Dinas Kelautan Dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Jl

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Dinas Kelautan Dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Jl Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Jl. Undat No. 7 palu Telp. (0451) 429379 Fax (0451) 421560. Palu 94111 Email : dkp@sultengpprov .go.id Webside : dkp.sultengprov.go.id BAB I . Keadaan Umum 1.1 Geografis Daerah Sulawesi merupakan pulau terbesar ke-5 di Indonesia setelah Papua, Kalimantan dan Sumatra dengan luas daratan 227.654 km2. Bentuk unik menyerupai huruf K yang membujur dari utara ke selatan dan tiga semenanjung yang membujur ke timur laut, timur dan tenggara. Pulau ini dibatasi oleh Selat Makassar dibagian barat yang menjadikannya terpisah dari Kalimantan serta dipisahkan dari kepulauan Maluku oleh laut Maluku. Pemerintah di daerah ini dibagi menjadi 6 provinsi yaitu provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat dan Gorontalo. Sulawesi Tengah merupakan provinsi terbesar di Kepulauan Sulawesi dengan luas wilayah yang mencakup semenanjung bagian timur dan sebagian semenanjung bagian utara serta Kepulauan Togian di kepulauan di teluk Tomini dan pulau-pulau di Banggai Kepulauan di Teluk Tolo. Provinsi Sulawesi Tengah terletak diantara 2022' Lintang Utara dan 3048' Lintang Selatan,serta 119022' dan 124022' Bujur timur dengan ibukota Provinsi Kota Palu. Batas-batas wilayahnya sebelah utara : berbatasan dengan Laut Sulawesi dan Provinsi Gorontalo, sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Maluku Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Tenggara, Sebelah Barat berbatsan dengan Selat Makasar. Suhu udara di Sulawesi Tengah untuk dataran tinggi berkisar antara 22,6º - 24,3º C di daerah dataran rendah berkisar 31,1º - 35,9º C dengan kelembaban udara rata-rata berkisar antara 66 - 82%. Antara curah hujan dan keadaan angin biasanya ada hubungan satu sama 1 lain. Akan tetapi, pada beberapa tempat di Sulawesi Tengah hubungan tersebut tidak selalu ada. Keadaan angin pada musim kering biasanya lebih kencang dan angin banyak bertiup dari arah Barat dan Barat Laut, oleh karena itu musim tersebut dikenal dengan musim Barat. Pada musim angin timur banyak turun hujan, angin bertiup agak menurun di banding keadaan angin pada musim kering. Sulawesi Tengah adalah satu-satunya provinsi di Kepulauan Sulawesi yang memiliki 3 perairan sekaligus dan hal ini tidak dimiliki oleh provinsi-provinsi lainnya di Kepulauan Sulawesi, perairan-perairan itu terdiri atas Teluk Tomini, Teluk Tolo dan Selat Makassar/ Laut Sulawesi. Jika dipandang dari keberadaan 3 wilayah perairan tersebut maka seharusnya Provinsi Sulawesi Tengah adalah termasuk daerah yang mengandalkan sumber daya hasil perikanan sebagai aset pendapatan daerah. Dari ketiga perairan tersebut luas total perairan Sulawesi Tengah yaitu 77.295,9 km2. Panjang garis pantai Sulawesi Tengah sekitar 6653,31 km dengan jumlah pulau sebanyak 1.604 buah (Dok. RZWP3K Sulteng). Secara administratif Provinsi Sulawesi Tengah terdiri atas 12 Kabupaten dan 1 Kota, 147 kecamatan, 170 kelurahan, dan 1.839 desa. Provinsi ini memiliki luas daratan 61.841,29 km² (BPS 2015), dengan penduduk 2.831.283 jiwa (BPS 2014), dengan tingkat kepadatan penduduk 46 jiwa/ km2. Adapun daftar lengkap nama Kabupaten/ Kota, nama ibu kota, serta jumlah kecamatan, dan desa/ kelurahan di Provinsi Sulawesi tengah hingga saat ini adalah sebagai berikut. 2 Tabel. 1 Daftar Kabupaten/Kota serta Jumlah Kecamatan, Desa/Kelurahan Di Provinsi Sulawesi Tengah Kabupaten/Kota Ibu Kota Kecamatan Kelurahan / Desa Kabupaten Banggai Luwuk 23 337 Kabupaten Banggai Kepulauan Salakan 12 144 Kabupaten Banggai Laut Banggai 7 66 Kabupaten Buol Buol 11 115 Kabupaten Donggala Donggala 16 167 Kabupaten Morowali Bungku 9 133 Kabupaten Morowali Utara Kolonedale 10 125 Kabupaten Parigi Moutong Parigi 23 283 Kabupaten Poso Poso 19 166 Kabupaten Sigi Sigi Biromaru 15 176 Kabupaten Tojo Una-Una Ampana 12 146 Kabupaten Tolitoli Tolitoli 10 106 Kota Palu Palu 8 45 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2016 Pada tahun 2016, Sulawesi Tengah menempati peringkat ke-10 untuk luas wilayah di Indonesia setelah Kalimantan Utara dan sebelum Aceh. Kabupaten dengan luas wilayah terbesar, secara berurutan adalah Morowali Utara dengan 10004,28 km², Banggai dengan 9672,70 km², Poso dengan 7112,25 km², Tojo Una-Una dengan 5721,15 km², Sigi dengan 5196,02 km², Parigi Moutong dengan 5089,91 km², Donggala dengan 4275,08 km². Tolitoli dengan 4079,77 km², Buol dengan 4043,57 km², Morowali dengan 3037,04 km², Banggai Kepulauan dengan 2488,79 km², Banggai Laut dengan 725,67 km², serta Kota Palu dengan 395,06 km². 3 Tabel 2. Luas Wilayah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tengah, 2015 Kabupaten/Kota Luas (km2) Persentase (1) (2) (3) Kabupaten/Regency 1. Banggai Kepulauan 2 488.79 4.02 2. Banggai 9 672.70 15.64 3. Morowali 3 037.04 4.91 4. Poso 7 112.25 11.50 5. Donggala 4 275.08 6.91 6. Tolitoli 4 079.77 6.60 7. Buol 4 043.57 6.54 8. Parigi Moutong 5 089.91 8.23 9. Tojo Una-Una 5 721.15 9.25 10. Sigi 5 196.02 8.40 11. Banggai Laut 725.67 1.17 12 Morowali Utara 10 004.28 16.18 Kota/Municipality 1. Palu 395.06 0.64 Sulawesi Tengah 61 841.29 100.00 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 1.2 Penduduk Sulawesi Tengah didiami oleh 12 etnis atau suku yaitu : Etnis Kaili di Kabupaten Donggala, Kota Palu dan sebagian Kabupaten Paringi Moutong, Etnis Kulawi di Kabupaten Donggala, Etnis Lore di Kabupaten Poso, Etnis Pamona di Kabupaten poso, Etnis Mori di Kabupaten Morowali, Etnis Bungku di Kabupaten Morowali, Etnis Saluan di Kabupaten Banggai, Etnis Balantak di Kabupaten Banggai, Etnis Banggai di Kabupaten Banggai, Etnis Buol di Kabupaten Buol, Etnis Tolitoli di Kabupaten Tolitoli. Ada beberapa suku terasing yang hidup di daerah pengunungan, antara lain suku Dala di Kabupaten Donggala, suku Wana di Kabupaten Morowali, suku Sea-sea dikabupaten Banggai dan suku daya di kabupaten Buol dan Toli-toli. Selain penduduk asli ada pula etnis lain dari Bali, Jawa, Nusa Tenggara Barat, Nusa 4 Tenggara Timur serta Bugis dan Makasar yang sejak lama menetap dan membaur dengan masyarat setempat. Tahun 2016, total jumlah penduduk Sulawesi Tengah adalah: 2,876,689 jiwa. Kabupaten dengan populasi terbesar, secara berurutan adalah Parigi Moutong dengan 457.707 jiwa, Kota Palu dengan 368.086 jiwa, Banggai dengan 354.402 jiwa, Donggala dengan 293.742 jiwa, Poso dengan 235.567 jiwa, Sigi dengan 229.474 jiwa, Tolitoli dengan 225.875 jiwa. Buol dengan 149.004 jiwa, Tojo Una-Una dengan 147.536 jiwa, Morowali Utara dengan 117.670 jiwa, Banggai Kepulauan dengan 114.980 jiwa, Morowali dengan 113.132 jiwa, serta Banggai Laut dengan 69.514 jiwa. Adapun presentase penduduk menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada Tabel. 3 dan 4. Tabel 3. Persentase Penduduk menurut Kabupaten/Kota, Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin 2014 Rasio Jenis Jenis Kelamin/Sex Jumlah/ Kelamin/ Kabupaten/Kota Regency/City Total Laki-laki/ Perempuan/ Sex Ratio Male Female (1) (2) (3) (4) (5) 01. Banggai Kepulauan 50.53 49.47 100.00 102.15 02. Banggai 50.94 49.06 100.00 103.84 03. Morowali 51.09 48.91 100.00 104.47 04. P o s o 51.78 48.22 100.00 107.40 05. Donggala 51.15 48.85 100.00 104.71 06. Tolitoli 51.01 48.99 100.00 104.13 07. B u o l 51.28 48.72 100.00 105.25 08. Parigi Moutong 51.32 48.68 100.00 105.41 09. Tojo Una-una 51.16 48.84 100.00 104.75 10. Sigi 51.35 48.65 100.00 105.55 11. Banggai Laut 50.33 49.67 100.00 101.32 12. Morowali Utara 52.26 47.74 100.00 109.45 71. Kota Palu 50.30 49.70 100.00 101.19 Sulawesi Tengah 51.10 48.90 100.00 104.51 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 5 Tabel 4. Persentase Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin 2014 Percentage of Population of Sulawesi Tengah by Age Group and Sex 2014 (Diolah dari Proyeksi Hasil SP 2010) Kelompok Umur/ Laki-laki/ Perempuan/ Rasio Jenis Jumlah/ Total Kelamin/ Sex Age Group Male Female Ratio (1) (2) (3) (4) (5) 00-04 51.06 48.94 100.00 104.35 05-10 51.56 48.44 100.00 106.43 11-14 51.36 48.64 100.00 105.60 15-19 51.10 48.90 100.00 104.49 20-24 50.78 49.22 100.00 103.18 25-29 50.74 49.26 100.00 103.00 30-34 50.52 49.48 100.00 102.10 35-39 51.13 48.87 100.00 104.61 40-44 51.39 48.61 100.00 105.71 45-49 51.64 48.36 100.00 106.77 50-54 51.87 48.13 100.00 107.75 55-59 52.28 47.72 100.00 109.55 60-64 52.04 47.96 100.00 108.52 65+ 48.63 51.37 100.00 94.67 Sulawesi Tengah 51.10 48.90 100.00 104.51 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 Kualitas pendidikan di Sulawesi Tengah masih rendah. Ini berdasarkan hasil survei lembaga LPMP. Rendahnya mutu pendidikan disebabkan beberapa faktor diantaranya, kualitas guru, infrastruktur, sarana dan prasarana, termasuk faktor siswa dan peran orang tua siswa. Pemerintah terus melakukan perbaikan-perbaikan dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di Sulawesi Tengah hal ini dapat dilihat dengan hasil presentase indeks Pembangunan Manusia (IPM) terjadi peningkatan, dari sebelumnya berada diangka 70,0 persen, sekarang telah mengalami perbaikan menjadi 72,8 persen. Adapun angka Partisipasi 6 Sekolah Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Tingkat Pendidikan tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5.Angka Partisipasi Sekolah Penduduk menurut Kabupaten/ Kota dan Tingkat Pendidikan 2014 School Participation Rate by Regency/City and Educational Level 2014 Laki-laki/Male Perempuan/Female SD/ SMTP/ SMTA Univer- SD/ SMTP/ SMTA Univer- Kabupaten/Kota Junior Primary Junior High Umum sitas/ Primary Umum sitas/ Regency/City High Senior Senior School School University School School University High High School School (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 01.
Recommended publications
  • Executive Summary
    WHEN GUN POINT JOINS THE TRADE Executive Summary When Gun Point Joins The Trade (Ketika Moncong Senjata Ikut Berniaga) Military Business Involvement in Bojonegoro, Boven Digoel dan Poso RESEARCH TEAM COMMISSION FOR DISAPPEARANCES AND VICTIMS OF VIOLENCE (KONTRAS) 2004 1 EXECUTIVE SUMMARY KontraS Jl. Borobudur No. 14 Menteng Jakarta 10320 Indonesia Phone : +62 21 392 6983 fax : +62 21 392 6821 email : [email protected] web : www.kontras.org 2 Commission for Disappearances and Victims of Violence (KONTRAS) WHEN GUN POINT JOINS THE TRADE Kontras At A Glance KONTRAS, which was formed on 20 March 1998, is a task force established by a number of civil society organizations and community leaders. This task force was originally named KIP-HAM in 1996. As a commission whose work was to monitor Human Rights issues, KIP-HAM received many reports and inputs from the community, both victims’ community and others who dared to express their aspiration regarding human rights issues that took place in their regions. In the beginning, KIP-HAM only received reports through phone communication but the public gradually grew brave in delivering their reports directly to KIP-HAM secretariat. In several meetings with victims’ community, there was an idea to form an entity that deals specifically with cases of forced disappearances as a response to continuous violent practices that had claimed many victims. The idea was thrown in by one of the victims’ mothers named Ibu Tuti Koto. It was finally agreed that a commission would be established to deal with cases of disappearances and victims of violence under the name of Kontras.
    [Show full text]
  • The Role of Expansion Movement in the Establishment of New Region In
    Article Komunitas: International Journal of The Role of Expansion Indonesian Society and Culture 9(1) (2017): 115-135 DOI:10.15294/komunitas.v9i1.7710 Movement in the © 2017 Semarang State University, Indonesia p-ISSN 2086 - 5465 | e-ISSN 2460-7320 Establishment of New Region http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komunitas UNNES JOURNALS in Indonesia: A Study of Parigi Moutong Regency Muhammad Nur Alamsyah 1, Valina Singka Subekti2 1Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia 2Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia Received: 2 November 2016; Accepted: 24 February 2017; Published: 30 March 2017 Abstract The study explains the dimension of the structure of resource mobilization in the political movement of new region establishment in Indonesia. The establishment of new regions has been seen only in the utilization of formal structures. In fact, the involvement of non-formal organizations also contributes to the importance and determines a region expansion. The study employed a qualitative approach with the support of pri - mary and secondary data related to the establishment of Parigi Moutong Regency. The data was obtained through in-depth interviews with the group figures of the expansion. The secondary data was obtained from mass media and government agencies as well as personal documentation. The theory used was the dimen- sion of the resource mobilization structure of the political opportunity structure (POST) theory. The study reveals that the success of the expansion movement in Parigi Moutong Regency for their structure resource mobilization by civil society organizations or non-formal to formal institutional build up pressure by using lobbying based on personal, professional and primordial networks.
    [Show full text]
  • Aryanta, S.H., M.N. Pengadilan Negeri Poso
    PENGADILAN NEGERI POSO 31. P. Kalimantan No 11 Telp. (0452) 21044 Fax. (0452) 21044 Website: pn-poso.go.id Email: [email protected] SURAT KETERANGAN PERNAH SEBAGAI TERPIDANA NOMOR: 107/SK/HK/08/2020/PN Pso Ketua Pengadilan Negeri Poso menerangkan bahwa: Nama : MOHAMMAD LAHAY, SE, MM. Jenis Kelamin : Laki-Laki. Tempat Tgl, Lahir : Ampana, 24 Oktober 1961. Pekerjaan/Jabatan : Bupati. 411/Ala mat : Jalan Lapasere No. 11 Kelurahan Ampana Kecamatan Ampana Kota Kabupaten Tojo Una-una. Berdasarkan hasil pemeriksaan Register Induk Pidana, menerangkan bahwa yang bersangkutan pernah menjadi tersangka dalam tindak pidana yang melanggar Undang-undang Darurat RI Nomor 12/DRT/tahun 1951 tentang kepemilikan senpi dan kasus penganiayaan tetapi tidak terbukti dalam kasus kepemilikan senpi namun terbukti pada kasus penganiayaan dan telah menjalani vonis selama 3 (tiga) bulan sebagai terpidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Demikian Surat Keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan sebagai bukti • emenuhan syarat Bakal Calon Bupati Kabupaten Tojo Una-una sebagaimana dimaksud Pasal 42 ayat (1) huruf i angka 2 Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2016 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota. Ditetapkan di Poso Pada lariggal,25 Agustus 2020 ilan Negeri Poso ARYANTA, S.H., M.N. 0 beritaLima JUMAT, 11 SEPTEMBER 2020 i 14:05 WIB BERANDA BERITA NAS1ONAL 'CRIMINAL POLITIK PENDIDIKAN KESEHATAN WISATA TEHNOLOGI OLAHRAGA EPAPER INDEKS SURABAYA /trait Madura SuLsel DM Jakarta Papua Gamut NTH Sunthar Jateng Sateng SUMSEL , W I KANAL KOTA Bandung cieniur PUTUSAN Malang o•nyuwenni 90.02/pid.B/2003/1.9.Pno ProbolIngio Bojonegoro "DE MI KEADILA9 BERDASARKAR KgMAMAS YANG )LIRA ESA" Siduarja Bondowoso renga111nn keger1 pond yang mentr1kaa den menga4111 per- Sftubondc.
    [Show full text]
  • Adaptive Model for Meeting Urban Forest Space Needs in Central Sulawesi
    International Journal of Advanced Science and Technology Vol. 29, No. 5, (2020), pp. 2008-2018 Adaptive Model For Meeting Urban Forest Space Needs In Central Sulawesi Akhbar1), Hasriani Muis1), Mahfudz 2), Golar*1), Adam Malik1), Muhammad Fardhal Pratama2), Rahmat Kurniadi Akhbar1) 1) Faculty of Forestry, Tadulako University, Palu, Indonesia 2) Faculty of Agriculture, Tadulako University, Palu, Indonesia Email: [email protected] Abstract This study aims to develop a model for analysing urban forest space requirements based on demographic factors that visible in urban areas. The study adopts a spatial analysis approach, in addition to a general analysis of urban forest space requirements using the Malthus exponential method. From this analysis the value 8.90 m2/people set was obtained and subsequently, used as a reference for determining the area of urban forest space. From the value of this constant, a projection model for exponential growth in urban forest spaces in the urban area of Kolonodale (a small city with ퟎ.ퟎퟐퟑퟐ풕 a population of ≤ 20,000 inhabitants) in the next 20 years: Yuf to-t = 9.7799풆 Keywords: Urban forest, Demography, Site description, Malthus exponential, Small town. 1. Introduction The population in urban areas is more than in rural areas. As well the physical development in these areas is faster. As a result, the balance of ecosystems will be affected in urban areas with a consequent increase of air temperature, air pollution, decrease of the groundwater and surface soil, flooding, seawater instruction, increase of the content of heavy metals in groundwater and others. With the aim to maintain the balance of the ecosystem, influenced by an increase in population and physical development in urban areas, is necessary to provide green open space (GOS).
    [Show full text]
  • Elit Politik Lokal Dalam Konflik Ibukota Di Kabupaten Morowali
    300 Elit Politik Lokal dalam Konflik Ibukota di Kabupaten Morowali http://dx.doi.org/10.18196/jgp.2011.0016 Darwis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako, Palu. Email: [email protected] ○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○ ABSTRACT Conflict in the district capital of Morowali placement lasted about five years since its establishment as the new regional autonomy in Indonesia based on Law No. 51/1999. This regulation provides that the Central region was the capital of the definitive Bungku Morowali district. Kolonodale areas that are designated as temporary capital of less than five years Over the functioning of the capital while in Kolonodale, more accelerated devel- opment in the region, while the Middle Bungku not accelerating de-velopment. This is a factor of conflict. In fact, the split at the level of local political elites in both local govern- ment agencies as well as implications for the local parliament Morowali community in two groups of different ethnic communities of religious, ethnic Bungku the Muslim majority and ethnic Mori generally Christian. Conflicts of capital and then rolled into the realm of the existence of a se-cond bout of ethnic communities is the result of mass mobilization which is anarchy. Conflict with the discourse in society is important for the transfer of capital into the local political elite to exploit the momentum of mass localization facing the 2004 election and the Election of Regent Morowali (local election) 2007. Keyword: Local political elites, Conflict ABSTRAK Konflik penempatan ibukota di Kabupaten Morowali berlangsung kurang lebih lima tahun sejak ber-diri sebagai daerah otonomi daerah baru di Indonesia berdasarkan undang- undang No.
    [Show full text]
  • Provinsi : SULAWESI TENGAH Kecamatan : BUNGKU BARAT
    Model A.1 KWK DAFTAR PEMILIH SEMENTARA PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI TAHUN 2018 Provinsi : SULAWESI TENGAH Kecamatan : BUNGKU BARAT Kabupaten/Kota : MOROWALI Desa/Kelurahan : BAHOEA REKO-REKO Tps : 002 Status Jenis Kelamin Alamat No No KK NIK Nama Tempat Lahir Tanggal Lahir Usia Disabilitas Keterangan *) Perkawinan L/P Jalan/Dukuh Rt Rw 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 7206080311**** 7206084503**** WAHYUNI PURWAKERTO 05|03|1988 30 S P BAHOEA REKO-REKO 2 7206080311**** 7206081810**** ZAINAL POLARA 18|10|1987 30 S L BAHOEA REKO-REKO 3 7206080607**** 7206080305**** ASWANDI BAHOEA REKO-REKO 03|05|1977 41 S L BAHOEA REKO-REKO 4 7206080607**** 7206084305**** MARICE TANDAYONDO 03|05|1988 30 B P BAHOEA REKO-REKO 5 7206080607**** 7206085510**** HAMIMO BAHOEA REKO-REKO 15|10|1967 50 S P BAHOEA REKO-REKO 6 7206080706**** 7206085212**** ANDI BESSE SENGKANG 12|12|1971 46 P P BAHOEA REKO-REKO 7 7206080707**** 7206082912**** SAKARIA PURWAKARTA 29|12|1971 46 S L BAHOEA REKO-REKO 8 7206080707**** 7206084303**** SURIANI KOTA RAYA 03|03|1983 35 S P BAHOEA REKO-REKO 9 7206080707**** 7206080107**** I MADE SUKLA PEGUYANGAN 01|07|1972 45 S L BAHOEA REKO-REKO 10 7206080807**** 7206086909**** YANTI BANJAR NEGARA 29|09|1983 34 S P BAHOEA REKO-REKO 11 7206081012**** 7206081002**** NIRSAM BANYUMAS 10|02|1971 47 S L BAHOEA REKO-REKO 12 7206081012**** 7206084208**** TUGIARTI BANYUMAS 02|08|1980 37 S P BAHOEA REKO-REKO 13 7206081012**** 7206082405**** I GEDE SUKRA WIJAYA BALI 24|05|1993 25 S L BAHOEA REKO-REKO 14 7206081107**** 7206081010**** ANTON DESA OLANG
    [Show full text]
  • Languages in Indonesia Volume 49, 2001
    ISSN 0126 2874 NUSA LINGUISTICS STUDIES OF INDONESIAN AND OTHER LANGUAGES IN INDONESIA VOLUME 49, 2001 e It lie I 1414 ' 4 0:1111111 4.11.114114" .M4 • 16700' 4 at" STUDIES IN SULAWESI LINGUISTICS PART VII Edited by Wyn D. Laidig STUDIES IN SULAWESI LINGUISTICS PART VII NUSA Linguistic Studies of Indonesian and Other Languages in Indonesia Volume 49, 2001 EDITORS: S oenjono Dardj owidjoj o, Jakarta Bambang Kaswanti Purwo, Jakarta Anton M. Mo e li on o, Jakarta Soepomo Poedjosoedarmo, Yogyakarta ASSISTANT EDITOR: Yassir Nassanius ADDRESS: NUSA Pusat Ka,jian Bahasa dan Budaya Jalan Jenderal Sudirtnan 51 Ko tak Pos 2639/At Jakarta 12930, Indonesia Fax (021) 571-9560 Email: [email protected],id All rights reserved (see also information page iv) ISSh? 0126 - 2874 11 EDITORIAL The present volume is the forty seventh of the Series NUM, Swdie.s in Sulawesi Languages, Part VI. The Series focuses on works about Indonesian and other languages in Indonesia. Malaysian and the local dialects of Malay wilt be accepted, but languaga outside these regions will be considered only In so far as they are theoretically relevant to our languages. Reports from field work in the form of data analysis or texts with translation, book reviews, squibs and discussions are also accepted. Papers appearing in NUSA can be original or traiislated from languages other than English. Although our main interest is restricted to the area of Indonesia, we welcome works on general linguistics that can throw light upon problems that we might face. It is hoped that NUS, can be relevant beyond the range of typological and area specializations and at the same time also serve the cause of deoccidentaliation of general linguistics.
    [Show full text]
  • Container Transport Network Analysis of Investment Region and Port Transhipment for Sulawesi Economic Corridor
    International Refereed Journal of Engineering and Science (IRJES) ISSN (Online) 2319-183X, (Print) 2319-1821 Volume 3, Issue 4(April 2014), PP.01-07 Container Transport Network Analysis of Investment Region and Port Transhipment for Sulawesi Economic Corridor 1 2 3 4 Paulus Raga , M. Yamin Jinca , Saleh Pallu , and Ganding Sitepu 1Doctoral Student Department of Civil Engineering, Hasanuddin University in Makassar, Indonesia 2Professor, Dr.-Ing.,-MSTr.,Ir.in Transportation Engineering Department of Civil Engineering University of Hasanuddin Makassar, Indonesia 3 Professor, Dr.Ir. M.,Eng, Water Resources Engineering, Department of Civil Engineering, Hasanuddin University in Makassar, Indonesia 4 Doctor in Transportation Engineering Department of Civil Engineering University of Hasanuddin Makassar, Indonesia Abstract:- Sulawesi Island is an area of land that is coherent with the sea area, flanked by Indonesian Archipelagic Sea Lanes (IASL) 2 and 3. The existence of means and a reliable infrastructure are to accelerate economic development. Connectivity between transhipment ports are relatively good and economic node. The integration of international and intermodal are still low. It’s required network development across the western and eastern cross-node connectivity and the development of sea ports. Multimodal transport between the port transshipment and node of Attention Investment Region (AIR) as regional seizure of goods to be transported by container needs to be supported with improved facilities at the port of loading and unloading
    [Show full text]
  • Rundbrief Lesen
    Trägervereine Mission 21 Basler Mission BM Evangelische Mission im Kwango EMIK Herrnhuter Mission HM Pfarrehepaar Dr. Enta Malasinta & Efendi Rajagukguk Theologische Hochschule der Evangelischen Kirche in Kalimantan Dozent in Theologie und Sprachen Projekt-Nr. 200.1010 6. Rundbrief Dezember 2016 Dr. Uwe Hummel Indonesien Liebe Leserinnen und Leser Warum studiert jemand auf der indonesischen Insel Kalimantan Theologie? Welche Perspektiven gibt es in einer mehrheitlich konservativ-islamischen Gesellschaft für evangelische Pfarrer und Pfarrerinnen? Gibt es in der hiesigen evangelischen Kirche (GKE) angesichts gesellschaftlicher und ökologischer Ungerechtigkeit Mut zum «prophetischen Wort»? Können Amtsträgerinnen und Amtsträger einer Minderheits- religion Agents of Change (Vermittler des Wandels) sein? Um diesen und ähnlichen Fragen auf den Grund zu gehen, habe ich mich in diesem Semester bei Pfarrerinnen und Pfarrern der Evangelischen Kirche in Kalimantan (GKE) nach ihren Aktivitäten, Herausforderungen und Wünschen erkundigt. Schliesslich habe ich mich entschieden, den Scheinwerfer konkret auf eine Person und ihr direktes Umfeld zu richten: Pfarrerin Dr. Enta Malasinta. Sie ist eine sehr ge- schätzte Kollegin an der Theologischen Hochschule (STT GKE) und ich lasse sie in diesem Rundbrief zu Wort kommen. Kindheit einer Pfarrerstochter Enta Malasinta: «Am 4. Oktober 1975 wurde ich in Kolonodale, im Landkreis Poso auf der indonesischen Insel Sulawesi (Celebes) geboren. Meine beiden Eltern sind Theo- logen. Wegen ihrer Pfarrdienste musste ich mit ihnen mehrmals den Wohnort wech- seln: von Kolonodale nach Poso und Pendolo auf Sulawesi. Später eine Zeitlang nach Kalimantan (Tamianglayang und Banjarmasin), die Heimat meiner Mutter. Einige Jahre später ging es wieder zurück nach Sulawesi (Palu und Poso), die Heimat meines Vaters. Das ständige Hin und Her meiner Kindheit hatte den Vorteil, dass ich viele unter- schiedliche Kulturen kennenlernte.
    [Show full text]
  • The Bungku-Tolaki Languages of South-Eastern Sulawesi, Indonesia
    The Bungku-Tolaki languages of South-Eastern Sulawesi, Indonesia Mead, D.E. The Bungku-Tolaki languages of south-eastern Sulawesi, Indonesia. D-91, xi + 188 pages. Pacific Linguistics, The Australian National University, 1999. DOI:10.15144/PL-D91.cover ©1999 Pacific Linguistics and/or the author(s). Online edition licensed 2015 CC BY-SA 4.0, with permission of PL. A sealang.net/CRCL initiative. PACIFIC LINGUISTICS FOUNDING EDITOR: Stephen A. Wurm EDITORIAL BOARD: Malcolm D. Ross and Darrell T. Tryon (Managing Editors), John Bowden, Thomas E. Dutton, Andrew K. Pawley Pacific Linguistics is a publisher specialising in linguistic descriptions, dictionaries, atlases and other material on languages of the Pacific, the Philippines, Indonesia and Southeast Asia. The authors and editors of Pacific Linguistics publications are drawn from a wide range of institutions around the world. Pacific Linguistics is associated with the Research School of Pacific and Asian Studies at The Australian National University. Pacific Linguistics was established in 1963 through an initial grant from the Hunter Douglas Fund. It is a non-profit-making body financed largely from the sales of its books to libraries and individuals throughout the world, with some assistance from the School. The Editorial Board of Pacific Linguistics is made up of the academic staff of the School's Department of Linguistics. The Board also appoints a body of editorial advisors drawn from the international community of linguists. Publications in Series A, B and C and textbooks in Series D are refereed by scholars with relevant expertise who are normally not members of the editorial board.
    [Show full text]
  • Bab Ii Profil Kabupaten Buol
    BAB II PROFIL KABUPATEN BUOL 2.1. Wilayah Administrasi Kabupaten Buol adalah salah satu daerah otonomi baru di Provinsi Sulawesi Tengah merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Morowali yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Buol Di Provinsi Sulawesi Tengah, Ibu Kotanya berkedudukan di Buol, memiliki 11 kecamatan, 108 desa dan 7 (tujuh) kelurahan. Secara geografis Kabupaten Buol terletak antara 01O31’12” Lintang Selatan dan 03O46’48” Lintang Selatan serta antara 121O02’24” Bujur Timur dan 123O15’36” Bujur Timur, memiliki luas wilayah daratan 10.018,12 Km2 dan wilayah Lautan seluas 8.344,27 Km² sehingga total luas wilayah Kabupaten Buol adalah 18.362,39 Km². Berdasarkan luas wilayah daratan tersebut maka Kabupaten Buol merupakan 1 (satu) dari 13 Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tengah yang memiliki luas wilayah daratan terbesar yakni sekitar 14,72 persen dari luas daratan Provinsi Sulawesi Tengah. Berdasarkan data luas kecamatan dari 11 kecamatan di Kabupaten Buol, Kecamatan terluas adalah Kecamatan Tiloan seluas 1.437,70 Km² atau 35,5 persen dari luas Kabupaten Buol, sedangkan Kecamatan terkecil adalah Kecamatan Karamat Barat seluas 153,10 Km² atau sebesar 3,79 persen dari luas Kabupaten Buol. Untuk lebih jelasnya data luas wilayah setiap kecamatan di Kabupaten Buol dapat dilihat pada tabel berikut: RPI2JM Kabupaten Buol Tahun 2016-2021 BAB II - 1 Tabel 2.1 Luas Wilayah Kabupaten Buol Menurut Kecamatan, Tahun 2015 Ibukota Luas Persentase No. Kecamatan Kecamatan (Km) (Persen) 1 Paleleh Paleleh 2 Paleleh Barat Timbulon 3 Gadung Bulagidun 4 Bunobogu Bunobogu 5 Bokat Bokat 6 Bukal Unone 7 Tiloan Air Terang 8 Momunu Lamadong 9 Biau Biau 10 Karamat Busak 11 Lakea Lakea Sumber : Profil Kabupaten Buol, 2016 [[[[[ Pembagian wilayah administrasi desa dalam Kecamatan dapat dilihat pada Tabel berikut.
    [Show full text]
  • 2018 M7.5 Earthquake Indonesia
    2018 M7.5 Earthquake Indonesia Activation: 2018 M7.5 Earthquake Indonesia Situation Report – period covered: September 28 - October 2, 2018 Prepared by: Humanity Road / Animals in Disaster Situation Overview Highlights: The following situation report was compiled based on social media monitoring from the public impacted and through data mining for information from official sources. It does not represent all locations impacted but does cover the heaviest hit areas. Humanity Road provides this information as a service to the public and our partners responding to the disaster. We are available for special reporting needs by sending an email to [email protected]. ​ ​ The Government of Indonesia, through BNPB and Ministry of Foreign Affairs, have welcomed offers of international assistance as of 1 October 2018. This statement was also delivered by BNPB during Emergency Briefing and Coordination Meeting Partners at AHA Centre Emergency Operations Centre on 1 October, 10.00 hrs. And repeated during BNPB's Press Conference at 1300 hrs. Twitter handles Facebook pages @Humanityroad Humanity Road @Disasteranimals Animals in Disaster @jAidDog @DAFNReady About Humanity Road: Founded in 2010 as a 501(c)3 non-profit corporation, Humanity Road is a ​ ​ ​ leader in the field of online disaster response. Through skilled and self-directed work teams, Humanity Road and its network of global volunteers aim to provide the public and disaster responders worldwide with timely and accurate aid information. Providing such information helps individuals
    [Show full text]