Citra Kepahlawanan Dalam Film-Film Berlatar Sejarah

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Citra Kepahlawanan Dalam Film-Film Berlatar Sejarah Ghifari Yuristiadhi Masyhari Makhasi Citra Kepahlawanan dalam Film-Film Berlatar Sejarah... Volume 2 No. 1 September 2018 Halaman 54– 64 CITRA KEPAHLAWANAN DALAM FILM-FILM BERLATAR SEJARAH PADA LAYAR LEBAR INDONESIA PASCA-RUNTUHNYA REZIM SOEHARTO (STUDI KASUS FILM SOEGIJA, HABIBIE-AINUN, DAN HADROTUSSYAIKH SANG KIAI) Ghifari Yuristiadhi Masyhari Makhasi Program Studi Kepariwisataan, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada [email protected] Abstract In Indonesia, film as a popular media developed significantly with the presence of films in various genres, one of which is historical film. Post-reform, various historical films emerged that were not previously discovered during the New Order era. As is known, historical films in the New Order era were dominated by Soeharto as an actor, these historical films seemed to voice that there were many other heroes who also had contributions to Indonesia. These films then seem to want to show the self (keakuan) and nationalism possessed by these figures. This research wants to show the contestation of the self (keakuan) and nationalism of three films: Soegija, Habibie-Ainun, and Hadrotusyaikh the Kiai. This research is a qualitative descriptive study with a phenomenological approach. Keywords: heroic image, historical film, post-New Order, Soegija film, Habibie-Ainun film, Hadrotussyaikh Sang Kiai film Intisari Di Indonesia, film sebagai media populer berkembang cukup signifikan dengan hadirnya film dalam berbagai genre, salah satunya film sejarah. Pasca reformasi, muncul berbagai film sejarah yang sebelumnya tidak ditemukan pada masa Orde Baru. Sebagaimana diketahui, film-film kesejarahan di masa Orde Baru lebih didominasi Soeharto sebagai aktor, film-film sejarah ini seakan ingin menyuarakan bahwa ada banyak sosok pahlawan lain yang juga memiliki kontribusi untuk Indonesia. Film-film ini kemudian terkesan ingin menunjukkan keakuan dan nasionalisme yang dimiliki oleh sosok-sosok tersebut. Penelitian ini ingin menunjukkan kontestasi keakuan dan nasionalisme dari tiga film: Soegija, Habibie-Ainun, dan Hadrotusyaikh Sang Kiai. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Kata kunci: citra kepahlawanan, film sejarah, pasca-Orde Baru, Film Soegija, Film Habibie-Ainun, Film Hadrotussyaikh Sang Kiai Diplomatika, Vol. 2, No. 1 September 2018 54 Ghifari Yuristiadhi Masyhari Makhasi Citra Kepahlawanan dalam Film-Film Berlatar Sejarah... PENDAHULUAN viii) Turunnya Soeharto pada 21 Mei Kembali kepada fenomena 1998 ternyata diikuti dengan banyaknya munculnya banyak buku-buku biografi buku yang terbit dalam berbagai macam ataupun otobiografi yang menonjolkan versi dan sudut pandang, khususnya ‘keakuan’ seseorang yang mempunyai mengenai hal-hal yang kontroversial peran dan kontribusi besar dalam sebuah selama 32 tahun kepemimpinan presiden rentang sejarah, fakta lain yang muncul kedua Indonesia itu. Isu-isu seputar bersamaan dengan hal itu adalah Gerakan 30 September, diskriminasi etnis banyaknya pengajuan pahlawan nasional Tionghoa di Indonesia ataupun drama di ke Direktorat Urusan Kepahlawanan balik turunnya Soeharto menjadi genre Nasional Kementrian Sosial RI pasca baru penerbitan buku di Indonesia. Buku 1998. Banyak orang yang mengajukan yang dilarang terbit pada masa rezim gelar yang didefinisikan sebagai “gelar Soeharto juga bermunculan. Selain itu, yang diberikan kepada warga Negara menjamurnya biografi ataupun Indonesia atau seseorang yang berjuang otobiorgafi yang mengisahkan ‘keakuan’ melawan penjajahan di wilayah yang seorang tokoh dalam banyak peristiwa sekarang menjadi wilayah Negara selama Soeharto bahkan Soekarno Kesatuan Republik Indonesia yang gugur memimpin negeri ini juga menjadi atau meninggal dunia demi membela sebuah fenomena menarik pasca- bangsa dan Negara, atau yang semasa runtuhnya Soeharto. Gerry van Klinken hidupnya melakukan tindakan mencatat, antara tahun 1995-2000, buku- kepahlawanan atau menghasilkan buku biografi dan otobiorgrafi yang terbit prestasi dan karya yang luar biasa bagi mencapai rata-rata 135 buku pertahun pembangunan dan kemajuan bangsa dan (Van Klinken, 2008, 126). Sebuah jumlah negara Republik Indonesia” . Artinya, yang tidak sedikit. banyak orang yang ingin menyematkan Selain buku yang memaparkan fakta gelar pahlawan kepada seseorang yang ataupun biografi/otobiografi, buku-buku mungkin terlupa atau sengaja dilupakan teori sejarah pun bermunculan. Jargon untuk disebut pahlawan ketika Orde Baru ‘pelurusan sejarah’, ‘perspektif baru berkuasa. Pada mas Orde Baru sendiri, penulisan sejarah Indonesia’, ataupun rezim lebih fokus membangun citra semangat untuk melepaskan sejarah dari kepahlawanan Soeharto, melalui belenggu otoriterian rezim menjadi monumen, museum, dan film tentunya episteme baru (meminjam Faucould) (Iriwanto, 2018, 87-108) dalam tradisi akademik sejarah di Berbicara kepahlawanan nasional Indonesia. Bahkan secara khusus pada dengan definisi di atas, perlu 2007, ada pernyataan menarik dari digarisbawahi bahwa definisi tersebut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, menyatakan dua hal yang spefisik tentang Juwono Sudarsono yang disampaikan di siapa pahlawan nasional menurut depan Masyarakat Sejarawan Indonesia pemerintah. Pertama adalah “seseorang bahwa buku Sejarah Nasional Indonesia yang berjuang melawan penjajahan di sudah tidak berlaku lagi. Buku yang wilayah yang sekarang menjadi wilayah menjadi simbol otoritarian rezim Negara Kesatuan Republik Indonesia Soeharto dalam penulisan sejarah yang gugur atau meninggal dunia demi Indonesia tersebut akan diganti dengan membela bangsa dan Negara”. Sedangkan buku yang lebih objektif memaparkan kedua adalah “seseorang yang semasa fakta-fakta dalam sejarah Indonesia yang hidupnya melakukan tindakan ditulis oleh sejarawan dari berbagai kepahlawanan atau menghasilkan wilayah di Indonesia (Adam, 2007, vii- Diplomatika, Vol. 2, No. 1 September 2018 55 Ghifari Yuristiadhi Masyhari Makhasi Citra Kepahlawanan dalam Film-Film Berlatar Sejarah... prestasi dan karya yang luar biasa bagi bahwasanya nasionalisme itu pembangunan dan kemajuan bangsa dan ditunjukkan dalam rangka menghindari negara Republik ajaran Komunisme/Marxisme Indonesia.” (Kemensos.go.id, diakses 24 sebagaimana tertuang dalam TAP MPRS Juni 2013) Namun, sayangnya, definisi No. XXV/MPRS/1966, maka film pahlawan kemudian menyempit hanya Pengkhianatan G30S/PKI menjadi bagian terbatas yang mengangkat senjata dan dari propaganda nasionalisme itu. Trilogi terlibat dalam dar-der-dor saja dan film Enam Djam di Jogja, Djanur Kuning menafikan yang kedua. Hal ini diamini dan Serangan Fadjar, produk Orde Baru oleh sebagian masyarakat Indonesia yang juga berhasil membangun image bahwa masih terjebak bahwa pahlawan hanya nasionalisme itu ada pada diri orang- diartikan dengan terminologi politik dan orang yang terlibat dalam perang belum yang lain, seperti olahraga, seni, kemerdekaan dan itu dilakukan oleh para temuan ilmiah mutakhir, dsb. pendiri Orde Baru, salah satunya Nasionalisme yang menyala masih Soeharto. Pun dengan kehadiran film-film dianggap hanya muncul dari perang dan berlatar sejarah yang menjamur setelah bukan dari ajang yang lain. Itulah runtuhnya Soeharto, dengan episteme mengapa yang terjadi setiap beberapa kebebasan era reformasi, maka semua bulan menjelang 10 November (yang berlomba-lomba untuk ‘meluruskan dijadikan hari Pahlawan), kontestasi sejarah’ yang salah tulis atau sengaja untuk merebutkan gelar pahlawan ditulis salah dengan ragam nasionalisme bergejolak. Nasionalisme yang menurut yang dipersepsikan masing-masing. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bermakna “paham (ajaran) untuk METODE PENELITIAN mencintai bangsa dan negara sendiri’ Artikel yang merupakan penelitian inilah yang dikontestasikan dan deskriptif kualitatif dengan pendekatan diperebutkan setiap tahun khususnya fenomenologis ini akan mengulas dan setelah 1998 (Pusat Bahasa Depdiknas RI, menganalisis singkat ‘keakuan’ dan 2008, 997). Belum cukup nasionalis kalau penonjolan nasionalisme pada seorang belum disebut sebagai pahlawan. tokoh dalam beberapa film yang berlatar Begitulah kira-kira yang ada dalam belakang sejarah yang muncul setelah pikiran orang-orang yang berkontestasi. tumbangnya rezim Orde Baru. Dari Sebagai contoh, tahun 2012 lalu, ada 9 sekian banyak film berlatar belakang nama yang lolos untuk dianugrahi gelar sejarah yang muncul, penulis akan pahlawan nasional baru yang diajukan membatasi pada tiga film terbaru berlatar oleh berbagai daerah. sejarah yang diputar di bioskop-bioskop Untuk menunjukkan seberapa besar di Indonesia, yakni Soegija (2012), kecintaan kepada bangsa dan negara Habibie dan Ainun (2012) dan tidak cukup hanya dengan ditulis dalam Hadrotussyaikh Sang Kiai (2013). biografi/otobiografi ataupun diberi gelar Satu hal yang menarik dari pahlawan nasional. Media lain yang akan ketiganya adalah sekelompok orang yang menjelaskan hal-hal yang belum jelas berada di balik pembuatan film-film ataupun menjawab keraguan orang atas tersebut. Apa yang diinginkan oleh nasionalisme yang dimiliki seorang tokoh mereka dengan hadirnya film-film itu? adalah film. Sejak rezim Soeharto Nasionalisme seperti apa yang ingin berkuasa, sebenarnya film sudah ditampilkan dalam film-film tersebut? dijadikan sebagai media propaganda Sejauh apa pengaruhnya bagi konsumen nasionalisme. Ketika episteme yang dipakai oleh rezim Soeharto berkuasa Diplomatika, Vol. 2, No. 1 September 2018 56 Ghifari Yuristiadhi Masyhari Makhasi Citra Kepahlawanan dalam Film-Film Berlatar Sejarah... film? Artikel ini akan menganalisis ketiga
Recommended publications
  • LOVE of RELIGION, LOVE of NATION: Catholic Mission and the Idea of Indonesian Nationalism
    View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by Repository Universitas Sanata Dharma Laksana / Love of Religion, Love of Nation 91 LOVE OF RELIGION, LOVE OF NATION: Catholic Mission and the Idea of Indonesian Nationalism Albertus Bagus Laksana Sanata Dharma University Yogyakarta, Indonesia [email protected] Abstract The relationship between nationalism and religion is very complicated. In the context of colonialism, Christianity has surely been perceived as a foreign religion that poses a menace to native nationalism. This essay presents a different picture, taking the case of colonial Java (the Netherlands East Indies) to illustrate the complex historical relationship between Catholicism and Indonesian nationalism. Perhaps it is rather ironic that it was chiefly through their connection with the Dutch Church and their mission enterprise that the Javanese Catholic intelligentsia were made deeply aware of their own dignity as a particular people and the limitations of European colonialism. In this case, Catholic Christianity as a world religion with supranational connection and identity has been able to help the birth of an intense nationalism that was prevented from being too narrow, chauvinistic, or simply “racialist,” precisely because it is connected with its larger ecumenism or network. More specifically, this ecumenism is also founded on the idea of “catholicity,” that is, universalism, that lies at the heart of Catholic Christianity. In the post-colonial Indonesia, however, this Catholic view needs to be translated into common platforms with the views and concerns of Indonesian Muslims, who face the same new challenges as they play their role in the formation of an authentic Indonesian nationalism.
    [Show full text]
  • Representasi Pergeseran Budaya Patriarki Dalam Film “Kartini” Karya Hanung Bramantyo
    eJournal Ilmu Komunikasi, 2021, 9 (1): 209-221 ISSN 2502-5961 (Cetak), 2502-597X (Online), ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id © Copyright2021 REPRESENTASI PERGESERAN BUDAYA PATRIARKI DALAM FILM “KARTINI” KARYA HANUNG BRAMANTYO Saikah Suhroh1, Hairunnisa2, Sabiruddin3 Abstrak Film Kartini merupakan film biopik, film yang menceritakan biografi suatu tokoh. Tokoh yang diangkat oleh Hanung Bramantyo kali ini adalah biografi tentang perjuangan seorang pahlawan wanita paling populer di Indonesia, (Raden Ajeng) RA.Kartini. Pada awal abad 19, di kala Indonesia masih dijajah oleh Belanda, Pulau Jawa dipimpin oleh kaum ningrat di bawah pengawasan pemerintah Belanda. Hanya keturunan bangsawan (kaum ningrat) yang dapat menempuh pendidikan di bangku sekolah, namun wanita tidak diberi hak yang sama untuk memperoleh pendidikan tinggi layaknya kaum pria. Wanita Jawa kala itu hanya memiliki satu tujuan hidup, yakni menjadi istri seorang pria tanpa peduli menjadi istri keberapa. Akan tetapi, dalam film ini direpresentasikan bagaimana budaya patriarki sebagai suatu sistem sosial berdasarkan Budaya yang berlaku di tengah kaum feodal pada zaman Kolonial Belanda di tanah masyarakat Jawa mulai mengalami pergeseran yang disebabkan oleh mulai terjadinya perubahan dengan sosok Kartini sebagai pelopor. Terlebih sutradara merangkap penulis naskah film ini adalah Hanung Bramantyo yang memiliki ciri khas menonjolkan kaum yang termarginalkan atau di-‘pinggir’-kan oleh masyarakat sekitar pada setiap film buatannya untuk menunjukkan sisi lain dari realitas yang umumnya
    [Show full text]
  • Guru Bangsa Tjokroaminoto”
    ANALISIS SEMIOTIK NILAI-NILAI NASIONALISME DALAM FILM “GURU BANGSA TJOKROAMINOTO” Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh : Egy Giana Setyaningsih NIM : 1111051000141 JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti karya ini hasil jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 29 Juli 2016 EGY GIANA SETYANINGSIH ii ABSTRAK Egy Giana Setyaningsih 1111051000141 Analisis Semiotik Nilai-Nilai NasionAalisme Dalam Film “Guru Bangsa Tjokroaminoto” Film “Guru Bangsa Tjokroaminoto” adalah salah satu film tokoh pahlawan nasional yang jejaknya hampir hilang di mata anak-anak bangsa. Ia adalah salah seorang tokoh pencetus generasi muda bangsa berbakat, dan juga berperan penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia seperti Soekarno, Semaoen, Kartosoewiryo dan Musso. Berbagai konflik yang muncul dari film
    [Show full text]
  • National Heroes in Indonesian History Text Book
    Paramita:Paramita: Historical Historical Studies Studies Journal, Journal, 29(2) 29(2) 2019: 2019 119 -129 ISSN: 0854-0039, E-ISSN: 2407-5825 DOI: http://dx.doi.org/10.15294/paramita.v29i2.16217 NATIONAL HEROES IN INDONESIAN HISTORY TEXT BOOK Suwito Eko Pramono, Tsabit Azinar Ahmad, Putri Agus Wijayati Department of History, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Semarang ABSTRACT ABSTRAK History education has an essential role in Pendidikan sejarah memiliki peran penting building the character of society. One of the dalam membangun karakter masyarakat. Sa- advantages of learning history in terms of val- lah satu keuntungan dari belajar sejarah dalam ue inculcation is the existence of a hero who is hal penanaman nilai adalah keberadaan pahla- made a role model. Historical figures become wan yang dijadikan panutan. Tokoh sejarah best practices in the internalization of values. menjadi praktik terbaik dalam internalisasi However, the study of heroism and efforts to nilai. Namun, studi tentang kepahlawanan instill it in history learning has not been done dan upaya menanamkannya dalam pembelaja- much. Therefore, researchers are interested in ran sejarah belum banyak dilakukan. Oleh reviewing the values of bravery and internali- karena itu, peneliti tertarik untuk meninjau zation in education. Through textbook studies nilai-nilai keberanian dan internalisasi dalam and curriculum analysis, researchers can col- pendidikan. Melalui studi buku teks dan ana- lect data about national heroes in the context lisis kurikulum, peneliti dapat mengumpulkan of learning. The results showed that not all data tentang pahlawan nasional dalam national heroes were included in textbooks. konteks pembelajaran. Hasil penelitian Besides, not all the heroes mentioned in the menunjukkan bahwa tidak semua pahlawan book are specifically reviewed.
    [Show full text]
  • Peranan Pasukan Polisi Pelajar Pertempuran Dan Gereja Pugeran Dalam Revolusi Indonesia Tahun 1948 - 1949 Di Yogyakarta
    PERANAN PASUKAN POLISI PELAJAR PERTEMPURAN DAN GEREJA PUGERAN DALAM REVOLUSI INDONESIA TAHUN 1948 - 1949 DI YOGYAKARTA Drs. Djumarwan Danar Widiyanta, M.Hum Abstract Yogyakarta is one city that witnesses the struggle of the people in defending the independence of Indonesia. In the Second War of Independence, all levels of society involved such as the Pasukan Polisi Pelajar Pertempuran (P3). This troop is a Mobile Briagade (Mobbrig) under the leadership of IP II Djohan Soeparno. The headquartered of this force was in SPN Ambarukmo Yogyakarta. P3 troops also played a role in Serangan Umum 1 March 1949. They were divided into several locations including the Benteng Wetan, Kotagede, Pleret and Karangsemut. The attacks of P3 was quite tiring for the Netherlands. War of Independence II also involves the whole society. One of them was the role of Gerja Pugeran located in Pugeran Bantul. At the time of the war this church serves as a refuge, hospitals, and public kitchen. In this church there are also many soldiers who asked for protection during the day. The Church also provides food for the refugees. Key Words : Polisi Pelajar Pertempuran, Pugeran Church, Yoguakarta. Abstrak Yogyakarta merupakan salah satu satu kota yang menjadi saksi perjuangan para rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dalam Perang Kemerdekaan II, seluruh lapisan masyarakat terlibat tidak terkecuali Pasukan Polisi Pelajar Pertempuran (P3). Pasukan ini merupakan pasukan Mobile Briagade (Mobbrig) di bawah pimpinan IP II Djohan Soeparno. Pasukan ini bermarkas di SPN Ambarukmo Yogyakarta. Pasukan P3 juga berperan dalam Serangan Umum 1 Maret 1949. Mereka dibagi dalam beberapa lokasi diantaranya yaitu Pojok Benteng Wetan, Kotagede, Pleret, dan Karangsemut.
    [Show full text]
  • Ideologi Film Garin Nugroho
    Ideologi Film Garin Nugroho Ahmad Toni Prodi S3 Pascasarjana Fikom Universitas Padjajaran Jalan Raya Bandung-Sumedang KM 21 Jatinangor 45363 Fikom Universitas Budi Luhur Jalan Raya Ciledug Petukangan Utara Kebayoran Lama Jakarta Selatan 12260 ABSTRACT This study is based on qualitative research with critical discourse analysis approach. The study presents the text of the fi lm as micro level of semiotic analysis. The purpose of the study is to uncover the ideology of Garin Nugroho fi lms which apply high aesthetic and anthropology construction of an exotic Indonesian culture. The result shows that the ideology resistance manifested in the fi lm of “Daun di Atas Bantal” is the philosophy reconstruction of art democratization as the power to sup- press the regime of Suharto and the new order. “Opera jawa” fi lm is the reconstruction of gender philosophy and Java femininity as well as the philosophy of the nature cosmology in the perspective of moderate Hindu Islam in presenting the greediness of human in the system of the nature ecology. The fi lm of ‘Mata tertutup’ is the philosophy reconstruction of moderate Islam to counter the power of radicalism and terrorism as the concept developed and related to the tenacity of nationalism system of the young generation in Indonesia. “Soegija” fi lm is the reconstruction of Christology philosophy and the values of minority leadership in the nationhood and statehood. The fi lm of “Tjokroaminoto Guru Bangsa” is the reconstruction of Islam philosophy to view the humanism values in the estab- lishment of the foundation of the nation as a moderate view.
    [Show full text]
  • Nama Dan Alamat SKPD 2014.Pdf
    NAMA DAN ALAMAT EMAIL SKPD PEMERINTAH KABUPATEN BATANG TAHUN 2012014444 1. Kantor Bupati Batang 11. Bagian Umum Jl. RA Kartini Nomor 1 Batang Jl. RA Kartini Nomor 1 Batang Telp. (0285) 391050 Telp. (0285) 391571 Email : [email protected] 2. Sekretariat Daerah Kabupaten Batang Jl. RA Kartini Nomor 1 Batang 12. Sekretariat DPRD Telp. (0285) 391571 Jl. Jend. Sudirman No. 262 Fax./Santel (0285) 391051 Telp. (0285) 391146 Email : [email protected] 3. Bagian Tata Pemerintahan Jl. RA Kartini Nomor 1 Batang 13. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Telp. (0285) 392729 / 391571 (DISDIKPORA) Email : [email protected] Jl. Slamet Riyadi No.29 Batang 51214 Telp. (0285) 391321 4. Bagian Pemerintahan Desa Email : [email protected] Jl. RA Kartini Nomor 1 Batang Telp. (0285) 391223 / 391571 14. Dinas Kesehatan Email : [email protected] Jl. Jend . Sudirman No. 17 Batang 51214 Telp. (0285) 391479 5. Bagian Humas dan Protokol Email : [email protected] Jl. RA Kartini Nomor 1 Batang Telp. (0285) 391304 / 391571 15. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Email : [email protected] (DINHUBKOMINFO) Jl. Raya Kandeman KM 05 Batang 51261 6. Bagian Hukum Telp. (0285) 391387 / 392219 Jl. RA Kartini Nomor 1 Batang Email : [email protected] Telp. (0285) 391571 Email : [email protected] 16. Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) 7. Bagian Pengendalian Pembangunan Jl. Jend. Sudirman No. 272 Batang Jl. RA Kartini Nomor 1 Batang Telp. (0285) 391014 Telp. (0285) 391929 / 391571 Email : [email protected] Email : [email protected] 17.
    [Show full text]
  • A. Teeuw Modern Indonesian Literature Abroad In
    A. Teeuw Modern Indonesian literature abroad In: Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 127 (1971), no: 2, Leiden, 256-263 This PDF-file was downloaded from http://www.kitlv-journals.nl Downloaded from Brill.com10/01/2021 02:40:28AM via free access MODERN INDONESIAN LITERATURE ABROAD I n recent years a growing interest in modern Indonesian literature Jl has become manifest outside Indonesia. It may be useful to give a short survey of such materials as have come to my notice, even though this survey is of necessity incomplete. First of all it should be mentioned that literary, cultural and scholarly journals and magazines have discovered modern Indonesian literature and regularly or incidentally publish translations of poetry, short stories, essays etc. The well-known journal INDONESIA, issued half-yearly by the Modern Indonesia Project of Cornell University, has published a number of Indonesian stories in English translation, for example Idrus' stories Fujinkai and Och... Och ... Och (vol. 2) and Surabaja (vol. 5), Ajip Rosidi's stories Among the Family (vol. 1) and A Japanese (vol. 6), while Heather Sutherland (vol. 6) and Harry Aveling (vol. 7) con- tributed essays on modern literature. Another magazine which deserves to be mentioned as an interesting effort to make available to a wider audience modern literary and other cultural products from Southeast Asia including Indonesia is TENGGARA (tenggara means Southeast). So far five issues have come out, .the latest one bearing the year 1969. Another volume, containing Southeast Asian plays, has been announced. Several short stories, poems and essays on Indonesian literature have been published so far.
    [Show full text]
  • Danilyn Rutherford
    U n p a c k in g a N a t io n a l H e r o in e : T w o K a r t in is a n d T h e ir P e o p l e Danilyn Rutherford As Head of the Country, I deeply regret that among the people there are still those who doubt the heroism of Kartini___Haven't we already unanimously decided that Kartini is a National Heroine?1 On August 11,1986, as Dr. Frederick George Peter Jaquet cycled from Den Haag to his office in Leiden, no one would have guessed that he was transporting an Indonesian nation­ al treasure. The wooden box strapped to his bicycle looked perfectly ordinary. When he arrived at the Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde, the scholar opened the box to view the Institute's long-awaited prize: a cache of postcards, photographs, and scraps of letters sent by Raden Adjeng Kartini and her sisters to the family of Mr. J. H. Abendanon, the colonial official who was both her patron and publisher. From this box so grudgingly surrendered by Abendanon's family spilled new light on the life of this Javanese nobleman's daughter, new clues to the mystery of her struggle. Dr. Jaquet's discovery, glowingly reported in the Indonesian press, was but the latest episode in a long series of attempts to liberate Kartini from the boxes which have contained her. For decades, Indonesian and foreign scholars alike have sought to penetrate the veils obscuring the real Kartini in order to reach the core of a personality repressed by colonial officials, Dutch artists and intellectuals, the strictures of tradition, and the tragedy of her untimely death.
    [Show full text]
  • Bambang AK Prosiding ISBN 978
    PROSIDING SEMINAR NASIONAL DAN FOLKLOR DAN KEARIFAN LOKAL@2015 Diterbitkan bersama oleh Jurusan Sastra Indonesia-Fakultas Sastra Universitas Jember Dengan Penerbit Buku Pustaka Radja, Desember 2015 Jl. Tales II No. 1 Surabaya Telp. (Lini Penerbitan CV. Salsabila ANGGOTA IKAPI NO. Editor: Agustina Dewi S., S.S., M.Hum. Layout dan Design Sampul: Salsabila Creative Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Seminar Nasional Folklor dan Kearifan Lokal PROSIDING SEMINAR NASIONAL FOLKLOR DAN KEARIFAN LOKAL Seminar Nasional Folklor dan Kearifan Lokal DAFTAR ISI 1. FOLKLOR INDONESIA: DUA MANFAAT YANG TERABAIKAN - Ayu Sutarto-1 2. REKONSTRUKSI/ DEKOSNTRUKSI KEARIFAN LOKAL DALAM BEBERAPA NOVEL INDONESIA - Pujiharto-9 3. RITUAL DAN SENI TRADISI USING, MEMBACA IDENTITAS SUARA-SUARA LOKAL - Novi Anoegrajekti-17 4. RAGAM BAHASA FOLKLOR NUSANTARA SEBAGAI WADAH KEARIFAN MASYARAKAT - Tri Mastoyo Jati Kesuma-37 5. SEBLANG, MANTRA DAN RITUAL DALAM KONTEKS STRUKTUR SOSIAL - Heru S.P. Saputra dan Edy Hariyadi-46 6. HATI SINDEN, DARI REKONSTRUKSI KE REFLEKSI: APRESIASI DENGAN KAJIAN HERMENEUTIK - Sri Mariati-76 7. BAHASA REGISTER DOA DALAM RITUS KARO DAN KASADA (COLLECTIVE MIND MASYARAKAT TENGGER JAWA TIMUR) - Sri Ningsih-90 8. CERITA DARI KARANGSOGA: GENETIKA, IDEOLOGI, DAN LIMINALITAS - Teguh Supriyanto dan Esti Sudi Utami-107 9. REPRESENTASI TOKOH DRAMA MANGIR KARYA PRAMUDYA ANANTA TOER - Titik Maslikatin-121 Seminar Nasional Folklor dan Kearifan Lokal 10. KEKERASAN DAN PENDERITAAN DALAM NOVEL PEREMPUAN DI TITIK NOL KARYA NAWAL EL SAADAWI DALAM PERSPEKTIF HUMANIORA - Sunarti Mustamar-134 11. LINGUISTIK LINTAS SUKU BANGSA - Sudartomo Macaryus-148 12. TOKOH KRESNA DALAM WIRACARITA MAHABHARATA SEBAGAI TOKOH IDENTIFIKASI ETIK MORAL - Asri Sundari-163 13. KONSEPSI (COLLECTIVE MIND) WONG JAWA YANG TERCERMIN DALAM PITUDUH JAWA - Sri Ningsih dan Ali Badrudin-201 14.
    [Show full text]
  • Plagiat Merupakan Tindakan Tidak Terpuji Plagiat
    PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI Peranan Mgr. Albertus Soegijapranata Dalam Diplomasi Kemerdekaan Republik Indonesia (1946-1949) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Syarat Kelulusan Pada Program Studi Sejarah Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Disusun oleh : Magdalena Dian Pratiwi NIM :104314009 PROGRAM STUDI SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PERNYATAAN KEASLIAN Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta 9 Maret 2015 Penyusun (Magdalena Dian Pratiwi) iv PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah Untuk Kepentingan Akademis Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Magdalena Dian Pratiwi Nomor Mahasiswa : 104314009 Demi pengembangan ilmu pengetahuan memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “Peranan Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ Dalam Diplomasi Kemerdekaan Republik Indonesia (1946- 1949)”. Dengan demikian saya memberikan
    [Show full text]
  • Download This PDF File
    HISTORIA VITAE, Vol. 01, No.01, April 2021 STUDI TEKS DAN PUSTAKA: KANDUNGAN SEJARAH DALAM ROMAN BUMI MANUSIA KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER Anton Haryono Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia [email protected] ABSTRAK Tulisan hasil studi teks dan pustaka ini membahas kandungan sejarah dalam roman tenar Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer. Untuk mengetahui kandungan sejarahnya, peneliti memeriksa narasi-narasi dalam teks, kemudian mengeceknya dalam sejumlah pustaka sejarah. Hasilnya, sedemikian banyak penggalan sejarah bernilai edukasi termaknai secara interpretatif melalui tokoh-tokoh fiktif dan alur cerita imajinatif. Berbingkai waktu peralihan abad ke-19 dan ke-20, roman fenomenal ini mengangkat isu diskriminasi rasial a la kolonialisme Belanda dan mulai tersemainya benih-benih embrionik nasionalisme Indonesia berkat pendidikan modern dan dunia pers. Kata kunci: Kolonialisme, Diskriminasi Rasial, Pendidikan, Kemajuan, Pers. ABSTRACT The writing of the study of texts and literature discusses the historical content in the famous novel Bumi Manusia by Pramoedya Ananta Toer. To find out its historical content, the researcher examined the narratives in the text, then checked them in a number of historical literature. As a result, so many historical pieces of educational value are interpreted interpretatively through fictional characters and imaginative storylines. Framing the transition period of the 19th and 20th centuries, this phenomenal romance raises the issue of racial discrimination in the style of Dutch colonialism and the embryonic seeds of Indonesian nationalism have begun to emerge thanks to modern education and the world of the press. Keywords: Colonialism, Racial Discrimination, Education, Progress, Press. 1 Kandungan Sejarah dalam Roman Bumi Manusia… (Anton Haryono) PENDAHULUAN Bumi Manusia merupakan roman sejarah bagian pertama dalam Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer.
    [Show full text]