FALSAFAH KESENIAN TANJIDOR PADA PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

Manikam Apriliani M. Wahyudin Abdullah

UIN Alauddin Makassar, Jl. Sultan Alauddin No.63, Makassar 90221 surel: [email protected]

http://dx.doi.org/10.18202/jamal.2018.04.9023

Abstrak: Falsafah Kesenian Tanjidor pada Pelaksanaan Corporate So- cial Responsibility. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui bagaima­ na Corporate Social Responsibility (CSR), dengan berlandaskan falsafah kesenian tanjidor, dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Metode yang digunakan adalah studi literatur dari berbagai sumber. Artikel ini mendapati titik balik antara falsafah kesenian tanjidor dengan konsep triple bottom line sebagai dasar CSR. Hal ini terwujud dalam pelaksanaan kegiatan bisnis, yang harus lebih mengutamakan integritas antara tu­ juan dan kewajiban. Selain itu, perusahaan seharusnya melaksanakan CSR tidak sekedar memuaskan diri sendiri, tetapi juga menghibur dan menyenangkan hati masyarakat sekitar.

Jurnal Akuntansi Multiparadigma Abstract: Tanjidor Art Philosophy in the Implementation of Corpo- JAMAL Volume 9 rate Social Responsibility. This article aims to find out how Corporate Nomor 2 Social Responsibility (CSR), based on tanjidor art philosophy, can improve Halaman 377-393 company performance. The method used is the study of literature from Malang, Agustus 2018 ISSN 2086-7603 various sources. This article finds the turning point between the philosophy e-ISSN 2089-5879 of tanjidor art and triple bottom line concept as the basis for CSR. This is manifested in the implementation of business activities, which must priori- Tanggal Masuk: tize integrity between goals and obligations. In addition, companies should 03 Juni 2017 carry out CSR not only to satisfy themselves, but also to entertain and Tanggal Revisi: delight the surrounding community. 07 Juli 2018 Tanggal Diterima: Kata kunci: corporate social responsibility, tanjidor, triple bottom line, 31 Agustus 2018 bisnis

The World Bussines Council for Sus- negara­negara yang memberikan­ dampak tainability Developement (TWBCS) mendefi­ pada perusahaan. Pengungkapan informa­ nisikan CSR sebagai suatu komitmen berke­ si sosial perusahaan merupakan salah satu lanjutan dari pelaku bisnis sebagai tindakan sarana untuk meninggikan nama baik peru­ etis dan berkontribusi dalam meningkatkan sahaan, mendapat lebih banyak perhatian perekonomian bersama dengan meningkat­ dari masyarakat dan memperbaiki kontrak kan kualitas kehidupan karyawan dan ke­ sosial yang diperoleh perusahaan dari stake- luarganya, serta komunitas lokal dan ma­ holder sebagai upaya memenuhi informasi syarakat pada umumnya (Retno & Priantinah, yang dibutuhkan (Lim & Greenwood, 2017; 2012). Pelaksanaan CSR tidak hanya mem­ Lindawati & Puspita, 2015). Retno & Prianti­ berikan hasil jangka pendek dan sementara, nah (2012) menjelaskan bahwa peningkatan tetapi dapat memberikan hasil yang bersifat perusahaan menjadi tujuan jangan panjang jangka panjang pada perusahaan dimasa dan suatu keharusan dalam pencapaian yang akan datang. Oleh karena itu, dapat perusahaan yang tercermin dari penilaian dipahami bahawa CSR secara langsung dan investor terhadap perusahaan. Konsep sus- tidak langsung mempe­ngaruhi perusahaan tainability developement menjelaskan bah­ untuk masa yang akan datang. CSR me­ wa bertahannya suatu perusahaan dapat rupakan investasi berkelanjutan, investasi tercermin dari sejauh mana perusahaan ikut kepercayaan pelanggan dan karyawan, dan serta bertanggung jawab terhadap dampak

377 378 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2018, Hlm 377-393 yang ditimbulkan dari aktivitas perusahaan. maupun lingkungan saat ini, maupun masa Tanggung jawab sosial perusahaan mendatang telah menjadi pertimbangan da­ yang diungkapkan oleh pihak manajemen lam pengambilan keputusan investor. Aktivi­ merupakan salah satu upaya dalam me­ tas perusahaan akan senantiasa berdampak menuhi kebutuhan pihak stakeholder dan kepada para stakeholders yang di dalamnya merupakan nilai tambah perusahaan dalam terdiri dari investor, karyawan, konsumen, meningkatkan kepedulian terhadap pertum­ dan masyarakat sekitar perusahaan. Oleh buhan ekonomi, sosial, dan lingkungan yang karena itu, legitimasi masyarakat menjadi timbul akibat aktivitas perusahaan. Perusa­ salah satu faktor yang berpengaruh dalam haan dalam menjalankan usaha bisnis harus pembangunan dan pengembangan perusa­ memperhatikan pertumbuhan ekonominya. haan secara berkelanjutan. Hal tersebut penting dilakukan agar perusa­ Beberapa peneliti telah mengangkat haan terhindar dari berbagai akibat seperti masalah CSR dalam tulisan ataupun pene­ tuntutan hukum, kehilangan mitra dalam litiannya, tetapi masih sedikit yang meng­ bisnis, ataupun risiko yang akan timbul ter­ angkat mengenai peran budaya dalam hadap citra dan kinerja perusahaan. Peru­ pelaksanaan CSR. Salah satu penelitian sahaan harus lebih terbuka dan transparan yang pernah membahas dan mengangkat dalam mengungkapkan setiap aktivitasnya CSR yang dikaitkan dengan budaya yaitu sehingga ke depannya dapat menjamin ke­ Pertiwi & Ludigdo (2013). Penelitiannya ber­ berlangsungan perusahaan dan perusahaan tujuan mengetahui dan memahami imple­ dapat diterima oleh masyarakat (Reverte, mentasi CSR berlandaskan budaya Tri Hita 2009). Karana dengan menggunakan metode et­ CSR sebagai konsep akuntansi yang nografi. Hasil penelitian tersebut menjelas­ mengungkapkan kegiatan atau aktivitas so­ kan mengenai adanya CSR terpadu, yaitu sial perusahaan tidak hanya membahas dan perusahaan berusaha menjalankan kegia­ menyampaikan informasi finansial perusa­ tan bisnisnya secara lebih terintegrasi, an­ haan, tetapi diharapkan dapat melakukan tara tujuan perusahaan, hubungan dengan pengungkapan informasi terkait dampak masyarakat, alam, dengan Tuhan. Penelitan dari aktivitas sosial dan lingkungan yang Darwis (2012) menggunakan perspektif nilai terjadi akibat aktivitas bisnis perusahaan. budaya masyarakat Bugis dalam Penerapan Selain diukur dari pencapaian ekonomi pe­ CSR pada PT Pippos. Penelitian tersebut rusahaan, kinerja perusahaan juga dapat bertujuan mengetahui nilai-nilai yang ter­ diukur dengan social responsibility dan envi- kandung dalam penerapan CSR dan kaitan­ ronmental responsibility yang dikenal dengan nya nilai budaya masyarakat Bugis dengan konsep triple buttom line (Casey & Grenier, metode kualitatif dan menjelaskan fenomena 2015; Fauzi, Suransi, & Alamsyah, 2016). sosial dengan mengembangkan konsep dan Tiga komponen utama dalam konsep triple menghimpun fakta. Hasil penelitian tersebut buttom line, yaitu keuntungan (profit), ma­ menjelaskan bahwa perusahaan meskipun syarakat (people), dan lingkungan (planet), belum menerapkan CSR, tetap bertang­gung atau dikenal dengan konsep 3P. Konsep ini jawab dengan mengacu semboyan perusa­ berperan penting dalam membantu penilaian haan yakni padaidi padaelo sipatuo sipa- atas persepsi dan meningkatkan kinerja pe­ tokkong. Berdasarkan fenomena tersebut, rusahaan untuk masa yang akan datang. Pe­ tulisan ini mengangkat salah satu budaya nilaian atas persepsi dan kinerja perusahaan yaitu budaya Betawi. Salah satu dapat digunakan sebagai dasar pengambilan yang menarik peneliti yaitu kesenian tan­ keputusan. Undang-undang Republik Indo­ jidor yang merupakan salah-satu orkes kese­ nesia Nomor 40 Tahun 2007 memberikan nian rakyat Betawi yang dipentaskan dalam mandat dan arahan kepada pelaku bisnis acara hajatan atau perkawinan masyarakat (perusahaan) untuk tidak hanya sekedar budaya Betawi yang saat ini telah mengala­ memandang orientasi ekonomi semata. Pe­ mi penurunan akibat lahirnya aliran musik rusahaan harus menyeimbangkan penca­ modern. Meskipun demikian, kesenian ini paian tujuan dalam tanggung jawab peru­ mengandung nilai-nilai estetika, nilai sosial sahaan terhadap etika dan mengedepankan budaya, menghormati, cinta tanah air, dan masyarakat. Mengungkap CSR menjadi sebagai sarana hiburan untuk penikmat salah satu wadah untuk menjamin perusa­ musik tanjidor itu sendiri. haan dimasa mendatang, sehingga setiap Budaya di Indonesia menanamkan konsekuensi yang akan timbul, baik sosial nilai, ajaran, serta kepercayaan yang tetap Manikam, Abdullah, Falsafah Kesenian Tanjidor pada Pelaksanaan... 379 diwariskan, ditafsirkan, dan dilaksanakan konsep 3P. Terakhir melakukan perumusan sejalan dengan laju berkembang dan ber­ titik balik antara falsafah kesenian tanjidor jalannya proses perubahan sosial kema­ dengan konsep 3P CSR. syarakatan. Seni merupakan suatu bagian Hasil analisis dari nilai yang terkan­ dari budaya yang menjadi sarana untuk dung dalam kesenian tanjidor yang berha­ menunjukkan perasaan bahagia dari da­ sil diketahui adalah kesenian ini terdiri atas lam jiwa manusia serta menentukan peri­ nilai estetika, nilai sosial budaya, meng­ laku yang teratur juga untuk meneruskan hormati, cinta tanah air, dan sebagai sara­ adat dan nilai-nilai kebudayaan yang se­ na hiburan. Penulis ingin menangkap titik cara umum menguatkan ikatan masyarakat. balik antara falsafah atau sikap yang men­ Megawanti (2015) dan Purnama (2015) jadi dasar permainan musik tanjidor oleh mengemukakan bahwa kebudayaan meru­ masyarakat Betawi dengan konsep dasar pakan gambaran dari sifat suatu bangsa pelaksanaan CSR, yaitu konsep triple buttom atau merupakan wujud dari bangsa yang line. Tulisan ini mencoba mengidentifikasi membedakannya dengan bangsa lain. Bu­ kesenian tanjidor yang berdasarkan seja­ daya Betawi terdiri dari beberapa folklor dan rah merupakan kelompok pemain musik salah satu folklornya yaitu kesenian tanjidor. rakyat Betawi dengan menggunakan alat- Penelitian ini mengangkat kesenian tanjidor, alat musik barat yang tidak hanya memiliki salah satu kesenian asli etnis Betawi den­ nilai estetika, sosial budaya, dan keindahan gan tujuan mengetahui bagaimana perusa­ alunan dari alat musik tanjidor itu sendiri, haan menanamkan nilai yang terkandung tetapi memiliki nilai menghormati dan cinta dalam kesenian tanjidor ketika menjalankan tanah air serta kebersamaan. kegiat­an usahanya. Perusahaan menyadari bahwa dalam menjalankan kegiatan bisnis HASIL DAN PEMBAHASAN tidak hanya bertujuan mendapatkan keun­ CSR terbagi atas dua pandangan, yaitu tungan (profit), tetapi juga dengan memper­ secara klasik dan secara sosial ekonomi. CSR timbangkan kesenangan hati masyarakat secara klasik menilai pihak internal sebagai sekitar (people) dan lingkungan (planet). Se­ stakeholder yang paling diutamakan, se­ lain itu, tujuan menjalankan bisnis adalah dangkan dalam sosial ekonomi tidak ha­nya sebagai salah satu sarana perusahaan da­ memandang pihak internal sebagai stake- lam memenuhi kepuasan batin. Perusahaan holder, tetapi juga menjadikan masyarakat akan sadar dan akan merasa lebih damai sebagai stakeholder yang harus mendapat­ apabila pelaksanaan CSR sesuai dengan kan keutamaan dari perusahaan. CSR se­ harapan masyarakat dan lingkungan peru­ cara klasik memberikan pemahaman bahwa sahaan. Perusahaan tidak hanya memenuhi dalam bisnis, hanya terdapat satu pertang­ kepuasan diri tetapi juga untuk masyarakat gungjawaban yaitu memanfaatkan sumber sekitar dan tentunya hal ini akan mencip­ daya dan terlibat dalam aktivitas peningkat­ takan suatu lingkungan perusahaan dan an keuntungan yang sesuai dengan aturan masyarakat yang lebih baik. Tulisan ini yang telah ditetapkan dalam permainan per­ mencoba untuk mengangkat dan mengem­ saingan terbuka tanpa ada tekanan dan ke­ bangkan falsafah budaya kesenian tanjidor takutan. Perusahaan memahami bahwa da­ yang dimiliki oleh masyarakat suku Betawi lam pemakaian sumber-sumber daya untuk pada pelaksanaan CSR dengan tujuan men­ kebaikan sosial dapat merugikan perusa­ jadikan suatu nilai tambah dalam mening­ haan. Dari sisi ekonomi mikro, biaya sosial katkan kinerja perusahaan. yang dikeluarkan akan dibebankan kepada konsumen karena jika perusahaan yang METODE mengeluarkan biaya kebaikan (sosial), pe­ Penelitian dilakukan dengan meng­ rusahaan akan mengalami penurunan laju gunakan studi literatur yang terdiri atas keuntungan. Oleh karena itu, penekanan beberapa tahapan, dimulai dengan mencari CSR lebih diberlakukan bagi lingkung­ sumber-sumber informasi mengenai kese­ an internal perusahaan dalam mencapai nian tanjidor, selanjutnya dilakukan analisis keuntungan. CSR dalam pandangan sosial mengenai apa saja nilai yang terkandung da­ ekonomi memberikan pemahaman bahwa lam kesenian tanjidor tersebut, lantas dilan­ perusahaan tidak hanya bertanggung jawab jutkan dengan mengaitkan antara nilai yang kepada kepentingan pihak internal sebagai terkandung dalam kesenian tanjidor dengan stakeholder, tetapi juga memiliki tanggung konsep yang terkandung dalam CSR yaitu jawab terhadap masyarakat untuk keberlan­ 380 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2018, Hlm 377-393 jutan perusahaan. dunia bisnis yang tidak akan berkembang Beberapa tahun terakhir industri di In­ tanpa ada perhatian keadaan dan kondisi donesia diwarnai dengan munculnya berba­ lingkung­an sosial. Perusahaan menjalan­ gai aksi yang berbentuk protes dari beberapa kan usaha bisnis dan pelaksanaan CSR-nya elemen yang merasa tidak puas pada kinerja menjadi suatu kewajiban untuk mendukung perusahaan. Salah satu perkara yang kerap aktivitas perusahaan. Dunia bisnis tidak muncul adalah protes yang dilakukan oleh hanya menjadi suatu organisasi yang meli­ masyarakat yang berada di sekitar lingkung­ hat atau meninjau pencapaian keuntungan an perusahaan dan merasa terganggu oleh yang sebanyak-banyaknya, tetapi juga men­ limbah yang dilepas begitu saja ke daerah jadi suatu organisasi yang berkontribusi sekitar lingkungan masyarakat. Hal ini ke­ dalam mengembangkan pembelajaran ser­ rap terjadi pada perusahaan penghasil lim­ ta menjadikan sarana setiap individu yang bah. Seringkali para pekerja melakukan hal- ada di dalamnya. Baik karyawan maupun hal seperti berbentuk aksi protes dan mogok pihak stakeholders memiliki kesadaran so­ kerja akibat upah yang tidak mencermin­kan sial serta rasa kepedulian yang besar kepada rasa keadilan. Munculnya konflik sosial an­ lingkungan sosial perusahaan dalam mengo­ tara perusahaan dan masyarakat menye­ perasikan usaha bisnisnya. CSR merupakan babkan perusahaan berusaha melakukan bentuk komitmen perusahaan dalam upa­ perbaikan citra perusahaan. Perbaikan cit­ ya meningkatkan kualitas hidup karyawan ra yang kerap dilakukan oleh perusahaan, dan komunitas masyarakat secara luas dan salah satunya adalah dengan melakukan menyeluruh, sebagai bentuk kontribusi pe­ pengungkapan sosial. Pengungkapan sosial ningkatan ekonomi melalui praktik bisnis perusahaan dilakukan melalui proses yang yang baik. cukup panjang yang dikenal dengan Corpo- Seiring berkembangnya sektor du­ni­a rate Social Responsibility (CSR). usaha, pengungkapan informasi perusa­ Beberapa wujud pelaksanaan CSR haan menjadi sarana perusahaan dalam dimulai dari pembangunan fasilitas umum, meningkatkan reputasi perusahaan. Kiner­ sumbangan finansial bagi masyarakat seki­ ja perusahaan menjadi suatu tampilan atau tar perusahaan dan para pekerja, atau dapat gambaran keadaan dari perusahaan dan juga melalui pelaksanaan kegiatan yang merupakan salah satu upaya perusahaan dapat menunjang para pekerja dan masya­ untuk menilai ketepatan dan efektivitas pe­ rakat sekitar perusahaan dengan berpacu rusahaan. Kiner­ja perusahaan adalah ke­ pada konsep 3P. Bentuk pelaksanaan CSR sanggupan perusahaan dalam menguraikan juga dapat dilihat melalui beberapa hal, se­ hasil kegiatan operasionalnya. Kinerja peru­ perti program pengembangan atau pengem­ sahaan juga dapat dikatakan sebagai hasil bangan komunitas, pelayanan komunitas, dari pencapaian perusahaan yang dipenga­ dan pemberdayaan komunitas. Seringkali ruhi oleh setiap aktivitas perusahaan dalam CSR yang dilaksanakan perusahaan hanya memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. berdasarkan pada prinsip partisipasi stake- Oleh sebab itu, kinerja perusahaan menja­ holder dari tercapainya keberhasilan prog­ di salah satu hal penting yang harus dicapai ram yang dicapai oleh perusahaan. Suatu oleh setiap perusahaan. Semakin tinggi ting­ program CSR berhasil tercapai secara efektif kat perekonomian suatu negara akan dii­ apabila pelaksanaannya menerapkan bebe­ kuti dengan semakin erat persaingan peru­ rapa prinsip pengembangan masyarakat dan sahaan yang tentu akan berpengaruh pada menggunakan keahlian yang diperlukan. keberadaan perusahaan. Pengukuran kiner­ Corporate social responsibility. ja oleh perusahaan dilakukan dengan tujuan Risa, Sulastri, & Pramono (2011) menjelas­ untuk memperbaiki setiap aktivitas opera­ kan bahwa CSR dijadikan sebagai suatu sional agar perusahaan siap untuk bersaing. bagian penting dalam proses keberlanjut­ Dengan demikian, peningkatan kinerja perlu an bisnis industri yang terdiri dari pemun­ dibarengi kebijakan sosial dan lingkungan, culan gagasan ekonomi, lingkungan, dan baik dan buruknya kinerja perusahaan akan sosial budaya. Dalam perkembangannya, memberikan pengaruh ter­hadap pengambil­ CSR berlanjut menjadi suatu konsep yang an keputusan investor. memiliki lebih dari satu definisi dan menja­ Perusahaan tidak hanya harus melaku­ di suatu konsep yang secara terus menerus kan pertanggungjawaban secara ekonomi, meng­alami perkembangan. CSR telah men­ melainkan juga harus secara hukum se­ jadi topik penting dalam menghidupkan suai dengan etika dan filantropis. Secara Manikam, Abdullah, Falsafah Kesenian Tanjidor pada Pelaksanaan... 381 ekonomi, alasan perusahaan beraktivitas strategi CSR. Namun, model hibrid dipan­ adalah untuk menghasilkan laba. Perusa­ dang sebagai pendekatan yang paling tepat haan memiliki nilai lebih secara ekonomi dan sesuai untuk memenuhi kepentingan sebagai suatu syarat yang harus dipenuhi stakeholder. agar perusahaan dapat terus mengalami Secara garis besar program pelaksana­ perkembangan. Pemenuhan tanggung jawab an CSR pada perusahaan di Indonesia men­ secara hukum mengharuskan perusahaan cakup beberapa model implementasi, seperti mematuhi dan mengikuti prosedur. Misal­ bantuan sosial yang biasanya mencakup ke­ kan perusahaan dalam proses mencari giatan bantuan sosial, menyediakan sarana keuntungan atau laba tidak diperbolehkan pelayanan kesehatan, dan rumah ibadah. untuk melakukan breaking the law yaitu Bidang pendidikan dan pengembang­an yaitu melakukan pelanggaran terhadap aturan menyediakan sarana pendidikan dan pela­ hukum yang telah ditetapkan oleh pemerin­ tihan, melaksanaan pelatihan serta menye­ tah. Dalam peme­nuhan tanggung jawab eti­ diakan program beasiswa kepada anak usia ka, perusahaan harus menjalankan bisnis­ sekolah untuk mendapatkan pendidikan nya dengan benar, adil, dan jujur, sehingga yang layak. Bidang ekonomi meliputi upa­ aturan atau kaidah masyarakat digunakan ya menyediakan program kerja sama dan sebagai suatu rujuk­an, panduan, atau memberikan dana atau pinjaman untuk tatanan bagi perusahaan. Tanggung jawab pengembangan usaha dan memberdayakan filantropis selain harus memperoleh keun­ masyarakat sekitar. Bidang lingkungan me­ tungan, taat terhadap aturan hukum yang liputi pengelolaan lingkungan, penanganan berlaku, dan memiliki etika yang baik, pe­ limbah, serta melestarikan alam dan keane­ rusahaan juga dituntut dapat memberikan karagaman hayati. Perusahaan melakukan sumbangan wajib dan kontribusi yang dapat beberapa hal dalam memenuhi kebutuhan dirasakan langsung masyarakat. Hal terse­ konsumen yang meliputi perbaikan produk but bertujuan untuk mendapatkan kualitas secara berkesinambungan serta penga­daan kehidupan bersama yang baik antara peru­ bebas biaya pulsa untuk layanan konsumen. sahaan dengan ma­syarakat sekitar perusa­ Perusahaan melaksanakan dan memaksi­ haan. Selain itu, juga untuk menyenangkan malkan program jaminan hari tua serta pro­ masyarakat yang hidup di lingkungan peru­ gram keselamatan dan kesehatan kerja un­ sahaan sebagai suatu kontrak sosial antara tuk karyawannya. perusahaan dengan masyarakat. Ada beberapa pola CSR yang kerap Terdapat beberapa model yang men­ diterapkan oleh beberapa perusahaan. Pe­ dasari sekaligus mendebatkan CSR. Bebera­ rusahaan kerap menjalankan program CSR pa model tersebut adalah neoklasik ekonomi, secara langsung dengan menyelenggarakan filosofi moral, dan hibrid. Model neoklasik kegiatan-kegiatan sosialnya sendiri tanpa memberikan penjelasan bahwa terdapat melalui perantara. Perusahaan kerap melak­ negative relationship antara CSR terhadap sanakan CSR melalui yayasan atau organi­ kinerja perusahaan disebabkan sedikitnya sasi sosial yang dibentuk oleh perusahaan, biaya. Model filosofi moral menjelaskan tidak biasanya perusahaan akan mendirikan se­ terdapat kaitan antara CSR dengan kinerja buah yayasan di bawah perusahaan. Pe­ perusahaan karena hanya untuk mening­ rusahaan menjalankan program CSR de­ katkan keunggulan dalam persaingan usaha ngan melakukan mitra atau menciptakan bisnis tidak hanya harus mengedepan­kan hubung­an kerja sama dengan lembaga so­ tanggung jawab perusahaan, tetapi juga ke­ sial/organisasi nonpemerintah, organisa­ sejahteraan sosial perusahaan. Model hib­­rid si pemerintah, universitas, ataupun media menjelaskan bahwa berdasarkan fakta yang massa baik dalam melaksanakan pengelo­ ada agar perusahaan memperoleh keuntung­ laan dana maupun melaksanakan kegiatan an yang lebih besar dengan tarif yang mi­ sosialnya. Perusahaan juga kerap ikut ser­ nimum, perusahaan atau organisasi harus ta dalam mendukung dan bergabung dalam mengimplementasikan aktivitas strategi un­ suatu lembaga sosial yang didirikan dalam tuk memenuhi kebutuhan stakeholder. Akti­ mencapai beberapa tujuan perusahaan. vitas yang dimaksud adalah melaksanakan CSR memiliki keterkaitan yang kuat CSR. Ketiga model ini merupakan model dengan teori legitimasi karena untuk me­ pendekatan yang digunakan sebagai da­ nerima perusahaan di tengah-tengah ma­ sar pemahaman perlunya mengaplikasikan syarakat, suatu perusahaan harus meng­ peng­­ungkapan kinerja perusahaan melalui ungkapkan segala aktivitas dari kegiatan 382 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2018, Hlm 377-393 perusahaannya sehingga akan menjamin ke­ tertentu sehingga legitimasi masyarakat ke­ berlangsungan perusahaan (Reverte, 2009). pada perusahaan merupakan pokok penting Legitimasi masyarakat menjadi salah satu dalam pencapaian tujuan perusahaan. faktor strategis yang sesuai untuk memenuhi Suatu organisasi yang mempertahan­ tujuan perusahaan dalam membangun ser­ kan legitimasi kadang-kadang berangkat ta meningkatkan citra dan kinerja perusa­ dari norma, nilai, serta kepercayaan ma­ haan di masa yang akan datang. Legitimasi syarakat, karena dianggap sebagai suatu dijadikan sebagai sarana untuk memperba­ yang unik. Adapun letak posisi legitimasi iki strategi perusahaan, terutama mengenai dengan ketidakseimbangan legitimasi antara hal-hal yang berkaitan dengan u­paya memo­ perusahaan dengan para stakeholder ditun­ sisikan diri di tengah lingkungan masyarakat jukkan pada Gambar 1. yang semakin meningkat dan maju. Teori Gambar 1 menjelaskan bahwa daerah X legitimasi mendorong perusahaan untuk merupakan bagian legitimasi yang dijadikan meyakinkan bahwa kegiatan dan kinerja­ sebagai keselarasan atau kesesuaian antara nya dapat diterima oleh masyarakat. Seiring tindakan dan aktivitas yang dilakukan oleh berjalannya pergeseran masyarakat dengan perusahaan dengan harapan masyarakat lingkungan, legitimasi juga terus mengala­ (society expectation), dan juga termasuk kes­ mi perubahan di mana perusahaan harus eimbangan antara nilai dan norma terhadap menyesuaikan diri dengan produk, metode, aktivitas perusahaan. Wilayah Y dan Z mer­ dan tujuan yang menjadi perubahan dalam upakan ketidakseimbangan antara tindakan legitimasi dan lingkungan tersebut. Pelak­ dan kegiatan perusahaan (corporate activity) sanaan CSR dengan mewujudkan legitima­ terhadap harapan dan persepsi masyarakat si antara perusahaan dengan lingkungan (legitimacy gap). Jika perusahaan ingin ter­ dapat membuktikan bahwa perusahaan hindar dari kesenjangan legitimasi, dapat mampu “menyenangkan” dan memberikan dilakukan dengan beberapa cara. Salah sa­ kepuasan, tidak hanya dalam hal finansi­ tunya yaitu dengan jalan membuka lebar al untuk karyawan dan pemangku kepen­ wilayah X yang merupakan area legitima­ tingan, tetapi juga dalam mewujudkan CSR si dengan melalui beberapa strategi legiti­ yang sesuai dengan keinginan masyarakat. masi. Strategi legitimasi dikenal beberapa Salah satu penjelasan mengenai definisi cara, yaitu dengan meningkatkan pertang­ teori legitimasi diungkapkan oleh Suchman gungjawaban sosial (social responsibility) (1995) bahwa legitimasi merupakan suatu sebagai gambaran akuntabilitas dan keter­ tanggapan secara langsung yang umum bukaan kegiatan dan aktivitas perusahaan atau anggapan bahwa tindakan suatu en­ atas segala jenis dampak yang ditimbulkan titas diinginkan, tepat, atau sejalan de­ngan perusahaan. Oleh karena itu, seluruh ak­ sistem aturan, nilai, kepercayaan, dan defi­ tivitas perusahaan seharusnya dapat dise­ nisi yang dibahas secara sosial. Selain itu, suaikan dengan nilai serta norma sosial dan Johansen & Nielsen (2013) menyatakan lingkung­an sekitarnya. bahwa legitimasi dianggap sebagai suatu Selanjutnya Gambar 1 juga menjelas­ generalisasi yang merupakan evaluasi yang kan bahwa terdapat dua kategori pengukur­ dapat melindungi perusahaan hingga batas an agar perusahaan mendapatkan support

Y Harapan dan X Z T indakan dan P ersepsi Masyarakat Legitimacy Aktivitas T erhadap Aktivitas Area P erusahaan P erusahaan

Gambar 1. Daerah Legitimacy Gap Manikam, Abdullah, Falsafah Kesenian Tanjidor pada Pelaksanaan... 383 legitimasi. Pertama, kegiatan yang bersifat hidupan manusia dan dalam sistem nilai bu­ sosial yang dilaksananakn perusahaan ha­ daya (Megawanti, 2015). Masalah dasar yang rus sejalan dan sesuai dengan sistem nilai menjadi landasan bagi tindakan perubahan sosial ataupun yang tumbuh di lingkungan sistem nilai budaya adalah sebagai berikut. masyarakat. Kedua, seluruh kegiatan peru­ Pertama, masalah hakikat hidup ma­ sahaan yang akan dilaporkan harus meng­ nusia. Kaitan makna hidup manusia bagi gambarkan aturan nilai dan norma mas­ beberapa kebudayaan adalah menganggap yarakat. bahwa hidup itu terlahir dari kesedihan Teori legitimasi memberikan pemaha­ yang sangat dalam, juga penderitaan. Oleh man dan keyakinan bahwa terdapat perjan­ karena itu, variasi konsepsi orientasi nilai jian sosial untuk masyarakat dari perusa­ budaya yang disusun oleh Purnama (2015) haan. Agar aktivitas dan kinerja perusahaan dengan menggunakan kata “evil”. Sebalik­ dapat diterima oleh masyarakat, perusa­ nya, dengan banyaknya kebudayaan yang haan harus membangun kontrak dengan menganggap bahwa hidup itu adalah sum­ masyarakat dalam pelaksanaan aktivitas pe­ ber kesenangan dan keindahan dirumuskan rusahaan dengan nilai-nilai justice sebagai dengan kata “good”. dasar ajaran. Perusahaan juga harus be­ Kedua, masalah hakikat manusia rupaya menanggapi berbagai kelompok den­ berkenaan dengan hubungan antara manu­ gan kepentingan dan tujuan yang berbeda sia dengan alam sekitarnya, banyak kebu­ untuk mendapatkan legitimasi dari kelom­ dayaan yang mengonsepkan alam sedemiki­ pok tersebut. an hebat dan sempurna sehingga manusia Terdapat beberapa faktor penyebab tunduk saja kepadanya (subjucation to na- munculnya legitimacy gap. Pertama, kin­ ture). Kebudayaan mengajarkan kepada war­ erja perusahaan berubah tetapi harapan ganya sejak usia dini, walaupun alam ber­ masyarakat kepada kinerja perusahaan ti­ sifat ganas dan sempurna, manusia harus dak berubah (Albareda & Waddock, 2016). mampu menjajahi rahasia-rahasianya un­ Kedua, kinerja perusahaan tidak mengala­ tuk menaklukkan dan memanfaatkannya mi perubahan tetapi harapan masyarakat guna memenuhi kebutuhannya (mastery kepada perusahaan telah berubah (Looser over nature). Alternatif lain yang menghen­ & Wehrmeyer, 2015). Ketiga, kinerja peru­ daki hidup selaras dengan alam (harmony sahaan dan harapan masyarakat berubah with nature). ke arah yang berbeda atau berubah ke arah Ketiga, masalah hakikat kedudukan yang sama, tetapi memiliki waktu yang ber­ manusia dalam ruang waktu. Kaitannya beda (Verma & Singh, 2016). dengan persepsi manusia dengan waktu, ada Oleh karena itu, beberapa upaya yang kebudayaan yang mementingkan masa seka­ dapat dilakukan oleh perusahaan dalam rang (present) serta banyak pula yang berori­ rangka mengelola legitimasi agar lebih efek­ entasi ke masa depan (future). Kemung­kinan tif. Pertama, memeriksa dan meningkat­ besar untuk tipe pertama adalah pemboros kan hubungan komunikasi/dialog dengan dan untuk tipe kedua adalah manusia yang masyarakat. Kedua, melakukan hubungan hemat. komunikasi/dialog tentang masalah/nilai Keempat, masalah hakikat hubungan sosial kemasyarakatan dengan lingkungan manusia dengan alam dan lingkungan seki­ serta meningkatkan persepsi masyarakat tarnya. Kaitannya dengan makna pekerjaan, tetang pengembangan perusahaan dimasa karya, amal, dan perbuatan manusia, ba­ depan Ketiga, melakukan strategi legitima­ nyak kebudayaan menganggap bahwa ba­ si dan pengungkapan, terutama berkaitan nyak manusia yang bekerja untuk mencari dengan masalah tanggung jawab sosial (so- makan selain untuk bereproduksi. Hal ini cial responsibility) perusahaan. Legitima­ dirumuskan dengan kata “being”. Sebagian si bertujuan melindungi perusahaan dari kebudayaan menganggap bahwa hidup itu beberapa kemungkinan buruk yang tidak lebih luas daripada bekerja, seperti meno­ diinginkan dan memengaruhi reputasi dan long orang lain. Hal tersebut dikelompokkan kinerja perusahaan, sehingga berkontribusi dan dirumuskan dengan menggunakan kata meningkatkan nilai perusahaan. “doing”. Teori orientasi nilai budaya (orien- Kelima, masalah hakikat hubungan tation value of culture theory). Setiap ke­ antara manusia dengan sesamanya, Kaitan budayaan mengandung beberapa masalah hubungan manusia dengan manusia banyak yang menjadi dasar dan landasan dalam ke­ kebudayaan yang mengajarkan sejak awal 384 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2018, Hlm 377-393 untuk hidup bergotong royong (collaterality) kepada keberlanjutan perusahaan di masa serta menghargai terhadap perilaku pemu­ depan. ka-pemukanya sebagai acuan kebudayaan Berdasarkan penjelasan sebelumnya, sendiri (lineality). Sebaliknya, banyak kebu­ CSR merupakan sesuatu yang dilakukan pe­ dayaan yang dan hak individu menekankan rusahaan agar nilai dan praktik bisnis yang kemandirian, maka orientasinya memen­ dijalankan sesuai dengan etika serta mem­ tingkan mutu karyanya, bukan atas senior­ bantu kehidupan lingkungan, ekonomi, dan itas kedudukan, pangkat, ataupun status kesejahteraan masyarakat secara maksimal. sosialnya. Perusahaan harus senantiasa menjalin ­ Nilai-nilai yang terkandung di dalam an kerja sama dengan masyarakat sebagai budaya memiliki keberagaman dan terdapat suatu upaya untuk mencapai tujuan bersa­ unsur kebajikan yang patut untuk diikuti ma. Keberadaan CSR mendorong usahanya oleh masyarakat Indonesia, serta dapat men­ untuk lebih memaksimalkan perusahaan di jadi kontrol dan acuan hidup masyarakat. masa yang akan datang. Jika CSR dilaku­ Nilai budaya dapat dikatakan sebagai ran­ kan dengan sungguh-sungguh dan sesuai cangan umum yang telah disusun dan di­ dengan tujuan perusahaan akan mengalami atur serta mempengaruhi perilaku yang peningkatan kinerja yang sangat baik untuk berhubungan dengan alam, tingkatan ma­ keberlanjutan perusahaan. Terlaksananya nusia dengan alam, hubung­an antarmanu­ komunikasi yang sangat baik antara perusa­ sia, dan beberapa hal yang diinginkan dan haan dan masyarakat membuat masyarakat tidak diinginkan yang mung­kin memiliki ka­ menjadi yakin dan bisa mengungkapkan apa itan antara manusia dengan lingkungan dan yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan hubungan sesama manusia. dan apa yang diinginkan oleh masyarakat Seni memberikan dampak positif dalam terkait pelaksanaan CSR. Dengan demikian, kehidupan manusia. Pengembangan dan perusahaan dengan mudah mengerti dan penerapan budaya juga diikuti pengembang­ memahami setiap permasalahan masyarakat an nilai-nilai yang melekat erat di kalangan serta cara untuk mengatasi masalahnya. masyarakat yang mengatur keserasian, ke­ Kinerja perusahaan. Kinerja peru­ selarasan, serta keseimbangan kehidupan. sahaan merupakan salah satu tolok ukur Hal tersebut mendasari perusahaan untuk tertentu yang digunakan dalam mengukur melaksanakan CSR dengan baik dan ber­ keberhasilan suatu entitas dalam meng­ dampak meningkatkan kinerja perusahaan. hasilkan laba. Kinerja perusahaan dipahami Seni musik di Indonesia sangat beragam, sebagai suatu kemampuan perusahaan un­ termasuk musik tradisional yang merupa­ tuk menguraikan scara jelas kegiatan opera­ kan salah satu bagian dari sekian banyak sionalnya. Kinerja perusahaan merupakan seni yang ada di Indonesia. suatu yang penting yang harus dicapai peru­ Salah satu bentuk musik tradisional sahaan. Kinerja perusahaan adalah cermin Indonesia adalah kesenian tanjidor. Tanjidor dan tolok ukur perusahaan dalam mengelo­ dikenal sebagai salah satu kesenian musik la sumber dayanya. Kinerja perusahaan ti­ tradisional masyarakat Betawi. Kesenian dak hanya dinilai dari faktor keuangan saja, tanjidor memiliki arti yaitu kepuasan batin tetapi juga dari faktor nonkeuangan yang (Faizah, Zid, & Hardi, 2018). Sebaliknya, berdampak pada nilai keuangan perusa­ para seniman tanjidor memaknai kesenian haan di mata investor. Oleh karena itu, CSR tanjidor dalam beberapa perspektif, yaitu dan good corporate governance (GCG) ada­ sarana untuk mencari nafkah, pemenuhan lah hal yang perlu diperhatikan dan diper­ kepuasan batin, dan promosi untuk meng­ timbangkan perusahaan dalam peningkatan hibur masyarakat (Purnama, 2015). kinerja perusahaan (Fauzi, Suransi, & Alam­ Dalam kaitanya dengan konsep CSR, syah, 2016). Kinerja perusahaan merupakan perusahaan tidak hanya sekadar mendapat­ suatu pencapaian perusahaan dalam kurun kan keuntungan untuk pemenuhan kepuas­ tertentu dengan berdasar pada standar yang an batin dan menjalankan kewajiban telah ditetapkan sebelumnya. Oleh sebab menurut undang-undang. Namun, CSR itu, kinerja perusahaan adalah suatu pen­ juga patut dilaksanakan untuk menghibur capaian oleh perusahaan yang dapat menja­ ma­syarakat dengan melaksanakan prog­ di pengukuran dan penggambaran keadaan ram-program pemberdayaan lingkungan serta kondisi suatu perusahaan dari berba­ ma­syarakat. Tentunya hal ini berdampak gai ukuran yang telah disepakati. Manikam, Abdullah, Falsafah Kesenian Tanjidor pada Pelaksanaan... 385

Berdasarkan definisi yang telah dijelas­ ruk, perusahaan akan mendapat pandang­ kan sebelumnya, terdapat beberapa sudut an negatif dari masyarakat sekitar. Hal ini pandang yang mendasar dan menjadi pokok mempengaruhi konsumen sehingga akan utama dari pengukuran kinerja yaitu penen­ menurunkan pendapatan. Perusahaan akan tuan tujuan dan strategi organisasi dengan menerapkan pola-pola partnership berperan cara menentukan apa saja keinginan entitas dalam pembangunan, sekaligus meningkat­ berdasarkan tujuan, visi, dan misinya. Pe­ kan kinerja, agar berkembang dan mampu rusahaan melakukan perumusan indikator bersaing dengan perusahaan yang lain. kinerja dan ukuran kinerja yang mengacu Pelaksanaan corporate social repon- pada penilaian kinerja baik secara langsung sibility untuk meningkatkan kinerja pe- maupun secara tidak langsung yang digam­ rusahaan. Dampak sosial yang ditimbulkan barkan sebagai suatu pencapaian utama dan akibat operasional perusahaan merupakan indikator kunci. Perusahaan melaksanakan suatu hal yang penting untuk dikaji. Hal pengukuran terhadap tingkat pencapaian tersebut disebabkan dampak sosial perusa­ tujuan dan sasaran organisasi. Selanjutnya, haan sangat berkaitan dengan risiko peru­ pihak perusahaan melakukan analisis terh­ sahaan yang timbul dari hubungan perusa­ adap hasil pengukuran kinerja yang diimple­ haan dengan para stakeholders yang terkait. mentasikan dengan cara menentukan per­ Seiring perkembangan zaman CSR meman­ bandingan antara tingkat pencapaian tujuan dang perusahaan sebagai agen moral. De­ dan sasaran organisasi. Selain itu, perusa­ ngan atau tanpa aturan hukum, perusahaan haan mengevaluasi kinerja yang berkuali­ harus memegang teguh serta menjaga sopan tas dengan melakukan penilaian terhadap dan santun atau segala hal yang berhubung­ perkembangan organisasi dan pengambilan an dengan etiket dan adat sopan santun. keputusan yang berkualitas. Menilai kema­ Mengedepankan prinsip moral dan etis, yak­ juan atas gambaran atau hasil organisasi ni pencapaian hasil tanpa merugikan kelom­ berdasarkan tingkat keberhasilan yang telah pok masyarakat lainnya. Hal tersebut men­ tercapai dan melaksanakan evaluasi terha­ jadi ukuran perusahaan dalam pencapaian dap kemungkinan langkah selanjutnya ada­ keberhasilan berdasarkan sudut pandang lah hal yang akan dilakukan organisasi. CSR. Penerapan CSR seharusnya disadari Tujuan penilaian kinerja adalah untuk oleh seluruh pelaku bisnis di Indonesia. Ak­ memberi motivasi kepada karyawan dalam tivitas CSR harus merangkul masyarakat se­ mencapai tujuan organisasi dan mematuhi hingga dapat membuat bisnis jauh lebih ek­ standar perilaku yang sebelumnya telah sis dan dapat berjalan bersama–sama sesuai ditetapkan agar membuahkan hasil dan tin­ dengan tujuan perusahaan. dakan sesuai dengan yang diingin­kan. Peru­ Terdapat beberapa perusahaan yang sahaan melakukan pengungkapan terhadap dalam pengoperasiannya masih tidak tepat suatu informasi ketika hal tersebut dapat dalam melaksanakan pertanggungjawaban meningkatkan nilai perusahaan. Perusa­ sosial. Hal tersebut disebabkan banyak pe­ haan menggunakan informasi CSR sebagai rusahaan yang masih mementingkan keun­ keunggulan kompetitif perusahaan. Perusa­ tungan semata tanpa memperhatikan ma­ haan yang menampakkan kinerja lingkung­ syarakat sekitar lingkungan perusahaan. an dan sosial yang sesuai dengan nilai dan Buruknya perhatian bagi lingkungan ma­ norma yang ditanamkan kalang­an ma­ syarakat sekitar perusahaan juga memberi syarakat, tentu akan direspon secara baik dampak yang buruk terhadap perusahaan. oleh investor yang dapat tergambar dalam Namun, terkadang perusahaan atau usaha peningkatan harga saham. Jika perusahaan bisnis dalam melaksanakan kegiatan CSR menampakkan kinerja lingkungan dan so­ akan berupaya untuk selalu selaras de­ngan sial yang tidak sesuai dengan nilai dan nor­ budaya dan tradisi masyarakat ataupun ma yang berlaku di kalangan ma­syarakat, lingkungan sekitar perusahaan. Pelaksa­ maka akan muncul keraguan sehing­ga akan naan CSR memiliki kontribusi berharga bagi mendapatkan respon negatif dari investor perkembangan perusahaan berkelanjutan, (Fauzi, Suransi, & Alamsyah, 2016). Sejalan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan, sikap investor tersebut, perusahaan yang dan perusahaan semakin memperoleh apre­ memiliki kinerja yang baik dalam lingkung­ siasi dari masyarakat. Dalam pelaksanaan an dan sosial akan mendapatkan izin dan CSR diharapkan masyarakat akan dengan restu dari masyarakat sekitarnya. Sebalik­ senang hati untuk ikut merasakan manfaat­ nya, jika kinerja lingkungan dan sosial bu­ nya. Dengan demikian, dapat dipahami bah­ 386 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2018, Hlm 377-393 wa CSR merupakan instrumen yang memiliki tahun 2013 hingga tahun 2017 dengan be­ potensi membantu perusahaan mengidenti­ berapa program unggulan yang menguta­ fikasi dan sadar terhadap kewajiban yang makan pengembangan masyarakat yang be­ harus terpenuhi dalam mencapai keseim­ rada pada sekitar perusahaan. Program CSR bangan antara prioritas nonkomersial dan tersebut seperti pemberdayaan kelompok komersial. Perusahaan atau industri berke­ pengelola limbah abu yang merupakan pro­ wajiban melaksanakan CSR dengan tujuan gram pengelola limbah abu batu bara menja­ meraih keberhasilan dan keberlanjut­an usa­ di paving block. Pelaksanaan CSR ini memi­ hanya. liki relevansi bisnis inti yaitu perwujudan Pengungkapan informasi sosial oleh tanggung jawab sosial sebagai bagian tata perusahaan adalah untuk meningkatkan kelola perusahaan yang baik untuk men­ reputasi perusahaan, memperbaiki legiti­ capai filosofi pembangunan berkelanjutan. masi yang diperoleh perusahaan dari stake- Hal ini dilakukan untuk menerapkan kon­ holder-nya, dan mendapatkan perhatian sep pengembangan masyarakat yang sesuai masyarakat. Untuk berlangsung secara te­ dengan harapan dan tujuan penerapan CSR. rus menerus suatu perusahaan harus ber­ Namun, perusahaan sektor industri masih gantung pada seberapa besar perusahaan banyak yang benar-benar belum menerap­ bertanggung jawab terhadap dampak yang kan konsep CSR yang sesuai dengan harapan ditimbulkan dari aktivitas operasinya. Tang­ dan tujuan penerapan CSR pada kehidupan gung jawab perusahaan meliputi dua hal, sosial kemasyarakatan (Mapisangka, 2009). yaitu tanggung jawab sosial dan tanggung Salah satu yang menyebabkan kegagalan jawab finansial. Tanggung jawab perusa­ pelaksanaan CSR adalah karena perusa­ haan dikomunikasikan kepada stakeholder haan tidak menerapkan konsep pengem­ melalui pengungkapan CSR. Pengungkapan bangan dan pemberdayaan lingkungan yang CSR menjadi tanda isyarat yang diberikan pi­ sesuai dengan kebutuhan, juga tidak terjadi hak manajemen kepada seluruh stakeholder peningkatan partisipasi masyarakat dalam mengenai harapan perusahaan di masa de­ menyukseskan program CSR. Inilah yang pan termasuk calon investor, serta menun­ menyebabkan pelaksanaan CSR tidak mam­ jukkan nilai lebih yang dimiliki perusa­ pu berkembang secara efektif. haan atas kepeduliannya terhadap dampak Penelitian yang dilakukan Rettab, ekonomi, sosial, dan lingkungan yang timbul Brik, & Mellahi (2009) mengenai kaitan dari akibat aktivitas perusahaan. CSR men­ antara CSR dan peningkatan perusahaan jadi suatu gaya populer yang dianggap oleh menyebutkan bahwa untuk mencapai ke­ perusahaan sebagai suatu aspek yang pa­ berhasilan perusahaan, terdapat tiga pen­ ling relevan dengan semua perusahaan yang gukuran kinerja yaitu keuangan (financial), ada di seluruh dunia (Margaretha & Witedjo, komitmen karyawan, serta peningkatan 2014). Di negara maju CSR menjadi salah mutu perushaan. Selain itu, penelitian Hin­ satu persyaratan yang harus dipenuhi peru­ son & Ndhlovu (2011) memberikan pendapat sahaan untuk mendapatkan pinjaman. Se­ bahwa dengan adanya tekanan organisasi lain itu, perusahaan melaksanakan CSR un­ dan meningkatnya beban pemerintah dalam tuk meminimalisasi gejolak, yang akhirnya menyediakan layanan sosial yang kompre­ memiliki dampak seperti terciptanya kecan­ hensif, maka dibutuhkan pemahaman ten­ duan, psikologi selalu merasa kekurangan, tang bagaimana perusahaan memainkan tidak mendidik, tidak terencana, dan tidak peran mereka dalam berbagai peran. Kedua berkelanjutan. penelitian tersebut juga menjelaskan bah­ Hampir seluruh perusahaan berbagai wa terdapat berbagai pandangan mengenai sektor bisnis di Indonesia mengklaim telah CSR mulai dari orang-orang yang memper­ melaksanakan kewajiban sosialnya terha­ cayai CSR sebagai gangguan dari maksimali­ dap lingkungan perusahaan. Sebagian besar sasi keuntungan perusahaan, sampai yang perusahaan telah melakukan pengungkap­ berpendapat bahwa jika ikut berpartisipasi an CSR sebagai motivasi untuk mening­ dalam aktivitas tersebut maka berkonstribu­ katkan kepercayaan masyarakat terhadap si terhadap transformasi sosial yang positif pencapaian usaha perbaikan lingkungan menguntungkan perusahaan. perusahaan (Nur & Priantinah, 2012). Salah Meskipun secara hukum pemerintah satu perusahaan yang telah melaksanakan telah menetapkan peraturan terkait CSR, pengembangan CSR adalah PT Indonesia dalam pelaksanaan dan implementasinya Power yang telah merintis program CSR dari masih terdapat banyak perusahaan yang Manikam, Abdullah, Falsafah Kesenian Tanjidor pada Pelaksanaan... 387 tidak tepat dalam memberikan partisipasi nya terhadap kepentingan stakeholder. Pe­ pemberdayaan masyarakat. Sebagai salah rubahan besar ini diakibatkan masyarakat satu contoh yang diangkat yaitu mengenai mulai memberikan perhatian besar terha­ PT Freeport Indonesia yang memulai opera­ dap aktivitas perusahaan yang tidak ramah si sejak tahun 1969 sampai saat ini belum lingkung­an dan merugikan berbagai pihak le­pas dari konflik berkepanjangan dengan (Park & Ghauri, 2015; Wardiningsih, 2014). masyarakat lokal, baik itu dengan tanah Falsafah kesenian tanjidor dalam ulayat, pelanggaran adat, maupun kesen­ pelaksanaan corporate social responsi- jangan sosial dan ekonomi yang terjadi bility. Kebudayaan menaruh manfaat yang (Rahmatullah, 2010). Masalah CSR terletak begitu luas bagi kehidupan manusia dan pada komitmen perusahaan. Jika perusa­ masyarakat. Kebudayaan merupakan suatu haan tidak memiliki komitmen terhadap totalitas pengetahuan yang dimiliki oleh ma­ lingkungan sekitar, maka tanggung jawab nusia sebagai mahluk sosial. Pengetahuan dan kepedulian sosial juga tidak akan terjadi dapat dimanfaatkan untuk memahami dan dan terealisasi. Selain itu, masalah program mengintegrasikan lingkungan yang dihadapi menjadi salah satu kendala perusahaan da­ dan menjadi suatu anjuran yang kuat serta lam menjalankan kepedulian sosial. Banyak menciptakan tindakan-tindakan yang diper­ perusahaan yang memiliki komitmen ting­ lukan. Kebudayaan bagaikan suatu him­ gi terhadap masalah sosial, tetapi program punan pedoman yang sangat memiliki man­ yang dilaksanakan tidak berdasarkan pada faat mengadaptasi diri serta menghadapi ketulusan,atau hanya untuk mendapatkan lingkungan tertentu (fisik/alam, sosial, dan popularitas semata. kebudayaan). Beraneka ragamnya kebutuh­ CSR bukan program jangka pendek an manusia yang harus dipenuhi baik se­ yang bersifat sementara, tetapi merupakan cara terpisah maupun secara bersama–sama program jangka panjang atau berkelanjutan sebagai suatu satuan kegiatan telah menye­ atas aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan babkan terwujudnya beraneka ragam model (Pertiwi & Ludigdo, 2013). Pelaksanaan CSR pengetahuan yang menjadi pedoman hidup menjadi suatu kewajiban yang harus dite­ yang berguna atau relevan untuk usaha ke­ rapkan bagi perusahaan yang ingin terus butuhan manusia. Adanya kaitan peranan mengalami perkembangan (Schmeltz, 2017). kebudayaan dengan usaha pemenuhan ke­ Jika perusahaan melaksanakan CSR dengan butuhan manusia, mengakibatkan kebuda­ baik dan memegang teguh komitmen dalam yaan dapat disorot atas unsurnya masing– implementasi CSR, maka perusahaan dapat masing yang saling berdiri sendiri tetapi mencegah munculnya kesenjangan sosial tetap saling berkaitan. yang merugikan perusahaan ataupun ma­ Permasalahan pelaksanaan CSR yang syarakat. tidak dapat teratasi dengan baik karena ti­ Perhatian sosial oleh perusahaan men­ dak berkembangnya hubungan yang baik jadi dasar bahwa kegiatan perusahaan mem­ pula antara perusahaan dengan masyarakat bawa dampak untuk menjadi lebih baik atau sekitarnya. Pelaksanaan atau implementa­ lebih buruk bagi kondisi lingkungan dan so­ si CSR masih terdapat beberapa hal yang sial ekonomi masyarakat, khusunya untuk perlu untuk diketahui dan dicatat, yaitu masyarakat yang berada di sekitar perusa­ perusahaan masih kurang memperhatikan haan. Oktaviani (2012) menyebutkan bah­ keadaan masyarakat dalam melaksanakan wa aktivitas CSR yang dijalankan merupa­ operasionalnya. Sebagai contoh, PT Freeport kan pelayanan sukarela atau bersifat charity yang telah dijelaskan sebelumnya menggam­ pada masyarakat di sekitar perusahaan. Ke­ barkan kecanggungan antara perusahaan giatan yang dilaksanakan tersebut sebagai dengan lingkungan. Masyarakat merasa ti­ upaya menjalin hubungan baik dengan ang­ dak di anggap keberadaannya sehingga akan gota masyarakat, sehingga dapat mengu­ timbul pertentangan antara perusahaan dan rangi efek negatif yang ditimbulkan karena masyarakat yang tentunya akan mempe­ keberadaan (aktivitas) perusahaan. Tujuan ngaruhi proses operasional perusahaan. program CSR berkaitan dengan keberlanjut­ Masih banyak perusahaan yang melakukan an jangka panjang perusahaan (long term kegiatan bisnis tanpa mempedulikan keru­ sustinability of a firm). Pelaksanaan CSR di sakan lingkungan alam yang diakibatkan Indonesia telah mulai merambah. Perusa­ oleh perusahaan yang sebenarnya wilayah haan-perusahaan telah mulai menerapkan tersebut merupakan tempat masyarakat konsep CSR sebagai bentuk kepedulian­ mencari penghasilan. Banyak perusahaan 388 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2018, Hlm 377-393 memandang pelaksanaan atau implemen­ hidupan manusia kebudayaan yang dapat tasi CSR sebagai penghalang perusahaan ditemukan secara umum, yaitu hakekat meraih keuntungan yang maksimal dan juga hubungan manusia dengan alam sekitar masih banyak perusahaan yang tidak tulus dan hakikat dari hubungan manusia dengan mengimplementasikan pelaksanaan CSR, manusia sekitarnya (Darwis, 2012; Jamali & sehingga masyarakat tidak dapat merasakan Sdiani, 2013; Kovács, 2015). Kedua masalah seutuhnya manfaat yang diberikan melalui ini berkaitan dengan penjelasan penulisan program pelaksanaan CSR. Implementa­ ini. Masalah pertama menjelaskan menge­ si CSR hanya sekadar dijadikan pencit­ nai kaitan antara kedudukan fungsional raan perusahaan. Tentunya hal ini sangat manusia terhadap alam dan percaya bah­ kurang manfaatnya bagi masyarakat kare­ wa alam itu dahsyat dalam kehidupan ma­ na perusahaan hanya melakukan program nusia. Sebaliknya, ada yang menganggap yang bersifat sementara sehingga manfaat alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha yang diterima masyarakat tidak berlangsung Esa untuk dikuasai manusia. Namun, ada berkelanjutan. juga kebudayaan ingin mencari harmo­ Pelaksanaan CSR menjadi begitu ber­ ni dan keselarasan dengan alam. Masalah pengaruh terhadap kinerja perusahaan, di kedua menyangkut hubungan antarmanu­ mana perusahaan tidak hanya perlu ter­ sia, hubungan ini tampak dalam bentuk paku pada peningkatan profit tetapi juga orientasi berfikir, bermusyawarah, mengam­ memberikan perhatian kepada masyarakat bil keputusan, dan bertindak. Kebudayaan dan kelestarian lingkungan. Perkembang­ yang menekankan hubungan horizontal an­ an CSR menyebabkan perusahaan atau tarindividu cenderung untuk mementingkan dunia bisnis yang dulu hanya peduli kepa­ hak azasi, kemerdekaan, dan kemandirian. da keuntungan, kini juga memberikan per­ Kebudayaan yang menekankan hubungan hatian kepada kesejahteraan manusia dan vertikal cenderung mengembangkan orien­ keseimbangan lingkungan. Keseimbangan tasi ke atas (penguasa atau pemimpin). profit, people, dan planet dikenal dengan Etnis Betawi merupakan suku kebu­ konsep 3P. Konsep ini diyakini dapat men­ dayaan asli dan sebagai salah satu identitas jamin keberlanjutan perusahaan (Pertiwi & kota . Suku Betawi dikenal sebagai Ludigdo, 2013). Tidak hanya menjamin ke­ budaya yang memiliki pluralitas tinggi yang berlanjutan perusahaan, pelaksanaan atau terjadi akibat adanya pembentukan proses konsep 3P ini dapat membantu perusahaan asimilasi antara penduduk pribumi dengan meningkatkan kinerja perusahaan, baik ki­ bermacam unsur dari luar yang bercampur nerja yang bersifat finansial maupun sosial. dalam kurun waktu yang lama. Menurut Perusahaan dalam pelaksanaan konsep 3P Wardiningsih (2014) terdapat tiga jenis folk­ secara berkesinambungan akan mempenga­ lor atau kelompok Betawi yang merupakan ruhi investor dalam pengambilan keputusan unsur kebudayaan Betawi. Pertama, baha­ investasi dan hal serupa juga terjadi kepa­ sa Lisan yaitu bahasa rakyat (meliputi logat, da masyarakat. Jika perusahaan dengan julukan, sindiran, title, bahasa rahasia), sukarela dan senang dalam melaksanakan ungkapan tradisional (meliputi peribahasa, CSR, maka akan mempengaruhi perspek­ pepatah), pertanyaan tradisional (meliputi tif masyarakat. Masyarakat akan lebih se­ teka-teki dan lain-lain), puisi rakyat (melipu­ nang dengan keberadaan perusahaan di ti pantun, syair dan lain-lain), cerita prosa lingkung­annya dan akhirnya meningkatkan rakyat Betawi (meliputi mite, legenda, do­ kinerja perusahaannya. Jika suatu perusa­ ngeng dan cerita pendek yang lucu), nyanyi­ haan hanya mengejar keuntungan untuk an rakyat (peralatan dan senjata), mainan. pendapat­an perusahaan, tanpa memperha­ Kedua, folklor setengah lisan yaitu keper­ tikan lingkungan dan masyarakat sekitar, cayaan dan takhayul, permainan dan hibur­ maka akan membuat kinerja perusahaan an untuk rakyat, drama rakyat, tari-tarian, semakin menurun di mata masyarakat dan adat kebiasaan, upacara, dan pesta-pesta. pemangku kepentingan. Kondisi keuangan Ketiga, folklor bukan lisan yaitu arsitektur tidak cukup untuk menjamin perusahaan rakyat, seni kerajinan tangan,pakaian dan meningkatkan kinerjanya di masa men­ perhiasan, obat-obatan, makanan, dan mi­ datang dan tidak menjamin nilai perusa­ numan, alat-alat musik, bahasa isyarat, per­ haan akan berkembang dan tumbuh secara alatan, dan senjata. Tanjidor masuk dalam berkelanjutan (Prastowo & Huda, 2011). kategori folklor bukan lisan yang memain­ Dua di antara lima masalah pokok ke­ kan alat musik dan menjadi sebuah kese­ Manikam, Abdullah, Falsafah Kesenian Tanjidor pada Pelaksanaan... 389 nian musik untuk menghibur diri dan ma­ nilai keindahan alunan nada dari alat musik syarakat (Suryani & Sagiyanto, 2017). tanjidor, tapi juga nilai religius dan kebersa­ Meskipun peminat kesenian tanjidor maan hubungan transendental yang berupa sudah merosot, kesenian ini adalah salah penyampaian rasa penuh syukur serta per­ satu kesenian yang masih bertahan di dae­ mohonan kelancaran berpentas yang tercer­ rah aslinya yakni Betawi. Tanjidor adalah min dalam penggambaran dupa menjelang musik tradisional yang terbentuk dan diben­ pementasan (Tarwiyah, 2010). Kopi, teh, dan tuk dari campuran kebudayaan dan meru­ air putih merupakan suatu yang wajib disu­ pakan salah satu jenis musik dari suku Be­ guhkan oleh pemilik hajatan kepada para tawi yang mendapatkan banyak pengaruh pemain orkes tanjidor serta ada pula pembe­ dari musik-musik Eropa yang dimainkan se­ rian rokok oleh pemilik hajat kepada pema­ cara berkelompok. Kesenian ini dimainkan in semakin mempererat hubungan antara oleh masyarakat suku Betawi yang menjadi pelaku seni tanjidor dengan pemilik hajatan. budak–budak Belanda pada masa penjajah­ Grup musik tanjidor yang saat ini masih an (Windarsih, 2013). Setelah perbudakan bermain musik tanjidor, yaitu tanjidor grup dihapuskan, kesenian ini dikembangkan tiga saudara di bawah pimpinan Said Nelang oleh masyarakat Betawi sebagai salah satu dan H.Kumar. Pimpinan grup tanjidor tetap sarana untuk mencari nafkah dengan men­ me­rawat alat-alat musik tua tanjidor agar jadi pengiring musik pada acara perkawinan dapat terus dimainkan dengan harapan dan hajatan, menghibur dan memuaskan bahwa tanjidor akan terus bernyawa. Se­ diri serta batin, dan untuk menghibur ma­ mangat itulah yang membuat grup musik syarakat sekitar yang memang gemar men­ tanjidor Tiga Saudara bertahan lama, dan dengarkan alunan musik tanjidor itu sendiri eksis menghibur acara perkawinan ataupun (Faizah, Zid, & Hardi, 2018; Suryani & Sagi­ hajatan lainnya (Shahab, 2001). yanto, 2017). Secara historis tanjidor berasal dari Musik tanjidor sebagai sarana “men- musik yang dimainkan oleh para pekerja yang cari nafkah dan menghibur masyarakat”. ditugaskan untuk menghibur tuan­nya. Para Salah satu faktor yang menjadi penilaian pekerja yang datang bermain musik terus investor saat akan membeli saham di pasar berinisiatif membentuk perkumpulan musik modal adalah kinerja perusahaan. Pening­ yang kemudian populer dengan nama tan­ katan nilai perusahaan menjadi tujuan yang jidor. Suara berat yang terdengar dari alunan bersifat jangka panjang serta harus dicapai nada-nada pementasan tanjidor dihadapkan oleh perusahaan yang akan digambarkan pada beratnya suara peningkatan zaman dari nilai dan harga pasar saham, kare­ yang senantiasa mengalami perubah­an. Da­ na pergerakan harga saham perusahaan hulu, kesenian tanjidor kerap memecah ke­ akan dinilai oleh investor dalam pengam­ heningan dari perkampungan ma­syarakat bilan keputusan (Chaudri, 2016; Retno & Betawi. Kondisi sekarang sangatlah berbeda, Priantinah, 2012). Perusahaan merupakan seni musik tanjidor semakin terpinggirkan­ organisasi yang memiliki tujuan tertentu oleh kondisi zaman. Namun, keyakinan kuat dalam pelaksanaan usahanya. Setiap peru­ oleh para pemusik tanjidor untuk bertahan sahaan memiliki tujuan utama yaitu untuk dalam kondisi saat ini tercermin dari masih memenuhi kepentingan semua anggota dan adanya pementasan yang biasa dilakukan juga pemegang sahamnya. Tujuan utama oleh pemain musik kesenian tanjidor dalam perusahaan adalah untuk menaikkan kese­ menyemarakkan sebuah acara perkawinan jahteraan pemilik dan pemberi modal. Sema­ atau hajatan masyarakat Betawi. Pesta per­ kin meningkat perekonomian suatu negara, kawinan Betawi biasa dimeriahkan dengan semakin meningkat juga persaingan antara iringan musik tanjidor. perusahaan yang mempengaruhi eksisten­ Penjelasan di atas dapat dipadukan si perusahaan. Kinerja keuangan menjadi keselaran antara pelaksanaan CSR de­ salah satu usaha yang dilakukan perusa­ ngan filosofi kesenian tanjidor. Filosofi yang haan yang bisa menilai keberhasilan suatu dikaitkan yaitu bagaimana perusahaan bisa perusahaan dalam pendapatan profit atau melaksanakan CSR tanpa adanya tekanan keuntungan. peraturan, tetapi melaksanakan CSR de­ Tanjidor menjadi salah satu orkes ngan kesadaran dari dalam diri untuk me­ rakyat Betawi yang menggunakan alat musik menuhi kepuasan batin dan dijadikan ke­ barat yang terdiri atas alat musik tiup dan senangan serta kegemaran dengan tujuan pukul dan mengandung nilai, tidak hanya untuk berbuat kebaikan. CSR mengandung 390 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2018, Hlm 377-393 nilai yang sesuai dengan asas dan perilaku adalah sebagai sarana mencari nafkah atau yang telah menjadi sebuah kesepakatan dan keuntungan. Hal ini sejalan dengan fungsi filantropis yaitu sifat yang berdasarkan pada kesenian tanjidor yang pertama yaitu kese­ rasa cinta kasih terhadap sesama manusia nian ini dimainkan untuk dijadikan sarana dengan tujuan meningkatkan kesejahtera­ mencari nafkah atau untuk mendapatkan an masyarakat. Jika melaksanakan CSR keuntungan dari pemusiknya itu sendiri. de­ngan keinginan sendiri dengan berdasar Elemen kedua menjelaskan bahwa perusa­ pada rasa cinta kasih sesama manusia tanpa haan dalam setiap aktivitasnya harus me­ adanya tekanan dari peraturan yang menga­ menuhi tanggung jawab kepada masyarakat tur mengenai hal ini, maka dapat menjadi­ dan karyawan yang berupa peningkatan kan perusahaan menerima perhatian lebih kesejahteraan. Elemen ketiga yaitu perusa­ dari masyarakat dan pihak yang berkepen­ haan dalam setiap kegiatannya harus ber­ tingan. Hal tersebut diyakini meningkatkan tanggung jawab kepada lingkungan dan nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusa­ menjaga kelestarian alam. Elemen dari CSR haan berkonsekuensi meningkatkan kinerja tersebut senada dengan kesenian tanjidor, keuangan. terlebih pada fungsi kedua dan ketiga ada­ Pelaksanaan CSR menekankan dua lah untuk menghibur masyarakat dan untuk unsur, yaitu keharmonisan perusahaan ter­ memenuhi kepuasan batin. Jika tang­gung hadap masyarakat serta keharmonisan an­ jawab kepada masyarakat dan karyawan tara perusahaan dengan lingkungan. Kese­ terpenuhi, kepuasan masyarakat juga akan nian tanjidor merupakan kesenian yang ikut terpenuhi, sedangkan jika perusahaan dimainkan oleh masyarakat suku Betawi lebih bertanggung jawab kepada lingkungan, tidak hanya sekadar untuk memenuhi kese­ masyarakat akan lebih merasa terhibur. nangan para kompeni Belanda, tetapi juga CSR dikenal dengan keselarasan kon­ untuk memenuhi kepuasan batin diri mere­ sep 3P, yakni keseimbangan antara tujuan ka sendiri. Perusahaan melaksanakan CSR mendapatkan keuntungan bagi perusahaan seharusnya dilakukan tanpa ada tekanan dengan menjaga hubungan yang selaras dari peraturan, tetapi kemauan sendiri dari antara masyarakat dan lingkungan. Ber­ dalam dirinya untuk memenuhi kepuasan dasar kesenian tanjidor, musik ini dimain­ batinnya melaksanakan CSR. kan selain untuk dijadikan sarana pencari Kesenian tanjidor ini memiliki fungsi nafkah, juga dimainkan untuk memenuhi dan arti tidak hanya sebagai pemenuhan kepuasan batin dan dijadikan promosi un­ kepuasan batin yang dirasakan oleh para tuk menghibur masyarakat. Jika perusa­ seniman tanjidor itu sendiri, tetapi berfungsi haan melaksanakan CSR dengan tujuan sebagai sarana untuk mencari nafkah, suatu tidak hanya untuk mendapat keuntungan, promosi untuk menghibur masyarakat, dan tetapi juga untuk memenuhi kepuasan ba­ sebagai suatu pemenuhan kepuasan batin. tin, baik untuk perusahaan, masyarakat, Sejalan fungsi dan falsafah kesenian tan­ maupun pihak yang berkepentingan, dan jidor tersebut, CSR juga memiliki tiga ele­ dijadikan kegemar­an untuk terus menjalin men penting yang didasarkan pada triple but- silaturrahim dan hubungan baik dengan tom line. Pertama, Perusahaan bertanggung masyarakat, maka di masa mendatang akan jawab terhadap profit untuk meningkatkan mempengaruhi citra perusahaan. Selain itu, pendapatan perusahaan (Brown-Liburd & kondisi penciptaan silaturrahim berkonsep Zamora, 2015). Kedua, perusahaan bertang­ kesenian tanjidor akan berkonsekuensi ter­ gung jawab terhadap people untuk mem­ hadap kinerja perusahaan yang terus meng­ berikan kesejahteraan bagi masyarakat dan alami peningkatan. karyawan (Zahller, Arnold, & Roberts, 2015). Ketiga, perusahaan bertanggung jawab ter­ SIMPULAN hadap planet untuk menjaga kelestarian Budaya memiliki nilai-nilai yang tidak alam tempat perusahaan beroperasi atau putus-putusnya menjadi warisan, tafsiran, lingkungannya (Mandaika & Salim, 2015). dan dilaksanakan bersamaan dengan proses Elemen pertama dari triple buttom line perubahan sosial dalam masyarakat. Kan­ menjelaskan bahwa perusahaan dalam men­ dungan nilai yang tertanam di dalam budaya jalankan usahanya dengan tujuan utama memiliki keberagaman dan dalam kebera­ yang dianggap sangat penting yaitu untuk gaman nilai-nilai budaya tersebut terdapat mendapatkan profit, atau dapat dikatakan nilai kebaikan yang seharusnya pantas un­ bahwa perusahaan menjalankan usahanya tuk diikuti oleh masyarakat Indonesia serta Manikam, Abdullah, Falsafah Kesenian Tanjidor pada Pelaksanaan... 391 dapat dijadikan kontrol dan pedoman hidup cari nafkah atau rezeki, juga sebagai suatu masyarakat. Sebaliknya, ada pula yang ha­ kesenian yang dimainkan untuk menghibur rus dihindari serta tidak pantas diikuti oleh masyarakat. Selain itu, kesenian tanjidor di­ masyarakat. Budaya kesenian Betawi yaitu mainkan untuk memenuhi kepuasan batin. kesenian tanjidor, merupakan salah satu Perusahaan dalam melaksanakan CSR tidak kesenian musik yang oleh masyarakat Be­ hanya untuk memenuhi kewajiban yang su­ tawi dijadikan sarana untuk mencari nafkah. dah ditetapkan dalam perundang undangan, Selain itu, kesenian tanjidor ditujukan un­ tetapi juga untuk memenuhi kepuasan ba­ tuk memenuhi kepuasan batin tanpa ada­ tin dan membantu menyenangkan hati ma­ nya tekanan. Kesenian tanjidor ini ditujukan syarakat sekitar perusahaan sehingga citra bukan hanya untuk pemain musik tanjidor perusahaan akan terus meningkat dan juga itu sendiri, tetapi juga untuk menyenang­ akan berpengaruh terhadap kinerja perusa­ kan hati para penikmat kesenian tanjidor. haan. Pencapaian kesuksesan suatu bidang usa­ ha dalam pelaksanaan pertanggungjawaban DAFTAR RUJUKAN adalah dengan mengutamakan prinsip mo­ Albareda, L., & Waddock, S. (2018). Network- ral dan etis. ed CSR Governance: A Whole Network CSR menganggap dan memperlakukan Approach to Meta-Governance. Busi- perusahaan sebagai agen moral. De­ngan ness & Society, 57(4), 636–675. https:// tersedia atau tidak tersedianya aturan hu­ doi.org/10.1177/0007650315624205 kum, sebuah perusahaan harus menjun­ Brown-Liburd, H., & Zamora, V. L. (2015). jung tinggi moralitas dan sikap etis kepada The Role of Corporate Social Respon­ siapa pun yang menjalin hubungan dengan sibility (CSR) Assurance in Investors’ perusahaan. CSR harus dijalankan oleh pe­ Judgments When Managerial Pay is rusahaan secara lebih terintegrasi antara tu­ Explicitly Tied to CSR Performance. AU- juan perusahaan sebagai usaha bisnis, ke­ DITING: A Journal of Practice & Theory, harmonisan, hubungan dengan masyarakat 34(1), 75-96. https://doi.org/10.2308/ dan alam. CSR tidak hanya dianggap se­ ajpt-50813 bagai agen moral, tetapi juga sebagai salah Casey, R. J., Grenier, J. H. (2015). Understand- satu bentuk kegiatan yang dapat membantu ing and Contributing to the Enig­ meningkatkan kinerja perusahaan dan se­ ma of Corporate Social Responsibility jalan dengan konsep 3P. CSR menghasilkan (CSR) Assurance in the United States. sinergi yaitu antara implementasi di perusa­ AUDITING: A Journal of Practice & haan, masyarakat, dan lingkungan dengan Theory, 34(1), 97-130. https://doi. tujuan meningkatkan kinerja ataupun citra org/10.2308/ajpt-50736 perusahaan. Perusahaan juga menjadikan Chaudhri, V. (2016). Corporate Social Res- progres CSR sebagai upaya untuk meng­ ponsibility and the Communication Im­ hibur masyarakat di sekitar lingkungan. Pe­ perative: Perspectives from CSR Mana­ rusahaan juga melaksanakan CSR-nya de­ gers. International Journal of Business ngan tujuan untuk memuaskan diri sendiri Communication, 53(4), 419–442. https:// dan untuk memenuhi kepuasan batin. Jika doi.org/10.1177/2329488414525469 kepuasan batin tidak dapat dipenuhi, peru­ Darwis, N. R. M. (2012). Perspektif Nilai Bu- sahaan tidak dapat melakukan tugas dan daya Masyarakat Bugis dalam Pene­ tanggung jawab dengan baik dan terintegra­ rapan Corporate Social Responsibilty si. Jika pelaksanaan CSR sudah berjalan se­ pada PT.Taspi Trending Coy Makassar suai dengan tujuan yang seharusnya, maka (PO PIPPOS). Universitas Hasanuddin. akan memberikan dampak positif terhadap Fauzi, A. S., Suransi, N. K., & Alamsyah. keberlanjutan perusahaan. CSR menjadi (2016). Pengaruh GCG dan CSR ter­ salah satu bagian dari peningkatan citra pe­ hadap Nilai Perusahaan dengan Profit­ rusahaan. abilitas sebagai Variabel Moderasi. In- Kesenian tanjidor ditujukan untuk Festasi, 12(1), 1-19. https://doi.org/10. dapat dijadikan landasan oleh perusahaan 21107/infestasi.v12i1.1797 dengan sejala jenis usahanya dalam melak­ Faizah, N., Zid, M., & Hardi, O. S. (2018). sanakan CSR. Fungsi kesenian tanjidor ada­ Mobilitas Sosial dan Identitas Etnis lah untuk memenuhi kepuasan batin dan Betawi (Studi terhadap Perubahan kesenangan diri. Permainan musik ini selain Fungsi dan Pola Persebaran Kesenian menjadi sarana dari masyarakat untuk men­ Ondel-Ondel di DKI Jakarta). Jurnal 392 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2018, Hlm 377-393

Spatial: Wahana Komunikasi dan Infor- Mapisangka, A. (2009). Implementasi CSR masi Geografi, 18(1), 36-50. terhadap Kesejahteraan Hidup Masya­ Hinson, R. E., & Ndhlovu, T. P. (2011). Con- rakat. Jurnal Ekonomi dan Studi Pem- ceptualising Corporate Social Respon­ bangunan, 1(1), 39-47. sibility (CSR) and Corporate Social In­ Margaretha, F. & Witedjo, C. G. (2014). CSR, vestment (CSI): The South African Con­ Nilai Perusahaan dan Kinerja Keuang­ text. Social Responsibility Journal, 7(3), an Perusahaan pada Industri Pertam­ 332–346. https://doi.org/10.1108/174 bangan dan Manufaktur di Indonesia. 71111111154491 Media Riset Akuntansi, Auditing Dan Jamali, D., & Sdiani, Y. (2013). Does Religi- Informasi, 14(1), 89–114. https://doi. osity Determine Affinities to CSR? Jour- org/10.25105/mraai.v14i1.1754 nal of Management, Spirituality & Reli- Megawanti, P. (2015). Persepsi Masyarakat gion, 10(4), 309-323. https://doi.org/1 Setu Babakan terhadap Perkampungan 0.1080/14766086.2013.802251 Budaya Betawi dalam Upaya Melestari­ Johansen, T. S., & Nielsen, A. E. (2012). CSR kan Kebudayaan Betawi. Sosio E-Kons, in Corporate Self-Storying – Legitima­ 7(3), 226-238. cy as a Question of Differentiation and Nur, M., & Priantinah, D. (2012). Analisis Conformity. Corporate Communications: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pe­ An International Journal, 17(4), 434- ngungkapan Corporate Social Respon­ 448. https://doi.org/10.1108/135632 sibility di Indonesia (Studi Empiris 81211274130 pada Perusahaan Berkategori High Pro­ Kovács, G. (2015). Soulful Corporations – A file yang Listing di Bursa Efek Indone­ Values-Based Perspective on Corporate sia). Nominal: Barometer Riset Akuntan- Social Responsibility. Journal of Mana­ si dan Manajemen, 1(2), 22-34. http:// gement, Spirituality & Religion, 12(2), doi.org/10.21831/nominal.v1i2.996 178-181. https://doi.org/10.1080/147 Oktaviani, R. M. (2012). Fenomenologi: Cor- 66086.2014.992357 porate Social Responsibility dan Strate­ Lim, J. S., & Greenwood, C. A. (2017). Com- gi Perusahaan HOLCIM dalam Corpo­ municating Corporate Social Respon­ rate Sustainable Development Report sibility (CSR): Stakeholder Respon­ 2008-2009. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, siveness and Engagement Strategy to 19(1), 84-92. Achieve CSR Goals. Public Relations Park, B, I., & Ghauri, P. N. (2015). Determi- Review, 43(4), 768-776. https://doi. nants Influencing CSR Practices in org/10.1016/ j.pubrev.2017.06.007 Small and Medium Sized MNE Subsid­ Lindawati, A. S. L., & Puspita, M. E. (2015). iaries: A Stakeholder Perspective. Jour- Corporate Social Responsibility: Impli­ nal of World Business, 50(1), 192-204. kasi Stakeholder dan Legitimacy Gap https://doi.org/10.1016/j.jwb.2014. dalam Peningkatan Kinerja Perusa­ 04.007 haan. Jurnal Akuntansi Multiparadig- Pertiwi, I. D. A. E., & Ludigdo, U. (2013). Im- ma, 6(1), 157–174. https://doi.org/10. plementasi Corporate Social Respon­ 18202/jamal.2015.04.6013 sibility Berlandaskan Budaya Tri Hita Looser, S., & Wehrmeyer, W. (2015) Stake- Karana. Jurnal Akuntansi Multipara- holder Mapping of CSR in Switzerland. digma, 4(3), 433-455. http://dx.doi. Social Responsibility Journal, 11(4), 780- org/10.18202/jamal.2013.12.7208 830. https://doi.org/10.1108/SRJ-06- Purnama, Y, (2015). Peranan Sanggar dalam 2014-0071 Melestarikan Kesenian Tradisional Mandaika, Y., & Salim, H. (2015). Pengaruh Be­tawi. Patanjala: Jurnal Penelitian Ukuran Perusahaan, Kinerja Keuangan, Sejarah dan Budaya, 7(3), 461-476. Tipe Industri, dan Financial Leverage https://dx.doi.org/10.30959/patanja­ terhadap Pengungkapan Corporate So­ la.v7i3.112 cial Responsibility: Studi Empiris pada Retno, R. D., & Priantinah, D. (2012). Penga- Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar ruh Good Corporate Governance dan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011- Pengungkapan Corporate Social Re­ -2013. Jurnal Akuntansi, 8(2), 181- sponsibility terhadap Nilai Perusahaan 201. https://doi.org/10.25170/JRAK. (Studi Empiris pada Perusahaan yang V8I2.395 Terdaftar di BEI Periode 2007-2009). Manikam, Abdullah, Falsafah Kesenian Tanjidor pada Pelaksanaan... 393

Nominal: Barometer Riset Akuntansi 10.2307/258788 dan Manajemen, 1(2), 84-93. https:// Suryani, I., & Sagiyanto, A. (2017). Strategi doi.org/10.21831/nominal.v1i2.1000 Komunitas Betawi dalam Mempro­ Rettab, B., Brik, A. B., & Mellahi, K. (2009). mosikan Tradisi Palang Pintu (Studi A Study of Management Perceptions of Kasus pada Event Festival Palang Pin­ the Impact of Corporate Social Respon­ tu XI). Jurnal Komunikasi, 8(2), 1-7. sibility on Organisational Performance https://doi.org/10.31294/jkom.v8i2. in Emerging Economies: The Case of 2497 Dubai. Journal of Business Ethics, 89(3), Tarwiyah, T. (2010). Pelestarian Budaya Be- 371–390. https://doi.org/10.1007/s10 tawi Permainan Anak Cici Putri dan 551-008-0005-9 Ulabang/ Wak Wak Gung: Kajian Kan­ Reverte, C. (2009). Determinants of Corpo- dungan Kecerdasan Jamak. Harmonia: rate Social Responsibility Disclosure Journal of Arts Research and Education, Ratings by Spanish Listed Firms. Jour­ 10(1), 1-17. https://doi.org/10.15294/ nal of Business Ethics, 88(2), 351–366. harmonia.v10i1.51 https://doi.org/10.1007/s10551-008- Verma, P., & Singh, A. (2016). Fostering 9968-9 Stakeholders Trust through CSR Re­ Risa, N., Sulastri, T., & Pramono, J. (2011). porting: An Analytical Focus. IIM Kozhi- Corporate Social Responsibility Perusa­ kode Society & Management Review, haan kepada Masyarakat Studi Kasus 5(2), 186–199. https://doi.org/10.11 pada PT. Gold Coin Specialities. Jurnal 77/2277975215618473 Riset Akuntansi & Komputerisasi Akun- Wardiningsih, S. (2014). Lanskap Budaya tansi, 2(2), 73-83. Wisata Budaya Betawi (Studi kasus Schmeltz, L. (2017). Getting CSR Communi- Kota Tua Jakarta Kota). Jurnal Arsitek- cation Fit: A Study of Strategically Fit­ tur Nalars, 13(2), 117-122. https://doi. ting Cause, Consumers and Company in org/10.24853/nalars.13.2.%25p Corporate CSR Communication. Public Windarsih, A. (2013). Memahami “Betawi” da- Relations Inquiry, 6(1), 47–72. https:// lam Konteks Cagar Budaya Condet dan doi.org/10.1177/2046147X16666731 Setu Babakan. Jurnal Masyarakat dan Shahab, Y. Z. (2001). Rekacipta Tradisi Be- Budaya, 15(1), 177-200. https://doi. tawi: Sisi Otoritas dalam Proses Nasio­ org/10.14203/jmb.v15i1.146 nalisasi Tradisi Lokal. Antropologi Indo- Zahller, K. A., Arnold, V., & Roberts, R. W. nesia, 66, 46-57. https://doi/org/10. (2015). Using CSR Disclosure Quality 7454/ai.v0i66.3422 to Develop Social Resilience to Exoge­ Suchman, M. C. (1995). Managing Legitima- nous Shocks: A Test of Investor Per­ cy: Strategic and Institutional Appro- ceptions. Behavioral Research in Ac- aches. The Academy of Management Re­­­- counting, 27(2), 155-177. https://doi. view, 20(3), 571-610.https://doi.org/ org/10.2308/bria-51118