Makam Noto Igomo Idham

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Makam Noto Igomo Idham Makam Noto Igomo Idham MAKAM NOTO IGOMO (Arkeologi Makam Tokoh Agama di Tenggarong Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur) Tomb Noto Igomo (Arcaeological Tomb Tenggarong Religious Leaders in Kutai, East Kalimantan) IDHAM Balai Penelitian dan Pengembangan ABSTR A CT Agama Makassar Jl. A.P. Pettarani No. 72 Makassar Essentially tomb archaeological research is an attempt to study various concepts, buildings Telp. (0411) 452952 Facs. (0411) and other things that grew in the past. The study can be applied to various types of buildings 452982 associated with various aspects of human life, both temporal and spiritual. Building which tell e-mail: [email protected] spiritual aspects of the past are represented in the tomb. This tomb archaeological research HP. 0813 56 100 100 Naskah diterima : 13 Januari 2014 aims to find out one of the tombs of religious figures in TenggarongKutaiKartanegara in Naskah direvisi: 19-29 Mei 2014 East Kalimantan. The tomb this research is going to study is the tomb of NotoIgomo. This Naskah disetujui: 18 Juni 2014 research descriptive qualitative analytical reasoning and data collection techniques, which includes assessments, surveys, interviews, and documentation. To reveal the typology of the tomb, this study uses morphological analysis, technology analysis, stylistic analysis, contextual analysis, and analysis of inscriptions. The researchshowedthatinEast Kalimantan, particularly in KutaiKartanegarathere are many sites the remains of the Islamic past the tombs ofreligious leaders. Keywords: Archaeology of tomb, the tomb morphology, religious leaders, Noto Igomo. ABSTR A K Pada dasarnya penelitian arkeologi makam merupakan suatu upaya untuk mempelajari berbagai konsep, baik bangunan maupun hal-hal lain yang berkembang pada masa lalu. Penelitian tersebut dapat diterapkan pada berbagai jenis bangunan yang berkaitan dengan berbagai segi kehidupan manusia, baik yang sifatnya keduniaan maupun kerohanian. Salah satu bagunan yang bersifat kerohanian adalah makam. Penelitian arkeologi makam ini bertujuan untuk mengetahui salah satu makam tokoh agama di Tenggarong Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. Adapun tokoh yang menjadi sasaran penelitian adalah Noto Igomo. Sebagai penelitian arkeologi, penelitian ini menggambarkan tiga tingkatan dalam penelitian arkeologi mulai dari tahap observasi, deskripsi, hingga eksplanasi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan penalaran deskriptif analitis, dengan Balai Penelitianteknik dan pengumpulan Pengembangan data, yaitu: Penjajagan, survei,Agama wawancara, Semarang dan dokumentasi. Untuk mengungkapkan tipologi makam, dilakukan analisis morfologis, analisis teknologi, analisis stilistik, analisis kontekstual, dan analisis inskripsi. Penelitian menunjukkan bahwa di Kalimantan Timur, khususnya Kutai Kartanegara terdapat banyak situs dan tinggalan- tinggalan Islam masa lalu, salah satunya adalah makam tokoh agama. Kata kunci: Arkeologi makam, morfologi makam, tokoh agama, Noto Igomo. 117 Jurnal “Analisa” Volume 21 Nomor 01 Juni 2014 halaman 117-129 PENDAHU L UAN masyarakat memperlakukannya. Azyumardi Azra dalam kata pengantar Penelitian arkeologi makam telah banyak Arkeologi Islam Indonesia, sebuah penghargaan dilakukan oleh para arekeolog. Pada zaman untuk Uka Tjandrasasmita mengatakan bahwa kolonial Belanda, diantaranya penelitian nisan- arkeologi merupakan salah satu ilmu yang nisan makam Islam yang berasal dari pesisir sangat dekat, bahkan lengket dengan sejarah, utara Aceh, yaitu Samudra-Pasai, diantaranya karena keduanya bertujuan sama: mengungkap telah diteliti Snouck Hurgronje pada tahun 1907. kehidupan manusia pada masa lalu (Azra, 2009: Penelitian pada peninggalan arkeologis di Gresik, ix) Didasarkan pada bukti-bukti arkeologis, yaitu makam Maulana Malik Ibrahim yang penulisan sejarah Islam Indonesia memperoleh pernah dicatat oleh Raffles tahun 1817, muncul pondasi yang kuat untuk menjelaskan masuknya dari Van Ronkel dan Th.W. Juynboll tahun 1910- Islam ke Nusantara, terbentuknya watak 1911. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh kosmopolitanisme dan dinamika lokal yang J.P. Moquette telah melangkah jauh pada tahun terjadi, sampai berlangsungnya proses akulturasi 1912 terhadap nisan-nisan makam, baik yang budaya. Salah satu data arkeologis yang ada di Aceh maupun yang ada di Gresik dengan menuntun ke arah tersebut adalah makam para membandingkannya dengan nisan makam yang tokoh agama. ada di Cambay-Gujarat (India) (Tjandrasasmita, Tokoh agama sebagai guru bangsa dan sebagai 2000: 23-24). panutan dalam kehidupan bermasyarakat adalah HJ. Cowan (1940: 15-21)meneliti sebuah nisan sosok yang mendapat tempat terhormat dalam di Meunasah Manchang Lhouksmawe (Aceh). realitas prilaku masyarakat. Penghormatan Hasil penelitiannya yang amat penting adalah terhadap mereka dalam konteks prilaku adanya hubungan antara Indonesia dengan Persia masyarakat dapat dijumpai dengan adanya (Iran) pada masa lampau. Karena nisan tersebut masyarakat tersebut mengikuti ajaran sang merupakan salah satu bukti yang memuat ghazal tokoh dan berupaya menerapkan sejumlah corak ciptaan Sa’adi. Tanda-tanda dan kata-kata nilai-nilai luhur yang dipastikan sebagai ajaran istilah pada akhir tiap bait yang terdiri dari 6 bait utama dari para tokoh tersebut. Semua tokoh atau 12 misra membenarkan dugaan itu. agama senantiasa menyerukan kedamaian Setelah Indonesia merdeka, khususnya hidup bermasyarakat, menjungjung tinggi pada tahun 1947, di Sulawesi Selatan diadakan persaudaraan dan memelihara persatuan di atas penelitian terhadap makam-makam di Watang nilai-nilai kejujuran, keadilan, kesejahteraan Lamuru, Soppeng, Sengkang dan Tempe. Adapun dan kemanusiaan. Untuk itu, masyarakat perlu yang menarik perhatian para peneliti ini adalah kembali disadarkan dan dihadirkan di hadapan makam-makam yang ada di Watampone dan mereka bagaimana masyarakat dan tokoh agama Palima. Selanjutnya pada tahun 1948, tinggalan- ini sejak dahulu saling bersinergi menciptakan tinggalan Islam di Sulawesi Selatan diteliti kehidupan sosial yang aman dan damai. Perlu Balai Penelitian dan Pengembangandalam rangka pemugaranAgama padaSemarang makam-makam direview bagaimana dahulu masyarakat kita di Bontobiraeng Tamalate Tallo, dan Watang menghormati para tokohnya dan bagaimana Lamuru. Nisan-nisan makam di Sulawesi Selatan para tokoh tersebut menempatkan diri sebagai amat menarik perhatian peneliti karena corak guru bangsa yang dapat diteladani. Hal ini dapat tameng yang di atasnya terdapat tonjolan yang dimulai dengan melihat kembali makam-makam bertuliskan huruf Arab bersisikan syahadat para tokoh agama dan menjadikan makam- (Tjandrasasmita, 2000: 63-64; Fadillah, 1999). makam tersebut sebagai data arkeologis yang Menilik dari beberapa penelitian di Indonesia, nantinya dapat bercerita tentang bagaimana ternyata penelitian tentang makam sudah banyak dahulu tokoh tersebut berperilaku dan bagaimana dilakukan, baik sebelum maupun sesudah 118 Makam Noto Igomo Idham Indonesia merdeka. analisis teknologi, analisis stilistik, analisis kontekstual, dan analisis inskripsi. Makam yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah makam yang secara fisik dapat HAS il DAN PE M BAHASAN memberikan tanda akan ketokohan orang yang Kutai Kartanegara sebagai Lokus Penelitian dikubur di dalamnya, tanda tersebut dapat berupa inskripsi yang ada pada nisan, jirat atau Kutai berasal dari bahasa Tionghoa, yaitu Kho kijing makam. Sedangkan tokoh agama yang Thay yang berarti negeri yang besar (Soetoen, dimaksud adalah orang yang berperan terhadap 1971: 185). Dan Karta Negara yang menjadi perkembangan ajaran agama Islam. Salah satu pelengkap dari nama Kutai tersebut artinya makam tokoh agama yang banyak diziarahi mempunyai peraturan. Jadi Kutai Kartanegara di Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara, adalah negeri besar yang mempunyai paraturan Kalimantan Timur adalah makam Noto Igomo (Kementerian Penerangan RI, 1950: 412). Ibu yang berada di Kompleks makam Kelambu kota Kutai Kartanegara adalah Tenggarong. Kuning Gunung Gandek Jl. Sultan Aji Muhammad Tenggarong berasal dari kata Tangga Arung. Alimuddin. Perpaduan bahasa melayu, tangga dan bahasa Bugis Arung (artinya tangga raja) (Idar, 1999; Berdasarkan pada latar belakang di atas, Soetoen, 1975). Pendapat lain menduga bahwa permasalahan yang diangkat dalam penelitian kata itu berasal dari kata TangngarengArung ini, adalah “Bagaimanakah morfologi, gaya dan (bahasa bugis) yang berarti pandangan raja inskripsi makam dan hubungannya dengan (Sabang, 2003: 66). Pendapat yang lain tokoh yang dimakamkan?”. Ada dua pertanyaan mengatakan bahwa Tenggarong berasal dari mendasar yang akan dijawab pertanyaan ini, bahasa Dayak Benuaq dari kelompok Ningkah yakni: 1) bagaimana morfologi, gaya dan inskripsi Olo, yakni Tengkarukng, berasal dari akar kata makam Noto Igomo; dan 2) Siapakah Noto Igomo tengkaq dan bengkarukng, tengkaq berarti naik tersebut? atau menjejakkan kaki ke tempat yang lebih tinggi (seperti eniti anak tangga), bengkarukng adalah METODE PENE li T I AN sejenis tanaman akar-akaran.dimana orang Dayak Penelitian arkeologi, sebagaimana disiplin Benuaq menaiki tebing sungai Mahakam melalui ilmu yang lain, meliputi proses dan tingkatan akar bengkarukng yang lambat laun penyebutan penelitian mulai dari pengumpulan data, bengkarukng menjadi tenggarong (http: //www. pengolahan data, hingga penjelasan mengenai kerajaan nusantara.com/id/ kutai-kartanegara). hasil penelitiannya. James Deetz (dalam Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan Burhanuddin (ed): 1998: 12) menggambarkan kelanjutan dari Kesultanan Kutai Kartanegara
Recommended publications
  • MENELUSURI TINGKAT PERCAYA DIRI GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI KOTA MANADO PROVINSI SULAWESI UTARA Abd
    PROSIDING THE 2ND INTERNATIONAL SEMINAR ON CONTEMPORARY ISLAMIC ISSUES CONTEMPORARY ISSUES on Religion and Multiculturalism Swiss Bel Hotel Maleosan Manado, 9-10 Desember 2019 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MANADO 2019 PROSIDING THE 2ND INTERNATIONAL SEMINAR ON CONTEMPORARY ISLAMIC ISSUES Contemporary Issues On Religion And Multiculturalism Swiss Bel Hotel Maleosan Manado, 9-10 Desember 2019 Reviewer 1. Dr. Ardianto, M. Pd 2. Sulaiman Mappiasse, Ph. D 3. Dr. Hadirman,. Hum Editor : Dr. Edi Gunawan, M.HI & Rusdiyanto, M. Hum Tata Letak : Ahmad Bahaudin Desain Cover : Istana Agency Cetakan I, Desember 2019 ISBN: 978-602-53029-9-2 Diterbitkan Oleh: Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Manado Gedung Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAN Manado Jl. Dr. S.H. Sarundajang Kawasan Ringroad I, Kota Manado Telp : +62431860616 E-Mail : [email protected] Web : www.fuad.iain-manado.ac.id Anggota Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi Indonesia (APPTI) Dicetak oleh: CV. ISTANA AGENCY Istana Publishing Jl. Nyi Adi Sari Gg. Dahlia I, Pilahan KG.I/722 RT 39/12 Rejowinangun-Kotagede-Yogyakarta 0851-0052-3476 [email protected] 0857-2902-2165 istanaagency istanaagency www.istanaagency.com Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit Proceeding The 2nd International Seminar on Contemporary Islamic Issues (ISCII) 2019 “Contemporary Issues on Religion and Multiculturalism” Swiss Bel Hotel Maleosan Manado, 9-10 Desember 2019 Stering Commitee Dr. Yusno A Otta, M. Ag Dr. Muhammad Imran, M. Th. I Dr. Sahari, M. Pd Advisor Delmus Puneri Salim, S.Ag., MA, M.Res., Ph.D (State Islamic Institute of Manado) Dr.
    [Show full text]
  • PEGAWAI KUA DI KABUPATEN BOGOR DAN BONE Tesis Di
    PENGARUH PEMAHAMAN HADIS GRATIFIKASI TERHADAP PERILAKU ANTI GRATIFIKASI KASUS: PEGAWAI KUA DI KABUPATEN BOGOR DAN BONE Tesis Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Agama (M.Ag) Oleh: Untung Afandi NIM: 2113034000003 PROGRAM STUDI TAFSIR-HADIS FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H / 2018 M LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Tesis ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata dua (S2) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sangsi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING PENGARUH PEMAHAMAN HADIS GRATIFIKASI TERHADAP PERILAKU ANTI GRATIFIKASI KASUS: PEGAWAI KUA KABUPATEN BOGOR DAN BONE Tesis Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Agama (M.Ag) Oleh Untung Afandi NIM: 2113034000003 Pembimbing I, Pembimbing II, PROGRAM STUDI TAFSIR-HADIS FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H / 2018 M ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Tesis berjudul Pengaruh Pemahaman Hadis Gratifikasi Terhadap Perilaku Anti Gratifikasi. Kasus: Pegawai KUA Kabupaten Bogor dan Bone, telah diajukan
    [Show full text]
  • Justicia Islamica: Jurnal Kajian Hukum Dan Sosial Vol.18, No
    Justicia Islamica: Jurnal Kajian Hukum dan Sosial Vol.18, No. 1, June 2021 (pp.79-96) INDONESIAN POLITICAL KLEPTOCRACY AND OLIGARCHY: A Critical Review from the Perspective of Islamic Law Anita Marwing* Faculty of Sharia, Institut Agama Islam Negeri Palopo, Indonesia Email: [email protected] *Corresponding author DOI: 10.21154/justicia.2352 Received: Dec 14, 2020 Revised: Feb 16, 2021 Approved: April 15, 2021 Abstract: This study discusses corruption in the Indonesian political system from Islamic law, particularly regarding the Kleptocracy and political oligarchy. One of the most basic corruption causes comes from an internal personality factor, human’s character; greedy and consumptive. Additionally, some factors also come from human external factors, namely the perpetrators’ coercion because they are tied to a system. Corruption is carried out not only by individuals but also in cooperation/conspiracy between the bureaucracy and corporations and political parties. Elites called them Kleptocracy and political oligarchy. This research is descriptive qualitative research with an approach based on legal analysis. This research has found several things. First, corruption in the Indonesian political system can be categorized into acts of Ghulul (treachery), Risywah (Gratification/bribery),Khiyanah (Unfaithful), Sariqah (theft), and Hirabah (Grand Theft/ Robbery). Second. The strategy to eradicate corruption in an Islamic perspective can be carried out by imposing sanctions, including sanctions in the world’s dimensions and the hereafter. This research encourages the strengthening of the socio-religious system, especially among religious leaders, as a preventive and curative form of handling corruption in the political system in Indonesia. Penelitian ini membahas tentang korupsi dalam sistem politik Indonesia dalam perspektif hukum Islam, khususnya tentang kleptokrasi dan oligarki politik.
    [Show full text]
  • Chapter Thirty Statements of Al-Husain Bin
    Kamaaluddin wa Tamaamun Ni’ma 1 Chapter Thirty Statements of al-Husain bin Ali (a.s.) regarding the occurrence of Ghaibat 1 - Narrated to us Abdul Wahid bin Muhammad bin Ubdus al-Attar: Narrated to us Abu Amr Kashshi: Narrated to us Muhammad bin Masud: Narrated to us Ali bin Muhammad bin Shuja from Muhammad bin Isa from Muhammad bin Abi Umair from Abdur Rahman bin Hajjaj from as-Sadiq Ja’far bin Muhammad from his father Muhammad bin Ali from his father Ali bin Husain (a.s.) that he said: Husain Ibne Ali (a.s.) said: “In my ninth descendant there will be a similarity to Prophet Yusuf (a.s.) and a similarity to Prophet Musa bin Imran (a.s.). And he is the Qaim of us, Ahle Bayt. Allah, the Mighty and the High will reform his circumstances overnight.” 2 - Narrated to us Ahmad bin Muhammad bin Ishaq Muazi (r.a.): Narrated to us Ahmad bin Muhammad Hamdani Kufi: Narrated to us Ahmad bin Musa bin Furat: Narrated to us Abdul Wahid bin Muhammad: Narrated to us Sufyan: Narrated to us Abdullah bin Zubair from Abdullah bin Shareek from a man of Hamadan that he said: I heard Al-Husain bin Ali (a.s.) that he said: “The Mahdi of this nation is my ninth descendant. He would have an occultation and he is the one whose inheritance shall be divided during his lifetime.” 3 - Narrated to us Ahmad bin Ziyad bin Ja’far Hamdani: Narrated to us Ali bin Ibrahim bin Hashim from his father from Abdus Salam bin Salih Harawi that he said: Informed us Waki bin Jarrah from Rabi bin Saad from Abdur Rahman bin Salit that he said: Husain Ibne Ali Ibne Abi Talib (a.s.) said: “From us there are twelve Mahdis, the first of whom is Amirul Momineen Ali Ibne Abi Talib (a.s.) and the last of whom is my ninth descendant.
    [Show full text]
  • THE WAWACAN SEH RITUAL in BANTEN DISSERTATION the School of Graduate
    CULTURAL NEGOTIATION, AUTHORITY, AND DISCURSIVE TRADITION: THE WAWACAN SEH RITUAL IN BANTEN By Ade Fakih Kurniawan SRN. 1530010007 DISSERTATION The School of Graduate Studies State Islamic University Sunan Kalijaga Yogyakarta 2019 iii iv v PLAGIARISM DECLARATION To the best of my knowledge and belief, I declare that this dissertation is my own work and that I have used no sources other than the ones referred to. I understand that the School of Graduate Studies of UIN Sunan Kalijaga may take disciplinary action against me if it believes that this is not my own unaided work. vi PROMOTORS’ APPROVAL LETTER Promotor : Prof. Noorhaidi, S.Ag., MA., M.Phil., Ph.D. ( ) Promotor : Achmad Zainal Arifin, M.A., Ph.D ( ) vii APPROVAL STATEMENT To Director of the School of Graduate Studies UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Assalamu’alaikum wr.wb. I would like to inform you that the dissertation entitled: CULTURAL NEGOTIATION, AUTHORITY, AND DISCURSIVE TRADITION: THE WAWACAN SEH RITUAL IN BANTEN is written by: Name : Ade Fakih Kurniawan, M.Ud. SRN : 1530010007 Program : Doctor (S3) of Islamic Studies Concern : Islamic Thought and Muslim Societies The dissertation deserves to be submitted to the committee of the opened examination. Wassalamu’alaikum wr.wb. Yogyakarta, 22 Mei 2019 Promotor, Prof. Noorhaidi, S.Ag., M.A., M.Phil., Ph.D viii ix APPROVAL STATEMENT To Director of the School of Graduate Studies UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Assalamu’alaikum wr.wb. I would like to inform you that the dissertation entitled: CULTURAL NEGOTIATION, AUTHORITY, AND DISCURSIVE TRADITION: THE WAWACAN SEH RITUAL IN BANTEN is written by: Name : Ade Fakih Kurniawan, M.Ud.
    [Show full text]
  • KRITIK AL-NAWAWI< TERHADAP AL-SHI<R A<ZI< TENTANG
    KRITIK AL-NAWAWI< TERHADAP AL-SHI<RA<ZI< TENTANG KEHUJAHAN HADIS MURSAL TESIS Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Magister dalam Program Studi Ilmu Hadis Oleh: Mohammad Nasir NIM: F02815169 PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2019 ii iii iv v vi ABSTRAK Kritik al-Nawawi> Terhadap al-Shi>ra>zi> Tentang Kehujahan Hadis Mursal Penulis : Mohammad Nasir. NIM : F02815169. Pembimbing : Dr. Muhid, M.Ag. NIP : 196310021993031002 Konsentrasi : Ilmu Hadis Kata Kunci : Hadis Mursal, Hujah, Al-Nawawi>, Al-Shi>ra>zi>. Dalam penelitian ini akan dikaji pendapat al-Shi>ra>zi tentang kehujahan hadis mursal dalam kritik al-Nawawi>. Dimana al-Shi>ra>zi> menggunakan pemikirannya sendiri dalam kehujahan hadis mursal yang diaplikasikan dalam kitabnya al-Muhadhdhab, yang secara umum pendapat dan aplikasi tersebut menyalahi terhadap pendapat al-Sha>fi’i. Dalam penelitian ini penulis fokus membahas tentang bagaimana kehujahan hadis mursal perspektif al-Shi>ra>zi>, bagaimana kritik al-Nawawi> terhadap al-Shi>ra>zi> tentang kehujahan hadis mursal dan bagaimana implikasi dari kritik al-Nawawi>. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan histori (sejarah) yaitu usaha merunut akar sejarah secara kritis mengapa kedua tokoh tersebut menegeluarkan sebuah gagasan dan pemikiran tertentu, bagaimana latar belakangnya sekaligus mencari struktur fundamental (filosofi) dari pemikiran tersebut. Dengan pendekatan ini diharapkan mampu menunjukkan dasar pemikiran dari kritik al-Nawawi> atas pemikiran al-
    [Show full text]
  • Politics Conflict and Proxy Wars
    The author/Fouad Mussed Fouad Mussed Dhaifallah Muthanna is a researcher at the Abaad Center for Studies and Research, born in 1977 in al-Dhale governorate, southern Yemen. He also works as a correspondent for the Turkish Anadolu News Agency. He got a bachelor in the English Literature from Aden University. He worked as a representative for al-Dhale governorate between 2012 and 2013 in the program of “Promoting Electoral Reforms”, which was implemented by the National Democratic Institute (NDI). He won the second place in the competition for the best article on "Civil Society after the Arab Spring", in "Freedom Forum" - Kingdom of Morocco 2012. He managed the editorial of Al-Watani newspaper between 208 and 2013. Abaad Studies & Research Center : About Us Abaad Studies & Research Center (Abaad) is a non-profit organization مركز أبعاد للدراسات والبحوث that has a license from Yemen's Social Affairs Ministry No. (436) issued on Abaad Studies & Research Center October 18 2010. focuses on politics, intellect, democracy, election, political parties, terrorism, freedoms as well as economic and social issues. Six decades of instability..Yemen ... politics conflict and proxy wars Index Summary......................................................................................................4 Research Methodology................................................................................5 introduction.................................................................................................8 The first topic: Revolution and Identity
    [Show full text]
  • Makam Noto Igomo Idham
    Makam Noto Igomo Idham MAKAM NOTO IGOMO (Arkeologi Makam Tokoh Agama di Tenggarong Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur) Tomb Noto Igomo (Arcaeological Tomb Tenggarong Religious Leaders in Kutai, East Kalimantan) IDHAM Balai Penelitian dan Pengembangan ABSTRACT Agama Makassar Jl. A.P. Pettarani No. 72 Makassar Essentially tomb archaeological research is an attempt to study various concepts, buildings Telp. (0411) 452952 Facs. (0411) and other things that grew in the past. The study can be applied to various types of buildings 452982 associated with various aspects of human life, both temporal and spiritual. Building which tell e-mail: [email protected] spiritual aspects of the past are represented in the tomb. This tomb archaeological research HP. 0813 56 100 100 Naskah diterima : 13 Januari 2014 aims to find out one of the tombs of religious figures in TenggarongKutaiKartanegara in Naskah direvisi: 19-29 Mei 2014 East Kalimantan. The tomb this research is going to study is the tomb of NotoIgomo. This Naskah disetujui: 18 Juni 2014 research descriptive qualitative analytical reasoning and data collection techniques, which includes assessments, surveys, interviews, and documentation. To reveal the typology of the tomb, this study uses morphological analysis, technology analysis, stylistic analysis, contextual analysis, and analysis of inscriptions. The researchshowedthatinEast Kalimantan, particularly in KutaiKartanegarathere are many sites the remains of the Islamic past the tombs ofreligious leaders. Keywords: Archaeology of tomb, the tomb morphology, religious leaders, Noto Igomo. ABSTRAK Pada dasarnya penelitian arkeologi makam merupakan suatu upaya untuk mempelajari berbagai konsep, baik bangunan maupun hal-hal lain yang berkembang pada masa lalu. Penelitian tersebut dapat diterapkan pada berbagai jenis bangunan yang berkaitan dengan berbagai segi kehidupan manusia, baik yang sifatnya keduniaan maupun kerohanian.
    [Show full text]
  • Ahmad Norudin Bin Che Min Npm : 1431070042
    1 HADITS-HADITS TENTANG PERINTAH SHALAT SUNNAH TAHIYATUL MASJID DAN KEWAJIBAN MENDENGARKAN KHUTBAH JUM’AT (Studi Analisis Sanad dan Matan) Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas Dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Dalam Ilmu Ushuluddin Oleh AHMAD NORUDIN BIN CHE MIN NPM : 1431070042 Jurusan : Ilmu Hadits FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1438 H / 2017 M 2 HADITS-HADITS TENTANG PERINTAH SHALAT SUNNAH TAHIYATUL MASJID DAN KEWAJIBAN MENDENGARKAN KHUTBAH JUM’AT (Studi Analisis Sanad dan Matan) Pembimbing I : Dr. Ahmad Isnaeni, MA. Pembimbing II : Dr. Kiki Muhammad Hakiki, MA. Skripsi Diajukan untuk melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) dalam Ilmu Ushuluddin Oleh AHMAD NORUDIN BIN CHE MIN NPM : 1431070042 Jurusan : Ilmu Hadits FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1438 H / 2017 M ABSTRAK HADITS-HADITS TENTANG PERINTAH SHALAT SUNNAH TAHIYATUL MASJID DAN KEWAJIBAN MENDENGARKAN KHUTBAH JUM’AT (Studi Analisis Sanad dan Matan) 3 Oleh AHMAD NORUDIN BIN CHE MIN Berangkat dari permasalahan yang timbul di tengah-tengah masyarakat kita dalam memahami hadits Nabi SAW sebagai sumber pokok Islam kedua memang perlu penafsiran, karena hukum atau perintah yang terkandung didalamnya masih memerlukan pemahaman yang lebih, karena pada beberapa kasus hadits Nabi SAW nampak saling bertentangan. Demikian halnya hadits- hadits yang memerintahkan shalat sunah tahiyatul masjid dan hadits yang memerintahkan mendengarkan khutbah jum’at sekilas nampak hadits-hadits tersebut saling bertentangan antara satu hadits dengan yang lainnya. Namun demikian benarkah kedua hadits hadits tersebut saling bertentangan lantas bagaimana kita mensikapinya? Kedua perintah Nabi SAW yang terkandung dalam kedua hadits diatas sungguh saling bertolak belakang, demikian halnya pemahaman kaum muslimin, terjadi perbedaan pendapat disana.
    [Show full text]
  • TAREKAT KEBANGSAAN: Kajian Antropologi Sufi Terhadap Pemikiran Nasionalisme Habib Luthfie
    TAREKAT KEBANGSAAN: Kajian Antropologi Sufi Terhadap Pemikiran Nasionalisme Habib Luthfie Imam Kanafi STAIN Pekalongan [email protected] The focus of this study are: what exactly is behind the surge of nationalism of Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan as a head thariqah mu'tabarah Jam `iyya ahl al - nahdhiyyah; how exactly his view of state and nationality in the tarekat perspective; and what efforts made by him to serve as a vehicle for planting nationalism among the tarekat adherent. Documentation, participant observation, and in- dept interview were used to explore the needed data to answer those questions. To analysis data, anthropological approach was used. The results showed that Habib Lutfi bin Yahya who is of Arab descent among sayyid born in Pekalongan and lived in conditions and situations of a family that had a high khidmah to the social problems of Indonesian nationality. Extensive social relations with various communities had formed his thought to be pluralist and multukultural. To him, love for nation is a manifestation of the love of God and the Prophet. NKRI is set in stone, because Indonesia is the result of religious leaders of the struggle to ensure the realization of a just social system and prosperity to the consummation ta'abudiyah to God. The Indonesian people should not forget the history of his people, through the introduction of, respect for and taking the value of their role models. The strongnese of NKRI was a means of the realization of general welfare, so that the existence NKRI was necessary or obligatory. The implication of this was that to guard, to nurture and to respect the legitimate leader were also religious imperative.
    [Show full text]
  • BAB III BIOGRAFI ABU< DA<WUD DAN TINJAUAN HADIS TENTANG
    38 BAB III BIOGRAFI ABU< DA<WUD DAN TINJAUAN HADIS TENTANG GRATIFIKASI DALAM PERSPEKTIF HADIS A. Biografi Imam Abu> Da>wud Abu> Da>ud bernama Sulaiman bin ‘Asy‘as bin Ishaq bin Basyi>r bin Syadad bin ‘Umar bin Imran.1 Imran Al-Azdiy seorang leluhur Abu> Da>wud berperan aktif dalam kesatuan tentara pendukung Khalifah Ali bin Abi T}a>lib pada perang Shiffin.2 Ia (Abu> Da>wud) adalah seorang Imam Hadis yang sangat teliti, tokoh terkemuka dan pengarang kitab Sunan yang tidak diragukan lagi kredibilitasnya. Beliau dilahirkan pada tahun 202 H atau 817 M di Sijistan, suatu daerah yang terletak di Basrah.3 Dan wafat pada tahun 275 H di kota Basrah pada tanggal 16 syawal 275.4 Abu> Da>wud terlahir di tengah-tengah keluarga yang religius, orang tuanya tergolong hamba yang patuh menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan- Nya. Sejak kecil Abu> Da>wud telah dikenalkan kepada ilmu keislaman yang sangat kaya. Kedua orang tuanya mendidik dan mengarahkan Abu> Da>wud agar menjadi 5 tokoh intelektual Islam yang disegani. Abu> Da>wud mengawali pendidikannya dengan belajar bahasa Arab, Al- Quran, dan pengetahuan agama lain. Sampai pada usia 21 tahun beliau telah 1Kamil Muhammad Muhammad Uwaidhah, Abu> Da>wud (Beirut: Da>rul Kutub al-Ilmiyah, 1996), 5. 2 Muhtadi Ridwan, Studi Kitab-Kitab Hadis Standar (Malang: UIN Maliki Press, 2012), 67. 3Zainul Arifin, Study Kitab Hadis (Surabaya: al-Muna, 2010), 113. 4Muhammad Uwaidhah, Abu> Da>wud..., 19. 5Dzulmani, Mengenal Kitab-kitab hadis,(Yogyakarta: Insan Madani, 2008),102. 38 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 39 bermukim di Baghdad.
    [Show full text]
  • The Amman Message
    THE AMMAN MESSAGE the royal aal al-bayt institute for islamic thought 2009 • jordan THE AMMAN MESSAGE the royal aal al-bayt institute for islamic thought 2009 • jordan the royal aal al-bayt institute for islamic thought isbn 978 -9957 -428 -30 -3 CONTENTS Introduction v TheAmman Message 1 TheThree Points of theAmman Message 16 Grand List of Signatories 23 FrequentlyAsked Questions 84 INTRODUCTION heAmman Message starte2d7 as a detailed sta1t4em25 eanh t 9 released on t2h0e04evcee of the th of Ramadan T/ th November by H.M. King Abdullah II bin Al-Hussein in Amman, Jordan. It sought to declare what Islam is and what it is not, and what actions repre - sent it and what actions do not. Its goal was to clarify to the modern world the true nature of Islam and the nature of true Islam. In order to give this statement more religious authority, H.M. King Ab24dullah II then sent the follow - ing three questions to of the most senior religious scholars from all around the wo1rld representing all2the branches and schools of Islam: ( ) Who is a Muslim3? ( ) Is it permissible to declare someone an apostate (takfir)? ( ) Who v introduction hastherighttoundertakeissuingfatwas(legalrulings)? Based on the fatwas provided by these great scholars (who included the Sheikh Al-Azh2a0r 0;5 Acyeatollah Sistani and Sheikh Qaradawi), in July , H.M. King Abdullah2I0I0 convened an international Islamic confer - ence of o5f0 the world’s leading Islamic scholars ‘Ulama ) from countries. In Amman, the scholars unanimously issued a ruling on three fundamental issues (which became known as the ‘Three Points of the Amman Message’): 1 8 .
    [Show full text]