i

HIRARKI PENGARUH KEBIJAKAN MEDIA DALAM PEMBERITAAN CALON GUBERNUR JAWABARAT DEDDY MIZWAR - DEDI MULYADI PADA INEWS 2018

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh Devi Agustiana NIM 11140510000200

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSTAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019 M

ii

HIRARKI PENGARUH KEBIJAKAN MEDIA DALAM PEMBERITAAN CALON GUBERNUR JAWA BARAT DEDDY MIZWAR - DEDI MULYADI PADA INEWS 2018

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh Devi Agustiana NIM 11140510000200

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSTAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019 M

iii

iv

v

vi

ABSTRAK

Devi Agustiana. Hirarki Pengaruh Kebijakan Media dalam Pemberitaan Calon Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar – Dedi Mulyadi pada iNews 2018

Serangkaian hajat besar negara Indonesia kembali digelar, yaitu Pemilihan Umum. Sebelum Pemilu Presiden 2019 mendatang, ada Pilkada serentak 2018 yang dilaksanakan di 171 daerah. Salah satu pasangan yang cukup menarik perhatian adalah Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi sebagai kandidat calon Gubernur Jawa Barat nomor urut empat. Pasangan ini telah mendapat dukungan dari beberapa partai, salah satunya Perindo. Partai Perindo juga berafiliasi dengan media grup. Adalah iNews, sebuah stasiun televisi nasional Indonesia yang memiliki jaringan news gathering terbesar. Dukungan Perindo terhadap Duo DM kerap menimbulkan stigma bermacam-macam perihal keberimbangan media iNews. Berdasarkan konteks diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan mayor dan minor. Adapun pertanyaan mayornya adalah bagaimana hirarki pengaruh kebijakan media dalam pemberitaan kampanye calon gubernur Jawa Barat Duo DM pada iNews? Kemudian, minornya adalah bagaimana pengaruh level individu, level rutinitas media, level organisasi, level institusi sosial, dan level sistem sosial dalam kebijakan redaksi pada pemberitaan Duo DM? Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Hirarki Pengaruh Media yang diperkenalkan oleh Pameela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese. Teori ini menyatakan bahwa isi pesan media yang disampaikan adalah hasil pengaruh faktor internal media dan eksternal media. Di antara faktor-faktor tersebut terbagi ke dalam lima level, yaitu level individu pekerja media, level kerutinan media, level organisasi media, level institusi sosial, dan level sistem sosial. Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun teknik pengumpulan datanya melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan literatur. Pemberitaan Pilkada Jawa Barat khususnya untuk pasangan Duo DM, tidak bisa lepas dari lima level hirarki pengaruh media. Level individu pekerja media direpresentasikan dengan sikap dan nilai pekerja media. Kemudian, sumber informasi, organisasi media, dan penonton juga saling bersinergi dalam membentuk kerutinan media iNews memberitakan Pilkada. Pengaruh organisasi media pun terlihat cukup kuat dari kebijakan pimpinan perusahaan yang disalurkan oleh para pekerja media. Selanjutnya dalam level institusi sosial juga memiliki pengaruh yang datang dari kontrol pemerintah, pengiklan, penonton, pangsa pasar, dan teknologi. Serta keempat elemen dalam level sistem sosial memiliki kapasitas tersendiri juga dalam mempengaruhi, terlihat dari ideologi, ekonomi, politik, dan kultural.

Kata kunci : Hirarki Pengaruh, Pilkada, iNews

vii

ABSTRACT

Devi Agustiana. Hierarchy Influence of Media Policy in News of West Java Governor Candidate Deddy Mizwar - Dedi Mulyadi on iNews 2018

The general election has become a major political event in current Indonesia. In 2018, simultaneous regional head elections were held in 171 regions. One of the running pairs for governor candidates in West Java was Deddy Mizwar and Dedi Mulyadi. The pair had been backed up by a number of several parties. One big media group affiliated with the Perindo Party also supported the DM Duo pair. iNews is one among Indonesian national television station that has the largest news gathering network. Perindo’s support for the pair sparked various opinions and criticism from the public in relation to iNews’ objectivity in news’ reports. Based on the above context, the purpose of this study is to answer major and minor questions. The major question is how is the hierarchy of the influence of media policy in the reporting of the West Java gubernatorial candidate Duo DM campaign on iNews? Then, the minor is how does the level of the individual, the level of media routines, the level of the organization, the level of social institutions, and the level of the social system in the editorial policy of the Duo DM report? The theory used in this study is the theory of Media Influence Hierarchy introduced by Pameela J. Shoemaker and Stephen D. Reese. This theory states that the content of media messages delivered is the result of the influence of internal media and external media factors. Among these factors are divided into five levels, namely the level of individual media workers, the level of media harmony, the level of media organizations, the level of social institutions, and the level of the social system. This research is a descriptive study using a qualitative approach. The data collection techniques are through interviews, observation, documentation, and literature. The preaching of the West Java regional election, especially for the Duo DM pair, cannot be separated from the five levels of hierarchy of media influence. The level of individual media workers is represented by the attitudes and values of media workers. Then, information sources, media organizations, and spectators also synergized in forming iNews reported on regional head elections. The influence of media organizations also looks quite strong from the company's leadership policies channeled by media workers. Furthermore, at the level of social institutions it also has influences that come from government control, advertisers, viewers, market share, and technology. As well as the four elements at the level of the social system have their own capacity to influence, seen from ideology, economics, politics, and culture.

Keywords: Influence Hierarchy, Regional Head Election, iNews

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt yang telah memberi kenikmatan, kekuatan, kemudahan, dan ilmu pengetahuan hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini. Sholawat dan doa senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw yang telah memberikan cahaya kehidupan dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung mapun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Arief Subhan, M.A, sebagai Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Suparto, M.Ed, sebagai Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dra. Hj. Roudhonah, M.Ag, sebagai Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, dan Dr. Suhaimi, M.Si, sebagai Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan. 3. Drs. Masran, M.A, sebagai Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Fita Faturakhmah, M.Si, sebagai sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

i

ii

4. Syamsul Rijal, Ph.D, sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya dan sabar dalam memberikan arahan, saran, dan kritik yang membangun dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Zakaria, M.Ag sebagai penasihat akademik yang telah memberikan semangat dan kemudahan. 6. Segenap dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis. Semoga apa yang telah diajarkan dapat bermanfaat bagi penulis dalam menjalani kehidupan dan menjadi amal soleh bagi bapak dan ibu dosen sekalian. 7. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telh menyediakan fasilitas dan referensi bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini. 8. Jajaran Redaksional iNews, yaitu Ariyo Ardi sebagai Wakil Pemimpin Redaksi iNews dan Khoiri Ahmadi sebagai Manager Produksi iNews yang telah bersedia menjadi narasumber dan meluangkan waktunya untuk memberikan informasi terkait skripsi ini. 9. Nuning Rodiyah sebagai Komisioner Penyiaran KPI yang telah bersedia menjawab berbagai pertanyaan dan meluangkan waktunya untuk melengkapi penelitian ini. 10. Hendry Ch Bangun sebagai anggota Dewan Pers yang juga telah bersedia menjawab berbagai pertanyaan dan meluangkan waktunya untuk melengkapi penelitian ini.

ii iii

11. Keluarga penulis, orang tua tercinta, Bapak Sucipto dan Ibu Dede Supriyati yang senantiasa memberikan doa dan motivasi untuk kesuksesan anaknya supaya kelak menjadi manusia berilmu dan bermanfaat. Semoga kalian selalu diberi kesehatan oleh Allah Swt. Teruntuk adik penulis, Vina Yulianti yang senantiasa mendokan dan menghibur. Semoga kelak dapat meneruskan pendidikan hingga tinggi. 12. Dedi Fachrudin, M.I.Kom., sebagai General Manager Dakwah dan Komunikasi Televisi (DNK TV), serta teman-teman DNK TV 5.0, senior dan junior di komunitas DNK TV yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman kepada penulis seputar pertelevisian. 13. Sahabat-sahabat E-Friends Rosi, Dita, Bening, Neisya, Iik, Sri, Ica, dan Syifa (almh) yang telah menemani, memotivasi, dan saling mendukung selama perkuliahan. Terima kasih juga untuk Sholehah Grup Ade, Rizkita, yang telah saling mendukung dan menghibur. 14. Teman-teman Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan 2014, khususnya KPI E yang telah bersama selama 4 tahun penuh canda, tawa, dan perjuangan untuk menyelesaikan pendidikan ini. Semoga kalian semua sukses. 15. Keluarga Wiki DPR angkatan 7 dan para pengurus yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mencari ilmu tentang kejurnalistikan secara langsung di lingkungan legislatif.

iii iv

16. Keluarga KKN SS 143 2017 dan segenap warga Desa Mekarjaya yang telah memberikan pembelajaran arti kehidupan, kesederhanaan, dan kecintaan terhadap sesama keluarga. 17. Pembaca penelitian skripsi ini. Semoga apa yang penulis buat dapat memberikan manfaat.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, namun tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga Allah Swt memberikan balasan kebaikan.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam pembuatan penelitian ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan baik berupa saran dan kritik sehingga dapat menjadikan penelitian ini lebih baik lagi. Semoga yang penulis susun dalam penelitian ini menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal soleh.

Jakarta, Desember 2018

Devi Agustiana

iv

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...... i

DAFTAR ISI ...... v

DAFTAR TABEL ...... vii

DAFTAR GAMBAR ...... viii

DAFTAR LAMPIRAN ...... ix

BAB I PENDAHULUAN ...... 1

A. Latar Belakang ...... 1

B. Identifikasi Masalah ...... 10

C. Batasan Masalah ...... 10

D. Rumusan Masalah ...... 10

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...... 11

G. Metodologi Penelitian ...... 16

H. Sistematika Penulisan ...... 21

BAB II KERANGKA TEORI ...... 23

A. Teori Hirarki Pengaruh ...... 23

B. Konseptualisasi Media Massa ...... 36

C. Konseptualisasi Berita ...... 39

D. Kerangka Berpikir ...... 43

BAB III GAMBARAN UMUM...... 44

v vi

A. iNews ...... 44

B. Pilkada Jawa Barat 2018 ...... 51

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ...... 57

A. Level Individu Pekerja Media ...... 57

B. Level Kerutinan Media ...... 65

C. Level Organisasi Media ...... 73

D. Level Institusi Sosial ...... 81

E. Level Sistem Sosial ...... 91

BAB V PEMBAHASAN ...... 97

A. Level Individu Pekerja Media ...... 97

B. Level Kerutinan Media ...... 98

C. Level Organisasi ...... 98

D. Level Institusi Sosial ...... 99

E. Level Sistem Sosial ...... 101

BAB VI PENUTUP ...... 102

A. Kesimpulan ...... 102

B. Saran ...... 104

DAFTAR PUSTAKA ...... 106

LAMPIRAN-LAMPIRAN

vi vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Penghargaan iNews ...... 48 Tabel 3.2 Struktur Redaksi iNews ...... 50 Tabel 3.3 Perubahan Logo iNews ...... 51 Tabel 3.4 Daftar nomor urut dan jumlah kursi DPRD ...... 53 Tabel 4.1 Beberapa pemberitaan Duo DM di iNews ...... 69 Tabel 4.2 Beberapa pemberitaan Duo DM di iNews ...... 71 Tabel 4.3 Daftar berita Duo DM di iNews ...... 79

vii

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Survei Elektabilitas Calon Gubernur Jawa Barat Mei 2018dari SMRC ...... 6 Gambar 1.2 Diagram Survei Pengaruh Pemilih Pilkada Jawa Barat 2018 ...... 7 Gambar 2.1 Model Hirarki pengaruh Shoemaker & Reese ...... 24 Gambar 2.2 Kerangka Bepikir ...... 43 Gambar 3.1 Logo iNews ...... 45 Gambar 3.2 Rekapitulasi Pilkada Jawa Barat ...... 54 Gambar 3.3 Duo DM, Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut empat ...... 55 Gambar 4.1 Pertemuan Duo DM dengan ketua umum Perindo Hary Tanoesoedjo ...... 77

viii

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Transkrip Wawancara

Lampiran Dokumentasi Wawancara

Lampiran Surat

ix 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kemampuan media sebagai penyalur informasi seolah menjadi figur utama dalam menyetir isu. Pemberitaan dalam sebuah media dapat merubah persepsi masyarakat sesuai dengan apa yang ingin media tersebut sampaikan. Terlebih berita yang berkaitan dengan masa depan pemimpin sebuah daerah, masa depan sebuah negara. Hal ini menjadi kekuatan sendiri bagi para calon pemimpin meruntut para media dalam membingkai segala kegiatannya untuk konsumsi publik, sebagaimana yang dikutip oleh Nurudin dari Maxwell MC Combs, “agenda setting media yang mana media punya peran dalam membentuk suatu isu dan meranking isu serta menjadikan isu itu penting bagi masyarakat.”1 Media telah menjadi representasi dari sebuah kenyataan yang ada dilingkungan, karena menulis dan menampilkan kembali kejadian yang terjadi. Media menjadi cermin dari realitas yang terjadi. Maka tak jarang hal ini digunakan oleh organisasi media untuk menciptakan sebuah realitas baru ditengah khalayak. Konstruksi sosial atas realitas telah diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman. Keduanya meneruskan apa yang digagas oleh Giambitissta Vico yang kemudian banyak

1 Maxwell MC Combs, dalam Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 195.

1 2

disebut sebagai cikal bakal konstruktivisme dan tentang konstruksi realitas, prinsipnya setiap upaya “menceritakan” (konseptualisasi) sebuah peristiwa, keadaan, atau benda tak terkecuali mengenai hal-hal yang berkaitan dengan politik adalah usaha mengkonstruk realitas. Pekerjaan media massa bersifat menceritakan peristiwa- peristiwa. Maka tugas media massa yang utama adalah mengkonstruksi berbagai realitas yang akan disiarkan. Media menyusun realitas dari berbagai peristiwa yang terjadi hingga menjadi cerita atau wacana yang bermakna. Dengan kata lain isi media adalah realitas yang telah dikonstruksikan dalam bentuk wacana yang bermakna. Berdasarkan uraian tersebut maka media menjadi sumber informasi yang dominan bagi masyarakat dalam memperoleh gambaran realitas mengenai suatu peristiwa. Ada dua konsep dalam melihat realitas yang direfleksikan media. pertama, konsep media secara aktif yang memandang media sebagai partisipan yang turut mengkonstruksi pesan sehingga muncul pandangan bahwa tidak ada realitas sesungguhnya dalam media. Kedua, konsep media secara pasif yang memandang media hanya sebagai saluran yang menyalurkan pesan-pesan sesungguhnya, dalam hal ini media berfungsi sebagai sarana yang netral, media menampilkan suatu realitas apa adanya. Media massa saat ini menyajikan karya tergantung pada kepentingan masing-masing media tersebut. Semua pemberitaan yang menjadi konsumsi masyarakat telah diolah dan dikonstruksi oleh media dengan ciri khas dan kepentingan media tersebut.

3

Berkaitan dengan realitas media diatas, kini era kontestasi politik siap dimulai. Pemilihan para sosok pemimpin rakyat akan ramai pada 2018 hingga 2019 mendatang. Dalam pemilihan kepala negara 2019 nanti, jelas akan menjadi objek hangat dalam pemberitaan berbagai media, mulai saat ini pun partai politik telah coba mengusungkan kandidatnya. Tak mau kalah dengan pemilihan presiden, pemilihan kepala daerah pun demikian. Telah memasuki masa kampanye sejak 15 Februari lalu, kian menggeliatkan perhatian media akan hal tersebut. Sebagai wilayah dengan jumlah Data Pemilih Tetap (DPT) terbanyak, yaitu lebih dari 31 juta,2 Jawa Barat menjadi sorotan porsi lebih bagi media terkait pemberitaan calon pemimpinnya. Keempat calon Gubernur Jawa Barat antara lain Ridwal Kamil - Uu Ruzhanul Ulum, Sudrajat – Ahmad Syaikhu, Tubagus Hasanuddin – Anton Charliyan, dan Deddy Mizwar – Dedi Mulyadi.3 Tepat tanggal 16 Januari 2018 lalu, sebuah partai yang terbilang baru dan belum memiliki kursi DPRD mendeklarasikan untuk mendukung pasangan calon Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi atau Duo DM. Adalah Partai Perindo yan siap mendukung pasangan nomor urut 4 ini. Dikepalai oleh Hary Tanoesoedibjo (HT), Perindo siap memberi dukungan kepada

2 Detik.com, “Ini Pemetaan Pilkada Rasa Pilpres 2019”, diakses pada 2 Agustus, pukul 20:56, https://news.detik.com/berita/4085014/ini- pemetaan-pilkada-rasa-pilpres-2019. 3 iNews.id “Jelang Penetapan Undian Nomor Urut, Ini Para Kandidat Pilgub Jabar”, diakses pada 2 April 2018, pukul 20:25 di www.i..id.

4

Duo DM dalam rangka pembangunan bangsa, karena Perindo merasa memiliki visi dan misi yang sama dalam perbaikan kualitas bangsa dan negara dengan Duo DM. Berdaskan deklarasi tersebut, telah kita ketahui bersama bahwa HT adalah seorang enterpreneur kawakan, berbagai lahan bisnis telah dijamah, termasuk dunia media. Konglomerat besar Indonesia ini adalah pimpinan MNC Group, sebuah media grup yang diklaim terbesar se-Asia Tenggara ini. iNews adalah media televisi berita peranakan dari MNC Media. Dibentuk tahun 2014, sejak saat itu iNews pun telah menyabet 17 penghargaan,4 sehingga iNews menjadi jajaran bagi variasi stasiun televisi berita di Indonesia yang juga berjaringan lokal. Masuknya para pemilik modal dalam dunia media bukanlah hal baru di Indonesia, terlihat sederet konglomerat kawakan Indonesia juga melebarkan sayap pada dunia media, dan mereka menggabungkan beberapa perusahaan-perusahaan media menjadi lebih besar, sehingga hal ini yang telah menyebabkan konglomerasi media, yaitu masuknya para pemodal dalam dunia media. HT pun masuk dalam jajaran konglomerat Indonesia via jalur media televisi dan cetak.5 Sejak pendeklarasian dukungan Perindo terhadap Duo DM, iNews khususnya dalam program iNews Pagi, iNews Siang, iNews Petang, dan iNews Malam secara intens memberitakan

4 iNews.id, “Penghargaan INews”, diakses pada 22 Maret, pukul 16:00 di http://tv.inews.id/about. 5 Tirto.id, “Konglomerat Media di Indonesia via Jalur Media TV sampai Cetak”, diakses pada 22 Maret 2018, pukul 16:18 di https://tirto.id/8- konglomerat-media-di-indonesia-via-jalur-media-tv-amp-cetak-cEv7.

5

tentang kegiatan dan kampanye yang dilakukan pasangan calon ini nomor 4 ini. Beberapa kegiatan Duo DM yang secara intens diliput seperti: “Deddy Mizwar Kampanye dengan Membatik di Cirebon”, “Dedi Kunjungi Korban Kejahatan Jalanan”, “HT Optimis Deddy Mizwar – Dedi Mulyadi Akan Tingkatkan Kesejahteraan”, “Petani Mengeluh, Deddy Mizwar Janjikan Teknologi Pencegah Hama”.6 Menurut data dari Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), Ridwan Kamil- Uu Ruzhanul Ulum menjadi kandidat di Pilkada Jabar 2018 dengan elektabilitas tertinggi, yaitu 43,1 persen. Sementara pasangan Duo DM berada pada posisi kedua, yaitu 34,1 persen atau terpaut 9 persen dari pasangan pertama. Disusul oleh pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu hanya meraup dukungan 7,9 persen. Sementara TB Hasanuddin-Anton Charliyan 6,5 persen.7

6 iNews.id “Pemberitaan Cagub no. 4”, diakses pada 2 April 2018, pukul 19:14 di www.inews.id. 7 Tirto.id, “Peta Dukungan Pemilih di Pilgub Jabar Versi Survei Terbaru SMRC dan CMMW”. diakses pada 2 Agustus, pukul: 21:02 di https://tirto.id/peta-dukungan-pemilih-di-pilgub-jabar-versi-survei-terbaru- smrc-cMMw.

6

Gambar 1. 1 Survei Elektabilitas Calon Gubernur Jawa Barat Mei 2018 dari SMRC

Sumber: Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) Selain itu, menurut survei yang dilakukan oleh Poltracking, media massa sangat berpengaruh dalam membentuk persepsi pemilih terhadap kandidat gubernur dan wakil gubernur di mana pengaruhnya di angka 51,7 persen, sementara media sosial di angka 37,4 persen. Sosialisasi dari rumah ke rumah, dengan angka 56,0 persen, mempengaruhi publik dalam menentukanpilihan.8

8 Beritasatu.com. “Survei Poltracking: Mayoritas Pemilh Jabar Rasional”, diakses pada 2 Agustus, pukul 21:34 di http://www.beritasatu.com/nasional/466926-survei-poltracking-mayoritas- pemilih-jabar-rasional.html.

7

Gambar 1.2: Diagram Survei Pengaruh Pemilih Pilkada Jawa Barat 2018 Sumber: Poltracking

Data-data tersebut menjadi gaambaran global dalam para pendukung untuk kian mendorong pasangan calon selama masa kampanye, khusunya pada media massa televisi. Peneliti menelaah terdapat ketidak seimbangan dalam pengemasan redaksi yang dilakukan oleh iNews, jika sebuah media digadang menjunjung tinggi keprofesionalan dan keseimbangan, nampaknya sedikit luntur dalam stasiun televisi berita ini. Peneliti melihat ada porsi lebih dalam pengemasan berita kepada calon gubernur Duo DM ini. Menelisik data diatas, maka dalam pengemasan konten sebuah media massa dipengaruhi oleh beragam faktor inside dan outside. Pemikiran dari Pameela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese tentang Hirarki Pengaruh dalam bukunya yang berjudul “Mediating the Message in the 21st Century: A Media Sociology

8

Perspective” (2014) agaknya cocok dalam kasus kebijakan INews dalam pemberitaan ini. Terdapat lima level yang dapat memengaruhi isi berita atau tayangan media massa yaitu individu pekerja media, kerutinan media, organisasi media, institusi sosial, dan sistem sosial. Dalam kelima faktor ini, faktor internal media terdiri dari faktor indivdu pekerja media, kerutinan media, dan organisasi media. Sementara faktor eksternal media terdiri dari faktor institusi sosial, dan sistem sosial.9 Teori ini telah mengalami penyempurnaan, dimana dalam terdahulunya yang berjudul Mediating the Message: Theories of Influences on Mass Media Content 2nd Edition (1996), terdapat lima level dalam hirarki pengaruh, namun dalam level yang saat ini menjadi “sistem sosial”, dalam buku pertamanya adalah “level ideologi”. Konten dalam level ini pun bertambah, bukan hanya ideologi, namun terdapat unsur ekonomi, politik dan budaya. Kemudian perubahan juga terdapat dalam level yang saat ini menjadi “institusi sosial”, dalam buku sebelumnya disematkan istilah “level ekstra media” yang membahas media dan kontrol sosial, namun tidak terdapat perubahan signifikan dalam konten didalamnya, hanya istilahnya saja yang berganti. Literatur keislaman pun telah mengajarkan konsep keseimbangan dan kepadanan dalam sebuah informasi. Dalam kejujuran pemberitaan pun Allah swt menegaskan. Pemberitaan yang jujur adalah pemberitaan yang mengabarkan apa adanya,

9 Pameela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating the Messege in the 21th Century: A Media Sociology Perspective, e-book, (New York: Routledge, 2014), h. 7-11.

9

sesuai dengan fakta dan realita tanpa mempengaruhi dan memihak.10 Mengenai hal ini Allah berfirman dalam surat al- Maidah, ayat 8 sampai 10:

يَا أَيُّ َها َّال ِذ َين َآمنُوا ُكونُوا َق َّو ِام َين ِ ََّلِلِ ُش َهدَ َاء بِ ْال ِق ْس ِط َوال يَ ْج ِر َم َّن ُك ْم ُشَنَآن َق ْو ٍم َعلَى أ َال تَ ْع ِدلُوا ْاع ِدلُوا ُه َو أَ ْق َر ُب ِللتَّ ْق َوى َواتَّ وا قُ ََّّللاَ إِ َّن ََّّللاَ َخبِ ٌير بِ َما تَ ْع َملُون . َو َعد َ ََّّللاُ َّال ِذ َين َآمنُوا َو َع ِملُوا َّالص ِال َح ِات َل ُه ْم َم ْغ ِف َرةٌ َوأَ ْج ٌر َع ِظيم. َو َّال ِذ َين َك َف ُروا َو َكذَّبُوا بِآيَ ِاتنَا أُ َولئِ َك أَ ْص َح ُاب ْال َج ِحيم. ِ

“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu adalah penghuni neraka.”

Berdasarkan data dalam konteks literatur umum dan keislaman diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

10 Limmatus Sauda, Etika Jurnalistik Perspektif Al-Qur’an, (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: Jurnal Dakwah dan Komunikasi, Vol. 1 No. 7, Januari – Juni 2013), h. 8.

10

penelitian mendalam dengan judul “Hirarki Pengaruh Kebijakan Media dalam Pemberitaan Calon Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi pada iNews 2018”.

B. Identifikasi Masalah

Jati diri sebuah media adalah seimbang atau cover both side. Namun seiring dengan kepentingan berbagai pihak, termasuk kepentinganyang dimiliki oleh pemilik media itu juga, terkadang membuat sebuah berita menjadi berat sebelah. Hal ini membuat stigma keberpihakan yang mempengaruhi kebijakan redaksional media muncul.

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penelitian pada konten dan porsi berita calon gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar - Dedi Mulyadi dibandingkan calon gubernur lainnya. Penelitian juga fokus pada masa kampanye calon gubernur Jawa Barat, terhitung sejak 15 Februari sampai 23 Juni 2018. Peneliti juga memfokuskan pada program berita iNews Pagi, iNews Siang, iNews Petang, dan iNews Malam selama periode tersebut.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, rumusan masalah mayor pada penelitian ini yaitu, bagaimana hirarki pengaruh kebijakan media dalam pemberitaan kampanye calon gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar – Dedi Mulyadi pada iNews? Dan faktor apa yang paling dominan dalam

11

mempengaruhi pemberitaan kampanye calon gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar – Dedi Mulyadi pada iNews?

Adapun pertanyaan minornya:

1. Bagaimana pengaruh level individu dalam kebijakan redaksi pada pemberitaan calon gubernur Jawa Barat nomor 4? 2. Bagaimana pengaruh level rutinitas media dalam kebijakan redaksi pada pemberitaan calon gubernur Jawa Barat nomor 4? 3. Bagaimana pengaruh level organisasi dalam kebijakan redaksi pada pemberitaan calon gubernur Jawa Barat nomor 4? 4. Bagaimana pengaruh level institusi sosial dalam kebijakan redaksi pada pemberitaan calon gubernur Jawa Barat nomor 4? 5. Bagaimana pengaruh level sistem sosial dalam kebijakan redaksi pada pemberitaan calon gubernur Jawa Barat nomor 4?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan dan batasan masalah diatas, maka penelitian ini memiliki tujuan secara umum adalah untuk mendeskripsikan hasil analisis hirarki pengaruh kebijakan media dalam pemberitaan calon gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar dan Deddy Mulyadi pada iNews.

12

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Praktis

Sebagai referensi dan pengetahuan baagi khalayak tentang kebijakan suatu media dalam pemberitaan selama masa kampanye pilkada. Selain itu sebagai evaluasi bagi institusi media massa dalam mengkonstruk pemberitaannya

2. Manfaat Akademis

Sebagai referensi pengembangan ilmu komunikasi massa khususnya dalam teori hirarki pengaruh media, terutama bagi jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

F. Tinjauan Kajian Terdahulu

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui dan menjelaskan bagiamana hirarki pengaruh kebijakan media, khususnya dalam pemberitaan calon gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi pada iNews. Selanjutnya, untuk menghindari unsur plagiat, terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relavan, antara lain:

1. Skripsi dengan judul “Hirarki Pengaruh Pemberitaan Ahmadiyah di Majalah Tempo” yang ditulis oleh Fahdi Fahlevi, mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam tahun 2013. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

13

pemberitaan Ahmadiyah di Majalah Tempo selama sebulan. Persamaan penelitian terdapat pada subjek yang diteliti yaitu pekerja media dan unsur-unsur yang terlibat dalam kebijakan redaksi media. Sedangkan perbedaannya pada teknik pengumpulan data. Yaitu pada tinjauan puskata ini pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dokumentasi, dan penelitian partisipatoris. Namun peneliti melakukan pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dokumentsi, dan literatur. Kemudian perbedaan lainnya adalah pada objek penelitian, jika pada tujauan pustaka ini adalah pemberitaan Ahmadiyah di Majalah Tempo, maka objek peneliti adalah pemberitaan calon gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi pada iNews. Dan perbedaan lain, objek penelitian ini adalah media cetak, sedangkan peneliti adalah media elektronik tayangan televisi. Menurut peneliti, kelebihan dari penelitian Fahdi Fahlevi adalah objek pemberitaan yang berlangsung selama sebulan, serta latar belakang penelitian yaitu isu kekerasan terhadap pemeluk agama dan dikaitkan dengan isu pelanggaran HAM. Hasilnya adalah level rutinitas media yang paling dominan. Sedangkan kelebihan penelitian yang akan peneliti lakukan terletak pada objek pemberitaan sedang berlangsung saat penelitian, yaitu kampanye calon gubernur Jawa Barat 2018, serta isu konglomerasi media

14

yang berlangsung pada era kontestasi politik saat ini hingga 2019 mendatang. Observasi pengamatan pemberitaan selama masa kampanye demi kematangan penelitian. Kemudian peneliti menggunakan empat metode pengumpulan data, yaitu wawancara, observasi, dokumentasi, dan literatur. Kemudian dalam pustaka repository UIN Jakarta, objek penelitian pada iNews belum pernah ada. 2. Skripsi dengan judul “Hirarki Pengaruh Media dalam Pemberitaan Aksi Terorisme di Sarinah pada Harian Umum Republika” yang ditulis oleh Brian Muhammad, mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam tahun 2017. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi pemberitaan aksi terorisme di Harian Umum Republika. Persamaan penelitian terdapat pada subjek yang diteliti yaitu pekerja media dan unsur-unsur yang terlibat dalam kebijakan redaksi media. Sedangkan perbedaannya pada teknik pengumpulan data. Yaitu pada tinjauan puskata ini pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi. Namun peneliti melakukan pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dokumentsi, dan literatur. Perbedaan lainnya adalah pada objek penelitian, jika pada tinjauan pustaka ini adalah pemberitaan aksi terorisme di Harian Umum Republika, maka objek peneliti adalah pemberitaan calon gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi pada iNews. Dan

15

perbedaan lain, objek penelitian ini adalah media cetak, sedangkan peneliti adalah media elektronik tayangan televisi. Menurut peneliti, kelebihan dari penelitian yang dilakukan oleh Brian Muhammad adalah pada latar belakang tentang respon masyarakat pada aksi terorisme di Sarinah yang menjadi tranding topic pada media sosial. Hasil dari penelitian ini adalah level rutinitas media dan eksternal media yang paling dominan. Sedangkan kelebihan penelitian yang akan peneliti lakukan seperti pada pembahasan pada sebelumnya yaitu pada objek yang masih berlangsung serta, periode pengamatan observasi yang cukup lama demi kematangan penelitian, metodologi penelitian yang cukup variatif, serta objek yang belum ada dalam pustaka repository UN Jakarta. 3. Skripsi dengan judul “Hirarki Pengaruh pada Tayangan Islam di Selandia Baru dalam Program Muslim Travelers NET TV” yang ditulis oleh Syahrul Hidayanto, mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam tahun 2017. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi tayangan Islam di Selandia Baru pada NET TV. Persamaan penelitian terdapat pada subjek yang diteliti yaitu pekerja media dan unsur-unsur yang terlibat dalam kebijakan redaksi media. Sedangkan perbedaannya adalah pada objek penelitian, jika pada tinjauan pustaka ini adalah tayangan Islam di

16

Selandia Baru, maka objek peneliti adalah pemberitaan calon gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi pada iNews. Perbedaan lainnya adalah jenis objek penelitian, jika pada tinjauan pustaka ini adalah jenis film dokmenter yang dikemas pada program Muslim Travelers, maka peneliti adalah sebuah pemberitaan tentang kampanye calon gubernur Jawa Barat di sebuah media televisi. Menurut peneliti, kelebihan dari penelitian yang dilakukan oleh Syahul Hidayanto adalah pada kematangan pengumpulan data yang dilakukan dengan empat teknik dan jenis objek penelitian yang ber-genre film documenter. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa semua faktor memberi pengaruh pada objek. Sedangkan kelebihan penelitian yang akan peneliti lakukan seperti pada pembahasan pada tulisan diatas yaitu pada objek yang masih berlangsung, serta periode pengamatan observasi yang cukup lama demi kematangan penelitian, metodologi penelitian yang cukup variatif, serta objek yang belum ada dalam pustaka repository UN Jakarta.

G. Metodologi Penelitian 1. Paradigma Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendektan kualitatif dengan paradigma konstruktivis. Metode penelitian kualitatif adalah

17

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Moleong, 1991:3).11 Kemudian Paradigma konstruktivis memandang bahwa kenyataan itu hasil konstruksi dari manusia itu sendiri. Pengetahuan hasil bentukan itu tidak bersifat tetap tetapi berkembang terus.12

2. Pendekatan Penelitian

Menurut Craswell, beberapa asumsi dalam pendekatan kualitatif yaitu pertama, peneliti kualitatif lebih mementingkan proses dari pada hasil. Kedua, peneliti kualitatif lebih memperhatikan interpretasi. Ketiga, peneliti kualitatif merupakan alat utama dalam pengumpulan data dan analisis data serta peneliti kualitatif harus terjun langsung kelapangan melakukan observasi pastisipasi dilapangan. Keempat, peneliti kualitatif harus menggambarkan bahwa peneliti terlibat dalam proses penelitian, interpretasi data, dan pencapaian pemahaman melalui kata atau gambar.13 Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang mencari makna dibalik data, dalam hal ini penulis ingin megaanalisis hirarki pengaruh kebijakan media dalam pemberitaan calon gubernur pada iNews. Menggunakan cara penelitian berpikir induktif, yaitu “cara berpikir yang berangkat

11 Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitif, (Malang: UIN Maliki Press, 2008), h. 175. 12 Zainal Arfin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: Rosdakarya, 2012), h. 140. 13 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi Massa: (teori, paradigm dan diskursus teknologi komunikasi di masyarakat), (Jakarta: Kencana, 2007), h.307.

18

dari hal-hal yang khusus (fakta empiris) menuju hal-hal yang umum (tataran konsep) merupakan suatu pendekatan kualitatif.14 Dalam penelitian kualitatif membuat peneliti berpikir induktif untuk menemukan jawaban logis terhadap apa yang sedang menjadi pusat perhatian dalam penelitian. Akhirnya berpikir induktif menjadi jawaban sementara terhadap apa yang dipertanyakan dalam penelitian dan menjadi perhatian itu. Jawaban tersebut dinamakan dengan berpikir induktif analitis.15

3. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah pekerja media dan unsur- unsur yang terlibat dalam kebijakan redaksi media. Sedangkan objeknya adalah pemberitaan calon gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi pada iNews selama periode kampanye Pilkada 2018. 4. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilakukan selama kurun waktu Juni hingga November 2018 mendatang. Peneliti akan melakukan wawancara dengan pihak iNews di gedung iNews Center, wawancara Dewan Pers di Kantor Dewan Pers, wawancara KPI di Kantor KPI Pusat. 5. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara Dalam penelitian kualitatif, wawancara menjadi metode pengumpulan data yang utama. Sebagian besar

14 Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), h. 192. 15 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), h. 6.

19

data diperoleh melalui wawancara. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.16 Peneliti melakukan wawancara bebas terpimpin dengan menggunkan pedoman wawancara yang dibuat berupa daftar pertanyaan. Data diperoleh bisa dengan cara tanya jawab, atau pun surat elektronik (email). Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan wawancara dengan pekerja media pada iNews dan instansi yang menangani kajian kejurnalistikan, yaitu Dewan Pers. b. Observasi Observasi adalah adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang ingin dicapai. Perilaku yang tampak dapat berupa perilaku dilihat, didengar, dihitung, dan diukur.17 Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan observasi berupa pengamatan penayangan berita tetang calon gubernur Jawa Barat nomor urut empat.

16 Moleong (2005) dalam Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), h. 118. 17 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2010), h. 131-132.

20

c. Dokumentasi

Bahan dokumentasi adalah informasi yang disimpan atau didokumentasikan sebagai bahan dokumenter.18 Dokumentasi yang digunakan peneliti adalah pemberitaan calon gubernur Jawa Barat pada program iNews Pagi, iNews Siang, iNews Petang, dan iNews Malam, serta dokumen yang dimiliki iNews baik berupa tulisan, gambar, grafik, dan sebagainya. Peneliti juga mencari kutipan-kutipan pernyataan subjek penelitian di media massa, teks pidato, ataupun teks di new media yang sesuai dengan judul penelitian.

d. Literatur

Literatur merupakan bahan-bahan yang diterbitkan.19 Peneliti akan menggunakan literatur berupa jurnal penelitian yang digunakan sebagai pandangan lain terkait subjek atau objek yang sama. Literature dijadikan sebagai secondary resources yang relavan sebagai data penunjang penelitian.

6. Teknik Analisis Data Peneliti akan melakukan teknik analisis data model interaktif dari Miles dan Hurberman yang terdir dari empat tahap,

18 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008) h. 122. 19 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya h. 122.

21

yaitu pengumpulan data, reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan.20 Data yang digali merupakan data kualitatif, maka analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif. Mengikuti bogdan dan biklen, analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisir data. Memilihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola apa yang penting, apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan oleh orang lain.21 Analisis data dilakukan bersamaan saat pengumpulan data dan setelah pengumpulan data. Data yang didapat akan dikaitkan dengan teori hirarki pengaruh. 7. Pedoman Penulisan Penulisan dalam penelitian ini mengacu pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor 507 Tahun 2017.

H. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui pembasan dan penelitian secara jelas, maka peneliti membaginya dalam lima bab, yaitu:

20 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2010), h. 164. 21 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remana Risadakarya, 2006), h. 248.

22

BAB I: PENDAHULUAN

Membahas tentang latar belakang penelitian, permasalahan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II: KAJIAN TEORI

Menguraikan tentang kajian teori hirarki pengaruh yang dikenalkan oleh Pameela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese. Serta kajian teoritis tentang media massa.

BAB III: GAMBARAN UMUM

Menjelaskan profil, sejarah, visi misi, serta ideology dari INews.

BAB IV: DATA DAM TEMUAN PENELITIAN

Berisi uraian penyajian data dan temuan dari hasil pengumpulan data padaobjek penelitian di iNews.

BAB V: PEMBAHASAN

Mengulas analisis data yang diperoleh dari iNews terkait fakor apa saja yang mempengaruhi pemberitaan calon gubernur Jawa Barat nomor urut empat.

BAB V: PENUTUP

Menyajikan kesimpulan dan saran.

23

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Teori Hirarki Pengaruh Teori hirarki pengaruh (hierarcy of Influence) diperkenalkan oleh Pameela Shoemaker dan Stephen D. Reese. Teori ini merupakan bagian dari komunikasi massa dengan penjelasan mengenai pengaruh pada konten media yang menghasilkan realitas yang berbeda-beda.1 Teori ini menjelaskan bahwa pemberitaan dipengaruhi faktor internal dan ekstrnal.2 Danielian dan Reese (1989) menyebut penentuan agenda intermediate sebagai salah satu pengaruh penting dalam penentuan agenda, khususnya media elit yang lain.3 Shoemaker dan Reese mengklasifikasikan lima level yang memiliki pengaruh (hirarki pengaruh) terhadap isi pemberitaan media massa. Mulai dari lingkaran terkecil, pada level individu pelaku media; praktik rutinitas; organisasi media; institusi sosial; hingga yang terakhir, sistem sosial. Masing-masing lingkaran tersebut menurut Shoemaker dan Reese memiliki karakter yang

1 Pameela J Shoemaker and Stephen D Reese, Mediating The Messege: Theories of Influences on Mass Media Content, e-book, (Now York: Longman Publisher, 1996), h. 60 2 Werner J. Sevenir, James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2001), h. 277 3 Werner J. Sevenir, James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, h. 277

23 24

berbeda namun keseluruhannya membentuk sistem yang tak dipisahkan satu sama lain.4 Isi media tidak merefleksikan sebuah realitas yang ojektif, maka dari itu studi akan teori Hirarki Pengaruh merupakan upaya melihat pengaruh atas isi media, walaupun tidak dalam fakta sosiologis sekalipun. Pengmatan Shoemaker dan Reese lebih bertopang pada postulat, “mengapa sejumlah efek produksi ada dan mulai berpengaruh”. Oleh karenanya, media tidak dipandang bebas dikarenakan ada banyak pengaruh yang mana, menurut Stephen D Reese bahwa isi pesan media atau agenda setting merupakan pengaruh dari tekanan baik diluar maupun dalam suatu media.5

Gambar 2. 1 Model Hirarki pengaruh Shoemaker & Reese

Sumber : Pameela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating the Messege in the 21th Century: A Media Sociology Perspective, 20146

4 Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating the Message in the 21st Century, h. 8-9. 5 Stephen D. Reese, Setting the Media’s Agenda: A power Balance Perspektive (Beverly Hill: Sage, 1991), h. 324. 6Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating the Message in the 21st Century, e-book, (New York: Routledge, 2014), h. 9.

25

1. Level Individu Pekerja Media

Terdapat tiga faktor pada pekerja media yang dapat memengaruhi isi media, pertama: karakteristik pekerja dan latar belakang pekerja media. Kedua: sikap, nilai, dan keyakinan pekerja media (seperti agama). Ketiga: peran dan bingkai etis pekerja media.7

a. Karakteristik dan Latar Belakang Pekerja Media

Dimensi-dimensi yang turut membentuk latar belakang seorang wartawan adalah gender atau jenis kelamin, pendidikan, orientasi seksual, etnis, dan apakah ia berasal dari kaum kebanyakan atau kaum elite.8 Isu gender dalam sebuah media akan menguat apabila dalam suatu media dilingkupi oleh salah satu jenis kelamin pria atau wanita. Misalnya, isu emansipasi wanita akan menguat dalam suatu media apabila dalam suatu proporsi jumlah pekerja lebih dominan perempuan. Dengan kata lain, ada pengaruh atas konstruksi isi berita yang mengarah kepada perbedaan gender.9 Kesamaan etnis pada pekerja media juga mempengaruhi bentuk dan informasi yang terkandung dalam sebuah media.10 Orientasi seksual dalam media lebih mengarah pada sebuah subjektifitas, artinya keinginan untuk membela seseorang,

7 Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating the Message in the 21st Century, h. 209. 8 Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating the Message in the 21st Century, h. 211-217. 9 Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating The Messege, h. 64. 10 Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating The Messege, h. 64.

26

kelompok, atau orang lain sekali pun dengan pendekatan kesamaan seksual.11 Kedudukan dalam keprofesionalan pekerja media massa memang dipengaruhi oleh diferensiasi latar belakang pekerja media. Maka dari itu, perbedaan latar belakang pendidikan akan menjadi bekal bagaimana seorang jurnalis melakukan peliputan dengan cara melihat dunia yang juga dipengaruhi latar belakang berpendidikan.12

b. Sikap, Nilai, dan Keyakinan Pekerja Media

Faktor sikap, nilai, dan keyakinan pekerja media tidak terlalu memberikan efek yang signifikan terhadap sebuah pemberitaan. Hal ini disebabkan karena “pengaruh yang lebih besar di level organisasi dan kerutinan media. Meskipun tidak begitu kuat, faktor sikap, nilai, dan keyakinan secara tidak langsung dapat memberikan efek pada pemberitaan yang dikonstruk oleh seorang jurnalis.13

c. Peran dan Bingkai Etis Pekerja Media

“Bernard Cohen (1963) membedakan antara peran “netral” dan “partisipan,”yang mencerminkan bagaimana wartawan berhubungan dengan informasi. Shoemaker dan Reese mengatakan bahwa, dalam mekanisme mediasi pesan, peran

11 Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating The Messege, h. 64. 12 Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating The Messege, h. 64. 13 Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating The Messege, h. 82

27

pelaku media terbagi menjadi dua, yaitu mereka yang memilih untuk “netral” atau sebagai “partisipan” dari peristiwa. “Netral” para jurnalis melihat pekerjaan mereka sebagai informasi cepat untuk publik, menghindari cerita dengan konten yang belum diverifikasi, berkonsentrasi pada audiens terluas, dan menghibur penonton. Sedangkan para “partsipan” menekankan semangat kritisisme, menyediakan analisis masalah yang kompleks, mendiskusikan kebijakan nasional. Mereka tidak sekedar menundukan diri sebagai perantara.”14 Dalam bingkai etis, Shoemaker dan Reese mengutip hasil penelusuran atas esensi jurnalisme yang dilakukan oleh Kovach dan Rosentiel yaitu kepercayaan pada bingkai etis, seperti elemen jurnalisme, sangat memengaruhi bagaimana seorang individu jurnalis memproduksi berita.15 Meski pada praktiknya terdapat beberapa hal yang masih dalam wilayah perdebatan, termasuk semakin merebaknya media daring, dengan kultur internet, yang membuat konsepsi etika jurnalisme yang dapat diterapkan secara umum dan universal semakin sulit dirumuskan.16 Pengalaman dan dedikasi selama menjadi jurnalis kemudian membentuk bagaimana peranan dan etika jurnalis yang secara langsung memengaruhi isi media. Sedangkan sikap, nilai, dan keyakinan jurnalis secara tidak langsung memengaruhi isi

14 Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating the Message in the 21st Century, h. 230-231. 15 Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating the Message in the 21st Century, h. 234. 16 Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating the Message in the 21st Century, h. 234-235.

28

media sebatas wewenang jurnalis tersebut dalam organisasi media.17

2. Level Kerutinan Media

Kerutinan media terbentuk oleh tiga unsur utama yaitu: sumber informasi (suppliers of information), organisasi media (processor), dan penonton (consumers). Tarik-menarik ketiga unsur tersebut merupakan respon praktis atas kebutuhan organisasi media dalam pembentukan kerutinan media.18

a. Sumber Informasi

Pembacaan berita memiliki kemampuan untuk mengevaluasi cerita berdasarkan nilai-nilai berita yang disepakati, mereka yang menyediakan tolok ukur kelayakan dan merupakan berorientasi pada pemirsa yang rutin. Artinya, mereka memprediksi apa yang audiens akan temukan menarik dan penting. Dalam prakteknya mereka mengarahkan editor untuk membuat pilihan acara yang konsisten19. Berikut nilai-nilai berita yaitu:

1) Menonjol dan Penting: Pentingnya suatu peristiwa diukur. Dampaknya dan berapa banyak kehidupan yang dipengaruhi. Misalnya, berita kematian lebih penting

17 Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating the Message, h. 65. 18 Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating the Message in the 21st Century, h. 167. 19 Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating the Message in the 21st Century, h. 170.

29

daripada kerusakan properti. Tindakan yang berkuasa layak diberitakan, karena mereka memiliki lebih banyak kemampuan untuk mempengaruhi masyarakat umum. 2) Konflik dan kontroversi: Kontroversi dan konflik mengingatkan kita pada hal yang penting dam masalah yang harus ditangani oleh salah satu lembaga sosial kita. Konflik secara inheren lebih menarik daripada harmoni. 3) Tidak Biasa: Keanehan juga menarik minat kita. Kami berasumsi bahwa kejadian satu hari akan mirip dengan hal yang membosankan. Ketika kita membaca atau melihat cerita tentang kejadian yang tidak biasa, kami hanya memperhatikan pengecualian yang menciptakan rutinitas ini. 4) Sisi Kemanusiaan (Human Interest): Orang-orang tertarik pada banyak hal yang tidak langsung berdampak pada kehidupan mereka, termasuk selebriti, politik dan drama kehidupan. Minat berdasarkan pada fakta bahwa kehidupan subjek sangat berbeda dari kita sendiri. 5) Aktual dan Faktual: Berita adalah definisi tepat waktu dan tentang peristiwa baru yang dekat dan tepat waktu. Orang memiliki rentang perhatian terbatas dan ingin tahu apa yang terjadi sekarang. Peristiwa yang tepat waktu juga mungkin lebih membutuhkan tindakan untuk memperbaikinya saat itu juga. 6) Kedekatan: Peristiwa yang terjadi di dekatnya terkadang lebih layak diberitakan dari yang jauh, dan acara lokal mungkin lebih menarik bagi penonton dibanding yang

30

jauh. Media mencari sudut pandang lokal nasional cerita agar lebih menarik minat penonton.20 b. Oganisasi Media (Processor) Unsur selanjutnya yang membentuk level rutinitas media adalah organisasi media atau pengolah pemberitaan (processing). Unsur yang paling berpengaruh paa organisasi media adalah editor media atau yang biasa disebut sebagai "gatekeeper".21 Menurut Shoemaker dan Reese, kerutinan telah menciptakan pola sedemikian rupa yang terus diulang oleh para pekerjanya. Kerutinan yang menciptakan sistem dalam media sehingga media tersebut bekerja dengan cara yang dapat diprediksi dan tidak mudah untuk dikacaukan.22 c. Penonton (Consumers) Audiens merupakan cerminan dimana media mengambil kebijakan dalam bentuk kemasan pemberitaan. Media sangat bergantung pada audienas untuk menghasilkan keuntungan. Unsur penting yang diperhatikan oleh media adalah kepercayaan akan nilai berita yang akan dibuat lalu disampaikan kepada audiens.23 Apa yang diterima media massa dipengaruhi oleh komunikator, termasuk batas waktu (deadline), kebutuhan ruang dalam penerbitan, struktur piramida terbalik untuk menulis berita

20 Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating the Message in the 21st Century, h. 171. 21 Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating the Message, h. 117. 22 Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating the Message, h. 105-108. 23 Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating the Message, h. 110.

31

, nilai berita, standar objektivitas, dan kepercayaan reporter pada sumber-sumber berita.24 3. Level Organisasi Media

Pemberitaan media bukanlah prodak hasil kerja perorangan, akan tetapi merupakan kerja kelompok yang menunjukan kolektivitas. Walaupun demikian, dalam sebuah media pucuk tertinggi masih dipegang oleh pemilik sebuah media yang menetapkan kebijakan dan arah media. Para pekerja media melakukan produksi isi berita memang ditujukan pada pelayanan publik, dengan tujuan mendapatkan pengakuan professional dibangun dengan mengikuti tujuan mencari keuntungan. Pengaruh pemilik media menjadi titik perhatian penting dalam media berita.25 Dalam organisasi media terdapat tiga tingkatan posisi. Pertama ialah pekerja garda depan seperti penulis, reporter, staf kreatif yang bertugas mengumpulkan dan mengemas bahan mentah. Kedua ialah tingkat menengah yaitu manajer, editor, produser dan lainnya yang bertugas mengoordinasikan proses dan menjembatani komunikasi antara posisi atas dan bawah dalam organisasi. Ketiga ialah posisi tingkat atas dalam perusahaan yang bertugas membuat kebijakan organisasi, membuat anggaran, mengambil keputusan-keputusan penting, melindungi perusahaan

24 Werner J. Sevenir, James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, h. 277-278. 25 Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating the Message, h. 165.

32

dari kepentingan politik dan komersial, dan saat dibutuhkan melindungi pekerjanya dari tekanan luar.26 Organisasi media memiliki beberapa tujuan dan menghasilkan uang sebagai salah satu yang paling umum digunakan. tujuan-tujuan organisasi media ini bisa berdampak pada isi media dalam berbagai cara.27

4. Level Institusi Sosial

Media berpijak pada beragam sumber bagi isi media, dari sumber resmi pemerintah hingga kelompok-kelompok kepentingan, Periklanan dan hubungan masyarakat (public relations) mewakili investasi massal dalam membentuk diskursus media dan keuntungan institusional, serta pengaruh mereka dapat diisolasi dan diukur dalam hal-hal yang spesifik. Kebijakan dan kontrol pemerintah menimbulkan dampak langsung dan jelas pada media, baik itu bersifat membatasi dalam hal penyensoran maupun bersifat menyokong dalam hal subsidi media.28 Dalam buku Mediating The Messege, Shoemaker dan Reese memnyebutkan beberapa faktor dalam yang memengaruhi dalam level yang sebelumnya disebut level extra media ini yaitu:

26 Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating the Message in the 21st Century, h. 151. 27 Werner J. Sevenir, James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, h. 278. 28 Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating the Message in the 21st Century, h. 127.

33

a. Isi Berita

Sumber berita menjadi efek sangat penting pada konten sebuah media massa, karena seorang jurnalis tidak bisa menyertakan pada laporan beritanya apa yang mereka tidak tahu, misalnya seorang jurnalis hampir tidak pernah menjadi saksi mata sebuah kecelakaan pesawat. Hingga untuk mendapatkan sebuah informasi, mereka mendapatkan dari jurnalis lainnya, dari orang yang berada ditempat kejadian, dari sumber resmi pemerintah dan polisi, dari petugas bandara dan dari advokasi keselamatan konsumen, dari dari setiap individu memiliki sudut pandang yang unik dan berbeda tentang apa yang terjadi.29 Penjenalsan diatas menjelaskan bahwa berita yang disampaikan oleh media melalui seorang jurnalis dapat dibentuk oleh sumber berita itu sendiri dengan sudut pandang yang beragam.

b. Pemerintah

Pemerintah dapat mempengaruhi sebuah media dengan pengontrolan yang bersifat mengikat, misalnya kebijakan dalam sebuah undang-undang yang mana apabila media dianggap melanggar sebuah kebijakan pemerintah dalamsebuah negara. Menurut Morissan control dari pemerintah pada umumnya dikaitkan dengan undang-undang atau dari lembaga negara bisa berupa kementerian atau lembaga negara lainnya.30

29 Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating The Messege, h 178. 30 Morissan, Teori Komunikasi Massa, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 48.

34

c. Pengiklan dan Pembaca

Media sangat bergantung pada pengiklan dan pembaca sebagai konsumen alam menjaga eksistensi media. Dari sanalah media dapat menjalankan produksi dan juga menjadi sumber keuntungan.31 Sebuah pers sebagai seorang peniup terompet yang dibunyikan melantunkan suara, yang mana dari suara itu dikomposisikan oleh orang yang membiayai peniuop terompet. Artinya para pemodal lewat iklan sangat terkait dan mampu mempengaruhi isi berita sebuah media.32

d. Pangsa Pasar Media

Media massa beroperasi secara primer pada pasar yang komersil, dimana media harus berkompetisi dengan media lainnya untuk mendapatkan perhatian dari pembaca dan pengiklan.33 Hal inilah membuat media saling berkompetisi untuk memperoleh keuntungan dari iklan melalui konten media itu sendiri.

e. Teknologi

Perkembangan teknologi dapat mempengaruhi terhadap sebuah konten berita. Teknologi memudahkan sumber pencarian berita dan penyampaian berita lebih cepat pada masyarakat.

31 Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating The Messege, h 190. 32 Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating The Messege, h. 190. 33 Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating The Messege, h. 209.

35

Terdapat empat alasan mengapa teknologi berpengaruh penting terhadap media. Pertama, editor dapat mempersiapkan dalam penyuntingan berita lebih lengkap dan lebih baik. Kedua, computer dapat membuat kualitas tampilan gambar dalam foto lebih baik. Ketiga, reporter dalam menyiapkan bahan informasi lebih baik. Keempat, editor memiliki control pada desain halaman di media cetak.34

5. Level Sistem Sosial

Level terluar dalam hirarki pengaruh adalah sistem sosial. Shoemaker dan Reese meletakan sistem sosial sebagai struktur yang menghubungkan antara masyarakat secara umum dengan institusi yang diciptakan oleh masyarakat itu sendiri. Terdapat empat sub sistem dalam sistem sosial, yaitu ideologi, ekonomi, politik, dan kultural.35 Keempat wilayah ini berada dalam wilayah paling makro dan kadang sulit dideteksi. Kadang kita cenderung menganggap sesuatu yang umum, lumrah saja terjadi, sesuatu yang secara hegemonik akan kita terima sebagai kewajaran, taken for granted.36 Sistem sosial adalah pondasi dari mana semua konten media dibangun, dasar tingkat makro di mana pengaruh dari tingkat lain beristirahat. Karakternya sistem sosial mempengaruhi interaksi institusi sosial, eksistensi dan susunan organisasi media,

34 Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating The Messege, h. 216. 35 Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating the Message in the 21st Century, h. 69-74. 36 Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating the Message in the 21st Century, h. 94.

36

jenis-jenis rutinitas yang diadopsi, dan nilai-nilai perorangan. Meskipun telah memilih untuk mengambil level sistem sebelum yang lain dalam Hierarki Pengaruh, kita tidak harus menganggap tingkat analisis lainnya sebagai sekunder atau otomatis ditentukan oleh tingkat sistem sosial.37 Di sebagian masyarakat Barat, media didukung media bisnis tingkat korporat sesuai sistem sosial dan ekonomi yang ada. Selanjutnya, media itu pun akan mendukung sistem tersebut. Lazasfeld dan Merton (1948/1960) menekankan bahwa dukungan ini muncul tidak hanya dalam bentuk iklan, tetapi juga dalam isi media yang biasanya sepaham dengan struktur masyarakat yang ada.38

B. Konseptualisasi Media Massa 1. Pengertian Media Massa

Media massa adalah alat komunikasi yang bekerja dalam berbagai skala, mulai dari skala terbatas hingga dapat mencapai dan melibatkan siapa saja di masyarakat dengan skala yang sangat luas. Istilah media massa ini mengacu kepada sejumlah media yang telah ada sejak puluhan tahun lalu dan tetap dipergunakan hingga saat ini, seperti surat kabar, majalah, film, radio, televisi, internet, dan lain-lain.39

37 Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating the Message in the 21st Century, h. 93. 38 Werner J. Sevenir, James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, h. 394. 39 Morissan, Teori Komunikasi Massa, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h.1

37

Sedangkan pengertian media massa itu sendiri menurut Denis Mcquail yang dikutip oleh Morissan, media massa adalah alat komunikasi yang bekerja (surat kabar, radio, televisi, film, internet, dan lainnya) dengan skala tak terbatas dan dapat dilakukan oleh siapa pun dengan skala luas.40 Media massa pada nyatanya merupakan alat untuk memberikan informasi pada komunikasn yang heterogen, anomim dengan skala cepat dan luas. Dimana massa yang dimaksud dalam sebuah media massa bisa berarti sebagai khalayak, konsumen media, atau pun masyarakat massa itu sendiri. Bisa diartikan juga media massa adalah komunikasi massa, seperti yang dkatakan oleh Nurudin (2011), bahwa komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa).41

2. Media Massa dan Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan proses organisasi media menciptakan dan menyebarkan pesan-pesan kepada masyarakat luas dan proses pesan tersebut dicarin, digunakan, dipahami, dan dipengaruhi oleh audiens.42 Menurut Lasswell, terdapat bagian sistem komunikasi massa, identifikasi fungsi-fungsi utama media komunikasi, termasuk pengamatan (surveillance), hubungan (correlation), dan transmisi (transmission). Oleh sebab itu, yang penting bagi

40 Morissan, Teori Komunikasi Massa, h.1 41 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011(, h.4) 42 Stephen W. Littlejohn, Karen A. F, Teori Komunikasi: Theories of Human Communication, (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), h 405.

38

komunikasi massa adalah media itu sendiri. Organisasi media menyebarkan pesan yang memengaruhi dan menggambarkan budaya masyarakat, dan media memberikan informasi kepada audiens yang heterogen, menjadikan media sebagai bagian dari kekuatan institusi masyarakat.43 Menurut Wright, dalam konsep komunikasi massa bisa didefinisikan dalam tiga cirri. Pertama, komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relative besar, heterogen, dan anonim. Kedua, pesan-pesan yang disebarkan secara umum sering dijadwalkan untuk bisa sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifanya sementara. Ketiga, komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.44 Kemunculan media baru seperti internet turut mendukung transmisi komunikasi massa berjalan maksimal. Dalam pandangan Pierre Levy, World Wide Web sebagai sebuah lingkungan informasi yang terbuka, fleksibel, dan dinamis, yang memungkinkan manusia mengembangkan orientasi pengetahuan yang baru dan juga terlibat dalam dunia demokratis tentang pembagian mutual dan pemberian kuasa yang lebih interaktif dan berdasarkan pada masyarakat.45

43 Stephen W. Littlejohn, Karen A. F, Teori Komunikasi: Theories of Human Communication, h 407. 44 Werner J. Severin, James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, h. 4. 45 Stephen W. Littlejohn, Karen A. F, Teori Komunikasi: Theories of Human Communication, h 413.

39

Media baru dalam komunikasi massa menjadi semakin menunjukan eksistensinya. Menurut McManus terdapat cirri-ciri hal tersebut:

1. Terknologi yang dahulu berbeda dan terpisah seperti percetakan dan penyiaran sekarang bergabung 2. Kita sedang bergeser dari kelangkaan media menuju media yang melimpah 3. Kita sedang mengalami pergeseran dari mengarah kepuasan massa audiens kolektif menuju kepuasan grup atau individu 4. Kita sedang mengalami pergeseran dari media satu arah kepada media interaktif.46

Kehadiran media baru dalam komunikasi massa jelas mendukung demokratisasi karena membuat komunikasi interaktif semakin signifikan seperti dalam bentuk pastisipasi politik dalam media massa. Media baru memberikan pengaruh besar dalam komunikasi massa.

C. Konseptualisasi Berita 1. Pengertian Berita Paul De Massener dalam buku Here’s The News Unesco Associate yang dikutip oleh AS Haris Sumadria menyatakan, berita adalah sebuah informasi yang penting dan menarik perhatian serta minat khalayak pendengar. Doug Newson dan James A. Wollert menjelaskan, berita adalah apa saja yang ingin

46 Werner J. Severin, James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, h. 4.

40

dan perlu diketahui oleh orang atau lebih luas lagi oleh masyarakat. Definisi lain diebutkan oleh Dean M. Lyle Spencer bahwa berita adalah suatu kenyataan atau ide yang benar yang dapat menarik perhatian sebagian besar pembaca.47 Nilai informasi dalam sebuah berita merupakan mutlak adanya, kemudia daya tarik bagi pembaca pun adalah kewajiban dalam sebuah berita.

Hal tersebut diperkuat oleh Wiilian S. Maulsby dalam Getting the News yang menjelaskan bahwa berota sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian para pembaca.48

2. Kategori Berita

Berita dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu hard news dan soft news. Hard news (berita hangat) memiliki arti penting bagi pembaca, pendengar, dan pemirsa karena biasanya berisi kejadian terkini yang baru saja terjadi atau akan terjadi di pemerintahan, politik, hubungan luar negeri, pendidikan, ketenagakerjaan, agama, pengadilan, pasar finansial, dan sebagainya. 49 Hard news meski memiliki arti penting, biasanya tidak banyak menarik pembaca, pendengar, atau pemirsa, karena isinya

47 AS Haris Sumadrina, Jurnalistik Indonesia, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), h. 64. 48 AS Haris Sumadrina, Jurnalistik Indonesia, h. 64. 49 Tom E. Rolnicki, Pengantar Dasar Jurnalisme, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 2.

41

kurang menarik bagi banyak orang dan sering kali sulit dipahami, terutama bagi orang yang tidak mengikuti perkembangan beritanya setiap hari. Maka para reporter kategori berita ini sering kali meyisipkan beberapa latar belakang penting dari berita yang disampaikan, supaya pembaca memahami signifikansi dan alur berita hard news tersebut.50 Sedangkan soft news (berita ringan) adalah berita yang biasanya kurang penting karena isinya menghibur, walau adang juga memberi informasi penting. Berita jenis ini sering kali bukan berarti terbaru. Didalamnya memuat berita human interest atau jenis rubrik feature.51 Berita soft news juga bertumpu pada unsur-unsur ketertarikan manusiawi, seperti pesta pernikahan bintang film, atau seminar sehari tentang perilaku seks bebas dikalangan remaja.52

3. Nilai Berita

Kriteria nila berita (news value) merupakan acuan yang dapat digunakan oleh para jurnalis, yakni para reporter dan editor untum memutuskan fakta yang pantas dijadikan berita. Kiteria nilai berita menurut Brian S. Brooks, George Kneedy, Darly R. Moen, dan Don Ranly dalam News Reporting and Editing menunjuk pada sembilan hal dan beberapa pakar lain menmbahkan dua nilai lagi. Nilai-nilai tersebut yaitu:

50 Tom E. Rolnicki, Pengantar Dasar Jurnalisme, h. 3. 51 Tom E. Rolnicki, Pengantar Dasar Jurnalisme, h. 3. 52 AS Haris Sumadrina, Jurnalistik Indonesia, h. 66.

42

a. Keluarbiasaan (unusualness) b. Kebaruan (newness) c. Akibat (impact) d. Aktual (timeless) e. Kedekatan (proximity) f. Informasi (information) g. Konflik (conflict) h. Orang penting (prominence) i. Ketertarikan manusiawi (human interest) j. Kejutan (surprising) k. Seks (sex)53

Sedangkan menurut Reese ada beberapa nilai berita, yaitu faktor pentingnya sebuah pemberitaan (importance), faktor kemanusiaan (human interest), faktor konflik atau kontroversi pada sebuah pemberitaan (conflict/controversy), faktor ketidakbiasaan sebuah berita yang diberitakan (the unusual), faktor keaktualan sebuah berita (timeliness), dan faktor kedekatan sebuah pemberitaan dengan audens (proximity).54

53 AS Haris Sumadrina, Jurnalistik Indonesia, h. 80-92. 54 Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating The Messege, h. 111.

43

D. Kerangka Berpikir

Gambar 3: Bingkai Teoritis

Sumber : Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating the Message in the 21st Century: A Media Sociology Perspective, 2014

44

BAB III

GAMBARAN UMUM

Gambar 3. 1: Logo iNews

Sumber: tv.iNews.id

A. iNews

1. Sejarah iNews iNews adalah singkatan dari Indonesia News TV. Sebelum menjadi INews, channel ini bernama SUN TV dan Sindo TV. iNews TV merupakan stasiun televisi dibawah naungan (MNC) Media, kepemilikan dari Hary Tanoesoedibjo. iNews TV juga merupakan jaringan televisi lokal tersesar di Indonesia. Saat pertama kali diluncurkan pada 5 Maret 2008 bernama SUN TV, tayangan ini hanya dapat dilihat secara teresestrial dibeberapa jaringan televisi lokal di Indonesia serta melalui Indovisiom, Oke Vision, dan Top TV. Sejak 26 September 20111, stasiun televisi ini berganti nama lagi menjadi Sindo TV yang merupakan bagian dari sinergi Sindo Media, bersama Sindo Radio (Trijaya FM), Koran Sindo, dan sindonews.com. Pada 23 September 2014, Menteri Komunikasi dan Informatika RI

44

45

memberikan izin tayangan dan Sindo TV menjadi televisi nasional.1

SINDO TV mengubah namanya secara resmi menjadi iNews TV pada 6 April 2015 berlabel pusat informasi dan inspirasi bagi seluruh rakyat Indonesia.2 Kemudian dirubah kembali menjadi iNews pada 31 Oktober 2017 dan berlaku hingga sekarang. Sebagai televisi berjaringan lokal terbanyak diseluruh Indonesia, iNews dipastikan mampu mengangkat dan menjangkau konten lokal dari masing-masing daerah. iNews menjadi stasiun televisi yang mengunggulkan proram berita dan informasi yang cepat, akurat, informatif, mendidik, dan menginspirasi. Untuk memperkuat keunggulannya sebagai televisi berita dan informasi, iNews TV didukung oleh news centre dan news gathering terbesar di Indonesia. Dengan moto “Inspiring dan Informative”, kehadiran iNews melengkapi MNC Media sebagai perusahaan media terbesar dan terintegrasi Asia Tenggara. Mempersiapkan kemasan program dengan sentuhan kreatif dan apik bagi pemirsa di Indonesia. program pemberitaan terdiri dari buletin, talkshow, magazine dan documenter. Program entertainment dan sport juga tersedia.3

1 iNews.id, “Background”, diakses pada 21 September 2018, pukul 15:30 di http://tv.iNews.id/about. 2 MNC.co.id, “Peluncuran iNews TV”, pada 25 September 2018, pukul 14.00 di https://www.mnc.co.id/contents/detail/id/84/launching-inews-tv 3 MNCGrup.com, “Ringkasan Singkat iNews TV”, pada 25 September 2018, pukul 14.05 di https://www.mncgroup.com/microsite/inews-tv.

46

Jaringan iNews yang tersebar di berbagai daerah lokal di Indonesia, yaitu Ambon, Banda Aceh, Bandar Lampung, Bandung, Banjarmasin, Batam, Batusangkar, Bengkulu, Biak Numfor, Denpasar, Gorontalo, Garut, Jakarta, Jambi, Jayapura, Kediri, Kendari, Kupang, Lubuk Linggau, Madiun, Magelang, Majalengka, Makassar, Mamuju, Manado, Manokwari, Masohi, Mataram, Medan, Marauke, Nabire, Padang, Palangkaraya, Palembang, Palu, Pangkal Pinang, Payakumbuh, Pekanbaru, Pematangsiantar, Pontianak, Purwokerto, Sabang, Samarinda, Semarang, Sukabumi, Surabaya, Surakarta, dan Tarakan.4

2. Visi dan Misi iNews Visi Menjadi sebuah televisi nasional dengan konsep lokal berjaringan yang menayangkan program-program referensi, memberikan informasi dan inspirasi yang kaya akan ragam konten lokal, nasional maupun internasional.5 Misi Menyajikan informasi yang cepat, terpercaya dan berimbang; Meningkatkan potensi daerah dengan menyajikan informasi dan hiburan lokal yang lengkap dan beragam; Memberikan pembelajaran dan inspirasi kehidupan; Turut serta dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan nasional;

4 Wikipedia.org, “iNews”, diakses pada 25 September 2018, pukul 12:35 di https://id.wikipedia.org/wiki/INews. 5 iNews.id, “Vision”, diakses pada 21 September, pukul 15:30 di http://tv.iNews.id/about.

47

Menggerakan ekonomi masyarakat melalui berbagai informasi yang memberikan stimulasi dan peluang berusaha.6 3. Penghargaan iNews

Sebagai televisi berjaringan lokal terbesar di Indonesia, iNews mampu menampilkan informasi dan hiburan informatif kepada masyarakat. Hak ini membawa iNews mampu merai banyak penghargaan sejak awal kelahirannya.

Tahun Penghargaan Penghargaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai “Media Massa yang telah 2018 Berperan Aktif Dalam Memberitakan Informasi Kebencanaan di Indonesia” Penghargaan Walikota Mataram atas “Komitmen dan Kerjasamanya Dalam Menyajikan Informasi Pembangunan Kota Mataram” Penghargaan KPID Jawa Barat Award 2017 untuk “Program Siaran Terbaik Kategori Talkshow Televisi” Penghargaan Piagam Anugerah KPI Pusat 2017 2017 untuk “Program Acara: Indonesia Border Eps. Cerita Dari Sebatik” Penghargaan Anugerah KPID Lampung 2017 untuk “Katagori Televisi Berjaringan Terbaik Dalam Memproduksi Program Lokal” Penghargaan Anugerah KPID Banten 2017 untuk “Katagori Wisata Budaya Program Wajah Indonesia”

6 iNews.id, “Mission”, diakses pada 21 September, pukul 15:35 di http://tv.iNews.id/about

48

Penghargaan Anugerah KPID Sulsel Award 2017 “Katagori Berita Program iNews Sulsel” Penghargaan KPID Sulawesi Selatan Award 2016 untuk "Program Features Terbaik" Penghargaan KPID Jawa Tengah Award 2016 untuk "Program Features Televisi Stasiun Jaringan 2016 Terbaik" Penghargaan KPID Banten Award 2016 untuk "Program Religi Terbaik" Penghargaan KPID Sumatera Barat Award 2016 untuk "Program Features Terbaik" Penghargaan KPID Kalimantan Tengah Award 2015 atas “Konsistensi Dalam Pemberitaan dan Penyiaran Bencana Kabut Asap Kalimantan Tengah tahun 2015” 2015 Penghargaan KPID Sumut Award 2015 untuk kategori “Program Religi" Penghargaan KPID Kepri Award 2015 untuk kategori “Program Siaran Televisi Peduli Perbatasan” Penghargaan KPID Jawa Barat 2014 untuk "Program Siaran Terbaik Kategori Berita Televisi" Penghargaan KPID Jawa Barat 2014 untuk 2014 "Program Siaran Terbaik Kategori Talkshow Televisi" Penghargaan KPID Jawa Tengah 2014 untuk "Program Iklan Layanan Masyarakat Terbaik"

Tabel 3. 1 : Penghargaan iNews

Sumber: tv.iNews.id 7

7 iNews.id, “Awarding”, diakses pada 4 Oktober, pukul 11.24 di http://tv.iNews.id/about

49

4. Struktur Redaksi iNews

Pemimpin Umum Harry Tanoesoedibjo

Pemimpin Redaksi Yadi Hendriana

Wakil Pemimpin Redaksi Ariyo Ardi

Manager Produksi Khoiri Akhmadi

Produser Eksekutif Teguh Dwi Hartono

Produser Aulia Pane, Pram Sendjaya, Abdul Aziz, Septiani Wulandari, Denny, Rustanto, Dewi Murtiningrum

Manager Peliputan Taufiqurahman

Manager Daerah Riyanto Wijaksono

Manager Kameramen Andi Rubianti

Manager Progsus Feby Budi Prasetyo

Section Head Peliputan Maharenny Hamidah, Endang Jakarta Gunawan

Section Head Peliputan Mashuri Nisin Daerah

50

Section Head Peliputan Djaka Rianto, Ludi Ichwan, Sapta Kameramen Dharmadi

Tabel 3. 2: Struktur Redaksi iNews

Sumber: iNews

5. Logo iNews

Seiring beberapa kali perubahan nama iNews, logo iNews pun mengalami beberapa kali perubahan, yaitu:

Logo SUN TV pada 5 Maret 2018 sampai 25 September 2011

Logo Sindo TV pada 26 September 2011 sampai 6 April 2015

Logo iNews TV pada 6 April 2015 sampai 31 Oktober 2017

51

Logo iNews TV pada 31 Oktober 2017 sampai sekarang

Tabel 3. 3: Perubahan logo iNews

Sumber: Google Picture

B. Pilkada Jawa Barat 2018

Pemilihan Umum Gubernur Jawa Barat 2018 atau Pilgub Jabar 2018 dilaksanakan pada 27 Juni 2018, sesuai dengan Pasal 8 ayat (2) PKPU Nomor 3 Tahun 2017, KPU Provinsi Jawa Barat berkewajiban menetapkan persyaratan calon dan hari pelaksanaan. KPU telah mengeluarkan peraturan KPU Nomor 1 Tahun 2017 tentang Tahapan, Program, dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2018. Partai politik dapat mendaftarkan pasangan calon jika telah memenuhi persyaratan perolehan paling sedikit 20% jumlah kursi DPRD atau 25% dari akumulasi perolehan suara sah dalam pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD di daerah yang bersangkutan.8

8 KPU.go.id, “Penetapan Surat Keputusan KPU Provinsi Jawa Barat”, diakses pada 2 Oktober 2018, pukul 23.00 di http://jabar.kpu.go.id/2017/09/penetapan-surat-keputusan-kpu-provinsi-jawa- barat-tentang-penetapan-hari-pemungutan-suara-pemilihan-gubernur-dan-

52

Jumlah No Pasangan Calon Partai Politik Kursi Urut DPRD Nasdem, M. Ridwan Kamil – Uu 1 PKB, PPP, 24/100 Ruzhanul Ulum Hanura Tubagus Hasanuddin – 2 PDIP 20/100 Anton Charliyan Sudrajat – Ahmad Gerindra, 3 27/100 Syaikhu PKS, PAN Deddy Mizwar – Dedi Demokrat, 4 29/100 Mulyadi Golkar

Tabel 3. 4: Daftar nomor urut dan jumlah kursi DPRD

Sumber: jabar.tribunnews.com9

1. Rekapitulasi Pilkada Jawa Barat 2018

Dalam Pilkada 2018 jumlah pengguna hak pilih 32.325.315 jiwa. Saat hari pemilihan, tercatat 22.724.333 telah menyuarakan hak pilihnya. Artinya total partisipasi dalam Pilkada Jawa Barat 2018 sebesar 70.30%. Perolehan suara tertinggi diperoleh oleh pasangan calon Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum. Kedua diperoleh pasangan Sudrajat dan Ahmad Syaikhu. Ketiga diperoleh Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi,dan posisi terakhir diperoleh Tubagus Hasanuddin dan Anton

wakil-gubernur-jawa-barat-tahun-2018-penetapan-rekapitulasi-daftar-pemilih- tetap-dpt/. 9 Tribunnews.com, “Resmi! Inilah Nomor Urut Pasangan Calon di Pilgub Jabar”, diakses pada 3 Oktober 2018, pukul 23.30 di http://jabar.tribunnews.com/2018/02/13/resmi-inilah-nomor-urut-pasangan- calon-di-pilgub-jabar.

53

Charliyan. Rekapitulasi resmi yang dikeluarkan oleh KPU berjumlah:10

Gambar 3.2: Rekapitulasi Pilkada Jawa Barat Sumber: Komisi Pemilihan Umum

10 KPU.go.id, “Rekapitulasi Pilkada Provinsi Jawa Barat”, diakses pada 3 Oktober 2018, pukul 23.43 di https://infopemilu.kpu.go.id/pilkada2018/hasil/rekap/t1/jawa_barat.

54

2. Deddy Mizwar – Dedi Mulyadi

Gambar 3.3: Duo DM, Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut 4 Sumber: Google Picture Deddy Mizwar adalah Wakil Gubernur Jawa Barat periode 2013 – 2018 mendampingi pertahana Ahmad Heryawan. Pria kelahiran 5 Maret 1955. Sempat menempuh pendidikan asisten apoteker (farmasi) dan menempuh pendidikan di Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ) yang sekarang bernama Institut Keseian Jakarta (IKJ). Dia dikenal sebagai aktor dan sutradara Indonesia. Pernah menjabat sebagai Ketua Badan Pertimbangan Perfilman Nasional 2006 - 2009.11 Dedi Mulyadi adalah Bupati Purwakarta dua periode. Pria kelahiran 11 April 1971 ini pernah menjabat sebagai anggota

11 CNNIndonesia.com, “Profil Calon Pilkada Serentak 2018”, diakses pada 5 Oktober 2018, pukul 13.46 di https://www.cnnindonesia.com/pilkadaserentak/profilcalon/detail/7/jawa-barat.

55

DPRD kabupaten Purwakarta dan Wakil Bupati Purwakarta. Sejak 2016 Dedi menjabat sebagai ketua DPD Golkar Jawa Barat. Dedi merupakan lulusan Sarjana Hukum Sekolah Tinggi Hukum Purnawarman Purwakarta pada 1999.12 Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi maju dalam pencalonan Pilkada Jawa Barat 2018 – 2013. Pasangan ini diusung oleh patai Demokrat dan Golkar. Analis Indonesia Strategic Institute (Instrat) suara mereka terdongkrak oleh mesin pertain sehingga mencapai elektabilitas tinggi mencapai 40,5% suara. Elektabilitas pasangan ini banyak diunggulkan. Melihat track record Deddy Mizwar dipanggung hiburan sebagai senior, Dedi Mulyadi juga sebagai pertahana Bupati Purwakarta dan ketua DPD Golkar Jaws Barat. 13 Namun dalam survei SMRC pada Maret 2018, elektabilitas Duo DM berada dibawah Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum, yaitu 30,7 %.14 Dengan visi “Terwujudnya Jawa Barat yang Adil, Sejahtera dan Berkarakter Tahun 2023", Duo DM memiliki 5 misi, yaitu pertama, tata pemerintahan yang bersih melalui reformasi birokrasi. Kedua, mewujudkan sumber daya manusia Jawa Barat berkualitas, produktif, unggul, dan berkarakter. Ketiga,

12 CNNIndonesia.com, “Profil Calon Pilkada Serentak 2018”, diakses pada 5 Oktober 2018, pukul 13.50 di https://www.cnnindonesia.com/pilkadaserentak/profilcalon/detail/7/jawa-barat. 13 Tempo.co, “Elektabilitas Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi Naik Berkat Mesin Partai” , diakses pada 5 Oktober 2018, pukul 14.00 di https://pilkada.tempo.co/read/1087418/elektabilitas-deddy-mizwar-dedi- mulyadi-naik-berkat-mesin-partai 14 SMRC, “Elektabilitas M Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum Lebih Unggul”, diakses pada 5 Oktober 2018, pukul 16.42 di http://www.saifulmujani.com/blog/2018/03/15/elektabilitas-m-ridwan-kamil- uu-ruzhanul-ulum-lebih-unggul.

56

mewujudkan tata kelola ruang, insfrastrukur, lingkungan hidup, dan sumber daya alam yang berkelanjutan dan berkeadilan. Keempat, mengembangkan potensi dan daya saing daerah untuk peningkatan iklim dan investasi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berkeadilan. Kelima, mewujudkan tata kehidupan sosial masyarakat berbudaya, demokratis, dan mandiri.15

15 Tirto.id, “Paparkan Visi-Misi, Demiz-Dedi Optimis Bisa Satu Periode Lagi”, diakses pada 5 Oktober 2018, pukul 14.47 di https://tirto.id/paparkan-visi-misi-demiz-dedi-optimis-bisa-satu-periode-lagi- cF3L.

57

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Pada bab ini peneliti menggunakan Teori Hirarki Pengaruh yang telah diperkenalkan oleh Pameela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese dalam menganalisis faktor yang mempengaruhi pemberitaan Calon Gubernur Jawa Barat pada pasangan calon nomor empat, yaitu Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi di iNews. Dalam teori hirarki pengaruh, terdapat lima level yang mempengaruhi isi pemberitaan, yaitu: level individu, level kerutinan media, level organisasi media, level institusi sosial, dan leven sistem sosial. Dengan demikian peneliti akan menganalisis faktor apa saja yang mempengaruhi isi kebijakan media di setiap levelnya.

A. Level Individu Pekerja Media

Dalam level individu pekerja media, para pekerja media dijadikan gambaran dalam pengaruh terhadap isi sebuah berita. Sebuah pemberitaan yang ada di media massa tidak aka ada tanpa pengaruh dari pekerja media, baik reporter atau jajaran redaksional. Hal ini dikarenakan mereka yang mencari dan menyusun data hingga menjadi sebuah berita. Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi individu seorang pekerja media. Faktor pertama, karakteristik pekerja dan latar belakang pekerja media. Faktor kedua, sikap, nilai, dan keyakinan

57

58

pekerja media. Faktor ketiga, peran dan bingkai etis pekerja media. 1 Seperti telah disebutkan, faktor pertama tediri dari karakteristik pekerja dan latar belakang pekerja media seperti gender, pendidikan, orientasi seksual, etnis.2 Dalam faktor pedidikan, iNews mempekerjakan beragam latar belakang pendidikan dari pekerjanya, termasuk asal jurusan pendidikan dan instansi pendidikannya. “Saya Akuntansi, di Perbanas. Saya sebelumnya pernah di Lativi, SCTV, RCTI, terus sekarang ya di iNews.”3

Hal serupa juga diucapkan oleh Khoiri Ahmadi, selaku Manager Produksi iNews. “Saya SI Hukum, UGM. Sebelumnya ekonomi tapi tidak selesai karena dua berat waktu itu. Terus S2-nya belum selesai, di Jogja, karena tinggal di Jakarta jadi gak sempat diselesaikan, hukum juga. Tapi saya sudah jadi wartawan sejak mahasiswa, karena waktu itu wartawan memang anak Fisipol.”4

Berdasarkan jawaban dari Ariyo Ardi, wakil pemimpin redaksi iNews dan jawaban Khoiri Ahmadi, Manager Produksi iNews, bahwa latar belakang pendidikan bagi pekerja di iNews tidak mewajibkan jurusan jurnalistik dan sejenisnya. Terlihat Ariyo Ardi berasal dari pendidikan Akuntasi, sedangkan Khori Ahmadi dari pendidikan Hukum. Namun keduanya telah memiliki kematangan pengalaman di bidang pers sebelum masuk

1 Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating the Message in the 21st Century, h. 209. 2 Lihat di Bab II. 3 Wawancara dengan Ariyo Ardi, Jakarta, 23 Oktober 2018. 4 Wawancara dengan Khoiri Ahmadi, Jakarta, 5 November 2018.

59

iNews. Sehingga dapat disimpulkan bahwa latar belakang pendidikan tidak mempengaruhi kreadibilitas individu pekerja media, namun dapat didukung oleh pengalaman dan skill individu tersebut. Faktor selanjutnya adalah gender. Dalam aspek teknis, hal ini mempengaruhi pekerja media di iNews. “Disini 60 % laki-laki, 40% perempuan. Bagaimana pun kita juga perlu presenter, produser perempuan. Karena kita on air kadang nabrak solat jumat. Terus ada berita human interest yang kadang perempuan lebih masuk. Secara keilmuan tidak. Tapi secara teknis kadang iya. Misalnya, kemarin kan saya kepala kepengurusan untuk haji. Kalau Arab Saudi kan maunya dibedakan laki-laki dan perempuan, Kementerian Agama jadi ikutan. Sekarang dari iNews harus perempuan, karena mau dibebaskan lebih banyak ke jamaah perempuan. Jadi gender berlaku pada saat tertentu. Misalnya kaya tahun ini kita ka dapet undangan haji dari kerajaan Arab Saudi, syaratnya adalah laki-laki, gaka ada undangan perempuan. Karena mereka pengen pertemuan raja gak boleh perempuan.”5

Berdasarkan jawaban Khoiri Ahmadi, maka pengaruh gender dalam pemberitaan iNews hanya berlaku dalam hal-hal tertentu saja atau dalam hal teknis sesuai kebutuhan. Namun secara umum didominasi oleh laki-laki 60% dan perempuan hanya 40%. Faktor selanjutnya adalah sikap, nilai, dan keyakinan pekerja media. Kepercayaan dan nilai-nilai secara tidak langsung memiliki pengaruh terhadap pencarian berita oleh pekerja media.6

5 Wawancara dengan Khoiri Ahmadi, Jakarta, 5 November 2018. 6 Lihat di Bab II.

60

“Intinya kita harus disiplin ya, karena kita pekerja media itu punya deadline dalam bekerja atau pun kita sebagai penyiar itu punya deadline, kita harus siaran jam berapa, kita harus persiapan berapa jam sebelum siaran. Nah itu yang bisa kita gunakan dalam sehari-hari. Kita harus bisa disiplin dan menghargai waktu.”7

News Value dalam berita juga menjadi pertimbangan Ariyo dalam menyangankan berita, termasuk nilai dampak dari berita itu sendiri. “…jadi misalnya kita mau kritik paslon nomor empat juga gak apa-apa juga. Selama krtitikan itu adalah kritikan yang objektif ya, bukan dibuat-buat. Nih kita lihat Kompas gambarnya kayak gini, kamu perhatikan iNews. Visi misi kita juga harus dikedepankan. Jadi jangan sampai serta merta kita menayangkan berita supaya sensasional, hanya memikirkan rating dan share. Tapi kita juga harus memikirkan dampaknya itu apa.”8

Nilai yang dipegang oleh Ariyo Ardi sebagai Wakil Pemimpin Redaksi iNews secara personal sebagai pekerja media adalah kedisiplinan. Ariyo berpandangan bahwa nilai disipilin harus tertanam dalam pekerja media yang berpacu dengan deadline. Selain itu dalam hal pemberitaan, iNews juga mengedepankan news value juga penting dijunjung tinggi oleh sebuah media, salah satu kiteria nilai berita menurut Brian S. Brooks, George Kneedy, Darly R. Moen, dan Don Ranly dalam News Reporting and Editing adalah “Akibat” (impact) positif atau

7 Wawancara dengan Ariyo Ardi, Jakarta, 23 Oktober 2018. 8 Wawancara dengan Ariyo Ardi, Jakarta, 23 Oktober 2018.

61

negatif, tidak hanya mementingkan share dan rating sebuah pemberitaan.9 Hal tidak jauh berbeda diutarakan oleh Khoiri Ahmadi, Manager Produksi iNews. Khoiri menilai kejujuran adalah hal mutlak dalam pekerjaan sebagai wartawan, kejujuran dengan beragam strategi di media. “Harus jujur. Kalau dalam Islam pekerjaan wartawan itu menurut saya mulia, karena bisa membuat mencerahkan orang, tapi juga bisa menyesatkan. Kalau jujur berarti kita ikut mendakwahkan hal-hal yang baik, positif. Tetapi karena didunia ini media tidak direkayasa dalam tanda kutip, kadang ada jujur itu malah dipermainkan orang, dibully orang. Maka apakah terus kita menjadi tidak jujur. Ada strateginya saat kita harus berkata jujur, tapi kita kalau kita jujur akan menghancurkan perusahaan milsanya, ya enggak, kita harus mengalihkan perhatian, mengalihkan berita itu menjadi soft misalnya. Misalnya berita saham disini anjlok 50%. Kalau kita beritain jujur, nanti orang jual saham, perusahaan ini bisa bangkrut. Kita bukan berarti tidak memberitakan, tidak jujur. Kita memilih tidak memberitakan atau memberitakan saham yang lain, yang masih normal. Ada teori dan strategi tetap jujur tapi istilahnya tersesat dijalan yang benar. Jadi ada pilhan, ada berita kita beritakan secara jujur, ada berita kita beritakan dengan framing, dan berita yang tidak diberitakan. Misalnya berita ekonomi saham MNC turun 50%, maka kita beritakan akan ada upaya memperbaiki saham dan besok akan normal lagi, tapi kan upaya, kita memberikan rasa optimis. Kadang kita memilih tidak memberitakan sama sekali, kita cari berita lain yang lebih bagus. Nah itu nilai jujur, karena wartawan kalau gak jujur berat.”10

9 Lihat di Bab II. 10 Wawancara dengan Khoiri Ahmadi, Jakarta, 5 November 2018.

62

Nilai yang dipegang oleh Khoiri Ahmadi sebagai pekerja media adalah kejujuran, kejujuran dalam hal menggunakan strategi media. Dalam kaitannya kepemilikan media oleh MNC Grup, Khoiri menggunakan strategi framing dengan memberikan pandangan lain dalam pemberitaan yang dirasa bisa menjatuhkan perusahaan. Strategi lainnya adalah dengan mengalihkan dengan pemberitaan lain, sehingga fokus masyarakat akan beralih. Menurutnya, hal ini merupakan strategi media dalam melindungi perusahaannya. Dalam kaitannya dengan pemberitaan Pilkada Jawa Barat, Khoiri juga menerapkan sistem demikian, berkaitan dengan framing, porsi berita, dan penataan randown. “Kalau di iNews inshaAllah kita akan netral. Walaupun kita punya sikap, pimpinan misalnya kita dukung si A ya, kita tetap mendung. Kan ada empat calon, kalau kita mendukung si A, ya kita tinggal berita yang pertama si A dulu saja. Berita selanjutnya baru yang tidak kita dukung. Tapi bahwa yang lain diberitain tetep, tapi gak seekstream itu. Karena kita percaya bahwa pemirsa kita itu sudah cerdas. Tidak serta merta apa yang kita beritakan itu dipercaya banget. Tapi kalau media iNews yang saya lihat mengimplementasikan sikap netral itu, memberikan inspirasi dan informasi yang sebenar-benarnya. Menginspirasi orang untuk ayo datang ke TPS, ayo berdemokrasi yang baik.”11 “Memang pimpinan kita sedang ada dijalur partai. Kalau kita mendukung salah satu, iya. Makanya kita hanya soal penataan randown. Maksudnya karena Pak HT hanya mendukung si A, maka si B, C, D gak kita gak beritain, enggak. Kita tetap beritain, cuma porsinya mungkin sedikit lebih banyak. Paling itu dari 24 jam pemberitaan paling hanya sekian menit. Saya kira itu hal yang wajar.

11 Wawancara dengan Khoiri Ahmadi, Jakarta, 5 November 2018.

63

Kadang begitu. Kadang dia merasa punya televisi ini. Tidak hanya di MNC Grup, Metro, TV One, semua sama. Mereka pengen prefens apa yang didukung. Tapi harus sembang kan, iya harus. Ketika ada si A, harus ada B, C, D. Iya itu akan tetep ada. Bahwa ketika kita tidak memberitakan itu memang tidak ada kegiatan si C hari itu atau si D pas lagi off.”12

Berdasarkan pernyataan Khoiri dalam hal pemberitaan Pilkada Jawa Barat. Peneliti menilai bahwa kejujuran dalam media berlaku di pemberitaan Pilkada Jawa Barat, namun ada strategi framing dan porsi berbeda dalam setiap pemberitaan. Paslon yang didukung akan diberitakan pertama, kemudian paslon lainnya menyusul, dalam porsi pun ada perbedaan, meski hanya hitungan menit. Menurutnya hal ini lumrah dilakukan oleh media lain. Namun Khoiri menekankan bahwa iNews masih berada dalam jalur sebagaimana mestinya media, yaitu tetap netral, terutama nilai informasi sebagai bentuk implementasi iNews sebagai media inspiring dan informative tetap tersalurkan. Disamping nilai dan sikap, faktor keyakinan juga menjadi tolak ukur dalam menilai korelasi faktor internal dan eksternal sebuah pemberitaan. Namun faktor keyakinan tidak terlihat dalam pemberitaan Pilkada di iNews. “Dominan Muslim, tapi Katolik Kristen banyak, Hindu ada”13 “Itu tidak boleh mempengaruhi, karena kita kan bekerja sebagai jurnalis. Jurnalis itu kita punya kode etik kan dan salah satunya kita dituntut berimbang. Kita tidak boleh keberpihakan, maka apa yang kita liput itu harus

12 Wawancara dengan Khoiri Ahmadi, Jakarta, 5 November 2018. 13 Wawancara dengan Khoiri Ahmadi, Jakarta, 5 November 2018.

64

menggambarkan objektivitas yang terjadi di dalam peristiwa itu. Bukan ditambahi atau dikurangi. Karena kita punya sentimen pribadi.”14

Pernyataan Ariyo tersebut sesuai dengan kode etik jurnalistik Pasal 1, “Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk”.15 Maka peneliti melihat keberagaman keyakinan oleh para pekerja media di iNews memang ada, namun nilai itu tidak memiliki pengaruh dalam pemberitaan Pilkada Jawa Barat. Parameter lain dalam menilai level individu pekerja media adalah peran dan bingkai etis pekerja media. Shoemaker dan Reese mengklasifikasikannya menjadi dua yaitu mereka yang memilih netral atau pastisipan. Jurnalis netral berarti lebih berorientasi pada khalayak, sementara partisipan lebih memiliki semangat kritisisme serta melakukan berbagai penyelidikan atas berbagai klaim.16 Menurut Khoiri Ahmadi, kebasan berpikir adalah sebuah keharusan bagi para pekerja. Produser hanya memberikan pancingan. Ketika keadaan dilapangan berbeda dari apa yang ditugaskan, maka reporter harus mengungkap fakta dan data lebih dalam. Menurutnya, Pemimpin dan produser sama sekali tidak memberi batasan, justru memberi pantikan untuk kreatif.17 Hal

14 Wawancara dengan Ariyo Ardi, Jakarta, 23 Oktober 2018. 15 Dewan Pers, “Kode Etik Jurnalisti, diakses pada 28 November, pukul 12:43 di https://dewanpers.or.id/peraturan/detail/190/kode-etik-jurnalistik 16 Lihat di Bab II. 17 Wawancara dengan Khoiri Ahmadi, Jakarta, 5 November 2018.

65

serupa juga diutarakan Ariyo Ardi, yaitu pekerja media dipersilahkan untuk berimprovisasi, namun tetapi pada jalur standar, aturan, dan regulasi wartawan.18 Bisa ditarik kesimpulan bahwa pekerja media iNews memiliki corak partisipan. Artiya, mereka mengedepankan kritisisme dan menyediakan analisis masalah yang kompleks. Dari berbagai parameter dalam level individu pekerja media, peneliti menilai bahwa level individu tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam mempengaruhi pemberitaan Pilkada Jawa Barat, khususnya pada pasangan calon nomor empat, hanya dalam elemen nilai berkaitan dengan prinsip pekerja media itu. Hal ini dikarenakan iNews menjunjung tinggi nilai kepatuhan terhadap esensi keberimbangan sebagaimana mestinya media.

B. Level Kerutinan Media

Kerutinan media terbentuk oleh tiga unsur utama yaitu: sumber informasi (suppliers of information), organisasi media (processor), dan penonton (consumers). Dalam upaya menciptakan pola yang sistematis dalam rangka menciptakan keseimbangan, kemudian melahirkan “kerutinan media” yang mana organisasi media harus beradaptasi pada berbagai kendala yang dihadapi, dan kerutinan tersebut yang mengoptimalkan hubungan antara organisasi media dan lingkungannya.19

18 Wawancara dengan Ariyo Ardi, Jakarta, 23 Oktober 2018. 19 Lihat di Bab II

66

Sumber informasi adalah elemen wajib dalam sebuah pemberitaan, dimana seorang wartawan harus medapatkan informasi dari sumber yang akurat dan terpercaya guna kebenaran sebuah data untuk disampaikan kepada khalayak. Pimpinan redaksional membebaskan para reporter untuk mendapatkan informasi dari mana pun. Namun untuk pemberitaan Pilkada lebih banyak dari KPI dan Bawaslu. Sumber informasi pun harus melalui verifikasi. “Sumbernya macem-macem ya, kita kan punya contributor, punya tim liputan dilapangan, kita pakai bahan-bahan dari mereka…”20 “…tapi kita harus memferivikasi kan. Yang pasti kita pakai kan sumber-sumber yang resmi saja. missal dari KPU, dari Bawaslu.”21

Khoiri Ahmadi pun mengakui bahwa untuk pemberitaan harus dari sumber-sumber primer seperti calonnya langsung, masyarakat, atau pun tim sukses media masing-masing calon.22 Dari penuturan diatas, peneliti berkesimpilan bahwa sumber informasi adalah unsur penting dalam suatu pemberitaan. Terlebih pangsa politik di Indonesia sangat riskan, maka iNews mempercayakan untuk menyusun data dari lembaga primer saja. Peneliti pun memantau dari beberapa pemberitaan mengenai pasangan calon Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi di iNews yang tayang selama masa kampanye, soundbite wawancara diisi oleh

20 Wawancara dengan Ariyo Ardi, Jakarta, 23 Oktober 2018. 21 Wawancara dengan Ariyo Ardi, Jakarta, 23 Oktober 2018. 22 Wawancara dengan Khoiri Ahmadi, Jakarta, 5 November 2018.

67

pasangan calon sendiri dan pihak kedua dalam kegiatan yang diberitakan tersebut.

Judul Berita Soundbite Lanjutkan Kampanye, Deddy Mizwar Ingin Tingkatkan Kesenian Deddy Mizwar Tradisional Jabar

Resmi!! Partai Perindo Dukung Deddy Harry Tanoesoedibjo Mizwar Dalam Pilgub Jabar Deddy Mizwar Agus Harimukti AHY Siap Dukung Deddy Mizwar & Yudhoyono Dedi Mulyadi di Pilkada Jabar Deddy Mizwar Deddy Mizwar Deddy Mizwar Silaturahmi Bersama Dedi Mulyadi DPW Perindo Jabar Tim Perindo Kunjungi Korban Banjir di Bandung, Dedi Mulyadi Dedi Mulyadi Tawarkan Solusi

Tabel 4. 1: Beberapa Pemberitaan Duo DM di iNews

Sumber: iNews

Menurut Shoemaker dan Reese terdapat enam nilai berita yang dapat menjadi acuan pemberitaan dalam mengolah sumber informasi, diantaranya menonjol dan penting, konflk dan kontroversi, tidak biasa, sisi kemanusiaan, actual dan faktual, kedekatan.23 Menurut peneliti ada empat unsur yang menonjol dalam pemberitaan Pilkada, khususnya dalam pasangan calon

23 Lihat Bab II

68

nomor empat, yaitu menonjol dan penting, aktual dan faktual, sisi kemanusiaan, dan kedekatan. Dalam pemberitaan Pilkada saat masa kampanye, terhitung sejak Februari hingga Juni, banyak media yang menyoroti hajatan besar negara ini. Banyak elemen pemerintah yang berbondong-bondong menyuarakan kesuksesan acara ini seperti KPU, Bawaslu, KPI, KPID, Dewan Pers, dan Media.24 Sehingga hal ini menjadi unsur penting dalam mengalihkan perhatian khalayak. Nilai inilah yang membuat Pilkada menjadi sebuah hal yang menonjol dan penting. Semua media saat ini sangat berpacu pada waktu, maka sisi aktualitas dan faktualitas dalam penayangan sebuah informasi adalah kesempatan yang tidak boleh disia-siakan. iNews merupakan televisi berita dengan tayangan 24 jam dan pemilik jaringan news gathering terbesar. Maka segala kegiatan Pasangan calon, khsusnya, termasuk Duo DM akan dengan segera on air dan diterima khalayak. Khoiri mengakui jika setia pasangan calon telah dikirimkan tim imbedit, yaitu tim yang secara kurang lebih 20 jam memantau kegiatan pasangan calon di Jawa Barat.25 Dari sisi kemanusiaan dan kedekatan atau proximity terlihat dari pemberitaan pasangan calon nomor empat lebih banyak ketika mengunjungi pemukiman warga, melakukan

24 RG, “Pemilukada 2018: Kesepakatan Bersama KPI, KPU, Bawaslu dan Dewan Pers Ditandatangani”, diakses pada 28 November 2018 di http://www.kpi.go.id/index.php/id/umum/38-dalam-negeri/34317- pemilukada-2018-kesepakatan-bersama-kpi-kpu-bawaslu-dan-dewan-pers- ditandatangani 25 Wawancara dengan Khoiri Ahmadi, Jakarta, 5 November 2018.

69

sosialisasi dan pengenalan program kepada warga. Berikut beberapa pemberitaan pasangan Duo DM terkait sisi kemanusiaan dan kedekatan yang tayang di iNews.

No Judul Berita

Lanjutkan Kampanye, Deddy Mizwar Ingin 1 Tingkatkan Kesenian Tradisional Jabar

Deddy Mizwar Lakukan Kampanye di Pasar Ciawi 2 Tali & Industri Kulit Sukaregang Kunjungi Pasar Baru Bandung, Deddy Mizwar Diserbu 3 Pengunjung Tanggapan Deddy Mizwar Terkait Banjir Bandang 4 Terjang Bandung

Seniman Jalanan Dukung Deddy Mizwar & Dedi 5 Mulyadi | Blusukkan Ade Wardhana

Deddy Mizwar Silaturahmi Bersama DPW Perindo 6 Jabar Gaya Deddy Mizwar Ngobrol Santai di Forum 7 Komunitas Citarum Seruu! Deddy Mizwar Berkampanye Keliling Pasar 8 Naik Delman

Bangga!! Dedi Mulyadi Apresiasi & Kunjungi 9 Pengrajin Barang Bekas di Bekasi

Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi Berstrategi Sasar 10 Suara Generasi Milenial

Bawagub Jabar Dedi Mulyadi Beri Semangat Warga 11 Penderita Kanker

70

Dedi Mulyadi Berkampanye di Mall Bekasi & Cek 12 Pelayanan Publik Kunjungi Korban Banjir di Bandung, Dedi Mulyadi 13 Tawarkan Solusi Dedi Mulyadi Blusukan ke Karawang | Edy 14 Rahmayadi Temui PGI Sumut Dedi Mizwar Berjanji Sejahterakan Guru Honorer di 15 Bandung Dedi Mizwar Kunjungi Warga Bekasi & Berkampanye 16 di KRL

Angkat Potensi Wisata, Deddy Mizwar Kunjungi 17 Geopark Ciletuh di Sukabumi

Wah!! Cawagub, Dedi Mulyadi Lihai Mengulek 18 Bumbu Kacang Lotek Upayakan Lotek Go Internasional, Cagub Dedi 19 Mulyadi Siapkan Strategi Kuliner

Tabel 4.2: Beberapa Pemberitaan Duo DM di iNews Sumber: iNews Dari usur organisasi, yang berwenang menentukan pemberitaan adalah jajaran redaksional, seperti pemimpin redaksi, wakil pemimpin redaksi, manager, produser eksekutif, produser program. Tugas dari wakil pemimpin redaksi adalah membantu pemimpin redaksi dalam menjalankan tugas sehari- harinya. Kemudian memimpin beberapa manager dan eksekutif produser. Sementara tugas dari manager produksi adalah mengontrol, mengawasi, dan memastikan bahwa konten pemberitaan adalah sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

71

“Tugas saya yang utama adalah membantu pemimpin redaksi dalam menjalankan tugas sehari-harinya. Saya juga memimpin tim dibawah saya, beberapa manager, ada beberapa executive produser.”26 “Mengontrol, mengawasi, dan meyakinkan ini benar- benar sesuai visi misi redaksi atau tidak. Mengontrol rapat, konten, timnya. Kalau rapat redaksi benar, kontennya berlawanan gak sama pemimpin perusahaan ini. Jangan sampai kita orang Perindo, menyerang Perindo, tidak bisa. Lebih baik tidak usah mmberitakan. Kita mengawasi SDM-nya, disiplin tidak.”27

Dalam organisasi juga berhubungan dengan rapat. Dalam media dikenal dengan redaksi. Pada iNews, rapat redaksi dihadiri oleh jajaran redaksional dan dilaksanakan setiap hari. Rapat dilaksanakan berbeda untuk setiap program pemberitaannya. Keberhasilan dalam rapat redaksi menjadi anggapan bahwa 50% tugas telah selesai. “Kita menganggap rapat redaksi 50% pekerjaan kita selesai. Karena sudah ketauan randown satu setengah jam ini liputan ini, bahwa hasilnya berubah itu wajar. Ini rapat wajib dan penting, sepuluh menit rapat redaksi itu perlu, dalam rapat silahkan melakukan berantem, pendapat angle, narsum ini itu.”28 “Setiap hari, bahkan kaya misalnya iNews Pagi itu rapatnya malam, iNews Siang itu rapatnya pagi, iNews Sore tadi rapatnya jam setengah satu, jam satu.”29

Dalam tahapan produksi, iNews memiliki beberapa tahapan yang cukup panjang:

1. Rapat Redaksi

26 Wawancara dengan Ariyo Ardi, Jakarta, 23 Oktober 2018. 27 Wawancara dengan Khoiri Ahmadi, Jakarta, 5 November 2018. 28 Wawancara dengan Khoiri Ahmadi, Jakarta, 5 November 2018. 29 Wawancara dengan Ariyo Ardi, Jakarta, 23 Oktober 2018.

72

2. Penugasan tim liputan oleh news gathering 3. Pelaksanaan liputan 4. Card dibawa ke kantor atau transfer sistem 5. Preview oleh produser (input grafis, dan sebagainya) 6. Tayang 30

Audience atau penonton menjadi parameter tayangan sebuah program televisi. Pemberitaan iNews memiliki target penonton cukup luas dan menjangkau beragam kalangan. Dalam level klasifikasi penonton, iNews memilih kelas B, C, D. Artinya dilihat dari sudut pandang pendapatan sebesar 750.000 sampai 1.000.000, 1.000.000 sampai 1.250.000, maksimal 2.000.000, atau klasifikasi menengah kebawah. “Target kita kelas B, C, D. Ukuran pengeluarannya mungkin 750 sampai 1.000.000, 1.000.000 sampai 1.250.000, maksimal 2.000.000. itu ada kelas-klasnya tapi saya agak lupa. B, C, D itu menengah kebawah. A keatas, Metro menengah keatas. Karean atas itu kita yakini orangnya sedikit, jadi kita ingin share-nya banyak, jadi kebawah.”31 “Kita sih targetnya semuanya, dari kelas yang bawah sampai kelas yang atas. Tapi intinya adalah kita ingin memberka berita itu untuk semua kalangan, karena semua orang tentunya membutuhkan berita setiap hari.”32

Jika dibandingkan dengan beberapa televisi berita yang ada di Indonesia, iNews terlihat menjadi televisi yang cukup menjangkau beragam kalangan. Hal ini dapat telihat dari keberagaman program pada iNews dengan label televisi berita,

30 Wawancara dengan Ariyo Ardi, Jakarta, 23 Oktober 2018. 31 Wawancara dengan Khoiri Ahmadi, Jakarta, 5 November 2018. 32 Wawancara dengan Ariyo Ardi, Jakarta, 23 Oktober 2018.

73

namun tetap menampakan tayangan renyah dan berisi selain program berita rutinnya, seperti buletin, talkshow, magazine, documenter, entertainment, dan sport.33 Dari diatas dapat telihat bahwa media bergantung pada share dan rating. Hal ini menyebabkan media harus tepat dalam menargetkan penonton dan membuat konten.

C. Level Organisasi Media

Organisasi menempati posisi yang sangat dominan dalam mekanisme mediasi pesan. Individu pekerja media dan rutinitas tunduk pada struktur dan kebijakan organisasi atau institusi yang merangkum mereka. Pemegang kekuasaan organisasi tertinggi suatu media dipegang oleh pemilik media, entah perseorangan atau korporasi. Kuasa organisasi ini dapat tampil, misalnya, melalui perekrutan editor, serta seleksi/promosi individu-individu yang dianggap loyal untuk menempati posisi strategis dalam penentuan berita. Implikasi dari hal tersebut adalah terciptanya swa-sensor, yaitu penyensoran yang dilakukan oleh awak media mereka sediri.34 Sebagai Wakil pemimpin redaksi dan tim yang berwenang memfilter konten pemberitaan, Ariyo Ardi bertugas membantu pemimpin redaksi, memimpin beberapa manager dan eksekutif

33 MNCGrup.com, “Ringkasan Singkat iNews TV”, diakses pada 25 September 2018, pukul 14.05 di https://www.mncgroup.com/microsite/inews- tv. 34 Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating the Message in the 21st Century, h. 163.

74

produser. Sementara bagi manager produksi adalah mengontrol, mengawasi, dan memastikan bahwa konten pemberitaan adalah sesuai dengan visi dan misi perusahaan. “Mengontrol, mengawasi, dan meyakinkan ini benar- benar sesuai visi misi redaksi atau tidak. Mengontrol rapat, konten, timnya. Kalau rapat redaksi benar, kontennya berlawanan gak sama pemimpin perusahaan ini. Jangan sampai kita orang Perindo, menyerang Perindo, tidak bisa. Lebih baik tidak usah mmberitakan. Kita mengawasi SDM-nya, disiplin tidak.”35

Dalam pembahasan level individu pekerja media tertulis bahwa faktor sikap, nilai, dan keyakinan pekerja yang tidak terlalu memberika efek signifikan terhadap isi berita. Hal ini dikarenakan ada pengaruh yang lebih besar di level organisasi dan kerutinan media. Dalam hasil wawancara dengan Ariyo Ardi, dikatakan bahwa status organisasi antara Harry Tanoesoedibjo dengan iNews cukup jauh, sehingga sulit untuk saling mempengaruhi. “Pak HT kan dia tidak masuk strukur redaksi. Kalau pun dia mau mempengaruhi, urusan itu udah sangat banyak ya. Dia kan memimpin untuk grup, bukan memimpin untuk iNews dan grup kan sangat banyak jumlah unitnya…”36

Namun dari hasil pengamatan dan data yang didapatkan penulis terdapat beberapa unsur dalam keterlibatan HT dengan news.

35 Wawancara dengan Khoiri Ahmadi, Jakarta, 5 November 2018. 36 Wawancara dengan Ariyo Ardi, Jakarta, 23 Oktober 2018.

75

Gambar 4.1: Pertemuan Duo DM dengan ketua umum Perindo, Hary Tanoesoedibjo Sumber: Kumparan.com Pasangan Duo DM mendapat amunisi baru pada Pilkada Jawa Barat 2018. Mereka mendapat dukungan dari Partai Pesatuan Pembangunan (PERINDO). Pada 16 Januari 2018, dukungan disampaikan langsung oleh ketua umum Perindo Hary Tanoesoedibjo. Menurut Deddy Mizwar, meskipun Perindo merupakan partai baru, dirinya mengaku bersyukur dapat dukungan dari Perindo, terlebih Perindo mempunyai infrastruktur yang kuat, khususnya melalui jejaring media massa yang dimiliki oleh Harry Tanoe.37 Pengaruh yang terlihat dari level organisasi adalah kebijakan yang dibuat oleh seorang pemimpin. Hal yang menjadi keinginan seorang pemilik media menjadi acuan bagi para

37 Kumparan.com, “Deddy Mizwar – Dedi Mulyadi Terima Dukungan Hary Tanoe di Pigub Jabar”, diakses pada 5 Oktober 2018, pukul 16.20 di https://kumparan.com/@kumparannews/deddy-mizwar-dedi-mulyadi-terima- dukungan-hary-tanoe-di-pilgub-jabar.

76

pekerja medianya untuk menjalankan tugas. Dalam hal pemberitaan saat masa kampanye Pilkada Jawa Barat dan berdasarkan data diatas, Perindo secara resmi telah mendukung pasangan Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi pada 16 Januari 2018 Pasangan Duo DM menilai dengan kekuatan yang dimiliki Perindo seperti jaringan media massa maka mereka meyakini visi dan misi akan semakin tersebar luas kepada masyarakat, khususnya masyarakat Jawa Barat. Disamping itu Khoiri juga mengakui terdapat akan hal tentang keunggulan Duo DM dalam penayangan berita di iNews. “…Walaupun kita punya sikap, pimpinan misalnya kita dukung si A ya, kita tetap mendung. Kan ada empat calon, kalau kita mendukung si A, ya kita tinggal berita yang pertama si A dulu saja. Berita selanjutnya baru yang tidak kita dukung. Tapi bahwa yang lain diberitain tetep, tapi gak seekstream itu… Memang pimpinan kita sedang ada dijalur partai. Kalau kita mendukung salah satu, iya. Makanya kita hanya soal penataan randown. Maksudnya karena Pak HT hanya mendukung si A, maka si B, C, D gak kita gak beritain, enggak. Kita tetap beritain, Cuma porsinya mungkin sedikit lebih banyak. Paling itu dari 24 jam pemberitaan paling hanya sekian menit. Saya kira itu hal yang wajar. Kadang begitu. Kadang dia merasa punya televisi ini. Tidak hanya di MNC Grup, Metro, TV One, semua sama. Mereka pengen prefens apa yang didukung. Tapi harus sembang kan, iya harus.”38

Peneliti telah menyaksikan semua tayangan pemberitaan Duo DM selama masa kampanye di stasiun iNews. Beberapa contoh yang menggambarkan perbedaan porsi berita antara Duo

38 Wawancara dengan Khoiri Ahmadi, Jakarta, 5 November 2018.

77

DM dengan pasangan lain dan telah dikuatkan oleh pernyataan Khoiri. Berikut data pemberitaan Duo DM.

Program Waktu

No Judul & Konsep

Pagi Siang Sore Malam

Lanjutkan Kampanye, 9 Deddy Mizwar Ingin Maret 1 Tingkatkan Kesenian ✓ 2018 Tradisional Jabar – 1 paket berita

Cahaya Ramadan, 15 Juni Ceramah Wakil Gubernur 2018 2 Jabar Deddy Mizwar – 1  episode program

Deddy Mizwar Lakukan 24 Kampanye di Pasar Ciawi Maret 3 Tali & Industri Kulit ✓ 2018 Sukaregang – 1 paket berita Deddy Mizwar Optimis 9 Mei dan Targetkan Raih 2018 Kemenangan 10 Persen di 4 ✓ Atas Lawannya – 1 paket berita dengan Ridwan Kamil Resmi!! Partai Perindo 16 Dukung Deddy Mizwar Januari 4 Dalam Pilgub Jabar 2018 –  2018 1 paket berita

78

AHY Siap Dukung Deddy 17 Mizwar & Dedi Mulyadi di Maret 6 Pilkada Jabar – 1 paket ✓ 2018 berita

Kunjungi Pasar Baru 6 Mei Bandung, Deddy Mizwar 2018 7 Diserbu Pengunjung – 1  paket berita

Tanggapan Deddy Mizwar 22 Terkait Banjir Bandang Maret 8 Terjang Bandung – 1 paket ✓ 2018 berita

Seniman Jalanan Dukung 22 Deddy Mizwar & Dedi Februa 9 Mulyadi | Blusukkan Ade  ri 2018 Wardhana – 1 paket berita

Deddy Mizwar Silaturahmi 2 Bersama DPW Perindo Maret 10 Jabar – 1 paket berita ✓ 2018

Gaya Deddy Mizwar 5 Ngobrol Santai di Forum Maret 11 Komunitas Citarum – 1  2018 paket berita

Seruu! Deddy Mizwar 4 Berkampanye Keliling Maret 12 Pasar Naik Delman – 1 ✓ 2018 paket berita

Angkat Potensi Wisata, 1 Mei Deddy Mizwar Kunjungi 2018 14 Geopark Ciletuh di  Sukabumi – 1 paket berita dengan Ridwan Kamil

79

Dedi Mizwar Kunjungi 2 Warga Bekasi & Maret 15 Berkampanye di KRL – 1 ✓ 2018 paket berita

Deddy Mizwar Targetkan 21 Menang Tipis 51 Persen di Maret 16 Bandung Raya – 1 paket  2018 berita

Dedi Mizwar Berjanji 15 Sejahterakan Guru April 17 Honorer di Bandung – 1 ✓ 2018 paket berita

Gencar Raih Suara Tinggi, 9 April Dedi Mulyadi Diskusi 2018 18 Bersama Akademisi  UNPAR – 1 paket berita

Dedi Mulyadi Blusukan ke 22 Karawang | Edy Februa 19 Rahmayadi Temui PGI ✓ ri 2018 Sumut – 1 paket berita

Kunjungi Korban Banjir di 1 Bandung, Dedi Mulyadi Maret 20 Tawarkan Solusi – 1 paket  2018 berita

Dedi Mulyadi 16 Berkampanye di Mall Maret 21 Bekasi & Cek Pelayanan ✓ 2018 Publik – 1 paket berita

Bawagub Jabar Dedi 16 Mulyadi Beri Semangat Februa 22 Warga Penderita Kanker –  ri 2018 1 paket berita dengan UU Ruzhanul Ulum

80

Wah!! Cawagub, Dedi 7 Mulyadi Lihai Mengulek Maret 23 Bumbu Kacang Lotek – 1 ✓ 2018 paket berita

Bangga!! Dedi Mulyadi 29 Apresiasi & Kunjungi Maret 24 Pengrajin Barang Bekas di  2018 Bekasi – 1 paket berita dengan Ridwan Kamil

Upayakan Lotek Go 8 Internasional, Cagub Dedi Maret 25 Mulyadi Siapkan Strategi ✓ 2018 Kuliner – 1 paket berita

Ridwan Kamil dan Dedi 6 April Mulyadi Berstrategi Sasar 2018 Suara Generasi Milenial – 26 1 paket berita dengan  Ridwan Kamil

Tabel 4.3: Daftar berita Duo DM pada iNews Sumber: iNews Dari data dan pernyataan narasumber diatas terlihat pasagan Duo DM unggul secara publikatif pada program pemberitaan di iNews dan menurut Manager Produksi hal ini merupakan sebuah kewajaran yang dilakukan sebuah media dalam preferensi pilihannya pada tim yang didukungnya. Seperti Shoemaker dan Reese katakan bahwa pemegang kekuaasaan tertinggi dalam sebuah institusi adalah pemilik (owner), begitu pun media massa. Mulai dari pemberitaan angle, kegiatan peliputan hingga pengemasan sebuah berita. Namun dalam level organisasi ini bukan hanya owner yang memiliki pengaruh, organisasi lain yang tergabung didalamnya dan

81

memiliki kepentingan masing-masing juga dapat mempengaruhi.39

D. Level Institusi Sosial

Level intitusi sosial menjadi level pengaruh yang bekerja dari luar organisasi media atau eksternal media. Pengaruh ini berasal dari beberapa elemen seperti isi berita, pemerintah, pengiklan, pangsa pasar media, dan teknologi. Sumber berita menjadi efek sangat penting pada konten sebuah media massa, karena seorang jurnalis tidak bisa menyertakan laporan beritanya apa yang mereka tidak tahu. Jarang sekali seorang jurnalis yang menjadi saksi mata langsung sebuah kejadian, maka untuk memperoleh informasi mereka dapatkan dari saksi yang berada ditempat kejadian, sumber resmi pemerintah, polisi, dan instansi terkait lainnya. Artinya infromasi yang media sampaikan pun data dibentuk oleh sumber berita itu sendiri dengan sudut pandang bergam.40 Dalam peliputan berita Pilkada 2018, iNews mendapat informasi dari beragam sumber yang dipercaya, seperti dari para calonnya langsung, tim media masing-masing paslon, KPI, KPU, dan Bawaslu. “…kita kan punya kontributor, punya tim liputan dilapangan, kita pakai bahan-bahan dari mereka. Terus untuk melengkapi itu kita bisa liat jugas, misalnya dari website-nya KPU, sumber resmi seperti apa, buat bahan

39 Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating the Message, h. 140. 40 Lihat di Bab II.

82

informasi yang bisa kita tambahkan, ke dalam pembuatan paket berita.”41

Ariyo menambahkan untuk timses bisa dijadikan sumber informasi, namun tetap dalam kajian ferivikasi yang lebih terpercaya seperti KPI dan Bawaslu. Sumber-sumber tersebut menjadi sumber primer dalam pemberitaan. Parameter lain dalam level institusi sosial adalah kebijakan dan control pemerintah. KPI sebagai lembaga yang bersifat independen mengatur hal-hal mengenai penyiaran termasik siaran televisi. Dari hasil wawancara dengan Nuning Rodiyah, selaku komisioner KPI bahwa KPI telah mendukung dan mensukseskan penyelenggaraan Pilkada serentak 2018, KPI telah mengeluarkan surat edaran terkait aturan siaran bagi media. aturan ini mencakup masa kampanye, masa tenang, dan hari pemilihan. Dalam melakukan kegiatan penyiaran pada masa Pilkada 2018, lembaga penyiaran diwajibkan mematuhi ketentuan sebagai berikut:

1. Masa Kampanye 1.1 Lembaga Penyiaran wajib mengedepankan prinsip keberimbangan dan proporsionalitas dalam penyiaran pemilihan 2018 dalam bentuk: • Penayangan Peserta Pemilihan 2018 sebagai narasumber maupun materi pemberitaan; • Kehadiran Peserta Pemilihan 2018 sebagai bagian dalam program siaran.

41 Wawancara dengan Ariyo Ardi, Jakarta, 23 Oktober 2018.

83

1.2 Lembaga Penyiaran dilarang menayangkan Peserta Pemilihan 2018 sebagai pemeran sandiwara seperti sinetron, drama, film, dan/atau bentuk lainnya. 1.3 Lembaga Penyiaran dilarang menayangkan Peserta Pemilihan 2018 sebagai pembawa program siaran. 1.4 Lembaga Penyiaran dilarang menayangkan iklan kampanye selain yang dibiayai oleh Penyelenggara Pilkada. 1.5 Lembaga Penyiaran dilarang menayangkan Peserta Pemilihan 2018 sebagai pemeran iklan selain yang dibiayai oleh Penyelenggara Pilkada. 1.6 Lembaga Penyiaran dilarang menayangkan “ucapan selamat” oleh Peserta Pemilihan 2018. 2. Masa Tenang 2.1 Lembaga Penyiaran dilarang menyiarkan seluruh ketentuan yang diatur pada poin 1. 2.2 Lembaga Penyiaran dilarang menyiarkan iklan, rekam jejak Partai Politik atau Gabungan Partai Politik, Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye, atau bentuk lainnya yang mengarah kepada kepentingan kampanye yang menguntungkan atau merugikan Pasangan Calon. 2.3 Lembaga Penyiaran dilarang menayangkan kembali debat terbuka. 2.4 Lembaga Penyiaran dilarang menayangkan kembali liputan kegiatan kampanye. 2.5 Lembaga Penyiaran dilarang menayangkan jajak pendapat tentang Pasangan Calon Peserta Pemilihan 2018 3. Hari Pemilihan 3.1 Lembaga Penyiaran dilarang menayangkan jajak pendapat tentang Pasangan Calon Peserta Pemilihan 2018. 3.2 Penayangan hasil hitung cepat dapat dilaksanakan setelah Tempat Pemungutan Suara (TPS) ditutup pada pukul 13.00 waktu setempat.42

42 Ira, “KPI Keluarkan Edaran tentang Penyiaran Masa Pilkada 2018”, diakses pada 1 Desember 2018, pukul 15:00 di http://www.kpi.go.id/index.php/id/umum/38-dalam-negeri/34327-kpi- keluarkan-edaran-tentang-penyiaran-masa-pilkada-2018.

84

Ariyo Ardi mengakui bahwa KPI Menjadi lembaga kontrol yang sangat berpengaruh. Segala penilaian yang dibuat oleh KPI menjadi keseriusan dalam iNews mengemas berita. Ariyo mengaku untuk menghindari pengemasan berita dari sumber inforasi yang tidak jelas dan mempertimbangkan juga efek jangka panjang dari sebuah berita yang dibuat, misalnya dengan tujuan tidak semakin memperkeruh suatu persoalan dan peristiwa. “Sangat berpengaruh. Jadi misalnya kita ada peristiwa yang berbau SARA, nah kita tidak hanya. Ini contoh (gambar berita iNews tentang pembakaran bendera), itu kan isu yang sangat sensitive ya. Kita jangan hanya meliput dari satu sisi aja, itu gak boleh, karena itu akan berdampak kepada sisi yang lain. Nah yang kita lakukan, kita harus mejada netralitas. Siapa yang kita anggap netral sampai saat ini, tentunya adalah official statement dari pemerintah, maka kita ambil dari Menkopolhukam, ada dari Polri, dari MUI. Jadi kita medapat informasi- nformasi itu dari institusi resmi. Karena kalau kita mengambilnya dari orang sembarangan, maka bisa saja susanannya akan menjadi lebih keruh. Misalnya umat bisa pecah. Itu kita gak mau kan. Kita gak mau dengan berita- berita kita justru lebih banyak mudharat dari pada manfaatnya. Nah itu yang harus kita jaga. Jadi aturan KPI, P3SPS itu selalu kita jalankan setiap harinya.”43

Nuning Rodiyah menilai selama pemberitaan Pilkada 2018, khususnya Jawa Barat, iNews tidak mendapat terguran atau melakukan pelanggaran. KPI hanya sempat mengkonfirmasi untuk kasus Jawa Timur, karena dalam salah satu program talkshow hanya mewawancarai salah satu calon gubernur saja.

43 Wawancara dengan Ariyo Ardi, Jakarta, 23 Oktober 2018.

85

Namun setelah konfirmasi dijawab bahwa calon yang lain sudah diberika kesempatan yang sama namun tidak hadir, KPI menilai unsur seperti ini bukan pelanggaran. Selama masa kampanye Jawa Barat, hanya ditemukan pelanggaran yang dilakukan oleh , yang mana Dedi Mulyadi tampil dan datang dalam acara Liga Dangdut Indonesia, namun setelah konfirmasi kedua belah pihak bahwa kehadiran mantan Bupati Purwakarta itu bukan sebagai pasangan calon, yakni sebagai sesama penonton. Namun terkait kehadirannya, KPI tetap mewaspadai akan adanya kampanye terselubung yang bisa kapan saja dilakukan bagi pasangan calon selama masa kampanye. 44 Dari data yang dihimpun peneliti, khususnya dalam hal iklan politik, hanya iNews pernah mendapat teguran tertulis dalam Program Siaran Iklan Perindo, surat nomor 89/K/KPI/31.2/2/2018 tentang Peringatan Tertulis untuk Program Siaran Iklan “PARTAI PERINDO” I-News TV.45 Selain KPI lembaga yang juga menjadi instansi pengawas media selama masa kampanye adalah Dewan Pers. Dari hasil wawancara dengan Hendry Ch Bangun selaku Ketua Komisi Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Profesi Dewan Pers, bahwa Dewan Pers juga menjadi lembaga independen dalam pengawasan keberlangsungan Pilkada 2018. Menurut pasal 15,

44 Wawancara dengan Nuning Rodiyah, Jakarta, 13 November 2018. 45 KPI, “Peringatan Tertulis untuk Program Siaran Iklan “PARTAI PERINDO” I-News TV”, diakses pada 2 Desember 2018, puukul 16:00 di http://www.kpi.go.id/index.php/id/edaran-dan-sanksi/34360-peringatan- tertulis-untuk-program-siaran-iklan-partai-perindo-i-news-tv.

86

ayat 2, Undang-undang Pers, Dewan Pers berfungsi sebagai berikut:

• Melindungi kemerdekaan pers dari campur tangan pihak lain; • Melakukan pengkajian untuk pengembangan kehidupan pers; • Menetapkan dan mengawasi pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik; • Memberikan pertimbangan dan mengupayakan penyelesaian pengaduan masyarakat atas kasus-kasus yang berhubungan dengan pemberitaan pers; • Mengembangkan komunikasi antara pers, masyarakat, dan pemerintah; • Memfasilitasi organisasi-organisasi pers dalam menyusun peraturan-peraturan di bidang pers dan meningkatkan kualitas profesi kewartawanan; • Mendata perusahaan pers.

Menurut Hendry Ch Bangun, iNews sebagai lembaga media tidak ditemukan pelanggaran. Kewenangan Dewan Pers pun bisa bekerja jika ada laporan saja. Laporan yang diterima oleh Dewan Pers selama Pilkada 2018 hanya ada media di daerah yang telah melakukan kampanye sebelum waktunya. “Media di Tasik dan Cirebon, kalau Paslon mana saya lupa. Tapi dia sudah pasang iklan sebelum masa

87

kampanye. Itu disampaikan Bawaslu kepada Dewan Pers.”46

Dewan Pers lembaga media yang menjunjung netralitas dan keberimbangan. Namun kewenangan Dewan Pers pun terbatas pada kewajiban adanya laporan terlebih dahulu. Jika tidak ada laporan pelanggaran yang masuk. Maka Dewan Pers tidak bisa melakukan penilaian. Disamping itu, sanski yang bisa dikeluarkan lembaga ini hanya hak jawab dan memperingatkan secara moral sesuai dengan isi isi kode etik.47 Elemen selanjutnya adalah pengaruh pengiklan, sebuah pers sebagai seorang peniup terompet yang dibunyikan melantunkan suara, yang mana dari suara itu dikomposisikan oleh orang yang membiayai peniup terompet. Artinya para pemodal lewat iklan sangat terkait dan mampu mempengaruhi isi berita sebuah media.48 “Hadirnya Tv swasta tanpa pengiklan tidak akan bisa. Tapi dia tidak bisa juga semena-mena. Artinya kita punya kesepakatan dan aturan. Kalau kamu tidak mau yasudah. Tapi bisa dikompromi, misalnya dia punya aktivitas peresmian jembatan yang besi-besinya dijual oleh PT A. Kita bisa aja jembatan ini indah, bagus, kuat, dan dibuat oleh PT ini, gak bisa, harus disamarkan. Tapi dia positif bagi jembatan itu, kuat, bagus. Disamarkan dalam berita itu. Tapi rambu-rambunya jangan disampaikan oleh presenter news. Kalau disampaikan presenter news dilapangan, ketika on came dilapangan, maka dia gak akan dipercaya lagi kalau ngomong politik, hukum, dll. Jadi kita punya kesepakatan dengan pengiklan yang

46 Wawancara dengan Hendry Ch Bangun, Jakarta, 31 Oktober 2018. 47 Wawancara dengan Hendry Ch Bangun, Jakarta, 31 Oktober 2018. 48 Lihat di Bab II.

88

sifatnya advetoral. Kalau break dan teaser biasa iklan terserah, asal tetap kaidah anti sara, porni, kekerasan, sekarang ada anti toleransi.”49

Berdasarkan statement Khoiri, ia mengakui jika kehadiran televisi swasta butuh sokongan dari pengiklan, namun hal itu dibuat sistem tersendiri oleh divisi sales dan marketing. Disamping itu, dalam kelola pemberitaan pun juga mempunyai wewenang dan hak bagaimana penayangan iklan itu sendiri, seperti tidak disampaikan langsung oleh presenter news dan nama perusahaan pun disamarkan. Hal itu menjadi standar yang dilakukan inews dalam menginput iklan dalam berita. Dalam pembertaan Pilkaa Jawa Barat tidak ditemukan pengaruh dari pengiklan. Setelah pengiklan, parameter lain dalam institusi sosial adalah pembaca atau penonton. Dalam menjangkau hal tersebut, dalam pemberitaan Pilkada Jawa Barat iNews tidak hanya mengemas dalam bentuk paket berita saja, khususnya untuk pasangan calon Duo DM. Hal ini terlihat salah satunya dalam siaran Cahaya Ramadhan iNews Petang, dengan konsep siaran tausiyah bulan ramadhan, pada 15 Juni 2018. Telah disebutkan sebelumnya bahwa iNews merupakan televisi dengan target semua kalangan khalayak, namun berkonsentrsi pada kelas menengah kebawah atau B, C D. Artinya dilihat dari sudut pandang pendapatan sebesar 750.000 sampai 1.000.000, 1.000.000 sampai 1.250.000, maksimal

49 Wawancara dengan Khoiri Ahmadi, Jakarta, 5 November 2018.

89

2.000.000, atau klasifikasi menengah kebawah.50 Hal ini dapat terbaca dari variasi program yang disuguhkan iNews, seperti buletin, talkshow, magazine, documenter, entertainment, dan sport.51 Pangsa pasar menjadi salah satu elemen dari institusi sosial. Bagi pemilik perusahaan media, pangsa pasar sangatlah penting. Media massa beroperasi secara primer pada industri komersil dengan kewajiban kompetisi dengan media lainnya untuk mendapatkan perhatian pembaca dan pengiklan.52 Share dan rating menjadi hal yang mutlak bagi kesuksesan suatu tayangan program. Dengan tingginya share dan rating maka maka stasiun televisi itu akan banyak dicari oleh pemasang iklan. Ariyo mengaku jika bisnis media adalah bisnis kepercayaan, ketika khalayak telah percaya pada suatu media, maka mereka akan menonton. Maka nilai inilah menurut Ariyo dijaga untuk mengikuti target pangsa pasar iNews. “… Karena kita kan audio visual. Nah media itu kan bisnisnya bisnis kepercayaan. Kamu kalau kamu tidak percaya tentang berita-berita iNews, kamu tidak akan menonton iNews. Nah itulah yang harus kita jaga. Kita junjung. Makanya kita butuh aturan KPI…”53

Dalam pemberitaan Pilkada, konten yang disuguhkan pun adalah yang dekat dengan rakyat. Peneliti mengamati dalam

50 Wawancara dengan Khoiri Ahmadi, Jakarta, 5 November 2018. 51 MNCGrup.com, “Ringkasan Singkat iNews TV”, pada 25 September 2018, pukul 14.05 di https://www.mncgroup.com/microsite/inews- tv. 52 Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating the Message in the 21st Century, h. 163. 53 Wawancara dengan Ariyo Ardi, Jakarta, 23 Oktober 2018.

90

program iNews Pagi, iNews Siang, iNews Petang, iNews Malam sebagian besar pemberitaan terkait Duo DM adalah berupa kegiatan blusukan, mengamati potensi wisata, mengenal tradisi, meninjau transportasi umum, dan mengenal budaya daerah. Terakhir adalah elemen teknologi dalam institusi sosial. Teknologi menjadi daya yang tidak bisa ditolak dalam lingkup kehidupan manusia, segala kebutuhan manusia bahkan sangat berkaitan dengan teknologi, begitu pun dalam industri media dan informasi. Shoemaker dan Reese menyebut terdapat empat unsur mengapa teknologi berpengaruh signifikan dalam media, yaitu Pertama, editor dapat mempersiapkan dalam penyuntingan berita lebih lengkap dan lebih baik. Kedua, komputer dapat membuat kualitas tampilan gambar dalam foto lebih baik. Ketiga, reporter dalam menyiapkan bahan informasi lebih baik. Keempat, editor memiliki kontrol pada desain halaman di media cetak.54 iNews sendiri mengakui bahwa berjalan beriringan dengan teknologi. Dalam sisi teknis, kini dimudahkan dengan adanya adanya perangkat-perangkatnya minimalis yang mampu dengann cepat menyebarkan informasi walaupun dari daerah. “Teknologi itu juga sangat memudahkan. Kalo dulu misalnya kita bisa live dari daerah, kita harus membawa mobil SNG yang begitu besarnya, butuh crew-nya juga banyak. Tapi sekarang selain SNG kita juga menggunakan sebuah alat yang seperti tas ransel, hanya dua orang kita udah bisa siaran langsung dari sebuah tempat, selama sinyalnya gak bermasalah.”55

54 Lihat Bab II. 55 Wawancara dengan Ariyo Ardi, Jakarta, 23 Oktober 2018.

91

iNews juga telah memberi wadah bagi para Citizen Journalis apabila karyanya didapati untuk on air kemudan diberika apresiasi, menjadikan simbiosis mutualisme bagi para warga. Dari pantauan peneliti, dalam liputan pemberitaan Pilkada Jawa Barat, khususnya Duo DM, liputan dilakukan oleh kontributor daerah yang tersebar di Indonesia, diantaranya di Bandung, Ciawi, Sukabumi. Dalam peliputan yang dilaksanakan didaerah-daerah tersebut, tentunya iNews juga bersumber dari MNC Media Grup, dimana grup ini telah memiliki jaringan news gathering terbesar. Maka iNews berserta jaringannya terlihat berjalan beriringan dengan teknologi, “Karena teknologi tidak bisa kita lawan, kita harus lawan dengan teknologi lagi. kita bekerja keras tapi juga cerdas.”56

E. Level Sistem Sosial

Level sistem sosial menjadi unsur terluar dari model hirarki pengaruh. Selain institusi sosial yang telah dijelaskan sebagai unsur eksternal, sistem sosial juga menjadi unsur pengaruh eksternal dalam media. Shoemaker dan Reese meletakan sistem sosial sebagai struktur yang menghubungkan antara masyarakat secara umum dengan institusi yang diciptakan oleh masyarakat itu sendiri. Terdapat empat sub sistem dalam sistem sosial, yaitu ideologi, ekonomi, politik, dan kultural.57

56 Wawancara dengan Khoiri Ahmadi, Jakarta, 5 November 2018. 57 Lihat di Bab II.

92

Keempat wilayah ini berada dalam wilayah paling makro dan kadang sulit dideteksi. Kadang kita cenderung menganggap sesuatu yang umum, lumrah saja terjadi, sesuatu yang secara hegemonik akan kita terima sebagai kewajaran, taken for granted.58 Ideologi menjadi hal mendasar pada sebuah institusi, termasuk institusi media. Ideologi media merupakan nilai-nilai acuan media tersebut yang muncul sejak media itu didirikan. Segala kegiatan jurnalisme yang dilakukan harus sesuai dengan ideology yang dianut oleh media tersebut, termasuk dalam pemberitaan sebuah berita.59 Ideologi iNews tergambar pada slogannya, yaitu inspiring dan informative. Hal ini menjadi sebuah cita-cita seorang pemimpin untuk mengarahkan para stakehorder-nya. Dengan tetap berpegang teguh pada kaidah-kaidah jurnalistik, terutama karakter netral yang dijunjung tinggi media. iNews mengakui netralitas pada media ini kadang jauh, namun tetap berharap independensi itu tetap muncul dalam sikap. Ancangan inspiring dan informative diharapkan karya yang dibuat bisa tetap menjadi inspirasi dan informasi positif bagi masyarakat. “Kita menyesuaikan dengan kaidah-kaidah jurnalistik yang selama ini diterima teman-teman media, kita netral. Dengan karakter netral ini diharapkan bisa memberika wawasan, media edukasi kepada pemirsa. Terutama tentang politik, karakter netral yang sesungguhnya, netral dalam arti kuantitas, kalau kualitas beda. Misalnya begini

58 Lihat di Bab II. 59 Udi Rosadi, Kajian Media Isu Ideologis Dalam Perspektif Teori dan Metode, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), h 84.

93

kalau ada berita soal Jokowi, harus ada Prabowo. Tentu dengan randown apakah Jokowi dulu atau Prabowo dulu tergantung hari itu angle-nya apa. Kedua, kita independen, dalam hal tertentu kita memang jauh dari independen. Tapi dalam hal tertentu kita juga berharap independen itu muncul, independensi sikap. Ini kan tentang peneltiannya Pilkada Jawa Barat, gimana persaingannya, dan banyak partai. Kita sudah siap independen. Kalau jargon kita jelas inspiring dan informative, bisa memberi inpirasi dan memberi informasi kepada orang. Bisa mengispirasi orang kearah yang positif dan informasi, bisa menambah informasi yang baru dengan cepat. Jadi itulah karakter yang dibentuk bagi pada kita di iNews.”60

Dari hal tersebut terlihat bahwa unsur informatif memang dikedepankan oleh iNews, namun iNews sendiri mengakui adanya dorongan dari pihak yang lebih tinggi dalam menyetir media ini. Media massa juga digunakan sebagai bisnis untuk menghasilkan pendapatan tinggi. iNews sebagai perusahaan yang bergerak dibidang industri informasi dan kreatifitas tentunya membutuhnya suntikan dana dari berbagai pihak. Sebagai peranakan dari MNC Grup, jelas terlihat bahwa sokongan dana dan investarisasi bersumber dari grup ini. MNC Grup telah secara umum diketahui dan dikenal sebagai media grup dibawah nungan Harry Tanoesoedibjo, seorang konglomerat Indonesia dengan bisnis diberbagai bidang, termasuk media penyiaran dan telekomunikasi, grup ini pun menjadi grup dengan jaringan news gathering terbesar se-Asia

60 Wawancara dengan Khoiri Ahmadi, Jakarta, 5 November 2018.

94

Tenggara. HT pun tercatat sebagai miliarder muda Indonesia. Total kekayaan HT mencapai 1,1 miliar dollar AS atau setara 15 triliun, klaim ini dikeluarkan oleh majalah Forbes per-Maret 2018.61 Diakui okeh Ariyo investor iNews adalah MNC Grup sendiri, “ya investornya adalah grup MNC”.62 Beberapa unit usaha MNC Grup antara lain media penyiaran, media cetak, agensi periklanan, manajemen artis, akademi, perusahaan rekaman, rumah produksi dan studio animasi, home shopping, dan saluran televisi. Disamping perusahaan yang dinaungi oleh grup raksasa tersebut, iNews pun telah menjadi saudara dengan Perindo, hal ini diketahui setelah HT melahirkan sebuah partai baru bernama Partai Persatuan Indonesia (Perindo) pada Februari 2015. Meskipun tergolong Partai baru dan belum memiliki kursi di DPR, namun pergerakan partai ini cukup signifikan. Tercatat salah satunya dalam dukungan relasi politik dengan salah satu pasangan calon Gubernur Jawa Barat, Duo DM. Merasa telah memiliki kesamaan visi dam misi, maka pada Januari 2018 dukungan itu telah resmi. Ariyo mengakui jika bisnis media adalah bisnis kepercayaan, publik akan tetap menonton iNews jika publik

61 Sakina Rakhma Diah Setiawan, “HT dan CT, Orang Terkaya Paling Muda Indonesia Tahun Ini”, diakses pada 4 Desember 2018, pukul 16:00 di https://ekonomi.kompas.com/read/2018/03/09/055600726/ht-dan-ct- orang-terkaya-paling-muda-indonesia-tahun-ini. 62 Wawancara dengan Ariyo Ardi, Jakarta, 23 Oktober 2018.

95

masih percaya dengan iNews.63 Ketika kepemilikan, tujuan, dan standar bertemu. Maka kepemilikanlah yang bisa menyabet hal tersebut. Artinya dengan kepemilikan media oleh HT, maka iNews tidak bisa memungkiri bahwa ada porsi tersendiri bagi hal- hal yang berkaitan dengan visi misi pemiliknya tersebut. “Media dalam hal ini juga menurut saya tidak berlebihan. Memang ada satu atau dua televisi yang punya sikap karena mendukung ini maka tidak memberitakan calon yang lain, itu hak mereka. Tapi kalau di iNews inshaAllah kita akan netral. Walaupun kita punya sikap, pimpinan misalnya kita dukung si A ya, kita tetap mendung. Kan ada empat calon, kalau kita mendukung si A, ya kita tinggal berita yang pertama si A dulu saja. Berita selanjutnya baru yang tidak kita dukung. Tapi bahwa yang lain diberitain tetep, tapi gak seekstream itu.”64

Dari hal diatas diketahui bahwa unsur politik signifikan terjadi pada iNews, berkaitan dengan relasi yang sama dibawah naungan HT. Sebagai industri yang berpacu pada informasi dan kreatifitas. iNews memiliki beberapa catatan perihal beberapa pantauannya pada media luar yang dijadikan panutan. Dengan mengusung kelugasan dan kejelasan informasi, iNews memadukan gaya Fox dan BBC sebagai referensi. Gaya grafis yang kerap ditayangkan BBC juga sering pula digunakan oleh iNews. Peneliti menemukan gaya grafis digunakan oleh iNews dalam menampilkan hasil quick qount pada pemberitaan , bukan dalam masa pemberitaan kampanye. iNews menampilkan grafis

63 Wawancara dengan Ariyo Ardi, Jakarta, 23 Oktober 2018. 64 Wawancara dengan Khoiri Ahmadi, Jakarta, 5 November 2018.

96

untuk memudahkan khalayak memahami suatu informasi berbentuk angka. Menurut Khoiri, iNews menggunakan gaya Fox dan BBC dalam kelugasan, kejelasan, dan grafisnya pemberitaan.65 Media televisi memang kerap memadukan grafis dalam persebaran informasinya, hal ini guna kemudahan penyampaian informasi kepada khalayak. Namun Khoiri pun mengaku tidak semua gaya dari media luar dijadikan referensi, karena ada perbedaan selera dari penonton. Jika jurnalis luar semakin senior maka akan semakin matang untuk melakukan peyampaian laporan langsung di tempat kejadian perkara (TKP), namun berbeda di Indonesia, selera penonton Indonesia masih menyukai penampilan fisik, dan menomor duakan pengalaman, maka para presenter iNews sangat memperhatikan aspek tersebut. Berdasarkan pemaparan diatas dalam level institusi sosial, peneliti memang menemukan adanya pengaruh dalam pemberitaan Pilkada Jawa Barat. Meskipun masing-masing elemen tidak memilik kapasitas yang sama dalam daya pengaruhnya, namun hal itu sedikiti banyak mempengaruhi media iNews.

65 Wawancara dengan Khoiri Ahmadi, Jakarta, 5 November 2018.

97

BAB V

PEMBAHASAN

Setelah melakukan penelitian yang berpedoman pada teori Hirarki Pengaruh Media terkait kebijakan media dalam pemberitaan Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut empat pada iNews, semua segmen pemberitaan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal.

A. Level Individu Pekerja Media

Pada level individu pekerja media, khususnya pada elemen pendidikan, iNews tidak mewajibkan para pekerjanya berasal dari bidang jurnalistik, namun skill dan penglaman diutamakan, baik berasal dari pendidikan formal maupun pengalaman otodidak. Hal ini berlaku pada setiap segmentasi pemberitaan, termasuk pemberitaan Pillada 2018. Elemen gender dan keyakinan pun serupa dengan pendidikan, tidak memiliki dampak langsung secara keilmuan, hanya ranah jurnalistik secara teknis pada saat momen tertentu saja mengharuskan perbedaan untuk pekerja laki-laki dengan perempuan. Selanjutnya dimensi nilai bagi pekerja media yaitu nilai kejujuran dan kedisiplinan, hal ini berkaitan dengan konten dari karya yang diciptakan. Dengan menjunjung nilai kejujuran maka media akan dipercaya, inilah yang iNews jaga. Namun kejujuran dalam koridor iNews memiliki unsur tersendiri, yaitu opsi framing. Ini terjadi dalam konten pemberitaan Pilkada berkaitan dengan kapasitas penayangan pasangan calon Duo DM yang lebih diutamakan.

97 98

Untuk aspek peran dan bingkai etis mengedepankan kritisisme, karena iNews memberikan kebebasan pekerjanya untuk berimprovisasi dilapangan.

B. Level Kerutinan Media

Pada level kerutinan media, terdapat tiga unsur yang menjadi tolak ukur, yaitu sumber informasi, organisasi media, dan penonton. Dalam elemen sumber informasi, iNews mengedepankan sumber informasi primer dan akurat. Sumber informasi didapat dari para calon gubernur langsung, KPI, KPU, Bawaslu, atau tim media masing-masing pasangan calon. Audience yang menjadi tolak ukur media pun terjadi pada iNews, dengan target penonton kalangan B, C, D. Maka hal ini tergambar pada konten pemberitaan Duo DM ada yang yang memiliki nilai kedekatan dengan rakyat, seperti tradisi, budaya, wisata, dan sosial. Konten dari itu semua terbentuk dari hasil rapat redaksi yang rutin dilakukan setiap hari.

C. Level Organisasi

Pada level organisasi media menjadi acuan utama dalam kebijakan redaksi pemberitaan Pilkada Jawa Barat di iNews. Berdirinya iNews dibawah naungan MNC Grup menjadi aspek tersendiri dalam konten-konten kritis, seperti Politik. Kepemilikan MNC Grup oleh Harry Tanoesodibjo yang juga menjadi ketua umum Partai Perindo menuntut industri media dibawanya harus ikut mendukung langkah itu. Dukungan Perindo kepada Duo DM dinilai kerjasama baik bagi pasangan calon

99

nomor empat ini. Industri media sebagai saudara kandung Perindo akan menjadi penyalur komunikasi yang efektif dalam menyampaikan visi dan misi mereka kepada masyarakat. Pada jajaran redaksional yang menjadi tangan langsung dalam pemberitaan dituntut juga tidak merugikan induk perusahaan.

D. Level Institusi Sosial

Dalam level institusi sosial berkaitan dengan pengaruh ekstra media, hal yang termasuk didalamnya adalah sumber berita, pemerintah, pengiklan dan penonton, dan pangsa pasar, dan teknologi. Dalam elemen sumber informasi, tidak ada batasan dalam improfisasi para reporter dilapangan, hanya saja tuntutan sumber-sumber primer bagi setiap informasi dan masih berada dalam koridor jurnalistik. iNews pun secara tegas menuruti segala aturan pemerintah sepeti KPI. Hal ini terlihat dari tidak adanya teguran atau peringatan tertulis kepada iNews selama masa kampanye. Peringatan memang diberikan beberapa kali kepada iNews, namun hal itu bukan dalam ranah kampanye Pilkada Jawa Barat 2018. KPI sebagai lembaga independen mengawasi selama 24 jam media penyiaran di Indonesia. Begitu pun dengan instansi Dewan Pers, dengan sistem menunggu laporan untuk mengingatkan secara moral dan etika jurnalistilk, tidak ada laporan terkait pemberitaan Pilkada oleh Dewan Pers. Selanjutnya dalam pengiklan dan penonton, pengiklan di terima dari mana pun, namun sistem penayangannya tetap dalam kaidah jurnalistik, seperti tidak dibacakan langsung oleh presenter dan menyamarkan nama produk atau perusahaan. Hal ini telah

100

menjadi standarisasi jurnalistik yang dipegang iNews. Pengaruh ini tidak ditemukan dalam segmen pemberitaan Pilkada Jawa Barat. Kemudian dalam unsur penonton, sebisa mungkin iNews mengemas segala tayangannya menjadi menarik, dalam pemberitaan Duo DM, bukan hanya jenis paket berita yang ditayangkan, namun terdapat variasi seperti tausiyah yang dilakukan langsung oleh Deddy Mizwar. Hal ini berkatan dengan segmentasi penonton iNews yang menargetkan segala segmen khalayak, namun menargetkan pada kelas menengan ke bawah. Maka dengan strategi penayangan yang variatif akan berdampak pada tingginya share dan rating, kemudian menyedot masuknya pengiklan. Dalam elemen pangsa pasar, konten yang disuguhkan adalah yang dekat dengan rakyat. Sebagian besar pemberitaan terkait Duo DM adalah berupa kegiatan blusukan, mengamati potensi wisata, mengenal tradisi, meninjau transportasi umum, dan mengenal budaya daerah. Hal ini juga berkaitan dengan klasifikasi penonton di Indonesia yang dinilai lebih banyak kelas menengah kebawah menurut iNews. Masih dalam level institusi sosial, yang terakhir adalah teknologi. iNews menjadikan teknologi berjalan seiring. iNews mengapresiasi akan perkembangan teknologi, karena hal ini mendukung kinerjanya untuk memastikan penyebaran informasi dari berbagai daerah dengan perangkat yang minimalis, seperti pemberitaan Duo DM yang disampaikan dari berbagai daerah di Jawa Barat. Semua bisa tersiarkan atas bantuan kecanggihan teknologi.

101

E. Level Sistem Sosial

Level terluar sekaligus eksteral dari hirarki pengaruh adalah sistem sosial. Untuk elemen ideologi, hal ini berkaitan dengan slogan mereka yaitu inspiring dan informative, juga berpegang pada kaidah-kaidah jurnalistik. Untuk aspek ekonomi, iNews sendiri disokong oleh induknya, yaitu MNC Grup, karena bisnis grup ini luas seperti media penyiaran, media cetak, agensi periklanan, manajemen artis, akademi, perusahaan rekaman, rumah produksi dan studio animasi, home shopping, dan saluran televisi. Unsur politik signifikan terjadi pada iNews, berkaitan dengan relasi yang sama dibawah naungan HT. Selanjutnya dalam budaya media, iNews menjadikan media barat seperti BBC dan Fox sebagai referensi dalam kelugasan dan kejelasan informasi, namun tidak semua style dari media luar tersebut digunakan, iNews tetap menyesuaikan dengan pangsa pasar Indonesia, tetama dalam aspek penampilan news presenter itu sendiri.

102

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan teori Hirarki Pengaruh dari Shoemaker dan Reese yang menjelaskan bahwa terdapat lima level internal dan eksternal yang mempengaruhi pemberitaan media massa, kelima level tersebut adalah level individu pekerja media, level kerutinan media, level organisasi media, level institusi sosial, dan level sistem sosial. Berkaitan dengan teori tersebut, permasalahan cover both side atau keberimbangan yang wajib menjadi prinsip sebuah media, kerap juga terlihat luntur. Hal ini seiring dengan kepentingan berbagai pihak, termasuk kepentingan yang dimiliki oleh pemilik media itu sendiri, terkadang membuat sebuah berita menjadi berat sebelah. Hal tersebut membuat stigma keberpihakan yang mempengaruhi kebijakan redaksional media muncul. Level organisasi media dan kerutinan media menjadi hal paling menonjol dan signifikan dalam pemberitaan di iNews.

1. Level Individu Pekerja Media Dalam level individu pekerja media, pendidikan tidak berpengaruh, namun iNews tetapi mengutamakan skill dan pengalaman bagi para sumber daya manusianya dalam memproduksi informasi. Gender dan keyakinan pun hanya berlaku pada kondisi teknis saja. Untuk nilai kedisiplinan dan kejujuran adalah mutlak, namun iNews mengakui akan adanya

102 103

strategi framing dalam pemberitaan Pilkada, namun tetap kritisisme bagi para pekerjanya. 2. Level Kerutinan Media Level kerutinan media terlihat signifkan dalam pemberitaan iNews. Hal ini terlihat dari sumber informasi iNews yang berusaha untuk menampilkan sumber-sumber primer dalam pemberitaan Pilkada. Disamping itu, konten pemberitaan Duo DM pun selalu sesuai dengan target penonton iNews, yaitu kalangan B, C, D.

3. Level Organisasi Media Pengaruh organisasi menjadi hal yang paling signifikan pada pemberitaan di iNews. Sebagaimana keterkaitan antara iNews sebagai peranakan dari MNC Grup menjadikan media ini juga tidak bisa lepas dengan bisnis saudaranya tersebut, termasuk dengan menyiarkan pemberitaan Duo DM yang telah didukung oleh pemiliknya sendiri. Pemberitaan Duo DM memiliki porsi lebih banyak. Jajaran redaksional iNews pun dituntut dalam mengemas pemberitaan yang tidak menyudutkan perusahaan dengan strategi framing. Hal ini terlihat tidak mencerminkan prinsip jurnalistik.

4. Level Institusi Sosial Pada level institusi telihat hanya elemen pemerintah menonjol, hal ini dapat terlihat dari tidak adanya teguran oleh KPI dan Dewan Pers kepada iNews. Dalam elemen penonton, iNews mengemas tayangan Duo DM bukan hanya dengan paket

104

berita, namun juga dengan tausiyah satu kali. Kemudian pemberitaan Pilkada pun dibuat sesuai dengan segmentasi target penonton. Untuk aspek pengiklan tidak terlihat. Sedangkan dalam teknologi iNews berjalan seiring dan mendukung. 5. Level Sistem Sosial Pada level sistem sosial, level ideologi hanya berasaskan slogan mereka, yaitu inspiring dan informative. Kemudian dalam ekonomi disokong oleh grupnya sendiri, yaitu MNC Grup. Untuk unsur politik tejadi pada iNews sebagai relasi bersama yang dinaungi HT. Pada unsur budaya hanya terlihat pada unsur kelugasan, kejelasan, dan grafik konten berita yang dikemas seperti media Barat.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian mengenai hirarki pengaruh kebijakan media dalam pemberitaan Pilkada calon gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi pada iNews, peneliti merasa perlu memberikan saran kepada iNews sebagai objek penelitian, penonton, dan akademisi penelitian selanjutnya berkaitan media iNews atau teori hirarki pengaruh. iNews sebagai media televisi yang bisa dibilang baru, namun cukup apik dalam mengemas segala konten pemberitaan. iNews harus tetap berada pada jalur inspiring dan informative dalam segala aspek pemberitaannya, karena hal ini telah melekat pada iNews. Namun disisi lain, iNews harus tetap berada pada koridor jurnalistik, terutama unsur keberimbangan dan netralitas. Karena hal ini juga telah termaktub dalam kode etik jurnalistik

105

yang berlaku bagi segala jenis media baik elektronik mau pun cetak. Penonton televisi bisa menjadikan iNews sebagai referensi sumber informasi, karena peneliti menilai segmentasi dan variasi tayangan berita di iNews sesuai dengan masyarakat Indonesia, namun penonton juga harus lebih bijaksana dalam menyerap berbagai informasi, karena jarak antara unsur politisasi dengan publikasi di media sangatlah tipis. Masyarakat bisa menjadikan iNews sebagai sumber informasi harian, terutama peristiwa yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia, hal ini karena iNews telah memiliki jaringan news gathering terbesar, maka dipastikan konsentrasi pemberitaan iNews pun akan merata dibanding media lain. Untuk para akademisi, khususnya akademisi komunikasi yang akan meneliti menggunakan teori hirarki pengaruh yang terjadi dalam proses kebijakan redaksi sebuah media dihimbau lebih memahami teori dan metode yang digunakan. Di samping itu juga harus mampu menggali informasi yang matang dan mendalam dengan jajaran redaksional serta intansi pendukung lainnya.

106

DAFTAR PUSTAKA

Buku Arfin, Zainal. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Rosdakarya, 2012. Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008. ------Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007. ------Sosiologi Komunikasi Massa: (teori, paradigm dan diskursus teknologi komunikasi di masyarakat). Jakarta: Kencana, 2007. Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika, 2010. Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitif. Malang: UIN Maliki Press, 2008. Kriyanto, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2007.

Littlejohn, Stephen W. & Karen A. F, Teori Komunikasi:

Theories of Human Communication. Jakarta: Salemba Humanika, 2009.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remana Rosdakarya, 2006. Morissan. Teori Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia Indonesia,

107

2010. Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Press. 2011. Reese, Stephen D. Setting the Media’s Agenda: A power Balance Perspektive. Beverly Hill: Sage, 1991. Rolnicki, Tom E. Pengantar Dasar Jurnalisme. Jakarta: Kencana, 2008. Severin, Werner J. & James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media, 2001. Shoemaker, Pameela J. & Reese, Stephen D. Mediating the Messege in the 21th Century: A Media Sociology Perspective. New York: Routledge, 2014. ------Mediating The Messege: Theories of Influences on Mass Media Content. Now York: Longman Publisher, 1996. Sumadrina, AS Haris. Jurnalistik Indonesia. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006. Udi Rosadi, Kajian Media Isu Ideologis Dalam Perspektif Teori dan Metode, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015. Jurnal Sauda, Limmatus, “Etika Jurnalistik Perspektif Al-Qur’an”. Volume 1 No. 7 (Januari – Juni 2013). Wawancara Wawancara dengan Ariyo Ardi (Wakil Pemimpin Redaksi iNews). Jakarta, 23 Oktober 2018. ------dengan Khoiri Ahmadi (Manager Produksi iNews). Jakarta, 5 November 2018.

108

------dengan Nuning Rodiyah (Komusioner KPI). Jakarta, 13 November 2018. ------dengan Hendry Ch Bangun (Anggota Dewan Pers). Jakarta, 31 Oktober 2018. Sumber Lain CNN Indonesia.com. “Profil Calon Pilkada Serentak 2018”. https://www.cnnindonesia.com/pilkadaserentak/profilcalo n/detail/7/jawa-barat. ------“Profil Calon Pilkada Serentak 2018”. https://www.cnnindonesia.com/pilkadaserentak/profilcalo n/detail/7/jawa-barat. Dewan Pers. “Kode Etik Jurnalistik” https://dewanpers.or.id/peraturan/detail/190/kode-etik- jurnalistik Detik.com. “Ini Pemetaan Pilkada Rasa Pilpres 2019”. https://news.detik.com/berita/4085014/ini-pemetaan- pilkada-rasa-pilpres-2019. Beritasatu.com. “Survei Poltracking: Mayoritas Pemilh Jabar Rasional”. http://www.beritasatu.com/nasional/466926- survei-poltracking-mayoritas-pemilih-jabar-rasional.html. INews.id. “Jelang Penetapan Undian Nomor Urut, Ini Para Kandidat Pilgub Jabar”. di www.i.inews.id. ------“Penghargaan INews”. http://tv.inews.id/about. ------“Pemberitaan Cagub no. 4”. www.inews.id. ------“Background”. http://tv.iNews.id/about. ------“Vision”. http://tv.iNews.id/about ------“Mission”. http://tv.iNews.id/about

109

------“Awarding”. http://tv.iNews.id/about Ira, “KPI Keluarkan Edaran tentang Penyiaran Masa Pilkada 2018”, http://www.kpi.go.id/index.php/id/umum/38- dalam-negeri/34327-kpi-keluarkan-edaran-tentang- penyiaran-masa-pilkada-2018. Kumparan.com, “Deddy Mizwar – Dedi Mulyadi Terima Dukungan Hary Tanoe di Pigub Jabar”. https://kumparan.com/@kumparannews/deddy-mizwar- dedi-mulyadi-terima-dukungan-hary-tanoe-di-pilgub- jabar. KPI. “Peringatan Tertulis untuk Program Siaran Iklan “PARTAI PERINDO” I-News TV”. http://www.kpi.go.id/index.php/id/edaran-dan- sanksi/34360-peringatan-tertulis-untuk-program-siaran- iklan-partai-perindo-i-news-tv. KPU.go.id. “Penetapan Surat Keputusan KPU Provinsi Jawa Barat”. http://jabar.kpu.go.id/2017/09/penetapan-surat- keputusan-kpu-provinsi-jawa-barat-tentang-penetapan- hari-pemungutan-suara-pemilihan-gubernur-dan-wakil- gubernur-jawa-barat-tahun-2018-penetapan-rekapitulasi- daftar-pemilih-tetap-dpt/ ------“Rekapitulasi Pilkada Provinsi Jawa Barat”. https://infopemilu.kpu.go.id/pilkada2018/hasil/rekap/t1/ja wa_barat MNC.co.id, “Peluncuran iNews TV”. https://www.mnc.co.id/contents/detail/id/84/launching- inews-tv

110

MNCGrup.com, “Ringkasan Singkat iNews TV”, https://www.mncgroup.com/microsite/inews-tv. ------“Ringkasan Singkat iNews TV”. https://www.mncgroup.com/microsite/inews-tv Rakhma, Sakina Diah Setiawan, “HT dan CT, Orang Terkaya

Paling Muda Indonesia Tahun Ini”. https://ekonomi.kompas.com/read/2018/03/09/055600726 /ht-dan-ct-orang-terkaya-paling-muda-indonesia-tahun- ini.

SMRC, “Elektabilitas M Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum Lebih Unggul”, http://www.saifulmujani.com/blog/2018/03/15/elektabilita s-m-ridwan-kamil-uu-ruzhanul-ulum-lebih-unggul. Tempo.co. “Elektabilitas Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi Naik Berkat Mesin Partai”. https://pilkada.tempo.co/read/1087418/elektabilitas- deddy-mizwar-dedi-mulyadi-naik-berkat-mesin-partai Tirto.id. “Konglomerat Media di Indonesia via Jalur Media TV sampai Cetak”.https://tirto.id/8-konglomerat-media-di- indonesia-via-jalur-media-tv-amp-cetak-cEv7. ------. “Peta Dukungan Pemilih di Pilgub Jabar Versi Survei

Terbaru SMRC danCMMW”. https://tirto.id/peta- dukungan-pemilih-di-pilgub-jabar-versi-survei-terbaru- smrc-cMMw

Tirto.id, “Paparkan Visi-Misi, Demiz-Dedi Optimis Bisa Satu

111

Periode Lagi”, diakses pada 5 Oktober 2018, pukul 14.47 di https://tirto.id/paparkan-visi-misi-demiz-dedi-optimis- bisa-satu-periode-lagi-cF3L.

RG, “Pemilukada 2018: Kesepakatan Bersama KPI, KPU, Bawaslu dan Dewan Pers Ditandatangani”, http://www.kpi.go.id/index.php/id/umum/38-dalam- negeri/34317-pemilukada-2018-kesepakatan-bersama-kpi- kpu-bawaslu-dan-dewan-pers-ditandatangani Tirto.id, “Paparkan Visi-Misi, Demiz-Dedi Optimis Bisa Satu Periode Lagi”. https://tirto.id/paparkan-visi-misi-demiz- dedi-optimis-bisa-satu-periode-lagi-cF3L. Tribunnews.com, “Resmi! Inilah Nomor Urut Pasangan Calon di PilgubJabar”.http://jabar.tribunnews.com/2018/02/13/res mi-inilah-nomor-urut-pasangan-calon-di-pilgub-jabar. Wikipedia.org, “iNews”. https://id.wikipedia.org/wiki/INews.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 TRANSKRIP WAWANCARA

Naskah Wawancara 1

Nama : Ariyo Ardi

Pekerjaan : Wakil Pemimpin Redaksi iNews

Tempat : Gedung iNews Center, Jln. Kebon Sirih, Jakarta Pusat

Waktu : 23 Oktober 2018

P : Pewawancara

N : Narasumber

P : Seperti apa karakteristik pemberitaan di iNews?

N : Kakarteristik kita, intinya kita akan memberitakan sesuatu yang penting untuk masyarakat, sehingga masyarakat bisa terpenuhi untuk mendapatkan informasinya. Nah kalo karakter kita yang kita beritain, karena kita TV berita, kita akan mengambil dan menanyangkan berita-berita yang terjadi di masyarakat sesuai dengan aturan dan regulasi dari KPI.

P : Apa hal yang membuat iNews berbeda dengan TV berita lain?

N : Kita punya jaringan yang paling lengkap,, karena kita tergabung dalam grup MNC, grupnya besar. Jadi kita bisa menggunakan jaringan reporter kita yang bersumber dari Sambang sampai Marauke dan tidak hanya untuk repoter TV saja, tapi karena kita juga punya bisnis di media lainnya, ada di koran, online, radio. Nah, maka wartawan- wartawan yang mereka miliki pun juga bisa kita gunakan. Jadi itlah yang bsia membedakan kita dengan TV lain. Karena kita sebarannya banyak, orang-orangnya banyak, maka berita-berita yang kami hasilkan itu bisa lebih cepet untuk sampai di masyarakat.

P : Apa latar belakang pendidikan Anda?

N : Saya Akuntansi, di Perbanas

P : Apa pengalaman organisasi Anda di bidang media?

N : Media, so far, saya sih waktunya habis untuk dikantor saja sih ya. Saya sebelumnya pernah di Lativi, SCTV, RCTI, terus sekarang ya di iNews

P : Jadi Anda tidak keberatan bahwa pekerja media bisa dari background pendidikan apa saja?

N : Oh iya. Itu memang faktanya demikian. Jadi karena media itu sebenarnya ilmu yang bisa dipelajari oleh siapa aja. Jadi orang-orang yang datang dari berbagai disiplin ilmu pun juga bisa menjadi seorang jurnalis yang baik.

P : Sebagai pekerja media, nilai apa yang Anda terapkan dalam diri Anda secara personal?

N : Intinya kita harus disiplin ya, karena kita pekerja media itu punya deadline dalam bekerja atau pun kita sebagai penyiar itu punya deadline, kita harus siaran jam berapa, kita harus persiapan berapa jam sebelum siaran. Nah itu yang bisa kita gunakan dalam sehari-hari. Kita harus bisa disiplin dan menghargai waktu.

P : Apakah keyakinan (agama) mempengaruhi dalam pekerja media?

N : Itu tidak boleh mempengaruhi, karena kita kan bekerja sebagai jurnalis. Jurnalis itu kita punya kode etik kan dan salah satunya kita dituntut berimbang. Kita tidak boleh keberpihakan, maka apa yang kita liput itu harus menggambarkan objektivitas yang terjadi di dalam peristiwa itu. Bukan ditambahi atau dikurangi. Karena kita punya sentiment pribadi.

P : Seberapa besar kebebasan yang diberika kepada seorang jurnalis?

N : Kita sih diberikan kebebasan iya. Tapi intnya kita lagi- lagi, kebebasan itu kan ada batasannya ya. Karena kalau bebas tanpa batasan, bebas tanpa aturan, tentunya tidak akan baik buat pekerjaan ini. Untuk itu kita diberika kebabasan, silahkan berimprovisasi untuk mempunyai masukan-masukan tentang pemberitaan seperti apa. Tapi

lagi-lagi kita harus sesuai dengan standar, aturan, regulasi seorang wartawan, regulasi berita televisi itu seperti apa. Jadi kita ujung-ujungnya harus kembali lagi kepada regulasi itu.

P : Dari mana pedoman yang iNews gunakan?

N : Kita dari KPI. Karena kita kan lembaga penyiaran ya. Maka kita akan mengacu pada KPI

P : Apa pandangan Anda tentang Pilkada 2018?

N : Pilkada 2018, pandangan saya adalah sesuatu yang positif ya. Karena pada dasarnya masyarakat sudah memilih siapa calon-calon mereka, dan sekarang sudah terpilih, dan sekarang sudah bekerja gubernur yang jadi pemenang pilkada itu. Jadi intinya sih, sejauh ini sih positif saja. karna itu kan amanat reformasi, pemilihan kepala daerah itu berlangsung secara langsung.

P : Kepada salah satu Paslon, kepada Paslon nomor empat. Bagaimana pandangan Anda?

N : Empat tuh siapa ya?

P : Deddy Mizwar, Dedi Mulyadi

N : Sejauh ini sih kami dari sisi jurnalis melihatnya baik- baik saja. apa namanya, tidak ada sesuatu yang mejadi hal khusus yang membedakan mereka untuk kita liput dibandingkan pasangan lainnya. Jadi intinya kita, treatment kita kepada msyarakat nomor empat, nomor

satu, nomor dua, nomor tiga, itu sama saja, kita memberikan porsi yang sama untuk mereka, untuk bisa diketahui visi dan misinya sama masyarakatnya. Karena itu berguna buat pemirsa menjadi pemilih di Jawa Barat.

P : Bagaimana proses produksi mulai dari pra produksi sampai tayang di iNews?

N : Kalau pra kita diawali dengan adanya rapat, rapat itu biasanya kita berpikiran apa saja yang mau kita liput di hari ini, di jam mendatang, di hari mendatang, dan sebagainya. Dari situ, dari rapat itu, kita memberikan kenapa ini penting, kenapa ini tidak penting, kenapa harus diliput, kenapa tidak diliput. Nah dari rapat itu kita akan tim liputan gathering akan memberikan penugasan, assignment, untuk si repoter dan cameraman. Nah dari situ ketika mereka dateng ke lapangan, dateng ke tempat acara, mereka sudah terima atau meliput acaranya, mereka rekam dalam bentuk card, card-nya itu dibawa ke kantor misalnya kalau memang harus menggunakan messenger, card-nya itu nanti akan di transfer ke sistem kita di hard disk. Nah itu lah yang di-preview oleh temen-temen dari produser. Nah jadi tim gathering yag me-listing perolehan berita yang didapat oleh reporter dan cameraman, seperti itu.

P : Berarti rapatnya setiap hari?

N : Setiap hari, bahkan kaya misalnya iNews Pagi itu rapatnya malam, iNews Siang itu rapatnya pagi, iNews Sore tadi rapatnya jam setengah satu, jam satu.

P : Itu selalu dipimpin oleh Anda?

N : Engga, bisa saya, bisa executive producer, bisa manager, seperti itu.

P : Dari mana sumber informasi, khususnya dalam pemberitaan Pilkada?

N : Sumbernya macem-macem ya, kita kan punya kontributor, punya tim liputan dilapangan, kita pakai bahan-bahan dari mereka. Terus untuk melengkapi itu kita bisaliat jugas, misalnya dari website-nya KPU, sumber resmi seperti apa, buat bahan informasi yang bisa kita tambahkan, ke dalam pembuatan paket berita.

P : Berarti termasuk dari Timsesnya juga?

N : Bisa, tapi kita harus memferivikasi kan. Yang pasti kita pakai kan sumber-sumber yang resmi saja. missal dari KPU, dari Bawaslu.

P : Berarti saat peliputan Pilkada random, misalnya Si A khusus tim pemenangan paslon satu, B untuk Paslon dua?

N : Kita sebenanrnya menugaskan sudah ada orang- orangnya. Tapi orang-orangnya tidak bisa satu. Kan acaranya itu nyaris berlangsung setiap hari kan. Nah kalau cuma satu, mereka libur kan. Nah pada teori kita

menggunakan imbadit. Imbadit itu adalah siapa meliput pasangan nomor berapa misalnya, jadi ada cara seperti itu untuk kita juga bisa medapatkan berita dari masing- masing pasangan calon.

P : Jadi memang sudah ada tim tapi banyak?

N : Banyak sekali sih engga, tapi kita usahakan lebih dari satu. Karena kalau cuma satu kasian mereka gak libur- libur nanti tim liputan.

P : Bagaimana alur penentuan isu dan angle di iNews?

N : Isu kita aan lihat juga perkembangannya di lapangan ya. Kita bisa mendapatkan infromasi itu dari reporter. Oh sekarang yang ternyata banyak ditanya sama temen wartawan atau pun dari narasumber adalah tentang A misalnya. Itu yang lagi happening misalnya, misalnya juga nanti kita bisa lihat berita di internasional, di wire- wire yang resmi, misalnya TV N atau Riters, atau segalam macem. Sekarang lagi raai Jamal Kashogi misalnya. Nah misalnya berita tentang Jamal Kashogi, nah kita angle-nya apa. Kita akan tentukan juga. Yang sudah publik tahu saat ini tuh apa. Yang publik ingin ketahui saat yang akan datang tuh apa. Itu jadi panduan untuk kita dalam menentukan angle, angle berita, seperti itu.

P : Terkait isu pilkada, sempat beberapa kali mencuat ada isu yang mungkin ada media beritakan dan tidak beritakan. Pandangan Anda tentang hal tersebut?

N : Misalnya seperti apa?

P : Waktu itu ada berita yang Ridwan Kamil, jadi ada media yang memberitakan, ada yang tidak memberitakan.

N : Kalo ada media yang memberitakan dan ada yang tidak itu menurut saya balik lagi ke masing-masing sikap dari redaksi yang bersangkutan. Tapi kalau kita sih berfikir bahwasanya apa yang terjadi itu yang kita beritakan, selama itu tidak mengandung SARA dan tidak menvideokan. Misalnya ada orang maki-maki terus kita record, terus kita tayangkan, kan gak mungkin kan. Jadi apa yang terjadi dilapangan, selama itu sesuai dengan aturan dan tidak melanggar regulasi yang ada akan kita tayangkan.

P : Bagaimana pengaruh penonton terhadap pemberitaan Pilkada di iNews?

N : Penonton menjadi parameter kita ya, kan kita pengen juga supaya berita-berita kita disukai oleh masyarakat kan. Tapi intinya kita tidak melulu memikirkan soal itu, karena ada juga misalnya berita-berita yang penting untuk kita siarkan, tapi ternyata enonton kurang suka, tapi itu perlu misalnya. Misalnya ada acara siding tahunan DPR misalnya, itu kan siding yang terjadi setiap tahun dan sifatnya ceremonial. Penonton tidak akan mendapatkan gambar yang memberikan kejutan dalam siding tersebut kepada penonton. Tapi itu penting buat penonton tahu.

Penonton supaya tahu, bagaimana misalnya, apa sih isi pidato presiden, apa isi pidato ketua DPR. Nah tapi harus tetap kita beritakan. Mungkin saja jumlah penontonnya tidak akan banyak ketika misalnya peristiwa ada bencana alam atau peristiwa terorisme misalnya. Pasti penontonnya akan lebih sedikit untuk yang sidang DPR, MPR itu. Tapi harus tetap kita beritakan. Jadi memang tidak selamanya penonton bisa mempengaruhi apa yang kita kerjakan.

P : Seperti apa target penonton iNews?

N : Kita sih targetnya semuanya, dari kelas yang bawah sampai kelas yang atas. Tapi intinya adalah kita ingin memberka berita itu untuk semua kalangan, karena semua orang tentunya membutuhkan berita setiap hari.

P : Dalam pemberitaan dan hasil pemberitaan lebih besar porsinya dari hasil rapat redaksi?

N : Iya rapat redaksi. Tapi memang ada juga berita-berita yang tidak muncul di rapat redaksi. Contoh, peristiwa, soal ledakan bom di Thamrin misalnya, itu kan ga ada di rapat redaksi. Tau-tau kita mau siaran ada peristiwa tersebut.

P : Apa tugas Anda sebagai wapemred?

N : Tugas saya yang utama adalah membantu pemimpin redaksi dalam menjalankan tugas sehari-harinya. Saya

juga memimpin tim dibawah saya, beberapa manager, ada beberapa executive produser. Intinya kita memastikan bahwasanya apa yang menjadi agenda liputan kita dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Intinya seperti itu.

P : Apakah Pak HT ada keterlibatan langsung dengan pemberitaan?

N : Pak HT kan dia tidak masuk strukur redaksi. Kalau pun dia mau mempengaruhi, urusan itu udah sangat banyak ya. Dia kan memimpin untuk grup, bukan memimpin untuk iNews dan grup kan sangat banyak jumlah unitnya. Jadi waktunya pun udah gak ada untuk ngurusin berita.

P : Sangat jauh prosesnya?

N : Iya, kalau saya punya atasan pemimpin redaksi, pemred punya atasan direktur pemberitaan. Dan itu bukan Pak HT kan. Pak HT kan levelnya chairman.

P : Berarti tidak ada konten yang diminta Pak HT sendiri, khususnya dalam Pilkada?

N : Engga, gak ada. Saya pernah bilang juga sama kamu ya minggu lalu ya. Segala kegiatan terpisah ya antara kita redaks dan Perindo. Tapi kan Perindo bukan iNews, iNews bukan Perindo. Seperti itu.

P : Bagaimana pandangan Anda tentang iNews yang dibawahi Pak HT, tapi iNews tetap mampu memperteguh kenetralitasannya sebagai media?

N : Oh iya, jadi kan sebenanrnya TV itu gampang diingat kan, misalnya porsi pemberitaannya atau pekerjaannya mengntungkan pihak mana. Itu kan bisa terlihat dengan gampang. Karena kita kan audio visual. Nah media itu kan bisnisnya bisnis kepercayaan. Kamu kalau kamu tidak percaya tentang berita-berita iNews, kamu tidak akan menonton iNews. Nah itulah yang harus kita jaga. Kita junjung. Makanya kita butuh aturan KPI. Apalagi misalnya ada Pilkada, calonnya yang pasti lebih sari satu. Baik itu kotak kosong, mau pun calonnya itu sendiri. Nah untuk itu kita harus mempunyai aturan, bagaimana misalnya, katakanlah Jawa Barat ada empat pasangan calon. Nah itu kita berikan porsi yang sama untuk pemberitaannya. Kaya misalnya kita live dari pangan nomor satu, maka nomor tiga juga, nomor empat juga demikian.

P : Sejauh mana kewenangan yang diberika kepada reporter dalam proses pemberitaan?

N : Reporter kita berika keleluasaan, karena adalah mata kita dilapangan. Mereka adalah yang paling tau sebenarnya apa yang terjadi dilapangan. Untuk itulah kita memberika input dari lapangan. Oh ternyata ini isu ini lebih bagus dari pada isu diktator, karena udah ada ini, ini. Nah itu yang perlu kita lakukan.

P : Seberapa besar pengaruh KPI sebagai pedoman bagi iNews?

N : Sangat berpengaruh. Jadi misalnya kita ada peristiwa yang berbau SARA, nah kita tidak hanya. Ini contoh (gambar berita iNews tentang pembakaran bendera), itu kan isu yang sangat sensitive ya. Kita jangan hanya meliput dari satu sisi aja, itu gak boleh, karena itu akan berdampak kepada sisi yang lain. Nah yang kita lakukan, kita harus mejada netralitas. Siapa yang kita anggap netral sampai saat ini, tentunya adalah official statement dari pemerintah, maka kita ambil dari Menkopolhukam, ada dari Polri, dari MUI. Jadi kita medapat informasi- nformasi itu dari institusi resmi. Karena kalau kita mengambilnya dari orang sembarangan, maka bisa saja susanannya akan menjadi lebih keruh. Misalnya umat bisa pecah. Itu kita gak mau kan. Kita gak mau dengan berita- berita kita justru lebih banyak mudharat dari pada manfaatnya. Nah itu yang harus kita jaga. Jadi aturan KPI, P3SPS itu selalu kita jalankan setiap harinya.

P : Bagaimana ntuk meng-upgrade dan menanamkan itu kepada pekerja medianya?

N : Kita selalu ngingetin.

P : Apakah diadakan upgrading?

N : Caranya macam-macam sih. Kita bisa secara berkala pun mengundang orang-orang KPI kesini. Apa sih yang menjadi keragu-raguan teman-teman atau pertanyaan teman-teman tentang aturan tersebut yang belum jelas.

Kita bisa undang mereka. Atau pun misalnya untuk satu kali, dua kali mereka bisa membuka saluran komunikasi langsung dengan anggota-anggota KPI, kita bisa konsultasi kapan pun juga. Jadi sebenarnya caranya banyak yang bisa kita lakukan.

P : Apakah advertising langsung kepada divisi news?

N : Eengga, lewat sales dan marketing. Kita harus membentengi, menjaga news ini adalah divisi pemberitaan. Jadi kalau ada pengiklan, ada orang yang ingin mem-bloking time, itu silahkan saja ke bagian advertise. Itu di sales dan marketing.

P : Misalnya dia telah melalui prosedur sales dan marketing, apakah pernah ada yang mempengaruhi pemberitaan?

N : Engga, beda. Ya Sales kan dengan pekerjaannya sendiri kan, mereka harus berjualan untuk mendapatkan uang, untuk kelangsungan hidup divisi ini. Tugas kita adalah memproduksi berita dengan sebaik-baiknya. Supaya ratingnya bagus, sehingga teman-teman sales bisa menjual iklannya masuk ke program kita, seperti itu. Jadi dua hal yang berbeda, dua hal yang tujuannya juga beda, main job-nya juga beda.

P : Bagaimana strategi iNews untuk bisa merangkul semua kalangan penontonnya?

N : Strateginya adalah kita memberikan dari variasi program. Kita punya program berita, kita punya program sport, kita punya program infotainment, kita punya program talkshow, talkshow tidak hanya yang berat-berat soal politik saja, tapi yang bersifat info nice juga. Kita semua kalagan menyukai ini. Mungkin kalau TV lain yang tadi kamu sebutkan, mungkin mereka tercermin dari program acaranya, hanya acara-acara untuk segmentasi tertentu. Kita kan engga. Jadi terlihat cara kita bagaimana memenuhi informasi segmen-segmen itu, maka melalui mata acara yang kita punya, seperti itu.

P : Bagaimana tanggapan Anda tentang perkembangan teknologi bagi perkembangan media seperti penyebaran atau perekrutan informasinya?

N : Teknologi sekarang memudahkan kita ya. Tapi memang teknologi itu jangan disalahgunakan, karena bisa jadi juga. Misalnya gini, karena teknologi sangat memudahkan, kita sering terima video-video yang kita sendiri juga gak jelas asal-usulnya. Peristiwa ini apa 5w 1h-nya. Nah itu yang harus membuat kita hati-hati. Tapi disisi lain teknologi itu juga sangat memudahkan. Kalo dulu misalnya kita bisa live dari daerah, kita harus membawa mobil SNG yang begitu besarnya, butuh crew- nya juga banyak. Tapi sekarang selain SNG kita juga menggunakan lighting, itu sebuah alat yang seperti tas ransel, hanya dua orang kita udah bisa siaran langsung

dari sebuah tempat, selama sinyalnya gak bermasalah. Jadi ada dua sisi teknologi yang bisa kita lihat. Ada mudharat dan manfaatnya.

P : Berarti iNews melihat teknologi sebagai pendukung yang sangat baik dalam penyebaran informasi?

N : Oh iya, tapi memang ada beberapa hal yang harus kita cermati dulu. Misalnya kaya tadi, sekarang kan gambar gampang dikirimnya, lewat whastapp pun bisa. Sekarng kalau kita terima whastapp gak mungkin kita langsung on air-kan, kita harus screening dulu, bener gak sih beritanya, jangan-jangan ini hoax, jangan-jangan ini gambar kerusuhan, mungkin saja kerusuhannya terjadi di negara lain. Itu kan harus kita cek. Jangan sampai kita menjadi korban eksekuinya.

P : Apa ideologi iNews sendiri?

N : Kalau kita punya ideologi itu news and sport. Jadi ada pemberitaannya, ada beritanya, ada sport-nya juga.

P : Berarti berhubungan dengan visi misi-nya juga?

N : Iya, ya mirip-mirip.

P : Apakah di inews ada investor tersendiri yang menetap?

N : Ya investornya adalah grup MNC.

P : Tapi kembali lagi, apakah tidak langsung mempengaruhi news juga?

N : Engga, karena kan bisnis grup TV di grup MNC bukan hanya iNews doang kan. iNews paling kecil. Sebelumnya kita udah punya puluhan tahun RCTI. Jadi mereka lebih punya pengalaman untuk mengelola bagaimana supaya bisnis itu menjadi berkembang, seperti itu. Jadi tidak. iNews bukan yang pertama, jadi mereka udah gak kaget lagi.

P : Berarti kalau tentang owner juga tidak ada hubungannya anatar Perindo dengan iNews?

N : Iyah, tidak

P : Meskipun notabennya Pak HT mendukung Paslon nomor empat begitu?

N : Iya, jadi misalnya kita mau kritik paslon nomor empat juga gak apa-apa juga. Selama krtitikan itu adalah kritikan yang objektif ya, bukan dibuat-buat. Nih kita lihat Kompas gambarnya kayak gini, kamu perhatikan iNews. Visi misi kita juga harus dikedepan kan. Jadi jangan sampai serta merta kita menayangkan berita supaya sensasional, hanya memikirkan rating dan share. Tapi kita juga harus memikirkan dampaknya itu apa. Jadi jangan sampai, tadi kan kamu bilang kenapa headline-nya itu, ya supaya kita, pastilah ada akibat pembakaran bendera itu, siapa yang tidak tersinggung kalau kalimat itu dibakar kan. Tapi gimana caranya supaya, yaudah serahin ke polisi deh yang salah harus dihukum misalnya. Yang

penting jangan berlarut, jangan sampai masyarakat menjadi pecah. Itu yang paling penting. Karena kalau misalnya rusuh, kayak tahun 98. Kamu kelahiran tahun berapa?

P : Saya 95.

N : Nah kamu masih kecil-kecil tuh, yang rugi siapa. Dolarnya naik segala macam, kan kasian. Kita harus memikirkannya jauh kedepan.

P : Bagaimana iNews memperoleh awarding cukup banyak? Dan dari mana saja?

N : Intinya sih kita dalam membuat berita jangan memikirkan penghargaan dulu. Kita harus bekerja sebaik- baiknya sesuai dengan regulasi yang ada. Kalau nanti dari berita itu ada mendapatkan penghargaan, itu adalah bonus buat kita. Jadi yang selalu ditanamkan itu, jadi kita bekerja bukan buat penghargaan. Tapi untuk memenuhi informasi masyarakat. Intinya gini kalau berita kita baik, berita kita dianggap penting oleh masyarakat. Kita juga memperoleh hasilnya kok. Baik itu secara share dan rating, baik itu secara penghargaan. Itu akan mengikuti kita. Sama aja dengan kamu jangan memikirkan IPK tinggi dulu, tapi kamu gimana caranya supaya tahu dan mengerti dengan pelajaran kamu. Nah kalau kamu udah mengerti dan kamu sudah bisa dan kamu sudah bisa, pasti IPK akan mengikuti, dan nanti kerja akan gampang, kira-

kira seperti itu, analoginya sama saja. Kalau penghargaan dari mananya, banyak sih. Ada dari polri, TNI, intansi- intansi lain juga pernah.

P : Apakah ada kiblat yang menjadi media panutan tersendiri bagi media iNews?

N : Engga, kita karakter sendiri. Jadi kita, intinya kita pengen mendapatkan atensi dari masyarakat melalui berita-berita kita. Atensi yang baik, dan berita-berita yang baik juga. Jadi kita tidak berkiblat, tidak mengambil contoh dari media yang lain. Kalau kamu lihat disitu ada banyak TV, itu adalah bagian dari cara kami memantau , televisi lain ada apa saja, kita pengen mengetahui kekuatan di TV lain ada apa saja, kekurangannya apa dan itu penting bagi kita supaya kita memperbaiki diri untuk mendapatkan hasil yang baik. Kalu tadi Pilkada sih itu tadi tida ada yang special ya, Pilakda itu kemaren ada 171 Pilkada. Jadi kalau kita memfokuskan diri untuk satu atau dua pilkada kita gak punya tenaga juga buat memikirkan satu dua Pilkada. Pilkadanya di Jawa jadi priorotas dalam artian, jadi beritanya banyak. Itu menjadi sebuah keniscayaan. Karena memang penduduknya paling banyak. Tapi bukan berarti Pilkada di Provinsi Indonesia Timur kita lupakan, enggak. Kita ada siaran langsung debat Pilkada Maluku, Jabar kita ada juga, Sumut kita ada. Kita paling banyak menyelenggarakan acar debat Pilkada secara langsung. NTT kita ada, Morowali kita

punya, Kalimanta Timur kita juga ada. Jadi semuanya sudah kita lakukan, Aceh pun kita ada.

P : Apakah ada permintaan tersendiri dari KPI kepada media untuk membantu menyebarkan berita tentang Pilkada juga?

N : Oh iya, karena kan Pilkada itu pestanya masyarakat. Kalau masyarakat tidak teliti dengan baik calonnya itu siapa, programnya kayak apa, bagaimana mereka mau memilih. Nah fungsi lembaga penyiaran kan mejadi jembatan dari narasumber kepada pemerintah.

Naskah Wawancara 2

Nama : Hendy Ch Bangun

Pekerjaan : Anggota Dewan Pers

Tempat : Hotel Millenium, Jakarta Pusat

Waktu : 31 Oktober 2018

P : Pewawancara

N : Narasumber

P : Bagaimana tugas Dewan Pers dalam menjaga kualitas peberitaan di media massa?

N : Jadi Dewan Pers tidak mengatur secara langsung, tetapi mensosialisasikan kode etik jurnalistik dan peraturan- peraturan yang dimaksudkan untuk ditaati oleh media, dalam hal ini pengelola media-medianya. Jadi kalo kode etik itu kan berisi poin-poin apa yang patut, apa yang tidak. Sementara peraturan atau pedoman itu lebih pada hal bersifat teknis, misalnya ada pedoman media cyber, disitu ada beberapa hal diatur, ini yang boleh, ini yang tidak, ini yang jangan dilanggar atau dilewati. Jadi Dewan Pers itu sikapnya melakukan sosialisasi agar pengelola redaksi memahami seluruh kode etik dan standar peraturan yang diberlakukan Dewan Pers.

P : Seperti apa yang dilakukan Dewan Pers dalam rangka mengontrol pemberitaan yang disebarkan media massa?

N : Dewan pers tidak mengontrol, hanya mengawasi. Kalo mengontrol itu kan seolah-olah membatasi, ini sebetuknya tidak. Jadi setiap media diberi kebebasan untuk memberikatan, tetapi didalam aturan yang dibuat bersama. Jadi semua aturan Dewa Per situ merupakan aturan yang sifatnya self regulation oleh komunitas pers. Jadi kita buat sendiri, kita omongin, kita rumuskan, lalu disahkan oleh Dewan Pers. Jadi sifatnya itu Dewan Pers hanya mengesahkan rumusan-rumusan yang dibuat oleh komunitas pers. Itulah yang menjadi aturan, itulah yang menjadi standar. Karena kita bikin sendiri, harus kita ikuti. Jadi bukan mengontrol, mengawasi, kira-kira begitu.

P : Apa yang dilakukan Dewan Pers ketika menemukan pelanggaran atau tidak sesuai dengan aturan yang tekah disahkan Dewan Pers?

N : Jadi Dewan Pers itu boleh dikatakan menunggu pengaduan ya, menunggu complain atau keluhan dari masyarakat yang merasa dirugikan oleh pemberitaan pers. Kalau sudah begitu, maka Dewan Pers akan memanggil yang merasa dirugikan itu dan memanggil media yang dianggap merugikan. Jadi yang dirugikan dan yang merugikan dipanggil, kepada medianya akn diberitahu, hey kamu melanggar kode etik pasal sekian, pasal sekian atau melanggar pedoman ini, pedoman itu. Lalu kepada

yang mengadukan kita tanya, kira-kira dari keberatan itu apa yang diharapkan. Oh saya berharap agar medianya memberi saya hak jawab untuk menjelaskan apa yang sesungguhnya terjadi , atau dia harus minta maaf karena saya anggap dia sudah membuat saya terhina, kira-kira begitu.

P : Apakah aturan-aturan tersebut tertera di web Dewan Pers?

N : Iya ada, di kode etik jurnalistik.

P : Apakah yang secara umum dipakai oleh KPI juga?

N : Oh lain, jadi kode etik jurnalis itu berlaku untuk semua media massa cetak, elektronik, mau pun penyiaran. Jadi berita-berita di televisi juga tunduk pada kode etik jurnalistik. Nah ada lagi misalnya pedoman pemberitaan media cyber, ada juga disitu. Ini yang harus dilakukan kalau mau bikin berita begini-begini.

P : Dewan Pers mengacu pada hal hal itu juga?

N : Iya kesitu, semua semua media massa di Indonesia. Tidak termasuk didalamnya media sosial, facebook, twitter, instagram.

P : Bagaimana tanggapan Dewan Pers terhadap keberimbangan dan kenetralitasan media massa?

N : Secara umum kalau media mainstream yang lama dan besar itu tunduk pada kode etik jurnalistik. Mungkin ada

satu dua pelanggaran, tapi tidak sengaja atau buru-buru. Tetapi media-media yang baru, tapi dikelola dengan sembrono, nah ini banyak pelanggaran. Tapi media-media baru yang didirikan oleh orang-orang watawan yang baik, modalnya cukup baik. Nah itu bagus, misalnya Kompas.com, Detik.com, Vivanews.com, Metrotvnews.com, Metro Tv, , Kompas, Republika, Media Indonesia, Jakarta Pos, itu umumnya baik. Kalau media yang baru, katakanlah Kumparan, Tirto.id itu juga bagus karena mereka didirikan dengan maksud baik. Tetapi media yang didirikan sembarangan, pengelolanya juga wartawan yang belum memiliki pengalaman, nah ini banyak melakukan pelanggaran kode etik. Karena mungkin mereka tidak diajari kode etik. Inilah biasanya yang dikeluhkan oleh masyarakat.

P : Apakah Dewan Pers menemukan pelanggaran terhadap pemberitaan Pilkada Jawa Barat 2018?

N : Dewan Pers pernah mendapat pengaduan dari Bawaslu. Ada iklan yang dimuat sebelum masa kampanye. Hanya itu. Ada juga iklan yang memuat kedua calon, sebenarnya bergantian. Itu kan gak boleh. Supaya adil ketika memberitakan Si A, juga B, C, D, berimbang.

P : Pelanggaran itu terjadi pada Paslon mana dan media apa?

N : Media di Tasik dan Cirebon, kalau Paslon mana saya lupa. Tapi dia sudah pasang iklan sebelum masa kampanye. Itu disampaikan Bawaslu kepada Dewan Pers. Secara umum Dewan Pers tidak memiliki sumber daya untuk memperhatikan secara khusus sebuah daerah dengan memantau media ini itu. Berbeda dengan KPI, KPI punya alat dan orang-orang yang dipekerjakan 24 jam untuk memantau media siaran. Kalau Dewan Pers tidak, hanya menerima kalau ada complain atau keluhan.

P : Bagaimana tanggapan Dewan Pers tentang hubungan kepemilika media dengan dukungan dalam Pilkada, khususnya media iNews?

N : Seharusnya kalau ada seperti itu masyarakat mengajukan komplain ke Dewan Pers, sebab tidak boleh, semua media harus bersikap netral, memberi ruang yang sama. Kalau ada yang mengadukan, karena Dewan Pers akan menegur langsung, agar tidak berpihak. Karena diberitahu sekarang maka kami kesulitan untuk mem-follow up. Dewan Pers juga pernah mengeluarkan buku meliput dan memberitakan Pilkada dan untuk Pilpres nanti juga ada. Jadi pedoman penulisan. Maksudnya supaya semua media betul-betul menjalankan fungsinya sesuai dengan kode etik, yaitu bekerja untuk kepentingan publik, bukan bekerja untuk kepentingan sekelompok orang atau partisan golongan tertentu. Kalau Dewan Pers diberi tahu

makan akan mengingatkan media yang dianggap melanggar netralitas tadi.

P : Apakah ada laporan tentang iNews kepada Dewan Pers saat Pilkada?

N : Tidak ada. Kalau ada pasti kami follow up. Seperti yang saya katakana tadi ada media cetak yang pasang iklan mendahului masa kampanye, maka Dewan Pers memberi penilaian bahwa Anda melanggar peraturan KPU nomor sekian tentang pemberitaan sebelum masa kampanye, sebaiknya taati aturan yang ada.

P : Apakah pernah ada teguran kepada iNews sejak media ini bediri?

N : Kalau media siaran yang menegur KPI. Sementara Dewan Pers kalau pun ada berita yang tendensius. Maka Dewan Pers hanya menunggu pengaduan saja, baru menyampaikan penilaian.

P : Tindakan apa yang dilakukan setelah memberi peringatan kepada media tersebut?

N : Sanksi yang dapat diberikan Dewan Pers sifatnya hanya hak jawab atau dia harus netral. Setelah itu tidak bisa, karena UUD Pers itu tidak ada bredel, tidak ada sensor didalam pemberitaan. Itu diserahkan kepada yang bersangkutan, maka kita membiarkan masyarakat sendiri

yang menilai. Jadi Dewan Pers hanya memperingatkan secara moral, karena kode etik itu kan moral.

P : Bagaimana bentuk publikasi yang dilakukan Dewan Pers kepada masyarakat tentang media yang seperti itu?

N : Itu tidak kita sampaikan langsung, kita menyurati. Tetapi semua teguran Dewan Pers itu ada di situs kita. Kalau media siaran lebih banyak lihat di KPI.

P : Apakah Dewan Pers pernah memberi materi terhadap pekerja media di iNews?

N : Kalau mereka minta kita pasti datang. Kita juga berniat sebenarnya mendatangi media-media yang sering dikomplain. Tapi belum jalan, karena keterbatasan orang juga. Karena kita melayani seluruh Indonesia.

P : Harapan Anda tentang fenomena konglomerasi media di Indonesia?

N : Diseluruh dunia yang namanya media dikuasai pemodal tidak apa-apa. Tetapi dia harus ingat bahwa tujuan dari pendirian media itu adalah lembaga sosial yang fungsinya memberi informasi kepada publik, mengedukasi, memberi kesadaran politik. Jadi seharusnya media itu tidak dijadikan ladang cari duit. Tetapi lebih jauh lagi seharusnya masyarakat, jangan dibeli, jangan ditonton. Jadi perlu kesadaran dari masyarakat untuk bersikap.

Naskah Wawancara 3

Nama : Khoiri Ahmadi

Pekerjaan : Manager Produksi iNews

Tempat : Gedung iNews Center, Jln. Kebon Sirih, Jakarta Pusat

Waktu : 5 November 2018

P : Pewawancara

N : Narasumber

P : Bagaimana karakteristik pemberitaan di iNews?

N : Kita menyesuaikan dengan kaidah-kaidah jurnalistik yang selama ini diterima teman-teman media, kita netral. Dengan karakter netral ini diharapkan bisa memberika wawasan, media edukasi kepada pemirsa. Terutama tentang politik, karakter netral yang sesungguhnya, netral dalam arti kuantitas, kalau kualitas beda. Misalnya begini kalau ada berita soal Jokowi, harus ada Prabowo. Tentu dengan randown apakah Jokowi dulu atau Prabowo dulu tergantung hari itu angle-nya apa. Kedua, kita independen, dalam hal tertentu kita memang jauh dari independen. Tapi dalam hal tertentu kita juga berharap independen itu muncul, independensi sikap. Ini kan tentang peneltiannya Pilkada Jawa Barat, gimana

persaingannya, dan banyak partai. Kita sudah siap independen. Kalau jargon kita jelas inspiring dan informative, bisa memberi inpirasi dan memberi informasi kepada orang. Bisa mengispirasi orang kearah yang positif dan informasi, bisa menambah informasi yang baru dengan cepat. Jadi itulah karakter yang dibentuk bagi pada kita di iNews.

P : Sama dengan slogannya ya?

N : Iya, karena slogannya itu dibuat oleh pimpinan sebagai sebuah cita-cita. Agar mengarahkan semua stakeholder kita, setiap kali membuat berita agar memberi inspirasi dan menginspirasi orang kearah yang positif. Kan sekarang banyak berita hoax. Nah Tv ini biar menjadi rujukan yang tidak hoax, besifat membangun. Kan ada yang narasumbernya gak jelas, bahkan dibuat fitnah. Nah kita sebagai media mainstream menghindari itu. Jadi benar jargon itu menginpirasi benar kita kaya gitu. Kalau gak dapet inspiringnya ya informasinya, kalau gak informasinya ya inspiringnya.

P : Apa kelebihan iNews dibanding televisi berita lain?

N : Contohnya gini, dari segi liputan. Sekarang gak ada liputan saya wartawan RCTI, saya wartawan Global, saya wartawan MNC, kalau iNews masih ada. Kita sudah kolaborasi, namanya satu untuk semua. Jadi saya ini namanya wartawan MNC Media. Berarti dibelakang saya

membawa nama RCTI, Global, MNC, iNews, MNC News grup lah. Semua maintube-nya iNews juga, karena iNews diharapkan menjadi lead di grup ini, MNC grup dalam pemberitaan. Semua program di RCTI pun semua dirubah, tadinya Seputar Indonesia, sekarang jadi Seputar iNews, Lintas Indonesia menjadi Lintas iNews, Buletin Indonesia menjadi Buletin iNews. Karena iNews memiliki lead pemberitaan secara nasional. Itu namanya satu untuk semua, kolaborasi. Disini terkenalnya dengan integrasi. Jadi intergrasi kalau dulu biasanya ada wartawan di Istana. Kalau Tv kan minimal dua orang, RCTV dua, Global dua, iNews dua, MNC dua, sudah delapan. Sekarang cukup dengan dua orang. Liputan, masuk ke kantor, injes di satu tempat, semua bisa ngambil. Kelebihannya salah satunya itu teknis dan real. Kedua, alat-alat live yang tadinya setiap station punya otomatis kalau dikumpulkan kan jadi banyak. Ketiga, sumber daya manusianya, disini gabungan, temen-temen yang mungkin sudah bosen di TV One, Metro, Kompas, itu Produser siang bekas Metro, bekas Trans. Jadi disini temen0temen yang sudah berpengalaman. Disini dituntut oleh perusahaan pimpinan, kita itu lahir lansung lari. Kita kan mudah, baru 2015 ya, begitu lahir langsung lari. Saya di Metro enam tahun ikut lahir juga, dari nol, pelan-pelan. Kalau iNews pengennya langsung. Jadi apa yang dilakukan oleh iNews adalah representasi dari grup tentang pemberitaan.

Sekarang karena kita sudah lengkap, beberpa kecepatannya sudah melebihi tv-tv lain ya. Tapi kita kadang kalah itu biasa. Kaya first Lion Air yang pertama on air Kompas, kecelakaan pesawat perang di Halim yang pertama on air iNews, kecelakaan longsor Wonososbo iNews, terus bom di Medan breaking news pertama iNews. Karena alat dan pasukan banyak, jadi secara kuantitas ada, tinggal secara kualitas. Itu tidak hanya di Jakarta, reporter di daerah pun jadi banyak. Jadi dimana pun titik di Indonesia ini inshaAllah ter-cover, kelebihannya itu. Sekarang bagaimana menambah kualitas dan dedikasi sumber daya yang lebih cerdas. Harapannya kita bekerja keras dan cerdas.

Jaringan news gathering kita terbesar, kita punya 365 kontributor di seluruh Indonesia. Kan sistem mereka meliput tidak hanya peristiwa besar, namun peristiwa yang hanya layak lokal, setiap disitu ada biro, disitu ada Tv lokal dan wajib berita dua jam, berita yang bagus- bagus kirim ke Jakarta on air di Jakarta. Ada on air lokal dan on air nasional.

P : Apa latar belakang pendidikan Anda?

N : Saya SI Hukum, UGM. Sebelumnya ekonomi tapi tidak selesai karena dua berat waktu itu. Terus S2-nya belum selesai, di Jogja, karena tinggal di Jakarta jadi gak sempat diselesaikan, hukum juga. Tapi saya sudah jadi wartawan sejak mahasiswa, karena waktu itu wartawan memang

anak Fisipol. Tapi setelah masuk ke perusahaan media, disitu ada rubrik hukum, kriminal, yang tahu soal- pasal- pasal orang hukum, yasudah, saya tertarik. Kebetulan seneng nulis. Karena bapak saya wartawan zaman kemerdekaan, tapi hanya setahun, abis itu jadi guru PNS.

P : Apa pengalaman organisasi Anda?

N : Saya sejak kecil dididik Muhammadiah, jadi organisasi saya di Pers Mahasiswa, Muhammadiyah sampai daerah Kabupaten wilayah Jawa tengah. Terus pusatnya di Jogja, saya sebagai pimpinan pusat, waktu itu namanya Ikatan Pelajar Muhammadiah. Karena sudah kuliah akhirnya saya keluar, karena namanya Ikatan Pelajar Muhammadiah. Tapi waktu mahasiswa di HMI, kerena kebetulan kakak saya ketua HMI di Jogja jadi ikut-ikutan. Waktu itu kan HMI banyak diburu sama tentara sana-sini.

P : Apa mayoritas pekerja laki-laki atau perempuan dalam strutur redaksional?

N : Disini 60 % laki-laki, 40% perempuan. Bagaimana pun kita juga perlu presenter, produser perempuan. Karena kita on air kadang nabrak solat jumat. Terus ada berita human interest yang kadang perempuan lebih masuk.

P : Bagaimana dominan keyakinan sumber daya manusia disini?

N : Dominan Muslim, tapi Katolik Kristen banyak, Hindu ada.

P : Apakah gender dan keyakinan mempengaruhi pekerjaan sebagai pekerja media disini?

N : Secara keilmuan tidak. Tapi secara teknis kadang iya. Misalnya, kemarin kan saya kepala kepengurusan untuk haji. Kalau Arab Saudi kan maunya dibedakan laki-laki dan perempuan, Kementerian Agama jadi ikutan. Sekarang dari iNews harus perempuan, karena mau dibebaskan lebih banyak ke jamaah perempuan. Jadi gender berlaku pada saat tertentu. Tapi kalau di Indonesia saya belum menemukan seperti itu. Jadi teknis aja sesuai kondisi. Sekarng aja kalau naik kereta atau busway ada tempat berbeda supaya tidak diusilin laki-laki. Tapi saya berfikiran positif ini sebenarnya untuk memberikan keamanan dan kenyamanan kepada wanita. Kecuali untuk kebutan yang spesifik, misalnya kaya tahun ini kita kan dapet undangan haji dari kerajaan Arab Saudi, syaratnya adalah laki-laki, gak ada undangan perempuan. Karena mereka pengen pertemuan raja gak boleh perempuan.

P : Nilai apa yang Anda tekankan pada diri sendiri sebagai pekerja media?

N : Harus jujur. Kalau dalam Islam pekerjaan wartawan itu menurut saya mulia, karena bisa membuat mencerahkan orang, tapi juga bisa menyesatkan. Kalau jujur berarti kita

ikut mendakwahkan hal-hal yang baik, positif. Tetapi karena didunia ini media tidak direkayasa dalam tanda kutip, kadang ada jujur itu malah dipermainkan orang, dibully orang. Maka apakah terus kita menjadi tidak jujur. Ada strateginya saat kita harus berkata jujur, tapi kita kalau kita jujur akan menghancurkan perusahaan milsanya, ya enggak, kita harus mengalihkan perhatian, mengalihkan berita itu menjadi soft misalnya. Misalnya berita saham disini anjlok 50%. Kalau kita beritain jujur, nanti orang jual saham, perusahaan ini bisa bangkrut. Kita bukan berarti tidak memberitakan, tidak jujur. Kita memilih tidak memberitakan atau memberitakan saham yang lain, yang masih normal. Sebenarnya tidak jujur, karena ini sebagai kriteria berita besar. Karena menyangkut perusahaan ya kita tutup. Ada teori dan strategi tetap jujur tapi istilahnya tersesat dijalan yang benar. Jadi ada pilhan, ada berita kita beritakan secara jujur, ada berita kita beritakan dengan framing, dan berita yang tidak diberitakan. Misalnya berita ekonomi saham MNC turun 50%, maka kita beritakan akan ada upaya memperbaiki saham dan besok akan normal lagi, tapi kan upaya, kita memberikan rasa optimis. Kadang kita memilih tidak memberitakan sama sekali, kita cari berita lain yang lebih bagus. Nah itu nilai jujur, karena wartawan kalau gak jujur berat.

P : Seberapa besar kebebasan yang diberikan kepada wartawan?

N : Disini kebebasan berpikir adalah sebuah keharusan. Jadi namanya produser hanya memberikan pancingan. Misalnya hari ini wartawan ditugaskan wawancara tentang Lion Air. Angle-nya adalah apa tanggung jawab Lion Air kepada korban, pertanyaan satu atau dua, kamu wawancara ahli penerbangan dan ahli hukum. Lion Air ini bisa dibangkrutkan dan bisa dipenjara karena melanggar pasal ini. Tapi dilapangan ternyata tidak hanya didenda dan dipenjara, tapi harus membayar asuransi yang lebih besar kepada keluarga korban, nah itu diungkap. Kita tidak pernah memberi batasan. Dipantik untuk kreatif.

P : Apa pendapat Anda tentang Pilkada Jawa Barat 2018?

N : Kalau Jawa Barat menurut saya berlangsung bagus, jujur. Walau pun ada pernik mempengaruhi calon lain atau massa lain itu biasa. Karena kalau di Jawa Barat mereka itu sadar bertahun-tahun rukun. Ada satu keluarga di Bandung, keluarganya PDI, ada pendukung Dedi, ada pendukung Ridwan Kamil, ya itu gak apa-apa. Karena mereka sudah dewasa, yang penting damai, Jawa Barat bisa memenuhi mensejahrerakan rakyat, itu pertama. Yang kedua dari calon-calonnya begitu kalah dari perhitungan cepat, karena dia logikanya oke, maka mengucapkan seelamat. Itu menurut saya kedewasaan politik. Saya lihat tidak ada yang perlu di-note di Jawa

Barat, justru kedewasan berpolitik mereka, baik calonnya atau massanya. Karena ini hanya permainan demokrasi, ya siapa yang menang, kalah, ya legowo lah.

Media dalam hal ini juga menurut saya tidak berlebihan. Memang ada satu atau dua televisi yang punya sikap karena mendukung ini maka tidak memberitakan calon yang lain, itu hak mereka. Tapi kalau di iNews inshaAllah kita akan netral. Walaupun kita punya sikap, pimpinan misalnya kita dukung si A ya, kita tetap mendung. Kan ada empat calon, kalau kita mendukung si A, ya kita tinggal berita yang pertama si A dulu saja. Berita selanjutnya baru yang tidak kita dukung. Tapi bahwa yang lain diberitain tetep, tapi gak seekstream itu. Karena kita percaya bahwa pemirsa kita itu sudah cerdas. Tidak serta merta apa yang kita beritakan itu dipercaya banget. Tapi kalau media iNews yang saya lihat mengimplementasikan sikap netral itu, memberikan inspirasi dan informasi yang sebenar-benarnya. Menginspirasi orang untuk ayo datang ke TPS, ayo berdemokrasi yang baik.

P : Bagaimana tanggapan Anda tentang kepemilikan iNews oleh Pak HT dengan dukungan kepada salah satu paslon, serta bagaimana sistem pembagian porsi berita?

N : Memang pimpinan kita sedang ada dijalur partai. Kalau kita mendukung salah satu, iya. Makanya kita hanya soal penataan randown. Maksudnya karena Pak HT hanya mendukung si A, maka si B, C, D gak kita gak beritain,

enggak. Kita tetap beritain, Cuma porsinya mungkin sedikit lebih banyak. Paling itu dari 24 jam pemberitaan paling hanya sekian menit. Saya kira itu hal yang wajar. Kadang begitu. Kadang dia merasa punya televisi ini. Tidak hanya di MNC Grup, Metro, TV One, semua sama. Mereka pengen prefens apa yang didukung. Tapi harus sembang kan, iya harus. Ketika ada si A, harus ada B, C, D. Iya itu akan tetep ada. Bahwa ketika kita tidak memberitakan itu memang tidak ada kegiatan si C hari itu atau si D pas lagi off. Jadi ga ada beritanya, masa berita kemarin kita on air-kan. Makanya begitu empat calon itu, Jawa Barat kan jadi perhatian kita. Satu calon itu selalu dipepet, ada tim kita yang selalu ngikutin 20 jam lah ngikutin. Namanya tim imbedit, tim yang selelau ngikutin narsum yang dituju.

P : Apakah semua calon pemimpin daerah ada timnya?

N : Tidak semua, hanya kota-kota yang berpotensi berita dan berpotensi ricuh. Aceh, Jawa,. Kalau semua kita juga tidak mampu dan durasi di Tv kita juga terbatas.

P : Apa pandangan Anda tentang Paslon Jawa Barat nomor empat sebagai pekerja media?

N : Kan kita kaang mengikuti perkembangan pemirsa. Pemirsa Jawa Barat itu spesifik, suka dengan orang populer, terkenal, yang dekat dengan ke seni-senian lah. Nah Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi ada. Dedi Mulyadi

keunikannya dan Dedi Mizwar keterkenalannya. Dari situ sebenarnya kuat. Tapi kesalahannya menurut saya, ketika melakukan kampanye itu dalam merebut pemilih Islam kurang agresif. Dia jarang ke pesantren, menurut saya kalau di ke pesantren dia pasti menang. Karena orang pesantren gampang disentuh, apalagi kalau di Banten, kan apa kata kiai dan massanya banyak. Disitu pesantren ada orang tuanya, ada adek, kakak, mertua, bisa ikut semua. Karena kurang agresif, karena yakin sudah kuat, sama Deddy yang sudah artis. Tapi sebenarnya Ridwan Kamil punya cara yang lebih unik, pakai medsos, muda, cara milenial, pesantren nomor kesekian, Ridwan juga diam- diam ke pesantren, calon wakilnya kan kiyai. Jadi itu ya kurang agresif aja. Karena Golkar juga gede di Jawa Barat, jadi udah PD, padahal belum tentu semua Golkar milih dia. Nah kita sebagai media senang memberitakan Deddy Mizwar karena pemirsa senang dengan hal-hal yang sudah terkenal, apalagi orangnya humble, lucu. Kalau Ridwan kan perfect, milenial.

P : Bagaimana proses produksi di Inews?

N : Dari hasil liputan kita bawa ke rapat. Rapat redaksi ini liputan dari mana saja. Contohnya iNews Siang, jam setengah dua belas sampai jam satu. Kalau besok on air, hari ini harus punya planning, namanya wish list. Wish list itu permintaan produser untuk mendalami sebuah kasus. Misalnya, besok aka nada tabur bunga, tolong wish list

yang human isteres, keluarga co-pilot yang di Tangerang apakah ikut, kalau ikut dengan siapa aja, dan apa yang dipersiapkan untuk tabur bunga, bunganya seperti apa. Nanti diawali dengan bunga melati yang dibawa keluarga co-pilot itu. Human interest dari situ dibuat oleh produser dan akan ke gathering untuk diliput. Paginya ditanya, oh oke jam delapan baru selesai, dimasukin randown ya, karena kebetulan hari ini tabur bunga. Jadi ketika rapat redaksi, liputan-liputan yang sifatnya permintaan atau penugasan dipilih yang tranding satu dan update. Ketika sudah rapat selesai, laporan kepada pimpinan, laporan kepada manager, oh ini segmen satu jangan Lion Air, hari ini ada demo Prabowo ngapain, ganti ya. Jadi ada interaksi disitu. Setelah rapat dibawa kepimpinan, oke, baru dijalankan. Jadi pada saat pra produksi, siapa yang membuat, merencanakan, editing visual, audio, grafiknya, insert lagu. Saat dubbing selesai, dimasukan kedalam sistem randawn. Randown setengah jam sebelm on air dibuka di studio, di contol room. Pada jam tertentu langsung on air. Jadi dimulai saat rapat redaksi, produksi dengan sinkronisasi pimpinan, arahan, ganti segmen, tema, berita. Setelah oke, pembagian oleh para produser, kamu garap ini, kamu ini. Misalnya beritanya ada 14, si a garap tiga, si b garap dua, si c garap live, live disini, itu proses produksinya disitu, membuat soundbite, mencocokan orangnya, ngasih gambar, editing termasuk final controlling, gambar di blur. Selesai kirim ke

produser, preview dulu, aman, kirim ke control room, siap.

Liputan adalah bagian pra produksi sebagai bahan saja. mereka memberi bahan ke kita. Nah produksinya kita yang olah.

P : Dari mana saja sumber informasi untuk pemberitaan Pilkada?

N : Banyak, dari calonnya langsung, masyarakat, kepolisian, atau timses medianya. Jadi dari sumber-sumber primer.

P : Bagaimana pengaruh iNews terhadap penonton?

N : Yang bisa mengukur adalah lembaga survei. Kita tidak bisa mengukur, misalnya awalnya mau nyoblos dua, jadi nyoblos satu. Kita hanya bisa mengukur, mana penonton yang telah menonton perubahan sikapnya secara tidak langsung. Kemarin ada lembaga survei LSI atau siapa, pada tiga bulan jelang Pilkada dia masih liat peluang 30, 40, Ridwan dan Deddy. Ternyata setelah mendekati pemilihan berubah. Nah apakah ini dupengaruhi berita iNews atau tidak. Itu dipengaruhi leh media, tidak spesifik iNews. Nah itu yang tau temen-temen riset. Kalau khusus iNews, ya harus iNews khusus, kita gak melakukan itu untuk Jawa Barat. Kita hanya bisa lihat share dan rating, berapa orang yang menonton kita, ketika jam yang memberitakan Jawa Barat. Karena kemaren gak khusus Jawa Barat, ada daerah lain juga. Pada segmen itu kadang

penontonnya banyak, kadang biasa aja. Tapi gak bisa mengukur dampak atau sikap penonton itu berubah. Tapi melihat penonton banyak sedikit bisa, umurnya berapa, gajinya berapa, laki-laki atau perempuan, durasinya, itu bisa.

P : Siapa saja target penonton iNews?

N : Target kita kelas B, C, D. Ukuran pengeluarannya mungkin 750 sampai 1.000.000, 1.000.000 sampai 1.250.000, maksimal 2.000.000. itu ada kelas-klasnya tapi saya agak lupa. B, C, D itu menengah kebawah. A keatas, Metro menengah keatas. Karean atas itu kita yakini orangnya sedikit, jadi kita ingin share-nya banyak, jadi kebawah.

P : Berarati dalam penentuan berita dari rapat redaksi paling mempengaruhi?

N : Rapat redaksi, kita menganggap rapat redaksi 50% pekerjaan kita selesai. Karena sudah ketauan randown satu setengah jam ini liputan ini, bahwa hasilnya berubah itu wajar. Ini rapat wajib dan penting, sepuluh menit rapat redaksi itu perlu, dalam rapat silahkan melakukan berantem, pendapat angle, narsum ini itu.

P : Apa tugas Anda sebagai Manager Produksi?

N : Mengontrol, mengawasi, dan meyakinkan ini benar- benar sesuai visi misi redaksi atau tidak. Mengontrol

rapat, konten, timnya. Kalau rapat redaksi benar, kontennya berlawanan gak sama pemimpin perusahaan ini. Jangan sampai kita orang Perindo, menyerang Perindo, tidak bisa. Lebih baik tidak usah mmberitakan. Kita mengawasi SDM-nya, disiplin tidak.

P : Seberapa besar pengaruh kontrol insitusi sosial bagi iNews?

N : KPI itu sekarang lembaga yang kita takuti dalam tanda kutip, karena mereka punya instrument regulasi yang bisa memberika sanksi bagi kita. Makanya kita selalu menekankan kepada produser harus selalu mengikuti P3SPS. Kalau tersangka pemerkosa harus diblur, kalau korban anak-anak harus blur, jangan menonjolkan sara, porno, hal-hal yang kasar, bahkan kata-kata kasar. Jadi sedetail itu KPI mengontrol kita, kita berusaha mematuhi. Karena terkait dengan kesopanan kita sebagai warga negara, masa gambar maap payudara dibuka, atau anak- anak yang terkait peristiwa bapaknya kita lihatin. Bahkan tidak hanya wajahnya, namanya dan alamatnya saja tidak kita sebut detail.

P : Seberapa besar pengaruh pengiklan yang ada di iNews terhadap pemberitaan?

N : Hadirnya Tv swasta tanpa pengiklan tidak akan bisa. Tapi dia tidak bisa juga semena-mena. Artinya kita punya kesepakatan dan aturan. Kalau kamu tidak mau yasudah.

Tapi bisa dikompromi, misalnya dia punya aktivitas peresmian jembatan yang besi-besinya dijual oleh PT A. Kita bisa aja jembatan ini indah, bagus, kuat, dan dibuat oleh PT ini, gak bisa, harus disamarkan. Tapi dia positif bagi jembatan itu, kuat, bagus. Disamarkan dalam berita itu. Tapi rambu-rambunya jangan disampaikan oleh presenter news. Kalau disampaikan presenter news dilapangan, ketika on came dilapangan, maka dia gak akan dipercaya lagi kalau ngomong politik, hukum, dll. Jadi kita punya kesepakatan dengan pengiklan yang sifatnya advetoral. Kalau break dan teaser biasa iklan terserah, asal tetap kaidah anti sara, porno, kekerasan, sekarang ada anti toleransi.

P : Bagaimana iNews menyeuaikan diri dengan perkembangan teknologi?

N : Itu adalah realitas sekarang. Citizen journalism bahkan kita beri wadah. Memang kita arahnya kesana. Kita Tv teresterial, Tv ini on air-nya bebas, frekuensi diatur pemerintah, kamu punya antena 15 ribu, bisa. Sekarang ka nada Youtube channel, iya mempengaruhi. Bahkan kalau kaya sekarang Lion Air, pertama kali kita cari gambar di Youtube. Karena orang sudah sadar, kita punya gambar, maka akan kirim biar semua orang pakai. Diharapkan dengan kreatif juaga kita bisa simbiosis mutualisme, kepada CJ kita berikan wadah dan apresiasi kalau on air, hadiah atau uang atau barang, atau voucher, dll. Jadi kita

jadikan teman dan potensi bagaimana untuk bisa membesarkan Tv kita. Kita bisa nge-link. Jangan sampai kita anggap musuh, jangan kita lawan, kita akan kalah. Karena teknologi tidak bisa kita lawan, kita harus lawan dengan teknologi lagi. kita bekerja keras tapi juga cerdas. Karena CJ membantu menghidari hoax juga, CJ banyak yang hoax juga. Bahan-bahan hoax itu kita olah, ini hoax, ini bukan.

P : Apakah ada media yang dijadikan panutan oleh iNews?

N : Kita lebih menyukai gaya Fox, gaya grafis dan pemberitaannya. Kita senang memadukan Fox dan BBC, lugas, jelas. Tapi yang beda adalah Fox kalau reporter dilapangan, makin tua, makin dipakai. Jadi kalau diluar ada bom, reporter makin tua, makin juga. Dia makin bisa mengayak, berpengalaman, bisa panjang, detail. Kalau pemirsa kita suka yang wangi, cantik, pengalamannya belum. Makanya kita cari orang yang cantik. Bedaya itu. Indonesia masih suka sama yang sifatnya penampilan, kontennya nomor dua.

Naskah Wawancara 4

Nama : Nuning Rodiyah

Pekerjaan : Komisioner KPI

Tempat : Kantor KPI, Jl. Ir. Juanda, Jakarta Pusat

Waktu : 13 November 2018

P : Pewawancara

N : Narasumber

P : Bagaimana KPI dalam menjaga kualitas pemberitaan di media massa?

N : KPI dalam rangka pengawasan penyiaran dan iklan kampanye Pilkada 2018, diantaranya adalah Pilkada Jawa Barat. KPI telah mengeluarkan surat edaran nomor 68, tahun 2018. Surat edaran tersebut mengatur hal-hal yang ada di masa kampanye, masa tenang, dan masa pemilihan. Pada masa kampanye, auturan yang diatur adalah proporsionalitas dan keberimbangan penyiaran dalam menayangkan peserta Pemilu 2018. Diantaranya lembaga penyiaran dilarang menyiarkan peserta pemilu sebagai pemeran sandiwara, sinetron, drama, film, dll. Kemudian lembaga penyiaran juga dilarang menyiarkan peserta pemilu sebagai pembawa program. Lembaga penyiaran dilarang menyiarkan iklan kampanye selain yang dibiayai oleh oenyelenggara. Jadi tidak boleh iklan kampanye yang ditayangkan kecuali yang dibiayai oleh KPU. Dilarang

menayangkan peserta pemilihan sebagai pemeran iklan, iklan yang noleh hanya yang dibiayai KPU. Lembaga penyiaran dilarang menyiarkan ucapan selamat kepada peserta pemilian.

Dari hal tersebut, maka ada temuan di program iNews yang berpotensi melanggar pasal 71 P3SPS. Namun ini tidak ada hubungannya dengan Jawa Barat. Kalau temuannya ada di Pilkada selain Jawa Barat. Ada juga program siaran iNews, yakni program Polemik. Program ini menampilkan Lukman Edi, calon Gubernur Riau, berarti bukan Jawa Barat. Dimasa tenang, kami juga melakukan upaya untuk menertibkan tayangan-tayangan Pilkada, diantaranya melarang ketentuan-ketentuan yang ada di Pasal Kampanye untuk kemudia ditayangkan kembali di televisi. Kemudian televisi dan radio dilarang menayangkan kembali debat terbuka, menayangkan kembali kegiatan kampanye tidak boleh. Di hari H, dilarang menayangkan jejak pendapat atau quick qount, hanya boleh ditayangkan setelah TPS tutup, pukul 13:00 waktu setempat.

P : Berarti selama Pilkada kemarin tidak ada temuan pelanggaran bagi iNews?

N : Tidak ada. Jadi untuk Jawa Barat, iNews berimbang proporsional. Memberi kesempatan yang sama kepada setiap peserta pemilu.

P : iNews mengakui bahwa ada porsi yang berbeda dalam pemberitaan Pilkada Jawa Barat. Bagaimana tanggapan KPI?

N : Itu menjadi wajar, karena ketika bicara pemberitaan, itu maka harus bicara news value-nya, nilai beritanya. Bisa jadi pasangan nomor satu diberitakan selama 30 menit, pasangan nomor dua 5 menit, pasangan nomor tiga 15 menit, pasangan nomor empat 2 menit. Tapi informasi dan nilai beritanya sama, kegiatan kampanye dan lainnya. Jangan sampai durasinya sama semua 5 menit, tapi yang satu calon atau yang tidak terkenal tidak ada informasinya sama sekali. Mungkin pasangan nomor lima lagi arisan aja diliput, ini menjadi sia-sia dan tidak perlu ditayangkan. Proporsional itu adalah bicara durasi dan konten. Yang jelas konten itu tidak boleh menyudutkan alah satu pasangan calon tertentu. Kalau misal ada unsur menyudutkan, merugikan pasangan calon tertentu, bahkan menjelekan. Maka itu sudah masuk unsur pelanggaran.

P : Berarti kalau dari porsi saja belum dianggap melanggar?

N : Bisa jadi. Contohnya ada program talkshow, pasangan calon nomor satu, dua, tida, empat diundang. Yang hadir Cuma nomor satu dan dua. Nomor tiga dan empat tidak, tapi sudah diberikan kesempatan yang sama untuk hadir, tapi tidak menggunakan kesempatan itu. Maka boleh dong iNews tetap menayangkan program tersebut dengan hanya dua peserta. Ti kita sudah meminta kepada iNews, agar

iNews menginformasikan bahwa kita sudah mengundang pasangan calon nomor tiga dan empat, tapi yang bersangkutan tidak bisa dan sebagainya. iNews juga kita konfirmasi untuk kasus Jawa Timur, hanya mewawancarai satu pasangan saja saat itu, Emil Dardak dan Puti tidak diwawancarai. Tapi setelah kita konfirmasi, pada kesempatan yang sama Puti tidak bisa.

P : Seperti apa sistem pengawasan dan pengontrolan KPI selama masa kampanye Pilkada?

N : Sistem pengawasan yang dilakukan oleh KPI pada masa Pilkada mau pun tidak masa Pilkada sama. Jadi melakukan pengawasan selama 24 jam kepada setia stasiun televisi indo jaringan. Namun ada setitik yang kemudian kita tambahkan di konteks Pilkada, karena ada hal khusus bahwa kita harus menggunakan perspektif perundang-undangan tentang Pemilu atau Pilkada. Jadi kalau hari-hari biasa kita selalu menggunakan perspektif undang-undang penyiaran dan P3SPS. Tapi khusus hari- hari penyelenggaraan Pemilu, tahapan-tahapan Pemilu, kita menggunakan tambahan aturan undang-undang Pilkada dan PKPU yang mengatur tentang kampanye.

P : Secara umum apakah selama ini iNews termasuk televisi yang banyak melakukan pelanggaran atau tidak?

N : Jadi selama ini iNews dalam konteks pemberitaan tapi bukan dalam Pemilu ada beberapa catatan-catatan, bahkan

tahun ini keluar teguran. Diantaranya bisa dilihat di website KPI ya. Disitu ada teguran untuk iNews, kalau tidak salah liputan tentang korban kekerasan seksual atau apa, semuanya di pemberitaan. Tapi tidak ada teguran itu kita keluarkan untuk konteks Pemilu.

P : Apa pandangan KPI tentang pasangan calon nomor empat dalam pemberitaannya di media massa?

N : Kalau di iNews tidak ada temuan yang berkaitan dengan Pilkada Jawa Barat. Berikut juga tidak ada temuan di Tv lain pada Pilkada Jawa Barat. Televisi lain hanya kita panggil Indosiar karena Dedi Mulyadi tampil dan datang diacara Liga Dangdut Indonesia. Itu pun kita konfirmasi dan ternyata kehadirannya memang bukan atas nama paslon. Itu pun tidak dihadirkan oleh televisi yang bersangkutan. Kehadirannya adalah diajak oleh sesame penonton. Cuma sudah kita warning ke Indosiar karena hal itu akan menjadi modus kampanye terselubung oleh peserta Pemilu.

P : Apa jenis pelanggaran yang paling banyak di Jawa Barat selama masa kampanye?

N : Kalau ini konfirmasinya ke KPID Jawa Barat ya. Karena dalam konteks tayangan secara umum di data KPI itu sama sekali dalam Pilkada Jawa Barat tidak ada. Yang ada pemberitaan-pemberitaan ketika Deddy Mizwar protes, kenapa dilarang main sinetron dan sebagainya. Tapi

sampai hari H, Deddy Mizwar pun tidak main sinetron. TV One ini ada Gubernur Papua, Indosiar Jabar. Hanya itu saja, Jabar ketika Liga Dangdut Indonesia.

P : Apakah ada kerjasama KPI dengan Bawaslu?

N : Ada, kita membentuk yang namanya gugus tugas pengawasan penyiaran pemberitaan dan iklan kampanye pada lembaga penyiaran. Jadi pembagian tugasnya adalah kalau ada pelanggaran yang terjadi di televisi, pemberitaan iklan kampanye dan penyiaran, maka untuk wilayah pemberitaan dan penyiaran akan kita koordinasikan dengan KPI dan Dewan Pers. Kalau ada iklan kampanye diluar masa kampanye, didalam masa kampanye tapi tidak sesuai ketentuan, makan akan kita sampaikan ke gugus tugas untuk mendapatkan pesptifnya Bawaslu, bahwa ini benar iklan kampanye tapi diluar masa tahapan kampanye, maka ini melanggar, kalau melanggar maka KPI akan menegur televisi bersangkutan, sedangkan Bawaslu akan menegur peserta Pemilu.

P : Bagaimana tanggapan KPI tentang konglomerai media yang terjadi pada iNews?

N : Yang bisa saya sampaikan iNews melanggar atau tidak. Ketika tidak ditemukan pelanggaran, maka tidak ada korelasi antara kepemilikan media dengan konten pemberitaan. kalau ada tidak konglomerasi media dan sebagainya, ada. begini TV One punya Aburizal Bakrie

yang notabennya adalah Ketua Umum Golkar. Kalau konteksnya Jawa Barat tidak ada, tapi kalau konteks lain, ada. Ketika enam bulan lalu satau satu tahun lalu ada Mars Perindo yang setiap hari ditayangkan, hampir lima sampai sepuluh kali sehari. Itu ditayangkan secara massif di MNC Grup. Ada kemudian peluang-pekuang yang digunakan pemilik, yang notabennya adalah ketua umum partai dan juga CEO dari MNC Grup yang kemudian menayangkan, ada. KPI telah memberikan sanksi yang berkaitan deng hal tersebut. Sanksinya diantaranya, kita memberika teguran tertulis satu dan teguran tertulis dua kepada seluruh medianya MNC, baik radio atau televisi. Kita sudah keluarkan itu, kita minta untuk hentikan iklan Perindo. Dalam proses itu, KPI digugatlah, karena melarang adanya iklan tersebut. Kita sudah ke PTUN, KPI dinyatakan salah. Sampai kemudian putusan dari MA kasasi yang mengamanatkan untuk persoalan tayangan iklan kampanye atau politik, baik itu diluar tahapan Pemilu atau dalam tahanapan Pemilu, KPI harus berkoordinasi dengan penyelenggara Pemilu, dalam hal ini KPU dan Bawaslu. Maka ketika ada iklan tampil, KPI akan koordinasikan dengan KPU, ini boleh gak. Jadi kalau konglomerasi media. paling kelihatan memang dari MNC dan Metro TV.

LAMPIRAN 2 DOKUMENTASI WAWANCARA

Wawancara dengan Ariyo Ardi (Wakil Pemimpin Redaksi iNews)

Wawancara dengan Khoiri Ahmadi (Manager Produksi iNews)

Wawancara dengan Nuning Rodiyah (Komisioner KPI Pusat)

Wawancara dengan Hendry Ch Bangun (Anggota Dewan Pers)

LAMPIRAN 3 SURAT