4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biskuit Semprit Biskuit Semprit

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biskuit Semprit Biskuit Semprit BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biskuit Semprit Biskuit semprit adalah salah satu jenis kue kering yang berbahan tepung, lemak, telur, dan gula. Biskuit semprit merupakan kue kering jenis biskuit berlemak karena menggunakan lemak setengah dari berat tepung (Susanto, 2012). Kue semprit termasuk dalam klafikasi kue semprot (bagged cookies). Tekstur adonan kue kering ini lunak, sehingga harus dicetak dengan alat yang disebut spuit (Bahasa Belanda). Cetakan spuit merupakan alat berbentuk tabung dari logam atau plastik dan bekerja seperti alat suntik. Adonan dimasukan dalam tabung lalu didorong dengan tenaga dari tangan sehingga ketika keluar dari corong, adonan tampil sesuai dengan pola atau bentuk lubang moncong yang dipilih (Wijayanti, 2015). Bentuk biskuit semprit dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Biskuit Semprit (Dokumentasi Pribadi) Biskuit semprit merupakan salah satu jenis cookies yang memiliki bentuk bervariasi. Menurut Sutomo (2008) biskuit adalah kue kering mempunyai cita rasa yang manis, terbuat dari tepung terigu, lemak, gula halus dan telur yang dicampur menjadi satu. Tabel 1 memaparkan syarat mutu biskuit semprit (SNI 2973–2011). 4 5 Tabel 1. Syarat Mutu Biskuit No Kriteria Uji Satuan Persyaratan 1 Keadaan 1.1 Bau – Normal 1.2 Rasa – Normal 1.3 Warna – Normal 2 Kadar air (b/b) % Maks. 5 3 Serat kasar % Maks. 0,5 4 Protein (N x 6,25) (b/b) % Min. 5 5 Asam lemak bebas % Maks. 1,0 (sebagai asam oleat) (b/b) 6 Cemaran logam 6.1 Timbal (Pb) mg.kg-1 Maks. 0,5 6.2 Cadmium (Cd) mg.kg-1 Maks. 0,2 6.3 Timah (Sn) mg.kg-1 Maks. 40 6.4 Merkuri (Hg) mg.kg-1 Maks. 0,05 6.5 Arsen (As) mg.kg-1 Maks. 0,5 7 Jumlah lempeng total koloni.g-1 Maks. 1 x 104 7.1 Koliform APM.g-1 20 7.2 Eschericia coli APM < 3 7.3 Salmonella sp. – Negatif 25 g-1 7.4 Staphylococcus aureus koloni.g-1 Maks. 1 x 102 7.5 Bacillus cereus koloni.g-1 Maks. 1 x 102 7.6 Kapang dan khamir koloni.g-1 Maks. 2 x 102 (Sumber: SNI 2973–2011) Bahan pada pembuatan biskuit terdiri dari bahan pengikat dan pelembut. Bahan yang berfungsi sebagai pengikat adalah tepung, air, susu, dan putih telur, sedangkan bahan yang berfungsi sebagai pelembut adalah gula, lemak, leavening agent, dan kuning telur (Sa’adah, 2009). Bahan tambahan lainnya adalah garam dan flavor. Tepung terigu terbuat dari biji gandum. Warna butiran mutu gandum ditinjau dari daerah tempat gandum tumbuh. Gandum dikelompokkan menjadi 3 golongan yaitu hard wheat (protein tinggi), medium wheat (protein sedang) dan soft wheat (protein rendah). Tepung terigu hard wheat memiliki kadar protein sebesar (11– 13) % sehingga sifatnya mudah dicampur, difermentasi, daya serap air tinggi, elastis atau lentur dan mudah digiling. Penggunaan tepung terigu hard wheat cocok 6 untuk produk roti, mie, dan pasta. Tepung terigu ini digunakan untuk sejenis makanan lain yang memerlukan pengembangan (Wijayanti, 2015). Tepung terigu jenis medium mengandung kadar protein (10–11) % berasal dari campuran tepung terigu hard wheat dan soft wheat yang digunakan untuk membuat adonan dengan tingkat pengembangan sedang, seperti aneka jenis kue, donat, bakpau, bapel dan muffin. Kadar protein tepung terigu jenis soft sebesar (8– 9) % berasal dari penggilingan 100 % gandum soft. Aplikasi tepung terigu soft wheat biasanya pada pembuatan kue yang tidak memerlukan proses fermentasi seperti kue kering, biskuit, dan pastel (Wijayanti, 2015). Fungsi tepung terigu pada pembuatan kue kering adalah sebagai pembentuk tekstur dan kerenyahan adonan (Sutomo, 2008). Karakteristik bahan dasar tepung yang digunakan dalam pembuatan kue kering yaitu kandungan protein gluten rendah atau tidak ada sama sekali, memiliki daya serap air rendah, dan sulit difermentasikan. Jenis tepung pada pembuatan kue semprit menggunakan tepung terigu yang berprotein rendah (8–9) %. Komposisi zat gizi tepung terigu soft wheat per 100 g yakni kalori 365 kkal, protein 8,9 g, lemak 1,3 g, karbohidrat 7,3 g, kalsium 166 mg, fosfor 106 mg, besi 1,2 g, vitamin B1 0,12 mg, kadar air 11,6 g (Persatuan Ahli Gizi Indonesia, 2005). Lemak yang digunakan dalam pembuatan kue semprit yakni margarin atau lemak nabati. Margarin terbuat dari minyak kelapa sawit dan memiliki kadar lemak berkisar (80–85) %. Penggunaan margarin dalam kue kering berpengaruh pada membentuk tekstur lebih kokoh, lembut, juga renyah dan memberi aroma lebih gurih (Vivi, 2011). Fungsi lemak pada pembuatan kue kering adalah pemberi aroma harum sehingga menambah cita rasa. Penambahan lemak yang terlalu banyak 7 menyebabkan kue melebar saat pemanggangan, sedangkan pemberian lemak yang sedikit akan membuat terkstur kue kering seret dan kasar dimulut (Sutomo, 2012). Telur ayam merupakan jenis telur yang sering digunakan untuk membuat kue. Fungsi telur dalam pembuatan biskuit berguna sebagai pengikat bahan, memberikan kelembapan, menambah nilai gizi, memberikan rasa gurih, dan membuat aroma cookies lebih harum. Kuning mempunyai sifat untuk merenyahkan tekstur, sedangkan putih telur bersifat mengikat tepung sehingga adonan lebih padat dan renyah (Sutomo, 2012). Penggunaan susu skim pada pembuatan kue kering sebagai pembentuk citarasa dan aroma serta dapat menambah nilai gizi biskuit. Penambahan gula dalam pembuatan biskuit berguna pemberi rasa manis, pembentuk tekstur dan memperbaiki warna pada permukaan biskuit. Bahan tambahan lain yaitu garam sebagai penambah rasa, memperkuat tekstur dan mengikat air. Selain itu garam dapat mencegah adonan agar tidak lengket dan tidak terlalu mengembang (Fajar, 2013). Menurut Praptiningrum (2015) tahapan pembuatan kue kering (cookies), dimulai dengan tahap seleksi bahan guna memilih bahan yang berkualitas baik. Pemilihan tepung terigu harus berwarna krem, tidak bau apek, tidak ditemukan mikroorganisme seperti kutu, dan tidak menggumpal. Telur yang digunakan yakni kuning telur masih bulat utuh, putih telur kental dan tidak berbau busuk. Lemak yang dipilih harus memiliki bau khas atau masih segar, padat dan berwarna kuning tua untuk margarin sedangkan butter bewarna kuning muda. Gula yang digunakan adalah berwarna putih bersih dan tidak menggumpal. 8 Proses selanjutnya adalah penimbangan guna mengantisipasi adanya kelebihan dan kekurangan pada takaran bahan yang dibutuhkan. Bahan ditimbang menggunakan timbangan digital dengan satuan gram (Praptiningrum, 2015). Tahap pencampuran bahan menurut Khasanah (2007) yaitu pengocokan margarin, gula halus dan kuning telur hingga rata. Setelah itu penambahan tepung terigu yang sudah diayak, kemudian pengadukan adonan menggunakan spatula atau sendok. Tahap berikutnya yaitu pencetakan adonan dengan cetakan spuit yang sudah disiapkan pada plastik segitiga. Ujung plastik dipotong dengan gunting, kemudian adonan disemprotkan pada loyang. Tahap pemanggangan dilakukan dengan cara memasukan loyang kedalam oven. Suhu pemanggangan yaitu 160 °C selama 25 menit (Sutomo, 2008). Tahap terakhir adalah pengemasan cookies yang telah dingin dimasukkan kedalam toples (Khasanah, 2007). 2.2 Bekatul Bekatul adalah lapisan luar dari beras yang terlepas saat proses penggilingan padi atau disebut selaput inti biji padi. Proses penggilingan padi menghasilkan beras sebanyak (60–65) % dan bekatul sebesar (8–12) % (Fauziyah, 2011). Menurut Nursalim dan Razali (2007) bekatul yang mengandung kadar selulosa dan hemiselulosa yang paling tinggi dibandingkan dengan beras. Kenampakan bekatul dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Bekatul 9 Menurut David (2008), proses penyosohan adalah proses penghilangan dedak dan bekatul dari bagian endosperma beras. Penyosohan dapat menghasilkan beras yang lebih putih bersih tetapi miskin zat gizi. Semakin tinggi derajat sosoh, penampakan warna beras semakin putih dan bersih. Hasil samping proses penyosohan yakni bekatul (tahap II) dan dedak (tahap I). Gabah padi terdiri atas dua lapisan utama, yaitu endosperm atau biasa disebut dengan biji beras dan kulit padi. Kulit padi ini secara keseluruhan jumlahnya sekitar 8 % dari jumlah total padi. Kulit padi terdiri atas hull yang merupakan kulit bagian terluar dan bran (bekatul) yang merupakan kulit bagian dalam atau selaput biji. Bekatul terdiri atas beberapa lapisan, yaitu pericarp, seed coat, nucellus, dan aleurone (Nursalim, 2007). Penampang padi dan bagian- bagiannya ditunjukan pada Gambar 3. Gambar 3. Penampang Padi (Sumber: Nugrahawati, 2011) Bekatul sebagai hasil sampingan penggilingan padi diperoleh dari lapisan luar karyopsis beras. Meskipun bekatul tersedia melimpah di Indonesia, pemanfaatannya untuk konsumsi manusia masih terbatas. Hingga saat ini, pemanfaatanya terbatas sebagai pakan ternak. Padahal, nilai gizi bekatul sangat baik, kaya akan vitamin B, vitamin E, asam lemak esensial, serat pangan, protein, 10 orizanol, dan asam ferulat. Kandungan vitamin E (tokoferol) bekatul berperan sebagai antioksidan dengan mencegah kerusakan dinding sel sehingga mampu mencegah hemolisis (kerapuhan) sel darah merah. Bekatul mempunyai sifat fungsional yaitu sebagai penurun kolesterol. Mekanisme penurunan kolesterol yakni penyerapan lipid oleh kandungan serat bekatul pada saluran pencernaan dan peningkatan ekskresi asam empedu (Fauziyah, 2011). Kandungan gizi bekatul tergantung pada varietas, kondisi lingkungan, proses penggilingan, ketebalan lapisan kulit luar, ukuran juga bentuk butiran padi, dan metode analisa zat gizi yang dilakukan. Jenis padi dan lokasi berpengaruh signifikan terhadap komposisi zat gizi bekatul (Fauziyah, 2011). Tabel 2 menjabarkan kandungan zat gizi makro dan mikro pada bekatul. Tabel 2. Kandungan Zat Gizi Bekatul Komponen Penelitian 1 Penelitian 2 Karbohidrat (%) 49,4* 34,1 – 52,3** Protein (%)
Recommended publications
  • Pemanfaatan Tepung Pangan Lokal Pada Kue Semprit
    JTB Vol. 10 No. 1 (2021) 56-66 ISSN: 2301-5012 JURNAL TATA BOGA Tersedia online di https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-tata-boga/ PEMANFAATAN TEPUNG PANGAN LOKAL PADA KUE SEMPRIT 1Sumadaning Triyas, 2Choirul Anna N.A, 3Rahayu Dewi Soeyono, 4Nugrahani Astuti 1,4Pendidikan Tata Boga, Universitas Negeri Surabaya 2,3Prodi Gizi, Universitas Negeri Surabaya ABSTRAK Kue semprit adalah salah satu jenis cookies yang bentuknya bervariasi, rasa manis, terbuat dari tepung terigu, gula halus, Artikel Info telur, dan lemak yang dicampur jadi satu kemudian dicetak dan dioven sampai matang pada rentang suhu 160-180℃. Tepung Submited: 5 Desember 2020 pada kue semprit menggunakan terigu protein rendah karena Recived in revised: 7 Januari 2021 kue semprit tidak membutuhkan pengembangan. Kondisi ini Accepted: 15 Januari 2021 memungkinkan terigu diganti dengan tepung pangan lokal dan banyak penelitian yang mensubstitusikan atau mengganti keseluruhan terigu dengan tepung pangan lokal. Artikel ini bertujuan memberikan informasi mengenai jenis tepung pangan lokal yang dimanfaatkan pada pembuatan kue semprit, persentase substitusi tepung pangan lokal pada pembuatan kue semprit, kelebihan dan kekurangan tepung pangan lokal pada pembuatan kue semprit, dan hasil jadi kue semprit dari setiap jenis tepung pangan lokal. Jenis tepung pangan lokal yang digunakan yaitu tepung ubi jalar putih, tepung ubi jalar ungu, tepung labu kuning, dan tepung beras merah. Kue semprit ubi jalar putih adalah produk kue semprit terbaik karena produk tersebut yang paling disukai konsumen dengan persentase substitusi tepung ubi jalar putih sebesar 100%. Hasil jadi kue semprit ubi jalar putih bertekstur keras, berbau ubi jalar putih Keyword: khas, berwarna coklat muda, dan berasa manis.
    [Show full text]
  • Kajian Tentang Produk Kue Semprit Dengan Substitusi Tepung Ubi Jalar Putih
    KAJIAN TENTANG PRODUK KUE SEMPRIT DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG UBI JALAR PUTIH SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Teknik Disusun oleh : NURUL KHASANAH W. 035724003 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2007 MOTTO DAN PERSEMBAHAN “ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), Kerjakanlah dengan sugguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (Q.S. Al-Insyirah : 6-8) “If you get more than one chance, try again Prize your good ideas Try not to make mistakes And if you do, learn from them” (Anonim) “Kau mungkin saja kecewa jika percobaanmu gagal, tetapi kau pasti takkan berhasil jika tidak mencoba” (Anonim) Karya ini kupersembahkan untuk : Bapak dan Ibuku tercinta, terima kasih atas doa dan dukungannya pada putrimu ini. Semoga aku dapat membuat bapak dan ibu bangga. Adekku Roni, makasih ya...dah sering ‘update anti virusku. Belajar ya... buktikan bahwa kamu mampu. Mas Budi, yang selalu mengerti, mencintai dan mengajariku menjadi orang yang bertanggung jawab. Terima kasih atas semua pelajaran ini. Almamaterku tercinta. Teman-temanku Boga S1’03, mb’ febtri , Ruli, Rika, Ndina,,Pithek , Inung, makasih atas bantuan dan doanya selama ini. I’ve learned....that the easiest way for me to grow as person is to surround my self with people smarter than I
    [Show full text]
  • Eka Wulandari NIM
    DigitalDigital RepositoryRepository UniversitasUniversitas JemberJember 42 KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK KUE SEMPRIT DENGAN VARIASI SUBSTITUSI TEPUNG LABU KUNING (Cucurbita moschata) SKRIPSI Oleh: Eka Wulandari NIM. 131710101027 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Herlina, MP (DPU) Dr.Maria Belgis, S.TP., MP (DPA) JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2019 DigitalDigital RepositoryRepository UniversitasUniversitas JemberJember 43 KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK KUE SEMPRIT DENGAN VARIASI SUBSTITUSI TEPUNG LABU KUNING (Cucurbita moschata) SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Teknologi Hasil Pertanian (S-1) dan mencapai gelar Sarjana Teknologi Pertanian Oleh: Eka Wulandari NIM. 131710101027 JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2019 PERSEMBAHAN DigitalDigital RepositoryRepository UniversitasUniversitas JemberJember 44 Saya persembahkan skripsi ini untuk: 1. Ibu Suniati, Bapak Sinto, Adik Lia, dan Suami saya tercinta serta keluarga besar saya yang terus memberikan doa dan dukungan dari mental hingga finansial serta semangat yang tidak ada putusnya. 2. Almamater Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember. 3. Orang-orang yang selalu tanya kapan saya lulus. MOTTO DigitalDigital RepositoryRepository UniversitasUniversitas JemberJember 45 Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat
    [Show full text]
  • BAB II LANDASAN RANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Sumber Data
    BAB II LANDASAN RANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Sumber Data Data-data yang diperoleh untuk menunjang pembahasan serta kajian data dalam tugas akhir ini, diperoleh dari beberapa sumber. Data-data tersebut antara lain : Data Primer : • Dari Buku : - Foundation Of Art And Design - Graphic Design Solution - Front Cover “ Great Book Jacket And Cover Design - The Complete Guide to Advance Illustration and Design - Design Elements – A Graphic Style Manual - Creating Color Scheme - Food photography made easy - Thoughts On Design • Dari Website - http://markoek.com - www.cookpad.com - https://kbbi.web.id - http://nationalgeographic.co.id Data Sekunder : • Survey Dari 51 angket kuesioner yang disebar lewat sosial media, umur yang lebih banyak mengisi kuesioner tersebut adalah sekitar 82,4% di umur 17 – 23 Tahun, 15,7% umur 23 – 39 Tahun dan 01,9% di umur 3 4 35 – 41 Tahun. Pekerjaan rata-rata adalah mahasiswa dengan domisili di Jakarta. Pekerjaan Dan rata-rata pernah memakan kue tradisional. Tempat yang dicari ketika audience mencari kue tradisional adalah: 62,7% di Pasar Tradisional, 27,5% di Pasar Kue, 09,8% di Toko Kue. Waktu terakhir audience memakan kue tradisional adalah 49% menjawab baru-baru ini, 39,2% menjawab sebulan yang lalu, 09,8% menjawab seminggu yang lalu, dan 2% menjawab tidak pernah. Menurut audience kue tradisional akan lebih dikenal oleh masyarakat Jakarta jika media promosi dikembangkan serta diadakannya event-event . Tingkat minatan audience terhadap buku mengenai kue tradisional adalah 62,7% berminat untuk membelinya, 19,6% sangat berminat untuk membelinya, dan 17,6% kurang berminat. Menurut audience jenis desain yang menarik untuk dibaca adalah 92,2% menjawab fotografi dan 7,8% menjawab ilustrasi.
    [Show full text]
  • Pengolahan Ampas Sagu Menjadi Kompos Dan Kue Kering Dari Tepung Sagu
    Pengolahan Ampas Sagu Menjadi Kompos dan Kue Kering dari Tepung Sagu Gunawan1* dan Muhammad Mahfuzh 2 1Prodi Biologi, FMIPA Unlam 2Prodi Matematika, FMIPA Unlam Jl. A. Yani, Km 36 , Banjarbaru, Kalimantan Selatan *Korespondensi penulis, email: [email protected] Abstrak: Tepung sagu memiliki potensi yang besar untuk diolah menjadi produk makanan. Demikian juga dengan ampas sagu dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos. Namun potensi yang besar belum sepenuhnya dikembangkan. Melalui kegiatan KKN -PPM para ibu-ibu rumah tangga di desa Pemakuan, kecamatan Sungai Tabuk telah dilatih untuk membuat kompos dari ampas sagu dan aneka kue kering dari tepung sagu. Hasil kegiatan menunjukkan pemakaian pupuk kompos untuk pertanian telah menurunkan biaya pemupukan sebesar 30%. Selain itu terdapat peningkatan pendapatan sebesar Rp. 800.000 pada keluarga yang membuat aneka kue kering dari tepung sagu. Kata Kunci: Tepung sagu, ampas sagu, kue kering, kompos PENDAHULUAN Sagu memiliki potensi yang paling Tepung sagu memiliki potensi yang besar untuk digunakan sebagai pengganti sangat besar untuk dikembangkan menjadi beras. Pohon sagu dapat tumbuh dengan bahan pangan alternatif karena dari aspek baik di rawa-rawa dan pasang surut, dimana nilai gizi tepung sagu mempunyai beberapa tanaman penghasil karbohidrat lainnya sukar kelebihan dibanding tepung dari tanaman tumbuh. umbi atau serelia (Jong dan Widjono, 2005). Desa Pemakuan, Kecamatan Sungai Produk-produk makanan sagu tradisional Tabuk, Kabupaten Banjar merupakan salah dikenal dengan nama papeda, sagu lempeng, satu sentra pengolahan pengolahan sagu. buburnee, sagu tutupala, sagu uha, sinoli, Dalam pengolahan sagu, selain dihasilkan bagea, dan sebagainya. Limbah batang sagu tepung sagu juga dihasilkan beberapa dapat diolah menjadi briket untuk industri limbah sagu yaitu limbah padat dan limbah kimia, bahan bakar, medium jamur, hard cair.
    [Show full text]
  • Mengenal Macam-Macam Tepung Dapurpunyaku.Blogspot.Com Readability
    3/6/12 Mengenal macam-macam tepung — dapurpunyaku.blogspot.com — Readability dapurpuny aku.blogspot.com Mengenal macam-macam tepung A UG. 1 2 , 2 01 1 Kalau kita mau membuat kue, ketika membaca resepnya kadang suka bingung, kok ternyata banyak sekali jenis tepung. Tepung sagu, tepung arrowroot, tepung kanji, maizena, terigu dll. Terigu sendiri masih dibedakan lagi berdasar jenis proteinnya. Haduh... pusing deh...mengenal bahan-bahannya saja pusing, kapan kuenya jadi? :) Untuk lebih jelasnya, yuk kita mengenal macam-macam jenis tepung ini. Berikut ini jenis-jenis tepung (macam-macam tepung) yang sering kita jumpai. 1. TEPUNG MAIZENA, CORN STARCH Kalau di Indonesia salah kaprah menyebutnya Maizena, padahal Maizena nih benernya m erk tepung pati jagung yang sangat beken di Mexico. Tergolong gluten-free, dibuat dari pati jagung, umumnya dipakai sebagai bahan utama pada custard. Biasa dipakai untuk pengental pada sup maupun saus, memberi tekstur halus dan lembut pada sponge cake dan puding, serta efek reny ah pada kue kering. Khusus untuk sponge cake, pengalaman gue takaran maksimalnya 30% dari terigu kalo pake banyak telur tapi kalo telurnya dikit pake 15-20% ajah, kalo kebanyakan ntar teksturnya jadi rapuh ato bahkan bantet. Prosentase maizenanya ditimbang untuk MENGGANTIKAN prosentase yang sama pada terigu ya, bukan menambah. Jadi kalo pada resep tercantum 200 gr terigu, maka dibikin komposisi 150gr terigu + 50gr maizena biar gak merubah takaran bahan keringnya. Untuk kue kering, pengalaman gue cukup pake 20% aja dari terigu. Hasilnya kue kering akan lebih renyah. 2. TEPUNG TERIGU, WHEAT FLOUR Secara umum berdasarkan kadar gluten atau proteinnya ada 3 jenis tepung terigu. Kadar protein ini menentukan elastisitas dan tekstur sehingga penggunaannya disesuaikan dengan jenis dan spesifikasi adonan yang akan dibuat.
    [Show full text]
  • JURNAL PROTEKSI KESEHATAN Volume 6 Nomor 1, April 2017, Hal
    JURNAL PROTEKSI KESEHATAN Volume 6 Nomor 1, April 2017, Hal. 1-90 DAFTAR ISI HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK BATITA DI KELURAHAN LIMBUNGAN BARU WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWAT INAP KARYA WANITA KOTA PEKANBARU TAHUN 2017 Augesti Erisna, Jasmi 1-8 IDENTIFIKASI BORAKS PADA KULIT LUMPIA DAN KERUPUK NASI YANG DI JUAL DI PASAR TRADISIONAL KOTA PEKANBARU Elvi, Evi Kaderani Barutu, Lily Restusari 9-21 GAMBARAN POLA MAKAN, AKTIVITAS FISIK, RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DAN KEBIASAAN MEROKOK PADA PENDERITA SINDROMA METABOLIK DI INSTANSI NON KESEHATAN Maghfirahmah Amsyah Putri, Ayu Lestari, Stephani, Muharni 22-41 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI KELURAHAN KAMPUNG TENGAH KOTA PEKANBARU TAHUN 2017 Melinda Susanti S, Juraida Roito Hrp 42-51 DAYA TERIMA KUE KERING SAGU DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) Melsa Nilmalasari, Esthy Rahman Asih 52-63 FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEPRESI ANTENATAL PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI (BPM) KOTA PEKANBARU TAHUN 2017 Rr. Kusuma Nurin Husna, Melly Wardanis, Junaida Rahmi 64-73 HUBUNGAN DIAMETER DAN BERAT PLASENTA DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DI KLINIK SWASTA PEKANBARU TAHUN 2017 Yulia Fitri, Isrowiyatun Daiyah 74-81 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 18-24 BULAN DI KELURAHAN LIMBUNGAN BARU WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWAT INAP KARYA WANITA KOTA PEKANBARU Mita Puspitasari, Yeni Aryani 82-90 HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK BATITA DI KELURAHAN LIMBUNGAN BARU WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWAT INAP KARYA WANITA KOTA PEKANBARU TAHUN 2017 Augesti Erisna*, Jasmi* *Prodi D-IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Riau ABSTRAK ASI eksklusif berdampak pada perkembangan motorik.
    [Show full text]
  • Penentuan Jumlah Produksi Kue Kering Menggunakan Metode Integer Programming (Studi Kasus Usaha Kue Kering Ibu Afung)
    Bulletin of Applied Industrial Engineering Theory p-ISSN 2720-9628 Vol. 2 No.1 Maret 2021 e-ISSN 2720-961X Penentuan Jumlah Produksi Kue Kering Menggunakan Metode Integer Programming (Studi Kasus Usaha Kue Kering Ibu Afung) A. F Sakinah , A. Nurrahmah, , D. Fannysia, D. Septania dan S. Firly Abstrak— Home industri bu Afung merupakan sebuah home industri yang berkecimpung di dunia kuliner atau lebih tepatnya rumah usaha pembuatan kue kering. Terdapat beberapa jenis kue kering yang diproduksi oleh ibu Afung di antaranya: Kue Nastar, Kue Semprit, Kue Kacang dan Kue Putri Salju. Dalam setiap produksi kue kering bu afung memperoleh hasil penjualan yang kurang maksimal. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil penjualan maksimal dari produksi kue kering. Perencanaan produksi pada usaha kue kering bu Afung ini dapat dipandang sebagai model program integer yang bertujuan memaksimalkan hasil penjualan, dengan menentukan jumlah produksi untuk masing-masing jenis Kue Kering. Pencarian solusi untuk model ini dilakukan dengan menggunakan Metode Branch and Bound. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan software QM for Windows maka didapatkan Penjualan maksimal sebesar Rp. 2.380.000 dengan memproduksi jenis Kue Nastar sebanyak 4 Toples, Kue Semprit 20 Toples, Kue Kacang 8 Toples dan tidak memproduksi Kue Putri Salju. Kata Kunci— Program Integer, Perencanaan Produksi, Metode Branch and Bound Abstract — Bu Afung home industry is a home industry that is involved in the culinary world or rather home business of making cookies. There are several types of pastries produced by Afung's mother including: Nastar Cakes, Syringes Cakes, Peanut Cakes and Snow White Cakes. In every production of cookies afung bu get less than maximum sales results.
    [Show full text]
  • Perhitungan Harga Pokok Produk Per Kilogram Kue Kering Menggunakan Metode Harga Pokok Proses Pada Azzahra Cake Tugas Akhir Diaju
    PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK PER KILOGRAM KUE KERING MENGGUNAKAN METODE HARGA POKOK PROSES PADA AZZAHRA CAKE TUGAS AKHIR DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN UNTUK MENYELESAIKAN PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN OLEH : REKA YUNITA A03150041 KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN JURUSAN AKUNTANSI 2018 i PERSETUJUAN TUGAS AKHIR JUDUL : PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK PER KILOGRAM KUE KERING MENGGUNAKAN METODE HARGA POKOK PROSES PADA AZZAHRA CAKE NAMA : REKA YUNITA NIM : A03150041 Banjarmasin, Juli 2018 Pembimbing I Pembimbing II Widya Ais Sahla, SE, M.Sc, Ak Rusman Irwansyah, SE, MM NIP 19880228 201404 2 002 NIP 19720303 201409 1 002 Ketua Jurusan Akuntansi Andriani, SE,M.M, M.Sc NIP 19790702 200112 2 002 ii LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR Dengan ini dinyatakan laporan Tugas Akhir dengan data sebagai berikut : Nama : REKA YUNITA NIM : A03150041 Program Studi : D3 Akuntansi Judul : PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK PER KILOGRAM KUE KERING MENGGUNAKAN METODE HARGA POKOK PROSES PADA AZZAHRA CAKE Telah diujikan dan dinyatakan lulus dengan predikat : Banjarmasin, Agustus 2018 Ketua Penguji Anggota Penguji Hj. Nurul Mukhlisah,SE., MM. Nailiya Nikmah, S.Pd, M.Pd NIP. 197501212001122001 NIP. 198012092005012002 iii DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Reka Yunita NIM : A03150041 Tempat dan Tanggal Lahir : Amuntai, 04 September 1997 Agama : Islam Alamat Rumah : Jalan Martapura Lama km 7,100. Komplek Graha Sejahtera Blok D, No 7, RT 7b Nama Orang Tua (Ayah) : H. Midhan (Ibu) : Hj. Nurhidawati Riwayat Pendidikan : TK Darul Mualafin SD Negeri Murung Sari 4 Amuntai MTs Negeri Amuntai SMA Negeri 4 Banjarmasin Praktir Kerja Lapangan Kantor Wilayah Direktorat Jendral Perbendaharaan Kalimantan Selatan.
    [Show full text]
  • Manajemen Pemasaran: Kasus Dalam Pengembangkan Pasar Wisata Kuliner Tradisional Betawi
    MANAJEMEN PEMASARAN: KASUS DALAM PENGEMBANGKAN PASAR WISATA KULINER TRADISIONAL BETAWI Penulis : Dr. Dhian Tyas Untari, SE., MM. PENERBIT CV. PENA PERSADA i MANAJEMEN PEMASARAN: KASUS DALAM PENGEMBANGKAN PASAR WISATA KULINER TRADISIONAL BETAWI Penulis : Dr. Dhian Tyas Untari, SE., MM. ISBN : 978-979-3025-77-3 Desain Sampul Fajar Tri Septiono Penata Letak Fajar Tri Septiono Penerbit CV. Pena Persada Redaksi Jl. Gerilya No. 292 Purwokerto Selatan, Kab. Banyumas Jawa Tengah Email : [email protected] Website : www.penapersada.com Phone : 0857-2604-2979 Anggota IKAPI All right reserved Cetakan Pertama : 2019 Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang. Dilarang memperbanyak karya tulisan ini dalam bentuk dan cara apapun tanpa izin dari penerbit. ii KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT karena buku Manajemen Pemasaran; Kasus dalam pengembangan pasar wisata kuliner tradisional Betawi ini selesai disusun. Buku ini disusun untuk membantu para mahasiswa dalam mempelajari konsep-konsep manajemen pemasaran dan implementasi konsep pemasaran dalam pengembangan wisata kuliner. Penulis menyadari apabila dalam penyusunan buku ini terdapat kekurangan, tetapi penulis meyakini sepenuhnya bahwa sekecil apapun buku ini tetap memberikan manfaat. Akhir kata guna penyempurnaan buku ini kritik dan saran dari pembaca sangat penulis nantikan. Penulis iii MANAJEMEN PEMASARAN: KASUS DALAM PENGEMBANGKAN PASAR WISATA KULINER TRADISIONAL BETAWI iv DAFTAR ISI Kata Pengantar ....................................................................................................................
    [Show full text]
  • Aneka Olahan Kue Tepung Kasava
    12 AgroinovasI Aneka Olahan Kue Tepung Kasava Tepung singkong dapat digunakan dalam pembuatan tepung campuran (composite flour), yakni tepung campuran antara tepung singkong dan tepung terigu. Tepung campuran tersebut bisa digunakan dalam pembuatan aneka kue, roti, mie dan produk makanan lainnya. Bahkan, tepung campuran dengan tingkat substitusi rendah (10%) bisa digunakan untuk bahan pembuatan roti dan kue-kue kering dengan mutu, rasa, tekstur, dan kenampakan yang setara dengan roti atau kue-kue kering dari terigu murni. Dengan subtitusi tepung terigu dengan tepung kasava maka terigu yang selama ini masih terus diimpor dapat dikurangi, sehingga dapat menghemat devisa. Untuk jenis-jenis kue tertentu, tepung kasava dapat menggantikan 100% tepung terigu, tepung beras, tepung ketan dan tepung tapioka dalam adonannya, dengan hasil cita rasa yang tidak berbeda. Namun tidak semua jenis kue dapat dibuat dengan 100% tepung kasava. Untuk jenis kue kering seperti semprit, kue keju, kue aalmond, walaupun dapat digunakan 100% tepung kasava untuk menggantikan tepung terigu namun aroma kue yang dihasilkan kurang disukai. Aroma singkong masih kuat dan rasanya kurang enak, walaupun kue yang dihasilkan sangat renyah. Pencampuran tepung kasava dan terigu 1:1 (50%:50%), menghasilkan kue kering dengan cita rasa yang enak, tekstur renyah dan aroma singkong yang tidak kuat sehingga disukai. Produk roti dan donat yang dalam pembuatannya sangat diperlukan adanya gluten untuk mengembangkan adonan, penggunaan tepung kasava sebagai subtitusi tepung terigu maksimum hanya 20%. Lebih dari 20%, roti yang dihasilkan kurang mengembang, dan hasilnya tekstur roti lebih keras dibandingkan bila menggunakan 100% tepung terigu. Untuk produk kue yang dibakar/oven seperti brownis, cake, podeng bakar, tepung kasava dapat menggantikan 100% tepung terigu dengan cita rasa yang tidak berbeda dengan kue yang dibuat dari 100% tepung terigu.
    [Show full text]
  • Download Download
    Jurnal Sains Boga Vol. 4 No. 1, 2021 Page 28-33 DOI: https://doi.org/10.21009/JSB.004.1.05 E-ISSN: 2622-5557 Journal homepage: journal.unj.ac.id/unj/index.php/boga Pengaruh Substitusi Tepung Jagung (Zea Mays L.) Pada Pembuatan Kue Semprit Terhadap Daya Terima Konsumen Fiki Adi Saputra1, Rusilanti2, Mariani3 Universitas Negeri Jakarta, Jalan Rawamangun Muka, DKI Jakarta, 13220 Email: [email protected], [email protected], [email protected] Abstract The objective of the research is to study the influence corn flour substitute on making semprit cookies with different percentages towards consumer acceptability. This research conducted on Pastry and Bakery Laboratory, Vocational Education in Culinary Arts, State University of Jakarta since September 2019 until August 2020. This research uses experiment method. Consumer acceptability test done by 20 not trained panelists to assess of semprit cookies covering aspects colors, flavor, tastes, and textures semprit cookies. Hypothesis test result using Friedman Test with significant level a = 0.05 continued with Tuckey’s Test show that there is influence on semprit cookies substitute with corn flour on colors aspects percentages 35%, 50%, and 65% towards consumer acceptability. The result of taste and texture aspects also shows there is influence of semprit cookies with corn flour substitute towards consumer acceptability. While in aroma aspects there is no influence of semprit cookies substitution corn flour towards consumer acceptability. Based on consumer acceptability test noted that the most preffered product on semprit cookies with corn flour substitute is semprit cookies with percentages 50%. Keywords: corn flour, semprit cookies, consumer acceptability Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh substitusi tepung jagung pada pembuatan kue semprit dengan persentase yang berbeda terhadap daya terima konsumen.
    [Show full text]