FALSAFAH KESENIAN TANJIDOR PADA PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY Manikam Apriliani M. Wahyudin Abdullah UIN Alauddin Makassar, Jl. Sultan Alauddin No.63, Makassar 90221 surel: [email protected] http://dx.doi.org/10.18202/jamal.2018.04.9023 Abstrak: Falsafah Kesenian Tanjidor pada Pelaksanaan Corporate So- cial Responsibility. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui bagaima­ na Corporate Social Responsibility (CSR), dengan berlandaskan falsafah kesenian tanjidor, dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Metode yang digunakan adalah studi literatur dari berbagai sumber. Artikel ini mendapati titik balik antara falsafah kesenian tanjidor dengan konsep triple bottom line sebagai dasar CSR. Hal ini terwujud dalam pelaksanaan kegiatan bisnis, yang harus lebih mengutamakan integritas antara tu­ juan dan kewajiban. Selain itu, perusahaan seharusnya melaksanakan CSR tidak sekedar memuaskan diri sendiri, tetapi juga menghibur dan menyenangkan hati masyarakat sekitar. Jurnal Akuntansi Multiparadigma Abstract: Tanjidor Art Philosophy in the Implementation of Corpo- JAMAL Volume 9 rate Social Responsibility. This article aims to find out how Corporate Nomor 2 Social Responsibility (CSR), based on tanjidor art philosophy, can improve Halaman 377-393 company performance. The method used is the study of literature from Malang, Agustus 2018 ISSN 2086-7603 various sources. This article finds the turning point between the philosophy e-ISSN 2089-5879 of tanjidor art and triple bottom line concept as the basis for CSR. This is manifested in the implementation of business activities, which must priori- Tanggal Masuk: tize integrity between goals and obligations. In addition, companies should 03 Juni 2017 carry out CSR not only to satisfy themselves, but also to entertain and Tanggal Revisi: delight the surrounding community. 07 Juli 2018 Tanggal Diterima: Kata kunci: corporate social responsibility, tanjidor, triple bottom line, 31 Agustus 2018 bisnis The World Bussines Council for Sus- negara­negara yang memberikan­ dampak tainability Developement (TWBCS) mendefi­ pada perusahaan. Pengungkapan informa­ nisikan CSR sebagai suatu komitmen berke­ si sosial perusahaan merupakan salah satu lanjutan dari pelaku bisnis sebagai tindakan sarana untuk meninggikan nama baik peru­ etis dan berkontribusi dalam meningkatkan sahaan, mendapat lebih banyak perhatian perekonomian bersama dengan meningkat­ dari masyarakat dan memperbaiki kontrak kan kualitas kehidupan karyawan dan ke­ sosial yang diperoleh perusahaan dari stake- luarganya, serta komunitas lokal dan ma­ holder sebagai upaya memenuhi informasi syarakat pada umumnya (Retno & Priantinah, yang dibutuhkan (Lim & Greenwood, 2017; 2012). Pelaksanaan CSR tidak hanya mem­ Lindawati & Puspita, 2015). Retno & Prianti­ berikan hasil jangka pendek dan sementara, nah (2012) menjelaskan bahwa peningkatan tetapi dapat memberikan hasil yang bersifat perusahaan menjadi tujuan jangan panjang jangka panjang pada perusahaan dimasa dan suatu keharusan dalam pencapaian yang akan datang. Oleh karena itu, dapat perusahaan yang tercermin dari penilaian dipahami bahawa CSR secara langsung dan investor terhadap perusahaan. Konsep sus- tidak langsung mempe­ngaruhi perusahaan tainability developement menjelaskan bah­ untuk masa yang akan datang. CSR me­ wa bertahannya suatu perusahaan dapat rupakan investasi berkelanjutan, investasi tercermin dari sejauh mana perusahaan ikut kepercayaan pelanggan dan karyawan, dan serta bertanggung jawab terhadap dampak 377 378 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2018, Hlm 377-393 yang ditimbulkan dari aktivitas perusahaan. maupun lingkungan saat ini, maupun masa Tanggung jawab sosial perusahaan mendatang telah menjadi pertimbangan da­ yang diungkapkan oleh pihak manajemen lam pengambilan keputusan investor. Aktivi­ merupakan salah satu upaya dalam me­ tas perusahaan akan senantiasa berdampak menuhi kebutuhan pihak stakeholder dan kepada para stakeholders yang di dalamnya merupakan nilai tambah perusahaan dalam terdiri dari investor, karyawan, konsumen, meningkatkan kepedulian terhadap pertum­ dan masyarakat sekitar perusahaan. Oleh buhan ekonomi, sosial, dan lingkungan yang karena itu, legitimasi masyarakat menjadi timbul akibat aktivitas perusahaan. Perusa­ salah satu faktor yang berpengaruh dalam haan dalam menjalankan usaha bisnis harus pembangunan dan pengembangan perusa­ memperhatikan pertumbuhan ekonominya. haan secara berkelanjutan. Hal tersebut penting dilakukan agar perusa­ Beberapa peneliti telah mengangkat haan terhindar dari berbagai akibat seperti masalah CSR dalam tulisan ataupun pene­ tuntutan hukum, kehilangan mitra dalam litiannya, tetapi masih sedikit yang meng­ bisnis, ataupun risiko yang akan timbul ter­ angkat mengenai peran budaya dalam hadap citra dan kinerja perusahaan. Peru­ pelaksanaan CSR. Salah satu penelitian sahaan harus lebih terbuka dan transparan yang pernah membahas dan mengangkat dalam mengungkapkan setiap aktivitasnya CSR yang dikaitkan dengan budaya yaitu sehingga ke depannya dapat menjamin ke­ Pertiwi & Ludigdo (2013). Penelitiannya ber­ berlangsungan perusahaan dan perusahaan tujuan mengetahui dan memahami imple­ dapat diterima oleh masyarakat (Reverte, mentasi CSR berlandaskan budaya Tri Hita 2009). Karana dengan menggunakan metode et­ CSR sebagai konsep akuntansi yang nografi. Hasil penelitian tersebut menjelas­ mengungkapkan kegiatan atau aktivitas so­ kan mengenai adanya CSR terpadu, yaitu sial perusahaan tidak hanya membahas dan perusahaan berusaha menjalankan kegia­ menyampaikan informasi finansial perusa­ tan bisnisnya secara lebih terintegrasi, an­ haan, tetapi diharapkan dapat melakukan tara tujuan perusahaan, hubungan dengan pengungkapan informasi terkait dampak masyarakat, alam, dengan Tuhan. Penelitan dari aktivitas sosial dan lingkungan yang Darwis (2012) menggunakan perspektif nilai terjadi akibat aktivitas bisnis perusahaan. budaya masyarakat Bugis dalam Penerapan Selain diukur dari pencapaian ekonomi pe­ CSR pada PT Pippos. Penelitian tersebut rusahaan, kinerja perusahaan juga dapat bertujuan mengetahui nilai-nilai yang ter­ diukur dengan social responsibility dan envi- kandung dalam penerapan CSR dan kaitan­ ronmental responsibility yang dikenal dengan nya nilai budaya masyarakat Bugis dengan konsep triple buttom line (Casey & Grenier, metode kualitatif dan menjelaskan fenomena 2015; Fauzi, Suransi, & Alamsyah, 2016). sosial dengan mengembangkan konsep dan Tiga komponen utama dalam konsep triple menghimpun fakta. Hasil penelitian tersebut buttom line, yaitu keuntungan (profit), ma­ menjelaskan bahwa perusahaan meskipun syarakat (people), dan lingkungan (planet), belum menerapkan CSR, tetap bertang­gung atau dikenal dengan konsep 3P. Konsep ini jawab dengan mengacu semboyan perusa­ berperan penting dalam membantu penilaian haan yakni padaidi padaelo sipatuo sipa- atas persepsi dan meningkatkan kinerja pe­ tokkong. Berdasarkan fenomena tersebut, rusahaan untuk masa yang akan datang. Pe­ tulisan ini mengangkat salah satu budaya nilaian atas persepsi dan kinerja perusahaan Indonesia yaitu budaya Betawi. Salah satu dapat digunakan sebagai dasar pengambilan yang menarik peneliti yaitu kesenian tan­ keputusan. Undang-undang Republik Indo­ jidor yang merupakan salah-satu orkes kese­ nesia Nomor 40 Tahun 2007 memberikan nian rakyat Betawi yang dipentaskan dalam mandat dan arahan kepada pelaku bisnis acara hajatan atau perkawinan masyarakat (perusahaan) untuk tidak hanya sekedar budaya Betawi yang saat ini telah mengala­ memandang orientasi ekonomi semata. Pe­ mi penurunan akibat lahirnya aliran musik rusahaan harus menyeimbangkan penca­ modern. Meskipun demikian, kesenian ini paian tujuan dalam tanggung jawab peru­ mengandung nilai-nilai estetika, nilai sosial sahaan terhadap etika dan mengedepankan budaya, menghormati, cinta tanah air, dan masyarakat. Mengungkap CSR menjadi sebagai sarana hiburan untuk penikmat salah satu wadah untuk menjamin perusa­ musik tanjidor itu sendiri. haan dimasa mendatang, sehingga setiap Budaya di Indonesia menanamkan konsekuensi yang akan timbul, baik sosial nilai, ajaran, serta kepercayaan yang tetap Manikam, Abdullah, Falsafah Kesenian Tanjidor pada Pelaksanaan... 379 diwariskan, ditafsirkan, dan dilaksanakan konsep 3P. Terakhir melakukan perumusan sejalan dengan laju berkembang dan ber­ titik balik antara falsafah kesenian tanjidor jalannya proses perubahan sosial kema­ dengan konsep 3P CSR. syarakatan. Seni merupakan suatu bagian Hasil analisis dari nilai yang terkan­ dari budaya yang menjadi sarana untuk dung dalam kesenian tanjidor yang berha­ menunjukkan perasaan bahagia dari da­ sil diketahui adalah kesenian ini terdiri atas lam jiwa manusia serta menentukan peri­ nilai estetika, nilai sosial budaya, meng­ laku yang teratur juga untuk meneruskan hormati, cinta tanah air, dan sebagai sara­ adat dan nilai-nilai kebudayaan yang se­ na hiburan. Penulis ingin menangkap titik cara umum menguatkan ikatan masyarakat. balik antara falsafah atau sikap yang men­ Megawanti (2015) dan Purnama (2015) jadi dasar permainan musik tanjidor oleh mengemukakan bahwa kebudayaan meru­ masyarakat Betawi dengan konsep dasar pakan gambaran dari sifat suatu bangsa pelaksanaan CSR, yaitu konsep triple buttom atau merupakan wujud dari bangsa yang line. Tulisan ini mencoba mengidentifikasi membedakannya dengan bangsa lain. Bu­ kesenian tanjidor yang berdasarkan seja­ daya Betawi terdiri dari beberapa folklor dan rah merupakan kelompok pemain musik salah satu folklornya yaitu kesenian tanjidor.
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages17 Page
-
File Size-