JURNAL

PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK DALAM TAYANGAN BERITA TELEVISI (Analisis Tentang Penerapan Kode Etik Jurnalistik pada Tayangan Program Berita „Buletin iNews Siang GTV‟ Terkait Razia Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jakarta Periode 10 April-23 April 2020).

Oleh :

Melati Septyana Pratiwi

D0216059

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2020

PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK DALAM TAYANGAN BERITA TELEVISI (Analisis Tentang Penerapan Kode Etik Jurnalistik pada Tayangan Program Berita „Buletin iNews Siang GTV‟ Terkait Razia Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jakarta Periode 10 April-23 April 2020). Melati Septyana Pratiwi

Sri Herwindya Baskara Wijaya Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract

The mass media still exist until today as a medium of broadcasting information and entertainment. For example, television, which is nowadays still actively providing news programs. Broadcasting news programs cannot be arbitrary because they are bound by the Journalistic Code of Ethics established by the Press Council. But in fact, there are still many violations of the code of ethics found in television news programs. Especially when there is a situation where the public needs reliable news, such as when the Large-Scale Social Restriction (PSBB) took place for the first time in 2020 in DKI Jakarta. Journalists should also produce good news ethically about this issue. This study aims to determine how the implementation of the journalistic code of ethics in the news program „Buletin iNews Siang GTV' related to large-scale social restriction raids (PSBB) in Jakarta from 10 April to 23 April 2020 or the first phase using qualitative content analysis. The data used consisted of primary data in the form of 18 video news impressions and secondary data, namely other related documents. Source triangulation is used to test the correctness or validation of data. The results of this study indicate that the Buletin iNews Siang related to the First Phase of the Jakarta PSBB Raids has included the Journalistic Code of Ethics in several news sections, but there news that still are not in accordance with this ethic. The application can be seen from how the news is presented in each section, from the lead to the closing. Keywords : Ethic Codes of Journalistic, News, PSBB

1

Pendahuluan

Media massa hingga saat ini masih eksis sebagai sarana dalam penyiaran informasi maupun hiburan. Sebut saja televisi yang saat ini masih aktif memberikan program-program yang dibutuhkan masyarakat. lebih spesifik lagi, televisi masuk ke dalam media massa kategori media penyiaran. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 tahun 2002 tentang penyiaran Bab I Pasal I peyiaran televisi adalah media komunikasi massa dengar pandang, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum, baik terbuka maupun terututup, berupa program yang teratur dan berkesinambungan. Salah satu program yang dimiliki televisi dalam menyebarkan informasi adalah program berita. Menurut Hasan Asy‟ari Oramahi (2015 : 14), berita televisi diartikan sebagai berita yang dikemas secara audio visual (suara dan gambar) kemudian dipancarkan melalui gelombang elektromagnetik dan diterima oleh penonton televisi di rumah masing-masing melalui pesawat penerima.

Dalam proses terciptanya suatu berita televisi pun tidak terlepas pada Kode Etik Jurnalistik yang berlaku sehingga tidak bisa semena-mena terikat oleh Kode Etik Jurnalistik yang ditetapkan oleh Dewan Pers. Kode Etik Jurnalistik sendiri merupakan landasan moral bagi pekerja media dalam menjalankan tugas jurnalistiknya (Supadiyanto, 2020 : 23). Setiap berita yang dibuat kemudian diterbitkan oleh media tertentu tidak boleh merugikan dan harus selalu menghormati privasi pihak-pihak terkait. Jurnalis tidak boleh sembarangan dalam meliput berita karena hsil karya jurnalistiknya akan dikonsumsi oleh masyarakat luas. Dalam produksi berita televisi juga mengenal rumusan jurnalistik, yaitu A. B. C. (accuracy – balance – clarity) (Oramahi, 2015 : 14) . Hal ini berarti penayangan berita televisi pun harus menjaga akurasi dari berita, keseimbangan , dan juga kejelasan suatu berita. Ketiga rumusan tersebut sebanarnya terdapat dalam Kode Etik Jurnalistik.

Namun, setelah bertahun-tahun Kode Etik Jurnlistik ditetapkan oleh Dewan Pers, belum menjamin jurnalisme televisi mematahui aturan tersebut. Misalnya di tahun 2020 ini, Program Kabar Siang dibawah naungan stasiun tv yang memiliki tagline “Memang Beda” yaitu tvOne peneliti menemukan surat teguran tertulis dari web Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) , kpi.go.id di tahun 2020 ini, tepatnya pada bulan Maret. KPI mengeluarkan surat teguran pada 11 Maret 2020 dengan nomor surat /K/KPI/31.2/03/2020 untuk Kabar Siang

2 mengenai pemberitaan yang belum terverifikasi terkait sebuah sekolah yang diliburkan sementara dan satu guru diduga terinveksi corona.

Sebuah berita harus lah akurat sesuai dengan pasal 1 Kode Etik Jurnalistik yang menyatakan wartawan Indonesia harus menghasilkan berita yang akurat yaitu dipercaya benar sesuai keadaan objektif ketika peristiwa terjadi. Selain itu, pada pasal 3 dikatakan wartawan Indonesia selalu menguji informasi yang artinya melakukan check and recheck mengenai kebenaran berita. Walaupun sebenarnya tidak ada pernyataan jelas dari Dewan Pers apaka ada pelanggaran atau tidak terhadap Kode Etik Jurnalistik, namun menurut peneliti hal ini bisa mengarah pada pelanggaran pasal 1 dan 3 Kode Etik Jurnalistik Dari pelanggaran tersebut menggambarkan bahwa sebenarnya Kode Etik Jurnalistik belum dijalankan sepenuhnya dalam berita televisi. Padahal masyarakat membutuhkan berita terpercaya, terlebih pada situasi di tahun 2020 ini, yang mana terjadi pandemi Covid-19. Banyak peristiwa-peristiwa terjadi akibat pandemi ini. Salah satunya adalah melahirkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar. Mengutip dari artikel Tirto.id berjudul “Arti PSBB yang dibuat untuk mencegah Penyebaran Corona di Indonesia” yang terbit pada 13 April 2020, menyebutkan bahwa PSBB merupakan peraturan yang diterbitkan Kementrian Kesehatan (Kemenkes) yang tercatat di peraturan Menteri Kesehatan nomor 9 tahun 2020 dalam rangka percepatan penanganan Covid 19.

PSBB Pertama dilaksanakan oleh Provinsi DKI Jakarta, yakni dimulai dari 10 April 2020. Kebijakan PSBB yang terbilang baru dan tidak biasa bagi masyarakat ini lantas membuat media, termasuk televisi, tidak ingin kehilangan momen untuk memberitakan mengenai PSBB pertama di Indonesia. Setiap isu mengenai PSBB pertama ini seakan menjadi sorotan, diantaranya ada Razia PSBB itu sendiri. Razia ini selain untuk menertibkan para warga dalam menegakkan aturan-aturan dalam Pergub DKI Jakarta no. 33 tahun 2020 mengenai PSBB, razia juga berperan sebagai potret yang memperlihatkan mengenai apakah masyarakat sudah melaksanakan pergub tersebut atau belum.

Berdasarkan hal-hal yang sudah disebutkan peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana penerapan Kode Etik Jurnalistik dalam berita televisi yang membahas mengenai isu razia PSBB. Peneliti hanya akan berfokus pada razia di fase pertama yakni 10 April-23 April 2020. Peneliti menilai fase pertma ini cukup menarik, karena pada fase ini masyarakat belum

3 paham betul apa itu PSBB dan apa saja aturan dalam Pergub yang berlaku. Disinilah media berita terutama media televisi harus bisa memberitakan secara baik dan benar serta dapat dipercaya sesuai Kode Etik Jurnalistik dalam memberitakan PSBB DKI Jakarta ini.

Adapun program berita yang diteliti adalah „Buletin iNews Siang‟ , sebuah program berita yang dinaungi oleh salah satu stasiun tv milik MNC Group yaitu GTV. Diketahui MNC Group merupakan media terbesar dan paling terintegrasi di Asia Tenggara. Meski begitu, peneliti juga pernah menemukan teguran tertulis dari KPI. Pada 24 Januari 2020, KPI memberikan surat teguran kepada Buletin iNews Siang yang tayang pada 11 Januari 2020 dengan nomor surat 44/K/KPI/31.2/01/2020. Dalam surat teguran tertulis itu disebutkan bahwa Buletin iNews Siang menayangkan wawancara dengan seorang siswa yang gedung sekolahnya terseret banjir. Bentuk teguran tertulis ini tidak disebutkan bahwa ini pelanggaran terhadap KEJ melainkan peraturan KPI tentang standar program siaran jurnalistik. Namun perlu diingat dalam Kode Etik Jurnalistik pasal 2 tentang wartawan Indonesia harus menempuh cara professional, pada penafsiran Kode Etik Jurnalistik Pasal 2 di poin f berbunyi menghormati pengalaman traumatik narasuber dalam penyajian gambar, foto dan suara. Menurut peneliti hal ini dikhawatirkan siswa tersebut masih dalam masa pemulihan dari trauma bencana.

Melihat dari hal tersebut, peneliti ingin mengetahui apakah dalam pemberitaan PSBB DKI Jakarta khususnya mengenai razia PSBB DKI Jakarta fase pertama yang terbilang sebuah isu yang baru dan tidak biasa, dimana masyarakat membutuhkan informasi terpercaya, Buletin iNews Siang GTV sudah menerapkan Kode Etik Jurnalistik dengan baik dan benar. Oleh karena itu lah peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian Anslisis Isi Tentang Penerapan Kode Etik Jurnalistik pada Tayangan Program Berita Buletin iNews Siang GTV Terkait Isu Razia PSBB DKI Jakarta Periode 10 April – 23 April 2020 (Fase Pertama).

Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan Kode Etik Jurnalistik pada tayangan program berita „Buletin iNews Siang GTV‟ terkait razia pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Jakarta periode 10 April-23 April 2020 (Fase Pertama) ?

4

Kajian Pustaka

1. Berita

Hicks menyebutkan berita cukup mudah untuk definisikan. Untuk menjadi sebuah berita, sesuatu (peristiwa) harus factual, baru, dan menarik. Pasti ada fakta-fakta untuk dilaporkan, tanpa hal tersebut tidak akana ada berita. fakta-fakta itu harus baru, setidaknya baru bagi pembaca (atau audience bagi media elektronik). Dan fakta-fakta ini harus cenderung menarik minat pembaca Hicks (Hicks, 2008 : 10). Jika sebelumnya sudah disebutkan bahwa berita harus factual, Mursito menjelaskan faktualitas menyangkut relevansi, artinya fakta-fakta yang ditampilkan harus relevan dan kontekstual dengan peristiwa (Mursito, 2006 : 178).

Adapun fakta yang disajikan dalam berita haruslah akurat. Mursito mengatakan Akurasi mengandung makna ketelitian, kecermatan, dan ketepatan (Mursito, 2006 : 176). Rolnicki dkk. Menyebutkan bahwa akurasi factual berarti bahwa setiap pernyataan, nama, tanggal, usia, dan alamat, serta kutipan adalah fakta yang bisa diverifikasi (Rolnicki, Tate, & Taylor, 2008 : 4). Wartawan harus memiliki kehati-hatian yang tinggi dalam melakukan pekerjaannya mengingat dampak luas yang ditimbulkan oleh berita yang ia buat, kehati- hatian dimulai dari kecermatan terhadap ejaan nama, angka, tanggal, dan usia serta disiplin melakukan periksa ulang atas keterangan dan fakta yang ditemui (Kusumaningrat & Kusumaningrat, 2017 : 48). Menurut Hikmat dan Purnama Kusumaningrat akurasi juga berarti benar dalam memberikan kesan umum, benar dalam sudut pandang pemberitaan yang dicapai oleh penyajian detail-detail fakta dan oleh tekanan yang diberikan pada fakta- faktanya (Kusumaningrat & Kusumaningrat, 2017 : 48).

Beberapa hal yang menyangkut pengecekan fakta menurut Rolnicki sebagai berikut (Rolnicki, Tate, & Taylor, 2008 : 214) : Hilangkan fakta yang meragukan, Cek semua fakta untuk memastikan konsistensi, Konfirmasi fakta dan lakukan verifikasi nama, Cek angka khususnya yang berkaitan dengan total , dan Cermatlah dalam memeriksa tanggal dan waktu. Cek semua tanggal, bulan dan hari dengan merujuk pada kalender.

Selain itu juga keberimbangan pun perlu diperhatikan dalam sebuah berita. Hikmat dan Purnama Kusumaningrat menjelaskan bahwa sikap adil dan berimbang adalah seorang

5 wartawan harus melaporkan apa sesungguhnya yang terjadi (Kusumaningrat & Kusumaningrat, 2017 : 52), misalnya ada politisi yang mendapat tepukan tangan yang hangat dari hadirin ketika menyampaikan pidato, hal ini harus ditulis apa adanya, begitupun ketika ada hadirin yang walked out sebelum pidato berakhir harus tetap ditulis sesuai faktanya. Intinya, ada dua situasi yang berbeda, keduanya harus termuat dalam berita yang tertulis. Tujuan berita berimbang menurut Rolnicki dkk. Adalah memberikan pembaca, pendengar, atau pemirsa pengalaman yang adil (fair) atas suatu peristiwa, bukan untuk menjelaskan setiap detail dari fakta (Rolnicki, Tate, & Taylor, 2008 : 6).

2. Jurnalistik Televisi

Harahap menjelaskan dalam berita televisi bagian paling penting ditulis pada lead in, bagian penting ditulis pada tubuh berita, dan kurang penting pada bagian penutup (Harahap, 2018: 112). Ada dua tahapan proses yang dapat dilakukan media televisi untuk menjadikan suatu berita memiliki kualitas yang tinggi, yakni proses visualisasi, di mana dalam proses ini pengarah acara merangkai suatu gambar tertentu memiliki makna, serta proses penggambaran, di mana rangkaian gambar yang tersusun sedemikian rupa tersebut dapat mempenyuai kontinuitas dan menyiratkan makna tertentu (Supadiyanto, 2020 : 133).

Menurut Morrisan, narasi harus selaras dengan gambar agar tidak membingungkan pemirsa dan fungsi narasi dalam berita televisi bukan untuk menceritakan gambar, tetapi untuk melengkapi atau mendukung gambar (Morrisan, 2010 : 162). Haharap menjelaskan ada beberapa syarat gambar berita televisi , Realistis, Dinamis, Dramatis, Selaras, Etis.

Seluruh berita yang dicari dan disaikan berita TV haruslah berdasarkan fakta baik narasi maupun gambar. Fakta merupakan hasil observasi yang objektif dan dapat diverifikasi audiens.Ada beberapa jenis fakta menurut A.M Hoestasoehoet (Harahap, 2018 : 44), antara lain Fakta peristiwa, Fakta pendapat, Fakta peristiwa dan fakta pendapat . Selain itu, yang juga penting dalam berita televisi adalah tanggal berita, Menurut Harahap, tanggal berita dibuat untuk memberitahukan pemirsa dimana lokasi peristiwa terjadi atau dimana narasumber mengemukakan pernyataan dan tanggal berapa reporter menulis berita dan tanggal harus dibuat benar sesuai dengan kapan peristiwa itu terjadi (Harahap, 2018 : 113).

6 a. Kegiatan Pokok Jurnalistik TV

Menurut Harahap , pada prinsipnya produksi program pemberitaan televisi memiliki dua tim besar, yakni news gathering dan news production yang mana news gathering beritags mencari/mengumpulkan bahan berita setiap waktu dan news production bertugas mengolah dan menyajikan berita hingga siaran (Harahap, 2018 : 11). News gathering sendiri terdiri dari beberapa pihak yakni koordinator liputan yang bertugas mengatur jalannya liputan, sementara proses pencarian berita dilakukan oleh reporter dan juru kamera atau campers.

Harahap menejalskan Reporter televisi harus menjalankan tugasnya secara professional yang diukur dari keterampilan, pengetahuan, dan etiknya. Keterampilan ini menyangkut keterampilan dalam meliput, wawancara, dan menulis berita. Wawancara perlu dilakukan guna mendapatkan kejelasan fakta (misalnya dari pihak berwenang suatu kejadian). Wawancara juga dibutuhkan guna mendapatkan kesaksian dari pihak-pihak yang terlibat dalam suatu peristiwa, misalnya saksi mata dan lain-lain (Morrisan, 2010 : 79). Oramahi mengatakan wawancara langsung dirancang untuk menggali informasi dalam bentuk jawaban-jawaban singkat langsung agar lebih memperjelas sebuah berita dan wawancara seperti ini digunakan unruk memperoleh materi fakta bagi penulisan berita serta memberi sisipan audio visual ke dalam siaran (Oramahi, 2015 : 76).

Wawancara bisa dilakukna di lokasi maupun oleh presenter di studio. Wawancara di lokasi adalah wawawancara yang dilakukan di luar studio misalnya di jalna, pasar, dan lain- lain. Tujuan dari wawancara di lokasi ini adalah untuk memberi kesempatan kepada pemirsa untuk dapat melihat dan mendengar individu yang menjadi objek berita, wawancara ini akan memperkuat dan memperjelas berita yang akan disampaikan sehingga berita tersbeut memiliki kredibilitas dan dapat dipercaya. Untuk melakukan wawancara ini reporter harus memastikna bahwa sumber yang dipilih untuk diwawancara memiliki kewenangan (otoritas), atau opini tang representatif (Morrisan, 2010 : 84).

Kemudian selain news gathering, ada juga news production yang bertugas memproses berita hingga siap ditayangkan. Sebelum berita siap disiarkan kepada pemirsa, tentunya berita terlebih dahulu masuk ke dalam tahap editing. Editing naskah dilakukan oleh producer sementara penyuntingan video atau gambar oleh video editor.

7 b. Sumber Berita Televisi

Dalam menghasilkan berita untuk ditayangkan kepada pemirsa, televisi memiliki beberapa sumber berita. Menurut Morrisan, sumber televisi terdiri dari reporter, pelayanan darurat, kontak pribadi, kontak publik, kantor berita, siaran pers, jumpa pers, pemira, saksi mata, dan media lainnya. (Morrisan, 2010 : 11). c. Format Berita Televisi

Berita televisi memiliki beragam format anatar lain ada sound on tape / SOT (keterangan narasumber), Voice over / VO, VO – SOT, Package, Laporan langsung, dan live on tape / LOT. Masing-masing dari format tersebut memiliki ketentuan tersendiri sesuai dengan situasi dan kondisi dari peristiwa atau berita yang diliput.

3. Kode Etik Jurnalistik

Nasution menjelaskan mengenai prinsip-prinsip yang dipedomani oleh etika jurnalisme, prinsip-prinsip tersebut antara lain (Nasution, 2015 : 116): a. Akurasi

Prinsip akurasi berarti berita ataupun karya jurnalistik lain yang ditulis oleh wartawan dan disiarkan oleh media, benar substansinya, fakta-faktanya, dan penulisannya, dan berasal dari sumber informasi yang otoritatif dan kompeten, serta tidak bias. Ada juga yang mendefinisikan akurasi sebagai informasi yang mempunyai sumber yang baik berdasar pada bukti yang solid. Ketidakakuratan dapat terjadi pada substansi fakta, penulisan, dan pemuatan/penyiaran berita ataupun laporan yang ditulis oleh jurnalis dan dimuat oleh media.

Menurut Lambeth , akurasi merupakan tuntutan mendasar dari truth telling atau penyampaian kebenaran yang mensyaratkan para jurnalis untuk mencek dan meriek informasi. Agar bisa selalu akuran, setiap jurnalis hendaklah menanamkan kebiasaan akurasi (the habit of accuracy) dan mendisiplinkannya pada diri masing-masing. b. Balance (berimbang)

Prinsip keberimbangan yaitu memberikan tempat dan kesempatan yang sejajar secara proporsional bagi dua atau lebih pihak ataupu pandangan yang berkenaan dengan

8 yang diberitakan. Semisal ada suatu kejadian atau suatu isu, tentu ada pihak yang pro kontra, sedapat mungkin pandangan atau pihak yang dimaksud hendaklah diberi porsi yang seimbang sehingga khalayak tidak menilai berita ataupun karya jurnalistik yang dibuat menjadi berat sebelah. c. Menghormati Privasi

Setiap pribadi mempunyai hak untuk tidak dijadikan perhatian publik (the right to be out of the public eye) atau untuk tidak diterkenalkan (anonymity). dalam Implikasi pelanggaran privasi, Publikasi fakta-fakta yang bersifat pribadi, dalam konteks ini dimaksudkan sebagai menyiarkan hal-hal yang menyangkut kehidupan pribadi seseorang yang akan amat merugikan seseorang (would be highly offensive to a reasonable person) dan tidak merupakan kepentingan yang legitimate bagi publik (not of legitimate concern to the public). a. Fairness

Prinsip fairness diwujudkan dalam peliputan yang transparan, terbuka, jujur dan adil yang didasarkan pada dealing yang langsung. Prinsip ini dimaksudkan agar berita dan tulisan yang dibuat oleh jurnalis memberi tempat dan peluang bagi semua pihak secara adil. Dengan begitu, tidak ada pihak yang dianakemaskan ataupun dianaktirikan. Menurut Mursito, fairness mengandung makna berimbang dalam arti adil dan tidak bias. Pemberitaan yang fair berarti memberikan kesempatan kepada semua pihak yang terlibat dalam perbedaan atau pertentangan pendapat untuk mengemukakan pandangan dan versi masing- masing (Mursito, 2006)Nasution menjelaskan bahwa kelemahan dalam pelaksanaan asas fairness umumnya disebabkan oleh kurangnya kesadaran mengenai hal ini dan ketergesaan ataupun desakan waktu yang dialami para jurnalis.

3.1. Kode Etik Jurnalistik Dewan Pers

Di Indonesia sendiri pemberlakuan etik dalam jurnalistik ini sudah diatur oleh Kode Etik Jurnalistik yang ditetapkan Dewan Pers melalui Peraturan Dewan Pers Nomor: 6/Peraturan-DP/V/2008 Tentang Pengesahan Surat Keputusan Dewan Pers Nomor 03/SK- DP/III/2006 tentang Kode Etik Jurnalistik Sebagai Peraturan Dewan Pers. Pada Kode Etik

9

Jurnalistik ini tedapat 11 Pasal ketentuan pembuatan berita, etika profesionalisme jurnalis, hingga ketentuan apa yang harus dilakukan jika terjadi kesalahan dalam berita.

4. Pembatasan Sosial Berskala Besar DKI Jakarta

Berdasarkan situs remis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kemkes.go.id dengan judul “Menkes Tetapkan PSBB untuk DKI Jakarta” yang terbit pada 7 April 2020, dikatakan bahwa Menteri Kesehatan RI dr. Terawan Agus Putranto menetapkan status PSBB kepada Jakarta dalam rangka percepatan penanganan covid 19 dengan keputusan yang ditetapkan tanggal 7 April 2020 melalui meputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.

Peraturan mengenai PSBB Jakarta telah tertuang dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta no. 33 tahun 2020 tentang “Pelaksanaaan Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Penanganan Corona Virus Disease”. Pergub ini mengatur hal-hal apa saja yang dilarang dan juga diperbolehkan selama masa penerapan PSBB. Seperti kewajiban melaksanakan protokol kesehatan di berbagai tempat dan lain-lain.

Metodologi

Penelitian ini menggunakan analisis isi kualitatif. Metode content analysis atau analisis isi konvesional merupakan suatu metode yang amat efisien untuk menginvestigasikan isi media baik yang tercetak maupun media dalam bentuk broadcast (Bungin, 2019 : 185). Analisis isi media kualitatif ini merujuk pada metode analisis yang integratif dan lebih secara konseptual untuk menemukan, mengidentifikasi, mengolah dan menganalisis dokumen untuk memahami makna, signifikansi dan relevansinya dokumen dalam analisis isi kualitatif adalah wujud dari representasi simbolik yang dapat direkam, didokumentasikan atau disimpan untuk dianalisis(Bungin, 2019 : 203).

Data untuk penelitian ini berasal dari dua sumber yaitu sumber primer dan sekunder. Sumber primer , sumber primer dalam penelitian ini adalah tayangan Buletin iNews Siang GTV periode 10 April – 23 April 2020 atau selama masa PSBB DKI Jakarta Fase Pertama. Tayangan yang diambil hanya tayangan berita mengenai Razia PSBB DKI Jakarta di Fase Pertama. Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2017 :

10

104). Peneliti mencari dan menggunakan dokumen-dokumen atau referensi terkait dengan penelitian

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah untuk data primer diperoleh dari kanal Youtube Buletin iNews Siang, dengan catatan, peneliti sudah pernah melakukan pengecekan mengenai durasi dan jumlah berita yang di-upload pada kanal youtube tersebut sama seperti yang ditayangkan di televisi pada setiap episode nya. Peneliti hanya memilih tayangan berita mengenai Razia PSBB DKI Jakarta Fase Pertama. Tayangan-tayangan tersebut akan ditonton terlebih dahulu sebelum dideskripsikan dan dianalisis. Untuk data sekunder, peneliti melakukan pencarian dokumen-dokumen atau referensi terkait baik dari jurnal, buku, ataupun artikel dari sumber terpercaya di internet.

Sajian dan Analisis Data

Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan menggunakan Kode Etik Jurnalistik Dewan Pers, Konsep-konsep dari ahli, serta Pergub DKI Jakarta no. 33 mengenai PSBB, peneliti menemukan bahwa program berita Buletin iNews Siang GTV, sudah menerapkan beberapa poin dalam Kode Etik Jurnalistik. Namun masih ditemukan pula beberapa kekurangan sehingga tidak sesuai dengan kode etik tersebut. Berikut hasil analisis dari setiap video yang sudah dikategorikasikan:

1. Akurat

No Video Keterangan 1 Video 1 : Polda Metro Jaya 1. Penyajian narasi dan gambar yang Pantau Pengendara Tidak menginformasikan peristiwa Pakai Masker 2. Berita dipertegas dengan SOT 3. Informasi tambahan yang disajikan benar

2 Video 2 : Hari Ke 2 PSBB, 1. Penyajian narasi dan gambar yang Petugas Gabungan Tindak menginformasikan peristiwa Masyarakat Yang Bandel 2. Berita dipertegas dengan SOT 3. Informasi tambahan yang disajikan benar 3 Video 3 : Kapolda Metro 1. Penyajian narasi dan gambar yang Jaya Pantau PSBB Di menginformasikan peristiwa Terminal Kampung 2. Berita dipertegas dengan SOT Rambutan 3. Informasi tambahan yang disajikan benar

11

4 Video 4 : Polisi Bagikan 1. Laporan dari reporter didukung gambar tentang Masker Ke Pengendara Saat situasi dari peristiwa yang dilaporkan Pemantauan PSBB di Check 2. Informasi tambahan yang disajikan benar Point 5 Video 5 : PSBB, PKL Protes 1. Penyajian narasi dan gambar yang Terkait Razia menginformasikan peristiwa 2. Berita dipertegas dengan SOT 3. Informasi tambahan yang disajikan benar 6 Video ke 6 : Situasi di Check 1. Laporan dari reporter didukung gambar tentang Poin PSBB Perempatan situasi dari peristiwa yang dilaporkan Pasar Jumat 2. Informasi tambahan yang disajikan benar 7 Video ke 7 : Pemeriksaan 1. Penyajian narasi dan gambar yang Penerapan PSBB di Cek Poin menginformasikan peristiwa Kawasan Jalan Raya Ciledug 2. Berita dipertegas dengan SOT 3. Informasi tambahan yang disajikan benar 4. SOT dari pihak berwenang tidak hanya 1 , namun ada 2 sebagai bentuk multisources 8 Video 8 : Terapkan Aturan 1. Penyajian narasi dan gambar yang PSBB, Petugas Razia PKL di menginformasikan peristiwa Jakarta Pusat 2. Informasi tambahan yang disajikan benar

9 Video 9 : Razia Kerumunan 1. Penyajian narasi dan gambar yang Ojek Online menginformasikan peristiwa 2. Berita dipertegas dengan SOT

10 Video 10 : Hari Ke Enam 1. Penyajian narasi dan gambar yang PSBB Jakarta, Petugas Razia menginformasikan peristiwa Warung dan Toko 2. Berita dipertegas dengan SOT 3. Informasi tambahan yang disajikan benar 11 Video ke 11 : Pengendara 1. Penyajian narasi dan gambar yang Mobil Ancam Petugas PSBB menginformasikan peristiwa Dengan Senjata 2. Berita dipertegas dengan SOT 3. Informasi tambahan yang disajikan benar

12 Video ke 12 : Disnaker 1. Penyajian narasi dan gambar yang Periksa Perkantoran Jakarta menginformasikan peristiwa Terkait PSBB 2. Berita dipertegas dengan SOT 3. Informasi tambahan yang disajikan benar 13 Video 13 : Polisi Terapkan 1. Penyajian narasi dan gambar yang Sanksi Teguran Tertulis Bagi menginformasikan peristiwa Pelanggar PSBB Jakarta 2. Berita dipertegas dengan SOT 3. Informasi tambahan yang disajikan benar 14 Video 14 : Razia Restoran 1. Penyajian narasi dan gambar yang menginformasikan peristiwa

12

Masa PSBB Jakarta 2. Berita dipertegas dengan SOT 3. Informasi tambahan yang disajikan benar

15 Video 15 : Petugas 1. Penyajian narasi dan gambar yang Gabungan Razia Pengendara menginformasikan peristiwa Bereboncengan di Jakarta 2. Berita dipertegas dengan SOT Pusat 3. Informasi tambahan yang disajikan benar 16 Video 16 : Nekat Berjualan 1. Penyajian narasi dan gambar yang Saat PSBB, Pedagang Tanah menginformasikan peristiwa Abang Mengaku Tak Punya 2. Berita dipertegas dengan SOT Uang 3. Informasi tambahan yang disajikan benar 17 Video 17 : Satpol PP 1. Penyajian narasi dan gambar yang Bongkar Lapak PKL Pasar menginformasikan peristiwa Gembrong 2. Berita dipertegas dengan SOT 3. Informasi tambahan yang disajikan benar 18 Video 18 : Razia PSBB, Pos 1. Penyajian narasi dan gambar yang Pantau Daan Mogot Dipadati menginformasikan peristiwa Pengguna Jalan 2. Berita dipertegas dengan SOT 3. Informasi tambahan yang disajikan benar

2. Berimbang No Video Keterangan 1. Video 1 : Polda Metro Jaya 1. Memberikan porsi bicara yang sama antara Pantau Pengendara Tidak pengendara dan kepolisian Pakai Masker 2. Video 2 : Hari Ke 2 PSBB, 1. Memberikan porsi bicara yang sama antara warga Petugas Gabungan Tindak dengan petugas PSBB Masyarakat Yang Bandel 2. Berita yang disajikan tidak hanya pada pelanggaran PSBB oleh pedagang makanan, tp juga pelanggaran lain. Sehingga tidak terkesan yang melanggar hanya pedagang makanan 3. Video ke 3 : Kapolda Metro 1. Tidak hanya fokus pada pemberitaan dari Jaya Pantau PSBB Di pelaksanaan PSBB namun juga ada pemberitaan Terminal Kampung dari sisi yang ditertibkan yakni supir angkot Rambutan 4 Video 9 : Razia Kerumunan 1. Tidak hanya fokus pada pemberitaan dari Ojek Online pelaksanaan PSBB namun juga ada pemberitaan dari sisi yang ditertibkan yakni pengemudi ojek online

5 Video 10 : Hari Ke Enam 1. Memberikan porsi bicara yang sama antara PSBB Jakarta, Petugas Razia pedagang yang ditertibkan dan petugas yang

13

Warung dan Toko menertibkan PSBB 6. Video 15 : Petugas 1. Memberikan porsi bicara yang sama antara Gabungan Razia Pengendara pengendara motor yang ditertibkan dan petugas Bereboncengan di Jakarta yang menertibkan PSBB Pusat 7 Video 16 : Nekat Berjualan 1. Tidak hanya fokus pada pemberitaan dari Saat PSBB, Pedagang Tanah pelaksanaan PSBB namun juga ada pemberitaan Abang Mengaku Tak Punya dari sisi yang ditertibkan yakni pedagang di Pasar Uang Tanah Abang 8 Video 18 : Razia PSBB, Pos 1. Memberikan porsi bicara yang sama antara Pantau Daan Mogot Dipadati pengendara yang ditertibkan dan petugas yang Pengguna Jalan menertibkan PSBB

3. Faktual dan Jelas Sumbernya No Video Keterangan

1. Video 1 : Polda Metro Jaya 1. Berita yang disajikan diliput langsung di lokasi Pantau Pengendara Tidak kejadian Pakai Masker 2. Wawancara di lokasi menambah fakta yang jelas sumbernya 2. Video 2 : Hari Ke 2 PSBB, 1. Berita yang disajikan diliput langsung di lokasi Petugas Gabungan Tindak kejadian Masyarakat Yang Bandel 2. Wawancara di lokasi menambah fakta yang jelas sumbernya 3 Video ke 3 : Kapolda Metro 1. Berita yang disajikan diliput langsung di lokasi Jaya Pantau PSBB Di kejadian Terminal Kampung 2. Wawancara di lokasi menambah fakta yang jelas Rambutan sumbernya 4 Video 4 : Polisi Bagikan 1. Berita yang disajikan dilaporkan dari lokasi Masker Ke Pengendara Saat kejadian oleh reporter Pemantauan PSBB di Check 2. Reporter dan campers sebagai sumber dari berita Point karena melaporkan mengenai situasi peristiwa dari lokasi kejadian 5 Video 5 : PSBB, PKL Protes 1. Berita yang disajikan diliput langsung di lokasi Terkait Razia kejadian 2. Wawancara di lokasi menambah fakta yang jelas sumbernya 6. Video 6 : Situasi di Check 1. Berita yang disajikan dilaporkan dari lokasi Poin PSBB Perempatan kejadian oleh reporter Pasar Jumat 2. Reporter dan campers sebagai sumber dari berita karena melaporkan mengenai situasi peristiwa dari lokasi kejadian

14

7 Video 7 : Tidak Patuhi 1. Berita yang disajikan diliput langsung di lokasi PSBB Jakarta, Pengendara kejadian Diminta Putar Balik 2. Wawancara di lokasi menambah fakta yang jelas sumbernya 8 Video 8 : Terapkan Aturan 1. Berita yang disajikan diliput langsung di lokasi PSBB, Petugas Razia PKL di kejadian Jakarta Pusat 2. Wawancara di lokasi menambah fakta yang jelas sumbernya 9 Video 9 : Razia Kerumunan 1. Berita yang disajikan diliput langsung di lokasi Ojek Online kejadian 2. Wawancara di lokasi menambah fakta yang jelas sumbernya 10 Video 10 : Hari Ke Enam 1. Berita yang disajikan diliput langsung di lokasi PSBB Jakarta, Petugas Razia kejadian Warung dan Toko 2. Wawancara di lokasi menambah fakta yang jelas sumbernya 11 Video 11 : Pengendara 1. Berita yang disajikan diliput langsung di lokasi Mobil Ancam Petugas PSBB kejadian Dengan Senjata 2. Wawancara di lokasi menambah fakta yang jelas sumbernya 12 Video ke 12 : Disnaker 1. Berita yang disajikan diliput langsung di lokasi Periksa Perkantoran Jakarta kejadian Terkait PSBB 2. Wawancara di lokasi menambah fakta yang jelas sumbernya 13 Video 13 : Polisi Terapkan 1. Berita yang disajikan diliput langsung di lokasi Sanksi Teguran Tertulis Bagi kejadian Pelanggar PSBB Jakarta 2. Wawancara di lokasi menambah fakta yang jelas sumbernya 14 Video 14 : Razia Restoran 1. Berita yang disajikan diliput langsung di lokasi Masa PSBB Jakarta kejadian 2. Wawancara di lokasi menambah fakta yang jelas sumbernya 15 Video 15 : Petugas 1. Berita yang disajikan diliput langsung di lokasi Gabungan Razia Pengendara kejadian Bereboncengan di Jakarta 2. Wawancara di lokasi menambah fakta yang jelas Pusat sumbernya 16 Video 16 : Nekat Berjualan 1. Berita yang disajikan diliput langsung di lokasi Saat PSBB, Pedagang Tanah kejadian Abang Mengaku Tak Punya 2. Wawancara di lokasi menambah fakta yang jelas Uang sumbernya 17 Video 17 : Satpol PP 1. Berita yang disajikan diliput langsung di lokasi Bongkar Lapak PKL Pasar kejadian Gembrong 2. Wawancara di lokasi menambah fakta yang jelas sumbernya

15

18 Video 18 : Razia PSBB, Pos 1. Berita yang disajikan diliput langsung di lokasi Pantau Daan Mogot Dipadati kejadian Pengguna Jalan 2. Wawancara di lokasi menambah fakta yang jelas sumbernya

4. Identitas No Video Keterangan

1. Video 1 : Polda Metro Jaya 1. Tidak mencantumkan nama di SOT , ada Pantau Pengendara Tidak kemungkinan karena privasi, namun ada Pakai Masker kemungkinan luput 2. Video 2 : Hari Ke 2 PSBB, 1. Tidak mencantumkan nama di SOT , ada Petugas Gabungan Tindak kemungkinan karena privasi, namun ada Masyarakat Yang Bandel kemungkinan luput

5. Kurang Sesuai Kode Etik Jurnalistik No Video Keterangan

1. Video 1 : Polda Metro Jaya 1. Salah tanggal pada informasi jangka waktu Pantau Pengendara Tidak PSBB Jakarta fase 1 Pakai Masker 2 Video ke 3 : Kapolda Metro 1. Fakta mengenai tanggal peristiwa tidak Jaya Pantau PSBB Di disebutkan, keakuratan dari tanggal peristiwa Terminal Kampung tidak jelas Rambutan 3 Video 5 : PSBB, PKL Protes 1. Fakta mengenai tanggal peristiwa tidak Terkait Razia disebutkan, keakuratan dari tanggal peristiwa tidak jelas 2. Belum nampak keberimbangan dalam pemberitaan 4 Video 7 : Tidak Patuhi PSBB 1. Salah tanggal pada informasi jangka waktu Jakarta, Pengendara Diminta PSBB Jakarta fase Putar Balik 2. Berita masih memberitakan dari satu sisi saja 5 Video 8 : Terapkan Aturan 1. Fakta mengenai tanggal peristiwa tidak PSBB, Petugas Razia PKL di disebutkan, keakuratan dari tanggal peristiwa Jakarta Pusat tidak jelas 2. Pernyataan dari Kasatpol PP yang kurang tepat sehingga menjadi kurang akurat, jurnalis harusya melakukan check and recheck 3. Berita masih memberitakan dari satu sisi saja

16

6 Video 9 : Razia Kerumunan 1. Fakta mengenai tanggal peristiwa tidak Ojek Online disebutkan, keakuratan dari tanggal peristiwa tidak jelas 2. Informasi di bagian penutup kurang akurat, seharusnya jurnalis melakukan check and recheck 7 Video 10 : Hari Ke Enam 1. Ada satu informasi yang tidak disertai gambar PSBB Jakarta, Petugas Razia maupun penyebutan darimana sumber informasi Warung dan Toko berasal sehingga dipertanyakan keakuratannya 8 Video 11 : Pengendara Mobil 1. Fakta mengenai tanggal peristiwa tidak Ancam Petugas PSBB disebutkan, keakuratan dari tanggal peristiwa Dengan Senjata tidak jelas

9 Video ke 12 : Disnaker 1. Fakta mengenai tanggal peristiwa tidak Periksa Perkantoran Jakarta disebutkan, keakuratan dari tanggal peristiwa Terkait PSBB tidak jelas

10 Video 14 : Razia Restoran 1. Berita masih memberitakan dari satu sisi saja Masa PSBB Jakarta 11 Video 17 : Satpol PP 1. Fakta mengenai tanggal peristiwa tidak Bongkar Lapak PKL Pasar disebutkan, keakuratan dari tanggal peristiwa Gembrong tidak jelas

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis isi kualitatif terhadap tayangan program berita „Buletin iNews Siang GTV‟ terkait razia pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Jakarta periode 10 April-23 April 2020 untuk mengetahui penerapan Kode Etik Jurnalistik di dalamnya, peneliti menemukan kesesuain dan juga ketidaksesuain dengan beberapa pasal dalam Kode Etik Jurnalistik (KEJ) Dewan Pers. Pertama, terdapat kesesuaian dengan Pasal 1 Kode Etik Jurnalistik mengenak Akurasi Berita dan juga keberimbangan. Dengan adanya keberimbangan ini juga sekaliagus membuat sesuai dengan pasal 3 yang salah satu poinnya menyebutkan tentang berimbang. Kemudian berita juga mencerminkan pasal 2 yakni menghasilkan berita factual dan jelas sumbernya. pada beberapa berita ada yang tidak mencantumkan nama dari narasumber, jika memang ini berkaitan dengan privasi, makan sudah sesuai dengan pasal 2 Kode Etik Jurnalistik yaitu menghormati hak privasi. Selain itu pasal 7 juga mengatakan Wartawan Indonesia memiliki

17 hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas. Dengan demikian, berdasarkan penjelasan sebelumnya, bisa dikatakan berita juga sesuai dengan pasal 4 yakni tidak membuat berita bohong. Meskipun sebagian besar terdapat kesesuaian dengan beberapa pasal Kode Etik Jurnalistik, namun tetap ada bagian yang dirasa kurang sesuai Kode Etik Jurnalistik. Peneliti menemukan beberapa kesalahan yang menjadikan berita kurang akurat, padahal dalam pasal 3 pun disebutkan untuk menguji informasi yang di dapat dalam artian melakukan check and recheck. Selain itu ada beberapa berita yang masih kurang terlihat berimbang.

Daftar Pustaka

Bungin, B. (2019). Metodologi Penelitian Kualitatif. Depok: RajaGrafindo Persada. Harahap, A. S. (2018). Manajemen Pemberitaan dan Jurnalistik TV. Jakarta: Indeks. Hicks, W. (2008). Writing for Journalist. Routledge. Kusumaningrat, H., & Kusumaningrat, P. (2017). Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya. Morrisan. (2010). Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Kencana. Mursito. (2006). Memahami Institusi Media (Sebuah Pengantar). Surakarta: LINDUPUSTAKA. Nasution, Z. (2015). ETIKA JURNALISME (Prinsip-Prinsip Dasar). Jakarta: RajaGrafindo Persada. Oramahi, H. A. (2015). Jurnalistik Televisi. Jakarta: Erlangga. Rolnicki, T. E., Tate, C. D., & Taylor, S. A. (2008). Pengantar Dasar Jurnalisme (Scholarstic Journalism). Jakarta: Kencana. Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Supadiyanto. (2020). Pengantar Jurnalisme Konvergentif. Yogyakarta: PUSTAKA BARU PRESS. Kemkes. (2020, April 7). Menkes Tetapkan PSBB untuk DKI Jakarta. diakses Agustus 1, 2020, dari kemkes.go.id: https://www.kemkes.go.id/article/view/20040700003/-menkes- tetapkan-psbb-untuk-dki-jakarta.html KPI. (2020, Januari 24). Teguran Tertulis untuk Program Siaran Jurnalistik “Buletin iNews Siang” GTV. diakses Maret 22, 2020, dari kpi.go.id:

18

http://www.kpi.go.id/index.php/id/edaran-dan-sanksi/35544-teguran-tertulis-untuk- program-siaran-jurnalistik-buletin--siang-gtv KPI. (2020, Maret 11). Teguran Tertulis untuk Program Siaran Jurnalistik “Kabar Siang” TV One. diakses Juni 1, 2020, dari kpi.go.id: http://www.kpi.go.id/index.php/id/edaran- dan-sanksi/35639-teguran-tertulis-untuk-program-siaran-jurnalistik-kabar-siang-tv-one-3 Putsanra, D. V. (2020, April 13). Arti PSBB yang Dibuat untuk Cegah Penyebaran Corona di Indonesia. dari Juli 30, 2020, diakses tirto.id: https://tirto.id/arti-psbb-yang-dibuat- untuk-cegah-penyebaran-corona-di-indonesia-eMXT Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran Kode Etik Jurnalistik ditetapkan Dewan Pers melalui Peraturan Dewan Pers Nomor: 6/Peraturan-DP/V/2008 Tentang Pengesahan Surat Keputusan Dewan Pers Nomor 03/SK-DP/III/2006 tentang Kode Etik Jurnalistik Sebagai Peraturan Dewan Pers. Peraturan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 33 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

19