MAKNA TARI TORTOR DALAM UPACARA ADAT PERKAWINAN SUKU TOBA DESA TANGGA BATU KECAMATAN TAMPAHAN KABUPATEN TOBA PROVINSI SUMATERA UTARA Oleh: Tati Diana/1201135997 Pembimbing: Dr. Swis Tantoro, M. Si Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas , Pekanbaru Kampus Bina Widya Jl. HR. Soeberantas Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293- Telp/Fax. 0761-63277

Abstrak

Batak Toba merupakan suku yang memiliki tarian tradisional. Tarian tradisional suku Batak Toba disebut tortor. Tortor adalah seni tari yang menggerakkan seluruh badan dengan dituntut irama gondang, dengan pusat gerakan pada tangan dan jari, kaki dan telapak kaki, punggung dan bahu. Sedangkan yang menjadi penari tortor (tari) disebut dengan panortor. Gerak dalam tortor (tari) merupakan hal yang penting. Gerak dalam tortor (tari) disesuaikan dengan posisi panortor (penari) dalam konsep kekerabatan Dalihan Na Tolu. Tortor (tari) memiliki peranan penting dalam setiap acara adat Batak, namun dapat dengan jelas diketahui bahwa ada banyak masyarakat Batak Toba yang tidak paham dengan makna dari setiap gerakan-gerakan tarian tortor pada saat acara perkawinan di Desa Tangga Batu. Analisis data yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang ada pada penelitian ini adalah secara kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang selanjutnya dianalisis berdasarkan teori-teori dalam penelitian ini adalah purposive sampling di mana jumlah informan berjumlah 5 orang yang terdiri dari 1 pemuka adat dan 4 orang pserta yang menyaksikan tortor. Dari hasil penelitian di lapangan bahwa tortor dalam upacara perkawinan menunjukkan bahwa setiap gerakan tangan mempunyai arti dan makna setiap aktivitas tortor. Gerakan tangan memiliki makna yaitu: Maneanea artinya meminta berkat, mamasu-masu artinya memberi berkat, mangido tua artinya meminta dan menerima berkat dan manomba yaitu menghormati orang tua dari istri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Batak Toba tidak mengetahui apa makna yang terkandung pada tari tortor dalam upacara perkawinan Batak Toba. Upacara perkawinan di Desa Tangga Batu tidak menggunakan musik iringan berupa gondang, melainkan musik iringan diganti dengan musik keyboard, karena dengan alasan lebih praktis dan modren. Pergeseran saat ini untuk busana wanita sudah memakai pakaian dan ulos dililitkan di luar pakaian. Berdasarkan hasil penelitian sudah banyak masyarakat yang menjadi para panortor pada acara adat perkawinan meninggalkan budaya memakai ulos sebagai salah satu perangkat dalam manortor yang seharusnya dipakai, dan tidak jarang pula dijumpai banyak dari para panortor atau penari wanita yang tidak memakai sarung atau hanya memakai celana saja ketika akan ikut manortor sehingga mengurangi nilai kesopanan.

Kata Kunci: Makna, Tortor, Perkawinan

Jom FISIP Volume 4 NO. 1 Februari 2017 Page 1

DANCING IN THE MEANING TORTOR WEDDING PARTY BATAK TOBA ETHNIC VILLAGE TANGGA BATU DISTRICT TAMPAHAN TOBA NORTH PROVINCE

By: Tati Diana/1201135997

Counsellor: Dr. Swis Tantoro, M. Si Department of Sociology the Faculty of Social and Political Sciences University of Riau, Pekanbaru Bina Widya Campus At HR. Soebrantas Street Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293-Telp/Fax.0761-63277

Abstract

Batak Toba is a tribe that has a traditional dance. Batak Toba traditional dance called tortor. Tortor is a dance that animates the whole body with the required rhythm gondang the center of the movement of the hands and fingers, feet and legs, back and shoulders. While the dancers tortor (dance) is called with panortor. Motion in tortor (dance) is important. Motion in tortor (dance) adjusted to the position panortor (dancer) in the concept of kinship Dalihan Na Tolu. Tortor (dance) has an important role in every event Batak, but can be clearly aware that there are many Toba Batak people who do not understand the meaning of each movement tortor dance during the wedding ceremony in the village of Tangga Batu. Analysis of the data used to answer the problems that exist in this research is qualitative descriptive approach were further analyzed based on the theories in this research is purposive sampling where the number of informants of 5 people consisting of one traditional leaders and the 4 participants vote who witnessed tortor. From the results of research in the field that tortor in marriage ceremonies show that every hand movement has a meaning and significance of each activity tortor. Hand movements have meaning, namely: Maneanea means asking for blessings, mamasu-masu means to give thanks, old mangido means to ask and receive blessings and manomba respecting the parents of his wife. The results of this research shows that the majority of Batak Toba people do not know what is contained in tortor dance in Toba Batak wedding ceremony. The wedding ceremony in the village of Batu Tangga not use musical accompaniment in the form of gondang, but replaced with a musical accompaniment keyboard music, because it is more practical and modren. Shifting now to own women's fashion wear kebaya and Ulos wrapped around the outside of clothing. Based on the results of the study are already many people who become panortor on custom events marriage leave culture to wear Ulos as one tool in manortor that should be used, and not infrequently encountered many of the panortor or female dancers did not wear gloves or wearing only pants only when will participate manortor thus reducing the value of modesty.

Keywords: Meaning, Dancing, Wedding

Jom FISIP Volume 4 NO. 1 Februari 2017 Page 2

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang sejumlah uang yang diselipkan di jari-jari terkenal akan keragaman pihak penyelenggara dan kedua mempelai. seni dan budaya, tercatat sampai saat ini Simbol dalam tiap gerakan dan musik yang diketahui ada sekitar 1.128 suku yang mewakili suatu makna pada nyatanya bangsa di Indonesia yang masing- masing tidak semua peserta dan penonton adat dan kebudayaan yang berbeda satu menyaksikan dapat mengerti dan sama lain. memahami apa makna dalam gerakan dan Tarian merupakan salah satu produk utama musik dalam tarian Tortor tersebut, karena seni dan kebudayaan yang dimiliki seluruh keterbatasan sebagai penikmat seni yang suku di Indonesia. Suku Batak merupakan memahami dalam proses komunikasi suku yang terdiri dari beberapa etnik, nonverbal yang terjadi tergolong ke dalam Batak Toba, Batak Mandailing, Batak klasifikasi bahasa tubuh dimana Pakpak, Batak Simalungun, dan Batak penyampaian pesan dilakukan hanya Angkola. Diketahui bahwa suku batak di isyarat tangan, gerakan kepala, postur zaman dahulu hanya ada suku Batak Toba, tubuh dan posisi kaki, eksperesi wajah, namun seiring dengan perkembangan tatapan mata serta, serta musik pengiring zaman maka Batak Toba terbagi menjadi tarian Tortor (tari). beberapa etnis. Batak Toba merupakan Berdasarkan uraian diatas maka suku yang memiliki tarian Tradisional. peneliti mencoba mengungkapkan Tari dalam kehidupan masyarakat Batak bagaimana —Makna Tari Tortor Dalam Toba disebut Tortor, sedangkan penari Upacara Adat Perkawinan Suku Batak biasa disebut dengan Panortor. Toba Desa Tangga Batu Kecamatan Tortor (tari) dalam upacara Tampahan Kabupaten Toba Samosir perkawinan dimulai dengan masuknya Provinsi Sumatera Utara“. pengantin kedalam gedung tempat 1.2 Rumusan Masalah dilaksanakannya adat na gok (atau adat 1. Makna apa yang terkandung pada yang sepenuhnya). Upacara perkawinan tari Tortor dalam upacara adat adat na gok (adat yang sepenuhnya) perkawinan suku Batak Toba di dikatakan demikian apabila tata acara adat Desa Tangga Batu? dilaksanakn sesuai dengan prosedur adat 2. Bagaimana pemahaman pesan yang dilaksanakan. makna tari Tortor dalam Upacara Hal ini dapat terlihat jelas pada saat Adat Perkawinan suku Batak Toba pesta perkawinan etnis batak di daerah di Kecamatan Tampahan Desa Tangga Batu, di mana Tortor Kabupaten Toba Samosir? diadakan tidak lagi menjadi media 3. Bagaimana pergeseran makna tari komunikasi dengan memperhatikan makna Tortor dalam upacara adat dari setiap simbol gerakan-gerakan yang perkawinan suku Batak Toba di ada pada Tortor (tari), namun Tortor (tari) Desa Tangga Batu? hanya diadakan menjadi sebuah seni yang 1.3 Tujuan penelitian dapat menghibur dan memeriahkan pesta 1. Untuk mengetahui makna apa yang serta ada pula yang memiliki tujuan dapat terkandung pada tari Tortor dalam mencari keuntungan bagi pihak upacara adat perkawinan suku penyelenggara pesta dengan menunjukkan Batak Toba? kedua mempelai di khalayak umum sambil 2. Untuk mengetahui bagaimana menari Tortor (patortor hon parumaen), pemahaman pesan makna tari dan selanjutnya para undangan atau orang Tortor dalam Upacara Adat yang akan ikut menari akan memberikan Perkawinan suku Batak Toba di

Jom FISIP Volume 4 NO. 1 Februari 2017 Page 3

Desa Tangga Batu pada peserta tari pribadi mereka sendiri. Dengan kata lain, Tortor? simbol merupakan representasi dari pesan 3. Untuk mengetahui bagaimana pergeseran yang dikomunikasikan kepada publik.“ makna tari Tortor dalam upacara adat Dedy Mulyana (dalam buku Lely perkawinan suku Batak Toba di Desa Arrianie 2010:29), mengatakan bahwa Tangga Batu? teori simbolik membahas tentang diri, diri 1.3 Manfaat Penelitian sosial, termasuk pengandalian dari 1. Hasil penelitian ini akan berguna bagi perspektif orang lain, interprestasi dan masyarakat Batak Toba atau bukan yang makna-makna lain yang muncul dalam belum mengetahui makna simbolik tari interaksi tersebut ada tiga premis yang Tortor sehingga nantinya dapat dibangun dalam interaksi sosial. memperkenalkan makna dari simbol yang 1. Manusia bertindak berdasarkan makna- terkandung dalam tari Tortor. makna. 2. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan 2. Makna tersebut didapatkan dari interaksi dan referensi bagi pihak pelestarian dengan orang lain. kebudayaan Batak Toba dalam melakukan 3. Makna tersebut berkembang dan evaluasi terkait tari Tortor. disempurnakan ketika interaksi tersebut 3. Penelitian ini bisa sebagai bahan masukan berlangsung. bagi para peneliti yang merasa tertarik Menurut La Rossa dan Reitzes, ada topik penelitian ini untuk melanjutkan atau 3 asumsi interaksi simbolik yang diambil meneliti lebih dalam mengenai makna tari dari karya Herbert Blummer (dalam Sobur, Tortor dalam upacara adat perkawinan 2004:2000), yaitu: Batak Toba. 1. Manusia bertindak terhadap manusia TINJAUAN PUSTAKA lainnya berdasarkan makna yang diberikan 2.1 Teori Interaksi Simbolik orang lain pada mereka. Makna yang kita Interaksi simbolik adalah interaksi berikan pada simbol merupakan produk yang memunculkan makna khusus dan dari pada mereka. Makna yang kita menimbulkan interprestasi atau penafsiran. berikan pada simbol merupakan produk Simbol berasal dari kata —simbol“ yakni dari interaksi sosial dan menggambarkan tanda yang muncul dari hasil kesepakatan kesepakatan kita untuk menerapkan makna bersama bagaiman suatu hal menjadi tertentu pada simbol tertentu. persepektif bersama, bagaimana suatu 2. Pendekatan kedua terhadap asal-usul tindakan memberi makna-makna khusus makna melihat makna itu —dibawa kepada yang hanya dipahami oleh orang-orang benda oleh seseorang bagi siapa benda itu yang melakukanya. bermakna“ (Blummer, 1969: 4). Ritzer dan Goodman (2008:395), Pendekatan ini mendukung pemikiran menjelaskan 5 fungsi dari simbol. yang terkenal bahwa makna terdapat di dalam orang, bukan benda. Pendekatan 1. Simbol memungkinkan orang ketiga terhadap makna, melihat makna berhubungan dengan dunia materi dan sebagai sesuatu yang terjadi di antara dunia sosial karena dengan simbol mereka orang-orang. Makna adalah —produk bisa memberi nama, membuat kategori, sosial“ atau ciptaan yang dibentuk dalam dan mengingat objek yang ditemui. dan melalui pendefeniisian aktivitas 2. Simbol meningkatkan kemampuan orang manusia ketika mereka berinteraksi. mempersepsikan lingkungan 3. Makna dimodifikasikan melalui proses 3. Simbol meningkatkan kemampuan berfikir interperatif. Blummer menyatakan bahwa 4. Simbol meningkatkan kemampuan orang proses interperatif ini memiliki dua untuk memecahkan masalah langkah. Pertama, para pelaku menentukan 5. Penggunaan simbol memungkinkan aktor benda-benda yang mempunyai makna. melampaui waktu, ruang dan bahkan Langkah kedua, melibatkan si pelaku

Jom FISIP Volume 4 NO. 1 Februari 2017 Page 4

untuk memilih dan mengecek, dan 2. Makna yang menunjukkan arti melakukan transformasi makna di dalam (significance) yaitu suatu istilah sejauh konteks di mana mereka berada. dihubungkan dengan konsep- konsep yang 2.2 Makna lain, contoh: benda bernyala karena ada Odgen and Richards (1923) phlogistion, kini setekah ditemukan menyebutkan sebagai symbol, reference, oksigen, phlogistion tidak berarti lagi. dan referent. Morris Morgan (1955) 3. Makna intensional, yaitu makna yang menyebutkan sign, signal, dan symbol. dimaksud oleh seorang pemakai lambang. Brodbeck (1963) menyebutnya sebagai (1) Makna ini tidak dapat divalidasi secara makna referensial, makna suatu istilah empiris atau dicarikan rujukan. Makna ini mengenai obyek, pikiran, ide atau konsep tidak terdapat pada pikiran orang yang yang ditunjukkan oleh istilah itu sendiri, dimiliki dirinya saja.“ (dalam Sobur, (2) makna yang menunjukkan arti suatu 2009:262). istilah sejauh dihubungkan dengan konsep- 2.3 Simbol dalam Simbolik konsep lain, dan (3) makna intensional, Pembagian tentang simbol seperti yakni arti suatu istilah atau lambang yang diungkapkan oleh West dan Turner tergantung pada apa yang dimaksud oleh si (2008:7) membagi simbol menjadi dua pemakai (dalam Kusuma, 2007). yaitu: Coumming (1999) menyatakan 1. Simbol konkret (concrete symbol) yaitu teori makna melalui tiga pendekatan. simbol yang merepsentasikan benda . Ketiga bagian itu yaitu simbol dalam 2. Simbol abstrak (abstract symbol) yaitu bahasa yang dilihat dari: simbol yang merepsentasikan suatu 1. Perspektif referensial (makna dalam dunia) pemikiran atau ide. berarti entitas dalam dunia luar. Simbol konkret dan simbol abstrak 2. Perspektif psikologi (makna dalam merupakan salah satu yang menjadi pikiran) berarti referensi dalam pikiran. patokan penelitian mengenai kegiatan 3. Perspektif sosial (makna dalam tindakan) budaya dan praktek adat upacara pada berarti dilakukan melalui bahasa. perkawinan adat batak Toba, dimana di Makna tersebut terlihat dari setiap dalam upacara tersebut terdapat simbol makna gerak yang terdapat dalam tortor konkret yaitu simbol yang berupa benda- Batak Toba yang terdiri dari gerakan benda yang menjadi kelengkapan kegiatan kepala, mata, hidung, wajah, kaki, badan tersebut dan perlu representasi secara dan tangan, semua itu memiliki makna dan mendalam mengenai hal tersebut. aturan yang terdapat dalam kehidupan Sedangkan simbol abstrak juga terdapat masyarakat Batak Toba. Makna tidak didalam kegiatan budaya dan praktek adat terletak pada kata- kata melainkan pada tradisi upacara tersebut dimana kegiatan manusia. Kita menggunakan kata-kata budaya dan praktek adat tradisi upacara untuk mendekati makna yang ingin kita tersebut merupakan sebuah ide dan komunikasikan(Sobur, 2009:258). pemikiran dari masyarakat Batak Toba itu Pada sistem budaya, semakin banyak sendiri dan adat tersebut juga merupakan orang berkomunikasi atau berinteraksi simbol yang memerlukan representasi semakin banyak pemahaman suatu makna secara mendalam. yang kita peroleh. Penafsiran akan sesuatu makna pada dasarnya dinilai bersifat 2. 4 Tradisi pribadi setiap orang. Tradisi menurut etimologi adalah Dalam hal ini Brodbeck membagi kata yang mengacu pada adat atau makna pada tiga corak, sebagai berikut: kebiasaan yang turun temurun, atau 1. Makna inferensial, yaitu makna satu kata peraturan yang dijalankan masyarakat. (lambang) adalah objek, pikiran, gagasan, Tradisi merupakan sinonim dari kata konsep yang dirujuk oleh kata tersebut.

Jom FISIP Volume 4 NO. 1 Februari 2017 Page 5

—budaya“ yang keduanya merupakan hasil Simbol seni adalah simbol karya. tersendiri, dan maknanya tidaklah Tradisi merujuk kepada norma sosial, yang tergabung dalam nilai-nilai simbolnya mana norma sosial adalah petunjuk hidup secara terpisah. Makna simbol seni masyarakat yang berisi perintah dan bukanlah merupakan gabungan makna larangan demi tercapainnya suatu nilai yang dikandungnaya secara konstributif. dalam masyarakat. Norma sosial terdiri Banyak seniman-seniman menggabungkan atas beberapa jenis, yaitu sebagai berikut: simbol-simbol itu ada di dalam seni dan 1. Norma cara (Usage) merupakan konstribusi secara khusus yang Norma ini telah menunjuk pada suatu tergabung dalam karya seni. Melalui perbuatan dalam hubungan antar individu. bahasa tubuh (gerak), seni tari merupakan 2. Norma Kebiasaan (Folkways) media komunikasi. Seni tari merupakan Norma ini mempunyaai kekuatan mengikat salah satu wahana eksperesi, sebuah proses lebih tinggi dari pada norma cara. harmonisasi tubuh dan pikiran melalui 3. Adat-istiadat (Custom) gerakan. Norma ini berasal dari aturan nenek 2.8 Defenisi Konsep moyang yang diwariskan secara turun Defenisi konsep merupakan temurun defenisi yang digunakan untuk 4. Norma Tata Kelakuan (Mores). mengembangkan secara abstrak suatu Norma ini digunakan sebagai alat konsep terhadap kenyataan yang terjadi. pengawas tingkah laku diyakini sebagai Maka penulis mengoperasionalkan konsep norma pengatur. sebagai berikut: 2.5 Kebudayaan 1. Upacara dalam perkawinan Batak Toba Kebudayaan adalah sistem gagasan adalah rangkaian tindakan atau perbuatan dan tindakan dari hasil karya manusia yang terikat kepada aturan-aturan yang dalam rangka kehidupan masyarakat yang tertentu menurut adat atau agama. dijadikan milik dari manusia dengan 2. Perkawinan dalam Batak Toba adalah belajar. Koentjaraningrat (2005:72) suatu perkawinan yang sakral bukan mengemukakan bahwa kebudayaan sekedar membentuk rumah tangga dan merupakan suatu keseluruhan kompleks keluarga tetapi perkawinan itu suci karena yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, perpaduan kehidupan antara laki-laki dan seni, kesusilaan, hukum, adat-istiadat. perempuan yang sah dalam agama dan 2.6 Tari adat. Tari adalah salah satu ekspresi 3. Tortor dalam Batak Toba merupakan budaya yang sangat kaya, tetapi paling tarian yang terdapat dalam kehidupan sulit untuk dianalisis dan masyarakat Batak Toba yang mempunyai diinterprestasikan. Mengamati gerak peranan penting dalam aktivitas kehidupan tingkahlaku sangat mudah, tetapi tidak mereka dan berkaitan dengan kehidupan mengetahui maknanya. Tari dapat spritual mereka dan untuk hubungan sosial diinterprestasikan dalam berbagai tingkat kemasyarakatannya. persepsi. Seorang penari harus 4. Batak Toba merupakan bagian dari suku medengarkan bunyi gendang, dan bila Batak. Salah satunya adalah suku Batak benar-benar memperhatikan dan Toba yang berasal dari Provinsi Sumatera mendengerkan, maka dalam dirinya akan Utara. Masyarakat Batak Toba pada hadir gema gendang dan baru dapat benar- umumnya beragama Kristen. benar menari (Thompson, 1974:262; 5. Raja Parhata dalam perkawinan Batak Snyder, 1974:9). Toba adalah seseorang yang sudah dipilih 2.7 Hubungan antara Tarian dengan dengan kesepakatan (Padan) untuk Simbol. memmimpin jalannya pelaksanaan acara tersebut.

Jom FISIP Volume 4 NO. 1 Februari 2017 Page 6

selanjutnya dianalisi berdasarkan teori- METODE PENELITIAN teori dalam penelitian ini dan disajikan 3.1 Lokasi Penelitian dalam bentuk kualitatif. Penelitian ini dilakukan Desa Tangga Batu Kecamatan Tampahan GAMBARAN UMUM TORTOR Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatera Utara yang merupakan salah satu 4.1 Defenisi Tortor Desa yang didiami oleh masyarakat yang Tortor adalah seni tari dengan bersuku batak Toba. menggerakkan seluruh badan yang 3.2 Subjek Penelitian gerakannya seirama dengan iringan musik Subjek penelitian ini adalah yang dituntun atau dimainkan dengan alat- masyarakat yang mengadakan pesta alat musik tradisional seperti gondang, perkawinan Suku Batak Toba Desa suling, dan ogung, dengan pusat gerakan Tangga Batu sebanyak 5 orang yaitu 1 pada tangan dan jari , kaki dan telapak Ketua Adat dan 4 peserta dari tari Tortor kaki, punggung dan bahu. atau yang menyaksikan. Dalam aktivitas manortor banyak 3.3 Jenis dan Sumber Data pantangan yang tidak diperbolehkan saat Penelitian ini memerlukan sumber manortor, seperti tangan si penari tidak data yang akan membantu pengumpulan boleh melewati batas setinggi bahu ke atas, data dilapangan, ada dua jenis dan sumber karena bila itu dilakukan si penari data yaitu data primer dan data sekunder. dianggap arogan dan tidak hormat kepada 3.4 Teknik Pengumpulan Data segenap hadirin dan dianggap menantang Teknik yang digunakan untuk ilmu perdukunan dan kebatinan. memperoleh data yang relevan maupun Secara garis besar, terdapat empat gerakan untuk mengamati gejala-gejala, penulis dalam Tortor. menggunakan cara sebagai berikut: Pertama adalah Pangurdot, gerakan 3.4.1 Observasi yang dilakukan kaki, tumit sampai bahu. Yaitu pengumpulan data yang Kedua adalah Pangeal, merupakan diperoleh dengan cara pengamatan gerakan yang dilakukan pinggang, tulang langsung ke lokasi yang meliputi punggung sampai bahu/sasap. Ketiga pengamatan dan pencatatan secara adalah Pandenggal, yakni gerakan tangan, sistematis terhadap gejala atau fenomena telapak tangan dan jari-jarinya. Gerakan yang berhubungan pada penelitian keempat adalah Siangkupna yakni bertujuan untuk memperoleh data secara menggerakan bagian leher. langsung dari lapangan. 3.4.2 Wawancara 4.2 Jenis-jenis Tortor Batak Toba

Teknik wawancara dapat menggali 1. Tortor Pangurason (tari pembersihan).

pengetahuan dan pendapat secara langsung 2. Tortor Sipitu Cawan (Tari tujuh cawan).

dengan bertatap muka dengan responden. 3. Tortor Tunggal Panalua

3.4.3 Dokumentasi 4. Tortor Sigale-gale

Penelitian ini didukung dengan 5. Tortor Souan

cara mengambil gambar-gambar yang 6. Tortor ini merupakan tari ritual, dahulunya berkaitan dengan penelitian. Peneliti dapat tari ini dibawakan oleh dukun sambil mengambil gambar foto responden hasil membawa cawan berisi sesajen yang penelitian yang dilakukan. berfungsi sebagai media penyembuhan 3.5 Analisis Data penyakit bagi masyarakat Tapanuli. Analisis data yang dilakukan untuk 4.3 Pengertian Tortor dalam Upacara Adat menjawab permasalahan yang ada pada Perkawinan Batak Toba penelitian ini adalah secara kualitatif Tortor dalam upacara perkawinan dengan pendekatan deskriptif yang dimulai dengan masuknya pengantin ke

Jom FISIP Volume 4 NO. 1 Februari 2017 Page 7

dalam (gedung tempat makna dalam tarian, juga menjadi proses dilaksanakannya adat na gok) atau adat pemberian dan penerimaan adat dalam yang sepenuhnya. Pengantin berdiri di sistem kekerabatan Batak dengan pintu masuk bersama keluarga pihak laki- menggunakan simbol-simbol tarian ini laki. Kemudian dipanggillah terlebih juga mempunyai keunikan di tiap makna dahulu pihak hulahula (pihak perempuan) simbol yang sesuai dengan ketentuan adat untuk memasuki ruangan diikuti hadirin istiadat batak Toba yang mempunyai arti dan undangan lainnya. atau nasehat adat yang terkandung dalam 4.4 Jenis Tortor dalam Perkawinan Batak makna simbol dalam tarian ini. Berikut ini Toba hasil wawancara penulis kepada informan Tortor yang umum dilakukan tentang makna tari tortor dalam upacara dalam aktivitas manortor dalam perkawinan Batak Toba. perkawinan Batak Toba yaitu: —Makna tarian tortor dalam 1. Gondang mula-mula dengan tortor upacara adat perkawinan ini mula-mula ada tiga yaitu, yang pertama 2. Gondang somba-somba dengan sebagai sarana ritual, Makna Tortor somba-somba yang kedua adalah sebagai 3. Gondang mangaliat dengan Tortor penyemangat jiwa, mangaliat Sedangkan yang ketiga 4. Gondang hasahatan dengan Tortor makna tortor dalam upacara hasahatan adat perkawinan ini sebagai 4.5 Busana Tortor dalm Upacara sarana untuk menghibur Perkawinan melalui keindahan Busana yang digunakan wanita dalam gerakannya dan kehikmatan tarian Tortor adalah memakai pakaian penarinya saat membawakan kebaya dan ulos yang disandangkan tari ini“. disebelah kanan bahu dan untuk laki-laki (hasil wawancara bapak R. sudah lebih sering memakai jas atau Tampubolon 7 September 2016). kemeja dan tidak lupa pula juga Makna tarian Tortor yang pertama menggunakan ulos dan penggunaanya sebagai sarana ritual, tarian ini sama dengan wanita yaitu disandangkan memiliki proses ritual, yakni ritual disebelah kanan. penyembahan penunjukkan 4.6 Musik Pengiring Tari Tortor dalam ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Upacara Perkawinan Esa yang ditunjukkan melalui Musik pengiring tarian Tortor dalam musik persembahan pada Sang upacara perkawinan disebut dengan Penguasa Alam yang dimainkan gondang atau gendang. Alat-alat yang sebelum tarian dimulai. Kemudian digunakan untuk pengiring tari Tortor dilanjutkan ritual untuk leluhur dan masih benar-benar jelas alat musik yang orang-orang yang masih hidup berasl dari budaya Batak. Alat-alat tersebut yang dihormati. Beliau mengatakan terdiri dari ogung, oloan, sarune, gordang, bahwa makna tarian Tortor pada ihuton, panggora, doal, hesek, dan zaman dahulu,saat agama belum taganing. berkembang di Sumatera Utara PEMAHAMAN TARI TORTOR berbeda dengan tarian Tortor saat 5.2 Makna Tortor Dalam Upacara ini. Perbedaan tersebut tidak Adat Perkawinan menghilangkan identitas dari nilai Tortor dalam upacara perkawinan yang dikandung dalam tarian merupakan tarian Batak yang mempunyai Tortor. Perbedaanya hanya pada keistimewaannya sendiri, selain tujuan Tortor yang dahulu mempunyai keunikan menyampaikan ditujukan pada roh halus dan saat

Jom FISIP Volume 4 NO. 1 Februari 2017 Page 8

ini Tortor lebih kepada hiburan dan menari hanya ada pihak hasuhuton tarian serimonial acara demi (pihak penyelenggara pesta), kerabat menghormati upacara, pengetua semarga dan kedua mempelai. Pada adat dan khalayak yang ada pada saat gendang mulai dimainkan, para saat tarian dilakukan. Terakhir, penari mengambil sikap menyembah pesan untuk khalayak ramai yang dengan gerakan yang halus. hadir dalam upacara atau acara di 5.3 Pemahaman Peserta terhadap Pesan mana tari Tortor tersebut Makna Tari Tortor dalam Upacara dibawakan. Setelah ritual dilakukan Perkawinan Batak Toba di Desa barulah dilanjutkan ke tema Tangga Batu upacara atau acara perkawinan Kesenian tarian di dalamnya tersebut. terdapat nilai keindahan 5.2.1 Makna Ragam Gerak Tortor estetika tiap gerakan yang disampaikan penari, Empat gerak (posisi) tangan yang gendangan tiap alat musik baku dalam Tortor Batak Toba, sesuai yang mengiringi juga dengan kedudukan penari (panortor) menambah kenikmatan bagi dalam sistem kekerabatan dalam orang-orang yang menyaksikan kehidupan masyarakat Batak Toba, tarian Tortor. Namun, mempunyai makna yaitu Maneanea seringkali dalam menikmati artinya meminta berkat, mamasu-masu apa yang disampaikan dalam artinya memberi berkat, mangido tua terian Tortor tanpa mengetahui artinya meminta dan menerima berkat dan apa makna yang sebenarnya manomba yaitu menghormati orang tua terkandung dalam tarian dari istri atau gerakan ini dilakukan anak tersebut. Berikut hasil perempuan yang menunjukkan sebuah wawancara dengan informan penghormatan kepada ayah (yang tentang pemahaman menurunkan marga). masyarakat terhadap pesan Hal ini menurut keterangan simbol yang terkandung dalam responden dari R. Tampubolon. tarian Tortor akan —Pada upacara tortor diungkapkan oleh salah satu perkawinan diawali dengan informan dari hasil penelitian tarian tortor mula-mula. di bawah ini: —Sebagai Raja Tortor mula-mula ini hanya Parhata atau juru bicara, saya masih dilakukan oleh pihak sangat memahami dan hasuhuton atau pihak dari mengerti makna yang penyelenggara pesta terkandung dalam tortor ini, perkawinan, kerabat semarga saya juga harus mampu dan juga keduan mempelai. membawakan tarian, selain Tortor mula-mula ini berisi mampu membawakan tarian permohonan agat acara adat saya juga sangat memahami tortor yang dilaksanakan makna simbolik yang terdapat dapat berjalan dengan baik. di dalam tarian. Tortor pada Atau seperti berisi harapan saat upacara perkawinan, dan doa kepada Tuhan Yang disamping mampu maha Esa“ (wawancara membawakan tiap gerakan dengan R. Tampubolon). tarian, beliau juga harus Hasil kutipan wawancara menguasai makna dari diatas menjelaskan bahwa pada saat gerakan yang dibawakannya. Tortor mula-mula yang akan terlihat Dalam tiap gerak mempunyai

Jom FISIP Volume 4 NO. 1 Februari 2017 Page 9

makna yang menceritakan mengalami banyak perubahan. Saat bagaimana kedudukan masing- ini Tortor banyak dilakukan dalam masing marga pada saat tortor upacara pesta gereja dalam rangka upacara perkawinan. Saya mengumpulkan dana atau kegiatan juga sangat berharap kepada kegembiraan (perayaan umat besar masyarakat Batak Toba untuk Kristiani) khususnya Batak Toba. terus menjaga budaya Batak 5.4.1 Pergeseran Musik Iringan dalam dan memiliki ketertarikan Tari Tortor dalam Upacara untuk mempelajari kesenian Perkawinan. tari salah satuya tarian tortor Musik maupun repertoar yang tidak hanya mengetahui tetapi dimainkan sudah lebih mendominasi lagu- juga memahami dan mengerti lagu yang lagi tren (populer). Dalam makna yang terkandung dalam upacara religi alat musik dan teknik tarian tortor“ (hasil manortor masih menggunakan tata cara wawancara 7 September). dahulu (tidak ada penggabungan ataupun R. Tampubolon menjelaskan bahwa dipengaruhi musik atau tarian zaman sebagai seorang Raja Parhata atau sekarang), tetapi dalam upacara adat juru bicara dalam adat, beliau sangat perkawinan sudah mulai dipengaruhi memahami hukum adat serta harus unsur-unsur masa kini, hal ini karena mampu membawakan tarian tortor, kehidupan masyarakat Batak Toba di Desa beliau juga menguasai makna dari Tangga Batu sudah banyak dipengaruhi gerakan yang dibawakannya. kekristenan yang melarang melakukan Misalnya di awal mulai manortor, upacara-upacara religi yang berhubungan bahwa kedua telapak tangan harus dengan kepercayaan nenek moyang. diletakkan diatas perut dengan cara Sedangkan dalam upacara hiburan, unsur tangan kanan menimpa tangan kiri, religi maupun adat sudah hilang sama di mana tangan kanan adalah sekali. Lagu-lagu yang dimainkan sudah lambang suami sedangkan tangan beragam dari irama pop, dangdut, dan lain- kiri adalah lambang istri, yang lain. Pada Pesta Pernikahan masyarakat mempunyai arti bahwa suami harus batak yang mengadakan pesta sudah tidak senantiasa melindungi istrinya dan menggunakan musik iringan berupa dalam posisi manortor laki-laki gondang melainkan musik iringan diganti harus selalu berada di sebelah kanan dengan musik keyboard. perempuan atau di sebelah kanan 5.4.2 Pergeseran Busana Tortor dalam istrinya. Upacara Perkawinan di Desa 5.4 Pergeseran Makna Tari Tortor Tangga Batu dalam Upacara Perkawinan Suku Keadaan saat ini untuk busana Batak wanita sidah memakai pakaian kebaya di dalam Ulos dililitkan di luar pakaian. Ulos Pergeseran sosial dan kebudayaan di yang dipergunakan juga sudah yang masyarakat dapat terjadi karena adanya dimodifikasi modren. Untuk selendang sebab-sebab yang berasal dari masyarakat sudah dupakai dari ulos yang dinamakan sendiri atau yang berasal dari luar sadum, yang dipakai sudah memiliki masyarakat. banyak motif dan warna. 1. Tortor yang paling sering kita —perlengkapan yang jumpai saat ini adalah Tortor dalam seharusnya dipakai akan pesta horja (peresmian tugu). mengikuti tortor adalah Banyak masyarakat khususnya pemakaian ulos. Karena ulos yang sudah tua menyatakan bahwa menunjukkan status sosial penggunaan Tortor itu sudah seseorang. Namun, peserta

Jom FISIP Volume 4 NO. 1 Februari 2017 Page 10

pada saat upacara tortor orangtua dari istri atau gerakan ini perkawinan saat ini ada yang dilakukan anak perempuan yang meninggalkan budaya menunjukkan sebuah memakai ulos dan pakaian penghormatan kepada ayah (yang yang dipakai juga tidak menurunkan marga), dan yang sopan seperti hanya memakai terakhir Mangido tua sama halnya ulos dan pakaian yang dengan maneanea yaitu anak dipakai juga tidak sopan meminta berkat dan orangtua akan seperti hanya memakai memberi berkat. celana jeans“ (hasil 2. Pemahaman tentang pesan makna wawancara dengan bapak R. simbol sangat penting untuk Tampubolon) dipahami bukan hanya sekedar menikmati keindahan estetika kutipan wawancara diatas dapat dalam tarian ini tetapi sebagai dijelaskan bahwa sudah banyak masyarakat Batak Toba masyarakat yang menjadi para panortor khususnya,kita harus tetap menjaga pada acara adat perkawinan meninggalkan kelestarian budaya Batak yang budaya memakai ulos sebagai salah satu turun temurun. Dari hasil penelitian perangkat dalam manortor yang diketahui bahwa beberapa seharusnya dipakai, dan tidak jarang pula masyarakat yang menjadi informan ditemukan banyak dari pria para panortor tidak memahami bagaiman Tortor wanita yang tidak memakai sarung atau dalam upacara perkawinan yang hanya memakai celana jeans saja ketika sesuai dengan ketentuan akan ikut manortor dalam pesta dengan nyasehingga mengakibatkan menunjukkan lenggak lenngok pinggulnya masyarakat tidak mengetahui sehingga mengurangi nilai kesopanan, makna yang terkandung dalam kesantunan dan kehormatan. Hasil tarian tortor tersebut. Adapun yang wawancara tersebut terlihat sangat jelas mengetahui, makna yang bahwa dalam memakai ulos pada saat terkandung dalam tarian tortor manortor sudah tidak terlihat lagi, hal ini perkawinan ini yaitu Bapak R. merupakan sebagian perubahan atau Tampubolon yang merupakan salah pergeseran kebudayaan dalam memakai satu ketua Adat di Kecamatan ulos pada saat manortor dalam upacara Balige. perkawinan Batak di era globalisasi ini. 3. Pergeseran makna tari tortor Proses difusi adat, berupa perkawinan dalam upacara perkawinan baik campuran adat antar etnis, suku, dan dari segi busana, musik pengiring, pengaruh globalisasi lambat laun telah dan juga gerak tarian. Dari segi mengikis kebudayaan atau tradisi khas busana dapat dilihat dari adanya Batak itu sendiri dalam hal upacara masyarakat yang mengikuti atau perkawinan. menjadi peserta tortor dalam upacara perkawina tidak memakai PENUTUP ulos, dimana seharusnya ulos 6.1 Kesimpulan menjadi salah satu bagian yang 1. Makna simbol dalam tarian ini, ada tepenting jika akan manortor 4 gerakan tangan yang memiliki (menari). Musik pengiring yang makna yaitu: Maneanea atau digunakan saat ini pada saat pesta meminta berkat. Mamasu-masu perkawinan tidak memakai musik artinya memberi berkat, Mamasu- gondang melainkan sudah masu artinya memberi berkat, mengarah ke musik yang lebih Manomba yaitu menghormati modren yaitu keyboard. Pergeseran

Jom FISIP Volume 4 NO. 1 Februari 2017 Page 11

dari gerakan juga dapat terlihat Daeng, Hans J, 2000. Manusia, jelas dimana di Desa Tangga Batu Kebudayaan dan Lingkungan: yang mayoritas berpenduduk Batak Tinjauan Antropologis.“ Pustaka Toba sudah tidak memperhatikan Pelajar, Yogyakarta. gerakan-gerakan tortor yang baik dan sesuai denga ketentuan, Langer, Susanne, K. 2005. Antropologi manortor atau menari hanya Musik bagian k. Yogyakarta: bentuk berjoget karena rasa sukacita saja sehingga pesan makna Perpustakaan Intitut Seni yang terkandung tidak dapat Indonesia. dipahami. Pergeseran sosial dan kebudayaan di masyarakat dapat Malau, G. Gens. 2000. Budaya Batak: Seri terjadi karena adanya sebab-sebab Dolok Pusut Buhit. : yang berasal dari masyarakat itu Yayasan Bina Budaya Nusantara sendiri atau berasal dari luar masyarakat. 6.2 Saran 1. Masyarakat harus lebih peduli Burhan Bungin. 2006. Sosiologi terhadap budata Batak khususnya Komunikasi: Teori, Paradigma, pada tarian Tortor dalam upacara dan Diskursus Teknologi perkawinan serta melestarikan dan Komunikasi di Masyarakat. mempertahankan budaya Batak Jakarta: Prenada Media Group. Toba yang kita banggakan karena kita suku Batak, agar nantinya Burhan Bungin. 2005. Metode Penelitian generasi selanjutnya dapat Kualitatif. Jakarta: PT. Raja mengetahui dan terus melestarikan Grafindo Persada. budaya tradisional Batak Toba Effendy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu yang man tidak kalah bila Teori dan Praktik. Bandung: dibandingkan dengan tarian asing Remaja Rosdakarya. yang terus mengikuti Martono, Nanang. 2012. Sosiologi perkembangan zaman. Perubahan Sosial(Perspektif 2. Tortor sebagai salah satu Klasik, Modern, Posmodern, kebudayaan Batak Toba poskolonial). Jakarta: PT.Rajawali seeharusnya dapat dipahami Grafindo Persada. masyarakat Batak Toba, bukan hanya gerakannya saja tetapi juga makna yang terkandung pada tarian M. T. Siregar, 1985. Ulos Dalam Tata Tortor disaat upacara perkawinan. Cara Adat Batak. Jakarta: Mufti 3. Di desa Tangga Batu yang menjadi Harun. daerah mayoritas Batak Toba seharusnya tetap menjaga budaya Meleong, Lexy. 2005. Metode Penelitian Batak Toba dan tetap Kualitatif. Bandung : Remaja mempertahankan keaslian gerakan Rosdakarya. serta makna Tortor. Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi: DAFTAR PUSTAKA Suatu Pengantar. Bandung: PT BUKU Remaja Rosdakarya.

Aw Suranto. 2010. Komunikasi sosial Pardede Bertha T, dkk. 1981. Bahas Tutur Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu. Parhataan dalam Upacara adat

Jom FISIP Volume 4 NO. 1 Februari 2017 Page 12

Batak Toba. Jakarta: Pusat SKRIPSI Pembinaan dan Pengembangan Elita, Br Pandiangan. 2014. Makna bangsa. Simbolik Tari Tortor dalam Upacara Perkawinan Sub Etnis Purba, Mauly. 1989. Mangido Gondang Batak Toba Di Kecamatan Balige didalam Penyajiaan Musik Gondang sabangunan Pada Kabupaten Toba Samosir Provinsi Masyarakat Toba. Jakarta: Sumatera Utara. Unpublished paper, Presented at The Conference Of The Society For Indonesian Musicologist. Sumber Lain:

http://gestture.blogspot.co.id/2012/04/tor- Rajamarpondang, Gultom. 1992. Dalihan tor-pada-upacara-adat-perkawinan.html Na Tolu Nilai Budaya Batak. http://www.e-jurnal.com/2015/08/makna- : C.V. Armanda. simbol-gerak-tarian-tortor-dalam.html Siahaan, Mangaraja Asal. t. t. https://www.facebook.com/notes/rismon- Gondang Dohot Tortor Batak. sirait/gerakan-dasar-tor-tor-batak- Pematang Siantar: Sjarif Saama. toba/529648090518927/ Santoso, Slamet. 2010. Teori-Teori http:// nationalgeographic.co.id Psikologi Sosial. Bandung: Refika http://15sastrabunj. Blogspot.co.id http://googleweblight.com Aditama.

Sianipar, Bangarna. 2012. Horas dari Batak Untuk Indonesia. Jakarta: Rumah Indonesia. Sinaga, Sannur D.F. 2011. Tortor dalam Pesta Horja Pada Kehidupan Masyarakat Batak Toba: Suatu Kajian Struktur dan Makna Thesis Jurusan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, Medan.

Soekanto Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: C. V. Rajawali.

Soekanto, Soejono. 2007. Sosiologi Suatu

Pengantar. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Sztrompka Piotr. 2007. Sosiologi

Perubahan Sosial. Jakarta:

Prenada.

Tinambunan, W.E. 2002. Teori-Teori

Komunikasi. Jakarta: Swakarya.

Jom FISIP Volume 4 NO. 1 Februari 2017 Page 13

Jom FISIP Volume 4 NO. 1 Februari 2017 Page 14