PENGARUH SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) BERITA TELEVISI TERHADAP PEMAHAMAN INFORMASI SISWA TUNARUNGU DI KOTA PEKANBARU

Oleh : Yeni Reskina Pembimbing : Evawani Elysa Lubis, M.Si

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Kampus Bina Widya, Jl. H.R. Soebrantas Km 12,5 Simp. Baru, Pekanbaru 28293 Telp/Fax. 0761-63277 Email: [email protected]

ABSTRAK

Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) merupakan salah satu media yang membantu komunikasi kaum tunarungu didalam masyarakat yang lebih luas. Wujudnya adalah tatanan yang sistematis tentang seperangkat isyarat jari, tangan dan berbagai gerak yang melambangkan kosa kata bahasa isyarat. SIBI pada program berita mampu membantu kaum tunarungu untuk memahami dan mendapatkan informasi berita. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Stimulus – Response. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh system isyarat bahasa Indonesia (SIBI) berita televisi terhadap pemahaman informasi siswa tunarungu di kota Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, dengan teknik pengumpulan data yaitu melalui penyebaran kuesioner dengan jumlah sampel sebanyak 50 siswa tunarungu yang ditentukan melalui teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat Pengaruh Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) Berita Televisi Terhadap Pemahaman Informasi Siswa Tunarungu Di Kota Pekanbaru sebesar Y= -1,269 + 0,713X + e. Bilangan konstantan sebesar -1,269 dan koefisien variable SIBI sebesar 0,713, sementara itu t hitung10,048 lebih besar jika dibandingkan dengan t table 2,011 dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari α=0,05. Berdasarkan table “Model Summary” memperlihatkan bahwa nilai R=0,823 dan koefisien determinasi (Rsquare) yang diperoleh sebesar 0,678 hasil dari pengkuadratan koefisien korelasi 0,823 x 0,823. Angka tersebut menunjukkan pengertian bahwa pengaruh sistem isyarat bahasa Indonesia (SIBI) berita televisi terhadap terhadap pemahaman informasi siswa tunarungu di kota pekanbaru sebesar 67,8%. Sementara sisanya sebesar 32,2% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam penelitian ini. Artinya sistem isyarat bahasa Indonesia (SIBI) berita televisi memiliki pengaruh yang kuat sebesar 67,8% terhadap pemahaman informasi siswa tunarungu di kota pekanbaru.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 1

THE INFLUENCE OF INDONESIAN LANGUAGE SYSTEMS TELEVISION NEWS ON THE UNDERSTANDING OF INFORMATION FOR DEAF STUDENTS IN PEKANBARU

Author: Yeni Reskina Counsellor: Evawani Elysa Lubis, M.Si Department of Communication Studies Faculty of Social and Political Sciences University of Riau Kampus Bina Widya, Jl. H.R. Soebrantas Km 12,5 Simp. Baru, Pekanbaru 28293 Telp/Fax. 0761-63277 Email: [email protected]

ABSTRACT

The Indonesian Language Signaling System (SIBI) is one of the media that helps communication of deaf people in the wider community. Its form is a systematic order of a set of finger, hand and various gestures that symbolize the vocabulary of sign language. SIBI on news programs can help deaf people to understand and get news information. The theory used in this study is the Stimulus - Response theory. The purpose of this study was to determine how much influence the Indonesian language signal system (SIBI) television news had on understanding information on deaf students in Pekanbaru. This research uses quantitative research methods, with data collection techniques, namely through questionnaires with a total sample of 50 deaf students which is determined through purposive sampling techniques. The results of this study indicate that the degree of influence of the Indonesian Language Signal System (SIBI) on the Understanding of Information on Deaf Students in Pekanbaru City is Y = -1,269 + 0,713X + e. The constant number is -1,269 and the SIBI variable coefficient is 0,713, while t count 10,048 is greater than t table 2,011 with a significance level of 0,000 smaller than α = 0,05. Based on the "Model Summary" table shows that the value of R = 0.823 and the coefficient of determination (R square) obtained is 0.678 as a result of the squared correlation coefficient 0.823 x 0.823. This figure shows the understanding that the influence of the Indonesian language signal system (SIBI) on television news on information comprehension of deaf students in pekanbaru city is 67.8%. While the remaining 32.2% is influenced by other variables not included in this study. This means that the Indonesian language signal system (SIBI) television news has a strong influence of 67.8% on understanding information on deaf students in Pekanbaru.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 2

PENDAHULUAN pendidikan. Menurut data dari Dinas Salah satu media informasi dan Pendidikan Provinsi Riau, jumlah siswa komunikasi yang penting dalam dunia disabilitas 833 siswa dan penyandang teknologi informasi dan komunikasi di tunarungu di kota Pekanbaru tahun 2017 Indonesia saat ini yaitu televisi. Televisi sebanyak 188 siswa dari 14 Sekolah Luar adalah media yang memiliki ciri-ciri audio Biasa (SLB) yang ada di Pekanbaru. (dengar) dan visual (dapat dilihat), Pemerintah telah menyediakan berlangsung satu arah, komunikatornya fasilitas penyebaran informasi melalui melembaga, pesannya bersifat umum, stasiun televisi menggunakan sistem isyarat sasarannya menimbulkan keserempakan, bahasa Indonesia. KPI juga telah serta komunikasinya bersifat heterogen mengimbau lembaga penyiaran untuk yang memudahkan pemirsa untuk mengadakan translasi program siaran memahami konten atau isi tayangan media televisi ke dalam bahasa isyarat. Hal massa. (Effendy,2003:174). tersebut sesuai dengan Pasal 39 Ayat (3) Menurut Peter Herford, setiap UU Penyiaran yakni bahasa isyarat dapat stasiun televisi dapat menayangkan digunakan dalam mata acara tertentu untuk berbagai program, setiap stasiun televisi khalayak tunarungu. dapat menayangkan berbagai program Pasal 14 Undang-Undang No.39 hiburan seperti film, musik, talk show, dan Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia sebagainya, tetapi siaran berita merupakan (UU HAM) yang menjamin hak setiap program yang mengidentifikasikan suatu orang untuk memperoleh informasi yang stasiun televisi. diperlukan demi pengembangan pribadi Penyebaran informasi melalui dan lingkungan sosial. Program berita yang media televisi sudah seharusnya dapat sudah menggunakan SIBI yakni Liputan6 dirasakan seluruh kalangan masyarakat, SCTV, Buletin Inews Siang GTV, Seputar karena salah satu hak dasar masyarakat Indonesia Siang RCTI, Redaksi Siang adalah untuk mengakses informasi yang , Net 12, dan CNN Indonesia, dan mana hak tersebut terdapat pada UU Nomor Fokus . 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Teori stimulus respons (S-R) adalah Informasi Publik (KIP) menyatakan bahwa model komunikasi yang peneliti gunakan memperoleh informasi adalah hak manusia. dalam penelitian ini. TeoriS-R Dalam hal ini pihak pemerintah sudah menunjukkan komunikasi sebagai suatu seharusnya memberikan fasilitas proses aksi-reaksi yang sangat sederhana. penyampaian informasi secara merata, model S-R mengasumsikan bahwa kata- khususnya bagi penyandang disabilitas kata verbal (lisan atau tulisan), isyarat- tunarungu. isyarat nonverbal, gambar-gambar, dan Siswa penyandang disabilitas sudah tindakan-tindakan tertentu akan seharusnya mendapatkan perlakuan yang merangsang orang lain untuk memberikan proporsional yaitu sesuai dan seimbang respon dengan cara tertentu untuk memenuhi keperluan pendidikan (Effendy,2003:253). sesuai dengan pertumbuhan dan Penelitian sejenis terdahulu yang perkembangan potensi fisik, kecerdasan menjadi acuan peneliti dalam penelitian ini sosial, emosional dan kejiwaan siswa. adalah penelitian yang dilakukan oleh Sekolah Luar Biasa di Kota Nurul Maulia jurusan Ilmu Komunikasi Pekanbaru merupakan lembaga pendidikan FISIP Universitas Lampung yang meneliti formal yang menyediakan sarana dan mengenai Pengaruh Penggunaan Sistem prasarana bagi siswa tunarungu dalam Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) Terhadap menunjang para siswa untuk mendapatkan Pemahaman Informasi Siswa Tunarungu di SLB-PKK Provinsi Lampung dengan hasil penelitian korelasi antar variabel

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 3 menunjukkan hasil 0.615 dengan kategori Teori stimulus respon (S-R) adalah “kuat” pengujian hipotesis menunjukkan teori komunikasi paling dasar.Model ini bahwa thitung > ttabel dengan taraf signifikan dipengaruhi oleh disiplin psikologi, 5% yaitu 3.190≥1.687 dengan demikian H0 khususnya yang beraliran behavioristik. ditolak dan Ha diterima. Penelitian sejenis Teori tersebut menggambarkan hubungan terdahulu yang kedua yakni penelitian oleh stimulus-respons. Hafizha Rizqa Febrina, jurusan Ilmu Komunikasi,UIN Sunan Kalijaga yang Model S-R menunjukkan meneliti mengenai Penggunaan bahasa komunikasi sebagai suatu proses aksi- isyarat sebagai komunikasi (Studi reaksi yang sangat sederhana. Bila seorang Efektivitas komunikasi non verbal dan non laki-laki berkedip kepada seorang wanita, vocal pada siaran berita TVRI nasional dan kemudian wanita itu tersipu malu, atau terhadap penyandang tunarungu SLB PGRI bila saya tersenyum dan kemudian anda Minggir, Sleman, Yogyakarta dengan membalas senyuman saya, itu adalah pola kesimpulan bahwa dari hasil penelitian, S-R. Model ini mengasumsikan bahwa penggunaan bahasa isyarat sebagai kata-kata verbal (lisan atau tulisan), isyarat- komunikasi dengan menggunakan direct isyarat nonverbal, gambar-gambar, dan ratting method memiliki hasil yang efektif tindakan-tindakan tertentu akan dengan hasil skor total 75,95 dimana hasil merangsang orang lain untuk memberikan berada pada rentang nilai efektif. respon dengan cara tertentu (Effendy,2003:253). Penelitian sejenis terdahulu lainnya yang menjadi acuan peneliti dalam Teori Stimulus-response pada penelitian ini adalah penelitian yang dasarnya merupakan suatu prinsip belajar dilakukan oleh Rizky Syaban Sobarudin, yang sederhana, dimana efek merupakan Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas reaksi terhadap stimulus tertentu.Seseorang Islam Bandung meneliti mengenai Pola dapat menjelaskan suatu kaitan erat antara Komunikasi Anak Tunarungu Dengan pesan-pesan media dan reaksi audience. Menggunakan Bahasa isyarat Sebagai Model S-R dianggap sebagai proses Pengganti Bahasa Lisan di Sekolah Luar pertukaran atau pemindahan informasi atau Biasa dengan hasil penelitian adanya gagasan. Proses ini dapat bersifat timbal- keterbatasan yang dimiliki oleh siswa balik dan mempunyai banyak efek. Setiap tunarungu tidak menjadi hambatan untuk efek dapat mengubah komunikasi berkomunikasi dengan orang lain. berikutnya. Berdasarkan pada penelitian sejenis Pola S-R dapat pila berlangsung terdahulu diatas, peneliti menyimpulkan positif maupun negatif tanggapannya. Pola bahwa banyak media komunikasi yang positif terjadi bila anda tersenyum dibalas digunakan agar pesan sampai kepada kaum dengan senyuman, namun pola yang negatif tunarungu. Maka dari itu masih bertolak terjadi bila anda menatap orang lain dengan pada penelitian sejenis terdahulu, peneliti tajam, kemudian dibalas dengan bentakan. tertarik untuk melakukan penelitian dengan Model S-R mengabaikan komunikasi judul “Pengaruh Sistem Isyarat Bahasa sebagai proses khususnya yang berkenaan Indonesia (SIBI) berita televisi terhadap dengan faktor manusia. Secara implisit ada pemahaman informasi siswa tunarungu di asumsi dalam model S-R ini bahwa Kota Pekanbaru”. perilaku (respons) manusia dapat diramalkan. Ringkasnya komunikasi dianggap sebagai statis, yang menganggap manusia selalu berperilaku karena kekuatan TINJAUAN PUSTAKA dari luar (Stimulus), bukan berdasarkan Teori Stimulus-Respon

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 4 kehendak, keinginan atau kemauan pengertian dari apa yang ingin bebasnya. diungkapkan. Dengan SIBI ini dapat menutupi kelemahan bila hanya Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) mengandalkan sistem membaca bibir (lips reading), karena bila hanya mengandalkan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia membaca bibir dalam hal kata-kata yang (SIBI) merupakan salah satu media yang tempat ujarannya hampir sama dapat membantu komunikasi sesama kaum menyulitkan bagi penyandang tunarungu. tunarungu di dalam masyarakat yang lebih Dengan penggunaan isyarat tersebut akan luas. Wujudnya adalah tataan yang sangat mudah dibedakan dan dipahami apa sistematis tentang seperangkat isyarat jari, mana yang dimaksud, dan begitu pun tangan, dan berbagai gerak yang dengan kata-kata lainnya yang sulit melambangkan kosa kata bahasa Indonesia. ditangkap dengan menggunakan sistem Upaya pembakuan tersebut, baca bibir, akan terbantu dengan dipertimbangkan berbagai tolok ukur yang menggunakan SIBI. mencakup segi kemudahan, keindahan, dan ketepatan pengungkapan makna atau Pemahaman Informasi struktur kata, di samping beberapa segi Beberapa definisi pemahaman telah yang lain. Dalam perkembangannya diungkapkan oleh para ahli. Menurut isyarat-isyarat lokal kemudian dihimpun Sudaryono (2012:44), pemahaman adalah dan ditambah dengan isyarat-isyarat kemampuan seseorang untuk mengerti dan buatan, serta serapan dari luar untuk memahami sesuatu setelah sesuatu itu dikembangkan menjadi isyarat yang dikenang atau diingat, yang mencakup dibakukan disesuaikan dengan kaidah kemampuan untuk menangkap makna dari bahasa Indonesia. arti dan bahan yang telah dipelajari, yang Salah satu indera yang dapat dinyatakan dengan menguraikan isi pokok membantu penyandang tunarungu dalam dari suatu bacaan, atau mengubah data yang berkomunikasi adalah indera penglihatan. disajikan dalam bentuk tertentu kebentuk Oleh karena itu, untuk keperluan yang lainnya. komunikasi indera penglihatan penyandang tunarungu harus diupayakan sedemikian Menurut Eko Putro Widoyoko (2014,31), rupa secara optimal agar dapat membantu pemahaman merupakan proses memperingan permasalahan yang dihadapi mengkonstruksi makna dari pesan-pesan oleh mereka yakni dalam berkomunikasi. pembelajaran, baik yang bersifat lisan, Sesuai dengan keberadaan dan tulisan, atau grafik yang telah disampaikan potensinya yang dimiliki oleh penyandang melalui pengajaran, buku, dan sumber- tunarungu, sering dikatakan bahwa sumber lainnya. Sedangkan menurut penyandang tunarungu merupakan orang Ngalim Purwanto pemahaman adalah yang visual, karena untuk pengenalan dan tingkat kemampuan seseorang yang pemahaman terhadap segala permasalahan diharapkan mampu memahami arti atau yang mereka hadapi mengandalkan konsep, situasi, serta fakta yang penglihatannya. Dengan pertimbangan diketahuinya sehingga seseorang tidak sebagaimana dikatakan tersebut di atas hanya hafal secara verbal tetapi juga maka untuk kelancaran pemahaman dalam memahami konsep dari masalah atau fakta berkomunikasi bagi siswa tunarungu yang ada. Dengan kata lain, memahami dirasakan sangat terbantu dengan adanya dalah mengerti tentang sesuatu dan dapat Sistem Isyarat Bahasa Indonesia ( SIBI ). melihatnya dari berbagai segi. Disimpulkan Dengan SIBI siswa tunarungu dapat bahwa seseorang dikatakan memamhami dengan cepat dan jelas memahami apa yang sesuatu apabila siswa tersebut dapat dikomunikasikan, serta dapat memberikan penjelasan atau memberi menghindarkan salah penapsiran atau uraian yang lebih rinci tentang hal yang

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 5 dipelajari atau didapatkan menggunakan yang disebabkan karena tidak berfungsinya bahasanya sendiri. sebagian atau keseluruhan alat pendengaran sehingga anak memerlukan bimbingan dan Menurut Daryanto (2008:108) pendidikan khusus agar dapat kemampuan pemahaman berdasarkan mengembangkan bahasa serta potensi yang tingkat kepekaan dan derajat penyerapan dimiliki anak seoptimal mungkin. Atau pesan dapat dijabarkan kepada tiga dengan bahasa lain, anak tunarungu adalah indikator, yaitu diantaranya anak yang mengalami kekurangan atau menerjemahkan (translation), Menafsirkan kehilangan kemampuan mendengar yang (Interpretation), mengekstrapolasi diakibatkan oleh kerusakan atau tidak (extrapolation). berfungsinya indera pendengaran sehingga mengalami hambatan dalam Anak Tunarungu perkembangannya Menurut mores (Haryanto, 2012:117), tunarungu merupakan suatu METODE PENELITIAN kondisi dimana fungsi pendengarannya tidak dapat berjalan secara Penelitian ini menggunakan metode optimal.Tunarungu dibagi kedalam dua kuantitatif . Penelitian Kuantitatif kelompok. Kelompok pertama, derajat merupakan suatu proses menemukan ketunarunguan yang sudah sama sekali pengetahuan yang menggunakan data tidak mampu mendengar disebut tuli yakni berupa angka sebagai alat menganalisis pada tingkat 70dB atau lebih baik tanpa keterangan mengenai apa yang ingin menggunakan alat bantu dengar. diketahui (Kasiram,2008:149). Tujuan dari Kelompok kedua, derajat penelitian kuantitatif adalah untuk ketunarunguan yang masih mempunyai sisa menentukan hubungan antar variabel dalam pendengaran disebut dengan kurang dengar sebuah populasi. baik tanpa maupun menggunakan alat bantu dengar.Tunarungu dapat diartikan sebagai Populasi dan Sampel keadaan dari seorang individu yang a. Populasi mengalami kerusakan pada indera pendengaran sehingga menyebabkan tidak Dalam metode penelitian, kata bisa menangkap berbagai rangsang suara, populasi digunakan untuk menyebutkan atau rangsangan lain melalui pendengaran. sekelompok objek yang menjadi sasaran Jadi, tunarungu merupakan kondisi dari penelitian. Populasi penelitian merupakan seseorang yang mengalami kelainan keseluruhan dari objek penelitian yang ataupun kerusakan dalam indera dapat berupa manusia, hewan, tumbuh- pendengarannya sehingga individu tersebut tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, mengalami hambatan dalam menerima sikap hidup, dan sebagainya. Sehingga rangsangan yang bersifat audio atau suara objek-objek ini dapat menjadi sumber data (Tin Suharmini, 2009:35). penelitian (Bungin,2011:109). Populasi Menurut pendapat diatas, dapat pada penelitian ini adalah siswa tunarungu ditegaskan bahwa anak tunarungu dua Sekolah luar biasa (SLB) di kota merupakan anak yang mengalami Pekanbaru yakni SLB Kasih Ibu dan SLB hambatan dalam pendengaran yang Sri Mujinab dari semua kelas berjumlah disebabkan karena adanya kelainan pada siswa 64 Siswa. indera pendengarannya. Anak tunarungu mengalami hambatan dalam mengeksplorasi suara atau bunyi yang ada disekitarnya. Anak tunarungu adalah anak yang b. Sampel mengalami hambatan dalam mendengar

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 6

Sampel adalah sebagi an dari jumlah (Bungin,2011:130). Data sekunder adalah karakteristik yang dimiliki oleh populasi data yang diperoleh secara tidak langsung (Sugiyono,2012:120). Teknik pengambilan melalui media perantara (dihasilkan pihak data sampel ini didasarkan oleh lain) atau digunakan oleh lembaga lainnya pertimbangan tertentu, misalnya yang bukan pengolahnya, tetapi dapat keterbatasan waktu, tenaga, dan dana dimanfaatkan dalam suatu penelitian sehingga tidak dapat mengambil sampel tertentu. yang besar dan jauh. Peneliti dala penelitian ini menggunakan teknik purposive Data sekunder pada umumnya sampling. berbentuk catatan atau laporan data dokumentasi oleh lembaga tertentu yang Berdasarkan pendapat diatas, maka dipublikasikan. Data sekunder dalam penentuan sampel yang diambil adalah 50 penelitian ini yaitu data yang diambil dari orang siswa tunarungu yang memiliki sumber bacaan lain seperti buku, jurnal, pemahaman tentang isyarat bahasa maupun website media. Indonesia yang baik. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik Pengukuran Data siswa tunarungu dari dua SLB di Pekanbaru Pengukuran data adalah upaya yaitu SLB Kasih Ibu dan SLB Sri Mujinab. pemberian tanda angka atau bilangan pada Jenis dan Sumber Data suatu objek atau peristiwa dengan aturan tertentu. Pengukuran adalah upaya Data merupakan bahan keterangan memberikan nilai-nilai pada variabel tentang sesuatu objek penelitian yang (Kriyantono,2014:136). diperoleh di lokasi penelitian. Terdapat dua Pada penelitian ini digunakan skala jenis data yang digunakan yaitu: likert untuk mengukur data dari responden. Skala likert digunakan untuk mengukur a. Data Primer sikap seseorang tentang suatu objek sikap. Objek sikap ini biasanya telah ditentukan Data primer adalah data yang secara spesifik dan sistematik oleh periset. langsung dapat dilapangan, antara lain Indikator-indikator dari variabel sikap tentang data-data maupun informasi yang terhadap suatu objek merupakan titik tolak diperlukan (Bungin,2011:129). Data dalam membuat pertanyaan yang harus diisi primer juga merupakan data yang dihimpun responden (Kriyantono,2014:138). secara langsung dari sumbernya dan diolah HASIL PENELITIAN DAN sendiri oleh lembaga bersangkutan untuk dimanfaatkan. Data primer dapat berbentuk PEMBAHASAN opini subjek individual maupun kelompok. Penelitian ini bertujuan untuk Hasil observasi terhadap karakteristik mengetahui seberapa besar Pengaruh benda, kejadian, kegiatan dan hasil suatu Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) pebgujian tertentu. Data primer dalam Berita Televisi Terhadap Pemahaman penelitian ini yaitu data yang didapat dari Informasi Siswa Tunarungu di Kota kuisioner yang dibagikan kepada Pekanbaru . Adapun untuk mendapatkan responden. data, peneliti menggunakan kuesioner yang telah disebarkan secara langsung kepada 50

responden.

b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data kedua setelah sumber data primer

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 7

Tabel 5.2 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Variabel X No Pernyataan STS TS S SS Total

1 Penerjemah menggunakan 0 0 1 49 50 gerakan tangan atau bagian tangan untuk membentuk 0% 0% 2% 98% 100% isyarat supaya mudah dimengerti

No Pernyataan STS TS S SS Total 2 Kedudukan tangan 0 0 14 36 50 penerjemah pada waktu berisyarat jelas terlihat 0% 0% 28% 72% 100% sehingga mudah dilihat No Pernyataan STS TS S SS Total 3 Setengah badan penerjemah 0 0 16 34 50 saat berisyarat membantu % % 32% 68% 100% menjelaskan pesan berita No Pernyataan STS TS S SS Total 4 Arah gerak isyarat 0 0 18 32 50 penerjemah ke depan 0% 0% 36% 64% 100% sehingga mudah dilihat dan dipahami penonton No Pernyataan STS TS S SS Total 5 Jumlah gerakan yang 0 0 19 31 50 dilakukan penerjemah sesuai 0% 0% 38% 64% 100% dengan keterangan visual (gambar) berita No Pernyataan STS TS S SS Total 6 Mimik muka penerjemah saat 0 0 14 36 50 gerak dibentuk membantu 0% 0% 28% 72% 100% pesan mudah dimengerti No Pernyataan STS TS S SS Total 7 Gerak tubuh penerjemah 0 0 21 29 50 seperti gerakan bahu sangat 0% 0% 48% 52% 100% mudah diartikan isyaratnya

No Pernyataan STS TS S SS Total 8 Kecepatan gerakan yang 0 0 19 31 50 ditampilkan penerjemah 0% 0% 38% 62% 100% sesuai dengan kecepatan yang mendekati tempo berbicara yang wajar No Pernyataan STS TS S SS Total 9 Kelenturan gerak penerjemah 0 0 21 29 50 dalam membentuk kosakata ketika menyampaikan dalam isyarat sangat lentur sehingga 0% 0% 42% 58% 100% membantu memahami berita Sumber: Data Olahan Peneliti,2018

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 8

Tabel 5.3 Tanggapan responden Terhadap Indikator Variabel Y No Pernyataan STS TS S SS Total 1 Saya dapat mengalihkan 0 0 13 37 50 makna dari bahasa yang 0% 0% 26% 74% 100% satu ke bahasa yang lain

2 Saya mampu 0 0 12 38 50 menghubungkan konsepsi 0% 0% 24% 76% 100% abstrak menjadi model simbolik untuk mempermudah memahami berita

No Pernyataan STS TS S SS Total 3 Isyarat yang disampaikan 0 0 14 36 50 oleh penerjemah membuat 0% 0% 28% 72% 100% saya mampu menghubungkan pengetahuan yang lalu dengan pengetahuan yang baru diperoleh 4 Saya mampu 0 0 14 36 50 menghubungkan antara 0% 0% 28% 72% 100% visual grafik dengan kondisi yang dijabarkan

Isyarat yang disampaikan 0 0 11 39 50 oleh penerjemah membuat 0% 0% 32% 78% 100% 5 saya mampu membedakan

yang pokok dan tidak pokok dalam pembahasan beritanya No Pernyataan STS TS S SS Total 7 Setelah melihat penerjemah, 0 0 18 32 50 saya mampu memperluas % 0% 36% 64% 100% arti dari informasi yang diperoleh dari tayangan berita. Sumber: Data Olahan Penulis, 2018

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 9

UJI VALIDITAS Untuk menentukan validitas suatu atau lebih terhadap gejala yang sama pernyataan digunakan program computer dengan menggunakan alat ukur yang sama SPSS 17 for windows. Dari pengujian (Nazaruddin, 2005). Uji reliabilitas validitas dengan pengujian SPSS instrumen dilakukan dengan tujuan untuk menyatakan bahwa Suatu butir pernyataan mengetahui konsisten dari instrumen dikatakan valid jika r-hitung yang sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu merupakan nilai dari corrected item-total pengukuran dapat dipercaya. correation koefisien yang berkisar antara 0,30 sampai 0,50 telah memberikan Tabel 3.3 kontribusi yang baik terhadap efisiensi Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner suatu lembaga penelitian (Nugroho, Variabel Jumla Cronbac Keteranga 2005:27). Hasil uji validitas masing-masing h Item h’s n Alpha indikator dapat dilihat pada tabel berikut. Variabel Tabel 3.1 Independen 9 0,825 Reliabel Hasil Uji Validitas Variabel X : Sistem Pernyataan rhitung rtabel Validitas Isyarat Bahasa 1 0,641 0,361 Valid Indonesia (SIBI) 2 0,361 Valid 0,630 Berita 3 0,799 0,361 Valid Televisi 4 0,593 0,361 Valid Variabel 5 0,581 0,361 Valid Dependen: 6 0,675 0,361 Valid Pemahama 6 0.714 Reliabel 7 0,667 0,361 Valid n Informasi Siswa 8 0,611 0,361 Valid Tunarungu 9 0,686 0,361 Valid di Kota Sumber : Data Olahan Penulis, 2018 Pekanbaru Tabel 3.2 Sumber : Data Olahan Penulis, 2018 Hasil Uji Validitas Variabel Y pernyataan rhitung rtabel validitas ANALISIS REGRESI LINIER SEDERHANA 1 0,737 0,361 Valid Uji hipotesis ini dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dengan nilai 2 0,533 0,361 Valid ttabel. Pengujian ini sering juga disebut 3 0,738 0,361 Valid dengan uji t, dimana dasar dalam 4 0,664 0,361 Valid pengambilan keputusannya adalah: 5 0,538 0,361 Valid 6 0,686 0,361 Valid 1. Jika thitung lebih besar (>) dari ttabel, Sumber : Data Olahan Penulis, 2018 maka ada pengaruh sistem isyarat bahasa Indonesia(SIBI) berita UJI RELIABILITAS televisi (variabel X) terhadap pemahaman informasi siswa Uji reliabilitas dalam penelitian ini tunarungu di kota pekanbaru dimaksudkan untuk mengetahui sejauh (variabel Y). mana hasil pengukuran tetap konsisten, 2. Jika t lebih kecil (<) dari t , apabila dilakukan pengukuran dua kali hitung tabel maka tidak ada pengaruh sistem

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 10

isyarat bahasa Indonesia(SIBI) menunjukkan pengertian bahwa pengaruh berita televisi (variabel X) terhadap sistem isyarat bahasa Indonesia (SIBI) pemahaman informasi siswa berita televisi terhadap terhadap tunarungu di kota pekanbaru pemahaman informasi siswa tunarungu di (variabel Y). kota pekanbaru sebesar 67,8%. Sementara sisanya sebesar 32,2% lagi dipengaruhi Nilai konstanta (a) sebesar –1,269. Nilai oleh variabel-variabel lain yang tidak konstanta bernilai negatif artinya apabila dimasukkan kedalam penelitian ini. Hal ini sistem isyarat bahasa Indonesia (SIBI) berarti pengaruh sistem isyarat bahasa berita televisidiasumsikan tidak ada atau Indonesia (SIBI) berita televisisebesar bernilai nol (0), maka pemahaman 67,8% terhadap pemahaman informasi informasi siswa tunarungu di kota siswa tunarungu di kota pekanbaru pekanbaru akan semakin berkurang. memiliki pengaruh yang kuat. Nilai koefisien regresi 0,713 menyatakan bahwa jika Sistem Isyarat Bahasa Indonesia Pembahasan (SIBI)mengalami peningkatan 1 satuan, maka pemahaman informasi siswa Berdasarkan hasil penelitian tunarunguakan mengalami peningkatan “Pengaruh Sistem Isyarat Bahasa Indonesia sebesar 0,713 point. Artinya adalah jika (SIBI) Berita Televisi Terhadap skor SIBI meningkat, maka pemahaman Pemahaman Informasi Siswa Tunarungu di informasi siswa akan semakin tinggi. Kota Pekanbaru”, dengan menggunakan teori stimulus response maka diketahui UJI KOEFISIEN DETERMINASI (R2) besarnya pengaruh sistem isyarat bahasa Indonesia (SIBI) berita televisi, nilai thitung 2 Koefisien determinasi (R ) pada (10,048) > ttabel (2,011) dengan nilai intinya mengukur seberapa jauh signifikasi yang dihasilkan sebesar 0,000 kemampuan model dalam menerangkan masih berada dibawah 0,05, maka hipotesis variasi variabel dependen. Nilai koefisien dalam penelitian ini diterima. Hal ini determinasi adalah antara nol dan satu menjelaskan bahwa sistem isyarat bahasa (Ghozali, 2001). Indonesia (SIBI) berita televisi memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap Tabel 5.7 pemahaman informasi siswa tunarungu di Koefisien Determinasi kota Pekanbaru. Sementara nilai R(Square) yang Std. dihasilkan sebesar 0,678 atau 67,8% Error of menjelaskan bahwa sistem isyarat bahasa Adjusted the R R Estimat Indonesia (SIBI) berita televisi memiliki Model R Square Square e pengaruh yang kuat terhadap pemahaman 1 ,823 informasi siswa tunarungu di kota ,678 ,671 ,643 (a) Pekanbaru.Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata pengaruh sistem isyarat bahasa a Predictors: (Constant), x Indonesia (SIBI) berita televisi (Variabel b.Dependen Variable: Pemahaman Independen), maka di peroleh nilai sebesar Sumber Olahan Data Spss 17 3,68. Nilai ini termasuk kedalam rentang skala berpengaruh (sangat setuju) dengan koefisien determinasi (R2) yang nilai 3,251 – 3,68. Dengan demikian dapat diperoleh sebesar 0,678 dan koefisien disimpulkan bahwa Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) Berita Televisi determinasi (Rsquare) adalah sebesar 0,678 hasil dari pengkuadratan koefisien korelasi berpengaruh terhadap Pemahaman 0,823 x 0,823. Angka tersebut

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 11

Informasi Siswa Tunarungu di Kota yang tidak dimasukkan kedalam penelitian Pekanbaru. ini. Artinyasistem isyarat bahasa Indonesia Hasil penelitian ini sesuai dengan (SIBI) berita televisimemiliki pengaruh teori Stimulus-Respons yang terdapat pada yang kuat sebesar 67,8% terhadap bab II, teori ini mengatakan bahwa Teori pemahaman informasi siswa tunarungu di Stimulus-responsedimana efek merupakan kota pekanbaru. reaksi terhadap stimulus tertentu. Model S- Hasil penelitian ini sesuai dengan R dianggap sebagai proses pertukaran atau teori Stimulus-Respons yang terdapat pada pemindahan informasi atau gagasan. Sesuai bab II, teori ini mengatakan bahwa Teori penjelasan teori datas, dalam penelitian ini Stimulus-response dimana efek merupakan telah terjadi rangsangan terhadap reaksi terhadap stimulus tertentu. Model S- pemahaman informasi siswa tunarungu di R dianggap sebagai proses pertukaran atau Kota Pekanbaru yang dilihat dari Sistem pemindahan informasi atau gagasan. Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) berita Sesuai penjelasan teori datas, dalam televisi. penelitian ini telah terjadi rangsangan Teori ini berkaitan dengan terhadap pemahaman informasi siswa peneliti bahas dengan judul “Pengaruh tunarungu di Kota Pekanbaru yang dilihat Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) dari Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) Berita TelevisiTerhadap Pemahaman berita televisi. Informasi Siswa Tunarungu Di Kota Pekanbaru”. Terdapat dua komponen dalam sistem isyarat bahasa Indonesia (SIBI) DAFTAR PUSTAKA berita televisi yang dapat membuat para tunarungu memahami pesan berita. Seperti Ardianto, Elvinaro. 2010. Metode yang dapat dilihat pada data yang telah Penelitian untuk Public Relation dijabarkan oleh peneliti mengenai hasil Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung penelitian pada bagian sebelumnya dapat : Simbiosis Rekatama Media terlihat dari semua pernyataan variabel independen pada kuesioner dimana Azwar, Syaifuddin. 2008. Reliablitas dan responden dominan menjawab sangat Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. setuju.Hal ini membuktikan bahwa SIBI Baksin, Askurifai. 2006. Jurnalistik membantu kaum tunarungu untuk mengerti Televisi: Teori dan Praktik. pesan berita sesuai dengan isyarat yang Bandung: Simbiosa Rekatama mereka ketahui. Media

PENUTUP Bungin, Burhan. 2011. Metode Penelitian Kesimpulan Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi dan Kebijakan Publik Serta Ilmu- Berdasarkan table “Model Summary” Ilmu Sosial Lainnya Edisi Kedua. memperlihatkan bahwa nilai R=0,823 dan Jakarta: Kencana koefisien determinasi (Rsquare) yang diperoleh sebesar 0,678 hasil dari Darmawan, Deni.2013. Metode Penelitian pengkuadratan koefisien korelasi 0,823 x Kuantitatif. Bandung : Remaja 0,823. Angka tersebut menunjukkan Rosdakarya pengertian bahwa pengaruh sistem isyarat bahasa Indonesia (SIBI) berita televisi Daryanto. 2008. Evaluasi Pendidikan. terhadap terhadap pemahaman informasi Jakarta: Rineka Cipta siswa tunarungu di kota pekanbaru sebesar 67,8%. Sementara sisanya sebesar 32,2% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 12

Depdiknas. 2002. Kamus Sistem isyarat Nursalam. 2009. Konsep dan Metodologi bahasa Indonesia. Jakarta: Penelitian dan Ilmu Keperawatan: Direktorat PLB. Pedoman Skripsi, tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan, Effendy, Onong Uchjana. 2005. Ilmu Jakarta : Salemba Medika Komunikasi : Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya Nurudin. 2016. Ilmu Komunikasi Ilmiah Offset Dan Popouler. Jakarta: Raja Grafiindo Persada Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program Sudaryono, 2012. Metode Penelitian SPSS. Semarang: Badan Penerbit Pendidikan, Jakarta: Prenada Media Universitas Diponegoro Sudjana, 2003. Teknik Analisis Regresi dan Kasiram, Moh. 2008. Metodologi Korelasi. Bandung: Tarsito Penelitian. Malang: UIN Malang Pers Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Cetakan Kesepuluh. Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik praktik Bandung: Alfa Beta riset komunikasi:disertasi contoh praktis riset media, public Sugiarto. 2003. Teknik Sampling. Jakarta: Relations, advertising, komunikasi Gramedia pemasaran. Jakarta: Kencana Sukmadinata, Nana S. 2005. Metode .2008. Teknik Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Rosdakarya Kencana Prenanda Media Group Tubbs, Stewart L. dan Sylvia Moss. 2008. Moleong, Lexy. 2005. Metodologi Human Communication Prinsip-Prinsip Penelitian Kualitatif. Bandung: Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya Remaja Rosdakarya Jurnal Morissan. 2008. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta : Kencana Aprina Junika. 2016. Efektivitas Komunikasi Akun Twitter @infoPKU Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Sebagai Media Informasi Online di Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Pekanbaru. Jurusan Ilmu Rosdakarya Komunikasi Universitas Riau. Pekanbaru Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia Novi Herlina. 2017. Efektivitas Komunikasi Akun Instagram @Sumber_Rancak Notoadmojo, Soekidjo. 2010. Metodologi Sebagai Media Informasi Online Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Pariwisata Sumatera Barat. Jurusan Rineka Cipta Ilmu Komunikasi Universitas Riau. Pekanbaru Nugroho, Bhuono Agung. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Hafizha Rizqa Febrina. 2015. Penelitian dengan SPSS. Penggunaan Bahasa Isyarat Yogyakarta: Andi Sebagai Komunikasi(Studi Efektivitas Komunikasi Non Verbal Dan Non Vocal Pada Siaran Berita

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 13

Tvri Nasional Terhadap Penyandang Tunarungu SLB PGRI Minggir, Sleman, Yogyakarta. Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga

Nurul Maulia. 2017. Pengaruh Penggunaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) Terhadap Pemahaman Informasi Siswa Tunarungu di SLB-PKK Provinsi Lampung. . Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP Universitas Lampung

Rizky Syaban.2016. Pola Komunikasi Anak Tunarungu Dengan Menggunakan Bahasa isyarat Sebagai Pengganti Bahasa Lisan Di Sekolah Luar Biasa Garut. Fakultas Ilmu Komunikasi. Universitas Islam Bandung.

Sumber Lain

(www.kpi.go.id/index.php/id/edaran-dan- sanksi/33242-imbauan-penerapan- translasi-bahasa-isyarat-dalam-program- siaran?detail3=1216)

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 14