Hak Cipta Dan Penggunaan Kembali: Lisensi Ini Mengizinkan Setiap
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms. Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Media massa sebagai saluran atau sarana pengiriman pesan-pesan komunikasi massa. Pesan yang disampaikan melalui media memiliki pengaruh terhadap opini publik, seperti pengaruh terhadap pemeritah dan pengaruh untuk masyarakat (McQuail, 2012, p. 276). Konteks informasi yang ada pada media memiliki perbedaan dengan informasi pada umumnya. Informasi menjadi lebih terkontrol. Berita dalam media massa, informasi yang disebarluaskan akan melewati kontrol media, mengkategorikan informasi apa saja yang boleh diketahui oleh masyarakat. Media memiliki kendali untuk menentukan informasi terkait apa yang akan dibaca, didengar, ditonton dan dibahas. Informasi pada media lebih terkendali dan terbatas, informasi di media dipengaruhi adanya unsur kepentingan tersembunyi karena media dianggap memiliki pengaruh kekuasaan terlalu besar (West & Turner, 2014, p. 41). Informasi yang diperoleh oleh masyarakat dikemas kedalam berbagai bentuk seperti surat kabar, televisi, radio, majalah atau kedalam internet. Sejauh ini medium yang dipandang paling efektif dalam penyebaran informasi yaitu melalui televisi. 1 Penerapan regulasi penyiaran..., Vividha Jati Ariya Gotami, FIKOM UMN, 2019 Televisi menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat di Indonesai. Hampir setiap rumah memiliki televisi dan menggunakan televisi sebagai sarana untuk memperoleh informasi. Salah satu faktor mengapa televisi masih terus berkembang karena televisi memiliki lima bentuk karakter, yang membuat televisi masih terus eksis dan selalu menarik untuk dinikmati. Surbakti dalam bukunya Awas Tayangan Televisi memaparkan terkait lima bentuk karakter televisi. Pertama adalah sifat televisi yang satu arah. Penonton tinggal menikmati sejumlah siaran yang disajikan oleh penyelenggara tayangan. Penonton tidak akan pernah tahu terkait efek linear yang ditayangkan oleh media televisi (Surbakti, 2008, p. 59). Karakteristik kedua yang menjadikan televisi tetap eksis sampai saat ini adalah televisi memiliki andil dalam menseleksi penonton. Aktivitas seperti ini dapat memudahkan penyelenggara siaran untuk dapat membuat acara atau program, sehingga tayangan-tayangan yang muncul di televisi beragam bentuknya ada televisi yang hanya menyiarkan produk berita, program musik atau ajang pencarian bakat. Tayangan disesuaikan dengan segmen penonton. Penonton juga dapat menseleksi tayangan mana saja yang akan ditonton sesuai dengan kriteria yang diinginkan (Surbakti, 2008, p. 60). Ketiga, karakter yang menjadi penting media televisi masih diminati oleh beberapa orang karena televisi dapat menjangkau masyarakat yang cukup luas. Jangkauan yang luas akan mepersempit penyelenggara siaran, 2 Penerapan regulasi penyiaran..., Vividha Jati Ariya Gotami, FIKOM UMN, 2019 informasi yang diterima oleh penonton akan cepat sampai sehingga lebih efektif. Karakter lain yang juga mempengaruhi adalah segmentasi, selain memudahkan untuk membentuk program-program yang akan disiarkan pada televisi, penonton yang menonton program yang cocok dengan segmentasi penyelenggara siaran, akan menjadi tertarik dan cenderung berulang menyaksikan tayangan di televisi (Surbakti, 2008, p. 61). Peka terhadap lingkungan juga merupakan salah satu karakter dari media televisi sehingga terus diminati oleh masyarakat khususnya di Indonesia. Televisi dirancang untuk peka terhadap keadaan lingkungan. Sehingga memicu interaksi positif dengan penikmat tayanga di televisi. Tidak menimbulkan kesenjangan terhadap nilai-nilai yang ada di masyarakat, tayangan yang disiarkan melalui televisi dapat diterima oleh penonton dan memberi pengaruh, selain itu juga dapat menyalurkan aspirasi penonton (Surbakti, 2008, p. 61). Televisi memegang peranan penting dalam menyebarkan informasi, salah satu bentuk informasi yang mudah diterima masyarakat melalui televisi adalah berita. Tayangan berita yang disiarkan umumnya dari pagi, siang, hingga malam di lembaga penyiaran televisi dan muncul beberapa stasiun televisi yang cukup fokus dalam menyirakan berita khususnya di Indonesia. Beberapa lembaga penyiaran televisi saat ini sudah menggunakan sumber informasi dari media sosial guna menyiarkan berita-berita, salah satu contohnya adalah iNews yang memiliki program berjudul Top Viral, 3 Penerapan regulasi penyiaran..., Vividha Jati Ariya Gotami, FIKOM UMN, 2019 untuk berita harian ditayangkan pada program berita iNews Pagi, iNews Siang dan iNews Malam. Gambar 1.1 Pengguna Internet Indonesia 2017 (Sumber : Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), 2017) Adanya kecenderungan penggunaan media sosial pada berita ini bisa jadi disebabkan karena tingginya jumlah pengguna internet yang menyebabkan sebagian dari anggota masyarakat terpapar video viral tersebut. Merujuk pada gambar 1.1 di atas, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengukur, untuk pengguna internet di Indonesia sebesar 143,26 juta orang dari total kesuluruhan penduduk yaitu 262 juta orang atau sebesar 54,68 persen. (APJII, 2017, p.6). Penduduk Indonesia sudah terhubung dengan internet, walaupun jumlah angka pengguna internet tidak besar dan tidak merata disemua wilayah Indonesia. Hal ini terlihat dari hasil survey yang dilakukan oleh APJII pada 2017, diantaranya pada Pulau Jawa sebesar 58,08 persen, selanjutnya di Pulau Sumatera 19,02 persen pengguna internet, ketiga Pulau 4 Penerapan regulasi penyiaran..., Vividha Jati Ariya Gotami, FIKOM UMN, 2019 Kalimantan 7,97 persen, Pulau Sulawesi 6,73 persen, Pulau Bali hingga Nusa 5,63 persen dan terakhir untuk Pulau Maluku hingga Papua sebesar 2,49 persen pengguna jasa internet (APJII, 2017, p.10). Gambar 1.2 Komposisi Pengguna Internet Indonesia 2017 (Sumber : Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), 2017) Melalui survei yang dilakukan oleh lembaga APJII untuk kategori pemanfaatan internet bagi gaya hidup, menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia sering menggunakan internet untuk mengakses media sosial dengan angka sebesar 87,13 persen (APJII, 2017, p.32). Pada survei APJII untuk 2016 lalu, media sosial yang tercatat memiliki traffic yang cukup tinggi untuk diakses oleh pengguna internet seperti Facebook sebesar 71,6 juta orang pengguna. Selanjutnya pengguna Instagram sebesar 19,9 juta orang dan masyarakt Indonesia yang mengakses konten Youtube sebanyak 14,5 juta (APJII, 2016, para. 9). 5 Penerapan regulasi penyiaran..., Vividha Jati Ariya Gotami, FIKOM UMN, 2019 Media sosial banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia bukan lagi untuk memenuhi keinginan bersosialisasi, namun lewat media sosial juga masyarakat dapat mencari ragam informasi yang dibutuhkan dan disukai, sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu. Gambar 1.3 Pengguna Media Sosial di 2016 (Sumber : Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), 2016) Selain penggunaan media sosial, perilaku lain yang masuk dalam kategori terbesar penggunaan internet dalam pemenuhan gaya hidup adalah mengakses berita yaitu sebesar 58,01 persen. Dengan data sebesar ini masyarakat Indonesia tergolong masih menggunakan internet untuk mencari berita (APJII, 2017, p.32). Pada survey 2017, APJII tidak memaparkan berita apa saja yang sering diakses oleh masyarakat Indonesia. Namun merujuk pada 2016 lalu, sebanyak 27,3 juta orang menggunjungi halaman berita yang membahas terkait informasi seputar mancanegara. Selanjutnya sebesar 18,3 juta orang membaca soal kesehatan, 17,7 juta orang membaca persoalan kriminalitas. 6 Penerapan regulasi penyiaran..., Vividha Jati Ariya Gotami, FIKOM UMN, 2019 Konten berita terkait politik diakses sebesar 14,5 juta orang, 13,9 juta membaca mengenai olahraga dan sebanyak 8,7 juta membaca terkait hukum yang dimuat di media sosial (APJII, 2016, p.8). Beberapa lembaga penyiaran televisi di Indonesia mulai menggunakan media sosial sebagai salah satu sumber rujukan dalam menyampaikan informasi. Indikasi kecenderungan ini karena penggunaanya yang cukup praktis dan selalu menyajikan informasi baru setiap hari untuk para penggunanya. Peneliti mengamati lembaga penyiaran swasta yang tergabung kedalam MNC Group di antaranya GTV, MNC TV, iNews Tv dan RCTI sudah menggunakan media sosial sebagai sumber informasi berita Salah satu contoh penggunaan informasi di media sosial yang dijadikan sebagai rujukan berita, adalah berita terkait mobil lawan arah yang ditayangkan pada Buletin iNews Siang di GTV pada 8 Mei 2018. Informasi berita tersebut diperoleh melalui akun Instagram @kobayogasblog. Tayangan tersebut memperlihatkan komunitas mobil VW sedang melawan arus di Tol Jagorawi yang dikawal oleh petugas berseragam Polisi. Dalam tayangan berita tidak ada proses lebih lanjut untuk mengetahui kebenaran video tersebut. Berpedoman pada Kode Etik Jurnalistik mestinya sebuah produk jurnalistik harus melewati tahap verifikasi informasi, sementara di dalam tayangan berita hanya menampilkan sejumlah komentar-komentar di kolom komen pemilik akun Instagram @kobayogasblog yang merekam aksi pelanggaran lalu lintas tersebut. 7 Penerapan regulasi penyiaran..., Vividha Jati Ariya Gotami, FIKOM UMN,