KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM PEMBERIAN

PINJAMAN PEMBANGUNAN KE GHANA

2007-2010

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun oleh:

Rina Munawaroh (1111113000097)

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2018

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang Berjudul :

“Kepentingan Tiongkok Dalam Pemberian Pinjaman Pembangunan ke

Ghana 2007-2010”

1. Merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 30 Mei 2018

Rina Munawaroh

ii

ABSTRAK

Penelitian ini akan membahas tentang kepentingan Tiongkok dalam memberikan pinjaman pembangunan terhadap Ghana di Afrika pada tahun 2007 hingga 2010. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa Tiongkok merupakan salah satu negara yang berhasil mencapai tingkat pertumbuhan perekonomian tertinggi di dunia yang kemudian berupaya mengembangkan pencapaian kepentingannya di berbagai wilayah dunia, termasuk wilayah Afrika Barat, khususnya Ghana. Dalam menganalisa pinjaman pembangunan Tiongkok terhadap Ghana, penelitian ini menggunakan teori dependensia dan konsep pinjaman luar negeri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data sekunder. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa kepentingan Tiongkok dalam memberikan pinjaman pembangunan terhadap Ghana di Afrika pada tahun 2007 adalah untuk menciptakan ketergantungan sebagai penyedia bahan baku dan pangsa pasar atas produk-produk ekspor Tiongkok di Ghana dan negara-negara Afrika Barat lainnya, serta sebagai pendekatan untuk mengembangkan sektor swasta dan perusahaan Multi National Corporation (MNC) Tiongkok di Ghana. Sedangkan kepentingan bidang politik adalah untuk menciptakan ketergantungan sebagai penyedia alutsista bagi angkatan bersenjata Ghana, serta untuk mendukung agenda new silk road.

Kata kunci : Tiongkok-Ghana, kepentingan Tiongkok, rise of China, dependensia Ghana

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamiin.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk melengkapi gelar Sarjana

Sosial di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, semoga kita mendapat syafa’at-nya di yaumil akhir kelak. Aamiin. Penulis sangat menyadari bahwa keberhasilan skripsi dan gelar sarjana ini tidak terlepas dari motivasi dan doa dari berbagai pihak yang dengan tulus memberikan segenap dukungan baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan segenap terima kasih kepada:

1. My inspiration, Uma Hj. Umi Kulsum dan Abah H. Djalil Terima kasih karena telah memotivasi/menyediakan Rina kesempatan untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya. Keberhasilan dan gelar S.Sos ini Rina persembahkan untuk

Uma dan Abah.

2. My brothers and sisters: H. Saleh, Hj. Eka Safitri, H. Ade Saefullah, Maria

Ulfah dan Hj. Putri Handayani. Semoga kita semua bisa tetap kompak dan saling mendukung dalam kebaikan. Aamiin.

3. My academic tutors, yang sangat berjasa mendukung dan membantu dalam proses penyelesaian skripsi:

 Bapak Taufiq Rahman, M.A., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

dengan sabar membantu kelancaran proses penulisan skripsi ini. Terima

vi

kasih atas saran dan bimbingan Bapak hingga terselesaikannya skripsi ini.

 Bapak Muhamad Adian Firnas, S. IP, M. Si dan Ibu Inggrid Galuh

Mustikawati, MHSPS selaku dosen penguji yang telah memberikan

masukan demi perbaikan penelitian kearah yang lebih baik. Terimakasih

Bapak dan Ibu atas saran dan bimbingannya.

 Bapak Ahmad Alfajri, MA., selaku Ketua Jurusan Hubungan Internasional

dan Ibu Eva Mushoffa, MA., selaku Sekretaris Jurusan Hubungan

Internasional. Terima kasih atas masukan dan dukungan yang Bapak dan

Ibu berikan, sehingga saya dapat mengikuti alur prosedural akademis FISIP

dengan lancar dan tuntas.

 Bapak Agus Nilmada Azmi, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik.

Terima kasih atas segala saran Bapak dalam rangkaian proses akademis.

 Seluruh jajaran dosen FISIP UIN Jakarta, khususnya untuk Ibu Debby

Affianty, yang bersedia memberikan motivasi dan membantu mengoreksi

proposal skripsi saya. Terima kasih, semoga Ibu sehat-sehat selalu ya.

 Bagian TU, administrasi, dan Perpustakaan FISIP yang tidak dapat saya

sebutkan satu per satu. Terimakasih atas bantuannya.

4. My partner in crime, hari-hari penulis hampa tanpa mu: Ken Anggara Caesar.

Terimakasih sudah banyak memberikan bantuan dan saran yang membangun untuk kemajuan penulis.

5. My beloved friends, yang memberikan rangkaian momen tak terlupakan.

 Hubungan Internasional Angkatan 2011, khususnya HI-C; Najmah Azzahra,

Unaesah, Farah Dina, Shabrina, Zhahrah, Windy, Dicky, Arya, Rifat, Faisal,

vii

Mahar, Taufik, Rizka, Rani, Suci, Izzat, dan Fida. Terima kasih atas

keceriaan dan perjuangan selama 4 tahun yang kita lalui bersama.

 LDK FISIP UIN Jakarta yang selalu menemani perjuangan kuliah di FISIP.

 Penghuni Kostan Griya Aini, khususnya Amaliah dan Yayan. Terimakasih

sudah menjadi teman sekamar yang pengertian banget dikala suka dan duka.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca, khususnya mahasiswa Hubungan Internasional, baik sebagai referensi maupun sebagai bahan literatur lainnya.

Rina Munawaroh

viii

DAFTAR ISI

JUDUL ...... i

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ...... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ...... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SIDANG ...... iv

ABSTRAKSI ...... v

KATA PENGANTAR ...... vi

DAFTAR ISI ...... ix

DAFTAR TABEL ...... xii

DAFTAR GAMBAR ...... xiii

DAFTAR SINGKATAN ...... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah ...... 1

B. Pertanyaan Penelitian ...... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...... 6

D. Tinjauan Pustaka ...... 7

E. Kerangka Pemikiran ...... 11

F. Metode Penelitian ...... 16

G. Sistematika Penulisan ...... 18

BAB II GAMBARAN UMUM TIONGKOK (SEMI PERIPHERY)

DAN GHANA (PERIPHERY)

ix

A. Gambaran Umum Tiongkok ...... 20

A.1. Kondisi Politik dan Ekonomi Tiongkok ...... 21

A.2. The Rise Of China ...... 24

B. Gambaran Umum Ghana ...... 27

B.1. Kondisi Politik Dan Ekonomi Ghana ...... 29

B.2. Potensi Ekonomi Ghana ...... 30

BAB III HUBUNGAN BILATERAL TIONGKOK-GHANA

A. Sekilas Hubungan Tiongkok Dan Ghana ...... 33

B. Sejarah Pinjaman Pembangunan Tiongkok Dan Ghana ...... 34

C. Proyek Pembangunan Shino-Ghana ...... 39

BAB IV ANALISA KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM

PEMBERIAN PINJAMAN PEMBANGUNAN KE GHANA

2007-2010 DAN KETERGANTUNGAN GHANA TERHADAP

TIONGKOK

A. Kepentingan Tiongkok Terhadap Ghana 2007-2010 ...... 43

A.1. Penyedia Bahan Baku dan Pangsa Pasar bagi

Perusahaan Tiongkok ...... 44

A.2. Menciptakan Ketergantungan Terhadap Sektor

Swasta dan Perusahaan Multinasional Tiongkok ...... 46

A.3. Menguatkan Posisi Politik Tiongkok di Afrika ...... 49

B. Dampak Pinjaman Pembangunan Tiongkok Terhadap

Ghana ...... 51

B.1. Dependensi (Ketergantungan) Ghana Terhadap

x

Tiongkok ...... 52

BAB V KESIMPULAN

Kesimpulan ...... 58

DAFTAR PUSTAKA ...... xvi

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Penghasil Emas Di Afrika (Rata-rata Antara 2005 dan 2009) ...... 2

Tabel 2 Penghasil coklat terbesar di dunia 2000-2009 ...... 2

Tabel 3 Persentase Kebebasan Bersuara dan Akuntabilitas Politik di Ghana ...... 3

Grafik 2.1. Peningkatan Pertumbuhan Perekonomian Tiongkok 1952-2005 ...... 23

Tabel 2.1. Pertumbuhan GDP Tiongkok Tahun 1980-2010 (Dalam US Dollar) ...... 26

Grafik 2.2. Perkembangan Gross Domestic Product Ghana Periode 2008-2016 ..... 30

Tabel 3.1. Perkembangan Bantuan Luar Negeri Tiongkok ke Ghana 1980-2015 .... 40

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Ghana dan Afrika Barat Tahun 2000-2015 ...... 45

Tabel 4.2. Kerjasama dan Ekspor China dengan Negara-negara Afrika Periode

2007-2010 ...... 48

Skema 4.1. Proporsi Pembagian Anggaran Pertahanan Cina ...... 55

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Wilayah Geografis Tiongkok ...... 21

Gambar 2.1. Wilayah Geografis Ghana ...... 28

xiii

DAFTAR SINGKATAN

AS Amerika Serikat

MCC Millenium Challenge Corporation

WGI World Governance Indicators

SIPRI Stockholm International Peace Reseach Studies

SDA Sumber Daya Alam

SDM Sumber Daya Manusia

US United States

ZTE Zhong Xing Telecommunication Equipment Company Limited

AVIC Aviation Industry Corporation of China

MNC Multi National Corporation

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Deskripsi Bidang Militer Dan Pertahanan Ghana

Lampiran 2 Deskripsi Bidang Militer Dan Pertahanan Tiongkok

xv

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Beck, Roger B., The History of South Africa, ABC Clio, California, 2012. Backston, John, We Visit to Ghana, Michel Lane Publisher, London and New Yoerk, 2012. Bridden, Allan, Learning of West African Experience Security Sectors Goverment, Ubiquity Press, London, 2015. Chow, Gregory C. China Economic Transformation, John Willey and Son Publishing, Oxford, 2008. Chu, Yin Wah and Alvin Y. Co, The Global Rise of China, Pramedia and Willey Publishing, London and New york, 2015. Freimpong, Nicholas, Research of Relationship Between China and Ghana, Wuhan School of Economic, Wuhan, 2016. Masrshia Joe and Wiliam Lang, The New Age of World Economy, Pearson Publishing, New York, 2012, . Mustofa, Ahmded Badawi, The China Factor in Ghana : Textile and Manufacture Industries, Lambert Academy Publishing, London, 2011. Revves, Jeffery, China Foreign Relations With Weak Peripheral States Asymetrical Economy and Insecurity, Routledge Publishing, New York, 2015. Shasha, Deng, Beyond of the African-China Relationship, Nanyang University Publishing, Singapore, 2016. Wibowo, I, Belajar Dari Cina : Bagaimana Cina Merebut Peluang Dalam Era Globalisasi, Penerbit Buku Kompas, Jakarta, 2004. Creswell, John. terjemahan Research Design Qualitative, Quantitative,and Mixed Methods Approaches. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013. Ikbar, Yanuar. Ekonomi Politik Internasional 2: Implementasi Konsep dan Teori. Bandung: PT. Refika Aditama, 2007. Jackson, Robert dan Georg Sorensen. Pengantar Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005. Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2014. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitati Dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2009.

xvi

Jurnal dan Laporan

Anonim, “Case Study Ghana”, SIPRI Publication, Stockholm, 2016. EK Akeampyong, “China and The West African Development”, ECOWAS Paper Report, Johanesburg, 2012. Amanor, KS. 2013. Expanding Agribusiness: China and Brazil in Ghanaian Agriculture. Future Agriculture IDS Bulletin, 44.4 Calhoun, Craig (1989). 2013. Revolution and repression in Tiananmen square. LSE Research Frontani, Heidi Glaesel and Anna McCracken. 2012. China’s Development Initiatives In Ghana, 1961-2011. Journal of Sustainable Development in Africa Volume 14 No.8 Gajigo, Ousman, Emelly Mutambatsere, dan Guirane Ndiaye. 2012. Gold Mining In Africa: Maximizing Economic Returns For Countries. African Development Bank Group Working Paper No. 147 Giles Mohan. China in Ghana: Easing the Shift from Aid Dependency to Oil Economy?. 2009. Real Instituto Elcano(ARI)149, Sub-Saharan Africa Santos, Dos. 1970. The Structure of Dependence. American Economic Assosiation Vol. 60 No. 2. Sanuri. 2005. Pinjaman Luar Negeri Pemerintah (Loan Agreement hingga Restrukturisasi). Direktorat Luar Negeri Bagian Ekspor Dan Impor, Bank Indonesia. Tsikata, Dela, Ama Pokuaa Fenny, dan Ernest Aryeetey. 2008. China – Africa Relations:A Case Study of Ghana. A Draft Scoping Study Prepared for the African Economic Research Consortium. University of Ghana.

Skripsi/ Tesis/ Disertasi

Habia, James K. The Bui Dam Impact On Ghana-China Relations: Transparency, Accountability, And Development Outcomes From China’s Sino Hydro Dam

xvii

Project In Ghana. Tesis S2 Department of Urban Studies and Planning, Massachusetts Institute Of Technology, 2009. Thompson, Reagen. Assessing the Chinese Influence in Ghana, Angola, and Zimbabwe: The Impact of Politics, Partners, and Petro. Sanford University Center for International Security and Cooperation (CISAC), 2012.

Surat Kabar

I Wibowo, “Cina Dalam Pusaran Globalisasi”, Kompas, 30 Juni 2010. “China Berhasil Bangun Pelabuhan di Kenya”, Kompas, 8 Agustus 2016.

Internet (website)

“Ghana : Constitution and Politic”,dalam http://thecommonwealth.org/our- member-countries/ghana/constitution-politics, diakses pada tanggal 10 Maret 2018. “Ghana : Economy and Indutry”, dalam http://www.our- africa.org/ghana/economy-industry, diakses pada tanggal 12 Maret 2018. “China Country Profile”, dalam http://www.bbc.co.uk/news/world-asia-pacific- 13017877, diakses pada tanggal 9 Maret 2018. “BBC News, “China : Country Profile Overview”, dalam http://www.bbc.com/news/world-asia-pacific-13017877, diakses pada tanggal 9 Maret 2018. “China Economy”, dalam http://www.heritage.org/index/country/china, diakses pada tanggal 9 Maret 2018. “Africa : Physical Geography”, dalam https://www.nationalgeographic.org/encyclopedia/africa-physical- geography/, diakses pada tanggal 9 Maret 2018. Chengdu International Education, “Study Abroad Loan Assistance Consultant Agent in China”, dalam http://www.uniagents.com/en/consultant-bank- loan-assistance/china-4.htm, diakses pada tanggal 9 Maret 2018. Zhongping, Feng and Jing, Huang. 2014. “China’s Strategic Partnership Diplomacy: Engaging with a Changing World”. Madrid : FRIDE, dalam WP8_China_strategic_partnership_diplomacy-fride.org, diakses pada tanggal 9 Maret 2018. “Hauling New Treasure Along the Silk Road”, dalam http://www.nytimes.com/2013/07/21/business/global/hauling-new- treasure-along-the-silk- road.html?pagewanted=all&ref=general&src=me&_r=0, diakses pada tanggal 11 Maret 2018.

xviii

“One Belt, One Road”, dalam http://www.cbbc.org/cbbc/media/cbbc_media/One- Belt-One-Road-main-body.pdf, diakses pada tanggal 12 Maret 2018. “China Economic : GDP, CPI, Inflation”, dalam https://www.focus- economics.com/countries/china, diakses pada tanggal 25 Maret 2018. “China Economy and Overview”, dalam http://www.worldbank.org/en/country/china/overview, diakses pada tanggal 20 Maret 2018. “China Economy : South China Morning Post”, dalam http://www.scmp.com/topics/china-economy, diakses pada tanggal 20 Maret 2018. “Ghana Population 2018 : Demographic, Maps and Graph”, dalam http://worldpopulationreview.com/countries/ghana-population/, diakses pada tanggal 28 Maret 2018. “Ghana Economic Outlook : African Development Bank”, dalam https://www.afdb.org/en/countries/west-africa/ghana/ghana-economic- outlook/, diakses pada tanggal 29 Maret 2018. “The Fourth Office of China-Africa Development Fund Inaguration on Ghana”, dalam http://www.fmprc.gov.cn/mfa_eng/, diakses pada tanggal 3 April 2018. “China Investment in Africa : The New Colonialism”, dalam http://harvardpolitics.com/world/chinas-investment-in-africa-the-new- colonialism/, diakses pada tanggal 3 April 2018. “China Development Finance to Africa”, dalam http://dashboard.aiddata.org/, diakses pada tanggal 3 April 2018. “China-Ghana Relations”, dalam http://gh.china-embassy.org/eng/zjgx/, diakses pada tanggal 3 April 2018. “China Fullfils Promise to Help Ghana Military”, dalam https://www.ghanabusinessnews.com/2017/07/14/china-fulfills-promise- to-help-ghanas-military/, diakses pada tanggal 8 April 2018. African Union, “Country Profile: Ghana”, Ethiopia. Diakses pada 18 Desember 2014. Fairtrade Foundation, “Fairtrade and Cocoa 2011”. Diakses pada 15 Januari 2015.

xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Skripsi ini fokus untuk menganalisa tentang kepentingan Tiongkok dalam pemberian pinjaman luar negeri terhadap Republik Ghana tahun 2007 hingga tahun 2010. Republik Rakyat Tiongkok (RRT) adalah sebuah negara yang terletak di wilayah Asia Timur dengan luas 9.564.500 km2 atau 3.692.000 mil2, negara terluas ketiga setelah Rusia dan Kanada (Kementerian Luar Negeri Republik

Indonesia 2014). Sementara itu, Republik Ghana merupakan salah satu negara di

Afrika Barat yang digambarkan sebagai model negara Afrika yang demokratis.

Ghana berbatasan dengan Cote D’lvoire di Barat, Togo di Timur, Burkina Faso di

Utara dan Samudera Atlantik di Selatan, dengan luas wilayah 238.537 km2 dan populasi 25.241.998 jiwa (African Union 2014: 1).

Pada tahun 1957, Ghana merdeka dari Inggris. Bagi Benua Afrika, kemerdekaan Ghana memberikan harapan bahwa kolonialisme tidak menghambat prospek untuk mengalami pertumbuhan (Reagen 2012: 34). Ghana merupakan negara penghasil emas terbesar kedua di benua Afrika dan penghasil coklat terbesar kedua di dunia (Reagen 2012: 34). Hal ini ditunjukan dari tabel di bawah ini:

1

2

Tabel 1 Penghasil Emas Di Afrika (Rata-rata Antara 2005 dan 2009) Rata-rata Total Produksi Antara 2005 dan 2009 adalah 482.000kg

Sumber: The US Geological Survey 2010

Sumber World Cocoa Foundation, Cocoa market update 2010

Pemerintahan Ghana beralih ke sistem demokrasi dari sistem otoriter sejak tahun 2000. Hal ini ditunjukkan melalui tabel di bawah ini mengenai perubahan politik Ghana secara bertahap dalam kebebasan bersuara dan akuntabilitas di

Ghana (Reagen 2012: 57).

3

Tabel 3. Persentase Kebebasan Bersuara dan Akuntabilitas Politik di Ghana

Sumber World Bank 2010

Tiongkok meningkatkan hubungan diplomatik dengan Ghana sebagian besar melalui bantuan pembangunan. Bantuan Tiongkok kepada Ghana dibagi dalam tiga bentuk: pinjaman, hibah dan bantuan teknis. Menurut Presiden Ghana,

John Evans Atta Mills, hubungan ekonomi Tiongkok dan Ghana berjalan baik,

Tiongkok telah mempromosikan pertumbuhan ekonomi Ghana dan membantu dalam pembangunan sosial (Reagen 2012: 37). Pada tahun 1992, Tiongkok membangun Teater Nasional Ghana sebagai hadiah untuk dukungan diplomatik

Ghana selama protes Lapangan Tiananmen 1989 terhadap Pemerintah Beijing

(Reagen 2012: 37). Protes lapangan Tiananmen 1989 merupakan sebuah rangkaian demonstrasi yang dipimpin mahasiswa di lapangan Tiananmen yang ditujukan terhadap ketidakstabilan ekonomi dan korupsi politik pemerintahan

Beijing untuk mengganti sistem pemerintahan Beijing menjadi demokrasi

(Calhoun 2013: 44). 4

Pada tahun 2010, Tiongkok dan Ghana merayakan ulang tahun ke-50 hubungan diplomatik mereka. Selama kunjungan Wakil Ketua Komite Nasional

Rakyat Tiongkok, Li Zhaozhuo, Presiden Ghana menyatakan bahwa Tiongkok adalah sahabat Ghana karena bantuan, proyek, dan pinjamannya (Reagen 2012:

37).

Di bidang perdagangan hubungan Ghana dan Tiongkok telah berkembang pesat. Tiongkok merupakan mitra perdagangan terbesar kedua Ghana setelah Uni

Eropa, dengan perdagangan bilateral mencapai sekitar 2 miliar Dollar AS di tahun

2010 (Amanor 2010: 2).

Hubungan ekonomi antara Ghana dan Tiongkok pada mulanya ditandai dengan pinjaman jangka panjang. Bentuk pinjamannya yaitu, pinjaman preferensial bebas bunga atau bunga yang disubsidi (pinjaman lunak) yang diberikan oleh pemerintah Tiongkok melalui Kementerian Perdagangan (Dela dkk

2008: 24). Selain itu, Ghana menerima bantuan dari Tiongkok dengan mayoritas pinjaman yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur (Dela dkk 2008: 24).

Terdapat empat proyek Tiongkok di Ghana yang terkenal dengan pinjaman pembangunan Tiongkok, sehingga menunjukan hubungan khas Sino-Ghana, yaitu

Bui Dam, Essipon Stadium, Perjanjian telekomunikasi dengan Ghana Telecom, dan Rumah Sakit Teshie (Reagen 2012: 44). Dari empat proyek itu, proyek Bui

Dam merupakan proyek terbesar antara Tiongkok dan Ghana.

Proyek Bui Dam merupakan usaha terbesar Tiongkok di Ghana dalam bentuk pinjaman lunak dan pinjaman komersial dari Exim Bank Tiongkok

(Reagen 2012: 44). Pada tahun 2005, Pemerintah Ghana memberitakan, setelah 5

ditolak oleh beberapa pemberi pinjaman dari Barat, Tiongkok menawarkan Ghana pinjaman 622 juta Dollar AS terhadap proyek Bui Dam, pembangunan bendungan air di Sungai Volta yang memiliki dampak lingkungan yang negatif dan membutuhkan pengungsian rakyat dari Bui Gorge (Davies, 2008 Dalam Heidi dan

Anna 2012: 279).

Pada pertemuan FOCAC 2009, Perdana Menteri Tiongkok, Wen Jiabao, mengumumkan bahwa bantuan dan pinjaman Tiongkok akan fokus pada peningkatan kesejahteraan Afrika melalui proyek-proyek pengembangan sumber daya manusia, penguatan infrastruktur, pertanian, dan perubahan iklim (ACET,

2009 dalam Heidi dan Anna 2012: 279). Oleh karena itu, Ghana diberi pinjaman bebas bunga 99 juta Dollar AS untuk membangun pelabuhan bagi nelayan, memberikan pelayanan sosial, membangun sekolah, rumah sakit, dan pendidikan

(ACET, 2009 dalam Heidi dan Anna 2012: 279). Selain Tiongkok memberi pinjaman terhadap Ghana, Tiongkok juga memberikan penghapusan pinjaman pada Ghana. Pada tahun 2003 Tiongkok menghapus hutang Ghana sebesar 66 juta Dollar AS dan 24 juta Dollar AS pada tahun 2007 (Heidi dan Anna 2012:

279).

Pinjaman Tiongkok terhadap Ghana ini sangat menarik untuk diteliti, karena Ghana dan Tiongkok tidak memiliki kedekatan goegrafis, sehingga membuat hubungan Ghana dan Tiongkok perlu untuk diteliti lebih dalam.

Dalam banyak sektor, perusahaan-perusahaan Tiongkok bersaing di

Ghana, terutama dalam sektor industri tekstil. Sebagai contoh setiap tahun 250

Juta Dollar AS pakaian Afrika terjual di Ghana, hanya seperempat permintaan 6

dari produksi lokal Hal ini menunjukan, walau adanya persaingan pasar yang cukup ketat, Tiongkok tetap memberikan pinjaman pembangunan terhadap Ghana dan Ghana menerima pinjaman pembangunan yang diberikan oleh Tiongkok.

(Taylor 2009 dalam Reagen 2012: 41).

Pinjaman pembangunan serta perdagangan Tiongkok dan Ghana telah meningkat secara signifikan tahun 2007, namun terjadi penurunan di tahun 2008 dan naik tajam di tahun 2010 (Reagen 2012: 58). Berdasarkan paparan diatas, penelitian untuk tahun-tahun inilah yang membutuhkan penelitian mendalam mengenai hubungan antara Ghana dan Tiongkok saat tahun 2007 sampai dengan tahun 2010, khususnya mengenai motif terjadinya fluktuasi pinjaman pembangunan Tiongkok terhadap Ghana.

B. Pertanyaan Penelitian

Penelitian ini berupaya menjawab pertanyaan: “Bagaimana kepentingan

Tiongkok dalam memberikan pinjaman pembangunan terhadap Ghana di Afrika pada tahun 2007 hingga 2010 ?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Pembahasan mengenai kepentingan Tiongkok dalam pemberian pinjaman pembangunan terhadap Ghana tahun 2007-2010 memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut: 7

1. Menganalisa alasan Tiongkok memberi pinjaman pembangunan terhadap

Ghana.

2. Mengaplikasikan konsep pinjaman luar negeri dan teori dependensia

dalam menganalisa tentang kepentingan Tiongkok dalam pemberian

pinjaman terhadap Ghana.

3. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian

selanjutnya yang terkait dengan pinjaman pembangunan Tiongkok

terhadap Ghana.

D. Tinjauan Pustaka

Dari berbagai literatur, penulis menemukan beberapa pembahasan mengenai hubungan Tiongkok dan Ghana, dalam tesis yang ditulis Reagen

Thompson, Assessing the Chinese Influence in Ghana, Angola, and Zimbabwe:

The Impact of Politics, Partners, and Petro yang diterbitkan oleh Stanford

University Center for International Security and Cooperation (CISAC) (2012) menjelaskan hubungan Tiongkok dan Ghana dengan pola hubungan berbasis sumber daya. Argumen konvensional mengatakan bahwa Tiongkok akan melakukan segala sesuatu atau mengabaikan apapun proses dalam mempertahankan kepentingannya. Selain itu Reagen membahas pengaruh

Tiongkok di Ghana. Dalam hal ini reagen menggunakan analisa Kastner dan model Brautigam dan data dari World Governance Indicators (WGI) dan

Millenium Challenge Corporation (MCC). Selain itu Reagen memberikan sejarah singkat hubungan Tiongkok dengan Ghana, dan ringkasan investasi, bantuan, 8

pinjaman pembangunan yang diberikan oleh Tiongkok. Berbeda dengan penelitian

Thompson, dalam penelitian ini akan membahas mengenai kepentingan Tiongkok dalam pemberian pinjaman pembangunan terhadap Ghana, mengapa bantuan yang diberikan naik turun dimulai tahun 2007 hingga tahun 2010 dengan menggunakan analisa kualitatif dan teori dependensia.

Tesis James K. Habia yang berjudul The Bui Dam Impact On Ghana-

China Relations: Transparency, Accountability, And Development Outcomes

From China’s Sino Hydro Dam Project In Ghana yang diterbitkan oleh

Massachusetts Institute Of Technology (2009) membahas mengenai dampak proyek Bui Dam terhadap transparansi, akuntabilitas dan akibat pembangunan dari perusahaan Tiongkok terhadap Pemerintah Ghana. Penelitian ini juga menjelaskan secara rinci mengenai proyek Bui Dam dan dampaknya terhadap hubungan Ghana dan Tiongkok, serta membandingkannya dengan proyek Akosombo Dam.

Penelitian ini menggunakan analisa kuantitatif dan kualitatif. Berbeda dari tulisan di atas, penelitian ini akan membahas mengenai pinjaman pembangunan

Tiongkok terhadap Ghana pada tahun 2007 hingga 2010 dengan menggunakan analisa kualitatif dan teori dependensia sehingga dalam penelitian ini menguraikan motif politik Tiongkok dalam pemberian pinjaman pembangunan terhadap Ghana tahun 2007 hingga tahun 2010.

Dalam artikel Heidi Glaesel Frontani and Anna McCracken yang berjudul

China’s Development Initiatives In Ghana, 1961-2011 dalam Journal of

Sustainable Development in Africa Volume 14 No.8 (2012) membahas 50 tahun bantuan pembangunan Tiongkok terhadap Ghana dan memberikan kritik terhadap 9

bantuan yang diberikan. Kritik ini menggunakan analisa media, didasarkan pada berita-berita dari surat kabar, dan sumber-sumber berita independen Ghana.

Menurut Heidi dan Anna kerjasama ekonomi dan teknik (ETC) Tiongkok menunjukkan: 1) bervariasi oleh stabilitas internal Tiongkok dan Ghana, 2) dipandang lebih menguntungkan hubungan Ghana dan Tiongkok daripada Barat, dan 3) tipe hubungan yang tidak saling menguntungkan dan diragukan secara etis sejak tahun 2003. Berbeda dari penelitian Heidi dan Anna, dalam penelitian ini akan menguraikan berbagai hal yang terjadi dibalik pinjaman pembangunan

Tiongkok terhadap Ghana dengan menggunakan analisa kualitatif, teori dependensia dan konsep pinjaman luar negeri.

Artikel yang ditulis oleh Kojo Sebastian Amanor yang berjudul Expanding

Agribusiness: China and Brazil in Ghanaian Agriculture dalam Future

Agriculture IDS Bulletin, 44.4 (2013) membahas framing dan struktur investasi

Tiongkok dan Brazil di Ghana dalam konteks liberalisasi pasar dan kebangkitan agribisnis. Lebih jauh lagi, artikel ini membahas kekhususan investasi pertanian

Tiongkok di Ghana dalam kaitannya dengan investasi yang lebih luas dan kepentingan Tiongkok di Ghana. Amanor juga meneliti investasi Brazil dalam sektor pertanian Ghana terkait dengan perluasan agribisnis dan integrasi ke dalam ekonomi global. Berbeda dari penelitian Amanor, penelitian ini akan menjelaskan mengenai pinjaman pembangunan Tiongkok terhadap Ghana pada tahun 2007 hingga 2010, meneliti motif dibalik pinjaman tersebut dengan menggunakan analisa kualitatif dan teori dependensia. 10

Dalam artikel Giles Mohan yang berjudul China in Ghana: Easing the

Shift from Aid Dependency to Oil Economy?dalam Real Instituto Elcano(ARI)149 meneliti perubahan dalam bantuan dan investasi yang diberikan Tiongkok terhadap Ghana, penemuan sumber daya minyak mengubah skenario bantuan

Tiongkok terhadap Ghana, bantuan Tiongkok dan Ghana didasarkan pada sumber daya minyak. Ketegangan ini menunjukkan perbedaan yang lebih luas dalam pendekatan pembangunan internasional. Berbeda dengan artikel Mohan, penelitian ini akan menguraikan mengenai motif pinjaman pembangunan

Tiongkok terhadap Ghana di tahun 2007 hingga tahun 2010 dengan menggunakan analisa kualitatif dan menitikberatkan hubungan pada pola ketergantungan

Marxisme.

Artikel Dela Tsikata, Ama Pokuaa Fenny, dan Ernest Aryeetey yang berjudul China – Africa Relations:A Case Study of Ghana dalam A Draft Scoping

Study Prepared for the African Economic Research Consortium (2008) membahas review kerjasama antara Tiongkok dan Ghana serta investasi Tiongkok dan Ghana yang mencakup ekspor dan impor arus perdagangan antara Ghana dan Tiongkok serta dampak bantuan Tiongkok terhadap Ghana. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menentukan ukuran, komposisi dan pentingnya ekspor dan impor antara Ghana dan Tiongkok dan untuk menentukan ukuran, komposisi dan pentingnya investasi dan bantuan Tiongkok untuk Ghana. Berbeda dengan penelitian Dela, Ama dan Ernest, penelitian ini akan menjelaskan mengenai pinjaman pembangunan Tiongkok terhadap Ghana, meneliti motif dibalik 11

pinjaman tersebut dengan menggunakan analisa kualitatif, teori dependensia dan konsep pinjaman luar negeri.

E. Kerangka Pemikiran

Dalam menganalisa pinjaman pembangunan Tiongkok terhadap Ghana, penelitian ini menggunakan teori dependensia dan konsep pinjaman luar negeri.

1. Teori Dependensia

Neo-Marxis berpendapat bahwa perekonomian kapitalis global yang dikendalikan oleh negara kapitalis kaya dipergunakan untuk memiskinkan negara- negara terbelakang (Jackon & Sorensen 2005: 75). Lebih lanjut mereka menyatakan negara-negara dunia ketiga miskin karena secara aktif ditelantarkan oleh negara-negara kapitalis kaya (Jackon & Sorensen 2005: 75). Dapat diketahui bahwa kepentingan Tiongkok sebagai negara kapitalis memberi pinjaman kepada

Ghana untuk membuat Ghana menjadi lebih terbelakang, sehingga Ghana akan lebih tergantung pada Tiongkok yang merupakan negara kapitalis kaya.

Menurut Theotonio Dos Santos, dependensi adalah keadaan aktivitas ekonomi negara-negara tertentu yang dipengaruhi oleh perkembangan dan ekspansi dari ekonomi negara-negara lain, di mana negara-negara tertentu ini hanya berperan sebagai penerima akibat saja (Dos Santos 1970: 231).

Dos Santos (1970) membagi tiga bentuk ketergantungan sebagai berikut: pertama, ketergantungan kolonial, terjadinya penjajahan dari negara pusat ke negara pinggiran. Kegiatan ekonominya adalah ekspor barang-barang mentah 12

yang dibutuhkan negara pusat, sementara negara periferi menjadi pasar dari barang-barang jadi negara-negara pusat. Hubungan penjajah – penduduk sekitar bersifat eksploitatif (Dos Santos 1970: 231).

Kedua, ketergantungan finansial-industrial, yaitu negara pinggiran merdeka tetapi kekuatan finansialnya masih dikuasai oleh negara-negara pusat.

Ekspor masih berupa barang – barang yang dibutuhkan negara pusat. Negara periferi dijanjikan akan penanaman modal bagi keberlangsungan industri yang pada akhirnya hanya menguntungkan negara-negara pusat (Dos Santos 1970:

231).

Ketiga ketergantungan teknologi-industrial, yaitu bentuk ketergantungan baru.

Kegiatan ekonomi di negara pinggiran tidak lagi berupa ekspor bahan mentah untuk negara pusat. Perusahaan multinasional mulai menanamkan modalnya di negara pinggiran dengan tujuan untuk kepentingan negara pinggiran. Meskipun demikian teknologi dan patennya masih dikuasai oleh negara pusat (Dos Santos

1970: 231).

Wallerstein mendeskripsikan sistem dunia kapitalis dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu negara core atau pusat, semi-periferi atau setengah pinggiran, dan negara periferi atau pinggiran (Jackson & Sorensen 2005: 242). Perbedaan bagi ketiga jenis negara ini adalah kekuatan ekonomi dan politik dari masing-masing kelompok. Kelompok negara-negara kuat (pusat) mengambil keuntungan yang paling banyak, karena kelompok ini dapat memanipulasi sistem dunia sampai batas-batas tertentu dengan kekuatan dominasi yang dimilikinya. Kemudian negara setengah pinggiran mengambil keuntungan dari negara-negara pinggiran 13

yang merupakan pihak yang paling dieksploitasi (Hobden & Jones dalam Baylis

2005: 206). Ciri-ciri dari negara periphery antara lain bersifat non-demokratis, memiliki tingkat pendapatan yang rendah, menjadi eksportir barang-barang mentah, serta mengimpor barang jadi. (Jackson & Sorensen 2005: 242)

Cardoso juga menjelaskan bentuk ketergantungan berubah seiring dengan kemajuan teknologi dan kebijakan proteksionisme. Sehingga negara maju menanamkan investasi melalui perusahaan multinasional (MNC) untuk masuk ke pasar domestik (Budiman 1996: 75).

Dalam kasus pinjaman Tiongkok terhadap Ghana, Tiongkok adalah negara setengah pinggiran (semi periferi) dan Ghana adalah negara pinggiran (periferi).

Hubungan Tiongkok (semi periferi) dan Ghana (periferi) merupakan suatu bentuk ketergantungan teknologi-industrial, dimana perusahaan-perusahaan Tiongkok datang ke Ghana untuk membantu membangun Ghana membangun negaranya, namun Tiongkok tetap menguasai seluruh teknologi dan pusat industri Ghana, sehingga Ghana tidak memiliki hak paten dalam memberdayakan aset yang dimilikinya.

2. Konsep Hegemoni

Teori hegemoni merupakan teori yang sangat penting pada abad XX.

Dalam Neo-Marxis salah satu pemikiran yang dianggap sangat penting setelah

Marx adalah Antonio Gramci. Antonio Gramci (1891-1937) menjelaskan bahwa hegemoni merupakan suatu kekuasaan atau dominasi atas nilai-nilai kehidupan maupun kebudayaan sekelompok masyarakat yang akhirnya berubah menjadi 14

doktrin terhadap kelompok masyarakat lainnya dimana kelompok yang didominasi tersebut secara sadar mengikutinya. Kelompok yang didominasi oleh kelompok lain (penguasa) tidak merasa ditindas dan merasa itu sebagai hal yang seharusnya terjadi. (Sugiono, 1999:31)

Hal ini yang terjadi dalam hubungan antara Tiongkok dan Ghana, Ghana mendukung banyak keputusan Tiongkok seperti dalam protes lapangan

Tiananmen, Ghana memberikan dukungan diplomatik pada pemerintah Tiongkok, yang sedang di tuntut atas ketidakstabilan ekonomi dan korupsi politik yang terjadi dalam pemerintahan Tiongkok.

3. Konsep Pinjaman Luar Negeri

Secara umum bantuan luar negeri diartikan sebagai tindakan-tindakan negara, masyarakat (penduduk), atau lembaga-lembaga masyarakat atau lembaga- lembaga lainnya yang berada pada suatu negara tertentu ataupun pasar tertentu di luar negeri, memberikan bantuan berupa pinjaman, memberi hibah atau pula penanaman modal mereka kepada pihak tertentu di negara lainnya (Yanuar 2007:

187-188). Bantuan pembangunan Tiongkok terhadap Ghana merupakan suatu tindakan pinjaman, hibah dan penanaman modal dari pemerintah Tiongkok terhadap pemerintah Ghana.

Pinjaman luar negeri adalah aktivitas ekonomi yang menimbulkan kewajiban membayar kembali terhadap pihak luar negeri dalam valuta asing.

Termasuk dalam pengertian pinjaman luar negeri adalah pinjaman dalam negeri 15

yang menimbulkan kewajiban membayar kembali kepada pihak luar negeri

(Sanuri 2005: 1).

Sanuri (2005) membagi pinjaman luar negeri menurut segi persyaratannya, yaitu: Pertama, pinjaman lunak (concessional loan), yaitu pinjaman luar negeri

Pemerintah dalam rangka pembiayaan proyek-proyek pembangunan. Kedua, pinjaman setengah lunak (semi concessional loan), yaitu pinjaman yang penggunaannya hampir sama dengan penggunaan pinjaman lunak, namun persyaratannya lebih berat dari pinjaman lunak tetapi lebih ringan daripada pinjaman komersial. Ketiga, pinjaman komersial (commercial loan), yaitu pinjaman yang diterima dengan syarat-syarat yang ditetapkan berdasarkan kondisi pasar uang dan pasar modal internasional. Pinjaman Tiongkok terhadap Ghana merupakan pinjaman lunak dan komersial.

Fernando Hendrique Cardoso (1982) menjelaskan ketergantungan dan pembangunan dengan teori Associated-Dependent Development, pemilikan industri tidak penting, apakah dimiliki pihak asing, berbentuk perusahaan bersama atau perusahaan domestik yang bergabung dengan perusahaan-perusahaan asing, tetapi penekanan justru pada siapa yang mengambil keputusan, umumnya berada di luar negeri. Dalam hal efek yang ditimbulkan dari pinjaman Tiongkok terhadap

Ghana mengakibatkan banyak munculnya perusahaan-perusahaan milik pemerintah Tiongkok di Ghana yang mengeksplorasi sumber daya milik pemerintah Ghana, namun perusahaan-perusahaan itu diberi keleluasaan penuh dalam setiap keputusan yang dikeluarkan, Pemerintah Ghana hanya mendapat bagian yang sedikit dari hasil eksplorasi itu, sehingga yang terjadi Pemerintah 16

Ghana membiarkan perusahaan milik Tiongkok mengekploitasi sumber daya yang dimiliki Ghana, sehingga perkembangan pembangunan menjadi terhambat.

Cardoso (1982) menambahkan hal yang menjadi hambatan dari pembangunan bukanlah ketiadaan modal, melainkan pembagian kerja internasional yang diuraikan menjadi dua kawasan, yakni pusat dan pinggiran, terjadi pengalihan surplus dari negara pinggiran ke pusat. Dengan demikian pinjaman pembangunan Tiongkok di Ghana memiliki efek yang spillover yang menyebabkan terjadi keterbelakangan, dengan pinjaman-pinjaman yang diberikan

Tiongkok, Tiongkok dapat mempengaruhi politik di Ghana dan mengambil keuntungan ekonomi di Ghana, hal ini terbukti dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan Tiongkok di Ghana

F. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah melalui metode kualitatif. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti suatu objek dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif dan hasil lebih menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2014: 1). Dalam penelitian ini akan menganalisa peristiwa dengan menggunakan penggambaran yang dideskripsikan kata-kata secara jelas dan terperinci.

Penelitian ini menggunakan studi kasus, yang menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas ataupun proses (John W. Creswell, 2009: 20). 17

Penelitian ini akan membahas mengenai suatu kasus secara mendalam, yaitu mengenai Tiongkok yang memberikan pinjaman pembangunan terhadap Ghana.

Sumber pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan secara sekunder.

Data sekunder adalah data yang tidak didapatkan secara langsung (Sugiyono

2009: 225). Data ini digunakan untuk mendukung infomasi dari data primer.

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan mengumpulkan dokumen-dokumen dapat berupa laporan kantor, buku, koran, dan lain-lain (John W. Creswell 2009:

269). Dalam penelitian ini, data sekunder didapatkan dari studi pustaka dengan mengumpulkan referensi-referensi dari perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah dan

Universitas Indonesia maupun media online, seperti buku-buku, skripsi, laporan resmi, tesis, dan jurnal.

Penelitian ini akan mengumpulkan data mengenai latar belakang Tiongkok memberikan pinjaman pembangunan terhadap Ghana, kepentingan nasional

Tiongkok di Ghana, serta dampak pinjaman pembangunan Tiongkok terhadap

Ghana. Data-data tersebut akan dieksplorasi melalui studi kepustakaan dan wawancara.

Setelah proses pengumpulan data, akan dilakukan proses analisa data.

Bogdan mendefinisikan analisa data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono 2014: 88). Menurut Jhon W.

Creswell analisa data kualitatif dilakukan dengan mengumpulkan data, membuat 18

interpretasi, dan menulis laporan penelitian (Jhon W. Creswell 2009: 274). Jadi, data yang diperoleh akan dikelompokkan sesuai materi pembahasannya lalu dianalisa dengan menggunakan teori yang relevan sehingga dapat menemukan jawaban atas permasalahan penelitian.

G. Sistematika Penulisan

Penelitian yang berjudul “Kepentingan Tiongkok Dalam Pemberian

Pinjaman Pembangunan Ke Ghana 2007-2010” akan dibagi dalam lima bab, masing-masing adalah sebagai berikut :

Bab I merupakan pendahuluan yang berisi pernyataan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka pemikiran, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II merupakan gambaran umum Tiongkok berkaitan dengan posisinya sebagai negara semi periphery dan Ghana sebagai negara periphery meliputi kondisi politik dan ekonomi Tiongkok, serta fenomena the rise of China dan gambaran umum Ghana meliputi kondisi ekonomi dan politik, serta potensi ekonomi negara Afrika ini.

Bab III berisi hubungan bilateral Tiongkok-Ghana meliputi tinjauan

(sekilas) hubungan kedua negara, sejarah pinjaman pembangunan Tiongkok ke

Ghana dan apa saja proyek pembangunan Shino-Ghana.

Bab IV merupakan bab analisa penelitian ini yang membahas tentang 19

kepentingan Tiongkok dalam pemberian pinjaman pembangunan ke Ghana pada periode tahun 2007-2010 meliputi kepentingan bidang ekonomi yaitu untuk menciptakan ketergantungan sebagai penyedia bahan baku dan pangsa pasar atas produk-produk ekspor Tiongkok di Ghana dan negara-negara Afrika Barat lainnya, serta sebagai pendekatan untuk mengembangkan sektor swasta dan perusahaan MNC Tiongkok di Ghana. Sedangkan kepentingan bidang politik adalah untuk menciptakan ketergantungan sebagai penyedia alutsista bagi angkatan bersenjata Ghana dan menguatkan posisi Tiongkok di Afrika.

Bab V merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari seluruh penelitian yang telah dilakukan. BAB II GAMBARAN UMUM TIONGKOK (SEMI PERIPHERY) DAN GHANA (PERIPHERY)

A. Gambaran Umum Tiongkok

Tiongkok merupakan negara terbesar di Asia dan terbesar ketiga di dunia, setelah Rusia dan Kanada. Tiongkok memiliki penduduk lebih dari 1,3 miliyar orang. Angka itu membentuk hampir 23 persen dari populasi dunia. Sebagian besar orang Tiongkok tinggal di bagian timur negara -di sepanjang pantai, di dataran, dan dalam lembah yang dialiri oleh sungai-sungai besar. Sebagian besar berada di kawasan yang membentang ke utara dari Sungai besar Yangtze (Chang) sampai ke Beijing. Tiongkok adalah negara yang luas yang mencakup berbagai bagian. Bagian ini dapat dipecah menjadi beberapa daerah umum. (bbc.co.uk)

Tiongkok merupakan negara yang terletak di Wilayah Asia yang berbatasan dengan 14 negara sekaligus karena luasnya wilayah yang dimiliki oleh negara ini. Keempat belas negara ini adalah Afghanistan, Bhutan, Myanmar,

India, Kazakstan, Kirgisistan, Korea Utara, Laos, Mongolia, Nepal, Pakistan,

Rusia, Tajikistan dan Vietnam. Gambaran mengenai wilayah geografis Tiongkok lihat di gambar 2.1 sebagai berikut : (bbc.co.uk)

20

21

Gambar 2.1. Wilayah Geografis Tiongkok

Sumber : “The Maps of China”, dalam http://beijing-travels.com/china_tour/map.html, diakses pada tanggal 8 Maret 2013.

A.1. Kondisi Politik dan Ekonomi Tiongkok

Republik Rakyat Tiongkok merupakan negara yang terletak di wilayah

Asia Timur sekaligus Asia Tengah yang berbatasan dengan Laut Kuning dan Laut

Tiongkok Timur di sebelah Timur, Birma dan Vietnam di sebelah Selatan, Nepal dan India di sebalah Barat, Mongolia, serta Rusia dan Kazakhtan di sebelah utara.

Tiongkok menjadi negara yang begitu populer dalam dinamika politik internasional karena negara ini memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia, 22

yaitu sekitar 1,3 milyar jiwa, memiliki wilayah terluas keempat di dunia dan merupakan negara yang memiliki hak veto dalam keanggotaan Perserikatan

Bangsa-Bangsa (PBB). Maka dari itulah negara Tiongkok memanfaatkan berbagai dimensi – dimensi untuk memperluas kerjasamanya dengan tujuan pertumbuhan ekonomi negara Tiongkok.(bbc.com)

Pada periode tahun 1978-2004 mengalami tingkat progresifitas yang luar biasa. Periode tersebut Tiongkok telah berhasil menjadikan kemajuan Tiongkok sebagai negara adikuasa baru di Asia, bahkan di dunia. Tingkat GDP (gross domestic product) sebagai indikator kemajuan ekonomi suatu negara dari tahun ke tahun semakin meningkat pesat, sebagai gambaran pada tahun 1980 tingkat GDP

Tiongkok hanya sebesar 460.906 US Dollar, kemudian pada tahun 1985 meningkat tajam sebesar 896.440 US Dollar, pada tahun 1990 sebesar 1.854.790

US Dollar, tahun 1995 sebesar 6.079.400 US Dollar, tahun 2000 sebesar

9.921.500 US Dolar dan pada awal tahun 2005 sebesar 18.308.500 US

Dollar.(focus-economic.com)

Kemajuan perekonomian Tiongkok tersebut ditopang oleh sektor pertanian

(agrikultur) sebesar 11,7 persen, industri sebesar 48,9 persen, pelayanan jasa sebesar 39,3 persen dan sektor-sektor minoritas lainnya sebesar 5,5 persen.

Kemajuan perekonomian Tiongkok tersebut akhirnya membawa negara ini ke swasembada di berbagai bidang, bahkan hingga pada tahun 2005 Tiongkok tidak lagi tergantung pada hutang luar negeri sebagai modal pembangunan.(heritage.org) 23

Melihat data dalam tabel diatas, maka dapat ditarik sebuah gambaran bahwa Tiongkok merupakan satu-satunya negara di dunia yang tingkat pertumbuhan perekonomiannya tidak pernah mengalami penurunan. Gambaran tentang hal ini juga dapat dilihat melalui grafik 2.1. berikut ini.

Grafik 2.1. Peningkatan Pertumbuhan Perekonomian Tiongkok tahun 1952-2005

Sumber : “China Economy”, dalam http://www.heritage.org/index/country/china, diakses pada tanggal 7 September 2015.

Kemajuan perekonomian yang dicapai Tiongkok, tidak lepas dari sumbangan industri-industri yang memproduksi barang-barang secara massal, yang berorientasi pada kemandirian masyarakat yang bekerja pada industri- industri yang menjadi bagian dari investasi asing di negara ini. Nilai inflasi pada 24

perekonomian makro Tiongkok juga berjalan terkendali dengan rata-rata kurang dari tiga persen pertahun.

Dalam kurun waktu kurang dari dua dekade, Tiongkok telah menjadi negara baru raksasa industri. Berbagai industri baik pada skala kecil-menengah, hingga industri besar, semakin marak di negara ini. Kemajuan ini juga didukung oleh tenaga ahli yang siap pakai lulusan dalam dan luar negeri. Pada tahun 2004 saja, Tiongkok telah memiliki 127.311 lulusan sarjana dan magister, serta 23.446 orang telah bergelar doktor, dimana lebih dari 31 persen merupakan wanita.

(Beck, 2012 : 86)

A.2. The Rise Of China

Rise of China atau kecermelangan Tiongkok sebenarnya telah ada jauh sebelum negara ini berbentuk republik. Pada abad VII banyak saudagar atau pedagang Tiongkok yang mengadakan pelayaran hingga ke Samudera Hindia melewati Persia (Iran) dan beberapa negara Timur-Tengah lainnya. Menurut Chief

Karell seorang budayawan, sekaligus sejarawan dari University of Cambridge

Amerika Serikat menyatakan bahwa :

“...pada abad VII telah ada pelayaran niaga dengan kapal-kapal berukuran besar pada masa itu. Dalam kapal tersebut terdapat orang- orang tiongkok dengan pengawal dari kerajaan seperti dinasti Han dan Dinasti-dinasti sebelumnya. Di ujung pelabuhan Afrika Selatan mereka bermukim dalam waktu cukup lama dengan menjual dan mengumpulkan barang.” (Beck, 2012 : 86)

25

Kemudian pada periode-prode selanjutnya, para pedagang Tiongkok semakin sering singgah di wilayah Afrika Selatan, bahkan pada abad ke IX muncul gagasan perdagangan Tiongkok yang dikenal dengan jalur sutera. Jalur perdagangan ini meliputi tiga bagian, antara lain :

a. Jalur dari Tiongkok menuju ke Selat Malaka melewati Srilanka, Timur-

Tengah dan kemudian menuju ke pantai Timur Afrika dan masuk ke

wilayah afrika Selatan. (Wibowo, 2004 : 2)

b. Jalur dari Tiongkok menuju ke wilayah Afrika dan masuk ke wilayah

Afrika Selatan melewati Samudera Atlantik. (Wibowo, 2004 : 2)

c. Jalur dari Tiongkok menuju ke Selat Malaka melewati Srilanka, Timur-

tengah dan kemudian masuk ke wilayah Eropa. Sekembalinya dari Eropa

para saudagar Tiongkok masuk ke wilayah Eropa melewati Terusan Suez

dan masuk ke wilayah Afrika Selatan.(Wibowo, 2004 : 2)

Kemajuan perekonomian Tiongkok pada periode tahun 1978-2014 tidak lepas dari program reformasi negara yang menitik-beratkan pada upaya untuk membuka diri dari pergaulan internasional (open door policy) atau yang disebut sebagai “gaige kaifang” (reformasi dan membuka diri). Pasca program reformasi bidang perekonomian tersebut, tingkat pertumbuhan GDP (gross domestic product) negara ini semakin mengalami peningakatan secara gradual. Gambaran tentang hal ini dapat dilihat pada tabel 2.1. sebagai berikut : .(Wibowo, 2004 : 2-

3)

26

Tabel 2.1. Pertumbuhan GDP Tiongkok Tahun 1980-2010 (Dalam US Dollar) No Tahun Tingkat Pertumbuhan GDP 1. 1980 460.906 2. 1985 896.440 3. 1990 1.854.790 4. 1995 6.079.400 5. 2000 9.921.500 6. 2005 18.308.500 7. 2010 29.886.100 8. 2011 75.722.211 9. 2012 85.602.118 10. 2013 96,821.000 11. 2014 104.354.000 Sumber : “China Economy”, dalam http://www.heritage.org/index/country/china, diakses pada tanggal 12 Maret 2018.

Dari tabel di atas maka dapat dipahami bahwa pada tahun 1980 hingga

2014 perekonomian Tiongkok terus berkembang dengan pesat, bahkan trend perkembangan ini belum pernah sekalipun mengalami penurunan. Inilah yang kemudian dapat dianggap sebagai Rise of China, dimana pencapaian ini nantinya dapat menjadi modal pembangunan dalam negeri dan kerjasama internasional.(Alvin and Chu, 2015:29)

Menurut kajian yang dilakukan oleh SIPRI (Stockholm International

Peace Reseach Studies) pencapaian Tiongkok berkaitan dengan Rise of China dilatarbelakangi oleh beberapa hal, yaitu :

a. Tiongkok bersama-sama dengan Korea Selatan merupakan negara yang 27

mengalami pertumbuhan perekonomian terpesat selama dua dekade dan

belum pernah mengalami penurunan. (SIPRI, 2016 : iii)

b. Tiongkok merupakan negara yang berhasil mengembangkan sistem

pertahanan moderen terbesar di dunia, meliputi swasembada alutsista

hingga personel militer dengan jumlah yang sangat besar untuk

mendukung blue water navy. (SIPRI, 2016 : iii)

c. Tiongkok merupakan negara yang berhasil mengembangkan investasi

terpesat di dunia dalam lima benua sekaligus, baik Asia, Afrika, Amerika,

Eropa dan Australia.(SIPRI, 2016 : iii)

B. Gambaran Umum Ghana

Ghana merupakan negara di Afrika Barat yang terletak di pantai selatan

„tonjolan‟ barat Afrika dan berbatasan dengan Teluk Guinea di Samudera

Atlantik. Ghana memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1957. Negara ini dibentuk dari koloni Inggris Gold Coast dan British Togoland dan dinamai

Ghana sesuai nama sebuah kerajaan kuno Afrika, yaitu Ghana. (Backston, 2012 :

41)

Secara geografis Ghana berbatasan langsung dengan Benin, Pantai Gading

(Cap de Ivory), Togo dan Burkina Faso. Negara ini memiliki posisi yang strategis karena memiliki akses ke wilayah perairan secara langsung, yaitu Teluk Guinea yang terhubung dengan Samudera Atlantik. Gambaran mengenai posisi geografis

Ghana lihat peta 2.1. sebagai berikut :

28

Peta 2.1. Wilayah Geografis Ghana

Sumber : “Maps of Ghana”, dalam https://www.lonelyplanet.com/maps/africa/ghana/, diakses pada tanggal 23 Maret 2018.

Penduduk Ghana yang mencapai 25 juta orang meliputi lebih dari belasan kelompok etnis utama. Kelompok utama di tengah dan selatan adalah Ashanti,

Brong-Ahafo, Fanti, Ewe, dan Ga. Etnis Dagomba dan Mamprusi tinggal di utara.

Bahasa Inggris adalah bahasa resmi. Tetapi orang-orang dari Ghana juga berbicara dalam bahasa asli mereka, seperti bahasa Akan, Moshi-Dagomba, Ewe, dan Ga.

Lebih dari 60 persen penduduk Ghana memeluk Kristen. 21 persen lainnya menganut agama-agama tradisional Afrika, dan 16 persennya adalah pemeluk

Islam.(globalsecurity.org) 29

B.1. Kondisi Politik dan Ekonomi Ghana

Ghana merupakan negara di wilayah Afrika Barat yang merupakan bekas jajahan Portugis dan Inggris. Negara ini menggunakan sistem presidensil yang dipilih secara langsung melalui penyelenggaraan pemilu. Presiden dan wakil presiden Ghana dipilih setiap empat tahun oleh rakyat. Ada juga Dewan Menteri.

Anggotanya dicalonkan oleh presiden dan tunduk pada persetujuan Parlemen.

Para anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih oleh suara terbanyak untuk masa tugas 4 tahun. Di bagian teratas dari sistem peradilan adalah Mahkamah Agung yang memiliki kekuatan untuk menyatakan produk hukum Parlemen inkonstitusional. (thecommonwealth.org)

Ghana adalah negara miskin. Hampir setengah anggaran pemerintah datang sebagai bantuan dari negara-negara kaya. Namun banyak benih untuk kemakmuran Ghana di masa depan. Negara ini telah mengadakan empat pemilu multipartai berturut-turut sejak tahun 1992, tanda stabilitas politik. Ghana memiliki sistem pendidikan yang baik dan layanan sipil yang efisien. Ghana juga memiliki tenaga kerja yang lebih produktif daripada negara-negara miskin Afrika

Barat lainnya. Fakta-fakta ini menunjukkan bahwa Ghana akan menjadi kekuatan ekonomi yang penting di Afrika. (thecommonwealth.org)

Ghana pada tahun 1957 hingga 1960 pernah menjadi negara protektorat

Inggris dan kemudian dipimpin secara langsung oleh Ratu Elizabeth II. Kemudian pasca kemerdekannya pada 1 Juli 1960, kepemimpinan Ghana kemudian dipimpin oleh presiden yang terpilih melalui pemilu. Beberapa nama diantaranya Kwame

Nikrumah, Akwasi Amankwa Afrifa, Jerry John Rwaling hingga John Evans Atta 30

Mils yang memimpin Ghana sejak 7 Januari 2009 hingga tahun 2016.

(thecommonwealth.org)

B.2. Potensi Ekonomi Ghana

Ghana merupakan negara yang memiliki perekonomian yang relatif tertinggal jika dibandingkan dengan negara lain di wilayah Afrika Barat, seperti halnya Pantai Gading, Senegal, dan beberapa negara lainnya. Meskipun demikian di tahun 2012-2013 perekonomian negara ini berhasil mencapai titik tertinggi selama satu dekade terakhir, meskipun kemudian kembali menurun pada tahun

2014. (afdb.org) Gambaran tentang hal ini lihat grafik 2.2. seagai berikut :

Grafik 2.2. Perkembangan Gross Domestic Product (GDP) Ghana Periode 2008-2016

Sumber : “Ghana GDP”, dalam https://tradingeconomics.com/ghana/gdp?embed?embed, diakses pada tanggal 23 Maret 2018.

31

Ghana merupakan negara yang memiliki geo-politik dan geo-ekonomi yang strategis. Ini disebabkan karena Ghana memiliki akses secara langsung ke wilayah perairan yaitu Samudera Atlantik, sehingga diperkirakan pada masa yang akan datang akan menjadi negara ini akan menjadi pusat pelabuhan terbesar di wilayah Afrika Barat, khususnya di sekitar Cape Cost dan Acra. Hanya saja karena keterbasan ekonomi membuat pengembangan pelabuhan belum dapat berjalan secara optimal. (afdb.org)

Ghana merupakan kelompok negara dunia ketiga di wilayah Afrika.

Meskipun perekonomian negara ini cenderung terbelakang, namun berbagai potensi masih terbuka luas untuk dapat dikembangkan. Beberapa diantaranya adalah :

a. Potensi, Jasa, yaitu bidang pariwisata adalah sumber pendapatan asing

terbesar ketiga Ghana. Pekerjaan jasa di hotel, toko-toko, bank, dan

transportasi mempekerjakan lebih sedikit orang daripada sektor pertanian.

Tapi jasa memberikan kontribusi lebih terhadap perekonomian Ghana

dibandingkan pertanian. (our-africa.org)

b. Potensi Manufaktur, yaitu industri tradisional Ghana adalah kehutanan,

perikanan, dan kerajinan. Berbagai barang-barang konsumsi dasar juga

diproduksi. Produksi industri rendah. Pemilik pabrik sering kesulitan

untuk mendapatkan suku cadang dan bahan baku impor yang mereka

butuhkan untuk menjaga mesin tetap bekerja. (our-africa.org)

c. Potensi Pertanian, yaitu setengah dari angkatan kerja Ghana terdiri atas

petani dan buruh tani sewaan. Mereka menanam singkong, padi, jagung, 32

dan kacang-kacangan untuk mereka gunakan sendiri. Mereka juga

memproduksi tanaman ekspor utama negara itu, biji kakao, yang

digunakan untuk membuat cokelat. (our-africa.org)

d. Pertambangan dan Perdagangan, negara ini memiliki emas, mangaan, dan

berlian, Ghana menambang bauksit. Mineral ini dilebur menjadi

aluminium sebelum dijual ke luar negeri. Kemudian pada bidang

perdagangan selain biji kakao, Ghana mengekspor emas semi-pabrikan

(termasuk emas berlapis platinum), bijih mangaan dan konsentratnya,

makanan olahan, dan kayu. Negara ini juga mengimpor peralatan, minyak

bumi, dan makanan. Mitra dagang utamanya adalah Inggris, Jerman,

Amerika Serikat, Nigeria, Togo, Prancis, Belanda, dan Spanyol.(our-

africa.org)

Pada periode 2007-2010 upaya pembangunan dan pengembangan potensi

Ghana dihadapkan pada agenda hubungan kerjasama dengan Tiongkok. Selama tiga tahun tersebut, memang bantuan pinjaman lunak Tiongkok ke Ghana terus menunjukkan peningkatan. Pada bab berikutnya (bab III) akan diuraikan lebih lanjut tentang dinamika hubungan Tiongkok dan Ghana meliputi sejarah pinjaman pembangunan Tiongkok ke Ghana dan proyek pembangunan Shino-Ghana. BAB III HUBUNGAN BILATERAL TIONGKOK-GHANA

A. Sekilas Hubungan Tiongkok dan Ghana

Kerjasama luar negeri memiliki peranan penting bagi pencapaian kepentingan nasional. Ini disebabkan karena pada dasarnya tingkat kebutuhan suatu negara sifatnya adalah tidak terbatas, sedangkan sumber daya, baik alam, manusia dan lain-lainnya sifatnya adalah terbatas. Konsep ini ternyata juga berlaku bagi hubungan kerjasama antara Tiongkok dan Ghana. (Revves,2015:64)

Hubungan Tiongkok dan Ghana telah berawal sejak tahun 1960-an.

Hubungan ini berawal dari dukungan pemerintah Ghana di bawah kepemimpinan

Kwamne Nikrumah pada Tiongkok pada perang Sino India yang terjadi dalam kurun waktu sebulan sejak 20 Oktober hingga 21 November 1962. Ketika itu, pemerintah Ghana berhasil mendukung bantuan pangan dan obat-obatan kepada pihak tiongkok yang banyak mengalami korban jiwa pada perang tersebut, dimana sekitar 700 personel Tiongkok tewas. (Badawo, 2011:18-19)

Dalam perkembangannya, hubungan antara Tiongkok dan Ghana berjalan secara intenstif ketika pada tahun 1990, pemerintah Ghana meminta untuk mendukung pembangunan Stadion Theater Ghana yang menghabiskan anggaran sekitar 2,4 juta US Dollar. (Badawi, 2011:18-19) Kemudian hubungan antara

Tiongkok dan Ghana semakin erat yang ditanda dengan kunjungan kenegaraan kedua negara, diantaranya :

a. Kunjungan Perdana Menteri Zhou Enlai ke Ghana pada tahun 2002 untuk

33 34

membicarakan kerjasama bidang sosial, ekonomi, industri dan

pembangunan infrastruktur.

b. Kunjungan Presiden John Kofour ke Beijing China pada tahun 2003 untuk

menindaklanjuti pembicaraan kerjasama bidang sosial, ekonomi, industri

dan pembangunan infrastruktur dan lawatan tahunan.

c. Kunjungan Presiden John Evan atta Mill ke Beijing China pada tahun

2010 untuk menindaklanjuti pembicaraan pembangunan infrastruktur dan

lawatan tahunan.

d. Kunjungan Anggkota Komite Kongres Nasional Tiongkok, Zhou tienong

pada tahun 2012 untuk menindaklanjuti pembicaraan pembangunan

infrastruktur dan lawatan tahunan.

e. Kunjungan Wakil Presiden John Dramani Mahama ke Beijing China pada

tahun 2012 untuk menindaklanjuti pembicaraan pembangunan

infrastruktur dan lawatan tahunan. (Badawi, 2011:18-19)

B. Sejarah Pinjaman Pembangunan Tiongkok dan Ghana

Dinamika dan perkembangan pinjaman pembangunan Tiongkok di Ghana merupakan skema long shot Tiongkok atas negara-negara Afrika. Bagi Tiongkok

Benua Hitam ini memiliki arti yang sangat potensial untuk mengembangkan kerjasama ekonomi yang dalam jangka pendek dapat memberikan keuntungan dalam mendukung pembangunan negara-negara Afrika, namun dalam jangka panjang dapat memberikan keuntungan bagi Tiongkok, termasuk melalui kebijakan bantuan luar negeri bagi Ghana.(harvardpolitic.com) 35

Sejarah pinjaman bantuan luar negeri Tiongkok ke Ghana telah ada sejak tahun 1964, dimana pemerintah Tiongkok berhasil mengalokasikan bantuan pembangunan bendungan sebagai pembangkit listrik tenaga air di wilayah Bui dengan mengelola sumber air dari aliran sungai Black Volta. Bantuan Tiongkok ini sekitar 622 juta US Dollar.(fmprc.com)

Kemudian dalam perkembangan sejarah beberapa bantuan luar negeri

Tiongkok terhadap Ghana tercapai pada beberapa program, diantaranya :

a. Bantuan luar negeri sekitar 212,8 juta US Dollar untuk pengembangan

jalan trans yang menghubungkan Bimbika, Yendi Nalerigu pada tahun

1986. Bantuan ini merupakan pengalokasian kerjasama luar negeri

pertama kali yang dijalankan oleh pemerintah Tiongkok di wilayah Afrika

Barat yang diharapkan dapat membuka wilayah rural serta mendukung

pemerataan pembangunan di Ghana.

b. Bantuan ekonomi sebesar 70,8 juta US Dollar sebagai stimulus bidang

perbankan Ghana pada tahumn 1994. Bantuan ini dijalankan pemerintah

Tiongkok untuk memperkuat sektor moneter dan pembiayaan dalam

negeri Ghana, sehingga nantinya dalam jangka panjang akan memperkuat

perekonomian makro Ghana. (Shaha,2016:40)

Di seluruh wilayah Afrika Barat pada tahun 2007, Ghana menduduki peringkat ketiga dari total jumlah pinjaman luar negeri Tiongkok setelah Nigeria dan Pantai Gading yaitu sebesar 334 juta US Dollar. Kemudian di tahun 2010

Ghana berhasil menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan 429 juta US 36

Dollar. Pencapaian ini sekaligus berhasil memposisikan Ghana sebagai negara utama bagi pengalokasian bantuan luar negeri Tiongkok.(Shaha,2016:25-26)

Pemerintah Tiongkok telah menyepakati beberapa ketentuan dengan pemerintah Ghana berkaitan dengan alokasi bantuan luar negeri yang disetujui oleh Menteri Keuangan Ghana, Ken Affari Atta dengan Menteri Keuangan

Tiongkok, Xiao Jie pada tahun 2014 terkait dengan empat hal, yaitu :

a. Bantuan luar negeri Tiongkok ke Ghana dijalankan dengan azas

transparansi dan akuntabilitas.

b. Bantuan luar negeri Tiongkok ke Ghana dijalankan untuk merangsang dan

menggerakan infrastruktur di Ghana sebagai kepentingan jangka panjang.

c. Bantuan luar negeri Tiongkok ke Ghana akan menjadi orientasi kerjasama

di berbagai bidang dalam konteks yang lebih luas.

d. Berbagai kendala bantuan luar negeri Tiongkok ke Ghana akan

dibicarakan dalam forum bilateral ataupun regional dengan sikap saling

menghormati. (Revves,2015:70-71)

Konstelasi ekonomi-politik internasional yang semakin kompleks menyebabkan negara-negara dunia berlomba-lomba untuk memperluas kepentingan ekonomi dan ekspansi perdagangan luar negerinya. Bersamaan dengan berkembangnya era globalisasi ternyata terdapat negara-negara adikuasa baru pada bidang perekonomian internasional yang memiliki posisi tawar

(bargain position) strategis dalam dinamika ekonomi-politik internasional. Ini 37

juga berlaku bagi wilayah Afrika Barat, khususnya Ghana yang begitu tergantung dengan negara-negara donor.(national-geographic.com)

Keberadaan Tiongkok sebagai negara dengan pertumbuhan perekonomian luar biasa (miracle economic growth) menjadikan negara ini berupaya mengembangkan pencapaian kepentingan, antara lain melalui kerjasama internasional. Dalam memperlancar hubungan internasionalnya kemudian salah satu strategi yang diterapkan oleh Tiongkok adalah dengan memberikan bantuan dana. Menurut Chen Deming yang menjabat sebagai Deputi Khusus Perdagangan dan Investasi Luar Negeri, Kementarian Perdagangan Tiongkok menyatakan bahwa terdapat tiga alasan mengenai kepentingan Tiongkok dalam pemberian bantuan dana luar negeri, yaitu :

a. Bantuan luar negeri yang dialokasikan pemerintah Tiongkok ditujukan

untuk membangun opini internasional bahwa Tiongkok ikut berkontribusi

dan bertanggung-jawab atas perkebangnan internasional. Bantuan ini

teralokasikan melalui “The Loan of Relationship of South African and

China 2013” yang ditandatangani oleh Perdana Menteri Tiongkok pada

Maret 2013.

b. Bantuan luar negeri yang dialokasikan pemerintah Tiongkok ditujukan

untuk menandingi dominasi kepentingan negara-negara adikuasa atas

bantuan luar negerinya yang seringkali menerapkan standar ganda, seperti

halnya Amerika Serikat, Jepang, Australia ataupun Uni Eropa. 38

c. Bantuan luar negeri yang dialokasikan pemerintah Tiongkok ditujukan

untuk membangun sikap kesepahaman antara Tiongkok dengan negara-

negara kerjasama, sehingga nantinya akan mendukung kerjasama yang

lebih luas melalui sikap politik (political will) ataupun kebijakan-kebijakan

lainnya.(uniagents.com)

Presiden Hu Jintao dihadapan Kongres PKC (Partai Komunis Cina) pada

29 Juni 2010 menyatakan bahwa : “Tiongkok bukan semata-mata akan mengembangkan kerjasama perekonomian dengan negara-negara dunia, namun juga akan membantu permasalahan yang dihadapinya.” (Kompas, 30 Juni 2010)

Jika dikaitkan dengan faktor sejarah bantuan luar negeri Tiongkok sebagai bagian dari kerjasama internasional memiliki porsi yang penting dalam ikut mendukung kemajuan perekonomian Tiongkok. Pada periode tahun 1978-2004

Tiongkok telah berhasil mengadakan kontak perdagangan dengan negara lain.

Inilah yang kemudian merepresentasikan sebuah kondisi bahwa Tiongkok tidak lagi berorintasi dogmatis, namun telah berubah menjadi prsgamatis. (Kompas, 30

Juni 2010)

Seiring dengan berkembangnya waktu, pada tahun 2010-2014 Tiongkok berupaya mengembangkan pengaruhnya sebagai negara adikuasa baru. Berbagai organisasi internasional diikuti Tiongkok, antara lain World Trade Organization

(WTO), Konsorsium Bank Dunia, Asia-Pacific Economic Forum (APEC) dan lain-lainnya. Selain itu, Tiongkok juga menjalankan perluasan kerjasama luar negeri (enlarging of foreign relations) dengan negara-negara dunia. Konsep

„partnership‟ muncul dan digagas dalam Chinese Diplomacy setelah akhir perang 39

dingin. Tiongkok membangun kemitraan strategis pertamanya dengan Brazil pada tahun 1993. (wps.org)

Sejak saat itu, pembangunan kemitraan strategis telah menjadi salah satu dimensi yang paling menonjol dari diplomasi Tiongkok. Sebagai contoh,

Tiongkok telah membangun sebuah „strategic partnership of equality, mutual confidence and mutual co-ordination in the 21st century‟ dengan Rusia pada tahun

1996; „a collaborative partnership for the 21st century‟ dengan Korea Selatan pada 1998; dan „a strategic and cooperative for peace and prosperity‟ dengan

India pada 2005. (wps.org)

C. Proyek Pembangunan Shino-Ghana

Proyek pembangunan Shino Ghana merupakan agenda prestisius dari pemerintah Tiongkok untuk memperluas pengaruhnya di wilayah Afrika Barat dengan menjadikan Ghana sebagai porosnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Menteri Keuangan Tiongkok, Lou Jiwei bahwa :

“...Melalui Ghana nantinya Tiongkok dapat lebih mudah mengembangkan kepentingannya di Afrika Barat. Kepentingan ini bukan saja menguntungkan bagi Tiongkok, namun juga negara-negara yang menjadi patner kerjasama, Untuk membangun cita-cita bersama, mewujudkan masa depan bersama sebagau negara yang maju dan berdaulat.”(Revves,2015:43)

Keberadaan Ghana sebagai salah satu negara yang menjadi pilot proyek kerjasama luar negeri Tiongkok di wilayah Afrika ternyata jumlahnya terus menunjukkan trend peningkatan. Gambaran tentang hal ini lihat tabel 3.1.sebagai berikut : 40

Tabel 3.1. Perkembangan Bantuan Luar Negeri Tiongkok ke Ghana Periode 1980-2015 No. Tahun Nilai Kontrak (Milyar US Dollar) 1. 1980 38,8 2. 1985 49,1 3. 1990 84,2 4. 1995 118.6 5. 2000 226.2 6. 2005 301,7 7. 2010 429,0 8. 2015 468,2 Sumber : Anonim, “African Region : Trade and International Investment 2012”, The Ministry of Trade of South African Republic Report, Cape Town, 2012, chapter iii.

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa perkembangan kontrak investasi dan kerjasama dari tahun 1980 hingga 2010 menunjukkan perkembangan yang pesat. Pada periode 1980-1990, kerjasama ini hanya berorientasi pada bidang perdagangan komoditas tertentu, diantaranya minyak bumi, tekstil dan produk olahan tekstil, makanan, rempah hingga biji-bijian. Kemudian pada pada tahun

2000 hingga 2010 kerjasama ini semakin berkembang, bukan hanya semata-mata pada perdagangan komoditas, namun juga pembangunan dalam negeri, konstruksi dan investasi langsung (FDI) (Kompas, 8 Agustus 2006).

Beberapa proyek pembangunan Sino-Ghana yang berhasil diwujudkan oleh kedua negara diantaranya pada periode 2007-2010 adalah :

a. Dukungan bantuan luar negeri Tiongkok kepada Ghana adalah

pengalokasian bantuan luar negeri sebesar 28 juta US Dollar untuk 41

mendanai pembangunan jalan trans Onwakor-Nsawam yang dimulai pada

akhir tahun 2008 dan selesai di tahun 2009. Melalui proyek ini nantinya

akan dapat memperlancar transportasi komoditas dan mobilitas antar

daerah di Ghana (aiddatachina).

b. Dukungan bantuan luar negeri Tiongkok kepada Ghana adalah

pengalokasian bantuan luar negeri tanpa bunga sebesar 99 juta US Dollar

yang diberikan kepada masyarakat petani padi dan para nelayan di Ghana

pada tahun 2009. Bantuan ini diharapkan dapat memicu kemandirian kaum

marginal di Ghana (aiddatachina).

c. Dukungan bantuan luar negeri Tiongkok kepada Ghana adalah

pengalokasian bantuan luar negeri sebesar 34 juta US Dollar pada tahun

2010 untuk mendukung program pelatihan para enginer (teknisi),

kontraktor hingga penyelenggara negara akan dapat menciptakan sebuah

sistem kerja yang transparan dan akuntabel. (aiddatachina)

d. Dukungan hibah anggaran sebesar 7,5 juta US Dollar untuk

pengembangkan Kementerian Pertahanan Ghana pada tahun 2010 (china-

embassy.org).

Dari uraian di aras maka dapat difahami bahwa hubungan Tiongkok dan

Ghana telah melalui rangkaian sejarah yang panjang yang berawal dari hubungan politik atas dukungan terhadap Tiongkok, ketika negara ini masih menjadi kelompok negara dunia ketiga. Berkembangnya Tiongkok menjadi negara raksasa pada bidang ekonomi, sosial dan pertahanan kemudian terbangun hubungan emosional yang dipengaruhi oleh faktor sejarah. Ghana kemudian menjadi pilot 42

proyek atas perluasan kerjasama Tiongkok di wilayah Afrika, khususnya Afrika

Barat. (The Ministry of Trade of South African Republic Report, Cape Town,

2012)

Meskipun pemberian bantuan luar negeri menunjukkan bagian penting dari kerjasama bilateral Tiongkok dan Ghana, namun tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat kepentingan yang begitu kuat dari Tiongkok terhadap negara

Afrika Barat tersebut meliputi ekonomi, politik ataupun pertahanan. Gambaran tentang hal ini akan diuraikan pada bab selanjutnya. BAB IV `ANALISA KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM PEMBERIAN PINJAMAN PEMBANGUNAN KE GHANA 2007-2010 DAN KETERGANTUNGAN GHANA TERHADAP TIONGKOK

A. Kepentingan Tiongkok Terhadap Ghana 2007-2010

Keberadaan wilayah Afrika memiliki peranan penting dalam pencapaian kepentingan nasional Tiongkok berkaitan dengan pengembangan kerjasama dan pemberikan bantuan luar negeri Tiongkok. Karakteristik demografi dan kependudukan yang di dominasi oleh ras Negorid dan Kaukasoid menjadi pertimbangan sendiri bagi Tiongkok dalam mengembangkan kerjasama luar negeri tersebut. Hal seperti yang diungkapkan Menteri Keuangan Tiongkok, Xiao

Jie bahwa :

“...masyarakat Afrika menjadi salah satu pertimbangan penting bagi pengembangan kerjasama China atas wilayah ini. Dalam kerjasama dan pemberikan bantuan luar negeri masyarakat Afrika dapat berperan sebagai pangasa pasar, sekaligus pelaksana kerjasama yang dapat saling melengkapi sumber daya Tiongkok.” (newsweek.com)

Melalui pernyataan menteri keuangan di atas menunjukkan bahwa wilayah

Afrika, khususnya wilayah Afrika Barat memiliki peranan penting bagi masa depan pencapaian kepentingan Tiongkok. Meskipun dalam jangka pendek bantuan luar negeri Tiongkok terhadap Ghana belum menunjukkan keuntungan bagi Tiongkok, namun dalam jangka panjang ini akan memberikan pengaruh positif bagi masa depan Tiongkok dalam memperluas kepentingan pada konstelasi

43 44

internasional. (newsweek.com)

Jika dikaitkan dengan teori dependensia maka di era globalisasi kemajuan perekonomian suatu negara sangat berkaitan dengan efektifitas kerjasama luar negeri karena pada prinsipnya kebutuhan suatu negara sifatnya adalah tidak terbatas, sedangkan sumber daya suatu negara, baik SDM, SDA, alih teknologi dan lain-lainnya sifatnya adalah terbatas. Melihat hubungan antara Ghana dan

Tiongkok dalam kerjasama bidang ekonomi, khususnya pemberian bantuan luar negeri maka ini menunjukkan fenomena ketergantungan negara dunia ketiga terhadap negara kapitalis. (newsweek.com)

A.1. Penyedia Bahan Baku dan Pangsa Pasar bagi Perusahaan Tiongkok

Ghana merupakan salah satu negara di wilayah Afrika Barat yang menjadi pertimbangan penting bagi Tiongkok dibalik kerjasama bidang perekonomian, khususnya pemberian bantuan luar negeri. Dari tahun ke tahun jumlah penduduk

Ghana terus meningkat dan ini menjadi penting sebagai pangsa pasar produk- produk Tiongkok. Di tahun 2005 jumlah penduduk Ghana sekitar 27,1 juta jiwa kemudian pada tahun 2015 mencapai 28,10 juta jiwa. (globalsecurity.org)

Kemudian dalam lingkup regional Afrika Barat merupakan salah satu wilayah penting bagi benua Afrika. Berbeda dengan wilayah Afrika lainnya, misalnya Afrika Utara (sebagian timur-tengah), ataupun wilayah Afrika Timur, wilayah Afrika Barat yang terdiri dari 17 negara meliputi Benin, Burkina Faso,

Cape Verde, Pantai Gading, Gambia, Ghana, Guinea, Guinea Bisau, Liberia, Mali, 45

Mauritania, Niger, Nigeria. Saint Helena, Senegal, Sierra Leone dan Togo. Secara demografis penduduk Afrika Barat memiliki jumlah penduduk yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Gambaran tentang hal ini lihat tabel 4.1. sebagai berikut :

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Ghana dan Afrika Barat Tahun 2000-2015 No Tahun Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Ghana Afrika Barat 1. 2000 26,88 358,10 2. 2005 27,21 358,98 3. 2010 27,85 359,71 4. 2015 28,16 362.16 Sumber : “Population of Western Africa”, dalam https://www.populationpyramid.net/western- africa/2016/, diakses pada tanggal 23 Maret 2018.

Dari tabel di atas maka jumlah penduduk wilayah Afrika Barat, khususnya

Ghana ternyata berkembang secara progresif. Ini tentunya akan menjadi pertimbangan bagi Tiongkok untuk menjadikan negara dan wilayah ini sebagai pangsa pasar. Jumlah penduduk yang cukup besar dan masih berada pada kelompok dunia ketiga akan membutuhkan berbagai fasilitas dalam berbagai aktifitas. Untuk itulah, kedekatan hubungan antara Ghana dan Tiongkok yang dapat dilihat oleh publik negara Afrika Barat ini akan menumbuhkan sifat emosional, sehingga produk-produk ekspor Tiongkok ke Ghana akan lebih mudah diterima. (Frimpong,2016:viii)

Income perkapita Ghana meningkat dari tahun ke tahun rata-rata 4 hingga

7%. Di tahun 2007 income perkapita masyarakat negara ini sekitar 1,2 hingga 1,9 46

US Dollar perhari. Meskipun ini relatif kecil jika dibandingkan dengan kelompok negara maju, namun angka ini menjadi relatif besar jika dilihat dari lingkup negara-negara Afrika Barat. Inilah yang kemudian menjadi salah satu pertimbangan bagi Tiongkok untuk membangun kerjasama ekonomi, khusunya pengalokasian bantuan luar negeri kepada Ghana. (Frimpong,2016:viii)

Pertimbangan selanjutnya bagi Tiongkok dalam memberikan bantuan luar negeri kepada Ghana adalah untuk mendukung ketersediaan bahan baku. Aktivitas pertanian di sebagian besar wilayah Afrika didominasi oleh pertanian. Pertanian di Afrika umumnya digiatkan di sekitar daerah aliran sungai seperti Sungai Nil.

Benua Afrika memiliki barang tambang yang berlimpah dengan hasil utamanya antara lain intan, yang memasok 98% dari hasil dunia, emas (35%) mangan

(25%), tembaga (20%), dan minyak bumi yang banyak terdapat di Afrika Utara dan Afrika Barat. (Rusell, 2013:17)

Ghana memiliki cadangan energi, khususnya minyak bumi yang cukup besar. Di tahun 2007 total produksi mencapai 126 juta barrel pertahun. Komoditas ini tentunya menjadi pertimbangan penting bagi Tiongkok yang nantinya dapat membangun kerjasama dalam pengelolaan minyak bumi. (Rusell, 2013:17)

A.2. Menciptakan Ketergantungan Terhadap Sektor Swasta dan

Perusahaan Multinasional Tiongkok

Wilayah Afrika memang memiliki daya tarik bagi perusahaan-perusahaan dan sektor swasta Tiongkok. Untuk memperkuat kapasitas kerjasama dan 47

pengembangan new silk road beberapa perusahaan yang telah sukses dalam mengembangkan investasi di Afrika, khususnya di negara-negara wilayah Afrika

Barat diantaranya :

a. ZTE sebuah perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi yang

sukses berinvestasi di Burkina Faso, Ghana, Benin, Pantai Gading, Mali

dan Senegal.

b. AVIC sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata yang sukses.

c. Shandong Taixan Sunlight sebuah perusahaan yang bergerak di bidang

energi yang sukses berinvestasi di Burkina Faso, Ghana, Benin, Pantai

Gading, Mali dan Senegal..

d. Sinopec sebuah perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi energi

yang sukses berinvestasi di Burkina Faso, Ghana, Benin, Pantai Gading,

Mali dan Senegal.(cbbc.org)

Wilayah Afrika merupakan area ketiga bagi pengembangan kerjasama bidang ekonomi melalui bantuan luar negeri Tiongkok, selain wilayah perbatasan dan negara Asia. Afrika menjadi penting ketika banyak negara ini, diantaranya

Nigeria, Mesir, Libya, Republik Afrika Tengah dan Selatan, Kongo, Tunisia,

Ghana, Pantai Gading dan beberapa negara lainnya yang berhasil membangun kerjasama bidang ekonomi dan sosial. Beberapa pencapaian pemerintah China dalam kebijakan new slik road dengan beberapa negara Afrika dapat dilihat pada tabel 4.2. sebagai berikut :

48

Tabel 4.2. Kerjasama dan Ekspor China dengan Negara-negara Afrika Periode 2007-2010 No. Negara Ekspor Kerjasama Keterangan 1. Senegal $2,387,646,821 Pengembangan Sektor real estate infrastruktur jalan raya menjadi dan pengembangan penyumbang energi minyak bumi ekspor terbanyak sejak tahun 2006. ke Senegal

2. Sudan $2,129,730,001 Pengembangan Sektor energy infrastruktur jalan raya, menjadi industrialisasi semi penyumbang konduktor, investasi ekspor terbanyak asing langsung (FDI) ke Sudan dan pengembangan energi minyak bumi sejak tahun 2007.

3. Pantai $2,849,507,644 Pengembangan Sektor transportasi Gading infrastruktur jalan raya menjadi dan pengembangan penyumbang energi minyak bumi terbanyak ke sejak tahun 2006. Pantao Gading

4. Tunisia $1,295,839,939 Pengembangan Sektor transportasi infrastruktur jalan raya menjadi dan pengembangan penyumbang energi minyak bumi ekspor terbanyak sejak tahun 2006. ke Tunisia

5. Ghana $2,436,255,851 Pengembangan Sektor energy infrastruktur jalan raya, menjadi pariwisata (tourism) dan penyumbang pengembangan energi ekspor terbanyak minyak bumi sejak tahun ke Ghana 2008. Sumber : Diolah dari “One Belt, One Road”, dalam http://www.cbbc.org/cbbc/media/cbbc_media/One-Belt-One-Road-main-body.pdf, diakses pada tanggal 23 Maret 2018.

Melihat tabel di atas maka dapat dipahami bahwa periode 2007-2010 merupakan masa penting bagi orientasi kerjasama luar negeri Tiongkok di wilayah Afrika, khususnya Afrika Barat. Melalui kerjasama dengan Ghana diharapkan jadi awal mula (mile stone) sebagai tonggak sejarah perluasan misi 49

dan kerjasama Tiongkok yang nantinya dapat mendukung pencapaian kepentingan nasional pada bidang ekonomi dalam jangka panjang.

Dalam perkembangannya, Tiongkok juga berhasil semakin memperluas pengaruhnya di negara-negara Afrika. Itu terlihat dari volume perdagangan antara

Negara-negara di Afrika dan Tiongkok yang semakin mengalami peningkatan atau tumbuh 10 kali lipat dalam kurun waktu 10 tahun dari $10,6 bn Tahun 2000 menjadi $160 bn di Tahun 2011 dengan investasi mencapai $13 bn.(cbbc.org)

Dalam pemberitaan itu juga disebutkan bahwa Tiongkok semakin mengintensifkan hubungannya dengan negara-negara di Afrika tersebut melalui serangkaian program pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, gedung sekolah, serta pembangunan gedung olahraga dan pusat teknologi pertanian yang masih sedang berjalan. Tiongkok mengklaim bahwa pihaknya telah melakukan serangkaian kerjasama yang mampu menyerap ratusan tenaga kerja lokal untuk bekerja dalam proyek-proyek negara-negara tersebut.(cbbc.org)

A.3. Menguatkan Posisi Politik Tiongkok di Afrika

Dalam perkembangan globalisasi yang semakin kompleks bantuan luar negeri memiliki peranan penting dalam mendukung pembangunan kelompok negara dunia ketiga. Pasca berakhirnya perang dingin (cold war) Amerika Serikat dan sekutunya berhasil menjadi hegemoni dalam konstelasi politik internasional, namun memasuki dekade 2000-an sebagai periode yang merepresentasikan era globalisasi muncul beberapa negara dengan kekuatan ekonomi baru yang dapat 50

menjadi alternatif bagi penyedia bantuan luar negeri kelompok negara berkembang.

Selama ini wilayah Afrika, khususnya negara-negara di wilayah Afrika

Barat sangat bergantung terhadap bantuan luar negeri negara-negara Barat dan berbagai afiliasinya, diantaranya dengan IMF (International Monetary Fund),

Bank Dunia hingga USAID (United States Agency of International Development).

Hal ini kemudian menyebabkan lemahnya posisi tawar Tiongkok di Afrika Barat.

Munculnya Tiongkok yang berhasil menjalankan kerjasama ekonomi melalui pemberian bantuan luar negeri berupa kredit lunak terhadap Ghana mampu menjadi solusi bagi negara-negara Afrika Barat, khususnya Ghana. Hal ini dikuatkan dengan pernyataan Presiden Ghana, John Evans Atta Mills ketika bertemu dengan perdana menteri Tiongkok Wen Jiao Bo ketika lawatan ke Acra pada tahun 2009 bahwa :

“...Tiongkok adalah saudara lama. Kemajuan yang dicapai Tiongkok sangat menakjubkan, pada bidang politik, militer, dan tentunya ekonomi dan perdagangan. Kehadiran Tiongkok akan membuka babak baru setelah dua tahun sebelumnya hubungan kerjasama menunjukkan kemajuan yang pesat. Kami juga sepakat untuk menjadikan Tiongkok untuk dapat membangun kerjasama yang lebih luas, termasuk dalam kerangka ECOWAS (Economic Community of West African State).”(EK Akeampyong, 2012:24)

Di sisi lain Tiongkok memiliki kepentingan jangka panjang yaitu untuk menciptakan ketergantungan atas Ghana, khususnya berkaitan dengan bidang pertahanan dan alutsista, dimana Ghana pada tahun 2007-2010 berupaya membangun sistem pertahanan yang moderen. 51

Kemajuan perekonomian yang dicapai Tiongkok, tidak lepas dari sumbangan industri-industri yang memproduksi barang-barang secara massal, yang berorientasi pada kemandirian masyarakat yang bekerja pada industri- industri yang menjadi bagian dari investasi asing di negara ini. Nilai inflasi pada perekonomian makro Tiongkok juga berjalan terkendali dengan rata-rata kurang dari tiga persen pertahun.(Paul, 2017:8)

B. Dampak Pinjaman Pembangunan Tiongkok Terhadap Ghana

Eksistensi perekonomian nasional suatu negara pada era globalisasi sekarang ini telah menjadi bagian integral yang menentukan tingkat kemajuan suatu negara, disamping faktor masyarakat, kedaulatan wilayah, sistem pertahanan dan lain-lainnya. Perkembangan perekonomian secara optimal juga akan mendukung tingkat superioritas negara dan sangat menentukan posisi tawar

(bargaining position) sebuah negara dalam percaturan politik internasional.

(Shaha,2016:69)

Kemudian kepentingan selanjutnya berkaitan dengan upaya untuk memperluas ekonomi-politik praktis dari Tiongkok. Sejak lama Tiongkok berkembang sebagai negara tertutup dengan sistem ekonomi sosialis, kemudian pasca reformasi ekonomi yang dijalankan oleh Deng Xiaoping Tiongkok berhasil berkembang sebagai negara moderen yang lebih liberalis. (Shaha,2016:69)

Pada periode tahun 2010-2014 dinamika perekonomian Tiongkok dihadapkan pada berbagai persoalan, masing-masing yaitu: 52

a. Pertama, keterbatasan Tiongkok dalam memperoleh akses bahan baku dan

energi dari lingkup domestik Tiongkok sendiri,

b. Kedua, agenda percepatan pembangunan Tiongkok pasca modernisasi di

bawah kepemimpinan Deng Xiaping mampu memberikan motivasi dan

transformasi bagi rezim-rezim selanjutnya untuk dapat memajukan

perekonomian tiongkok di berbagai lini.

c. Ketiga, perekonomian Tiongkok sejak tahun 2000-an telah berkembang

menjadi socio-manufacture yang bukan hanya menjadi penopang

perekonomian nasional, namun juga penpoang perekonomian masyarakat

atau yang dikenal dengan societal corporatism welfare.(Chow, 2008 : 9)

Sehingga Tiongkok memerlukan sebuah negara untuk menopang

kebutuhan bahan bakunya, oleh karenanya Tiongkok menjadikan Ghana

sebagai salah satu penyedia bahan bakunya, dan sebagai balasannya Tiongkok

memberikan banyak bantuan terutama terhadap Ghana. Dengan adanya

bantuan tersebut membuat Ghana menjadi lebih tergantung pada Tiongkok dan

membuat Ghana mau tidak mau memenuhi segala kepentingan Tiongkok.

B.1. Dependensi (Ketergantungan) Ghana Terhadap Tiongkok

Dependensi Ghana terhadap Tiongkok menunjukkan bahwa Ghana tidak dapat memenuhi kebutuhan dalam negerinya untuk mendukung pencapaian kepentingan nasional, sehingga membuatnya bergantung pada Tiongkok.

Dependensi Ghana terhadap Tiongkok menunjukkan hubungan antara kepemimpinan dan akomodasi. Dalam proposisi Marxisme hubungan antara 53

kedua negara dapat berjalan karena Tiongkok memiliki modal (capital) yang cukup besar, bahkan pada periode 2007-2010 dengan tingkat GDP sebesar 23,57 triliun US Dollar maka Tiongkok akan dapat memiliki kekuatan ekonomi yang hampir dapat disetarakan dengan Amerika Serikat, Uni Eropa ataupun Bank

Dunia.(EK Akeampyong, 2012:25-26)

Posisi Tiongkok memang menjadi negara yang istimewa di mata Ghana, karena pada masa lalu Ghana pernah mendukung negara ini dalam konflik Sino-

India. Terbentuknya kerjasama kedua negara juga tidak lepas dari orientasi kedua kepemimpinan. Tiongkok sebagai negara donor tidak serta-merta bersikap impresif, namun tetap menjaga kehormatan dan kedaulatan Ghana. Hal ini merupakan cara Tiongkok agar dapat memperluas hegemoninya di Afrika Barat.

Bantuan luar negeri Tiongkok terhadap Ghana dan juga negara-negara

ECOWAS memiliki karakter yang pragmatis sehingga dapat dengan mudah diterima oleh negara-negara Afrika Barat, diantaranya :

a. Tingkat suku bunga (revenue) yang rendah, bahkan pada beberapa kasus

tidak diterapkan sistem bunga.

b. Bantuan luar negeri Tiongkok tidak terkait dengan aspek politis ataupun

HAM, dimana kedua hal ini seringkali digunakan oleh negara Barat,

diantaranya Amerika Serikat ataupun Uni Eropa untuk menekan negara

penerima bantuan, seperti halnya embargo. (Shaha,2016:46)

Hubungan antara Tiongkok dan Ghana memang terlihat harmonis, namun termyata pemberian pinjaman ini menciptakan suatu ketergantungan, yaitu ketergantungan teknologi-industrial, Ghana sangat membutuhkan bantuan 54

Tiongkok untuk komoditas persenjataan dan pertahanan. Kebijakan ini ternyata tidak lepas dari inisiatif dari Presiden John Atta Mills untuk mewujudkan stabilitas keamanan dalam negeri Ghana yang kondusif. Keamanan menjadi prioritas utama bagi Ghana karena adanya dua pertimbangan, pertama, kondisi stabilitas dalam negeri Ghana ternyata mampu berjalan secara linier dengan angka pertumbuhan ekonomi dan kedua, posisi geo-strategis Ghana terletak di wilayah yang rawan konflik sebagaimana Pantai Gading yang pernah mengalami kudeta ataupun pemberontakan/perang sipil di Nigeria dan beberapa kasus lainnuya.(Allan,2015:52)

Pada masa kepemimpinan Atta Mills berhasil mengadakan beberapa kerjasama pengadan alutsista. Ini tentunya berbeda dengan era dekade 1980 -

1990-an, dimana Ghana banyak tergantung dengan alutsista Eropa, Rusia dan

Amerika Serikat. Pencapaian ini ternyata tidak lepas dari kemajuan militer

Tiongkok yang mendorong kepercayaan pemerintah Ghana untuk membangun kerjasama bidang pertahanan. (Allan,2015:52)

Realisasi “arms build up” dijalankan pada era kepemimpinan Presiden

Jiang Zeming, yang kemudian terus bertransformasi pada era kepemimpinan

Presiden Hu Jintau, seolah-olah menjadi tuntutan dari rezim-rezim kepemimpinan di Cina. Salah satu hal yang tidak bisa dilepaskan dari modernisasi bidang pertahanan (arms build up) adalah peningkatan anggaran dalam skala yang besar.

Dari keseluruhan anggaran pertahanan tersebut, sebagian besar dari jumlah total anggaran pertahanan Cina tersebut dialokasikan pada 3 bidang, yang dapat dilihat pada skema 4.1. berikut ini. 55

Skema 4.1. Proporsi Pembagian Anggaran Pertahanan Cina

Sumber : “China’s Military Spending Increase by 11,2 %”, http://www.theguardian.com/world/2012/mar/04/china-increases-defence-spending-11-2, diakses pada tanggal 9 April 2018.

Kemajuan bidang militer Tiongkok kemudian menjadi orientasi dan pertimbangan bagi pemerintah Ghana. Terlebih lagi di tahun 2010, Pemerintah tiongkok telah memberikan hibah anggaran sebesar 7,5 juta US Dollar untuk pengembangkan Kementerian Pertahanan Ghana.(ghanabussinessnew.com)

Di negara-negara Afrika Barat, khususnya Ghana persenjataan buatan Cina semakin populer di pasar internasional. Liu Song, wakil general manager penelitian dan pengembangan Industries Corp menuturkan, bahwa pendapatan perusahaan mereka terus meningkat dari tahun ke tahun. Industries Group Corp sebagai sayap ekspor Cina, pengembang senjata terbesar di negara. Perusahaan

Liu pada tahun 2010 berencana membawa 44 jenis senjata ke Ghana dalam enam 56

kategori, termasuk kendaraan lapis baja, rudal anti-tank dan roket.

(ghanabussinessnew.com)

Pemerintrah Tiongkok juga akan menawarkan MBT (mian battel tank) ke

Ghana yang berjenis VT-4 ini dilengkapi dengan mesin diesel elektronik yang dikendalikan dengan 1.200 tenaga kuda, memberikan tangki kecepatan jelajah dari

68 kilo meter per jam. Meriam utama adalah 125-mm smoothbore yang dapat menembakkan berbagai peluru, termasuk penetrator energi kinetik dan hulu ledak anti-tank. Selain itu, juga dapat menembakkan rudal anti-tank dengan jangkauan maksimum 5,000 meters. (ghanabussinessnew.com)

Dari tahun 2007-2010 nilai kontrak kerjasama pengadaan alutsista dan bidang pertahanan terus menunjukkan peningkatan, sekaligus menjadi bukti bahwa Ghana semakin bergantung pada Tiongkok pada sektor ini. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Pada tahun 2007 nilai kontrak impor persenjataan dan bidang pertahanan

Ghana atas Tiongkok mencapai 687 juta US Dollar dengan perincian

untuk melengkapi senjata ringan (small arms), sistem pendidikan infanteri

dan artileri dan kendaraan taktis lapis baja.

b. Pada tahun 2008 nilai kontrak impor persenjataan dan bidang pertahanan

Ghana atas Tiongkok mencapai 881 juta US Dollar dengan perincian

untuk melengkapi senjata ringan (small arms), sistem pendidikan

infranteri, demolisi, penanggulangan teror, manajemen pengamanan

wilayah perbatasan, kendaraan taktis, mobilisasi udara, artileri ringan. 57

c. Pada tahun 2009 nilai kontrak impor persenjataan dan bidang pertahanan

Ghana atas Tiongkok mencapai 904 juta US Dollar dengan perincian

untuk melengkapi senjata ringan (small arms), sistem pendidikan dan

kendaraan taktis, serta alih teknologi.

Pada tahun 2010 nilai kontrak impor persenjataan dan bidang pertahanan

Ghana atas Tiongkok mencapai 1.019 juta US Dollar dengan perincian untuk melengkapi senjata ringan (small arms), sistem pendidikan dan kendaraan taktis armada flotila laut dan misil udara ke darat, serta angkut personel. 58

BAB V KESIMPULAN

Melalui uraian pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa Tiongkok merupakan salah satu negara dunia yang berhasil mencapai tingkat pertumbuhan perekonomian tertinggi di dunia, bahkan dari dekade 1950-an, perkembangan perekonomian Tiongkok ini terus berkembang secara progresif tanpa pernah sekalipun mengalami depresiasi dengan tajam.

Kemajuan perekonomian ini ditopang oleh sektor manufaktur, jasa, perbankan dan sektor-sektor lainnya yang didukung oleh peran aktif pemerintah Tiongkok kepada sektor swasta sebagai transformasi politik pintu terbuka (open door policy) yang dicanangkan oleh pemimpin Tiongkok Deng Xiaoping.

Kemudian negara yang menjadi patner kerjasama Tiongkok adalah Ghana.

Negara ini terletak di wilayah Afrika Barat dan merupakan negara bekas jajahan

Inggris. Meskipun Ghana termasuk dalam kelompok negara dunia ketiga, namun negara ini memiliki sistem politik-pemerintahan yang moderen yaitu adanya perimbangan kekuasaan meliputi legislatif (parlemen), eksekutif (pemerintah) dan yudikatif (lembaga penegakan hukum).

Dari aspek ekonomi, Ghana merupakan negara yang tergolong miskin dengan tingkat GDP yang relatif rendah. Meskipun demikian potensi ekonomi

Ghana masih terbuka luas, diantaranya pada bidang pariwisata yang belum dikelola secara maksimal dan sebagian diantaranya terkendala intrstruktur atau

58

59

fasilitas yang memadai. Kemudian potensi lainnya adalah pada bidang pertanian dan manufaktur.

Potensi Ghana yang relatif besar kemudian dihadapkan pada kerjasama dengan Tiongkok. Pada dasarnya hubungan kedua negara telah terjalin sejak dekade 1960-an, ketika pemerintah Ghana di bawah kepemimpinan Kwamne

Nikrumah berhasil mendukung Tiongkok dalam perang Sino-India. Hubungan kedua negara kemudian berjalan semakin intensif melalui kunjungan kepala negara antara Tiongkok dan Ghana secara bergantingan dan berkesinambungan.

Kemudian dalam aspek ekonomi antara Tiongkok dan Ghana berhasil membangun kerjasama bidang ekonomi yang belum menunjukkan adanya pola mutual relationship. Artinya pihak Tiongkok begitu memegang peranan penting sebagai donor dengan mengalokasikan bantuan luar negeri yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Dengan demikian dalam kerjasama ini Tiongkok memiliki kepentingan yang besar, meskipun pencapaiannya atas Ghana belum dapat dicapai dalam waktu dekat,

Kepentingan ekonomi Tiongkok dibalik kerjasama dalam memberikan pinjaman bantuan luar negeri terhadap Ghana adalah sebagai strategi dan pilot proyek (pilot project) untuk memperluas pengaruhnya di wilayah Afrika. Jika hubungan Ghana dan Tiongkok dapat berjalan secara efektif maka hubungan dengan negara-negara lain akan dapat dengan mudah tercapai, khususnya pada kelompok negara-neara Afrika Barat.

60

Kemudian kepentingan politik Tiongkok dibalik kerjasama dalam memberikan pinjaman bantuan luar negeri terhadap Ghana adalah untuk menandingi hegemoni negara-negara barat di Afrika Barat, menguatkan posisi politiknya di Afrika Barat. Kepentingan yang lebih penting dibalik pemberian bantuan Tiongkok terhadap Ghana adalah menciptakan ketergantungan Ghana terhadap Tiongkok sehingga Ghana akan semakin menjadi negara terbelakang.

LAMPIRAN

Lampiran 1.

DESKRIPSI BIDANG MILITER DAN PERTAHANAN GHANA

Personel :

As of 2013 there were approximately 15,500 military personnel in Ghana. In 1994 armed forces totaled about 6,850 active personnel, consisting of army, 5,000; air force, 1,000; and navy, 850. Missions are to protect against foreign aggression and to maintain internal security.

Struktur dan Kekuatan Alutsista :

The Ghana army is divided into three (3) brigade sized "commands":

 Northern Command (Tamale) o 6th Battalion, Ghana Regiment o Airborne Force (One company sized formation each in Upper West and Upper East regions respectively).  Central Command (Kumasi) o 3rd Battalion, Ghana Regiment (Sunyani) o 4th Battalion, Ghana Regiment (Kumasi) o 2nd Reconnaissance Armoured Squadron (Sunyani) o 2nd Signal Squadron (Kumasi) o 2nd Field Workshop (Kumasi) o 49th Engineer Regiment (Kumasi) o 2nd Field Ambulance (Kumasi) o 2nd Transport Company (Kumasi) o 2nd Field Operations Center (Kumasi)  Southern Command (Accra) o 1st Battalion, Ghana Regiment (Tema) o 2nd Battalion, Ghana Regiment (Takoradi) o 5th Battalion, Ghana Regiment (Accra) o 64th Infantry Regiment (Accra) o 1st Reconnaissance Armoured Squadron and Reconnaissance Armoured Regiment HQ (Accra) o 66th Artillery Regiment (Ho) o 48th Engineer Regiment (Teshie) o 1st Field Workshop (Accra) o 1 Motor Transport Battalion (Accra)

In Aircraft Origin Type Variant Notes service

Combat EMB 314 Super light attack / 5 on

Brazil [3]

Tucano COIN order

Reconnaissance [4]

Diamond DA42 Austria surveillance 2

Transport

utility / [4]

EADS CASA C-295 Spain 3 transport [4]

Fokker F27 Netherlands transport 1

Helicopters

United [4]

Bell 412 Utility 1

States utility / Mi- 6 on

Mil Mi-17 Russia 7 [4]

transport 17/171 order [4]

Harbin Z-9 China Utility 4

AgustaWestland [4]

Italy light utility 2

AW109

Trainer Aircraft [4]

Hongdu K-8 China jet trainer 4

multi engine [4]

Diamond DA42 Austria 1 trainer

Retired aircraft

In Aircraft Origin Type Notes service

Combat Aircraft

Aermacchi [5]

Italy light attack 4 placed in storage

MB-339

Transport

United [5] overhaul in 2004, later

Short Skyvan Transport 2

Kingdom retired from service

United [5]

BN-2T Islander Transport 4 retired from service

Kingdom

liaison / [5]

Cessna 172 United States 3 retired from service utility

Helicopters United [5]

Bell 212 Utility 2 placed in storage

Kingdom [5] Alouette III France light utility 5 retired from service

Trainer Aircraft

Czech [5]

Aero L-39ZO jet trainer 2 retired from service

Republic

Snake Class Patrol Vessels

46.8m patrol vessels ordered from China's Poly Technologies subsidiary of China Poly Group Corporation in 2011 and delivered to GN (Ghana Navy) in October 2011. The boats were commissioned 21 February 2012.[3]

Name Pennant Builder Launched Commissioned Status GNS Qingdao Qianjin 1 April P34 21 Feb 2012 Active Blika Shipyard, China 2011? GNS Qingdao Qianjin 1 April P35 21 Feb 2012 Active Garinga Shipyard, China 2011? GNS Qingdao Qianjin 1 April P36 21 Feb 2012 Active Chemle Shipyard, China 2011? GNS Qingdao Qianjin 1 April P37 21 Feb 2012 Active Ehwor Shipyard, China 2011?

Balsam Class Patrol Ships

Pennan Builde Launche Commission Transferr Statu Name ex t r d ed ed s GNS Marine USCGC Anzon Iron & 28 April 22 September Woodrus e P30 Ship 2001 Active 1944 1944 h (WLB- (~shark Builder

407) ) s Marine USCGC GNS Iron & 31 Sweetbri Bonsu P31 Ship Decembe 26 July 1944 2001 Active er (~whal Builder r 1943 (WLB- e) s 401) Chamsuri Class Patrol Boat

Republic of Korea Navy vessels. Chamsuri means 'Sea Dolphin'.

Name Pennan Launche Commissione Transferre Statu Builder ex t d d d s Korea Tacoma, Hyundai GNS Heavy PK 21 January Stephe P33 Industrie July 1980 Active M 2011 n Otu s, Hanjin 237 Heavy Industrie s

Sumber : Diolah dari “Ghana Military Pesonel, Equipment and Defense”, https://www.globalsecurity.org/military/world/africa/gh-army.htm, diakses pda tanggal 19 Mei 2018.

Lampiran 2.

DESKRIPSI BIDANG MILITER DAN PERTAHANAN TIONGKOK

Military age 20+ Compulsory by law, but usually Conscription not enforced Active 2,000,000 active (2018) personnel Reserve 2,300,000 reserve (2018 personnel

US$175 billion(2018) (official budget) Budget US$228 billion(2018) (according to SIPRI) Percent of 1.9% (2018) GDP

PERSENJATAAN DARAT

Heavy machine guns  QJG-06  CS/LM6 - 12.7 mm[6]  QJG-02 - 14.5 mm[7]  W95 - 12.7 mm[8]  QJG-05 - 12.7 mm  QJZ-89 - 12.7 mm[9]  QJC-88 - 12.7 mm[10]  W77 - 12.7 mm[11]  W85 - 12.7 mm[12]  Type 85 - 12.7×108mm[13]  Type 77 - 12.7×108mm[14] Multi-barrel Machine Guns  Hua Qing Minigun - 7.62 mm  CS/LM5 - 12.7 mm  CS/LM12 - 7.62mm Sniper rifles Anti-personnel rifles  XY - 8.6 mm (temporary designation)  CS/LR17 - 5.56 mm or 7.62 mm  CN500 - 7.62 mm  CS/LR4 - 5.8mm rifle[15]  FY-JS - 5.8mm rifle  CS/LR3 - 5.8mm rifle  CS/LR19 - 7.62mm  JS 7.62 - Serving only in Police Sniper Division  QBU-88 - Standard service designated marksmen rifle  Type 85 - Upgraded Type 79  Type 79 - Standard service designated marksmen rifle Dragunov SVD Anti-material rifles  QBU-10 - Anti-material sniper rifle[16]  NSG-145 - 14.5 mm  CS/LR12 - 12.7 mm  NSG-127 - 12.7 mm  CS/LR5 - 12.7 mm[17]  LR2 - 12.7mm  AMR-2 - Anti-material sniper rifle  NSG50 - 12.7 mm  LR2A - 12.7 mm[18] Anti-armor sniper rifle  M06 - Anti-material sniper rifle[19]  M99 - Anti-material sniper rifle[20]  W-03 - Anti-material sniper rifle  JS 12.7 - Anti-material sniper rifle  JS 05 - Anti-material sniper rifle Shoulder fired weapons  HJ-12  Sabre-SR/MR/ER/NLOS[21]  Saggittar  TS-01  PF-98 - 120 mm Anti-tank rocket launcher  PF-11 - 93 mm  PF-97 - 93 mm fuel air explosive rocket launcher  AFP-LCDI  WPF-89 - 80 mm rocket launcher  DZJ-08 - Multipurpose recoilless gun specialized for combat in urban area and confined space, replacing PF-89 and Type 69 RPG[22]  PF-89 - 80 mm Lightweight Anti-tank rocket launcher, replacing the Type 69-1 RPG  FHJ-84 - 2 × 62 mm Rocket launcher  Type 78  Type 65  Type 79  Type 70 - 62 mm[23]  Type 69 RPG - 40 mm RPG launcher, derivative of RPG-7  Type 56 RPG  Type 65[24]  Type 52[24]  Type 36[24]  Type 91 grenade launcher Automatic/semi-automatic grenade launchers  LG6  LG5  LG4  LG3  QLB-06  QLZ-04  QLZ-87  Type 87 Under-barrel grenade launchers  LG2  LG1  QLG-91B  QLT-80  QLT-89  Type 91 Hand grenades  WY-91  JYS-1  JYB-1  JYD-1  SC-2 - lachrymatory/smoke  SC-2 - lachrymatory  Type 86  Type 82-2  Type 79 - rocket-propelled  Type 79  Type 77-1  Type 73  Type 67  Type 59  Type 42  Type 3  Type 1 Mortars  Type 93 - 60 mm  Type 90 - 60 mm  Type 84 - 82 mm  Type 87 - 82 mm  W-99 - 82 mm  Type 80 - 100 mm  Type 89 - 100 mm  Type 86 - 120 mm  WX-90 - 60 mm  WW-90-60M - 60 mm  WW-90-60L - 60 mm  W-91 - 81 mm  W-87 - 81 mm  Type 71 - 100 mm  Type 83 - 60 mm  Type 67 - 82 mm  Type 64 - 120 mm  - 60 mm  Type 56 - 160 mm  Type 55 - 120 mm  Type 53 - 82 mm Flamethrowers  Type 74  Type 58 Anti-aircraft guns  QJC-88 - 12.7 mm[10]  W77 - 12.7 mm[11]  QJG-02 - 14.5 mm  QJZ-89 - 12.7 mm  Type 85 - 12.7 mm  Type 80 - 14.5 mm  Type 77 - 12.7 mm  Type 75 - 14.5 mm  Type 59 - 12.7 mm  Type 58 - 2 × 14.5 mm  Type 54 - 12.7 mm Anti-tank rockets and missiles  CM-501G  AFT-10  PA02-MA  PA01-GA  Sabre-ER  HJ-12  Sagittar  TS-01  GAM-102  GAM-100  HJ-11  HJ-9  HJ-8  HJ-73  DZJ-08  PF-98  PF-97  PF-89  FHJ-84  Type 79  Type 78  Type 70 [25]  Type 69  Type 65  Type 52  Type 36

Vehicles Tanks Name Type Quantity Origin Photo Notes Type People's Main battle

ZTZ 99A 99A: Republic of

tank 124[26] China 16 battalions of Type People's Main battle Type 99: 99, 4 battalions of Type

ZTZ 99 [27] Republic of

tank 496 99A as of December China [27] 2015. All models type 96, People's Main battle

Type 96 a total of Republic of tank more China than 2500 31 battalions of Type 96 Type People's Main battle and 36 battalions of

Type 96A 96A: Republic of tank [27] Type 96A as of 1,116 China [27] December 2015. 1000 in People's Main battle

Type 96B service. Republic of tank [28] China People's ZTQ-15 Republic of

China People's It is used by Reserve Main battle 300

Type 79 [29] Republic of Forces and training tank (2012) China units. Type One of the first Chinese 59/Type battle tanks in PLA 59-I: service.[31] 36 battalions 1300[30] of Type 59/Type 59-I, Type 59/- People's Main battle 16 battalions of Type I/-II/- Type 59- Republic of tank 59-II, 17 battalions of IIA/D/G II: 510[30] China Type 59D, with a total of 2,360 units in service Type in December 2015.[30] 59D: Based on the T-55. 550[30] People's Amphibious

ZTD-05 Republic of light tank China Type 63/-I/-II: 500+[31] People's Type Amphibious Type Republic of Based on the PT-76. 63/A light tank 63A/A- China I/A-II (2012): 300+[32] Retired tanks Name Type Quantity Origin Photo Notes People's Type 85/- Main battle It is no longer in service 500 Republic of [29] III tank as of 2012. China People's Main battle It is no longer in service

Type 80 500 Republic of [29] tank as of 2012. China People's It is no longer in service Type 69/- Main battle Republic of as of 2012.[29] Based on II tank China the T-62. Infantry fighting vehicles  CS/AA5 – Specialized IFV variant based on .  ZBL-08 – IFV variant of Type 08 modular infantry fighting vehicle.  ZBD-05 – amphibious infantry fighting vehicle  ZBD-04A – infantry fighting vehicle  ZBD-03 – airborne infantry fighting vehicle  ZSD-89-II– IFV based on Type 89 APC.[33]  Type 86 – Chinese copy of Russian BMP-1, around 1,000 in service with reserved forces. Armored personnel carriers  ZFB-05 – 4x4 light-weight armored personnel carrier in service.  ZSL-92 – 6x6 light-weight armored personnel carrier in service.  ZFB-91 – 6x6 light-weight armored personnel carrier in service.  Type 90 – Export Armored personnel carrier based on Type 85. Limited services within PLAGF.  Type 89 – Armored Personnel Carrier in service with large numbers.  Type 85 – Export Armored personnel carrier developed alongside with Type 89 Armored Fighting Vehicle. Limited services within PLAGF.  Type 81 – Export variant of Type 63 Armored personnel carrier [34]  Type 77 – Amphibious Armored Personnel Carrier  Type 63 – Armored Personnel Carrier Armored Car and MRAPs  CSK-131 – 4x4 light-weight tactical vehicle/armored personnel carrier in service. Chinese equivalent of the armored-plated reinforced HMMWV.  CSK-141 – 4x4 light-weight long wheelbase tactical vehicle/armored personnel carrier in service. Chinese equivalent of the armored-plated reinforced HMMWV.  CSK-181 – 4x4 light-weight tactical vehicle/MRAP in service. Chinese equivalent of the armored-plated reinforced JLTV.  CS/VP4 – (In service) All Terran Vehicle of the motorized infantries.  CS/VP3 – (In service) Wheeled mine resistant, ambush protected vehicle developed by Poly Technologies.[35] - Wheeled mine resistant, ambush protected vehicle developed by Poly Technologies.[36][37]  8M – Wheeled mine resistant, ambush protected vehicle jointly developed by and South African firm EWI2 for China,[38] first revealed in mid- 2012.[39][40]  CS/VN3 – Scout car, small quantity were produced for testing within PLAGF.  CS/VN3C – Scout car, small quantity were produced for testing within PLAGF.  VN4 – 4x4 APC/Armored Car small quantity were produced for testing within PLAGF. ATGM carriers  ZBL-08 – China's wheeled IFV that can mount HJ-73 and HJ-8 ATGM on turret. (In service)  ZBD-04A AT – Modified as HJ-10 ATGM platform. (In service)  ZBD-05 – Carrying HJ-73C/D on the turret. (In service)  ZBD-04A – Carrying HJ-73D on the turret. (In service)  ZBD-03 – Carrying HJ-73D on the turret. (In service)  WZ551 – Modified as HJ-9 ATGM platform. (In service)[41]  Type 89 – Modified as HJ-8 ATGM platform.  Type 63 – Carrying HJ-73B and later, HJ-8 ATGM. and Assault guns  ZTL-11 - 105 mm assault gun variant of Type 08 modular infantry fighting vehicle.  PTL-02 - 100 mm assault gun.  PTZ-89 - 120 mm tank destroyer. Self-propelled anti-aircraft guns  Type 09 AARV - single barrel 35 mm anti-air recon vehicle.  CS/SA5 - 30 mm Wheeled CIWS.  Type 09 SPAAA (PGZ-09) – 2 X 35 mm and 4 X fire-and-forget FN-6 missiles.[42]  Type 95 SPAAA (PGZ-95) – 4 X 25 mm and 4 X fire-and-forget QW-2 missiles.[43][44]  Type 92 Yitian – Wheeled mobile SAM system.  PGZ-88 (PGZ-88) – 2 X 37 mm  Type 80 – 2 X 57 mm, self-propelled anti-aircraft equivalent to the ZSU-57-2 but using the Type 69 tank chassis.  Type 85 (WZ554) – 2 X 23 mm  LD-2000 – 30 mm CIWS.  SA2 – 76mm  BK1060 – 35mm  CS/SA-1 – 35mm[45] Gun artillery Self-propelled  PLL-09 – 120 mm gun-mortar variant of Type 08 modular infantry fighting vehicle.  PLZ-09 - 122 mm self-propelled howitzer variant of Type 08 modular infantry fighting vehicle.  PLZ-07 – 122 mm self-propelled howitzer.  PLZ-05 – 155 mm self-propelled howitzer.  PLZ-89 – amphibious capable 122 mm self-propelled howitzer, replacing Type 70.  PLL05 – 120 mm gun-mortar.[46]  Type 96 – Modified howitzer[47]  Type 83 – 152 mm self-propelled howitzer.[48]  W90 SPG – 203 mm self-propelled howitzer.  Type 70 – 122 mm self-propelled howitzer. Export  PLZ-04 – 54 calibre 155 mm self-propelled howitzer.  PLZ-52 – 155 mm self-propelled howitzer.  PLZ-45 – 155 mm self-propelled howitzer.  SH9 - 120 mm mortar-howitzer  CS/SM10 - 120 mm mortar-howitzer  Norinco SH1 – 155 mm  SH3 – 122 mm  SH2 – 122 mm  SP-3 – 122mm SP howitzer  CS/SH4 – 122mm SP howitzer  CS/SH1 – 122mm SP howitzer  CS/SH2 – 105mm SP howitzer  CS/AH2 – 105mm  CS/SS6 – 81 mm  CS/SM4 – 81 mm  CS/SM1 – 81 mm  SH-5 – 105 mm self-propelled howitzer Towed  AH4 - 155 mm  AHS4 - 155 mm  AH2 - 155 mm  AH1 - 155 mm  PLL01 – 155 mm  Type 86 – 152 mm  Type 83 – 152 mm  Type 66 – 152 mm  Type 59 and Type 59-1 – copy of the Soviet M46 130 mm towed field gun  Type 96 – 122 mm  Type 86 – 122 mm  Type 83 – 122 mm  Type 60 – 122 mm Rocket artillery  SY400 - strategic MLRS, first unveiled at the 2008 Zhuhai Airshow [49]  SY300 – strategic MLRS, first unveiled at the 2008 Zhuhai Airshow [49]  A-300 - 300 mm  A-200 - 300 mm  SR-5/SR-7  AR3 – 300 mm  PHL03 - 300 mm  AR2 – 300 mm [50]  AR1A – 300 mm [50]  WS-3[51]  WS-2  WS-1 and WS-1B – an 8 and 4 tube 320 mm multiple launch rocket system by Sichuan Aerospace Industry Corporation (SCAIC, also known as Base 062)  WS-6  WS-15  WS-22  WS-32  WS-33  WS-35  WS-43  WS-63  WS-64  A-100 MRL – 10 tube 300 mm Multiple Rocket Launcher System  Type 81 - 122 mm[52]  PR50 - 122 mm  SR-4 - 122 mm  WM-80 – 273 mm Multiple Rocket Launcher Systems  WM-40 – 273 mm  PHZ89 – 40×122 mm  Type 90 – 30×130 mm  Type 85/YW 306 a 23 mm rocket artillery guns (copy of Russian ZU-23-2) on a YW 531H chassis and Type 82 artillery (on a Yanan SX250 6×6 truck) – 30 tube 130 mm multiple rocket launcher replacing the 19 tube 130 mm multiple rocket launcher of the Type 70 (on a YW 531C) and Type 63 (on a 4×4 truck)  Type 90 – 40 × 122 mm rockets  Type 81 – 40 × 122 mm rockets  Type 82 – 30 × 130 mm rockets  Type 82 – 130 × 130 mm rockets  Type 70 – 122 mm  Type 762 – 284 mm  Type 74 – 284 mm  Type 70 – 19 × 130 mm  Type 65 – rocket system [53]  Type 63 – 130 mm  Type 63 – 107 mm Anti-aircraft autocannons  SW1  CS/AA3  Type 90 – 2 X 35 mm, copy of Swiss Oerlikon 35 mm twin cannon.[54]  SG ADS – 23mm towed  Type 85 – 2 X 23 mm, copy of the Soviet ZU-23-2.[55]  Type 87 – 2 X 25 mm, improved version of the Type 85.[56]  Type 87 – 2 X 37mm  Type 80 – 2 X 25mm  Type 88 – 37mm  Type 63 – 37mm  Type 90 – 35mm  Type 99 – 35mm[57]  Type 87 – 25 mm[58]  Type 85 – 25 mm  Type 72 – 85 mm, reported to be the Chinese copy of Soviet M1939 (52-K)  Type 59 – 57 mm, copy of the Soviet 57 mm AZP S-60.[59]  Type 65/74 – 2 X 37 mm, twin barrel copy of the Soviet 37 mm automatic air defense gun M1939.[60]  Type 59 – 100 mm, copy of the Soviet KS-19 gun.[61]  Type 80 – 23 mm  Type 87 – 25 mm Trucks  VP22 - MRAP transport truck similar to Kamaz Typhoon.  FAW MV3 - Standard tactical truck of PLAGF since 2011.[62]  Shaanxi SX2190 - Standard tactical truck of PLAGF in 1980s.[63]  Shaanxi SX2110 - Standard tactical truck of PLAGF in 1980s.[64]  Taian TA4360 [65]  Shaanxi SX2300 [66]  Taian TA5380 [67]  Taian TA5450 [68]  Wanshan WS2300 [69]  Wanshan WS2400 [70]  Wanshan WS2600 [71]

ALUTSISTA UDARA

In Aircraft Origin Type Variant Notes service

Combat Aircraft

strategic [21] licensed variant of the

Xian H-6 China 120

bomber Tupolev Tu-16

fighter [21]

Xian JH-7 China 70

bomber

[21] licensed variant of the

Chengdu J-7 China fighter 388 MiG-21

Sukhoi Su- Su- [22]

Russia air superiority 76

30 30MKK

Sukhoi Su- [23]

Russia air superiority Su-35S 24

35

Shenyang J- [21]

China Interceptor 96

8

Chengdu J- [21]

China multirole 236

10 Shenyang J- licensed variant of the Su-

China air superiority 276 [21]

11 27 - 20 on order

Chengdu J- [21]

China multirole 20 stealth aircraft

20

Nanchang [21]

China Attack 118

Q-5

AWACS

Ilyushin Il- [21] Chinese radar installed on a

China AEW KJ-2000 4

76 Ilyushin Il-76 airframe [21]

Shaanxi Y-8 China AEW KJ-200 7

Reconnaissance

Challenger [21]

Canada SIGINT 5

850

Electronic Warfare

electronic [21]

Shaanxi Y-8 China Y-8EW 17

jamming

Antonov electronic [21]

Ukraine 3

An-30 warfare Tupolev Tu- electronic [21]

Russia 7

154 warfare

Maritime patrol

United patrol / [21]

Boeing 737 2

States transport

Tanker

Ilyushin Il- aerial [21]

Russia Il-78MP 3

78 refueling

Transport [21]

Xian Y-7 China transport 43

strategic [21]

Xian Y-20 China 2

airlifter [21]

Xian MA60 China transport 9 [21]

Shaanxi Y-8 China transport 60 [21]

Shaanxi Y-9 China transport 7

Ilyushin Il- strategic [21]

Russia 22

76 airlifter

Tupolev Tu- [21]

Russia transport 2

154

Helicopter

Mi- [21]

Mil Mi-8 Russia utility 16

8/17/171

[21] licensed built variant of the

Harbin Z-9 China utility / CSAR 20 AS365 Dauphin

Changhe Z- transport / [21] licensed built Aérospatiale

China 34

8 utility SA 321

Trainer aircraft

multi-engine [21]

Xian Y-7 China trainer

conversion [21]

Chengdu J-7 China JJ-7 35 trainer

Hongdu JL- China / [21]

jet trainer K-8 170

8 Pakistan

Hongdu L- [21]

China jet trainer 2

15

ALUTISTA LAUT Sailors (including Escort Task Navy and Departure Starting Group/Task Marine or Ships End Reference Date Date Group special forces personnel) DDG-169 Wuhan (Type 052B destroyer), DDG-171 1st Escort Haikou (Type 26 Task 26 January 15 April [82]

869 052C December Group/Task 2009 2009 destroyer), 2008 Group 169 AOR-887 Weishanhu (Type 903 replenishment ship) DDG-167 Shenzhen (Type 051B destroyer), 2nd Escort FFG-570 Task Huangshan 2 April 15 April 1 August 866 Group/Task (Type 054A 2009 2009 2009 Group 167 frigate), AOR- 887 Weishanhu (Type 903 replenishment ship) FFG-529 Zhoushan (Type 054A frigate), FFG- 3rd Escort 530 Xuzhou Task 16 July 1 August November 806 (Type 054A Group/Task 2009 2009 2009 frigate), AOR- Group 529 886 Qiandaohu (Type 903 replenishment ship) FFG-525 Ma'anshan (Type 054 frigate), FFG- 526 Wenzhou 4th Escort (Type 054 27 Task 30 October 18 March 788 frigate), FFG- November Group/Task 2009 2010 568 Chaohu 2009 Group 525 (Type 054A frigate), AOG- 886 Qiandaohu (Type 903 replenishment ship) DDG-168 Guangzhou (Type 052B 4 March 18 March destroyer), 2010 2010 5th Escort FFG-568 (FFG-568 (FFG-568 Task Chaohu (Type 20 July 825 Chaohu on Chaohu on Group/Task 054A frigate), 2010 2 21 Group 168 AOR-887 December December Weishanhu 2009) 2009) (Type 903 replenishment ship) LPD-998 Kunlun Shan (Type 071 amphibious transport 6th Escort dock), DDG- 20 Task 171 Lanzhou 30 June 14 July 981 November Group/Task (Type 052C 2010 2010 2010 Group 998 destroyer), AOR-887 Weishanhu (Type 903 replenishment ship) FFG-529 Zhoushan (Type 054A frigate), FFG- 7th Escort 530 Xuzhou 2 23 11 Task 788 (Type 054A November November November Group/Task frigate), AOR- 2010 2010 2010 Group 530 886 Qiandaohu (Type 903 replenishment ship) FFG-525 Ma'anshan (Type 054 frigate), FFG- 8th Escort 526 Wenzhou 21 Task 18 March 21 July 796 (Type 054 February Group/Task 2011 2011 frigate), AOR- 2011 Group 526 886 Qiandaohu (Type 903 replenishment ship) DDG-169 Wuhan (Type 052B destroyer), 9th Escort FFG-569 Yulin 15 Task 2 July 23 July 878 (Type 054A November Group/Task 2011 2011 frigate), AOR- 2011 Group 169 885 Qinghaihu (Type 908 replenishment ship) DDG-171 Haikou (Type 052C destroyer), 10th Escort FFG-571 2 19 Task Yuncheng 17 March 875 November November Group/Task (Type 054A 2012 2011 2011 Group 171 frigate), AOR- 885 Qinghaihu (Type 908 replenishment ship) DDG-113 Qingdao (Type 052 destroyer), FFG-538 11th Escort Yantai (Type 27 Task 17 March 18 July 779 054A frigate), February Group/Task 2012 2012 AOR-887 2012 Group 113 Weishanhu (Type 903 replenishment ship) FFG-548 Yiyang (Type 054A frigate), FFG-549 12th Escort Changzhou 23 Task 3 July 18 July 788 (Type 054A November Group/Task 2012 2012 frigate), AOR- 2012 Group 548 886 Qiandaohu (Type 903 replenishment ship) 13th Escort FFG-568 9 23 Task Hengyang (Ex- 13 March 787 November November Group/Task Chaohu, Type 2013 2012 2012 Group 570 054A frigate), FFG-570 Huangshan (Type 054A frigate), AOR- 885 Qinghaihu (Type 908 replenishment ship) DDG-112 Harbin (Type 052 destroyer), 22 August FFG-528 2013(FFG- 14th Escort Mianyang 16 528 Task 13 March 736 (Type 053H3 February Mianyang Group/Task 2013 frigate), AOR- 2013 on 25 Group 112 887 Weishanhu August (Type 903 2013) replenishment ship) LPD-999 Jinggang Shan (Type 071 amphibious transport 15th Escort dock), FFG- 20 Task 8 August 22 August 853 572 Hengshui December Group/Task 2013 2013 (Type 054A 2013 Group 999 frigate), AOR- 889 Taihu (Type 903 replenishment ship) FFG-527 Luoyang (Type 053H3 frigate), FFG-546 16th Escort Yancheng 11 20 Task 18 April 660 (Type 054A November December Group/Task 2014 frigate), AOR- 2013 2013 Group 546 889 Taihu (Type 903 replenishment ship) DDG-150 17th Escort Changchun Task (Type 052C 25 March 18 April 23 August 810 Group/Task destroyer), 2014 2014 2014 Group 150 FFG-549 Changzhou (Type 054A frigate), AOR- 890 Chaohu (Type 903 replenishment ship) LPD-989 Changbai Shan (Type 071 amphibious transport 18th Escort dock), FFG- 24 Task 2 August 23 August 1200 571 Yuncheng December Group/Task 2014 2014 (Type 054A 2014 Group 989 frigate), AOR- 890 Chaohu (Type 903 replenishment ship) FFG-547 Linyi (Type 054A frigate), FFG- 19th Escort 550 Weifang 2 24 Task (Type 054A 24 April 780 December December Group/Task frigate), AOR- 2015 2014 2014 Group 547 887 Weishanhu (Type 903 replenishment ship) DDG-152 Jinan (Type 052C destroyer), 20th Escort FFG-528 Task Yiyang (Type 3 April 24 April 22 August ~800 Group/Task 054A frigate), 2015 2015 2015 Group 152 AOR-886 Qiandaohu (Type 903 replenishment ship) FFG-573 Liuzhou (Type 21st Escort 054A frigate), Task FFG-574 4 August 22 August 3 January ~700 Group/Task Sanya (Type 2015 2015 2016 Group 573 054A frigate), AOR-885 Qinghaihu (Type 908 replenishment ship) FFG-576 Daqing (Type 054A frigate), DDG-112 22nd Escort Harbin (Type 6 Task 3 January 29 April ~700 052 destroyer), December Group/Task 2016 2016 AOR-889 2015 Group 576 Taihu (Type 903 replenishment ship) FFG-531 Xiangtan (Type 054A frigate), FFG-529 23rd Escort Zhoushan 4 Task 7 April 29 April ~700 (Type 054A September Group/Task 2014 2016 frigate), AOR- 2016 Group 531 890 Chaohu (Type 903 replenishment ship) DDG-112 Harbin (Type 052 destroyer), FFG-579 24st Escort Handan (Type 2 Task 10 August 5 January ~700 054A frigate), September Group/Task 2014 2017 AOR-960 2016 Group 112 Dongpinghu (Type 903 replenishment ship) FFG-568 Hengyang (Type 054A frigate), FFG- 25st Escort 569 Yulin 17 Task 2 January 21 April ~700 (Type 054A December Group/Task 2017 2017 frigate), AOR- 2016 Group 568 963 Honghu (Type 903 replenishment ship) 26st Escort FFG-577 1 April 21 April 23 August ~700 Task Huanggang 2017 2017 2017 Group/Task (Type 054A Group 577 frigate), FFG- 578 Yangzhou (Type 054A frigate), AOR- 966 Gaoyouhu (Type 903 replenishment ship) DDG-171 Haikou (Type 052C destroyer), 27st Escort FFG-575 26 Task Yueyang (Type 1 August 23 August ~700 December Group/Task 054A frigate), 2017 2017 2017 Group 171 AOR-885 Qinghaihu (Type 908 replenishment ship) FFG-546 Yancheng (Type 054A frigate), FFG- 28st Escort 550 Weifang 3 26 Task 1 May ~700 (Type 054A December December Group/Task 2018 frigate), AOR- 2017 2017 Group 546 889 Taihu (Type 903 replenishment ship) FFG-515 Binzhou (Type 054A frigate), FFG-530 29st Escort Xuzhou (Type Task 4 April 3 May ~700 054A frigate), TBD Group/Task 2018 2018 AOR-886 Group 515 Qiandaohu (Type 903 replenishment ship)

Sumber : Diolah dari “China Military Guide”, https://www.globalsecurity.org/military/world/china/index.html, diakses pada tanggal 19 Mei 2018.