Cerita Budi Pekerti
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
1 Cerita Budi Pekerti Disadur Dari : 八德故事 Dipersembahkan Dengan Setulusnya Oleh : Sukacita Melafal Amituofo www.smamituofo.blogspot.com Disebarluaskan secara gratis, dilarang memperjualbelikan. 2 Daftar Isi Hal Zhong You Memikul Beras……………………….……..8 Kisah Min Zi-qian……………………………………...12 Kisah Huang Xiang………………………………….…16 Selimut Lebar Jiang Gong…………...………….…...…19 Qian-lou Mencicipi Kotoran……………………………23 Shou-chang Melepaskan Jabatan…………………….…26 Meng Zhong Mencari Rebung…………………....….…30 Wang-pou Menangisi Makam……………………….…32 Wu Meng Menyuapi Nyamuk…………………….……35 Su Wu Menggembalakan Kambing……………………39 Wen Gong Menyayangi Saudara………………………46 Kesetiaan Wen Gong………………………….………..50 Li Shan Menyusui Majikannya……………..…………56 3 Hal Menghibur Hati Ayahbunda……………………..……63 Zhu Xian Membakar Surat Warisan……………..……67 Tian Zhen Dan Pohon Zi Jing.…………………………72 Wen-can Menolak Perpecahan………………………..79 Ji Shao Melindungi Kaisar…………………………….85 Yu Shun Bercocok Tanam……………………………89 Ratusan Anjing Chen Fang…………………………....96 Kekuatan Zhen-qing…………………………………101 Penantian Shi-en Di Larut Malam…………………...107 Ji Zha Menggantung Pedang…………………………115 Semoga Paduka Senantiasa Bijaksana………………119 Yun Chang Memakamkan Gurunya…………………126 Gou Jian Mencicipi Empedu…………………………131 Kemuliaan Zhuge Liang………………………..……..136 Zhu Yun Merusak Pagar Pintu………………………..141 4 Hal Wang Dan Menjunjung Bakat………………………..148 Kemuliaan Seorang Wanita…………………………..154 Zhao Xiao Merebut Maut …………………………….158 Li Zhong Selamat Dari Gempa……………………….162 Fan Ji Yang Bijak……………………………………..166 Zeng Shen Membina Batin……………………………171 Gubuk Yuan De-xiu…………………………..………176 Shi-fu Menyembah Harimau………………….……...181 Dong Yong Menjual Diri………………………...……184 Tan-zi dan Susu Rusa………………………...……….188 Ting-jian Membersihkan Kotoran…………………….193 Miao Tong Memukuli Diri Sendiri……………………197 Jiang Ge Menggendong Ibunda……………………….204 Cai Shun Memetik Mulberry…………………….……210 Yu Qian Menyelamatkan Negara……………………..215 5 Hal Ibunda Mencius Yang Bijak………………….………226 Jiang Hou Melepas Tusuk Rambut…………..………231 Lu Ji Mendekap Jeruk………………..……….………236 Ding Lan Mengukir Kayu……………………….……240 Kaisar Wen Mencicipi Air Rebusan Obat…………....244 Guo Ju Mengubur Anaknya…………………..………249 Cao E Melompat Ke Dalam Sungai…………………..254 Li Hang Tidak Menyanjung…………………………..258 Jiang Shi Mengusir Istri…………………...…………..263 Kisah Puteri He-zheng……………………………...…271 Jing Ni Menegur Pohon Locust………………………276 Cai Xiang Membayar Kaul…………………………...282 Mengemis Menghidupi Mertua………………………288 Pelayan Setia Menumpahkan Arak………………….293 Zhao Fu Menggugah Si Jago Merah………………….298 6 Hal Sepatah Janji Chen Fu……………………………..….303 Feng Shi Mempengaruhi Keluarganya…………….…308 Semangkuk Bubur Dedak……………………………..315 Bunda Pengasih………………………………….……321 Ti-ying Memohon Pada Kaisar………………………328 Yang Xiang Menaklukkan Harimau…………………333 Dong Mei Menepati Janji………………….…………338 Daftar Pustaka………………………………...………345 Gatha Pelimpahan Jasa……………………….………346 7 Cerita Budi Pekerti Zhong You Memikul Beras Zhong You hidup pada masa antara Dinasti Zhou dan “Periode Semi dan Gugur” (Dinasti Zhou Barat berlangsung 1046-771 SM dan Dinasti Zhou Timur berlangsung 770-221 SM. “Periode Semi dan Gugur” berlangsung 770-476 SM )) merupakan penduduk Negara Lu (722-481 SM), nama kehormatannya (nama yang diberikan kepada seorang pria yang telah genap 20 tahun dalam tradisi dinasti di Tiongkok) adalah Zi Lu. Zhong You amat berbakti pada ayahbundanya. Sejak kecil keadaan keluarganya yang miskin membuatnya sangat berhemat. Selalu makan sayuran yang tumbuh liar dan makan secara tidak layak. Zhong You merasa dirinya sendiri makan sayuran yang tumbuh liar ini tidak masalah, namun yang dikhawatirkan adalah ayahbundanya tidak mendapat asupan gizi yang cukup sehingga badan mereka tidak sehat, ini yang membuatnya jadi risau. Persediaan beras di rumah sudah habis, demi agar ayahbundanya mendapatkan makan nasi, dia harus menempuh perjalanan sejauh ratusan li, barulah dapat membeli beras, kemudian memikul sekarung beras pulang ke rumah, menghidupi ayahbundanya. Ratusan li merupakan jarak yang sangat jauh, mungkin orang jaman sekarang dapat melakukannya sekali atau dua kali, tetapi setahun empat musim harus melakukan hal yang sama, sungguh tidak mudah. Namun Zhong You tetap melakukannya dengan penuh sukacita. Supaya ayahbundanya dapat makan nasi, tak peduli cuaca sedingin atau sepanas apapun, tanpa mengenal lelah dia menempuh perjalanan ratusan li untuk membeli beras, lalu memikulnya pulang ke rumah. 8 Musim dingin tiba, kala hari terasa beku dan salju melayang turun memenuhi permukaan tanah, dalam kondisi cuaca yang sangat dingin, Zhong You berjalan melawan terjangan salju, menapaki bekunya permukaan es, selangkah demi selangkah berjalan maju menempuh perjalanan yang jauh, kaki pun terasa kaku dan berat. Apalagi saat perjalanan pulang harus memikul sekarung beras membuat kebekuan semakin terasa, perjalanan yang sungguh memberatkan ini membuatnya akhirnya harus menghentikan langkah kakinya, lalu dengan menggunakan mulutnya menghangatkan kakinya sejenak, kemudian melanjutkan lagi perjalanannya. Musim panas tiba kala mentari bersinar terik, keringat mengalir membasahi pundaknya, namun Zhong You juga tidak sudi menghentikan langkah kakinya untuk beristirahat dan minum sejenak, agar dapat pulang lebih awal untuk memasak hidangan lezat buat ayahbundanya; ketika berhadapan dengan hujan deras, Zhong You menyembunyikan sekarung beras dibalik bajunya, membiarkan tubuhnya basah kuyup oleh rintikan hujan, namun takkan sudi membiarkan hujan menyentuh sekarung beras tersebut; apalagi saat badai menerjang. Tanpa mengenal jerih payah dia sanggup mempertahankannya untuk jangka panjang, sungguh hal yang tidak mudah. 9 Kemudian ayahbunda Zhong You meninggal dunia, dia berkelana ke arah selatan dan tiba di Negara Chu. Kaisar Chu mengangkatnya jadi pejabat, dan memberinya perlakuan yang bagus. Begitu keluar rumah langsung ada lebih dari seratus kereta kuda mengawalnya, setiap tahun perolehan gajinya juga sangat besar jumlahnya. Hidangan yang disajikan untuknya juga sangat lezat. Melewati kehidupan yang serba berkecukupan. Tetapi dia takkan karena kecukupan materi ini sehingga membuatnya jadi lupa diri, malah sebaliknya dia selalu menyesalinya. Karena ayahbundanya sudah tidak ada lagi. Betapa dia sangat mengharapkan ayahbundanya dapat berada bersamanya melewati hari demi hari; namun ayahbunda telah tiada, meskipun dia ingin sekali lagi memikul beras menempuh perjalanan ratusan li untuk menghidupi ayahbundanya, juga selamanya hal yang tidak mungkin lagi. Menunaikan kewajiban bakti tidak bisa diukur dengan materi, tetapi apakah anda membangkitkan ketulusan dari lubuk hati yang paling dalam kepada ayahbunda. Berbakti tidak dibedakan kaya dan miskin, dari tingkatan teratas seorang kaisar hingga yang paling bawah para penduduk, asalkan memiliki hati berbakti, dalam segala kondisi, tanpa mengenal jerih payah, anda juga dapat menghidupi ayahbunda, berusaha dengan segenap kemampuan untuk mewujudkannya. Kesempatan bagi kita untuk berbakti pada ayahbunda, adalah sehari demi sehari semakin berkurang waktunya. Andaikata tidak segera mewujudkan sikap bakti, akan meninggalkan penyesalan seumur hidup. Jika tidak menggenggam kesempatan untuk berbakti semasa ayahbunda masih hidup, maka saat anda ingin menyatakan sikap bakti mungkin sudah terlambat. 10 Semoga ketika ayahbunda kita masih berada di dunia, berbakti itu harus sesegera mungkin, jangan menanti hingga sesal kemudian sudah terlambat, barulah kemudian merenungi ayahbunda, menyesali ayahbunda kini sudah tiada. 11 Cerita Budi Pekerti Kisah Min Zi-qian Di Negara Lu yang berdiri pada masa Dinasti Zhao, ada seorang yang bernama Min Sun, nama kehormatannya adalah Zi-qian. Saat usianya masih sangat kecil ibu kandungnya sudah meninggal dunia. Ayahnya menikah lagi dan kemudian ibu tirinya melahirkan berturut-turut dua orang anak laki-laki. Manusia memiliki rasa egois, oleh karena bukan anak kandung sendiri, maka ibu tiri memperlakukan ketiga anak-anaknya dengan perbedaan yang sangat jauh. Ibu tiri memperlakukan Zi-qian dengan sangat tidak baik. Saat badai salju menerjang, ibu tiri membuatkan mantel kapas yang hangat buat kedua anak kandungnya, meskipun mereka bermain di luar rumah wajah mereka masih tampak merah merekah. Sungguh kasihan dengan Zi-qian yang malah mengenakan mantel kapas kualitas rendah yang tipis. Saat musim dingin mencapai puncaknya, hawa beku menusuk ke dalam tulang, Zi- qian harus selalu menahan kedinginan hingga sepasang kaki dan tangannya membeku, wajahnya pucat pasi. Dari perlakuan yang sangat jauh berbeda ini, Zi-qian tidak pernah mengeluh sama sekali. Andaikata hari ini diriku yang menghadapi keadaan ini, hidup dalam keluarga sedemikian, apakah saya sanggup memikulnya? Apakah masih memiliki kegigihan untuk melanjutkan kehidupan begini? Mungkin orang jaman sekarang tidak berdaya menghadapinya, namun bagi Zi-qian, sedikitpun dia tidak merasa sedih, sama sekali tidak menyalahkan ibu tirinya. 12 Dalam sebuah badai salju yang ganas, ayahanda Zi-qian harus menempuh perjalanan ke tempat lain untuk menyelesaikan suatu urusan, lalu menyuruh Zi- qian untuk menjadi kusir kereta kuda. Langit membeku dan permukaan tanah yang ditutupi salju, mantel tipis yang terbuat dari kapas berkualitas rendah yang dikenakan Zi-qian, mana mungkin bisa menahan terjangan badai salju! Kedua tangannya sudah membeku, bibirnya juga sudah memucat. Saat angin badai berhembus, Zi-qian langsung mengigil gemetaran hingga tangannya tidak sanggup lagi memegang tali pedati, begitu tali kendali kuda terlepas dari tangannya, kereta pun kehilangan keseimbangan