RUKUN NEGARA DALAM PERSPEKTIF KETATANEGARAAN ISLAM

OLEH: NORHALIMAH AHMAD NIM: 107045203898

KONSENTRASI SIYASAH SYARI’YYAH PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1430 H / 2009 M PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “Rukun Negara Malaysia dalam Perspektif Ketatanegaraan Islam”, telah diujikan ulang dalam sidang munaqashah Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 12 Juni 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) pada Program Studi Jinayah Siyasah Konsentrasi Siyasah Syar’iyyah.

Jakarta, 12 Juni 2009.

Dekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM

NIP. 150 210 422

PANITIA UJIAN MUNAQASHAH

Ketua : Asmawi, M.Ag (....………...….)

NIP. 150 282 394

Sekretaris : Sri Hidayati, M.Ag (...... ….……….)

NIP. 150 282 403

Pembimbing : Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, MA (...…………….)

NIP. 150 270 614

Penguji I : Drs. Heldi, M. Pd (……………….)

NIP. 150 262 877

Penguji II : Atep Abdurrofiq, S.Ag, M.Si (……………….)

NIP. 150 371 092

RUKUN NEGARA MALAYSIA DALAM PERSPEKTIF KETATANEGARAAN ISLAM

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)

Oleh :

Norhalimah binti Ahmad

NIM : 107045203898

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing

Prof. Dr. Hj. Amany B. Lubis, MA

………………………………

KONSENTRASI SIYASAH SYARI’YYAH

PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H / 2009 M

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 30 Mei 2009

Norhalimah binti Ahmad

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi

Tuhan Semesta Alam, Yang Maha Esa, Yang Maha Kaya, Yang Maha

Pencipta, Yang Maha Mengetahui Segala Sesuatu yang ada di langit dan di bumi, yang nyata maupun yang tersembunyi baik dalam terang benderang maupun gelap gulita, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Shalawat dan salam kepada Junjungan Besar kita, Nabi

Muhammad SAW, keluarga serta para sahabat dan pengikut- pengikutnya yang menyeru dengan seruannya, berpedomankan petunjuk-petunjuk Allah SWT serta berpegang teguh dengan tali-Nya

(hablullah) sampai akhir zaman.

Alhamdulillah berkat rahmat-Nya, penulisan skripsi ini telah dapat diselesaikan dengan baik walaupun masih banyak kekurangan. Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini tak luput dari dorongan dan bantuan semua pihak. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM selaku Dekan

Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta;Bapak

Asmawi, M.Ag dan Ibu Sri Hidayati, M.Ag, selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Jinayah Siyasah, yang telah memberikan kemudahan

administratif bimbingan akademik sejak awal perkuliahan hingga

penyelesaian skripsi ini;

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, MA, selaku dosen

pembimbing yang dengan tulus ikhlas banyak memberikan petunjuk

dan pengarahan bagi penyelesaian skripsi ini;

3. Kepada segenap dosen yang telah memberikan ilmunya kepada

penulis selama menjalani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta;

4. Kepada para pemimpin dan staf Perpustakaan Utama dan

Perpustakaan Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang telah memberikan fasilitas berupa kemudahan bagi

penulis dalam memanfaatkan buku-buku referensi;

5. Ayahanda Ahmad Abu Bakar dan Alm. Ibunda tercinta Asmah

Samad yang senantiasa menemani, merawat, mengasuh,

membesarkan, mendidik dan memberikan motivasi serta di setiap

langkah penulis;

6. Kakanda-kakandaku; Norjannah, Ahmad Jais, Umi Kalsom, Alm.

Sufian; juga Adindaku; Anija dan Alm. Muhammad Zulkifly dan juga

untuk Keponakanku; Halimatus Saadiah, Husnatul Najwa dan Amir Arif

yang selalu menghibur, menciptakan keriangan serta doa buatku dan

saudara-saudaraku yang tidak dapat disebutkan satu-satu; 7. Kerajaan Malaysia dan yang memberikan diriku ruang

untuk beribadah dan berpartisipasi di dunia ini. Kedutaan Besar

Malaysia di Indonesia atas pengawasan dan kebajikan yang

diberikan;

8. Jabatan Penerangan Malaysia yang membenarkan penulis

mengambil semua artikel yang ada untuk referensi penulis untuk

dimasukkan ke dalam skripsi ini, Perpustakaan Negara Malaysia dan

Perbadanan Perpustakaan Awam Selangor yang memberikan

pinjaman buku dan melanjutkan pinjaman tersebut;

9. Guru-guru yang ku kasihi yang pernah mengajarku dan teman-teman

yang pernah belajar bersama-samaku di Tabika Kemas Kampung

Johan Setia, Sekolah Kebangsaan Taman Klang Jaya, Sekolah

Rendah Agama Taman Klang Jaya, Madrasah Darul Mujahidin

(MDM), Institut Pengajian Al-Azhar (IPA) dan Kolej Universiti Darul

Quran Islamiyah (KUDQI). Juga tidak dilupakan buat teman yang

banyak memberikan kata-kata semangat; Noor Hidayah, Siti Assyifa,

Syazwana, Noor Hazliza, Nadia Md Taib, Dayang Syafiqah, Ummu

Syahadah, Atiqah Azman, Ummi Nazurah dan lain-lain yang tidak

dapat disebutkan semuanya;

10. Teman-teman seperjuanganku yang sentiasa riang dan tetap

bersamaku ketika suka dan duka di bumi Indonesia ini; Nurul

Shazwani, Erni Nadia, Noor Baayah, Nurul Huda, Noor Baizura. Juga tidak dilupakan; Nur Hanisah, Nur Wahida, Nur Suhaida, Zainab, Ummu

Aiman, Siti Aisyah, Nur Aishah, Siti Khatijah, Hafizah, Marina, Syazwani

Nasuha, Nor Hayati, Nur Shuhada, Surina, Nor Adilah dan Khairul Neza.

Kakak-kakak seniorku yang banyak memberikan tunjuk ajar; Wan

Salwa, Hajar Harun, Nurmasyitah, Harun, Baihaki, Khairi, Faizal, Ustaz

Syuhaidi, Siti Hajar, Hazrin, Ahmad Baha dan Mawardi. dan yang lain-

lain;

11. Buat seseorang yang sentiasa memahami kesibukanku dalam

menuntut ilmu di rantau ini;

12. Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung

maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu hingga terselesainya skripsi ini. Penulis mengucapkan terima

kasih banyak semoga segala bantuan tersebut diterima sebagai amal

shaleh di sisi Allah SWT dan memperoleh balasan pahala yang ganda.

Amin.

Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis serahkan semua ini.

Semoga apa yang penulis usahakan ini kiranya dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.

Ciputat, 6 Jamadil Akhir 1430 H

Penulis DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...... i

DAFTAR ISI ...... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...... 9

D. Review Studi Terdahulu...... 10

E. Metode Penelitian...... 11

F. Objek Penelitian ......

12

G. Sistematika Penulisan ...... 12

BAB II DEFINISI DAN SEJARAH RUKUN NEGARA

A. Definisi Rukun Negara Malaysia...... 14

B. Sejarah Rukun Negara...... 17

C. Posisi Rukun Negara Malaysia dalam Pemerintahan di

Malaysia ...... 26 D. Kepentingan Rukun Negara kepada Rakyat Malaysia

...... 28

BAB III PRINSIP RUKUN NEGARA

A. Kepercayaan kepada Tuhan...... 30

B. Kesetiaan kepada Raja dan Negara...... 34

C. Keluhuran Perlembagaan ...... 38

D. Kedaulatan Undang-undang ...... 40

E. Kesopanan dan Kesusilaan ...... 42

BAB IV PENERAPAN RUKUN NEGARA SEBAGAI PRINSIP NEGARA

A. Konsep Rukun Negara Malaysia dalam Ketatanegaraan Islam

...... 46

B. Penerapan di Bidang Pendidikan...... 49

C. Penerapan di Bidang Ekonomi ...... 52

D. Penerapan di Bidang Sosial...... 54

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan...... 56

B. Saran-saran...... 57

DAFTAR PUSTAKA ...... 59 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara amat membutuhkan pemerintahan yang aman damai

serta bebas dari persengketaan. Dengan itu, negara harus memiliki dasar

atau prinsip yang menunjang negara agar kesejahteraan dan

kebersamaan dapat dicapai. Berangkat dari peristiwa tanggal 13 Mei

19691, akhirnya Rukun Negara2 dibentuk bagi menyatupadukan semua

suku yang ada di negara ini. Islam tidak mengbataskan urusan antara

orang Islam dan non-Muslim. Hal ini Allah telah nyatakan di dalam surah

al-Mumtahanah/60 ayat 8:

     ا( / ٦. : ٦. )٨

1 Peristiwa 13 Mei 1969 adalah kerusuhan yang berlaku antara orang Melayu dan orang Cina. 2 Rukun Negara adalah prinsip negara Malaysia yang dipegang sehingga kini selepas peristiwa 13 Mei 1969. Artinya: Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.3

Ayat ini dikhususkan bagi orang-orang beriman agar

memperlakukan dengan baik orang-orang yang tidak memerangi

mereka dalam agama dan tidak mengeluarkan mereka dari tanah air

mereka. Dan Allah meringankan larangan dengan membolehkan

mereka berbuat baik dan berlaku adil dalam bermuamalah dengan

mereka sehingga tidak dibolehkan merugikan mereka dalam hak-hak

mereka. Setelah itu Allah melarang dengan keras dari mencintai orang-

orang yang memusuhi dan memerangi orang-orang yang beriman

dalam agama dan mengeluarkan mereka dari tanah air mereka sendiri

atau orang-orang kafir itu membantu dalam pengusiran atas mereka

darinya. Allah memvonis bahwa kaum muslimin yang menjadikan orang-

orang kafir sebagai kawan dan penolong, padahal mereka memusuhi

orang-orang yang beriman, sebagai orang-orang yang zalim.4

Oleh itu, kesimpulan dari ayat ini adalah kita bisa berbuat baik dan

berlaku adil kepada nonMuslim jika dia tidak memerangi dan mengusir

3 Terjemahan ayat diambil dari Al-Quran dan Terjemahan Al-Hikmah, (Bandung: Penerbit Diponegoro) 2005 4 Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an (Surah Al-Hasyr 11- Al-Haaqqah). Penerjemah Drs. As’ad Yasin, dkk (Jakarta: GEMA INSANI, 2004), h. 49-50. kita dari tanah air kita sendiri. Dan Allah mengasihi orang-orang yang

berlaku adil.

Rukun Negara diaplikasikan dalam bentuk prinsip yang harus

disematkan dalam hati setiap warga negara supaya negara tetap

berada pada landasannya. Persepakatan di antara

barisan kepimpinan Majlis Gerakan Negara (MAGERAN) dicapai setelah

mengadakan diskusi.5 Rukun Negara diasaskan setelah merujuk kepada

ideologi nasional seperti yang terdapat di Indonesia6 dalam bentuk

Pancasila.7 Kondisi ini dijelaskan oleh Tan Sri Muhammad ,

Menteri Penerangan dan Tugas-tugas Khas pada waktu itu diberi

tanggung jawab untuk membantu Perdana Menteri yaitu Tun Razak

menggubal Rukun Negara. Beliau menambahkan, selepas tenaga

pengikat lama yaitu merdeka sudah hilang nikmatnya, maka kita

memerlukan satu tenaga pengikat baru yang boleh melewati batasan

perkauman yang menyeluruh serta yang boleh mendatangkan kepuasan

5 Asnarulkhadi Abu Samah dan Jayun A. Jawan, Kenegaraan Malaysia, (Serdang: Penerbit Universiti Putra Malaysia, 2006), h.263.

6 Chamil Wariya, Malaysia 50 Fakta Asas Kenegaraan (: Media Global Matrix Sendirian Berhad, 2007), h. 300.

7 Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah Perguruan Tinggi,(Jakarta: Penerbit Buku Aksara, Edisi Kedua Cet. Pertama, Juni 2007), h. 2. kepada semua, Cina atau Melayu, kapitalis atau buruh, Islam atau Hindu, tua atau muda.8

Rukun Negara merupakan salah satu resep kejayaan negara dalam menyatupadukan rakyatnya. Di setiap sekolah dan buku-buku terdapat prinsip Rukun Negara yang lima itu bagi menyemaikan rasa cinta kepada negara. Penghayatan Rukun Negara semakin menghilang dari hati rakyat Malaysia apabila mereka dewasa walaupun telah dididik tentang Rukun Negara dari kecil. Bahkan ketika ditanya tentang Rukun

Negara, kurang dari 20% yang mampu menyatakan kandungan Rukun

Negara sepenuhnya setelah survei yang dilakukan kepada lebih dari 1000 anggota masyarakat berusia antara 18 hingga 50 tahun. Semangat kenegaraan yang ada dalam hati nurani rakyat negara ini harus dikekalkan karena ia amat penting dalam mendidik seseorang supaya lebih menghormati bangsa, agama dan adat orang lain.

Lantas, bersama Rukun Negara juga lahirlah Dasar Ekonomi Baru

(DEB). Ia merupakan dasar yang dibuat oleh kerajaan selepas peristiwa

13 Mei 1969. Tujuannya adalah memajukan masyarakat, menghapuskan kemiskinan, dan memelihara keselamatan negara. Antara kaidah-kaidah yang dipakai untuk melaksanakan DEB adalah meningkatkan daya pengeluaran dan taraf kehidupan golongan miskin di desa,

8 Wariya, Malaysia 50 Fakta Asas Kenegaraan, h. 300 mengurangkan kondisi yang tidak seimbang dalam struktur guna tenaga supaya penyertaan berbagai suku dalam sektor utama yang akan memberi gambaran tenaga buruh mengikut kuantitas suku pada tahun

1990, menambah bagian rakyat Malaysia dalam pemilikan sektor produktif. Khas kepada (Melayu) yang tertinggal di belakang jika dibandingkan dengan suku lain dan memastikan pembentukan masyarakat perdagangan dan perindustrian untuk orang Melayu supaya dapat mengurus dan memiliki sekurang-kurangnya 30% daripada semua macam peringkat ekonomi.

Dasar Ekonomi Baru ini juga menjadi keutuhan dalam membangunkan negara, melindungi perpaduan dan stabilitas negara yang masih digunakan sejak lebih tiga dekade yaitu dari tahun 1970.

Karena berpegang pada prinsip ini, rakyat Malaysia bisa hidup aman dan damai. Adalah sangat relevan semangat Rukun Negara diteruskan dalam menghadapi tantangan pada masa sekarang dan masa depan, dari dalam dan luar negara. Dengan berprinsipkan Rukun Negara, kita mampu menjadi warga negara Malaysia yang bersatupadu, gagah dan berwawasan bagi menghadapi apa saja rintangan pada masa akan datang. Oleh itu, uraian mengenai Rukun Negara kepada generasi muda diharap dapat menanamkan semangat kenegaraan di kalangan mereka dan bisa mewujudkan rakyat yang berjiwa patriot serta cintakan negara. Visi Rukun Negara yaitu mengenali perlembagaan negara ke arah

membina masyarakat sejahtera dan memahami dan mengamalkan

prinsip Rukun Negara. Misi Rukun Negara yaitu membina masyarakat

yang adil tanpa ada persengketaan dan mencipta masyarakat progresif

dengan menggunakan sains dan teknologi modern. Obyektif Rukun

Negara yaitu mencapai perpaduan yang lebih erat dikalangan

masyarakat dan memelihara cara hidup demokratik.9

Rukun Negara adalah sebuah ideologi nasional yang menjadi

prinsip negara Malaysia. Ia tidak termasuk dalam

perlembagaan(konstitusi) atau undang-undang.10 Rukun Negara adalah

dasar hukum perbuatan konstitusi dan undang-undang, karena segala

masalah yang berlaku di Malaysia merujuk kepada Rukun Negara

sebelum keputusan diambil. Di dalam perspektif ketatanegaraan

Malaysia, Rukun Negara adalah dasar negara. Sebagai rakyat yang

cintakan negara, kita mestilah taat kepada negara dan pemerintah. Hal

ini Allah telah jelaskan dalam surah an-Nisa’/4 ayat 58-59:

   

9 Rukun Negara Malaysia, (Kuala Lumpur: Kementerian Perpaduan, Kebudayaan, Kesenian Dan Warisan Malaysia), h. 20.

10 Wawancara Pribadi dengan Dr. Junaidi, Pengarah Pendidikan di Kedutaan Besar Malaysia di Indonesia, Jakarta, 16 Februari 2009              ( اء )K/KK-KK( /K/KK-KK/

Artinya: Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat. Wahai orang-orang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (al-Quran) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Ayat diatas menjelaskan inilah tugas kaum muslimin sekaligus akhlak mereka, yaitu menunaikan amanat-amanat kepada yang berhak menerimanya dan memutuskan hukum dengan adil diantara manusia sesuai dengan manhaj dan ajaran Allah. Adapun dalam perintah agar memutuskan hukum dengan adil diantara manusia, maka nash ini bersifat mutlak yang berarti meliputi keadilan yang menyeluruh “diantara semua manusia”, bukan keadilan diantara sesama kaum muslimin dan terhadap

Ahli Kitab saja. Keadilan merupakan hak setiap manusia hanya karena dia diidentifikasi sebagai manusia. Oleh karena itu, identitas ini terkena untuk semua manusia, mukmin ataupun kafir, teman ataupun lawan, orang berkulit putih atau berkulit hitam, orang Arab ataupun orang Ajam

(nonArab). Itulah prinsip hukum dalam Islam. Sebagai amanat dengan segala yang ditunjukinya. Ia juga merupakan prinsip kehidupan dalam masyarakat Islam.11

Kesimpulan dari ayat yang dinyatakan adalah menyerahkan sesuatu hanya kepada ahlinya. Kita juga disuruh taat kepada pemerintah yaitu orang-orang yang berwewenang dikalangan kita dan jika berselisih dalam sesuatu perkara maka hendaklah kembali kepada Al-Qur’an dan

Hadis karena itu adalah lebih baik kesudahannya.

Rukun Negara bertujuan membentuk negara yang aman dan harmoni. Ia menjadikan rakyat yang berbilang suku di Malaysia hidup sejahtera. Rukun Negara juga menyatupadukan rakyat Malaysia selepas peristiwa 13 Mei 1969. Buktinya berbagai usaha dilakukan bagi mencapai tujuan-tujuan tersebut. Antaranya adalah lagu Rukun Negara dicipta dan senantiasa disiarkan di televisi, buku kecil Rukun Negara yang diterbitkan oleh Jabatan Penerangan Malaysia, ikrar Rukun Negara dicetak di belakang buku pekerjaan rumah anak-anak dan artikel-artikel yang diterbitkan oleh jabatan-jabatan kerajaan, ikrar Rukun Negara akan dibacakan sebelum acara resmi dimulai dan banyak lagi usaha-usaha lain.

11 Tafsir Fi Zhilalil Qur’an. Jilid 4, h. 305-306. Usaha-usaha itu telah dilakukan namun rakyat makin kurang

menghayati Rukun Negara sehingga kini. Contohnya jika ada perselisihan

antar partai politik, Rukun Negara masih diabaikan. Ini menyebabkan

mereka yang berselisih paham tidak menyematkan Rukun Negara

sepenuhnya ke dalam hati mereka sehingga menyebabkan banyak

peristiwa yang tidak diingini berlaku. Mungkin karena Rukun Negara tidak

dimasukkan ke dalam konstitusi atau undang-undang. Jika Rukun Negara

telah dimasukkan ke dalam konstitusi atau undang-undang, maka Rukun

Negara akan lebih jelas terlihat kewenangannya. Oleh itu, rakyat tidak

ada alasan untuk melanggar prinsip Rukun Negara.

Mayoritas warga negara Malaysia adalah Muslim. 60%

daripadanya adalah Islam dan bakinya adalah nonMuslim. Disebabkan

Malaysia mayoritas Muslim, penulis ingin membuat satu bahan ilmiah bagi

memperjelas dan menerangkan kepada umum tentang Rukun Negara

dalam dasar negara Islam. Oleh karena itu, penulis akan membahas

judul: RUKUN NEGARA MALAYSIA DALAM PERSPEKTIF KETATANEGARAAN

ISLAM.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar pembahasan skripsi ini menjadi lebih praktis, operasional dan

terfokus sehingga para pembaca dapat mengoptimalkan manfaat dari penelitian ini, maka penulis melakukan pembatasan dan perumusan

masalah. Permasalahan yang timbul dari penelitian ini diuraikan secara

lengkap dalam ruang lingkup dan batasan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah Rukun Negara dalam perspektif ketatanegaraan

Islam?

2. Bagaimanakah penerapan Rukun Negara dalam bidang pendidikan,

ekonomi dan sosial?

Sejauh mengenai isu Rukun Negara Malaysia dalam perspektif

ketatanegaraan Islam dapat diidentifikasikan sejumlah masalah yang

harus dijawab dan diteliti, yaitu:

1. Bagaimanakah peranan Rukun Negara membentuk perpaduan suku

di Malaysia?

2. Bagaimanakah efek Rukun Negara terhadap negara, pemerintah

dan rakyat?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai

diantaranya adalah:

1. Memberikan gambaran Rukun Negara dalam perspektif

ketatanegaraan Islam. 2. Menjelaskan penerapan Rukun Negara dalam bidang pendidikan,

ekonomi dan sosial.

3. Menjelaskan peranan Rukun Negara dalam membentuk perpaduan

suku di Malaysia.

4. Mengetahui efek Rukun Negara terhadap negara pemerintah dan

rakyat.

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai sumbangan pemikiran dan pengembangan khazanah

keilmuan di bidang fiqh siyasah dalam konteks ketatanegaraan di

Malaysia.

2. Sebagai bahan kajian dan rujukan kepada masyarakat, akademisi,

dan politikus terhadap Rukun Negara dari sudut pandang konstitusi

dan undang-undang.

3. Memberikan motivasi kepada kepada rakyat Malaysia untuk cinta

negara dengan selalu mengingat dan mengimplementasikan Rukun

Negara dalam kehidupan sehari-hari.

D. Review Studi Terdahulu

Dalam kajian pustaka ini, penulis berusaha mendata dan

membaca beberapa penelitian dengan bahasan pokok yang berkaitan

dengan Rukun Negara, setidaknya ada beberapa penelitian tentang

Rukun Negara yang penulis temukan dalam bentuk buku antara lain: Buku pertama, “Rukun Negara” yang diterbitkan oleh Jabatan

Penerangan Malaysia. Buku ini menjelaskan Pengenalan Rukun Negara,

Sejarah Pembentukan Rukun Negara, Obyektif dan Prinsip Rukun Negara.

Buku kedua, “Penggerak Minda Rakyat INFO”, diterbitkan oleh Jabatan

Penerangan Malaysia. Antara apa yang dibahaskan ialah Sejarah

Kelahiran Rukun Negara, keunikan Rukun Negara dan Rukun Negara

Amalan Hidup Rakyat Malaysia.

Buku ketiga. “ Islam dan Tata Negara” karya Munawir Sjadzali. Buku

ini membahas diantaranya tentang Piagam Madinah semasa Nabi dan

konsep musyawarah. Buku keempat, “Negara Islam”, diterbitkan oleh

Parti Islam Semalaysia (PAS), membahaskan tentang ciri-ciri utama

Negara Islam dan beberapa polisi umum Negara Islam. Buku kelima,

“Tinjauan Kepada Perundangan Islam”, karya Abdul Munir Yaacob dan

Sarina Othman. Buku ini membahas tentang ciri-ciri kenegaraan menutut

perspektif syara’ dan amandemen undang-undang bertulis.

E. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Deskriptif disini dimaksudkan dengan membuat deskripsi secara sistematis dengan melihat dan menganalisis data-data secara kualitatif.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (Library Research) dan observasi. Penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang kajiannya dilaksanakan dengan menelaah dan menelusuri berbagai literatur. Observasi secara langsung ke Jabatan

Penerangan Malaysia (JPM) dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat dan faktual.

3. Teknik Pengolahan Data

Pada prinsipnya pengolahan data (analisis) ada dua cara, hal ini tergantung dari datanya, yaitu analisis non statistik dan analisis statistik.

Dalam penelitian ini, yang digunakan adalah analisis non statistik. Analisis non statistik dilakukan terhadap data kualitatif. Dalam hal ini penelitian kualitatif mengajak seseorang untuk mempelajari sesuatu masalah yang ingin diteliti secara mendasar dan mendalam sampai ke akar-akarnya.

Masalah dilihat dari berbagai segi.

4. Teknik Analisis Data Dalam melakukan analisis terhadap data-data yang sudah

terhimpun, digunakan teknik analisis data kualitatif dengan analisis

deskriptif. Yaitu penulisan yang menggambarkan permasalahan yang

didasari pada data-data yang ada lalu dianalisa lebih lanjut untuk

kemudian diambil kesimpulan.

5. Teknik Penulisan Skripsi

Dalam teknik penulisan ini, penulis menggunakan buku Pedoman

Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta

2007.

F. Objek Penelitian

Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah Rukun Negara itu sendiri. Permasalahan Rukun Negara ada beberapa hal yang perlu dikaji untuk melihat bagaimanakah kekuatan prinsip Rukun Negara dalam

Konstitusi Malaysia.

G. Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai materi yang menjadi pokok penulisan dan memudahkan para pembaca dalam memahami tata aturan penulisan skripsi ini, maka penulis menyusun sistematika penulisan seperti berikut:

BAB I Dalam bab ini penulis mengetengahkan gambaran

pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, review studi terdahulu, metode penelitian, objek

penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Menguraikan tinjauan teoritis tentang Rukun Negara yaitu

definisi Rukun Negara , Sejarah Rukun Negara, posisi Rukun

Negara di dalam Pemerintahan Malaysia dan kepentingan

Rukun Negara kepada rakyat Malaysia.

Bab III Pada bab ini menceritakan tentang prinsip-prinsip Rukun

Negara yaitu Kepercayaan kepada Tuhan, Kesetiaan kepada

Raja dan Negara, Keluhuran Perlembagaan, Kedaulatan

Undang-undang, Kesopanan dan Kesusilaan.

Bab IV Seterusnya, penulis menjelaskan penerapan Rukun Negara

dalam ketatanegaraan Islam, bidang pendidikan, bidang

ekonomi dan bidang sosial. Bab V Penutup. Dalam bab ini penulis membuat kesimpulan dari bab-

bab yang telah dibahas dan saran-saran agar dapat menjadi

sebuah pengetahuan yang berguna kepada agama, bangsa

dan negara.

BAB II

DEFINISI DAN SEJARAH RUKUN NEGARA

Malaysia merupakan negara yang mempunyai berbagai suku, agama, kebudayaan dan mengamalkan cara hidup yang berbeda.12

Perpaduan negara amat penting untuk melangsungkan dasar-dasar kerajaan dalam ekonomi, sosial dan politik. Tanpa perpaduan yang kokoh dan kuat, negara akan mudah terjebak dengan ancaman dan kelemahan.

Ancaman dan kelemahan ini akan menyebabkan berlaku banyak peristiwa yang tidak diinginkan seperti pertengkaran antara suku, rusuhan dan lain-lain lagi. Oleh itu, untuk meneruskan penulisan ini, penulis akan memberikan definisi Rukun Negara menurut Kamus Dewan agar dapat dilihat arti Rukun

Negara.

A. Definisi Rukun Negara Malaysia

Definisi umum perkataan rukun dalam kamus Dewan edisi baru

terbitan adalah dasar, pokok, asas, sendi.

Arti negara pula adalah kawasan yang di bawah kekuasaan kerajaan

tertentu. Oleh itu, rukun negara adalah dasar atau pokok sebuah

12 Rukun Negara (Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan), t.th, h 1. kerajaan dan sekarang Malaysia memakai istilah rukun negara. Dalam

Bahasa Inggris, Rukun Negara Malaysia disebut dengan istilah Malaysian

Five Pillars yang berarti lima tiang atau lima penunjang Malaysia. Lima penunjang tersebut adalah Kepercayaan kepada Tuhan, Kesetiaan kepada Raja dan Negara, Keluhuran Perlembagaan, Kedaulatan

Undang-undang, Kesopanan dan Kesusilaan.

Rukun Negara telah disusun dengan begitu sistematis sekali. Ia disusun berdasarkan kebutuhan dan kehendak negara, bangsa dan agama.

Pemimpin-pemimpin yang bertanggung jawab menggubal Rukun

Negara telah sepakat bahwa Rukun Negara harus menjadi pegangan setiap warga negara di negara ini. Setiap warga negara harus taat dan mematuhi apa yang telah ditetapkan di dalam Rukun Negara.

Prinsip pertama Rukun Negara adalah Kepercayaan kepada

Tuhan. Ia menggambarkan setiap warga negara harus percaya kepada

Tuhan masing-masing mengikut agama yang telah dianut. Mereka bebas mengamalkan agama mereka tetapi tidak bisa menghina atau mensepelekan agama lain. Mereka harus menghormati agama lain agar tidak berlaku lagi sebarang peristiwa yang boleh menjejaskan nama baik negara.13

13 Ibid h. 11.

Prinsip kedua adalah Kesetiaan kepada Raja dan Negara. Prinsip ini menyuruh kita taat kepada raja dan negara yang dipimpin oleh orang-orang yang terpilih dalam pemilihan umum yang diadakan lima tahun sekali. Walaupun raja memakai sistem monarki, tetapi ia wajib untuk ditaati karena raja merupakan ketua negara yang menjaga kemaslahatan rakyatnya.14

Prinsip ketiga, Keluhuran Perlembagaan. Perlembagaan Negara memberi perlindungan kepada setiap orang dengan melindungi hak dan keistimewaan mereka sebagai warganegara. Sejalan dengan itu, setiap warganegara harus menghormati, menghargai serta memahami arti dan kandungan perlembagaan serta latar belakang penggubalannya bagi memastikan Malaysia terus aman, modern dan maju dalam semua jurusan.15

Prinsip keempat adalah Kedaulatan Undang-undang.

Perlembagaan merupakan undang-undang tertinggi dalam negara

Malaysia. Ketaatan kepada undang-undang negara banyak dibantu oleh pihak yang berwenang yaitu polisi, penjara, institusi kehakiman(mahkamah dan pengadilan) yang bebas dan berkarakter.

14 Ibid h. 12. 15 Ibid h. 14.

Kepatuhan dan mendaulatkan undang-undang mampu menjamin

keamanan masyarakat dan keselamatan negara lebih terjamin.16

Prinsip kelima, Kesopanan dan Kesusilaan. Prinsip ini menekankan

kebudayaan rakyat negara ini. Sifat sopan-santun dan tatasusila adalah

penting dalam konteks perhubungan masyarakat yang berbilang suku di

Malaysia. Bahasa yang lembut dan tingkah laku yang sopan dapat

menjamin hubungan yang baik dan saling hormat-menghormati antara

satu sama lain.17

Rukun Negara adalah satu ideologi negara yang mengandungi

prinsip-prinsip kehidupan bermasyarakat, nilai-nilai kenegaraan dan

norma-norma sosial yang meliputi aspek keagamaan, kebudayaan,

ekonomi, politik dan perundangan. Rukun Negara juga menyuarakan

tanggapan, kepercayaan dan keazaman rakyat mengenai bangsa

Malaysia. Disamping itu juga, Rukun Negara juga membentuk cara hidup

kita dan seluruh rakyat Malaysia harus menghayati dan mengamalkan

kembali Rukun Negara sebagai satu cara hidup, bukannya sekedar

mengingat.

16 Penggerak Minda Rakyat, INFO, Peristiwa 13 Mei,Sejarah Kelahiran Rukun Negara (Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan Malaysia, 2009), h. 17.

17 Ibid h. 18. B. Sejarah Rukun Negara Malaysia

Kedatangan Inggris dan dasar imigrasi yang diperkenalkan telah

merubah bentuk masyarakat negara ini. Kerajaan Inggris telah

menggalakkan kemasukan tenaga kerja dari negara China dan India

untuk bekerja di lombong, ladang dan berdagang di kota.

Di bawah dasar pecah dan perintah Kerajaan Kolonial Inggris,

ketiga-tiga kelompok yaitu orang Melayu, Cina dan India dipisahkan

tempat tinggal dan kerja. Banyak dari orang Melayu tinggal di desa dan

bekerja dalam bagian pertanian, orang Cina tinggal di kota dan aktif

dalam perdagangan. Orang India tinggal dan bekerja di ladang dan

hanya sedikit sahaja yang tinggal di kota. Ketiga-tiga kelompok ini juga

dipisahkan dari pendidikan. Setiap kelompok memiliki sekolah jurusan

sendiri tanpa silibus ajaran atau kurikulum yang sama. Kondisi seperti ini

berterusan sehingga negara mencapai kemerdekaan pada 31 Agustus

1957.18

Setahun sebelum merdeka yaitu pada tahun 1956 kekacauan

telah berlaku di Pulau Pinang semasa perayaan pemberian taraf bandar

raya (kota besar) kepada Penang. Perbalahan yang sama juga berlaku

di Pangkor (1960), di Bukit Mertajam (1966) dan sekali lagi Penang (1967).

Peristiwa kekacauan ini berlaku hanya kecil-kecil sahaja. Usaha serius

18 Ibid h. 3 hanya dimulakan oleh pihak kerajaan setelah terjadinya satu rusuhan

suku yang serius yaitu peristiwa berdarah 13 Mei 1969.

Peristiwa 13 Mei 1969 adalah satu sejarah hitam kepada Malaysia

yang populer dengan keamanan rakyatnya yang berbagai suku.19

Rusuhan suku yang terjadi adalah kemuncak masalah perpaduan di

Malaysia. Tragedi ini mengakibatkan banyak kehilangan nyawa dan

harta benda. Ia juga mempunyai kaitan yang sangat dekat dengan

“Pilihan Raya Umum 1969”.

Isu persukuan yang menyentuh emosi dan sentimen telah menjadi

tema utama sewaktu kampanye pemilu 1969. Kondisi ini telah

menyemarakkan semangat persukuan kepada penduduk negara ini.

Sewaktu berkampanye, calon-calon pemilu dan politikus-politikus

terutamanya daripada partai lawan, telah membangkitkan hal-hal

sensitif berkaitan dengan Bahasa Kebangsaan (Bahasa Melayu),

kedudukan istimewa orang Melayu sebagai (Bumiputera) dan hak

kerakyatan orang bukan Melayu. Hal ini telah menyebabkan ada yang

tidak suka dan ragu-ragu antara suku yang terdapat di Malaysia.20

19 Penggerak Minda Rakyat, INFO bil 02/2009 (Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan Malaysia, 2009), h. 4.

20 Ibid Partai Perikatan dibawahnya dianggotai oleh UMNO, MCA, MIC

telah mengalami kekalahan yang teruk dalam pemilu 1969. Jumlah kursi

yang dimenanginya dalam (Parlimen) telah menurun

daripada 89 kursi pada 1964 kepada 66 kursi pada tahun 1969. Partai

Perikatan telah kehilangan mayoritas dua pertiga dalam Dewan Rakyat.

Partai Gerakan Rakyat Malaysia (Gerakan), Partai Tindakan Demokratik

(DAP) dan Partai Progresif Rakyat (PPP) menang 25 kursi dalam Dewan

Rakyat dan PAS menang 12 kursi.21

Faktor terjadinya Peristiwa 13 Mei 1969 adalah perarakan

kemenangan pihak lawan. Penyokong-penyokong Partai Gerakan telah

menghina orang-orang Melayu semasa mengadakan perarakan di jalan-

jalan di sekitar Kuala Lumpur. Peristiwa ini berlaku setelah diumumkan

keputusan pemilu pada 10 Mei 1969. Dr. Tan Chee Khoon dari partai

Gerakan telah menang besar di kabupaten Batu, Selangor. Beliau telah

meminta kebenaran polis untuk berarak meraikan kemenangan partai

tersebut di Selangor. Perarakan menyebabkan jalan raya sesak di

kawasan sekitar Kuala Lumpur. Perarakan dilakukan ke Jalan Campbell

dan Jalan Hale sampai ke Kampung Baru.22

21 Ibid

22 “Insiden 13 Mei”, artikel diakses pada 28 Mei 2009 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Insiden_13_Mei Pada waktu itu, Kampung Baru diduduki lebih 30,000 orang

Melayu merupakan kubu UMNO dan terletaknya rumah Menteri Besar

Selangor waktu itu, Dato’ . Perarakan tersebut dirasakan seperti satu penghinaan dan ini menimbulkan kemarahan mayoritas orang

Melayu di sana. Dikatakan kaum Cina yang menang telah berarak dengan mengikat penyapu pada kendaraan mereka sebagai lambang kemenangan mereka menyapu bersih kursi sambil melaungkan kata-kata kemenangan. Ada pula yang berpendapat penyapu tersebut sebagai lambang mereka akan menyapu (menyingkirkan) orang-orang Melayu ke laut. Dalam masyarakat Melayu, penyapu mempunyai konotasi yang negatif (sial). Ada yang mencaci dan meludah dari atas truk ke arah orang-orang Melayu di pinggir jalan.23

Di Jinjang, Kepong, seorang Cina yang meninggal akibat sakit tua diarak sepanjang jalan dengan izin polisi. Namun, perarakan kematian bertukar menjadi perarakan kemenangan pilihan raya dengan menghina Melayu. Pada hari Selasa 13 Mei, Yeoh Tech Chye sebagai

Presiden Gerakan meminta maaf diatas ketelanjuran anggota- anggotanya melakukan kebiadaban semasa perarakan. Yeoh menang besar di Kabupaten Bukit Bintang, Kuala Lumpur. Tapi permohonan maaf

23 Ibid

sudah terlambat. Rusuh antar suku telah merebak dan kemarahan orang

Melayu sudah sampai puncaknya.24

UMNO telah mengadakan perarakan balas pada pagi 13 Mei

1969. Ini dikarenakan perasaan emosi yang tinggi dan kurangnya

kawalan dari kedua-dua pihak. Perarakan ini tidak dirancang. Orang

Melayu berkumpul di Rumah Menteri Besar Selangor di Jalan Raja Muda

Abdul Aziz di Kampung Baru, Kuala Lumpur. Dato’ Harun Idris selaku

Menteri Besar Selangor, cuba menenangkan kondisi waktu itu.25

Ternyata, mereka yang berhimpun telah membawa senjata

pedang dan parang panjang dan hanya menunggu kata putus dari

Dato’ Harun Idris untuk mengamuk. Waktu berhimpun, cerita-cerita

tentang kebiadaban anggota partai Gerakan tersebar dan meluap-

luap. Pukul 3.00 sore, datang berita terjadinya pembunuhan orang

Melayu di Setapak, hanya dua kilometer dari rumah Menteri Besar

Selangor.26

Pukul 4.00 sore dua penunggang motosikal Cina yang melewati

Jalan Kampung Baru telah dipancung. Sebuah mobil besar yang

24 “Peristiwa 13 Mei”, artikel diakses pada 28 Mei 2009 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Peristiwa_13 Mei 25 Ibid

26 Penggerak Minda Rakyat, INFO, Peristiwa 13 Mei,Sejarah Kelahiran Rukun Negara, h. 5. membawa rokok dibakar dan pemandunya dibunuh. Pemuda-pemuda

Cina yang dikatakan dari PKM dan kelompok-kelompok gelap telah bertindak balas. Mereka telah membunuh orang-orang Melayu di sekitar

Kuala Lumpur. Ternyata orang Cina dan pemuda Cina ini lengkap dengan berbagai senjata besi, tombak dan lembing seperti dalam filem lama Cina. Rusuhan besar terjadi dan perintah darurat dikeluarkan pada malam 16 Mei 1969 di seluruh negara. Semua orang tidak dibenarkan keluar dari rumah.27

Tentara dari Rejimen Renjer diarahkan menjaga keselamatan di sekitar Kuala Lumpur. Namun disebabkan pasukan ini terdiri dari Melayu,

Iban, Cina, India dan lain-lain turut menembak orang Melayu dan karena itu orang Melayu semakin meradang. Dikatakan Ketua Rejimen Renjer seorang Cina. Pemuda-pemuda Melayu yang mempertahankan

Kampung Baru dan yang lain-lain mengamuk setelah merasakan diri mereka terkepung antara orang Cina dengan askar Rejimen Renjer.

Rumah Menteri Besar juga menjadi sasaran amukan.28

Akhirnya, Regimen Renjer dikeluarkan dan digantikan dengan tentara Melayu. Bangunan-bangunan rumah toko di sekitar Kampung

Baru, Jalan Tuanku Abdul Rahman masih terus terbakar. Pemerintahan

27 Ibid h. 6 28 Ibid h. 6

diambil alih oleh tentara Melayu. Malangnya, tentara-tentara Melayu

turut masuk ke toko-toko emas Cina dan mengambil harta benda di

sana. Banyak orang Cina dibunuh dan dicampakkan ke dalam tempat

galian tambang biji timah. Dikatakan bahwa ada rekaman televisi

tentang pemuda-pemuda Cina yang ditangkap dan dibariskan di pojok

tempat galian kemudian dibunuh. Namun hingga sekarang tidak ada

bukti mengenai rekaman ini.29

Pemuda-pemuda Cina dari kelompok-kelompok gelap telah

bertindak mengepung Panggung Odeon, di Jalan Tuanku Abdul

Rahman, Kuala Lumpur. Iklan-iklan disiarkan dalam bahasa Cina di skrin

pawagam menyuruh penonton dari kalangan Cina keluar dari

panggung. Penonton Melayu di panggung tersebut banyak yang mati

termasuklah dua orang tentara Melayu yang tinggal di Sungai Ramal,

Kajang. Seorang polisi Rahim yang tinggal di Kuala Lumpur

yang turut menonton film di Odeon terkena tetakan di kepala dan

berpura-pura mati. Beliau masih hidup sehingga sekarang. Dampak dari

tindakan sebegini, orang-orang Melayu mulai bertindak balas dan

dikatakan kepala orang Cina yang dibunuh diletakkan di atas pagar.30

29 “Insiden 13 Mei”, artikel diakses pada 28 Mei 2009 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Insiden_13_Mei 30 Ibid

Abdul Rafai Alias bersama teman-temannya dari Semenyih datang ke Kuala Lumpur terperangkap dan kaget dengan rusuhan suku yang tidak dijangka pada 13 Mei itu. Beliau turut melangkah mayat- mayat mereka yang telah terbunuh di atas jalan. Khabar angin mengatakan Tentara Sabil dari Sungai Manik hendak datang ke

Kampung Baru tetapi tersekat. Begitu juga dengan Tentara Selempang

Merah dari Muar dan Batu Pahat tersekat dan disekat polisi di Kantor Polisi

Kajang dan Cheras.31

Ada 4 kiai di sekitar Kampung Baru mengedarkan air jampi dan tangkal penebat, yaitu ilmu kebal dengan harga yang agak mahal.

Sebenarnya mereka mengambil kesempatan daripada kondisi darurat itu. Barangsiapa yang memakainya menjadi kebal dan boleh terbang- terbang. Apa yang pasti, tentara Melayu sahaja yang telah menyelamatkan orang Melayu di Kampung Baru waktu itu.32

Namun begitu, rusuhan suku atau pertengkaran tidak terjadi di

Kelantan, Terengganu, Pahang, Perak, Kedah, Penang, Perlis, Johor dan

Negeri Sembilan. Hanya ada sedikit di Melaka. Di Betong ada tembakan oleh PKM. Dilaporkan sebanyak 196 mati, 439 cedera, 39 hilang dan 9143

31 Ibid

32 Penggerak Minda Rakyat, INFO, Peristiwa 13 Mei,Sejarah Kelahiran Rukun Negara, h. 7 ditahan. 211 kendaraan musnah.33 Ramai lagi yang dibunuh tapi tidak mendapat jumlah yang tepat. Satu disertasi PhD daripada Universitas

California, Berkeley menganggar sebanyak 2000 orang kehilangan nyawa pada peristiwa 13 Mei.

Negara diisytiharkan darurat pada malam 16 Mei 1969 di seluruh negara. Parlemen dibubarkan. Peristiwa 13 Mei 1969 menyebabkan Tunku

Abdul Rahman disalahkan oleh orang Melayu dan Malaysia keseluruhannya. Setelah itu, Tunku Abdul Rahman meletakkan jawatan pada tahun 1970. Ternyata langkah Tunku Abdul Rahman mengeluarkan

Singapura dari Malaysia tidak menyelesaikan masalah persukuan.

Peristiwa 13 Mei 1969 adalah kemuncak kemarahan lama orang Melayu karena mereka miskin di tanah air mereka sendiri.34

Efek dari peristiwa ini, kerajaan telah mengambil langkah tegas untuk mencari kaedah bagi mengatasi masalah tersebut dan diharapkan masalah yang serius ini tidak berulang lagi. Oleh itu, antara solusi masalah ini adalah penubuhan beberapa badan seperti Majlis Perundingan

Negara, Dasar Ekonomi Baru dan Rukun Negara telah diciptakan.35

33 Ibid

34 Ibid 35 Rukun Negara Malaysia, h. 6.

Justeru itu , Majlis Perundingan Negara telah dibentuk oleh

Pengarah MAGERAN di bawah Undang-undang Darurat yang telah berkuatkuasa pada 29 Januari 1970. Anggota-anggota Majlis

Perundingan Negara terdiri daripada seorang Pengerusi (Almarhum Tun

Abdul Razak bin Dato’ Hussien juga Pengarah MAGERAN), tiga orang menteri (Almarhum Tun Dr Ismail bin Dato’ Abdul Rahman, mendiang Tun

Tan Siew Sin dan mendiang Tun V.T Sambanthan, wakil-wakil Kerajaan

Negeri dan wakil-wakil daripada tokoh-tokoh agama, badan-badan professional, perkhidmatan awam, kesatuan sekerja, wartawan, persatuan guru-guru dan wakil-wakil kelompok kecil.36

Rapat pertamanya telah diadakan pada 27 Januari 1970 dan dimulakan oleh Pengarah MAGERAN, Almarhum Tun Abdul Razak bin

Dato’ Hussein sebagai pembawa acara rapat yang diadakan. Setelah berdiskusi dan menyelidik sedalam-dalamnya selama beberapa bulan,

Majlis Perundingan telah merumuskan satu ideologi yang mampu mengatasi garis pemisah antara suku perlu diwujudkan di negara ini.

Berdasarkan keputusan tersebut, lahirlah Rukun Negara yang telah diumumkan oleh Yang di-Pertuan Agong Keempat pada 31 Agustus 1970 bersempena ulang tahun ke 13 kemerdekaan negara.37

36 Rukun Negara, h. 4.

37 Ibid, h. 5. Demikianlah sejarah lahirnya Rukun Negara yaitu 13 Mei ini. Rukun

Negara dilihat sebagai prinsip negara yang bisa menyatupadukan rakyat

agar negara tetap aman dan nyaman tanpa ada unsur-unsur lain yang

merosakkan kesatuan rakyat Malaysia. Jika rakyat Malaysia melupakan

peristiwa 13 Mei ini, maka tidak mustahil Malaysia akan mengulangi

sejarah ini. Oleh itu, rakyat Malaysia harus tetap berpegang teguh pada

Rukun Negara karena di sinilah permulaan kesatuan rakyat Malaysia

setelah peristiwa 13 Mei.

C. Posisi Rukun Negara Malaysia dalam Pemerintahan di Malaysia

Setiap warga negara Malaysia haruslah menjadikan Rukun

Negara sebagai dasar dan prinsip hidup bermasyarakat di negara ini.

Rukun Negara diwujudkan untuk menanamkan perilaku-perilaku

keagamaan, kesetiaan kepada Raja dan Negara, kepatuhan kepada

Perlembagaan (Konstitusi), kedaulatan undang-undang serta

membentuk masyarakat yang mengamalkan kesopanan dan kesusilaan.

Rukun Negara juga menjadi panduan kepada seluruh rakyat

Malaysia yang banyak suku ke arah pembentukan perpaduan nasional

dan menjamin kesejahteraan masyarakat dan melahirkan negara dan

bangsa yang bersatu, demokratik, adil, liberal dan saintifik tanpa menurut

keturunan dan kepercayaan. Prinsip-prinsip Rukun Negara adalah kunci kepada masyarakat majmuk (banyak) negara ini untuk mengekalkan keharmonian dan perpaduan suku demi kesejahteraan rakyat dan kenyamanan negara. Ia juga harus diamalkan dalam kehidupan supaya rakyat negara ini tetap berada pada landasannya dan tidak lari fitrah kehidupan.

Selain itu, Rukun Negara sebagai satu dokumen yang amat komprehensif. Rukun Negara mau mencipta satu masyarakat yang demokratik, adil, saksama dan juga menjadi pedoman negara dan rakyat Malaysia yang berbilang suku dalam menentukan kehidupan dan masa depan negara. Rukun Negara juga dilaraskan dengan Wawasan

2020 yang menjadi garisan pedoman kepada rakyat Malaysia agar dapat membentuk bangsa sendiri tanpa meniru negara lain dalam mencapai negara maju dan modern. Dengan itu, ia akan dapat mempertingkatkan dan mengaktifkan lagi pertumbuhan ekonomi, mengekalkan politik yang stabil dan sistem pemerintahan negara yang demokratik.

Di samping itu, Rukun Negara juga merupakan satu kontrak sosial rakyat yang tidak boleh dipersoalkan oleh mana-mana individu atau pihak-pihak karena ia melambangkan penghormatan pada Perlembagaan Negara seperti yang ada pada rukun ketiganya yaitu

Keluhuran Perlembagaan.38

Rukun Negara sememangnya harus ada dalam setiap posisi di

Malaysia karena ia adalah gambaran bagi rakyat Malaysia itu sendiri. Ia

akan dibacakan setiap kali ada pertemuan resmi di jabatan-jabatan dan

di mana-mana untuk menaikkan semangat kenegaraan di kalangan

semua rakyat tidak kira siapa pun dia.

D. Kepentingan Rukun Negara kepada Rakyat Malaysia

Rukun Negara merupakan ideologi nasional untuk rakyat Malaysia

yang berbilang suku. Ia harus dihayati oleh semua rakyat Malaysia.

Dengan penghayatan yang baik, matlamat negara untuk

menyatupadukan rakyat akan tercapai. Namun, kebelakangan ini

penghayatan terhadap Rukun Negara semakin berkurang. Dan efek dari

itu, gejala sosial semakin bertambah. Di sini terletaknya kepentingan

Rukun Negara kepada rakyat Malaysia. Tanpa penghayatan yang baik

dan kurang, gejala sosial akan bertambah.

38 Sinar Mentari Satu Misi Satu Identiti, (Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan Malaysia, 2008), h. 9 Rukun Negara dicipta untuk semua suku di Malaysia. Ia merangkumi berbagai aspek dalam masyarakat dengan jelas membuktikan ia adalah kunci yang perlu dipegang oleh semua peringkat rakyat.39 Bukan hanya mengutamakan orang Melayu sahaja.

Walaupun Raja mengutamakan orang Melayu namun kepentingan suku lain tidak diabaikan. Hal ini dibuktikan dengan persepakatan orang

Melayu dan suku yang lain dalam kehidupan harian. Sekarang tidak lagi ada permusuhan yang sangat dahsyat seperti dahulu. Hanya perselisihan-perselisihan kecil yang bisa diselesaikan dengan cepat dan tidak mengundang marah anggota suku yang lain. Itu adalah lumrah dalam kehidupan.

Bagi mengingatkan rakyat tentang kepentingan Rukun Negara supaya ia terus dipertahankan, kerajaan telah melancarkan Kempen

Penghayatan Rukun Negara(kampanye penghayatan Rukun Negara).40

Semangat yang ada harus dikekalkan sampai kapan pun supaya matlamat negara ingin menjadi negara yang aman, nyaman, bersatupadu, bersopan santun tercapai.

39 Penggerak Minda Rakyat INFO, h. 20

40 Ibid Oleh itu, rakyat harus menyadari dan mengingati kepentingan

Rukun Negara supaya perpecahan antar suku tidak terjadi lagi di

Malaysia. Rukun Negara harus disematkan ke dalam hati semua rakyat.

BAB III

PRINSIP RUKUN NEGARA

Rukun Negara terbagi kepada dua. Yang pertama, kepercayaan dan kedua prinsip. Kepercayaan yang dimaksudkan adalah cita-cita

Malaysia untuk membentuk negara bersatu dan masyarakat yang demokratik. Prinsip Rukun Negara adalah Kepercayaan kepada Tuhan,

Kesetiaan kepada Raja dan Negara, Keluhuran Perlembagaan, Kedaulatan

Undang-undang, Kesopanan dan Kesusilaan. Semua ini akan dibahaskan dalam bab ini bagi memperjelaskan prinsip Rukun Negara Malaysia.

A. Kepercayaan kepada Tuhan

Kepercayaan kepada Tuhan merupakan prinsip Rukun Negara

Malaysia yang pertama. Ia menjadikan bangsa dan negara diwujudkan

atas kepercayaan yang amat kokoh kepada Tuhan. Melalui

kepercayaan beragama seperti inilah yang akan mewujudkan bangsa

dan negara yang berdaulat.

Perlembagaan Persekutuan (Konstitusi Kerajaan Malaysia) telah

menetapkan bahwa Islam adalah agama resmi Persekutuan (Kerajaan Malaysia) tetapi agama dan kepercayaan lain boleh diamalkan dengan aman dan tenteram di mana-mana di dalam Perkara 3. Tindakan membeda-bedakan warga negara atas alasan agama adalah dilarang keras. Allah juga telah menegaskan di dalam QS. Al-Hajj (22) : 39-40

              (ا/ ٢٢/٣٩-٤٠)

Artinya: Diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka dizalimi. Dan sungguh, Allah Maha Kuasa menolong mereka itu. (yaitu) oarng- orang yang diusir dari kampung halamannya tanpa alasan yang benar, hanya karena mereka berkata, “Tuhan kami ialah Allah”. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebaian manusia dengan sebagian yang lain, tentu telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Allah pasti akan menolong orang yang menolong (agama)- Nya. Sungguh Allah Maha Kuat, Maha Perkasa.

Ayat ini menyatakan orang-orang beriman memiliki alasan kuat untuk turun ke medan perang. Karena, mereka membawa misi kemanusiaan yang besar, di mana kebaikannya tidak hanya kembali kepada mereka sendiri, namun berkahnya kembali kepada seluruh kekuatan orang-orang yang beriman. Dan di dalamnya terdapat jaminan kebebasan berakidah dan beribadah. Alasan itu di atas sebab

kezaliman yang menimpa mereka dan karena mereka dikeluarkan dari

negeri-negeri mereka sendiri tanpa alas an yang benar. Di balik semua itu

harus ada kaidah umum yang mendasarinya. Ia merupakan kebutuhan

akidah terhadap pembelaan dari segala permusuhan.

Semua tempat ibadah terancam roboh dan dihancurkan,

padahal ia adalah tempat suci dan khusus untuk beribadah. Namun

dalam pandangan aliran kebatilan, penyebutan nama Allah di

dalamnya tidak bermakna apa-apa dan tidak menghalangi mereka

untuk menghancurkannya. Tiada yang menjaga tempat-tempat suci itu

melainkan dengan pembalasan sebagian manusia dari serangan dan

permusuhan musuh-musuh yang melanggar kehormatannya dan

melampaui batas kehormatan. Kebenaran tidak cukup hanya dengan

nilai dan ideologinya yang sesuai dengan akal dan kebenaran untuk

menghentikan kezaliman dan kebatilan. Namun ia harus ditopang

dengan kekuatan yang menjaganya dan mencegah dari permusuhan

terhadapnya. Itu merupakan kaidah yang tetap dan konstan selama

manusia tetap sebagai manusia.41

41 Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an (Surah Thaahaa 57-An-Nuur 10) Jilid 15. Penerjemah Drs. As’ad Yasin, dkk (Jakarta: GEMA INSANI, 2004), h. 188-189.

Apa yang dapat disimpulkan dari ayat ini adalah Allah telah

izinkan orang-orang yang dianiaya untuk berperang dan Allah akan

menolong mereka. Orang-orang itu adalah orang yang diusir dari

kampung halaman karena mereka mengakui Tuhan mereka hanyalah

Allah. Dan haruslah menghormati agama lain.

Di bawah hukum syariah orang bukan Islam mempunyai segala

hak untuk terus menggunakan bahasa mereka dan mengamalkan adat

mereka, membuka sekolah dan mereka dibenarkan untuk dilawati oleh

pendeta mereka dari negara Kristen. Dalam sejarah Islam, orang Islam

tidak pernah mengganggu agama rakyat yang bukan Islam.42 Ini

membuktikan Islam sangat menghormati agama lain. Dan ini adalah

bukti yang nyata kita tidak boleh berkata seenaknya kepada agama lain

walau siapa pun kita.

Dan akhirnya, tidak boleh memaksa seseorang menukar agamanya kepada Islam. Dan Allah telah tetapkan di dalam QS. Surat Al-Baqarah (2) : 256

(اة/KKK/K)

Artinya : Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam).

42 A. Rahman I. Doi, Orang Bukan Islam di Bawah Undang-undang Syariah, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1992), h 117. Dalam ayat ini tampaklah dengan jelas betapa Allah memuliakan manusia, menghormati kehendak, pikiran dan perasaannya. Juga menyerahkan urusan mereka kepada dirinya sendiri mengenai masalah yang khusus berkaitan dengan petunjuk dan kesesatan dalam iktikad dan memikulkan tanggung jawab ke atas dirinya sebagai konsekuensi amal perbuatannya. Kalimat ini tidak menambah sentuhan yang menyadarkannya, menjadikannya rindu kepada petunjuk dan menunjukkannya ke jalan yang benar dan menjelaskan hakikat iman yang dinyatakannya bahwa yang sudah seharusnya manusia menyukai dan menginginkannya. Sedangkan kekafiran adalah jalan yang sesat yang sudah seharusnya manusia berlari menjauhinya dan memelihara diri darinya.

Kesimpulan ayat ini adalah Allah tidak memaksa semua manusia masuk Islam karena Allah sangat menghormati hati manusia. Manusia diberi peluang untuk memilih kepercayaannya sendiri.

Oleh itu, kepanitiaan yang membuat Rukun Negara menyadari bahwa agama dan kepercayaan kepada Tuhan amat penting dalam kehidupan manusia. Tanpa agama dan kepercayaan kuat, ia bisa menghancurkan kepribadian seseorang, bangsa dan negara. Menyadari pentingnya kepercayaan seseorang terhadap agama masing-masing, prinsip ini dipilih sebagai prinsip pertama dalam Rukun Negara Malaysia. Dasar negara Indonesia juga ada yang berkaitan dengan

kepercayaan yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Artinya adalah

pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai

pencipta alam semesta. Dasar ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia

adalah bangsa yang religius, bukan bangsa yang ateis. Pengakuan

terhadap Tuhan dan menjauhi larangan-Nya sesuai dengan ajaran atau

tuntutan agama yang dianutnya. Nilai ketuhanan juga memiliki arti bagi

adanya pengakuan akan kebebasan memeluk agama, menghormati

kemerdekaan agama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif

antar umat beragama.43

Berbeda sedikit dengan Malaysia yang mengakui Islam adalah

agama resmi Malaysia. Tetapi untuk penganut agama lain, mereka tidak

dilarang untuk mengamalkan agama mereka. Ini menunjukkan Malaysia

tidak mendiskriminasikan rakyat di negara ini meskipun berbeda

fahaman, kepercayaan, pegangan dan cara hidup.

B. Kesetiaan kepada Raja dan Negara

Malaysia memakai sistem Demokrasi Berparlimen dan Raja

Berperlembagaan. Artinya, sistem pemerintahan Malaysia adalah

43 Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah Perguruan Tinggi, h. 6.

Demokrasi Parlementer dan kerajaan konstitusional. Ini berarti Seri Paduka

Baginda Yang di-Pertuan Agong (gelar buat Raja yang menjadi kepala

negara pada waktunya) adalah Kepala Negara. Sama seperti

kedudukan Yang di-Pertuan Agong sebagai Raja mengikut

Perlembagaan (konstitusi), sistem raja juga diamalkan di setiap negeri

(provinsi) dan Yang Dipertua Negeri bagi negeri-negeri yang tidak

dikepalai oleh raja. Seri Paduka Baginda, Raja-raja dan Yang Dipertua

Negeri merupakan lambang kesatuan rakyat. Oleh karena itu, Seri

Paduka Baginda berada di luar politik. Adapun kepala pemerintah ada

di tangan Perdana Menteri.44

Kesetiaan kepada Raja dan Negara berarti setiap rakyat haruslah

taat setia, jujur dan ikhlas kepada Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan

Agong. Tingkat negeri pula, rakyat haruslah setia kepada raja yang

memerintah negeri tempat mereka tinggal tanpa mengurangi taat setia

kepada Yang di-Pertuan Agong sedikit pun. Sikap kesetiaan seperti ini

adalah suatu nilai yang baik dan bisa menjadi kebanggaan kepada

negara serta ikatan yang kokoh bagi menanamkan kecintaan rakyat

kepada negara. Kesetiaan kepada raja dan negara merupakan alat

yang menyatupadukan rakyat Malaysia.

44 Zainal Abidin Ahmad dan Mazlan Zulkifly, Pengajian Malaysia, (Kuala Lumpur: Prentice Hall, 2006), h. 49.

Raja-raja Melayu mempunyai peranan perlembagaan untuk melindungi keistimewaan, kedudukan, kemuliaan dan kebesaran Raja-

Raja Melayu, melindungi agama Islam, Bahasa Melayu sebagai Bahasa

Kebangsaan dan kepentingan sah suku-suku di Malaysia.45

Perkara-perkara ini telah dimasukkan ke dalam ketetapan Raja-

Raja Melayu dan pemimpin-pemimpin yang dibuat semasa merdeka pada tanggal 31 Agustus 1957. Perkara-perkara tersebut adalah

PERTAMA : Kami beri nama dan kami menyebutnya, bumi yang kamu

pijak dan langit yang kamu junjung, PERSEKUTUAN TANAH

MELAYU (sekarang disebut dengan nama MALAYSIA);

KEDUA : Kami mengaku dan kami menjaga hak-hak kamu dan kami

membenarkan pengakuanmu apa yang kamu miliki untuk

anak cucu kamu kecuali gunung-gunung, danau, hutan

lindung, TANAH SIMPANAN MELAYU hingga nisbah 50%, dan

lebihannya kamu rebutlah bersama suku-suku lain;

KETIGA : Bagi menjaga kamu dan bagi melindungi anak cucu kamu

serta harta hak milik kamu, kami telah tubuhkan REJIMEN

ASKAR MELAYU selain untuk memberantas kekacauan dalam

negeri dan ancaman luar negeri;

45 Raja-Raja Simbol Perpaduan (Kuala Lumpur : Jabatan Penerangan Malaysia, 2008) KEEMPAT : Kami kekalkan dan kami jamin Kerajaan dan Kedaulatan

RAJA-RAJA MELAYU memerintah negara ini;

KELIMA : Kami isytiharkan ISLAM ialah Agama Persekutuan;

KEENAM : Kami tetapkan bahasa kebangsaan ialah BAHASA MELAYU;

dan

KETUJUH : Kami amanahkan dan kami beri tanggungjawab kepada Raja-

Raja Melayu untuk melindungi KEDUDUKAN ISTIMEWA ORANG

MELAYU dan KEPENTINGAN SAH KAUM-KAUM LAIN.

(Kemudian berikan penghargaan kepada anak negeri

Sabah dan Sarawak).46

Demikianlah wasiat Raja-Raja Melayu. Ia bukan hanya memartabatkan orang Melayu tetapi orang-orang bukan Melayu juga tidak dilupakan.

Tingkah laku yang salah bisa mengganggu gugat kesetiaan rakyat ke arah negara lain atau rakyat menghapuskan taat setia kepada

Malaysia dan Rajanya merupakan ancaman yang bertentangan dengan prinsip negara. Kesetiaan adalah jiwa kita. Kesetiaan dari hati sanubari ini kepada Raja dan tanah air inilah yang menyatukan kita

46 7 Wasiat Raja-Raja Melayu (Kuala Lumpur, Jabatan Penerangan Malaysia) 2009 semua daripada pelbagai suku menjadi satu bangsa yang

bersatupadu.47

C. Keluhuran Perlembagaan48

Kewarganegaraan memberi seseorang itu taraf keanggotaan

sebuah negara. Prinsip ini menyuruh rakyat menerima, mematuhi dan

mempertahankan keluhuran atau kemuliaan Perlembagaan Malaysia

yang menjadi dasar perundangan tertinggi negara. Ia berfungsi untuk

memberi perlindungan kepada setiap rakyat negara ini yaitu hak dan

keistimewaan mereka sebagai warga negara. Perlembagaan juga

meletakkan padanya tanggung jawab dan kewajiban-kewajiiban

tertentu terhadap bangsa dan negara.49

Setiap warganegara Malaysia harus menghormati, menghargai,

memahami maksud dan kandungan serta latar belakang sejarah

47 Rukun Negara Malaysia (Kuala Lumpur, Kementerian Perpaduan, Kebudayaan, Kesenian dan Warisan Malaysia) 2008 h.22

48 Perlembagaan adalah satu dokumen yang mengandung semua undang-undang dasar Malaysia.

49 Rukun Negara Malaysia (Kuala Lumpur: Kementerian Perpaduan, Kebudayaan, Kesenian dan Warisan Malaysia, 2008), h. 24. pembentukan Perlembagaan Malaysia. Perlembagaan negara merupakan sumber rujukan kepada semua perkara yang berkaitan dengan sistem pemerintahan, perundangan, kedudukan dan hak sosioekonomi rakyat Malaysia.

Perlembagaan ini telah dibuat berdasarkan kesepakatan semua kaum dan semua pihak di negara ini. Dengan begitu, ia adalah kontrak sosial rakyat yang tidak bisa ditanyakan dan diganggu gugat oleh siapa pun.

Aspek-aspek utama Perlembagaan yang dihimpunkan dalam prinsip ini adalah berkaitan kedudukan Seri Paduka Baginda Yang di-

Pertuan Agong dan Raja-Raja Melayu, kedudukan agama Islam sebagai agama Persekutuan, kedudukan bahasa Malaysia sebagai bahasa kebangsaan dan bahasa resmi negara, hak-hak istimewa orang Melayu di Semenanjung dan bumiputera di Sabah dan Sarawak.

Mungkin masih ada yang mengingati kepada satu peristiwa pada tahun 1980-an bahwa ada kelompok yang menganggap ketiga-tiga suku di negara ini asalnya dari negara lain dan tiada satu orang pun yang berhak menganggap sukunya sebagai pribumi negara ini. Oleh yang demikian, timbullah persoalan, apakah sebelum kedatangan orang

Cina, orang India atau orang kulit putih, negara ini dipenuhi hutan rimba serta binatang-binatang buas? Diambil dari kata-kata Bapa Kemerdekaan Tunku Abdul Rahman sewaktu diwawancara oleh

Bernama (perusahaan media cetak) pada 6 Nopember 1986: “Bangsa

Melayu bukan sahaja pribumi malahan tuan kepada negara ini dan

tiada siapa pun berhak mempertikaikannya hakikatnya.”. Tunku juga

mengenang kembali kata-katanya kepada bekas Perdana Menteri

Singapura Lee Kuan Yew sewaktu Singapura keluar dari Malaysia: “Kalau

hendak kekal dalam Malaysia, kamu mesti menerima hak bangsa Melayu

dan kedudukannya sebagai bangsa utama negara ini. Kalau kamu

enggan menerimanya, maka kami tidak menerima kamu lagi dalam

Malaysia,” tegas Tunku kepada Lee yang mau hak sama rata antara

rakyat negara ini, yang kemudiannya membawa Singapura keluar dari

Malaysia pada 1965.50

Walaupun demikian, hak-hak yang adil bagi kaum bukan

bumiputera (bukan Melayu) juga diberikan, seperti pemberian taraf

kewarganegaraan Malaysia kepada mereka seperti mana yang

termaktub di dalam Perlembagaan (undang-undang dasar). Walaupun

bahasa Malaysia sebagai bahasa resmi, perkembangan bahasa-bahasa

lain tidak dihalang. Orang bukan Islam bebas menganut dan

50 Sinar Mentari, Satu Misi Satu Identiti, (Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan Malaysia, 2008), h. 9. mengamalkan agama mereka mengikut kepercayaan masing-masing.

Hak asasi rakyat juga dijamin oleh Perlembagaan Malaysia.51

Kestabilan negara akan tergugat jika rakyat tidak menerima

keluhuran Perlembagaan. Lebih mendukacitakan lagi jika ada

sekelompok rakyat negara ini yang terus mempersoalkan dan

mengkritiknya tanpa mengetahui asas penggubalannya. Menjunjung

dan mempertahankan Perlembagaan adalah tanggung jawab kepada

setiap warga Malaysia.

D. Kedaulatan Undang-undang

Keadilan berdasarkan kedaulatan undang-undang memberi taraf

yang sama kepada rakyatnya di sisi undang-undang negara. Kebebasan

hak asasi terjamin bagi semua warganegara Malaysia di mana undang-

undang negara berdasarkan Perlembagaan. Kebebasan ini termasuklah

kebebasan seseorang, perlindungan sama di sisi undang-undang,

kebebasan beragama, kebebasan memiliki harta benda dan

perlindungan daripada dibuang negeri. Oleh itu, kedaulatannya diterima

dan dipertahankan.52

51Rukun Negara Malaysia, h. 23. 52 Ibid h. 24.

Perlembagaan memberi kepada seseorang rakyat hak mengeluarkan pikiran, hak berhimpun dan hak menubuhkan persatuan.

Hak-hak ini boleh digunakan dengan bebas asalkan tidak melanggar had-had yang telah ditetapkan oleh undang-undang. Hak-hak dan kebebasan yang dijamin oleh Perlembagaan tidaklah termasuk menggulingkan kerajaan sama ada denagan kekerasan atau dengan cara-cara yang tidak menurut Perlembagaan.53

Tanpa undang-undang, hidup bermasyarakat dan bernegara tidak akan aman dan stabil. Sehubungan itu, undang-undang mesti dihormati dan dipatuhi, bukannya dipersendakan. Kedaulatan undang- undang negara dijamin oleh institusi kehakiman yang bebas dan berwibawa serta mempunyai kuasa bagi memutuskan suatu perbuatan pemerintah itu sah atau tidak dari segi undang-undang.

Setiap negara membutuhkan undang-undang untuk mengawal dan mewujudkan satu masyarakat yang aman, stabil dan makmur.

Kewujudan undang-undang akan menjamin kehidupan masyarakat dapat bergerak lancar dan teratur tanpa kekacauan, di mana semua anggota masyarakat akan merasa selamat. Kedaulatan undang-undang perlu dipertahankan agar masyarakat dapat terus hidup dalam keadaan

53 Ibid aman dan nyaman. Kesedaran ini perlu diwujudkan dan dikekalkan

dalam pemikiran rakyat.

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan sila yang

kelima dari Pancasila. Tujuan sila ini adalah tercapainya masyarakat

Indonesia yang adil dan makmur secara lahiriah dan batiniah. Berdasar

pada nilai ini, keadilan adalah nilai yang amat mendasar yang

diharapkan oleh seluruh bangsa. Negara Indonesia yang diharapkan

adalah negara Indonesia yang berkeadilan.

Kedaulatan Undang-undang adalah prinsip Rukun Negara yang

keempat dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah sila

yang kelima Pancasila. Prinsip dan sila ini dilihat kurang lebih sama karena

ia menghendaki keadilan buat semua rakyat. Oleh karena itu, prinsip dan

sila haruslah kita hayati bersama-sama.

E. Kesopanan dan Kesusilaan

Ini adalah prinsip Rukun Negara Malaysia yang terakhir. Ia

menekankan perkembangan personaliti dan perilaku setiap rakyat.

Tujuannya ialah untuk membentuk warga yang bersopan santun dan

bersusila selaras dengan kempen Budi Bahasa dan Nilai-nilai Murni

(kampanye sosial). Individu yang bersopan santun dan bersusila amat

penting dalam konteks perhubungan pelbagai kaum di negara ini. Setiap kaum di negara ini percaya bahwa bersopan santun dan bersusila adalah asas didikan membentuk pribadi yang mulia dan disegani. Setiap orang dan setiap golongan mestilah menguruskan hal masing-masing dengan cara yang tidak melanggar tatasusila. Tatasusila ini membenci dan mengutuk tingkah laku atau perbuatan yang sombong atau menyinggung perasaan seseorang atau sesuatu golongan. Prinsip ini menjadi panduan supaya pribadi masyarakat sentiasa terpelihara dan berkembang sesuai dengan kepribadian bangsa dan nilai-nilai murni.

Kesopanan dan kesusilaan dapat dilihat pada tingkah laku dan tutur kata seseorang. Bahasa yang lembut dan bersopan santun serta tingkah laku yang baik akan menjamin perhubungan yang harmoni dalam masyarakat berbagai kaum di negara ini. Tingkah laku yang sopan juga mengandungi suatu darjah kesusilaan yang tinggi dalam kedua-dua kehidupan yaitu kehidupan persendirian dan kehidupan bernegara.

Prinsip ini jika dipraktekkan akan membentuk individu berdisiplin yang akan membantu mewujudkan sebuah masyarakat yang baik, berbudi bahasa, bersopan santun dan bersusila serta dapat mewujudkan sebuah masyarakat Malaysia yang harmoni dan bersatupadu. Prinsip ini kurang lebih sama seperti dasar negara Indonesia,

Pancasila yang kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Ia

mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-

nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan

memperlakukan suatu hal sebagaimana mestinya. Manusia perlu

diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya, sebagai makhluk

Tuhan yang sama derajatnya dan sama hak dan kewajiban asasinya.

Berdasarkan nilai ini, secara mutlak ada pengakuan terhadap hak asasi

manusia.

Diterimanya Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi

nasional dari negara Indonesia memiliki konsekuensi logis untuk menerima

dan menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai acuan pokok bagi

pengaturan penyelenggaraan bernegara. Hal ini diupayakan dengan

menjabarkan nilai Pancasila tersebut ke dalam UUD 1945 dan peraturan

perundang-undangan ini selanjutnya menjadi pedoman

penyelenggaraan bernegara. Sebagai nilai dasar bernegara, nilai

Pancasila diwujudkan menjadi norma hidup bernegara.54

Pancasila adalah ideologi nasional bagi Indonesia dan Rukun

Negara merupakan ideologi nasioanal bagi Malaysia. Walaupun kedua-

54 Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah Perguruan Tinggi, h. 6. duanya adalah ideologi nasional negara tetapi ia berbeda dari segi nilai dan prinsip yang ada didalamnya.

Nilai-nilai dari Pancasila tersebut adalah nilai Ketuhanan Yang

Maha Esa, nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, nilai persatuan, nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia. Secara singkat dinyatakan bahwa nilai dasar dari Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan.55

Prinsip Rukun Negara pula mengandungi adalah prinsip

Kepercayaan kepada Tuhan, prinsip kesetiaan kepada Raja dan negara, prinsip keluhuran perlembagaan, prinsip kedaulatan undang-undang dan prinsip kesopanan dan kesusilaan. Secara ringkas dinyatakan bahwa prinsip dari Rukun Negara adalah prinsip ketuhanan, prinsip kesetiaan, prinsip keluhuran atau kejujuran dalam perlembagaan (konstitusi), prinsip taat kepada undang-undang dan prinsip beradab dan bersusila.

Walaupun Rukun Negara dan Pancasila adalah ideologi nasional tapi kedua-duanya masih banyak perbezaan. Rukun Negara dan

Pancasila harus menjadi pegangan untuk menjamin masa depan rakyat.

55 Ibid h. 5. Oleh itu, ideologi-ideologi nasional ini harus diterapkan. Ia akan dibincangkan dalam bab IV.

BAB IV

PENERAPAN RUKUN NEGARA SEBAGAI PRINSIP NEGARA

Bab ini akan membahaskan tentang Rukun Negara Malaysia

dalam Ketatanegaraan Islam. Selain itu, untuk merealisasikan harapan

negara agar dapat meneruskan kesejahteraan yang dinikmati sekarang,

penerapan di dalam berbagai bidang telah dijalankan. Antaranya

adalah penerapan di dalam bidang pendidikan, ekonomi dan sosial.

A. Rukun Negara Malaysia dalam Ketatanegaraan Islam.

Ketika menyebut negara, ia pasti menyangkut hal tatanegara.

Tatanegara adalah sistem pemerintahan negara. Di dalam kitab Fi Al-

Fiqh As-Siyasiy Al-Islamiy Mabadi’ Dusturiyyah Asy-Syura Al-Adl Al-

Musawah yang dikarang oleh Farid Abdul Khaliq menyatakan pendapat-

pendapat ulama tentang prinsip-prinsip konstitusional. Antaranya

menurut sebagian ulama kontemporer dari para ahli fikih syariat adalah

tidak zalim, adil, musyawarah dan persamaan.56 Namun menurut

sebagian ulama lagi adalah keadilan, musyawarah dan taat kepada ulil

amri terhadap perintah yang disenangi orang mukmin atau yang

56 Farid Abdul Khaliq, Fi Al-Fiqh As-Siyasiy Al-Islamiy Mabadi’ Dusturiyyah Asy-Syura Al- Adl Al-Musawah. Penerjemah Faturrahman A. Hamid. (Jakarta: Penerbit AMZAH, 2005), h. 1. dibenci, kecuali bila dia memerintahkan untuk berbuat kemaksiatan, maka tidak boleh mendengarkannya dan taat kepadanya.

Dalam buku ini, beliau juga menyatakan pendapat Dr. Abdul

Hamid Mutawalli dan Dr. Muhammad Salim Al-Awa yang sangat sepakat dalam hal prinsip-prinsip utama ini yaitu musyawarah dan keadilan, persamaan dan kebebasan, kemudian tanggungjawab ulil amri.

Sementara, Dr Muhammad Salim Al-Awa sama sepertinya, namun dia menambahkan wajib taat.57

Setelah itu, penulis buku ini juga menelusuri dan akan menambahkan prinsip syar’i (yang sesuai dengan undang-undang) dan masyru’ (yang dijadikan undang-undang), persatuan umat Islam dan solidaritasnya, hak rakyat atas pemimpin, yakni komitmennya untuk bersikap jujur dan transparan. Penulis juga mengganti istilah hak asasi manusia dan kebebasan mendasarnya dengan istilah Al-Hurriyah

(kebebasan).58

Selain itu, beliau juga memasukkan ke dalam ruang lingkup kewajiban musyawarah, kewajiban atau hak rakyat berpartisipasi dalam kancah politik, hak asasi manusia, hak memerangi ketidakadilan, hak mengkritik penguasa atau pemerintah, kewajiban mengawasi para

57 Ibid h. 2

58 Ibid pejabat. Pengawasan ini adalah satu cabang dari amar ma’ruf nahi munkar dalam politik dan perkara-perkara umum.

Dalam buku lain yaitu Negara Islam ditulis oleh Haji Zainal Abidin

Ahmad memakai istilah dasar-dasar negara Islam. Sebelum membuat kesimpulan tentang dasar-dasar negara Islam ini, beliau telah merujuk kepada Surat An-Nisa ayat 58-59. Antara dasar-dasar negara Islam menurut beliau adalah amanat yang bertanggungjawab, kejujuran dan keikhlasan. Dasar ini lebih mendalam daripada kemanusiaan yang beradab dan kebangsaan yang luhur, seperti yang dipakai oleh negara- negara sekarang. Yang kedua keadilan yang luas untuk seluruh manusia termasuk keadilan sosial. Ketiga, Ketuhanan Yang Maha Esa, seperti yang tertulis dalam al-Quran,taatlah kepada Tuhan dan Rasul-Nya. Dan keempat, kedaulatan rakyat yang dicantumkan dalam perintah Uli al-

Amri.

Dipandang dari sudut sistem trias politik, kita menemui adanya badan kenegaraan yang pokok yaitu badan eksekutif, dinamakan pemangku amanat umat. Kedua, badan yudikatif dinamakan badan kehakiman atau pelaksana keadilan bagi seluruh manusia. Ketiga, badan legislatif dinamakan wakil rakyat dalam membuat undang-undan dan peraturan negara yang wajib ditaati. Dipandang dari sudut yuridis, ayat 58-59 Surat An-Nisa memberi

sumber-sumber asli dari semua hukum dan undang-undang, yakni hukum

yang berasal dari Tuhan dan Rasul-Nya serta hukum yang dibuat oleh Uli

al-Amri sebagai badan pembuat undang-undang (legislatif), yang harus

ditaati.

Dari sudut pemerintahan negara, Surat An-Nisa ayat 58-59 itu

menunjukkan tida dasar pendirian. Pertama, ada suatu pemerintahan

rakyat bermusyawarah (Hukumatu al-Ummah Syuriyah). Kedua,

mempunyai sumber-sumber pembuatan undang-undang negara (Ushulu

at-Tasyri’). Ketiga, ada penetapan pembagian kekuasaan dalam

pemerintahan negara (Taqsimu as-Sulthaat).

Dengan penerangan yang panjang lebar mengenai prinsip-

prinsip, dasar-dasar dan ketatanegaraan Islam diatas, oleh itu jelaslah

bahwa Rukun Negara tidak menyimpang dari ketatanegaraan Islam

yang disebut di dalam al-Quran. Setelah diselidiki Rukun Negara yaitu

Kepercayaan kepada Tuhan, Kesetiaan kepada Raja dan Negara,

Keluhuran Perlembagaan, Kedaulatan Undang-undang dan Kesopanan

dan Kesusilaan tidak lari dari ketatanegaraan Islam yang dijelaskan

sebelum ini.

B. Penerapan dalam Bidang Pendidikan Pendidikan adalah satu ruangan yang memberi peluang kepada

masyarakat untuk menambahkan ilmu pengetahuan. Tanpa ilmu

pengetahuan yang luas, manusia akan sentiasa hidup dalam kesusahan.

Malaysia mengharuskan anak-anak yang usianya sudah mencapai 6

tahun supaya masuk ke tabika (taman bimbingan kanak-kanak). Dari

sana, anak-anak akan diajar mengenal huruf dan nomor. Usia tujuh

tahun, anak-anak akan dipindahkan ke sekolah rendah (sekolah dasar).

Di sini, anak-anak akan lebih mengenal dunia dan sekeliling mereka.

Mereka akan belajar sehinggalah sekolah dasar kelas enam.

Setelah itu, mereka akan melalui alam remaja yang penuh

dengan hal-hal yang baru. Mereka akan masuk ke sekolah menengah

(SMP dan SMA). Pada peringkat ini, mereka akan diajar mengenai hak

dan tanggungjawab warganegara. Kurikulum sekolah menengah

mendapat ilhamnya daripada falsafah atau ideologi negara yaitu Rukun

Negara.59 Mata pelajaran ini dinamakan Sivik atau definisi yang paling

mirip adalah pendidikan kewarganegaraan. Oleh itu, wujud peringkat

mata pelajaran dan yang dipentingkan ialah corak pembelajaran anak-

anak sekolah menengah bagi semua mata pelajaran.

59 Koh Boh Boon, dkk, Pengajaran dan Pembelajaran Sivik di Sekolah-Sekolah Malaysia (Kuala Lumpur: Utusan Publications & Distributors Sdn Bhd, 1983), h 10.

Mata pelajaran ini mempunyai matlamat atau obyektif-obyektif umum pada tiap-tiap tingkatan yaitu dari tingkatan I hingga tingkatan V

(SMP kelas I hingga SMA kelas II). Setiap tingkatan mempunyai satu senarai obyektif umum yang hendak dicapai dalam masa setahun.

Bersama obyektif-obyektif umum ini akan disertakan satu tema. Tingkatan satu (SMP kelas I) diri dan keluarga. Tingkatan dua (SMP kelas II) diri dan orang lain. Tingkatan tiga (SMP kelas III) diri dan kelompok lain. Tingkatan empat (SMA kelas I) Malaysia sebagai sebuah masyarakat. Dan terakhir tingkatan lima (SMA kelas II) Malaysia sebagai sebuah negara.60

Sepertimana mata pelajaran lain, Sivik penuh dengan fakta dan maklumat yang harus dipelajari oleh murid-murid. Ini merangkumi pengajaran berbagai peristiwa, tanggal, istilah, maklumat, fakta khusus, kaedah, teknik, prosedur dan lain-lain. Contohnya ialah peristiwa 13 Mei

1969, pemilihan wakil rakyat, peranan kerajaan dan lain-lain. Data-data ini mempunyai kuasa bagi memutuskan samada suatu perbuatan pemerintah itu sah atau tidak dari segi perlembagaan undang-undang.

Tentunya amat sukar untuk mengingati semua maklumat tersebut.

Oleh itu, data ini dihubungkan dalam konsep-konsep. Satu konsep ialah satu ide umum dari data-data yang mempunyai ciri-ciri yang sama.

Misalannya, konsep ‘keluarga’ merangkumi maklumat-maklumat seperti

60 Ibid h.11 ibu bapa, individu, saudara kandung, nenek, kakek, peranan, kewajiban dan yang lain-lain. Suatu konsep boleh terdiri daripada satu istilah umum seperti kerjasama, kesetiaan, perhubungan antarabangsa dan banyak lagi.

Jika dilihat dengan teliti, dalam silabus mata pelajaran Sivik sekolah menengah ada konsep-konsep yang perlu difahami siswa dengan benar. Konsep-konsep ini dibagikan kepada Konsep

Perihalan(Descriptive Concepts) dan Konsep Nilaian(Valuative

Concepts). Konsep Perihalan digunakan untuk membuat kenyataan- kenyataan mengenai sesuatu tanpa memberi perhatian kepada soal perasaan. Contohnya ialah keluarga asas, perlembagaan, dewan rakyat dan banyak lagi. Sebaliknya Konsep Nilaian digunakan untuk menerangkan suatu minat, pendapat, dan perasaan mengenai sesuatu.

Contohnya menjaga nama baik keluarga, mematuhi peraturan dan lain- lain.61

Oleh itu, mata pelajaran Sivik adalah salah satu usaha untuk menerapkan rasa cinta terhadap keluarga, bangsa, agama dan negara.

Rukun Negara pula adalah dasar bagi dasar bagi mata pelajaran Sivik. Ia tidak boleh dipandang ringan dan diperlekehkan begitu sahaja.

61 Ibid C. Penerapan dalam Bidang Ekonomi

Setelah peristiwa 13 Mei 1969, kerajaan telah mencari solusi agar

suku-suku di Malaysia tidak lagi bertengkar karena hal yang tidak

sepatutnya. Antaranya adalah dalam bidang ekonomi. Kerajaan telah

mengadakan Dasar Ekonomi Baru (DEB). DEB dirancang sebagai satu

program jangka panjang yang akan berjalan selama 20 tahun, bermula

dari tahun 1970 hingga 1990. Pengurusan ekonomi yang diamalkan di

Malaysia adalah berdasarkan sistem ekonomi campuran dimana pihak

kerajaan dan swasta bergerak sama bagi menyokong dasar dan strategi

pembangunan yang digubal oleh kerajaan. Kerajaan melalui Unit

Perancangan Ekonomi (UPE) akan memantau keseluruhan termasuk

pencapaian sosioekonomi.62

Dengan Pelan Rancangan Jangka Panjang, Sederhana dan

Pendek, teras pembangunan dan matlamat sosioekonomi ditetapkan.

Sehingga ke hari ini, kerajaan telah mengeluarkan 3 rancangan Jangka

Panjang, 10 rancangan Lima Tahun dan 10 Kajian Semula Rancangan

Lima Tahun. Matlamat utamanya adalah penyusunan semula

masyarakat untuk mengurangkan dan menghapuskan pengenalan suku

mengikut fungsi-fungsi ekonomi dan menghapuskan kemiskinan.63

62 Penggerak Minda Rakyat INFO bil 4/2008, (Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan Malaysia, 2008) h.8 63 Ibid Kerajaan Malaysia membangunkan ekonomi negara dalam tiga fase dengan pendekatan yang berbeda untuk setiap fase. Fase-fase tersebut adalah:

Fase Pertama : Pendekatan pembangunan berdasarkan pasaran 1960-

1970. Dalam fase ini, pertanian adalah penyumbang

utama kepada pertumbuhan ekonomi selain bijih timah

dan getah(pohon karet).

Fase Kedua : Pembangunan yang dipandu oleh kerajaan (1971-1983).

Kerajaan bergerak secara proaktif bagi memastikan

kekayaan negara dinikmati oleh semua rakyat.

Fase Ketiga : Persyarikatan (perusahaan) Malaysia-pendekatan

kerjasama antara sektor awam (umum) dan sektor swasta.

Program penswastaan dijalankan agar pihak swasta turut

menyumbang kepada pembangunan negara.

Fase-fase ini diletakkan dalam Dasar Wawasan Negara (DWN) yang termaktub dalam Rangka Rancangan Jangka Panjang Ketiga

(RRJP3). Teras rancangan ini adalah untuk meningkatkan daya saing ekonomi bagi mengatasi dampak yang dialami semasa krisis ekonomi serantau 1997/1998. Seterusnya Malaysia mengadakan Rancangan Malaysia

Kesembilan bagi ekonomi berada dalam kondisi yang baik. “Rancangan

Malaysia Kesembilan adalah rancangan lima tahun yang memacu misi nasional ke arah mencapai Wawasan 2020. Rancangan ini merupakan kesinambungan perancangan kerajaan membentuk sebuah negara yang maju ekonominya, seimbang pembangunan sosialnya, memiliki warga yang bersatupadu, berbudaya, berpekertimulia, berkemahiran, berfikiran maju dan berpandangan jauh”, begitu kata YAB Dato’ Seri

Abdullah Haji Ahmad Badawi, Perdana Menteri Malaysia.64

Rancangan Malaysia Kesembilan dikatakan menjadi teras pemacu misi nasional. Antara misi nasional yang ingin dicapai adalah meningkatkan nilai tambah dalam ekonomi negara, meningkatkankeupayaan pengetahuan, inovasi negara serta memupuk

‘minda kelas pertama’, menangani masalah ketidakseimbangan sosioekonomi secara membina dan produktif, meningkatkan tahap dan kualiti hidup dan mengukuhkan keupayaan institusi dan keupayaan pelaksanaan negara.

Dengan perancangan-perancangan ekonomi yang baik yang dibuat oleh kerajaan, negara bisa mencapai wawasan 2020 yang diimpikan tidak lama lagi.

64 Ibid h.12

D. Penerapan dalam Bidang Sosial

Rukun Negara juga diterapkan dalam bidang sosial. Ia diterapkan

dalam bidang sosial adalah karena agar masyarakat tetap tidak

melupakan Rukun Negara. Antara usaha-usaha yang dilakukan untuk

menerapkan Rukun Negara di bidang sosial ialah pembacaan Rukun

Negara diwajibkan di perhimpunan setiap sekolah dari peringkat rendah

hingga menengah malah di pusat-pusat pengajian tinggi. Begitu juga di

jabatan dan agensi kerajaan. Sehingga sekarang, Jabatan Arkib Negara

Malaysia masih mengamalkan tradisi membaca Rukun Negara setiap kali

perhimpunan bulanan jabatan yang dibuat sebulan sekali.

Disamping itu, Rukun Negara akan dicetak dan dilukis di setiap

dinding sekolah-sekolah, jabatan-jabatan kerajaan dan di belakang

buku tulis sekolah. Lagu Rukun Negara juga ada disiarkan di televisi bagi

menaikkan semangat rakyat untuk mentaati Rukun Negara. Jabatan

Penerangan Negeri Perak juga ada mengadakan lomba drama Rukun

Negara yang diadakan di Sekolah Menengah King Edward VII, Taiping

dengan kerjasama Jabatan Pelajaran Negeri Perak.65 Begitulah tingginya

nilai Rukun Negara untuk rakyat Malaysia.

65 Buletin CITRA Penggerak Minda Rakyat, (Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan Malaysia, 2009), h. 11 Selain itu, Jabatan Penerangan Malaysia juga memasukkan Rukun

Negara dalam setiap artikel yang diterbitkan. Usaha ini dijalankan supaya rakyat sentiasa mengingati dan mengamalkan Rukun Negara dalam kehidupan. Artikel-artikel ini akan dibagi-bagikan kepada rakyat untuk menginformasikan sesuatu yang baru kepada yang baru. Contohnya kejayaan negara mencipta nama di mata dunia melalui sukan, seni, dan lain-lain lagi.

Penerapan Rukun Negara dalam berbagai bidang amatlah untuk membantu meningkatkan kesadaran dan ketaatan rakyat terhadap agama, bangsa dan negara. Dengan ini, negara akan sentiasa aman dan nyaman.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai akhir dari penulisan ilmiah ini, penulis akan memberikan

beberapa kesimpulan pembahasan tentang Rukun Negara Malaysia

Dalam Perspektif Ketatanegaraan Islam antara lain:

1. Rukun Negara Malaysia adalah cita-cita dan prinsip negara Malaysia.

Ia menggambarkan pegangan rakyat Malaysia supaya hidup aman

dan sejahtera. Rakyat harus taat kepada Rukun Negara yang lima

yaitu: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kesetiaan kepada Raja dan

Negara, Keluhuran Perlembagaan, Kedaulatan Undang-undang,

Kesopanan dan Kesusilaan.

2. Rukun Negara tidak bertentangan dengan prinsip negara dalam

Islam. Buktinya adalah:

a) Rukun Negara mengaku Islam sebagai agama yang utama di

Malaysia tetapi tetap menghormati dan mengharuskan rakyat

Malaysia nonMuslim berpegang teguh kepada agama masing-

masing. b) Pemerintah yang tidak zalim. Rakyat Malaysia harus taat kepada

pemerintah dan negara seperti yang terdapat dalam prinsip

kedua Rukun Negara.

c) Persamaan dan keadilan rakyat ada di dalam Rukun Negara yang

ketiga dan keempat yaitu Keluhuran Perlembagaan dan

Kedaulatan Undang-undang. Ia mengangkat martabat rakyat

negara ini.

d) Prinsip kelima, Kesopanan dan Kesusilaan juga tidak melanggar

prinsip Islam karena ia menggalakkan kita berbuat baik kepada

siapa pun.

3. Rukun Negara merupakan ideologi nasional yang dibuat selepas

peristiwa 13 Mei 1969. Rukun Negara digubal agar rakyat Malaysia

tidak bertengkar sesama sendiri. Oleh itu, Rukun Negara harus

disimpan didalam hati rakyat Malaysia supaya peristiwa 13 Mei tidak

akan beulang buat kali kedua dan seterusnya.

4. Rukun Negara telah berjaya membentuk rakyat Malaysia

bersatupadu, bersikap adil dan saling bantu-mambantu antara satu

sama lain tanpa mengira agama, warna kulit dan bangsa. Rukun

Negara juga berjaya mengekalkan keutamaan bangsa Melayu

sebagai bangsa utama di Malaysia, dalam waktu yang sama tidak

mengabaikan bangsa-bangsa lain yang ada di Malaysia.

B. Saran-saran

1. Dimohon agar Rukun Negara dimasukkan ke dalam Perlembagaan

yaitu undang-undang asas negara supaya ia tidak diabaikan dan

Rukun Negara akan lebih jelas terlihat kewenangannya.

2. Mengharuskan Rukun Negara dibacakan oleh semua orang bukan

hanya di sekolah-sekolah tetapi diharuskan juga di institut pengajian

tinggi, kantor-kantor kerajaan dan swasta dan di tempat-tempat lain.

3. Menyiarkan lagu Rukun Negara setiap hari di radio, televisi, Koran,

majalah dan lain-lain supaya lebih dingati dan dipraktekkan.

4. Sivik (mata pelajaran yang berasaskan Rukun Negara) dijadikan mata

pelajaran wajib dalam PMR dan SPM(Ujian Akhir Sekolah) supaya

siswa-siswa dan guru-guru Sivik tidak mengambil mudah akan mata

pelajaran ini.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran dan Terjemahan Al-Hikmah. Bandung: Penerbit Diponegoro, 2005.

Abas, Mohd Salleh. Prinsip Perlembagaan dan Pemerintahan di Malaysia. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2006.

Al-Mawardi, Imam. Al-Ahkam As-Sulthaniyyah, Hukum-hukum Penyelenggaraan Negara dalam Syariat Islam. Penerjemah Fadli Bahri. Jakarta: PT Darul Falah, 2006.

Ahmad, Zainal Abidin. Negara Islam. Yogyakarta: Pustaka Iqra, 2001.

Amiruddin, H. Zainal Asikin. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, April 2004.

Ahmad, Zainal Abidin, dan Mazlan Zulkifly. Pengajian Malaysia. Kuala Lumpur: Prentice Hall, 2006.

Bari, Abdul Aziz. Islam dalam Perlembagaan Malaysia. Petaling Jaya: Intel Multimedia and Publication, 2005

Boon, Koh Boh. dkk. Pengajaran dan Pembelajaran Sivik di Sekolah-Sekolah Malaysia. Kuala Lumpur: Utusan Publications & Distributors Sdn Bhd, 1983.

I. Doi, A. Rahman. Orang Bukan Islam di Bawah Undang-undang Syariah. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1992.

Ismail, Yusof. Dasar-dasar Utama Kerajaan Malaysia. Kuala Lumpur: A.S. NOORDEEN, 2007.

Khaliq, Farid Abdul. Fi Al-Fiqh As-Siyasiy Al-Islamiy Mabadi’ Dusturiyyah Asy- Syura Al-Adl Al-Musawah. Penerjemah Faturrahman A. Hamid. Jakarta: Penerbit AMZAH, 2005.

Quthb, Sayyid. Tafsir Fi Zhilalil Qur’an. Penerjemah Drs. As’ad Yasin, dkk. Jakarta: GEMA INSANI, 2004.

Sabran. dkk. Pengajian Am. Shah Alam: Oxford Fajar Sdn Bhd, 2008.

Salim, Sheikh Othman Sheikh. Kamus Dewan Edisi Baru. 1991.

Samah, Asnarulkhadi Abu, dan Jayun A. Jawan. Kenegaraan Malaysia. Serdang: Penerbit Universiti Putra Malaysia, 2006.

Sjadzali, Munawir. Islam dan Tata Negara. Jakarta: UI-Press, 1993.

Wariya, Chamil. Malaysia 50 Fakta Asas Kenegaraan. Kuala Lumpur: Media Global Matrix Sendirian Berhad, 2007.

Winarno. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah Perguruan Tinggi. Jakarta: Penerbit Buku Aksara, Juni 2007.

Yaacob, Abdul Monir dan Sarina Othman. Tinjauan Kepada Perundangan Islam. Kuala Lumpur: Institut Kefahaman Islam Malaysia, 1996.

Artikel-artikel

Buletin CITRA Penggerak Minda Rakyat. Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan Malaysia, 2009.

Kavyan, “Ikrar Di Mulut Tidak Bermakna Penghayatan Di Hati. Artikel diakses pada 30 Januari 2009 dari

http://www.geocities.com/kavyan_kavya/rukun.htm?200930

Parti Islam Semalaysia (PAS). Negara Islam. Kuala Lumpur: Nuffair Street SDN BHD, 2004.

Penggerak Minda Rakyat INFO bil 1/2009. Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan Malaysia, 2009.

Penggerak Minda Rakyat, INFO, Peristiwa 13 Mei,Sejarah Kelahiran Rukun Negara. Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan Malaysia, 2009

Penggerak Minda Rakyat, INFO bil 02/2009.Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan Malaysia, 2009.

Penggerak Minda Rakyat INFO bil 4/2008. Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan Malaysia, 2008.

Sinar Mentari Satu Misi Satu Identiti. Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan Malaysia, Februari 2008.

Sinar Mentari Satu Misi Satu Identiti Keluaran 1/09, Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan Malaysia, Januari 2009.

Rukun Negara. Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan, t.th.

Raja-Raja Simbol Perpaduan. Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan Malaysia, 2008.

7 Wasiat Raja-Raja Melayu. Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan Malaysia, 2009.

Rukun Negara Malaysia. Kuala Lumpur: Kementerian Perpaduan, Kebudayaan, Kesenian dan Warisan Malaysia, 2008.

SB, Uthaya Sankar. Krisis 13 Mei Bakal Berulang Berikutan Isu Bahasa Malaysia? Artikel diakses pada 30 Januari 2009 dari http://www.geocities.com/uthayasb2001/13mei.htm?200930

Wawancara Pribadi dengan Dr. Junaidi, Pengarah Pendidikan di Kedutaan Besar Malaysia Kuningan, Jakarta, 16 Februari 2009