Sunan Gunung Djati

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Sunan Gunung Djati BIOGRAFI SUNAN GUNUNG DJATI Sang Penata Agama di Tanah Sunda DR. H. Wawan Hernawan, M.Ag. Dr. H. Ading Kusdiana, M.Ag. LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2020 Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT) Hernawan, Wawan Biografi Sunan Gunung Djati / Wawan Hernawan x + 203 hlm.; 25,7 cm. Daftar Sumber: hlm. 193 ISBN 978-623-93720-1-9 1. Biografi Sunan Gunung Djati I. Judul Pasal 44 (1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (2) Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana paling lama 5 (lima) tahun dan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). i BIOGRAFI SUNAN GUNUNG DJATI Sang Penata Agama di Tanah Sunda Penulis : Dr. H. Wawan Hernawan, M.Ag., Dr. H. Ading Kusdiana, M.Ag Setting dan Lay-out : Busro/Abdul Wasik Diterbitkan Mei 2020 Oleh LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung Gedung Lecture Hall Lantai I Kampus Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Jl. A.H. Nasution No. 105 - Cibiru - Bandung Telp. 022-7800525 Fax.022-7803936 email: [email protected] Cetakan Pertama, Mei 2010 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit. ii KATA PENGANTAR Buku yang sekarang ada di hadapan para pembaca merupakan hasil penelitian dari dua persahabatan yang terbangun cukup lama. Keduanya sudah saling kenal sejak kuliah S 1 meskipun dari fakultas berbeda. Wawan Hernawan berasal dari Fakultas Ushuluddin, sementara Ading Kusdiana dari Fakultas Adab dan Humaniora. Persahabatan mereka semakin dipererat ketika keduanya masuk pada Prodi Ilmu Sastra Bidang Ilmu Sejarah Pragram S 3 Universitas Padjadjaran. Ading Kusdiana masuk pada 2009, sedangkan Wawan Hernawan masuk pada 2010. Keduanya pun berada di bawah promotor yang sama, Prof. Dr. Hj. Nina Herlina Lubis, M.S. Selama proses pendidikan, keduanya mendapat undangan dari Henk Schulte Nordholt untuk mengikuti visiting research di Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (KITLV) Leiden- Belanda. Diakui, sistematika penulisan pada buku ini banyak dipengaruhi oleh tulisan Prof. Dr. Hj. Nina Herlina Lubis, dkk., ketika menyusun Biografi K.H. Anwar Musaddad (2015) dan tulisan Dr. H. Wawan Hernawan, M.Ag., ketika menyusun Biografi K.H. Abdul Halim 1887- 1962 (2018). Itulah “yang mungkin” merupakan distingsi dari buku ini, dibanding buku-buku lain yang telah terbit sebelumnya. Ketertarikan peneliti terhadap “Sunan Gunung Djati” dimulai dari kesadaran historis terhadap institusi tempat peneliti bekerja, UIN Sunan Gunung Djati. Meskipun nama Sunan Gunung Djati sudah lama dilekatkan pada institusi itu, yaitu lebih dari 50 tahun iii (April 1968-September 2018), kajian-kajian ilmiah akademis terkait tokoh itu belum banyak dilakukan. UIN Sunan Gunung Djati Bandung telah ketinggalan jauh oleh misalnya: J. L. A. Brandes yang telah memiliki perhatian sejak 1911 melalui Eenige Officiele Stukken met Betrekking tot Tjirebon, TBG.37/1894: 449-88 dan Babad Tjerbon, VBG 59, 2. Kedua tulisan Brandes tersebut kemudian dijadikan sumber primer oleh Atja ketika menyusun naskah akademik guna penetapan Hari Jadi Kota Cirebon melalui karyanya Carita Purwaka Caruban Nagari (Sejarah Asal-Usul Negara Cirebon). Sementara Edi S. Ekadjati, sejarawan dari Universitas Padjadjaran, menulis Sunan Gunung Djati dalam rangka pemenuhan tugas dari A. Teeuw, pimpinan Program Penataran Filologi untuk penelitian sejarah ketika menjadi mahasiswa di Leiden Universiteit, Belanda. Babad Tjerbon karya Brandes, kemudian oleh Ekadjati diberi judul, Babad Cirebon Edisi Brandes: Tinjauan sastra dan Sejarah. Selain Brandes, Atja, dan Ekadjati akademisi yang memberi perhatian kepada Sunan Gunung Djati adalah H.J. De Graaf dan T.H. G. T.H. Pigeaud. Mereka berdua menulis De Eerste Moslimse Vorstendommen op Java Studien over de Staatkundige Geschiedenis van de 15de en 16de Eeuw. Dalam karyanya, mereka mengetengahkan bab khusus tentang Riwayat Kerajaan- kerajaan di Jawa Barat Abad ke-16: Cirebon. Sejarawan Universitas Padjadjaran lainnya yang dalam beberapa karyanya tidak luput mengetengahkan Sunan Gunung Djati adalah Nina Herlina Lubis, dkk. Di antara karyanya, sebut saja misalnya, Sejarah Kota-Kota lama di Jawa Barat, Sejarah Tatar Sunda, dan Sejarah Perkembangan Islam di Jawa Barat. Dalam buku-buku tersebut, ketika membahas Islamisasi tanah Sunda, Nina dkk., selalu mengaitkan dengan Sunan Gunung Djati. Penulisan buku ini tentu tidak dimaksudkan untuk mengetengahkan seluruh aspeknya tentang Sunan Gunung Djati. Penyusunan buku ini lebih ditujukan pada dokumentasi riwayat hidup seorang tokoh, sehingga nilai-nilai kejuangannya dapat iv diwariskan kepada generasi penerus. Bagi keperluan studi sejarah, sesuai bidang keahlian penulis, penyusunan buku ini diharapkan dapat menjadi sumbangan untuk memperkaya historiografi Indonesia, khususnya dalam bentuk prosopografi (biografi tokoh). Melalui kajian ini diharapkan dapat memperjelas peran Sunan Gunung Djati, sesuai dengan topik kajian. Untuk itu, bersamaan dengan selesainya penyusunan buku ini, penulis sangat pantas menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak, baik institusional maupun individual yang telah berkontribusi dalam mewujudkan keinginan peneliti untuk ikut mengisi kekurangan literatur, hasil penelitian, atau dokumentasi tentang Sunan Gunung Djati. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya disampaikan kepada Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Dekan Fakultas Ushuluddin, Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, Ketua LP2M, dan Kapuslit UIN Sunan Gunung Djati Bandung atas kesempatan yang diberikan, sehingga peneliti mendapatkan Bantuan Penelitian Litapdimas 2019. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya juga disampaikan kepada unsur pimpinan Museum Negeri Sri Baduga Jawa Barat, Perpustakaan Pusat Unpad, pimpinan Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang, Keluarga Besar Keraton Kasepuhan Cirebon, Tokoh Masyarakat Cirebon, Pimpinan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, dan seluruh pihak yang telah memfasilitasi dan berkontribusi dalam penyusunan buku ini. Akhirnya, kepada semua pihak yang melalui cara mereka telah memberikan bantuan dan dukungan dalam penyelesaian buku ini, kami hanya mampu berucap, terima kasih, jazakumullah khaira jaza. Semoga balasan setimpal dianugerahkan Yang Mahakuasa untuk semuanya. Amiin. Bandung, Mei 2020 Penulis, v DAFTAR ISI Kata Pengantar .................................................................................. iii Daftar Isi ............................................................................................ vi Daftar Gambar/Peta/Bagan/Tabel ................................................ viii Transliterasi dan Singkatan .............................................................. ix BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1 1.2 Perumusan Masalah .................................................................... 6 1.3 Tujuan ........................................................................................... 6 1.4 Kontribusi .................................................................................... 7 BAB II METODOLOGI ............................................................. 11 2.1 Tinjauan Atas Karya Terdahulu ................................................ 11 2.2 Metode Penelitian ....................................................................... 14 2.3 Jadwal Penelitian Lapangan ....................................................... 17 BAB III LATAR BELAKANG PERJUANGAN SUNAN GUNUNG DJATI ........................................ 19 3.1 Letak dan Luas Wilayah ............................................................. 19 3.2 Hubungan Cirebon dengan Penguasa di Pakuan .................... 25 3.3 Nenek Moyang Sunan Gunung Djati ....................................... 33 3.4 Lahir dalam Kecintaan Dua Budaya ......................................... 47 3.5 Mencari Nabiyallah Muhammad Saw. ....................................... 57 3.6 Cirebon Menyambut Sunan Gunung Djati .............................. 75 vi 3.7 Mengemban Panatagama eekaligus Panatanagara ....................... 81 3.7.1 Masa Perintisan Negeri Cirebon ............................................. 81 3.7.2 Masa Keemasan Kerajaan Cirebon ......................................... 83 3.7.3 Keluarga dan Keturunan Sunan Gunung Djati ..................... 92 3.7.4 Akhir Hayat dan Eksistensi Kerajaan Islam Cirebon Pasca Sunan Gunung Djati ...................................................... 101 BAB IV POKOK-POKOK PERJUANGAN SUNAN GUNUNG DJATI ......................................... 113 4.1 Gagasan dan Pemikiran Sunan Gunung Djati ......................... 113 4.1.1 Pemahaman Alquran dan Hadis ............................................ 113 4.1.2 Kecenderungan Tasawuf ........................................................ 117 4.1.3 Gagasan Pesantren ................................................................... 124 4.1.4 Perlunya Tajug .......................................................................... 129 4.1.5 Tatanan Etika .........................................................................
Recommended publications
  • Bustamin , Islam Di Jawa Hubungannya Dengan Dunia Melayu | 113
    Bustamin , Islam Di Jawa Hubungannya Dengan Dunia Melayu | 113 ISLAM DI JAWA Hubungannya Dengan Dunia Melayu Oleh: Bustamin [email protected] Abstrak : Islam di Asia Tenggara mempunyai daya tarik untuk diteliti, karena tidak hanya sekedar tempat bagi agama besar dunia –Islam, Budha, Kristen dan Hindu—tetapi juga penyebarannya sedemikian rupa sehingga ikatan-ikatan yang mempersatukan pengikutnya dapat mengaburkan dan sekaligus menegaskan batas-batas perbedaan politis dan teritorial. Dalam masalah ini kasus Islam adalah yang paling menarik, mengingat para pengikutnya terdapat di hampir semua negara Asia Tenggara dalam jumlah yang besar. Penelusuran kembali sumber-sumber lokal yang berhubungan dengan kesultanan di Jawa menjadi penting dilakukan. Dengan penelusuran ini diharapkan akan diperoleh data dan fakta mengenai sejarah awal dan perkembangan Islam di Jawa. Data dan fakta tersebut kemudian diidentifikasi, dideskripsikan, diverifikasi, dan dihadirkan sebagai bukti sejarah yang dapat dipercaya. Dalam rangka penelusuran data dan fakta tersebut, ISMA mengadakan seminar Islam di Asia Tenggara, salah satunya adalah Islam di Jawa, yaitu datang, masuk dan berkembangnya. Kata Kunci: Islam, Jawa, Melayu, Dunia, Sejarah A. Pendahuluan Sampai sekarang, sejarah masuknya dan berkembangnya Islam di Asia Tenggara, masih menjadi perdebatan dan menjadi kajian yang menarik. Permasalahannya masih berkisar kapan masuknya Islam, siapa pembawanya, wilayah mana yang pertama kali didatangi, serta bagaimana proses pengislamannya. Terkait dengan perkembangan
    [Show full text]
  • Kearifan Lokal Tahlilan-Yasinan Dalam Dua Perspektif Menurut Muhammadiyah
    KEARIFAN LOKAL TAHLILAN-YASINAN DALAM DUA PERSPEKTIF MENURUT MUHAMMADIYAH Khairani Faizah Jurusan Pekerjaan Sosial Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan kalijaga Yogyakarta [email protected] Abstract. Tahlilan or selamatan have been rooted and become a custom in the Javanese society. Beginning of the selamatan or tahlilan is derived from the ceremony of ancestors worship of the Nusantara who are Hindus and Buddhists. Indeed tahlilan-yasinan is a form of local wisdom from the worship ceremony. The ceremony as a form of respect for people who have released a world that is set at a time like the name of tahlilan-yasinan. In the perspective of Muhammadiyah, the innocent tahlilan-yasinan with the premise that human beings have reached the points that will only get the reward for their own practice. In addition, Muhammadiyah people as well as many who do tahlilan-yasinan ritual are received tahlian-yasinan as a form of cultural expression. Therefore, this paper conveys how Muhammadiyah deal with it in two perspectives and this paper is using qualitative method. Both views are based on the interpretation of the journey of the human spirit. The human spirit, writing apart from the body, will return to God. Whether the soul can accept the submissions or not, the fact that know the provisions of a spirit other than Allah swt. All human charity can not save itself from the punishment of hell and can not put it into heaven other than by the grace of Allah swt. Keywords: Tahlilan, Bid’ah, Muhammadiyah Abstrak. Ritual tahlilan atau selamatan kematian ini sudah mengakar dan menjadi budaya pada masyarakat Jawa yang sangat berpegang teguh pada adat istiadatnya.
    [Show full text]
  • Kajian Historis Relasi Keraton Kanoman Dan Pesantren Buntet Cirebon
    Jejak Syiah Dalam Kesenian Tabot Bengkulu; Suatu Telaah Sejarah GERAKAN ISLAM KEBANGSAAN MBAH MUQAYYIM; KAJIAN HISTORIS RELASI KERATON KANOMAN DAN PESANTREN BUNTET CIREBON Yoyon PPM Islam Nusantara STAINU Jakarta Abstract The article talks about a relationship system between keraton and pesantren in Cirebon in framework of historical of the 18th M century. It Refers to discuission tendency about pesantren and its authority. Both two institutions are interpreted in a separated manner. Whereas there is a number of evidences that this relationship between pesantren and keraton as an institution power in Java has a close connection. This Study is based on an argument that keraton and pesantren have close relationship with a side lineage or in building Cirebon Islamic character. Except uses historical approach, this research also uses multidimensional approach through many knowledge discipline approaches, such as Anthropology, Sociology, and Cultures. This article is not only revealing the historical element of keraton relationship but also discusses about Islamic nationality movement by a mufti figure, Mbah Muqayyim. An against religion movement’s figure to colonialist which basically, is spirit protectionto the religion and nationality. The result can be concluded that keraton and pesantren relationship system in Cirebon is made through kinship, scientific transmission and tradition preservation concept Where Mbah Muqayyimas an important figure who contributes to save the keraton’s religious tradition whichis threatened by colonial ist dominance in surroundings Keraton Kanoman. Key words: Indigenous Institutions, Dutch Colony, Religious Agents Abstrak Tulisan ini membahas tentang pola hubungan antara keraton dan pesantren di Cirebon dalam kerangka historis abad ke 18 M. Mengacu pada kecenderungan kajian-kajian tentang pesantren dan kekuasaan, dua institusi tersebut cenderung didekati secara terpisah.
    [Show full text]
  • Download Download
    KAJIAN PENDAHULUAN TEMUAN STRUKTUR BATA DI SAMBIMAYA, INDRAMAYU The Introduction Study of Brick Structural Found in Sambimaya, Indramayu Nanang Saptono,1 Endang Widyastuti,1 dan Pandu Radea2 1 Balai Arkeologi Jawa Barat, 2 Yayasan Tapak Karuhun Nusantara 1Jalan Raya Cinunuk Km. 17, Cileunyi, Bandung 40623 1Surel: [email protected] Naskah diterima: 24/08/2020; direvisi: 28/11/2020; disetujui: 28/11/2020 publikasi ejurnal: 18/12/2020 Abstract Brick has been used for buildings for a long time. In the area of Sambimaya Village, Juntinyuat District, Indramayu, a brick structure has been found. Based on these findings, a preliminary study is needed for identification. The problem discussed is regarding the type of building, function, and timeframe. The brick structure in Sambimaya is located in several dunes which are located in a southwest-northeastern line. The technique of laying bricks in a stack without using an adhesive layer. Through the method of comparison with other objects that have been found, it was concluded that the brick structure in Sambimaya was a former profane building dating from the early days of the spread of Islam in Indramayu around the 13th - 14th century AD. Keywords: Brick, structure, orientation, profane Abstrak Bata sudah digunakan untuk bangunan sejak lama. Sebaran struktur bata telah ditemukan di kawasan Desa Sambimaya, Kecamatan Juntinyuat, Indramayu. Berdasarkan temuan itu perlu kajian pendahuluan untuk identifikasi. Permasalahan yang dibahas adalah mengenai jenis bangunan, fungsi, dan kurun waktu. Struktur bata di Sambimaya berada pada beberapa gumuk yang keletakannya berada pada satu garis berorientasi barat daya – timur laut. Teknik pemasangan bata secara ditumpuk tanpa menggunakan lapisan perekat.
    [Show full text]
  • The Wayangand the Islamic Encounter in Java
    25 THE WAYANG AND THE ISLAMIC ENCOUNTER IN JAVA Roma Ulinnuha A Lecture in Faculty of Ushuluddin, Study of Religion and Islamic Thoughts, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Email: [email protected] Abstrak Penelitian ini membahas hubungan antara wayang dan proses penyebaran Islam. Wayang adalah fenomena budaya Jawa yang digunakan oleh para wali pada sekitar abad ke-15 dan ke-16 sebagai media dakwah Islam. Tulisan ini fokus pada Serat Erang-Erang Nata Pandawa yang mengulas tentang karakter Pandawa dalam hubungannya dengan Islam. ﻣﺴﺘﺨﻠﺺ – (Wayang ) ) . ( . (Serat Erang-Erang Nata Pandawa ) - ( ) . Keywords: Wayang, Serat Erang-Erang, Javanese, Wali A. Introduction It has been an interesting stance to discuss the relationship between religion and community in terms of the variety of possibilities of some unique emergences in the process. While people regards religious realms a total guidance that relates the 26 Millah Vol. X, No. 1, Agustus 2010 weakness of human being to the powerful—the Covenant, Javanese people, views religion providing a set of beliefs, symbols and rituals which have been faced a rigorous encounter along with the development of communities in the past, in the present and in the future. The dawn of Islam in Java shared the experience of this relationship, found in why and how the wali used the wayang in supporting their religious types of activities under the authority of the Court of Demak. The research discusses the relationship between the wayang and the role of wali ‘Saint’ in spreading Islam under the patron of the Court of Demak from the fifteenth to the sixteenth centuries. There have been some research conducted on the same field, but this aims at discussing the wayang as the phenomena of cultural heritage of the Javanese descendents and inhabitants, while the wali ‘Saint’ is framed as the element of religious representation in Java at the time.
    [Show full text]
  • Pola Komunikasi Pemangku Jabatan Keraton Kasepuhan Dengan Pejabat Pemerintah Kota Cirebon
    POLA KOMUNIKASI PEMANGKU JABATAN KERATON KASEPUHAN DENGAN PEJABAT PEMERINTAH KOTA CIREBON Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: AHMAD FAJAR NUGRAHA NIM: 1111051000033 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H./2017 M. ABSTRAK Ahmad Fajar Nugraha Pola Komunikasi Pemangku Jabatan Keraton Kasepuhan Dengan Pejabat Pemerintah Kota Cirebon Cirebon merupakan suatu daerah yang berada di pesisir Jawa Barat. Sebagai salah satu daerah tertua di Indonesia, Cirebon pun memiliki sejarah yang cukup panjang. Hal ini bisa kita lihat dari warisan cagar budaya berupa Keraton yang hingga saat ini masih ada dan turut memegang peranan penting pada masyarakat Cirebon, utamanya perihal masalah budaya dan kebudayaan. Dengan masih berdiri dan berperannya Keraton membuat Cirebon memiliki dua model pemerintahan, Keraton Kasepuhan sebagai pemerintahan kultural dan Pemerintah Kota sebagai pemerintahan struktural. Keberadaan dua pemerintahan tersebut tentunya sangat rentan akan konflik jika tidak dilakukan upaya pemeliharaan hubungan yang baik. Upaya pemeliharaan hubungan yang baik tersebut mutlak dilakukan demi kemajuan Cirebon secara struktur dan infrastruktur. Berdasarkan pemaparan di atas tersebut ditemukan rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana pola komunikasi pemangku jabatan Keraton Kasepuhan dengan pejabat Pemerintah Kota? Bagaimana pola komunikasi pejabat Pemerintah kota dengan pemangku jabatan Keraton Kasepuhan? Metode penelitian yang digunakan kali ini adalah penelitian kualitatif. Di mana peneliti berupaya untuk menelaah sebanyak mungkin data mengenai subjek yang diteliti. Adapun teknik pengumpulan data yang berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Teori yang digunakan adalah interaksionisme simbolik yang dicetuskan oleh George Herbert Mead. Dalam hal ini individu bergerak atau merespon stimulus bergantung pada simbol yang digunakan dan pemaknaan dari simbol tersebut.
    [Show full text]
  • The Islamic Traditions of Cirebon
    the islamic traditions of cirebon Ibadat and adat among javanese muslims A. G. Muhaimin Department of Anthropology Division of Society and Environment Research School of Pacific and Asian Studies July 1995 Published by ANU E Press The Australian National University Canberra ACT 0200, Australia Email: [email protected] Web: http://epress.anu.edu.au National Library of Australia Cataloguing-in-Publication entry Muhaimin, Abdul Ghoffir. The Islamic traditions of Cirebon : ibadat and adat among Javanese muslims. Bibliography. ISBN 1 920942 30 0 (pbk.) ISBN 1 920942 31 9 (online) 1. Islam - Indonesia - Cirebon - Rituals. 2. Muslims - Indonesia - Cirebon. 3. Rites and ceremonies - Indonesia - Cirebon. I. Title. 297.5095982 All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying or otherwise, without the prior permission of the publisher. Cover design by Teresa Prowse Printed by University Printing Services, ANU This edition © 2006 ANU E Press the islamic traditions of cirebon Ibadat and adat among javanese muslims Islam in Southeast Asia Series Theses at The Australian National University are assessed by external examiners and students are expected to take into account the advice of their examiners before they submit to the University Library the final versions of their theses. For this series, this final version of the thesis has been used as the basis for publication, taking into account other changes that the author may have decided to undertake. In some cases, a few minor editorial revisions have made to the work. The acknowledgements in each of these publications provide information on the supervisors of the thesis and those who contributed to its development.
    [Show full text]
  • Suluk Pesisiran Dalam Arsitektur Masjid Agung
    PURBAWIDYA: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Arkeologi p-ISSN: 2252-3758, e-ISSN: 2528-3618 ■ Terakreditasi Kementerian Ristekdikti No. 147/M/KPT/2020 Vol. 10 (1), Juni 2021, pp 29 – 44 ■ DOI: https://doi.org/10.24164/pw.v10i1.378 SULUK PESISIRAN DALAM ARSITEKTUR MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON, INDONESIA Suluk Pesisiran in The Architecture of The Masjid Agung Sang Cipta Rasa of Cirebon-Indonesia Wawan Hernawan1), B. Busro1), Mudhofar Muffid2) 1) Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung Jalan AH Nasution no. 105, Bandung, Jawa Barat, Indonesia 2) Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon Jalan Evakuasi no.11 Kota Cirebon, Jawa Barat, Indonesia e-mail: [email protected] (Coresponding Author) Naskah diterima: 06-08-2021 - Revisi terakhir: 10-06-2021 Disetujui terbit: 28-06-2021 - Tersedia secara online: 30-06-2021 Abstract The purpose of this paper is to analyze suluk on the architecture of Sang Cipta Rasa Great Mosque, Cirebon. The research is qualitative non-hypothetical through four stages of the historical method with multidisciplinary approach. The result of this research is that Wali Songo are brilliant in packaging Islamic teachings about the path to inner perfection in finding the authenticity of life leading to His goodness. Islamic teaching is not only preached through classical Javanese literary works (macapat, song) or performing arts (wayang, barong, topêng, and ronggêng), but also through mosque architecture. The conclusion of this research is that there is the beauty of coastal suluk teaching in a number of architectures element of Sang Cipta Rasa Grand Mosque. This study recommends further research on a number of other archaeological relics, either in Cirebon or along the North coast of Java that have a history of spreading Islam.
    [Show full text]
  • FENOMENA PERGESERAN KONFLIK PEMIKIRAN ISLAM DARI TRADISIONALIS Vs MODERNIS KE FUNDAMENTALIS Vs LIBERALIS
    20 FENOMENA PERGESERAN KONFLIK PEMIKIRAN ISLAM DARI TRADISIONALIS vs MODERNIS KE FUNDAMENTALIS vs LIBERALIS Khoirul Huda* Abstract: A new mode of religious conflict has emerged in Indonesia following the fall of the old regime in the country. The conflict in point is that between the fundamentalists and the liberals, one that means that the nuance of the conflict is no longer organizational any more than it is ideological. We now rarely hear about the conflicts between the traditionalists and the modernists, just as we now rarely are capable of differentiating their basic tenets. The difference between the two has now become to a large extent vague. In the meantime, conflicts are now taking place between the fundamentalists and the liberals on almost regular basis. Hence, we hear the conflict for example between the FUUI and Ulil Abshar Abdalla who received death threat from the afro-mentioned organization. And also the so-called Monas Tragedy, which for some reflects the real tension between the two currents of thought. This paper is designed to analyze this conflictual phenomenon and the implication that may emerge thereof by using the Post- structural theory, which is the continuation of the structuralist theory of Levi-Strauss. What we mean by the Post-structural theory is that which is developed by Michel Foucault (d. 1984) where he speaks of the archeology of knowledge and the genealogy of power. In Foucault’s theory, the former is to do with the organization of documents, their classification, their distribution and management in an orderly manner so as to enable us to differentiate between which are relevant and which are not.
    [Show full text]
  • Pengaruh Arsitektur Hindu-Jawa, Cina, Islam-Jawa, Dan Kolonial Terhadap
    SKRIPSI 44 PENGARUH ARSITEKTUR HINDU-JAWA, CINA, ISLAM-JAWA, DAN KOLONIAL TERHADAP BENTUK, TATA RUANG, DAN ORNAMEN PADA LANGGAR KUNO (STUDI KASUS : LANGGAR DI KOMPLEKS KERATON KASEPUHAN DAN KERATON KANOMAN) NAMA : ALVIN DWISYAHPUTRA JENIE NPM : 2012420078 PEMBIMBING: INDRI ASTRINA, S.T., M.A UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR Akreditasi Institusi Berdasarkan BAN Perguruan Tinggi No: 4439/SK/BAN-PT/ Akred/PT/XI/2017 dan Akreditasi Program Studi Berdasarkan BAN Perguruan Tinggi No: 429/SK/BAN-PT/Akred/S/XI/2014 BANDUNG 2018 SKRIPSI 44 PENGARUH ARSITEKTUR HINDU-JAWA, CINA, ISLAM-JAWA, DAN KOLONIAL TERHADAP BENTUK, TATA RUANG, DAN ORNAMEN PADA LANGGAR KUNO (STUDI KASUS : LANGGAR DI KOMPLEKS KERATON KASEPUHAN DAN KERATON KANOMAN) NAMA : ALVIN DWISYAHPUTRA JENIE NPM : 2012420078 PEMBIMBING : INDRI ASTRINA, S.T., M.A PENGUJI : Dr. Ir. YUSWADI SALIYA, M.Arch., IAI Dr. Ir. RAHADHIAN PRAJUDI HERWINDO, MT. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR Akreditasi Institusi Berdasarkan BAN Perguruan Tinggi No: 4439/SK/BAN-PT/ Akred/PT/XI/2017 dan Akreditasi Program Studi Berdasarkan BAN Perguruan Tinggi No: 429/SK/BAN-PT/Akred/S/XI/2014 BANDUNG 2018 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN SKRIPSI (Declaration of Authorship) Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Alvin Dwisyahputra Jenie NPM : 2012420078 Alamat : Jl. Kenanga No.18 Pasadena Residence, Caringin, Kota Bandung. Judul Skripsi : Pengaruh Arsitektur Hindu-Jawa, Cina, Islam-Jawa, dan Kolonial terhadap Bentuk, Tata Ruang, dan Ornamen pada Langgar Kuno (Studi Kasus : Langgar di Kompleks Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman) Dengan ini menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa : 1. Skripsi ini sepenuhnya adalah hasil karya saya pribadi dan di dalam proses penyusunannya telah tunduk dan menjunjung Kode Etik Penelitian yang berlaku secara umum maupun yang berlaku di lingkungan Universitas Katolik Parahyangan.
    [Show full text]
  • Pengalaman Sebagai Abdi Dalem Di Keraton Kasepuhan Cirebon
    Jurnal Empati, April 2016, Volume 5(2), 251-256 PENGALAMAN SEBAGAI ABDI DALEM DI KERATON KASEPUHAN CIREBON Fatimah Rahmi Ahdiani, Dinie Ratri Desiningrum Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275 [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengalaman seorang abdi dalem dalam menjalani kehidupannya di Keraton, penelitian ini didasari pada adanya fenomena sedikitnya masyarakat Indonesia yang memilih menjadi abdi dalem. Penelitian ini mendasarkan diri pada pendekatan fenomenologis, dengan analisis data Interpretative Phenomenologycal Analysis (IPA), serta menggunakan teknik penelitian purposive sampling. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah empat orang dengan karakteristik lebih dari lima tahun mengabdi, berusia dewasa, boleh memiliki pekerjaan lain, dan boleh berperan ganda di Keraton. Hasil peneliti menunjukkan bahwa dalam pengalaman sebagai abdi dalem terdapat tiga pokok pembahasanya itu perjalanan awal, gambaran dan penghayatan. Perjalanan awal didapatkan dari bentuk tanggung jawab dan pengabdian kepada leluhur, serta dukungan dari lingkungan sekelilingnya. Gambaran kehidupan abdi dalem tidak lepas dari peran yang dijalani masing-masing beserta dengan liku-liku yang dijalani, untuk memenuhi kehidupannya, beberapa abdi dalem memiliki pekerjaan lain. Dalam menjalani perannya sebagai abdi dalem, para abdi dalem tidak lepas dari dukungan keluarga maupun dukungan masyarakat. Para abdi dalem menyatakan selama menjadi abdi dalem mereka merasakan ketenangan dan rasa bangga, selain itu para abdi dalem juga memiliki harapan bahwa mereka akan tetap menjadi abdi dalem di masa yang akan datang, sehingga dapat hidup bermanfaat. Kata kunci: pengalaman; abdi dalem; keraton; Cirebon Abstract The purpose of this study is to understand the experience as a courtiers in living his life in the palace of Kasepuhan Cirebon, This research based on that people in indonesia have chosen to become courtiers.
    [Show full text]
  • Folklor Candi Cangkuang: Destinasi Wisata Berbasis Budaya, Sejarah, Dan Religi
    FOLKLOR CANDI CANGKUANG: DESTINASI WISATA BERBASIS BUDAYA, SEJARAH, DAN RELIGI Sri Rustiyanti [email protected] Prodi Antropologi Budaya, Fakultas Budaya dan Media Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Artikel diterima: 2 Juli 2018 Artikel direvisi: 18 Juli 2018 Artikel disetujui: 25 Juni 2018 ABSTRACT West Java has a variety of cultural, historical and religious potential that can be developed as the main tourist attraction, especially in Cangkuang Temple, Leles District, Garut Regency. Cangkuang Temple is one form of non-verbal folklore (artifact) inherited from two religions, namely Hinduism and Islam. The relics of Hinduism are the statue of Lord Shiva which is thought to date from the VIII century and the relics of Islam originated in the seventeenth century with the remains of the tomb of the Eyang Embah Dalem Arief Muhammad. The potential of Cangkuang Temple is quite interesting as one of the non-oil and gas foreign exchange tourism assets that needs to be improved in its management and empowerment. Therefore, the readiness of the Kampung Pulo community in developing tourism based on culture, history and religion still needs to be improved. Unpreparedness can be seen from the form of tourism development in each segment that has not been holistic and has not yet synergized with each other, regardless of the socio-cultural diversity of each, as well as the unclear market segments that will be targeted for development. Thus it is necessary to conduct research that aims to map the zoning of tourism development in accordance with the character of the community in the Garut Regency region.
    [Show full text]