Analisis Tentang Penerapan Kode Etik Jurnalistik Pada
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
JURNAL PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK DALAM TAYANGAN BERITA TELEVISI (Analisis Tentang Penerapan Kode Etik Jurnalistik pada Tayangan Program Berita „Buletin iNews Siang GTV‟ Terkait Razia Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jakarta Periode 10 April-23 April 2020). Oleh : Melati Septyana Pratiwi D0216059 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2020 PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK DALAM TAYANGAN BERITA TELEVISI (Analisis Tentang Penerapan Kode Etik Jurnalistik pada Tayangan Program Berita „Buletin iNews Siang GTV‟ Terkait Razia Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jakarta Periode 10 April-23 April 2020). Melati Septyana Pratiwi Sri Herwindya Baskara Wijaya Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstract The mass media still exist until today as a medium of broadcasting information and entertainment. For example, television, which is nowadays still actively providing news programs. Broadcasting news programs cannot be arbitrary because they are bound by the Journalistic Code of Ethics established by the Press Council. But in fact, there are still many violations of the code of ethics found in television news programs. Especially when there is a situation where the public needs reliable news, such as when the Large-Scale Social Restriction (PSBB) took place for the first time in 2020 in DKI Jakarta. Journalists should also produce good news ethically about this issue. This study aims to determine how the implementation of the journalistic code of ethics in the news program „Buletin iNews Siang GTV' related to large-scale social restriction raids (PSBB) in Jakarta from 10 April to 23 April 2020 or the first phase using qualitative content analysis. The data used consisted of primary data in the form of 18 video news impressions and secondary data, namely other related documents. Source triangulation is used to test the correctness or validation of data. The results of this study indicate that the Buletin iNews Siang related to the First Phase of the Jakarta PSBB Raids has included the Journalistic Code of Ethics in several news sections, but there news that still are not in accordance with this ethic. The application can be seen from how the news is presented in each section, from the lead to the closing. Keywords : Ethic Codes of Journalistic, News, PSBB 1 Pendahuluan Media massa hingga saat ini masih eksis sebagai sarana dalam penyiaran informasi maupun hiburan. Sebut saja televisi yang saat ini masih aktif memberikan program-program yang dibutuhkan masyarakat. lebih spesifik lagi, televisi masuk ke dalam media massa kategori media penyiaran. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 tahun 2002 tentang penyiaran Bab I Pasal I peyiaran televisi adalah media komunikasi massa dengar pandang, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum, baik terbuka maupun terututup, berupa program yang teratur dan berkesinambungan. Salah satu program yang dimiliki televisi dalam menyebarkan informasi adalah program berita. Menurut Hasan Asy‟ari Oramahi (2015 : 14), berita televisi diartikan sebagai berita yang dikemas secara audio visual (suara dan gambar) kemudian dipancarkan melalui gelombang elektromagnetik dan diterima oleh penonton televisi di rumah masing-masing melalui pesawat penerima. Dalam proses terciptanya suatu berita televisi pun tidak terlepas pada Kode Etik Jurnalistik yang berlaku sehingga tidak bisa semena-mena terikat oleh Kode Etik Jurnalistik yang ditetapkan oleh Dewan Pers. Kode Etik Jurnalistik sendiri merupakan landasan moral bagi pekerja media dalam menjalankan tugas jurnalistiknya (Supadiyanto, 2020 : 23). Setiap berita yang dibuat kemudian diterbitkan oleh media tertentu tidak boleh merugikan dan harus selalu menghormati privasi pihak-pihak terkait. Jurnalis tidak boleh sembarangan dalam meliput berita karena hsil karya jurnalistiknya akan dikonsumsi oleh masyarakat luas. Dalam produksi berita televisi juga mengenal rumusan jurnalistik, yaitu A. B. C. (accuracy – balance – clarity) (Oramahi, 2015 : 14) . Hal ini berarti penayangan berita televisi pun harus menjaga akurasi dari berita, keseimbangan , dan juga kejelasan suatu berita. Ketiga rumusan tersebut sebanarnya terdapat dalam Kode Etik Jurnalistik. Namun, setelah bertahun-tahun Kode Etik Jurnlistik ditetapkan oleh Dewan Pers, belum menjamin jurnalisme televisi mematahui aturan tersebut. Misalnya di tahun 2020 ini, Program Kabar Siang dibawah naungan stasiun tv yang memiliki tagline “Memang Beda” yaitu tvOne peneliti menemukan surat teguran tertulis dari web Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) , kpi.go.id di tahun 2020 ini, tepatnya pada bulan Maret. KPI mengeluarkan surat teguran pada 11 Maret 2020 dengan nomor surat /K/KPI/31.2/03/2020 untuk Kabar Siang 2 mengenai pemberitaan yang belum terverifikasi terkait sebuah sekolah yang diliburkan sementara dan satu guru diduga terinveksi corona. Sebuah berita harus lah akurat sesuai dengan pasal 1 Kode Etik Jurnalistik yang menyatakan wartawan Indonesia harus menghasilkan berita yang akurat yaitu dipercaya benar sesuai keadaan objektif ketika peristiwa terjadi. Selain itu, pada pasal 3 dikatakan wartawan Indonesia selalu menguji informasi yang artinya melakukan check and recheck mengenai kebenaran berita. Walaupun sebenarnya tidak ada pernyataan jelas dari Dewan Pers apaka ada pelanggaran atau tidak terhadap Kode Etik Jurnalistik, namun menurut peneliti hal ini bisa mengarah pada pelanggaran pasal 1 dan 3 Kode Etik Jurnalistik Dari pelanggaran tersebut menggambarkan bahwa sebenarnya Kode Etik Jurnalistik belum dijalankan sepenuhnya dalam berita televisi. Padahal masyarakat membutuhkan berita terpercaya, terlebih pada situasi di tahun 2020 ini, yang mana terjadi pandemi Covid-19. Banyak peristiwa-peristiwa terjadi akibat pandemi ini. Salah satunya adalah melahirkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar. Mengutip dari artikel Tirto.id berjudul “Arti PSBB yang dibuat untuk mencegah Penyebaran Corona di Indonesia” yang terbit pada 13 April 2020, menyebutkan bahwa PSBB merupakan peraturan yang diterbitkan Kementrian Kesehatan (Kemenkes) yang tercatat di peraturan Menteri Kesehatan nomor 9 tahun 2020 dalam rangka percepatan penanganan Covid 19. PSBB Pertama dilaksanakan oleh Provinsi DKI Jakarta, yakni dimulai dari 10 April 2020. Kebijakan PSBB yang terbilang baru dan tidak biasa bagi masyarakat ini lantas membuat media, termasuk televisi, tidak ingin kehilangan momen untuk memberitakan mengenai PSBB pertama di Indonesia. Setiap isu mengenai PSBB pertama ini seakan menjadi sorotan, diantaranya ada Razia PSBB itu sendiri. Razia ini selain untuk menertibkan para warga dalam menegakkan aturan-aturan dalam Pergub DKI Jakarta no. 33 tahun 2020 mengenai PSBB, razia juga berperan sebagai potret yang memperlihatkan mengenai apakah masyarakat sudah melaksanakan pergub tersebut atau belum. Berdasarkan hal-hal yang sudah disebutkan peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana penerapan Kode Etik Jurnalistik dalam berita televisi yang membahas mengenai isu razia PSBB. Peneliti hanya akan berfokus pada razia di fase pertama yakni 10 April-23 April 2020. Peneliti menilai fase pertma ini cukup menarik, karena pada fase ini masyarakat belum 3 paham betul apa itu PSBB dan apa saja aturan dalam Pergub yang berlaku. Disinilah media berita terutama media televisi harus bisa memberitakan secara baik dan benar serta dapat dipercaya sesuai Kode Etik Jurnalistik dalam memberitakan PSBB DKI Jakarta ini. Adapun program berita yang diteliti adalah „Buletin iNews Siang‟ , sebuah program berita yang dinaungi oleh salah satu stasiun tv milik MNC Group yaitu GTV. Diketahui MNC Group merupakan media terbesar dan paling terintegrasi di Asia Tenggara. Meski begitu, peneliti juga pernah menemukan teguran tertulis dari KPI. Pada 24 Januari 2020, KPI memberikan surat teguran kepada Buletin iNews Siang yang tayang pada 11 Januari 2020 dengan nomor surat 44/K/KPI/31.2/01/2020. Dalam surat teguran tertulis itu disebutkan bahwa Buletin iNews Siang menayangkan wawancara dengan seorang siswa yang gedung sekolahnya terseret banjir. Bentuk teguran tertulis ini tidak disebutkan bahwa ini pelanggaran terhadap KEJ melainkan peraturan KPI tentang standar program siaran jurnalistik. Namun perlu diingat dalam Kode Etik Jurnalistik pasal 2 tentang wartawan Indonesia harus menempuh cara professional, pada penafsiran Kode Etik Jurnalistik Pasal 2 di poin f berbunyi menghormati pengalaman traumatik narasuber dalam penyajian gambar, foto dan suara. Menurut peneliti hal ini dikhawatirkan siswa tersebut masih dalam masa pemulihan dari trauma bencana. Melihat dari hal tersebut, peneliti ingin mengetahui apakah dalam pemberitaan PSBB DKI Jakarta khususnya mengenai razia PSBB DKI Jakarta fase pertama yang terbilang sebuah isu yang baru dan tidak biasa, dimana masyarakat membutuhkan informasi terpercaya, Buletin iNews Siang GTV sudah menerapkan Kode Etik Jurnalistik dengan baik dan benar. Oleh karena itu lah peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian Anslisis Isi Tentang Penerapan Kode Etik Jurnalistik pada Tayangan Program Berita Buletin iNews Siang GTV Terkait Isu Razia PSBB DKI Jakarta Periode 10 April – 23 April 2020 (Fase Pertama). Rumusan Masalah 1. Bagaimana penerapan Kode Etik Jurnalistik pada tayangan program berita „Buletin iNews Siang GTV‟ terkait razia pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Jakarta periode 10 April-23 April 2020 (Fase Pertama) ? 4 Kajian Pustaka 1. Berita Hicks menyebutkan berita cukup