AKULTURASI MUSIK MINANG PADA MUSIK TARI PAYUNG DALAM PERTUNJUKAN

Nofridayati ISI Padangpanjang, Jl. Bundo Kanduang No. 35 Padangpanjang Sumatera Barat Hp. 081363113011/E-mail: [email protected] Fb.: Nofridayati Efi

Abstrak: Studi ini bertujuan untuk mengetahui musik tari Payung dalam pertunjukan ronggeng yaitu keberadaan dan bentuknya. Keberadaan musik tari Payung pada dasarnya lebih mengarah pada teknik. Teknik yang dimaksud meliputi penyajian musik dan vokalnya. Dalam penyajiannya terjadi akulturasi di mana tarian maupun musiknya terdapat nuansa selendro (Jawa), Gamad (Melayu) dan (-pantunnya). Para penari terdiri dari 3 orang yang secara bergantian berperan baik untuk menyanyi maupun untuk menari (1 orang menari memegang payung dan 1 orang lagi memegang selendang). Ketika salah satu bernyanyi yang lainnya menari. Uniknya dalam bernyanyi mereka menyanyikan melodi lebih tinggi 1 oktaf untuk mengakhiri setiap frase dari melodi tersebut yang disebut nada pakiak. Nada pakiak ini dinyanyikan dalam satu pernafasan. Kata Kunci: Gaya Musik, Akulturasi, Pasaman Barat.

Abstract: This study aims to know the form of music existense of Tari Payung (Umbrella Dance) in Ronggeng show existence of music umbrella basically more flange at techniques. The technique intended are the music presentation and its its vocal. Acculturation happened in the form of its presentation, that is at dance or music that have nuance of selendro (jawa), Gamad (Melayu) and minangkabau [in the form of poetries]. Dancer consist of people as dancer and singer (1 people dance to hold a umbrella and 1 people again hold salendang or shawl ). When one of them sing , so the others dance. Its Unique is they sing the high melodies (1 octave more), to terminate each; every frase called the tone of pakiak (scream) tone of Pakiak is sung in every one respiration.

I. PENDAHULUAN Ada beberapa macam tari dalam kesenian

Ronggeng ini antara lain: tari bungkus, tari Tari Payung yang dimaksudkan piring, tari payung, tari karisiak, tari gelora dan dalam topik ini merupakan salah satu bentuk lain sebagainya. Selain itu juga terdapat debus. pertunjukan Ronggeng. Pertunjukan Ronggeng memiliki makna tiga kata yang Ronggeng ini berasal dari Kabupaten Pasaman sama yaitu: ronggeng, tandak dan Barat, yaitu yang terdapat di Jorong Kampung (Kamus Besar Bahasa ; 1999: 47) Cubadak Kenagarian Lingkung Aur yakni: Ronggeng penari utama wanita, Kabupaten Pasaman Barat, dan dilengkapi dengan selendang atau sampur keberadaannya masih eksis sampai sekarang.

86

2

yang dikalungkan di leher sebagai Kabupaten Pasaman Barat, memiliki beberapa kelengkapan menari dan 2) penari ronggeng keunikan yang sangat menarik untuk dikaji. atau tandakœmeronggeng artinya menandak Maka tulisan ini akan menganalisis atau menari-keronggengan berarti hal-hal yang permasalahan yang ada. Bagaimana berkaitan dengan ronggeng. keberadaan dan bentuk musik iringan tari Tandak berarti 1) menari sebagai payung dalam pertunjukan ronggeng di tandak dan 2) penari ronggeng-bertandak, Jorong Kampung Cubadak kenagarian berjoget atau menariœmenandak berarti 1) Lingkung Aur kab. Pasaman Barat. menari sebagai ronggeng dan 2) menari- II. KEBERADAAN MUSIK TARI penandak berarti penari tandak. PAYUNG Joget berarti 1) Tari, 2) Tarian dan lagu melayu yang agak rancak iramanya dan Dilihat dari segi perkembangannya, 3) tandak atau ronggeng œberjoget berarti pertunjukan ronggeng pada masyarakat menari (biasanya tidak sendirian)-menjoget Kampung Cubadak Kecamatan Pasaman berarti berjoget. selalu berkembang dengan baik dan sampai Musik iringan tari payung ini berbeda sekarang masih diakui keberadaannya sebagai dengan musik tari payung yang terdapat di salah satu kesenian milik masyarakat setempat. Sumatera Barat. Di mana pada musiknya Apalagi pertunjukan ronggeng ini mengandung dua bentuk musik yakni musik kehadirannya selalu ada pada tiap-tiap acara slendro (Jawa) dan musik melayu (Gamat) Di yang berkaitan dengan serta ada juga sinilah letak salah satu keunikannya di tambah yang diundang sampai ke luar daerah. Seperti lagi sistem kontrapung yang dapat di lihat kesenian tradisional lainnya, kesenian antara vokal sebagai melodi utama dan biola ronggeng ini diajarkan secara turun temurun sebagai musik pengiring. Satu hal lagi yang serta bagi siapa saja yang berminat untuk cukup menarik untuk dikaji sehubungan mempelajarinya. dengan pertunjukan tarinya adalah kenyataan Kesenian ronggeng pada awal adanya para penari tersebut bernyanyi sambil mulanya merupakan kesenian asing yang menari dan dilakukannya secara bergantian. bukan asli dari daerah Kampung Cubadak. Berdasarkan uraian di atas Musik Bila suatu kelompok manusia dengan suatu iringan tari payung di Jorong Kampung kebudayaan tertentu di hadapkan dengan Cubadak Kenagarian Lingkung Aur unsur-unsur dari kebudayaan asing dengan

3

sedemikian rupa sehingga unsur-unsur akhirnya ronggeng yang ada di Kapar ini kebudayaan asing lambat laun diterima dan mulai mengalami kemunduran. Akibat diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa kemunduran ini ronggeng yang ada di Kapar menyebabkan hilangnya kepribadian di bubarkan. Penyebab utamanya adalah kebudayaan itu (Koentjaraningrat; 1979 : 262). karena seluruh anggotanya tidak berperan aktif Demikian pula dengan ronggeng itu yang lagi untuk melanjutkan grup kesenian merupakan hasil imitasi dari pertunjukan luar ronggeng itu. yang kemudian bahasa pertunjukannya Kemudian sebagai salah seorang dirubah ke dalam bahasa Minang dengan pewaris kesenian ronggeng tersebut, Dahlan dialek Pasaman. berkeinginan untuk tetap menghidupkan Kehadiran ronggeng di Kampung kesenian ronggeng itu. Dahlan yang sekarang Cubadak memiliki cerita tentang awal berdomisili di Kampung Cubadak (jaraknya pertumbuhan ronggeng tersebut. Dari kisah dengan Kapar sekitar 13 Km) bersama rekan- yang diuraikan Dahlan (ketua grup ronggeng rekannya kembali mendirikan grup ronggeng Minang Saiyo) bahwa ronggeng ini dulunya pada tahun 1975. Ronggeng itu di beri nama dibawa seseorang yang bernama Ramunak —Minang Saiyo“ yang anggotanya saat ini (Almarhum) dari daerah Batahan. Batahan sekitar 20 orang. adalah nama salah satu daerah Sumatera Utara Hal ini terlihat bahwa keberadaan yang berdekatan dengan daerah paling Utara ronggeng mengalami beberapa tahapan. dari Propinsi Sumatera Barat. Ronggeng yang Artinya kehadiran kesenian ronggeng ini dibawa Ramunak ini pertama kali mulai bertambah luas daerah pengenalannya, Tentu diperkenalkan di daerah Tanjung Pangkal secara kuantitas kesenian ronggeng Kecamatan Pasaman. Setelah berdirinya mengalami pembesaran volume wilayah ronggeng di Tanjung Pangkal tersebut tempat penyajiannya (Edy Sedyawati; 1981: kemudian berdiri pula grup ronggeng lain 50). yang ada di Kapar (Kecamatan Pasaman). Walaupun pada awalnya ronggeng Dahlan sebelumnya merupakan tersebut bukanlah kesenian asli daerah salah satu anggota ronggeng yang ada di Kampung Cubadak, namun pada saat Kapar tersebut. Kebetulan pada saat itu yang sekarang ronggeng merupakan kesenian menjadi pimpinan ronggeng yang ada di tradisional yang telah dikenal dan mendarah Kapar tersebut adalah mamaknya. Pada daging di dalam masyarakat. Hal ini sesuai

4

dengan kesenian tradisional suatu bangsa yang komunikasi, 5) Fungsi perlambangan, 6) telah dirintis selama berabad-abad lamanya tak fungsi rangsangan jasmani, 7) Fungsi yang akan mati begitu saja, kecuali ia punah berkaitan dengan norma-norma sosial, 8) terkubur bersama bangsanya (Suka Hardjana; Fungsi pengesahan lembaga sosial, 9) Fungsi 2004: 63). Kesinambungan Kebudayaan, dan 10) Fungsi Kehadiran sebuah kesenian di dalam pengintregrasian (Alan P. Merriam; 1964: masyarakat tentu memiliki fungsi tertentu, 222-226). kalau tidak tentu kesenian tersebut akan punah. Melihat pertunjukan ronggeng di Hal ini disebabkan karena jika sebuah Kampung Cubadak masih dipertunjukan pada kesenian tidak memiliki suatu fungsi apapun masyarakatnya, berarti ronggeng tersebut tentu masyarakat enggan untuk tetap masih berfungsi bagi masyarakat setempat. mempertahankannya. Mungkin sebagian Kesenian merupakan ungkapan kreatifitas masyarakat tidak secara langsung menyadari manusia sehingga kesenian tersebut tidak apa fungsi kesenian tersebut namun kehadiran pernah lahir dan berkembang jika tidak kesenian tersebut tetap menjadi nomor satu berfungsi bagi masyarakat pendukungnya. sebagai ciri khas daerah tersebut. Ini sesuai Demikian pula dengan pertunjukan ronggeng dengan pendapat yang dikemukakan oleh yang ada di Kampung Cubadak, ia tetap hidup Alan P. Merriam dalam Drs. Erizal, dkk. dan bertahan selama ronggeng tersebut masih Dalam tulisannya Gondang Oguang di Muaro berfungsi bagi masyarakat setempat. lembu Kecamatan Singingi, Kabupaten Indar Berdasarkan sepuluh fungsi musik Giri Hulu Propinsi Riau“ yaitu: yang di kemukakan oleh Merriam tersebut, —Kegunaan-kegunaan musik dalam jika dihubungkan dengan fungsi pertunjukan suatu masyarakat sering diakui oleh pewaris ronggeng di Kampung Cubadak maka budaya musik itu sendiri, akan tetapi fungsi musik itu tidak selalu diakui oleh mereka. terdapat beberapa fungsi ronggeng di Dapat pula terjadi bahwa fungsi-fungsi musik Kampung Cubadak sebagaimana uraian dalam masyarakat setempat tidak bisa dimengerti oleh anggota masyarakat itu, tetapi berikut. harus diungkapkan oleh para peneliti dari Pengungkapan Emosional. luar“. Sepuluh fungsi utama dalam Pertunjukan ronggeng merupakan perpaduan penyajian suatu jenis musik yaitu:1) Fungsi musik dan tari dalam mengiringi pertunjukan pengungkapan sosial , 2) Fungsi penghayatan yang merupakan gabungan antara vokal dari Estetis, 3) Fungsi hiburan, 4) Fungsi penari dengan instrumen gendang dan Biola.

5

Pantun-pantun yang dinyanyikan oleh penari orang yang sedang mempersiapkan pesta esok tersebut merupakan pengungkapan emosional hari. Dengan adanya ronggeng ini mereka dari jiwa seseorang. Jadi ungkapan emosional merasa terhibur, lebih-lebih lagi ketika terlihat pada vokal yang dilantunkan penari. ditampilkannya lagu-lagu yang gembira atau Syair pantun tersebut idenya muncul secara sedih yang menceritakan tentang apa yang spontan saat pertunjukan sedang berlangsung. mereka alami. Hal ini tentu memberi kesan Pantun-pantun yang dinyanyikan tersebut tersendiri bagi diri mereka. Penonton bisa tidak terlalu mengikat, yang terpenting adalah bersorak-sorai jika pantun yang dinyanyikan pantun-pantun itu bersajak ab-ab. Selain itu mengena dihati mereka dan ikut menari pantun-pantun yang dinyanyikan penari bersama-sama. Selain itu pertunjukan merupakan ungkapan emosi penari/penyanyi ronggeng ini merupakan hiburan bagi diri ataupun penonton/masyarakat, di mana isi dari pribadi pelaku pertunjukan. Secara umum kita pantun itu biasanya mengenai percintaan dan ketahui bahwa menonton atau mendengarkan kehidupan sosial bermasyarakat. pertunjukan kesenian itu merupakan hiburan Penghayatan Estetis. Fungsi bagi manusia. pertunjukan ronggeng dilihat dari sudut Komunikasi. Pertunjukan ronggeng penghayatan estetis, sifatnya yaitu tidak terlepas dari pantun-pantun yang memberikan kesenangan dan kegembiraan dinyanyikan. Pantun-pantun yang pada masyarakat. Dengan demikian dinyanyikan merupakan alat komunikasi yang masyarakat merasa mendapatkan sesuatu sangat penting dalam pertunjukan ini, karena yang menyenangkan sehingga mereka merasa lewat pantun-pantun inilah nasehat-nasehat, membutuhkan kehadiran pertunjukan ini. petuah-petuah tentang kehidupan dalam Masyarakat merasa bahwa pertunjukan masyarakat disampaikan melalui bahasa ronggeng adalah pertunjukan yang bagus dan daerah setempat. Hal ini mungkin karena indah untuk dilihat. Hal ini dapat dilihat pula menggunakan bahasa daerah lebih ketika dipertunjukan ronggeng ini diadakan, memperlancar komunikasi dengan masyarakat berbondong-bondong untuk masyarakat pendukungnya. melihatnya. Rangsangan Jasmani. Disaat Hiburan. Fungsi yang paling utama pertunjukan ronggeng berlangsung ketika dari pertunjukan ronggeng ini adalah untuk kita melihat penari/penyanyi sedang menari menghibur masyarakat, terutama bagi orang- yang diiringi oleh musik ritmis, serta dengan

6

lantunan pantun yang dinyanyikan, maka sesama anggota kelompok lainnya yaitu di timbullah keinginan penonton untuk ikut mana jika satu kelompok ditanggap/undang dalam pertunjukan itu. Bagi yang ingin ikut maka anggota kelompok lainnya ikut menari bersama maka terlebih dahulu harus berpartisipasi. Intregrasi penonton dengan mendaftarkan diri agar pertunjukan berjalan pemain terlihat pada waktu pertunjukan lancar. Hal ini merupakan rangsangan jasmani berlangsung, di mana penonton dilibatkan yang merasa ingin ikut serta dalam untuk bernyanyi atau berjoget. Dengan pertunjukan. Di samping itu sebagian demikian akan terjalin suasana keakraban penonton ikut berjoget di tempat mereka antara pemain dengan penonton. Intregrasi masing-masing. penonton dengan penonton di mana pada Kesinambungan Kebudayaan. masyarakat sekitarnya yang dapat berintregrasi Pertunjukan ronggeng sampai saat ini masih sesamanya selama pertunjukan berlangsung. diminati dan sukai masyarakat pendukungnya. Berdasarkan aspek-aspek fungsi Hal ini dapat dilihat dengan masih yang dikemukakan Merriam sebelumnya, ditampilkannya pertunjukan ronggeng dalam bahwa fungsi ronggeng untuk perlambangan, upacara perkawinan, upacara khitanan, dan yang berkaitan dengan norma-norma sosial upacara melepas kaul/niat. Selain itu di dan pengesahan lembaga sosial, tidak ditemui Kampung Cubadak bila tidak ada yang dalam pertunjukan ronggeng. mengundang, setiap malam minggu tetap Pemain. Pemain dalam penyajian tari diadakan pertunjukan tersebut sebagai latihan payung terdiri dari tiga orang penari dan empat dan hiburan bagi diri sendiri maupun orang orang pemain musik. Ketiga penari tersebut lain. Dengan demikian dapat dipastikan merangkap sebagai penyanyi. Mereka akan pertunjukan masih dipertunjukan sampai bernyanyi secara bergantian. Penari terdiri dari sekarang, berarti telah ikut berperan untuk tiga orang laki-laki yang salah seorangnya melanjutkan kesinambungan kebudayaan. memegang payung, satu orang lagi Pengintregrasian Masyarakat. memegang mikropon sambil bernyanyi dan Intregrasi saat pertunjukan ini berlangsung seorang lagi menari dengan menggunakan terjadi antara sesama anggota, sesama anggota selendang. kelompok ronggeng lainnya dan dengan Menurut keterangan Dahlan, dalam masyarakat. Antara sesama anggota terlihat anggota ronggengnya ada satu orang penari keakraban diantara mereka. Intregrasi antara tari payung yang perempuan. Jika ada

7

pertunjukan ronggeng, maka pada tari payung dilakukan oleh laki-laki saja. Seperti yang di penarinya adalah dua orang penari laki-laki jelaskan oleh Yenni Yunita dalam skripsinya dan seorang penari perempuan. Namun “Tari Payung Dalam Pertunjukan Ronggeng terkadang penari perempuan ini berhalangan Pada Masyarakat Kampung Cubadak untuk ikut karena dia tidak berasal dari daerah Pasaman Barat“. yaitu: Kampung Cubadak tetapi dari daerah luar —Jika dilihat dari adat istiadat di Minangkabau, perempuan menari bersama yang berjarak cukup jauh. Selain itu banyak laki-laki sangat tidak baik dipandang oleh juga orang yang mengundang menginginkan mata. Apalagi bagi masyarakat yang adat istiadatnya masih kuat. Terutama pada tari penari payung ini semuanya laki-laki. Jadi payung ini posisi perempuannya adalah penari tidak ada bedanya tari ini ditarikan oleh laki- yang duduk di atas paha. Tentu hal ini tidak sesuai dengan norma dan adat di laki semua maupun ada seorang penari Minangkabau.“ perempuan. Sedangkan musik tari payung terbagi Bahkan dulunya ronggeng ini salah atas musik eksternal dan musik internal. Musik satu penarinya adalah laki-laki berbusana eksternal untuk tari payung berupa biola dan perempuan dengan memakai sanggul dan gendang yang terdiri dari dari satu orang kebaya. Tetapi untuk saat sekarang tidak ada pemain biola dan tiga orang sebagai pemain laki-laki yang mau berpakaian perempuan gendang. Pemain musik berada di luar arena pada saat pertunjukan berlangsung. Oleh yaitu di belakang para penari. karena itu penari pada tari payung ini sering

Gambar 1 Penampilan Tari Payung (Koleksi Foto : Nofridayati; 2012) Posisi Pemain Dalam Pertunjukan Ronggeng

2

Keterangan : = Penari = Pemusik = Penonton

Waktu Penampilan. Penampilan Pada saat pertunjukan ronggeng pertunjukan ronggeng selalu pada malam hari berlangsung, pada awalnya tidak ditentukan dan biasanya ditampilkan setelah Shalat Isya kapan penampilan musik tari payung ini yaitu dimulai sekitar pukul 21.00 wib atau ditampilkan pada awal, atau tampil di tengah 22.00 wib. Pertunjukan ronggeng Minang ataupun di akhir pertunjukan. Walaupun Saiyo tidak pernah diadakan pada siang hari. begitu musik tari payung dapat ditampilkan Hal ini karena pada siang harinya masyarakat beberapa kali sesuai dengan permintaan termasuk juga anggota ronggeng bekerja penonton atau pihak yang meminta untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. petunjukan ini. Kehadiran pertunjukan ronggeng pada malam Tempat Penampilan. Ronggeng harinya merupakan salah satu hiburan untuk merupakan salah satu bentuk seni tradisional menghilangkan kejenuhan setelah siang yang termasuk ke dalam jenis seni harinya lelah mencari nafkah. Demikian pula pertunjukan. Oleh sebab itu maka penampilan untuk acara-acara perkawinan, khitanan, pertunjukan ronggeng ini tidak terikat pada pengangkatan penghulu atau acara di luar tempat tertentu. Penampilan ronggeng acara adat lainnya, pertunjukan ronggeng disesuaikan saja dengan lingkungan dan ditampilkan pada malam hari. Jadi secara tempat pertunjukan yang ada. Tempat otomatis musik tari payung pun diadakan pada penampilan biasanya adalah lapangan terbuka malam hari. seperti halaman rumah dan lapangan olah raga. Dengan tempat pertunjukan di lapangan

2

terbuka maka antara penonton dan pemain akulturasi budaya dari musik yang dapat terjalin komunikasi karena jaraknya dimainkannya. Pada nuansa Jawa tersebut yang dekat. Apalagi ketika pantun-pantun adanya kemiripan dengan scale salendro. yang dinyanyikan bisa menghibur dan Selendro merupakan sistem nada yang berasal menyenangkan hati masyarakat penonton. dari Jawa dan Bali yang termasuk scale Bentuk Musik Tari Payung. Musik pentatonik. Di Jawa Barat ada selendro dengan Tari Payung ini dimainkan sebanyak 108 susunan 4 nada. Sifat dari lagu selendro adalah birama, dan diulang kembali dari birama 10 lincah. Adapun Laras dari nada selendro seterusnya dimainkan sampai selesai. Pada tersebut adalah (1, 2, 3, 5, dan 6) dalam bahasa birama 1-19 merupakan intro dari musik tari Jawa antara lain nada (1) disebut barang, nada Payung ini yang di bawakan oleh biola. (2) disebut galu, nada (3) disebut Dada, nada Adapun melodi yang dimainkan oleh biola ini (5) disebut lima, dan nada (6) disebut nem terdapat percampuran nuansa Jawa, Minang (Pono Banoe; 1985: 273). Ini dapat dilihat diatonis dan style lagu gamad terutama pada pada gambar notasi 1 di bawah ini dari birama pintu lagunya. Sehingga terlihat adanya 1 sampai birama 13, yaitu:

Notasi 1 Sedangkan pada birama 14-19 biola memainkan melodi yang merupakan pintu lagu dari musik Tari Payung ini, yang mana melodinya mirip dengan style dari pada musik Gamad. Ini dapat dilihat pada gambar notasi 2 di bawah ini, yaitu:

Notasi 2 Instrument perkusi yang terdiri dari Gendang Peningkah 1, Gendang Peningkah 2 dan Gendang Dol mengiringi instrument biola dan vocal dengan saling meningkah satu sama lainnya yang diulang secara terus menerus yaitu dengan motif yang terlihat pada gambar notasi 3 di bawah ini,

2

Notasi 3 Sementara vokalnya dinyanyikan oleh penari itu sendiri, penari tersebut bernyanyi dari birama 21 yakni menyanyikannya adakalanya satu kalimat musik, dan adakalanya hanya menyanyikan satu frase saja, ini diselingi dengan musiknya. Ini dapat dilihat pada gambar notasi 4 di bawah ini, yaitu:

Notasi 4 Yang menarik dari vokalis yang merangkap menjadi penari tersebut adalah, ketika bernyanyi melodi yang dinyanyikannya tersebut pada oktaf dua yaitu pada birama 24 sampai birama 27, kemudian secara langsung, artinya dengan teknik pernafasannya yang tidak terputus dia melanjutkan vokalnya dengan menyanyikan satu oktaf lebih tinggi dari melodi sebelumnya yaitu pada oktaf tiga dari birama 28 sampai birama 31. Adapun nada tinggi tersebut dikenal dengan nada Pakiak. Nada ini sanggup dinyanyikan oleh para penari tersebut. Kemudian melodi lanjutannya dia kembali bernyanyi pada oktaf dua lagi. Ini dapat dilihat pada birama 32 sampai birama 38 pada notasi 5 di bawah ini, yaitu:

3

Notasi 5 Gaya ini diulangnya kembali dengan melodi yang berbeda dari melodi sebelumnya, oleh penyanyi yang kedua atau penari kedua tetapi lebih pendek dari melodi sebelumnya. Ini dapat dilihat perbedaan melodi dari birama 55 sampai birama 57 yang dinyanyikan pada oktaf 2, sedangkan nada pakiaknya memainkan melodi dari birama 58 sampai birama 59 pada oktaf 3. Dan seterusnya penyanyi/penari tersebut bernyanyi kembali pada oktaf 2 dan oktaf satu. Lihat gambar notasi 6 di bawah ini, yaitu:

Notasi 6

III. PENUTUP lapangan olah raga dan lain-lain. Pertunjukan tari payung ini selalu ditampilkan pada malam Pertunjukan ronggeng merupakan hari yang fungsi utamanya adalah sebagai kesenian tradisional yang eksis pada hiburan bagi masyarakat maupun hiburan bagi masyarakatnya. Dia hidup dan berkembang diri sendiri. baik di dalam masyarakat yang kehadirannya Musik tari payung terdiri dari musik selalu ada pada pesta perkawinan, pesta eksternal dan musik internal. Musik eksternal khitanan, memeriahkan HUT RI dan lain untuk tari payung berupa biola dan gendang. sebagainya. Biola berfungsi sebagai pembawa intro lagu Musik tari payung dimainkan oleh sekaligus sebagai pembawa melodi dan satu orang pemain biola dan tiga orang pemain gendang berfungsi untuk mengatur tempo. gendang. Penampilan musik tari payung Sedangkan musik internalnya berasal ditempat terbuka seperti halaman rumah, dari vokal yang dilantunkan oleh penari yang

2

merangkap sebagai penyanyi. Di antara vokal dengan adanya percampuran antar budaya dan biola pada bagian-bagian tertentu ada menjadikan akulturasi diantara ketiga budaya membawakan melodi secara canon tersebut. Yang lebih menarik lagi adalah (bergantian). Jadi bentuk sajian musik tari penyanyi tersebut dalam bernyanyi payung adalah gabungan vokal dan instrumen melagukan nada yang sangat tinggi (bahasa . Namun yang lebih dominan adalah vokal Pasaman disebut Pakiak) dari penyanyi sehingga terkesan intrumen Juga mengharapkan pemerintah mengiringi vokal atau pemusik mengiringi daerah Kabupaten Pasaman Barat untuk lebih penyanyi. memperhatikan kelestarian dan Bentuk musik yang dimainkan mengembangkan berbagai potensi masyarakat adalah adanya scale Selendro dari Jawa, musik yang berupa kesenian terutama kesenian Gamad dan Musik Minangkabau, sehingga ronggeng di Kampung Cubadak.

BIBLIOGRAFI

Abu Ahmadi. 1997. Ilmu Sosial Dasar. Pono Banoe. 1985. —Kamus Musik.“ Jakarta: Jakarta: Rineka Cipta. CV. Baru. Afifah Asriati. 1997. Laporan penelitian “ Prier, Karl Edmund Sj. 1997. Ilmu Bentuk dan Pertunjukan Ronggeng di Aur Analisa Musik. Yogyakarta. Kuning Kec. Pasaman Kab. Sedyawati, Edy. 1981. Pertumbuhan Seni Pasaman “ Padangpanjang: ASKI. Pertunjukan. Jakarta: Sinar Harapan. Boestanul Arifin Adam dkk. 1980. Hasil Stein, Leon. Structure & Style: The Study and penelitian “ Kesenian dan Adat di Analysis of Musical Forms. Summy- Sumatera Barat “. Birchard Music. Padangpanjang:ASKI. Sumaryo, L.E. 1998. Komponis, Pemain Erizal dkk. 1994. Laporan penelitian Musik dan Publik. Jakarta: Pustaka “Gondang Oguang di Muaro Lembu Jaya. Kecamatan Singingi Indragiri Hulu Takari, Muhammad. 1998. Thesis “Ronggeng Propinsi Riau. Padangpanjang: Melayu Sumatera Utara: Sejarah, ASKI. Fungsi dan Strukturnya.“ Idrus Hakimi. 1991. Pegangan Penghulu, Yogyakarta: Program Pasca Sarjana Bundo Kanduang, dan Pidato Alua Universitas Gadjah Mada. Pasambahan Adat Minang Kabau. WJS. Poerdarminta. 1976. Kamus Umum Bandung: Remaja Rosda Karya. Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Koentjaraningrat. 1979. Pengantar Ilmu Pustaka. Antropologi. Jakarta: Aksara Baru. Yakin, Imal. 1996. Makalah “Musik Pengirng Merriam, Alan P. 1964. The Anthropology of Ronggeng di Desa Talu Pasaman Music. London: Northwestern Sumatera Barat“. Padangpanjang: University Press. ASKI.

2

Yunita, Yenni. 2004. Skripsi “Tari Payung Pasaman Barat“. Padangpanjang: Dalam Pertunjukan Ronggeng Pada STSI. Masyarakat Kampung Cubadak PARTITUR MUSIK TARI PAYUNG

2

3

4