LAJU PERTUMBUHAN PDRB SEKTOR AKOMODASI DAN RESTORAN DI PROVINSI NTT: SEBUAH ANALISIS SPASIAL

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Oleh: Henk Mardily 2014110010

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS EKONOMI PROGRAM SARJANA EKONOMI PEMBANGUNAN Terakreditasi Berdasarkan Keputusan BAN-PT No. 1759/SK/BAN-PT/Akred/S/VII/2018 BANDUNG 2019

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS EKONOMI PROGRAM SARJANA EKONOMI PEMBANGUNAN

PERSETUJUAN SKRIPSI

LAJU PERTUMBUHAN PDRB SEKTOR AKOMODASI DAN RESTORAN DI PROVINSI NTT: SEBUAH ANALISIS SPASIAL

Oleh: Henk Mardily 2014110010

Bandung, Januari 2019

Ketua Program Sarjana Ekonomi Pembangunan,

Dr. Miryam B. L. Wijaya

Pembimbing,

Hilda Leilani Masniaritta Pohan, Ph.D,

GDRP GROWTH OF ACCOMMODATION AND RESTAURANT SECTOR IN NTT PROVINCE: A SPATIAL ANALYSIS

UNDERGRADUATE THESIS

Submitted to complete part of the requirements for Bachelor Degree in Economics

By Henk Mardily 2014110010

PARAHYANGAN CATHOLIC UNIVERSITY FACULTY OF ECONOMICS PROGRAM IN DEVELOPMENT ECONOMICS Accredited by National Accreditation Agency No. 1759/SK/BAN-PT/Akred/S/VII/2018 BANDUNG 2019

PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini, Nama : Henk Mardily Tempat, tanggal lahir : Bandung, 6 Februari 1996 NPM : 2014110010 Program Studi : Sarjana Ekonomi Pembangunan Jenis naskah : Skripsi

JUDUL Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Akomodasi dan Restoran Di Provinsi NTT: Sebuah Analisis Spasial

Pembimbing : Hilda Leilani Masniaritta Pohan, Ph.D.

MENYATAKAN Adalah benar-benar karya tulis saya sendiri: 1. Apapun yang tertuang sebagai bagian atau seluruh isi karya tulis saya tersebut di atas dan merupakan karya orang lain (termasuk tapi tidak terbatas pada buku, makalah, surat kabar, internet, materi perkuliahan, karya tulis mahasiswa lain), telah dengan selayaknya saya kutip, sadur atau tafsir dan jelas telah saya ungkap dan tandai 2. Bahwa tindakan melanggar hak cipta dan yang disebut plagiat (plagiarism) merupakan pelanggaran akademik yang sanksinya dapat merupakan peniadaan pengakuan atas karya ilmiah dan kehilangan hak kesarjanaan. Demikian pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan oleh pihak manapun.

Pasal 25 Ayat (2) UU.No.20 Tahun 2003: Bandung, Lulusan perguruan tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk memperoleh gelar akademik, profesi, atau vokasi terbukti Dinyatakan tanggal : 16 Januari 2019 merupakan jiplakan, dicabut gelarnya. Pasal 70: Lulusan yang karya ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan gelar Pembuat pernyataan: akademik, profesi, atau vokasi sebagai mana dimaksud dalam Pasal 25 Ayat (2) terbukti

merupakan jiplakan dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 200 juta. (Henk Mardily)

ABSTRAK

Terpilihnya Taman Nasional menjadi bagian dari New 7 Wonders of Nature pada tahun 2011 tidak hanya meningkatkan Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Akomodasi dan Restoran di Kabupaten Manggarai Barat. Pada kenyataannya, terdapat beberapa Kabupaten/Kota yang memiliki laju pertumbuhan lebih cepat. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui korelasi spasial pada Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Akomodasi dan Restoran di Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur. Selain itu, jika terdapat korelasi spasial, peneliti pun ingin mengetahui apakah Kabupaten/Kota dengan Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Akomodasi dan Restoran tinggi akan berada di sekitar Kabupaten Manggarai Barat. Dengan menggunakan teknik analisis Indeks Moran, penelitian ini menunjukkan bahwa adanya korelasi spasial pada Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Akomodasi dan Restoran di Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur. Selanjutnya, hasil dari Moran’s Scatterplot menunjukkan bahwa Kabupaten/Kota dengan Laju Pertumbuhan tinggi tidak berada di sekitar Kabupaten Manggarai Barat. Indikasi dari hasil tersebut adalah tidak memadainya aspek aksesibilitas untuk mendukung aktivitas wisatawan. Selain itu, letak Kabupaten Manggarai Barat yang berada di paling ujung Provinsi Nusa Tenggara Timur menyebabkan sulitnya wisatawan untuk mengakses beberapa destinasi pariwisata lain yang berada di Provinsi Nusa tenggara Timur.

Kata Kunci: laju pertumbuhan PDRB Sektor Akomodasi dan Restoran, taman nasional Komodo, indeks moran, moran’s scatterplot

v

ABSTRACT

The choosing of Komodo National Park as a part of the New 7 Wonders of Nature in 2011 did not only increase the Growth GDRP of the Accommodation and Restaurant Sector in West Manggarai . In fact, there are several regencies that have faster growth rates than West . This study was conducted to find out whether there exists a spatial correlation of GDRP Growth of the Accommodation and Restaurant Sector in Province. In addition, if spatial correlation does exist, the author also aims to determine whether there is a clustering of high growth in GDRP of the Accommodation and Restaurant Sector around West Manggarai Regency. By using the Moran’s Index analysis technique, the result shows that there is spatial correlation in the growth of GDRP of the Accommodation and Restaurant Sector in the Regency of East Nusa Tenggara Province. Furthermore, the result from Moran's Scatterplot shows that Growth Rate of Accomodation and Restaurant sector GDRP did not cluster around West Manggarai Regency. This indicates that there is not adequate accessibility to support tourist activities. In addition, the fact that West Manggarai Regency is located at the western most part of East Nusa Tenggara Province has made it difficult for tourists to find other places in East Nusa Tenggara Province.

Keywords: GDRP growth of accommodation and restaurant sector, komodo national park, moran’s index, moran’s scatterplot

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yesus, karena atas kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan proses perkuliahan selama empat setengah tahun untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ekonomi, Universitas Katolik Parahyangan. Penulis pun bersyukur pada Tuhan Yesus yang telah memberikan berkat dan anugerah selama proses dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pertumbuhan PDRB Sektor Akomodasi dan Restoran di Provinsi NTT: Sebuah Analisis Spasial. Skripsi yang telah disusun oleh penulis disadari masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan di masa yang akan datang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak doa, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada:

1. Keluarga penulis, kedua orang tua penulis Bapak Mulyadi Jonatan dan Ibu Ester Telah, serta Kakak Rachel Lundini. Terimakasih atas doa, nasihat dan semua yang telah diberikan kepada penulis. 2. Ibu Masniaritta Pohan selaku dosen pembimbing penulis. Terimakasih atas seluruh bimbingan, nasihat, pikiran dan waktu kepada penulis. 3. Larasati Caesar Utoro, terimakasih atas dukungannya sejak masa SMA hingga kini penulis dapat menyelesaikan proses perkuliahan sekaligus Skripsi. 4. Ibu Noknik Karliya selaku dosen wali, terimakasih atas bimbingannya selama penulis berkuliah di Unpar. 5. Ibu Miryam, Ibu Ivantia, Ibu Januaritta, Ibu Noknik, Ibu Siwi, Ibu Anna, Bapak Chandra, Bapak Ishak, Bapak Suroso, Bapak Aswin, Bapak Yohanes Eko selaku dosen dan seluruh staf Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Katolik Parahyangan, terima kasih banyak atas waktu, pelajaran, dan pengalamannya dalam memberikan ilmu bagi penulis.

6. Vincentius Andrew Nugroho, Nizar Fadlurohman dan Radhityana Hilman selaku sahabat yang selalu menemani dalam suka dan duka. Terima kasih atas kebersamaan, ejekan, masukan, kritikan, canda tawa, motivasi, dan dukungannya selama ini.

7. Keluarga Ekonomi Pembangunan 2014: Kemal, Fikran, Anas, Indhira, Sarah, Naufal, Barata, Rey, Mika, Tilu, Alif, Arini, Benedik, Bila, Charamina, Devin, Dhoni, Eka, Martine, Haris, Jemy, Margaretha, Mariany, Dzikri, Firman, Naira, Okky, Rena, Sarah, Satrio, Utami, Gisela, Brian, Alif, Tannya dan Yuni. Terima

vii

kasih atas kebersamaan, kebahagiaan, dan dukungannya selama ini. Sukses untuk kita semua!

8. Keluarga besar Ekonomi Pembangunan UNPAR: Gerry, Pandu, Kak Deba, Gege, Kahfi, Jojo, Agung, Radit, Fikri, Rizfa, Rendra, Ijul, Ije, Iyay, Faishal, Faisal Angga, Faza, Nur, Rizal, Rania, Dikcit, Kaka, Aldwin, Hanan, Fiat, Sarah, Tama, Iman, Raisa, Sheby, Audi, Hanna, Laras, Farel, Sisi, Matthew, Nada, Gelora, Rama, Rio, Yolla, Dea, Kea, Aseng, Mingshen dan teman-teman Ekonomi Pembangunan angkatan 2010, 2011, 2012, 2014, 2015, 2016, dan 2017 lainnya. Terima kasih atas kebersamaan, kekeluargaan, pengalaman, serta kebahagiannya selama kuliah di EP Unpar. Bersatu Berjanji IESP Dihati!!!

9. Sahabat dari SMA: Christian Andrien, Billy Kurniawan, Turedo Naro, Kenneth Zefanya, Brian Sairado Purba, Rezky Chandra, Alfredo Krismayanto Hadi, Danu Ari Hidayat, Clifford Robert John, Samson Marangkey, Albert Timothy, Hanna, Clara dan Kezia Pj. Terimakasih atas canda tawa yang sudah diberikan.

10. Sahabat dari SMP “Fraternity”: Andrew Sinaga, Wisnu, Ryan, Chrisnanda, Daci, Wempy, Samuel, Fery, Ludo, dan Bagus. Terima kasih atas persahabatan, kebersamaan, hiburan, dan dukungan selama ini.

11. Bening Caesar Utoro, terimakasih atas candaannya selama ini.

12. Semua pihak dan rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas segalanya.

Bandung, 17 Januari 2019

Henk Mardily.

viii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...... v

ABSTRACT ...... vi

KATA PENGANTAR ...... vii

DAFTAR GAMBAR ...... xi

DAFTAR TABEL ...... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ...... 1

1.1 Latar Belakang ...... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ...... 5

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian...... 5

1.4 Kerangka Pemikiran ...... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...... 8

2.1 Tinjauan Teoritis ...... 8

2.2 Penelitian Terdahulu ...... 10

2.3 Tinjauan Terhadap Metode Penelitian ...... 13

BAB 3 METODE DAN OBJEK PENELITIAN ...... 17

3.1 Metode Penelitian ...... 17

3.2 Objek Penelitian ...... 20

3.3 Data dan Sumber Data ...... 24

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ...... 27

4.1 Hasil ...... 27

4.2 Pembahasan ...... 31

BAB 5 PENUTUP ...... 37

5.1 Hasil ...... 37

5.2 Implikasi Kebijakan ...... 39

Daftar Pustaka ...... 40

LAMPIRAN I ...... A-1

LAMPIRAN II ...... A-2

LAMPIRAN III ...... A-3

LAMPIRAN IV...... A-4 ix

RIWAYAT PENULIS ...... B-1

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pemikiran ...... 6

Gambar 2. Kurva Distance Function ...... 8

Gambar 3. Rook contiguity ...... 18

Gambar 4. Bishop Contiguity ...... 19

Gambar 5. Queen Contiguity ...... 19

Gambar 6. Ilustrasi Moran’s Scatterplot ...... 20

Gambar 7. Peta Wilayah Administrasi Provinsi Nusa Tenggara Timur ...... 21

Gambar 8. Moran’s-Scatterplot ...... 29

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rata-Rata Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Akomodasi dan Restoran 22 Wilayah di Nusa Tenggara Timur Tahun 2011-2016 ...... 4

Tabel 2. Jumlah Akomodasi Hotel Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2015 ...... 23

Tabel 3. Jumlah Akomodasi dan Restoran/Rumah Makan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2015 ...... 24

Tabel 4. Jumlah Wisatawan Provinsi Nusa Tenggara Timur menurut Kabupaten/Kota (Dalam Ribuan) ...... 34

xii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selama ini, perkembangan perekonomian di sangat didominasi oleh sektor industri manufaktur. Apabila dilihat dari kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi, sektor industri manufaktur mampu memberikan sumbangan yang paling besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 23,71 persen. Namun, di balik tingginya peran sektor industri manufaktur, laju pertumbuhan sektor tersebut justru mengalami penurunan dari tahun 2011 sebesar 6,14 persen menjadi 4,86 persen di 2014 (BPS, 2015). Penurunan tersebut disinyalir terjadi karena penggunaan bahan baku impor sebagai input sangat rentan terhadap nilai tukar (Surjaningsih et al., 2014). Selain itu, daya saing produk industri manufaktur dalam negeri pada tahun 2017 masih berada di peringkat 36 yang kemudian dianggap lemah jika dibandingkan dengan negara di ASEAN lainnya seperti, Singapura (3), Malaysia (23) dan Thailand (34) (Ridhwan et al., 2015). Oleh karena itu, sangat penting bagi Indonesia untuk mengantisipasi perlambatan pertumbuhan sektor yang selama ini menjadi andalan.

Salah satu sektor alternatif yang dapat menopang perekonomian Indonesia selain industri manufaktur adalah pariwisata. Alamsjah (2016) menyatakan bahwa pariwisata berhasil memberi sumbangan sebesar 10 persen terhadap PDB Indonesia. Dilihat dari sisi devisa, kontribusi yang diberikan bahkan mampu melampaui sektor industri manufaktur. Dari penciptaan lapangan pekerjaan, laju penyerapan tenaga kerja di sektor pariwisata mampu tumbuh sekitar 30 persen dalam 5 tahun. Selain itu, Kementerian Pariwisata (2015) juga menyatakan bahwa pariwisata merupakan sektor yang mampu bertahan pada saat krisis global. Hal tersebut dibuktikan melalui jumlah perjalanan internasional yang tetap menunjukkan pertumbuhan positif meskipun Indonesia sedang dilanda krisis ekonomi. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dikatakan bahwa pariwisata merupakan sektor potensial yang memiliki berbagai dampak positif, sehingga harus didukung oleh peran dari pemerintah. Dukungan tersebut ditunjukkan oleh Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2015 – 2019 mengenai peningkatan daya tarik suatu wilayah melalui penciptaan destinasi pariwisata 1 yang berdaya saing, baik di dalam maupun luar negeri. Untuk itu pemerintah membuat tata kelola suatu destinasi pariwisata yang diarahkan menuju peningkatan kualitas kunjungan wisatawan dalam bentuk pemasaran dan promosi, pengembangan sarana dan prasarana serta investasi. Selain itu, destinasi pariwisata

1 Destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas serta masyarakat yang terkait dan saling melengkapi terwujudnya kepariwisataan. 1

harus meningkatkan citra sebagai cara untuk dikenal oleh wisatawan luar maupun dalam negeri.

Lebih lanjut lagi, pengembangan potensi suatu wilayah melalui pariwisata merupakan salah satu upaya dalam memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan 2. Dash dan Bahera (2013) menjelaskan bahwa pariwisata merupakan salah satu cara untuk meminimalkan konflik antara pemerintah dan masyarakat lokal karena adanya perbedaan kepentingan. Masyarakat cenderung memanfaatkan lahan untuk pertanian sebagai sumber pendapatan namun pemerintah memiliki kewajiban untuk menjaga alam di wilayah tersebut. Di Indonesia, pemerintah dituntut untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal dan disaat yang bersamaan terdapat pula kewajiban untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan. Oleh karena itu, pemerintah kini memiliki fokus dalam membangun suatu destinasi pariwisata yang salah satunya difokuskan pada wisata alam yang terdiri atas, wisata bahari, petualangan dan ekologi. Dengan demikian, masyarakat lokal dapat lebih berperan sekaligus memperoleh sumber pendapatan.

Destinasi pariwisata berupa wisata ekologi dapat dilakukan melalui penyediaan taman nasional. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (n.d) mendefinisikan Taman Nasional sebagai kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli dan dikelola dengan sistem zona yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, penunjang budidaya, pariwisata, serta rekreasi. Taman Nasional Komodo (TNK) merupakan salah satu wilayah konservasi yang paling terkenal di Indonesia. Terletak di Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), kawasan TNK terdiri atas beberapa pulau yaitu, Komodo, , Padar dan Gili Motang. Pulau-pulau tersebut memiliki keindahan alam yang masih alami, ditambah lagi dengan keberadaan komodo (varanus komodensis) sebagai fauna endemik di wilayah tersebut. Komodo merupakan fauna yang hingga kini sangat dijaga kelestariannya. Keberadaan fauna ini menjadi daya tarik 3 utama bagi wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional. Hal tersebut didukung oleh Verisimo et al. (2009) yang menyatakan bahwa keberadaan fauna endemik dapat mempromosikan konservasi dengan cara menargetkan wisatawan yang berkepentingan untuk mengamati fauna atau berpartisipasi secara langsung.

2 Pariwisata berkelanjutan adalah pariwisata yang mengundang semua pihak – terutama anggota masyarakat untuk mengelola sumber daya dengan cara yang memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial, dan estetika sambil memastikan keberlanjutan budaya lokal, habitat alam, keanekaragaman hayati, dan sistem pendukung penting lainnya.

3 Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. 2

Terpilihnya TNK sebagai New 7 Wonders of Nature pada tahun 2011 merupakan pencapaian yang sangat berharga bagi Indonesia. Penetapan tersebut memberikan dampak positif bagi Industri Pariwisata Indonesia, khususnya di Kabupaten Manggarai Barat. BPS (n.d) menunjukkan pasca penetapan tersebut terdapat peningkatan kedatangan wisatawan mancanegara maupun domestik ke TNK dari tahun 2011 - 2016. Peningkatan tersebut pun diikuti oleh kenaikan jumlah pesawat yang datang melalui Bandar Udara Komodo. Hal ini tentunya memperlihatkan bahwa TNK merupakan suatu destinasi pariwisata yang dikenal oleh masyarakat dalam maupun luar negeri.

Sebagai destinasi pariwisata yang paling terkenal, taman nasional ini telah berhasil menerapkan aspek 3 A (atraksi, aksesibiltas dan amenitas) yang menjadi syarat terciptanya suatu destinasi (Kementerian Pariwisata, 2015). Seperti yang sudah di paparkan sebelumnya, TNK memiliki fauna endemik berupa komodo yang menjadi daya tarik utama sekaligus atraksi dari destinasi ini. Dari sisi aksesibilitas, destinasi ini pun memiliiki sarana dan prasarana serta sistem transportasi yang berkaitan dengan transportasi sebagai penunjang bagi wisatawan seperti, Bandar Udara Komodo di Kabupaten Manggarai Barat. Tidak hanya itu, TNK pun telah memenuhi syarat amenitas melalui tersedianya prasarana umum, fasilitas umum dan fasilitas pariwisata4. Melalui terpenuhinya aspek 3 A, pemerintah seharusnya dapat memanfaatkan TNK sebagai cara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi tanpa mengorbankan kelestarian sumber daya alam di wilayah TNK.

Salah satu syarat dari sisi amenitas yang harus dipenuhi oleh suatu destinasi adalah fasilitas pariwisata berupa akomodasi dan restoran. Ćosić (2012) menjelaskan bahwa wisatawan adalah orang yang menghabiskan setidaknya satu malam di tempat akomodasi untuk tamu atau tempat lain dan memiliki tujuan untuk berekreasi. Oleh karena itu, akomodasi dapat dikatakan menjadi salah satu fasilitas utama bagi wisatawan yang melakukan kegiatan pariwisata. Yang dan Wong (2012) menyatakan bahwa hotel merupakan tulang punggung bagi industri pariwisata karena mampu memberikan fasilitas akomodasi bagi wisatawan. Secara intuitif, kenaikan jumlah pengunjung TNK akan sejalan dengan peningkatan jumlah fasilitas akomodasi berupa hotel. Hal tersebut ditunjukkan oleh adanya kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektor Akomodasi dan Restoran di Kabupaten Manggarai Barat. Tahun 2011 PDRB Sektor Akomodasi dan Restoran berada pada angka 9.006,9 dan 2016 mencapai 18.144,6 atau naik sebesar dua kali lipat (BPS n.d).

4 Fasilitas Pariwisata adalah semua jenis sarana yang secara khusus ditujukan untuk mendukung penciptaan kemudahan, kenyamanan, keselamatan wisatawan dalam melakukan kunjungan ke Destinasi Pariwisata. 3

Menariknya, peningkatan PDRB ternyata tidak hanya terjadi di Kabupaten Manggarai Barat. Tabel 1 memperlihatkan terjadinya peningkatan pertumbuhan di setiap kabupaten atau kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur dari tahun 2011 – 2016. Dengan kata lain, terpilihnya TNK sebagai New 7 Wonders of Nature, ternyata tidak hanya berpengaruh terhadap Kabupaten Manggarai Barat tempat TNK berada namun ke wilayah – wilayah lainnya juga. Bahkan, terdapat wilayah yang tumbuh lebih pesat daripada Kabupaten Manggarai Barat (14,58 persen) seperti, Kabupaten Manggarai Timur (15,02 persen), Malaka (16,88 persen), sumba Barat (14,83 persen), (19,68 persen) dan Kota Kupang (15,57 persen).

Tabel 1. Rata-Rata Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Akomodasi dan Restoran

Wilayah Rata-rata Wilayah Rata-rata (%) (%)

Kabupaten Alor 10,92 Kabupaten Rote Ndao 12,6

Kabupaten Belu 13,42 Kabupaten Sabu Raijua 57,04

Kabupaten Ende 14,49 Kabupaten Sikka 8,7

Kabupaten Manggarai 13,79 Kabupaten Sumba Barat 14,83

Kabupaten Manggarai Timur 15,02 Kabupaten Sumba Barat 18,19 Daya

Kabupaten Manggarai Barat 14,58 Kabupaten Sumba Tengah 8,28

Kabupaten Ngada 14,33 Kabupaten Sumba Timur 13,33

Kabupaten Timur 12,56 Kabupaten Timor Tengah 10,75 Selatan

Kabupaten Lembata 13,9 Kabupaten Timor Tengah 11,06 Utara

Kabupaten Malaka 16,88 Kota Kupang 15,57

Kabupaten Nagekeo 10,68 Kabupaten Kupang 19,68

22 Wilayah di Nusa Tenggara Timur Tahun 2011-2016

Sumber: BPS (diolah)

Tobler dalam Anselin (1992) mengemukakan bahwa semua hal saling berkaitan satu dengan yang lainnya tetapi sesuatu yang dekat akan lebih berkaitan dari pada hal yang berjauhan. Jika ditinjau dalam konteks pariwisata di TNK, wisatawan akan butuh 4

tempat menginap. Semakin dekat ke Taman Nasional maka akan makin banyak hotel yang kemudian dapat berdampak terhadap Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Akomodasi dan Restoran. Hal ini menjadi menarik diteliti karena Tabel 1 menunjukkan fenomena yang berbeda.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Terpilihnya TNK sebagai New 7 Wonders of Nature memberikan dampak terhadap jumlah pengunjung TNK yang mengalami peningkatan dan kemudian meningkatkan pertumbuhan Sektor Akomodasi dan Restoran yang terjadi di Kabupaten Manggarai Barat. Hal ini salah satunya dipicu oleh adanya hubungan kedekatan antara TNK dengan fasilitas pariwisata berupa akomodasi dan restoran yang berada di Kabupaten Manggarai Barat. Namun, kenaikan jumlah akomodasi ternyata tidak hanya terjadi pada Kabupaten Manggarai Barat. Hal tersebut ditunjukkan oleh Tabel 1 yang memperlihatkan adanya kenaikan Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Akomodasi dan Restoran pada seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur, bahkan terdapat wilayah yang memiliki pertumbuhan PDRB Sektor Akomodasi dan Restoran lebih dari Kabupaten Manggarai Barat. Untuk itu, penelitian ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan:

1. Apakah Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Akomodasi dan Restoran di berbagai Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki korelasi spasial?

2. Jika ya, apakah Kabupaten/Kota yang memilliki Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Akomodasi dan Restoran tinggi akan berkumpul di sekitar TNK?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan apakah Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Akomodasi dan Restoran di berbagai Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki korelasi spasial. Selain itu, penelitian ini juga ingin mengetahui apakah Kabupaten/Kota yang memilliki Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Akomodasi dan Restoran tinggi akan berkumpul di sekitar TNK. Dengan begitu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kedekatan suatu wilayah dengan objek wisata terhadap kinerja Sektor Akomodasi dan Restoran di wilayah tersebut.

5

1.4 Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

TNK terpilih Daya tarik sebagai New 7 pariwisata di Laju pertumbuhan di Sektor Wonders of NTT Akomodasi dan Restoran Nature

Dekat dari TNK Jauh dari TNK

Analisis Spasial

Gambar 1 merupakan kerangka penelitian penulis. Untuk menjadi bagian dari New 7 Wonders of Nature setiap negara harus melalui berbagai proses kualifikasi yang panjang untuk dapat menjadi satu dari tujuh anggota keajaiban alam dunia. Menjadi pemenang yang berada dalam tujuh keajaiban alam dunia merupakan bukti bahwa objek wisata alam tersebut dikenal di dunia karena merupakan hasil pemilihan dari seluruh voters di berbagai negara. Seperti yang terjadi pada TNK, sebagai New 7 Wonders of Nature tentunya keberadaan komodo sebagai sumber atraksi utama bagi wisatawan menjadi semakin dikenal oleh masyarakat luas dari seluruh negara. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Ghosh dan Uddhammar (2013) yang menyatakan bahwa salah satu cara membangun pariwisata di dalam Taman Nasional adalah dengan cara menjadikan fauna endemik sebagai daya tarik utama. Seluruh wisatawan yang datang ke TNK tentunya akan berusaha untuk mengamati Komodo secara langsung. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa Komodo merupakan daya tarik 6

utama bagi wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Nusa Tenggara Timur. Implikasi dari terjadinya hal di atas adalah peningkatan kunjungan wisatawan ke TNK.

Kementerian Pariwisata (n.d) menjelaskan bahwa akomodasi adalah hotel dan berbagai jenis penginapan yang terdapat pada suatu destinasi. Petrovic dan Cerovin (2010) yang menyatakan bahwa sektor akomodasi memiliki banyak dampak ekonomis karena memiliki pengaruh terhadap Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB). Dalam menentukan suatu hotel, wsiatawan tentunya akan sangat memperhatikan faktor lokasi. Shoval et al. (2011) menjelaskan bahwa lokasi hotel memiliki dampak besar pada pergerakan wisatawan karena sebagian besar dari total anggaran waktu wisata dihabiskan di sekitar hotel. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui adanya pertumbuhan Sektor Akomodasi dan Restoran pada wilayah yang dekat dengan TNK. Shoval et al., (2011) menyatakan bahwa terdapat kecenderungan wisatawan untuk tinggal di tempat-tempat yang dekat dengan tempat wisata utama. Namun, pertumbuhan Sektor Akomodasi dan Restoran tidak hanya meningkat pada wilayah yang dekat dengan TNK, melainkan pada wilayah yang lokasinya berjauhan. Oleh karena itu dibutuhkan analisis spasial untuk mengetahui korelasi antara jarak TNK dengan Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Akomodasi dan Restoran.

7