Pengaruh Intensitas Menonton Sinetron Â
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Televisi merupakan teknologi canggih yang sudah di kenal akrab oleh Masyarakat luas. Televisi juga dikenal sebagai media hiburan, informasi dan juga media edukasi. Perangkat keras ini dianggap sebagai salah satu media yang mempunyai banyak kelebihan dalam penyampaian informasi dan pesan yang disampaikan melalui gambar dan suara yang di tampilkan secara bersamaan. Acara televisi disajikan dengan program yang universal, tetapi fungsi utama dari acara televisi tetap sebagai hiburan. Kalaupun ada program acara yang lebih mengarah pada segi informasi dan pendidikan, hanya sebagai pelengkap saja dalam rangka memenuhi kebutuhan alamiah manusia. Banyak sekali orang menghabiskan waktu luangnya untuk menikmati acara televisi. Benda ini menyuguhkan berbagai macam acara yang beragam dan menarik tanpa kompromi, artinya televisi hadir ditengah-tengah kita dengan sukarela, kapanpun kita ingin menikmatinya kita hanya menekan sebuah tombol. Dangan adanya televisi yang dapat menyuguhkan bervariasi informasi dan hiburan baik didalam maupun diluar negri, maka dengan cepat kita akan mengetahui bagaimana keadaan yang sedang terjadi. Dewasa ini televisi sudah memasyarakat artinya sebagian besar masyarakat sudah banyak yang memiliki televisi, televisi bukan barang mewah lagi yang sulit untuk dimiliki setiap orang. Dampak televisi bagi 1 masyarakat dapat digolongkan menjadi dampak sosial dan dampak budaya. Dampak sosial dan budaya dari media televisi dapat membentuk informasi yang berkaitan di sekitar lingkungan kita, dapat mempengaruhi opini masyarakat, menciptakan agenda isu-isu yang dapat terjadi pada masyarakat sosial dan sebagai hiburan (Littlejohn,1996:277). Dampak yang dihasilkan dapat berpengaruh positif atau bahkan dapat berpengaruh negatif bagi diri pemirsa. Dampak positif dari acara televisi merupakan suatu alat yang menarik dalam upaya-upaya yang sadar atau tidak bagi pemenuhan akan informasi yang akan diterima, tergantung pada penerimaan informasinya. Sedangkan dampak negatif yang dapat mempengaruhi dari acara televisi berupa adegan kekerasan, sex bebas, pembunuhan dan lain-lain. Dalam kaitanya dengan hal tersebut diatas, kita dapat melihat bahwa media telivisi sangat penting bagi kehidupan yang dapat menggambarkan kenyataan hidup sosial sehingga realitasnya tampil di televisi telah menjelma menjadi “Dunia Citra” yang tidak dengan sendirinya akan mengambarkan secara jernih. Namun semakin menjamurnya media televisi sebagai produk teknologi komunikasi yang dapat dijangkau oleh masyarakat dari hampir semua lapisan kota sampai pelosok desa, maka menonton acara televisi telah menjadi semacam ritualisme. Semakin menjamurnya stasiun televisi di Indonesia saat ini menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Hal ini terbukti dengan adanya 10 stasiun televisi nasional, yaitu : RCTI, SCTV, INDOSIAR, TRANS TV, TRANS 7, TPI, GLOBAL TV, METRO TV, TV ONE dan ANTEVE. Banyaknya stasiun 2 televisi yang menyajikan acara dengan format yang berbeda-beda, maka semakin terasa televisi sudah menjadi suatu kebutuhan masyarakat. Hadirnya banyak stasiun televisi di Indonesia dengan berbagai macam acara yang bervariasi telah membawa wahana baru dalam dunia hiburan. Banyak sekali acara televisi dengan format yang lebih bagus dan dapat menarik perhatian masyarakat, tidak hanya sekedar musik, olahraga, masak memasak, film, bahkan sinetron yang semakin mendominasi hampir semua stasiun televisi di Indonesia. Dengan begitu penulis menitik beratkan pada media televisi yang merupakan alat utama dimana para penonton televisi itu belajar tentang masyarakat dan kultur di lingkungannya. Dengan kata lain, persepsi apa yang terbangun di benak kita tentang masyarakat dan budaya sangat ditentukan oleh televisi. Selain program acara yang diberikan melalui media televisi perilaku masyarakat juga dapat diperoleh dari pergaulan mereka di sekitar lingkunganya. Banyaknya waktu luang yang mereka habiskan dengan orang lain, kebersamaan itu lebih banyak mereka gunakan untuk berbagi informasi tentang kehidupan dan hal-hal lain yang mereka anggap sebagai aktivitas yang dapat menarik perhatian mereka. Keseharian mereka akan mendorong perilaku positif atau negatif sesuai dengan apa yang mereka pahami setelah berkomunikasi dengan orang lain. Perilaku positif yang dapat mereka terima, yaitu : suka menolong sesama tetangga ,tidak mengunjing satu dengan yang lain, menyampaikan informasi yang baik dan benar, dan selalu berkata jujur. Sedangkan perilaku negatif yang dapat mereka peroleh, yaitu : tidak mau 3 menolong sesama tetangga, selalu berkata bohong dengan orang lain, suka mengunjing antar tetangga. Komunikasi di masyarakat akan menjadi perhatian penting untuk memperoleh informasi baru, yang akan mereka gunakan baik yang positif maupun negatif. Media televisi memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku masyarakat, dimana setiap hari kita tidak bisa lepas dari televisi. Televisi sebagai media hiburan, informasi dan juga media edukasi. Tapi kenyataanya tayangan dalam televisi dapat mempengaruhi perilaku negatif karena mempertontonkan adegan kekerasan, mistis dan pelecehan dengan frekuensi sangat tinggi. Adegan-adegan dalam tayangan sinetron tersebut dapat ditiru oleh ibu-ibu rumah tangga. Dengan banyaknya ibu-ibu rumah tangga yang menyediakan waktu luang untuk menonton televisi maka pemilihan acara televisi juga menjadi perhatian bagi mereka, seperti : acara masak-memasak, gosip, dan menonton sinetron yang lebih menceritakan kehidupan nyata. Dengan banyaknya acara televisi yang bertemakan kehidupan keluarga, seperti: Cinta Fitri di SCTV, Yasmin di RCTI, Sekar di RCTI,dan Cucu menantu di SCTV, maka acara menonton televisi pun nyaris menyita waktu seluruh anggota keluarga. Namun sinetron menjadi pilihan bagi sebagian masyarakat. Sinetron merupakan gambaran nyata dalam kehidupan sehari- hari, semua aktivitas pemeran sinetron di buat semirip mungkin dengan kehidupan manusia. Sinetron di televisi merupakan salah satu bentuk untuk mendidik masyarakat dalam bersikap, berperilaku sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang ada (//www.tv.com/sinetron/index.htm,7 Agustus 2008). 4 Sinetron Indonesia memang selalu identik dengan adegan-adegan kekerasan maupun pelecehan. Seperti dalam sinetron “Cinta Fitri” yang ditayangkan setiap hari jam 20.00 di SCTV, dimana tayangan sinetron tersebut adalah salah satu sinetron di SCTV yang mendapatkan penghargaan pada Panasonic Aword kategori sinetron keluarga terfaforit pilihan pemirsa. Sinetron ”Cinta Fitri”juga mendapatkan rating yang tinggi sehingga sinetron ini diperpanjang sampai seoson tiga dan memecahkan record sinetron terpanjang hingga akan berakhir di episode 777. Ratingnya semakin memuncak dari minggu ke minggu mencapai 75 dan berada diurutan ke 4. Waktu penayangan sinetron juga menarik perhatian ibu-ibu rumah tangga, dan ada juga yang percaya sukses Cinta Fitri karena tayang malam, setelah ibu-ibu selesai mengurus anak dan suami (http://www.bintang-indonesia.com,tanggal 22 desember 2008). Akan tetapai didalam sinetron ini banyak sekali menayangkan adegan kekerasan, kata-kata kasar dan tidak mencantumkan klasifikasi program. Sinetron ini seharusnya memberikan gambaran baik, namun sinetron ini lebih menampilkan kekerasan fisik berupa kekerasan terhadap keluarga (terjadi pemukulan antara Farel dan Bramantyo), menampilkan kekerasan verbal (memaki dan menggunakan kata-kata kasar)seperti yang dilakukan antara neneknya Farel dengan miska (dasar Miska si hantu perut palsu atau Miska si cecurut). Jika hal-hal yang identik dengan kekerasan tidak ada pada sinetron yang bertema keluarga barang kali tidak terlalu menjadi masalah karena pemirsa akan menempatkannya dalam kerangka fisik semata. Namun jika 5 adegan kekerasan itu ada pada sinetron keluarga, maka kebiasaan untuk menyakiti anggota keluarga akan sering terjadi. Alasan dipilihnya masyarakat di Padukuhan Selokambang Tamantirto Kasihan Bantul ( tgl 11 Desember 2008,pukul 10.00) berdasarkan kuesioner yang disebarkan kepada 10 (sepuluh orang) warga masyarakat, berdasarkan realita yang terjadi di masyarakat Padukuhan Selokambang menunjukkan bahwa ibu-ibu di wilayah tersebut merupakan pemerhati televisi,dan sinetron yang bertema kehidupan keluarga menjadi acara faforitnya,bahkan mereka menjawab bahwa salah satu acara faforit di televisi adalah sinetron Cinta Fitri di SCTV. Pemilihan lokasi di Padukuhan Selokambang Tamantirto, Kasihan Bantul didukung oleh adanya kriminalitas antara anggota keluarga (seperti :saling ancam mengamcam dan tonjok menonjok yang disebabkan oleh perebutan harta warisan) dibandingkan dengan Pedukuhan lain disekitar lokasi. Selain menonton acara televisi, masyarakat khsusnya pada ibu-ibu rumah tangga mengisi waktu luangnya dengan berinteraksi dengan ibu-ibu rumah tangga yang lain . Hal ini berkaitan dengan banyaknya keluarga seperti ibu-ibu rumah tangga yang sering menonton sinetron yang bertema kehidupan keluarga. Dengan adanya sinetron Cinta Fiitri di SCTV dengan rating yang tinggi penontonya adalah ibu-ibu rumah tangga maka peneliti mengambil responden dikalangan ibu-ibu rumah tangga. Fenomena seperti ini dapat kita ketahui bahwa media televisi telah berperan penting dalam realitas sosial masyarakat. Media televisi juga mendisfungsikan sebagai informasi, memberikan hiburan dan dapat mempengaruhi. Gambaran seperti ini 6 menunjukkan bahwa sinetron yang bertema kehidupan keluarga diharapkan dapat memberikan pengaruh positif kepada masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini yang mendorong peneliti untuk mengetahui seberapa besar pengaruh intensitas