Masterplan Nasional Pemberantasan Rabies Di Indonesia
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Masterplan Nasional Pemberantasan Rabies di Indonesia Masterplan Nasional Pemberantasan Rabies di Indonesia | a Masterplan Nasional Pemberantasan Rabies di Indonesia 2019 Masterplan Nasional Pemberantasan Rabies di Indonesia Edisi Pertama, 2019 Dokumen ini diterbitkan berdasarkan kerja sama antara Direktorat Kesehatan Hewan - Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan - Hewan Kementerian Pertanian dengan FAO ECTAD Indonesia dan World Animal Protection (WAP) Kutipan/Sitasi Kementerian Pertanian, [FAO] Food and Agriculture Organization, [WAP] World Animal Protection. 2019. Masterplan Nasional Pemberantasan Rabies di Indonesia. Jakarta, Indonesia. Materi pihak ke tiga. Pengguna yang ingin menggunakan kembali materi dari karya ini yang dikaitkan dengan pihak ke tiga, seperti tabel dan gambar, bertanggung jawab apakah izin diperlukan untuk penggunaan kembali komponen tersebut dan untuk mendapatkan izin dari pemegang hak cipta. Risiko klaim yang diakibatkan oleh pelanggaran terhadap komponen milik pihak ke tiga dalam pekerjaan hanya ada pada pengguna. Foto-foto dalam buku adalah milik FAO. Foto sampul depan Anak-anak di Kabupaten Dompu, Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat berpartisipasi di dalam pelaksanaan vaksinasi anjing terhadap penyakit rabies. Desain dan tata letak Sadewa (FAO ECTAD Indonesia) Editor: Pebi Purwo Suseno, Andri Jatikusumah, Wahid Fakhri Husein Penyusun: Arif Hukmi, Arif Wicaksono, Ermawanto, Ernawati, Fadjar Sumping Tjatur Rasa, Mardiatmi, M. Azhar, Pebi Purwo Suseno, Pujiatmoko, Ratna Vitta Ekowati, Rince Morita Butarbutar, Sigit Nurtanto, Wahyu Eko Kurniawan, Yuni Yupiana Kontributor Ahmad Gozali, Andri Jatikusumah, Elly Sawitri, Joko Daryono, Ratmoko Eko Saputro, Riana Aryani Arif, Wahid Fakhri Husein, Eric Brum, John Weaver, Joanna Tuckwell, Luuk Schoonman Dokumen ini diterbitkan berdasarkan kerja sama antara Direktorat Kesehatan Hewan - Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan - Hewan Kementerian Pertanian dengan FAO ECTAD Indonesia dan World Animal Protection (WAP) Masterplan Nasional Pemberantasan Rabies di Indonesia | iii Kata Pengantar Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Kebijakan pemerintah terkait dengan pengendalian Maha Esa atas berkah dan hidayah-Nya, sehingga dan pemberantasan rabies adalah melalui vaksinasi dokumen Masterplan Nasional Pemberantasan hewan penular rabies, terutama anjing di daerah Rabies di Indonesia ini berhasil disusun. Dokumen terinfeksi, serta pelaksanaan pendekatan One Health ini merupakan penyempurnaan dari dokumen melalui tatalaksana kasus gigitan terpadu (Takgit). sebelumnya yang telah disusun dari tahun Program vaksinasi dan pelaksanaan Takgit, sebagai 2012 sebagai panduan dalam pengendalian dan strategi utama pengendalian dan pemberantasan pemberantasan rabies di Indonesia untuk mencapai rabies di Indonesia, harus didukung dengan strategi- status bebas rabies tahun 2030. strategi lain untuk memastikan program tersebut berhasil. Rabies merupakan salah satu penyakit zoonotik yang menjadi prioritas di Indonesia. Saat ini, 26 Apresiasi dan penghargaan kami sampaikan kepada provinsi di Indonesia dinyatakan tertular rabies. tim penyusun dan kontributor atas dedikasi dan Meskipun demikian, Indonesia masih mempunyai komitmen yang diberikan dalam penyusunan 8 provinsi dan beberapa daerah/pulau yang masih dokumen ini. Tidak lupa kami ucapkan terima dinyatakan atau telah bebas dari rabies. Pendekatan kasih kepada FAO ECTAD Indonesia dan World pemberantasan rabies di Indonesia menggunakan Animal Protection (WAP) atas dukungannya dalam kombinasi dua pendekatan, yaitu pendekatan zona penyusunan dokumen ini. Kami berharap kemitraan yang didasarkan kepada kondisi geografis Indonesia ini dapat memberikan dampak yang nyata terhadap sebagai negara kepulauan dan pendekatan tahapan pengendalian dan pemberantasan rabies di Indonesia yang mengadopsi Stepwise Approach toward Rabies dan dapat mencapai Indonesia bebas rabies 2030. Elimination (SARE). Oleh karena itu, program pemberantasan rabies di Indonesia sering disebut sebagai Pemberantasan Rabies Bertahap Seluruh Indonesia (PrestasIndonesia). Jakarta, Mei 2019 Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Republik Indonesia drh. Fadjar Sumping Tjatur Rasa, Ph.D iv | Masterplan Nasional Pemberantasan Rabies di Indonesia Ringkasan Eksekutif Pemerintah Indonesia cq. Direktorat Jenderal digunakan adalah desa atau dusun. Kerangka kerja Peternakan dan Kesehatan Hewan mencanangkan pemberantasan rabies di Indonesia adalah social- program pemberantasan rabies secara nasional budaya, teknis, organisasi, politik, dan sumber dengan target bebas pada tahun 2030. Untuk daya. Berdasarkan kerangka kerja tersebut, maka menjalankan program tersebut, dirancang suatu peta disusunlah strategi pemberantasan yang meliputi: jalan yang disebut sebagai “Masterplan Nasional 1. Strategi umum Pemberantasan Rabies di Indonesia” dengan tujuan a. Tatalaksana kasus gigitan terpadu (Takgit) akhir untuk membebaskan masyarakat Indonesia dari risiko tertular rabies. b. Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) c. Dukungan regulasi Masterplan ini dirancang untuk membuat pemberantasan rabies menjadi suatu proses yang d. Keterlibatan masyarakat progresif. Ada dua pendekatan yang digunakan, 2. Strategi teknis yaitu: (1) pendekatan zona yang didasarkan pada a. Vaksinasi kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara b. Surveilans dan analisa epidemiologi kepulauan dan (2) pendekatan tahapan (Stepwise c. Evaluasi diagnostik Approach toward Rabies Eradication (SARE)). Klasifikasi daerah/pulau/kepulauan/provinsi didasarkan pada d. Respon cepat dan penanganan hewan status penyakit yaitu: suspek e. Pengawasan lalu lintas hewan 1. Daerah bebas f. Manajemen populasi anjing (MPA) 2. Daerah bebas terancam Indikator pencapaian yang terukur dan dapat 3. Daerah tertular ringan diverifikasi untuk menilai perkembangan program 4. Daerah tertular sedang adalah sebagai berikut: 5. Daerah tertular berat 1. Diketahuinya status awal daerah 6. Daerah dengan status tidak diketahui 2. Menurunnya tingkat insidensi secara Pendekatan ini direkomendasikan untuk digunakan progresif pada tingkatan kabupaten/kota, sehingga 3. Meningkatnya sistem surveilans penyakit menggambarkan situasi rabies secara lebih akurat, dengan memperlihatkan unit epidemiologi yang 4. Meningkatnya tingkat kesadaran masyarakat Masterplan Nasional Pemberantasan Rabies di Indonesia | v Alur diagram yang menggambarkan operasional kegiatan adalah sebagai berikut: Waktu Status Daerah Strategi yang Dilakukan Penentuan Status 1. KIE (untuk daerah dengan 2. Takgit status tidak diketahui) 3. Surveilans 4. Investigasi kasus rabies dengan konfirmasi laboratorium 5. Buat program pengendalian/ pemberantasan 6. Dukungan regulasi 1. KIE Tertular Berat 2. Takgit 3. Vaksinasi massal, darurat, dan sweeping 4. Pengawasan lalu lintas hewan 5. Surveilans 6. Manajemen Populasi Anjing (MPA) 7. Investigasi kasus rabies dengan konfirmasi laboratorium 8. Penelusuran sumber penularan kasus 9. Kaji ulang program setiap tahun 1. KIE Tertular Sedang 2. Takgit 3. Vaksinasi massal 4. Pengawasan lalu lintas hewan 5. Surveilans 6. MPA 7. Investigasi kasus rabies dengan konfirmasi laboratorium 8. Penelusuran sumber penularan kasus 9. Kaji ulang program setiap tahun 1. KIE Tertular Ringan 2. Takgit 3. Vaksinasi darurat 4. Pengawasan lalu lintas hewan 5. Surveilans 6. MPA 7. Pertahankan investigasi kasus rabies dan penelusuran sumber penularan 1. KIE Bebas Terancam 2. Takgit dan Bebas 3. Vaksinasi 4. Pengawasan lalu lintas hewan 5. MPA vi | Masterplan Nasional Pemberantasan Rabies di Indonesia Daftar Isi Kata Pengantar .................................................................................................................................................................. iii Ringkasan Eksekutif ......................................................................................................................................................... iv Pendahuluan ........................................................................................................................................................................1 1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................................................... 2 1.2 Sasaran ...................................................................................................................................................................... 3 1.3 Tujuan ....................................................................................................................................................................... 3 1.4 Asumsi dan Pra Kondisi ......................................................................................................................................... 3 1.5 Cara Menggunakan Dokumen Ini ....................................................................................................................... 4 Tinjauan Pustaka ................................................................................................................................................................5 2.1 Rabies dan Pencegahannya .................................................................................................................................. 6 2.2 Situasi Rabies di Dunia .......................................................................................................................................... 7 2.2.1 Negara bebas rabies yang ditularkan anjing ........................................................................................