluruhnya— dengan proporsinya masing-masing—akan membawa perubahan definisi secara teoritis dan politis terhadap budaya pop tertentu. Dalam John ) * Peneliti pada Puslitbang Lektur Keagamaan Storey. 2003. Teori Budaya dan Budaya Pop: Badan Litbang dan Diklat Depag RI Memetakan Lanskap Konseptual Cultural Studies. CV. ([email protected]) Qalam, Yogyakarta. Dialog No. 68, Tahun XXXII, Nopember 2009 97 justru merupakan ajang pertarungan Penyiaran dan Standar Program Siaran. makna-makna sehingga ideology yang Jika dicermati UU Pers No. 40 Tahun dominan bisa saja terusik, misalnya 1999, ada 5 fungsi media yang berlaku antara pemodal dengan produser, antara di Indonesia, yaitu pendidikan, perempuan dengan laki-laki, termasuk informasi, hiburan, kontrol sosial, dan antara seniman dengan lembaga ekonomi. Televisi adalah salah satu keagamaan yang berlangsung terus- bentuk dari media massa yang berfungsi menerus. sebagai penyampai informasi kepada Pada tataran praktis, pemilik pemirsa. Media televisi tidak hanya stasiun televisi berupaya menyajikan bersifat informatif, tetapi juga bersifat acara bernuansa keagamaan yang hiburan atau entertainment, sekaligus bertujuan menghibur masyarakat. sebagai persuasif, misalnya oleh para Tayangan televisi dikemas sedemikian pemuka agama maupun budayawan rupa agar mencapai rating yang bagus dalam mempengaruhi publik. Televisi di mata masyarakat. Namun secara seharusnya ikut membentuk konseptual, harus ada kode etik dan pemahaman publik atas semua problem proses negosiasi atau kontrol terhadap kehidupan masyarakat. Ia semestinya isi tayangan