Buku Politik Penyiaran Lokal-1.Pdf

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Buku Politik Penyiaran Lokal-1.Pdf Politik Penyiaran Lokal i Politik Penyiaran Lokal “Reposisi KPI-KPID - Konstelasi Konten - Mutasi Analog-Digital” Edisi Pertama Cetakan ke-1, Agustus 2020 Penulis Dr. H. Mahi M. Hikmat, M.Si. Editor Yadi Mardiansyah, S.S.,M.Ag. Desain Sampul dan Penata Letak Sumarno Surahman Copyright@ 2020 Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) ISNB 978-602-50653-4-7 Penerbit YAYASAN JARINGAN MASYARAKAT PEDULI DEMOKRASI Kompleks Permai I No. 12 Cipadung, Bandung, Jawa Barat 40614 ii Politik Penyiaran Lokal Kata Pengantar Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin. uji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. karena hanya dengan ijin-Nya, penulis dapat menyelesaikan buku yang berjudul: Politik Penyiaran Lokal: Reposisi KPI-KPID; Konstelasi Konten; PMutasi Analog-Digital. Buku ini berkisah hal yang sederhana, terkait dengan realitas dunia penyiaran, khususnya di Indonesia, khususnya lagi di wilayah Provinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu provinsi terbesar di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kebesaran Jawa Barat, tidak hanya karena wilayahnya yang seluas 3.710.061,32 hektar atau jumlah penduduknya yang mencapai lebih dari 49 juta orang atau sekitar sepertlima dari jumlah penduduk Indonesia, tetapi kesempatan berusaha dalam industri penyiaran pun sangat luas. Secara keseluruhan jumlah lembaga penyiaran sangat banyak jika dibandingkan dengan jumlah lembaga penyiaran di provinsi lain, baik jumlah Lembaga Penyiaran Publik (LPP) yang di daerah muncul LPPL (Lembaga Penyiaran Publik Lokal), Lembaga Penyiaran Swasta (LPS), Lembaga Penyiaran Komunitas (LPK), dan Lembaga Penyiaran Berlangganan (LPB). Secara ekonomi, politik, sosial dan budaya, Jawa Barat merupakan wilayah sangat potensial dan strategis untuk tumbuh suburnya jasa penyiaran, baik lembaga penyiaran radio maupun lembaga penyiaran televisi. Kendati pengaturan tentang Rencana Induk (master plan) Frekuensi Radio Penyelenggaraan Telekomunikasi Khusus untuk Keperluan Televisi Siaran Analog pada Pita Ultra High Frequency (UHF) diubah lagi dengan keluarnya Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 31 Tahun 2014 tentang Rencana Induk (master plan) Frekuensi Radio Politik Penyiaran Lokal iii Penyelenggaraan Telekomunikasi Khusus untuk Keperluan Televisi Siaran Analog pada Pita Ultra High Frequency (UHF) perubahan dari Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 76 Tahun 2003 memberikan jumlah kanal televisi di Jawa Barat sedikitnya terdapat 77 Saluran Frekuensi Radio UHF yang dibagi dalam 10 wilayah layanan dengan Frekuensi yang digunakan oleh televisi pada kisaran 478 s.d. 806 MHz UHF. Berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 13 Tahun 2010 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM-15 Tahun 2003 & Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 12/Per/M.Kominfo/02/2009 tentang Rencana Induk (Master Plan) Frekuensi Radio Penyelenggaraan Frekuensi Khusus untuk Keperluan Radio Siaran FM (Frequency Modulation) memberikan jumlah kanal terbanyak di Jawa Barat se-Indonesia. Sedikitnya terdapat 311 Kanal Frekuensi Radio FM bagi wilayah layanan Jawa Barat dengan 83 wilayah layanan. Hal tersebut ditambah lagi dengan keluarnya Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 8 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 23/Per/M. Kominfo/11/2011 Tentang Rencana Induk (Masterplan) Frekuensi Radio untuk Keperluan Televisi Siaran Digital Terestrial pada Pita Frekuensi Radio 478 – 694 Mhz. Band IV Ada 36 Kanal (22-37) Dan Band V Ada 11 Kanal (38-48). Di Jawa Barat : 11 Layanan Dengan 48 Chanal : (Majalengka-Kuningan SFM Cirebon-Indramayu)- (Kuningan SFM (Garut-Tasik). Oleh karena itu, hingga akhir tahun 2019, terdapat 79 televisi lokal yang sudah berijin di Jawa Barat, ditambah 1 Televisi Publik, 4 TV Komunitas, ditambah 15 TV berlangganan. Jumlah Radio Swasta FM ada 212, Radio Swasta AM 11, Radio Publik Lokal 8, plus Radio Komunitas yang berijin 29. Angka tersebut bertambah dengan munculnya TV Digital 48. Kendati pada satu sisi fakta banyaknya lembaga penyiaran di wilayah layanan Jawa Barat menunjukkan potensi yang besar bagi perkembangan industri penyiaran, tetapi di sisi lain juga dapat memicu permasalahan yang besar bagi masyarakat Jawa Barat. Berbagai tesis dari berbagai teori Komunikasi Massa mengajarkan masifnya pengaruh konten media massa, termasuk di antaranya konten siaran yang disajikan lembaga penyiaran, dapat membolak-balikkan perasaan, pemikiran, dan perilaku manusia. iv Politik Penyiaran Lokal Oleh karena itu, jika konten siaran tidak dikendalikan; diarahkan on the track menuju jalan yang benar, maka perasaan, pemikiran, dan perilaku masyarakat Jawa Barat dalam ancaman. Anugerah sumber daya frekuensi yang banyak sebagaimana master plan yang dibuat Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia bagi wilayah layanan Jawa Barat dapat juga memicu persaingan yang tidak sehat dan mendorong pengutamaan kepentingan pribadi dan golongan ketimbang kepentingan publik. Padahal, sumber daya alam Indonesia, termasuk frekuensi yang terbatas harus sebesar-besarnya ditujukan untuk kemakmuran seluruh rakyat. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia menegaskan hal itu melalui lahirnya Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran yang menggantikan Undang-Undang No. 24 Tahun 1997. Kelahiran UU No. 32 Tahun 2002 memperbaiki banyak hal, termasuk di dalamnya “berbagi kewenangan” antara Pemerintah dengan lembaga independen yang merupakan perwujudan peran serta masyarakat dalam penyiaran, yakni Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang berkedudukan di Ibukota Republik Indonesia dan juga Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) yang berkedudukan di ibukota provinsi. Namun, realitas itu pun belum dapat memenuhi harapan masyarakat, tidak semua amanah Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 yang berprinsip diversity of contents dan diversity of ownership dapat terpenuhi. Eksistensi KPI dan KPID pun acapkali menjadi persoalan di antara “ambisi” industriawan penyiaran dan kontroversi di antara peraturan perundang-undangan, seperti lahirnya Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang mendorong KPID harus reposisi dan kontradiksi dengan Undang- Undang No. 32 Tahun 2002. Oleh karena itu, sejak lama banyak pihak, terutama stakeholder penyiaran berharap Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 pun segera direvisi. Sayangnya, revisi undang-undang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Selain perdebatan konsepsi yang panjang di antara stakeholder penyiaran, pasca lahirnya RUU pun masuk program legislasi nasional (Prolegnas), hingga lebih sepuluh tahun DPR RI tidak kunjung ketuk palu. Keberadaan RUU Penyiaran hingga tahun 2020 masih mengambang tidak menentu. Padahal tidak hanya aspek internal yang mendesak RUU itu segera disyahkan. Realitas eksternal dalam bentuk perkembangan teknologi Politik Penyiaran Lokal v digital terus melesat memaksa industri penyiaran untuk beradaptasi, di antara regulasi yang masih abu-abu. Negara-negara Barat, bahkan negara- negara tetangga di Asia Tenggara sudah beranjak untuk digitalisasi, tetapi masyarakat penyiaran Indonesia masih bertempur dalam simpang siur pendapat. Digitalisasi pada 2020 hangat dalam berbagai perbincangan, tetapi sepi langkah realistis karena ada sebagian industri penyiaran yang menempatkan digitasasi sebagai peluang, tetapi tidak sedikit juga yang menganggapnya ancaman. Apapun realitas yang menyergah dunia penyiaran Indonesia yang banyak akan, bahkan sudah menjadi korban adalah lembaga penyiaran lokal. Apalagi, persepsi UU No. 32 Tahun 2002 sudah “menghilangkan” lembaga penyiaran nasional. Yang ada Stasiun Siaran Jaringan (SSJ) dan Stasiun Penyiaran Lokal (SPL). Kini makin banyak SPL yang hidup segan mati pun tak mau; bahkan eksistensi SSJ pun mulai surut seiring makin melorotnya kepedulian terhadap konten lokal dan kearifan lokal. Konten makin mengglobal disertai dengan munculnya pesaing baru yang lebih handal karena menggunakan teknologi jaringan internet yang sangat digandrungi kalangan muda milenial seiring dengan surutnya generasi baby boomers dan bergesernya generasi Y dan generasi Z. Realitas itu pun diimbangi dengan upaya “penyelamatan” dan obat yang mujarab adalah regulasi melek teknologi dalam bentuk kebijakan- kebijakan strategis yang berpihak, tidak hanya dari Pemerintah Pusat, tetapi Pemerintah Daerah bersama DPRD-nya memiliki peran penting dalam ikut menyelamatkan kondisi industri penyiaran lokal sekaligus menyelamatkan masyarakat daerah dari “membabibutanya” konten siaran yang masif mencari keuntungan semata dan persaingan yang makin terbuka. Semua realitas tersebut dipotret oleh penulis dalam kacamata sederhana sebuah buku berjudul Politik Penyiaran Lokal dengan frame yang sederhana dalam perjalanan pengabdian penulis pada periode pertama menjadi Koordinator Pengawas Isi Siaran KPID Provinsi Jawa Barat 2015-2020. Dengan frame yang sederhana inilah yang penulis sangat sadari bahwa karya buku ini bukan sesuatu yang fenomenal, apalagi besar, tetapi mudah-mudahan menjadi warna tambahan bagi catatan sejarah penyiaran di Tanah Air, khususnya di Jawa Barat. Penulis pun sangat menyadari bahwa buku ini banyak sekali kekurangan, sehingga penulis vi Politik Penyiaran Lokal mohon maaf dan berharap atas inisiasi dan inspirasi pembaca dapat memperbaiki, melengkapi, dan menyempurnakan dengan tinta ketulusan untuk membangun penyiaran nasional dan penyiaran lokal yang lebih baik dan memberikan manfaat besar pada publik. Hal itu bisa terjadi melalui karya lain yang disajikan pembaca atau melalui tangan penulis yang insya Allah tetap menjaga konsistensi untuk
Recommended publications
  • Mengungkap Kebohongan Program Televisi Di Indonesia
    BELIEVE Mengungkap Kebohongan Program Televisi di Indonesia i ii BELIEVE Mengungkap Kebohongan Program Televisi di Indonesia Kata Pengantar : Fajar Junaedi Filosa Gita Sukmono Editor: Fajar Junaedi, Bayu Chandra Kumara, Erwin Rasyid, Galuh Ratnatika, Maharani Dwi Kusuma Wardani, M.Bimo Aprilianto iii Believe Mengungkap Kebohongan Program Televisi di Indonesia Hak cipta pada para penulis dan dilindungi oleh Undang-undang (All Rights Reserved) Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit, halaman xvI + 348; 15,5 x 23,5 cm ISBN : 978-6027-636-81-1 Cetakan Pertama, 2015 Penulis: Aisyah Aprilinda R, Afran Irfan, Hesti Susliowati, Nisa Akmala, Mohamad Nurul Pamungkas, Erwin Rasyid, Maharani Dwi Kusuma Wardani, Mohamad Kasyfi Fitra, Naswhan Ihsan Fazil, Reza Dovi Saputra, Rifki Putri Mahbubati, Amelia Arista Putri, Fathi Yakan Muntazari, Evan Aksara, Akhmad Maulana Subkhi, Ragil Susanto, Kiki Rizki Pramanda, Bayu Chandra Kumara, Syarifah Khamsiawi, Devi Permatasari, Maulida Hazana, Muhammad Fatur Al Bashori, Muhammad Syahidul Mubarok, Yoska Pranata, Ari Prasatyo, Muhammad Naufal, Rima Sulistya Ningsih, Tri Prasetyo, Slamet Arifin, Alif Maulana, Galang Pambudi Anggara, Viddya Dwi Pradianty, Pri Anugrah, Puspita Septi Maharani, Anisati Sauma N, Bagus Haryo W, Septi Nugrahaini, Martina Ernaningsih, Fajar Adhi K, Haris Sugiharto, Intan Permatasari, Lisa Karunias Jati, Ravi Setya Ayu, Pratiwi Yunita Dwi Rahmawati, Wahyu Sugiharto, Yunia Rahmah, Galuh Ratnatika, Muhammad Aulia Rahman, Sintha Puspitaningrum, M.Bimo Aprilianto. Editor: Fajar Junaedi, Bayu Chandra Kumara, Erwin Rasyid, Galuh Ratnatika, Maharani Dwi Kusuma Wardani, M.Bimo Aprilianto Kata Pengantar : Fajar Junaedi Filosa Gita Sukmono Perancang Sampul: ? Ilustrasi Isi: All Editor Penata Letak: Ibnu Teguh W Pertama kali diterbitkan: Pertama kali diterbitkan oleh Mahasiswa peserta kelas Hukum Media Massa Program Studi Ilmu Komunikasi UMY tahun ajaran 2014/2015.
    [Show full text]
  • B24ef3f9f5 A8096973be.Pdf
    IKHTISAR 2017 2 2017 Highlights MAINTAINING BOTH LARGEST IN FTA AND CONTENT PT Media Nusantara Citra Tbk (“MNCN” atau “Perseroan”) PT Media Nusantara Citra Tbk (“MNCN” or “The Company”) kembali mempertahankan reputasinya sebagai media terkemuka persevered its top media standing in 2017, working through the past pada tahun 2017, dengan bekerja sepanjang tahun lalu year with impressive results. The Company retained its number one sehingga membuahkan hasil yang mengesankan. Perseroan position in the entire Free-to-Air (FTA) segment when RCTI, MNCTV, mempertahankan posisi nomor satu dalam segmen Free-to- GTV and iNews racked up a combined audience share of 38.3%. Air (FTA) saat RCTI, MNCTV, GTV dan iNews meraih pangsa This achievement once again comes as a direct result of the team’s pemirsa gabungan sebesar 38,3%. Prestasi ini sekali lagi dicapai dedication and determination, supported by the Company’s state sebagai hasil langsung dari dedikasi dan tekad tim, didukung of the art infrastructure completed with the latest technology for oleh infrastruktur modern milik Perseroan yang dilengkapi oleh broadcasting. teknologi penyiaran terbaru. Tahun lalu, GTV dan iNews telah berevolusi melalui brand Last year, GTV and iNews evolved through repositioning of the repositioning yang bertujuan untuk menjadikan kedua stasiun station brands which aims to become industry household names in TV tersebut sebagai brand ternama industri pertelevisian. GTV the near future. GTV (previously known as GlobalTV), targets a more (sebelumnya diketahui dengan GlobalTV), kini mengincar pasar progressive market composed of a modern family demographic. GTV yang lebih progresif yang terdiri atas demografi keluarga modern. caters to that segment through wider variety of fresh local content, GTV menjangkau segmen tersebut melalui konten lokal yang lebih such as talent search programs, talk shows and reality shows.
    [Show full text]
  • Dj Una Gaspol Dasyat
    Dj una gaspol dasyat [Download :5.3MB] Dj Una Gaspol Dasyat Rcti mp3 download, free download lagu Dj Una Gaspol Dasyat Rcti mp3 gratis. To continue, just click Download link to save Dj. Video embedded · Nama DJ Una Putri saat ini sedang hangat di perdengarkan. Apalagi mereka yang menyukai tayangan musik Dahsyat yang ditayangkan di RCTI, pasti … [Download :5.1MB] Dj Una Gaspol Dasyat mp3 download, free download lagu Dj Una Gaspol Dasyat mp3 gratis. To continue, just click Download link to save Dj Una Gaspol. [Download :4.7MB] Dj Una Gaspol Dasyat Rcti mp3 download, free download lagu Dj Una Gaspol Dasyat Rcti mp3 gratis. To continue, just click Download link to save Dj. [Download :5.2MB] Dj Una Gaspol Dasyat mp3 download, free download lagu Dj Una Gaspol Dasyat mp3 gratis. To continue, just click Download link to save Dj Una Gaspol. Selamat Pagi sobat FDK Dalam postingan saya kali ini saya akan membagikan Video Tarian Dasyat Gaspol , dimana Tarian gaspol ini adalah Tarian yang menyaingi Dari. [Download :4.7MB] Dj Una Gaspol Dasyat mp3 download, free download lagu Dj Una Gaspol Dasyat mp3 gratis. To continue, just click Download link to save Dj Una Gaspol. Dahsyat (or Strikes) is an. Syahnaz Sadiqah, Billy Syahputra, Putri Una, Pica Priscilla:. 2013, Dahsyat launched the Gaspol dance event format, adding a DJ. [Download :5.9MB] Lagu Dasyat Di Rcti mp3 download, free download lagu Lagu Dasyat Di Rcti mp3 gratis. To continue,. ♬ dj una gaspol dasyat rcti mp3 Oct 27, 2013 · beberapa foto hot si DJ cantik dan seksi 'Putri Una Astari' a.k.a DJ Una.
    [Show full text]
  • Bab I Pendahuluan
    BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Televisi merupakan media elektronik yang sangat berpengaruh terhadap manusia, sejak awal kemunculannya, televisi menjelma menjadi media yang sangat diminati. Media audio visual televisi muncul karena perkembangan teknologi, yang mana karya ini merupakan karya massal yang di kembangkan dari tahun ke tahun oleh para innovator. Belum lengkap rasanya kalau di sebuah rumah tanpa televisi, karena televisi telah menjadi kebutuhan dari keluarga. Televisi merupakan media massa yang mengalami perkembangan paling fenomenal di dunia. Meski lahir paling belakangan di banding media massa cetak dan radio, namun pada akhirnya media televisilah yang paling banyak diakses dan diminati oleh masyarakat dimanapun di dunia ini. Perpaduan gambar, warna, dan suara, menjadi daya tarik televisi untuk diminati oleh manusia. Televisi menciptakan suasana tertentu, penonton dapat menikmati acara televisi sambil duduk santai menyaksikan berbagai informasi yang di sajikan, serta penyampaian isi pesan seolah-olah langsung oleh komunikan dan komunikator. Informasi yang di sampaikan oleh televisi, dengan mudah di mengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual. Seiring perkembangan siaran televisi di Indonesia, banyak acara-acara televisi yang bermunculan, terutama acara musik televisi yang sering di siarkan di stasiun televisi swasta. Acara musik televisi sangat diminati oleh khalayak muda di Indonesia. Karena setiap penayangannya selalu meng-update lagu-lagu terbaru dan bintang tamu yang selalu berganti setiap harinya. Program musik televisi bukan sekedar memberikan informasi tentang lagu terbaru, ataupun penampilan bintang tamu, tapi juga interaksi dengan penonton di studio dan interaksi melalui telepon serta candaan atau pembahasan yang lucu oleh 1 2 pembawa acara, wawancara dan diskusi yang di sertai hiburan oleh para presenter di acara tersebut.
    [Show full text]
  • 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Uses And
    1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Uses and Gratification adalah teori komunikasi yang mengarah pada pendekatan manusiawi. Artinya, individu memiliki wewenang serta perana aktif dalam menggunakan media dan memilih media mana yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Setelah individu tersebut telah menemukan media massa mana yang dapat memuaskan kebutuhannya maka hal tersebut akan terjadi terus menerus sampai titik di mana individu itu tidak merasa puas ddengan media massa tersebut lalu kemudian memilih media lainnya untuk memuaskan kebutuhannya. Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Herbert Blumer dan Elihu Katz pada tahun 1974. (Nurudin, 2009, p.192) Seperti yang telah dikatakan di atas bahwa individu bebas dalam memilih program untuk memuaskan kebutuhan mereka. Akan tetapi tidak berhenti sampai di situ saja, ketika proses pemilihan program dengan motif serta kepuasan tersebut maka muncullah Gratification Sought (GS) yaitu kepuasan yang dicari atau yang diinginkan oleh individu dan Gratification Obtained (GO) yaitu kepuasan nyata yang didapatkan oleh individu terhadap tayangan yang telah ditontonnya (Kriyantono, 2009, p.210). Pada tanggal 24 Agustus 1962 TVRI merupakan televisi pemerintah yang pertama kali hadir di Indonesia. Kemudian stasiun stasiun televisi swasta bermunculan seperti ANTV, RCTI, MNC TV (TPI), SCTV pada tahun 1989 dan pada tahun 2000 menyusul Metro TV, Trans TV (Morissan, 2004, p.2). Stasiun stasiun televisi di Indonesia saat ini seperti TVRI, MNC TV (TPI), RCTI, SCTV, Indosiar, Trans TV, Trans 7, ANTV, Global TV, TV One, dan Metro TV saling berlomba – lomba merancang program acara yang dapat menarik perhatian dan dapat memuaskan kebutuhan individu yang menonton program acara mereka. Program yang biasanya disajikan mulai dari berita, ilm, musik, permainan, komedi, kuis, sampai sinetron (Fahmi, 1997, p.21).
    [Show full text]
  • Distinction of the Television Broadcast Program in Indonesia During Ramadan [email protected]
    Distinction of the Television Broadcast Program in Indonesia During Ramadan [email protected] 1 Mahi M. Hikmat Abstract For Muslims, including Muslims in Indonesia, it is the most special month that changes the Indonesian people ways of life. The changes also predisposed Television broadcast programs in Indonesia. The research entitled “The Privileges of the Television Broadcast Program in Indonesia during Ramadan” is aimed at describing the existing Television programs broadcasted in Ramadhan month compared with those of Television programs broadcasted in other months. Through the description and comparison of Television broadcast programs, it is expected to identify the provileges of the Television broadcast program in Indonesia during Ramadan.This study employed Islamic and Juridical approaches referring to Islamic norms through formal law published by the Indonesian Broadcasting Commission (KPI) and the Regional Indonesian Broadcasting Commission (KPID). The method applied is descriptive qualitative method with data collection techniques focusing on participative observations on Television broadcast programs.The results of the study indicate that there are several privileges of Television broadcasting programs during the month of Ramadan; KPI & KPID formatted the formal law specifically applied for Television broadcast programs during the month of Ramadan; those Ramadhan program privileges are documented in detail in the form of news, broadcasting, and advertisement. Keywords: broadcast, Ramadhan, Privileges, and Broadcasting. 1 Lecturer of Postgraduate Program of Sunan Gunung Djati State Islamic University, Bandung, West Java, Indonesia 75 | Journal of Islamic Studies Vol.10 No.2 July – December 2019 Distinction of the Television Broadcast Program in Indonesia During Ramadan A. Introduction broadcasting Insitutions are rich; not only about Broadcasting is not a hollow world, but idealism concepts of broadcasting institutions, related to a story (Hikmat, 2018) As mandate but inhaling and ticking inspirational social facts, from Broadcasting Law No.
    [Show full text]
  • Hak Cipta Dan Penggunaan Kembali: Lisensi Ini Mengizinkan Setiap
    Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms. Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media televisi sudah demikian besar daya tariknya bagi masyarakat baik sebagai pihak penyelenggara siaran maupun sebagai penikmat siaran-siaran yang disajikan. Begitu besarnya daya tarik media ini karena televisi mampu menyajikan informasi suara dan gambar dengan program tayangan yang disajikan semakin menarik dan bervariatif. Perkembangan media massa ini tidak lepas dari sejarah media pendahulu lainnya. Demikian besar minat masyarakat pada media ini juga berpengaruh besar dampaknya baik sosial, budaya, politik, ekonomi dan sektor lain di kehidupan masyarakat. Pada tahun 1962 media televisi pertama di Indonesia muncul yaitu TVRI, yang juga bertepatan dengan dilangsungkannya Asian Games di gelanggang olah raga Senayan Jakarta. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia (TVRI) dipergunakan sebagai panggilan stasiun hingga sekarang. (Effendy, 1993, h. 54) Jika sejak tahun 1962 di Indonesia hanya dikenal satu stasiun televisi, yakni Televisi Republik Indonesia (TVRI), maka dipenghujung decade 80-an dan awal decade 90-an, suasana pertelevisian menjadi meriah dengan munculnya stasiun tv lain yang dikelola swasta. Badan televisi swasta yang pertama adalah Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) di Jakarta yang dioperasikan sejak bulan April 1989 dan diresmikan pada tanggal 24 Agustus 1989 tepat pada hari lahirnya TVRI ke-28.
    [Show full text]
  • TELEVISIAL Merayakan Budaya Menonton, Membaca Program Televisi
    TELEVISIAL Merayakan Budaya Menonton, Membaca Program Televisi Bukan Hanya Menonton I i ii I Bukan Hanya Menonton TELEVISIAL Merayakan Budaya Menonton, Membaca Program Televisi Kata Pengantar : Fajar Junaedi Editor : Baiq Rita Astari, Lintang Filia Ardiana, Monica Putri Wulandari, Eri Sri Wulandari, Larasati Rizky Apsari, Zul!kar Gazali, Enola Putri Ardianka, Zia Khusnun Amalia Bukan Hanya Menonton I iii TELEVISIAL Merayakan Budaya Menonton, Membaca Program Televisi Hak cipta pada para penulis dan dilindungi oleh Undang-undang (All Rigths Reserved) Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit, 15,5 x 23,5 cm, xii + 226 hal ISBN : 978-602-6751-16-4 Cetakan Pertama, 2016 Penulis Insania Sagita Belladina, Sulhi Azhari, Muhammad Firdaus Sam, Baiq Rita Astari, M.Ghazian Hawari, Siti Fitria Pellu, Larasati Rizky Apsari, Azka Adiba, Basudewa Suryo Ajie, Erik Bagus Prastyawan, Sondri Aryadi, Arief Fadhilah Putra, Adianty F. Sagala, Eri Sri Wulandari, Monica Putri Wulandari, Odi Susanto, Rio Candra Pratama, Zia Khusnun Amalia, Cintaning Prasmi Nabiila, Ade Rio Wibowo, Lintang Filia Ardiana, Muhammad Faisal Akbar, Syahrizal Maulana Hadis, Enola Putri Ardianka, Agung Pangeran Bungsu, Sachryn Fadullah H, Naila Nadila, Ragata Rahma Sejati, Nanda Setiawan, Budi Firdaus, Danang Aristya, Dita Herlinda Sekar Langit Putri, Rizky Rivaldo Haruna, Zul!kar Gazali. Editor : Baiq Rita Astari, Lintang Filia Ardiana, Monica Putri Wulandari, Eri Sri Wulndari, Larasati Rizky Apsari, Zul!kar Gazali, Enola Putri Ardianka, Zia Khusnun Amalia KataPengantar : Fajar Junaedi Perancang Sampul : M. Faisal Akbar, Nanda Setiawan, Budi Firdaus, Sulhi Azhari Ilustrator isi : All Editor Penata Letak : Ibnu Teguh W Pertama Diterbitkan : Pertama kali diterbitkan oleh Mahasiswa peserta kelas Hukum Media Massa Program Studi Ilmu Komunikasi UMY tahun ajaran 2015/2016 Bekerjasama dengan : Buku Litera Minggiran MJ II/1121, RT 53/15 Suryodiningratan, Mantrijeron, Yogyakarta.
    [Show full text]
  • PRODUKSI PROGRAM TELEVISI (Studi Kasus Acara Variety Show Dahsyat Di RCTI)
    PRODUKSI PROGRAM TELEVISI (Studi kasus acara variety show Dahsyat di RCTI) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Humas Program Studi Ilmu Komunikasi Oleh: SITI NURFATIHAH 6662101141 KONSENTRASI HUBUNGAN MASYARAKAT PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA BANTEN 2015 ii ii iii iii iv PERNYATAAN ORISINALITAS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Siti Nurfatihah NIM : 6662101141 Tempat, tanggal lahir : Pandeglang, 24 Oktober 1993 Program Studi : Ilmu Komunikasi Menyatakan bahwa skripsi ini yang berjudul Produksi Program Televisi (Studi kasus acara variety show Dahsyat di RCTI) adalah hasil karya saya sendiri, dan seluruh sumber yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila dikemudian hari skripsi ini terbukti mengandung unsur plagiat, maka gelar kesarjanaan saya bisa dicabut. Serang, Agustus 2015 Siti Nurfatihah iv v ABSTRAK Siti Nurfatihah. NIM. 6662101141. Skripsi. Produksi Program Televisi (Studi kasus acara Variety Show Dahsyat di RCTI). Skripsi Konsentrasi Ilmu Humas: Program Ilmu Komunikasi fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing 1: Prof. Dr. Ahmad Sihabudin, M.Si dan Pembimbing II: Dipl.Ing (FH) Rangga Galura Gumelar., M.Si. Penelitian ini bejudul “Produksi Program Televisi (Studi kasus acara Variety Show Dahsyat di RCTI). Dahsyat merupakan program musik yang berkembang menjadi program acara Variety Show yang ditayangkan oleh RCTI mengenai informasi deretan lagu yang hits di Indonesia, permainan, kuis, selain itu ada juga informasi yang berisikan edukasi di dalamnya. Program Dahsyat merair rating di posisi 40 dengan rating 1,5 persen dan share 15,8 persen. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan proses produksi dengan tahapan produksi yang dilakukan dan mengetahui peran host dan penonton bayaran dalam program Dahsyat untuk bisa mendapatkan keuntungan dengan teori ekonomi media.
    [Show full text]
  • Bab I Pendahuluan
    BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi merupakan bagian yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat manusia. Oleh karena itulah, ilmu komunikasi saat ini telah berkembang pesat. Salah satu bagian dari ilmu komunikasi yang sedang berkembang pesat adalah komunikasi massa. Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi (Wiryanto,2000:62). Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang tersebar yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. (Mulyana, 2002:75) Pentingnya peranan media massa dalam proses komunikasi, disebabkan oleh efisiensinya dalam mencapai komunikan. Dari sekian banyak media massa seperti 1 2 surat kabar atau radio, televisi merupakan media massa yang paling berpengaruh dan diminati dalam kehidupan masyarakat. Melalui komunikasi massa, pesan-pesan komunikasi dapat disampaikan kepada orang banyak di tempat yang berbeda-beda dan pada waktu yang bersamaan. Televisi sebagai media komunikasi massa mempunyai banyak kelebihan dalam penyampaian pesan-pesannya dibandingkan dengan media komunikasi massa lainnya, karena televisi menyampaikan pesannya melalui gambar dan suara secara bersamaan dan hidup, sangat cepat dan dapat menjangkau ruang yang sangat luas. Televisi kini semakin mendominasi komunikasi massa dikarenakan sifatnya yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat. Menurut Winarso (2005;97), televisi merupakan sebuah sistem pusat dari penceritaan. Televisi merupakan bagian dan bidang dari kehidupan kita sehari-hari. Dramanya, iklannya, beritanya dan program lainnya membawa dunia citra-citra dan pesan-pesan umum yang relatif berkaitan secara logis ke rumah.
    [Show full text]