Sistem Kaderisasi Partai Keadilan Sejahtera

(Studi Etnografi Antropologi Politik Tentang Sistem Kaderisasi PKS di Kota Medan)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Dalam Bidang Antropologi

Disusun Oleh:

MUHAMMAD ROZAK

120905062

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2016 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PERNYATAAN ORIGINALITAS

Sistem Kaderisasi Partai Keadilan Sejahtera Studi Etnografi Antropologi Politik Tentang Sistem Kaderisasi PKS di Kota Medan SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah disajikan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam makalah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan disini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap menanggalkan gelar kesarjanaan saya.

Medan, Oktober 2016

Muhammad Rozak

i

ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Sistem Kaderisasi Partai Keadilan Sejahtera” (Studi Etnografi Antropologi tentang Sistem Kaderisasi PKS di Kota Medan) disusun oleh Muhammad Rozak (120905062), 2012. Skripsi ini terdiri dari 7 BAB, 176 halaman, 12 tabel dan 17 foto. Penelitian ini mengkaji bagaimana sistem pengkaderan yang dilakukan Partai Keadilan Sejahtera di Kota Medan. Penelitian ini di latarbelakangi bagaimana sebuah partai politik yang bernuansa dan lahir dari anak-anak muda Islam. Tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah untuk memberikan gambaran internal PKS dalam hal mencetak kader yang memiliki loyalitas, semangat militansi, kemandirian dan membangun tatanan pemerintahan yang baik dan bersih sesuai dengan acuan Islam serta mencari tahu “Bagaimana Sistem Kaderisasi PKS di Kota Medan?” Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat etnografi. Proses pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan studi dokumen. Proses pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan model “Observasi Partisipasi” dimana peneliti juga merupakan bagian langsung dari internal PKS sebagai kader pemula. Hasil dari penelitian ini gambaran strategi dan kebijakan PKS di Kota Medan, melakukan pengkaderan dengan sistem dan pola yang merupakan bagian dari sistem sesuai dengan Munas di PKS Pusat dengan cara bertahan, berkelanjutan dari anak-anak, remaja, dewasa dan orangtua. Hal ini dilakukan dengan dua cara baik di masyarakat (informal) dan bekerjasama serta berafiliasi dengan institusi pendidikan formal. Untuk di ranah formal PKS menggunakan poros (mihwar) untuk meraup calon-calon kader yaitu secara kolektif (jama’i). Sistem kedua yaitu pendekatan orang per orang, meliputi komunikasi secara langsung (fardhi). Setelah itu calon kader diajak untuk mengikuti agenda dan forum-forum yang telah diorganisir oleh PKS yang disebut dengan tarbiyah. Tarbiyah memiliki beberapa sarana seperti liqo/halaqah (pertemuan rutin mingguan), ta’lim dan tatsqif (pembekalan intelektual Islam), dauroh (pelatihan), mukhayyam (perkemahan), mabit (malam bina iman dan taqwa) dan rihlah (rekreasi). Selain agenda tersebut, PKS sendiri memiliki kurikum sendiri dalam membentuk watak dan karakter para kadernya yang disebut dengan manhaj tarbiyah. Faktor penentu dalam hal pengkaderan adalah aktifnya kader dalam lingkaran tarbiyah, loyalitasnya terhadap agenda-agenda yang diadakan oleh partai. Selain itu, di dalam tubuh PKS Kota Medan, faktor kesabaran (tawadhu) menjadi hal utama agar kader dapat menjadi kader tingkat inti dan memegang jabatan fungsional baik di instansi negara maupun partai. Kata Kunci: Partai Kader, Dakwah, Tarbiyah, Manhaj, Mihwar

ii

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji syukur penulis haturkan kepada

Allah SWT, Tuhan semesta alam yang selalu memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya kepada penulis hingga akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam juga penulis panjatkan kepada teladan seluruh alam dan panutan umat manusia yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari zaman jahiliyah (kebodohan) ke zaman yang cerah penuh dengan ilmu bagi seluruh umat manusia. Dalam kesempatan ini penulis ingin ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam proses penulisan skripsi ini baik dari awal hingga akhir. Pertama sekali penulis ingin haturkan terima kasih dari relung hati yang paling dalam kepada kedua orangtua saya, ayahanda tercinta Subianto dan Ibunda tercinta

Supini yang telah membesarkan saya dengan sepenuh hati dan mengajarkan kepada saya untuk tidak menyerah dalam menjalani kehidupan ini, kepada adik- adikku yang cantik-cantik dan cerewet, Putri Nur Aisyah dan Nadhila Zafira. Juga kepada seluruh keluarga besar saya terutama kepada Bulik Desy Julianti dan

Bukde Rosminah, S.Pd yang banyak membantu dalam hal materiil kepada penulis, kepada Abangda Baskoro Pakusadewo yang bisa diajak bertukar ilmu dan nasihat-nasihatnya kepada penulis.

iii

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada pihak Universitas Sumatera Utara, diantaranya:

1. Kepada Bapak Runtung Sitepu, S.H, M.H selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara yang telah membuat kebijakan-kebijakan yang bermanfaat

bagi seluruh mahasiswa Universitas Sumatera Utara

2. Kepada Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Dekan FISIP

USU, Bapak Dr.Fikarwin Zuska selaku Ketua Departemen Antropologi

Sosial FISIP USU, yang telah membuat kebijakan dan pengarahan terbaik

kepada seluruh mahasiswa Antropologi Sosial, Bapak Agustrisno, M.SP

selaku Sekertaris Departemen Antropologi Sosial yang telah membantu

mahasiswa dalam proses administrasi dan ilmunya.

3. KepadaPenasihat Akademik saya, Bapak Ermansyah, M. Hum, yang telah

membimbing saya selama masa perkuliahan dari awal hingga akhir, dan

kepada dosen pembimbing penulis Bapak Wan Zulkarnain, S.Sos, M.Si

yang telah banyak memberi bantuan, semangat dan arahan dari awal

hingga akhir sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik

dan tepat waktu sesuai dengan apa yang diharapkan,

4. Kepada Kak Nurhayati dan Kak Sofie yang telah membantu administrasi

surat menyurat penulis selama masa perkuliahan saya ucapkan terima

kasih banyak.

5. Dalam kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan rasa terima kasih

banyak kepada seluruh Dewan Pengurus Daerah PKS Kota Medan, dan

seluruh kader PKS Kota Medan khususnya Bapak Hamzah Sagimun, Lc,

iv

Bapak Salman Alfarisi, Bu Dhiyaul Hayani, S.Pd.I, M.Pd, Kak Nana

Indrayani, S.Si, Pak Yandi Zulfikar, Bang Hendrik (Koko), Bapak Basyir

S.E, Bang Ridwan dan Bapak Razali Taat, S.Pdi yang membantu penulis

dalam memberikan bantuan buku sebagai refrensi dan waktunya terutama

canda dan tawanya disaat penulis merasa kesulitan.

6. Untuk ranah keilmuan dan kognitif dalam analisis sistem saya ucapkan

terima kasih banyak kepada Bapak Warjio, Ph.D, Kak Siti selaku dosen

Ilmu Politik FISIP USU, Ustadz Fitrah Ginting selaku Murabbi penulis,

Bang Muhammad Rifa’i, Bang Asrul Wijaya Saragih, Bang Bendri

Ritonga dan Bang Abdul Rahman Matondang untuk bantuan refrensi

buku, ilmu dan nasihat-nasihatnya kepada penulis.

7. Saya juga tak ingin lupa kepada teman-teman di seperjuangan yang selalu

menghibur penulis dengan canda tawa dan kejahilan kalian yang gila

Chairunisa Siregar, Fitri Indrayani Sondang Malau selama masa

perkuliahan kita. Mungkin penulis takkan melupakan pepatah “tidak ada

yang namanya mantan sahabat, yang ada hanya mantan pacar”, serta Bang

Viktor Manalu yang telah membantu penulis dalam menyusun teknis

pengetikan skripsi ini. Dan tak lupa kepada seluruh sahabat seperjuangan

penulis di jurusan Antropologi Sosial stambuk 2012 yaitu Hendra

Fernandez Simangunsong, Fritz Octo Saragih, Alm. Hendro Hutagalung,

Vande Sitanggang Sofwan Al-Faroqy Hasibuan, Irfan Sukma, Endang Sri

Wedari, Jella Sembiring, Devi Prianti, Sari Maria Silalahi, dan seluruhnya

v

yang tak dapat penulis tuliskan satu persatu disini. Kalian adalah bagian

dari semangat hidup ini, terima kasih atas persahabatan ini.

8. Penulis juga ingin mengucapkan terim kasih banyak kepada sahabat-

sahabat karibku selama di bangku SMA dan teman sehari-hariku yaitu

Muhammad Irsan, Muhammad Arifin Lubis, Bang Ade Hermawan dan

Pra Wiro yang selalu membuat suasana menjadi lucu dan cair, semoga kau

bisa menjadi pelawak tingkat nasional. Di UKM Taekwondo USU ada

Kak Winda Ayu, Novika Yana, dalam membantu penerjemahan bahasa-

bahasa Arab, Bang Feriandi, Naufal dan Dek Adetya Sabrina penyemangat

penulis kalau galau dan plin plan. Terima kasih untuk semuanya.

9. Terakhir kepada wanita yang pernah memberi semangat dan tawa selama

ini kepada penulis, Fitriani, Atika Nurladiza Siregar, Ira Maya Sari dan

Imah Wardiana. Semoga kalian selalu diberikan kesehatan, kelancaran

dalam segala urusan dan umur yang panjang oleh-Nya. Semoga kita bisa

saling tetap terjaga dalam setiap waktu dan kesempatan untuk tetap bisa

berjumpa.

vi

Akhir kata penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu kritik, saran dan masukan penulis akan menerimanya agar skripsi ini menjadi lebih baik lagi kedepannya dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu Antropologi. Amin ya robbal a’lamin.

Medan, Oktober 2016

Muhammad Rozak

vii

RIWAYAT SINGKAT PENULIS

Muhammad Rozak, lahir pada 22 Juli

1994 di Medan. Anak pertama dari ketiga

bersaudara dari Subianto dan Supini.

Riwayat pendidikan penulis, menjalani

pendidikan sekolah dasar di SD MIS

Muhajirin Medan (2000-2006) kemudian

melanjutkan ke SMPNegeri 34 Medan

(2007-2009) dan melanjutkan sekolah

menengah atas di MAN 3 Medan (2010-

2012). Terakhir pada akhir tahun 2012

penulis diterima menjalani pendidikan sarjana (S-1) di Departemen Antropologi Sosial Fakultas FISIP USU. Selama perkuliahan penulis aktif mengikuti beberapa organisasi di intrnal kampus maupun eksternal kampus antara lain:

1. Anggota UKMI AS-Siyasah FISIP USU periode 2012-2013.

2. Anggota PA (Pengkaderan Anggota) HMI Komisariat FISIP USU periode

2013-2014

3. Kepala Bidang Dewan Kebijakan Publik KAMMI Komisariat Merah Putih

USU periode 2014.

4. Sekertaris Umum UKM Taekwondo USU periode 2014-2016 dan

viii

5. Kepala Dinas Eksternal Pemerintahan Mahasiswa FISIP USU periode

2015-2016.

6. Ketua Bidang Kepemudaan dan Olahraga Remaja Masjid Al-Ikhlas

periode 2010-2011.

Untuk kepelatihan keilmuan selama masa perkuliahan, penulis juga pernah mengikuti seminar-seminar nasional seperti:

1. Siaga 1 UKMI As-Siyasah FISIP USU tahun 2012.

2. Latihan Kepemimpinan (LK-1) HMI Komisariat FISIP USU tahun 2013.

3. Dauroh Marhalah 1 KAMMI Merah Putih USU tahun 2014.

4. Kepelatihan Dauroh Pementor L-MAI UKMI Ad-Dakwah USU 2014.

5. XL Future Leaders di Universitas Sumatera Utara tahun 2013.

6. Sosialisasi 4 Pilar oleh Anggota DPR-RI, Ruhut Sitompul di Hotel Madani

Medan tahun 2014.

7. Seminar Nasional, Bagaimana Peluang Sumatera Utara dalam Mengadapi

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), tahun 2015

Untuk prestasi yang pernah diraih penulis selama masa perkuliahan antara lain

1. Juara 3 under-54 Kg Pekan Olahraga Kota Medan tahun 2014

2. Juara 3 under-58 Kg Pekan Olahraga Kota Medan tahun 2015

3. Juara 3 under-54 Kg Open Tournament Taekwondo Yayasan Universal

Taekwondo Sumatera Utara

4. Juara 2 under-58 Open Tournament USU Cup 3 Piala Rektor USU se-

Indonesia.

5. Penerima Beasiswa Peduli Pendidikan oleh Bank BRI tahun 2013

ix

6. Penerima Beasiswa Bidik Misi pengganti tahun 2015-2016.

Hingga saat ini penulis masih tetap aktif dalam lingkaran tarbiyah halaqah di

Kelurahan Sari Rejo, Medan Polonia.

Kontak yang bisa dihubungi: 0812-3213-5386

Email yang bisa dihubungi: [email protected]

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas kuasa dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan kelengkapan lainnya dalam memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana di Departemen Antropologi Sosial di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Universitas Sumatera Utara.

Sistem Kaderisasi Partai Keadilan Sejahtera (Studi Antropologi Politik

Tentang Sistem Kaderisasi Partai Keadilan Sejahtera di Kota Medan) yang menjadi judul skripsi ini, merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sumatera Utara dalam bidang Antropologi. Skripsi ini berisi kajian etnografi yang di dasarkan pada observasi partisipasi dan wawancara penulis di lapangan.

Secara sistematis, kajian tentang sistem kaderisasi ini berfokus kepada bagaimana pola-pola yang terjadi di dalam sistem kaderisasi yang dilakukan

Partai Keadilan Sejahtera Kota Medan, dan apa-apa saja faktor-faktor yang melatarbelakangi seseorang bergabung di Partai Keadialan Sejahtera ini.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis, penulis melihat ada banyak elemen- elemen organisasi yang ikut berperan dalam terbentuknya kader-kader PKS di

Kota Medan.

Pengkaderan yang berkelanjutan, dan adanya afiliasi organisasi-organisasi yang bergerak dibidang sosial membuat partai ini memiliki kader-kader yang loyal, solid, militan dan mandiri merupakan nilai positif dari kader-kader yang

xi dimiliki oleh PKS. Partai ini bergerak perlahan menarik simpatik masyarakat melalui aksi-aksi sosialnya seperti kepengurusan jenazah, khitanan massal, pembangunan-pembangunan masjid, organisasi penyalur zakat, penyalur bantuan sosial ketika bencana merupakan beberapa contoh kegiatan sosial yang mereka motori.

xii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORIGINALITAS……………………………………… i ABSTRAK……………………………………………………………..…. ii UCAPAN TERIMA KASIH…………………………………………..…. iii RIWAYAT HIDUP…………………………………………………….… vi KATA PENGANTAR………………………………………………….… viii DAFTAR ISI……………………………………………………………… x DAFTAR TABEL………………………………………………………… xiii DAFTAR FOTO………………………………………………………….. xiv

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………. 1 1.1 Latar Belakang Masalah………………………………….. 1 1.2 Tinjauan Pustaka………………………………………..… 16 1.3 Rumusan Masalah………………………………………… 30 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………… 31 1.5 Metode Penelitian………………………………………… 32 1.5.1 Teknik Pengumpulan Data………………………… 34 1.5.1.1 Observasi Partisipasi……………………… 34 1.5.1.2 Wawancara…………………………..…… 35 1.5.1.3 Analisis Data……………………………… 37 1.6 Pengalaman Peneliti………………………………………. 38

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN…………… 43 2.1 Mengenal Kota Medan…………………………………… 43 2.1.1 Sejarah Kota Medan………………………………… 43 2.1.2 Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik………… 47 2.1.3 Demografi Kota Medan………………………….…. 52 2.1.4 Keuangan dan Perekonomian Daerah……………… 55 2.2 Partai Keadilan Sejahera di Kota Medan……….……..… 58 2.2.1 Sejarah PKS di Kota Medan……………………….. 58 2.2.2 Struktur Kepengurusan DPD PKS Kota Medan….. 62 2.2.3 Budaya PKS di Kota Medan………………………. 64 2.2.4 Sumber Dana PKS Kota Medan…………………… 66 2.2.5 Perolehan Suara PKS di Kota Medan Pada Tiga Pemilihan Legislatif………………………….. 67

BAB III PARTAI KEADILAN SEJAHTERA..……………………… 73 3.1 Partai Keadilan Sejahtera Nasional………...... 73 3.1.1 Sejarah PKS Nasional……………………………… 73 3.1.2 Visi dan Misi Partai Keadilan Sejahtera Nasional … 85 3.1.2.1 Visi Umum………………………………… 85 3.1.2.2 Visi Khusus……………………………..… 86 3.1.2.3 Misi Umum………………………………… 86

xiii

3.2 Falsafah Pergerakan PKS………………………………… 88 3.3 Struktur Organisasi PKS………………………………… 90 3.4 Ideologi PKS…………………………………………….. 91 3.5 Partisipan Politik PKS Kota Medan……………………… 94 3.6 Penjaringan BakalCalon Legislatit PKS Kota Medan..… 98

BAB IV SISTEM KADERISASI PKS DI KOTAMEDAN…..…………………………………………………... 103 4.1 Sistem Rekrutmen PKS Nasional………………………… 103 4.1.1 Sistem Rekrutmen Jama’i ………………………… 108 4.1.2 Sistem Rekrutmen Fardhi ………………………… 110 4.2 Pola Kaderisasi PKS Kota Medan……….…..…………… 112 4.2.1 Pola Tarbiyah……………………………..………... 113 4.2.2 Pola Underbrow Organisasi……………………….. 127 4.2.3 Pola Pengkaderan Formal Partai…………………… 133 4.3 Sang Murabbi, Tokoh Sentral PKS ……………………... 137

BAB V FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KADERISASI……………………………………………….... 144 5.1 Faktor Agama……………………….……………….…… 144 5.2 Kemauan Diri……………………………………………. 146 5.3Aktivis Organisasi Keagamaan Islam …………………… 147 5.4 Faktor Pendidikan…………….……………………..…… 149 5.5 Faktor Keluarga…..……………………...... 152 5.6 Faktor Interaksi Sosial……………………………..….…. 153 5.7 Memiliki Popularitas di Masyarakat…………………..… 154 5.8 Faktor Jenis Kelamin (Gender)……………….….…………. 155

BAB VI PROFIL KADER PKS KOTA MEDAN………………..…. 159 6.1 Salman Al-Farisi……………………………………….… 159 6.2 Dhiyaul Hayati, S.Pd.I, M.Pd …………………………… 161 6.3 Razali Taat, S.Pd.I………………………….………….…. 164

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN……………………………… 166 7.1 Kesimpulan…………………………………………....… 166 7.2 Saran……………………………………………………. 171 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………...…. 173 LAMPIRAN SURAT PERNYATAAN KADER SURAT KETERANGAN RISET

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Bangunan Bersejarah di Kota Medan………………………….… 51 Tabel 2: Jumlah Kelurahan dan Luas Wilayah Per-Kecamatan di Kota Medan……………………………………………………………………… 53 Tabel 3: Jumlah Perbandingan Etnis di Kota Medan Tahun 1930, 1980 dan 2000……...... 54 Tabel 4:Persentase Agama di Kota Medan……………………………….. 55 Tabel 5:Upah Minimum Regional Kota Medan Tahun 2015…..…...... 56 Tabel 6: Statistik Ekonomi Kota Medan Tahun 2014-2016………...... 58 Tabel 7:Daftar Alamat DPC PKS se-Kota Medan………………………. 60 Tabel 8: Daftar Kepengurusan DPD PKS Kota Medan Masa Bakti 2015- 2020………………..……………………………………………… 62 Tabel 9: Badan Pengurusan Harian DPD PKS Kota Medan Tahun 2015- 2020...... 63 Tabel 10:Perolehan Suara PKS di Kota Medan di 3 Pemilihan Legislatif...... 69 Tabel 11: Ketua Umum PKS Dari Masa ke Masa………….…………….. 85 Tabel 12: Pengurus Harian DPD PKS Kota Medan tahun 2015-2020 berdasarkan tingkat pendidikan formal ……………………. 151

.

xv

DAFTAR FOTO

Foto 1: Sekertariat DPD PKS Kota Medan..………………………….… 61 Foto 2:Buku-buku refrensi tarbiyah PKS…...... 74 Foto 3:Logo Partai Keadilan Sejahtera……...... 84 Foto 4: Kelompok Non-Asosiasional PKS Kota Medan…………...... 96 Foto 5: Kelompok Asosiasional……………...... 97 Foto 6: Kader PKS Kota Medan Sekaligus Pengurus Lembaga Sosial….. 98 Foto 7: Bakti Sosial sebagai strategi rekrutmen jama’i PKS Medan……. 109 Foto 8: Afiliasi PKS Medan dengan organisasi KAMMI sebagai poros (mihwar) PKS dalam sistem perekrutan jama’i PKS Kota Medan di kampus…………………………………………………………. 110 Foto 9: Kegiatan Halaqah/Liqo……...... 118 Foto 10: Kegiatan Tatsqif/Ta’lim Masyarakat……...... 119 Foto 11: Kegiatan Tatsqif/Ta’lim di Kampus………...... 119 Foto 12:Kegiatan Mukhayyam……...... 121 Foto 13: Kegiatan Rihlah………...... 123 Foto 14: Kegiatan Mabit…...... 124 Foto 15: Kegiatan Dauroh…...... ….... 126 Foto 16: Ikrimah Hamidy dan KAMMI Kota Medan…………...... 132 Foto 17: Ahmad Rosidi Ketua JPRMI Kota Medan dan PKS Kota Medan………………………………………………………… 133

xvi

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Partai politik atau yang sering disebut juga dengan parpol merupakan sarana bagi warga negara untuk turut serta atau berpartisipasi dalam proses pengelolaan negara. Dewasa ini, parpol sudah sangat akrab di lingkungan kita.Sebagai lembaga politik, partai bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya.Kelahirannya mempunyai sejarah yang cukup panjang, meskipun belum cukup tua.Dapat dikatakan parpol merupakan organisasi yang baru dalam kehidupan manusia, jauh lebih muda di bandingkan dengan organisasi negara.

Menurut Mirriam Budiardjo (2008: 397), sebagai subjek penelitian ilmiah, parpol tergolong relatif muda. Baru pada awal abad ke-20 studi mengenai masalah ini dimulai. Sarjana-sarjana yang berjasa mempelopori antara lain adalah M.Ostrogorsky (1902), Robert Michels (1911), Maurice

Duverger (1951), dan Sigmund Neumann (1956).

Parpol pada awalnya lahir di negara-negara Eropa bagian barat. Dengan meluasnya gagasan bahwa rakyat merupakan faktor yang perlu diperhitungkan dan diikutsertakan dalam proses politik, maka parpol telah lahir secara spontan dan berkembang menjadi penghubung antara rakyat di satu pihak dan pemerintah di lain pihak.

Pada awal perkembangannya, pada akhir abad 18 di negara-negara Barat seperti Inggris dan Prancis, kegiatan politik dipusatkan pada kelompok-

1

kelompok politik dalam parlemen.Kegiatan ini mula-mula bersifat elitis dan aristokratis, mempertahankan kepentingan kaum bangsawan terhadap tuntutan-tuntutan raja.

Di negara-negara berkembang, keadaan politik sangatlah berbeda satu sama lain, demikian pula keadaan partai politiknya menunjukkan banyak sekali variasi. Kecuali di beberapa negara yang berlandaskan komunisme, seperti Korea Utara, partai-partai politik umumnya lemah organisasinya dan jarang memiliki dukungan massa yang luas dan kukuh (dalam Mirriam

Budiardjo, 2008:398).

Eksistensi parpol di sebagai organisasi politik menunjukkan perkembangan yang semakin meningkat peranannya, baik secara kualitas dan kuantitas.Selaras dengan perkembangannya, parpol memerlukan sistem yang modern, sehingga menghasilkan organisasi politik yang bisa bertahan di kancah perpolitikan nasional yang serba penuh pertarungan sengit.Untuk menghasilkan parpol modern, maka diperlukan sistem kaderisasi yang mumpuni.

Pada umumnya parpol juga diharapkan akan melaksanakan fungsi- fungsinya seperti di negara-negara yang sudah mapan kehidupan politiknya.

Ia diharapkan menjadi alat penting untuk mengorganisir kekuasaan politik, memengaruhi keputusan-keputusan pemerintah serta turut melaksanakannya, menghubungkan secara efektif ke masyarakat umum dengan proses politik, merumuskan aspirasi dan tuntutan rakyat serta memasukkannya ke dalam proses membuat keputusan.

2

Satu peran yang sangat penting di harapkan dari parpol adalah sebagai sarana untuk mengembangkan integrasi nasional dan memupuk identitas nasional, karena negara-negara baru sering dihadapkan pada masalah bagaimana mengintegrasikan berbagai golongan, daerah, serta suku bangsa yang berbeda corak sosial dan pandangan hidupnya menjadi satu bangsa.

Parpol hadir di tengah-tengah masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh dan mempertahankan kekuasaan yang diwujudkan melalui program-program yang disusun berdasarkan ideologi partai. Salah satu cara yang digunakan suatu parpol untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan adalah ikut serta dalam pemilihan umum. Oleh sebab itu, parpol harus menyediakan kader-kader yang qualified untuk bertarung.

Di sisi lain, parpol juga berfungsi memperbincangkan dan menyebarluaskan rencana-rencana dan kebijakan –kebijakan pemerintah.

Dengan demikian terjadi arus informasi dan dialog dua arah, dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Oleh karena itu parpol memainkan peran sebagai penghubung antara yang memerintah dan yang diperintah. Peran partai sebagai jembatan sangat penting, karena disatu pihak, kebijakan pemerintah perlu dijelaskan kepada semua kelompok masyarakat , dan di pihak lain pemerintah juga harus tanggap terhadap tuntutan masyarakat..

Rekrutmen politik atau representasi politik memegang peranan penting dalam sistem politik suatu negara. Karena proses ini menentukan orang-orang yang akan menjalankan fungsi-fungsi sistem politik negara itu melalui lembaga-lembaga yang ada. Oleh karena itu, tercapai atau tidaknya

3

tujuan suatu sistem politik yang baik tergantung pada kualitas rekrutmen politik.Kehadiran suatu partai politik dapat dilihat dari kemampuan partai tersebut melaksanakan fungsinya.Salah satu fungsi yang terpenting yang dimiliki parpol adalah fungsi rekrutmen politik (Taupik Azhari, 2014:6).

Rekrutmen politik merupakan seleksi, pemilihan atau seleksi pengangkatan seseorang untuk melaksanakan sejumlah peranan di sistem politik dan sistem pemerintahan. Dalam rekrutmen politik, parpol umumnya memiliki cara sendiri dalam perekrutan calon anggota. Menurut Drs. Fautisno

Cardoso Gomes (1995: 105) mengatakan bahwa rekrutmen merupakan proses mencari, menemukan dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam suatu organisasi1.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) lahir dari gerakan tarbiyah2 dari beberapa kampus di Indonesia. Gerakan Tarbiyah sendiri awalnya lebih berfokus sebagai gerakan dakwah yang muncul di awal 1980-an di Era Orde

Baru. Gerakan tarbiyah bisa difahami sebagai alternatif dari berbagai gerakan

Islam. Untuk memahami di mana letak PKS dalam peta gerakan Islam lain maka setting politik saat itu perlu dicermati. Di sini perlu diingat bahwa penguasa Orde Baru melakukan represi hambatan terhadap aktivitas Islam politik. Islam politik adalah kecenderungan sebagian muslim yang aktif di sektor politik dengan membawa aspirasi agama Islam.

Partai ini lebih dikenal dengan partai dengan istilah partai dakwah karena dakwah merupakan kegiatan yang mengajak orang kepada hal-hal

1Imaduddin Rahmat (2012), Ideologi Politik PKS Dari Masjid Kampus ke Gedung Parlemen (hal: 278). 2Tarbiyah berasal dari bahasa Arab yang berarti pendidikan.Makna luas tarbiyah adalah pola pendidikan yang berasaskan nilai-nilai agama Islam.

4

yang baik terutama dalam hal ibadah.Dakwah merupakan usaha sadar mentransformasikan masyarakat untuk terus-menerus kearah yang lebih baik lagi dengan menekankan tiga komitmen (komitmen moral, komitmen spiritual dan komitmen aktivitas).

Politik sebagai media dakwah merupakan politik yang ditarik ke ranah aspek agama Islam dalam ranah amanah yang didasari untuk membangun kemaslahatan seluruh penduduk yang diajak kerjasamanya dalam mempraktekkan kebaikan.Politik tidak semata untuk mencari kepentingan pribadi atau kelompok semata. Akan tetapi, politik sebagai alat untuk menegakkan syariat Islam dengan cara membangun, mengatur dan membimbing segala aktivitasnya tidak keluar darisyariat Islam. Politik sebagai media dakwah yang jelas bukan politik yang sekuler,tapi politik sebagai komitmen untuk menjungjung tinggi syariat Islam. Ciri khas politik sebagai media dakwah antara lain, menegakkan kejujuran, keterbukaan, keberanian mengemukakan kebenaran dan menyalahkan yang salah (bathil) serta penuh tanggung jawab3. Dalam berpolitik selalu berfungsi bagi tujuan nilai-nilai Islam. Jadi cara berpolitiknya tidak boleh lepas dari syariat Islam.

Reformasi pasca Orde Baru telah menghidupkan kembali demokrasi.Pertumbuhan parpol pada masa itu tidak terhindarkan lagi, sebab parpol merupakan pilar dari demokrasi yang ada di dalam suatu negara modern. Ada beberapa partai yang berdiri setelah Orde Baru, diantaranya

3 Syam, Firdaus (2003). Amien Rais dan Yuzril Ihza Mahendra di Pintas Politik Indonesia Modern.:Khairu Bayan, Sumber Pemikiran Islam (hal: 67)

5

adalah Partai Keadilan4. Hal itu terbukti pada Pemilu tahun 1999 yang telah muncul 48 parpol, termasuk di dalamnya ada beberapa partai Islam. Situasi ini mempengaruhi kembali aktifnya anak muda khususnya untuk berpartisipasi dalam kancah perpolitikan.Kalangan mahasiswa di kampus mulai mendirikan partai politik, yaitu Partai Keadilan yang disingkat dengan

PK.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan salah satu parpol yang memiliki basis Islam sebelumnya bernama Partai Keadilan (PK) merupakan salah satu partai yang masih bisa dikatakan baru eksis dikancah perpolitikan nasional ini memiliki sejarah yang menarik.Parpol ini didirikan atas usulan- usulan generasi muda kampus yang ada di Universitas Indonesia.

Pada 9 Agustus 1998, Partai Keadilan (PK) berdiri dengan memunculkan Dr. Nur Mahmudi Ismail lulusan Amerika Serikat sebagai presiden PK serta Dr. lulusan Madinah sebagai ketua rapat (syuro). Namun, boleh jadi saat itu tidak banyak yang mengetahui sosok penting dibelakang berdirinya PK, yakni Hilmi Aminuddin. Sosok Hilmi

Aminuddin tidak bisa dilepaskan dari gerakan tarbiyah (perkumpulan yang membahas tentang keilmuan dan agama). Beliau bersama tiga orang sahabatnya yang sama-sama alumni Universitas Madinah di Arab Saudi yakni

Salim Segaf Al-Jufri, Abdullah Baharmus dan Almarhum Encep

Abdussyakur mulai merintis aktivitas tarbiyah di Indonesia pada awal tahun

1980. Sepanjang dekade 1980-an gerakan tarbiyah masih menampakkan diri

4 Syarifuddin, Jurdi (2008). Pemikiran Politik Islam Indonesia Pertautan Negara Khilafah, Masyarkat Madani dan Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka Belajar (hal: 187)

6

sebagai gerakan keagamaan. Gerakan tarbiyah terorganisir rapi ini juga meningkatkan jumlah anggota dalam upaya merebut kepemimpinan di lembaga-lembaga kampus, sehingga pada awal tahun 1990-an gerakan tarbiyah memimpin Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di banyak perguruan tinggi paling bergengsi di Indonesia.

Dalam Mirriam Budiardjo (2008: 399), pimpinan partai yang biasanya sangat sentralitas menjaga kemurnian doktrin politik yang dianut dengan jalan mengadakan saringan terhadap calon anggotanya dan memecat anggota yang menyimpang dari garis partai yang telah ditetapkan. Maka dari itu partai semacam itu sering dinamakan Partai Kader, Partai Ideologi, atau Partai Asas

(Sosialisme, Fasisme, Komunisme, atau Sosial Demokrat).Partai mempunyai pandangan hidup yang digariskan dalam kebijakan pimpinan dan berpedoman pada disiplin partai yang ketat dan mengikat.

Hal yang melatarbelakangi saya untuk meneliti pola kaderisasi Partai

Keadilan Sejahtera di Kota Medan karena pada partai ini memiliki sistem perkaderan yang dapat dikatakan bagus, menarik dan berkesinambungan.Dimana PKS menggunakan dua jalur strategi (double track strategy) yaitu diranah universitas-universitas dan masyarakat umum dalam pengkaderannya.Selain itu, partai ini dapat dikatakan sukses di kancah perpolitikan nasional meski termasuk partai baru berdiri. Hal ini dapat dilihat dari perolehan hasil Pemilu secara berkala yang diikuti PKS dari tahun 1999 memperoleh suara 1,36%, Pemilu 2004 memperoleh suara 7,34%, Pemilu

2009 memperoleh suara 7,88% dan Pemilu 2009 memperoleh suara

7

6,79%.Manajemen sistem perekrutan dilakukan dengan swadah yang disebut dengantarbiyah.Tarbiyahini merupakan salah satu metode dalam perekrutan kader. Kurikulum dan materi yang dibuat oleh senior-senior partai PKS sendiri melalui refrensi buku-buku tokoh-tokoh besar Islam yang pernah dan memimpin daerah atau negara, seperti Hasan Al-Banna (Mesir) dan Sayyid

Quthb (Mesir) diamana hasil karya-karyanya tulisnya menjadi bacaan dan rujukan dalam proses pengkaderan partai5. Kurikulum ini kemudian diajarkan kepada anak-anak didiknya yang dipimpin oleh seseorang yang disebut dengan Murabbi.6Tarbiyah PKS sendiri mengadopsi pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh melalui refrensi-refrensi yang dipakainya. Hasil dari perekrutan kader bisa menghasilkan sebuah modul atau kurikulum untuk dipelajari oleh kader.

Selain itu parpol ini juga banyak menggunakan kata serapan dari bahasa Arab dalam proses pengkaderan dan pendidikan yang dilakukan untuk para calon kader dan kader-kadernya seperti dakwah, tarbiyah, manhaj rihlah, usrah, halaqah dan masih banyak yang lainnya. Hubungan bahasa dengan kebudayaan dikaitkan lebih erat lagi.Menurut Levi-Strauss (dalam

Robert Sibarani, 1972:68) dikaitkan bahwa bahasa merupakan hasil kebudayaan. Artinya, bahasa dipergunakan atau diucapkan oleh suatu kelompok masyarakat atau kelompok adalah suatu refleksi atau cerminan keseluruhan kebudayaan masyarakat/kelompok tersebut. Pada pelaksanaan

5http://www.rmol.co/read/2013/07/04/117138/Jubir-PKS:-Kita-Hanya-Punya-Hubungan-Hati-dengan- Ikhwanul-Muslimin-di-Mesir- 6Murabbi berasal dari Bahasa Arab yang artinya guru/pendidik

8

upacara ritual dalam suatu kebudayaan tertentu, misalnya selalu ada interaksi manusia yang membutuhkan komunikasi dan ada juga ungkapan ritual, yang masing-masing menggunakan bahasa. Peristiwa budaya semacam ini akan menghasilkan bahasa.

Selain itu, banyak hal yang dapat dikatakan kompetibel dalam berbagai aspek sistem partainya, seperti dalam pemilihan ketua umum partai, tidak pernah terdengarnya isu gojang-ganjing politik uang, karena mekanisme pemilihan ketua umum partai yang buttom-up, perekrutan bakal calon legislatif dari hasil rapat struktural partai dan penjaringan murrabbi

(guru/senior) tanpa “tunjuk tangan” dan kekayaan yang dimiliki kader ataupun bakal calon legislatif.PKS telah melakukannya dengan cara Pemira

(Pemilihan Raya) dari suara kader inti di PKS di Indonesia saat Lutfi Hasan

Ishaq tersangkut kasus import daging pada tanggal Januari 2013 dan selang sehari pada tanggal 1 Februari 2013 secara resmi PKS mengumumkan Anis

Matta menjadi ketua umum partai tanpa adanya konflik ataupun keributan memperebutkan jabatan ketua umum partai, tidak pernah mencuatnya isu trend darah biru dalam memilih elit partai dan tidak adanya kalangan artis yang merapat ke PKS disaat menjamurnya trend ini di berbagai parpol saat mendekati Pilkada ataupun Pemilu7.

Musyawarah kader inti gerakan tarbiyah pada tahun 1998 yang saat itu berjumlah 3000 orang di seluruh Indonesia diselenggarakan untuk memilih apakah akan menjadi partai politik atau organisasi. Sebanyak 72%

7http://www.pksmedan.com/2015/04/pks-mazhab-baru-politik-islam-dan.html

9

kader setuju untuk membentuk partai politik, sementara 28% ingin mendirikan organisasi yang kini dikenal dengan dengan organisasi KAMMI

(Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia).

Organisasi eksternal kampus KAMMI muncul sebagai salah satu organisasi yang vokal menyuarakan tuntutan reformasi dipimpin oleh Fahri

Hamzah, menurunkan Presiden Soeharto.Sejalan setelah lengsernya Soeharto pada 21 Mei 1998, para tokoh organisasi KAMMI telah mempertimbangkan berdirinya sebuah partai Islam. Partai tersebut di beri nama Partai Keadilan disingkat PK. Meskipun tokoh elit KAMMI memiliki kontribusi dalam pembentukan Partai Keadilan (PK), KAMMI dan PK secara tegas menyatakan bahwa tidak memiliki hubungan formal.

PKS melalui bidang Kepanduan dan Olahraga yang berada sejajar dengan bidang teritorial dan badan-badan lainnya dibawah presiden telah mengembangkan berbagai organisasi kepanduan yang berfungsi sebagai

“sayap partai” yang berafiliasi secara formal dengan partai seperti Garuda

Keadilan, organisasi pemuda Gema Keadilan, Yayasan Pemuda dan pelajar

Asia Pasifik (YPPAP), serta Gugus Tugas Dakwah Sekolah (GTDS). Di bidang Kebijakan Publik mengurusi teritorial politik dan berhubungan dengan kelompok pemikir yang berafiliasi formal dan tidak formal dengan PKS, antara lain Serikat Pekerja Keadilan (SPK), Perhimpunan Petani Nelayan

Sejahtera Indonesia (PPNSI), Central for Indonesian Reform (CIR), Pusat

Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM), Institute for Economics

10

Studies (INFES), Institute of Students and Youth for Democracy (INSYD) dan Yayasan Pengembangan Sumber Daya Pemuda (CYFIS)8.

Partai Keadilan di deklarasikan di masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru,

Jakarta pada tanggal 20 Juli 1998 dan mengangkat Nurmahmudi Isma‟il sebagai presiden pertamanya. Di pemilihan umum legislatif tahun 1999, PK mendapat suara sebanyak 1.436.565 suara atau sekitar 1,36% dari total perolehan suara nasional dan mendapatkan 7 kursi di Dewan Perwakilan

Rakyat9. Meskipun demikian, PK gagal memenuhi ambang batas parlemen sebesar dua persen, sehingga partai ini melakukan stembus accord dengan 8 partai politik berbasis islam lainnya pada bulan Mei 1999. Karena kegagalan

PK memenuhi ambang batas parlemen di pemilihan umum selanjutnya, menurut regulasi pemerintah, mereka harus menganti nama. Pada 2 Juli 2002,

PK menyelesaikan seluruh verifikasi di Departemen Hukum dan HAM di tingkat Dewan Pimpinan Wilayah dan di tingkat Dewah Pimpinan Daerah dan pada tanggal 20 April secara resmi PK berubah nama menjadi Partai

Keadilan Sejahtera (PKS).

Aspek utama dalam jaringan tarbiyah PKS adalah masjid kampus.Masjid kampus menjadi fokus kelembagaan jaringan sosial dan keagamaan kelompok tarbiyah.Lembaga Dakwah Kampus (LDK) yang merupakan perkumpulan organisasi mahasiswa yang beragama Islam sendiri

8Muhtadi, Burhanuddin (2012). Dilema PKS: Suara dan Syariah. Jakarta, Indonesia: Kepustakaan Populer Gramedia (hal:137) 9Ananta, Aris; Arifin, Evi Nurvidya & Suryadinata, Leo (2004), Indonesian Electoral Behaviour: A Statistical Perspective, Indonesia's Population Series, Singapore: Institute of Southeast Asian Studies, ISBN 978-981-230-224-3, diakses tanggal 2015-04-06.

11

dijadikan wadah formal para aktivis dakwah10 melalui rekrutmen besar- besaran pada mahasiswa baru khususnya yang beragama Islam.Terakhir, jaringan sumber daya tarbiyah memiliki hubungan dengan organisasi pergerakan KAMMI (Kesatuan Mahasiswa Muslim Indonesia).Pembentukan organisasi KAMMI dalam perjuangan saat masa reformasi merupakan organisasi yang sumber daya manusianya mengambil peran dalam peran pembentukan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam memperjuangkan cita- cita sosial dan politiknya11.Selain di ranah formal seperti kampus-kampus,

PKS juga melakukan perekrutan kader di tengah masyarakat umum dengan sistem pengajian atau dalam bahasa Arabnya liqo, dan halaqah.Dalam liqo dan halaqah ini hal-hal yang dibahas dibalut dengan pelajaran-pelajaran keilmuan Islam, sejarah perjuangan pergerakan para tokoh-tokoh besar dari negara Timur Tengah seperti Arab Saudi, Mesir, Palestina, Turki dan lainnya serta sejarah para nabi, tokoh-tokoh besar islam dan menghapal ayat suci Al-

Qur‟an.

Disela-sela pengajian tersebut, jika ada waktu luang ataupun uang kas pengajian, seorang murrabi akan mengajak para mutarabbinya untuk berekreasi atau disebut dengan rihlah .Hal ini dilakukan baik di ranah pengajian kampus maupun di pengajian masyarakat umum agar terjalinnya ikatan batin dan emosional yang lebih dekat dan akrab.

10 Aktivis dakwah adalah individu/kelompok yang aktif bergerak dibidang sosial,politik dan keagamaan dalam Islam di ranah kampus ataupun masyarakat. 11Muhtadi, Burhanuddin (2012)Dilema PKS: Suara dan Syariah. Jakarta, Indonesia: Keputakaan Populer Gramedia (hal:121)

12

Menurut Mujani dan Liddle mengenai partai-partai Islam dan demokrasi juga menunjukkan bahwa sejauh ini PKS melakukan “strategi dua jalur (double-track strategy), dengan memperluas jejaring kader melalui rekrutmen baru di kampus-kampus sambil terus memperluas jangkauan pesannya melalui partisipasi politik di tingkat pemerintahan pusat dan daerah.Pengkaderan di kampus-kampus sangatlah penting karena selain berdakwah dikampus, juga mencari bakat-bakat mahasiswa yang memiliki kognitif yang baik untuk di rekrut kedalam partai nantinya (dalam

Burhanuddin Muhtadi, 2008: 9).

Sistem rekrutmen PKS dilakukan dengan dua cara yaitu, rekrutmen fardhi dan jama’i. Rekrutmen fardhi dilakukan oleh anggota tarbiyah PKS terhadap beberapa orang mahasiswa ataupun binaannya di dalam tarbiyah secara berkesinambungan melakukan pendekatan emosional, sedangkan rekrutmen jama’i dilakukan secara kolektif dengan formal dan informal atau yang sering kita kenal perekrutan langsung seperti partai-partai lainnya tetapi disisi lain PKS melakukan rekrutmen kader dari orang-orang yang berlatar belakang yang non-tarbiyah, baik yang beragama Islam maupun yang non-

Islam.

Keputusan pemimpin tarbiyah menuju menjadi partai politik merupakan sikap keberanian dan komitmen yang tinggi, karena dari keputusan tersebut penuh resiko. Hal ini jika dilihat dari ormas lain yang tidak berani untuk berpartisipasi dalam ranah politik nasional seperti HTI,

MMI dan FPI yang cenderung tidak ikut serta dalam sistem partai politik,

13

mereka tidak mau ikut serta dengan alas an karena demokrasi merupakan produk barat12. Karena keberaniannya ini sekarang menjadi salah satu partai yang berkembang di Indonesia mendapatkan suara yang cukup banyak di pemilihan legislatif di berbagai kota dan kabupaten. Perkebangannya di berbagai wilayah semakin tersebar, apalagi di kota Surabaya yang kadernya semakin banyak yang terdiri dari anak muda13.

Sebagai organisasi politik bertaraf nasional, PKS memiliki sebuah struktur-struktur yang memiliki peran dan fungsinya masing masing atau yang disebut struktural fungsional.Struktur oganisasi PKS mengikuti struktur pemerintahan yang ada di Indonesia yang memiliki tingkatan dari pusat sampai tingkat daerah.Untuk tingkat paling atas partai disebut dengan Dewan

Pimpinan Pusat (DPP).

Provinsi Sumatera Utara memiliki 33 Kabupaten/Kota, hal itu sama seperti PKS, dimana PKS juga memiliki 33 DPD di Provinsi Sumatera Utara ini. DPD PKS Kota Medan dipimpin oleh ketua umum yang bernama

H.Salman Alfarisi, Lc. M.A, sekertaris dipegang oleh Irwansyah, S.Ag, S.H, bendahara dipegang oleh Dhiyaul Hayati, S.Ag, M.Pd dan Ketua Bidang

Kaderisasi adalah Hamzah Sagimun, Lc.

Terlihatnya sinergitas yang kokoh dan kompak sebagai konsolidasi para kader untuk tetap konsisten dan komitmen juga dapat dilihat dari struktural partai, hal ini dikatakan oleh Sekertaris DPD PKS Kota Medan pada tahun 2014, Abdul Rahim Siregar dalam kata sambutannya dalam

12Masdar Hilmy, “ Untung ada PKS ” Jawa Pos, 5 Juli, 2013. (diakses 20 Mei 2015) 13Anik, “PKS Jaringan Pemilih Muda, PKB Pijat Penumpang” Jawa Pos 20 Maret 2015)

14

Rakorda dan Pelatihan Kehumasan, yaitu” setiap kader adalah humas, akan tetapi pengurus humas di setiap DPC harus menjadi ujung tombak, bangun hubungan baik dengan para penggiat media dan aktifkan kembali akun-akun sosmed di setiap DPC, kerja-kerja kita dipartai ini merupakan wahana perjuangan, sehingga kami harapkan cirri-ciri jiddiyah (kesungguhan) tentu harus selalu ada14.

Di sisi lain selama pengamatan penulis, lima tahun belakangan penulis melihat, mayoritas kader-kader PKS berjiwa wirausaha di Kota Medan, dimana para kader memiliki usaha sendiri seperti pemilik grosir makanan atau jajanan, usaha butik dan pakaian, obat-obatan herbal, agen travel haji dan lain-lain. Mungkin inilah salah satu faktor PKS ini dapat bertahan dan eksis di kancah perpolitikan meski jumlah anggota legislatifnya tidak terlalu banyak dibandingkan partai-partai berteraskan Islam seperti PKB, PPP, PBB dan lainnya.

Dari paparan deskripsi diatas mengenai Partai Keadialn Sejahtera di

Kota Medan, penulis tertarik untuk mengkaji persoalan pengkaderan yang tertata rapi dan berstruktur ini dapat dilakukan penelitian sebagai salah atu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik.

14http://dpcpksciracas.blogspot.ae/2015/02/tingkatkan-kinerja-partai-partai-pks-kota.html?m=1 (diakses 20 Maret 2015)

15

1.2 Tinjauan Pustaka

Menurut Koentjaraningrat (2009: 114) mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan gagasan, pengetahuan, fikiran, tindakan dan hasil karya cipta manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat. Dijadikan milik dari manusia diperoleh melalui proses belajar dan pengalaman manusia. Sehingga apa yang di dapat oleh manusia itu adalah melalui tahapan dari belajar dan tersusun sedemikian rupa dalam mind (fikiran) manusia itu sendiri.

Kebudayaan tersebut memiliki 7 unsur antara lain meliputi: bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem pengetahuan, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian, sistem religi dan kesenian.

Sebagai makhluk hidup yang selalu hidup bersama dan saling membutuhkan, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang mereka cari sendiri dan lakukan sendiri.Organisasi sosial adalah perkumpulan lebih dari dua orang dan dibentuk oleh masyarakat baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara15.

Organisasi politik yang merupakan bagian dari organisasi sosial memiliki visi dan misi dari merupakan hasil pemikiran dari individu-individu masyarakat merupakan strategi dalam aktivitas politiknya khususnya merekrut masyarakat umum menjadi kader.Organisasi politik tidak berbeda dengan organisasi-organisasi lainnya, karena di dalam organisasi politik juga memiliki teori-teori yang menjelaskan tentang aspek-aspek organisasi yang

15http://id.m.wikipedia.org/wiki/organisasi_sosial. (diakses 17 september 2016)

16

ada di ranah politik tersebut. Organisasi politik adalah organisasi atau kelompok orang yang bergerak atau memiliki tujuan dalam hal kekuasaan dan terlibat dalam proses politik formal seperti Pemilihan Umum dan Pemilihan

Kepala Daerah.

Menurut Schapera (dalam Ballandiers: xi) sendiri mendefiniskan organisasi politik adalah aspek dari seluruh organisasi yang berkaitan dengan penegakan dan pemeliharaan kemerdekaan intern maupun ekstern16. Hal ini dapat dilihat bahwa dari parpol memiliki kebebasan dan kemerdekaan dalam mendidik dan mengelola para kadernya sesuai dengan pola dan strategi yang mereka miliki.

Organisasi politik dapat mencakup berbagai jenis organisasi seperti, kelompok advokasi, yang melobi perubahan kepada politisi, lembaga yang mengajukan alternatif kebijakan (think tank), partai politik dan kelompok teroris yang menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan politiknya.

Namun pada dasarnya organisasi politik merupakan bagian dari suatu kesatuan yang berkepentingan dalam pembentukan tatanan sosial pada suatu wilayah oleh pemerintahan yang sah.Organisasi ini juga dapat menciptakan suatu bentuk struktur untuk diikuti.

Sebagai suatu organisasi yang bergerak secara terorganir dan terstruktur,

PKS sebagai parpol yang berbasis dan berideologi Islam memiliki acuan- acuan kurikulum yang berisikan doktrin-doktrin berupa nilai agama

Islam.Agama yang merupakan bagian suatu dari kepercayaan atau yang

16Classen, H.J.M. 1987. Antropologi Politik Suatu Orientasi. Jakarta: Erlangga (hal: xi)

17

disebut dengan religi dan supranatural.Meskipun bersifat abstrak, kepercayaan ini memiliki kekuatan untuk mempengaruhi pemikiran dan mengatur tingkah laku manusia, termasuk juga interaksinya dengan manusia lain, dan hubungan antara manusia dengan kekuatan supranatural tersebut yang tak terlihat oleh mata.

Antropologi politik sebagai sebagai salah satu spesialis dari ilmu antropologi, membahas pendekatan antropologi terhadap gejala-gejala politik dalam kehidupan manusia.Pembahasannya meliputi teori-teori mengenai perwujudan politik dalam kehidupan manusia serta sistem politik pada masyarakat sederhana dan modern. Selain itu, antropologi politik juga membahas bagaimana peran manusia di ranah politik, sebab dalam kehidupan manusia tentu ada aktivitas-aktivitas yang mengatur, memberi arahan dan perintah dari si-pemberi perintah (pemerintah) dalam tatanan kehidupan bermasyarakat baik yang kompleks maupun yang tidak kompleks, seperti antara tatanan kehidupan kota dan tatanan kehidupan desa. Dengan demikian, cakupan pembahasan meliputi pula berbagai gejala politik dan organisasi sosial dalam komuniti-komuniti masyarakat desa maupun kota.

Pengertian dasar mengenai kedua disiplin ini akan memudahkan perumusan mengenai ruang lingkup antropologi politik dan ilmu politik.

Pendekatan-pendekatan antropologi politik dilakukan dengan pendekatan objektif dikarenakan manusia yang merupakan objek dari penelitian dalam ilmu antropologi politik.Sedangkan ilmu politik menyentuh aspek formal dari suatu lembaga/instansi pemerintahan yang ada secara formal baik itu secara

18

administratif kelembagaan maupun kegiatan formal manusia di kancah perpolitikan dalam persaingan mendapatkan kekuasaan dan pendekatannya dilakukan dengan pendekatan subjektif dan formalis.

Secara tersirat dari istilah yang dipergunakan yaitu antropologi politik, subdisiplin ini menempati wilayah kajian yang menjembatani disiplin antropologi dengan ilmu politik. Ruang jembatan tersebut diisi dengan titik- titik persentuhan dalam teori, konsep maupun metodologi dan pendekatan yang dipergunakan.Dalam hal teori dan konsep, hubungan tersebut dapat berupa “hubungan antara struktur dan masyarakat dengan struktur tebaran kekuasaan dalam masyarakat” tersebut.Jadi dapat dikatakan bahwa jika antropologi merupakan kajian tentang struktur masyarakat dan pranata sosial, dan ilmu politik secara umum memfokuskan kajiannya tentang pola pikir dan prilaku manusia dalam mendapatkan kekuasaan.

Antropologi juga telah berpengaruh dalam bidang metodologi penelitian ilmu politik, salah satu pengaruh yang sangat berguna dan terkenal serta kini sering dipakai dalam ilmu politik ialah metode dan cara pengamatan. Penelitian semacam ini memaksa sarjana ilmu politik untuk menilai gejala-gejala kehidupan sosial “dari dan dalam” masyarakat menjadi objek penelitiannya.

Dalam antropologi politik, antropologi mendefinisikan budaya politik adalah sebagai sikap individu terhadap sistem politik dan kompenennya serta sikap individu terhadap peranan yang dapat dimainkannya dalam sebuah

19

sistem politik. Selain itu politik juga mempunyai orientasi yang menjadi tujuannya, orientasi politik tersebut terbagi 3 antara lain:

1. Orientasi Kognitif, yaitu berisikan tentang pengetahuan, kesadaran

terhadap objek politik misalnya lambing negara, lambang partai

poilitik dan bentuk negara.

2. Orientasi afektif, yaitu berisi perasaan, emosi yang dimiliki oleh

individu terhadap sistem politik. Hal ini dapat dilihat dengan adanya

prilaku aktif, kritisi-kritisi dan bahkan gejolak yang menggebu-gebu

terhadap ideology partai dimana individu itu berada.

3. Orientasi Evaluasi, yaitu merupakan aktivitas individu dalam

memandang fenomena dan gejala politik yang terjadi yang merupakan

merupakan tindakan sadar politik. Hal-hal ini meliputi standar nilai,

karakteristik informasi yang diterima dan sebuah partisipasi di dalam

aktivitas politik.

Partai politik dalam era modern dimaknai sebagai suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuannya adalah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka. Sehingga dapat didefinisikan bahwa tujuan manusia berpolitik adalah mencari kekuasaan yang memiliki pengertian:

a. Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau

kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan

20

kewenangan yang diberikan , kewenangan tidak boleh dijalankan

melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau

kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok

lain sesuai dengan keinginan dari pelaku (Mirriam Budiardjo, 2002).17

b. Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi pihak lain untuk

menimbulkan akibat-akibat terhadap orang atau barang.

c. Menurut Hume, kekuasaan hanyalah kemampuan untuk menimbulkan

akibat-akibat terhadap orang atau barang.

d. Menurut MG. Smith, kekuasaan sebagai kemampuan untuk bertindak

secara efektif terhadap orang atau barang, dengan mempergunakan

cara-cara yang berkisar dari bujukan (persuasi) hingga kekerasan.

e. Menurut Max Weber, kekuasaan adalah kemampuan yang terdapat

pada actor, didalam konteks hubungan sosial tertentu, memerintah

sebagaimana yang dikehendakinya sendiri18.

Dilihat dari pengertian tersebut, ada beberapa unsur penting yang ada dalam partai politik, yaitu: orang-orang, ikatan antara mereka hingga terorganisir menjadi satu kesatuan, serta orientasi nilai, cita-cita, tujuan dan kebijaksanaan yang sama.

Beberapa pengertian partai politik menurut ahli partai politik adalah sarana politik yang menjembatani elit-elit politik dalam upaya mencapai kekuasaan politik dalam suatu negara yang bercirikan mandiri dalam hal financial, memiliki platform atau haluan politik tersendiri, mengusung

17Budiardjo, Miriam (2002); Dasar-Dasar Ilmu Politik.Jakarta: Gramedia (hal:398) 18Balandier, Georges. Antropologi Politik.1996. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada (hal:234)

21

kepentingan-kepentingan kelompok dalam urusan politik, dan turut menyumbang political development sebagai suprastruktur politik.

Dalam rangka memahami partai politik sebagai salah satu komponen Infra

Struktur Politik dalam negara, berikut beberapa pengertian mengenai partai politik menurut beberapa ahli:

1. Miriam Budiarjo (2008: 403) partai politik adalah suatu kelompok

yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi,

nilai-nilai dan cita-cita yang sama dengan tujuan memperoleh

kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik, biasanya

dengan cara konstitusional guna melaksanakan kebijakan-

kebijakan mereka.

2. Menurut Ramlan Surbakti (dalam Warjio, 2013:75) adalah sebuah

organisasi politik yang berakar umbi dalam masyarakat,

mempunyai ideologi, memiliki cawangan-cawangan di daerah,

mempunyai kegiatan yang berterusan, ikut di dalam pemilihan

raya dan mempunyai wakil di parlemen.

3. Georges Balandier: partai politik adalah alat utama modernisasi,

karena sifatnya sebagai inisiatif elit modernis, karena

organisasinya yang memberikan kontak lebih erat dengan

komunitas ketimbang yang dimiliki oleh negara19.

Partai politik juga memiliki fungsi, antara lain:

19Balandier, Georges. Antropologi Politik. 1996. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada (hal: 234-235).

22

1. Partai sebagai sarana komunikasi politik. Partai menyalurkan aneka

ragam pendapat dan aspirasi masyarakat. Partai melakukan

penggabungan kepentingan masyarakat (interest aggregation) dan

merumuskan kepentingan tersebut dalam bentuk yang teratur (interest

articulation). Rumusan ini dibuat sebagai koreksi terhadap kebijakan

penguasa untuk dijadikan kebijakan umum yang diterapkan pada

masyarakat.

2. Partai sebagai sarana sosial politik, partai memberikan sikap,

pandangan, pendapat dan orientasi terhadap fenomena (kejadian,

peristiwa dan kebijakan) politik yang terjadi ditengah masyarakat.

Sosialisasi politik mencakup juga proses menyampaikan norma-norma

dan nilai-nilai dari satu generasi ke generasi berikutnya. Bahkan partai

politik berusaha menciptakan image (citra) bahwa ia memperjuangkan

kepentingan umum.

3. Partai politik sebagai sarana rekrutmen politik. Partai politik berfungsi

mencari dan mengajak orang untuk turut aktif dalam kegiatan politik

sebagai anggota partai.

4. Partai politik sebagai sarana pengatur konflik. Ditengah masyarakat

terjadi berbagai perbedaan pendapat, partai politik berupaya untuk

mengatasinya. Namun, semestinya hal ini dilakukan bukan untuk

kepentingan pribadi atau partai itu sendiri melainkan untuk

kepentingan umum.

23

Pada penelitian ini, penelitiakan membahas tentang sistem kaderisasi

Partai Keadilan Sejahteradi Kota Medan, sehingga sebelum kita membahas lebih jauh, alangkah baiknya kita dalam pengertian sistem.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sistem adalah seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk kesatuan yang utuh20. Sedangkan berdasarkan historisnya, sistem berasal dari bahasa

Yunani, yaitu sustema yang berarti suatu kesatuan yang terdirin dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi.

Istilah sistem paling sering digunakan untuk menunjuk pengertian metode atau cara dan sesuatu himpunan unsur atau komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain dan menjadi satu kesatuan yang utuh.

Istilah sistem itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu “systema” yang berarti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan.

Dalam bukunya Tatang Amirin (1996) tentang pokok-pokok teori sistem untuk mengetahui lebih lengkap, berikut ini beberapa pengertian sistem menurut beberapa ahli, antara lain:

1. Elias Awad (1979:4) sistem merupakan sehimpunan komponen atau

sub sistem yang terorganisasikan dan berkaitan sesuai dengan rencana

untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu.

20http://kbbi.web.id/sistem/sistem(diakses pada tanggal 28 April 2016)

24

2. Koontz dan O‟Donneell (1976:14) menunjuk sistem bukan hanya

wujud fisik. Ilmu pengetahuan juga disebut sebagai suatu sistem yang

terdiri dari fakta, prinsip, doktrin dan sejenisnya.

Konsep pengertian sistem sebagai suatu metode ini dikenal dalam pengertian umum sebagai pendekatan sistem (approach system).Pada dasarnya pendekatan ini merupakan penerapan metode ilmiah di dalam usaha memecahkan masalah.Atau “kebiasaan berfikir atau beranggapan bahwa ada banyak sebab terjadinya sesuatu” di dalam memandang atau menghadapi polemik maupun mencari solusi.Pendekatan sistem berusaha menyadari adanya kerumitan di dalam kebanyakan unsur sehingga terhindar dari memandangnya sebagai sesuatu yang amat sederhana atau bahkan keliru.

Untuk mengetahui sistem atau bukan, kita dapat melihat dari ciri-cirinya.

Ada beberapa rumusan mengenai ciri-ciri sistem ini yang pada dasarnya satu sama lain saling melengkapi. Pada umumnya ciri-ciri sistem itu antara lain:

1. Memiliki tujuan

2. Memiliki batas

3. Terbuka

4. Tersusun dari subsistem

5. Saling keterikatan dan saling ketergantungan

6. Melakukan transformasi

7. Memiliki mekanisme kontrol dan

8. Memiliki kemapuan mengatur dan menyesuaikan diri.

25

Dengan adanya ciri-ciri sebuah sistem, sistem pada akhirnya tentu memiliki tujuan, tujuan pokok dari sistem itu adalah menciptakan atau mencapai sesuatu yang berharga, sesuatu yang mempunyai nilai, apa wujudnya dan apa ukuran bernilai atau berharganya sesuatu yang menjadi tujuan.

Sistem kaderisasi merupakan salah satu metode sebuah organisasi untuk tetap dapat menjalankan aktivitas organisasi tersebut dengan adanya subjek

(individu) yang dituju dan objek (sasaran kelompok) untuk dijadikan anggota ataupun kader.Karena kader merupakan bagian dari sub-sistem yang paling vital sebuah organisasi itu dapat bergerak mencapai tujuannya.

Hal yang penting dalam sebuah sistem kaderisasi adalah pelaku pengkaderan (subjek) dan kedua adalah sasaran kaderisasi (objek).Untuk yang pertama, subjek sebagai pelaku kaderisasi sebuah organisasi adalah sebuah kelompok orang yang diibaratkan dalam sebuah organisasi dan kebijakan-kebijakan yang ada di internal yang melakukan sebuah peregenerasian anggota, pengurus dalam pergerakan sebuah organisasi yang berkelanjutan. Sedangkan yang kedua adalah objek dari kaderisasi, dengan kata lain adalah individu-individu yang dipersiapkan dan dilatih dalam merumuskan visi dan misi organisasi.

Dalam prspektif sistem, sistem politik adalah subsistem dari sistem sosial.

Pendekatan atau prspektif sistem melihat keseluruhan interaksi yang ada di dalam suatu sistem yakni suatu unit yang relatif terpisah dari lingkungannya

26

dan memiliki hubungan yang relatif tetap diantara elemen-elemen pemebntuknya21

Gabriel Almond, seorang tokoh ilmu politik mengungkapkan bahwa sistem adalah kesatuan seperangkat struktur yang memilki fungsi masing- masing yang bekerja untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan sistem politik adalah kesatuan (kolektivitas) seperangkat struktur politik yang memiliki fungsi masing-masing yang bekerja untuk mencapai tujuan suatu negara.Pendekatan sistem politik ditujukan untuk memberikan penjelasan yang bersifat ilmiah terhadap fenomena politik.Pendekatan sistem politik juga ditujukan untuk menggantikan pendekatan klasik ilmu politik yang hanya mengandalkan analisis pada negara dan kekuasaan.Pendekatan sistem politik diinspirasikan oleh sistem yang berjalan pada makhluk hidup.

Dalam sebuah sistem terdapat struktur-struktur yang memiliki perannya masing-masing.Struktur dalam hal ini adalah lembaga-lembaga yang memiliki keabsahan dalam menjalankan suatu fungsi dalam sistem politik khususnya. Dalam konteks sistem politik menurut Gabriel Almond, terdapat 3 struktur penting dalam sistem, yaitu input (pemasukan), output (pengeluaran) dan proses. Struktur input bertindak selaku pemasok komoditas ke dalam sistem politik, struktur proses bertugas mengolah masukan dari struktur input, sementara struktur output bertindak selaku mekanisme pengeluarannya. Hal ini mirip dengan organisme yang membutuhkan makanan, pencernaan, dan metabolisme untuk tetap bertahan hidup. Berikut ini skema sistem:

21Sistem politik.http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_politik (diakses, 9 Mei 2016).

27

Lingkungan

Input Tuntutan Sistem Politik KeputusanOutput

Dukungan Tindakan

Proses menghasilkanFeedback (umpan balik)

Sumber: Buku Sistem Politik Indonesia (dalam Anthonius Sitepu, 2004).

Partai politik bergerak karena adanya kader-kader yang memiliki peran dan fungsinya masing masing. Kader Kader adalah orang atau kumpulan orang yang dibina oleh suatu lembaga kepengurusan dalam sebuah organisasi, baik sipil maupun militer, yang berfungsi sebagai “pemihak” dan membantu tugas dan fungsi pokok organisasi tersebut (Nano Wijaya dalam

Taupik Azhar:2014). Dalam hal membantu tugas dan fungsi pokok organisasi tersebut, seorang kader dapat berasal dari luar organisasi tersebut dan biasanya merupakan simpatisan dan memiliki tujuan yang sama dengan institusi organisasi yang membinanya.

Secara terminologis, definisi kaderisasi adalah pencetakan, sedangkan definisi kader itu sendiri adalah orang yang dipercaya mampu melanjutkan tugas-tugas yang ada dalam suatu organisasi. Dalam urgensinya kaderisasi

28

adalah proses, cara, atau perbuatan dalam usaha mendidik manusia yang memiliki kompetensi tinggi yang mapan untuk menjalankan suatu amanah.

Kaderisasi merupakan usaha pembentukan seorang kader secara berkelanjutan, terstruktur dalam organisasi yang biasanya mengikuti silabus/kurikulum/manhaj tertentu. Kaderisasi secara harfiah memiliki definisi sebagai pendidikan jangka panjang untuk pengoptimalan potensi- potensi yang ada di dalam jiwa kader dengan cara mentransfer dam menanamkan nilai-nilai tertentu, sehingga nantinya akan melahirkan dan menciptakan kader-kader yang tanggung, bertanggung jawab dalam meneruskan estafet kepengurusan dan tujuan organisasi.

Pasca lengsernya Presiden Soeharto yang otoriter dan korup dan membawa harapan akhirnya membawa harapan baru dalam terbentuknya partai-partai berbasis Islam setalah dimulainya sistem pemerintahan yang lebih demokratis.Hal itu tercermin dari kebebasan mendirikan parpol.Tercatat ada 48 partai baru yang mengikuti pemilu 1999 termasuk di dalamnya partai

Islam.Tercatat sejumlah parpol Islam yang saat ini (pernah) berada pada peringkat 10 besar parpol di Indonesia memiliki sejarah kelahiran pada kurun waktu 1998-1999.Beberapa diantaranya yaitu PPP, PKB, PAN, PBB dan

PKS.

Secara umum, parpol-parpol Islam pasca reformasi memiliki dua aliran berbeda yang saling bertentangan.Aliran yang pertama menganut bahwa syariat Islam22 harus diterapkan dalam sistem pemerintahan.Partai-partai yang

22Syariat Islam adalah segala sesuatu aktivitas (hal yang terlihat) manusia harus berdasarkan pada aturan-aturan yang diatur dalam Al-Qur‟an dan Hadis Nabi Muhammad.

29

menganut aliran ini adalah Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Keadilan

Sejahtera (PKS) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).Sedangkan aliran kedua menolak pengimplementasian syariat Islam dalam sistem pemerintahan.Aliran ini dianut oleh dua parpol yang cukup besar yaitu Partai

Amanat Nasional (PAN) dan Partai Kebangkitan Bangsa.23

Maka yang menjadi pilihan utama peneliti adalah Partai Keadilan

Sejahtera (PKS) khususnya di Kota Medan yang memiliki kultur budaya yang beragam terutama dalam hal kaderisasinya. Dalam ini peneliti akan melihat bagaimana PKS sebagai partai yang memasang Islam sebagai ideologinya ditengah-tengah kota Medan yang memiliki kemajemukan di berbagai sisi dan menguji konsep teori Van Ball dimana religi memiliki peran yang sangat vital sebagai sarana menjalankan dan basis sakral kekuasaan dalam menjalankan aktivitas politik dan memperoleh kekuasaan dimana religi meliputi anggapan-anggapan baik yang implisit maupun yang eksplisit, yang diterima kebenarannya dan berhubungan dengan realitas yang tidak dapat dikaji secara empiris (dalam H.J.M Claessen, R.G Soekadjo, 1987: 51).

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka fokus penelitian ini ialah pada sistem kaderisasinya PKS di Kota Medan. Mengingat kajian ini menggunakan pendekatan strukturasi sebagai salah satu ciri khas dari ilmu antropologi dalam menggambarkan objek studinya, maka gambaran

23R. Sukma & C. Joewono (ed.), Islamic Thought and Movements in Contemporary Indonesia, Centre for Strategic and International Studies, 2007, hal 148-152.

30

penelitian tentang PKS ini akan tergambar dalam perumusan masalah yang mencakup:

1. Bagaimanakah sistem kaderisasi di Partai Keadilan Sejahtera dalam

membina kader-kadernya menjadi kader yang solid khususnya di

daerah Kota Medan?

2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kaderisasi di PKS Kota

Medan?

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Setiap penelitian tentunya memiliki tujuan dan manfaat yang sangat penting, karena melalui tujuan dan manfaat itulah maka suatu penelitian dapat dimengerti dan dipahami.Tujuan penelitian ini salah satunya adalah untuk mengetahui sistem kaderisasi PKS Kota Medan Kemudian penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana sistem yang dilakukan oleh

DPD PKS Kota Medan.

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah dan mengembangkan wawasan keilmuan khususnya Antropologi. Kemudian penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam proses pengkaderan suatu partai politik secara umum.

Secara lebih rinci, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk para mahasiswa agar dapat mengetahui sistem suatu pengkaderan partai khususnya

PKS di Kota Medan sehingga para mahasiswa dapat menggunakan pengetahuan tersebut untuk berpartisipasi dalam dunia politik. Penelitain ini

31

juga diharapkan dapat bermanfaat bagi PKS Kota Medan dan sebagai refrensi dalam memperbaiki lebih baik lagi mekanisme sistem pengkaderan di beberapa parpol lainnya.

1.5 Metode Penelitian

Penelitian adalah suatu tindakan seseorang yang dilakukan sistematis dan mengikuti aturan-aturan metodologi, misalnya: Observasi, dikontrol berdasarkan teori yang dapat diperkuat dengan gejala yang ada.

Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode etnografi.Etnografi ditinjau secara harfiah berarti tulisan atau laporan tentang suatu suku bangsa atau suatu kelompok masyarakat yang ditulis oleh seorang antropolog atas hasil penelitian lapangan (field work) selama sekian bulan atau sekian tahun.Penelitian antropologis untuk menghasilkan laporan tersebut begitu khas, sehingga kemudian istilah etnografi juga digunakan untuk mengacu pada metode penelitian untuk menghasilkan laporan tersebut.

Penelitian ini sendiri dilakukan di Kota Medan dan DPD PKS Kota Medan jalan Sei Beras no.34, Medan sebagai lembaga partai yang bertanggung jawab tingkat kota.

Etnografi, baik secara laporan penelitian maupun sebagai metode penelitian, dapat dianggap sebagai dasar dan asal-usul ilmu antropologi.

Menurut James Spradley Berikut ini beberapa pengertian etnografi menurut para tokoh besar antropologi guna menguatkan pernyataan diatas:

32

1. Margaret Mead berkata, antropologi sebagai sebuah ilmu

pengetahuan secara keseluruhan tergantung pada laporan-laporan

kajian lapangan yang dilakukan individu-individu dalam

masyarakat yang nyata hidup.

2. Cliffort Geertz mengatakan, jika anda ingin mengerti tentang

satu ilmu pengetahuan, pertama-tama seharusnya anda harusnya

tidak melihat teori-teori atau penemuannya, tetapi apa yang

dilakukan oleh praktisinya.

3. James Spradley sendiri mengatakan bahwa kajian lapangan

etnografi adalah tonggak antropologi kultural.

Jadi singkatnya, memahami etnografi berarti belajar tentang jantung ilmu antropologi, khususnya antropologi sosial.Ciri khas dari metode penelitian lapangan etnografi ini adalah sifatnya yang holistic-integratif, thick description (deskripsi yang kental), dan analisa kualitatif dalam rangka mendapatkan native’s point of view (sudut pandang hidupnya).

Seperti yang dikatakan oleh Spradley (2006: 108) etnografer harus member perhatian khusus pada hubungan persahabatan di masing-masing suasana budaya untuk mempelajari berbagai segi yang bersifat local, segi-segi yang terikat pada budaya yang membangun hubungan.Membangun rapport24 yang baik terhadap informan sehingga bertujuan untuk mendapatkan data- data yang diperlukan dalam penelitian serta membuat informan menjadi lebih nyaman, tidak ragu dan merasa curiga kepada peneliti.Peneliti memposisikan

24Rapport adalah keterampilan dalam membina hubungan baik antara peneliti dengan informan.

33

diri sebagai orang yang sedang belajar dan tidak mengetahui hal sistem rekrutmen dan pola-pola pengkaderan yang dilakukan PKS di Kota Medan dan menempatkan informan sebagai guru yang menjadi tempat bertanya.

Untuk menjalin rapport ini merupakan sutau keterampilan yang perlu dilatih., cara-cara yang dilakukan dalam menjalin hubungan baik dengan informan yaitu dengan terlebih dahulu memperkenalkan diri dan ikut di agenda-agenda PKS Kota Medan dan melakukan tanya jawab kepada informan.

1.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang utama dalam penelitian ini adalah observasi-partisipasi, dan juga wawancara terbuka dan mendalam yang dilakukan dalam jangka waktu yang relatif, bukan kunjungan singkat dengan daftar pertanyaan yang terstruktur seperti penelitian survey.

Dalam penelitian ini diperlukan data yang valid dan objektif sehingga dibutuhkan suatu teknik pengumpulan data yang tepat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini agar mendapat data-data di lapangan adalah dengan cara:

1.5.1.1 Teknik Observasi Partisapasi (Observe of Partipatory)

Secara harfiah, observasi memiliki arti melihat dan memperhatikan.Sedangkan partisipasi memiliki makna ikut dan turut serta dalam pengamatan yang dilakukannya.

34

Observasi partisipasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dimana pengamat ikut langsung terjun dan terlibat dalam agenda-agenda sosial dan keagmaan yang dilakukan PKS Kota Medan sasaran objek yang diteliti.

Peneliti juga berusaha sedekat mungkin membangun rapport dengan informan dengan menggunakan sudut pandang informan yang diteliti yang disebut dengan emic view. Peneliti mencatat apa saja yang ditangkap dan disaksikan. Catatan-catatan lapangan ini berfungsi sebagai alat bantu dalam pengolahan data dan membantu untuk memperjelas data.

1.5.1.2 Teknik Wawancara

Metode wawancara atau metode interview merupakan cara seseorang untuk mengetahui informasi serta mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang narasumber dengan cara bercakap-cakap dan bertatap muka dan beramah-tamah.

Menurut Koentjaraningrat (1976), wawancara dalam suatu penelitian yang bertujuan mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat serta pendirian-pendirian mereka itu merupakan suatu pembantu utama dari metode observasi.

Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara peneliti dan informan dengan atau tanpa menggunakan pedoman

35

wawancara (guide interview) dimana peneliti dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.

Selanjutnya wawancara juga dapat dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktur, dan dapat dilakukan secara bertatap muka (face to face) maupun tak langsung (Koentjaraningrat, 1976: 77).

Wawancara terstruktur adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun pertanyaan secara sistematis dalam sebuah kertas ataupun lembaran-lembaran pedoman pertanyaan. Maka pengumpulan data juga dapat menggunakan alat bantu seperti brosur, kamera dan tape record dalam membantu berjalannya sebuah wawancara.

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis dan pertanyaan-pertanyaan mengalir bebas dan terarah tanpa melanggar etika wawancara kepada informan.

Informan adalah seseorang yang diwawancarai dan diharapkan memberikan keterangan ataupun informasi mengenai hal-hal yang ingin diketahui oleh si peneliti.Ada beberapa tipe informan seperti informan pangkal, informan kunci dan informan biasa.Dalam penelitian pada ilmu antropologi, biasanya menggunakan istilah informan ini kepada orang-orang yang memberikan keterangan ataupun informasi.Dalam hal ini, responden dan informan memiliki peran dalam hal memberikan informasi dan pengetahuannya dalam studi etnografi ini.

36

Pak Razali Taat, S.Pd.I adalah informan pangkal yang membantu peneliti dalam memberikan informasi awal tentang agenda-agenda PKS Kota Medan dan mengarahkan peneliti kepada siapa saja kader yang memiliki pengalaman dan rekam jejak di Kota Medan ini mengingat beliau juga kader PKS Kota

Medan dan kebetulan tetangga peneliti.

Selain itu wawancara yang dilakukan nantinya dilakukan melalui percakapan-percakapan biasa dan sederhana.Meskipun percakapan biasa yang dilakukan, peneliti tetap mengarahkan percakapan pada fokus pertanyaan penelitian.Teknik wawancara ini dilakukan agar komunikasi antara subjek peneliti dengan peneliti diharapkan agar tidak membuat subjek peneliti itu merasa bosan.Selain itu, teknik ini dilakukan bertujuan untuk memperkuat data yang sebelumnya didapat dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti25.

1.5.1.3 Teknik Analisis Data

Analisis data digunakan untuk menganalisis makna yang ada di balik data, informasi yang telah diperoleh dari informan.Data ini berasal dari naskah wawancara, caratan lapangan, foto, dan buku-buku. Semua itu dikumpulkan untuk menjadi kunci terhadap apa yang sudah di teliti.

Dalam hal ini, penelitian ini bersifat deskriptif.Penulisan deskriptif ini bertujuan untuk menjelaskan dan memaparkan alur penelitian secara sistematis dan terstruktur suatu gejala atau masalah suatu objek

25Irawan, Prasetya (1991). Logika Prosedur Penelitian, Jakarta; PT. Repro-Internasional

37

penelitian.Memahami kebudayaan secara utuh, karena kebudayaan merupakan hal yang eksplisit dan implisit, terungkap melalui perkataan, baik di dalam komentar sederhana maupun dalam wawancara panjang, karena bahasa merupakan alat utama untuk menyebarkan kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya, kebanyakan kebudayaan dituliskan dalam bentuk linguistik (James P.Spradley, 2006:36).

1.6 Pengalaman Peneliti

Sebelumnya belum terfikir dibenak saya meneliti tentang judul skripsi yang saya ajukan ini. Hal ini muncul saat semester 7, saran judul skripsi ini saya dapat setelah berdiskusi ringan mengenai masalah pergerakan partai- partai politik di ruangan rapat Komisi Pemilihan Umum Kota Medan oleh salah seorang senior satu tingkat diatas saya yaitu Bendri Ritonga.

Sebelumnya dia menyinggung soal agama dan politik, dan lantas beliau melanjutkan bicaranya dan mengatakan menaruh apresiasi dan simpatik mengenai sebuah partai politik Islam khususnya kepada Partai Keadilan

Sejahtera, dimana tanpa sadar ternyata ia paham bahwa perkumpulan- perkumpulan mahasiswa yang dilakukan di masjid-masjid kampus khususnya di Universitas Sumatera Utara juga menjadi wadah pergerakan beberapa organisasi Islam yang dibelakangnya di design oleh sebuah partai politik

Islam yang lahir dari aktivis-aktivis muda yang suka duduk dan berdiskusi di masjid khususnya, dan dari bagian organisasi itu, perempuan-perempuan

38

yang berjilbab panjang yang terulur hingga ke bawah dada merupakan bagian dari kader-kader Partai Keadilan Sejahtera atau yang disingkat dengan PKS.

Perkumpulan-perkumpulan itu ternyata bukan sekedar membaca ayat suci Al-Qur‟an saja, tetapi membahas hal-hal keilmuan seperti pelatihan jurnalistik, sejarah pergerakan pemuda dalam melawan rezim otoriter dan zalim, pelatihan menjadi wirausahawan muda, tak lupa juga khususnya ilmu- ilmu pengetahuan Islam juga seperti sejarah pergerakan Nabi Muhammad dalam menyebarkan agama Islam dimuka bumi, dan aktivitas-aktivitas yang harus sesuai dengan tuntunan syari‟at Islam yang disebut dengan ilmu fiqih.

Kegiatan itu semua dipimpin dan dibina oleh para alumni-alumni kampus yang sebagian telah bekerja dan meniti karir di PKS.

Di masyarakat umum juga tedapat lingkaran-lingkaran pengajian yang

PKS terapkan berbeda dari pengajian yang biasanya masyarakat umum lakukan seperti wirid yasin, namun pengajian tersebut disebut dengan halaqah/liqo’. Pembahasannya juga tak jauh berbeda yang dilakukan diranah kampus seperti membahas sejarah-sejarah para nabi terdahulu, sejarah pergerakan nabi, para sahabat dan tokoh setelahnya dalam menyebarkan agama Islam dan pembahasan tentang pergerakan dan perjuangan umat Islam di dalam negeri dan luar negeri khususnya Timur Tengah seperti Palestina,

Mesir, Turki, Irak dan lainnnya.

Saya pun sadar, ternyata saya juga bagian dari pengajian halaqah/liqo yang di design oleh PKS dan termasuk dalam kategori kader pemula

(tamhidi).Dengan adanya latar belakang saya yang menjadi bagian insider

39

PKS menjadi modal awal yang bagus untuk saya dapat membangun rapportkepada para kader-kader yang tingkatnya diatas saya, dan sekaligus belajar menjadi outsider (sebagai peneliti).

Kronlogis saya menjadi bagian dari PKS dimulai pada tahun 2013 yang kebetulan saya suka ikut ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan keagamaan di kampung halaman saya.Pertemuan saya dengan seorang murabbi sekaligus kader PKS terjadi di Masjid Al-Ikhlas yaitu Bang Hendrik atau yang akrab disapa dengan Bang Koko.Beliau juga pengurus Rumah Baca

Ulinnuha di kampung halaman saya di Kelurahan Rejo. Beliau mengajak saya untuk ikut mengaji di Rumah Baca yang ia jaga setiap hari rabu di malam harinya. Tidak ada hal-hal yang berbau politik dan partai saat pertama kali kami memulai pengajian. Dalam lingkaran pengajian tersebut kami terdiri dari 6 orang yaitu: Adji, Pra Wiro, Hasan Basri, Bang Sutikno, Dodi, dan saya sendiri. Kami semua berbeda latar belakang kehidupannya, ada yang masih sekolah menengah atas, karyawan dan mahasiswa.

Selama di liqo‟an tidak pernah ada Bang Koko menampakkan atau memunculkan simbol-simbol PKS di dalam pengajian (liqo) kami, kami selalu membahas hal-hal yang berbau ibadah personal, karena di dalam diri yang taat kepada Tuhan akan menghasilkan para pejuang dan pemimpin yang suci dan baik nantinya. Ibadah itu disebut dengan amalan yaumiyah.Contoh amalan itu seperti mengerjakan sholat lima waktu dengan tepat waktu khususnya di masjid bagi laki-laki, memperbanyak sholat dhuha dan sholat tahajjud, membaca Al-Qur;an dan menghafal juz 30 dan berinfaq.

40

Disela-sela liqo’an kami juga sering diajak mabit (malam bina iman dan taqwa) atau dalam istilah bahasa Indonesianya adalah bermalam dan tidur di masjid bersama orang-orang diluar kampung halaman kami disebuah masjid yang besar, dimana mabit ini diikuti oleh banyak orang dan diisi dengan ceramah-ceramah agama.Pernah mabit ini diisi ceramah oleh seorang tokoh yang terkenal dari PKS seperti Pak Gatot Pujo Nugroho, Tifatul

Sembiring dan Ikrimah Hamidy.Namun nalar saya belum sampai kesana bahwa ada unsur-unsur partai dalam mabit tersebut. Saya hanya menikmati ceramah-ceramahnya saja dan kebetulan para tokoh tersebut tidak membawa pembicaraan mengenai partai dan jati diri mereka bernaung di partai apa.

Selain itu disela-sela liqo kami juga beberapa kali diajak oleh Bang

Koko berwisata dan berlibur atau yang disebut dengan rihlah dalam lingkaran tarbiyah PKS ini, juga bermain futsal setiap malam minggu bersama orang- orang yang banyak mengenakan seragam PKS.Disini mulai timbul pemikiran saya bahwa saya berada di perkumpulan kader-kader PKS dan saya juga pernah bermain futsal bersama tokoh-tokoh besar PKS yang saya sebutkan diatas.Juga kami sering diajak ke seminar-seminar keagamaan, aksi solidaritas kepada Palestina di Masjid Agung Medan.

Hal yang mulai tampak terlihat jelas adalah pada tahun 2014 tepatnya tahun pemilu, kami yang memiliki waktu luang diajak untuk ke Hotel Tiara

Medan, namun Bang Koko tidak member tahu kami ada acara apa, yang pasti beliau bilang ada pertemuan-pertemuan dengan kader-kader liqo diseluruh

Kota Medan. Setibanya disana tepatnya di Ballroomnya, didepan terpampang

41

jelas spanduk panjang yang bertuliskan “Konsolidasi Kader dan Pembekalan

Calon Anggota Dewan Bersama Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Anis

Matta”.

Semua tersusun rapi tanpa ada pengakuan secara eksplisit dari Bang

Koko bahwa kami merupakan bagian dari internal dan kader-kader dakwah

PKS dan kami harus pahami sendiri semua makna yang tersirat selama ini yang tak pernah beliau katakan.

Setelah panjang lebar membahas sampul dari sebuah kegiatan- kegiatan yang dilakukan beberapa organisasi Islam tersebut, saya mulai faham bahwa ilmu Antropologi itu luas kajiannya.Hal itu dapat dilihat dari sekelompok manusia yang berkumpul dan memilki tujuan bersama dan bernaung dalam sebuah organisasi merupakan bagain dari budaya manusia.

42

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1 Mengenal Kota Medan

2.1.1 Sejarah Kota Medan

Kota Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara.Kota ini merupakan kota terbesar di Provinsi Sumatera Utara. Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek wisata seperti Kota Brastagi di dataran tinggi Tanah Karo, penangkaran orangutan di Kabupaten Langkat dan

Danau Toba di Kota Prapat.Kata Medan berasal dari bahasa Karo yaitu meudan yang berarti sembuh.Hal ini dikarenakan Guru Patimpus yang merupakan seorang tabib (penyembuh) pada zamannya saat Kota Medan masih merupakan sebuah perkampungan.

Keberadaan Kota Medan ini tak lepas dari sejarah yang panjang, dimulai dari dibangunnya Kampung Medan Puteri oleh Guru Patimpus

Sembiring Pelawi pada tahun 1950.Kota Medan berkembang semenjak Guru

Patimpus membangun kampung tersebut.Guru Patimpus adalah seorang putra ber-etnis Karo bermarga Sembiring Pelawi dan beristrikan putri Datuk Pulo

Berayan. Dalam bahasa Karo, kata “Guru” berarti tabib atau orang pintar, kemudian kata “Pa” merupakan sebutan untuk seorang Bapak berdasarkan sifat atau keadaan seseorang, sedangkan kata “Timpus” berarti bungkus atau balut. Dengan demikian maka nama Guru Patimpus bermakna sebagai

43

seorang tabib atau orang pintar yang memiliki kebiasaan membungkus sesuatu dalam kain yang diselempangkan di badan untuk membawa barang bawaannya26.

John Anderson, orang Eropa yang pertama kali mengunjungi daerah

Deli pada tahun 1833, menemukan sebuah perkampungan yang bernama

Medan. Kampung ini berpenduduk 200 orang dan pemimpin daerah itu bernama Tuanku Pulau Berayan, sudah sejak beberapa tahun bermukim disana untuk menarik pajak dari sampan-sampan pengangkut lada yang menepi di daerah sungai. Pada tahun 1886, Medan secara resmi memperoleh status sebagai kota dan setahun berikutnya residen (rumah pemerintahan)

Pesisir Timur serta Sultan Deli pindah ke Kota Medan. Pada tahun 1909,

Medan menjadi kota penting di luar pulau Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Dewan kota yang pertama terdiri dari 12 anggota orang Eropa, 2 orang pribumi dan seorang ber-etnis Tionghoa27.

Diakhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, terdapat dua gelombang migrasi besar ke Kota Medan. Gelombang pertama berupa kedatangan orang- orang ber-etnis Tionghoa dan etnis Jawa sebagai buruh kontrak perkebunan.Tetapi setalah tahun 1880, perusahaan perkebunan berhenti mendatangkan orang Tionghoa, karena sebagian besar dari mereka lari meninggalkan perkebunan dan sering melakukan kerusuhan.Perusahaan kemudian sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai buruh di

26http//:id.wikipedia.org/wiki/medan.html. (Diakses pada tanggal 5 Mei 2016) 27http//:pemko,medan.go.id/selayang_informasi.php. (Diakses pada tanggal 15 Mei 2016)

44

perkebunan.Orang-orang Tionghoa bekas buruh kemudian di dorong untuk mengembangkan sektor perdagangan.Gelombang kedua ialah kedatangan orang ber-etnis Minangkabau, Mandailing dan Aceh.Mereka dating ke Medan bukan untuk bekerja sebagai buruh perkebunan, tetapi untuk berdagang, menjadi guru dan ulama.

Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan

No. 342 tanggal 25 Mei 1971 yang waktu itu dijabat oleh Drs. Sjoerkani dibentuklah Panitia Peneliti Hari Jadi Kota Medan. Duduk sebagai Ketua adalah Prof. Mahadi, S.H, Sekretaris Syahruddin Siwan, M.A, Anggotanya antara lain Ny. Mariam Darus, S.H dan T.Luckman, S.H28.

Untuk lebih mengintensifkan kegiatan kepanitiaan ini dikeluarkan lagi

Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan No.618 tanggal 28 Oktober 1971 tentang Pembentukan Panitia Penyusun Sejarah

Kota Medan dengan Ketuanya Prof.Mahadi, SH, Sekretaris Syahruddin

Siwan, M.A dan anggotanya H. Mohammad Said, Dada Meuraxa, Letkol.

Nas Sebayang, Nasir Tim Sutannaga, M.Solly Lubis, S.H, Drs.Payung

Bangun, M.A dan R. Muslim Akbar.

DPRD Kota Medan sepenuhnya mendukung kegiatan kepanitiaan ini sehingga merekapun membentuk Pansus yang diketuai M.A. Harahap, dengan anggotanya antara lain Drs. M. Hasan Ginting, Ny. Djanius Djamin, S.H,

Badar Kamil, B.A dan Mas Sutarjo.

28http//:id.wikipedia.org/wiki/medan.html. (Diakses pada tanggal 5 Mei 2016)

45

Untuk sementara disebutlah nama Guru Patimpus sebagai pembuka sebuah kampung di pertemuan dua sungai babura dan sungai deli, disebuah kampung yang bernama Medan Puteri. Walau sangat minim data tentang

Guru Patimpus sebagai pendiri Kota Medan. Jikapun ada, konon pernah ada manuskrip Pustaha Hamparan Perak yang konon menyebut nama Guru

Patimpus, meski manuskrip itu tidak pernah dilihat keberadaannya oleh tim perumus.

Maka ditetapkan berdasarkan prakiraan bahwa tanggal 1 Juli 1590 diusulkan kepada Walikota Medan untuk dijadikan sebagai hari jadi Medan dalam bentuk perkampungan, yang kemudian dibawa ke Sidang DPRD

Tingkat II Medan untuk disahkan. Berdasarkan Sidang DPRD tanggal 10

Januari 1973 ditetapkan bahwa usul tersebut dapat disempurnakan.

Sesuai dengan hal itu oleh Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II

Medan mengeluarkan Surat Keputusan No.74 tanggal 14 Februari 1973 agar

Panitia Penyusun Sejarah Kota Medan melanjutkan kegiatannya untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna. Berdasarkan perumusan yang dilakukan oleh Pansus Hari Jadi Kota Medan yang diketuai oleh

M.A.Harahap bulan Maret 1975 bahwa tanggal 1 Juli 159029.

29https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Medan. (Diakses pada tanggal 5 Mei 2016)

46

2.1.2. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik

A. Letak Geografis

Sebagai salah satu daerah otonom dengan status kota, maka kedudukan, fungsi dan peranan Kota Medan cukup penting dan strategis baik secara regional maupun nasional. Bahkan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara,

Kota Medan sering digunakan sebagai barometer dan tolak ukur dalam pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Sebagai anugrah

Tuhan Yang Maha Kuasa, maka secara geografis, Kota Medan memiliki kedudukan strategis, sebab berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian utara sehingga relatif dekat dengan kota-kota atau negara yang lebih maju seperti pulau Penang, Kuala Lumpur Malaysia dan Singapura. Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah dengan topografi yang cenderung miring ke arah utara, dan menjadi tempat pertemuan 2 aliran sungai penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli. Di samping itu Kota medan berada pada ketinggian 2,5 – 37,5 meter diatas permukaan laut30.

Kota Medan yang sekarang memiliki luas 26.510 Ha (265,10 km²) atau

3,6% dari keseluruhan wilayah Provinsi Sumatera Utara. Dengan demikian dibandingkan dengan kota/kabupaten lainnya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduknya yang relatif besar. Secara georafis kota Medan terletak pada garis 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara (LU) dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur (BT) pada peta bumi. Untuk itu topografi

30http://disdukcapil.pemkomedan.go.id/content/2013/11/Kondisi+Geografis.html. (d akses pada tanggal 5 Mei 2016)

47

kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 – 37,5 meter diatas permukaan laut.31

Menurut Badan Meteorologi dan Geofisika kota Medan tahun 2016, iklim di daerah kota Medan menurut stasiun Polonia pada tahun 2016 suhu udara berkisar antara 23-35° Celcius, dan bila dilihat dari kelembapan udara di kota

Medan berkisar antara 63-92%, bila dilihat dari kadar curah hujan, di kota

Medan mencapai 176,08 – 203,5 mm.

B. Letak Administratif

Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi

Kota Medan telah beberapa kali perkembangan. Perkemangan terakhir beradasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara

Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang 7 Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Beberapa Kecamatan di

Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, secara administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151

Kelurahan.

Secara administratif, wilayah kota Medan hampir secara keseluruhan berbatasan dengan daerah Kabupaten Deli Serdang yaitu sebelah barat, selatan dan timur. Sepanjang wilayah utara nya berbatasan langsung dengan

Selat Malaka yang diketahui merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di

31http://notaris-dan-ppat-medan.blogspot.com/2010/08/geografi-kota-medan.html.diakses pada tanggal 5 Mei 2016

48

dunia. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya akan dengan Sumber Daya Alam (SDA) khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karena secara geografis, kota Medan di dukung oleh daerah- daerah yang kaya SDA seperti Kabupaten deli Serdang, Labuhan Batu,

Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Tanah

Karo, Binjai dan lainnya, kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.

Di samping itu, sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka,

Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbag (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun perdagangan publik (ekspor-import). Posisi geografis Medan ini telah medorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat kota Medan. Untuk mencegah banjir, Pemerintah

Kota Medan telah membuat sebuah proyek kanal besar32yang terletak di

Kecamatan Medan Timur.

Secara administratif, kota Medan berbatasan dengan:

No. Arah Berbatasan Dengan 1. Utara Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka 2. Selatan Kabupaten Deli Serdang 3. Timur Kabupaten Deli Serdang 4. Barat Kabupaten Deli Serdang Sumber: Pemko Medan tahun 2015

32Kanal adalah tempat penampung air hujan yang besar atau mirip seperti waduk

49

C. Kondisi Fisik Kota Medan

Kota Medan yang memiliki kemajemukan suku bangsa, agama dan kepercayaan memiliki hasil dari kebudayaan itu yang dapat disebut dengan artefak.Dari sisi suku bangsa hasil artefak itu berupa bangunan seperti rumah adat, sedangkan dari sisi agama berupa rumah ibadah seperti masjid, gereja, vihara, klenteng, kuil dan lainnya.Jika kita lihat dari segi fisik, tentu yang terlintas di benak kita adalah sebuah bangunan-bangunan yang dapat dilihat oleh mata dan yang memiliki fungsinya masing-masing.

Untuk segi bangunan, ada banyak bangunan-bangunan tua yang masih menyisakan arsitektur-arsitektur Belanda, contohnya: Gedung Balai Kota

Medan yang lama, Kantor Pos Medan, Menara Air PDAM Tirtanadi, Titi

Gantung (sebuah jembatan yang berada di atas rel kereta api), Bank

Indonesia, Gedung London Sumatera (PT. LONSUM) yang terletak di Jalan

Kesawan. Sedangkan untuk bangunan tempat ibadah yang memiliki nilai sejarah antara lain: Istana Maimun, Masjid Raya Medan, Rumah Tjong A Fie, dan Gereja Graha Bunda Maria Annai Velangkanni. Untuk bangunan tua, yang tercatat sebagai situs peninggalan sejarah di Kota Medan terdapat 30 bangunan, antara lain:

50

Tabel 1. Bangunan Bersejarah di Kota Medan No. Nama Bangunan Bersejarah 1. Kantor Balai Kota Lama 2. Kantor Pos Medan 3. Stasiun Kereta Api 4. Titi Gantung 5. Amenara Bakaran Batu 6. Istana Maimun 7. Menara PDAM Tirtanadi 8. Rumah Tjong A Fie 9. PT. PP LONSUM 10. Vihara Gunung Timur 11. Vihara Setia Budi/ Kwan Te Bio 12. Kuil Shri Marriaman 13. Masjid Al-Osmani 14. Masjid Raya Al-Mahsun 15. Gereja Immanuel 16. Bank Indonesia 17. Kolam Shri Deli 18. Pekong Lima Medan Labuhan 19. Stasiun Labuan 20. Bank Mandiri Cabang Kesawan 21. Gedung Warenhuis/ Gedung AMPI 22. RS. Tembakau Deli 23. RS. Pirngadi 24. RS. Santa Elisabeth 25. Gedung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 26. Masjid Lama Gang bengkok 27. Gereja Graha Bunda Maria Annai Velangkanni.

28. Gedung Perjuangan/ Pemuda Pancasila (Jalan Sutomo) Sumber: Wikipedia Kota Medan tahun 2016 (diakses tanggal 6 Mei

2016)

Selain itu, sebagai salah satu kota metropolitan, Kota Medan juga dikelilingi hotel-hotel, baik yang bernuansa tradisional maupun yang modern.

Kota Medan memiliki 25 hotel yang terdaftar. Untuk fasilitas transportasi darat, Dinas Perhubungan menyediakan 3 terminal, yaitu: Terminal Amplas,

51

Terminal Sambu dan Terminal Pinang Baris. Untuk stasiun kereta api, Medan memiliki 1 stasiun kereta api, yaitu Stasiun Kereta Api Medan, 1 bandara udara, yaitu Kuala Namu International Airport dan 1 pelabuhan laut yaitu

Pelabuhan Belawan.

2.1.3. Demografi Kota Medan

Sesuai dinamika pembangunan kota, luas administrasi kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Perkembangan terakhir berdasarkan

Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor

140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang 7 Kelurahan di

Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Pembentukan beberapa kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II, secara administratif Kota Medan di mekarkan kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151

Kelurahan, antara lain:

52

Tabel 2. Jumlah Kelurahan dan Luas Wilayah Per Kecamatan di Kota Medan. No. Kecamatan Jumlah Kelurahn Luas Wilayah (Km2) 1. Medan Tuntungan 9 20,68 2. Medan Johor 6 14,58 3 Medan Amplas 8 11,19 4. Medan Denai 5 9,05 5. Medan Area 12 5,52 6. Medan Kota 12 5,27 7. Medan Maimun 6 2,98 8. Medan Polonia 5 9,01 9. Medan Baru 6 5,84 10. Medan Selayang 6 12,81 11. Medan Sunggal 6 15,44 12. Medan Helvetia 7 13,16 13. Medan Petisah 7 5,33 14. Medan Barat 6 6,82 15. Medan Timur 11 7,76 16. Medan Perjuangan 9 4,09 17. Medan Tembung 7 7,99 18. Medan Deli 6 20,84 19. Medan Labuhan 7 36,67 20. Medan Marelan 4 23,82 21. Medan Belawan 6 26,25 Jumlah 158 265,10 Sumber: BPS Kota Medan dalam Tahun 2015.

Berdasarkan sensus penduduk Indonesia tahun 2015 semester satu, penduduk Kota Medan mencapai 2.468.429 jiwa, dengan jumlah perempuan sebanyak 1.226.603 jiwa dan laki-laki sebanyak 1.241.826 jwa33. Sebagian besar penduduk Medan berasal dari kelompok umur 0-19 dan 20-39 tahun

(masing-masing 41% dan 37,8% dari total penduduk). Dilihat dari struktur umur penduduk, Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa berusia produktif,

(15-59 tahun). Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lama

33 http://disdukcapil.pemkomedan.go.id/

53

sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian, secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur.

Kota Medan memiliki beragam etnis dengan mayoritas penduduk beretnis Jawa, , Tionghoa, dan Minangkabau.Adapun etnis aslinya adalah Melayu. Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah masjid, gereja dan vihara Tionghoa yang banyak tersebar di seluruh kota. Daerah di sekitar Jl. Zainul Arifin dikenal sebagai Kampung Keling, yang merupakan daerah pemukiman orang keturunan India.Secara historis, pada tahun 1918 tercatat bahwa Medan dihuni oleh 43.826 jiwa. Dari jumlah tersebut, 409 orang keturunan Eropa, 35.009 orang Indonesia, 8.269 keturunan Tionghoa, dan 139 berasal dari ras Timur lainnya.

Tabel 3. Jumlah Perbandingan Etnis di Kota Medan pada tahun 1930, 1980 dan 2000

No. Etnis Tahun 1930 Tahun 1980 Tahun 2000 1. Jawa 24,89% 29,41% 33,03% 2. Batak 2,93% 14,11% 20,93% 3. Tionghoa 35,63% 12,80% 10,65% 4. Mandailing 6,12% 11,91% 9,36% 5. Minangkabau 7,29% 10,93% 8,6% 6. Melayu 7,06% 8,57% 4,59% 7. Karo 0,19% 3,99% 4,10% 8. Aceh - 2,19% 2,78% 9. Sunda 1,58% 1,19% - 10. Lain-lain 14,31% 1,90% 3,95%

Sumber: 1930 dan 1980: Usman Pelly, 1983, 2000: BPS Sumut(Wikipedia Kota Medan, diakses tanggal 7 Mei 2016)

54

Sementara untuk kondisi agama yang ada di Kota Medan, Medan memiliki beragam agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakatnya yang hidup damai dan rukun. Di bawah ini tabel persentasi agama yang ada di Kota Medan: Tabel 4. Persentase Agama di Kota Medan

No. Agama Jumlah (pesen) 1. Islam 68,83% 2. Kristen Protestan 20,27% 3. Khatolik 2,79% 4. Hindu 0,44% 5. Budha 8,79% 6. Aliran Kepercayaan 0,89% Sumber: Pemko Medan tahun 2015

2.1.4. Keuangan dan Perekonomian Daerah

Pembangunan ekonomi daerah dalam periode jangka panjang

(mengikutipertumbuhan PDRB), membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi,dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektornon primer, khususnya industri pengolahan dengan increasing retunrn to scale(relasi positif antara pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas) yangdinamis sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi. Ada kecenderungan, bahwasemakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi membuat semakin cepat prosespeningkatan pendapatan masyarakat per kapita, dan semakin cepat pula perubahanstruktur ekonomi, dengan asumsi bahwa faktor- faktor penentu lain mendukungproses tersebut, seperti tenaga kerja, bahan baku, dan teknologi relatif tetap

55

Kota Medan yang sekarang dipimpin oleh Walikota Drs. Dzulmi

Eldin, M.Si dan Wakilnya Ir. Akhyar Nasution, M.Si bila dilihat dari Upah

Minimum Regional (UMR) dapat kita lihat sebagai berikut:

Tabel 5. Upah Minimum Regional Kota Medan Tahun 2015 No. Jenis Upah Jumlah Upah 1. Upah Industri Rp. 1.200.800 2. Upah Bangunan Rp. 1.109.000 3. Upah Bank dan Lembaga lain Rp. 1.000.800 4. Upah Hotel dan Restoran Rp. 963.900 5. Upah Angkutan Rp. 991.440 6. Upah Jasa lainnya Rp. 700.50034 Sumber: Pemko Medan tahun 2015

Perubahan struktur ekonomi umumnya disebut transformasi struktural dan di definisikan sebagai rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan yang lainnya dalam komposisi permintaan agregat (produksi dan pengangguran faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja dan modal) yang dipergunakan guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Berdasarkan perbandingan peranan dan kontribusi antar lapangan usaha terhadap PDRB pada kondisi harga berlaku tahun 2010-2012 menunjukkan, pada tahun 2012 sektor tersier memberikan sumbangan sebesar 70,03%, sector skunder sebesar 26,91% dan sector primer sebesar 3,06%. Lapangan usaha dominan yaitu perdagangan, hotel, restoran menyumbang sebesar 26,34%, sub sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,56% dan sub sektor industri pengolahan sebesar 16,58%35.

34Op.Cit, http://pemkomedan.go.id/ 35 http://www.pemkomedan.go.id/perekonomian_struktur.php (Diakses pada tanggal 4 mei 2013)

56

Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan tahun 2010 berdasarkan Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan terjadi peningkatan sebesar 6,56% terhadap tahun 2009. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan dan komunikasi 9,22%. Disusul oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran 8,47%, sektor bangunan 8,22%, sektor jasa- jasa 7,42%, sektor listrik ,gas dan air bersih 5,06%, sektor pertanian 4,18%, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan tumbuh sebesar 2,94%, sektor industri 1,71%, dan penggalian tumbuh 0,46%. Besaran PDRB Kota

Medan pada tahun 2010 atas dasar harga berlaku tercapai sebesar Rp.72,67 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp. 33,43 triliun.

Dari sisi penggunaan, sebagian besar PDRB Kota Medan pada tahun

2012 digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga yang mencapai

36,20%, disusul oleh ekspor neto 30,53% (ekspor 50,82% dan impor

20,29%), pembentukan modal tetap bruto 20,61%, konsumsi pemerintah

9,54% dan pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba 0,64%. PDRB per Kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2010 mencapai Rp. 52,79 juta, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp. 31,07 juta.

57

Tabel 6. Statistik Ekonomi Kota Medan Tahun 2014-2015 No. Indikator Satuan Tahun 2010 2011 2012 1. PDRB (ADH Milyar 52.792,45 60.849,95 75.455,58 berlaku) (Rp) 2. PDRB (ADH Milyar 33.257,42 40.234,45 46.352,92 konstant (Rp) 3. PDRB Perkapita Jutaan 30,91 41,63 47,62 ADHB (Rp) 4. PDRB Perkapita Jutaan 15,35 17,17 20,09 ADHK (Rp) 5. Pertumbuhan Persen 9,98 12,76 15,78 Ekonomi (%) 6. Inflasi Persen 19,91 8,97 6,50 (%) 7. Ekspor (FOB) Milyar 5,86 6,52 7,50 (US$) 8. Import (CIF) Milyar 1,00 1,77 2,50 (US$) 9. Surplus Milyar 4,86 6,35 8,10 Perdagangan (US$) 10. Investasi Milyar 9.867,31 10.177,63 12.049,71 (Rp) Sumber: BPS Kota Medan tahun 201536.

2.2 PARTAI KEADILAN SEJAHTERA KOTA MEDAN

2.2.1 Sejarah Partai Keadilan Sejahtera di Kota Medan

Berkenaan dengan PKS di Kota Medan.maka ada satu hal yang tidak boleh dilupakan bahwa perjuangan PKS merupakan kelanjutan perjuangan dari Partai Keadilan (PK). Dengan demikian, sejarah berdirinya PKS di Kota

Medan di dahului dengan berdirinya Partai Keadilan yang di deklarasikan pada tanggal 10 Oktober 1998 di Asrama Haji Medan oleh beberapa anggota inti partai, antara lain Muhammad Nun, Sigit Pramono Asri, Tifatul

36http://bpsmedan.go.id (diakses 5 Mei 2015)

58

Sembiring dan Ikrimah Hamidy. Semangat dimana menjelang lahirnya partai ini beberapa aktivis dakwah di berbagai perguruan tinggi di Indonesia melakukan polling dan musyawarah serta menghasilkan persetujuan dakwah

Islam melalui wadah partai.

Dewan Pengurus Daerah (DPD) adalah lemabag eksekutif yang berada di tingkat Kabupaten/Kota.Di dalam strukturnya, DPD terdiri dari seorang ketua umum, seorang wakil ketua umum beberapa ketua bidang, beberapa ketua badan, seorang sekertaris umum, seorang sekertaris bidang, seorang bendahara umum dan seorang bendahara bidang di berbagai bidang.

Dikarenakan PKS adalah partai yang sentralistik, jadi DPD harus menunggu program turunan dari DPP dan DPW.Namun meskipun sentralistik, PKS tidak bersifat otoriter dan kaku dalam pelaksanaan program- program dan kebijakan yang dikeluarkannya.Setelah DPP mengeluarkan program, maka DPW maupun DPD dapat menyelaraskan program-program tersebut sesuai dengan kebutuhan masing-masing Dewan Pengurus.DPD juga mempunyai fungsi untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan bebas dari kegiatan korupsi dan mencetak kader-kader yang berkualitas dan membangun jati diri para kader sehingga menciptakan kader-kader yang bersih dan peduli.

Sebagai organisasi politik yang bersifat struktural, DPD PKS juga memiliki fungsi dan tanggung jawab kepada DPC (Dewan Pengurus Cabang) yang dimiliki PKS di Kota Medan sebanyak 21 Kecamatan yang ada di Kota

59

Medan demi menopang kinerja DPD dan mensinergi kader-kader yang berada di DPC. Berikut ini penulis paparkan 21 DPC PKS yang ada di Kota Medan:

Tabel7 .Daftar Alamat DPC PKS se-Kota Medan No. Nama DPC Alamat 1. DPC PKS Medan Tuntungan Jalan Sawit Raya no.29 2. DPC PKS Medan Johor Jalan Karya Jaya no.248 3. DPC PKS Medan Amplas Jalan Garu 1 no.188 4. DPC PKS Medan Denai Jalan Jermal 7, Panglima Denai no.17 5. DPC PKS Medan Area Jalan A.R. Hakim no.29 6. DPC PKS Medan Kota Jalan Air Bersih no.4 7. DPC PKS Medan Maimun Jalan Brigjen Katamso no 8. DPC PKS Medan Polonia Jalan Mawar no.15 9. DPC PKS Medan Baru Jalan Sei no.19 10. DPC PKS Medan Selayang Jalan Pasar 1 no.45 11. DPC PKS Medan Sunggal Jalan Amal Gg. Melati 3 12. DPC PKS Medan Helvetia Jalan Budi Luhur Gg.Anggrek 13. DPC PKS Medan Petisah Jalan Ayahanda Gg. Mistar 14. DPC PKS Medan Barat Jalan Karya Setia no.8 15. DPC PKS Medan Timur Jalan Apera Raya no.79 16. DPC PKS Medan Perjuangan Jalan Pahlawan Gg. Kerambik no.41 17. DPC PKS Medan Tembung Jalan Bhayangkara 18. DPC PKS Medan Deli Jalan Amaliun 3 no.40 19. DPC PKS Medan Labuhan Jalan Yos Sudarso KM. 15,5 20. DPC PKS Medan Marelan Jalan Paya Pasir no.114 21. DPC PKS Medan Belawan Jalan Selebes Gg.12 Sumber: DPD PKS Kota Medan tahun 2015

Meskipun kader-kader di DPD PKS Kota Medan berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda baik dari pekerjaan, etnis, usia, namun terlihat keseriusan dan keaktifan mereka dalam menjalankan tugas yang telah diberikan. Menyangkut pendanaan, selain berasal dari Binsos (Bina Sosial),

60

para anggota legislatif, proposal-proposal, para kader juga tidak enggan berswadaya serta bersama-sama dalam menanggulani pendanaan demi kelancaran program-program mereka yang telah digariskan sebelumnya.

Foto 1.Sekertariat DPD PKS Kota Medan Sumber: Dokumentasi peneliti tahun 2016

Dalam hasil Rapat hasil Koordinasi Daerah (Rakorda), DPD PKS

Kota Medan yang dilaksanakan di Asrama Haji Medan, PKS Kota Medan teguhkan 2016 menjadi tahun pelopor, pelayanan dan pembelaan masyarakat.

Dalam Rakorda ini, PKS Kota Medan mensosialisasikan program turunan dari DPP PKS dan DPW PKS Sumatera Utara.Diantaranya adalah visi dan misi, 39 cakupan ananah musyawarah nasional dan 58 program strategis.

61

2.2.2 Struktur Kepengurusan DPD PKS Kota Medan

Struktur kepengurusan PKS Kota Medan adalah orang-orang yang diberi amanah oleh seluruh kader yang berada di seluruh DPC (tingkat kecamatan) PKS yang ada di Kota Medan melalui Rakorda (Rapat Koordinasi

Daerah). Kota Medan dengan masa jabatan selama 5 tahun ke depan. Pada tahun 2015 ini merupakan kepengurusan yang ke 4 sejak berdirinya DPD

PKS Kota Medan.

Dalam sebuah Rakorda (Rapat Kordinasi Daerah) pada hari Minggu tanggal 21 Februari 2016, di Asrama Haji Medan dipilihlah struktur kepengurusan DPD PKS Kota Medan yang baru. Dalam Rakorda ini berjalan dengan lancar, tertib dan aman tanpa adanya perdebatan dan konflik apapun.

Berikut adalah susunan struktur kepengurusan DPD PKS Kota Medan Masa

Bakti 2015-2020.

Tabel 8. Daftar Kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah Partai Keadilan Sejahtera Kota Medan Masa Bakti 2015-2020

No. Nama Jabatan 1. H. Salman Alfarisi, Lc. M.A Ketua Umum DPD PKS Kota Medan 2. Abdul Rahim Siregar, S.T, M.T Wakil Ketua Umum 3. Irwansyah, S.Ag, S.H Sekertaris Umum 4. Dhiyaul Hayati, S.Ag, M.Pd Bendahara Umum 5. Hamzah Sagimun, Lc Ketua Kaderisasi Sumber: Facebook DPD PKS Kota Medan tahun 2015

Struktur di atas merupakan dalam struktur Badan Pengurus Harian

(BPH). Selain itu PKS juga memiliki struktur kepengurusan lain di luar BPH guna membantu berjalannya program kerja selama 5 tahun dan memperkuat kinerja seluruh kader. Struktur tersebut meliputi bidang, dan yang

62

memimpinnya disebut Kepala Bidang (Kabid) dan penanggung jawab dakwah di setiap 5 Kecamatan di 21 Kecamatan di Kota Medan yang disebut

Ketua Cada (Cabang Dakwah). Struktur kepengurusan tersebut antara lain:

Tabel 9. Badan Pengurus Harian DPD PKS Kota Medan tahun 2015- 2020 No. Nama Jabatan 1. Krido Wardoyo Bidang Kepemudaan 2. Dzulfikar, S.Ag Bidang Kepanduan dan Olahraga 3. Hj. Sri Rezeki, A.Md Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga 4. Hamzah Sinaga, S.Sos Bidang Pemenangan Pemilu dan Pilkada 5. M. Nasir, S.H Bidang Polhukam (Politik Hukum dan Keamanan) 6. M. Yani S.T Bidang Ekuintek (Ekonomi, Teknologi dan Informasi) dan LH (Layanan Hukum) 7. Son Haji Harahap, S.Ag Bidang Pembangunan Keummatan dan Dakwah 8. H. Djumadi, S.Pd.I Bidang Kesejahteraan Umum 9. H. Tukijan Bidang Pemberdayaan Jaringan Usaha dan Ekonomi Kader 10. Eddy Syam Bidang Pekerja Petani dan Nelayan 11. Syaiful Ramadhan Bidang Humas 12. H. Asmu‟I Lubis, S.Pd.I Ketua Cada 1 13. Pamonoran Siregar, S.Pd.I, Ketua Cada 2 M.Pd. I 14. Rajuddin Sagala, S.Pd. I Ketua Cada 3 15. Bukhari, S.E Ketua Cada 4 16. Abdul Latif Lubis, S.H.I, Ketua Cada 5 S.Pd.I Sumber: Facebook DPD PKS Kota Medan tahun 2015

63

2.2.3 Budaya Politik PKS di Kota Medan

Menurut Georges Ballandier (1996: xiv) antropologi sebagai ilmu sosial yang mengkaji tentang manusia, juga menyentuh aspek tingkah laku manusia dalam politik. Antropologi politik sebagai sub-ilmu dari antropologi mengkaji hubungan-hubungan antara kekuasaan dengan struktur sosial elementer yang membentuk basis primernya, dengan tipe-tipe stratifikasi sosial yang membuat kekuasaan itu menjadi suatu keniscayaan, dan dengan upacara-upacara yang mengaitkannya dengan yang sakral dan yang mempengaruhi strategi itu.

Budaya politik adalah pola prilaku dan tingkah laku masyarakat dalam kehidupan bernegara, penyelenggaraan administratif, negara, tata kelola pemerintahan, hukum, adat istiadat dan norma kebiasaan yang dihayati oleh seluruh anggota masyarakat setiap harinya.

PKS sebagai parpol yang kental akan nilai-nilai yang sesuai dengan syari‟at Islamnya, memainkan perannya di masyarakat khususnya Kota

Medan dengan menggunakan agenda-agenda agama yang disebut dengan dakwah. Dari hasil wawancara penulis kepada Bapak Salman Al-Farisi, Lc,

M.A selaku ketua DPD PKS Kota Medan mengenai bagaimana strategi dan cara mereka memperkenalkan PKS di Kota Medan yang memiliki keberagaman multicultural yaitu dengan 3 cara:

1. Memperkuat jati diri seorang kader baik secara kualitas maupun

kuantitas. Dari sisi kualitas dapat dilakukan dengan cara

menganjurkan para kader untuk rutin liqo’ kemudian peningkatan

64

melalui ikut kegiatan mukhayyam dan turun di daerah-daerah yang

terkena bencana tanpa melihat daerah tersebut mayoritas ber-etnis

dan beragama apa. Sedangkan untuk sisi kuantitas, para kader

diharapkan untuk mengisi ta’lim dan agenda-agenda ke-Islaman di

masjid-masjid masyarakat maupun masjid kampus untuk

menanamkan nilai perjuangan dan pergerakan khususnya di ranah

kampus yang notabene kaum muda agar mau ikut di dalam partai

dakwah ini.

2. Mengoptimalkan menjalankan program-program kerja seperti

bakti sosial, gotong royong, pasar murah, pengasapan pencegah

demam berdarah, ambulan gratis dan sigap dan siaga turun ke

daerah yang terkena bencana agar melatih kader demi mengayomi

masyarakat, karena kader merupakan cerminan dari partai dan

3. Ikut membantu dan memperjuangkan hak-hak masyarakat seperti

memperjuangkan tanah masyarakat yang menjadi sengketa para

investor asing dan memperjuangkan sengketa dan permasalahan

masjid-masjid di masyarakat.

65

Berikut salah satu pernyataan Bang Ridwan, S.E (32 tahun) selaku ketua DPC PKS Medan Polonia yang menguatkan bahwa partai politik memiliki strategi tersendiri dalam merekrut kader disetiap daerah.

Kalo ngajak anak-anak muda ini kan gak bisa kita langsung ajak ngaji-ngaji rutin kita, ya taulah mood- mood anak muda kita cmana, ya kit ajak-ajak main futsal gratis dulu orang itu tiap malam minggu daripada orang itu keluar malam minggu gak jelas, baru pelan-pelan kita aja liqo‟. Di pertemuan awal liqo pun gak kita suruh- suruh banyak ngapal, tapi belajar tentang tajwid cara baca Al-Qur‟an yang benar, kita ajak supaya rajin sholat ke masjid dulu.

2.2.4 Sumber Dana PKS Kota Medan

Bantuan dari pemerintah kepada partai politik telah diatur dalam

Peraturan Pemerintah no. 29 tahun 2005 tentang bantuan keuangan kepada partai politik. Bantuan keuangan adalah bantuan berbentuk uang yang diberikan oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat kepada partai yang mendapatkan kursi di lembaga legislatif.

Pada konteks ini diberikan secara proporsional berdasarkan jumlah kursi di lembaga legislatif hasil pemilihan umum tahun 2014.Ada 3 macam pemberian bantuan keuangan kepada partai.Pertama, bantuan keuangan yang bersumber dari APBN.Bantuan ini diberikan kepada partai di tingkat pusat bagi yang mendapatkan kursi di DPR RI.Kedua, bantuan keuangan yang bersumber dari APBD provinsi. Bantuan ini diberikan kepada partai di tingkat provinsi bagi yang mendapatkan kursi di DPRD Provinsi dan yang ketiga, adalah bantuan keuangan yang bersumber dari APBD kabupaten atau kota

66

diberikan kepada partai yang mendapatkan kursi di DPRD Kabupaten atau

Kota.

Untuk partai PKS, aliran dana telah diatur dalam AD-ART BAB XVI

Pasal 24, klasifikasi keuangan dan dana berasal dari:

1. Iuran Anggota.

2. Hibah.

3. Sumbangan dari anggota (kader) dan masyarakat.

4. Sumber lain yang halal dan sah serta tidak mengikat.

Berikut ini kutipan wawancara peneliti dengan Ibu Dhiyaul Hayati,

S.Ag, M.Pd Bendahara Umum PKS Medan (41 tahun):

Meskipun kader-kader di DPD PKS Kota Medan berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda baik dari pekerjaan, etnis, usia, namun terlihat keseriusan dan keaktifan mereka dalam menjalankan tugas yang telah diberikan. Menyangkut pendanaan, selain berasal dari Binsos (Bina Sosial), para anggota legislatif, proposal- proposal, para kader juga mau ngasi rsama-sama dalam menanggulani pendanaan demi kelancaran program-program kita.

2.2.5 Perolehan Suara PKS di Kota Medan Pada 3 Periode Pemilihan

Legislatif

Partai Keadilan Sejahtera yang dapat dikatakan sebagai partai politik yang baru muncul mewarnai peta politik yang ada di Indonesia memberi warna tersendiri bagi corak pergerakan dan peta pilitik di Indonesia dan merupakan partai berbasis agama Islam yang identik dengan kaum muda

67

terpelajar kota dan corak ideologi Islam yang kental dengan Timur Tengah yang tetap bertahan dalam 18 tahun setelah rezim Presiden Soeharto runtuh.

Perbandingan ini dapat di lihat dari beberapa partai Islam yang mulai hilang di peta politik Indonesia seperti Partai Masyumi, PSII, Partai NU,

Partai Bintang Reformasi dan lainnya. Timbul dan tenggelamnya suatu parpol di kancah perpolitikan nasional dapat di nilai dari integritas internal partai khususnya para kader untuk terus menopang dan bekerjasama dalam mempertahankan partainya baik ditingkat pusat, wilayah (Provinsi), daerah

(Kabupaten/Kota),cabang (Kecamatan) maupun ranting (Kelurahan/Desa) karena hal ini memang memiliki landasan hukum yang telah diatur oleh KPU

(Komisi Pemilihan Umum) dalam PKPU (Peraturan Komisi Pemilihan

Umum) nomor 7 untuk menata alur Pemilu lebih baik dan rapi dan mencegah terjadinya konflik yang dilakukan kelompok-kelompok kecil.

PKS yang merupakan salah satu organisasi politik yang memiliki struktur organisasi dari pusat sampai cabang di seluruh Indonesia merupakan bukti bahwa pergerakan dan perjuangan dari para kadernya untuk mempertahankan partainya di peta pertarungan politik nasional.DPD PKS

Medan merupakan contoh parpol ini memiliki lembaga strukturalnya di setiap daerah di Indonesia.

Nanun perlu kita ketahui bahwa setiap daerah dan kepengurusan parpol memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang berbeda-beda dalam menjalankan strategi dan mengelolanya.Untuk di Kota Medan hal itu dapat kita ketahui dari hasil perolehan suara dalam Pemilu.Berikut ini penulis

68

paparkan hasil suara Pemilu yang di dapatkan PKS di Kota Medan di table bawah ini.

Berikut hasil perolehan suara PKS di Kota Medan dalam 3 Pemilu sebelumnya:

Tabel 10. Perolehan Suara PKS di Kota Medan di 3 Pemilihan Legislatif No. Tahun Perolehan Suara 1. 2004 160.887 2. 2009 110.633 3. 2014 91.861 Sumber: KPU Kota Medan tahun 2016

Perolehan suara PKS di Kota kita amati diatas terlihat selama 3

Pemilu berbeda-beda. Dari Pemilu tahun 2004 PKS Kota Medan memperoleh suara sebanyak 160.887 suara dan mendapatkan 7 kursi di DPRD Kota

Medan, tahun 2004 lah yang menjadi tahun kejayaan PKS di tingkat nasional.

Hal ini juga ikut berdampak pada perolehan suara PKS di Kota Medan dalam perolehan suara calon anggota legislatif.Partai yang mengusung bersih dan peduli ini mampu meraih simpati publik.Hal ini juga tidak terlepas dari kinerja kader-kadernya selama ±5 tahun setelah pasca revormasi tahun 1998 dengan rutin mengadakan aksi-aksi dan kegiatan sosial lainnya.

Namun di tahun 2009 berbeda cerita, PKS mengalami penurunanan perolehan suara, khususnya di Kota Medan.Hal ini dapat dilihat perolehan suara PKS di Kota Medan hanya mencapai 110.633 suara dan hanya mendapat 9 kursi di DPRD Medan. Berdasarkan hasil wawancara penulis oleh Bapak Hamzah Sagimun, Lc beliau mengatakan hal ini terjadi karena

69

pada rentang tahun 2005 sampai tahun 2009 media massa dan media banyak mengisukan PKS itu bagian dari organisasi garis keras seperti Wahabi.

Wahabi sendiri merupakan organisasi yang lahir di Arab Saudi yang didirikan oleh Muhammad bin Abdul Al-Wahab. Beliau merupakan seorang teolog yang kontroversi. Hal ini disebabkan karena ajaran dan pengikutnya sering dan mengkafirkan umat Islam lainnya seperti mengkafirkan orang yang tidak membaca do‟a qunut di sholat subuh, mengkafirkan orang yang mengikuti mahzab-mazhab yang muktabar (Mazhab besar seperi Imam Abu Hanifah,

Imam Syafi‟i, Imam Maliki, dan Imam Hambali) dan mengatakan syirik.

Padahal PKS sendiri merupakan perpaduan dan perkumpulan kelompok yang berakar dari Masyumi, Nahdatul Ulama, Muhammadiyah dan PKS terbuka dari organisasi Islam manapun yang ingin bergabung.Isu yang dikembangkan dan di plintir-plintir media mempunyai dampak yang signifikan bagi perolehan suara PKS khususnya di Kota Medan.

Sedangkan pada tahun 2014, suara PKS di Pemilihan Legislatif di

Kota Medan hanya penurunan suara terus terjadi, PKS hanya meraup suara sebesar 91.861. Penurunan suara yang sangat signifikan ini terjadi akibat beberapa pemimpin mereka khususnya di Pusat seperti Luthfi Hasan Ishaq terjerat kasus suap import daging sapi pada Januari 2013 yang ditetapkan oleh

KPK sebagai tersangka, Arifinto kader fraksi PKS komisi F-DPR RI tertangkap kamera sedang menonton video porno saat sidang paripurna III tahun 2011 di DPR berlangsung. Menurut keterangan Bapak Hamzah

Sagimun, Lc yang juga kader PKS Kota Medan, hal itu juga bagian dari

70

konspirasi kelompok-kelompok sekuler dan liberal yang tidak suka dengan partai Islam yang ingin menegakkan syariat Islam. Ada bantahan atas wawancara saya kepada Pak Hamzah, untuk kasus Luthfi Hasan Ishaq (LHI) berita yang beredar di media mengatakan bahwa LHI “tertangkap tangan” sedang mengadakan negosiasi dengan PT. Indoguna selaku pemasok daging sapi, padahal keterangan dari “pusat” (DPP PKS) beliau sedang mengadakan rapat dan disaat itu juga ada kunjungan Kedubes Amerika Serikat yang dating ke kantor KPK. Tentu ada hal yang tersembunyi yang dilakukan Kedubes

Amerika Serikat yang disaat itu pemerintah sedang melakukan pemabatasan mengenai kuota import daging dari luar negeri yang dimana fraksi PKS sangat setuju dan menyuarakan kebijakan tersebut demi mensejahterakan peternak lokal. Sedangkan untuk kasus Arifinto, berita dari “pusat partai”,

Arifinto sengaja dikirimi link situs porno di emailnya dan beliau penasaran langsung membuka email apa tersebut, padahal belum sempat sampai durasi menit yang ia lihat. Sanggahan tambahan mengapa isu itu menjadi cepat beredar khususnya di media elektronik, media massa yang berlangsung hingga berminggu-minggu beritanya di media. Mungkin seperti itulah ujian partai yang ingin menegakkan nilai-nilai dakwah Islam yang utuh di negara ini, pemberitaan yang berlebihan (lebay) pemelintiran bahasa media yang berlebihan padahal masih banyak oknum-oknum di legislatif dari fraksi partai lain yang sering melakukan “kumpul kebo” dengan bawahan dan staffnya tidak pernah di beritkan media secara berlebihan, tutup pembicaraanya.Dengan beberapa pemberitaan kasus yang berasal dari “pusat”

71

yang menimpa petinggi-petinggi partai memberikan dampak penurunan yang signifikan bagi perolehan suara partai yang mengusung nilai bersih dan peduli ini.

Berikut ini inti kutipan wawancara penulis kepada informan, Bapak Hamzah

Sagimun, Ketua Kaderisasi PKS Kota Medan:

Pileg tahun 2004 kmaren suara kita paling tinggi dibanding tahun 2009, dan 2014. Itu semua berkat kader-kader kita militan dan rutin menjalankan progja dan ngajak-ngajak liqo, di tahun 2007-2008 suara kita menurun karena PKS diterpa isu organisasi Islam garis keras seperti Wahabi oleh media, padahal di partai kita semua golongan organisasi Islam masuk, juga ada kasus Arifinto yang seminggu full diberitakan TV itu-itu aja, yang terakhir Pileg 2014 suara PKS turun kali ya juga pengaruh dari kasus Pak Luthfi dan Pak Gatot sebelum dekat-dekat Pemilu.

72

BAB III

PARTAI KEADILAN SEJAHTERA

3.1 PARTAI KEADILAN SEJAHTERA NASIONAL

3.1.1 Sejarah Partai Keadilan Sejahtera Nasional

Sejarah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) lahir dari gerakan anak-anak muda yang membuat lingkaran-lingkaran pengajian di ranah kampus atau yang dengan melakukan kegiatan yang disebut dengan tarbiyah37.Gerakan atau perkumpulan ini pada masa awal perkembangannya bersifat apolitis dan lebih memfokuskan pada agenda-agenda keagamaan Islam melalui lingkaran perkumpulan yang membahas pelajaran keagamaan Islam.Titik tekan gerakan yang disebut dengan tarbiyah ini adalah sebuah eksperimen untuk menciptakan jenis gerakan baru di Indonesia di ranah kampus-kampus negeri yang bukan merupakan kampus bernuansa Islam yang terinspirasi model lunak dari pemikiran dari aktivis organisasi Ikhwanul Muslimin di

Mesir.Elemen kunci gerakan ini adalah keshalehan pribadi dan disiplin ketat bagi para anggotnya dan keyakinan teguh pada pentingnya paradigma Islam sebagai sumber nilai bagi tata kelola pemerintahan dan masyarakat38.

37Tarbiyah berasal dari bahasa Arab yang berarti belajar. Belajar dalam konsep di PKS ini tidak hanya membaca Al-Qur‟an tetapi memiliki makna yang lebih luas dan memiliki sarana-sarananya seperti: Liqo,/halaqah (perkumpulan mingguan rutin), ta’lim (pembahasan nilai-nilai akidah dan fiqih),rihlah (rekreasi), dauroh (pealtihan) dan mukhayyam (perkemahan). 38 Muhtadi, Burhanuddin (2012). Dilema PKS, Suara dan Syariah. Jakarta: Kepustaan Populer Gramedia (hal:115)

73

Dengan adanya penanaman nilai tarbiyah, Gerakan ini menjalankan forum-forum pembinaan rohani yang terorganisir: usrah (perkumpulan tingkat kader-kader muda dan telah mengganggap orang-orang di dalam lingkaran halaqah itu sebagai keluarga sendiri), halaqah (lingkaran pertemuan pada liqo), liqo (pertemuan mingguan), rihlah (rekreasi), mukhayyam (perkemahan), dan daurah (pelatihan intelektual/kecerdasan) merupakan bagian-bagian dari agenda tarbiyah untuk mendidik dan melatih kader kuat secara rohani dan jasmani.

Foto 2. Buku-buku refrensi tarbiyahPKS seperti Maj’muatu Risa’il dan buku organisasi pergerakan Ikhwanul Muslimin Mesir Sumber: Facebook DPD PKS Kota Medan tahun 2015

Buku-buku diatas tersebut biasa digunakan oleh seorang murabbi untuk acuan dan refrensi mendidik para mutarabbi (binaan) yang telah melewati proses pra-halaqah minimal selama enam bulan dan paling lama satu tahun. Hal ini dimaksudkan agar pendidikan di halaqah tidak membuat kader tertekan dengan ilmu dan kajian yang tinggi mengenai masalah risalah

74

pergerakan sebuah organisasi.Pada jenjang tamhidi (kader pemula) lah buku- buku majmu’atul rasa’il dan risalah pergerakan Ikhwanul Muslimin diperkenalkan dan dipelajari agar para kader paham bagaimana perjalanan beberapa kelompok kecil bisa memegang kekuasaan di sebuah negara tanpa memisahkan nilai-nilai Islam dalam sebuah kepemimpinan.

Secara garis besar, awal mula kelahiran bibit-bibit gerakan tarbiyah ini terdiri dari 5 elemen penting, yaitu pertama DDII (Dewan Dakwah

Islamiyah Indonesia) dengan tokoh utamanya Mohammad Natsir. Kedua, aktivis LDK (Lembaga Dakwah Kampus)39 dan Rohis (Rohani Islam) di ranah SMA maupun kampus.Ketiga, alumni kampus dari LDK dan Rohis40, khususnya perguruan tinggi Timur Tengah.Keempat, aktivis Ormas Islam dan yang kelima, lulusan psantren dan tokoh agama.Kelima elemen tersebut bergerak bersama-sama, saling mendukung, saling menguatkan dan bergerak masing-masing sesuai fungsinya.

Dari 5 elemen tersebut, elemen yang paling berperan besar bagi lahirnya gerakan tarbiyah ini adalah DDII, para aktivis DDII yang merupakan mantan aktivis Partai Masyumi yang dibubarkan pada masa awal pemerintahan Presiden Soeharto ini menjadi insiator awal berdakwah melalui kampus dan sekaligus peletak dasar-dasar strategi dakwah kampus.

Selanjutnya lahirlah LDK yang kemudian banyak bergelirya di kampus- kampus.Kehadiran LDK terbukti telah menyumbangkan berbagai kemajuan

39LDK lebih dikenal dengan Unit Kegiatan Mahasiswa Islam di ranah fakultas 40Rohis adalah singkatan dari Rohani Islam.Adalah sebuah organisasi yang memperdalam dan memperkuat pelajaran agama Islam atau juga sebagai Dewan Dakwah Masjid (DKM).Rohis dikemas dalam bentuk ekstrakulikuler di SMP dan SMA.

75

umat Islam, misalnya lembaga ini bekerjasama bekerjasama dengan DDII kampus dan mengusahakan pembangunan masjid di sekitar kampus guna dipakai untuk aktivitas keagamaan dan pendidikan Islam.

Musyawarah kader inti gerakan tarbiyah pada tahun 1998 yang saat itu berjumlah 3000 orang di seluruh Indonesia diselenggarakan untuk memilih apakah akan menjadi partai politik atau organisasi. Sebanyak 72% kader setuju untuk membentuk partai politik, sementara 28% ingin mendirikan organisasi yang kini dikenal dengan dengan organisasi KAMMI

(Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia).

Organisasi eksternal kampus yaitu KAMMI (Kesatuan Aksi

Mahasiswa Muslim Indonesia) lahir dari perkumpulan-perkumpulan aktivis

LDK antar fakultas dan merupakan organisasi eksternal kampus.Muncul sebagai salah satu organisasi yang paling vokal menyuarakan tuntutan reformasi melawan rezim Presiden Soeharto yang dipimpin oleh Fahri

Hamzah.Setelah lengsernya Soeharto pada 21 Mei 1998, para tokoh KAMMI telah merencanakan mendirikan sebuah partai Islam. Partai tersebut kemudian diberi nama Partai Keadilan yang disingakat dengan (PK). Meskipun begitu tokoh elit KAMMI berpengaruh dalam berdirinya PK, KAMMI dan PK secara tegas tidak mempunyai hubungan secara formal41.

Kemunculan Partai Keadilan Sejahtera dapat dilihat pertama kalinya oleh masyarakat Indonesia pada pemilihan umum 1999, yang pada saat itu

41Muhtadi, Burhanuddin (2012). Dilema PKS, Suara dan Syariah. Jakarta:Kepustaan Populer Gramedia(hal:43)

76

masih bernama Partai Keadilan.partai inilah yang kemudian bermetamorfosis menjadi Partai Keadilan Sejahtera yang lahir pada tanggal 20 Juli 199842.

PKS, yang dahulu dikenal dengan nama Partai Keadilan merupakan salah satu partai politik di Indonesia. Partai ini diketuai oleh Dr. H.M.

Hidayat Nur Wahid, MA.Namun setelah Dr. H.M. Hidayat Nur Wahid, MA. terpilih sebagai ketua MPR Indonesia merangkumi 2004-2009, namun kemudian beliau memilih untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai

Presiden PK Sejahtera, sehingga jabatan ketua sementara diambil alih oleh Ir.

H. Tifatul Sembiring sebagai Pjs. Partai Keadilan Sejahtera. Lalu pada Sidang

Majelis Syuro I PKS pada 26 - 29 Mei 2005 di Jakarta, Tifatul Sembiring terpilih menjadi Presiden PK Sejahtera antara tahun 2005-2010.

Partai ini berasaskan Islam.Pada peringkat awal, partai ini popular di kalangan para mahasiswa dan kaum cendekiawan muda Islam saja.Namun seiring dengan perkembangannya, partai ini semakin meluas kepopularannya, tidak hanya di kota-kota besar di Indonesia namun hingga ke pelosok-pelosok daerah dan bahkan juga merambah ke luar negera.Partai ini sudah banyak memiliki perwakilan di luar negara, hal ini dilihat di beberapa situs resmi

PKS.

Pada pemilu 2004, yang merupakan pemilu yang kedua yang diikuti oleh PKS, pada pemilu ini PKS memenangkan suara sebanyak 7,34%

(8.325.020) dari jumlah total dan mendapatkan kersi sebanyak 45 di DPR.

42 Djoni Edward (2006).Efek Bola Salju PKS. Bandung: Syaamil Cipta Media (hal:22)

77

Pada pemilu saat itu, hingga kemudian PKS menggunakan slogan kata

"Bersih dan Peduli".

Partai ini lebih dikenal dengan partai dengan istilah partai dakwah.Dakwah sendiri secara bahasa memiliki arti mengajak atau mengundang dan secara istilah Secara bahasa dakwah artinya adalah undangan atau ajakan. Secara istilah artinya adalah mengajak manusia kepada

Allah dengan hikmah dan bantahan (argumentasi) dengan cara yang baik sampai manusia itu keluar dari kegelapan jahiliyyah kepada cahaya Islam

(kehidupan Islami), mengkafirkan thoghut dan beriman kepada Allah semata.

A. Tujuan dakwah

 Tujuan akhir dari dakwah adalah mengembalikan manusia agar

menyembah Allah semata.

B. Objek dakwah

 Objek dakwah adalah seluruh umat manusia.

C. Metode dakwah

 Metode yang diajarkan dan dilakukan oleh Rasulullah SAW adalah

dengan menggunakan hikmah dan pelajaran yang baik. Hikmah adalah

perkataan yang tepat, tegas, dan benar, yang dapat membedakan antara

yang haq dan yang bathil. Aspek tepat dalam hal ini berkaitan dengan

penggunaan kabar gembira (basyiron) dan kabar peringatan (nadziroh).

Yang dimaksud dengan pelajaran yang baik dalam dakwah adalah

78

berdakwah dengan seluruh kepribadian juru dakwah. Dalam hal ini

seorang ulama harus memiliki akhlaq yang kokoh dan harus menjadi suri

teladan bagi masyarakatnya.

D. Target dakwah

1. Agar manusia mengingkari thaghut (Illah selain Allah) dan beriman

kepada Allah.

2. Agar manusia keluar dari kegelapan (jahiliyyah kebodohan

terhadap Allah dan Islam) menuju cahaya Islam.

E. Keutamaan Dakwah

1. Merupakan perbuatan / perekataan yang terbaik

2. Merupakan salah satu jalan menuju kebaikan. Dari Abu Hurairah ra,

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menyuruh kepada petunjuk,

maka ia mendapatkan pahala sepeti pahala orang yang mengikutinya

tanpa berkurang sedikitpun dari pahala mereka.” (HR. Muslim).

Rasulullah SAW pernah bersabda, kepada Ali RA (Radiyallahu Anhu)

: “Demi Allah, jika Allah memberi petunjuk kepada satu orang melalui

kamu, itu lebih baik daripada uunta merah.” (HR. Muttafaqun „alaih).

F. Pentingnya Dakwah

1. Merupakan kebutuhan yang mendesak, karena tanpa dakwah manusia

akan rusak dan tanpa aturan. Di lain pihak banyak penyeru / pengajak

79

ke arah kebathilan yang tidak henti-hentinya juga berdakwah untuk

kebatilan.

Merupakan kebutuhan sosial, yaitu dengan alasan :

2. Karena manusia membutuhkan orang yang menjelaskan kepada

mereka apa-apa yang diperintahkan oleh Allah

3. Karena kondisi kehidupan umat saat ini diwarnai oleh kerusakan –

kerusakan moral, dan para pelakunya ingin agar kerusakan-kerusakan

terssebut tersebar di masyarakat

4. Memilki tujuan untuk gerakan dakwah dalam menegakkan

kesejahteraan masyarakat. Partai politik yang mengembangkan

dakwahnya untuk aktif dan meraih dukungan dalam politik untuk

kekuasaan. Bahwa dakwah merupakan usaha sadar

mentransformasikan masyarakat untuk terus-menerus ke arah yang

lebih baik lagi dengan menekankan tiga komitmen (komitmen moral,

komitmen spiritual dan komitmen aktivitas.

Politik sebagai media dakwah merupakan politik yang ditarik ke ranah aspek agama Islam dalam ranah amanah yang didasari untuk membangun kemaslahatan seluruh penduduk yang diajak kerjasamanya dalam mempraktekkan kebaikan. Politik tidak semata untuk mencari kepentingan pribadi atau kelompok semata, akan tetapi politik sebagai alat untuk menegakkan syariat Islam dengan cara membangun, mengatur dan membimbing segala aktivitasnya tidak keluar darisyariat Islam. Politik

80

sebagai media dakwah yang jelas bukan politik yang sekuler,tapi politik sebagai komitmen untuk menjunjung tinggi syariat Islam. Ciri khas politik sebagai media dakwah antara lain, menegakkan kejujuran, keterbukaan, keberanian mengemukakan kebenaran dan menyalahkan yang salah (bathil) serta penuh tanggung jawab43. Dalam berpolitik selalu berfungsi bagi tujuan nilai-nilai Islam. Jadi cara berpolitiknya tidak boleh lepas dari syariat Islam.

Partai Keadilan di deklarasikan di Masjid Al-Azhar, Jakarta.pada 20

Juli 1998 dan mengangkat Nurmahmudi Ismail Pada 9 Agustus 1998, Partai

Keadilan (PK) berdiri dengan memunculkan Dr. Nur Mahmudi Ismail lulusan

Amerika Serikat sebagai presiden PK serta Dr. Hidayat Nur Wahid lulusan

Madinah sebagai ketua rapat (syuro). Namun, boleh jadi saat itu tidak banyak yang mengetahui sosok penting dibelakang berdirinya PK, yakni Hilmi

Aminuddin. Sosok Hilmi Aminuddin tidak bisa dilepaskan dari gerakan tarbiyah. Beliau bersama tiga orang sahabatnya yang sama-sama alumni

Universitas Madinah di Arab Saudi yakni Salim Segaf Al-Jufri, Abdullah

Baharmus dan Almarhum Encep Abdussyakur mulai merintis aktivitas tarbiyah di Indonesia pada awal tahun 1980. Sepanjang dekade 1980-an gerakan tarbiyah masih menampakkan diri sebagai gerakan keagamaan.

Gerakan tarbiyah terorganisir rapi ini juga meningkatkan jumlah anggota dalam upaya merebut kepemimpinan di lembaga-lembaga kampus, sehingga pada awal tahun 1990-an gerakan tarbiyah memimpin Badan Eksekutif

Mahasiswa (BEM) di banyak perguruan tinggi negeri di Indonesia

43 Syam, Firdaus. Amien Rais dan Yuzril Ihza Mahendra di Pintas Politik Indonesia Modern, Jakarta: Khairu Bayan, Sumber Pemikiran Islam, 2003. (hal: 67)

81

PKS melalui bidang Kepanduan dan Olahraga yang berada sejajar dengan bidang teritorial dan badan-badan lainnya dibawah presiden telah mengembangkan berbagai organisasi kepanduan yang berfungsi sebagai

“sayap partai” yang berafiliasi secara formal dengan partai seperti Garuda

Keadilan, organisasi pemuda Gema Keadilan, Pandu Keadilan, Yayasan

Pemuda dan Pelajar Asia Pasifik (YPPAP), serta Gugus Tugas Dakwah

Sekolah (GTDS). Di bidang Kebijakan Publik mengurusi teritorial politik dan berhubungan dengan kelompok pemikir yang berafiliasi formal dan tidak formal dengan PKS, antara lain Serikat Pekerja Keadilan (SPK),

Perhimpunan Petani Nelayan Sejahtera Indonesia (PPNSI), Central for

Indonesian Reform (CIR), Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia

(PAHAM), Institute for Economics Studies (INFES), Institute of Students and Youth for Democracy (INSYD) dan Yayasan Pengembangan Sumber

Daya Pemuda (CYFIS)44.Sedangkan untuk bidang sosial, PKS memiliki afiliasi secara formal maupun informal secara historis dengan PKS dan kader- kadernya. Misalnya melalui Islamic Medical Association and Network

Indonesia (IMANI), kemudian kader-kader PKS menancapkan pengaruhnya dalam memberikan pelayanan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan amal dan sosial diseluruh Indonesia seperti Pos Keadilan Peduli Umat

(PKPU), Dompet Sosial Ummul Qura‟ (DSUQ) dan Bulan Sabit Merah

Indonesia (BSMI). Hal ini dipertegas oleh salah satu sekertaris BSMI

Sumatera Utara, yaitu Bang Hendrik:

44Muhtadi, Burhanuddin (2012). Dilema PKS, Suara dan Syariah. Jakarta:Kepustaan Populer Gramedia (hal:137)

82

“Ya memang gak ada hubungan formal PKS sama BSMI, karena masing-masing kan punya AD-ART masing-masing tapi orang-orang yang didalam BSMI, Rumah Zakat, PKPU, KAMMI, itu mereka ikut liqo‟an juga. Kalo dia ikut liqo berarti kader lah dia itu45”.

Berikut ini beberapa makna dari lambang Partai Keadilan Sejahtera:

1. Kotak persegi empat melambangkan kesetaraan, keteraturan,

keserasian persatuan dan kesatuan arah

2. Bulan sabit melambangkan kejayaan, dimensi waktu, keindahan,

pencerahan, dan kesinambungan sejarah.

3. Untaian 17 butir padi pada tangkai tegak lurus melambangkan adil,

ukhuwah (persatuan), istiqomah (setia), berani, disiplin dalam

menjalankan tugas, serta tegas dalam mewujudkan keadilan dan

kesejahteraan.

4. Putih melambangkan bersih, suci dan mulia.

5. Hitam melambangkan kepastian, aspiratif dan akomodatif.

6. Kuning emas melambangkan kecemerlangan, kebahagiaan, dan

kejayaan.

7. PKS dengan warna hitam singkatan dari Partai Keadilan Sejahtera.

45Wawancara dengan sekertaris BSMI Sumut, Hendrik

83

Foto 3. Logo Partai Keadilan Sejahtera Sumber: Wikipedia PKS tahun 2015

PKS sendiri telah melakukan enam kali pergantian presiden partai dimulai pada tahun 1998 hingga 2016 sekarang dengan tanpa adanya berita dan konflik dari media cetak maupun media elektronik. Di bawah ini penulis paparkan dari awal hingga sekarang mereka-mereka yang pernah menjabat menjadi Presiden PKS

84

Tabel 11.Ketua Umum PKS Dari Masa ke Masa:

No Nama Dari Sampai Keterangan . 1. Nurmahmudi Isma‟il 9 Agustus 1998 16 April 2000 Ditunjuk sebagai Menteri Kehutanan oleh Presiden Abdurrahman Wahid 2. Hidayat Nur Wahid 21 Mei 2000 11 Oktober 2004 Ditunjuk sebagai Ketua MPR 3. Tifatul Sembiring 11 Oktober 2004 23 Oktober 2009 Ditunjuk sebagai Menteri Kominfo oleh Presiden SBY 4. Luthfi Hasan Ishaq 23 Oktober 2009 1 Februari 2013 Mengundurkan diri karena ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK 5. Anis Matta 1 Februari 2013 10 Agustus 2015 - 6. Shohibul Iman 10 Agustus 2015 sekarang - Sumber: Wikipedia PKS tahun 2015

3.1.2 Visi dan Misi Partai Keadilan Sejahtera

3.1.2.1 Visi Umum

Sebagai sebuah lembaga dan organisasi formal, PKS juga memiliki visi dan misi partai dalam kancah perpolitikan guna menarik simpati masyarakat seperti partai-partai politik lainnya.

Visi adalah gambaran, tujuan dan cita-cita masa depan yang dimiliki setiap organisasi. Berdasarkan Munas PKS I di Jakarta pada 20 Juli 1998, visi

85

umum dari PKS adalah: “menjadi partai pelopor dalam mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pembukaan

Undang-Undang Dasar tahun 1945.

3.1.2.2 Visi Khusus

Untuk visi khusus dari PKS adalah partai berpengaruh baik secara kekuatan politik, partisipasi, maupun opini dalam mewujudkan masyarakat

Indonesia yang madani. Visi ini akan mengarahkan Partai Keadilan Sejahtera kepada:

1. Partai dakwah yang meperjuangkan Islam sebagai solusi

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

2. Kekuatan transformatif dari nilai dan ajaran Islam di dalam

proses pembangunan kembali umat dan bangsa diberbagai

bidang.

3. Kekuatan yang mempelopori dan menggalang kerjasama

dengan berbagai kekuatan yang bercita-cita dalam

menegakkan nilai-nilai dan sistem Islam yang rahmatan lil

a’lamin (kasih sayang bagi seluruh alam).

3.1.2.3 Misi Umum

Sedangkan misi adalah rumusan-rumusan utama sebagai penjabaran dan implementasi dari sebuah visi organisasi. Misi dari PKS Munas PKS I di

Jakarta pada 20 Juli 1998 adalah: “menjadikan partai sebagai sarana

86

perwujudan masyarakat madani yang adil, sejahtera, dan bermartabat yang diridhai Allah Subhanahu Wata‟ala, dalam keutuhan Negara Kesatuan

Republik Indonesia46.

3.1.2.3 Misi Khusus

1. Menyebarluaskan dakwah Islam dan mencetak kader-kader sebagai

anashir taghyir(pelaku perubahan).

2. Mengembangkan institusi-institusi kemasyarakatan yang Islami di

berbagai bidang sebagai markas perubahan dan pusat solusi.

3. Membangun opini umum yang Islami dan iklim yang mendukung bagi

penerapan ajaran Islam yang solutif dan membawa rahmat.

4. Membangun kesadaran politik masyarakat, melakukan pembelaan,

pelayanan dan pemberdayaan hak-hak kewarnegaraan.

5. Menegakkan amar ma’ruf nahi munkar (membela yang benar dan

mencegah kejahatan) terhadap kekuasaansecara konsisten dan

berkelanjutan dalam bingkai hukum dan etika Islam.

6. Secara aktif melakukan komunikasi, silaturrahmi, kerjasama dan

ishlah dengan berbagai unsur atau kalangan umat Islam untuk

terwujudnya Ukhwah Islamiyah dan Wahidatul Ummah(persatuan

umat) dan dengan berbagai komponen bangsa lainnya untuk

memperkokoh kebersamaan dalam merealisir agenda reformasi.

46AD-ART PKS

87

7. Ikut memberikan kontribusi positif dalam menegakkan keadilan dan

menolak kedzaliman (kejahatan) khususnya terhadap negara-negara

Islam yang tertidas.

3.1.3 Falsafah Pergerakan PKS

PKS, sebagai entitas politik nasional, secara subyektif berjuang dengan dasar aqidah, asas, dan moralitas Islam untuk mencapai tujuan terwujudnya masyarakat madani yang adil, sejahtera dan bermartabat.Bersama-sama dengan entitas politik lainnya secara kompetitif berjuang untuk mencapai cita-cita nasional.lslam secara eksternal adalah bentuk diferensiasi dan sekaligus positioning PKS sebagai entitas politik nasional berhadapan dengan entitas politik lainnya. Di sisi lain dengan menjadikan lslam sebagai aqidah, asas dan basis moral, maka PKS berkeyakinan dan ingin menegaskan bahwa secara internal-subyektif aktivitas politik adalah “ibadah”, yang apabila bertujuan untuk kemaslahatan umat, didasarkan pada niat yang ikhlas untuk mencari ridha Allah SWT, dan dilaksanakan dengan cara-cara yang baik dengan akhlak terpuji, maka aktivitas lni menjadi ibadah yang bernilai "amal shalih".

Itulah dasar PKS secara internal-subyektif dalam menghimpun kader- kadernya dalam barisan yang rapi untuk memperjuangkan aspirasi umat dan mencapai tujuan nasional.Atas dasar itu pula dibangun elan vital, etos, dan bahkan militansi perjuangan para kader, termasuk semangat rela berkorban.

Dengan keyakinan, bahwa aktivitas politik bukan sekedar kegiatan profan-

88

duniawi, namun sarat dengan dimensi sakral-religius-ukhrawi yang bernilai ibadah, maka dipercaya, bahwa politik bukanlah alat untuk sekedar mengejar kemajuan material-kekuasaan, tetapi hampa dalam aspek emosional-spiritual, sehingga para kader teralienasi dan kehilangan identitas diri yang sejati, lalu mereka mengalami disorientasi dan kegersangan hidup. Sebaliknya, aktivitas politik dapat menjadi ruang ekspresi dan menguak potensi diri, sarana untuk peningkatan kapasitas diri, dan juga sebagai tempat bagi kader untuk berkhidmat kepada publik, sebagai bagian dari bentuk pengkhidmatan mereka terhadap agama yang sarat dengan aspek spiritualitas dan kemanusiaan.

Darah pergerakan itu menjadi mungkin dengan menempatkan lslam secara internal-subyektif sebagai aqidah, asas, dan moralitas perjuangan

PKS.Substansi moralitas perjuangan PKS sendiri adalah bersih, peduli dan profesional.

Dalam tataran kenegaraan, PKS meyakini, bahwa pluralitas etnik dan ideologis masyarakat lndonesia yang mengisi wilayah beribu pulau dan beratus suku yang membentang dari Sabang hingga Merauke-yang melebihi panjang dari pantai barat 67 sampai pantai timur benua Amerika adalah sebuah realita kebhinekaan yang nyata dan obyektif Indonesia bagai zamrud khatulistiwa, sebagai benua maritim, paru-paru dunia, dengan biodiversitas yang berlimpah, kekayaan alam di darat maupun di laut, secara geografis dan demografis memperlihatkan fakta empiris kekayaan alam disamping pluralitas kekayaan budaya itu.

89

3.1.4 Struktur Organisasi PKS

Struktur organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang bekerjasama antara sesama anggota untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Struktur organisasi menyediakan personil yang memegang jabatan tertentu dimana masing-masing diberikan tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan jabatannya.

Hubungan kerja dalam sebuah organisasi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan organisasi.Hubungan kerja dalam organisasi dituangkan dalam struktur organisasi yang dapat digambarkan secara sistematis dengan orang- orang yang menggerakkan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

PKS sendiri memiliki susunan struktural lembaga dalam menjalankan aktivitas politiknya sehari-hari yang terbagi dari pusat hingga daerah dengan kolaborasi bahasa Arab, lembaga tersebut antara lain:

1. Struktur organisasi PKS di tingkat Pusat:

1. Majelis Syuro

2. Dewan Pimpinan Tingkat Pusat

3. Majelis Petimbangan Pusat

4. Dewan Pengurus Pusat (DPP)

5. Dewan Syari‟ah Pusat

2. Struktur organisasi PKS di tingkat Provinsi:

1. Majelis Pertimbangan Wilayah

2. Dewan Pengurus Wilayah (DPW)

90

3. Dewan Syari'ah Wilayah

3. Struktur organisasi PKS di tingkat Kabupaten/Kota

1. Majelis Pertimbangan Daerah

2. Dewan Pengurus Daerah (DPD)

3. Dewan Syari‟ah Daerah

4. Struktur organisasi partai di tingkat Kecamatan adalah Dewan Pengurus

Cabang (DPC).

5. Struktur organisasi partai di tingkat Kelurahan/Desa adalah Dewan

Pengurus Ranting (DPRa).

6. Selain struktur organisasi diatas, partai membentuk Unit Pembinaan dan

Pengkaderan Anggota.

3.1.5 Ideologi PKS

Ideologi sebagai istilah mulai diperkenalkan selama Revolusi Prancis oleh Antoine Destutt de Tracy dan pertama kali dipergunakan ke public pada tahun 1796. Bagi Tracy, ideologi dimaksudkan dengan “ilmu tentang ide” yang diharapkan dapat asal usul dari ide-ide dan menjadi cabang ilmu baru yang kelak setara dengan ilmu Biologi dan Zoologi.

Ideologi adalah sistem kepercayaan atau tata nilai yang diperjuangkan dan dijabarkan secara sadar oleh para manusia yang meyakininya dalam totalitas kehidupan terutama dalam jagad sosial-politik.ideologi menjadi visi yang komprefensif dalam memandang sesuatu, yang diformulasi secara sistemik dan ilmiah dari seseorang atau sekelompok orang mengenai tujuan

91

yang akan dicapai dan segala metode pencapaiannya. Ideologi juga berisi pemikiran dan konsep yang jelas mengenai Tuhan, manusia dan alam semesta serta kehidupan.Dalam konsep ini, maka tidak ada manusia yang dapat hidup tanpa ideologi. Manusia tanpa ideologi hanya akan mengejar kemajuan material, namun mengalami kehampaan dalam aspek emosional dan spiritual, sehingga teralienasi dan kehilangan identitasnya yang sejati, lalu mereka mengalami disorientasi dan kegersangan hidup. Ideologi menyediakan kejelasan arah bagi manusia, dorongan, pembenaran dan dasar bagi aktivitas untuk bergerak menggulirkan agenda dan aksi-aksinya. Karenanya, ideologi menyediakan prinsip, etos, dan bahkan militansi perjuangan. Semangat rela berkorban adalah refleksi keyakinan ideologis47

Ideologi partai dapat digolongkan menjadi 2 kerangka besar, yaitu nasionalisme (demokrat) dan agamis.Keduanya tentu saja dapat menarik suara dan simpatik rakyatnya yang masing-masing mengusung kedua aliran tersebut, namun yang muncul sebagai pemenang tentu saja partai yang ideologinya dapat merangkul mayoritas warga negaranya.

PKS yang merupakan parpol yang berbasis Islam memiliki ideologi

Islam.sebagai ideologinya, hal ini terkait dengan pertumbuhan aktivis dakwah

Islam semenjak tahun 1980-an. PKS mengusung Islam sebagai dasar ideologi politiknya dengan dasar argumen bahwa Islam adalah ajaran kaffah

(menyeluruh) yang mengatur segala aspek aktivitas kehidupannya. Oleh

47Platform kebijakan pembangunan PKS (hal:30)

92

karena itu, yang harus diatur oleh Islam tidak saja individu masyarakatnya saja, tetapi juga sistem sosial dan sistem politiknya.

PKS menyusun platform yang sangat dipengaruhi corak dan garis pemikiran ke-Islaman.Secara umum para kader PKS mengikuti garis pemikiran Islam modern tetapi berbeda dengan garis pemikiran Islam modern partai Masyumi, Partai Bulan Bintang, ataupun organisasi Muhammadiyah.

Disamping mengikuti pemikiran modernis, komunitas pendukung PKS juga memiliki amalan ritual yang dekat dengan komunitas Nahdatul Ulama (NU) yakni pengamalan wirid tertentu yang seragam yang dilakukan seminggu sekali, yang dibaca setiap 2 kali sehari yaitu pada menjelang magrib dan setelah sholat subuh yang disebut dengan wirid al-matsurat. PKS adalah partai dakwah yang bercita-cita menegakkan syari‟at Islam di Indonesia.

Namun cita-cita itu harus berada dalam kerangka persatuan ummat dan bangsa, dengan menjalankan kewajiban sebagai umat Islam tanpa menaffikan golongan lain.

Berdasarkan platform PKS, dikatakan bahwa Islam sebagai kekuatan integratif bangsa dan negara.Format perjuangan Islam adalah partisipasi penuh dalam membentuk Indonesia yang kuat, adil, sejahtera dan bermartabat.Karenanya perjuangan umat adalah upaya untuk menegakkan nilai-nilai universal Islam dalam masyarakat dan bangsa dalam menebarkan rahmat bagi seluruh alam, menjadi guru bagi peradaban, yang dilakukan dari sisi kultural maupun secara struktural. PKS menerapkan proses Islamisasi yang mengisyaratkan bahwa adanya adanya agenda tersembunyi (hidden

93

agenda) yaitu ingin menegakkan cita-citanya tegaknya syari‟at Islam di negara Indonesia.

3.2.4 Partisipan Politik Partai PKS

Pada awalnya, studi mengenai partisipasi politik memfokuskan pada partai politiknya saj, tetapi seiring berkembangnya demokrasi, banyak muncul kelompok masyarakat yang juga ingin mempengaruhi proses pengambilan keputusan mengenai kebijakan umum dan dukungan suara untuk suatu partai politik. Kelompok-kelompok ini lahir di masa pasca industrial (post industrial) dan dinamakan gerakan sosial baru (new social movement).Kelompok-kelompok ini kecewa dengan kinerja partai politik dan cenderung memusatkan perhatian pada satu masalah tertentu saja, dengan harapan akan lebih efektif mempengaruhi proses pengambilan keputusan melalui direct action.

Menurut Mirriam Budiardjo (2008:367), definisi umum dari partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan negara secara langsung ataupun tidak langsung, mempengaruhi kebijakan pemerintah (public policy). Kegiatan ini mencakup tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan umum, menghadiri rapat umum, mengadakan hubungan (contacting) atau lobbying dengan pejabat pemerintah atau anggota parlemen, menjadi anggota partai atau salah satu gerakan sosial dengan aksi nyata.

94

Selain itu, Hebert McClosky (dalam Mirriam Budiardjo,2008:367), menjelaskan bahwa partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari warga, masyarakat dimana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa, baik secara langsung maupun tidak langsung di dalam proses pembentukan kebijakan umum.

Menurut Gabriel A. Almond dan Bingham G.Powell (dalam Mirriam

Budiardjo, 2008:387) membagi kelompok kepentingan dalam 5 kategori, antara lain:

1. Kelompok Non Asosiasional yaitu kelompok kepentingan yang

tumbuh berdasarkan rasa solidaritas pada saudara, kerabat, wilayah

ras/etnik dan agama.kelompok ini biasanya tidak aktif secara politik

formal dan tidak mempunyai organisasi namun memiliki hubungan

batin yang dekat karena adanya kesamaan pada faktor-faktor tersebut

diatas. Kelompok ini memiliki fungsi sebagai pendukung dan

menambah pundi-pundi suara PKS disaat Pemilu maupun Pileg.

95

Foto 4. Kelompok Non-Asosiasional PKS Kota Medan Sumber: Facebook DPD PKS Kota Medan tahun 2013

2. Kelompok Institusional adalah kelompok formal yang berada dalam

atau bekerja sama secara erat dengan pemerintahan seperti birokrasi

dan kelompok militer. Untuk kelompok ini contohnya Ferry Syahputra

sebagai seseorang yang bekerja di Bank Takafful Syari‟ah

memberikan kemudahan dan pelayan kepada para kader PKS Kota

Medan untuk bekerjasama dan membantu program-program kerja

PKS Kota Medan.

96

Foto 5.Kelompok Asosiasional, Ferry Syahputra seorang Ketua Cabang Bank Takafful Kota Medan dan seorang simpatisan PKS Medan Sumber: Facebook Ferry Syahputra tahun 2014

3. Kelompok Asosiasional merupakan kelompok yang terdiri atas serikat

buruh, kamar dagang, asosiasi etnis dan agama. Organisasi-organisasi

ini dibentuk dengan suatu tujuan yang eksplisit, mempunyai

organisasi yang baik dengan staff yang bekerja penuh waktu.

4. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) merupakan lembaga yang

didirikan sekelompok oarng yang secara sukarela member pelayanan

kepada masyarakat umum tanpa mencari keuntungan. Dalam hal

pendanaan LSM menggunakan uang sendiri dari kelompoknya

ataupun dari pihak swasta.

97

Foto 6.Kader PKS Kota Medan sekaligus pengurus Lembaga Sosial BSMI Sumatera Utara. Sumber: Facebook Hendrik tahun 2014

3.2.6 Penjaringan Bakal Calon Legislatif PKS Kota Medan

Mekanisme calon legislatif masih mengacu kepada Undang-Undang secara substantif yang mengamanatkan bahwa rekrutmen calon dilakukan secara demokratis dan terbuka dengan sistem skorsing dan penilaian.Model ini dimaksudkan untuk menghasilkan calon-calon anggota legislatif yang memiliki kualitas dan integritas yang tinggi.

Adapun proses rekrutmen yang dilakukan partai politik dalam proses pencalonan anggota legislatif merupakan salah satu bagian penting. Dalam proses rekrutmen tersebut mekanisme dan ukuran-ukuran yang digunakan menjadi sangat relevan untuk melihat figur-figur seperti apa yang dihasilkan, termasuk kapabilitas mereka sebagai calon legislatif. Dalam konteks

98

rekruitmen partai politik menerapkan sistem perjenjangan dari bawah(buttom up).

Syarat-syarat terhadap Calon Legislatif (Caleg) Partai Keadilan Sejahtera adalah sebagai berikut:

1. Telah menjadi anggota Partai Keadilan Seahtera

2. Berpegang teguh pada nilai-nilai moral dan kebenaran, adil, bertaqwa

dan kuat dalam membela kebenaran, serius dalam kemaslahatan dan

persatuan bangsa, jauh dari fanatisme kepentingan pribadi dan

golongan.

3. Memiliki wawasan politik, hukum, dan syari‟at yang

memungkinkannya melaksanakan tugas.

4. Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan kader yang

diselenggarakan Partai Keadilan Sejahtera.

5. Telah menjadi kader inti partai yang sekurang-kurangnya dengan

status anggota dewasa.

6. Mempunyai prestasi, dedikasi, disiplin, loyalitas, dan tidak tercela.

7. Mempunyai pengaruh dan dukungan yang luas di daerah.

8. Pendidikan minimal SLTA sederajat.

Untuk pemilihan calon legislatif kota/kabupaten, khususnya Kota

Medan.DPP PKS tidak semerta-merta otoriter dalam menjalankan kebijakan- kebijakannya. Menurut penuturan Bapak Hamzah Sagimun, Lc, DPD PKS

Kota Medan juga melakukan strategi politiknya untuk meraih suara electoral dalam Pemilihan calon legislatif dengan 2 cara yaitu:

99

1. Pendekatan Personal (Individu) dan

2. Rekomendasi dari murabbi kepada Ketua Cada (Cabang Dakwah).

Dalam melakukan pendekatan personal (individu) kepada salah satu tokoh masyarakat yang mempunyai eksistensi dan juga aktif dalam kegiatan sosial seperti perwiritan, kepengurusan jenazah dan gotong royong. Setelah itu sang calon diajak berdiskusi dan mengajak untuk ikut ambil peran dalam pemilihan calon legislatif.

Untuk metode yang kedua ini dilakukan di pengajian (liqo’) yang berupa rekomendasi dari murabbi kepada Ketua Cada ini yang memiliki andil dalam pencalonan adalah sang Murabbi, dimana murabbi memilih binaannya

(kader) minimal Kader Muda yang memiliki kapasitas syaqofah(keilmuan agama Islam dan politik) yang bagus dan mempuni. Setelah itu, sang murabbi membawa nama-nama kader yang direkomendasikan untuk menjadi calon legislatif ke Ketua Cada untuk seterusnya di bawa ke DPD PKS Kota untuk diverifikasi. Hal yang perlu diketahui dalam hal ini, PKS tidak memperbolehkan seorang kader untuk “tunjuk tangan” (mengajukan diri) untuk dijadikan calon legislatif. Jika hal ini terjadi maka, kader dikatakan mempunyai penyakit “wahn” dan akan langsung di blacklist (dicoret) untuk menjadi bakal calon legislatif pada tahun ini. Hal ini dilakukan PKS karena dalam pergerakan dakwah ini, Islam mengajarkan agar manusia tidak serakah dan cinta dunia dan harus lebih banyak belajar bahwa menjadi pemimpin itu sulit.

100

Setelah nama-nama calon legislatif tiap kecamatan telah terkumpul di

DPD PKS Medan, seluruh struktural DPD PKS Kota Medan melakukan

Pemilihan Umum Internal (PUI). Lalu selanjutnya diajukan kepada DPTD yang terdiri dari Majelis Pertimbangan Daerah, Dewan Syari‟ah Daerah, dan

Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) yang kemudian diusulkan, diverivikasi dan disahkan oleh Dewan Pengurus Pusat (DPD). Setelah diverifikasi oleh

DPP mengajukan nama calon legislatif yang terpilih oleh KPU untuk kemudian selanjutnya diverifikasi oleh KPU apakah calon legislatif yang diajukan PKS layak atau tidak untuk ikut bertarung dalam Pemilihan

Legislatif.

101

Mekanisme alur penjaringan bakal calon legislatif DPRD PKS Kota Medan

Pendekatan Personal DPD PKS Kota Medan kepada Ketua Cada Kota

Medan 5 Ketua Cada PKS Kota Medan

Rekomendasi Murabbi

DPD PKS Kota Medan Melakukan PUI (Pemilihan Umum Internal), yang dihadiri oleh: 1. Majelis Pertimbangan Daerah 2. Dewan Syari‟ah Daerah 3. DPW Sumut

Pengesahan Dewan Pengurus Pusat PKS

(DPP PKS)

KPU Kota Medan

102

BAB IV

Sistem Kaderisasi Partai Keadilan Sejahtera di Kota Medan

4.1 Sistem Rekrutmen PKS Nasional

Kader PKS adalah anggota partai sekaligus aktivis dakwah yang memiliki dua fungsi yaitu sebagai penyebar nilai-nilai Islam yang bertujuan mengajak manusia lebih baik dan shalih dari sisi rohani serta sebagai pemikir, pembawa gagasan, penggerak dan pelaksana tugas organisasi, dan pembawa perubahan tatanan birokrasi menjadi lebih bersih dan pengayom masyarakat yang peduli sesuai dengan slogannya “Bersih dan Peduli”.

Untuk sistem rekrutmen sendiri, PKS memiliki 2 sistem rekrutem dalam menjaring dan mendapatkan kader.Sistem tersebut yaitu sistem rekrutmenjama’i (kolektif) yangperekrutannya dilakukan di masyarakat masyarakat umum (informal) dan ranah lembaga formal (SMP, SMA dan

Universitas).Sedangkan sistem rekrutmen fardhi yang merupakan kelanjutan dari sistem rekrutmen jama’i, pendekatan ini merupakan pendekatan emosional kepada beberapa personal (individu) yang memiliki potensi akademisi yang mumpuni dan aktif dalam ibadah wajib di agama Islam seperti sholat, dan puasa.

PKS yang merupakan salah satu partai yang mengklaim diri sebagai

“partai kader” merupakan sebuah partai yang memiliki kader yang solid.Kader yang solid ini tidak terlepas dari pemilihan dan seleksi yang berkelanjutan dan ketat dalam merekrut calon anggota.Sistem perekrutan ini

103

melalui sistem manajemen tarbiyah dengan menerapkan kurikulum dan materi yang dibuat sendiri oleh kader-kader tingkat atas PKS.Tarbiyah dalam

PKS mengadopsi pemikiran-pemikiran tokoh melalui refrensi-refrensinya sendiri seperti tulisan Hasan Al-Banna, dan Sayyid Quttub48.

Menurut Pak Hamzah Sagimun, dalam hal pengorganisasian, PKS mempunyai mekanisme berbeda dengan partai lainnya. Dalam PKS ada beberapa jenis dan jenjang keanggotaannya (kadernya), antara lain sebagai berikut:

1. Anggota Pendukung, yang terdiri dari:

a. Anggota Terdaftar yaitu mereka yang mau ikut dalam kegitan-

kegiatan partai seperti bakti sosial, saksi pemilu dan segala

kegiatan PKS namun tidak mengikutitarbiyah. Dalam tingkatan

ini, mereka lebih condong disebut partisipan dan telah terdaftar

namanya di DPRa dan DPC.

b. Anggota Aktif yaitu mereka yang mau ikut dalam kegiatan-

kegiatan partai seperti bakti sosial, dan saksi pemilu dan mau

mengikuti halaqah partai namun tidak rutin serta terdaftar di

DPRa dan DPC.

48Rahmad Immanuddin M. (2012) Ideologi Politik PKS, dari masjid kampus ke gedung parlemen. Jakarta: LKis (hal:237)

104

2. Anggota Terbina yang terdiri dari: a. Anggota Pemula(Tamhidi) yaitu mereka yang telah aktif disegala

kegiatan partai dan telah mengikuti pra-halaqah/liqo minimal selama

6 bulan, maksimal 1 tahun dan mulai terdaftar di DPD

Kabupaten/Kota. b. Anggota Muda (Mu’ayyin) yaitu mereka yang terdaftar dalam

keanggotaan partai dan telah lulus pelatihan kepartaian tingkat dasar

satu(TOP 1). Disinilah kader mulai diwajibkan untuk menjadi

murabbi dan memiliki binaan (mutarabbi).

3. Anggota Kader Inti, terdiri dari:

a. Anggota Madya (Muntasib) yaitu mereka yang terdaftar dalam

keanggotaan partai yang dikeluarkan oleh DPD dan telah lulus

pelatihan kepartaian tingkat dasar dua (TOP 2). Pada level inilah

kader sudah mulai dapat menjadi pengurus struktural di tingkat

DPDdan DPW PKS.

b. Anggota Dewasa (Muntazim) yaitu mereka yang terdaftar dalam

keanggotaan partai yang dikeluarkan oleh DPW dan telah lulus

pelatihan Training Kepemimpinan Lanjutan (TKL 1). Pada level

inilah kader sudah mulai dapat menjadi pengurus struktural di

tingkat DPW PKS.

c. Anggota Ahli yaitu mereka yang terdaftar dalam keanggotaan

partai yang dikeluarkan oleh Dewan Pengurus Pusat dan telah

105

lulus pelatihan kepartaian tingkat tinggi (TMKS). Pada level

inilah kader sudah mulai dapat menjadi pengurus struktural di

tingkat DPP.

d. Anggota Purna yaitu mereka yang terdaftar dalam keanggotaan

partai yang dikeluarkan oleh Dewan Pengurus Pusat dan telah

lulus pelatihan kepartaian tingkat ahli (TMKS). Kader tingkat ini

lebih dikenal sebagai pendiri partai dan banyak berjasa pada

partai. Contohnya telah menghasilkan beberapa komponen yang

nyata seperti karya tulis berupa buku-buku yang dijadikan sebagai

pedoman atau kurikulum pergerakan dakwah. Contohnya Tifatul

Sembiring, Ilmi Amminuddin, Hidayat NurWahid dan Anis Matta.

e. Anggota Kehormatan yaitu mereka yang berjasa dalam perjuangan

partai dan dikukuhkan oleh DPP.

Sebagai partai sentralistik, dalam hal pengkaderan, sistem pengkaderan serta pola pengkaderan, DPD PKS Kota Medan juga mengikuti arahan dan acuan dari Dewan Perwakilan Pusat PKS. Acuan tersebut dikenal dengan istilahinna sami’na wa’ ato’na yang berarti “kami dengar dan kami laksanakan”.

Dalam banyak hal, PKS adalah partai yang tidak biasa (unusual party).PKS lahir dari gerakan sosial yang bernama tarbiyah yang kemudian bermutasi menjadi partai politik. Basis sosial partai tersebut adalah kelompok muslim terdidik baik tua maupun muda, dan kelas menengah kota. Tidak

106

seperti partai politik lain, PKS acap kali mampu mendulang simpati publik dengan memobilisasi kader dan simpatisannya untuk melakukan kegiatan bakti sosial secara terus-menerus dan tidak hanya menjelang pemilu. PKS tampil sebagai “partai kader” yang menerapkan standard ketat dan berkelanjutan dalam proses rekrutmen dan pelatihan-pelatihan anggotanya, dan membantu korban bencana alam di Indonesia. Penelaahan proses pembentukan PKS dan pembingkaian transnasional Islamisnya diharapkan menjadi pintu masuk untuk meneliti beragam faktor di balik kemunculan PKS dari gerakan sosial yang bertransformasi menjadi partai politik.

Rekrutmen dalam kepengurusan PKS juga melakukan penerimaan secara formal seperti parpol-parpol lainnya kepada masyarakat umum.Syarat- syarat keangotaan PKS secara umum sebagai berikut:

Setiap warga negara Indonesia dapat menjadi anggota PKS, dengan syarat

(Pasal 9 ayat 1, 2, 3, 5 dan Pasal 10) di dalam AD-ART PKS:

1. Setiap warga negara Indonesia dapat menjadi anggota partai sesuai

dengan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia.

2. Partai menyelenggarakan rekrutmen dan kaderisasi anggota.

3. Keanggotaan partai terdiri atas Anggota Biasa dan Anggota

Kehormatan

5. Setiap orang perseorangan yang berjasa terhadap partai dan

mengajukan permohonan kepada partai dapat diangkat dan ditetapkan

menjadi Anggota Kehormatan.

107

AD-ART PKS Pasal 10 mengatur rekrutmen dan kaderisasi Anggota

Biasa dilaksanakan dengan sistem dan mekanisme sebagai berikut:

a. Setiap orang secara sukarela mendaftarkan diri dan menyatakan

persetujuannya terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga Partai, diangkat dan ditetapkan menjadi Anggota Pendukung

b. Setiap Anggota Pendukung yang setia mengikuti kegiatan dan

pelatihan yang diselenggarakan partai, diangkat dan ditetapkan

menjadi Anggota Terbina.

c. Setiap Anggota Terbina yang setia mengikuti pembinaan dan

kaderisasi yang diselenggarakan partai, diangkat dan ditetapkan

menjadi Anggota Inti.

Kaderisasi yang berkelanjutan dalam tubuh partai yang cukup baik adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS).Akar kekuatan pengkaderannya yang bertumpu pada kekuatan anggotanya di dalam lingkaran-lingkaran pengajian

(baik kecil maupun besar) dan dibina secara berkesinambungan yang disebut dengan liqo’.

4.1.1 Rekrutmen Jama’i (Merekrut Kolektif/Beramai-Ramai)

Rekrutmen jama’i yaitu rekrutmen yang dilakukan PKSsecara kolektif dari agenda-agenda besar di ranah formal formal dan informal. Untuk ranah formal PKS melakukannya dengan menggunakan 3 organisasi sebagai mihwar (poros) untuk menjaring calon kader-kadernya.Sedangkan di ranah

108

informal (masyarakat umum) PKS melakukannya dengan strategi seperti bakti sosial dan agenda-agenda keagamaan Islam.

Foto 7.Bakti sosial seperti membangun masjid sebagai sarana perekrutan jama’i PKS

Foto 8. Afiliasi PKS Medan dengan organisasi KAMMI sebagai poros (mihwar) PKSdalam sistem perekrutan jama’i PKS Kota Medan di kampus. Sumber: Facebook KAMMI Merah Putih Komisariat USU tahun 2015

109

4.1.2 Sistem Rekrutmen Fardhi

Sistem perekrutan kedua PKS adalah rekutmen fardhi.Rekrutmen fardhiadalah rekrutmen yang dilakukan oleh anggota tarbiyah terhadap suatu atau dua orang dengan pendekatan pribadi atas inisiatif sendiri atau atas rekomendasi seorang murrabbi. Rekutemen ini dilakukan dengan cara seseorang anggota tarbiyah mencari calon peserta tarbiyah, dimana calon tersebut kemudian dikondisikan melalui tahap tahap, antara lain: ta’arif

(pengenalan dan pendekatan kepada calon kader), taqwin(upaya mempengaruhi dan penanaman nilai keislaman dan tarbiyah kepada calon kader), dan tanfidz(penugasan bahwa dakwah dan tarbiyah merupakan kewajiban). Hasil dari upaya pemantauan ini kemudian dilaporkan, dibicarakan, dan dianalisis dalam forum halaqohberdasarkan standar syarat syarat peserta tarbiyah. Jika memenuhi syarat maka ia akan diarahkan untuk mengikuti tarbiyah49.

Hal-hal yang diperhatikan dalam diri seseorang yang layak di rekrut menjadi kader dari metode fardhi, harus memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Aktif dalam beriibadah wajib, khususnya sholat lima waktu

2. Cendrung memperbaiki diri

3. Memiliki potensi/keahlian tertentu

4. Simpatisan lembaga/organisasi dakwah

5. Mau mendengarkan dakwah.

49Rahmad Immanuddin M. (2012) Ideologi Politik PKS, dari masjid kampus ke gedung parlemen. Jakarta: LKis (hal:278)

110

Dari kedua sistem rekrutmen yang dilakukan PKS khususnya Kota

Medan, sistem rekrutmen fardhi lah yang memiliki peran penting dan vital daripada sistem rekrutmen jama’i.Dari sistem rekrutmen fardhi, memiliki peran yang sangat vital dalam perekrutan, pembentukan watak kader yang

Islami dan paham teoritis politik.Sistem rekrutmen jama’i yang dilakukan di dua ranah, formal dan informal terdapat ketidaktranparanan status apakah nama kader itu ada di database tiap struktural partai atau tidak. Contohnya di ranah formal (lembaga pendidikan), organisasi dakwah seperti KAMMI setiap kampus atau komisariat (fakultas/gabungan fakultas) database kader hanya dikelola oleh organisasi tiap fakultas/gabungan fakultas khususnya

Bidang Kaderisasi. Jika kader yang hanya berada pada jenjang (marhalah) satu tidak dapat mengambil keputusan/kebijakan, dan juga kurangnya koordinasi yang kuat dan database yang up to date antara DPD PKS Kota

Medan dengan organisasi underbrow PKS dikampus dalam pengelolaan kader yang stagnan (tetap) berada di marhalah tingkat satu.

Alumni-alumni organisasi underbrow PKS lebih sering “lepas tangan” dalam pembinaan kader yang dibawahnya karena telah sibuk masing-masing meniti karir di politik instant seperti menjadi “tangan kanan” anggota DPRD

Sumatera Utara/Kota Medan dan menjalani usaha yang mereka geluti.

111

4.2 Pola Kaderisasi PKS Kota Medan

Dalam sebuah sistem penegrtian sederhana sistem adalah hal-hal yang terkait cara, metode dan aturan yang telah disepakati dan berlaku dalam suatu kelompok atau organisasi. Biasanya dalam sistem tersebut memiliki pola yang membuat sistem itu berjalan. Misalnya sistem pengkaderan di sebuah partai, ada sebuah cara, atau metode dalam mendidik dan menempah watak kader untuk tetap bertahan di partai dan sebagai penerus generasi pengurus partai selanjutnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian pola adalah bentuk atau struktur yang tetap. Secara harfiah pola adalah bentuk atau model dan yang lebih abstrak yang terdiri dari satu set peraturan yang bias dipakai untuk membuat atau menghasilkan sesuatu atau bagian dari sesuatu, khususnya jika sesuatu yang ditimbulkan cukup mempunyai suatu yang sejenis untuk pola dasar yang dapat ditunjukkan/terlihat.

Pola yang merupakan bentuk-bentuk dan metode dalam perekrutan juga merupakan metode dalam mendidik dan memeilihara kader-kader yang berfunsi sebagai katalisator penanaman nilai-nilai dan prilaku kader sebagai sebuah sumber daya yang dimiliki partai agar tetap hidup dan bertahan.

Selanjutnya, secara umum pola pengkaderan PKS Kota Medan terbagi 3 yaitu, tarbiyah, pengkaderan underbrow PKS, dan yang terakhir adalah pengkaderan formal kepartaian PKS sendiri50. Tiga jenis pengkaderan ini merupakan kesatuan yang saling menopang dan bahkan sering sekali bertemu

50 Wawancara dengan Bapak Hamzah Sagimun (Ketua Kaaderisasi PKS Kota Medan)

112

dalam satu bentuk dan satu iven yang sama sehingga tiga lapis pengkaderan ini acap kali terlihat tumpang tindih.

4.2.1 Pola Tarbiyah

Tarbiyah dalam definisi Muhammad Sayyid Quthb dalam

ManhajTarbiyah Islamiyah adalah “seni membentuk manusia”.Sedangkan menurut Hasan Al-Banna (tokoh pergerakan Ikhwanul Muslimin) tarbiyah adalah pendidikan yang sempurna dan komprehensif yang dilakukan secara berkesinambungan.Tarbiyah sendiri memiliki arti “belajar” dan merupakan long life education (pendidikan seumur hidup), dimana setiap yang dikatakan kader sampai tua harus tetap mengikuti pendidikantarbiyah.Dari definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa Gerakan Tarbiyah atau gerakan pendidikan adalah gerakan dalam membentuk, mengajarkan atau menanamkan nilai-nilai Islam kepada anak, siswa ataupun orang-orang yang kita tuju dalam kepentingan dakwah. Dari pola inilah terlihat jelas apa yang dikatakan oleh Van Baal mengenai religi adalah basis kekuasaan, dan dimensi kekuasaan yang niscaya tercapai jika kader-kader paham akan nilai-nilai

Islam secara utuh dan menjadi modal para kader sebagai penerus perjuangan senioran partai nantinya.Dalam pola pengkaderan tarbiyah ini dapat kita lihat banyaknya unsur-unsur religi yang diajukan Emile Durkheim, dalam aktivitas mendidik kadernya seperti sistem ritus dan upacara keagamaan seperti mabit

(malam bina iman dan taqwa), kelompok keagamaan (halaqah) dan alat-alat

113

fisik yang digunakan dalam ritus dan upacara keagamaan yaitu Al-Qur‟an.

Berikut pernyataan Pak Hamzah Sagimun mengenai definisi tarbiyah:

Tarbiyah itu seni, cara membentuk manusia secara berkelanjutan, dari mulai manusia lahir sampai ia mati. Bisa dibilang tarbiyah itu longlife education atau pendidikan seumur hidup.

Dalam pola pengkaderan tarbiyah, tarbiyah itu sendiri memiliki 6 sarana.

Sarana tersebutlah yang membantu menciptakan, dan mencetak kader-kader yang terdidik dan memiliki kapasitas kognitif dan motorik yang baik. Sarana tersebut antara lain:

1. Halaqah/Liqo

Halaqahberasal dari Bahasa Arab yang berarti “lingkaran” dan liqomerupakan aktivitas kegiatan dan berasal dari Bahasa Arabyang berarti(pertemuan) merupakan pintu gerbang awal yang harus dilewati seorang kader jika ia ingin melanjutkannya rasa simpatik dan ingin menjadi internal PKS di Kota Medan serta awal seseorang menjadi seorang kader PKS di Kota Medan. Liqo ini berbentuk seperti jaringan yang membentuk sel-sel seperti jaringan telepon seluler atau bisnis MLM. Liqo ini dipimpin oleh seorang murabbi (guru) dan dihadiri oleh minimal sekitar 5 sampai 11 orang mutarabbi (murid/binaan). Sebagai contoh alumni mahaiswa memiliki beberapa mutarabbi tingkat 8 ataupun 7, mahasiswa tingkat 7 juga diarahkan untuk juga memiliki mutarabbi tingkatan di bawahnya seperti mahasiswa tingkat 2 ataupun 1. Mahasiswa tingkat 1 juga diarahkan memiliki mutarabbi di tingkat SMA. Sebagai catatan yang tidak boleh dilupakan, setiap anggota

114

liqo tidak diperkenankan memiliki 2 tempat atau berpindah-pindah liqo sesuka hati, hal ini dikarenakan sebagai menjaga etika dan memudahkan seorang murabbi melakukan evaluasi ibadah dan tingkah laku mutarabbinya.

Agenda ini dilakukan di masyarakat umum (informal) maupun ranah kampus

(formal) dan dilakukan sekali dalam seminggu dan pertemuan awal dilakukan di masjid namun dapat dilakukan di rumah murabbi ataupun rumah-rumah para mutarabbi sesuai dengan kesepakatan bersama.Liqo’ biasanya dilakukan pada waktu malam hari khususnya untuk laki-laki, jika untuk perempuan liqo’ biasanya sering dilaksanakan pada sore hari, dan untuk tempat berkumpulnya pada awal pertemuan dilakukukan di masjid kemudian setelah beberapa lama berlangsung, disepakati bersama dapat juga dilakukan di masing-masing rumah para kader secara bergantian.

Berikut ini beberapa agenda yang dilakukan saat halaqah/liqo:

1. Pembukaan yang dilakukan oleh amir (pemimpin kelompok

halaqah).

2. Tilawah (pembacaan ayat suci Al-Qur‟an.

3. Muroja’ah (setoran hafalan surat di dalam Al-Qur‟an).

4. Penyampaian materi oleh murabbi.

5. Tadabur surat/ayat Al-Qur‟an (menjelaskan isi kandungan

surat/ayat Al-Qur‟an yang telah disepakati pada pertemuan

sebelumnya.

115

6. Muttaba’ah Yaumiyah (evaluasi ibadah wajib dan sunnah sehari hari

seperti: membaca Al-Qur‟an, sholat 5 waktu, sholat sunnah dhuha

ataupun sholat sunnah tahajjud.

7. Khabar (berbicara ringan dan kabar masing-masing mutarabbi

seminggu terakhir).

Pada agenda liqo’ ini terjadinya proses kenaikan tingkat (marhalah) pada setiap kader. Segala materi-materi, amalan/ibadah kader di buku muttaba’ah yaumiyah di periksa oleh seorang murabbi yang telah disampaikan pada pertemuan pertemuan sebelumnya di evaluasi setelah itu juga dilakukan sesi tanya jawab dari murabbi kepada mutarrabbi. Hasil dari evaluasi tersebut nantinya di serahkan kepada ketua DPC PKS kemudian laporan itu dibawa dan dikoreksi oleh SPO (lembaga yang menangani liqo’) disetiap teritorial cada (cabang dakwah) yang ada di Kota Medan. Hasil kelulusannya kemudian diberikan lagi nanti kepada setiap DPC PKS yang ada di Kota Medan dan kembali ke masing-masing murabbi. Sebagai nilai tambahan yang sangat menentukan, kehadiran seorang kader dalam agenda liqo’ menentukan ia lulus atau tidak ke jenjang kader berikutnya.

Urgensi dari halaqah/liqo ini adalah menambah wawasan keagamaan

Islam dan bukan mencetak ahli syari‟ah tetapi menambah pengetahuan tentang agama Islam dan politik yang tidak dapat dipisahkan, karena segala aktivitas harus berdasarkan aturan-aturan yang telah ditetapkan Allah dalam

Al-Qur‟an dan Hadis Nabi Muhammad.

116

Berikut ini diperkuat pernyataan Pak Fitrah Ginting (42 tahun), S.P selaku murabbi penulis:

Dalam halaqah ini kita isi agenda-agenda seperti tilawah, muroja‟ah, pembahasan materi tentang Wikipedia ke-Islaman, tadabur ayat, hafalan supaya kader-kader kita bisa menjadi manusia-manusia dan khalifah (pemimpin) di dunia ini dengan memegang nilai-nilai Islam yang kaffah (utuh) karena dunia ini di wariskan untuk orang-orang yang shaleh seperti janji Allah di dalam Al-Qur‟an surat Al-Anbiya ayat 105.

Untuk Kota Medan, kelemahan pola tarbiyah ini tidak meratanya persebaran

Sumber Daya Manusia (SDM) murabbi yang memiliki tingkat pengetahuan dan keagamaan yang tidak sama di setiap Kecamatan yang ada di Kota

Medan. Contohnya saja, di Kecamatan Medan Johor lebih banyak kader madya (muntasib) nya daripada kader tamhidi (pemula) dan kader muayyin

(muda), sedangkan di Kecamatan Medan Polonia lebih banyak kader tamhidi dan muayyin nya daripada kader madya nya. Hal ini maksudnya tingkat kader yang lebih atas seperti kader madya membimbing kader tamhidi atau kader muayyin.Berikut pernyataan Fitrah Ginting (42 tahun) yang juga seorang murabbi di Kecamatan Medan Polonia:

Ya kalo untuk persebaran SDM murabbi di Medan ini beda-beda, ya contohnya kayak di Medan Polonia ini, banyak kader tamhidi dan mu‟ayyin nya tapi sedikit kader madya nya, kalo di Medan Tuntungan banyak kader madyanya tapi sedikit kader tamhidi dan mu‟ayyinnya. Bisa dibilang banyak pembinanya tapi sedikit yang mau dibina.Ya itulah tugas kita semua kader dakwah harus mulai berani kalo kita udah di tingkat mu‟ayyin pegang binaan supaya nambah kader kita.

117

Foto 9. Kegiatan halaqah/liqo di masyarakat maupun di ranah kampus Sumber: Dokumentasi peneliti dan Facebook DPD PKS Kota Medan tahun 2016

2. Tatsqif

Tatsqif merupakan forum yang dihadiri oleh lebih dari dua liqo‟an dan pembahasan ilmu pengetahuan khususnya ilmu ke-Islaman (ta‟lim) untuk para kader PKS..Tatsqif juga merupakan sinonim dari tarbiyah tsaqafiyah yang artinya kajian keislaman untuk membentuk pemahaman yang benar tentang islam, memperkokoh kesiapan ilmu dan mental umat agar dapat ikut bangkit bersama dakwah hingga menjadi kader yang produktif dan militan.

Agenda ini dilakukan untuk menambah wawasan dan intelektual. Untuk Kota

Medan sendiri PKS Kota Medan melaksanakan tatsqif minimal 2 bulan sekali dan paling lama 3 bulan sekali dan biasanya dilakukan pada siang atau sore hari di hari-hari sabtu atau minggu. Berikut pernyataan Pak Hamzah Sagimun mengenai tatsqif:

118

Tatsqif ini bisa dibilang pengajian gabungan dari lebih dari 2 halaqahan, dari laki-laki dan perempuan. Tujuan utamanya saling silaturrahmi sesama kader dakwah dan menambah pemahaman kita tentang ukhuwah (persatuan) sesama saudara kita yang muslim. Tapi bukan hanya untuk saling mengenal dan silaturrahmi aja tapi disitu juga diisi ceramah sama ustadz kita tentang pentingnya persatuan dan bahasan keilmuan Islam juga.

Foto 10.Kegiatan ta’lim/tatsqifdi masjid Al-Hidayah Kelurahan Sari Rejo Sumber: Dokumentasi Pak Razali Taat tahun 2013

Foto 11. KegiatanTatsqifdi Masjid kampus FISIP USU Sumber: Facebook: KAMMI Merah Putih USU tahun 2015.

119

3. Mukhayyam Mukhayyam artinya perkemahan. Dalam mukhayyam ini memiliki urgensi melatih diri dalam membangun kebersamaan(ukhuwah) sesama kader lainnya. Kegiatan ini dilakukan di alam terbuka khsusnya hutan dan minimal selama 2 atau 3 hari. Dari kegiatan inilah dapat dilihat bagaimana sifat dan watak seorang kader sesungguhnya, apakah ia memiliki sifat individualis atau sifat kebersaaman yang kuat dalam saling membantu, tolong menolong, berbagi saat perkemahan.

Untuk DPD PKS Kota Medan yang telah mengalami 4 kali pergantian ketua umum DPD PKS Kota Medan, dalam setiap 1 kepengurusan PKS Kota

Medan melakukan paling melaksanakan agenda mukhayaam sebanyak 3 kali dalam 5 tahun menurut Pak Hamzah Sagimun. Berikut penjelasan Pak

Hamzah Sagimun mengenai mukhayyam:

Mukhayyam itu kayak berkemah, kemping biasa kalo dilihat. Mukhayyam ini tujuannya melatih jasmani kita supaya kuat, penilaian kita gimana watak seorang kader saat dalam kesusahan di alam terbuka, bisa gak dia saling berbagi sesama saudaranya dari makanan, selimut dan tolong menolong jika ada yang terluka saat kemah.Di mukhayyam juga kita jadwal dan susun agendanya kita selingi isi ceramah dan motivasi kepada kader-kader kita tanpa ninggalin sholat wajib kita sebagai umat Islam.

Mukhayaam juga memiliki porsi standardnya jika di runut dari refrensi tarbiyah Ikhwanul Muslimnya, porsi idealnya dilaksanakan setahun sekali, namun akibat berbagai situasi dan kondisi internal partailah seperti kurangnya anggaran dana, kondisi para kader yang juga semua bekerja dan menjadi pertimbangan jumlah agenda mukhayyam ini dilaksanakan sesuai

120

sutuasi dan kondisi yang dibutuhkan menurut hasil wawancara saya dengan

Pak Hamzah Sagimun.

Foto 12. Kegiatan mukhayyam (berkemah) merupakan salah satu sarana dari tarbiyah Sumber: Dokumentasi Razali Taat tahun 2013

4.Rihlah

Rihlah artinya rekreasi.Rihlah sering dilaksanakan di tempat-tempat terbuka seperti pantai, pegunungan dan lainnya.Rihlah terbagi dalam 2 jenis yaitu:

121

a. Rihlah Sugra (rekreasi kecil) dilakukan oleh satu halaqah/liqo saja

atas inisiatif murabbi.

b. Rihlah Qubra (rekreasi besar) dilakukan oleh lebih dari satu

halaqah/liqo dan gabungan dari beberapa halaqah/liqo dan dapat

juga dengan beberapa keluarga kader PKS dalam lingkup DPRa

maupun lingkup DPC.Dalam agenda ini memiliki urgensi yang sama

seperti mukhayyam yaitu memupuk dan membangun rasa

kebersamaan (ukhwah) sesama kader.

Berikut ini paparan Pak Hamzah Sagimun mengenai rihlah:

Rihlah itu artinya rekreasi, liburan. Biasanaya rihlah itu bisa dilakukan sesama anggota halaqahannya, bisa juga per DPC yang ngadain. Kalo yang ngadain DPC biasanya bawa masing-masing keluarga ke tempat- tempat rekreasi dan alam terbuka kayak pantai, dan gunung. Tujuannya gak jauh beda kayak mukhayyam, mempererat ukhuwah sesama para kader kita supaya lebih akrab.

122

Foto 13. Kegiatan Rihlah di ranah informal (atas) dan rihlah di ranah formal (bawah) Sumber: Dokumentasi Razali Taat dan Facebook KAMMI Merah Putih USU tahun 2015

4. Mabit

Mabit kepanjangan dari Malam Bina Iman dan Taqwa, merupakan sarana

tarbiyah. Mabit biasanya dilakukan di masjid dan dihadiri oleh beberapa

lingkaran halaqah/liqo. Di dalam agenda mabit juga diisi dengan acara-

acara ceramah agama atau masalah sosial dan politik. Urgensi dari mabit

adalah pembekalan intelektual dan wawasan.Mabit hanya diperkenankan

untuk laki-laki saja tidak untuk perempuan. Karena jika perempuan tidak

dirumah akan menimbulkan fitnah. Sebagai gantinya kader perempuan

melakukan jalasa ruhiyah.Kegiatan itu berupa berada di masjid selama

123

pagi hingga sore hari dengan melakukan aktivitas seperti sholat dhuha

bersama, ta’lim/tatsqif (pembekalan intelektual, rohani maupun pelatihan

kreativitas).

Foto 14.Kegiatan mabit di Masjid Al-Hasanah Kelurahan Sari Rejo Sumber: Dokumentasi Razali Taat tahun 2014

5. Dauroh

Dauroh memiliki arti pelatihan. Dauroh yang merupakan salah satu sarana tarbiyah dimana mengumpulkan kader-kader baik diranah formal maupun informal dalam satu forum atau pertemuan yang dilakukan lebih dari satu hari dan minimal dua hari yang agendanya berisi ceramah, kajian ilmiah/penelitian, pelatihan kreativitas dan pelatihan pemecahan masalah dalam kehidupan. Dauroh sendiri terbagi atas 3 jenis yaitu:

1.Dauroh Al-Qur‟an

2. Dauroh Murabbi

3. Dauroh Pra-Nikah

4. Dauroh Marhalah

124

Beberapa agenda alur daurah:

a. Ceramah, komentar dan tanya jawab yang dimoderatori oleh

pakar/ahli.

b. Forum diskusi yang terdiri dari beberapa sesi dan dipandu oleh

moderator dan narasumber.

c. Presentasi kajian

d. Forum evaluasi oleh pimpinan daurah

e. Pelatihan kegiatan yang harus dilatihkan.

Berikut definisi dauroh menurut Pak Hamzah Sagimun:

Dauroh seperti pelatihan, pelatihannya ini kalo di partai kita ada 3 jenis, dauroh Al-Qur‟an, dauroh murabbi dan dauroh pra-nikah.Kalo untuk dauroh marhalah itu yang ngurus organisasi KAMMI itu aja, tapi metode dan refrensi pelajarannya dari orang kita.Agenda dauroh inilah yang lebih dari satu hari kalau dilaksanakan, karna betul-betul diperhatikan kali bagi kader yang mau nikah misalnya dibekali keilmuan dan motivasi supaya gak nyesal setelah menikah.Kalo untuk dauroh Al-Qur‟an biasanya itu untuk kader kita yang mau ikut lomba MTQ tingkat nasional dan menjadi guru di sekolah-sekolah.

125

Foto 15. Dauroh di masyarakat (atas) dan dauroh di kampus Universitas Sumatera Utara (bawah) Sumber: Dokumentasi Peneliti tahun 2015

Kegiatan seperti ini pada awalnya dilakuakan di kampus kampus, tapi seiring berkembangnya dakwah ke masayarakat, akhirnya pembinaan tarbiyah ini dilakukan dikalangan masayarakat umum.Tarbiyah ini merupakan awal pintu masuk seseorang menjadi kader PKS.

126

4.2.2 Pola UnderbrowOrganisasi (Afiliasi Partai)

Afiliasi merupakan salah satu cara mengembangkan suatu usaha dengan cara memanfaatkan sosialisasi yang secara terarah dilakukan oleh individu, badan usaha atau organisasi antara dua belah pihak demi menjalankan visi dan misi bersama yang telah disepakati secara bersama.

Pembentukan kontak sosial ini menimbulkan pertalian.Istilah ini disebut juga dengan istilah motif yang artinya adalah tenaga pendorong atau penggerak kebutuhan yang ada pada manusia dan bersifat universal. Dalam perkembangannya manusia membentuk afiliasi di dasari oleh alas an formal dan rasional. Manusia memiliki alas an logis kenapa ia ingin membentuk afiliasi. Akan tetapi, tanpa ada dorongan ini pun perlu diakui bahwa manusia membutuhkan orang lain secara alami membentuk kontak sosial51.

PKS sebagai organisasi politik tidak terlepas dengan kebutuhan afiliasi.Afiliasi PKS sendri tidak hanya berupa afiliasi politik dengan berbagai organisasi politik saja, namun PKS juga melakukan afiliasi dengan organisasi-organisasi kampus yang mencetak kader-kader yang memiliki kognitif bagus tetapi juga melakukan afiliasi-afiliasi dengan organisasi sosial.Namun karena penelitian ini memfokuskan pada pengkaderan, hal yang penulis lakukan adalah melihat dan menganalisis afiliasi PKS dengan organisasi-organisasi di ranah formal demi meraup bakal calon kadernya.

Organisasi underbrow (organisasi yang berafiliasi) dengan PKS mengembangkan pola pengakaderan sendiri-sendiri.Organisasi-organisasi

51http://rebanas.com/kamus/politik/afiliasi-politik (diakses 10 Mei 2016)

127

underbrow PKS seperti Garuda Keadilan, Serikat Pekerja Keadilan (SPK),

Perhimpunan Petani Nelayan Sejahtera Indonesia (KAPMI) adalah organisasi yang bergerak dibidang sosial kemasyarakatan.Selain kelompok kelompok yang secara formal bukan underbrow PKS namu berafiliasi secara ideologis ke partai ini, seperti ROHIS dan LDK juga mengembangkan pola pengkaderan yang khas.Contoh seperti ROHIS dikenal sebagai pengkaderan yang dinamai Latihan Dasar Kepemimpinan, sementara di LDK ada pembinaan bernama Kajian Rutin52.Organisasi atau kelompok ini sangat solid, dan memiliki daya juang yang tinggi untuk berdakawah di lingkungan.

Mereka pun sering melakukan gerakan gerakan bantuan jika ada musibah yang menimpa daerah daerah di Indonesia. Setelah mendapat simpatik dan dukungan, pada akhirnya juga akan mengarahkan simpatisan ke kegiatan tarbiyah.

Untuk tingkatan kader yang berada di ranah formal khsusnya kampus memiliki 3 jenis kader antara lain:

a. Simpatisan adalah orang-orang yang ramah, peduli, dan pro

terhadap kegiatan pergerakan keagamaan Islam dan dakwah.

b. Kader Pemula (kader level satu) adalah kader pendukung yang

berfungsi sebagai pendukung gerakan dakwah kampus yang

bersifat aktif. Untuk di LDK (Lembaga Dakwah Kampus)

khususnya di KAMMI di setiap universitas yang ada di Kota

Medan yang telah lulus “Dauroh Marhalah 1”

52Rahmad Immanuddin M. (2012) Ideologi Politik PKS, dari masjid kampus ke gedung parlemen. Jakarta: LKis (hal:239)

128

c. Kader Madya (kader penggerak/level dua) adalah kader yang telah

memiliki peran sebagai eksekutor pergerakan seperti orasi dan

demonstrasi di tataran kampus maupun lembaga pemerintahan

public yang telah lulus dan mengikuti “Dauroh Marhalah 2” di

ranah kampus dan daerah/kota.

d. Kader Inti (kosepsional) kader yang telah melewati jenjang pola

kaderisasi kampus di LDK (Dauroh Marhalah 3) yang memiliki

fungsi sebagai pengkonsep gerakan, pengawas, pemberi kebijakan,

pengarahan dan pemeliharaan.

Berikut ini tingkatan kader afiliasi KAMMI sebagai organisasi afiliasi PKS di ranah formal (kampus):

Kader Inti (Konsepsional) Kader Madya (Penggerak) Kader Pemula (Pendukung)

Simpatisan

Sumber:FilePowerpoint Kader PKS Kota Medan (Razali Taat) tahun

2012.

129

Sedangkan untuk mobilisator pengangkut kader di ranah formal terdapat 3 lembaga dalam perekrutan dan penggerak kader yang disebut dengan trilogi mihwar dakwah.Lembaga tersebut antara lain:

LDK (UKMI) KAM Rabbani (Partai) KAMMI (eksternal kampus)

Skema poros gerakan tarbiyah di ranah formal/kampus Sumber: File Powerpoint Razali Taat tahun 2012

1. Lembaga Dakwah Fakultas (LDF) atau yang disebut dengan Unit

Kegiatan Mahasiswa Islam (UKMI). Organisasi ini merupakan

lembaga awal dan penununtun mahasiswa baru khususnya mahasiswa

yang beragama Islam untuk mengenal lebih jauh tentang Islam

diranah kampus dan sebagai sarana pembantu matakuliah agama

Islam.Disinilah awal mahasiswa mengenali hal yang mengarah ke

halaqah, namun penyebutannya adalah menthoring. Dalam organisasi

ini belum ada mengarah ke pergerakan politik dan masih apolitis. Di

atas LDF terdapat induk yang menaungi semua LDF di satu

universitas yang disebut LDK (Lembaga Dakwah Kampus)

2. Kelompok Aspirasi Mahasiswa Rabbani atau disingkat dengan KAM

Rabbani. Merupakan lembaga awal bagi para kader-kader yang ingin

130

ikut terjun dalam perpolitikan kampus di ranah fakultas. KAM

Rabbani ini memiliki kader-kader yang juga merupakan bagian dari

organisasi UKMI. KAM Rabbani ini merupakan kendaraan politik

untuk mendapatkan kursi Pemerintahan Mahasiswa Fakultas (PEMA

Fakultas) ataupun Presiden Mahasiswa (Presma)

3. Organisasi Eksternal kampus dan juga diakui keberadaannya di

kampus salah satunya adalah KAMMI, juga merupakan lembaga yang

bergerak diranah eksternal memainkan peran politisnya di ranah

kampus tetapi juga bergerak untuk pengabdian kepada masyarakat.

KAMMI itu sendiri lahir dari perkumpulan kader-kader LDK yang

ingin bergerak lebih jauh ke masyarakat. Pernyataan Pak Hamzah

Sagimun hubungan PKS dengan KAMMI.

Hubungan KAMMI dan PKS itu terpisah secara formal dengan adanya masing-masing AD-ART setiap organisasi. KAMMI dan PKS itu ibarat saudara sedarah karena mereka juga punya kebiasaan yang sama kayak kita di pola tarbiyah mereka contohnya mereka juga halaqah, mukhayaam dan rihlah. Halaqah mereka biasanya diisi oleh ustadz-ustadz kita yang dari PKS.

Dari ketiga poros lembaga tersebut, analisis yang dapat peneliti simpulkan adalah adanya kultur yang menyatukan mereka, yaitu sama-sama menjalani proses tarbiyah dan sarana-sarana yang ada di dalam tarbiyah dan memiliki istilah panggilan untuk sesama kader tarbiyah yaitu ikhwa (jamak untuk laki-laki), akhwat (jamak untuk perempuan), akhi (panggilan untuk seorang laki-laki) dan ukhti (panggilan untuk seorang perempuan).

131

Foto 16. Ikrimah Hamidy, S.T merupakan salah satu alumni KAMMI Teknik USUdan sekarang sebagai Wakil Ketua DPRD Sumatera Utara memberi sambutan selamat atas ulangtahun KAMMI Daerah Medan di Hotel Razz Sumber: Dokumentasi peneliti tahun 2015.

Untuk diranah informal dapat jelas kita lihat afiliasi itu berjalan di PKS khususnya Kota Medan adalah dengan JPRMI singkatan dari Jaringan

Pemuda Remaja Masjid Indonesia.JPRMI lahir di Bandung pada tahun 2005 yang juga di prakarsai oleh .untuk Kota Medan sendiri JPRMI Kota Medan diketuai oleh Ahmad Rosidi Rangkuti, S.Pd.I yang mana beliau juga kader dan staff di Bidang Kepemudaan PKS Kota Medan. Afiliasi yang terlihat dari kader-kader JPRMI yang mayoritas juga telah mengikuti halaqahan milik

PKS dan hal ini membantu dan memudahkan proses pendidikan dan lumbung

PKS dalam meregenerasi kader-kadernya ke depan. Pernyataan ini di perkuat oleh Rifi Naufal Aslam (18 tahun) selaku Ketua Perwakilan Cabang Medan

Polonia yang juga telah ikut halaqah/liqo’ PKS di Kecamatan Medan Polonia selama 2 tahun:

132

Ya Pak Rosadi itu ketua JPRMI Kota Medan sekarang, tapi sekarang juga dia kader di DPD PKS Medan di Bidang Kepemudaan dan Olahraga. Bang Iwan pun selaku ketua DPC PKS Medan Polonia sering ngajak-ngajak aku di acara PKS abang tengok pas pelantikan pengurus DPC PKS Medan Polonia tahun 2015 smalam, juga gak abang tengok semalam pas acara PKS Kreatif minggu tanggal 16 Oktober smalam, banyak perwakilan tiap DPC PKS ini orang JPRMI juga.

Foto 17.Ahmad Rosadi, S.Pd.I, Ketua JPRMI Kota Medan Sumber: Facebook Ahmad Rosadi tahun 2014.

4.2.3 Pola Pengkaderan Formal Partai

Pola pengkaderan formal partai dilakukan secara resmi oleh kepengurusan dari Dewan Pengurus Pusat (DPP) hingga Dewan Pengurus

Ranting (DPP)53sama seperti yang dilakukan oleh parpol-parpol lain.Pola ini biasanya hanya digunakan untuk para kader-kader yang akan bertarung di

Pemilihan Legislatif dan calon kader yang dari luar yang mendaftarkan diri

53 Wawancara dengan Bapak Hamzah Sagimun (Ketua Kaderisasi PKS Kota Medan)

133

dan ditunjuk PKS Kota demi memenuhi kuota dan strategi pemenangan

Pemilihan Legislatif di Kota Medan. Untuk calon kader yang di usung PKS

Kota Medan dari luar pola tarbiyah nantinya harus mengikuti kebijakan dan arahan strategi dari PKS Kota Medan dan khususnya mengikuti halaqah/liqo’an PKS sebagai wadah pendidikan si calon kader legislatif.

Berikut penjelasan Pak Hamzah Sagimun mengenai pola pengkaderan formal

PKS Kota Medan:

Pola pengkaderan formal ini sama kayak di partai- partai lain. Pola pengkaderan formal ini biasanya dipakai untuk orang-orang luar yang belum prnah sama sekali ikut liqo kita, tapi kalo ada basic dia prnah ikut liqo‟ nama dia udah terdaftar di DPD kita dari murabbi dan liqo‟annnya masing-masing setelah dia jadi kader tamhidi. Pendaftaran di partai kita gak ada bayar-bayar, smuanya gratis tapi syaratnya dia harus ikut liqo‟ kita dulu.

Sebagai kesimpulan, ketiga pola tersebut saling mengisi dan mendukung meraup calon kader dan proses pendidikannya. Pola tarbiyah sebagai wadah pendidikan memiliki peran yang paling eksis dari ketiga pola tersebut dan halaqah/liqo’merupakan dasar kekuatan pola pengkaderan PKS Kota Medan

Liqo’ juga merupakan kebudayaan para kader-kader PKS di Kota Medan baik yang berada di ranah formal maupun informal, karena seluruh calon kader dan kader diajurkan dan diarahkan ke dalam agenda-agenda tarbiyah dan di pola tarbiyah lah para calon kader ditempah dan dibentuk dalam tarbiyah yang dilakukan oleh PKS yang modul dan strategi-strategi tersebut telah disusun sistematis dan konseptual dalam sistem kaderisasinya

134

Pernyataan tersebut diperkuat oleh Pak Razali Taat yang sebelumnya yang bukan berlatar belakang orang partai:

Untuk dapil 2 Medan ini ada Pak Sadimun yang diusung PKS Kota Medan pas pileg tahun 2004, beliau juga bukan asli orang PKS, disitu beliau diusung internal DPC PKS Medan Polonia yang masih dijabat Pak Basyir.Pak Dimun mulai liqo tahun 2001 dia itu. Pas mau maju ke pileg itu kita ikut daftar dan verifikasi berkas kayak partai-partai yang lain. Kalo di PKS daftar gak ada bayar-bayar dikitpun syaratnya ya harus setahun sebelum Pileg ikut halaqah/liqo kita itu.

Namun jika kader dari remaja telah mengikuti pra-halaqah hingga halaqah dari jenjang kader tamhidi (kader pemula), hingga akhirnya nanti dia telah berada di jenjang kader muda dan di tunjuk oleh partai untuk maju ke Pileg, ia cukup melengkapi berkas dan verifikasi data yang disediakan

PKS untuk dinaikkan ke KPU Kota Medan.Untuk status jenjang kader yang masuk dari pola ke partaian formal ini dia tetap berada di jenjang kader tamhidi tetapi tetap dalam lingkaran halaqah kader muda atau madya untuk menyesuaikan usianya.

135

Skema Sistem Kaderisasi PKS di Kota Medan

Sistem Jama’i/kolektif Sistem Fardhi

1. Formal 1. Ta’arif (pengenalan) 2. Taqwin (penanaman nilai 2. Informal tarbiyah)

3. Tanfidz (penugasan memegang binaan)

Pola Pengkaderan Pola Underbrow Partai Formal Organisasi

Pola Tarbiyah:

1. Halaqah/Liq o (pertemuan mingguan) 2. Tatsqif (penambahan wawasan intelektual) 3. Mukhayyam (perkemahan) 4. Mabit (Malam Bina Iman dan Taqwa) 5. Dauroh (Pelatihan) 6. Rihlah (Rekreasi)

136

Dari gambar skema diatas dapat disimpulkan bahwa sistem kaderisasi memainkan fungsi ganda yaitu juga sebagai fungsi politik. Sistem kaderisasi

PKS memiliki dua cara yaitu secara kolektif (jama’i) dan secara personal

(fardhi). Dari proses penjaringan kolektif akan menghasilkan yang layak diajak untuk bergabung lebih jauh di PKS. Namun jika calon kader serius tahap awal yang harus diikuti adalah tarbiyah.Tarbiyahyang juga sebuah mekanisme dalam pendidikan di PKS yang memiliki 6 sarana seperti halaqah/liqo, ta’lim/tatsqif, mukhayyam, daurah, mabit dan rihlah berperan penting sebagai wadah untuk menempah kader-kader yang memiliki loyal, serius, solid dan militan.

Pola kaderisasi yang memiliki tiga jenis seperti melalui organisasi underbrow (afiliasi), pengkaderan formal semua mengarah ke pola kaderisasi tarbiyah, karena tarbiyah bagaikan sebuah wadah dan mekanisme yang harus dilalui untuk para calon kader untuk masuk menjadi kader

PKS.Murabbimerupakan aktor yang mengeksekutor mekanisme tarbiyah yang sebelumnya kita ketahui bersama bahwa murabbi ialah mereka-mereka yang telah menjadi kader senior di PKS minimal kader tingkat mua’yyin

(anggota muda) Kota Medan.

4.3 Sang Murabbi, Tokoh Sentral di PKS

Murabbi berasal dari bahasa Arab yang artinya “guru”, dan secara harfiah dalam internal PKS, istilah murabbi adalah orang yang memimpin jalannya halaqah (pengajian kelompok), menthoring, usrah, ta’lim dan

137

sejenisnya) baik laki-laki maupun perempuan. Di kalangan beberapa aktivis dakwah, murabbi disebut juga dengan ustadz,menthor, pembina, dan qiyadah

(pemimpin). Apapun istilahnya, murabbi berperan strategis untuk menumbuhkan kader-kader dakwah yang berkualitas. Hal ini sudah dibuktikan oleh berbagai kelompok pergerakan islam (harakah) diseluruh dunia, khususnya di Timur Tengah.

Namun dalam realitanya, menjadi murabbi bukanlah pekerjaan yang mudah.Ada berbagai kendala dan persoalan yang menghadang seseorang untuk menjadi murabbi sukses. Harus ada kemampuan khusus yang harus dimiliki oleh seorang murabbi, antara lain:

1. Kemampuan berbahasa Arab, tentu menjadi ideal apabila murabbi

mampu berbahasa Arab, karena sumber agama Islam berbahasa Arab,

yaitu Al-Qur‟an. Selain itu berbagai rujukan standard keislaman juga

berbahasa Arab. Apabila murabbi memiliki kemampuan berbahasa

Arab, diharapkan akan menjadi akselarator bagi para binaannya

(mutarabbi) dalam memahami Islam.

2. Kemampuan berbahsa Indonesia, bahasa komunikasi dalam kegiatan

tarbiyah adalah bahasa Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi

murabbi untuk memahami kaidah berbahsa. Dengan kemampuan

berbahasa ini, akan memudahkan murabbi menyampaikan pesan

materi dalam halaqah/liqo. Semakin banyak kosa kataserta gaya

bahasa yang dikuasai murabbi, semakin menari dalam pembicaraan di

lingkaran halaqah/liqo.

138

3. Kemampuan menulis dengan huruf Arab. Selain karena diantara

materi-materi tarbiyah menggunakan bahsa Arab, lewat tulisan Arab

tersebut tarbiyah juga menumbuhkan kedekatan perasaan mutarabbi

terhadap khazanah kebudayaan dan kebudayaan Islam.

4. Kemampuan menulis dengan huruf latin. Diantara materi tarbiyah ada

yang disampaikan dalam bahsa Indonesia, sehingga murabbi perlu

menuliskannya di papan tulis. Tulisan yang bagus dan mudah dibaca

akan membantu mutarabbi memahami isi materi. Murabbi yang

tulisannya kurang bagus harus berlatih lagi agar disenangi oleh

mutarabbi.

5. Kemampuan Berbicara. Hendaknya murabbi mampu berbicara dengan

teratur, logis (sistematik) dan mudah dipahami. Kelemahan murabbi

dalam hal berbicara antara lain: terlalu cepat dalam berbicara, tidak

jelas vokal atau ucapannya, volume suara yang kurang, atau terlalu

banyak jeda. Murabbi dituntut mampu berbicara tidak terlalu cepat

dan tidak terlalu lambat, dan harus memiliki intonasi suara yang tepat.

6. Kemampuan beretorika. Retorika dalam berbicara didukung oleh

beberapa hal, diantaranya adalah vokal yang jelas, intonasi yang tepat,

nada suara yang enak, mimik wajah yang sesuai dan teoritis yang

dapat menghubungkan permasalahan dengan penyelesaian masalah

dalam suatu pembicaraan.

7. Kekampuan mendengarkan pembicaraan. Murabbi harus siap

mendengarkan masukkan, pertanyaan, atau bahkan kritikan dari para

139

mutarabbi. Murabbi bukanlah seorang pembicara yang hanya

berbicara, ia adalah seorang Pembina, yang berbicara pada suatu

kesempatan, dan pada kesempatan yang lain ia mendengarkan

pembicaraan mutarabbi. Murabbi harus bias sebagai pendengar yang

baik terhadap permasalahan para mutarabbinya.

8. Kemampuan menyegarkan suasana. Kadang-kadang suasana di forum

trabiyah dapat menjadi tegang, padahal pada saat itu sedang

membicarakan hal-hal yang ringan-ringan saja. Suasana yang

monoton seperti ini kurang kondusif bagi mutarabbi. Oleh karena

itulah diperlukan inisiatif murabbi untuk menyegarkan suasana disaat

forum mulai terasa penat dan jenuh. Oleh karena itu peran murabbi

dapat menyuguhkan humor-humor ringan, dan anekdot cerdas.

9. Kemampuan Bercerita. Kemampuan murabbi bercerita secara baik

menjadi daya tarik tersendiri untuk para murabbi. Contohnya sejarah

Nabi Muhammad menyebarkan agama Islam dan pergerakan-

pergerakan sahabat-sahabat setelah Nabi Muhammad wafat, dan

kejayaan Islam pada zaman kejayaan umat Islam pada dinasti

Abbasiah, dan Utsmani.

10. Kemampuan Memimpin Forum. Kadang-kadang dalam forum syuro

atau diskusi terjadi kemacetan pembicaraan atau didominasi oleh satu

orang saja. Murabbi harus mampu memimpin forum sehingga forum

menjadi hidup dan terarah. Murabbi perlu memiliki kecakapan untuk

mengarahkan forum sehingga seluruh mutarabbi memiliki

140

kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengeksplorasi

gagasan serta ide-idenya.

11. Kemampuan merespon dan menyelesaikan masalah.

Tatkala pada diri mutarabbi mulai muncul keterbukaan (misalnya ia

mulai bercerita tentang permasalahan pribadi kepada murabbi),

murabbi harus meresponnya (misalnya dengan berempati sekaligus

membantu mencari alternatif pemecahan permasalahannya). Murabbi

tidak boleh mengelak dari berbagai permasalahan hidup mutarabbi

saat berkeluh kesah.

Sebagai partai yang sentralistik, PKS memberikan

wewenangnya untuk memilih sendiri individu-individu yang memiliki

kriteria menjadi murabbi kepada setiap DPW, DPD, DPC hingga

DPRa. Pak Hamzah Sagimun mengatakan:

“Semua diserahkan ke masing-masing struktur kepengurusan DPC dan DRRa dalam menentukan seorang murabbi, lalu dikoordinasikan kepada SPO (Studi Pengelolaan Halaqah) yang menaungi 3 teritorial lalu ke DPD minimal ia telah mengikuti liqo selama enam bulan dan memiliki saqofah (pengetahuan materi tarbiyah) dengan baik dan mempuni gak lihat latar belakang pekerjaan dia apa, yang paling penting dia memiliki pengalaman dakwah yang cukup.

141

Menurut Pak Hamzah Sagimun, seorang murabbi juga memiliki 5 fungsi utama di dalam PKS antara lain:

1. Sebagai seorang pemimpin (qiyadah). Murabbi memiliki fungsi

sebagai pemberi arahan kepada kader/binaanya dalam berbagai

kegiatan tarbiyah dan bahkan dalam melakukan aksi (demonstrasi).

2. Sebagaida’i (penasihat). Fungsi ini sebagai sama halnya seperti tokoh

agama, memberi nasihat, ceramah kepada para kader/binaannya.

3. Sebagai orangtua. Murabbi juga dapat dikatakan sebagai orangtua

kedua bagi para kader/binaanya. Membimbing, menasehati,

memberikan jalan keluar suatu masalah kepada kader/binaannya.

4. Sebagai mu’allim(guru). Seorang murabbi juga memiliki tugas

membimbing, mendidik dan mentransformasikan ilmu-ilmunya

khususnya selama proses tarbiyah.

5. Fungsi politik. Dalam fungsi ini murabbi juga sebagai ujung tombak

dalam perekrutan kader-kader baru untuk ikut dan ambil bagian dalam

PKS dan menentukan kader-kader yang memiliki kualitas untuk maju

menjadi seorang calon legislatif.

Untuk catatan terakhir, seorang murabbi tidak memandang latar belakang seseorang baik dari sisi pekerjaan, umur, pendidikan dan suku, dan ia juga merupakan kader PKS asalkan ia telah menguasai materi kader pemula.

Untuk di Kota Medan sendiri, ada beberapa masalah dalam penyebaran murabbi yang memiliki komptensi yang kurang memadai seperti di daerah- daerah kecamatan yang jauh dari kota seperti Medan Belawan, Medan

142

Tuntungan dan Medan Marelan serta kelurahan/desa sebagian besar kecamatan yang disebut sebelumnya. Hal ini disebabkan karena kemauan seorang murabbi lemah, akomodasi danamurabbi yang terbatas dan kurang bisa berbaur dengan beberapa budaya masyarakat yang apatis dan lingkungan budaya yang memiliki banyak masalah sosial seperti narkoba, perjudian dan premanisme di daerah tersebut.

143

BAB V

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kaderisasi

Dari hasil wawancara penelitian, ada beberapa fakor seseorang secara kemungkinan besar dapat di rekrut menjadi kader dan pengalaman saya yang juga sebagai insider PKS di Kota Medan. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut:

5.1 Faktor Agama

Agama atau religi mengacu kepada definisi Durkeim (edisi terj. 2011:

49), merupakan sekumpulan keyakinan dan praktek yang berkaitan dengan sesuatu yang sacred (rahasia).Salah satu konsep yang biasanya dipandang menjadi karakteristik dari segala sesuatu yang religius adalah konsep supranatural.Konsep yang supranatural ini di definisikan oleh Durkeim sebagai tatanan hal ihwal yang berada di luar kemampuan pemahaman manusia, sebagai dunia misteri dan tidak dapat diketahui atau tidak dapat ditangkap akal dan indera manusia.

Bangsa Indonesia, berdasarkan ideologi Pancasila, mengakui 5 agama. tetapi dengan adanya lebih dari 5000 suku bangsa, maka suatu fakta adalah bahwa di negara kita sekurang-kurangnya ada sekian banyak kepercayaan pula yang tak dapat kita abaikan demikian saja dan bahwa dalam semua agama di Indonesia tentu ada sebagian yang tidak mengikuti dengan tepat ajaran yang resmi.

144

Islam sebagai salah satu agama meyakini Allah sebagai Tuhan, Zat Yang

Maha Kuasa atas penciptaan alam semesta ini dan Nabi Muhammad sebagai seorang manusia yang mulia yang diutus ke dunia ini demi memperbaiki akhlak manusia dengan membawa nilai-nilai ajaran Islam yang terdapat di kitab sucinya Al-Qur‟an yang merupakan firman (perkataan) Allah.

Partai Keadilan Sejahtera yang awalnya terbentuk dari cikal bakal anak muda dan khsusnya mahasiswa yang beragama Islam dan kegiatan gerakan tarbiyah di mulai di masjid-masjid kampus dan menjalar ke masjid-masjid di masyarakat memberikan kesan tersendiri bahwa partai ini kental dengan kader-kader yang beragama Islam.Sholat merupakan salah satu ritual keagamaan di dalam agama Islam yang wajib dilakukan lima kali dalam sehari, dan juga merupakan firman Tuhan yang ada di dalam kitab suci Al-

Qur‟an.

Setelah saya melakukan penelitian yang relatif lama, dan wawancara dengan ketua bidang kaderisasi PKS Kota Medan, mayoritas atau bahkan seluruh kadernya yang ada di Kota Medan beragama Islam. Hal ini disebabkan agar proses tarbiyah lebih mudah diterima kepada kader-kader

PKS yang memang telah beragama Islam. Untuk aspek keagamaan Islam, faktor yang mempengaruhi seseorang memiliki peluang menjadi cikal bakal kader di PKS Kota Medan, yaitu:

1. Aktif Sholat di Masjid

Sebagai partai yang berbasis massa Islam, bibit-bibit kader berasal dari orang-orang yang beragama Islam khususnya yang aktif dan rajin sholat di

145

masjid, karena calon-calon pemimpin lahir dari mereka yang rajin beribadah di masjid khususnya.

Berikut ini penuturan dari salah satu kader PKS Kelurahan Sari Rejo, Bang

Sabar (32 tahun):

Abang dulu mulai ikut-ikut liqo gitu sama Bang Ridwan, pas kami sholat di masjid juga masih aktif jadi Remaja Masjid Al-Ikhlas kita, pertama diajak- ajak ngaji gitu di rumah-rumah. Dulu murabbinya pertama kami Pak Timbas Ginting, dia dulu anggota DPRD PKS di Deli Serdang.Dulu kami pertama kali 8 orang yang ikut liqo’an.

5.2 Kemauan Diri

Kemauan diri merupakan sebuah hasrat, naluri dan aspek yang mendorong seseorang untuk mencari tahu lebih jauh sesuatu hal yang mengganjal di hatinya.Hal ini juga melatarbelakangi seseorang calon kader untuk menjadi kader sebuah partai, contohnya adalah Pak

Kamariansyah.Beliau kebetulan rumahnya dekat dengan Masjid Al-

Ikhlas, Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.Sebelumnya beliau baru saja mendaftar sebagai kader Partai PDI.P DPC Medan Polonia.Beliau melihat hal aneh dan curiga mengapa setiap malam di ruangan

Madrasah Masjid Al-Ikhlas ada pengajian rutin setiap seminggu sekali di malam harinya.Akhirnya beliau memberanikan diri mendatangi dan bertanya kepada Pak Basyir yang merupakan kader PKS Kota Medan tentang pengajian tersebut.

146

Berikut pernyataan Pak Kamariansyah (43 tahun) sebelum menjadi

Kader PKS Kota Medan:

Dulu om sebelum masuk PKS sempat tertengok om Pak Basyir sering bawa anak-anak mud abaca Al-Qur‟an yang kecil-kecil itu. Disitu terus om datangi Pak Basyir, Bang ini pengajian apa ini bang? Kok ku tengok seminggu sekali kalian ngaji di ruangan ini?Pak Basyir jawab “Ya ngaji-ngaji biasa bang, kalo mau ikut gabunglah bang, gratis ngajinya kok. Disitulah om mulai coba skali, rupanya enak, ngajinya belajar baca Qur‟an yang betul pertama-pertama, tentang amalan-amalan wajib juga kayak puasa, zakat, sholat. Oh ternyata om rasa ada enaknya juga, trus ngelanjutlah om. Ketauannya ini pengajian partai pas abis ngaji bahas-bahas pergerakan penyebaran Islam zaman Nabi Muhammad trus dikaitkannya sama keadaan politik Indonesia juga pas mau dekat-dekat Pemilulah itu tahun 2003 Pak Basyir ngajak om, “Bang mau ikut partai dakwah kita bang? Ikut-bantu kita nanti pas kampanye ya. Partai apa itu bang? Partai PK bang. “Oh yauda boleh lah bang, om bilang.

5.3 Aktivis Organisasi Keagamaan Islam di Ranah Formal dan Informal

Berorganisasi merupakan dari budaya manusia sebagai makhluk sosial.Organisasi sendiri merupakan bagian dari pranata sosial yang ada di dalam masyarakat yang berfungsi sebagai tempat beberapa manusia untuk berkomunikasi, belajar dan mencapai tujuan yang mereka inginkan.Namun tidak kita pungkiri, kegiatan dari berorganisasi tersebut terdapat unsur-unsur mencapai dan mendapatkan kekuasaan dan jabatan yang merupakan unsur dari politik.Organisasi sosial juga merupakan sarana untuk mencari bakal calon kader-kader yang memiliki potensi dan keilmuan teoritis maupun kreativitas di sebuah organisasi.Organisasi politik juga memiliki strategi

147

tersembunyi (hidden-strategy) dalam meraup calon kader di ranah organisasi sosial baik yang berada di institusi formal maupun institusi informal.

Berikut ini salah satu pernyataan Kak Nana Indrayani (31 tahun) yang juga mantan aktivis kampus fakultas FMIPA USU:

Awal kenalnya liqo atau halaqah itu dari menthoring,menthoringkan wadah dari UKMI fakultas yang memprasarani matakuliah agama Islam. Dari mulai ikut menthoring kakak merasa nyaman dan ada perubahan dari diri kakak ke arah lebih baik, trus stelah siap matakuliah agama Islamnya, siap juga menthoringnya trus kakak juga ditanya sama murabbi kakak mau lanjut gak menthoringnya? Kakak jawab mau, dan setelah itulah menthoring berlanjut ke jenjang liqo.

Selain itu, berikut ini penulis paparkan pernyataan Bang Hendrik (32 tahun) yang juga merupakan kader PKS Kota Medan yang dahulunya hingga sekarang yang aktif di organisasi informal (masyarakat) di lingkungannya:

Sejak SMA abang udah jadi ketua Remaja MasjidAr-Rahman simpang pelangi selama dua periode. Pas SMA tahun abang ikut OSIS tapi di bidang Rohis. Disitulah mulai sering ikut-ikut pengajian rutin, tamat SMA sekitar tahun 2002 abang diajak liqo sama senior abang. Murabbinya pertama abang Pak Jamhur Abdullah yang sekarang anggota DPRD Medan fraksi PKS.Habis tamat SMA abang tetap lanjut liqo‟annya walau abang udah dua kali ganti murabbi.Kalo pergantian murabbi ya yang ngasi tau senioran abang.

148

5.4 Pendidikan

Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh manusia dengan manusia lain, khususnya orangtua dengan anaknya demi terwujudnya sikap dan pola prilaku yang terarah dan lebih baik. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi mungkin juga terjadi secara otodidak (sendiri).

Kata pendidikan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata “didik” dan kemudian mendapat imbuhan “pe” dan akhiran “an”, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara dan perbuatan mengarahkan.

Manusia sebagai makhluk sosial yang tumbuh dari bayi hingga tua tentunya mengalami proses belajar agar dapat berbaur dan diterima di dalam lingkup masyarakat dan lingkungannya. Belajar yang merupakan salah satu proses menerima pendidikan yang dilalui oleh semua manusia merupakan hasil dari konsep pemikiran yang dihasilkan manusia dan merupakan sesuatu proses yang terus menerus dilalui dan merupakan dari budaya.

Dalam prspektif antropologi, menurut Koentjaraningrat (2009: 185) belajar pada manusia melalui tiga cara yaitu internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi. Internalisasi sendiri terjadi pada manusia lahir hingga mati.

Internalisasi sendiri merupakan proses yang berlangsung sepanjang hidupnya hingga akhir hayatnya, dimana seorang individu terus belajar untuk mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu dan emosi yang kemudian membentuk kepribadiannya. Sosialisasi adalah semua proses pola tindakan individu-

149

individu yang saling mempengaruhi dan kemudian diserap ke fikirannya dan dicerna dan diterapkannya di dalam kehidupan bermasyarakat sepanjang masa. Sedangkan enkulturasi adalah proses belajar dan menyesuaikan alam fikiran serta sikap terhadap adat, sistem norma, serta semua peraturan yang terdapat dalam kebudayaan seseorang.

Jika dirunut dari segi jenisnya, pendidikan sendiri terdiri dari 2 jenis, yaitu pendidikan formal dan pendidikan informal.Pendidikan formal sendiri merupakan pendidikan yang dilakukan di sebuah lembaga formal pendidikan seperti sekolah, kuliah dan seminar-seminar pendidikan.Sedangkan pendidikan informal sendiri merupakan pendidikan yang di dapat diluar sekolah seperti di keluarga, dan lingkungan bermasyarakat yang terjadi sepanjang masa. Berikut kutipan wawancara dari Pak Hamzah Sagimun:

Kalo tingkat pendidikan pengurus di setiap DPC PKS yang ada di Medan itu kebanyakan S1.Ya nentui juga pendidikan dia itu bisa jadi calon kader, karena kebanyakan kader kita di Medan banyak yang udah S1. Tujuannya supaya setiap DPC kreatif dalam pola pikirannya buat-buat agenda orangpun simpatik dan suka sama PKS di Medan ini

Pendidikan formal pada kader PKS Kota Medan sangat diutamakan.

Hal menurut pendapat Pak Hamzah Sagimun ini dimaksudkan agar PKS di

Kota Medan mampu memberikan sumbangan fikiran dan pola-pola strategis yang dihasilkan melalui kognitif dalam proses kaderisasi dan aktivitas PKS di ranah perpolitikan yang membutuhkan kader-kader yang berkompeten secara kognitif dan motorik dalam kreativitas pembangunan kreativitas dalam

150

strategi mengelola DPC-nya masing-masing di Kota Medan demi menarik simpati masyarakat.

Pengetahuan kognitif sendiri dapat diterima dan di dapat dari pendidikan formal yang dilakukan manusia di dalam jenjang pendidikan formal yang bertingkat seperti SD, SMP, SMA bahkan kuliah baik Strata 1, 2 dan 3.

Berikut ini data BPH DPD PKS Kota Medan berdasarkan pendidikan formal

Tabel 12. Pengurus Harian DPD PKS Kota Medan tahun 2015-2020 berdasarkan tingkat pendidikan formal No. Nama Jabatan 1. Krido Wardoyo Bidang Kepemudaan 2. Dzulfikar, S.Ag Bidang Kepanduan dan Olahraga 3. Hj. Sri Rezeki, A.Md Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga 4. Hamzah Sinaga, S.Sos Bidang Pemenangan Pemilu dan Pilkada 5. M. Nasir, S.H Bidang Polhukam (Politik Hukum dan Keamanan) 6. M. Yani S.T Bidang Ekuintek (Ekonomi, Teknologi dan Informasi) dan LH (Layanan Hukum) 7. Son Haji Harahap, S.Ag Bidang Pembangunan Keummatan dan Dakwah 8. H. Djumadi, S.Pd.I Bidang Kesejahteraan Umum 9. H. Tukijan Bidang Pemberdayaan Jaringan Usaha dan Ekonomi Kader 10. Eddy Syam Bidang Pekerja Petani dan Nelayan 11. Syaiful Ramadhan Bidang Humas 12. H. Asmu‟I Lubis, S.Pd.I Ketua Cada 1 13. Pamonoran Siregar, S.Pd.I, Ketua Cada 2 M.Pd. I 14. Rajuddin Sagala, S.Pd. I Ketua Cada 3 15. Bukhari, S.E Ketua Cada 4 16. Abdul Latif Lubis, S.H.I, Ketua Cada 5 S.Pd.I Sumber: Facebook DPD PKS Kota Medan tahun 2015

151

5.5 Keluarga

Keluarga merupakan adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari seorang kepala keluarga, seorang istri dan beberapa orang anak yang tinggal di suatu rumah.Keluarga merupakan awal tempat seseorang berinteraksi, dan belajar.Dalam hal ini, kedua orangtua berperan penting dalam pola asuh dan pendidikan anak-anaknya.Suami khususnya merupakan pemimpin dan kepala keluarga mempunyai peran penting dalam kebijakan dan menuntun keluarganya lebih baik.

Kader PKS khususnya di Kota Medan menikah dengan cara perjodohan secara syari‟at Islam yang disebut dengan ta’aruf54. Tahap awal pernikahan di jembatani oleh murabbi si laki-laki dan murabbi si perempuan yang telah ikut liqo tanpa melewati proses umum yang disebut dengan pacaran. Jika pihak laki-laki cocok maka akan berlanjut ke tahap selanjutnya yaitu pernikahan.

Setelah pernikahan, sebagian besar peran dan kebijakan rumah tangga dipegang oleh seorang suami. Kultur gender berpadu dokrin agama Islam yang mengatakan “ridho suami akan mengantarkan istri ke surga manapun yang ia (perempuan) mau” menjadi alasan seorang suami harus diikuti.

Untuk seorang istri yang belum pernah sama sekali mengikuti liqo, kemungkinan besar dituntut dan dianjurkan untuk mengikuti agenda liqo yang merupakan sarana tarbiyah miliki PKS. Berikut ini salah satu pernyataan Ibu

Emi (37 tahun) istri Pak Razali Taat, S.Pd.I:

54Ta’aruf adalah proses saling perkenalan antara pihak keluarga laki-laki dan perempuan sebelum melakukan pernikahan tanpa melakukan proses pacaran yang dikenal secara umum.

152

Ibu, dulu sebelum nikah sama Bapak, gak tau apa itu liqo, sejak nikah sama Bapak lah, ibu mulai dianjurin Bapak ikut pengajian yang namanya liqo itu. Ya ibu sih gak keberatan karna kan suami imamnya di rumah tangga, jadi ibu ikuti aja liqo‟annya.

Dalam kutipan wawancara dengan Ibu Emi terlihat peran seorang laki-laki sebagai suami terlihat karena dalam sudut pandang Islam perempuan adalah makmum dan pengikut apa yang dianjurkan laki-laki sebagai suami dan pemimpin dalam keluarga.

5.6 Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah adalah hubungan timbale balik antara dua orang atau lebih yang berperan saling mempengaruhi antara individu dan individu, antara individu dengan kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok.interaksi sosial merupakan proses setiap orang menjalin kontak dan komunikasi serta saling mempengaruhi dalam fikiran maupun dengan tindakan.

Untuk ranah formal maupun informal, seorang calon kader, dapat menjadi cikal bakal kader karena adanya ajakan proses komunikasi dari teman-temannya yang sudah ikut dalam tarbiyah, khususnya halaqah/liqo.Dalam hal ini merupakan salah satu bagian dari kriteria sifat yang dimiliki seseorang dalam sistem rekrutmen fardhi.Contohnya adalah

PKS Kota Medan.Contohnya adalah Bang Ridwan (32 tahun) yang juga seorang kader dan ketua di DPC PKS Medan Polonia

153

Abangkenal liqo-liqo ini dari SMP kelas 3 kayaknya, dari pas masih jadi pengurus Remaja Mesjid, jumpa Pak Timbas Ginting, murabbi pertama abang, pertama alasannya ngajak ngaji di rumahnya, trus ganti-gantian. Pertama ngaji gak ada bahas-bahas politik sama bapak itu. Pembahasannya di awal-awal jumpa ya tentang sholat yang bener sesuai syari‟ah, trus bahas tentang risalah perjuangan Nabi Muhammad gimana menyebarkan Islam, ya yang kayak-kayak belajar di sekolah juga.Disitu juga abang ngajak Bang Sabar, Bang Ruswadi untuk ikut liqo‟an.

5.7 Memiliki Tingkat Popularitas di Masyarakat

Sebagai partai politik, PKS Kota Medan juga memainkan strategi politiknya, yaitu mendekati dan merekrut orang-orang yang memiliki peran dan eksistensi di daerahnya masing-masing di Kota Medan.Hal ini berfungsi sebagai pendokrak dan lumbung suara dalam pelaksanaan Pemilu ataupun

Pilkada.

Tokoh masyarakat ataupun individu yang berpengaruh dalam penambahan suara disaat Pemilu dan Pileg merupakan sebuah modal terjadinya perekrutan calon kader untuk dijadikan ujung tombak dalam pertarungan politik.

154

Contohnya adalah Pak Razali Taat, S.Pdi (50 tahun).Berikut sedikit pernyataannya.

Dulu bapak bukan asli dari PKS, kenal PKS sekitar tahun 2001 pas umur bapak 35 tahun kalo gak salah pas bapak tamat dari STAIS Medan sering ngisi-ngisi ceramah di masjid, perwiritan laki-laki, jadi bilal jenazah, ya kenal-kenal orang PKS pas bapak sering ngisi-ngisita‟lim-ta‟lim pengajian, kegiatan sosial. Disitu bapak mulai diajak, Pak Basyir dikenalin kegiatan-kegiatan PKS yang juga banyak kegiatan-kegiatan sosial dan keagamaannya. Pak Sadimun itu juga bukan orang asli PKS, kebetulan aja dia ketua BKM Al- Ikhlas juga, tau lah kan masyarakat kita ada istilah famili 100. Orang DPC PKS Polonia yang ngajak dia gabung jadi kader dan maju jadi caleg dapil 2 tahun 2004 karna dia punya famili 100 di karang sari ini ya itung-itung nambah suara PKS.

5.8 Faktor Jenis Kelamin (Gender)

Secara umum, publik mengenal dan memahami definisi dan konsep mengenai seks dan gender sebagai manusia dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan; dimana jenis kelamin laki-lakiidentik dengan maskulinitas dan jenis kelamin perempuan dengan femininitas, yang diasosiasikan dengan peran domestik sekaligus fungsi reproduksi.Definisi konsep ini umumnya dipahami bersifat esensial dan universal.Relasi sosial di antara konsepsi seks/gender yang menyangkut masalah sosial, politik maupun ekonomi menjadi focus pembahasan tentang gender di setiap lini kehidupan manusia.

155

Menurut Beet (1991: 127) gender adalah konstruksi sosial yang dapat menjelaskan tentang peran perempuan dan perempuan dalam interaksi sosial kemasyarakatan yang kemudian membentuk kebudayaan dalam masyarakat.

Gender bukanlah penggambaran tentang peran seseorang berdasarkan jenis kelamin yang ia miliki (seks). Perempuan memiliki ovum yang memastikan ia dapat melahirkan dan menyusui adalah merupakan kodrati karena tuntutan alamiah secara biologis, sementara laki-laki memiliki testis, sehingga memungkinkan dia membuahi perempuan yang menjadi sebuah syarat sebuah kelahiran manusia.Secara substansinya gender adalah peran manusia yang dibangun berdasarkan kebiasaan-kebiasaan turun temurun yang terjadi di dalam suatu komunitas masyarakat dan menjadi budaya setempat.

Di ranah politik, peran perempuan semakin dituntut karena secara kuantitas jumlah mereka sangat menentukan, namun dalam realitanya perempuan masih saja dalam tekanan kultural yang bersifat negative seperti perempuan adalah makhluk lemah secara biologis maupun emosional oleh karena itu tidak cocok untuk memasuki peran sentral dalam kehidupan sosial yang luas (publik) dimana kompetisi antar individu begitu ketat, kasar dan primitif.

Sebagai partai Islam yang demokratis, PKS mendukung peran kebijakan pemerintah dalam kebijkan kompoisisi perempuan di Pemilu sebanyak 30%, hal ini dimaksudkan juga agar memperlihatkan perempuan juga memiliki kualitas seperti laki-laki.

156

Namun dalam kenyataannya dilapangan, dari 3 kali Pemilihan Caleg

DPRD Kota Medan terhitung dari 2004, kader perempuan PKS di Kota

Medan tidak mengalami peningkatan dalam hasil perolehan Pileg, bahkan mengalami penurunan. Pada Pileg 2004-2009 satu kader perempuan yang mendapat kursi di legislatif, kemudian di Pileg 2009-2014, dan yang terakhir

Pileg 2014-2019 kader perempuan PKS Kota Medan tidak pernah lagi mendapat kursi di legislatif padahal PKS Kota Medan telah mengirim 20 kader perempuannya dari 50 kader PKS Kota Medan pada Pileg 2014-2019.

Hal ini disebabkan oleh 4 faktor yang dikatakan oleh Bu Dhiyaul Hayati antara lain:

1. Hambatan dalam budaya

2. Hambatan dalam sosialisasi

3. Hambatan dalam ekonomi dan

4. Hambatan internal

Namun untuk peranan perempuan khususnya di PKS Kota Medan, Bu

Dhiyaul Hayati mengatakan tidak pernah membatasi peran dan kinerja perempuan dalam menentukan kebijakan dan masukan untuk partai. Berikut pernyataan Bu Dhiyaul Hayati:

Kalo untuk peran perempuan di partai peran perempuan udah kita penuhi 30% peran perempuannya contohnya di bendahara, staffnya seluruhnya perempuan juga staff kesekertariatan. Di bidang lain juga ada perempuannya kok seperti di bidang kepemudaan dan bidang kaderisasi. Perempuan di tempatkan di segala lini bidang supaya perempuan bisa belajar dan diberdayakan di sini. Selain itu kalo di agenda pengajian ibu-ibu kader kita yang ngisi, bakti sosial seperti periksa dan cek kesehatan gratis

157

mayoritas kepanitiaannya perempuan kita turunkan dari partai kita.

Mengenai masalah perekrutan kader perempuan ke PKS Kota Medan, peran keaktifan perempuan di berbagai organisasi baik di masyarakat maupun di organisasi kampus memiliki nilai tambah dan kemungkinan besar berpeluang besar menjadi kader PKS di Kota Medan, berikut ini pernyataan oleh Bu

Dhiyaul Hayati:

Perempuan di PKS Kota Medan sebagian besar aktif di organisasi-organisasi kampus khususnya di LDK universitas.Ya hal ini supaya ada pengalaman perempuan untuk belajar di politik formal seperti di partai ini.

158

BAB VI

Profil Kader PKS Kota Medan

6.1 Salman Al-Farisi, Lc, M.A

Salman Alfarisi, berumur 43 tahun, lelaki ber-etnis Minangkabau ini lahir di Kota Medan pada tanggal 6 Juni 1973 dan sekarang berumur 43 tahun dan ber-etnis Minangkabau. Beliau lahir di keluarga yang kental dengan nuansa Islam.Beliau mengenyam pendidikan SD di 030 di Jalan STM,

Kampung Baru dan lulus pada tahun 1985 kemudian melanjutkan Sekolah

Menengah Pertama (SMP)dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di luar

Sumatera Utara yaitu di Pondok Psantren Darunnajah Islamic Boarding

School di Jakarta. Beliau berada di pondok psantren tersebut menghabiskan waktu selama 8 tahun.Hal ini disebabkan karena beliau banyak mengambil konsentrasi keahlian Bahasa Arab dan tahfiz (menghafal) Al-Qur‟an.

Selama di Psantren Darunnajah Islamic Boarding School beliau aktif di berbagai organisasi sosial formal seperti menjadi Direktur BMT (Baitul

Mal wa Tamwil) pada tahun 1985 sampai 1988, Ketua Lembaga Izzatul

Ummah (Lembaga Koperasi Syari‟ah) di Jakarta pada tahun 1988 sampai

1993. Di sela-sela aktivitasnya di dua lembaga tersebut, beliau juga ternyata telah menjalani tarbiyah khususnya liqo bersama 10 orang temannya di

Psantren Darunnajah Islamic Boarding Schooltepatnya pada tahun 1992 yang dipimpin oleh ustadz yang kebetulan kader PKS di Jakarta sekaligus guru di psantren tersebut.

159

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Psantren Darunnajah

Islamic Boading School, beliau melanjutkan pendidikan strata 1 (S1) di

Universitas Islam Madinah di Arab Saudi mengambil jurusan Dakwah dan

Teologi Islam pada tahun 1994 dan menyelesaikan pendidikannya pada tahun

1999. Di Arab Saudi beliau aktif di berbagai organisasi keagamaan Islam sepertiFKMMI (Forum Komunikasi Masyarakat Muslim Indonesia) sebagai

Ketua pada tahun 1994 sampai tahun 1999.

Setelah selesai menyelesaikan pendidikan di Universitas Islam

Madinah, beliau kemudian melanjutkan pendidikan magister (S2) di

University Kebangsaan Malaysia pada tahun 2000. Di Malaysia beliau juga aktif di organisasi perwakilan PKS luar negeri sebagai Kepala Bidang

Dakwah dan Pendidikan selama 3 tahun. Dan beliau menyelesaikan pendidikan magisternyapada tahun 2004.

Setelah menyelesaikan pendidikannya di luar Sumatera Utara dan luar negeri, beliau kembali ke Indonesia pada tahun 2004. Tak berapa lama beliau di hubungi oleh anggota Dewan Pengurus Daerah PKS Kota Medan yang saat itu dipimpin Ketua PKS Kota Medan dipimpin oleh Pak Surianda, S.Si, M.Si untuk mengisi struktur organisasi PKS di Kota Medan sebagai Deputi (staff) di Kaderisasi DPD PKS Kota Medan pada tahun 2004 hingga tahun

2005.Selang setahun kemudian beliau diangkat menjadi Ketua Dewan

Syari‟ah Daerah Kota Medan di tahun 2006. Setelah selesai menjadi Ketua

Dewan Syari‟ah Pusat, beliau diberi amanah untuk mencalonkan diri sebagai anggota legislatif DPRD Kota Medan pada tahun 2009 hingga 2014 dan

160

mendapat nomor urut 1 di surat suara pemilihan calon legilatif untuk Dapil 2

Kota Medan. Pada tahun 2014 setelah masa jabatannya berakhir di DPRD

Kota Medan, beliau terpilih di rapat PUI (Pemilihan Umum Internal) DPD

PKS Kota Medan menjadi Ketua Umum DPD PKS Kota Medan periode

2014-2019, dan disaat bersamaan pada tahun 2014 beliau juga dipilih sebagai salah satu calon legislatif oleh PKS untuk ikut lagi dalam Pileg dan berhasil meraih satu kursi di DPRD Kota Medan Dapil 2 lagi.

Hingga saat ini beliau masih tetap menjabat sebagai Ketua Umum

DPD PKS Kota Medan dan masih tetap mengikuti liqo’ sebagai sarana pendidikan (tarbiyah) PKS yang dipimpin oleh seorang murabbi bernama

Muhammad Hafez yang sekarang menjabat sebagai Ketua DPW PKS

Sumatera Utara.

Saya mulai kenal tarbiyah PKS saat masih SMA di Pondok Psantren Darunnajah Boarding School Jakarta, kebetulan beliau seorang dosen sastra Arab dan sekaligus kader madya PKS di Jakarta.Kami melaksanakan liqo‟an di masjid psantren dengan 10 teman saya.

6.2 Dhiyaul Hayati, S.Ag, M.Pd

Dhiyaul Hayati, umur 41 tahun perempuan ber-etnis Minangkabau dan merupakan sosok perempuan di PKS Kota Medan yang memiliki rekam jejak dan pengalaman yang panjang di PKS Kota Medan ini. Beliau lahir di

Medan pada tanggal 2 Mei 1975.Beliau mengenyam pendidikan Sekolah

Dasar (SD) di SD Inpres 066042 Medan dan selesai pada tahun 1989.Setelah

161

itu beliau melanjutkan pendidikan tingkat SMP di SMP Negeri 16 Medan hingga tahun 1991.Setelah selesai SMP beliau melanjutkan Sekolah

Menengah Atas di SMA Negeri 2 Bukit Tinggi, Sumatera Barat, hal ini karena beliau ikut neneknya di Kota Bukit Tinggi karena pilihannya sendiri.

Pada saat SMA lah beliau mulai mengikuti tarbiyah sekitar tahun 1993 yang masih disebut sebagai menthoring yang merupakan program OSIS bidang

Keagamaan Islam yang dipimpin oleh para mahasiswa senior IKIP Padang dan Universitas Andalas yang juga kebetulan mahasiswa yang mengikuti organisasi LDF dan LDK di masing-masing kampusnya.Terjadi perubahan yang terasa dari karakter dan khususnya penampilan beliau pada pakaiannya setelah setahun mengikuti menthoring seperti meninggalkan jilbab model biasa yang kecil menjadi jilbab yang lebih panjang yang tertutup melewati dada atau yang lebih dikeanl dengan jilbab syar’i.

Setelah selesai di bangku SMA, beliau melanjutkan pendidikan S1 dan kembali ke Kota Medan dan memilih Institut Agama Islam Negeri

Medan (IAIN Medan dan sekarang telah berubah menjadi UIN SU) jurusan

Hukum Islam pada tahun 1994.Saat tiba di Medan beliau mulai aktif dan dekat dengan agenda-agenda PK di dunia, beliau bertemu seseorang dan berkonsultasi untuk tetap menjalani liqo sebagai sarana tarbiyah kader.

Di dunia kampus beliau tidak meninggalkan proses liqo’annya, beliau mulai liqo’ kembali dengan murabbinya yang baruyaitu Ibu Siti Aminah, S.E,

M.E. Di dunia kampus beliau juga merupakan seorang aktivis. Beberapa organisasi yang pernah ia ikuti adalah HMI Komisariat IAIN SU, dan LDK

162

IAIN SU dan secara bersamaan selama 4 tahun, dan juga mengikuti organisasi KAMMI Daerah Sumatera Utara selama 1 tahun. Beliau menyelesaikan program S1 pada tahun 1999.Setelah tamat beliau melanjutkan pendidikan magisternya (S2) di Universitas Negeri Medan jurusan Teknologi

Pendidikan pada tahun 1999 dan selesai pada tahun 2001. Disela-sela aktivitas perkuliah beliau selama S2, beliau juga aktif di organisasi GEMA

Khadijah Kota Medan sebagai sekertaris, sebuah organisasi sosial perempuan muslim yang membantu anak-anak miskin yang putus sekolah dan terkena bencana alam dan merangkap sebagai sekertaris di DPC PKS Medan Helvetia di tahun 2002 hingga 2004. Pada Pileg 2004 beliau ditunjuk oleh PKS Kota

Medan untuk menjadi Caleg DPRD PKS Kota Medan dan beliau mendapatkan jatah 1 kursi di DPRD Kota Medan pada tahun 2004 hingga

2009. Setelah jabatannya berakhir di DPRD Kota Medan selama 5 tahun, beliau ditunjuk oleh PKS Kota Medan sebagai Bendahara Umum DPD PKS

Kota Medan sampai sekarang dan juga beliau masih aktif dan nyaman liqo’bersama seorangmurabbi yang dipimpin oleh Ibu Hermayatidan mengurus lembaga PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Medan

Helvetia dan berwirausaha produk-produk tupperwere.

Saya kenal tarbiyah itu dari sejak SMA namanya itu masih menthoring sebelum masuk ke jenjang liqo‟ itu kebetulan yang ngisi menthoring mahasiswa- mahasiswa IKIP Padang dan Universitas Andalas yang kebetulan mereka aktivis-aktivis LDK di masing-masing kampusnya. Sejak itu rasanya nyaman aja mulai ikut liqo‟ sampai tamat SMA saya tetap melanjutkan lanjutkan liqo di Medan sama kader perempuan .

163

6.3 Razali Taat, SPd.I

Razali Taat, umur 50 tahun, kader yang beretnis Melayu ini lahir di

Medan pada tanggal 20 Juni 1966. Beliau mengeyam pendidikan Sekolah

Dasar di SD Negeri 060823 Medan pada tahun 1972.Setelah tamat pada tahun

1978 beliau melanjutkan pendidkan tingkat SMP di SMP Negeri 13

Medan.Di tingkat SMP beliau mulai ikut OSIS dan aktif menjadi anggota di bidang Keagamaan Islam dan selesai pada tahun 1981.Setelah tamat di tingkat SMP, beliau melanjutkan pendidikan tingkat SMA pada tahun 1981 di

SMA Negeri 2 Medan. Pada saat SMA beliau juga aktif mengikuti organisasi

Palang Merah Remaja (PMR) dan lulus pada tahun 1984.Setelah menyelesaikan pendidikan SMA, beliau merupakan seorang tukang becak dan sering mengisi ceramah perwiritan ibu-ibu, bilal jenazah, dan masjid-masjid di Kelurahan Sari Rejo dan daerah Kecamatan Medan Polonia.Pada tahun

1993 beliau menikah dan setahun kemudian beliau berangkat ke Manado karena diberi tawaran kerja oleh saudaranya sebagai Staff Marketingdi

Perusahaan Kosmetik Mustika Ratu selama 7 tahun.Pada tahun 2000 beliau kembali ke Medan.

Aktivitas sosial dan keagamaanya tetap dijalankannya setelah masih tiba di Medan hingga pada tahun 2001 beliau berkenalan dengan Pak Basyir seorang kader PKS Kota Medan, beliau diajak Pak Basyir itu mengikuti pengajian minggu rutin yang dikenal dengan liqo’ yang merupakan sarana tarbiyah PKS dan murabbi pertamanya adalah Pak Muhammad Ilyas. Beliau menerima ajakan Pak Basyir dengan senang hati.Hingga pada tahun 2005

164

mendapat amanah untuk menjadi Kepala Bidang Pembelaan Ummat di DPC

PKS Medan Polonia hingga tahun 2010. Setelah selesai tak sampai berapa lama beliau ditunjuk oleh PD (Pengurus Daerah) MUI Kota Medan mengajak beliau dan memintanya untuk memegang jabatan sebagai Ketua Bidang

Ukhuwah dan Dakwah di MUI PC (Pengurus Cabang) Medan Polonia hingga tahun 2015. Pada tahun 2014 beliau dipilih sebagai salah satu calon legislatif

DPRD Kota Medan dan mendapat nomor urut 11 di Dapil 2 Medan dan namun beliau gagal mendapatkan 1 kursi di DPRD Kota Medan. Pada tahun

2015 sampai sekarang beliau diberikan amanah oleh DPD PKS Kota Medan sebagai staff di Bidang Pengembangan Keummatan dan Dakwah) dan menjalankan usaha penjual obat-obatan herbal dan agen Namira Travel

Umrah dan Haji.

Setelah saya kembali dari Manado tahun 2000 lah mulai sering jumpa-jumpa Pak Basyir di Masjid Al- Ikhlas dan kebetulan beliau ketua DPC PKS Medan Polonia.Tahun 2001 nya saya baru mulai aktif di liqo‟an PKS itu waktu itu Ustadz Ilyas lah murabbi pertama saya.

165

BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Partai politik merupakan salah satu organisasi yang merupakan kumpulan orang-orang yang memiliki tujuan, visi dan misi yang ingin dicapai.Dalam hal ini organisasi ini merupakan lembaga formal yang diakui keabsahannya oleh negara. Partai politik sebagai sebuah kendaraan dalam mendapatkan jabatan dan kekuasaan harus memiliki orang-orang yang tangguh, militan, solid, loyal dan memiliki kapasitas yang bagus dalam merumuskan kebijakan-kebijakannya sehingga menarik simpatik masyarakat dan sebagai jembatan antara masyarakat dengan institusi pemerintahan..

Anggota ataupun kader yang solid, tangguh, militan, loyal dan yang memiliki kapasitas yang bagus dihasilkan oleh pembinaan dan pelatihan yang tidak singkat.Butuh waktu yang cukup lama dan berkelanjutan dalam pembinaan dan pelatihan kader-kader yang diharapkan seperti itu.Peran semua elemen yang berada di dalam partai memiliki peran yang sangat penting. Dalam diri manusia-manusia yang memiliki kapasitas diri yang bagus akan menghasilkan sistem dan pola-pola yang bagus dalam perekrutan dan pelatihan kader-kader serta memiliki acuan seperti kurikulum dalam mendidik dan mencetak kader-kader yang bagus.

Partai Keadilan Sejahtera yang merupakan salah satu partai politik yang dapat dikatakan masih baru dapat meraih simpatik masyarakat Indonesia

166

umumnya karena lahir dari sebuah organisasi sosial yang bergerak diranah sosial dan keagamaan dimasyarakat yang beragama Islam khususnya. Selain itu perlu kita ketahui juga bahwa, PKS lahir dari anak-anak muda yang mengenyam pendidikan di kampus-kampus yang memiliki citra bagus contohnya Universitas Indonesia pada sekitar tahun 1998 di

Jakarta.Kurikulum pendidikan yang dimiliki PKS juga berasal dari alumni- alumninya yang mengeyam pendidikan di Timur Tengah seperti Mesir, Arab

Saudi, Irak, Turki dan Palestina.Gerakan organisasi yang terorganisir itu yang dilakukan di masjid-masjid kampus menjadi awal tebentuknya agenda tarbiyah itu di adopsi dari buku-buku pergerakan organisasi Ikhwanul

Muslimin.

PKS juga dikenal sebagai partai dakwah.Dakwah sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti “mengajak kepada kebaikan”. Dakwah dijadikan juga sebagai cover dalam aktivitas politik PKS karena PKS lahir dari organisasi yang rutin mengadakan kegiatan-kegiatan seperti ta’lim, ikut melaksanakan pembangunan masjid, menjadi panitia-panitia bakti sosial seperti gotong royong, khitanan massal, penanggulangan bencana banjir mampu menarik simpatik warga khususnya Kota Medan.

Politik sebagai media dakwah merupakan politik yang ditarik ke ranah aspek agama Islam dalam ranah amanah yang didasari untuk membangun kemaslahatan seluruh penduduk yang diajak kerjasamanya dalam mempraktekkan kebaikan.Politik tidak semata untuk mencari kepentingan pribadi atau kelompok semata. Akan tetapi, politik sebagai alat untuk

167

menegakkan syariat Islam dengan cara membangun, mengatur dan membimbing segala aktivitasnya tidak keluar darisyariat Islam. Politik sebagai media dakwah yang jelas bukan politik yang sekuler,tapi politik sebagai komitmen untuk menjunjung tinggi syariat Islam. Ciri khas politik sebagai media dakwah antara lain, menegakkan kejujuran, keterbukaan, keberanian mengemukakan kebenaran dan menyalahkan yang salah (bathil) serta penuh tanggung jawab. Dalam berpolitik selalu berfungsi bagi tujuan nilai-nilai Islam. Jadi cara berpolitiknya tidak boleh lepas dari syariat Islam.

Berkenaan dengan PKS di Kota Medan.maka ada satu hal yang tidak boleh dilupakan bahwa perjuangan PKS merupakan kelanjutan perjuangan dari Partai Keadilan (PK). Dengan demikian, sejarah berdirinya PKS di Kota

Medan di dahului dengan berdirinya Partai Keadilan yang di deklarasikan pada tanggal 10 Oktober 1998 di Asrama Haji Medan oleh beberapa anggota inti partai, antara lain Muhammad Nun, Sigit Pramono Asri, Tifatul

Sembiring dan Ikrimah Hamidy. Astimen dimana menjelang lahirnya partai ini beberapa aktivis dakwah di berbagai perguruan tinggi di Indonesia melakukan polling dan musyawarah serta menghasilkan persetujuan dakwah

Islam melalui wadah partai. Dari wawancara penilitian yang saya lakukan dengan ketua kaderisasi PKS Kota Medan, Bapak Hamzah Sagimun, Lc, beliau mengatakan data terakhir kader PKS Kota Medan berjumlah sekitar

6.200 lebih.

Tarbiyah yang merupakan yang terdiri dari beberapa agenda/sarana penunjang terbentuknya kader yang berkompeten seperti halaqah (lingkaran),

168

liqo (pertemuan), ta’lim/tatsqif (pembekalan wawasan intelektual dan agama) mabit(malam bina iman dan taqwa), dauroh (pelatihan), mukhayyam

(perkemahan) dan rihlah (rekreasi) merupakan sarana penunjang terbentuknya kader-kader yang memiliki rasa solidaritas yang tinggi, militant dan solid sehingga PKS tidak pernah “memakai” artis dalam mendulang suara saat Pemilu maupun Pilkada.

Halaqah/liqo merupakan pintu masuk bagi mereka-mereka yang ingin menjadi bagian internal atau kader di Partai Keadilan Sejahtera ini.Halaqah/liqo ini dipimpin oleh seorang guru yang disebut dengan murabbi. Murabbi merupakan seorang tokoh di PKS dan memiliki peran yang sangat sentral dalam terekrutnya kader, terbinanya kader dan motor penggerak disegala aktivitas kepartaian. Menjadi seeorang murabbi tidak mengenal latar belakang sosialnya asalkan ia memiliki pengalaman dakwah dan telah melewati jenjang pengkaderan tingkat awal minimal selama 6 bulan.

Dalam Burhanuddin Muhtadi (2008:9), Mujani dan Liddle mengenai partai-partai Islam dan demokrasi juga menunjukkan bahwa sejauh ini PKS melakukan “strategi dua jalur (double-track strategy), dengan memperluas jejaring kader melalui rekrutmen baru di kampus-kampus sambil terus memperluas jangkauan pesannya melalui partisipasi politik di tingkat pemerintahan pusat dan daerah.Pengkaderan di kampus-kampus sangatlah penting karena selain berdakwah dikampus, juga mencari bakat-bakat

169

mahasiswa yang berintelek atau memiliki kognitif yang baik untuk di rekrut kedalam partai nantinya.

Sistem rekrutmen PKS dilakukan dengan dua cara yaitu, rekrutmen jama’i. dan fardhi. Rekrutmen jama’i dilakukan secara kolektif dengan formal dan informal dengan menggunakan strategi dengan kegiatan-kegiatan sosial dan keagamaan di masyarakat ramai dan para calon mahasiswa baru.Sedangkan rekrutmen fardhi dilakukan oleh anggota tarbiyah PKS terhadap beberapa masyarakat umum ataupun mahasiswa binaannya di dalam tarbiyah secara berkesinambungan melakukan pendekatan emosional.

Sistem rekrutmen yang bagus dan di dukung dengan sistem kaderisasi yang solid mampu melahirkan kader kader yang sangat berperan penting di

PKS.Para peserta awal yang telah di rekrut oleh PKS kemudian di didik dengan kurikulum yang telah di buat oleh PKS.Di dalam pola kaderisasi PKS mengajarkan kepada pendidik untuk mengenal PKS secara dalam serta memahami Islam dan politik dan memperdalam ilmu agama.

Selanjutnya, secara umum pola pengkaderan PKS Kota Medan terbagi 3 yaitu, tarbiyah, pengkaderan underbrow PKS, dan yang terakhir adalah pengkaderan formal kepartaian PKS sendiri.Namun dalam ketiga pola tersebut, tarbiyah adalah hal yang wajib diikuti dan dilaksanakan oleh seluruh kader PKS dimana halaqah/liqo‟ lah yang menjadi sarana awal dan sebuah keabsahan yang memiliki legitimasi di internal partai.Untuk kelemahan pola tarbiyah terletak pada tidak meratanya persebaran SDM murabbi di masing- masing kecamatan yang ada di Kota Medan sehingga sering terjadinyan libur

170

dan berhentinya suatu agenda liqo’dan hal ini sebagai tugas penting bagi DPD

PKS Kota Medan dalam membina dan melaksanakan pelatihan murabbi secara berkesinambungan.

Sebagai kesimpulan, ketiga pola tersebut saling mengisi dan mendukung meraup calon kader dan proses pendidikannya. Pola tarbiyah sebagai wadah pendidikan memiliki peran yang paling eksis dari ketiga pola tersebut dan halaqah/liqo’ merupakan dasar kekuatan pola pengkaderan PKS Kota Medan

Liqo’ juga merupakan kebudayaan para kader-kader PKS di Kota Medan baik yang berada di ranah formal maupun informal, karena seluruh calon kader dan kader diajurkan dan diarahkan ke dalam agenda-agenda tarbiyah dan di pola tarbiyah lah para calon kader ditempah dan dibentuk dalam tarbiyah yang dilakukan oleh PKS yang modul dan strategi-strategi tersebut telah disusun sistematis dan konseptual dalam sistem kaderisasinya.

Dalam analisis secara antropologis, PKS yang merupakan kendaraan untuk mencapai sebuah kekuasaan tidak hanya semata melaksanakan aktivitasnya dari sudut pandang formal sebuah partai saja tetapi juga melakukan praktek-praktek upacara sakral demi strategi dan manipulasi- manipulasinya.

7.2 Saran

Dalam pandangan penulis terhadap Sistem Kaderisasi Partai Keadilan

Sejatera Kota Medan juga ada yang harus sedikit yang diperbaiki terutama transparansi database kader-kader yang terjaring dalam sistem rekrutmen

171

jama‟i, lebih mengusahakan pendekatan kepada para anak muda yang putus sekolah, broken home dan yang memiliki masalah sosial lainnya kepada kegiatan tarbiyah agar slogan Bersih dan Peduli itu tidak hanya sekedar slogan dan memiliki nilai substantive. Di samping itu juga memperbaiki koordinasi di setiap DPC PKS yang berada di Kota Medan agar database kader tetap up to date dan memberdayakan secara optimal kader-kader dan simpatisan tingkat bawah bawah.

Untuk di Kota Medan sendiri, ada beberapa masalah dalam penyebaran murabbi yang memiliki komptensi yang kurang memadai seperti di daerah-daerah kecamatan yang jauh dari kota seperti Medan Belawan,

Medan Labuhan dan Medan Marelan serta kelurahan/desa sebagian besar kecamatan yang disebut sebelumnya. Hal ini disebabkan karena kemauan seorang murabbi lemah, akomodasi danamurabbi yang terbatas dan kurang bisa berbaur dengan beberapa budaya masyarakat yang apatis dan lingkungan budaya yang memiliki banyak masalah sosial seperti narkoba, perjudian dan premanisme di daerah tersebut.

Untuk masalah sumber daya manusia, kader-kader PKS Kota Medan yang telah layak menjadi murabbi diberikan kepelatihan murabbi yang intens dan berkelanjutan agar dapat membentuk watak kader-kader yang baik menurut syari‟at agama Islam seperti jujur, amanah terbuka dan kreatif agar tidak hanya menjadi aktor politik semata tetapi juga memiliki keahlian yang menghasilkan nilai ekonomis untuk dirinya sendiri maupun untuk bernegara.

172

DAFTAR PUSTAKA

Amirin, Tatang M. (1996): Pokok-Pokok Teori Sistem. Jakarta: Rajawali Pers.

Balandier, Georges. (1996):Antropologi Politik.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Breet, A. (1991). Why Gender is a Development. London: Changing Perseption, Writing on Gender and Development.

Budiardjo, Miriam. (2002):Dasar-Dasat Ilmu Politik.Jakarta: Gramedia.

Bungin, Burhan. (2007):Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Persada.

Classen, H.J.M. (1998):Antropologi Politik suatu Orientasi.Jakarta: Erlangga.

Djoni Edward (2006):Efek Bola Salju PKS. Bandung: Syaamil Cipta Media.

Giddens, Anthony. (2003):Teori Strukturasi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Muhtadi, Burhanuddin. (2012):Dilema PKS: Suara dan Syariah, Jakarta: Indonesia: Kepustakaan Populer Gramedia.

Irawan, Prastya. (1999):Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Repro Internasional.

Koentjaraningrat (2009):Pengantar Ilmu Antropologi Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

(1998): Sejarah Antropologi II. Jakarta: Universitas Indonesia.

(1990): Metode-Metode Penelitian Masyarakat,Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

173

Jurdi, Syarifuddin. (2008):Pemikiran Politik Islam Indonesia Pertautan Negara Khilafah, Masyarakat Madani dan Demokrasi, Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Rahmad Immanuddin M. (2012): Ideologi Politik PKS, Dari Masjid Kampus ke Gedung Parlemen. Jakarta: LKis.

Rudyansjah, Tony. (2015): Antropologi Agama, Wacana-Wacana Mutakhir Dalam Kajian Religi, Jakarta: Universitas Indonesia.

Sibarani, Robert. (2004): Antropologi Linguistik, Medan: Poda.

Spradley, James P. (2006): Metode Etnografi,Yogyakarta: Tiara Wacana.

R. Sukma & C. Joewono (ed.). (2007): Islamic Thought and Movements in Contemporary: Indonesia, Centre for Strategic and International Studies.

Saifuddin, Achmad. F. (2005): Antropologi Kontemporer Cetakan I. Jakarta: Kencana.

Sitepu, Anthonius. (2004): Sistem Politik Indonesia: Medan: FISIP-Press

Syam, Firdaus, Amien Rais dan Yuzril Ihza Mahendra. (2003): Pintas Politik Indonesia Modern, Jakarta: Khairu Bayan, Sumber Pemikiran Islam.

Warjio. (2013): Politik Pembangunan Islam. Medan: Perdana Publishing.

Azhari, Taupik (2014): Skripsi: Pola Kaderisasi Partai Golkar di Kota Pematang Siantar.

174

Sumber Lain:

 AD-ART PKS  PLATFORM Kebijakan PKS

 http://id.m.wikipedia.org/wiki/organisasi_sosial. (diakses 17 september 2016)

 http://www.rmol.co/read/2013/07/04/117138/Jubir-PKS:-Kita-Hanya- Punya-Hubungan-Hati-dengan-Ikhwanul-Muslimin-di-Mesir

(diakses pada tanggal 21 Maret 2016)

 http://www.pksmedan.com/2015/04/pks-mazhab-baru-politik-islam- dan.html(diakses pada tanggal 21 Maret 2016)

 http://Ananta, Aris; Arifin, Evi Nurvidya & Suryadinata, Leo (2004), Indonesian Electoral Behaviour: A Statistical Perspective, Indonesia's Population Series, Singapore: Institute of Southeast Asian Studies, ISBN 978-981-230-224-3, (diakses tanggal 21 Maret 2016)

 http://jawapos.com//2013/06/05-masdar-hilmy-untung ada-pks.html (diakses pada tanggal 21 Maret 2016)

 http://jawapos.com//2014/03/20-anik,-pks-jaringan-pemilih-muda- pkb-pijat-penumpang.htm (diakses pada tanggal 21 Februari 2016)

 http://dpcpksciracas.blogspot.ae/2015/02/tingkatkan-kinerja-partai- partai-pks-kota.html?m=1 (diakses pada tanggal 21 Maret 2016)

 http://duniapolitiku.blogspot.com/2010/02/antropologi- politik.html(diakses pada tanggal 20 Maret 2016).

175

 Id.wikipedia.org/wiki/budaya (diakses pada tanggal 21 Maret 2016)

 http://rebanas.com/kamus/politik/afiliasi-politik (diakses 10 Mei 2016)

 http://argyo.staff.uns.ac.id/2015/05/teori-strukturasi-dari-anthony- giddens/ (diakses pada tanggal 21 Maret 2016)

 http://jdih.kpu.go.id/pilkada/pilkada2015/index.php?go=view_rekap (diakses tanggal 25 April 2016)

 Sistem politik.http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_politik (diakses 9 Mei 2016)

 http://www.marxist.org/indonesia/archive/guevara/1962-kader.htm (diakses pada tanggal 25 April 2016).

176

DaftarNamaInforman:

1. Nama : HamzahSagimun,Lc Jabatan : KetuaKaderisasi PKS Kota Medan Usia : 45 tahun Pekerjaan : DosenHonorerdanWirausahaButik

2. Nama : DhiyahulHayatiS.Ag, M.Pd Jabatan :BendaharaUmum DPD PKS Kota Medan Usia : 41tahun Pekerjaan : WirausahaTupperweredanPengurus PAUD.

3. Nama : RazaliTaat, S.Pd.I Jabatan : KetuaKaderisasi PKS Kota Medan Usia : 45 tahun Pekerjaan : WirausahaObat Herbal dan Travel Haji &Umroh

4. Nama : Hendrik, S. Sos.I Jabatan : WakilSekertaris DPC PKS Medan Maimun Usia : 32 tahun Pekerjaan : SekertarisUmum BSMI Sumatera Utara

5. Nama : Ridwan, S.E Jabatan : Ketua DPC PKS Medan Polonia Usia : 32 tahun Pekerjaan : Wirausaha Air Tebu

6. Nama : Nana Indrayani, S.Si Jabatan : Staff Kesekertariatan DPD PKS Kota Medan Usia : 31 tahun Pekerjaan : WirausahaButik

7. Nama : Sabaruddin, S.E Jabatan : Wakil Ketua DPC PKS Medan Polonia Usia : 32 tahun Pekerjaan : PedagangSembako

8. Nama : Emi Jabatan : KaderMu’ayyin(Muda) DPC PKS Medan Polonia Usia : 40 tahun Pekerjaan : IbuRumahTangga

9. Nama : FitrahGinting, S.P Jabatan : KaderMuntasib (Madya) DPC PKS Medan Tuntungan Usia : 51tahun Pekerjaan : PegawaiSwasta

10. Nama : RifiNaufalAslam Jabatan : Kader Tamhidi(Pemula) DPC PKS Medan Polonia Usia : 18 tahun Pekerjaan : Pelajar

11. Nama : Kamariansyah Jabatan : Kader Mu’ayyin (Muda) DPC PKS Medan Polonia Usia : 43 tahun Pekerjaan : Pedagang