Teknologi Fermentasi Hasil-Hasil Pertanian ( Wine, Sake, Brem Bali Dan Vinegar)
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
TEKNOLOGI FERMENTASI HASIL-HASIL PERTANIAN ( WINE, SAKE, BREM BALI DAN VINEGAR) DISUSUN OLEH: W. SUDJATHA NI WAYAN WISANIYASA FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA 2017 2 KATA PENGANTAR Berkat rahmatNya Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa), buku dengan judul TEKNOLOGI FERMENTASI HASIL-HASIL PERTANIAN (Teknologi Fermentasi Wine, Sake, Brem Bali dan Vinegar) dapat kami selesaikan dengan baik. Kami menyadari tulisan ini jauh dari apa yang diharapkan dan kami akan berusaha melengkapi dalam tulisan yang akan datang. Untuk melengkapi tulisan ini kami mohon masukan dari para pembaca. Bersama ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana yang telah memberi dorongan dan kepada teman-teman lainnya yang telah membantu sehingga tulisan ini dapat kami selesaikan. Penulis berharap semoga buku ini bermanfaat bagi para pembaca. Bukit Jimbaran, 13 April 2017 Penyusun, Prof. Ir. W. Sudjatha Ni Wayan Wisaniyasa, S.TP., MP. ii 3 DAFTAR ISI Halaman: KATA PENGANTAR ………………………………………………………… ii DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. iii 1. TEKNOLOGI FERMENTASI WINE I. PENDAHULUAN …………………………………………………….. 1 II. KOMPOSISI BUAH ANGGUR ……………………………………… 4 III. MIKROBA DALAM PEMBUATAN WINE………………………… 18 IV. FEMENTASI ALKOHOL …………………………………………… 34 V. PROSES PEMBUATAN WINE …………………………………… 38 VI. ZAT PENJERNIH (FINING) ………………………………………… 74 VII. FORTIFIKASI ……………………………………………………….. 80 VII. WINE TIDAK DARI BUAH ANGGUR ……………………………. 83 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………. 87 LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………. 89 2. TEKNOLOGI FERMENTASI SAKE I. PENDAHULUAN ………………………………………………….. 96 II. BAHAN BAKU …………………………………………………….. 100 III. PROSES PEMBUATAN SAKE ……………………………………. 101 IV. MIKROBIOLOGI SAKE …………………………………………. 111 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….. 113 3. TEKNOLOGI FERMENTASI BREM BALI I. PENDAHULUAN …………………………………………………… 114 II. BAHAN BAKU ………………………………………………….. 117 III. FERMENTASI ……………………………………………………… 131 IV. PEMBUATAN BREM …………………………………………….. 145 V. BEBERAPA HASIL PENELITIAN BREM BALI ………………… 157 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………… 162 4 4. TEKNOLOGI FERMENTASI VINEGAR I. PENDAHULUAN …………………………………………………… 164 II. FERMENTASI ………………………………………………………. 167 III. PENGHANCURAN DAN PENGEPRESAN ……………………….. 168 IV. CARA PEMBUATAN VINEGAR …………………………………. 171 V. PROSES AKHIR ……………………………………………………. 175 VI. KERUSAKAN VINEGAR ………………………………………….. 177 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………… 179 iv 1.WINE I PENDAHULUAN Buah anggur merupakan bahan utama untuk pembuatan wine. Wine telah lama di buat di Mesir dan di Siria yaitu tahun 3500 sebelum masehi. Dalam tahun 600 sebelum masehi oleh pedagang bangsa Yunani buah anggur tersebut dibawa dan dilakukan penyebaran dan pembudidayaan di Marseille dan pada abad 15 telah tersebar di seluruh Eropa. Buah anggur yang termasuk jenis Vitis tersebar di seluruh dunia, tetapi banyak pula yang termasuk jenis ini tidak cocok untuk dijadikan wine, karena komposisi buah anggur kurang mencukupi atau produksi kurang memuaskan atau mungkin juga karena citarasa yang dihasilkan kurang bagus. Jenis buah anggur yang paling dikenal untuk dijadikan wine adalah jenis Vitis vinifera.. Jenis buah ini tersebar di daerah Mediterania kemudian ke Inggris, Jerman, Cekoslowakia, dan Hungaria. Vitis vinifera dibawa oleh orang-orang Eropa ke daerah lain seperti ke Afrika Selatan, Australia dan beberapa negara yang lain Mengenai pengertian wine itu sendiri berbeda-beda tergantung dari negara yang memberikan pengertian tersebut. Misalnya di Cina wine diartikan minuman beralkohol sedangkan beer diartikan wine dan diartikan pula sebagai appertite wine. Secara umum dapat diartikan bahwa wine adalah suatu minuman (beverage) merupakan hasil fermentasi cairan buah dengan menggunakan mikroba khamir. Wine dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok wine alami (natural wine) dan appertizer wine. Wine yang termasuk kelompok wine alami adalah wine yang dihasilkan dengan proses fermentasi yang kurang sempurna. Oleh karena gula yang terdapat telah digunakan oleh mikroba (khamir) sehingga fermentasi lebih lanjut terhenti. Kerusakan oleh bakteri asam asetat akan tercegah selama oksigen tidak masuk ke dalam anggur. Dengan terbatasnya gula yang terdapat pada cairan buah anggur sehingga kadar alkoholnya sekitar 12 persen. Pengelompokan wine dapat pula berdasarkan warna atau berdasarkan sisa gula yang masih ada. Salah satu sistem klasifikasi wine adalah sebagai berikut : 2 A. Wine Alami (Natural wine), mengandung 9 sampai 14 persen alkohol (sifat dan kualitas wine dalam penyimpanan tergantung kemampuan khamir melakukan fermentasi dan masuknya udara). I. Still wine (tidak mengandung karbon dioksida). a. Dry table wine (wine tidak terasa manis) dimaksudkan untuk diminum bersamaan dengan makan dan terdapat tiga macam warna. 1. Putih 2. Merah jambu (pink) 3. Merah. Dapat dikelompokan berdasarkan jenis buah anggur atau berdasarkan daerah asal buah. b. Slightly sweet table wine dengan tiga macam warna 1. Putih 2. Merah jambu (pink) 3. Merah c. Sweet table wine 1. Putih 2. Merah jambu (pink) d. Jenis-jenis khusus 1. Jenis anggur yang sedikit mengandung karbon dioksida, berwarna merah, pink atau putih 2. Flavored table wine , berwarna merah, pink atau putih. II. Sparkling Wine (wine yang mengandung karbon dioksida yang cukup banyak) a. Putih (champagne, sparkling muscat) b. Rose (pink champagne) c. Merah (sparkling burgundy ) B. Dessert dan appertizer wine, mengandung alkohol 15 sampai 21 persen. 3 I. Sweet wine a. Putih (muscatel, white port, angelica) b. Pink (California tokay, tawny port) c. Merah (port, black muscat ) II. Sherries (white sweet atau dry wine dengan flavor yang teroksidasi a. Jenis yang mengalami penuaan b. Jenis Flor sherry (fermentasi sekunder oleh khamir aerob). Jenis jenis bake III. Flavored wine a. Vermouth b. Produk hasil-hasil sendiri (Proprietary products) misalnya wine alami yang spesifik. Wine yang termasuk kelompok ke dua mencakup dessert dan appertizer wine. Wine ini diminum sebelum maupun sesudah makan. Anggur ini mengandung kadar alkohol tinggi. Pada anggur ini ditambahkan alkohol untuk meningkatkan kadar alkoholnya dan mencegah kerusakan oleh khamir liar atau mikroba lainnya. Wine sherries dapat terasa manis memberikan flavor spesifik Wine alami, wine still maupun sparkling umumnya dikonsumsi segera setelah dibuka. Apabila minuman tersebut tidak habis digunakan sisanya dalam waktu satu jam aromanya dan daya perciknya hilang dan telah terjadi perubahan-perubahan lain. Beberapa macam wine lain sisanya dapat disimpan apabila dilakukan penutupan dengan baik. Pada wine yang mempunyai kadar alkohol rendah sisanya akan dapat dirusak oleh mikroba Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 86 tahun 1977 dalam Rahayu dan Kuswanto (1987) bahwa minuman yang beralkohol berdasarkan kadar etanolnya dapat dibagi menjadi 3 golongan. Golongan A dengan kadar etanol 1 - 5 % misalnya bir, golongan B minuman yang mempunyai kadar etanol 5 - 20 % misalnya wine (anggur) dan golongan C yang mempunyai kadar sebesar 20 -55 % misalnya wiski dan brandi. Golongan B dan C termasuk golongan minuman keras. Golongan minuman keras memerlukan pengawasan baik pada pembuatannya maupun peredarannya. 4 Selain buah anggur, beberapa macam buah lain dapat dibuat minuman seperti minuman wine dengan aroma dan citarasa sesuai dengan buah yang digunakan. Mungkin sangat baik sekali di daerah-daerah yang bukan sebagai penghasil buah anggur (jenis Vitis ) dapat menggunakan buah lain yang tumbuh di daerah tersebut sebagai bahan pembuatan anggur. Ilmu yang mempelajari wine dan cara pembuatannya disebut ENOLOGY. Asal katanya adalah OINOS berasal dari kata Yunani yang berarti wine. II. KOMPOSISI BUAH ANGGUR Sifat dan kualitas wine ditentukan oleh 1). Komposisi bahan baku, 2). Proses fermentasi, dan 3). Perubahan perubahan yang terjadi pada periode fermentasi berikutnya. A. Perubahan Fisik dan Kimia pada Proses Pematangan Buah Anggur Sewaktu terjadinya proses pematangan buah anggur terjadi perubahan fisik dan perubahan kimia 1. Perubahan Fisik Bulir buah anggur yang berumur satu minggu berwarna hijau dan terasa asam. Pembelahan sel berlangsung dengan lambat dan untuk mencapai ukuran yang cukup memerlukan waktu. Apabila bulir telah mencapai tingkat kematangan yang normal pembesaran sel pada buah terhenti dan dalam keadaan udara panas volume dapat berkurang. Bulir buah anggur dalam proses pematangan terjadi perubahan kulit buah, biji dan pulpnya. Buah yang baik dipanen seminggu setelah masak maksimum. Perubahan - perubahan fisik yang lain terjadi adalah pembengkakan. Pada bulir buah yang tidak masak teksturnya keras dan sukar diremas. Pada bulir buah yang masak ketegarannya bertambah sedangkan buah yang lewat masak agak mengkerut dan terjadi kehilangan ketegarannya. Perubahan fisik lainnya apabila bulir buah anggur tersebut diserang oleh Botrytis cinerea sehingga akan menyebabkan melekatnya kulit pada daging buah menjadi lemah sehingga akibatnya buah akan lebih mudah dihancurkan. Serangan yang dilakukan oleh Botrytis cinerea meningkatkan jumlah gliserol dan gula menurunkan jumlah asam malat dan asam tartarat. Pengaruh keasaman dan intensitasnya tergantung pada iklim dan serangan botrytis tersebut. Serangan Botrytis 5 terhadap asam glukonat tidak ada pengaruhnya. Sedangkan menurut Charpentie (1954 dalam Amerin et al 1972 ) asam glukonat dapat dipakai sebagai suatu ukuran adanya serangan botrytis pada buah anggur. Pengaruh terhadap keasaman dan intensitasnya tergantung terhadap iklim yang diikuti oleh serangan Botrytis. Akibat serangan oleh