<<

Jurnal Emik, Volume 1 Nomor 1, Desember 2018

Fanwar: Perang antar Fans Idol K-Pop di Media Sosial

Lastriani [email protected] Universitas Hasanuddin

Abstract At present, the use of social media tends to be an inseparable need from humans. In addition to getting daily news, social media also provides information about artists/idols. People who are looking for information about their idols are fans who are generally teenagers, including Indonesian teenagers. There are several idols who are idolized by Indonesian teenagers, including idols from South . This article deals with war between K-Pop idol’s fans in cyber space. The study was conducted through social media, namely Instagram and that not only fans, but also their idol use Instagram and Twitter as their media of interaction. Therefore, fanwar is also carried out in both social media. Eleven participants get involved in this study. They are Indonesian teenagers who use both social media, consisting of five fans and six who have participated in and/or have carried out fanwar through social media. Data was collected using observation in social media and in-depth interview. The study indicates that fanwar is generally caused by the number of idol voting in the competition, the number of idol’s sold performance tickets, rating of drama, style between idols, and dating style between idols. Fans can be an individual and can also be a group of fans (fandom). But membership can be more than fandom (multi-fandom). When a fanwar takes place, a person or fandom must choose on which side he/she is taking. However, if someone has more than one fandom (multi-fandom), then usually he/she experiences a dilemma to whom he/she is taking part in fanwar. Therefore, they are usually being passive in fanwar to secure themselves from any of their fandom, Fanwar itself has impacted on the lives of idol fans, both online and in the real world, and both positively and negatively. Positive impact includes relieving stress, getting new friends with fellow fandom (in different cities and/or countries), and feeling satisfaction when defending their idols. Fans who defend their idols are desperately considered by the same fandom members as "true fans". However, fanwar also has negative impacts, namely disrupting the school (due to staying up late to "fight" on social media), wasting their time, having no benefits, and behaving and talking rudely, so they are shunned by friends in the real world. It is argued that the participation of fans in the fanwar reflects their authenticity towards their idols, but fanwar is also a reflection of idol himself/herself. Releasing in the fanwar indicates fans weakness and their idol does not deserve to be idolized.

Keywords: K-Pop, K-Popers, Fanwar, Idol, Instagram, Twitter, Fans, dan Fandom.

87 Fanwar: Perang Antar Idol K-Pop di Media Sosial

Pendahuluan kemudian dipertanyakan otentisitasnya. Tapi, K-pop adalah industri budaya komersial bersamaan dengan itu, mereka memeroleh yang menghargai musik pop berkualitas tinggi legitimasi sosial sebagai komoditi yang dapat dengan patina visual yang sangat menarik - diekspor yang dapat menaikkan kebanggaan tidak hanya kemilau profesional video nasional dengan menjadi bagian garis terdepan musiknya, tetapi juga estetika nyaris tak tercela dari (Oh dan Lee 2013). dari para bintang K-pop (Lie 2013:41). K-pop Kang (2017) mengeksaminasi telah menjadi salah satu produk budaya paling representasi penyanyi idol pada pertunjukan kuat di Asia Timur, dan sekarang semakin tertentu——dan populer di seluruh dunia (Sung 2013:101), berargumentasi bahwa pertunjukan ini termasuk Indonesia. Melalui eksaminasi meyakinkan bahwa idol benar-benar telah lompatan besar dari industri media Korea, Shim mendapatkan tempat mereka dalam Korean (2006) berargumentasi bahwa tesis dominasi AS Wave idol pertama kali ditemukan dalam tentang globalisasi tidak sepenuhnya Korean Wave sebagai hasil dari popularitas dibenarkan. Meskipun bentuk hiburan populer, mereka di luar negeri, mereka sekarang seperti film dan televisi adalah penemuan ditemukan kembali (rediscovered) karena bakat Barat, orang Korea telah memberikan tikungan mereka dan menunjukkan bahwa mereka layak mereka sendiri kepada media ini dengan dengan ketenaran mereka. memadukan karakteristik asli dan Jika ada idol, maka ada fans. Fans sendiri menambahkan keunikan mereka dengan cara selain mengagumi idol, mereka juga yang inovatif. Ini menyebabkan K-pop menjadi mendukung idol mereka, seperti mengikuti mudah populer dan digandrungi seantero kegiatan idol dan menonton konser musik (bagi dunia. penyanyi) ataupun menonton filmnya (bagi Selebriti K-pop sendiri—penyanyi yang aktor/aktris). Berbicara kepada idol telah dikenal sebagai idol—telah ada sebelum membudaya di kalangan fans, tak peduli dimulainya Korean Wave (Gelombang Korea), mereka diterima atau ditolak (Jenkins 1992). hanya belakangan ini mereka “ditemukan” dan Mereka ingin menunjukkan fanatisme terhadap menjadi bagian dari wacana dominan. Istilah idol mereka (Lastriani 2018; Widiarti 2012), “idol” yang merujuk pada penyanyi muda— tanpa memasalahkan apakah mereka akan yang berusia remaja hingga dua puluh direspon oleh sang idol atau tidak. Ada tahunan—yang telah melalui sistem training simbiosis mutualisme di antara keduanya. Di idol di bawah agen manajemen hiburan (Shim satu sisi, fans ingin mendapatkan pengakuan 2013), meskipun idol tidak hanya berkaitan sebagai fans. Di sisi lain, mereka juga dengan penyanyi. Sebagai idol yang memeroleh dibutuhkan oleh idol mereka untuk kepentingan kehadiran global yang mengakumulasi fans popularitas. yang berdomisili di luar Korea dan sebagai idol Dengan mewawancarai 36 musisi, Baym yang mendapatkan kehadiran global, ini (2012) menyoroti batasan yang tidak jelas membobol tangga musik luar negeri, mereka (blurred boundaries) antara penggemar (fans) menjadi bagian yang integral dari Korean Wave dan teman (friends), Baym mengidentifikasikan (Choi dan 2015). Meskipun popularitas bagaimana interaksi secara online dapat mereka yang meningkat, para selebriti muda ini membawa penghargaan interpersonal bagi para harus menghadapi hal negatif dari label “idol”. musisi ini dan bagaimana mereka dapat Mereka tidak saja dikritik oleh media, tapi juga meningkatkan tantangan interpersonal. Para oleh masyarakat umum karena diproduksi musisi ini menyeimbangkan tensi ini melalui secara massal oleh perusahaan hiburan dan sejumlah strategi yang bergantung pada

88 Jurnal Emik, Volume 1 Nomor 1, Desember 2018 kebutuhan mereka untuk melindungi diri Selatan, dll. Para remaja mengidolakan mereka mereka, orang-orang yang dicintai, dan karena bakat mereka, (seperti menyanyi, integritas pengalaman fans mereka. Ketimbang menari dan berakting, dll.). Selain itu, wajah mendekati audiens sebagai fans yang kurang yang tampan dan cantik serta tubuh yang powerful, banyak musisi yang memperlakukan proporsional juga menjadi alasan mengapa mereka secara relatif sama. mereka mengidolakan seseorang atau Dalam lingkup remaja di Indonesia kelompok orang. Namun tidak semua remaja biasanya mereka mengagumi idol yang pandai menyukai para idol, diantara mereka ada yang bernyanyi, menari dan juga memiliki bakat bahkan membenci idol (dan disebut haters) akting. Aliando Syarif dan Prilly Latuconsina, yang sering mencibir dan menimbulkan misalnya, selain menjadi aktor/aktris peperangan secara lisan (fanwar). Tinalaga (film/drama), mereka juga menjadi seorang (2018:4) mengemukakan bahwa penggemar penyanyi. Selain idol yang berasal dari dalam tidak lagi hanya mendukung musik idol mereka negeri, remaja Indonesia juga memiliki idol dari dan menyoroti keberhasilan mereka, tetapi juga luar negeri, seperti dari Amerika merendahkan atau bahkan secara langsung Serikat, Yomohira Yamashita dan Yuidari negara menyerang idol atau fandom hanya karena Jepang, Lee Jon Seok, Nam Jo Hyuk dari Korea minat dan keyakinan mereka tidak selaras, dan Selatan, serta boyband dan girlband (atau juga Tilaga mengistilahkannya sebagai toxic disebut boygroup dan girlgroup), sepertiEXO1, competitive performativity. Oleh karenanya, BTS2, , yang juga dari Korea Tinalaga (2018:5) mengategorikan fans atas kelompok idol yang baik dan sukses (good, successful idol group) dan kelompok idol yang 1 adalah group penyanyi pria Korea Selatan- baik dan mendukung (good, supportive idol Tiongkok yang berbasis di . EXO dibentuk oleh S.M. Entertainment pada tahun 2011. Group music group). ini memulai debut pada tahun 2012 dengan 12 Dengan budaya selebriti K-Pop, koneksi anggota yang terbagi menjadi dua subgrup, EXO-K idol secara aktif dibuat melalui fandom mereka, dan EXO-M, masing-masing sub-grup ini menyanyikan lagu dalam Bahasa Korea dan sehingga bagi banyak fans, identitas penggemar Mandarin. EXO meraih puncak kepopuleran dengan K-Pop mereka sangat selaras dengan identitas dirilisnya pertama mereka, XOXO (2013), yang pribadi mereka. Ketika idola mereka berhasil, menghasilkan singel hit "Growl". XOXO sukses tidak fans merasa seolah-olah mereka telah berhasil. saja secara kritikal, tapi juga secara komersial, dan berhasil memenangkan penghargaan “Disk Daesang” Demikian halnya ketika idol mereka menjadi di Golden Disk Awards ke-28 dan “Album Terbaik idol yang terbaik, penggemar merasa seolah- Tahun Ini” di ke-15. olah mereka adalah yang terbaik (baca, Dengan terjualnya album ini lebih dari satu juta kopi, misalnya, Yoon 2018). Fans K-Pop individu ini menjadikan EXO sebagai musisi Korea dengan penjualan terbanyak dalam kurun waktu 12 tahun diharapkan berupaya untuk memastikan terakhir.Dengan penjualan album studio dan album mini berikutnya yang sangat laris, EXO dinobatkan dibentuk oleh Big Hit Entertainment. Pada tanggal sebagai selebriti paling berpengaruh oleh Forbes 12 Juni 2013, mereka membawakan lagu "No More Korea untuk tahun 2014dan 2015. Awak media Dream" dari album perdana mereka “2 Cool 4 Skool” menyebut mereka sebagai "boyband terbaik di untuk memperingati debut mereka pada 13 Juni dunia" dan berada di posisi terdepan dominasi pop 2013. Mereka memenangkan beberapa “Artis Baru dengan koreografi yang mantap yang didukung Tahun Ini” untuk lagu "No More Dream", termasuk dengan lagu yang dibuat oleh beberapa penulis dan di 2013 dan Golden Disc produser paling berbakat di dunia, serta diasah oleh Awards serta 2014 Music Awards di Seoul. Band ini segudang kepribadian dan bakat mereka. terus menjadi terkenal dengan album mereka 2BTS, yang merupakan singkatan dari Beyond the selanjutnya Dark & Wild (2014), The Most Beautiful Scene juga dikenal sebagai Bangtan Boys, adalah Moment in Life, Part 2 (2015) dan The Most boyband Korea beranggotakan tujuh orang yang Beautiful Moment in Life: Young Forever (2016).

89 Fanwar: Perang Antar Idol K-Pop di Media Sosial kesuksesan bagi idol dan fandom mereka kebencian dengan kalimat-kalimat verbal (Tinaliga 2018). Fandom telah memberikan agresif menimbulkan adiksi terhadap “rasa kebersamaan” kepada fans untuk berbagi pelakunya. gairah mereka dengan sesama fans. Artikel ini difokuskan pada bagaimana Dalam studinya yang berfokus pada aktivitas para K-Popers yang fanatik terhadap distribusi sosial melalui studi kasus praktik fans idol tertentu dan bagaimana dampaknya online K-pop dan distribusi global “Gangnam terhadap kehidupan mereka. Temuan Style”, dan Shim (2014) mengemukakan penelitian ini menunjukkan bahwa kefanatikan bahwa ia menggunakan sirkulasi K-pop online di terhadap seseorang atau kelompok idol kalangan remaja Indonesia yang lebih menyukai membuat mereka membela mati-matian idol penggunaan media sosial karena akses yang mereka, dan menimbulkan fanwar ketika antar mudah, cepat terbarui, biaya rendah, cara fandom saling mencela idol lain dan membela berbagi (baik barang maupun emosi). Praktik idol mereka. online remaja yang diberdayakan jejaring sosial seperti itu mewakili saluran distribusi bottom- Metode Penelitian up yang baru muncul. Selain itu, dengan Penelitian ini dilakukan di dunia maya menggunakan contoh kasus “” melalui media sosial, yakni Instagram dan ditemukan bahwa distribusi sosial tetap terkait Twitter. Hal ini didasarkan pada temuan awal erat dengan paradigma industri arus utama penelitian dimana penggemar individu maupun yang terus dipimpin oleh perusahaan media kelompok penggemar (fandom) melakukan global. K-pop, telah menjadi salah satu bentuk fanwar di Instagram dan Twitter karena idol budaya pop yang paling terdistribusi secara mereka juga menggunakan aplikasi tersebut, dinamis di pasar pop global melalui jaringan termasuk remaja Indonesia. Ini terbukti dengan “distribusi sosial” ini. adanya komentar bahasa Indonesia dalam Media sosial K-pop mengungkapkan postingan di media sosial tersebut. Selain itu, bahwa keterjangkauan platform media sosial saya adalah salah satu di antara pengguna dan sosialitas penggemar saling memengaruhi media sosial Instagram dan Twitter, dan satu sama lain, mengakibatkan penyebaran mengikuti (follow) akun idol maupun akun cepat berbagai hal sebagai seperangkat bentuk berita tentang K-Pop. budaya yang tidak murni (Jin dan Yoon 2015). Mereka yang terlibat dalam penelitian ini Melalui media sosial, idol dan fans berinteraksi. adalah remaja di Indonesia yang menggunakan Dalam interaksi komunitas EXO- kota media sosial dengan aplikasi Instagram dan Makassar, Lastriani (2018) menegaskan bahwa Twitter. Mereka terdiri dari lima pelaku fanwar para idol melakukan interaksi tidak hanya dan enam yang ikut/pernah melakukan fanwar secara langsung, tetapi juga melalui media yang dipilih secara acak melalui media sosial. sosial, seperti Instagram, Twitter dan Line. Informan ini bervariasi berdasarkan usia (antara Melalui media sosial pula, fans melakukan 15 dan 24 tahun), didominasi oleh perempuan perang antar kelompok idol (fandom). Bungin (tiga laki-laki dan delapan perempuan), status (2006) mengemukakan bahwa efek media sosial pekerjaan (pelajar, mahasiswa/i, freelance, dapat berdampak jangka pendek maupun wiraswasta, PNS, dan tenaga honorer),yang jangka panjang terhadap diri seseorang. sebagaimana dijabarkan dalam Tabel 1 berikut Temuan Pradipta (2016), misalnya, ini: mengindikasikan bahwa pengungkapan

90 Jurnal Emik, Volume 1 Nomor 1, Desember 2018

Tabel 1. Informan Penelitian

No. Nama Samaran Umur Jenis Kelamin Status Pekerjaan Status Dalam Fanwar 1 Minho 22 L Freelancer Pernah 2 22 L Mahasiswi Pelaku 3 Jongkook 21 L Mahasiswa Pelaku 4 Irene 24 P PNS Pernah 5 Yerim 24 P PNS Pernah 6 Tiffany 23 P Wiraswasta Pernah 7 22 P Honorer Pernah 8 Momo 17 P Pelajar Pelaku 9 Seulgi 17 P Pelajar Pelaku 10 Somi 17 P Pelajar Pernah 11 Sana 16 P Pelajar Pernah

Teknik pengumpulan data yang kesediaan mereka berpartisipasi dalam digunakan dalam penelitian ini adalah observasi penelitian ini. Semua nama informan dan wawancara. Observasi dilakukan untuk disamarkan demi kerahasiaan dan kenyamanan melihat komentar-komentar yang ditinggalkan informan yang ikut/pernah sebagai pelaku oleh informan pada postingan di kedua media fanwar. Sebagai pengguna Instagram dan sosial tersebut karena kedua media sosial ini Twitter, saya dapat membaca komentar pada yang paling sering digunakan sebagai media postingan dan mengambil gambar saat fanwar fanwar oleh penggemar individu maupun terjadi. fandom. Wawancara dilakukan untuk mengklarifikasi data yang diperoleh melalui Fanwar dan Penyebabnya observasi, dengan topik-topik wawancara yang Prestasi global yang tangguh dan budaya mencakup pengetahuan tentang fanwar, alasan fandom K-Pop yang terus berkembang sangat ikut/tidak ikut fanwar, penyebab terjadinya menunjukkan bahwa budaya idola K-Pop adalah fanwar, pembahasan dalam fanwar, media fenomena yang harus diperhitungkan. Ini sosial yang digunakan dalam melakukan merupakan salah satu yang menunjukkan fanwar. signifikasi sebenarnya dari budaya selebritis Data yang diperoleh melalui observasi yang menjadi inti kekuatan berpengaruh K-Pop. dan wawancara ditelusuri temuan-temuan Di antara K-Popers—istilah bagi spesifiknya yang memunculkan tema-tema penggemar K-Pop—kata fanwar tidak asing lagi. temuan, seperti idol K-Pop, fans dan fandom, Fanwar merupakan istilah yang digunakan oleh fanwar, media sosial, topik fanwar, pro, netral para penggemar idol K-pop (Korean Pop). dan kontra fans dalam fanwar. Temuan-temuan Fanwar sendiri berasal dari dua kata, yakni fans spesifik ini kemudian dikoding berdasarkan (penggemar) dan war (perang), sehingga tema-tema tersebut. fanwar merupakan perang antar penggemar (K- Perekrutan diawali dengan melakukan Popers). Fanwar awalnya merupakan istilah direct message (DM)pada media Instagram dan remaja Korea Selatan yang digunakan dalam Twitter, yang diikuti denganchatting personal media internet. Istilah tersebut muncul terhadap informan prospektif untuk meminta diperkirakan pada boyband dan generasi

91 Fanwar: Perang Antar Idol K-Pop di Media Sosial pertama boyband dan girlband K-Pop pada anggotanya berjumlah 12 orang. Pesona para tahun 2010. anggotanya memang membuat fans lama Fans K-Pop muncul pertama kali pada berpaling, kebanyakan merupakan ELF (fans tahun 2006. Saat itu mereka masih terbilang ) dan Cassiopeia (fans TVXQ) yang sedikit dan hanya bertemu dalam forum berbelok menjadi fans EXO. Fans yang bertahan internet. Kebanyakan mereka adalah fans akan mem-bully fans yang berpindah ataupun boyband TVXQ3, Super Junior, dan Bigbang. Saat fans yang multi-fandom (menjadi anggota dari itu fanwar dan Bully belum terlalu muncul beberapa kelompok penggemar) dengan karena fans menyadari bahwa boyband yang sebutan “pengkhianat”, hingga meng- mereka idolakan memiliki pasar tersendiri yang oposisikan antara “darah murni” (fans yang berbeda dengan yang lainnya. Kemudian pada hanya setia pada satu idol/fandom) dan “darah tahun 2010 banyak fans K-Pop yang campuran” (fans yang memiliki banyak menggemari idol dari agensi kecil (seperti idol/multi-fandom atau fans yang berpindah Infinite, dan ), meskipun begitu fandom), sehingga fanwar antar fandom pun para idol dari agensi kecil ini tidak kalah dari tak terelakkan. idol yang berasal dari agensi besar (seperti Lalu muncul masalah lain yang Infinite, ). Banyaknya fans K-Pop justru menyebabkan fanwar, yakni penggemar membuat mereka semakin menunjukkan boyband TVXQ dengan Bigbang. Boyband eksistensi mereka, salah satunya adalah perang Bigbang dan TVXQ sangat populer, bahkan hasta di Twitter. Mereka berlomba-lomba keduanya sering bersaing dalam ajang membuat hasta agar nama idolnya muncul di penghargaan di Negeri Ginseng tersebut. Berkat trending topic Indonesia, bahkan dunia. bakat yang dimiliki, seorang idol biasanya Kemudian pada tahun 2012 menjadi mendapatkan penghargaan dari industri puncak membludaknya fans K-Pop di Indonesia, perfilman maupun industri musik sebagai dimana setiap harinya ada trending topic Korea bentuk apresiasi terhadap idol tersebut. Untuk di Twitter. Melihat besarnya perkembangan K- mendapatkan penghargaan tersebut, acara Pop, agensi SM Entertainment kemudian ajang penghargaan membuka voting yang mengeluarkan boyband bernama EXO yang dilaksanakan oleh pihak penyelenggara dan melibatkan fans. Voting biasanya berlangsung berhari-hari, bahkan hingga berminggu-minggu. 3 TVXQ atau TVXQ!, yang merupakan singkatan Boyband yang mendapatkan voting terbanyak, dari Tong Vfang Xien Qi—adalah duo pop asal Korea maka boyband tersebut dinyatakan sebagai Selatan yang terdiri dari U-Know dan Max . Mereka dikenal sebagai Tohoshinki “pemenang” (the winner). Pada saat itu, di Jepang dan kadang dipanggil sebagai DBSK yang internet belum secanggih yang sekarang, diambil dari nama Korea mereka, Dong Bang Shin Ki. sehingga untuk melakukan vote, fans harus Nama mereka diartikan sebagai "Dewa-Dewa yang pergi ke warnet (warung internet). Irene (24 Terbit dari Timur". TVXQ dibentuk oleh S.M. Entertainment pada tahun 2003, yang memulai tahun, PNS) dulunya sering ke warnet, bahkan debut sebagai grup musik beranggotakan lima hingga berjam-jam hanya untuk menonton orang, yakni U-Know Yunho, Max Changmin, Hero video dan membuka aplikasi voting untuk Jaejoong, Micky Yoochun, dan Xiah Junsu. Grup ini Bigbang. Baginya, melakukan voting untuk kemudian beroleh kesuksesan begitu singel debut “Hug” dirilis pada tahun 2004, dan menduduki posisi idolnya memberikan kepuasan tersendiri bagi keempat di tangga lagu bulanan MIAK. Album studio dirinya sebagai fans. pertama mereka,Tri-Angle (2004) dan Rising Sun Saat akan diumumkannya pemenang (2005) yang sangat laris di pasaran dan berhasil melalui hasil voting, biasanya fans akan mendongkrak popularitas grup ini di seluruh Korea. berharap-harap cemas, sehingga saat

92 Jurnal Emik, Volume 1 Nomor 1, Desember 2018 mengetahui idolnya tidak menang, maka Jumlah tiket yang terjual adalah banyak fans yang bersedih dan tidak dapat penyebab lain dari munculnya fanwar, seperti menerima idolnya kalah dari idol yang lain yang pernah terjadi dengan masalah penjualan karena perjuangan mereka yang rela tiket konser boyband yang sering dibanding- menghabiskan uang dan waktu untuk ke warnet bandingkan. Perbandingan tersebut tentang dan melakukan voting dalam waktu yang relatif seberapa banyak tiket konser yang terjual. lama menjadi sia-sia (Tinalaga 2018:5). Ini Banyaknya tiket yang habis terjual adalah menimbulkan perang antar fans (fanwar). pembuktian bahwa idol mereka “sangat Ketika voting antara boyband Bigbang populer” dibandingkan idol lain, seperti saat dan TVXQ, misalnya, Irene (24 tahun), K-Popers konser boyband EXO yang kedua yakni boyband Bigbang merasa bahwa boyband TVXQ EXorDium pada tahun 2016 dan konser BTS tidak layak sebagai pemenang. Ia mengeluarkan yang kedua yang bertajuk “Love Your Self” pada kata kebencian (hate speech) di akun tahun 2018. Twitternya. Namun, Irene tidak menyadari Rating drama yang membandingkan bahwa ia memiliki teman Twitter yang seorang antar aktor/aktris adalah sebab lain munculnya fans boyband TVXQ, sehingga temannya fanwar. Menurut Nielsen Korea, drama yang tersebut membalas postingan Irene dengan dibintangi Jang Nara, “The Last Empress” kata kasar karena tidak menerima cacian Irene berhasil menduduki posisi puncak setelah kepada idolnya. Bahkan teman Twitter Irene memiliki rating 7,65 pada episode pertama, lalu menyebarkan postingan Irene di Twitter. Tak turun menjadi 7,4 pada episode kedua. lama berselang banyak yang menyerang Twitter Kemudian, “Children of Nobody” yang Irene, meski ada juga yang membelanya. dibintangi oleh Sun Ah berhasil meraup Akibatnya, fanwar tak terhindarkan. Contoh lain 5,2% dan 5,4% saat premier. Hal ini kemudian penyebab fanwar, yakni voting penggemar, menjadi perbandingan rating drama yang bahkan ada contoh kasus persaingan voting bersamaan tayang di stasiun TV Korea, yakni “Best Actors” yang ternyata terdapat beberapa SBS. Akibat rating tersebut, beberapa fans Jang anggota EXO di dalamnya, sehingga hal ini pun Nara meremehkan Kim Sung Ah karena menimbulkan banyak komentar negatif bahkan aktingnya membuat drama yang dibintanginya dari EXO-L sendiri. Salah satu contoh voting memiliki rating yang lebih rendah. Hal tersebut penyebab fanwar dapat dilihat pada Gambar 1 menimbulkan kontra dari fans Kim Sun Ah berikut ini. karena menurut mereka drama Jang Nara lebih dahulu ditayangkan dibandingkan drama Kim Sun Ah, sehingga rating drama Jang Nara lebih dulu mendapatkan rating yang tinggi. Ini memicu banyak komentar dari fans Jang Nara dan Kim Sun Ah yang berujung fanwar. Gaya antar idol adalah aspek lain yang menyebabkan terjadinya fanwar. seperti yang pernah terjadi antara gaya pakaian jersey boyband EXO dengan jersey boyband BTS. Fans EXO menyadari bahwa BTS meniru baju jersey EXO karena EXO yang lebih dulu memakai gaya pakaian seperti itu dibandingkan dengan BTS, sehingga fans EXO menyerang akun Twitter BTS dengan kata-kata kasar agar BTS tidak Gambar 1. Voting penyebab fanwar

93 Fanwar: Perang Antar Idol K-Pop di Media Sosial mengikuti gaya pakaian EXO lagi. Namun, fans Fanwar di Instagram dan Twitter BTS (ARMY) tidak terima dengan hal itu karena Fanwar dapat dilakukan melalui beragam menurut mereka itu adalah kesalahan manajer media, termasuk media sosial. Fanwar antara K- dan penata gaya BTS. ARMY membalas Popers dalam konteks ini banyak terjadi di komentar jahat fans EXO dengan kata yang Website, Instagram, dan Twitter. Namun, kasar pula. Hal ini menimbulkan terjadinya belakangan Instagram merupakan aplikasi fanwar. Bahkan karena fanwar yang terjadi media sosial yang paling dominan digunakan, antara EXO-L dan ARMY ini, salah satu anggota sebagaimana didiskusikan berikut ini. EXO yakni EXO sampai mengatakan Sebelum adanya aplikasi Instagram, bahwa ia berteman baik dengan V BTS, orang Korea Selatan menggunakan media tujuannya agar EXO-L dan ARMY berhenti Website dan Twitter untuk melakukan fanwar. melakukan fanwar. Melalui media Website seseorang dapat Ironisnya, aktivitas gaya kencan antar memosting berita tentang seseorang atau idol-pun juga dijadikan sebagai bahan fanwar. kelompok idol, dari berita konser sampai berita Gaya kencan idol yang pernah viral dan menjadi kencan. Kemudian, berita tersebut dikomentari buah bibir berbulan-bulan adalah kabar kencan pada kolom komentar postingan. Komentar antara Baekhyun EXO dan SNSD. 4 tersebut bisa positif (berupa kata Kabar kencan tersebut sempat membuat publik dukungan/motivasi, pembelaan dan heboh karena tiba-tiba saja agensi mereka (SM sebagainya), bisa juga negatif (berupa kalimat Entertainment) mengkonfirmasi hubungan menghujat, mencibir bahkan sampai mereka di tengah konflik yang terjadi pada menyampaikan kalimat kotor dan frontal). boyband EXO. Hal tersebut membuat fans Komentar negatif inilah yang potensial Baekhyun maupun Taeyeon marah karena menimbulkan fanwar, seperti postingan Momo menurutnya mereka seperti dihianati. Apalagi (17 tahun, pelajar) pada Gambar 2 berikut ini. dengan perkataan Baekhyun saat debut bahwa ia tidak akan berkencan sebelum umur 30 tahun. Sana (16 tahun, pelajar) mengatakan bahwa Baekhyun sangat tidak cocok dengan Taeyeon karena Taeyeon lebih tua dari pada Baekhyun, sehingga perkencanan mereka dianggap sebagai perkencanan antara seorang remaja dan tantenya.

4 SNSD adalah salah satu kelompok Girlband Generation K-Pop beranggotakan Taeyeon, Sunny, Tiffany, Hyoyeon, Yuri, Sooyoung, Yoona and . Kelompok girlband ini berhasil menyebarkan Korean wave (Hallyu) ke berbagai negara di dunia. Fans-nya biasa menyebut kelompok tersebut dengan singkatan SNSD (So Nyeo Shi Dae atau So Nyuh Shi Dae). Fans kelompok ini disebut "S♡NE" dan diucapkan sebagai "So-won", yang artinya "keinginan" dalam Bahasa Korea. Gambar 2. Postingan komentar para fans terhadap idol

94 Jurnal Emik, Volume 1 Nomor 1, Desember 2018

Seiring perkembangan teknologi di dunia dan Irwansyah (2017) menunjukkan bahwa saat ini, semakin banyak pula media yang kemajuan teknologi melalui media sosial digunakan untuk kepentingan tertentu, seperti Instagram mempermudah komunikasi antar Instagram dan Twitter. Kedua media sosial ini selebriti dan fans. Oleh karenanya, banyak selain digunakan penggemar untuk menyimpan orang membuat akun Instagram dan Twitter foto dan video idol, mereka juga dengan tujuan agar dapat melihat dan menggunakannya untuk melakukan fanwar. mengikuti keseharian idol mereka. Selain akun Dalam Instagram dan Twitter, fanwar dilakukan idol, pada kedua media sosial tersebut, ada pula dengan meninggalkan komentar pada akun gosip ataupun berita mengenai artis yang postingan foto ataupun video yang terkait. memiliki sumber terpercaya. Tiffany (23 tahun, Komentar tersebut berisi caci makian terhadap wiraswasta) telah menggunakan Twitter selama penggemar idol A yang tidak suka dengan Idol 7 tahun dan Instagram selama 4 tahun. B. Tidak terima dengan pernyataan penggemar Menurutnya, aplikasi tersebut sangat idol A, maka penggemar idol B akan membalas membantu mendapatkan informasi mengenai komentar tersebut. idol boyband favoritnya, yakni BTS (boyband Jongkook (21 tahun, mahasiswa) sering Korea Selatan), baik berupa jadwal konser, menggunakan Instagram untuk mengomentari comeback,6 hingga berita skandal tentang BTS. hal-hal yang menurutnya tidak benar. Bahkan Selain itu, Somi (17 tahun, pelajar) terkadang ia sampai mengeluarkan kata kasar menggunakan Instagram untuk melihat video- jika ada orang lain yang berkomentar yang video yang tidak ada di aplikasi Youtube karena bertentangan dengan yang percaya. video tersebut merupakan rekaman asli dari Keunggulan Instagram adalah karena aplikasi ini fans yang menonton langsung konser idolnya, dapat mengunggah postingan foto dan video seperti Wannaone (boyband Korea Selatan) dengan memberikan caption.5 Jika fanwar di (lihat Gambar 3). Twitter dilakukan dengan cara saling “berkicau” ataupun membalas “kicauan” yang diposting sebelumnya, maka di Instagram, fanwar dilakukan dengan hanya memberi komentar pada postingan tersebut dan saling menandai (tagging) nama akun. Seulgi (17 tahun, pelajar) menjelaskan bahwa Instagram lebih mudah digunakan saat fanwar dibandingkan dengan Twitter karena media Instagram sangat mudah digunakan. Ini dikarenakan kita dapat langsung melihat dan mengomentari postingan- postingan pada Instagram, meskipun kita tidak saling follow akun. Ini berbeda dari Twitter yang mengharuskan kita untuk saling follow agar dapat melihat ataupun membalas komentar pada postingan seseorang di Twitter.

Aplikasi Instagram dan Twitter ini Gambar 1. Video Konser yang direkam merupakan aplikasi yang digunakan oleh artis- oleh fans Wannaone artis dunia, termasuk juga idol K-Pop. Zitorus 6 Comeback adalah istilah yang digunakan dalam K- 5 Caption adalah keterangan atas foto atau video Pop yang diartikan sebagai ”kembali merilis” atau yang diunggah. “promosi lagu baru”.

95 Fanwar: Perang Antar Idol K-Pop di Media Sosial

Ada pula yang ingin mengetahui gosip merupakan bagian dari fandom tersebut. Jika yang terjadi dengan idolnya melalui aplikasi fanwar membawa nama fandom, maka Instagram dan Twitter. Gosip tersebut biasanya biasanya fanwar tersebut disebabkan oleh dimanfaatkan oleh anti-fans 7 untuk persaingan dua idol/kelompok idol, seperti mengeluarkan kata makian untuk persaingan untuk mendapatkan penghargaan merendahkan/menjatuhkan idol tersebut. ataupun karena masalah kemiripan yang Namun, fans dari idol tersebut tidak terima dianggap plagiat, gaya berpakaian idol A yang idolnya direndahkan, sehingga menimbulkan ditiru oleh idol B. Padahal sebenarnya itu hanya fanwar, seperti yang terjadi pada anggota Red karena konsep gaya tersebut sedang tren. Velvet ,yakni Irene, saat video Musik comeback Namun demikian, fandom akan tetap membela Red Velvet yang berjudul “”. Pada idol mereka, sehingga kengototan antar fandom video tersebut terdapat cuplikan video Irene idol A dan fandom idol B berakhir dengan Red Velvet yang diyakini haters bahwa ia fanwar. mengusung tema “Lolita” (konsep yang Fanwar biasanya terjadi selama berhari- menyerupai anak kecil atau bayi), sehingga hal hari, bahkan sampai berminggu-minggu. Hal tersebut membuat Reveluv (fans Red Velvet) tersebut karena tidak adanya salah satu fandom berang dan membela Irene Red Velvet (lihat yang mau mengalah, dan jika fandom tersebut Gambar 4). mengalah, maka fandom lain akan menghakimi mereka sebagai “fans yang lemah” dan idol mereka memang tidak layak diidolakan. Ini menunjukkan bahwa bagus tidaknya fandom tergantung pada seberapa kuatnya mereka membela idolnya. Fandom besar yang sekarang ini sering melakukan fanwar adalah fandom boyband EXO (EXO-L) dan fandom boyband BTS (ARMY). Bahkan biasanya fandom akan secara beramai- ramai menyerang akun Instagram ataupun Twitter idol. Misalnya, ARMY yang berkomentar bernada makian di Instagram Sehun EXO. Salah seorang anggota ARMY memosting mengenai kehidupan pribadi Sehun EXO, sehingga berita tersebut ramai dibahas bahkan untuk anti-fans EXO. Akibatnya, Sehun EXO merasa berang dan Gambar 4. Komentar fans yang membela idol memosting sesuatu di akun Instagramnya yang menunjukkan kemarahannya. Tidak jelas K-Popers: Antara Pro, Netral, dan Kontra kepada siapa postingan tersebut ditujukan Dalam fanwar, ada dua golongan K- (apakah ARMY atau anti-fans EXO), namun ia Popers, yakni K-Poper kelompok (fandom) dan menulis keterangan pada postingan foto K-Popers individu. Para remaja yang melakukan tersebut yang mempertanyakan dirinya (“kamu fanwar dengan membawa nama fandom siapa? Apakah kamu harus bertindak sejauh bertujuan untuk menunjukkan bahwa mereka ini?”). Akhirnya postingan tersebut membuat banyak EXO-L memberi semangat dan dukungan terhadap Sehun EXO dan meminta 7 Anti-fans adalah seseorang atau kelompok yang bukan merupakan bagian dari salah satu fans idol.

96 Jurnal Emik, Volume 1 Nomor 1, Desember 2018 agar haters berhenti membahas kehidupan yang paling beruntung karena tidak memiliki pribadi Sehun EXO. dampak negatif, malah akan mendapatkan Selain membawa nama fandom, fans juga manfaat positif yakni mendapatkan teman dapat membawa nama diri sendiri atau baru. individu. Hal ini umumnya terjadi jika fanwar tersebut menghujat salah satu anggota Dampak Fanwar kelompok idol yang dianggap tidak sopan Fanwar memiliki dampak pada remaja. ataupun arogan. Fans yang membawa nama Dampak tersebut dapat berupa dampak positif individu ini merupakan fans dari idol tersebut, dan dampak negatif. Keduanya berpengaruh hanya saja ia tidak menyukai anggota idolnya terhadap kehidupan sehari-hari mereka. yang bersikap arogan. Minho (22 tahun, Dampak positif berkaitan dengan freelancer), seorang fans Red Velvet (girlband menghilangkan stres, mendapatkan teman baru asal Korea), menyukai anggota termuda Red dan memeroleh kepuasan membela idolnya. Velvet, yakni Yeri karena menganggap bahwa Jongkook (21 tahun, mahasiswa) sering merasa Yeri tidak berlaku sopan kepada anggota Red stres dan sakit kepala dikarenakan kesibukan Velvet yang lebih tua darinya. Saat ada berita kuliahnya dan keanggotaannya di himpunan tentang Yeri bahwa ia dianggap “Tuan Putri” di jurusan. Menurutnya, melampiaskan kata-kata postingan, salah satu akun gosip K-Pop, makian saat fanwar dapat menghilangkan sakit langsung menghujatnya. Menurutnya, Yeri kepalanya. Ia juga beralasan bahwa ia benar-benar menjadi “Tuan Putri” di Red mengikuti fanwar karena menurutnya idolnya, Velvet, meskipun ia anggota termuda, ia sering yakni (girlband Korea Selatan) layak menyuruh kakak perempuannya (dalam hal ini untuk dibela saat terjadinya fanwar yang anggota Red Velvet). Yeri juga secara spontan menyangkut Twice. sering berperilaku kasar terhadap anggota Red Kasus lainnya adalah Seulgi (17 tahun, Velvet yang lain, sehingga ia diberi julukan pelajar) yang merasa senang saat melakukan tersebut. fanwar karena dengan melakukan fanwar ia Seseorang memungkinkan dirinya dapat memeroleh teman baru sesama fans memiliki lebih dari satu fandom, dan disebut Wannaone, meskipun hanya via media sosial. Ia multi-fandom. Dalam kasus fanwar, seorang juga menganggap bahwa bahwa semakin fans multi-fandom biasanya akan susah memilih frontal kata makian yang diberikan kepada di fandom mana ia akan berpihak. Somi (17 lawan fanwar, maka dirinya akan semakin tahun, pelajar), misalnya, seorang multi- dibenarkan oleh fans Wannaone yang lain, dan fandom, yakni EXO-L dan ARMY, saat fanwar ini memberikan kepuasan tersendiri baginya. Ia antar fandom tersebut biasanya Somi hanya juga merasa bahwa dengan membela idolnya, akan melihat komentar-komentar yang maka ia dianggap sebagai “fans sejati” oleh diposting karena ia sulit memilih akan berada di anggota fandom yang sama. Hal tersebut pihak mana. Ini karena fans yang multi-fandom karena ia berani membalas semua komentar berusaha netral karena tidak dapat berpihak di jahat lawan mereka dalam fanwar tanpa peduli salah satu fandom dan demi nama baiknya di apa yang dikatakan oleh lawan mereka. dalam fandom-nya yang berganda. Menjadi Namun, fanwar juga menimbulkan seorang multi-fandom sendiri memiliki dampak negatif bagi K-Popers, yakni beberapa keuntungan, di antaranya karena mengganggu aktivitas sekolah, membuang akan memiliki banyak teman dan mengetahui waktu, tidak bermanfaat dan dijauhi teman. lebih banyak idol. Saat melakukan fanwar, Sana (16 tahun, pelajar) dulunya sangat sering orang yang menjadi kubu netral adalah kubu mengikuti fanwar, bahkan meskipun bukan

97 Fanwar: Perang Antar Idol K-Pop di Media Sosial tentang kasus idolnya ataupun fandom-nya, ia Lain Seungri, lain pula Minho (22 tahun, tetap ikut melakukan fanwar karena ia merasa freelance) yang mengatakan bahwa meskipun aktivitas fanwar adalah hal yang lucu dan melakukan fanwar memberikan kesenangan menarik. Namun, belakangan ini ia berhenti tersendiri, namun hal itu hanya bersifat mengikuti fanwar karena menurutnya hal sementara. Ia juga berpikir jika perkataan tersebut mengganggu sekolahnya karena ia dalam komentarnya menyinggung salah satu sering begadang dan sering mengantuk saat pihak, itu tidak akan menguntungkan dirinya pelajaran sekolah. karena pihak tersebut akan marah. Ia juga Fanwar juga menyita waktu bagi mengingat kata-kata dari idolnya (boyband pengikutnya. Irene (24 tahun, PNS) yang ) yang mengatakan bahwa “fans adalah dulunya ikut fanwar karena temannya yang cerminan dari idol”. Oleh karenanya, ia tidak mengajarinya, kemudian lambat laun ia mulai ingin merusak citra dari idolnya dengan kata- menyadari bahwa melakukan fanwar hanya kata kasarnya. menyita waktunya apalagi sekarang ia telah bekerja. Irene bahkan menertawai status Kesimpulan Twitter-nya beberapa tahun lalu saat ia masih Fanwar merupakan kegiatan yang sering terlibat fanwar. dilakukan oleh remaja untuk membela ataupun Yerim (24 tahun, PNS) adalah contoh menjatuhkan seseorang ataupun sekelompok kasus lainnya. Ia yang dulunya tidak mengikuti idol, terutama idol K-Pop. Fanwar umumnya fanwar karena ia belum terlalu fanatik terhadap disebabkan oleh jumlah voting idol dalam idolnya, Bigbang. Namun, setelah ia pindah kompetisi, jumlah tiket performa idol yang fandom dan menjadi fans dari boyband terjual, rating drama idol, gaya antar idol, Wannaone, akhirnya dia menjadi fans fanatik. hingga gaya kencan antar idol. Jika ada fanwar terkait Wannaone, ia selalu Dalam kegiatan fanwar, seseorang atau ikut, baik itu di media sosial, maupun dalam fandom harus berpihak kepada idolnya. Oleh kehidupannya sehari-hari. Yerim kadangkala karenanya, jika seseorang memiliki fandom mengoceh sendiri saat ia membalas ataupun lebih dari satu (multi-fandom), maka biasanya ia meninggalkan komentar kasar pada saat mengalami dilema kepada siapa ia memihak terjadinya fanwar di media sosial, seperti dalam fanwar, sehingga mereka cenderung Instagram. Akibatnya teman temannya mulai bersikap netral dengan tidak turut serta menjauhi Yerim, sehingga Yerim memutuskan berkomentar dalam fanwar. untuk berhenti melakukan fanwar. Fanwar sendiri memiliki dampak terhadap Seungri (22 tahun, mahasiswa) kehidupan fans idol, di dunia maya maupun di mengatakan bahwa sebenarnya fanwar tidak dunia nyata, baik dampak positif, maupun memiliki manfaat dan membuang-buang waktu dampak negatif. Dampak positif mencakup karena dulunya saat ia ikut melakukan fanwar, menghilangkan stres, mendapatkan teman baru ia tidak memiliki jam tidur dan makan yang sesama fandom (di kota dan negara yang teratur karena sibuk berkutat dengan berbeda), dan mendapatkan kepuasan ponselnya. Ia pun juga berpendapat bahwa tersendiri ketika membela idolnya. Fans yang fanwar yang dilakukan akan berdampak pada membela idolnya mati-matian dianggap oleh idolnya sendiri, apalagi jika idol tersebut anggota fandom yang sama sebagai “fans mengetahui bahwa fans-nya sering ikut fanwar, sejati”. Namun demikian, fanwar juga maka idol tersebut akan merasa kecewa berdampak negatif, yakni mengganggu sekolah terhadap fandom-nya. (karena begadang untuk “berperang” di media sosial), membuang-buang waktu, tidak memiliki

98 Jurnal Emik, Volume 1 Nomor 1, Desember 2018 manfaat, dan bersikap dan berkata kasar, Jung, S. dan Shim, D. 2014. “Social distribution: sehingga yang bersangkutan dijauhi oleh K-pop fan practices in Indonesia and teman-temannya di dunia nyata. the ‘Gangnam Style’ phenomenon”, Diargumentasikan bahwa keikutsertaan fans International Journal of Cultural dalam fanwar mencerminkan kesejatiannya Studies, 17(5) 485–501. terhadap idolnya, tapi fanwar juga adalah cerminan idol itu sendiri. Mengalah dalam Kang, J. M. 2017. “Rediscovering the Idols: K- pop Idols Behind the Mask”, Celebrity fanwar menunjukkan “lemahnya” sang fans dan idol mereka tidak pantas diidolakan. Studies, 8(1):136-141. Pada masa kini penggunaan media sosial Lastriani. 2018. “EXO-L Makassar: Suatu Studi dengan kehidupan manusia memang seolah tak Komunitas Penggemar Boyband EXO di terpisahkan, terutama pada kaum remaja yang Kota Makassar”, Etnosia, Juni, 3(1):1- dalam konteks penelitian ini adalah remaja 21. penggemar K-Pop yang fanatik terhadap idol tertentu. Postingan-postingan di media sosial Lie, J. 2013. “Introduction to the Globalization dapat menjadi sumber konflik, bahkan perang of K-pop: Local and Transnational antar fans idol tertentu. Jika merujuk pada UU Articulations of South Korean Popular ITE, maka inipun berpotensi untuk dijerat pasal Music”, Cross-Currents: East Asian tertentu jika ada di antara fans atau idol yang History and Culture Review, Desember, keberatan dengan postingan tertentu. 9:40-43, http://cross- Penelitian ini masih sangat terbatas pada currents.berkeley.edu/e-journal/issue- penyebab dan dampak fanwar, dan Untuk ke 9, diakses tanggal 1 November 2018. depannya diperlukan penelitian yang berkaitan Oh, I. dan Lee, H. 2013. “K-pop in Korea: How dengan banyak aspek terkait fanwar, seperti the Industry is Changing a bagaimana K-Popers membangun attachment Post-Developmental Society”, Cross- dengan sesama anggota fandom, bagaimana Currents: East Asian History and Culture dampak fanwar terhadap idol mereka, dll. Review, Desember, 9:105-125,

http://cross-currents.berkeley.edu/e- Daftar Pustaka journal/issue-9, diakses tanggal 5 Baym, N. 2012, “Fans or Friends?: Seeing Social Oktober 2018. Media Audiences As Musicians Do”, Journal of Audience and Reception Pradipta, A. 2016. Fenomena Perilaku Haters Di Studies, 9(2):286-316. Media Sosial. Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Bungin, B. 2006. Sosiologi Komunikasi: Teori, Diponegoro, Semarang. Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Shim, D. 2006. “Hybridity and the Rise of Kencana Prenada Media Group. Korean Popular Culture in Asia,” Media, Culture and Society, 28 (1):25–44. Jin, D.Y. dan Yoon, K. 2015. “The Social Mediascape of Transnational Korean Shim, D. 2013. “An essay on K-pop: Korean Pop Culture: Hallyu 2.0 as Spreadable Wave, Idols, and Modernity, Social Media Practice”, New Media and Studies Education, 52(2):13–28. Society, Januari, 18(7). Sitorus, A. Z. dan Irwansyah. 2017. “Fenomena Haters Sebagai Dampak Negatif

99 Fanwar: Perang Antar Idol K-Pop di Media Sosial

Perkembangan Media Sosial di http://cross-currents.berkeley.edu/e- Indonesia”. A Journal of Language, journal/issue-9, diakses tanggal 5 Literature, Culture, and Education Oktober 2018. Polyglot, July, 13(2):109-121. Tinaliga, B. 2018. At War for OPPA and Identity: Storey, J. 1993. Teori Budaya dan Budaya Pop: Competitive Performativity among Memetakan Lanskap Konseptual Korean-Pop Fandoms, Cultural Studies. Yogyakarta: CV. https://repository.usfca.edu/capstone/ Qalam. 768, diakses tanggal 5 Desember 2018.

Storey, J. 2006, Cultural Studies dan Kajian Yoon, K. 2018. “Transnational Fandom in the Budaya Pop. Yogyakarta: Jalasutra. Making: K-pop fans in Vancouver”, International Communication Gazette, Sung, S. 2013. “K-pop Reception and https://doi.org/10.1177/174804851880 Participatory Fan Culture in Austria,” 2964, diakses tanggal 5 Desember Cross-Currents: East Asian History and 2018. Culture Review, Desember, 9:90-104,

100