JURNAL PROTEKSI KESEHATAN Volume 6 Nomor 1, April 2017, Hal
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
JURNAL PROTEKSI KESEHATAN Volume 6 Nomor 1, April 2017, Hal. 1-90 DAFTAR ISI HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK BATITA DI KELURAHAN LIMBUNGAN BARU WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWAT INAP KARYA WANITA KOTA PEKANBARU TAHUN 2017 Augesti Erisna, Jasmi 1-8 IDENTIFIKASI BORAKS PADA KULIT LUMPIA DAN KERUPUK NASI YANG DI JUAL DI PASAR TRADISIONAL KOTA PEKANBARU Elvi, Evi Kaderani Barutu, Lily Restusari 9-21 GAMBARAN POLA MAKAN, AKTIVITAS FISIK, RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DAN KEBIASAAN MEROKOK PADA PENDERITA SINDROMA METABOLIK DI INSTANSI NON KESEHATAN Maghfirahmah Amsyah Putri, Ayu Lestari, Stephani, Muharni 22-41 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI KELURAHAN KAMPUNG TENGAH KOTA PEKANBARU TAHUN 2017 Melinda Susanti S, Juraida Roito Hrp 42-51 DAYA TERIMA KUE KERING SAGU DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) Melsa Nilmalasari, Esthy Rahman Asih 52-63 FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEPRESI ANTENATAL PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI (BPM) KOTA PEKANBARU TAHUN 2017 Rr. Kusuma Nurin Husna, Melly Wardanis, Junaida Rahmi 64-73 HUBUNGAN DIAMETER DAN BERAT PLASENTA DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DI KLINIK SWASTA PEKANBARU TAHUN 2017 Yulia Fitri, Isrowiyatun Daiyah 74-81 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 18-24 BULAN DI KELURAHAN LIMBUNGAN BARU WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWAT INAP KARYA WANITA KOTA PEKANBARU Mita Puspitasari, Yeni Aryani 82-90 HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK BATITA DI KELURAHAN LIMBUNGAN BARU WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWAT INAP KARYA WANITA KOTA PEKANBARU TAHUN 2017 Augesti Erisna*, Jasmi* *Prodi D-IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Riau ABSTRAK ASI eksklusif berdampak pada perkembangan motorik. ASI eksklusif membuat bayi berkembang dengan baik pada enam bulan pertama bahkan pada usia lebih dari enam bulan. Apabila bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif maka risikonya sangat berpengaruh pada kesehatan (kekebalan tubuh) dan tumbuh kembang bayi akan terganggu. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui distribusi frekuensi pemberian ASI Eksklusif, Perkembangan motorik dan hubungan pemberian ASI eksklusif dengan Perkembangan Motorik Batita. Metode Penelitian ini yaitu Deskriptif Analitik dengan desain Cross Sectional. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Limbungan Baru Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Karya Wanita Kota Pekanbaru pada bulan Maret - Agustus 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Batita yang terdaftar di Kelurahan Limbungan Baru Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Karya Wanita. Responden dalam penelitian ini berjumlah 41 Batita. Teknik pengambilan sampel secara cluster sampling. Analisa data menggunakan univariat dan bivariat dengan uji statistik chi-square pada derajat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menyebutkan bahwa sebagian besar Batita tidak mendapatkan ASI Eksklusif dengan presentase 53,7%, sebagian besar Batita mengalami perkembangan motorik sesuai dengan presentase 58,5% dan Sebanyak 72,7% Batita tidak mendapatkan ASI eksklusif memiliki perkembangan motorik yang meragukan. Hasil analisa data menunjukkan bahwa ada hubungan pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan motorik batita (p=0,000). Diharapkan kepada Bidan di Puskesmas Rawat Inap Karya Wanita dapat meningkatkan upaya promosi kesehatan tentang ASI eksklusif pada ibu menyusui dan dapat melakukan deteksi dini gangguan perkembangan. Daftar pustaka : 28 (2006-2014) Kata kunci : ASI Eksklusif, Perkembangan Motorik Batita PENDAHULUAN kesehatan bagi anak belum Survei yang dilakukan oleh terintegrasi sepenuhnya dengan United Nations Children’s Fund perkembangan optimal anak, padahal (UNICEF) tahun 2006 menunjukkan berpengaruh pada kematangan bahwa dari 200 juta anak di bawah intelektual dan emosional usia 5 tahun di Negara-Negara (Kemenkes, 2012). Data mengenai berkembang, lebih dari sepertiganya gangguan perkembangan anak tidak berpotensi untuk berkembang. seperti keterlambatan motorik, Selama ini fokus pelayanan berbahasa, perilaku, autisme, 1 2 Jurnal Proteksi Kesehatan, Volume 6, Nomor 1, April 2017, hlm 1-8 hiperaktif, dalam beberapa tahun Puskesmas memiliki data terakhir ini angka kejadiannya penyimpangan motorik kasar dan semakin meningkat, yaitu berkisar motorik halus pada anak yaitu antara 13%-18% di Indonesia Puskesmas Rawat Inap (RI) Karya (Dhamayanti, 2006). Menurut Ikatan Wanita dengan persentase 0,58%, Dokter Anak Indonesia yang Puskesmas RI Simpang Tiga 0,18%, selanjutnya akan disingkat dengan Puskesmas Garuda 0,09%, IDAI tahun 2013 mengatakan bahwa Puskesmas Payung Sekaki 0,47%, diperkirakan 5-10% anak mengalami Puskesmas Sidomulyo 0,04%. Dari 5 keterlambatan perkembangan, sekitar Puskesmas tersebut dapat dilihat 1-3% balita mengalami bahwa Puskesmas RI Karya Wanita keterlambatan perkembangan umum memiliki persentase tertinggi bila (global developmental delay). dibandingkan dengan 4 Puskesmas Beberapa penyebab dari anak- lainnya. Cakupan ASI Eksklusif di anak tumbuh lambat serta gagal Puskesmas RI Karya Wanita juga berkembang adalah kemiskinan, gizi masih dibawah target yaitu 44,98%. buruk, defisiensi mikronutrien dan Berdasarkan hasil penelitian lingkungan belajar yang tidak Ali, et al (2014) di India, anak-anak menyediakan cukup stimulasi yang mendapatkan ASI eksklusif responsif. Gizi merupakan salah satu selama minimal 6 bulan atau lebih komponen yang penting dalam memiliki skor Ages and Stages menunjang keberlangsungan proses Questionnaire (ASQ) lebih tinggi pertumbuhan dan perkembangan. Air secara signifikan dengan nilai P susu ibu (ASI) adalah Gizi terbaik untuk sektor motorik kasar (0,004) yang dibutuhkan oleh bayi hingga ia dan motorik halus (0,007) berusia enam bulan. ASI eksklusif dibandingkan dengan anak-anak membuat bayi berkembang dengan yang tidak mendapatkan ASI baik pada enam bulan pertama eksklusif dengan nilai P untuk sektor bahkan pada usia lebih dari enam motorik kasar (0,091) dan motorik bulan. Apabila bayi tidak halus (0,044). Sehingga dapat mendapatkan ASI eksklusif maka disimpulkan bahwa ASI eksklusif risikonya sangat berpengaruh pada memiliki peran dalam perkembangan kesehatan (kekebalan tubuh) dan motorik anak. tumbuh kembang bayi baik fisik Berdasarkan data diatas, maupun psikis yang tidak optimal penulis melakukan penelitian seperti perkembangan motorik mengenai Hubungan Pemberian ASI (Haryono, dkk, 2014). Namun Eksklusif dengan Perkembangan menurut Kemenkes 2014, pemberian Motorik Batita di Kelurahan ASI eksklusif relatif sangat rendah Limbungan Baru Wilayah Kerja yang secara Nasional masih 52,3% Puskesmas Rawat Inap Karya Wanita dan cakupan ASI eksklusif di Kota Pekanbaru Tahun 2017. Provinsi Riau juga masih dibawah target yaitu 55,7% (Kemenkes RI, METODE PENELITIAN 2014). Metode Penelitian ini yaitu Berdasarkan data Dinas Deskriptif Analitik dengan desain Kesehatan Provinsi Riau tahun 2016 Cross Sectional. Penelitian ini pada triwulan 1, dari 20 Puskesmas dilakukan pada bulan September di Kota Pekanbaru didapatkan 5 2016 - Juli 2017. Populasi dalam Augesti Erisna, Hubungan Pemberian Asi Eksklusif 3 penelitian ini adalah seluruh Batita Kota Pekanbaru, sebagian besar yang terdaftar di kelurahan responden tidak memberikan ASI Limbungan Baru wilayah kerja ekslusif yaitu sebesar 53,7%, Puskesmas Rawat Inap Karya selebihnya responden memberikan Wanita. Sampel dalam penelitian ini ASI eksklusif yaitu sebesar 46,3%. berjumlah 41 Batita. Dalam Pemberian ASI eksklusif di penelitian ini sampel diambil Posyandu Kelurahan Limbungan menggunakan teknik cluster Baru Wilayah Kerja Puskesmas sampling. Rawat Inap Karya Wanita Kota Pekanbaru adalah sebesar 44,98% HASIL PENELITIAN yang masih dibawah target Nasional Tabel 1. Distribusi Batita yaitu sebesar 80% (Kemenkes RI, berdasarkan Pemberian ASI 2014). Hal ini sesuai dengan Eksklusif di Kelurahan penelitian ini, pemberian ASI Limbungan Baru Wilayah Kerja Eksklusif di 3 Posyandu Kelurahan Puskesmas Rawat Inap Karya Limbungan baru wilayah kerja Wanita tahun 2017 Puskesmas RI Karya wanita kota Tabel 2. Distribusi Perkembangan ASI No n % Motorik Batita di Kelurahan Eksklusif Limbungan Baru Wilayah Kerja 1. Ya 19 46,3 Puskesmas Rawat Inap Karya 2. Tidak 22 53,7 Wanita tahun 2017 Jumlah 41 100 Perkembangan No n % Motorik Pekanbaru hanya 46,3%. 1. Sesuai 24 58,5 Pada saat penelitian, peneliti 2. Meragukan 17 41,5 membagikan kuesioner sekaligus bertanya secara detail kepada ibu Jumlah 41 100 mengapa ibu-ibu tersebut tidak memberikan ASI secara eksklusif pada anaknya, kebanyakan ibu Tabel 3. Hubungan Pemberian menjawab karena mereka berpikir ASI Eksklusif dengan bahwa anak mereka belum kenyang Perkembangan Motorik Batita bila hanya diberi ASI saja, sebagian di Kelurahan Limbungan Baru lagi menjawab karena mereka Wilayah Kerja Puskesmas bekerja pagi-sore sehingga tidak RI Karya Wanita tahun 2017 sempat memberikan ASI saja kepada anaknya dan ada juga yang P. Motorik ASI Jumlah p value OR Sesuai Meragukan menjawab karena faktor budaya, eksklusif n % n % n % yang diharuskan memberikan madu Ya 18 94,7 1 5,3 19 100 0,000 48,00 saat bayi baru lahir. Hal ini sesuai Tidak 6 27,3 16 72,7 22 100 Total dengan teori Partiwi tahun 2008 yang 24 58,5 17 41,5 41 100 menyatakan bahwa rendahnya pemberian ASI eksklusif bisa PEMBAHASAN disebabkan oleh beberapa faktor Dari hasil penelitian yang telah yaitu bisa dari faktor internal dilakukan di 3 Posyandu Kelurahan maupun eskternal.Faktor internal Limbungan Baru Wilayah Kerja meliputi faktor pendidikan ibu, Puskesmas Rawat Inap Karya Wanita