Plagiat Merupakan Tindakan Tidak Terpuji Plagiat

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Plagiat Merupakan Tindakan Tidak Terpuji Plagiat PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI Peranan Mgr. Albertus Soegijapranata Dalam Diplomasi Kemerdekaan Republik Indonesia (1946-1949) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Syarat Kelulusan Pada Program Studi Sejarah Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Disusun oleh : Magdalena Dian Pratiwi NIM :104314009 PROGRAM STUDI SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PERNYATAAN KEASLIAN Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta 9 Maret 2015 Penyusun (Magdalena Dian Pratiwi) iv PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah Untuk Kepentingan Akademis Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Magdalena Dian Pratiwi Nomor Mahasiswa : 104314009 Demi pengembangan ilmu pengetahuan memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “Peranan Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ Dalam Diplomasi Kemerdekaan Republik Indonesia (1946- 1949)”. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, dan mengalihkan dalam bentuk media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal, 9 Maret 2015 Yang menyatakan Magdalena Dian Pratiwi v PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI MOTO “Orang yang dalam mewartakan Kitab Suci tidak tahu bagaimana secara bijak membahas masalah –masalah kemasyarakatan berarti tidak tahu bagaimana mewartakan Kitab Suci” (Henry Ward bacher) “Apa artinya terlahir sebagai bangsa yang merdeka jika gagal untuk mendidik diri sendiri?" (Soegija) “Learning without thinking is useless, but thinking without learning is very dangerous!” (Soekarno, Di Bawah Bendera Revolusi) vi PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk : Tuhan Yesus yang selalu memberikan kemampuan untuk saya terutama dalam menyelesaikan studi di bangku kuliah selama 5 tahun ini. Kedua orangtua saya, Soetjipta, BA dan Hanna Wasinah, yang selama ini telah berjuang dan memberikan semua yang terbaik untuk saya Kakak saya, Nusantara Nugraha Putra Adik-adik saya, Patristika Megatiara, Elisabeth Anggun Kurnia dan Ekin Njotoatmodjo yang selalu menemani saya dengan canda tawa mereka. Serta untuk sahabat-sahabat saya Lidwina Fitriana Setyaningsih, Epifani Wahyaning Pudyastuti dan Petrus Kingkin Prahara, yang selalu menjadi sahabat terbaik saya dalam suka dan duka. Almamaterku Universitas Sanata Dharma yang Tercinta vii PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI ABSTRAK Penulisan skrispi yang berjudul : “Peranan Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ Dalam Diplomasi Kemerdekaan Republik Indonesia (1946-1949)”. Penulisan ini berusaha mengkaji dan menganalisis akan peranan Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ atau lebih dikenal dengan nama Soegija, dalam usaha diplomasi kemerdekaan Indonesia antara tahun 1946-1949. Indonesia pasca memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, tidak langsung mendapatkan kemerdekaan yang utuh (de facto dan de jure). Hal tersebut dikarenakan pihak Belanda yang pernah menjajah Indonesia selama berpuluh-puluh tahun, belum mau mengakui kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia. Selain itu Belanda juga ingin menguasai kembali Indonesia. Oleh karena itu para pemimpin bangsa berusaha dengan keras mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan berbagai cara. Para pemimpin Indonesia juga mengadakn perundingan-perundingan dengan Belanda, maupun negara-negara lain untuk mendapatkan pengakuan dan dukungan atas kemerdekaan Indonesia. Bukan hanya delegasi pemerintah yang melakukan diplomasi. Ada beberapa tokoh agama yang juga ikut serta dalam melakukan perundingan untuk mendapatkan pengakuan dan dukungan atas kemerdekaan Indonesia, salah satunya adalah Soegija. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendorong Soegija melakukan diplomasi, usaha apa saja yang dilakukan Soegija dalam diplomasi, serta akibat apa saja yang didapat dari keterlibatan Soegija dalam diplomasi kemerdekaan. Penelitian ini merupakan penelitian historis, yang menggunakan metode sejarah untuk menelaah kembali peristiwa yang terjadi pada masa lampau, dengan menggunakan data yang berupa fakta historis. Dengan cara pengumpulan data, seleksi data, analisis data, dan penulisan data (historiografi). Hasil penelitian yang diperoleh adalah adanya faktor dalam dan faktor luar yang mendorong Soegija dalam melakukan usaha diplomasi untuk membantu pemerintah Indonesia mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Soegija mencoba menyampaikan kepada masyarakat internasional akan penderitaan rakyat Indonesia akibat dari aksi-aksi militer yang dilakukan oleh Belanda. Usaha Soegija dalam berdiplomasi berdampak terhadap gelombang dukungan dari masyarakat internasional akan kemerdekaan Indonesia semakin meningkat. Sehingga terlihat jelas peranan Soegija membantu pemerintah Indonesia dalam berdiplomasi. Kata Kunci : Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ, Diplomasi, Kemerdekaan viii PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI ABSTRACT Skripsi entitled: "The Role of Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ In Diplomacy Independence of Republic Indonesia (1946-1949) ". Writing is trying to assess and analyze the role of Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ or better known as Soegija, the diplomatic efforts of Indonesian independence between the years 1946-1949. Indonesian post-proclaimed its independence on August 17, 1945, Indonesia was not immediately get complete independence (de facto and de jure). That is because the Dutch were never colonized Indonesia for decades, have not been willing to recognize the sovereignty and independence of Indonesia. Besides the Netherlands also wanted to regain control of Indonesia. Therefore, the nation's leaders tried hard to maintain the independence of Indonesia in various ways. Indonesian leaders also try to have a negotiations with the Netherlands, and other countries to gain recognition and support for the independence of Indonesia. Not only the government delegation diplomacy. There are some religious leaders who also participated in the negotiations to gain recognition and support for the independence of Indonesia, one of them is Soegija. Soegija a Catholic leaders in Indonesia. This study aims to determine what factors are pushing Soegija diplomacy, whatever efforts are made Soegija in diplomacy, as well as any result obtained from Soegija involvement in diplomacy independence. This study is a historical research, which uses historical method to review the events that happened in the past, using the data in the form of historical facts. By way of data collection, data selection, data analysis, and writing of data (historiography). The results obtained are the factors and external factors that encourage Soegija in conducting diplomatic efforts to help the Indonesian government to maintain the independence of Indonesia. Soegija tried to convey to the international community of the plight of the people of Indonesia as a result of military actions undertaken by the Dutch. Soegija in diplomacy efforts have an impact on the wave of support from the international community will further increase the independence of Indonesia. So obvious role Soegija assist the Indonesian government in diplomacy. Keywords: Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ, Diplomacy, Independence. ix PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI KATA PENGANTAR Pertama-tama saya ingin mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih dan karunia Nya yang telah diberikan kepada saya, sepanjang hidup saya.Berkat kasihnya pula maka saya dapat menyelesaikan skripsi ini.Tidak ada sebuah karya yang lahir dengan sendirinya, tentu ada orang-orang yang berjasa dibalik setiap karya, demikian dalam penulisan skripsi ini yang lahir karena dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu dengan ketulusan saya ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada : • Bapak Dr. F. X. Siswadi, M. A. selaku Dekan Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma, beserta para staf yang telah memberikan kesempatan serta ijin untuk menyelesaikan skripsi ini. • Dosen pembimbing saya, Rm. Gregorius, Budi Subanar, SJ., yang senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan kritik dan sarannya guna kelancaran penulisan skripsi ini. Serta memberikan saya data-data primer yang sangat berguna untuk penelitian ini. • Dosen-dosen di jurusan Ilmu Sejarah Universitas Sanata Dharma : Bapak Drs. Silverio R. L. Aji Sampurno, M. Hum. selaku dosen pendamping akademik, Bapak Hb. Hery Santosa, M. Hum selaku Wakil Kepala Prodi Ilmu Sejarah, Bapak Drs. Ign. Sandiwan Suharso., Bapak Dr. H. Purwanta, M. A., Bapak Dr. Anton Haryono, M. Hum., Rm. F. X. Baskara T. Wardaya, SJ., Rm.
Recommended publications
  • Relationship Between Transmigration, Urbanization and Poverty Alleviation in Indonesia
    Ekunomi dan Keuangan Indonesia Volume XLIII Nomor 1, 1995 Relationship Between Transmigration, Urbanization and Poverty Alleviation in Indonesia Prijono Tjiptoherijanto Abstrak Masalah kependudukan di Indonesia ditandai dengan pertumbuhan penduduk yang tetap tinggi selama 30 tahun terakhir, distribusi penduduk antar daerah yang tidak merata (60% penduduk Indonesia tinggal di pulau Jawa yang luasnya hanya 4% dari luas wilayah Indonesia), tingginya tingkat urbanisasi sebagai akibat dari adanya ketimpangan pertumbuban antar kota dalam suatu propinsi, serta masalah kemiskinan. Salab satu jalan keluar untuk mengatasi permasalaban tersebut di atas adalab melaksanakan program transmigrasi. Transmigrasi yang dijalankan antara lain bertujuan untuk mendukung pembangunan daerah dan memperluas kesempatan kerja. Dengan kata lain, program transmigrasi yang dijalankan barus menjadi bagian integral dari pembangunan daerab yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuban ekonomi. Pada gilirannya, peningkatan pertumbuban ekonomi diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejabteraan masyarakat sebingga transmigrasi dapat membantu meningkatkan status dan nilai dari masyarakat Indonesia. 25 Tjiptoherijanto I. INTRODUCTION Population growth in Indonesia still remains high for the past thirty years. The development process has increased people's awareness to limit their families size. However, at the same time successful development also brought an improvement in the health of the majority of families which will reduce the death rate. Among the consequences of population growth in Indonesia is the increase differentials in density of population among regions and urban- rural areas. This affects the quality of life in the respected regions. In addition, this condition is also increasing the social problems such as availability of clean environment and other social services, especially in urban areas. Therefore, the problems of urbanization as well as adaptation of migrants in the new socio-economic environment, and may be political aspea, become more serious in the last two decades.
    [Show full text]
  • LOVE of RELIGION, LOVE of NATION: Catholic Mission and the Idea of Indonesian Nationalism
    View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by Repository Universitas Sanata Dharma Laksana / Love of Religion, Love of Nation 91 LOVE OF RELIGION, LOVE OF NATION: Catholic Mission and the Idea of Indonesian Nationalism Albertus Bagus Laksana Sanata Dharma University Yogyakarta, Indonesia [email protected] Abstract The relationship between nationalism and religion is very complicated. In the context of colonialism, Christianity has surely been perceived as a foreign religion that poses a menace to native nationalism. This essay presents a different picture, taking the case of colonial Java (the Netherlands East Indies) to illustrate the complex historical relationship between Catholicism and Indonesian nationalism. Perhaps it is rather ironic that it was chiefly through their connection with the Dutch Church and their mission enterprise that the Javanese Catholic intelligentsia were made deeply aware of their own dignity as a particular people and the limitations of European colonialism. In this case, Catholic Christianity as a world religion with supranational connection and identity has been able to help the birth of an intense nationalism that was prevented from being too narrow, chauvinistic, or simply “racialist,” precisely because it is connected with its larger ecumenism or network. More specifically, this ecumenism is also founded on the idea of “catholicity,” that is, universalism, that lies at the heart of Catholic Christianity. In the post-colonial Indonesia, however, this Catholic view needs to be translated into common platforms with the views and concerns of Indonesian Muslims, who face the same new challenges as they play their role in the formation of an authentic Indonesian nationalism.
    [Show full text]
  • Peranan Pasukan Polisi Pelajar Pertempuran Dan Gereja Pugeran Dalam Revolusi Indonesia Tahun 1948 - 1949 Di Yogyakarta
    PERANAN PASUKAN POLISI PELAJAR PERTEMPURAN DAN GEREJA PUGERAN DALAM REVOLUSI INDONESIA TAHUN 1948 - 1949 DI YOGYAKARTA Drs. Djumarwan Danar Widiyanta, M.Hum Abstract Yogyakarta is one city that witnesses the struggle of the people in defending the independence of Indonesia. In the Second War of Independence, all levels of society involved such as the Pasukan Polisi Pelajar Pertempuran (P3). This troop is a Mobile Briagade (Mobbrig) under the leadership of IP II Djohan Soeparno. The headquartered of this force was in SPN Ambarukmo Yogyakarta. P3 troops also played a role in Serangan Umum 1 March 1949. They were divided into several locations including the Benteng Wetan, Kotagede, Pleret and Karangsemut. The attacks of P3 was quite tiring for the Netherlands. War of Independence II also involves the whole society. One of them was the role of Gerja Pugeran located in Pugeran Bantul. At the time of the war this church serves as a refuge, hospitals, and public kitchen. In this church there are also many soldiers who asked for protection during the day. The Church also provides food for the refugees. Key Words : Polisi Pelajar Pertempuran, Pugeran Church, Yoguakarta. Abstrak Yogyakarta merupakan salah satu satu kota yang menjadi saksi perjuangan para rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dalam Perang Kemerdekaan II, seluruh lapisan masyarakat terlibat tidak terkecuali Pasukan Polisi Pelajar Pertempuran (P3). Pasukan ini merupakan pasukan Mobile Briagade (Mobbrig) di bawah pimpinan IP II Djohan Soeparno. Pasukan ini bermarkas di SPN Ambarukmo Yogyakarta. Pasukan P3 juga berperan dalam Serangan Umum 1 Maret 1949. Mereka dibagi dalam beberapa lokasi diantaranya yaitu Pojok Benteng Wetan, Kotagede, Pleret, dan Karangsemut.
    [Show full text]
  • 111041 Suharso 2020 E.Docx
    International Journal of Innovation, Creativity and Change. www.ijicc.net Volume 11, Issue 10, 2020 Teaching Multiculturalism based on Islamic Historical Relics in Northern Java R. Suharsoa*, Wasinob, Dewi Liesnoor Setyowatic, Cahyo Budi Utomod, a,b,c,dSocial Studies Doctoral Study Program, Universitas Negeri Semarang Taman Siswa Street, Semarang City, Central of Java, Indonesia, Email: a*[email protected] This research aims to analyse the development of multiculturalism knowledge based on Islamic historical heritages in northern Java. The questions of this research are 1) what is the condition of Islamic historical heritages in Northern Java? and 2) how is student's multiculturalism knowledge developed? This project was carried out using a grounded research design (Strauss & Corbin, 1997). This research involved 40 students from social science education classes and was carried out in junior high schools in northern Java. The research data collection was conducted through in-depth interviews and participant observation. The data obtained were analysed using the critical discourse analysis (CDA) approach. The important findings of this research are that: 1) Islamic historical heritages in northern Java have the potential of multiculturalism constructed by past events; 2) multicultural potential is a symbol of religious tolerance and the culture of first generation Islamic propagators in Java; 3) the learning of social science originating from historical heritages is able to develop awareness, idealism, and multiculturalism knowledge of students. This research recommends that social science learning can accommodate the students to study surrounding historical heritage buildings as the source of multiculturalism learning. This relates to the preservation of historical heritages, the transmission of values, and the regeneration of agents for tolerance in society.
    [Show full text]
  • Bambang AK Prosiding ISBN 978
    PROSIDING SEMINAR NASIONAL DAN FOLKLOR DAN KEARIFAN LOKAL@2015 Diterbitkan bersama oleh Jurusan Sastra Indonesia-Fakultas Sastra Universitas Jember Dengan Penerbit Buku Pustaka Radja, Desember 2015 Jl. Tales II No. 1 Surabaya Telp. (Lini Penerbitan CV. Salsabila ANGGOTA IKAPI NO. Editor: Agustina Dewi S., S.S., M.Hum. Layout dan Design Sampul: Salsabila Creative Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Seminar Nasional Folklor dan Kearifan Lokal PROSIDING SEMINAR NASIONAL FOLKLOR DAN KEARIFAN LOKAL Seminar Nasional Folklor dan Kearifan Lokal DAFTAR ISI 1. FOLKLOR INDONESIA: DUA MANFAAT YANG TERABAIKAN - Ayu Sutarto-1 2. REKONSTRUKSI/ DEKOSNTRUKSI KEARIFAN LOKAL DALAM BEBERAPA NOVEL INDONESIA - Pujiharto-9 3. RITUAL DAN SENI TRADISI USING, MEMBACA IDENTITAS SUARA-SUARA LOKAL - Novi Anoegrajekti-17 4. RAGAM BAHASA FOLKLOR NUSANTARA SEBAGAI WADAH KEARIFAN MASYARAKAT - Tri Mastoyo Jati Kesuma-37 5. SEBLANG, MANTRA DAN RITUAL DALAM KONTEKS STRUKTUR SOSIAL - Heru S.P. Saputra dan Edy Hariyadi-46 6. HATI SINDEN, DARI REKONSTRUKSI KE REFLEKSI: APRESIASI DENGAN KAJIAN HERMENEUTIK - Sri Mariati-76 7. BAHASA REGISTER DOA DALAM RITUS KARO DAN KASADA (COLLECTIVE MIND MASYARAKAT TENGGER JAWA TIMUR) - Sri Ningsih-90 8. CERITA DARI KARANGSOGA: GENETIKA, IDEOLOGI, DAN LIMINALITAS - Teguh Supriyanto dan Esti Sudi Utami-107 9. REPRESENTASI TOKOH DRAMA MANGIR KARYA PRAMUDYA ANANTA TOER - Titik Maslikatin-121 Seminar Nasional Folklor dan Kearifan Lokal 10. KEKERASAN DAN PENDERITAAN DALAM NOVEL PEREMPUAN DI TITIK NOL KARYA NAWAL EL SAADAWI DALAM PERSPEKTIF HUMANIORA - Sunarti Mustamar-134 11. LINGUISTIK LINTAS SUKU BANGSA - Sudartomo Macaryus-148 12. TOKOH KRESNA DALAM WIRACARITA MAHABHARATA SEBAGAI TOKOH IDENTIFIKASI ETIK MORAL - Asri Sundari-163 13. KONSEPSI (COLLECTIVE MIND) WONG JAWA YANG TERCERMIN DALAM PITUDUH JAWA - Sri Ningsih dan Ali Badrudin-201 14.
    [Show full text]
  • “Liberal Democracy” in Yogyakarta Special Regions of Indonesia
    Local Politics and Local Identity: Resistance to “Liberal Democracy” in Yogyakarta Special Regions Of Indonesia A Thesis Submitted To the Graduate Devision of The University Of Hawai’i at Mānoa in Partial Fulfillment of the Requirements For the Degree Of Master of Arts In Political Science August, 2012 By David Efendi Thesis Committee: Ehito Kimura, Chairperson Benedict J. Kerkvliet Nevzat Soguk Keywords: Transitional Politics, Liberal Democracy, Social Movement, Everyday Politics DEDICATION For my beloved son: Iqra Garda Nusantara i ACKNOWLEDGEMENTS “There is no time to rest before grassroots politics becomes a well-established field of study in Indonesian political discourse. It is my dream to see this happen soon after my graduation from the University of Hawai‘i at Mānoa, USA.” I have been blessed with a great opportunity, and I deeply owe a debt of gratitude to the people of Yogyakarta who have inspired me to study local and grassroots politics. Yogyakarta, as the center of Javanese culture, was an ideal location to study everyday politics, and the creativity of the people of Yogyakarta impressed me during my field research. The movement against the Dutch in Yogyakarta is a manifestation of Javanese ideology called “Manunggaling Kawulo lan Gusti,” meaning the people and the King aer united. It was inspiring for me to learn more about the recent movement in Yogyakarta under the banner of defending the special status of this region as part of the decentralization and democratization project led by the central government. The Pisowanan Agung (The Great Mass Gathering), which was attended by millions of Yogyakartans in 1998, clearly showed the solidarity of the people and the King.
    [Show full text]
  • 1 Walikota Surakarta Provinsi Jawa Tengah Peraturan
    1 WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa untuk mengendalikan pembangunan agar sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, serta Rencana Detail Tata Ruang Kota perlu dilakukan pengendalian bangunan gedung; b. bahwa agar bangunan gedung dapat menjamin keselamatan penghuni dan lingkungannya harus diselenggarakan secara tertib, diwujudkan sesuai dengan fungsinya, serta dipenuhinya persyaratan administratif dan teknis bangunan; c. bahwa agar bangunan gedung dapat terselenggara secara tertib dan terwujud sesuai dengan fungsinya, diperlukan peran serta masyarakat dan upaya pembinaan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2 2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kota Besar Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 45); 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247); 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
    [Show full text]
  • The Tasik Conferetasikmalaya Nce Would Will Implementbreed Strategic Messages to the After Officially All of This
    ŶŶĚƚŽ^ĞƌŝŽƵƐDĂůŶƵƚƌŝƟŽŶ͕hŶĚĞƌͲĚƵĐĂƟŽŶĂŶĚWŽǀĞƌƚLJƚŚƌŽƵŐŚ ŐƌŝͲ/ŶĨƌĂDŽĚĞƌŶŝnjĂƟŽŶĂŶĚŝŬĂůŽŶŐWŽƌƚͲdŚĞdĂƐŝŬdžƉĞƌŝŵĞŶƚ FOREWORDOUROUR JOINT JOINTOUR BRAINS: JOINTBRAINS: BRAINS: HI HIGHGH-LEVEL- LEVELHIGH- ROUNDTABLELEVEL ROUNDTABLE ROUNDTABLE CONFERENCE CONFERENCE CONFERENC EFOREWORD FOREWORD expansionHERio Suharso Praaningof its agriculture Monoarfa, PrawiraIndonesia’s top Adiningrat Member advisors for isof: why the Transportation Advisory (University Siliwangi, 14 health, the economy, Minister Budi Karya Sumadi August“Our 2014). joint The required brains infrastructure - Tasik’s and holisticallynow guides integratedTasikmalaya to infrastructureCouncil to dealof withthe President:education and training “This such projectthe construction is ofamong a Special safe, if not organic, high- as Dr Bayu Krisnamurthi Port and why we, jointly valuetheagri agrifood best-infra export organized andmodernization (former and Vice Minister most approach” of promisingwith all other relevant to lift simultaneously with combating Trade2050 and– right of Agriculture) after the US, departmentsWe represent and all different infantregions malnutrition, out of poverty”andChina, Dr Widjaja and India. Lukito “That institutionselements in in the Indonesia, entire foo ared adapting education and (formersimply requiresPresidential Advisor hostingchain. Everybodya high-level here training and creating tens of oncooperation, Public Health) at all have levels”, roundtablebrings in one to jumpstartelement of the a President Joko Widodo, in resources notably through 2017 it was agreed that thousands of jobs was joinedhe said. the And PA heInternational delegated Tasikpicture project. – one piece of a the past months, delivered foreign direct investment. Tasikmalaya will implement addressed through a second FoundationMuhammadiyah’s and the Secretary Tasik puzzle – which is going to strategic messages to the After officially all of this. multi-stakeholder dialogue ChildrenGeneral Foundationto help us do to this. Suharsolook beautiful Monoarfa even before worldForeword and to his own by H.
    [Show full text]
  • Ekspresi Klimaks Dalam Penciptaan Lukisan
    EKSPRESI KLIMAKS DALAM PENCIPTAAN LUKISAN PENCIPTAAN KARYA SENI Oleh: Fandy Akbar Dewa Perdana NIM 091 1994 021 PROGRAM STUDI S-1 SENI RUPA MURNI JURUSAN SENI MURNI FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2016 UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta EKSPRESI KLIMAKS DALAM PENCIPTAAN LUKISAN PENCIPTAAN KARYA SENI Oleh: Fandy Akbar Dewa Perdana NIM 091 1994 021 Tugas Akhir ini diajukan kepada Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S-I bidang Seni Murni 2016 i UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta Tugas Akhir Penciptaan Karya Seni berjudul : EKSPRESI KLIMAKS DALAM PENCIPTAAN LUKISAN diajukan oleh Fandy Akbar Dewa Perdana, NIM. 091 1994 021, Program Studi Seni Murni, Jurusan Seni Murni, Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta, telah dipertanggungjawabkan di depan Tim Penguji Tugas Akhir pada tanggal 25 Juli 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima. Pembimbing I/Anggota Drs. Titoes Libert, M.Sn. NIP. 19540731 198503 1 001 Pembimbing II/Anggota I Gede Arya Sucitra, S.Sn., M.A. NIP. 19800708 200604 1 002 Cognate/Anggota Amir Hamzah, S.Sn., M.A. NIP. 19700427 199903 1 003 Ketua Jurusan/Program Studi/ Ketua/Anggota Wiwik Sri Wulandari, S.Sn., M.Sn. NIP. 19760510 200112 2 001 Dekan Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta Dr. Suastiwi, M.Des. NIP. 19590802 198803 2 001 ii UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta PERSEMBAHAN Puji syukur pada Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan kesempatan menyelesaikan karya lukis ini. Karya dan penulisan saya persembahkan untuk keluarga, sahabat, teman, dan orang-orang yang selalu mendukung dan mendoakan. Terimakasih untuk dukungannya. iii UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga Tugas Akhir Penciptaan Karya Seni Lukis dengan judul “EKSPRESI KLIMAKS DALAM PENCIPTAAN LUKISAN” dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat kelulusan jenjang pendidikan Strata 1 (S-1) Minat Utama Seni Lukis, Jurusan Seni Murni, Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
    [Show full text]
  • Thewahid Institute on Religious Issues
    Edition The Institute 28 WAHID March 2010 Monthly Report on Religious Issues EDITOR’S WORD Gus Dur Buddhist Statue Display Closed ince the death of KH Abdurrah- Tedi Kholiludin man Wahid, people have paid their Srespects in many different ways. A 29 year old sculptor from Central Java, Cipto Purnomo, created a Buddha statue featuring Gus Dur’s head. One of Cipto’s friends crafted a “Gus Dur Gladiator” statue and a “Gus Dur Mountain” statue within 40 days of the former president’s death. The Buddhist statue sparked pro- test from the Indonesian Theravada Youth (PATRIA) Headquarters as it was considered degrading, and the statues, on display at Mendut art gallery in Magelang, were taken down. Photograph: Statue of the Buddha featuring Gus Dur’s head Photo.SCTV In addition, throughout February there were more problems with the n silence and with resignation, Cipto from display, which coincided with the establishment of houses of worship. A Purnomo (29) slowly arranged the 40th day anniversary since Gus Dur’s number of local organisations placed planks of wood. But he was not death, was accompanied by a ritual or pressure on the Church of Galilee in I making a bonfire; instead Cipto was performance art. However, in this case Bekasi to close its doors. In Bogor, the sealing off the “Statue of Gus Dur’s Con- the ceremony was much quieter than local government gave in to pressure from several groups, with the mayor science” with the planks. On top of the usual, with only a reading of mantras revoking the building permit granted planks was a sign reading “statue closed and Javanese hymns.
    [Show full text]
  • RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA Melayani Masyarakat Seluwes Lengkungan
    RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA Melayani Masyarakat Seluwes Lengkungan Theresiana Ani Larasati Sejarah Rumah Sakit Panti Rapih tidak dapat dilepaskan dari sejarah Yayasan Panti Rapih yang menaunginya. Adapun keberadaan Yayasan Panti Rapih tidak dapat pula dilepaskan dari dinamika umat dan gereja Katolik di Yogyakarta. Dinamika Gereja Katolik di Yogyakarta dimulai pelajaran agama Katolik di rumah R.P Himawidjaya yang merupakan ayah dari Mgr. A. Djajasepoetro, SJ. Kegiatan tersebut didukung dan dikembangkan oleh para misionaris dan murid-murid dari Xaverius College Muntilan. Berdirinya Standaart-School pada tahun 1917 kemudian diikuti dengan berdirinya karya-karya kerasulan lainnya. Terutama karya-karya yang berupa pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Untuk mewujudkan harapan sebuah fasilitas kesehatan bagi masyarakat, atas inisiatif Pater Frans Strater, SJ (dokumen surat Pater Strater tertanggal 9 Februari 1920) dan prakarsa Katholieke Sociale Bond (KSB) Yogyakarta, serta dukungan Tuan Ir. Julius Robert Anton Marie Schmutzer, seorang tokoh awam dan Administratur Onderneming Gondang Lipoero, sebuah kawasan pabrik Gula yang berada di daerah Selatan Kota Bantul. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, pengurus Gereja Yogyakarta menghubungi berbagai kongregasi para suster untuk mengelola rumah sakit. Suster- suster Kongregasi Cinta Kasih Carolus Borromeus (CB) yang berpusat di Maastricht, Belanda menanggapi ajakan tersebut. Hal ini diduga tidak dapat terlepas dari peran Ny. C.T.M. Schmutzer (Istri Ir J.R.A.M. Schmutzer) yang memiliki kedekatan hubungan dengan Kongregasi Suster CB, karena beliau pernah menjadi murid sekolah perawat yang dikelola suster-suster cinta kasih CB di Belanda. Pada visitasi yang dilakukan oleh pimpinan-pimpinan Kongregasi suster-suster Cinta Kasih Carolus Borromeus di Pulau Jawa, disepakati berdirinya sebuah yayasan pada tanggal 22 Februari 1927.
    [Show full text]
  • Bab 5 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota
    Bab 5 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Bab 5 KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA 5.1. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Surakarta 5.1.1. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kota Surakarta Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota adalah “untuk terwujudnya Kota sebagai Kota Budaya yang produktif, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan berbasis pada sektor industri kreatif, perdagangan dan jasa, pendidikan, pariwisata, serta olah raga”. Berdasarkan pada perumusan tujuan penataan ruang Kota Surakarta, maka rumusan kebijakan penataan ruang bagi Kota Surakarta meliputi kebijakan struktur ruang dan kebijakan pola ruang Kota Surakarta. A. Kebijakan Struktur Ruang Kota Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi: (1) Pemantapan peran kota dalam sistem nasional sebagai pusat kegiatan nasional (PKN), yang melayani kegiatan skala nasional; (2) Pengembangan kota sebagai pusat pelayanan Kawasan Andalan Subosuko- Wonosraten dalam peningkatan ekonomi masyarakat kota; dan (3) Pengembangan sistem pusat pelayanan yang terintegrasi dan berhirarki sebagai kota budaya yang produktif, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan berbasis industri kreatif, perdagangan dan jasa, pendidikan, pariwisata, serta olah raga. B. Strategi Pengembangan Struktur Ruang Kota Terkait rumusan kebijakan pengembangan struktur ruang Kota Surakarta di atas, maka rumusan strategi pengembangan struktur ruang Kota Surakarta adalah : (1) Strategi untuk melaksanakan kebijakan pertama meliputi : a. mendorong kemudahan aksesibilitas terhadap kegiatan skala nasional; b. pengembangan infrastruktur dalam rangka mendukung kota sebagai pusat dan simpul utama kegiatan ekspor-impor serta pintu gerbang nasional dan internasional ; dan c. memperkuat kota agar dapat berfungsi dan berpotensi sebagai pusat kegiatan industri kreatif dan jasa skala nasional. RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-1 Bab 5 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota (2) Strategi untuk melaksanakan kebijakan kedua meliputi : a.
    [Show full text]