Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Tahun 2017 - 2022

Bab 3 Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis

Infrastruktur Bidang Cipta Karya

3.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang

Dalam rangka mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan, konsep perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya disusun dengan berlandaskan pada berbagai peraturan perundangan dan amanat perencanaan pembangunan. Untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman, Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota perlu memahami arahan kebijakan tersebut, sebagai dasar perencanaan, pemrograman, dan pembiayaan pembangunan Bidang Cipta Karya.

3.1.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Dalam pelaksanaannya, pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya dihadapkan pada beberapa isu strategis, antara lain bencana alam, perubahan iklim, kemiskinan, reformasi birokrasi, kepadatan penduduk perkotaan, pengarusutamaan gender, serta green economy. Disamping isu umum, terdapat juga permasalahan dan potensi pada masing-masing daerah, sehingga dukungan seluruh stakeholders pada penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya sangat diperlukan.

A. RPJP NASIONAL 2005 – 2025 (UU NO. 17 TAHUN 2007)

RPJPN 2005-2025 yang ditetapkan melalui UU No. 17 Tahun 2007, merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang sebagai arah dan prioritas pembangunan secara menyeluruh yang akan dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu 2005-2025. Dalam dokumen tersebut, ditetapkan bahwa Visi pada tahun 2025 adalah

“Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur”

3 - 1

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Dalam penjabarannya RPJPN mengamanatkan beberapa hal sebagai berikut dalam pembangunan bidang Cipta Karya, yaitu: a. Dalam mewujudkan Indonesia yang berdaya saing maka pembangunan dan penyediaan air minum dan sanitasi diarahkan untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat serta kebutuhan sektor-sektor terkait lainnya, seperti industri, perdagangan, transportasi, pariwisata, dan jasa sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemenuhan kebutuhan tersebut dilakukan melalui pendekatan tanggap kebutuhan (demand responsive approach) dan pendekatan terpadu dengan sektor sumber daya alam dan lingkungan hidup, sumber daya air, serta kesehatan. b. Dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan maka Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang berupa air minum dan sanitasi diarahkan pada (1) peningkatan kualitas pengelolaan aset (asset management) dalam penyediaan air minum dan sanitasi, (2) pemenuhan kebutuhan minimal air minum dan sanitasi dasar bagi masyarakat, (3) penyelenggaraan pelayanan air minum dan sanitasi yang kredibel dan profesional, dan (4) penyediaan sumber- sumber pembiayaan murah dalam pelayanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin. c. Salah satu sasaran dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan adalah terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukungnya bagi seluruh masyarakat untuk mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh. Peran pemerintah akan lebih difokuskan pada perumusan kebijakan pembangunan sarana dan prasarana, sementara peran swasta dalam penyediaan sarana dan prasarana akan makin ditingkatkan terutama untuk proyek-proyek yang bersifat komersial. d. Upaya perwujudan kota tanpa permukiman kumuh dilakukan pada setiap tahapan RPJMN, yaitu :

• RPJMN ke 2 (2010-2014): Daya saing perekonomian ditingkatkan melalui percepatan pembangunan infrastruktur dengan lebih meningkatkan kerjasama antara pemerintah dan dunia usaha dalam pengembangan perumahan dan permukiman.

• RPJMN ke 3 (2015-2019): Pemenuhan kebutuhan hunian bagi seluruh masyarakat terus meningkat karena didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel. Kondisi itu semakin mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh.

• RPJMN ke 4 (2020-2024): terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung sehingga terwujud kota tanpa permukiman kumuh.

3 - 2

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

B. ARAHAN, TAHAPAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG TAHUN 2005-2015

Tujuan pembangunan jangka panjang tahun 2005–2025 adalah mewujudkan bangsa yang maju, mandiri, dan adil sebagai landasan bagi tahap pembangunan berikutnya menuju masyarakat adil dan makmur dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945.

1. Mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab

Terciptanya kondisi masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, dan beretika sangat penting bagi terciptanya suasana kehidupan masyarakat yang penuh toleransi, tenggang rasa, dan harmonis.

Di samping itu, kesadaran akan budaya memberikan arah bagi perwujudan identitas nasional yang sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa dan menciptakan iklim kondusif dan harmonis sehingga nilai-nilai kearifan lokal akan mampu merespon modernisasi secara positif dan produktif sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan.

2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing

Kemampuan bangsa untuk berdaya saing tinggi adalah kunci bagi tercapainya kemajuan dan kemakmuran bangsa. Daya saing yang tinggi, akan menjadikan Indonesia siap menghadapi tantangan-tantangan globalisasi dan mampu memanfaatkan peluang yang ada. Untuk memperkuat daya saing bangsa, pembangunan nasional dalam jangka panjang diarahkan untuk:

a. Mengedepankan pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing.

b. Memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan di setiap wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan di dalam negeri

c. Meningkatkan penguasaan, pemanfaatan, dan penciptaan pengetahuan; dan

d. Membangun infrastruktur yang maju; serta

e. Melakukan reformasi di bidang hukum dan aparatur negara.

3. Mewujudkan Indonesia yang demokratis berlandaskan hukum

Demokratis yang berlandaskan hukum merupakan landasan penting untuk mewujudkan pembangunan Indonesia yang maju, mandiri dan adil. Demokrasi dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan pembangunan,

3 - 3

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

dan memaksimalkan potensi masyarakat, serta meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam penyelenggaraan negara. Hukum pada dasarnya bertujuan untuk memastikan munculnya aspek-aspek positif dan menghambat aspek negatif kemanusiaan serta memastikan terlaksananya keadilan untuk semua warga negara tanpa memandang dan membedakan kelas sosial, ras, etnis, agama, maupun gender. Hukum yang ditaati dan diikuti akan menciptakan ketertiban dan keterjaminan hak-hak dasar masyarakat secara maksimal.

4. Mewujudkan Indonesia yang aman, damai dan bersatu

Dengan potensi ancaman yang tidak ringan serta kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang beragam, bangsa dan negara Indonesia memerlukan kemampuan pertahanan negara yang kuat untuk menjamin tetap tegaknya kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Adanya gangguan keamanan dalam berbagai bentuk kejahatan dan potensi konflik horisontal akan meresahkan dan berakibat pada pudarnya rasa aman masyarakat. Terjaminnya keamanan dan adanya rasa aman bagi masyarakat merupakan syarat penting bagi terlaksananya pembangunan di berbagai bidang.

5. Mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan

Pembangunan yang merata dan dapat dinikmati oleh seluruh komponen bangsa di berbagai wilayah Indonesia akan meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan, mengurangi gangguan keamanan, serta menghapuskan potensi konflik sosial untuk tercapainya Indonesia yang maju, mandiri dan adil.

6. Mewujudkan Indonesia yang asri dan lestari

Sumber daya alam dan lingkungan hidup merupakan modal pembangunan nasional dan, sekaligus sebagai penopang sistem kehidupan. Sumber daya alam yang lestari akan menjamin tersedianya sumber daya yang berkelanjutan bagi pembangunan. Lingkungan hidup yang asri akan meningkatkan kualitas hidup manusia. Oleh karena itu, untuk mewujudkan Indonesia yang maju, mandiri, dan adil, sumber daya alam dan lingkungan hidup harus dikelola secara seimbang untuk menjamin keberlanjutan pembangunan nasional. Penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan di seluruh sektor dan wilayah menjadi prasyarat utama dalam pelaksanaan berbagai kegiatan pembangunan.

7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional

Pembangunan kelautan pada masa yang akan datang diarahkan pada pola pembangunan berkelanjutan berdasarkan pengelolaan sumber daya laut berbasiskan ekosistem, yang meliputi aspek-aspek sumber daya manusia dan kelembagaan, politik, ekonomi, lingkungan hidup, sosial budaya, pertahanan keamanan, dan teknologi.

3 - 4

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

8. Mewujudkan Indonesia yang berperan aktif dalam pergaulan internasional

Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial merupakan amanat konstitusi yang harus diperjuangkan secara konsisten. Sebagai negara yang besar secara geografis dan jumlah penduduk, Indonesia sesungguhnya memiliki peluang dan potensi untuk mempengaruhi dan membentuk opini internasional dalam rangka memperjuangkan kepentingan nasional. Dalam rangka mewujudkan Indonesia maju, mandiri, adil dan makmur, Indonesia sangat penting untuk berperan aktif dalam politik luar negeri dan kerja sama lainnya baik di tingkat regional maupun internasional, mengingat konstelasi politik dan hubungan internasional lainnya yang terus mengalami perubahan- perubahan yang sangat cepat.

C. RPJM NASIONAL 2010 – 2014 (PERPRES NO. 05 TAHUN 2010)

Upaya mewujudkan tujuan negara dilaksanakan melalui proses yang bertahap, terencana, terpadu dan berkesinambungan.UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005-2025 menetapkan bahwa visi pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR, dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Mandiri : berarti mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan bangsa lain dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri. 2. Maju : dengan tingkat kemakmuran yang juga tinggi disertai dengan sistem dan kelembagaan politik dan hukum yang mantap. 3. Adil : berarti tidak ada pembatasan/diskriminasi dalam bentuk apapun, baik antarindividu, gender, maupun wilayah. 4. Makmur : berarti seluruh kebutuhan hidup masyarakat Indonesia telah terpenuhi sehingga dapat memberikan makna dan arti penting bagi bangsa- bangsa lain.

Dalam mewujudkan visi tersebut dilaksanakan 8 (delapan) misi yaitu:

1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila dengan memperkuat jati diri dan karakter bangsa melalui pendidikan yang bertujuan membentuk manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan internal dan antarumat beragama, melaksanakan interaksi antarbudaya, mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilailuhur budaya bangsa, dan memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia sebagai landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa.

2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing dengan membangun sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing; meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan iptek melalui penelitian, pengembangan, dan penerapan menuju

3 - 5

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

inovasi secara berkelanjutan; pembangunan infrastruktur yang maju serta reformasi di bidang hukum dan aparatur negara; dan memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan setiap wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan termasuk pelayanan jasa dalam negeri.

3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum dengan memantapkan kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh; memperkuat peran masyarakat sipil; memperkuat kualitas desentralisasi dan otonomi daerah; menjamin pengembangan media dan kebebasan media dalam mengkomunikasikan kepentingan masyarakat; dan membenahi struktur hukum dan meningkatkan budaya hukum dan menegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan memihak pada rakyat kecil.

4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu dengan membangun kekuatan TNI hingga melampui kekuatan esensial minimum serta disegani di kawasan regional dan internasional; memantapkan kemampuan dan meningkatkan profesionalisme Polri untuk melindungi dan mengayomi masyarakat; mencegah tindak kejahatan, dan menuntaskan tindak kriminalitas; membangun kapabilitas lembaga intelijen dan kontra-intelijen negara dalam penciptaan keamanan nasional; serta meningkatkan kesiapan komponen cadangan, komponen pendukung pertahanan dan kontribusi industri pertahanan nasional dalam sistem pertahanan semesta.

5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan dengan meningkatkan pembangunan daerah; mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh, keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan wilayah/daerah yang masih lemah; menanggulangi kemiskinan dan pengangguran secara drastis; menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan prasarana ekonomi; serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek termasuk gender.

6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari dengan memperbaiki pengelolaan pembangunan untuk menjaga keseimbangan antara pemanfaatan, keberlanjutan, keberadaan, dan kegunaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung, dan kenyamanan dalam kehidupan pada masa kini dan masa depan, melalui pemanfaatan ruang yang serasi antara penggunaan untuk permukiman, kegiatan sosial ekonomi, dan upaya konservasi; meningkatkan pemanfaatan ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang berkesinambungan; memperbaiki pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk mendukung kualitas kehidupan, memberikan keindahan dan kenyamanan; serta meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal pembangunan.

7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional dengan menumbuhkan wawasan bahari bagi

3 - 6

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

masyarakat dan pemerintah; meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang berwawasan kelautan; mengelola wilayah laut nasional untuk mempertahankan kedaulatan dan kemakmuran; dan membangun ekonomi kelautan secara terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber kekayaan laut secara berkelanjutan.

8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional dengan memantapkan diplomasi Indonesia dalam rangka memperjuangkan kepentingan nasional; melanjutkan komitmen Indonesia terhadap pembentukan identitas dan pemantapan integrasi internasional dan regional; dan mendorong kerja sama internasional, regional dan bilateral antarmasyarakat, antarkelompok, serta antarlembaga di berbagai bidang.

Gambar 3.1 Pentahapan pembangunan RPJPN 2005 – 2025

Dari tahapan tersebut di atas, maka pembangunan dalam RPJMN ke-3 (2015-2019) diarahkan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat.

D. VISI MISI PEMBANGUNAN

Dengan mempertimbangkan masalah pokok bangsa, tantangan pembangunan yang dihadapi dan capaian pembangunan selama ini, maka visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 adalah:

3 - 7

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

“TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG-ROYONG”

Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 Misi Pembangunan yaitu:

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Untuk menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan sembilan agenda prioritas dalam pemerintahan ke depan. Kesembilan agenda prioritas itu disebut NAWA CITA.

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara.

2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

3 - 8

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

8. Melakukan revolusi karakter bangsa.

9. Memperteguh kebhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Sesuai dengan visi pembangunan “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”, maka pembangunan nasional 2015- 2019 akan diarahkan untuk mencapai sasaran utama terutama dalam Infrastruktur Bidang Cipta Karya adalah untuk Aksess Air Minum Layak baseline 2014 adalah 70% dan sasaran 2019 100% dan untuk Sanitasi Layak baseline 2014 adalah 60,5% dan sasaran 2019 100%

E. MP3EI (MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA)

Dalam rangka transformasi ekonomi menuju negara maju dengan pertumbuhan ekonomi 7-9 persen per tahun, Pemerintah menyusun MP3EI yang ditetapkan melalui Perpres No. 32 Tahun 2011. Dalam dokumen tersebut pembangunan setiap koridor ekonomi dilakukan sesuai tema pembangunan masing-masing dengan prioritas pada kawasan perhatian investasi (KPI MP3EI). Ditjen Cipta Karya diharapkan dapat mendukung penyediaan infrastruktur permukiman pada KPI Prioritas untuk menunjang kegiatan ekonomi di kawasan tersebut. Kawasan Perhatian Investasi atau KPI dalam MP3EI adalah adalah satu atau lebih kegiatan ekonomi atau sentra produksi yang terikat atau terhubung dengan satu atau lebih faktor konektivitas dan SDM IPTEK. Pendekatan KPI dilakukan untuk mempermudah identifikasi, pemantauan, dan evaluasi

3 - 9

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022 atas kegiatan ekonomi atau sentra produksi yang terikat dengan faktor konektivitas dan SDM IPTEK yang sama.

F. MP3KI (MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PENGENTASAN KEMISKINAN INDONESIA)

Sesuai dengan agenda RPJMN 2010-2014, pertumbuhan ekonomi perlu diimbangi dengan upaya pembangunan yang inklusif dan berkeadilan. Untuk itu, telah ditetapkan MP3KI dimana semua upaya penanggulangan kemiskinan diarahkan untuk mempercepat laju penurunan angka kemiskinan dan memperluas jangkauan penurunan tingkat kemiskinan di semua daerah dan di semua kelompok masyarakat. Dalam mencapai misi penanggulangan kemiskinan pada tahun 2025, MP3KI bertumpu pada sinergi dari tiga strategi utama, yaitu: a. Mewujudkan sistem perlindungan sosial nasional yang menyeluruh, terintegrasi,dan mampu melindungi masyarakat dari kerentanan dan goncangan, b. Meningkatkan pelayanan dasar bagi penduduk miskin dan rentan sehingga dapat terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dasar dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di masa mendatang, c. Mengembangkan penghidupan berkelanjutan (sustainable livelihood) masyarakat miskin dan rentan melalui berbagai kebijakan dan dukungan di tingkat lokal dan regional dengan memperhatikan aspek.

Kementerian Pekerjaan Umum, khususnya Ditjen Cipta Karya, berperan penting dalam pelaksanaan MP3KI, terutama terkait dengan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat (PNPMPerkotaan/ P2KP, PPIP, Pamsimas, Sanimas dsb) serta Program Pro Rakyat.

Tahapan pelaksanaan MP3KI menjadi 3 (tiga) tahapan yaitu:

• TAHAP 1 (Periode 2013-2014) 1. Percepatan pengurangan kemiskinan untuk mencapai target 8% -10% pada tahun 2014;

2. Tidak ada program baru kemiskinan. Perbaikan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan yang berjalan selama ini, melalui cara “KEROYOKAN” DI KANTONG-KANTONG KEMISKINAN, SINERGI LOKASI DAN WAKTU, SERTA PERBAIKAN SASARAN (seperti : Program Gerbang Kampung di Menko Kesra);

3. Sustainable livelihood sebagai penguatan kegiatan usaha masyarakat miskin, termasuk membangun keterkaitan dengan MP3EI;

4. Terbentuknya BPJS kesehatan pada tahun 2014 .

3 - 10

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

• TAHAP 2 (Periode 2015 –2019) 1. Transformasi program-program pengurangan kemiskinan;

2. Peningkatan cakupan, terutama untuk Sistem Jaminan Sosial menuju universal coverage;

3. Terbentuknya BPJS Tenaga Kerja;

4. Penguatan sustainable livelihood.

• TAHAP 3 (Periode 2020-2025) 1. Pemantapan system penanggulangan kemiskinan secara terpadu;

2. Sistem jaminan sosial mencapai universal coverage.

G. KEK (UU NO. 39 TAHUN 2009)

UU No. 39 Tahun 2009 menjelaskan bahwa Kawasan Ekonomi Khusus adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untuk menampung kegiatan industri,

3 - 11

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022 ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional. Di samping zona ekonomi, KEK juga dilengkapi zona fasilitas pendukung dan perumahan bagi pekerja. Ditjen Cipta Karya dalam hal ini diharapkan dapat mendukung infrastruktur permukiman pada kawasan tersebut sehingga menunjang kegiatan ekonomi di KEK. Sasaran pengembangan KEK adalah:

1. Terwujudnya kawasan sebagai pusat kegiatan industri bernilai tambah tinggi.

2. Meningkatnya jumlah KEK dari 8 kawasan, menjadi 11 kawasan pada tahun 2019

3. Terwujudnya ketersediaan sarana dan prasarana penunjang kegiatan kawasan maupun distribusi barang ke luar kawasan

4. Terjalinnya koordinasi yang baik untuk meningkatkan kualitas kegiatan perencanaan pembangunan

5. Tersedianya tenaga kerja yang berkualitas dan memiliki hubungan kelembagaan yang harmonis dengan perusahaan

6. Tersedianya lahan untuk pengembangan kawasan industri pengoalahan, jasa, dan pariwisata yang siap untuk dikelola

7. Terjaminnya kesejahteraan tenaga kerja di kawasan, dan

8. Meningkatnya nilai investasi di dalam kawasan.

Arah kebijakan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus adalah :

1. Mengembangkan pengolahan potensi daerah dibidang industri, jasa dan pariwisata

2. Mempercepat pembangunan infrastruktur ekonomi penunjang kegiatan industri

3. Meningkatkan kemampuan koordinasi, fasilitasi, dan mediasi dewan kawasan dan badan pengelola kek

4. Meningkatkan daya saing dan kualitas tenaga kerja bidang industri pengolahan, jasa, dan pariwisata

5. Menyediakan perencanaan matang melalui dokumen perencanaan yang baik

6. Membenahi sistem ketenagakerjaan dan

7. Percepatan investasi industri.

3 - 12

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Untuk mempercepat pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus strategi yang diperlukan adalah:

1. Penetapan pusat-pusat kegiatan industri yang berfokus pada potensi daerah

2. Percepatan pembangunan infrastruktur transportasi dan distribusi yang terintegrasi dengan kek

3. Percepatan penyediaan sarana dan prasarana energi dan air bersih penunjang kawasan

4. Peningkatan koordinasi badan pengelola kek, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah

5. Penyediaan sarana pendidikan kejuruan dan tenaga pendidik terampil bidang industri pengolahan, jasa, dan pariwisata

6. Penyediaan tenaga kerja profesional dari luar kek; (vii) penyiapan detail rtr kek

7. Pelimpahan kewenangan perijinan kepada administrator

8. Penyelesaian tumpang tindih antar peraturan yang terkait hubungan industrial antara serikat pekerja, buruh, dan pengusaha

9. Penyiapan regulasi terkait pelayanan terpadu satu pintu dan penggunaan sistem pelayanan informasi dan perijinan investasi secara elektronik (spipise); dan penyediaan lahan untuk pengembangan kawasan industri baru.

H. PENGEMBANGAN WILAYAH JAWA-BALI

Pembangunan Wilayah Pulau Jawa-Bali sebagai "lumbung pangan nasional dan pendorong sektor industri dan jasa nasional dengan pengembangan industri makanan- minuman, tekstil, otomotif, alutsista, telematika, kimia, alumina dan besi baja; salah satu pintu gerbang destinasi wisata terbaik dunia dengan pengembangan ekonomi kreatif; serta percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim (kelautan) melalui pengembangan industri perkapalan dan pariwisata bahari. Adapun sasaran pengembangan Wilayah Jawa-Bali pada tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut :

1. Dalam rangka percepatan dan perluasan pengembangan ekonomi Wilayah Jawa- Bali, akan dikembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di koridor ekonomi dengan memanfaatkan potensi dan keunggulan daerah, termasuk diantaranya adalah pengembangan 1 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

3 - 13

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

2. Sementara itu, untuk menghindari terjadinya kesenjangan antar wilayah di Pulau Jawa-Bali, maka akan dilakukan pembangunan daerah tertinggal dengan sasaran sebanyak 6 Kabupaten tertinggal dapat terentaskan dengan sasaran outcome: (a) meningkatkan rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal menjadi 6,2 persen; (b) menurunnya persentase penduduk miskin di daerah tertinggal menjadi 8,9 persen; dan (c) meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal menjadi 73,7.

3. Untuk mendukung pemerataan pembangunan kawasan perkotaan di Jawa - Bali, maka akan dipercepat peningkatan efisiensi pengelolaan 5 Kawasan Perkotaan Metropolitan yang sudah ada saat ini.

4. Sesuai dengan amanat UU 6/2014 tentang Desa, makaakan dilakukan pembangunan perdesaan dengan sasaran tertinggal sedikitnya 1.670 desa atau meningkatnya jumlah desa mandiri sedikitnya 670 desa.

5. Khusus untuk meningkatkan keterkaitan pembangunan kota-desa, diharapkan dapat diwujudkan 4 pusat pertumbuhan baru perkotaan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) atau Pusat Kegiatan Wilayah (PKW).

6. Sasaran bidang otonomi daerah untuk Wilayah Jawa-Bali adalah: a. Meningkatnya proporsi penerimaan pajak dan retribusi daerah sebesar 35% untuk propinsi dan 25% untuk kabupaten/kota, b. Meningkatnya proporsi belanja modal dalam APBD propinsi sebesar 30% dan untuk Kabupaten/Kota sebesar 25% pada tahun 2019 serta sumber pembiayaan lainnya dalam APBD, c. Meningkatnya jumlah daerah yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian (WTP) sebanyak 7 provinsi dan 60 kabupaten/kota di wilayah Jawa-Bali d. Terlaksananya e-budgeting di wilayah Jawa-Bali (dengan proyek awal Provinsi Jawa Barat) e. Terlaksananya penggunaan block grant (inpres) yang efektif dengan proyek awal Provinsi Jawa Tengah dan Bali f. Meningkatnya kualitas dan proporsi tingkat pendidikan aparatur daerah untuk jenjang S1 sebesar 70% dan S2-S3 sebesar 10% g. Terlaksananya diklat kepemimpinan daerah serta diklat manajemen pembangunan, kependudukan, dan keuangan daerah di seluruh wilayah Jawa- Bali sebesar 100 angkatan (dengan proyek awal Provinsi DI dan Jawa Tengah) h. Terlaksananya pengaturan kewenangan secara bertahap di wilayah Jawa-Bali (dengan proyek awal Provinsi Banten dan Jawa Barat) i. Meningkatnya implementasi pelaksanaan SPM di daerah, khususnya pada pendidikan, kesehatan dan infrastruktur j. Meningkatnya persentase jumlah PTSP sebesar 100% k. Meningkatnya persentase jumlah perizinan terkait investasi yang dilimpahkan oleh kepala daerah ke PTSP sebesar 75%

3 - 14

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

l. Terlaksananya pelayanan administrasi kependudukan di wilayah Jawa-Bali (dengan proyek awal Provinsi Banten) m. Terlaksananya koordinasi pusat dan daerah melalui peningkatan peran gubernur sebagai wakil pemerintah, n. Terlaksananya sistem monitoring dan evaluasi dana transfer secara on-line di wilayah Jawa-Bali (dengan proyek awal Provinsi DKI dan Jawa Timur.

7. Sasaran Pengurangan Risiko Bencana di Wilayah Jawa-Bali adalah pusat-pusat pertumbuhan berisiko tinggi yaitu: 5 (lima) PKN Kawasan Perkotaan (Jabodetabek, Bandung

Sehubungan dengan sasaran tersebut, diharapkan pada akhir tahun 2019, pembangunan Wilayah Jawa-Bali semakin meningkat, dan juga semakin meratanya pembangunan antarwilayah. Hal ini dicerminkan dengan makin menurunnya kontribusi PDRB Wilayah Jawa-Bali terhadap PDB Nasional, yaitu dari sekitar 58,4 persen (2014) menjadi 55,3 persen (2019). Dengan demikian, kondisi tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Pulau Jawa-Bali

I. DIREKTIF PRESIDEN (INPRES NO. 3 TAHUN 2010)

Dalam Inpres No. 3 Tahun 2010, Presiden RI mengarahkan seluruh Kementerian, Gubernur, Walikota/Bupati, untuk menjalankan program pembangunan berkeadilan yang meliputi Program pro rakyat, Keadilan untuk semua, dan Program Pencapaian MDGs. Ditjen Cipta Karya memiliki peranan penting dalam pelaksanaan Program Pro Rakyat terutama program air bersih untuk rakyat dan program peningkatan kehidupan masyarakat perkotaan. Sedangkan dalam pencapaian MDGs, Ditjen Cipta Karya berperan dalam peningkatan akses pelayanan air minum dan sanitasi yang layak serta pengurangan permukiman kumuh.

J. PERATURAN PERUNDANGAN PEMBANGUNAN BIDANG PU/CK

1. UU No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Permukiman

Perumahan berasal dari kata rumah, yaitu bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya serta aset bagi pemiliknya. Terdapat beberapa macam jenis rumah yang meliputi rumah komersial, rumah swadaya, rumah umum, rumah khusus dan rumah Negara.

Adapun pengertian perumahan menurut UU No 1 Tahun 2011 adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan yang dilengkapi dengan sarana, prasarana dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenenuhan rumah yang layak huni. Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

3 - 15

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Adapun maksud dari lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian adalah bagian dari kawasan permukiman yang terdiri atas lebih dari satu satuan permukiman. Permukiman itu sendiri adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasaranan, sarana, utilitas umum serta mempuyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.

Perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pembinaan, penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman, pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kulaitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan serta peran masyarakat.

Adapun Undang – Undang No 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Permukiman mengatur mengenai :

1. Ketentuan Umum;

2. Asas, Tujuan, dan Ruang Lingkup;

3. Pembinaan;

4. Tugas dan Wewenang;

5. Penyelenggaraan Perumahan;

6. Penyelenggaraan Kawasan Permukiman;

7. Pemeliharaan dan Perbaikan;

8. Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan

9. Permukiman Kumuh;

10. Penyediaan Tanah;

11. Pendanaan dan Sistem Pembiayaan;

12. Hak dan Kewajiban;

13. Peran Masyarakat;

14. Larangan;

15. Penyelesaian Sengketa;

16. Sanksi Administratif;

17. Ketentuan Pidana;

3 - 16

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

18. Ketentuan Peralihan;

19. Ketentuan Penutup.

2. UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung

UU No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung merupakan undang – undang yang dibuat oleh Pemerintah Republik Indonesia dalam mengatur semua pekerjaan yang berkaitan dengan pembangunan terutama Gedung, sehingga dapat dikontrol dan diuji kualitasnya. Undang – undang ini menjadi dasar pedoman pelaksanaan semua proses pembangunan geduang di Indonesia.

Dalam Undang – Undang No 28 Tahun 2002 dijelaskan bahawa bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.

3. UU No.7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air

Air merupakan salah satu sumber kehidupan mutlak untuk mahkluk hidup. Ketersediaan dan kebutuhan harus seimbang untuk menjamin keberlanjutan sumber daya air. Kelebihan air terutama di musim hujan di suatu tempat bisa menjadi masalah seperti banjir atau longsor. Namun kekurangan air terutama pada musim kemarau juga menimbulkan masalah, yaitu timbulnya bencana kekeringan. Keberadaaan, ketersediaan, kebutuhan dan penggunaan sumber daya air tergantung dari banyak aspek yang saling mempengaruhi saling memberikan dampak baik yang positif maupun negatif. Sejarah terbitnya Undang-Undang Sumber Daya Air ini merupakan suatu proses yang cukup panjang. Ada yang pro maupun ada yang kontra untuk diterbitkan. Isu-isu timbul selama proses penerbitannya, antara lain privatisasi, ekspor air, peningkatan fungsi ekonomi dan berkurangnya fungsi sosial yang akan menimbulkan kerugian bagi masyarakat. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa air merupakan kepentingan semua pihak (water is everyone's business).

Kebutuhan masyarakat terhadap air yang semakin meningkat mendorong lebih menguatnya nilai ekonomi air dibanding nilai dan fungsi sosialnya. Kondisi tersebutberpotensi menimbulkan konflik kepentingan antarsektor, antarwilayah dan berbagai pihak yang terkait dengan sumber daya air. Di sisi lain, pengelolaan sumber daya air yang lebih bersandar pada nilai ekonomi akan cenderung lebih memihak kepada pemilik modal serta dapat mengabaikan fungsi sosial sumber daya air. Berdasarkan pertimbangan tersebut undang-undang ini lebih memberikan perlindungan terhadap kepentingan kelompok masyarakat ekonomi lemah dengan menerapkan prinsip pengelolaan sumber daya air yang mampu menyelaraskan fungsi sosial, lingkungan hidup, dan ekonomi.

3 - 17

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Hak guna pakai air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari bagi perseorangan dan pertanian rakyat yang berada di dalam sistem irigasi dijamin oleh Pemerintah atau pemerintah daerah. Hak guna pakai air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari bagi perseorangan dan pertanian rakyat tersebut termasuk hak untuk mengalirkan air dari atau ke tanahnya melalui tanah orang lain yang berbatasan dengan tanahnya. Pemerintah atau pemerintah daerah menjamin alokasi air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari bagi perseorangan dan pertanian rakyat tersebut dengan tetap memperhatikan kondisi ketersediaan air yang ada dalam wilayah sungai yang bersangkutan dengan tetap menjaga terpeliharanya ketertiban dan ketentraman.

Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber daya Air harus sesuai dengan prinsip hukum pengelolaan sumber daya alam yang menyebutkan bahwa pengelolaan sumber daya alam harus dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip:

1. Good governance principle,

2. Subsidiary principle,

3. Equity principle,

4. Priority use principle,

5. Prior appropriation principle,

6. Sustainable development principle,

7. Good sustainable development governance,

8. Principle of participatory development.

Pengaturan kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan sumber daya air oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota didasarkan pada keberadaan wilayah sungai yang bersangkutan, yaitu: a. Wilayah sungai lintas provinsi, wilayah sungai lintas negara, dan/atau wilayah sungai strategis nasional menjadi kewenangan Pemerintah. b. Wilayah sungai lintas kabupaten/kota menjadi kewenangan pemerintah provinsi; c. Wilayah sungai yang secara utuh berada pada satu wilayah kabupaten/kota menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota;

Di samping itu, undang-undang ini juga memberikan kewenangan pengelolaan sumber daya air kepada pemerintah desa atau yang disebut dengan nama lain sepanjang kewenangan yang ada belum dilaksanakan oleh masyarakat dan/atau oleh pemerintah di atasnya. Kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan sumber daya air tersebut termasuk mengatur, menetapkan, dan memberi izin atas peruntukan, penyediaan,

3 - 18

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022 penggunaan, dan pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai dengan tetap dalam kerangka konservasi dan pengendalian daya rusak air.

Pengusahaan sumber daya air diselenggarakan dengan tetap memperhatikan fungsi sosial sumber daya air dan kelestarian lingkungan hidup. Pengusahaan sumber daya air yang meliputi satu wilayah sungai hanya dapat dilakukan oleh badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah di bidang pengelolaan sumber daya air atau kerja sama antara keduanya, dengan tujuan untuk tetap mengedepankan prinsip pengelolaan yang selaras antara fungsi sosial, fungsi lingkungan hidup, dan fungsi ekonomi sumber daya air.

4. UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Persampahan

Definisi sampah, sebagaimana yang tertulis dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Yang termasuk jenis sampah adalah sampah rumah tangga (tidak termasuk tinja), sampah sejenis sampah rumah tangga yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum dan fasilitas lainnya serta sampah spesifik. Yang terakhir ini adalah sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun dan limbah bahan berbahaya dan beracun, sampah yang timbul akibat bencana, puing bongkaran bangunan, sampah yang secara teknologi belum dapat diolah; dan sampah yang timbul secara tidak periodik.

Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Pengurangan sampah dapat dilakukan melalui pembatasan timbulan sampah (reduce), pemanfaatan kembali sampah (reuse) dan pendauran ulang sampah (recycle). Kegiatan penanganan sampah meliputi : 1) pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah dan sifat sampah, 2) pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu, 3) pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir, 4) pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah, 5) pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman. Sementara untuk pengelolaan sampah spesifik menjadi tanggung jawab Pemerintah yang diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Dalam undang-undang pengelolaan sampah ini juga disebutkan larangan bagi setiap orang untuk memasukkan sampah ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengimpor sampah, mencampur sampah dengan limbah berbahaya dan beracun, mengelola sampah yang menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan, membuang sampah tidak pada tempat yang telah ditentukan dan

3 - 19

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022 disediakan, melakukan penanganan sampah dengan pembuangan terbuka di tempat pemrosesan akhir serta membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis pengelolaan sampah.

K. AMANAT INTERNASIONAL

1. Agenda Habitat

Tujuan dari Agenda Habitat yang sepenuhnya sesuai dengan tujuan dan prinsip-prinsip Piagam PBB dan hukum internasional. Sedangkan pentingnya kekhasan nasional dan regional serta berbagai sejarah, budaya dan latar belakang agama harus diingat, itu adalah tugas dari semua negara untuk mempromosikan dan melindungi semua hak asasi manusia dan kebebasan dasar, termasuk hak untuk pembangunan.

Pelaksanaan Agenda Habitat, termasuk implementasi melalui hukum nasional dan prioritas pembangunan, program dan kebijakan, adalah hak kedaulatan dan tanggung jawab masing-masing Negara sesuai dengan hak asasi manusia dan kebebasan dasar, termasuk hak atas pembangunan, dan mempertimbangkan pentingnya nilai-nilai agama dan etika, latar belakang budaya, dan keyakinan filosofis individu dan masyarakat, memberikan kontribusi untuk menikmati hak asasi manusia untuk mencapai tujuan tempat tinggal yang memadai untuk semua dan pembangunan pemukiman yang berkelanjutan.

Pemberantasan kemiskinan sangat penting untuk permukiman manusia yang berkelanjutan. Prinsip pemberantasan didasarkan pada kerangka kerja yang diadopsi oleh KTT Dunia untuk Pembangunan Sosial dan hasil yang relevan dari konferensi utama PBB lainnya, termasuk tujuan pemenuhan kebutuhan dasar dari semua orang, terutama mereka yang hidup dalam kemiskinan dan kelompok yang kurang beruntung dan rentan. Khususnya di negara-negara berkembang di mana kemiskinan akut, yang memungkinkan semua perempuan dan laki-laki untuk mendapat mata pencaharian yang aman dan berkelanjutan dapat dipilih secara bebas untuk lapangan kerja yang produktif dan pekerjaan.

Pembangunan berkelanjutan. Sangat penting bagi pembangunan pemukiman manusia, dan memberikan pertimbangan penuh untuk kebutuhan dan kebutuhan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan. Pertimbangan khusus harus diberikan untuk negara-negara berkembang dengan transisi ekonomi. Pemukiman manusia harus direncanakan, dikembangkan dan ditingkatkan dengan cara yang memperhitungkan penuh prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dan semua komponennya, sebagaimana tercantum dalam Agenda 21 dan terkait hasil dari Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan. Pembangunan Pemukiman manusia berkelanjutan menjamin pembangunan ekonomi, kesempatan kerja dan kemajuan sosial, selaras dengan lingkungan. Ini mencakup prinsip-prinsip Deklarasi Rio tentang Lingkungan Hidup dan Pembangunan, yang merupakan hasil dari Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Lingkungan dan Pembangunan, prinsip-prinsip pendekatan kehati-hatian, pencegahan polusi, perhatian

3 - 20

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022 terhadap daya dukung ekosistem, dan pelestarian peluang untuk masa depan generasi. Produksi, konsumsi dan transportasi harus dikelola dengan cara yang dapat melindungi dan melestarikan stok sumber daya. Ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki peran penting dalam membentuk pemukiman manusia yang berkelanjutan dan mempertahankan ekosistem mereka. Keberlanjutan pemukiman manusia memerlukan distribusi geografis yang seimbang atau distribusi lainnya yang sesuai dengan kondisi nasional, mendorong pembangunan ekonomi dan sosial, kesehatan manusia dan pendidikan, dan konservasi keanekaragaman hayati dan pemanfaatan secara berkelanjutan komponen-komponennya, dan pemeliharaan keanekaragaman budaya serta udara, air, hutan, vegetasi dan kualitas tanah pada standar cukup untuk menopang kehidupan manusia dan kesejahteraan bagi generasi mendatang.

Kualitas hidup semua orang tergantung, antara lain ekonomi, sosial, lingkungan dan budaya faktor, pada kondisi fisik dan karakteristik spasial desa dan kota. Tata letak kota dan estetika, pola penggunaan lahan, populasi dan kepadatan bangunan, transportasi dan kemudahan akses untuk semua untuk kebutuhan dasar, pelayanan dan fasilitas publik memiliki pengaruh penting pada kualitas hidup dari pemukiman. Hal ini sangat penting bagi orang-orang yang rentan dan kurang beruntung, banyak dari mereka menghadapi hambatan dalam akses ke tempat penampungan dan berpartisipasi dalam membentuk masa depan permukiman mereka. Kebutuhan bagi masyarakat dan aspirasi mereka untuk lingkungan yang mereka tinggali dan permukiman harus terpadu dengan proses desain, manajemen dan pemeliharaan pemukiman manusia. Tujuan upaya ini termasuk melindungi kesehatan masyarakat, menyediakan keselamatan dan keamanan, pendidikan dan integrasi sosial, mempromosikan kesetaraan dan menghormati keragaman budaya dan identitas, peningkatan aksesibilitas bagi penyandang cacat, dan pelestarian bersejarah, bangunan spiritual, agama dan budaya yang signifikan dan kabupaten, menghormati lanskap lokal dan memperlakukan lingkungan lokal dengan hormat dan perawatan. Itu pelestarian warisan alam dan sejarah pemukiman manusia, termasuk situs, monumen dan bangunan, terutama yang dilindungi di bawah Konvensi UNESCO di Situs Warisan Dunia, harus dibantu, termasuk melalui kerja sama internasional. Hal ini juga sangat penting bahwa spasial diversifikasi dan campuran penggunaan perumahan dan jasa akan dipromosikan di tingkat lokal dalam rangka memenuhi keragaman kebutuhan dan harapan.

Semua orang memiliki hak dan juga harus menerima tanggung jawab mereka untuk menghormati dan melindungi hak-hak orang lain termasuk generasi mendatang dan untuk berkontribusi secara aktif untuk kebaikan bersama. Manusia dengan pemukiman berkelanjutan adalah mereka yang, antara lain, menghasilkan rasa kewarganegaraan dan identitas, kerjasama dan dialog untuk kebaikan bersama, dan semangat voluntarisme dan keterlibatan masyarakat, di mana semua orang didorong dan memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan pengembangan. Pemerintah di semua tingkatan, termasuk otoritas lokal, memiliki tanggung jawab untuk menjamin akses untuk pendidikan dan untuk melindungi kesehatan penduduk mereka, keselamatan dan kesejahteraan umum. Hal ini memerlukan, penetapan kebijakan, hukum dan peraturan untuk kegiatan publik dan swasta, mendorong kegiatan swasta yang bertanggung jawab di segala bidang,

3 - 21

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022 memfasilitasi partisipasi kelompok masyarakat, mengadopsi prosedur yang transparan, mendorong semangat kepemimpinan dan kemitraan dengan pihak swasta, dan membantu orang untuk memahami dan melaksanakan hak dan tanggung jawab mereka melalui proses partisipatif yang efektif, pendidikan universal dan penyebaran informasi.

Kemitraan antara negara-negara dan swasta, sukarela dan organisasi berbasis masyarakat, sektor koperasi, lembaga swadaya masyarakat dan individu sangat penting untuk tercapainya pembangunan pemukiman manusia yang berkelanjutan dan penyediaan tempat tinggal yang memadai untuk semua dan layanan dasar. Kemitraan dapat mengintegrasikan dan saling mendukung tujuan partisipasi kebutuhan dasar, antara lain, membentuk aliansi, mengumpulkan sumber daya, berbagi pengetahuan, keterampilan dan kontribusi memanfaatkan keunggulan komparatif dari tindakan kolektif. Itu proses dapat dibuat lebih efektif dengan memperkuat organisasi masyarakat sipil di semua tingkatan. Setiap upaya harus dilakukan untuk mendorong kolaborasi dan kemitraan dari semua sektor masyarakat dan di antara semua aktor dalam proses pengambilan keputusan, yang sesuai.

Solidaritas dengan mereka yang termasuk kelompok yang kurang beruntung dan rentan, termasuk orang-orang yang tinggal dalam kemiskinan, serta toleransi, non- diskriminasi dan kerja sama di antara semua orang, keluarga dan masyarakat adalah dasar bagi kohesi sosial. Solidaritas, kerjasama dan bantuan harus ditingkatkan oleh masyarakat internasional serta oleh Negara dan semua faktor yang relevan lainnya dalam menanggapi tantangan pembangunan pemukiman. Masyarakat internasional dan Pemerintah di semua tingkat yang berkaitan untuk mempromosikan kebijakan dan instrumen suara dan efektif, sehingga memperkuat kerjasama antar pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat, serta memobilisasi sumberdaya tambahan untuk memenuhi tantangan ini.

Untuk melindungi kepentingan generasi sekarang dan mendatang pada pemukiman manusia merupakan salah satu tujuan fundamental dari masyarakat internasional. Perumusan dan pelaksanaan strategi untuk pengembangan pemukiman manusia adalah tanggung jawab masing-masing negara baik nasional dan lokal terutama tingkat dalam kerangka hukum masing-masing negara, antara lain , dengan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembangunan pemukiman manusia, dan harus memperhitungkan ekonomi, sosial dan lingkungan keragaman kondisi di masing- masing negara. Tambahan sumber daya keuangan dari berbagai sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan tempat tinggal yang memadai untuk semua dan pembangunan berkelanjutan untuk pemukiman manusia di dunia. Sumber daya yang tersedia untuk negara-negara berkembang - masyarakat, swasta, multilateral, bilateral, domestik dan eksternal - perlu ditingkatkan melalui mekanisme yang tepat dan fleksibel dan instrumen ekonomi untuk mendukung tempat tinggal yang memadai untuk semua dan pembangunan pemukiman manusia yang berkelanjutan. Ini harus disertai dengan langkah-langkah konkret untuk teknis internasional kerjasama dan pertukaran informasi.

3 - 22

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Kesehatan manusia dan kualitas hidup berada di tengah upaya untuk mengembangkan emukiman manusia yang berkelanjutan. Oleh karena itu harus dilakukan sosialisasi untuk mencapai tujuan universal dan sama akses ke pendidikan berkualitas, standar tertinggi kesehatan fisik, mental dan lingkungan, dan akses yang sama dari semua untuk perawatan kesehatan primer, membuat upaya khusus untuk memperbaiki ketidaksetaraan yang berkaitan kondisi sosial dan ekonomi, termasuk perumahan, tanpa membedakan ras, asal negara, jenis kelamin, usia, atau cacat, menghormati dan mempromosikan budaya umum dan khusus.

2. Rio+20

KTT Rio+20, yang merupakan konferensi PBB terbesar yang pernah diselenggarakan dengan jumlah peserta sebanyak 29.373 orang yang terdiri dari para pemimpin Pemerintah, bisnis dan organisasi kemasyarakatan, pejabat PBB, akademisi, wartawan dan masyarakat umum (Delegasi sekitar 12.000 orang, LSM dan Kelompok Utama 10.047 orang dan Media 3.989 orang).

KTT Rio+20 menyepakati Dokumen The Future We Want yang menjadi arahan bagi pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di tingkat global, regional, dan nasional. Dokumen memuat kesepahaman pandangan terhadap masa depan yang diharapkan oleh dunia (common vision) dan penguatan komitmen untuk menuju pembangunan berkelanjutan (renewing political commitment). Dokumen ini memperkuat penerapan Rio Declaration 1992 dan Johannesburg Plan of Implementation 2002.

Dalam dokumen The Future We Want, terdapat 3 (tiga) isu utama bagi pelaksanaan pembangunan berkelanjutan, yaitu:

1. Green Economy in the context of sustainable development and poverty eradication,

2. pengembangan kerangka kelembagaan pembangunan berkelanjutan tingkat global (Institutional Framework for Sustainable Development), serta

3. kerangka aksi dan instrumen pelaksanaan pembangunan berkelanjutan (Framework for Action and Means of Implementation).

Bagi Indonesia, dokumen ini akan menjadi rujukan dalam pelaksanaan rencana pembangunan nasional secara konkrit, termasuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2014-2019, dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (2005-2025). Untuk itu, Kementerian Lingkungan Hidup, instansi Pemerintah terkait dan seluruh pemangku kepentingan akan menyusun langkah tindak lanjut yang lebih konkrit untuk pelaksanaan kebijakan di lingkup masing-masing.

Kebijakan Pemerintah Indonesia “pro-growth, pro-poor, pro-job, pro-environment” pada dasarnya telah selaras dengan dokumen The Future We Want. Dalam sesi debat umum, Presiden RI menekankan bahwa untuk mewujudkan tujuan utama pembangunan berkelanjutan yaitu pengentasan kemiskinan, diperlukan tidak hanya sekedar

3 - 23

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022 pertumbuhan ekonomi, namun pertumbuhan yang berkelanjutan dengan pemerataan atau “Sustainable Growth with Equity”.

Rio+20 ini menghasilkan lebih dari US$ 513 Milyar yang dialokasikan dalam komitmen untuk pembangunan berkelanjutan, termasuk di bidang energi, transportasi, ekonomi hijau, pengurangan bencana, kekeringan, air, hutan dan pertanian. Selain itu terbangun sebanyak 719 komitmen sukarela untuk pembangunan berkelanjutan oleh pemerintah, dunia usaha, kelompok masyarakat sipil, universitas dan lain-lain.

3.1.2 Arahan Penataan Ruang

Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.

Pembangunan bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan pola ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

A. RTRW NASIONAL

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara. Penataan ruang wilayah nasional bertujuan untuk mewujudkan:

1. Ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan

2. Keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan

3. Keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota

4. Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi dalam kerangka negara kesatuan republik indonesia

5. Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota dalam rangka pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negative terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang

3 - 24

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

6. Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat

7. Keseimbangan dan keserasian perkembangan antarwilayah

8. Keseimbangan dan keserasian kegiatan antarsektor; dan

9. Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional

RTRWN menjadi pedoman untuk :

1. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional

2. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional

3. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional

4. Pewujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor

5. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi

6. Penataan ruang kawasan strategis nasional; dan

7. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.

Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah nasional meliputi kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang dan pola ruang. Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi: a. Peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhierarki; dan b. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah nasional.

Strategi untuk peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah meliputi: a. Menjaga keterkaitan antarkawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan wilayah di sekitarnya b. Mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum terlayani oleh pusat pertumbuhan c. Mengendalikan perkembangan kota-kota pantai; dan

3 - 25

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022 d. Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah di sekitarnya.

Strategi untuk peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana meliputi: a. Meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan pelayanan transportasi darat, laut, dan udara b. Mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi terutama di kawasan terisolasi c. Meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energy terbarukan dan tak terbarukan secara optimal serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik d. Meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan sistem jaringan sumber daya air; dan e. Meningkatkan jaringan transmisi dan distribusi minyak dan gas bumi, serta mewujudkan sistem jaringan pipa minyak dan gas bumi nasional yang optimal.

Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang meliputi: a. kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung b. kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budi daya; dan c. kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis nasional.

Rencana struktur ruang wilayah nasional meliputi:

1. Sistem perkotaan nasional

2. Sistem jaringan transportasi nasional

3. Sistem jaringan energi nasional

4. Sistem jaringan telekomunikasi nasional; dan

5. Sistem jaringan sumber daya air.

3 - 26

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

1. Sistem Perkotaan Nasional

Sistem perkotaan nasional terdiri atas PKN, PKW, dan PKL. PKN dan PKW tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini. PKL ditetapkan dengan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi berdasarkan usulan pemerintah kabupaten/kota, setelah dikonsultasikan dengan Menteri. PKN, PKW, dan PKL dapat berupa:

a. Kawasan megapolitan; b. Kawasan metropolitan; c. Kawasan perkotaan besar; d. Kawasan perkotaan sedang; atau e. Kawasan perkotaan kecil.

Tabel 3.1 Sistem Perkotaan Nasional Provinsi Jawa Barat Provinsi PKN PKW PKL Daerah Khusus Kawasan Perkotaan - - Ibukota Jakarta - Jabodetabek Jawa Barat - Banten Jawa Barat Kawasan Perkotaan - Bandung Raya Cirebon Cikampek - Cikopo Palabuhan ratu Indramayu Kadipaten Tasikmalaya Sumber : PP No 26 Tahun 2008 Tentang RTRW Nasional

2. Sistem Jaringan Transportasi Nasional

Sistem jaringan transportasi nasional terdiri atas:

a. Sistem jaringan transportasi darat

b. Sistem jaringan transportasi laut; dan

c. Sistem jaringan transportasi udara.

3. Sistem Jaringan Energi Nasional

Sistem jaringan energi nasional terdiri atas:

a. Jaringan pipa minyak dan gas bumi;

3 - 27

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

b. Pembangkit tenaga listrik; dan

c. Jaringan transmisi tenaga listrik.

4. Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Sistem jaringan sumber daya air sebagaimana dimaksud merupakan sistem sumber daya air pada setiap wilayah sungai dan cekungan air tanah.

Rencana pola ruang wilayah nasional terdiri atas:

1. Kawasan lindung nasional; dan

2. Kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional

1. Kawasan Lindung

Kawasan lindung nasional terdiri atas:

a. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan\ bawahannya;

b. Kawasan perlindungan setempat;

c. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya

d. Kawasan rawan bencana alam

e. Kawasan lindung geologi; dan

f. Kawasan lindung lainnya.

Tabel 3.2 Kawasan Lindung Nasional Provinsi Jawa Barat Provinsi Kawasan Lindung Nasional Lokasi Jawa Barat Suaka Margasatwa Cikepuh Kabupaten Sukabumi Suaka Margasatwa Gunung Sawal Kabupaten Ciamis Cagar Alam Gunung Tangkuban Kabupaten Bandung Barat Perahu Cagar Alam Leuweung Sancang Kabupaten Garut Cagar Alam Gunung Tilu Kabupaten Bandung Cagar Alam Gunung Papandayan Kabupaten Garut Cagar Alam Gunung Burangrang Kabupaten Subang dan Purwakarta Cagar Alam Kawah Kamojang Kabupaten Bandung

3 - 28

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Provinsi Kawasan Lindung Nasional Lokasi Cagar Alam Gunung Simpang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur Taman Nasional Gunung Gede – Kabupaten Ciajur, Kabupaten Pangrango Sukabumi dan Kabupaten Taman Nasional Halimun – Salak Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi Taman Nasional Gunung Ciremai Kabupaten Kuningan Taman Wisata Alam Gunung Kabupaten Sumedang Tampomas Taman Wisata Alam Laut Cijulang Kabupaten Pangandaran Taman Buru Gunung Masigit Kabupaten Bandung, Kabupaten Kareumbi Sumedang dan Kabupaten Garut Sumber : PP No 26 Tahun 2008 Tentang RTRW Nasional

2. Kawasan Budidaya Yang Memiliki Nilai Strategis

Kawasan budi daya terdiri atas:

a. Kawasan peruntukan hutan produksi

Kawasan peruntukan hutan produksi terdiri atas:

1. Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas;

2. Kawasan peruntukan hutan produksi tetap; dan

3. Kawasan peruntukan hutan produksi yang dapat dikonversi.

b. Kawasan peruntukan hutan rakyat

Kawasan peruntukan hutan rakyat ditetapkan dengan criteria kawasan yang dapat diusahakan sebagai hutan oleh orang pada tanah yang dibebani hak milik.

c. Kawasan peruntukan pertanian

Kawasan peruntukan pertanian ditetapkan dengan kriteria:

1. Memiliki kesesuaian lahan untuk dikembangkan sebagai kawasan pertanian

2. Ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan abadi

3. Mendukung ketahanan pangan nasional; dan/atau

4. Dapat dikembangkan sesuai dengan tingkat ketersediaan air

5. Kawasan peruntukan perikanan

3 - 29

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022 d. Kawasan peruntukan perikanan ditetapkan dengan kriteria:

1. Wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan penangkapan, budi daya, dan industri pengolahan hasil perikanan; dan/atau

2. Tidak mengganggu kelestarian lingkungan hidup.

e. Kawasan peruntukan pertambangan

Kawasan peruntukan pertambangan yang memiliki nilai strategis nasional terdiri atas pertambangan mineral dan batubara, pertambangan minyak dan gas bumi, pertambangan panas bumi, serta air tanah. f. Kawasan peruntukan industri;

Kawasan peruntukan industri ditetapkan dengan kriteria:

1. Berupa wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan industri;

2. Tidak mengganggu kelestarian fungsi lingkungan hidup; dan/atau

3. Tidak mengubah lahan produktif.

g. Kawasan peruntukan pariwisata;

Kawasan peruntukan pariwisata ditetapkan dengan kriteria:

1. Memiliki objek dengan daya tarik wisata; dan/atau

2. Mendukung upaya pelestarian budaya, keindahan alam, dan lingkungan.

h. Kawasan peruntukan permukiman; dan/atau

Kawasan peruntukan permukiman ditetapkan dengan kriteria:

1. Berada di luar kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana;

2. Memiliki akses menuju pusat kegiatan masyarakat di luar kawasan; dan/atau

3. Memiliki kelengkapan prasarana, sarana, dan utilitas pendukung.

3 - 30

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

i. Kawasan peruntukan lainnya

Kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional ditetapkan sebagai kawasan andalan. Nilai strategis nasional meliputi kemampuan kawasan untuk memacu pertumbuhan ekonomi kawasan dan wilayah di sekitarnya serta mendorong pemerataan perkembangan wilayah.

Tabel 3.3 Kawasan Andalan Provinsi Jawa Barat Provinsi Kawasan Andalan Sektor Unggulan Jawa Barat Kawasan Bogor-- pertanian, pariwisata, industri Cianjur dan perikanan (Bopunjur dan Sekitarnya) Kawasan Sukabumi dan perikanan, pertanian, Sekitarnya pariwisata dan perkebunan Kawasan Purwakarta, Subang, pertanian, industri, pariwisata Karawang (Purwasuka) dan perikanan Kawasan Cekungan Bandung industri, pertanian, pariwisata dan perkebunan Kawasan Cirebon-Indramayu- pertanian, industri, perikanan Majalengka-Kuningan dan pertambangan (Ciayumaja Kuning) dan Sekitarnya Kawasan Priangan Timur- pertanian, industri, Pangandaran perkebunan, pariwisata dan perikanan Sumber : PP No 26 Tahun 2008 Tentang RTRW Nasional

Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan:

1. Pertahanan dan keamanan

2. Pertumbuhan ekonomi

3. Sosial dan budaya

4. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi; dan/atau

5. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

Tabel 3.4 Kawasan Strategis Nasional Provinsi Jawa Barat Provinsi Kawasan Strategis Nasional Lokasi Jawa Barat Kawasan Perkotaan Cekungan Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Bandung Kota Cimahi dan Kabupaten Sumedang

3 - 31

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Provinsi Kawasan Strategis Nasional Lokasi Kawasan Fasilitas Uji Terbang Kabupaten Garut Roket Pamengpeuk Kawasan Stasiun Pengamat Kabupaten Garut Dirgantara Pamengpeuk Kawasan Stasiun Pengamat Kabupaten Sumedang Dirgantara Tanjung Sari Kawasan Stasiun Telecomand Provinsi Jawa Barat Kawasan Stasiun Bumi Penerima Provinsi Jawa Barat Satelit Mikro Sumber : PP No 26 Tahun 2008 Tentang RTRW Nasional

B. RTRW KAWASAN STRATEGIS NASIONAL

Beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW KSN dalam penyusunan RPIJM Cipta Karya Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:

a. Cakupan delineasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN.

b. Arahan kepentingan penetapan KSN, yang dapat berupa:

1. Ekonomi

2. Lingkungan Hidup

3. Sosial Budaya

4. Pendayagunaan Sumberdaya alam dan Teknologi Tinggi

5. Pertahanan dan Keamanan

c. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup:

1. Arahan pengembangan pola ruang:

a. Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya

b. Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.

2. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase

3. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya. Adapun RTRW KSN yang telah ditetapkan sampai saat ini adalah sebagai berikut :

3 - 32

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

a. Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur;

b. Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan;

c. Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar;

d. Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo;

e. Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda;

f. Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun.

C. RTRW PULAU

Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan operasionalisasi dari RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:

a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang antara lain mencakup arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.

b. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.

c. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dll.

Hingga saat ini RTRW Pulau yang telah ditetapkan adalah:

a. Perpres No. 88 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Pulau ;

b. Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau ;

c. Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera;

d. Perpres No. 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali.

3 - 33

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

D. RTRW PROVINSI

RTRWP merupakan matra spasial dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang berfungsi sebagai penyelaras kebijakan penataan ruang nasional, Daerah, dan Kabupaten/Kota serta sebagai acuan bagi instansi Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat untuk mengarahkan lokasi dan menyusun program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang di Daerah.

Kedudukan RTRWP adalah sebagai pedoman dalam : a. Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan rencana sektoral lainnya; b. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang; c. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah Kabupaten/Kota, serta keserasian antarsektor; d. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; e. Penataan ruang KSP; dan f. Penataan ruang wilayah Kabupaten/Kota

A. Kebijakan Dan Strategi Penataan Ruang

Kebijakan dan strategi penataan ruang, meliputi :

a. Kebijakan dan strategi perencanaan tata ruang;

b. Kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang; dan

c. Kebijakan dan strategi pengendalian pemanfaatan ruang

1. Kebijakan dan Strategi Perencanaan Tata Ruang

Kebijakan perencanaan tata ruang meliputi :

a. Penyusunan dan peninjauan kembali rencana tata ruang yang dilakukan melalui pendekatan partisipatif;

b. Tindaklanjut rtrwp ke dalam rencana yang lebih terperinci;

c. Penyelarasan rtrw kabupaten/kota dengan substansi rtrwp.

Strategi perencanaan tata ruang meliputi :

a. Peningkatan peran kelembagaan dan peranserta masyarakat dalam perencanaan tata ruang;

3 - 34

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

b. Penyelarasan rtrw kabupaten/kota dengan rtrwp;

c. Menjadikan rtrwp sebagai acuan bagi perencanaan sektoral dan wilayah;

d. Penyusunan kesepakatan rtrwp dengan rtrw provinsi yang berbatasan;

e. Penyusunan rencana tata ruang ksp

2. Kebijakan dan Strategi Pemanfaatan Ruang

Kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang meliputi :

a. Kebijakan dan strategi pengembangan wilayah;

Kebijakan pengembangan wilayah diwujudkan melalui pembagian 6 (enam) WP serta keterkaitan fungsional antarwilayah dan antarpusat pengembangan. Penetapan WP dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan pembangunan. Penetapan WP merupakan penjabaran dari Kawasan Strategis Nasional dan Kawasan Andalan pada sistem nasional. Pembagian WP terdiri atas :

a. WP Bodebekpunjur sebagai pengembangan kawasan perkotaan di wilayah Jawa Barat dengan kesetaraan fungsi dan peran kawasan di KSN Jabodetabekpunjur serta antisipatif terhadap perkembangan pembangunan wilayah perbatasan, meliputi Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kota Depok dan sebagian wilayah di Kabupaten Cianjur;

b. WP Purwasuka sebagai penjabaran dari Kawasan Andalan Purwasuka, meliputi Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Karawang;

c. WP Ciayumajakuning sebagai penjabaran dari Kawasan Andalan Ciayumajakuning yang antisipatif terhadap perkembangan pembangunan wilayah perbatasan, meliputi Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan, dan sebagian wilayah di Kabupaten Sumedang;

d. WP Priangan Timur-Pangandaran sebagai penjabaran dari Kawasan Andalan Priangan Timur-Pangandaran dengan kesetaraan fungsi dan peran kawasan di KSN Pacangsanak (Pangandaran-Kalipucang-Segara Anakan) yang antisipatif terhadap perkembangan pembangunan wilayah perbatasan, meliputi Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, dan Kota Banjar;

e. WP Sukabumi dan sekitarnya sebagai penjabaran dari Kawasan Andalan Sukabumi yang antisipatif terhadap perkembangan pembangunan wilayah

3 - 35

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

perbatasan, meliputi Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, dan sebagian wilayah di Kabupaten Cianjur; dan f. WP KK Cekungan Bandung, meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi dan sebagian wilayah di Kabupaten Sumedang.

Kebijakan pengembangan wilayah melalui keterkaitan fungsional antar WP, meliputi:

a. Kawasan yang terletak di bagian utara provinsi, mencakup WP Bodebekpunjur dan sebagian WP Purwasuka, WP KK Cekungan Bandung dan WP Ciayumajakuning, menjadi kawasan yang dikendalikan perkembangannya;

b. Kawasan yang terletak di bagian timur provinsi, mencakup sebagian WP Ciayumajakuning, WP KK Cekungan Bandung dan WP Priangan Timur- Pangandaran, ditetapkan sebagai kawasan yang didorong perkembangannya;

c. Kawasan yang terletak di bagian selatan provinsi, meliputi sebagian WP KK Cekungan Bandung, WP Sukabumi dan sekitarnya serta WP Priangan Timur-Pangandaran, ditetapkan menjadi kawasan yang dibatasi perkembangannya;

d. Kawasan yang terletak di bagian barat provinsi, meliputi sebagian WP Bodebekpunjur, WP KK Cekungan Bandung dan WP Sukabumi dan sekitarnya, ditetapkan menjadi kawasan yang ditingkatkan perkembangannya.

Strategi pengembangan wilayah untuk kawasan dilakukan dengan :

a. Mengendalikan pengembangan wilayah, meliputi :

1. Memenuhi kebutuhan pelayanan umum perkotaan yang berdayasaing dan ramah lingkungan;

2. Membatasi kegiatan perkotaan yang membutuhkan lahan luas dan potensial menyebabkan alih fungsi kawasan lindung dan lahan sawah;

3. Menerapkan kebijakan yang ketat untuk kegiatan perkotaan yang menarik arus migrasi masuk tinggi;

4. Mengembangkan sistem transportasi massal;

5. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antarprovinsi dalam mewujudkan kesetaraan peran dan fungsi di ksn; dan

3 - 36

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

6. Mengembangkan mekanisme pembagian peran (role sharing) terutama dengan provinsi yang berbatasan dalam pengelolaan kawasan lindung berbasis das dan pemanfaatan sumberdaya alam.

b. Mendorong pengembangan wilayah, meliputi:

1. Memprioritaskan investasi untuk mengembangkan kawasan sesuai dengan arahan RTRWP;

2. Mendorong kegiatan ekonomi berbasis pertanian, kelautan dan perikanan, pariwisata, industri dan perdagangan/jasa;

3. Memprioritaskan pengembangan infrastruktur wilayah;

4. Menjamin ketersediaan serta kualitas sarana dan prasarana permukiman yang memadai, terutama di wilayah perbatasan; dan

5. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antarprovinsi dalam mewujudkan kesetaraan peran dan fungsi di wilayah perbatasan.

c. Membatasi pengembangan wilayah, meliputi:

1. Mempertahankan dan menjaga kelestarian kawasan lindung yang telah ditetapkan;

2. Meningkatkan produktivitas lahan dan aktivitas budidaya secara optimal dengan tetap memperhatikan fungsi lindung yang telah ditetapkan;

3. Meningkatkan akses menuju dan ke luar kawasan;

4. Meningkatkan sarana dan prasarana permukiman terutama di wilayah perbatasan;

5. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar provinsi dalam mewujudkan kesetaraan peran dan fungsi di ksn; dan

6. Mengembangkan mekanisme pembagian peran (role sharing) terutama dengan provinsi yang berbatasan dalam pengelolaan kawasan lindung berbasis das.

d. Meningkatkan pengembangan wilayah, meliputi:

1. Mendorong kegiatan ekonomi berbasis pertanian, kelautan dan perikanan, pariwisata, industri, dan perdagangan/jasa;

2. Memprioritaskan pengembangan infrastruktur wilayah;

3 - 37

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

3. Mengembangkan sistem transportasi massal;

4. Menjamin ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana permukiman yang memadai, terutama di wilayah perbatasan; dan

5. Meningkatkan koordinasi dalam mewujudkan kesetaraan peran dan fungsi di wilayah perbatasan.

3. Kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang

Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi:

a. Pemantapan peran perkotaan di Daerah sesuai fungsi yang telah ditetapkan, yaitu PKN, pknp, PKW, pkwp, dan PKL;

b. Pengembangan sistem kota-desa yang sesuai dengan dayadukung dan dayatampung serta fungsi kegiatan dominannya;

c. Pengendalian perkembangan kawasan perkotaan di wilayah utara serta wilayah yang berada di antara wilayah utara dan selatan untuk menjaga lingkungan yang berkelanjutan;

d. Pengendalian perkembangan sistem kota di wilayah selatan dengan tidak melebihi dayadukung dan dayatampungnya;

e. Penataan dan pengembangan infrastruktur wilayah yang dapat menjadi pengarah, pembentuk, pengikat, pengendali dan pendorong pengembangan wilayah untuk mewujudkan sistem kota di Daerah;

f. Mendorong terlaksananya peran WP serta KSP dalam mewujudkan pemerataan pertumbuhan wilayah dan sebaran penduduk.

Strategi pemantapan peran kawasan perkotaan di Daerah sesuai fungsi yang telah ditetapkan meliputi :

a. Meningkatkan peran PKN sebagai pusat koleksi dan distribusi skala internasional, nasional atau beberapa provinsi;

b. Mengembangkan kegiatan ekonomi di bagian timur dengan orientasi pergerakan ke arah Cirebon;

c. Meningkatkan peran kawasan perkotaan di bagian selatan menjadi PKNp yang mempunyai fungsi tertentu dengan skala pelayanan internasional, nasional atau beberapa provinsi;

d. Meningkatkan peran PKW sebagai penghubung pergerakan dari PKL ke PKN terdekat melalui pengembangan prasarana dan permukiman yang dapat memfasilitasi kegiatan ekonomi di wilayah sekitarnya;

3 - 38

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022 e. Meningkatkan peran kawasan perkotaan di bagian timur dan selatan menjadi PKWp yang mempunyai fungsi tertentu dengan skala pelayanan provinsi atau beberapa kabupaten/kota; f. Meningkatkan peran PKL perkotaan sebagai kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan; dan g. Meningkatkan peran PKL perdesaan sebagai pusat koleksi dan distribusi lokal yang menghubungkan desa sentra produksi dengan PKL perkotaan

Strategi pengembangan sistem kota-desa yang sesuai dengan dayadukung lingkungan serta fungsi kegiatan dominannya meliputi: a. Mengendalikan mobilitas dan migrasi masuk terutama ke wilayah pusat pertumbuhan; b. Mengendalikan pertumbuhan permukiman skala besar dan mendorong pengembangan permukiman vertikal di kawasan padat penduduk, antara lain di kawasan perkotaan Bodebek dan kawasan perkotaan Bandung Raya; c. Mengendalikan pertumbuhan kawasan permukiman skala besar dan mendorong pengembangan permukiman vertikal di Kawasan Pantura untuk mengurangi kecenderungan alih fungsi lahan sawah; dan d. Mengendalikan perkembangan kegiatan industri manufaktur dan kawasan permukiman skala besar di koridor Bodebek-Cikampek-Bandung.

Strategi pengendalian perkembangan kawasan perkotaan di wilayah utara dan wilayah yang berada di antara wilayah utara dan selatan untuk menjaga lingkungan yang berkelanjutan meliputi : a. Menetapkan WP Bodebekpunjur, WP Purwasuka, WP Ciayumajakuning, dan WP KK Cekungan Bandung ; b. Meningkatkan fungsi WP sebagai klaster pengembangan ekonomi wilayah belakangnya (hinterland); dan c. Memantapkan fungsi PKW, PKWp, dan PKL untuk mendukung klaster perekonomian di WP, melalui penyediaan prasarana dengan kuantitas dan kualitas sesuai standar pelayanan minimal.

Strategi pengendalian dan pengembangan sistem kota di wilayah selatan sesuai dengan dayadukungnya meliputi : a. Menetapkan WP Sukabumi dan sekitarnya serta WP Priangan Timur- Pangandaran; b. Meningkatkan fungsi WP sebagai klaster pengembangan ekonomi; dan

3 - 39

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022 c. Memantapkan fungsi PKW, PKWp, dan PKL untuk mendukung klaster perekonomian di WP, melalui penyediaan prasarana dengan kuantitas dan kualitas sesuai standar pelayanan minimal.

Strategi penataan dan pengembangan sistem prasarana wilayah yang dapat menjadi pengarah, pembentuk, pengikat, pengendali dan pendorong pengembangan wilayah untuk terwujudnya sistem kota di Daerah meliputi : a. Mengembangkan dan meningkatkan ketersediaan dan kualitas prasarana wilayah untuk mendukung pergerakan di sepanjang koridor kawasan perkotaan Bandung Raya-Cirebon, dan kawasan perkotaan Pangandaran ke arah Cirebon; b. Mengembangkan sistem angkutan umum massal di Kawasan Perkotaan Bodebek, Kawasan Perkotaan Bandung Raya dan Cirebon untuk mengurangi masalah transportasi perkotaan; c. Realisasi rencana pengembangan pelabuhan laut Internasional Cirebon dan Bandara Internasional Kertajati di Kabupaten Majalengka, untuk memantapkan peran kawasan perkotaan Cirebon dan mengurangi intensitas kegiatan di Kawasan Perkotaan Bodebek dan Kawasan Perkotaan Bandung Raya; d. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas pelayanan prasarana serta fasilitas pendukung kegiatan perkotaan dan perdesaan pada WP; e. Mengembangkan sistem energi dan kelistrikan yang dapat memantapkan fungsi PKW, PKWp, PKL perkotaan, dan PKL perdesaan; f. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas prasarana sumberdaya air berbasis DAS untuk menunjang kegiatan perkotaan dan pertanian; g. Mengembangkan sistem Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) regional sesuai dengan proyeksi pertumbuhan penduduk, perkembangan kegiatan perkotaan dan ekonomi; h. Mengembangkan sistem telekomunikasi yang merata terutama untuk menunjang kegiatan ekonomi yang dikembangkan di PKL perkotaan, PKL perdesaan, PKW, dan PKWp; dan i. Meningkatkan pelayanan ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan budaya, terutama di PKL perkotaan dan PKL perdesaan, untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk serta mengurangi mobilitas dan migrasi ke pusat kegiatan di PKN dan PKW.

Strategi pendorong terlaksananya peran WP dan KSP dalam mewujudkan pemerataan pertumbuhan wilayah dan sebaran penduduk meliputi :

3 - 40

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

a. Menentukan fungsi setiap WP agar terjadi sinergitas pembangunan;

b. Menentukan arah pengembangan wilayah sesuai potensi dan kendala di setiap WP;

c. Optimalisasi fungsi PKW dan PKL dalam setiap WP; dan

d. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas prasarana untuk mendukung mobilitas dan pemenuhan kebutuhan dasar di dalam WP.

4. Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang.

Kebijakan pengembangan pola ruang meliputi :

a. Pengembangan kawasan lindung; dan

b. Pengembangan kawasan budidaya.

5. Kebijakan dan Strategi Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang meliputi :

a. Pengendalian pemanfaatan ruang melalui pengawasan dan penertiban yang didasarkan kepada arahan peraturan zonasi sistem provinsi, arahan perizinan, arahan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi;

b. Pemberian izin pemanfaatan ruang sebagai salah satu alat pengendalian pemanfaatan ruang;

c. Pemberian izin pemanfaatan ruang yang merupakan kewenangan kabupaten/kota, berpedoman pada rtrwp;

d. Pemberian izin pemanfaatan ruang oleh kabupaten/kota yang berdampak besar dan/atau menyangkut kepentingan nasional dan/atau provinsi, dikoordinasikan dengan gubernur.

Rencana tata ruang wilayah provinsi terdiri dari :

1. Rencana struktur ruang wilayah provinsi, meliputi :

• Rencana pengembangan sistem perkotaan meliputi :

1. Sistem perkotaan di Daerah terdiri atas :

a. Penetapan Kawasan Perkotaan Bodebek, Kawasan Perkotaan Bandung Raya, dan Cirebon sebagai PKN, dengan peran menjadi pusat koleksi dan distribusi skala internasional, nasional atau beberapa provinsi;

3 - 41

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

b. Penetapan Pangandaran dan sebagai pknp, yang mempunyai fungsi tertentu dengan skala pelayanan internasional, nasional atau beberapa provinsi;

c. Penetapan Kota Sukabumi, Palabuhanratu, Cikampek-Cikopo, Indramayu, Kadipaten, Tasikmalaya dan Pangandaran sebagai PKW, dengan peran menjadi pusat koleksi dan distribusi skala nasional;

d. Penetapan Kota Banjar dan Rancabuaya sebagai pkwp, yang mempunyai fungsi tertentu dengan skala pelayanan provinsi atau beberapa kabupaten/kota;

e. Penetapan kawasan Cikarang, Cibinong, Cimanggis, Cibadak, Cianjur, Sindangbarang, Purwakarta, Karawang, Soreang, Padalarang, Sumedang, Pamanukan, Subang, Jalan Cagak, Jatibarang, Sumber, Majalengka, Kuningan, Garut, Pameungpeuk, Singaparna, Ciamis dan Banjarsari sebagai PKL Perkotaan, dengan wilayah pelayanan kabupaten/kota dan beberapa kecamatan;

f. Penetapan Jampang Kulon, Sagaranten, Jampang Tengah, Sukanagara, Wanayasa, Plered, Rengasdengklok, Cilamaya, Ciwidey, Banjaran, Majalaya, Ciparay, Cicalengka, Rancaekek, Cilengkrang, Cililin, Ngamprah, Cisarua, Lembang, Tanjungsari, Wado, Tomo, Conggeang, Ciasem, Pagaden, Kalijati, Pusakanagara, Karangampel, Kandanghaur, Patrol, Gantar, Arjawinangun, Palimanan, Lemahabang, Ciledug, Kertajati, Jatiwangi, Rajagaluh, Cikijing, Talaga, Cilimus, Ciawigebang, Luragung, Kadugede, Cikajang, Bungbulang, Karangnunggal, Kawali, Cijeungjing, Cikoneng, Rancah, Panjalu, Pamarican dan Cijulang sebagai PKL Perdesaan, dengan wilayah pelayanan kabupaten/kota dan beberapa kecamatan

Tabel 3.5 Sistem Perkotaan Provinsi PKL NO KAB./KOTA PKN PKNp PKW PKWp PKL PERDESAAN PERKOTAAN 1 Kota Bekasi Bodebek 2 Kab Bekasi 3 Kota Bogor 4 Kab Bogor 5 Kota Depok 6 Kota Sukabumi Sukabumi 7 Kab Palabuhanratu Palabuhanratu Cibadak Jampang kulon Sukabumi Sagaranten Jampang tengah 8 Kab Cianjur Cianjur Sukanagara Sindangbarang

3 - 42

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

PKL NO KAB./KOTA PKN PKNp PKW PKWp PKL PERDESAAN PERKOTAAN 9 Kab Cikopo- Purwakarta Wanayasa Purwakarta Cikampek Plered 10 Kab Karawang Rengasdengklok Karawang Cilamaya 11 Kota Kawasan Bandung Perkotaan 12 Kab Bandung Bandung Raya 13 Kab Bandung Barat 14 Kota Cimahi 15 Kab Sumedang Wado Sumedang Tomo Conggeang 16 Kab Subang Pamanukan Ciasem Subang Pagaden Jalan Jagak Kalijati Pusakanagara 17 Kab Indramayu Jatibarang Karangampel Indramayu Kandanghaur Patrol Gantar 18 Kota Cirebon Cirebon 19 Kab Cirebon 20 Kab Kadipaten Majalengka Kertajati Majalengka Jatiwangi Rajagaluh Cikijing Talaga 21 Kab Kuningan Cilimus Kuningan Ciawigebang Luragung Kadugede 22 Kab Garut Rancabuaya Garut Cikajang Pameungpeuk Bungbulang 23 Kota Tasikmalaya Tasikmalaya 24 Kab Singaparna Karangnunggal Tasikmalaya 25 Kab Ciamis Pangandaran Pangandaran Ciamis Kawali Banjarsari Cijeungjing Parigi Cikoneng Rancah Panjalu Pamarican Cijulang 26 Kota Banjar Banjar Sumber : Perda No 22 Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat

3 - 43

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Tabel 3.6 Sistem Perkotaan PKN (Kawasan Perkotaan BODEBEK) PKN Kota Hirarkhi I Kota Hirarkhi II Kota Hirarkhi III Kawasan Kota Bekasi Perkotaan Cikarang Tarumajaya Bodebek Tambun Setu Kota Bogor Cibinong Cileungsi Jonggol Parung Semplak Rumpin Parungpanjang Leuwiliang Jasinga Cigudeg Kota Depok Cimanggis Sumber : Perda No 22 Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat

Tabel 3.7 Sistem Perkotaan (Kawasan Perkotaan Bandung Raya) PKN Kota Hirarkhi I Kota Hirarkhi II Kota Hirarkhi III Kawasan Kota Bandung Perkotaan Kabupaten Bandung Soreang Ciwidey Bandung Raya Banjaran Majalaya Ciparay Cicalengka Rancaekek Cilengkrang Kabupaten Bandung Padalarang Cililin Barat Ngamprah Cisarua Lembang Kota Cimahi Kabupaten Tanjungsari Sumedang Sumber : Perda No 22 Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat

Tabel 3.8 Sistem Perkotaan (PKN Cirebon) PKN Kota Hirarkhi I Kota Hirarkhi II Kota Hirarkhi III Cirebon Kota Cirebon Kabupaten Cirebon Sumber Arjawinangun Palimanan Lemahabang Ciledug Sumber : Perda No 22 Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat 3 - 44

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

• Rencana pengembangan infrastruktur wilayah.

Rencana pengembangan infrastruktur wilayah di Daerah, meliputi :

a. Pengembangan infrastruktur jalan dan perhubungan terdiri atas :

• Pengembangan jaringan jalan primer yang melayani distribusi barang dan jasa yang menghubungkan PKN, pknp, PKW, pkwp dan PKL; • Pengembangan jaringan jalan tol dalam kota maupun antarkota sebagai penghubung antarpusat kegiatan utama; • Pengembangan jaringan kereta api yang berfungsi sebagai penghubung antar PKN serta antara PKN dengan pknp dan pkwp; • Pengembangan bandara dan pelabuhan nasional maupun internasional serta terminal guna memenuhi kebutuhan pergerakan barang dan jasa dari dan ke Daerah dalam skala regional, nasional, maupun internasional; dan • Pengembangan sistem angkutan umum massal dalam rangka mendukung pengembangan pusat kegiatan utama.

b. Pengembangan infrastruktur sumberdaya air dan irigasi berbasis DAS terdiri atas :

• WS Cidanau-Ciujung-Cidurian-Cisadane-Ciliwung-Citarum;

• WS Cimanuk-Cisanggarung;

• WS Citanduy;

• WS Ciwulan-Cilaki; dan

• WS Cisadea-Cibareno.

c. Pengembangan infrastruktur energi dan kelistrikan terdiri atas :

• Pengembangan instalasi dan jaringan distribusi listrik untuk meningkatkan pasokan listrik ke seluruh wilayah;

• Pengembangan energi terbarukan meliputi panas bumi, energi potensial air, energi surya, energi angin dan bioenergi; dan

• Pengembangan energi tak terbarukan meliputi bahan bakar minyak, gas, dan batubara untuk meningkatkan pasokan energi.

d. Pengembangan infrastruktur telekomunikasi terdiri atas :

• Pengembangan telekomunikasi di Desa yang belum terjangkau sinyal telepon;

3 - 45

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

• Pengembangan telekomunikasi di Desa yang belum dilalui jaringan terestrial telekomunikasi; dan • Pengembangan Cyber Province.

e. pengembangan infrastruktur permukiman, terdiri atas :

• Pengembangan hunian vertikal di perkotaan; • Pengembangan kawasan siap bangun atau lingkungan siap bangun di perkotaan; • Peningkatan pelayanan sistem air minum; • Pengelolaan air limbah dan drainase; • Pengelolaan persampahan; • Peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh; • Pembangunan kawasan dan sarana olahraga; • Pembangunan pusat kebudayaan; • Pembangunan rumah sakit; • Pembangunan pasar induk regional; • Pengembangan/pembangunan home industry; • Peningkatan prasarana dasar permukiman perdesaan; • Peningkatan dan pembangunan pusat kegiatan belajar; dan • Pembangunan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) pembantu. 2. Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi

Rencana pola ruang wilayah provinsi, terdiri atas: a. Kawasan Lindung Provinsi

Rencana pola ruang kawasan lindung provinsi meliputi :

a. Menetapkan kawasan lindung provinsi sebesar 45% dari luas seluruh wilayah Daerah yang meliputi kawasan lindung berupa kawasan hutan dan kawasan lindung di luar kawasan hutan, yang ditargetkan untuk dicapai pada tahun 2018;

b. Mempertahankan kawasan hutan minimal 30% dari luas Daerah Aliran Sungai (DAS);

c. Mempertahankan kawasan resapan air atau kawasan yang berfungsi hidroorologis untuk menjamin ketersediaan sumberdaya air; dan

d. Mengendalikan pemanfaatan ruang kawasan lindung yang berada di luar kawasan hutan sehingga tetap berfungsi lindung.

3 - 46

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Kawasan lindung terdiri dari: a. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, meliputi :

1. Kawasan hutan lindung;

2. Kawasan resapan air; b. Kawasan perlindungan setempat, meliputi :

1. Sempadan pantai;

2. Sempadan sungai;

3. Kawasan sekitar waduk dan danau/situ;

4. Kawasan sekitar mata air;

5. RTH di kawasan perkotaan; c. Kawasan suaka alam, meliputi :

1. Kawasan cagar alam;

2. Kawasan suaka margasatwa;

3. Kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya;

4. Kawasan mangrove; d. Kawasan pelestarian alam, meliputi :

1. Taman nasional;

2. Taman hutan raya;

3. Taman wisata alam; e. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan; f. Kawasan rawan bencana alam, meliputi :

1. Kawasan rawan tanah longsor;

2. Kawasan rawan gelombang pasang;

3. Kawasan rawan banjir; g. Kawasan lindung geologi, meliputi :

3 - 47

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

1. Kawasan cagar alam geologi dan kawasan kars;

2. Kawasan rawan bencana alam geologi;

3. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah;

h. Taman buru;

i. Kawasan perlindungan plasma nutfah eks-situ;

j. Terumbu karang;

k. Kawasan koridor bagi satwa atau biota laut yang dilindungi; dan

l. Kawasan yang sesuai untuk hutan lindung.

Tabel 3.9 Kawasan Lindung Provinsi Jawa Barat Klasifikasi Fungsi Jenis/Tipe Lokasi (Kode) Fisik 1. Kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahannya 1.1 Kawasan Hutan Hutan Lindung Hutan Tereletak di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH): berfungsi Bogor, Sukabumi, Cianjur, Purwakarta, Kawasan lindung Bandung Utara, Kawasan Bandung Selatan, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Sumedang, Majalengka, Indramayu dan Kuningan. 1.2 Kawasan Non Hutan Tersebar di Jawa Barat resapan air 2. Kawasan Perlindungan Setempat 2.1 Sempadan pantai Non Hutan Kab. Bekasi, Kab. Karawang, Kab. Sukabumi, Kab. Cianjur, Kab. Subang, Kab. Garut, Kab. Tasikmalaya, Kab. Ciamis, Kab. Cirebon, Kab. Indramayu, Kota Cirebon 2.2 Sempadan Non Hutan Terletak di seluruh Daerah Aliran Sungai (DAS) sungai 2.3 Kawasan sekitar Non Hutan • Waduk Ir. H. Juanda-Jatiluhur, terletak di waduk dan Kabupaten Purwakarta; danau/situ • Waduk Cirata, terletak di Kabupaten Purwakarta – Cianjur - Bandung Barat; • Waduk Cileunca, Waduk Cipanunjang, dan Situ Sipatahunan, terletak di Kabupaten Bandung; • Waduk Saguling, Situ Ciburuy, dan Situ Lembang, terletak di Kabupaten Bandung Barat; • Situ Gede, Waduk Pongkor, Situ Kemang, Waduk Lido, Waduk Cikaret, terletak di Kabupaten Bogor; • Waduk Darma, Waduk Wulukut, Waduk Dadap Berendung, terletak di Kabupaten Kuningan; • Waduk Sedong dan Situ Patok, terletak di

3 - 48

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Klasifikasi Fungsi Jenis/Tipe Lokasi (Kode) Fisik Kabupaten Cirebon; • Waduk Cipancuh dan Situ Bolang, terletak di Kabupaten Indramayu; • Waduk Sindang Pano, Waduk Sangyang, Situ Anggrarahan, Situ Rancabeureum, terletak di Kabupaten Majalengka; • Waduk Jatigede, terletak di Kabupaten Sumedang; • Waduk Cibeureum, terletak di Kabupaten Bekasi; • Situ Kamojing, terletak di Kabupaten Karawang; • Situ Bagendit, terletak di Kabupaten Garut; • Situ Gede, terletak di Kabupaten Tasikmalaya; • Situ Bojongsari, terletak di Kota Depok. 2.4 Kawasan sekitar Non Hutan Tersebar di Jawa Barat mata air 2.5 Ruang Terbuka Hutan dan Tersebar di Jawa Barat Hijau Kota Non Hutan 3. Kawasan Suaka Alam 3.1 Kawasan Hutan Hutan • Cagar Alam Arca Domas, Cagar Alam Yan Cagar Alam Konservasi Lapa, dan Cagar Alam Dungus Iwul, terletak di Kabupaten Bogor; • Cagar Alam Talaga Warna, terletak di Kabupaten Bogor – Cianjur; • Cagar Alam Takokak, Cagar Alam Cadas , dan Cagar Alam Bojong Larang Jayanti, terletak di Kabupaten Cianjur; • Cagar Alam Gunung Simpang, terletak di Kabupaten Bandung - Cianjur; • Cagar Alam Telaga Patengan, Cagar Alam Gunung Malabar, Cagar Alam Cigenteng Cipanji I/II, Cagar Alam Yung Hun, dan Cagar Alam Gunung Tilu, terletak di Kabupaten Bandung; • Cagar Alam Papandayan (perluasan) dan Cagar Alam Kawah Kamajong, terletak di Kabupaten Bandung - Garut; • Cagar Alam Gunung Tangkubanparahu, terletak di Kabupaten Bandung - Subang; • Cagar Alam Talaga Bodas dan Leuweung Sancang, terletak di Kabupaten Garut; • Cagar Alam Sukawayana, Cagar Alam Cibanteng, Cagar Alam Tangkuban Parahu (Palabuhanratu), terletak di Kabupaten Sukabumi; • Cagar Alam Burangrang, terletak di Kabupaten Purwakarta; • Cagar Alam Gunung Jagat, terletak di

3 - 49

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Klasifikasi Fungsi Jenis/Tipe Lokasi (Kode) Fisik Kabupaten Sumedang; • Cagar Alam Pananjung Pangandaran dan Cagar Alam Panjalu/Koorders, terletak di Kabupaten Ciamis. 3.2. Kawasan Hutan Hutan ▪ Suaka Margasatwa Cikepuh terletak di suaka Konservasi Kabupaten Sukabumi margasatwa ▪ Suaka Margasatwa Gunung Sawal terletak di Kabupaten Ciamis ▪ Suaka Margasatwa Sindangkerta, terletak di Kabupaten Tasikmalaya 3.3 Kawasan suaka Hutan Hutan ▪ Suaka Alam Laut Leuweung Sancang, terletak di alam laut dan Konservasi Kabupaten Garut perairan lainnya ▪ Suaka Alam Laut Pangandaran, terletak di Kabupaten Ciamis 3.4 Kawasan pantai Hutan Hutan ▪ Muara Gembong, terletak di Kabupaten Bekasi berhutan bakau/ Konservasi ▪ Muara Bobos dan Blanakan, terletak di payau Kabupaten Subang ▪ Tanjung Sedari, terletak di Kabupaten. Karawang ▪ Eretan, terletak di pantai Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Cirebon 4. Kawasan Pelestarian Alam 4.1. Taman Nasional Hutan Hutan ▪ Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di Konservasi Kabupaten Sukabumi, Bogor ▪ Taman Nasional Gunung Halimun terletak di Kabupaten Sukabumi dan Bogor ▪ Taman Nasional Gunung Ciremai, terletak di Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka 4.2. Taman Hutan Hutan Hutan ▪ Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda terletak Raya Konservasi Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung ▪ Taman Hutan Raya Pancoran Mas terletak di Kota Depok ▪ Taman Hutan Raya Gunung Palasari dan Gunung Kunci di Kabupaten Sumedang 4.3. Taman Wisata Hutan Hutan ▪ Taman Wisata Alam Gunung Salak Endah, Alam Konservasi Taman Wisata Alam Talaga Warna dan Taman Wisata Alam Gunung Pancar, terletak di Kabupaten Bogor; ▪ Taman Wisata Alam Sukawayana, terletak di Kabupaten Sukabumi; ▪ Taman Wisata Alam Jember, terletak di Kabupaten Cianjur; ▪ Taman Wisata Alam Telaga Patengan dan Taman Wisata Alam Cimanggu, terletak di Kabupaten Bandung; ▪ Taman Wisata Alam Curug Dago, terletak di Kota Bandung;

3 - 50

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Klasifikasi Fungsi Jenis/Tipe Lokasi (Kode) Fisik ▪ Taman Wisata Gunung Tangkubanparahu, terletak di Kabupaten Bandung Barat - Subang; ▪ Taman Wisata Alam Curug Santri, terletak di Kabupaten Karawang; ▪ Taman Wisata Alam Kawah Kamojang terletak di Kabupaten Bandung - Garut; ▪ Taman Wisata Alam Papandayan, Taman Wisata Alam Gunung Guntur dan Taman Wisata Alam Talaga Bodas, terletak di Kabupaten Garut; ▪ Taman Wisata Alam Gunung Tampomas, terletak di Kabupaten Sumedang; ▪ Taman Wisata Alam Linggarjati, terletak di Kabupaten Kuningan; ▪ Taman Wisata Alam Pananjung Pangandaran, terletak di Kabupaten Ciamis; ▪ Taman Wisata Alam lainnya, tersebar di Kabupaten/Kota. 5. Kawasan Cagar Non Hutan ▪ Istana Bogor, Batu Tulis, dan Gedung Negara Budaya dan Ilmu BKPP Wilayah I terletak di Kota Bogor; Pengetahuan ▪ Istana Cipanas, Megalitikum Gunung Padang, dan Kawasan Makam Rd. Aria di Cikundul, terletak di Kabupaten Cianjur; ▪ Kawasan Gedung Sate, terletak di Kota Bandung; ▪ Candi Bojong Menje dan Kawasan Makam Syech Mahmud di Kabupaten Bandung ▪ Observatorium Bosscha dan Kampung Budaya Gua Pawon, terletak di Kabupaten Bandung Barat; ▪ Makam Sunan Gunungjati, terletak di Kabupaten Cirebon; ▪ Gua Sunyaragi, , Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan, dan Gedung Negara BKPP Wilayah III terletak di Kota Cirebon; ▪ Museum Linggarjati, terletak di Kabupaten Kuningan; ▪ Kampung Naga dan Kawasan Makam Syech Sunan Rohmat Pamijahan, terletak di Kabupaten Tasikmalaya; ▪ Gunung Kunci, Komplek Museum Prabu Geusan Ulun, Komplek Makam Dayeuh Luhur, terletak di Kabupaten Sumedang; ▪ Candi , Kampung Dukuh, Kawasan Makam Syech Muhidin, dan Gedung Negara BKPP Wilayah IV, terletak di Kabupaten Garut; ▪ Batu Tulis Ciaruteun, Kampung Budaya Sindangbarang, Kampung Adat Lemah Duhur, dan Gua Gudawang, terletak di Kabupaten Bogor;

3 - 51

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Klasifikasi Fungsi Jenis/Tipe Lokasi (Kode) Fisik ▪ Ciung Wanara Karang Kamulyan, Situ Lengkong Panjalu, dan Kampung , terletak di Kabupaten Ciamis; ▪ Pulau Biawak, terletak di Kabupaten Indramayu; ▪ Kampung Ciptagelar, terletak di Kabupaten Sukabumi; ▪ Kawasan Makam Syech Tb. Ahmad Bakri, dan Gedung Negara BKPP Wilayah II, terletak di Kabupaten Purwakarta; ▪ Kawasan Situs Candi Jiwa dan Makam Syech Quro, terletak di Kabupaten Karawang; dan ▪ Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan lainnya, tersebar di Kabupaten/Kota. 6. Kawasan Rawan Bencana Alam 6.1 Kawasan Rawan Non Hutan Kab. Bogor, Kab. Sukabumi, Kab. Cianjur, Kab. Tanah Longsor Bandung, Kab. Garut, Kab. Purwakarta, Kab. Sumedang, Kab.Tasikmalaya, Kab. Ciamis, Kab. Majalengka, Kab. Kuningan & Kab. Cirebon 6.2 Kawasan Non Hutan Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Gelombang Kabupaten Subang, Kabupaten Karawang, dan Pasang Kabupaten Bekasi 6.3 Kawasan Rawan Non Hutan Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, Kabupaten Banjir Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, Kabupaten Bandung, Kabupaten Karawang dan Kabupaten Bekasi 7. Kawasan Lindung Geologi 7.1 Kawasan Non Hutan 1. Kawasan Cagar Alam Geologi, meliputi : Konservasi • Kawasan Geologi Pasir Pawon dan Gua Lingkungan Pawon, terletak di Kabupaten Bandung Geologi Barat; • Kawasan Geologi Ciletuh, terletak di Kabupaten Sukabumi; • Kawasan Geologi Rancah, terletak di Kabupaten Ciamis; dan • Kawasan Geologi Pasirgintung, terletak di Kabupaten Tasikmalaya. 2. Kawasan Kars, tersebar di Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Ciamis. 7.2 Kawasan Rawan Non Hutan 1. Kawasan rawan bencana gunung api, meliputi : Bencana Geologi • Kawasan Gunung Salak, terletak di Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi;

3 - 52

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Klasifikasi Fungsi Jenis/Tipe Lokasi (Kode) Fisik • Kawasan Gunung Gede-Pangrango, terletak di Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi; • Kawasan Gunung Patuha, Kawasan Gunung Wayang Windu, dan Kawasan Gunung Talagabodas, terletak di Kabupaten Bandung; • Kawasan Gunung Ciremai, terletak di Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Majalengka; • Kawasan Gunung Guntur, terletak di Kabupaten Garut; • Kawasan Gunung Tangkubanparahu, terletak di Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Subang; • Kawasan Gunung Papandayan, terletak di Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung; dan • Kawasan Gunung Galunggung, terletak di Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Garut. 2. Kawasan rawan gempa bumi tektonik, tersebar di daerah rawan gempa bumi Bogor-Puncak- Cianjur, daerah rawan gempa bumi Sukabumi- Padalarang-Bandung, daerah rawan gempa bumi Purwakarta-Subang-Majalengka, dan daerah rawan gempa bumi Garut-Tasikmalaya- Ciamis; 3. Kawasan rawan gerakan tanah, tersebar di Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Ciamis; 4. Kawasan yang terletak di zona sesar aktif, tersebar di Sesar Cimandiri (Palabuhanratu- Padalarang), Sesar Lembang (Bandung Barat), dan Sesar Baribis (Kuningan-Majalengka); 5. Kawasan rawan tsunami, tersebar di Kabupaten Ciamis, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Garut, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Sukabumi; dan 6. Kawasan rawan abrasi, tersebar di pantai Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Sukabumi,

3 - 53

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Klasifikasi Fungsi Jenis/Tipe Lokasi (Kode) Fisik Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Ciamis. 7.3 Kawasan yang Non Hutan 1. Kawasan imbuhan air tanah, tersebar di Jawa memberikan Barat perlindungan 2. Kawasan sempadan mata air, tersebar di Jawa terhadap air Barat. tanah 8. Kawasan Taman Hutan Hutan Taman Buru Gunung Masigit terletak di Kabupaten Buru Konservasi Bandung, Garut, dan Sumedang 9. Kawasan Non Hutan ▪ Muara Gembong, terletak di Kabupaten Bekasi; perlindungan ▪ Kebun Raya Bogor, terletak di Kota Bogor; plasma nutfah ▪ Taman Safari Indonesia, Taman Buah Mekarsari, dan Gunung Salak Endah, terletak di Kabupaten Bogor; ▪ Taman Bunga Nusantara, Kebun Raya Cibodas, dan Ciogong, terletak di Kabupaten Cianjur; ▪ Pantai Pangumbahan dan Perairan Sukawayana, terletak di Kabupaten Sukabumi; ▪ Jatiluhur/Sanggabuana, terletak di Kabupaten Purwakarta; ▪ dan Gunung Patuha, terletak di Kabupaten Bandung; ▪ Kebun Binatang Bandung, terletak di Kota Bandung; ▪ Cimapang/Rancabuaya, terletak di Kabupaten Garut; ▪ Gunung Cakrabuana, Sirah Cimunjul dan Gunung Galunggung terletak di Kabupaten Tasikmalaya; ▪ Majingklak, Karang Kamulyan, Panjalu dan , terletak di Kabupaten Ciamis; ▪ Gunung Ageung, terletak di Kabupaten Majalengka; ▪ Muara Cimanuk dan Pulau Biawak, terletak di Kabupaten Indramayu; dan ▪ Kebun Raya Kuningan, terletak di Kabupaten Kuningan. 10. Terumbu Karang Non Hutan ▪ Pantai Cilamaya, terletak di Kabupaten Karawang; ▪ Pantai Bobos, terletak di Kabupaten Subang; ▪ Pantai Majakerta dan Pulau Biawak, terletak di Kabupaten Indramayu; ▪ Pantai Karang Hawu, Cisolok, Citepus, Surade, Ciracap, dan Ciwaru, terletak di Kabupaten Sukabumi; ▪ Pantai Santolo, Cilauteureun sampai Cagar Alam Sancang, Cikelet, terletak di Kabupaten Garut; ▪ Pantai Cipatujah sampai Karangtawulan, terletak

3 - 54

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Klasifikasi Fungsi Jenis/Tipe Lokasi (Kode) Fisik di Kabupaten Tasikmalaya; dan ▪ Pantai Krapyak, Pantai Timur dan Barat Cagar Alam Pananjung, Pantai Karang Jaladri, terletak di Kabupaten Ciamis. 11. Koridor satwa dan Non Hutan ▪ Tempat bertelur penyu hijau, terdapat di Ciracap biota laut yang dan Ujung Genteng, terletak di Kabupaten dilindungi Sukabumi, serta Pantai Keusik Luhur, terletak di Kabupaten Ciamis; ▪ Tempat bertelur penyu, terdapat di Pantai Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya. 12. Kawasan yang Non Hutan Tersebar di luar kawasan hutan negara, yang sesuai untuk memiliki skor > 175, dihasilkan dari analisis hutan Hutan Lindung lindung kriteria SK Mentan No. 837/KPTS/Um/11/1980. Sumber : Perda No 22 Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat

b. Arahan pengembangan kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis provinsi.

Tabel 3.10 Kawasan Andalan Provinsi Jawa Barat No Kawasan Andalan Sektor Unggulan 1 Kawasan Bogor-Puncak-Cianjur ▪ Pertanian (Bopunjur dan Sekitarnya) ▪ Pariwisata ▪ Industri ▪ Perikanan 2 Kawasan Sukabumi dan Sekitarnya ▪ Perikanan ▪ Pertanian ▪ Pariwisata ▪ Perkebunan 3 Kawasan Purwakarta, Subang, Karawang ▪ Pertanian (Purwasuka) ▪ Industri ▪ Pariwisata ▪ Perikanan 4 Kawasan Cekungan Bandung ▪ Industri ▪ Pertanian ▪ Pariwisata ▪ Perkebunan 5 Kawasan Cirebon-Indramayu- ▪ Pertanian Majalengka-Kuningan) ▪ Industri ▪ Perikanan ▪ Pertambangan 6 Kawasan Priangan Timur-Pangandaran ▪ Pertanian ▪ Industri ▪ Perkebunan

3 - 55

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

No Kawasan Andalan Sektor Unggulan ▪ Pariwisata ▪ Perikanan Sumber : Perda No 22 Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat

B. Rencana Wilayah Pengembangan (WP)

1. WP Bodebekpunjur

2. WP Purwasuka

3. WP Ciayumajakuning

4. WP Priangan Timur – Pangandaran

5. WP Sukabumi dan Sekitarnya

6. WP KK Cekungan Bandung

Tabel 3.11 Arahan Pengembangan WP Provinsi Jawa Barat Sektor Wilayah Tema Unggulan dan Pengembangan Arah Pengembangan Fokus Pengembangan Pengembangan Potensial (WP) Wilayah WP Mengendalikan Melengkapi fasilitas  Kota Bogor, Kota Depok Pariwisata, Bodebekpunjur perkembangan pendukung PKNp dan dan Kota Bekasi industri fisik wilayah PKL diarahkan sebagai kota manufaktur, Mengembangkan terdepan ibukota perikanan, infrastruktur strategis Negara yang perdagangan, Mengembangkan merupakan bagian dari jasa, perdagangan jasa, pengembangan KSN pertambangan, industri non polutan dan Jabodetabekpunjur agribisnis dan industri kreatif, untuk mendorong agrowisata pariwisata pengembangan PKN Investasi padat modal kawasan perkotaan yg efisien lahan, air Jabodetabek, menjadi baku, energi, teknologi simpul pelayanan dan tinggi, non-polutif jasa perkotaan, serta Pengendalian mengembangkan sektor pemanfaatan lahan di perdagangan, jasa dan kaw. konservasi, industri padat tenaga pelibatan swasta & kerja; masyarakat dalam  Kabupaten Bogor dan kegiatan ekonomi, Bekasi diarahkan peningkatan SDM lokal menjadi kawasan

3 - 56

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Sektor Wilayah Tema Unggulan dan Pengembangan Arah Pengembangan Fokus Pengembangan Pengembangan Potensial (WP) Wilayah Peningkatan produksi penyangga dalam dan distribusi pangan sistem PKN kawasan (padi, jagung, kedelai perkotaan Jabodetabek, dan protein hewani) serta untuk mengembangkan sektor industri ramah lingkungan dan hemat penggunaan air tanah, serta kegiatan pertambangan mineral logam dan non logam untuk mendukung pembangunan di Bodebekpunjur;  Kawasan Puncak di Kabupaten Bogor - Cianjur diarahkan pada kegiatan rehabilitasi dan revitalisasi kawasan lindung di KSN Jabodetabekpunjur. WP Purwasuka Mendorong Melengkapi fasilitas  PKW Cikampek-Cikopo Pertanian, pengembangan pendukung PKW dan diarahkan untuk perkebunan, kawasan dengan PKL memenuhi fungsinya kehutanan, tetap Mengembangkan sebagai PKW dengan peternakan, mengendalikan infrastruktur strategis melengkapi sarana dan perikanan, sawah di Pantura Mengembangkan prasarana minimal yang bisnis kelautan, pertanian tanaman terintegrasi dengan industri pangan, agroindustri, wilayah pengaruhnya; pengolahan, industri manufaktur non  Kabupaten Purwakarta pariwisata, dan polutif dan non diarahkan pada pertambangan. ekstraktif, industri kreatif kegiatan industri non- dan multimedia, bisnis polutif dan non- kelautan yang berdaya ekstraktif atau tidak saing tinggi dan mengganggu irigasi dan berorientasi ekspor cadangan air, industri kreatif, pariwisata dan agroindustri, serta kegiatan pertambangan mineral logam dan non logam;  Kabupaten Subang diarahkan menjadi simpul pendukung pengembangan PKN Kawasan Perkotaan

3 - 57

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Sektor Wilayah Tema Unggulan dan Pengembangan Arah Pengembangan Fokus Pengembangan Pengembangan Potensial (WP) Wilayah Bandung Raya, diarahkan pada kegiatan pertanian lahan basah berkelanjutan, industri non-polutif dan non- ekstraktif atau tidak mengganggu irigasi dan cadangan air dan tidak mengakibatkan alih fungsi lahan sawah, bisnis kelautan, serta kegiatan pertambangan mineral non-logam.  Kabupaten Karawang diarahkan menjadi simpul pendukung pengembangan PKN Kawasan Perkotaan Bodedek, untuk kegiatan pertanian lahan basah berkelanjutan, bisnis kelautan, industri non- polutif dan non- ekstraktif atau tidak mengganggu irigasi dan cadangan air, serta agroindustri. WP Mendorong Melengkapi fasilitas  Kota Cirebon diarahkan Agribisnis, Ciayumajakuning pengembangan pendukung PKN, PKW sebagai kota inti dari agroindustri, wilayah gerbang dan PKL PKN dengan sarana dan perikanan, timur Jawa Barat Mengembangkan prasarana minimal PKN pertambangan, infrastruktur strategis yang terintegrasi periwisata Pola ruang PKN dalam dengan wilayah bentuk ring (Ring 1: Jasa pengaruhnya, serta perdagangan dan menjadi simpul utama transportasi, Ring 2: pelayanan jasa dan Industri berbasis lokal, perdagangan, dan Ring 3: Penyedia bahan industri di Daerah baku) bagian timur, serta Mengembangkan wisata untuk kegiatan wisata budaya, religi dan alam budaya dan religi; Mendorong agribisnis  Kabupaten Cirebon yang didukung sektor diarahkan sebagai industri, perikanan laut bagian dari PKN

3 - 58

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Sektor Wilayah Tema Unggulan dan Pengembangan Arah Pengembangan Fokus Pengembangan Pengembangan Potensial (WP) Wilayah dan darat, pertanian dengan sarana dan tanaman pangan, prasarana minimal yang kehutanan, perkebunan terintegrasi, dan & peternakan di mengarahkan kegiatan kawasan pinggiran utama pada sektor Mendorong industri, bisnis kelautan pengembangan hutan dan pertanian, serta mangrove, rumput laut kegiatan pertambangan dan perikanan tambak mineral; Pengendalian perikanan  Kabupaten Indramayu tangkap di kawasan diarahkan menjadi PKW pesisir dengan sarana dan prasarana minimal yang terintegrasi, serta diarahkan kegiatan utama pada pertanian lahan basah berkelanjutan, bisnis perikanan dan kelautan, industri, pertambangan terutama minyak dan gas;  Kabupaten Majalengka diarahkan menjadi lokasi Bandar udara Internasional Jawa Barat dan Aerocity di Kertajati, daerah konservasi utama Taman Nasional Gunung Ciremai, serta untuk kegiatan agrobisnis dan industri bahan bangunan, serta kegiatan pertambangan mineral, serta pengembangan sarana dan prasarana yang terintegrasi di PKW Kadipaten;  Kabupaten Kuningan diarahkan sebagai PKL, dengan sarana dan prasarana pendukung minimal, serta diarahkan untuk menampung kegiatan sektor

3 - 59

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Sektor Wilayah Tema Unggulan dan Pengembangan Arah Pengembangan Fokus Pengembangan Pengembangan Potensial (WP) Wilayah pertanian, wisata alam, agroindustri, dan daerah konservasi utama Taman Nasional Gunung Ciremai termasuk perlindungan sumberdaya air; dan  Kabupaten Sumedang Pertanian, diarahkan sebagai PKL, perkebunan, dengan sarana dan perikanan prasarana minimal, serta tangkap, untuk kegiatan utama pariwisata, agrobisnis dan industri, industri serta kegiatan pengolahan, pertambangan mineral pertambangan WP Priatim - Mendorong Melengkapi fasilitas  Kota Tasikmalaya mineral Pangandaran perkembangan pendukung PKW dan diarahkan sebagai PKW Tasikmalaya PKL bagian dari PKW dan PKNp Mengembangkan dengan sarana dan Pangandaran, infrastruktur strategis prasarana minimal PKW serta Mengembangkan yang terintegrasi, serta pengembangan pariwisata Pangandaran pusat pengembangan secara terbatas dsk industri kerajinan, kawasan Daerah Mengembangkan sektor perdagangan dan jasa; bagian Selatan. dan komoditas  Kabupaten Tasikmalaya unggulan dengan diarahkan untuk meningkatkan akses kegiatan sektor sentra-sentra produksi pertanian dan agroindustri, perikanan dan industri pengolahan perikanan, pusat pengembangan industri kerajinan, wisata alam, dan kegiatan pertambangan mineral logam dan non logam ;  Kabupaten Garut diarahkan untuk kegiatan pertanian dan industri pengolahan pertanian, perikanan dan industri pengolahan perikanan, wisata alam dan minat khusus, serta kegiatan pertambangan

3 - 60

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Sektor Wilayah Tema Unggulan dan Pengembangan Arah Pengembangan Fokus Pengembangan Pengembangan Potensial (WP) Wilayah mineral logam dan non logam;  Rancabuaya di Kabupaten Garut diarahkan sebagai PKWp dengan sarana dan prasarana minimal yang terintegrasi, serta kegiatan wisata minat khusus;  Kabupaten Ciamis diarahkan untuk kegiatan sektor pertanian, industri pengolahan hasil pertanian, wisata pantai, perikanan dan industri pengolahan perikanan, serta kegiatan pertambangan mineral non logam;  Pangandaran di Kabupaten Ciamis diarahkan sebagai PKW dan PKNp dengan sarana dan prasarana minimal yang terintegrasi serta diarahkan sebagai daerah tujuan wisata nasional dan internasional;  Kota Banjar diarahkan sebagai PKWp dengan sarana dan prasarana minimal yang terintegrasi, serta kegiatan sektor perdagangan, jasa, dan sebagai pintu gerbang Daerah berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah. WP Sukabumi Mendorong Melengkapi fasilitas  Kota Sukabumi Pertanian, dsk perkembangan pendukung PKW dan diarahkan untuk perkebunan, koridor PKL pengembangan peternakan,

3 - 61

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Sektor Wilayah Tema Unggulan dan Pengembangan Arah Pengembangan Fokus Pengembangan Pengembangan Potensial (WP) Wilayah Sukabumi-Cianjur Mengembangkan agribisnis, perikanan dan PKNp infrastruktur strategis pengembangan pusat tangkap, Palabuhanratu, Mengembangkan pengolahan hasil pariwisata, serta membatasi agribisnis, industri non- peternakan, wisata agro, industri perkembangan di polutif dan tidak industri non-polutif dan pengolahan, bagian selatan mengganggu resapan tidak mengganggu bisnis kelautan, Kabupaten air, wisata pantai dan resapan air, serta dan Sukabumi dan agro, dan wisata minat perdagangan dan jasa pertambangan Kabupaten khusus. yang mendukung fungsi mineral. Cianjur. Pengembangan bisnis PKW Sukabumi; kelautan yang  Kabupaten Sukabumi berwawasan lingkungan diarahkan untuk dengan memanfaatkan pengembangan modal investasi untuk agribisnis, menghasilkan daya pengembangan saing global kawasan pengembalaan umum ternak ruminansia, wisata pantai, wisata agro, wisata minat khusus, industri non-polutif dan tidak mengganggu resapan air, perdagangan dan jasa yang mendukung fungsi PKW Palabuhanratu dan simpul layanan wilayah sekitarnya, pengembangan wilayah pesisir selatan melalui pengembangan wisata pantai dan wisata minat khusus serta perikanan tangkap, serta pertambangan mineral logam dan non logam;  Palabuhanratu di Kabupaten Sukabumi diarahkan pula sebagai PKNp, dengan sarana dan prasarana minimal yang terintegrasi, serta diarahkan untuk kegiatan bisnis kelautan skala nasional dan internasional; dan

3 - 62

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Sektor Wilayah Tema Unggulan dan Pengembangan Arah Pengembangan Fokus Pengembangan Pengembangan Potensial (WP) Wilayah Kabupaten Cianjur diarahkan untuk pengembangan agribisnis tanaman pangan, pengembangan kawasan pengembalaan umum ternak ruminansia, wisata agro, wisata alam, industri kreatif, pengembangan wilayah pesisir untuk perikanan tangkap, wisata minat khusus, serta kegiatan pertambangan mineral logam dan non logam. WP KK Cekungan Mengendalikan Melengkapi fasilitas  Kota Bandung Pertanian Bandung pembangunan pendukung PKN, PKW diarahkan sebagai kota hortikultura, dengan dan PKL inti dari PKN dengan industri non- mengoptimalkan Mengendalikan kegiatan utama polutif, industri fungsi pengembangan perdagangan dan jasa, kreatif, pemerintahan di kegiatan di kawasan industri kreatif dan perdagangan tingkat pusat dan perkotaan teknologi tinggi, dan jasa, daerah pariwisata, dan pariwisata, transportasi; perkebunan  Kabupaten Bandung dengan diarahkan sebagai meningkatkan bagian dari PKN, manajemen Mengembangkan dengan kegiatan utama pembangunan kawasan pinggiran PKN industri non-polutif, yang dengan tetap menjaga wisata alam, pertanian berkarakter fungsi lindung kawasan dan perkebunan; lintas Mengembangkan  Kabupaten Bandung Kabupaten/Kota pembangunan dan Barat diarahkan sebagai yang secara hunian vertikal bagian dari PKN kolektif berbagi dengan kegiatan utama peran industri non-polutif, membangun pertanian, industri dan percepatan kreatif, dan teknologi perwujudan tinggi;  Kota Cimahi diarahkan PKN sebagai kota inti dari Metropolitan PKN dengan kegiatan Bandung Raya utama perdagangan dan jasa, industri kreatif

3 - 63

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Sektor Wilayah Tema Unggulan dan Pengembangan Arah Pengembangan Fokus Pengembangan Pengembangan Potensial (WP) Wilayah dan teknologi tinggi; dan  Kabupaten Sumedang diarahkan sebagai PKL, dilengkapi sarana dan prasarana pendukung minimal, serta pusat pendidikan tinggi di kawasan Jatinangor, agrobisnis dan industri. Sumber : Perda No 22 Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat

Penetapan KSP dilaksanakan dengan memperhatikan KSN, yang meliputi:

a. Kawasan Perkotaan Jabodetabek-Punjur;

b. Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung;

c. Kawasan Fasilitas Uji Terbang Roket Pameungpeuk;

d. Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Pameungpeuk;

e. Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Tanjung Sari;

f. Kawasan Stasiun Telecommand;

g. Kawasan Stasiun Bumi Penerima Satelit Mikro;

h. Kawasan Pangandaran-Kalipucang-Segara Anakan-Nusakambangan (Pacangsanak)

i. Kawasan SKSD Palapa Klapanunggal.

Kawasan StrategisProvinsi terdiri dari :

1. KSP Bandung Utara;

2. KSP Hulu Sungai Citarum;

3 - 64

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

3. KSP Bogor-Puncak-Cianjur;

4. KSP Jonggol;

5. KSP Pangandaran dan sekitarnya;

6. KSP Sukabumi bagian selatan dsk;

7. KSP koridor Bekasi-Cikampek;

8. KSP koridor Purwakarta-Padalarang;

9. KSP pertanian berlahan basah dan beririgasi teknis Pantura Jawa Barat;

10. KSP Bandara Internasional Jawa Barat dan Kertajati Aerocity;

11. KSP koridor Bandung-Cirebon;

12. KSP Garut Selatan dsk;

13. KSP Observatorium Bosscha;

14. KSP pendidikan Jatinangor;

15. KSP perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah;

16. KSP Pulau Nusa Manuk-Tasikmalaya;

17. KSP pusat pemerintahan Gedung Sate;

18. KSP kilang minyak Balongan;

19. KSP pesisir Pantura;

20. KSP Panas Bumi Wayang Windu;

21. KSP Panas Bumi Kamojang-Darajat-Papandayan;

22. KSP Panas Bumi dan Pertambangan Mineral Bumi Gunung Salak-Pongkor;

3 - 65

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

23. KSP Panas Bumi Sangkanhurip; dan

24. KSP Panas Bumi Gunung Gede-Pangrango.

Tabel 3.12 Arahan Pengembangan Kawasan Strategis Provinsi No Penanganan KSP Kriteria Isu Penanganan 1 Pertahanan KSP Pulau Kawasan pulau terluar • Penanganan kegiatan dan Keamanan Manuk yang memiliki fungsi pengamanan dan konservasi pertahanan keamanan pulau 2 Lingkungan KSP Bandung Kawasan yang potensial • Rehabilitasi dan revitalisasi hidup Utara menimbulkan masalah fungsi konservasi kawasan yang bersifat lintas • Pembatasan dan kabupaten/kota, bersifat pengendalian pembangunan fisik lingkungan dan kebencanaan 3 Lingkungan KSP Hulu Kawasan yang potensial • Rehabilitasi dan revitalisasi hidup Sungai Citarum menimbulkan masalah fungsi konservasi kawasan yang bersifat lintas kabupaten/kota, bersifat fisik lingkungan dan kebencanaan 4 Lingkungan KSP Bogor- Kawasan yang potensial • Rehabilitasi dan revitalisasi Hidup Puncak-Cianjur menimbulkan masalah kawasan yang bersifat lintas • Pembatasan dan kabupaten/kota, bersifat pengendalian pembangunan fisik lingkungan dan kebencanaan 5 Lingkungan KSP Pesisir Kawasan daratan • Pengendalian pemanfaatan Hidup Pantura (kecamatan) sepanjang SDA yang melebihi daya pesisir pantai serta dukung lingkungan perairan pantai • Rehabilitasi/revitalisasi sepanjang 12 mil laut dari kawasan hutan Mangrove pasang tertinggi • Pengembangan/ peningkatan kegiatan ekonomi pesisir • Peningkatan kualitas pemukiman nelayan 6 Ekonomi KSP Kawasan yang • Mengembangkan kegiatan Pangandaran diprioritaskan menjadi wisata pesisir dan minat dan sekitarnya pengembangannya khusus untuk mengurangi • Menjaga kelestarian ketimpangan lingkungan pantai perekonomian Jawa • Meningkatkan aksesibilitas Barat dan sarana penunjang wisata 7 Ekonomi KSP Sukabumi Kawasan yang • Mengembangkan kawasan bagian selatan diprioritaskan menjadi agromarine bisnis dan wisata dsk pengembangan untuk minat khusus mengurangi

3 - 66

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

No Penanganan KSP Kriteria Isu Penanganan ketimpangan • Menjaga kelestarian perekonomian Jawa lingkungan pantai Barat • Meningkatkan aksesibilitas dan sarana penunjang wisata 8 Ekonomi KSP koridor • Kawasan yang • Berpotensi sebagai kawasan Bekasi- diprioritaskan menjadi ekonomi untuk persaingan di Cikampek kawasan yang dapat tingkat regional mendorong • Perlu sinergitas infrastruktur perekonomian Jawa • Perlu sinergitas Barat pembangunan antar daerah • Penurunan kualitas • Perlu dikendalikan agar tidak lingkungan merambah kawasan lahan basah 9 Ekonomi KSP koridor • Kawasan yang • Mengembangkan kawasan Padalarang- diprioritaskan menjadi wisata terpadu dan Purwakarta kawasan yang dapat agroindustri mendorong • Pengembangan Technopark perekonomian Jawa dan perkantoran Barat • Mengoptimalkan • Penurunan kualitas pemanfaatan Waduk Jatiluhur lingkungan dan Cirata untuk kegiatan pariwisata & kegiatan khusus sesuai daya dukungnya 10 Ekonomi KSP pertanian • Kawasan yang • Merupakan daerah lumbung lahan basah potensial menimbulkan padi nasional Pantura masalah yang bersifat • Mempertahankan luasan lintas kabupaten/kota, lahan sawah bersifat fisik lingkungan • Meningkatkan pendapatan dan ekonomi petani dengan program • Kawasan potensial alih multiaktivitas agribisnis dan fungsi lahan perbaikan irigasi • Memperkecil resiko banjir dan kekeringan 11 Ekonomi KSP Bandara Kawasan yang • Mengembangkan bandara & Internasional diprioritaskan menjadi aerocity Jawa Barat kawasan yang dapat • Mengintegrasikan dengan Kertajati dsk mendorong pengembangan wilayah perekonomian Jawa disekitarnya Barat • Kerjasama dengan pihak swasta 12 Ekonomi KSP Bandung- Kawasan yang • Mengembangkan kawasan Cirebon diprioritaskan menjadi agroindustri kawasan yang dapat • Memanfaatkan hasil mendorong pertanian sebagai bahan perekonomian Jawa olahan industri yang Barat dikembangkan 13 Lingkungan KSP Garut Kawasan yang potensial • Mengembangkan Kota Garut Hidup Selatan dsk menimbulkan masalah Selatan secara terbatas sesuai yang bersifat lintas daya dukung lingkungan

3 - 67

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

No Penanganan KSP Kriteria Isu Penanganan kabupaten/kota, bersifat • Mengembangkan wisata fisik lingkungan IPTEK 14 Ekonomi KSP Perbatasan Kawasan yang terletak di • Peningkatan infrastruktur Jabar-Jateng perbatasan provinsi dan • Menyelarasan struktur dan memerlukan sinkronisasi pola ruang, serta arah penataan ruang dan pengembangan wilayah agar pengembangan wilayah terintegrasi dan saling dengan kawasan yang mendukung dengan kawasan berbatasan tetangga 15 Ekonomi KSP Kilang Kawasan yang • Mengembangkan kawasan Minyak diprioritaskan agroindustri Balongan mendorong • Memanfaatkan hasil perekonomian Jawa pertanian sebagai bahan Barat olahan industri yang dikembangkan 16 Sosial dan KSP Pendidikan Kawasan yang • Revitalisasi kawasan budaya Jatinangor diprioritaskan menjadi • Penataan lingkungan sekitar kawasan yang dapat • Peningkatan aksesibilitas mendorong menuju kawasan perekonomian Jawa • Pengembangan Barat pembangunan vertikal 17 Sosial dan KSP Pusat Pusat pemerintahan • Pelestarian cagar budaya budaya Pemerintahan provinsi • Peningkatan citra kawasan Gedung Sate 18 Ekonomi KSP Jonggol Alternatif pusat • Pengembangan perkotaan pelayanan publik tingkat mandiri Nasional • Peningkatan pelayanan publik tingkat nasional 19 Pendayagunaa KSP Kawasan perlu • Rehabilitasi dan revitalisasi n SDA & Observatorium dikendalikan kawasan; teknologi tinggi Bosscha • Mengendalikan pembangunan di Lembang dan Kawasan Bandung Utara; • Melarang adanya kegiatan yang mengganggu berfungsinya observatorium; • Mengendalikan kegiatan wisata terbatas di Lembang dan Kawasan Bandung Utara. 20 Pendayagunaa KSP panas bumi Kawasan tempat lokasi • Pemanfaatan SDA energi n SDA dan Wayang Windu sumber energi panas yang ramah lingkungan dan teknologi tinggi bumi berikut fasilitas berkelanjutan pengolahan energi serta • Sinergitas dengan kawasan di sekitarnya pengembangan wilayah yang perlu dikelola sekitar dengan serasi 21 Pendayagunaa KSP panas bumi Kawasan tempat lokasi • Pemanfaatan SDA energi n SDA dan Kamojang- sumber energi panas yang ramah lingkungan dan teknologi tinggi bumi berikut fasilitas berkelanjutan

3 - 68

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

No Penanganan KSP Kriteria Isu Penanganan Darajat- pengolahan energi serta • Sinergitas dengan Papandayan kawasan di sekitarnya pengembangan wilayah yang perlu dikelola sekitar dengan serasi 22 Pendayagunaa KSP Panas Bumi Kawasan tempat lokasi • Pemanfaatan SDA energi n SDA dan dan sumber energi panas yang ramah lingkungan dan teknologi tinggi Pertambangan bumi berikut fasilitas berkelanjutan Mineral Gunung pengolahan energi serta • Sinergitas dengan Salak-Pongkor kawasan di sekitarnya pengembangan wilayah yang perlu dikelola sekitar dengan serasi 23 Pendayagunaa KSP Panas Bumi Kawasan tempat lokasi • Pemanfaatan SDA energi n SDA dan Sangkanhurip sumber energi panas yang ramah lingkungan dan teknologi tinggi bumi berikut fasilitas berkelanjutan pengolahan energi serta • Sinergitas dengan kawasan di sekitarnya pengembangan wilayah yang perlu dikelola sekitar dengan serasi 24 Pendayagunaa KSP Panas Bumi Kawasan tempat lokasi • Pemanfaatan SDA energi n SDA dan Gunung Gede- sumber energi panas yang ramah lingkungan dan teknologi tinggi Pangrango bumi berikut fasilitas berkelanjutan pengolahan energi serta • Sinergitas dengan kawasan di sekitarnya pengembangan wilayah yang perlu dikelola sekitar dengan serasi Sumber : Perda No 22 Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat

E. RTRW Kabupaten Bandung 1. Tujuan, Kebijakan Dan Strategi Penataan Ruang

Untuk menghadapi permasalahan yang belum terselesaikan dan sebagai langkah dalam mengantisipasi /mengandalikan perubahan yang muncul di masa yang akan dating, maka terhadap Rencana pembangunan Jangka Menengah daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Tahun 2010-2015 yang merupakan bagian dari rencana pembangunan jangka panjang daerah pada tahap kedua 2011 – 2015 Kabupaten bandung Tahun 2005 – 2025 perlu mendapat mendapat perhatian lebih.

Dengan mempertimbangkan isu yang dihadapi Kabupaten Bandung antara lain keamanan dan ketertiban masyarakat , pelayanan publik, lingkunga hidup dan bencana, pendidikan kesehatan dan kesholehan social ,pembangunan perdesaan dan ketahanan pangan, infrastruktur wilayah dan tata ruang , serta kemiskinan. Maka visi pemerintah Daerah kabuoaten Bandung yang dituangkan dalam RPJMD tahun2010 – 2015 adalah :

3 - 69

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

“Terwujudnya Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing melalui Tata Kelola Pemerintahan yang baik dan Pemantapan pembangunan Perdesaan, berlandasakan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan.”

Pengertian dari perumusan dan penjelasan terhadap visi dimaksud, adalah sebagai berikut :

• Maju : Kondisi sumber daya manusia Kabupaten Bandung yang memiliki kepribadian baik, berakhlak mulia dan berkuakita s dengan pendidikan yang tinggi.

• Mandiri : Kondisi masyarakat kabupaten Bandung yang mampu memenuhi kebutuhan sendiri, untuk lebih maju serta mampu mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan daerah lain yang lebih maju, dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri.

• Berdaya saing : Kondisi masyarakat Kabupaten Bandung yang memiliki kemampuan untuk bersaing dengan sehat dalam lingkup regional maupun nasional, yang mencakup berbagai aspek yaitu aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pembangunan Kabupaten Bandung.

• Tata Kelola Pemerintahan yang Baik : Kondisi penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Bandung yang dilakukan secara terpadu dan bertanggung jawab, dengan menjaga sinergitas interaksi yang bersifat konstruktif diantara tiga domain utama, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat, serta memperhatikan tingkat effisiensi, effektivitas, partisipasif yang berlandaskan hukum, menjunjung tinggi keadilan, demokratisasi, transparan, responsive, serta berorientasi pada consensus, kesetaraan dan akuntabel.

• Pemantapan Pembangunan Perdesaan : Kondisi pemantapan pembangunan di Kabupaten Bandung memberikan perhatian yang besar dan sungguh-sungguh terhadap pengembangan perdesaan, peningkatan kualitas SDM kelembagaan perdesaan, peningkatan ketersediaan infrastruktur perdesaan, penyediaan system transportasi perdesaan yang memadai, peningkatan produk pertanian yang berdaya saing, pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat serta pemberdayaan masyarakat perdesaan.

• Religius : Kondisi masyarakat Kabupaten Bandung yang memiliki nilai-nilai, norma semangat dan kaidah agama,khususnya Islam yang diyakini dan dianut serta menajdi karakter dan identitas mayoritas Kabupaten Bandung, yang harus menjiwai, mewarnai dan menjadi ruh atau pedoman bagi seluruh aktivitas kehidupan, termasuk penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan, dengan tetap menjunjung tinggi toleransi dan kerukunan hidup beragama.

3 - 70

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

• Kultural : Kondisi masyarakat Kabupaten Bandung yang memiliki nilai-nilai budaya sunda yang baik, melekat dan menjadi jati diri, yang harus terus tumbuh dan berkembang seiring dengan laju pembangunan, serta menjadi perekat bagi keselarasan dan kestabilan social. Pengembangan budaya sunda tersebut dilakukan dengan tetap menghargai pluralitas kehidupan masyarakat secara proporsional.

• Berwawasan lingkungan : Kondisi masyarakat Kabupaten Bandung memiliki pengertian dan kepedulian yang tinggi terhadap keseimbangan alam dan kelestarian lingkungan yang didasari oleh kesadaran akan fugsi strategis lingkungan terhadap keberlangsungan hidup manusia. Daya dukung dan kualitas lingkungan , harus menjadi acuan utama segala aktivitas pembangunan , agar tercipta tatanan kehidupan yang seimbang, nyaman dan berkelanjutan.

Untuk pencapaian pembangunan dan peningkatan kompetensi segenap sumber daya yang terdapat di Kabupaetn bandung perlu memperhatikan isu dan pencapaian visi Kabupaten Bandung 2010- 2015 yang maju mandiri dan mampu bersaing dengan dirumuskan 7 (tujuh) Misi Kabupaten Bandung ( sesuai RPJMD TAHUN 2010 – 2015) )sebagai berikut :

1. Meningkatkan profesionalisme birokrasi

2. Meningkatkan kualitas SDM (pendidikan dan kesehatan) yang berlandaskan iman dan takwa serta melestarikan budaya sunda

3. Memantapkan pembangunan perdesaan

4. Meningkatkan keamanan dan ketertiban wilayah

5. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan keterpaduan tata ruang wilayah

6. Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing

7. Memulihkan keseimbangan lingkungan dan menerapkan pembangunan berkelanjutan

Ketujuh butir Misi kabupaten Bandung, semata-mata untuk ”mewujudkan kondisi kesejahteraan masyarakat yang semakin baik, mencakup kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan soail, seni budaya dan olah raga”. Pembangunan daerah bidang kesejahteraan sosial berkaitan dengan kualitas manusia dn masyarakat Kabupaten Bandung. Kondisi tersebut tercermin pada pendidikan, kesehatan, tingkat kemiskinan, kepemilikan tanah, kesempatan kerja dan tingkat kriminalitas.

Tujuan dari setiap Misi yang akan dijalankan akan memberikan arah bagi pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah, baik urusan terkait aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum maupun aspek daya saing daerah. Tujuan dari masing-masing misi sesaui urutannya adalah sebagai berikut :

3 - 71

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

1. Mewujudkan pelayanan publik yang prima

2. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia yang berbudi pekerti luhur, brbudaya sunda dan berlandaskan iman dan kaqwa.

3. Meningkatkan pembangunan desa menuju desa yang mandiri

4. Mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat

5. Mewujudkan keserasian pembangunan infrastruktur dan tata ruang wilayah

6. Meningkatkan kontribusi ekonomi kerakyatan trhadap perekonomian daerah

7. Menciptakan lingkungan yang serasi dan seimbang dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta melaksanakan mitigasi bencana.

2. Rencana Struktur Tata Ruang a. Rencana Sistem Perkotaan

• Sistem kota-kota, yang terdiri dari kota-kota/simpul-simpul dengan fungsinya masing-masing dalam lingkup pengembangan wilayah.

• Jaringan prasarana utama wilayah yang mengaitkan secara fungsional dan spasial antar kota-kota yang akan dikembangkan.

Beberapa prinsip dasar pertimbangan dalam pengembangan sistem kota-kota/pusat permukiman di wilayah Kabupaten Bandung adalah :

• Membatasi limpahan perkembangan perkotaan dari Kota Bandung untuk tidak meluas secara ekspansif dan tidak beraturan ke arah Kabupaten Bandung

• Mengembangkan sistem transportasi yang mendukung struktur yang direncanakan dan meningkatkan aksesibilitas antar sub pusat wilayah untuk mengurangi ketergantungan kepada Kota Bandung

• Menjaga keberadaan kawasan lindung

• Mengintegrasikan fungsi dan sistem kota-kota / pusat permukiman

• Mengantisipasi perkembangan kegiatan di masa mendatang

Secara konseptual struktur tata ruang Kabupaten Bandung merupakan pola polisentrik (polisentrik Urban Region), dengan dua pusat utama. Sistem kota yang akan dikembangkan di Kabupaten Bandung dilakukan berdasarkan pertimbangan :

1. Hirarki sistem kota yang dianalisis berdasarkan Indeks Sentralitas dan tingkat aksesilbilitas dari setiap kecamatan di Kabupaten Bandung.

3 - 72

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

2. Memiliki perkembangan kegiatan fungsional perkotaan dan kawasan terbangun yang pesat serta dapat menarik minat investasi.

3. Berfungsi sebagai pusat pelayanan jasa dan produksi yang didukung oleh tingkat ketersediaan prasarana dan sarana lingkungan permukiman yang memadai serta memberikan manfaat : meningkatkan ketersediaan untuk pengembangan wilayahnya, meningkatkan perkembangan lintas sektor, terutama sektor ekonomi, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

4. Daya dukung lahan terkait dengan sebaran kawasan lindung dan kawasan rawan bencana di sekitar pusat-pusat pemukiman yang ada.

5. Sebaran penduduk perkotaan dan desa-desa yang mempunyai sifat perkotaan (desa urban).

6. Memiliiki akses yang berorientasi pada skala pelayanan regional dan lokal.

7. Arahan kebijakan yang telah ada.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, kemudian ditentukan hirarki dari masing-masing kota di wilayah Kabupaten Bandung seperti dapat dilihat pada tabel dan gambar dibawah ini.

Tabel 3.13 Sistem Kota di Kabupaten Bandung Hirarki I Hirarki IIa Hirarki IIb: Hirarki III Hirarki III0 Hirarki IV Kota Soreang- • Ciwidey- • Rancabali. Bandung Katapang Pasirjambu Banjaran • Pangalengan, • Cimaung, • Cangkuang, • Arjasari, • Pameungpeuk. Majalaya • Ciparay • Kertasari, • Pacet, • Ibun, • Solokanjeruk. • Paseh. Baleendah • Dayeuhkolot • Bojongsoang Cileunyi- • Jatinangor Rancaekek • Cimanggung Cicalengka • Nagreg, • Cikancung • Cimenyan, • Cilengkrang, • Margahayu, • Margaasih, Sumber : Hasil Analisis, 2006

3 - 73

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Sistem kota-kota tersebut, didukung oleh jaringan jalan yang membentuk pola ring- radial. Pola ring akan menghubungkan pusat-pusat kota hirarki II a dan II b, yaitu : dari timur melalui Cileunyi, Rancaekek, Majalaya, Banjaran dan Soreang. Peningkatan akses wilayah selatan bagian barat; Soreang-Ciwidey dan Banjaran-Pangalengan dan untuk melayani pergerakan dan peningkatan akses wilayah selatan, selatan-timur, serta Cileunyi-Cicalengka di bagian timur memanfaatkan jaringan jalan yang telah berkembang saat ini.

Kecamatan – kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kota Bandung diarahkan sebagai wilayah yang berfungsi hirarkhi III 0, namun berorientasi pada fungsi Kota Bandung sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) adalah Margahayu, Margaasih, Cilengkrang dan Cimenyan. Wilayah-wilayah tersebut dalam perkembangannya sangat terpengaruh oleh perkembangan Kota Bandung, sehingga dapat dijadikan sebagai buffer zone/wilayah penyangga bagi wilayah pengembangan lainnya di Kabupaten Bandung.

A. Pembagian Wilayah Pengembangan

Pengembangan wilayah Kabupaten Bandung tidak hanya diarahkan pada kawasan perkotaan melainkan mencakup pula kawasan bukan perkotaan. Sistem kota - kota merupakan arahan untuk menetapkan sistem perwilayahan dengan hirarki pusat – pusat pelayanan jasa dan produksi sesuai dengan fungsi, kecenderungan perkembangan dan orientasi perkembangannya. Sistem kota - kota dilakukan melalui pengembangan pusat – pusat permukiman sebagai pusat pelayanan jasa ekonomi, jasa pemerintahan dan jasa sosial lainnya, bagi kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan, maupun dalam hubungan interaksi antar pusat-pusat permukiman dengan wilayah-wilayah yang dilayaninya secara hirarkis. Dengan demikian, pusat-pusat permukiman sebagaimana dimaksud diatas meliputi pusat-pusat permukiman perkotaan dan perdesaan.

Berdasarkan penentuan sistem kota di atas, homogenitas kawasan, serta interaksi antar wilayah, maka sistem kota disusun dalam satuan wilayah pengembangan. Wilayah Pengembangan (WP) di Kabupaten Bandung meliputi:

1. WP Soreang-Katapang dengan pusat Kota Soreang, meliputi Kecamatan Soreang, Katapang, Ciwidey, Pasirjambu, Rancabali.

2. WP Banjaran dengan pusat Kota Banjaran, meliputi Kecamatan Banjaran, Pameungpeuk, Cangkuang, Arjasari, Cimaung, Pangalengan.

3. WP Baleendah dengan pusat Kota Baleendah, meliputi Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, Bojongsoang.

4. WP Majalaya dengan pusat Kota Majalaya, meliputi Kecamatan Majalaya, Ciparay, Solokanjeruk, Pacet, Kertasari, Paseh, dan Ibun.

5. WP Cileunyi-Rancaekek dengan pusat kota Cileunyi meliputi Kecamatan Cileunyi, dan Rancaekek

3 - 74

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

6. WP Cicalengka dengan pusat kota Cicalengka meliputi Kecamatan Cicalengka, Nagreg, dan Cikancung.

7. Non WP (yang merupakan bagian dari PKN Kota Bandung) meliputi Kecamatan Margahayu, Margaasih, Cilengkrang dan Cimenyan,

Untuk mewujudkan struktur ruang dan arah pengembangan di tiap kota maupun tiap wilayah pengembangan maka perlu adanya fungsi pengembangan yang harus ditetapkan agar ada ketegasan dalam kebijaksanaan pengembangan di masa mendatang. Penetapan fungsi didasarkan pada pertimbangan :

• Hiraki kota/kawasan perkotaan

• Jangkauan pelayanan perkotaan tersebut terhadap wilayah belakangnya

• Basis ekonomi kota/kawasan perkotaan dalam wilayah yang lebih luas

• Kedudukan perkotaan tersebut dalam skala regional.

Pengembangan wilayah Kabupaten Bandung tidak hanya diarahkan pada kawasan perkotaan melainkan mencakup pula kawasan bukan perkotaan. Sistem kota - kota merupakan arahan untuk menetapkan sistem perwilayahan dengan hirarki pusat – pusat pelayanan jasa dan produksi sesuai dengan fungsi, kecenderungan perkembangan dan orientasi perkembangannya. Sistem kota - kota dilakukan melalui pengembangan pusat – pusat permukiman sebagai pusat pelayanan jasa ekonomi, jasa pemerintahan dan jasa sosial lainnya, bagi kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan, maupun dalam hubungan interaksi antar pusat-pusat permukiman dengan wilayah-wilayah yang dilayaninya secara hirarkis. Dengan demikian, pusat-pusat permukiman sebagaimana dimaksud diatas meliputi pusat-pusat permukiman perkotaan dan perdesaan.

Berdasarkan penentuan sistem kota di atas, homogenitas kawasan, serta interaksi antar wilayah, maka sistem kota disusun dalam satuan wilayah pengembangan. Wilayah Pengembangan (WP) di Kabupaten Bandung meliputi :

1. WP Soreang-Katapang dengan pusat Kota Soreang, meliputi Kecamatan Soreang, Katapang, Ciwidey, Pasirjambu, Rancabali.

2. WP Banjaran dengan pusat Kota Banjaran, meliputi Kecamatan Banjaran, Pameungpeuk, Cangkuang, Arjasari, Cimaung, Pangalengan.

3. WP Baleendah dengan pusat Kota Baleendah, meliputi Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, Bojongsoang.

4. WP Majalaya dengan pusat Kota Majalaya, meliputi Kecamatan Majalaya, Ciparay, Solokanjeruk, Pacet, Kertasari, Paseh, dan Ibun.

5. WP Cileunyi-Rancaekek dengan pusat kota Cileunyi meliputi Kecamatan Cileunyi, dan Rancaekek

3 - 75

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

6. WP Cicalengka dengan pusat kota Cicalengka meliputi Kecamatan Cicalengka, Nagreg, dan Cikancung.

7. Non WP (yang merupakan bagian dari PKN Kota Bandung) meliputi Kecamatan Margahayu, Margaasih, Cilengkrang dan Cimenyan,

Untuk mewujudkan struktur ruang dan arah pengembangan di tiap kota maupun tiap wilayah pengembangan maka perlu adanya fungsi pengembangan yang harus ditetapkan agar ada ketegasan dalam kebijaksanaan pengembangan di masa mendatang. Penetapan fungsi didasarkan pada pertimbangan :

• Hiraki kota/kawasan perkotaan

• Jangkauan pelayanan perkotaan tersebut terhadap wilayah belakangnya

• Basis ekonomi kota/kawasan perkotaan dalam wilayah yang lebih luas

• Kedudukan perkotaan tersebut dalam skala regional.

Rencana sistem perkotaan di wilayah Kabupaten Bandung adalah sebagaimana yang terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.14 Rencana Sistem Perkotaan Kabupaten Bandung Wilayah Pusat Fungsi Utama No Fasilitas Pelayanan Minimal Pengembangan Pertumbuhan Kawasan 1. WP Soreang – Soreang ▪ Pemerintahan ▪ Sarana Pemerintahan Kutawaringin - ▪ Jasa ▪ Pendidikan : SD, SLTP, SMU, Katapang Perdagangan PT/Akademi ▪ Permukiman ▪ Kesehatan : RSD, ▪ Pertanian pengembangan program ▪ Pariwisata pelayanan kesehatan prefentif, ▪ Industri non promotif, kuratif, dan polutif (Kec. rehabilitatif. Katapang) ▪ Terminal Type B ▪ Peribadatan ▪ Perekonomian : pasar, perdagangan, grosir ▪ Fasilitas rekreasi dan olahraga ▪ Akomodasi : Hotel 2. WP Banjaran Banjaran ▪ Industri ▪ Pendidikan : SD, SLTP, SMU, ▪ Jasa dan PT/Akademi Perdagangan ▪ Kesehatan : Peningkatan sarana ▪ Permukiman dan fasilitas DTP Banjaran dan ▪ Pertanian Pangalengan pengembangan ▪ Pariwisata program pelayanan kesehatan ▪ Konservasi prefentif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. ▪ Terminal Type B

3 - 76

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Wilayah Pusat Fungsi Utama No Fasilitas Pelayanan Minimal Pengembangan Pertumbuhan Kawasan ▪ Peribadatan ▪ Perekonomian : pasar, perdagangan, grosir ▪ Fasilitas rekreasi dan olahraga ▪ Akomodasi : Hotel 3. WP Baleendah Baleendah ▪ Jasa dan ▪ Pendidikan : SD, SLTP, SMU, Perdagangan PT/Akademi ▪ Pertanian ▪ Kesehatan : Puskesmas ▪ Industri non Perkotaan dan kesehatan matra polutif pengembangan program ▪ Permukiman pelayanan kesehatan prefentif, ▪ Pendidikan promotif, kuratif, dan rehabilitatif. ▪ Terminal Type C ▪ Peribadatan ▪ Perekonomian : pasar, perdagangan, grosir ▪ Fasilitas rekreasi dan olahraga ▪ Akomodasi : Hotel 4. WP Majalaya Majalaya ▪ Industri ▪ Pendidikan : SD, SLTP, SMU, ▪ Permukiman PT/Akademi ▪ Pertanian ▪ Kesehatan : RSUD, Puskesmas ▪ Jasa dan Majalaya, dengan kesehatan Perdagangan Matra dan pengembangan program pelayanan kesehatan prefentif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. ▪ Terminal Type B ▪ Peribadatan ▪ Perekonomian : pasar, perdagangan, grosir ▪ Fasilitas rekreasi dan olahraga ▪ Akomodasi : Hotel/penginapan lainnya 5. WP Cileunyi- Cileunyi ▪ Permukiman ▪ Pendidikan : SD, SLTP, SMU, Rancaekek ▪ Jasa dan PT/Akademi Perdagangan ▪ Kesehatan : Peningkatan fasilitas, ▪ Industri dan sarana pada DTP, dan ▪ Pertanian pengembangan Puskesmas ▪ Konservasi perkotaan pengembangan program pelayanan kesehatan prefentif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. ▪ Terminal Type C ▪ Peribadatan ▪ Perekonomian : pasar, perdagangan, grosir ▪ Fasilitas rekreasi dan olahraga

3 - 77

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Wilayah Pusat Fungsi Utama No Fasilitas Pelayanan Minimal Pengembangan Pertumbuhan Kawasan ▪ Akomodasi : Hotel/penginapan lainnya 6. WP Cicalengka Cicalengka ▪ Industri ▪ Pendidikan : SD, SLTP, SMU, ▪ Jasa PT/Akademi Perdagangan ▪ Kesehatan : RSD, dan Puskesmas ▪ Pertanian UGD dan pengembangan ▪ Permukiman program pelayanan kesehatan prefentif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. ▪ Terminal Type C ▪ Peribadatan ▪ Perekonomian : pasar, perdagangan, grosir ▪ Fasilitas rekreasi dan olahraga ▪ Akomodasi : Hotel/penginapan lainnya WP yang Margahayu ▪ Industri ▪ Pendidikan : SD, SLTP, SMU, merupakan Margaasih ▪ Permukiman ▪ Kesehatan : Puskesmas DTP di bagian dari PKN ▪ Jasa Margaasih, RSIA di Bihbul dan Kota Bandung Perdagangan pembangunan Puskesmas Bihbul pengganti dan pengembangan program pelayanan kesehatan prefentif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. ▪ Peribadatan Cilengkrang ▪ Konservasi ▪ Pendidikan : SD, SLTP, SMU, Cimenyan ▪ Permukiman ▪ Kesehatan : Puskesmas ▪ Lahan ▪ Peribadatan Pertanian ▪ Akomodasi dan pendukungnya ▪ Pariwisata ▪ Perdagangan dan Jasa Sumber: RTRW Kabupaten Bandung

b. Rencana Sistem Jaringan Transportasi

Hubungan pusat wilayah kecamatan sudah relatif baik, dengan dibangunnya jaringan jalan kabupaten yang memotong jaringan jalan radial diatas. Interaksi yang masih kurang adalah hubungan antar kota kecamatan yang berlokasi jauh di bagian selatan (misalnya Kecamatan Kertasari, Pangalengan dan Ciwidey) dan wilayah bagian timur laut (misalnya Kecamatan Cilengkran dan). Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bandung dan SK Bupati Bandung, panjang jaringan jalan di Kabupaten Bandung menurut status jalannya adalah untuk jalan negara sepanjang 85,42 Km, jalan propinsi sepanjang 186,70 km, jalan kabupaten sepanjang 1.250,04 km dan jalan desa sepanjang 7.736,01 km, sehingga panjang jalan keseluruhan di Kabupaten Bandung adalah 9.258,18 Km.

3 - 78

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Rencana sistem prasarana transportasi untuk Kabupaten Bandung akan diarahkan untuk menunjang struktur ruang yang akan dibentuk. Dalam konteks transportasi sebagai alat pemenuh kebutuhan wilayah, maka demand pergerakan eksisting yang mengarah ke Bandung dan Cimahi sebagai kota inti perlu ditanggulangi dengan segera. Konsep transportasi yang sesuai untuk menanggulangi permasalahan tersebut dalam jangka panjang adalah dengan menyediakan sarana transportasi massal antar wilayah. Moda yang paling sesuai untuk itu adalah kereta api, oleh karena itu arahan transportasi Kabupaten Bandung untuk jangka panjang adalah transportasi kereta api atau ligth rail transportasi (monorel).

Untuk penanganan dalam jangka pendek, beberapa langkah cepat perlu dilakukan untuk mengatasi demand eksisting misalnya dengan melalui rekayasa lalu lintas, perbaikan geometrik jalan, peningkatan kapasitas jalan, fungsi jalan dan berbagai langkah yang mengintervensi penyediaan supply prasarana transportasi. Langkah- langkah ini dilakukan secara simultan dengan persiapan langkah rencana transportasi jangka panjang.

Untuk jangka menengah, langkah yang perlu dilakukan adalah mengantisipasi pertumbuhan demand pergerakan yang tumbuh seiring dengan perkembangan Kabupaten Bandung. Penyediaan jaringan jalan baru baik berupa jalan biasa maupun jalan tol dalam kota perlu dilakukan dalam tahap jangka menengah ini.

1. Pengembangan sistem angkutan massal

Sistem angkutan massal yang diusulkan untuk berupa monorail, double decker, busline, LRT dan peningkatan jalur kereta api. Untuk jangka menengah, yang dilakukan adalah penyediaan busline dan monorail serta peningkatan beberapa jalur kereta api dan pembuatan jalur LRT. Peningkatan jalur kereta api yang diusulkan untuk jangka menengah adalah jalan rel tunggal Rancaekek-Jatinangor (4,5 km) dan jalan rel kedua Kiaracondong-Cicalengka (16,5 km). Peningkatan jalur kereta api ini juga disertai upaya pendukung seperti perbaikan stasiun sepanjang jalur Padalarang-Cicalengka, perbaikan persinyalan sepanjang Gedebage- Cicalengka, penambahan sarana KRD baru beserta perbaikan dipo/bengkelnya, serta perbaikan persilangan antara KA dan jalan. Pembuatan jalur LRT yang diusulkan adalah jalur Stasiun-Batununggal-Cicaheum (9,2 km), Batununggal- Soreang (24,2 km), Alun-alun-Dayeuhkolot (8,4 km), Stasiun-Bandara Husein- Cipedes (6,8 km) dan Stasiun-Dago (3,2 km). Pembuatan jalur LRT juga disertai upaya pendukung seperti penyediaan sarana LRT, dipo, kantor, pengendalian dan komunikasi.

Pada beberapa ruas jalan utama seperti koridor Bandung–Soreang, Bandung - Banjaran , Bandung–Majalaya, Bandung Cieunyi–Rancaekek diupayakan melalui penggantian moda angkutan jalan raya yang berkapasitas lebih besar dari angkutan kota (angkot).

3 - 79

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Pengembangan sistem angkutan massal untuk jangka panjang merupakan kelanjutan dari berbagai upaya yang dilakukan dalam tahap menengah. Untuk upaya peningkatan jalur kereta api, pada tahap jangka panjang yang dilakukan adalah lanjutan perbaikan stasiun sepanjang Padalarang-Cicalengka, penambahan sarana KRD dan perluasan dipo/bengkel KRD. Untuk LRT ada beberapa jalur baru yang diusulkan yaitu jalur Cimahi-Tanjungsari (36 km), Alun-alun-Majalaya (25,5 km), Stasiun-Kopo-Soreang (19 km) dan jalur Stasiun-Bandara Husein-Ledeng (8,2 km). Penambahan jalur ini juga memerlukan penambahan sarana LRT, dipo dan pusat pengendalian dan komunikasi.

Sedangkan dalam transportasi kereta api, permasalahan yang ada antara lain:

o Kondisi jaringan jalan kereta api: mengikuti jalur jalan arteri yaitu menghubungkan kota-kota pusat kegiatan ekonomi primer.

o Jaringan jalan kereta api yang beroperasi merupakan jalur lintas Pulau Jawa Utara-Tengah koridor Padalarang – Bandung – Cicalengka

o Jaringan jalan kereta api tidak aktif adalah:

• Koridor Soreang – Ciwidey

• Koridor Rancaekek

Sehingga pembangunan jaringan jalan kereta api dan stasiun diarahkan pada:

• Koridor Bandung – Ciwidey

• Koridor Bandung – Dayeuhkolot – Banjaran

• Koridor Rancaekek – Tanjungsari

• Koridor Kiaracondong – Cicalengka

3 - 80

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Gambar 3.2 Peta Struktur Ruang Kabupaten Bandung

3 - 81

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Gambar 3.3 Peta Struktur Ruang Kabupaten Bandung

3 - 82

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022 c. Rencana Sistem Sarana Pengairan

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor perekonomian di Kabupaten Bandung yang sangat berperan dalam perkembangan perekonomian di samping sektor industri. Namun demikian laju pertumbuhan PDRB sektor pertanian cenderung turun walaupun produksi pangan khususnya tanaman padi cenderung meningkat. Oleh karena itu di sektor pertanian perlu adanya pencetakan sawah baru dengan didukung sistem pengairan yang efektif dan efisien. Hal ini dimaksudkan untuk menggantikan lahan-lahan yang dikonversi oleh perumahan terorganisasi dan industri, yang tujuannya untuk pemenuhan kebutuhan pangan bagi masyarakat Kabupaten Bandung. Lahan- lahan yang akan dibuka sebagai persawahan merupakan lahan yang sesuai untuk pengembangan kegiatan pertanian lahan basah, dan bukan bukan lahan yang termasuk kriteria lindung.

Di wilayah Kabupaten Bandung terdapat 42 Daerah Irigasi (DI), dengan rincian 44 Irigasi Teknis dan 6 irigasi setengah teknis. Dilihat dari luasnya, irigasi fungsional mencapai 80,77% dari luas baku irigasi. Berdasarkan sistem mikro irigasi dapat dibedakan menjadi irigasi teknis, setengah teknis dan sederhana. Ketiga jenis ini semua dana pembangunan maupun perawatannya diberikan oleh pemerintah daerah. Selain itu ada juga irigasi desa, yang mana saluran irigasi ini dibangun oleh pemerintah tapi perawatannya diserahkan pada masyarakat / desa yang bersangkutan.

Faktor penunjang meningkatnya produksi di lahan basah tersebut (padi) adalah adanya prasarana pengairan. Oleh karena itu arahan pengembangan dari sistem jaringan prasarana pengairan akan sangat tergantung pada arahan rencana sektor pertanian. Tingginya laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bandung merupakan suatu tantangan bagi sektor pertanian. Walaupun bukan merupakan penyumbang terbesar namun cukup memberi peranan terhadap persediaan bahan pangan di Jawa Barat.

Untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi tanaman pangan khususnya padi tersebut maka sistem jaringan irigasi atau prasarana pengairan ini perlu untuk dikembangkan baik berupa penambahan prasarana jaringan baru pada lahan- lahan sawah yang belum terjangkau jaringan irigasi yang sebetulnya mempunyai potensi sebagai sentra produksi padi maupun meningkatkan fungsi jaringan irigasi yang telah ada melalui usaha intensifikasi.

A. Rencana Sistem Drainase

Pembangunan rencana sistem drainase saat ini antara lain belum memadainya jaringan drainase baik dalam jumlah maupun kapasitas. Sistem drainase eksisting baru mencakup sebagian kecil dari daerah pelayanan dan sebagian besar berada di daerah pusat-pusat kegiatan saja. Dapat dikatakan banyak terdapat fungsi saluran drainase yang masih digunakan bersama-sama dengan sistem penyaluran air limbah baik domestik maupun industri (sistem tercampur) sehingga terjadi penurunan kapasitas aliran pada saat musim hujan.

3 - 83

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

1. Perencanaan Umum Sistem Drainase

Konsep perncanaan sistem drainase yang akan dikembangkan di Kab. Bandung adalah sistem drainase makro yang akan menjadi limpahan utama dari sistem drainase perkotaan. Dapat juga dikembangkan konsep ekodrainase dalam pengembangan sistem sehingga aliran air dapat ditahan dengan menggunakan sistem embung di sepanjang aliran. Disamping itu sistem ini harus terintegrasi dengan pengembangan jalan karena akan mempermudah pelaksanaan dan pelayanannya. Selanjutnya seluruh perencanaan dan perubahan terhadap tata guna lahan diharapkan bisa sinergis dengan pengembangan sistem drainase yang ada disekitarnya dengan memperhitungkan kecukupan kapasitas yang tersedia.

Parameter terpenting dalam pengembangan drainase adalah penentuan arah aliran. Sistem drainase harus mengikuti prinsip gravitasi dari daerah tinggi ke rendah sehingga secara teknis dapat berjalan dengan baik dan secara ekonomis tidak membutuhkan biaya yang besar.

2. Rencana Pengembangan Sistem Drainase

Rencana pengembangan sistem drainase di Kabupaten Bandung diarahkan pada sistem drainase makro dan sistem drainase perkotaan. Apabila memungkinkan dapat dikembangkan sistem ekodrainase pada penerapannya di lapangan. Sasaran dari rencana pengembangan sistem drainase ini adalah tersedianya sistem yang memadai ditinjau dari segi kapasitas dan bisa mengatasi berbagai gangguan yang selama ini menjadi penyebab kurang berfungsinya sistem drainase tersebut. Adapun pokok-pokok rencana tersebut antara lain :

• Pembangunan saluran drainase skala tersier pada kota-kota kecamatan dengan pengaliran pada badan air penerima terdekat

• Perbaikan dan normalisasi pada saluran-saluran drainase yang sudah ada untuk meningkatkan kapasitas saluran

• Koordinasi dengan daerah sekitar terutama Kota Bandung dalam hal manajemen DAS Citarum Hulu yang terletak di wilayah Kota Bandung

• Melanjutkan normalisasi sungai Citarum sebagai saluran utama

• Perbaikan sungai Cikeruh dan sungai Cisaranten. Normalisasi dan perbaikan sungai yang dimaksud meliputi pengerukan, pelurusan, penyayatan bagian sempit, serta pembuatan tebing penguat.

• Penataan bangunan sepanjang tepi bantaran sungai agar kapasitas alur sungai tidak terjadi penyempitan khususnya didaerah padat seperti Margahayu, Dayeuhkolot, Cimahi, Banjaran, Bojongsoang, dan Majalaya.

• Pembuatan embung penahan aliran

3 - 84

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

• Perlu identifikasi daerah mana yang memerlukan sistem drainage konvensional dan daerah mana yang memerlukan konsep resapan

• Diperlukan penentuan umur guna gorong-gorong sehingga pemakaiannya dapat lebih optimal

• Perlu redesain saluran dan peningkatan gorong-gorong

• Penanganan micro drainage sebagai pelayanan publik perlu ditingkatkan.

B. Rencana Sistem Penyediaan Air Minum

Setelah diidentifikasi terdapat beberapa beberapa permasalahan menyangkut sistem penyediaan air bersih untuk kabupaten Bandung. Walaupun saat ini lebih terfokus pada pelayanan sistem perpipaan, PDAM Kabupaten Bandung pada tahun 2006 hanya dapat melayani 22,45% penduduk administrasi daerah pelayanan atau sebesar 10,15% penduduk dengan tingkat kehilangan air (unaccounted for water) sebesar 38,12%. Kondisi pelayanan air perpipaan tersebut masih cukup rendah karena belum terpasangnya seluruh jaringan distribusi. Penggunaan air tanah dangkal oleh sebagian penduduk seperti sumur dan mata air juga sangat mempengaruhi tingkat pelayanan sistem perpipaan (SoER Kab. Bandung, 2004)

1. Perkiraan kebutuhan air Bersih

Perkiraan kebutuhan air bersih pada pembahasan ini diperhitungkan berdasarkan kebutuhan air perkapita, pertumbuhan dan perkembangan penduduk, dan pengklasifikasian jenis kebutuhan. Perlu juga diperhitungkan adanya perkembangan tingkat perekonomian dan kemampuan penyedia dalam melayani perkembangan kebutuhan air bersih untuk masa yang akan datang. Diterbitkannya PP 16/2005 yang mengharuskan para penyedia air harus mampu mendistribusikan air layak minum (potable water) pada tahun 2010 juga harus menjadi pertimbangan. Untuk kebutuhan air bersih yang akan digunakan dalam studi ini ditetapkan sebesar 120 L/orang/hari dan akan diproyeksikan meningkat sampai 140 L/orang/hari pada akhir tahun perencanaan. Kehilangan air tahun 2007 adalah sekitar 41,9% dan akan diprediksikan menurun agar mencapai target yang ditetapkan oleh standar yaitu mencapai maksimal 20% pada tahun 2026.

2. Pengembangan Sistem Penyediaan Air Bersih

Target yang dicanangkan pemerintah diharapkan 80% penduduk perkotaan dapat terlayani oleh air bersih. Pengembangan yang dilakukan di Kabupaten Bandung adalah menjadikan seluruh kecamatan dapat terlayani oleh sistem perpipaan pada akhir tahun perencanaan. Rencana utama dari sistem penyediaan air besih di Kabupaten Bandung adalah :

3 - 85

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022 a. Pembangunan sistem baru untuk melayani daerah yang belum terlayani b. Peningkatan kapasitas produksi PDAM dan menurunkan kehilangan air c. Perbaikan dan rehabilitasi terhadap kapasitas sistem transmisi dan distribusi d. Mengembangkan sistem penyediaan air bersih regional untuk beberapa kelompok kecamatan berikut :

• Cileunyi

• Soreang, Ciparay, Paseh

• Cicalengka, Rancaekek, Cikancung

• Ciwidey, Pasirjambu

Secara umum kebijakan dalam sistem penyediaan air bersih meliputi (Laporan Penunjang Penataan Ruang Metropolitan Bandung) :

▪ Peningkatan Penyediaan Sumber Air Baku

▪ Peningkatan Penyediaan Sumber Air Baku

▪ Konservasi Daerah Resapan dan Bantaran Sungai

▪ Meningkatkan Pelayanan Sistem Distribusi Perpipaan di Kawasan Perkotaan

▪ Mengembangkan Sistem Jaringan Pelayanan Lintas Wilayah

Pengembangan sistem air bersih akan difokuskan kepada upaya pengeksplorasian sumber air baru sekaligus peningkatan jaringan distribusi air bersih dan infrastruktur yang berkaitan dengannya. Sumber air baru diharapkan dapat teratasi dengan pembangunan embung dan waduk, serta penyadapan air baku dari Waduk Saguling. Beberapa rencana pengembangan yang berkaitan dengan peningkatan penyediaan air baku dari waduk dan pembangunan embung adalah sebagai berikut :

1. Pembangunan Waduk Sukawana , 34.082 m3/hari

2. Pembangunan Waduk Tegalluar (Luas 10 km2 dan kedalaman 5 m), 82,192 m3/hari

3. Pembangunan Waduk Santosa (Cisangkuy), 85.205 m3/hari

4. Pembangunan Embung Cikuda, 4.384 m3/hari

5. Pembangunan Embung Peuris Hilir (Cirasea), 9.753 m3/hari

3 - 86

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

6. Pembangunan Embung Sekejolang (Cidurian), 3.425 m3/hari

7. Penyediaan Suplesi dari Sungai Cisangkuy,

8. Penyediaan Suplesi dari Sungai Cipamokolan, 82.192 m3/hari

10. Pembangunan Embung Bojongbambu (Ciwidey) dan Embung lain di Ciwidey, 10.822 m3/hari

11. Pembangunan Embung di Pangalengan, 71.233 m3/hari

Selain pembangunan beberapa embung dan suplesi waduk di atas, pemanfaatan air permukaan untuk menambah sumber air baku baru perlu dilakukan dengan menggunakan sumber air permukaan antara lain dari Sungai Cisangkuy dan Sungai Citarik. Lebih lengkap pemanfaatan air permukaan digambarkan pada peta di bawah.

Pemanfaatan air dari S. Cisangkuy dapat diperoleh melalui sudetan antar wilayah sungai dari Cibatarua ke S. Cisangkyu termasuk B. Santosa (volume 16, juta m3) untuk memperoleh tambahan 1 m3/det. Pemanfaatan air tersebut harus diikuti dengan peningkatan kapasitas pipa-pipa yang ada dan instalasi pengolahan air dari S. Cisangkuy ke Bandung. Pemanfaatan S. Citarum dilakukan dengan pembangunan intake sungai, pekerjaan instalasi pengolahan air dan transmisi di Citarum Hulu.

Perlu dilakukan pula identifikasi, perlindungan dan penggunaan mata air secara optimal sebagai sumber air bersih dengan kualitas dan kuantitas yang signifikan bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat, terutama untuk wilayah pedesaan. Untuk itu perlu dilakukan konservasi daerah resapan dan bantaran sungai. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pelaksanaan arboretum di daerah hulu Sungai Citarum, yaitu Gunung Wayang, dan perencanaan serta penataan kembali daerah bantaran sungai dan DAS. Selain itu ditingkatkan pengaturan pemanfaatan lahan di daerah resapan, hulu, bantaran sungai, terutama Sungai Cikapundung dan Citarik, untuk meningkatkan potensinya sebagai sumber air baku dan mempertahankan kualitas air sungai.

Konservasi air tanah perlu dilakukan untuk membatasi penggunaan air tanah terutama sekali oleh pihak industri. Namun yang tak kalah pentingnya adalah pendataan kembali penggunaan air tanah.

Sementara peningkatan sistem air bersih itu sendiri meliputi peningkatan jaringan distribusi air bersih PDAM di Bandung Timur. Pembangunan sistem penyediaan air bersih pedesaan dengan menggunakan terminal air dan hidran umum, terutama untuk desa-desa di Kabupaten Bandung, seperti Kecamatan Rancaekek, Kecamatan Cicalengka, Kecamatan Ciparay dan Kecamatan Ibun.

Untuk mengurangi pengambilan air tanah dilakukan penyediaan air olahan untuk standar industri (Klasifikasi D) untuk daerah inustri Batujajar dari Waduk Saguling, daerah industri Majalaya dari Citarum Hulu dan daerah industri Rancaekek-Cicalengka dari Citarik Hulu dengan debit secara keseluruhan dapat mencapai 3,6 m3/det.

3 - 87

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Perencanaan pengembangan sumber daya air bersih direncanakan akan menggunakan embung dan waduk sebagai sumber air permukaan. Telah diidentifikasi beberapa embung serta waduk yang dapat dijadikan sebagai sumber air potensial beserta daerah pelayanan yang direncanakan serta tambahan persentase pelayanan terhadap kondisi suplai air bersih eksisting. Berikut ini tabel perencanaannya.

3. Rencana Pola Ruang

Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Secara keseluruhan, pola spasial pemanfaatan ruang kawasan lindung tersebar terutama di bagian utara dan selatan Kabupaten Bandung. a. Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung

Kawasan ini pada dasarnya merupakan kawasan yang berdasarkan analisis daya dukung mempunyai keterbatasan untuk dikembangkan karena adanya faktor-faktor limitasi yang menjadi kriteria (lereng, jenis tanah, curah hujan, ketinggian; serta zona bahaya gunung api, zona kerentanan gerakan tanah, dan zona konservasi air potensial sangat tinggi). Kawasan lindung di Kabupaten Bandung meliputi :

1. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya

Pengembangan kawasan ini diarahkan pada fungsi perlindungan wilayah atau yang memiliki keterkaitan kuat dengan fungsi hidrologis. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya di Kabupaten Bandung terdiri dari :

a. Kawasan Hutan Lindung

Kawasan hutan lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta memelihara kesuburan tanah. Perlindungan terhadap kawasan hutan lindung dilakukan untuk memelihara dan mempertahankan kawasan hutan lindung sebagai hutan dengan tutupan vegetasi. Kawasan hutan diharapkan dapat menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah, dan air permukaan.

Berdasarkan kriteria pada Tabel 3.3, kawasan hutan lindung di Kabupaten Bandung meliputi lahan seluas 40.785,39 Ha (13,28), yang tersebar di bagian selatan dan utara Kabupaten Bandung, yaitu : Kecamatan Cileunyi, Cilengkrang, Cimenyan, Ciwidey, Rancabali, Pasirjambu, Pangalengan, Kertasari, Banjaran, Arjasari, Pacet, Ibun, Paseh, Cimaung.

3 - 88

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

b. Kawasan Resapan Air

Kawasan resapan air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi yang berguna sebagai sumber air.

Perlindungan terhadap kawasan resapan air dilakukan untuk memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah tertentu untuk keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir, baik untuk kawasan bawahannya maupun kawasan yang bersangkutan. Kawasan ini dapat berupa kawasan budidaya hutan, perkebunan dan pertanian lahan kering. Pembangunan dapat dilakukan melalui disintensif antara lain tidak membangun infrastuktur pada kawasan ini dan pembatasan KDB (Koefisien Dasar Bangunan). Untuk kawasan resapan air yang telah terbangun, upaya pengendalian dilakukan dengan membangun parit resapan, sumur resapan atau danau resapan. Berdasarkan kriteria seperti pada Tabel 3.3, kawasan resapan air di kawasan perencanaan tersebar di Kecamatan Cimenyan dan Cilengkrang.

2. Kawasan perlindungan setempat terdiri atas :

Kawasan lindung yang merupakan kawasan perlindungan setempat terdiri dari :

a. Kawasan Sekitar Danau/Situ/Waduk

Dalam Keppres No 32 tahun 1990 terdapat pasal yang mengatur mengenai pengelolaan kawasan perlindungan setempat. Kriteria kawasan sekitar dananu/situ yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik/danau antara 50 – 100 m dari titik pasang tertinggi kearah darat atau sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Di Kabupaten Bandung, danau yang menjadi kawasan perlindungan setempat ini adalah Waduk Cileunca dan Cipanunjang terdapat di Kecamatan Pangalengan, Danau Ciharus dan Pangkalan yang terdapat di Kecamatan Ibun, Danau Patengan dan Waduk Santosa di Kecamatan Rancabali.

b. Sempadan Sungai

Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Perlindungan terhadap sempadan sungai dilakukan untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta mengamankan aliran sungai.

3 - 89

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Tujuan ditetapkan kawasan sempadan sungai adalah melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat menggangu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai, serta mengamankan aliran sungai.

Kriteria kawasan sempadan sungai adalah sekurang-kurangnya (atau sesuai peraturan yang berlaku) :

• 100 meter kiri – kanan sungai besar dan 50 meter di kiri – kanan anak sungai yang berada di luar permukiman,

• 50 kiri – kanan sungai besar dan 25 meter kiri kanan anak sungai bila berada di area permukiman.

Sesuai Keppres No 32 Tahun 1990, pada sepanjang sungai – sungai tersebut perlu ditetapkan sebagai kawasan sempadan sungai di wilayah permukiman berupa daerah sepanjang sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi.

Sungai-sungai di Kabupaten Bandung 172 sungai, dengan sungai utama adalah Sungai Citarum, Sungai Cimahi, Cibeureum dan Cikapundung, Sungai Citarik atau Cikeruh, Sungai Citarum Hulu, Cikarial, Cisangkuy dan Ciwidey; yang melewati Kecamatan : Majalaya, Solokan Jeruk, Ciparay, Bojongsoang, Dayeuhkolot, Margahayu, Pameungpeuk, Cangkuang, Katapang, Soreang, Margahayu. c. Kawasan Sekitar Mata Air

Kawasan sekitar mata air adalah kawasan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata air. Perlindungan terhadap kawasan sekitar mata air dilakukan untuk melindungi mata air dari kegiatan budidaya yang dapat merusak kualitas air dan kondisi fisik dengan jari-jari 200 meter di sekitar mata air.

Daerah-daerah mata air di Kabupaten Bandung terletak di 32 kecamatan, yang cukup banyak dijumpai di sekitar perbukitan utara, timur dan selatan. Daerah yang tidak dijumpai sumber mata air adalah daerah dataran, meliputi Kecamatan Bojongsoang, Margahayu dan Rancaekek.

Kawasan sekitar danau/situ/waduk, kawasan sempadan sungai dan kawasan sekitar mata air, seperti halnya kawasan resapan air, pemanfaatannya dapat berupa kawasan budidaya hutan, pertanian lahan kering dan perkebunan/tanaman tahunan. d. Kawasan Hutan Suaka Alam

Berdasarkan kriteria pada Tabel 3.3, kawasan suaka alam yang terdapat di Kabupaten Bandung adalah Cagar Alam 10.467,29 Ha. Cagar Alam terletak di

3 - 90

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Kecamatan Pangalengan, Pasirjambu, dan Rancabali. Sedangkan Taman Wisata Alam terletak di Pangalengan, Cimaung, Pasirjambu, dan Rancabali.

3. Kawasan Pelestarian Alam

Kawasan pelestarian alam yang terdapat di wilayah Kabupaten Bandung terdapat seluas 740,54 Ha, antara lain adalah Taman Hutan Raya di Kecamatan Lembang dan Cimenyan, juga terdapat di Kecamatan Padalarang, Batujajar dan Rancabali. Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam yang didalamnya terdapat jenis-jenis tumbuhan, satwa atau ekosistem yang khas, yang dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, pariwisata dan rekreasi. Perlindungan terhadap taman hutan raya dilakukan untuk menjamin berlangsungnya fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, untuk pengembangan pendidikan, rekreasi dan pariwisata, serta peningkatan kualitas lingkungan sekitarnya dan perlindungan dari pencemaran.

4. Kawasan Rawan Bencana Alam

Kawasan rawan bencana alam adalah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam. Perlindungan terhadap kawasan rawan bencana alam dilakukan untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh alam. Kriteria kawasan lindung untuk bencana seperti gerakan tanah dan banjir dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Berdasarkan kriteria seperti pada Tabel 5.3, kawasan rawan bencana longsor secara umum menyebar di bagian utara dan selatan Kabupaten Bandung, yaitu terdapat di Kecamatan Rancabali, Pasirjambu, Pangalengan, Kertasari, Cicalengka, Nagreg. Kawasan bencana banjir terletak di Kecamatan Bojongsoang, Baleendah, Pameungpeuk, Solokanjeruk, Majalaya, Cicalengka. b. Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya

Kawasan ini pada dasarnya merupakan kawasan yang berdasarkan analisis daya dukung mempunyai keterbatasan untuk dikembangkan karena adanya faktor-faktor limitasi yang menjadi kriteria (lereng, jenis tanah, curah hujan, ketinggian; serta zona bahaya gunung api, zona kerentanan gerakan tanah, dan zona konservasi air potensial sangat tinggi). Kawasan lindung di Kabupaten Bandung meliputi :

1. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya

Pengembangan kawasan ini diarahkan pada fungsi perlindungan wilayah atau yang memiliki keterkaitan kuat dengan fungsi hidrologis. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya di Kabupaten Bandung terdiri dari :

3 - 91

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

a. Kawasan Hutan Lindung

Kawasan hutan lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta memelihara kesuburan tanah. Perlindungan terhadap kawasan hutan lindung dilakukan untuk memelihara dan mempertahankan kawasan hutan lindung sebagai hutan dengan tutupan vegetasi. Kawasan hutan diharapkan dapat menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah, dan air permukaan.

Berdasarkan kriteria pada Tabel 5.3, kawasan hutan lindung di Kabupaten Bandung meliputi lahan seluas 40.785,39 Ha (13,28), yang tersebar di bagian selatan dan utara Kabupaten Bandung, yaitu : Kecamatan Cileunyi, Cilengkrang, Cimenyan, Ciwidey, Rancabali, Pasirjambu, Pangalengan, Kertasari, Banjaran, Arjasari, Pacet, Ibun, Paseh, Cimaung.

b. Kawasan Resapan Air

Kawasan resapan air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi yang berguna sebagai sumber air.

Perlindungan terhadap kawasan resapan air dilakukan untuk memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah tertentu untuk keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir, baik untuk kawasan bawahannya maupun kawasan yang bersangkutan. Kawasan ini dapat berupa kawasan budidaya hutan, perkebunan dan pertanian lahan kering. Pembangunan dapat dilakukan melalui disintensif antara lain tidak membangun infrastuktur pada kawasan ini dan pembatasan KDB (Koefisien Dasar Bangunan). Untuk kawasan resapan air yang telah terbangun, upaya pengendalian dilakukan dengan membangun parit resapan, sumur resapan atau danau resapan. Berdasarkan kriteria seperti pada Tabel 5.3, kawasan resapan air di kawasan perencanaan tersebar di Kecamatan Cimenyan dan Cilengkrang.

2. Kawasan perlindungan setempat terdiri atas :

Kawasan lindung yang merupakan kawasan perlindungan setempat terdiri dari :

a. Kawasan Sekitar Danau/Situ/Waduk

Dalam Keppres No 32 tahun 1990 terdapat pasal yang mengatur mengenai pengelolaan kawasan perlindungan setempat. Kriteria kawasan sekitar dananu/situ yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik/danau antara 50 – 100 m dari titik pasang tertinggi kearah darat atau sesuai dengan peraturan yang berlaku.

3 - 92

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Di Kabupaten Bandung, danau yang menjadi kawasan perlindungan setempat ini adalah Waduk Cileunca dan Cipanunjang terdapat di Kecamatan Pangalengan, Danau Ciharus dan Pangkalan yang terdapat di Kecamatan Ibun, Danau Patengan dan Waduk Santosa di Kecamatan Rancabali. b. Sempadan Sungai

Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Perlindungan terhadap sempadan sungai dilakukan untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta mengamankan aliran sungai.

Tujuan ditetapkan kawasan sempadan sungai adalah melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat menggangu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai, serta mengamankan aliran sungai.

Kriteria kawasan sempadan sungai adalah sekurang-kurangnya (atau sesuai peraturan yang berlaku) :

• 100 meter kiri – kanan sungai besar dan 50 meter di kiri – kanan anak sungai yang berada di luar permukiman,

• 50 kiri – kanan sungai besar dan 25 meter kiri kanan anak sungai bila berada di area permukiman.

Sesuai Keppres No 32 Tahun 1990, pada sepanjang sungai – sungai tersebut perlu ditetapkan sebagai kawasan sempadan sungai di wilayah permukiman berupa daerah sepanjang sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi.

Sungai-sungai di Kabupaten Bandung 172 sungai, dengan sungai utama adalah Sungai Citarum, Sungai Cimahi, Cibeureum dan Cikapundung, Sungai Citarik atau Cikeruh, Sungai Citarum Hulu, Cikarial, Cisangkuy dan Ciwidey; yang melewati Kecamatan : Majalaya, Solokan Jeruk, Ciparay, Bojongsoang, Dayeuhkolot, Margahayu, Pameungpeuk, Cangkuang, Katapang, Soreang, Margahayu. c. Kawasan Sekitar Mata Air

Kawasan sekitar mata air adalah kawasan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata air. Perlindungan terhadap kawasan sekitar mata air dilakukan untuk melindungi mata air dari kegiatan budidaya yang dapat merusak kualitas air dan kondisi fisik dengan jari-jari 200 meter di sekitar mata air.

3 - 93

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Daerah-daerah mata air di Kabupaten Bandung terletak di 32 kecamatan, yang cukup banyak dijumpai di sekitar perbukitan utara, timur dan selatan. Daerah yang tidak dijumpai sumber mata air adalah daerah dataran, meliputi Kecamatan Bojongsoang, Margahayu dan Rancaekek.

d. Kawasan Hutan Suaka Alam

Berdasarkan kriteria pada Tabel 3.3, kawasan suaka alam yang terdapat di Kabupaten Bandung adalah Cagar Alam 10.467,29 Ha. Cagar Alam terletak di Kecamatan Pangalengan, Pasirjambu, dan Rancabali. Sedangkan Taman Wisata Alam terletak di Pangalengan, Cimaung, Pasirjambu, dan Rancabali.

3. Kawasan Pelestarian Alam

Kawasan pelestarian alam yang terdapat di wilayah Kabupaten Bandung terdapat seluas 740,54 Ha, antara lain adalah Taman Hutan Raya di Kecamatan Lembang dan Cimenyan, juga terdapat di Kecamatan Padalarang, Batujajar dan Rancabali. Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam yang didalamnya terdapat jenis-jenis tumbuhan, satwa atau ekosistem yang khas, yang dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, pariwisata dan rekreasi. Perlindungan terhadap taman hutan raya dilakukan untuk menjamin berlangsungnya fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, untuk pengembangan pendidikan, rekreasi dan pariwisata, serta peningkatan kualitas lingkungan sekitarnya dan perlindungan dari pencemaran.

4. Kawasan Rawan Bencana Alam

Kawasan rawan bencana longsor secara umum menyebar di bagian utara dan selatan Kabupaten Bandung, yaitu terdapat di Kecamatan Rancabali, Pasirjambu, Pangalengan, Kertasari, Cicalengka, Nagreg. Kawasan bencana banjir terletak di Kecamatan Bojongsoang, Baleendah, Pameungpeuk, Solokanjeruk, Majalaya, Cicalengka.

3.1.3 Arahan Pengembangan Wilayah Strategis

Kawasan ini pada dasarnya merupakan kawasan yang berdasarkan analisis daya dukung mempunyai keterbatasan untuk dikembangkan karena adanya faktor-faktor limitasi yang menjadi kriteria (lereng, jenis tanah, curah hujan, ketinggian; serta zona bahaya gunung api, zona kerentanan gerakan tanah, dan zona konservasi air potensial sangat tinggi). Kawasan lindung di Kabupaten Bandung meliputi :

1. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya

Pengembangan kawasan ini diarahkan pada fungsi perlindungan wilayah atau yang memiliki keterkaitan kuat dengan fungsi hidrologis. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya di Kabupaten Bandung terdiri dari :

3 - 94

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

a. Kawasan Hutan Lindung

Kawasan hutan lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta memelihara kesuburan tanah. Perlindungan terhadap kawasan hutan lindung dilakukan untuk memelihara dan mempertahankan kawasan hutan lindung sebagai hutan dengan tutupan vegetasi. Kawasan hutan diharapkan dapat menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah, dan air permukaan.

Berdasarkan kriteria pada Tabel 5.3, kawasan hutan lindung di Kabupaten Bandung meliputi lahan seluas 40.785,39 Ha (13,28), yang tersebar di bagian selatan dan utara Kabupaten Bandung, yaitu : Kecamatan Cileunyi, Cilengkrang, Cimenyan, Ciwidey, Rancabali, Pasirjambu, Pangalengan, Kertasari, Banjaran, Arjasari, Pacet, Ibun, Paseh, Cimaung.

b. Kawasan Resapan Air

Kawasan resapan air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi yang berguna sebagai sumber air.

Perlindungan terhadap kawasan resapan air dilakukan untuk memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah tertentu untuk keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir, baik untuk kawasan bawahannya maupun kawasan yang bersangkutan. Kawasan ini dapat berupa kawasan budidaya hutan, perkebunan dan pertanian lahan kering. Pembangunan dapat dilakukan melalui disintensif antara lain tidak membangun infrastuktur pada kawasan ini dan pembatasan KDB (Koefisien Dasar Bangunan). Untuk kawasan resapan air yang telah terbangun, upaya pengendalian dilakukan dengan membangun parit resapan, sumur resapan atau danau resapan. Berdasarkan kriteria seperti pada Tabel 5.3, kawasan resapan air di kawasan perencanaan tersebar di Kecamatan Cimenyan dan Cilengkrang.

2. Kawasan perlindungan setempat terdiri atas :

Kawasan lindung yang merupakan kawasan perlindungan setempat terdiri dari :

e. Kawasan Sekitar Danau/Situ/Waduk

Dalam Keppres No 32 tahun 1990 terdapat pasal yang mengatur mengenai pengelolaan kawasan perlindungan setempat. Kriteria kawasan sekitar dananu/situ yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik/danau antara 50 – 100 m dari titik pasang tertinggi kearah darat atau sesuai dengan peraturan yang berlaku.

3 - 95

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Di Kabupaten Bandung, danau yang menjadi kawasan perlindungan setempat ini adalah Waduk Cileunca dan Cipanunjang terdapat di Kecamatan Pangalengan, Danau Ciharus dan Pangkalan yang terdapat di Kecamatan Ibun, Danau Patengan dan Waduk Santosa di Kecamatan Rancabali. f. Sempadan Sungai

Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Perlindungan terhadap sempadan sungai dilakukan untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta mengamankan aliran sungai.

Tujuan ditetapkan kawasan sempadan sungai adalah melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat menggangu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai, serta mengamankan aliran sungai.

Kriteria kawasan sempadan sungai adalah sekurang-kurangnya (atau sesuai peraturan yang berlaku) :

• 100 meter kiri – kanan sungai besar dan 50 meter di kiri – kanan anak sungai yang berada di luar permukiman,

• 50 kiri – kanan sungai besar dan 25 meter kiri kanan anak sungai bila berada di area permukiman.

Sesuai Keppres No 32 Tahun 1990, pada sepanjang sungai – sungai tersebut perlu ditetapkan sebagai kawasan sempadan sungai di wilayah permukiman berupa daerah sepanjang sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi.

Sungai-sungai di Kabupaten Bandung 172 sungai, dengan sungai utama adalah Sungai Citarum, Sungai Cimahi, Cibeureum dan Cikapundung, Sungai Citarik atau Cikeruh, Sungai Citarum Hulu, Cikarial, Cisangkuy dan Ciwidey; yang melewati Kecamatan : Majalaya, Solokan Jeruk, Ciparay, Bojongsoang, Dayeuhkolot, Margahayu, Pameungpeuk, Cangkuang, Katapang, Soreang, Margahayu. g. Kawasan Sekitar Mata Air

Kawasan sekitar mata air adalah kawasan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata air. Perlindungan terhadap kawasan sekitar mata air dilakukan untuk melindungi mata air dari kegiatan budidaya yang dapat merusak kualitas air dan kondisi fisik dengan jari-jari 200 meter di sekitar mata air.

3 - 96

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Daerah-daerah mata air di Kabupaten Bandung terletak di 32 kecamatan, yang cukup banyak dijumpai di sekitar perbukitan utara, timur dan selatan. Daerah yang tidak dijumpai sumber mata air adalah daerah dataran, meliputi Kecamatan Bojongsoang, Margahayu dan Rancaekek.

h. Kawasan Hutan Suaka Alam

Berdasarkan kriteria pada Tabel 3.3, kawasan suaka alam yang terdapat di Kabupaten Bandung adalah Cagar Alam 10.467,29 Ha. Cagar Alam terletak di Kecamatan Pangalengan, Pasirjambu, dan Rancabali. Sedangkan Taman Wisata Alam terletak di Pangalengan, Cimaung, Pasirjambu, dan Rancabali.

3. Kawasan Pelestarian Alam

Kawasan pelestarian alam yang terdapat di wilayah Kabupaten Bandung terdapat seluas 740,54 Ha, antara lain adalah Taman Hutan Raya di Kecamatan Lembang dan Cimenyan, juga terdapat di Kecamatan Padalarang, Batujajar dan Rancabali. Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam yang didalamnya terdapat jenis-jenis tumbuhan, satwa atau ekosistem yang khas, yang dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, pariwisata dan rekreasi. Perlindungan terhadap taman hutan raya dilakukan untuk menjamin berlangsungnya fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, untuk pengembangan pendidikan, rekreasi dan pariwisata, serta peningkatan kualitas lingkungan sekitarnya dan perlindungan dari pencemaran.

4. Kawasan Rawan Bencana Alam

Kawasan rawan bencana longsor secara umum menyebar di bagian utara dan selatan Kabupaten Bandung, yaitu terdapat di Kecamatan Rancabali, Pasirjambu, Pangalengan, Kertasari, Cicalengka, Nagreg. Kawasan bencana banjir terletak di Kecamatan Bojongsoang, Baleendah, Pameungpeuk, Solokanjeruk, Majalaya, Cicalengka.

KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN/KOTA

Kawasan strategis merupakan kawasan prioritas yang membutuhkan pengembangan/penanganan mendesak atau kawasan yang mempunyai potensi pengembangan yang dapat memajukan perekonomian wilayah, atau kawasan yang mempunyai permasalahan yang harus segera ditangan. Dikaitkan dengan fungsi strategis, struktur dan pola ruang , kawasan prioritas yang akan dikembangkan adalah :

3 - 97

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

1. Kawasan Kota Baru Tegalluar

Kawasan Kota Baru Tegalluar merupakan kawasan strategis dengan luas ± 3.500 ha yang terdiri dari pengembangan kawasan pemukiman skala besar, kawasan industri, pengembangan waduk/danau buatan dan kawasan rekreasi.

2. Kawasan Industri Margaasih

Kawasan Industri Margaasih merupakan kawasan strategis dengan luas ± 450 ha untuk pengembangan kawasan industri non-polutif.

3. Kawasan Terpadu Stadion Olah Raga Si Jalak Harupat.

Kawasan Terpadu Stadion Olah Raga Si Jalak Harupat merupakan kawasan strategis dengan luas ± 740 ha yang terdiri dari kawasan inti stadion (sport centre) dengan luas ± 130 ha dan kawasan pendukung dengan luas ± 610 ha terletak di Kecamatan Kutawaringin.

3.2 Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Kawasan ini pada dasarnya merupakan kawasan yang berdasarkan analisis daya dukung mempunyai keterbatasan untuk dikembangkan karena adanya faktor-faktor limitasi yang menjadi kriteria (lereng, jenis tanah, curah hujan, ketinggian; serta zona bahaya gunung api, zona kerentanan gerakan tanah, dan zona konservasi air potensial sangat tinggi). Kawasan lindung di Kabupaten Bandung meliputi :

1. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya

Pengembangan kawasan ini diarahkan pada fungsi perlindungan wilayah atau yang memiliki keterkaitan kuat dengan fungsi hidrologis. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya di Kabupaten Bandung terdiri dari :

a. Kawasan Hutan Lindung

Kawasan hutan lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta memelihara kesuburan tanah. Perlindungan terhadap kawasan hutan lindung dilakukan untuk memelihara dan mempertahankan kawasan hutan lindung sebagai hutan dengan tutupan vegetasi. Kawasan hutan diharapkan dapat menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah, dan air permukaan.

Berdasarkan kriteria pada Tabel 5.3, kawasan hutan lindung di Kabupaten Bandung meliputi lahan seluas 40.785,39 Ha (13,28), yang tersebar di bagian selatan dan utara Kabupaten Bandung, yaitu : Kecamatan Cileunyi, Cilengkrang, Cimenyan, Ciwidey, Rancabali, Pasirjambu, Pangalengan, Kertasari, Banjaran, Arjasari, Pacet, Ibun, Paseh, Cimaung.

3 - 98

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

b. Kawasan Resapan Air

Kawasan resapan air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi yang berguna sebagai sumber air.

Perlindungan terhadap kawasan resapan air dilakukan untuk memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah tertentu untuk keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir, baik untuk kawasan bawahannya maupun kawasan yang bersangkutan. Kawasan ini dapat berupa kawasan budidaya hutan, perkebunan dan pertanian lahan kering. Pembangunan dapat dilakukan melalui disintensif antara lain tidak membangun infrastuktur pada kawasan ini dan pembatasan KDB (Koefisien Dasar Bangunan). Untuk kawasan resapan air yang telah terbangun, upaya pengendalian dilakukan dengan membangun parit resapan, sumur resapan atau danau resapan. Berdasarkan kriteria seperti pada Tabel 5.3, kawasan resapan air di kawasan perencanaan tersebar di Kecamatan Cimenyan dan Cilengkrang.

2. Kawasan perlindungan setempat terdiri atas :

Kawasan lindung yang merupakan kawasan perlindungan setempat terdiri dari :

i. Kawasan Sekitar Danau/Situ/Waduk

Dalam Keppres No 32 tahun 1990 terdapat pasal yang mengatur mengenai pengelolaan kawasan perlindungan setempat. Kriteria kawasan sekitar dananu/situ yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik/danau antara 50 – 100 m dari titik pasang tertinggi kearah darat atau sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Di Kabupaten Bandung, danau yang menjadi kawasan perlindungan setempat ini adalah Waduk Cileunca dan Cipanunjang terdapat di Kecamatan Pangalengan, Danau Ciharus dan Pangkalan yang terdapat di Kecamatan Ibun, Danau Patengan dan Waduk Santosa di Kecamatan Rancabali.

j. Sempadan Sungai

Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Perlindungan terhadap sempadan sungai dilakukan untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta mengamankan aliran sungai.

3 - 99

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Tujuan ditetapkan kawasan sempadan sungai adalah melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat menggangu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai, serta mengamankan aliran sungai.

Kriteria kawasan sempadan sungai adalah sekurang-kurangnya (atau sesuai peraturan yang berlaku) :

• 100 meter kiri – kanan sungai besar dan 50 meter di kiri – kanan anak sungai yang berada di luar permukiman,

• 50 kiri – kanan sungai besar dan 25 meter kiri kanan anak sungai bila berada di area permukiman.

Sesuai Keppres No 32 Tahun 1990, pada sepanjang sungai – sungai tersebut perlu ditetapkan sebagai kawasan sempadan sungai di wilayah permukiman berupa daerah sepanjang sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi.

Sungai-sungai di Kabupaten Bandung 172 sungai, dengan sungai utama adalah Sungai Citarum, Sungai Cimahi, Cibeureum dan Cikapundung, Sungai Citarik atau Cikeruh, Sungai Citarum Hulu, Cikarial, Cisangkuy dan Ciwidey; yang melewati Kecamatan : Majalaya, Solokan Jeruk, Ciparay, Bojongsoang, Dayeuhkolot, Margahayu, Pameungpeuk, Cangkuang, Katapang, Soreang, Margahayu. k. Kawasan Sekitar Mata Air

Kawasan sekitar mata air adalah kawasan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata air. Perlindungan terhadap kawasan sekitar mata air dilakukan untuk melindungi mata air dari kegiatan budidaya yang dapat merusak kualitas air dan kondisi fisik dengan jari-jari 200 meter di sekitar mata air.

Daerah-daerah mata air di Kabupaten Bandung terletak di 32 kecamatan, yang cukup banyak dijumpai di sekitar perbukitan utara, timur dan selatan. Daerah yang tidak dijumpai sumber mata air adalah daerah dataran, meliputi Kecamatan Bojongsoang, Margahayu dan Rancaekek. l. Kawasan Hutan Suaka Alam

Berdasarkan kriteria pada Tabel 3.3, kawasan suaka alam yang terdapat di Kabupaten Bandung adalah Cagar Alam 10.467,29 Ha. Cagar Alam terletak di Kecamatan Pangalengan, Pasirjambu, dan Rancabali. Sedangkan Taman Wisata Alam terletak di Pangalengan, Cimaung, Pasirjambu, dan Rancabali.

3 - 100

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

3. Kawasan Pelestarian Alam

Kawasan pelestarian alam yang terdapat di wilayah Kabupaten Bandung terdapat seluas 740,54 Ha, antara lain adalah Taman Hutan Raya di Kecamatan Lembang dan Cimenyan, juga terdapat di Kecamatan Padalarang, Batujajar dan Rancabali. Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam yang didalamnya terdapat jenis-jenis tumbuhan, satwa atau ekosistem yang khas, yang dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, pariwisata dan rekreasi. Perlindungan terhadap taman hutan raya dilakukan untuk menjamin berlangsungnya fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, untuk pengembangan pendidikan, rekreasi dan pariwisata, serta peningkatan kualitas lingkungan sekitarnya dan perlindungan dari pencemaran.

4. Kawasan Rawan Bencana Alam

Kawasan rawan bencana longsor secara umum menyebar di bagian utara dan selatan Kabupaten Bandung, yaitu terdapat di Kecamatan Rancabali, Pasirjambu, Pangalengan, Kertasari, Cicalengka, Nagreg. Kawasan bencana banjir terletak di Kecamatan Bojongsoang, Baleendah, Pameungpeuk, Solokanjeruk, Majalaya, Cicalengka.

KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN/KOTA

Kawasan strategis merupakan kawasan prioritas yang membutuhkan pengembangan/penanganan mendesak atau kawasan yang mempunyai potensi pengembangan yang dapat memajukan perekonomian wilayah, atau kawasan yang mempunyai permasalahan yang harus segera ditangan. Dikaitkan dengan fungsi strategis, struktur dan pola ruang , kawasan prioritas yang akan dikembangkan adalah :

1. Kawasan Kota Baru Tegalluar

Kawasan Kota Baru Tegalluar merupakan kawasan strategis dengan luas ± 3.500 ha yang terdiri dari pengembangan kawasan pemukiman skala besar, kawasan industri, pengembangan waduk/danau buatan dan kawasan rekreasi.

2. Kawasan Industri Margaasih

Kawasan Industri Margaasih merupakan kawasan strategis dengan luas ± 450 ha untuk pengembangan kawasan industri non-polutif.

3. Kawasan Terpadu Stadion Olah Raga Si Jalak Harupat.

Kawasan Terpadu Stadion Olah Raga Si Jalak Harupat merupakan kawasan strategis dengan luas ± 740 ha yang terdiri dari kawasan inti stadion (sport

3 - 101

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

centre) dengan luas ± 130 ha dan kawasan pendukung dengan luas ± 610 ha terletak di Kecamatan Kutawaringin.

3.2.1 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

A. Visi dan Misi Pembangunan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Tahun 2010 - 2015 merupakan bagian dari rencana pembangunan jangka panjang daerah pada tahap kedua 2011-2015 Kabupaten Bandung Tahun 2005 – 2025. Pada tahap ini perlu perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan yang belum terselesaikan, namun juga untuk mengantisipasi perubahan yang muncul di masa yang akan datang.

Visi pembangunan Kabupaten Bandung berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) tahun 2011 – 2015 adalah:

“Terwujudnya Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Pemantapan Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan”.

Sedangkan Misi Pembangunan Kabupaten Bandung berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2011 - 2015 dalam rangka mewujudkan Visi tersebut, adalah:

1. Meningkatkan profesionalisme birokrasi

2. Meningkatkan kualitas SDM (pendidikan dan kesehatan) yang berlandaskan Iman dan takwa serta melestarikan budaya sunda

3. Memantapkan pembangunan perdesaan

4. Meningkatkan keamanan dan ketertiban wilayah

5. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan keterpaduan tata ruang wilayah

6. Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing

7. Memulihkan keseimbangan lingkungan dan menerapkan pembangunan berkelanjutan

B. Arah Kabijakan Pembangunan

Untuk mencapai tingkat kemajuan dan kesejahteraan yang diinginkan, maka arah

3 - 102

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022 pembangunan jangka menengah Kabupaten Bandung hingga tahun empat (4) mendatang adalah sebagai berikut:

1. Menciptakan kondisi keamanan, ketertiban dilingkungan masyarakat

2. Meningkatkan kerjasama dengan aparat keamanan lain dalam upaya penciptaan situasi kamtibmas yang lebih baik dan kondusif

3. Mewujudkan penguatan kelembagaan linmas yang lebih profesional terutama dalam pencegahan terjadinya gangguan kamtibmas

4. Meningkatkan rasa kesetiakawanan sosial dan kepedulian dalam kehidupan masyarakat

5. Menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial, gotong royong dan kepedulian dalam kehidupan masyarakat

6. Menerapkan sangsi yang tegas terhadap para pelanggar perda, melalui penguatan jajaran aparat Satuan Polisi Pamong Praja bekerjasama dengan aparat penegak hukum demi mendukung tegaknya Perda

7. Meningkatkan keterlibatan masyarakat terhadap keamanan dan ketertiban lingkungan sekitarnya

8. Meningkatkan Keterlibatan masyarakat dalam penegakan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dengan melibatkan masyarakat melalui ruang–ruang publik

9. Menciptakan kondisi kehidupan polotik yang demokratis

10. Meningkatkan sistem pelayanan publik/perijinan ke arah sistem pelayanan yang lebih sederhana, transparan, dan lebih memiliki kepastian waktu dan biaya

11. Mewujudkan pengembangan outlet-outlet pelayanan publik yang terjangkau seluruh lapisan masyarakat

12. Membentuk sistem organisasi dan tata kerja yang efektif dan efisien

13. Mendorong terbentuknya jabatan fungsional sesuai kompetensinya

14. Meningkatkan kualitas para aparat pemerintahan; Mewujudkan sistem karir berbasis kompetensi dan kinerja

15. Meningkatkan disiplin pegawai; Meningkatkan pelaksanaan sisdur reward & punishment pegawa

16. Mempermudah akses masyarakat untuk terlibat dalam proses pembangunan; Menerapkan regulasi agar tidak terjadi penambahan luas lahan dan kritis

3 - 103

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

17. Meningkatkan penanganan lahan kritis di beberapa wilayah yang mengalami kondisi rawan bencana

18. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lahan kritis

19. Mengelola sumber daya alam dan lingkungan yang serasi, seimbang menuju pembangunan berkelanjutan dan mitigasi bencana

20. Membentuk Badan penanggulangan bencana daerah

21. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pengelolaan lingkungan

22. Meningkatkan sistem informasi dan sumber daya lingkungan

23. Optimalisasi penggunaan teknologi ramah lingkungan

24. Menguatkan kelembagaan pengelola sumber daya alam dan lingkugan hidup, terutama pengelola sumber daya air dan kawasan lindung

25. Menguatkan sistem penegakan hukum dan pemerintahan yang baik secara adil dan konsistensi

26. Menguatkan sistem penegakan hukum dan pemerintahan yang baik (terkait pengelolaan lingkungan hidup) secara adil dan konsistensi

27. Meningkatkan daya dukung lingkungan serta pengendalian tingkat kerusakan dan pencemaran lingkungan

28. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup;

29. Mengurangi kerusakan hutan dan lahan kritis

30. Mencanangkan usaha ekonomi produktif (pertanian dan perkebunan) dalam upaya stabilitas kualitas lingkungan hutan dan lahan

31. Meningkatkan supaya penegakkan hukum di bidang pertambangan mineral dan air tanah

32. Meningkatkan kapasitas SDM pengelola bidang pertambangan; Optimalisasi potensi di bidang pertambangan mineral dan air tanah

33. Meningkatkan upaya konservasi lingkungan

34. Optimalisasi potensi di bidang kegeologian

35. Meningkatkan potensi dan penangganan kebencanaan geologi

36. Meningkatkan pemanfaatan energi: panas bumi, mikrohidro, biogas, surya, dan

3 - 104

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

bahan bakar nabati

37. Meningkatkan ketersediaan data spasial

38. Sosialisasi pemanfaatan dan pengendalian ruang

39. Meningkatkan kuantitas dan kualitas dokumen perencanaan

40. Mengoptimalkan pemanfaatan ruang; Melaksanakan pengendalian pemanfaatan ruang secara konsisten dan terpadu

41. Meningkatkan kualitas dan pemanfaatan tataruang Disesuaikan dengan potensi dan karakteristik wilayahnya

42. Menumbuhkan kesadaran masyarakat, pengawasan, pengendalian dan penegakan hukum terhadap pengelolaan lingkungan

43. Penerapan Teknologi tepat guna untuk pengolahan sampah dan limbah

44. Rintisan pembentukan lembaga pengelolaan sampah dan limbah

45. Peningkatan sarana prasarana penunjang untuk mewujudkan kebersihan lingkungan

46. Mewujudkan wajar dikdas 9 Tahun

47. Meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini; Mencanangkan wajar dikdas 12 Tahun

48. Mengembangkan SMK berbasis life skill sesuai kebutuhan pasar; Mengembangkan sekolah berbasis internasional

49. Meningkatkan beasiswa bagi siswa/siswi berprestasi

50. Melibatkan peran pihak swasta dalam bidang pendidikan

51. Optimalisasi Implementasi dari Perda dan Perbup Dinnyah

52. Meningkatkan kesempatan pendidikan bagi masyarakat miskin

53. Memperkenalkan bahasa dan budaya Sunda serta kearifan lokal sejak Sekolah Dasar

54. Melaksanakan pendataan dan pengelolaan peninggalan budaya local

55. Meningkatkan penanaman toleransi dan sikap saling menghargai antar umat beragama sejak di Sekolah Dasar

56. Meningkatkan rasa cinta terhadap seni dan budaya tradisional Sunda semenjak

3 - 105

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

usia sekolah

57. Mencanangkan musyawarah pada tingkat desa untuk menciptakan kerukunan antar umat beragama

58. Memperkenalkan bahasa dan budaya Sunda dan budaya religius serta kearifan lokal sejak Sekolah Dasar

59. Peningkatan sarana dan prasarana untuk meningkatkan kualitas iman dan taqwa

60. Membuat Rintisan Islamik Center sebagai salah pusat pengembangan budaya religius islami

61. Mewujudkan masyarakat yang mampu membaca dan menulis

62. Menanamkan Program Gemar Membaca Bagi anak usia sekolah

63. Meningkatkan kualitas guru sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

64. Meningkatkan ketertarikan siswa/I SMP/MTs untuk melanjutkan sekolah ke SMK yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja

65. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya budaya hidup sehat; Meningkatkan penyuluhan/sosialisasi tentang lingkungan dan budaya hidup yang sehat kepada masyarakat

66. Meningkatkan penyuluhan tentang gizi dan program imunisasi kepada bayi yang baru lahir; Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan pelayanan kesehatan hingga menjangkau desa-desa

67. Menyediakan fasilitas pendukung bagi tenaga medis di daerah

68. Mewujudkan sarana prasarana sebagai daya dukung kesehatan

69. Rintisan penyelenggaraan even olahraga prestasi

70. Meningkatkan Kualitas dan kuantitas atlet berprestasi

71. Menyediakan fasilitas sarana untuk olahraga masyarakat umum

72. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan

73. Terciptanya tranpsransi dalam proses pembangunan

74. Meningkatkan kualitas dan kuantitas jalan dan jembatan

75. Meningkatnya bangunan turap/talud/bronjong secara bertahap pada daerah rawan longsor dan bencana

3 - 106

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

76. Meningkatkan sistem jaringan drainase secara bertahap pada daerah rawan banjirdan mengurangi daerah genangan air pada kawasan perkotaan dan pemukiman

77. Meningkatkan kualitas dan kuantitas prasarana dan fasilitas perhubungan (penerangan jalan umum)

78. Meningkatkan pelayanan infrastruktur transportasi yang ada untuk mendukung tumbuhnya pusat-pusat pertumbuhan

79. Percepatan terhadap pembangunan di daerah tertinggal

80. Percepatan terhadap pembangunan kawasan strategis

81. Mengelompokkan dan mengembangkan kawasan menjadi kawasan jasa perdagangan, UMKM dan industri kreatif

82. Menyiapkan infrastruktur, berupa jalan, pusat perdagangan dan fasilitas pendukung kegiatan jasa perdagangan

83. Menetapkan AMDAL bagi kawasan yang akan dikembangkan menjadi UMKM, industri kreatif serta pusat perdagangan

84. Meningkatkan kondisi iklim investasi yang menarik dan memudahkan bagi investor baik dalam maupun luar negeri

85. Menumbuhkembangkan sistem manajemen terpadu antar komoditas pertanian, perkebunan, peternakan, Perikanan dan wilayah sentra produksi

86. Mengelola dan melaksanakan intensifikasi lahan pertanian, perkebunan, peternakan, Perikanan

87. Mendorong masyarakat untuk terlibat pada sektor pertanian dan industri pengolahan hasil pertanian yang ramah lingkungan

88. Meningkatkan pengetahuan sikap dan keterampilan petani dalam rangka peningkatan kualitas hasil pertanian, perkebunan, peternakan, Perikanan

89. Meningkatkan infrastruktur dan fasilitas pendukung kegiatan pertanian, perkebunan, peternakan, Perikanan dan industri pengolahan

90. Mewujudkan program 'one village one product' dalam rangka mendukung kegiatan promosi hasil pertanian, perkebunan, peternakan, Perikanan dan hasil industri pengolahan

91. Mencanangkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media pengembangan agribisnis kepewilayahan

3 - 107

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

92. Memfasilitasi kebutuhan pangan pokok bagi rumah tangga miskin

93. Pengembangan Desa Mandiri Pangan; Peningkatan kewaspadaan pangan dan gizi

94. Meningkatkan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Gizi

95. Meningkatkan mutu dan Keamanan Pangan Daerah

96. Pengembangan sistem distribusi pangan yang efektif

97. Pengembangan kegiatan pariwisata dan Meningkatkan ketersediaan fasilitas pendukung pariwisata

98. Meningkatkan investasi usaha pariwisata dan Meningkatkan jumlah dan lama kunjungan wisata

99. Meningkatkan jumlah dan keragaman daerah tujuan wisata dan merintis regulasi pariwisata

100. Mendorong terciptanya hubungan yang baik dan saling percaya antara pemerintah dan masyarakat terhadap investor, serta antara investor terhadap pemerintah dan masyarakat

101. Menerapkan sistem insentif bagi para investor yang hendak berinvestasi di Kabupaten Bandung

102. Memeratakan informasi dan kemudahan akses mencari investor dan mencari sektor yang potensial berkembang serta membutuhkan investasi

103. Pengembangan kegiatan pariwisata

104. Meningkatkan jumlah sentra industri manufaktur

105. Meningkatkan pemeliharaan yang mendukung pengembangan pusat-pusat perdagangan produk local

106. Mempermudah akses pembentukan lembaga ekonomi produktif

107. Meningkatkan fungsi pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap lembaga ekonomi produktif

108. Meningkatkan jumlah lembaga ekonomi produktif

3.2.2 Arahan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung

Aturan mengenai bangunan gedung di Kabupaten Bandung tercantum dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 16 Tahun 2009 tentang Tata Bangunan

3 - 108

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022 dan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 16 Tahun 2009 tentang Tata Bangunan. Fungsi bangunan gedung terdiri dari lima fungsi, meliputi: a. Fungsi hunian, merupakan bangunan gedung dengan fungsi utama sebagai tempat manusia tinggal yang berupa tempat tinggal tunggal, rumah tinggal deret, rumah tinggal susun, dan rumah tinggal sementara; b. Fungsi usaha, merupakan bangunan gedung dengan fungsi utama sebagai tempat manusia melakukan kegiatan usaha yang terdiri dari bangunan gedung perkantoran, perdagangan, industri, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal, dan bangunan gedung tempat penyimpanan c. Fungsi sosial dan budaya, merupakan bangunan gedung dengan fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan sosial budaya yang terdiri dari bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan, dan bangunan gedung pelayanan umum d. Fungsi keagamaan, merupakan bangunan gedung dengan fungsi utama sebagai tempat melakukan ibadah yang meliputi bangunan mesjid termasuk moshola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng e. Fungsi khusus, merupakan bangunan gedung dengan fungsi utama yang mempunyai tingkat kerahasiaan tinggi tingkat nasional, atau tingkat risiko bahaya tinggi dan/atau yang penyelenggaraannya dapat membahayakan masyarakat sekitar.

Penyelenggaraan bangunan gedung harus terdiri dari tahap perizinan, pembangunan, dan pengawasan. Izin mendirikan bangunan diperlukan baik untuk mendirikan bangunan gedung, mengubah fungsi bangunan, maupun mengubah bangunan. Perizinan dilakukan dengan mengikuti prosedur dan persyaratan perizinan yang berlaku. Untuk kegiatan-kegiatan tertentu, seperti fasilitas

TNI/POLRI dan Pemerintah yang bersifat rahasia, bangunan darurat, bangunan jalan dan bangunan air, tidak memerlukan perizinan. Atas izin yang diajukan, pemohon harus membayarkan retribusi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Selanjutnya tahap pembangunan dilakukan dengan kriteria dan persyaratan dengan disertai berbagai instalasi dan perlengkapan bangunan. Agar pemegang izin memenuhi syarat menyelenggarakan tata bangunan, peruntukan lahan, dan standar persyaratan teknis sesuai dengan peraturan yang berlaku, maka diperlukan pengawasan saat pembangunan dan pasca-pembangunan oleh dinas yang berwenang. Selain itu pengawasan juga diperlukan untuk mencegah terjadinya kerugian, bahaya dan/atau gangguan terhadap masyarakat dan lingkungan.

Dalam penyelenggaraan bangunan gedung, masyarakat dapat berkontribusi dengan cara berpartisipasi dalam proses pengambilan kebijakan penyelenggaraan Tata Bangunan di Kabupaten Bandung; memberikan masukan terhadap penyusunan dan/atau penyempurnaan peraturan, pedoman, dan standar teknis di bidang bangunan; menyampaikan pendapat dan pertimbangan kepada instansi yang

3 - 109

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022 berwenang terhadap penyusunan RTBL, rencana teknis bangunan gedung tertentu dan/atau kegiatan penyelenggaraan yang menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan; dan memantau dan menjaga ketertiban baik dalam kegiatan pembangunan, pemanfaatan, pelestarian, maupun kegiatan pembongkaran bangunan gedung.

3.2.3 Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum

A. Rencana Sistem Pelayanan

Rencana sistem pelayanan air minum Kabupaten Bandung terdiri dari 2 (dua) zona, diantaranya:

1. Zona/kawasan Soreang - Banjaran

Akan dilayani IPA Desa Sukamaju dengan kapasitas 200 liter/detik yang memanfaatkan air baku Situ Cileunca, Panunjang,

2. Zona/kawasan Ciaparay

Sumber air baku berasal dari Sungai Citarum Hulu menggunakan intake bending. Kemudian dialirkan menuju bak pengumpul dan 2 (dua) bak pelepas tekan. Ada rencana untuk membangun prasedimentasi sebelum dialirkan ke bak pelepas tekan. Setelah itu dilanjutkan ke 2 (dua) IPA. IPA pertama memiliki kapasitas 200l/det yang akan melayani daerah cabang Ciparay dan Majalaya. Sementara bangunan IPA kedua masih dalam rencana IKK, digunakan untuk melayani daerah pelayanan Dayeuhkolot dengan kapasitas 50l/det

B. Rencana Pengembangan SPAM

Rencana pengembangan air minum Kabupaten Bandung sampai dengan tahun 2015 adalah sebagai berikut:

1. Pembangunan IPA dengan kapasitas 1 x 350 l/det dengan sumber air baku berasal dari Intake PLTA Cikalong sebesar 350 l/det guna memenuhi kebutuhan hingga tahun 2015

2. Penyediaan Intake, dimana unit ini direncanakan untuk menurunkan kekeruhan yang tinggi dalam air baku

3. Sarana dan Prasarana dalam IPA yang meliputi :

a. Glokulasi untuk menghilangkan/menurunkan warna dan kekeruhan yang ada dalam air

3 - 110

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

b. Sedimentasi unit ini direncanakan untuk menunjang fungsi dari unit sebelumnya (flokulator) yaitu menghilangkan/mengendapkan flok-flok yang terjadi dari unit flokulator

c. Filtrasi, unit ini direncanakan untuk menghilangkan beberapa flok yang masih lolos dari unit sedimentasi

d. Klorinasi, unit ini direncanakan untuk menghilangkan bakteri dan organisme lain yang membahayakan kesehatan

e. Bangunan penunjang seperti Kantor, Gudang dll.

C. Rencana Penurunan Kebocoran

Pelayanan air minum Kabupatn Bandung sampai dengan tahun 2011 mencapai 73,43%. Palayanan air minum ini mengalami kebocoran teknis pada sistem distribusi sebesar 38,12. Untuk menurunkan tingkat kebocoran tersebut dilakukan strategi-strategi sebagai berikut:

1. Pembangunan sistem baru untuk melayani daerah yang belum terlayani

2. Peningkatan kapasitas produksi PDAM dan menurunkan kehilangan air

3. Perbaikan, pemeliharaan dan rehabilitasi terhadap kapasitas sistem transmisi dan ditribusi.

3.2.4 Arahan Masterplan Persampahan Kabupaten Bandung

A. Visi Dan Misi Pengelolaan Sampah

Diselaraskan dengan Visi Nasional Pengelolaan Sampah maka Visi Kabupaten Bandung dalam Pengelolaan Sampah adalah :

“Masyarakat Mandiri Lingkungan Bersih Dari Sampah”

Visi di atas merupakan suatu keadaan yang ingin dicapai di masa depan bahwa kebersihan lingkungan terwujud bukan saja atas kekuatan Pemerintah semata, tetapi juga diperlukan adanya partisipasi warga di seluruh Kabupaten. Visi ini secara bertahap diwujudkan melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara sinergis antar pemangku kepentingan yang secara langsung maupun tidak dalam pengelolaan persampahan.

Misi yang dikembangkan oleh Dinas Kebersihan dalam tugasnya mengelola kebersihan Kota Kabupaten Bandung adalah :

3 - 111

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia / SDM di bidang pengelolaan kebersihan 2. Meningkatkan sistem pelayanan persampahan 3. Mengembangkan infrastruktur TPSA yang memadai 4. Mengembangkan sistem pengelolaan dan pemanfaatan sampah

B. Tujuan dan Sasaran Pengelolaan Sampah Kabupaten Bandung

Tujuan pembangunan pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung yaitu :

1. Perkuatan Lembaga Formal Pengelola Sampah, agar menjadi lembaga yang handal dalam menjalankan kewenangannya dan mampu bermitra dengan kelompok informal dan atau masyarakat lainnya yang ingin berperan aktif dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung

2. Perluasan jangkauan pelayanan di wilayah perkotaan dan perdesaan dengan desentrasilasi pengelolaan di tingkat Kecamatan melalui implementasi 3R dan penerapan Sistem Pengelolaan Berbasis Masyarakat

3. Kemitraan antara Pemerintah, Masyarakat dan Swasta untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sampah

4. Pengembangan Pendidikan Masyarakat dengan penguatan strategi komunikasi, guna pemaparan pengetahuan untuk mencapai perubahan sikap, persepsi dan keterampilan masyarakat di seluruh Kabupaten Bandung. b. Strategi Pengelolaan Persampahan Kabupaten Bandung

1. Strategi Peningkatan Teknis Pengelolaan a. Untuk mencapai efektifitas kerja yang tinggi, operasi pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung, ditetapkan hal-hal berikut :

b. Tanggung jawab pengelolaan kebersihan oleh Dinas Kebersihan dalam 20 tahun mendatang adalah seluruh wilayah Kabupaten Bandung, melingkupi 30 Kecamatan. Adapun beban operasional dengan konsep pelayanan teknis adalah wilayah perkotaan yang mencapai 32% penduduk, selebihnya 68% adalah di wilayah perdesaan, yang merupakan beban pengelolaan dengan konsep pengembangan sistem berbasis masyarakat.

c. Wilayah pelayanan terbagi menjadi 3 wilayah operasional. Penguatan manajemen operasional masing-masing wilayah dalam hal ini menjadi prioritas pengembangan program kelembagaan

3 - 112

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

d. Penerapan konsep 3R di setiap tahapan operasi pengelolaan akan menjadi pertimbangan utama dalam rencana pengembangan sarana dan prasarana

e. Pemilahan sebagai konsep awal pola 3R, akan dilakukan sejak di sumbernya, dengan prioritas dalam pelaksanaannya. f. Operasi pengumpulan sampah dari sumber ke TPS , sesuai dengan Perda yang ada tetap menjadi tanggung jawab masyarakat dibawah koordinasi RT/RW setempat.

g. TPS akan dikembangkan untuk melayani maksimal 1 Kelurahan atau 5000 penduduk. TPS tingkat kelurahan ini difungsikan sebagai tempat pengomposan dan pengumpulan sementara sampah anorganik serta B3 Rumah Tangga, dengan operasi pengelolaan Komunal Tidak Langsung. Sampah anorganik di bawa ke TPS tingkat Kecamatan.

h. Sampah anorganik dari TPS Kelurahan akan dibawa ke TPS Kecamatan, untuk ditangani lebih lanjut, yaitu dengan pengembangan kegiatan pengepulan dan daur ulang plastik di tahun-tahun mendatang. Di TPST Kecamatan ini pula sampah residu dikumpulkan untuk diangkut ke TPA Kota.

i. Di TPA residu sampah, dalam jangka pendek yaitu hingga tahun 2015, akan ditimbun. Selanjutnya dalam jangka panjang akan dikembangkan pengolahan residu sampah menjadi pellet bahan bakar, sebagai penerapan konsep Waste to Energy.

2. Strategi Peningkatan Kelembagaan

a. Berdasarkan analisis kendala dan peluang yang ada di dalam subsistem organisasi kelembagaan maka diperlukan strategi berikut :

b. Meningkatkan status dan kapasitas lembaga pengelola kebersihan, dimana saat ini ada di bawah Bidang Kebersihan dan UPTD Pengangkutan sampah pada Dinas Perumahan, Tata Ruang dan Permukiman, perlu pengkajian ulang untuk kembali menjadi Dinas tersendiri, mengingat semakin tingginya beban pengelolaan sampah di Kab. Bandung.

c. Menginisiasi terbentuknya sub sistem kelembagaan yang dapat menjalankan fungsi sesuai perannya masing-masing. Hal ini menyangkut peningkatan peran lembaga formal maupun non formal yang telah ada, dan juga pengembangan lembaga lain yang dibutuhkan kehadirannya. Kehadiran lembaga lain dilakukan dengan pola pendekatan bottom-up, dimana kehadiran lembaga tersebut merupakan kebutuhan dan merupakan inisiatif warga bukan bentukan pemerintah. Kehadiran lembaga eksternal ini tidak saja menyangkut aspek

3 - 113

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

teknik operasional tetapi diharapkan juga untuk mendukung penegakan hukum di dalam sistem.

d. Meningkatkan kinerja lembaga pengelola persampahan, salah satunya dengan meingkatkan kualitas SDM Lembaga Pengelola Kebersihan.

e. Melakukan pemisahan fungsi /unit regulator dan operator f. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi antar stakeholder lokal maupun regional, dan juga membangun kemitraan yang harmonis dengan masyarakat dalam upaya membangun sistem pengelolaan berbasis masyarakat.

3. Strategi Peningkatan Hukum

a. Strategi bidang hukum dan peraturan difokuskan untuk menunjang terlaksananya strategi pada keempat aspek lainnya. Strategi ini menyangkut :

b. Penataan kembali perangkat hukum dan peraturan disesuaikan dengan rencana jangka pendek, menengah dan panjang

c. Penegakan dan penaatan hukum/peraturan, dengan terbentuknya masyarakat yang peka terhadap aturan/hukum.

d. Membangun tatanan hukum di masyarakat bersamaan dengan pengembangan sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat

4. Strategi Peningkatan Pembiayaan

a. Penguatan unit penagihan dalam struktur organisasi lembaga Dinas Kebersihan, dengan mengembangkan mekanisme penagihan retribusi yang disepakati oleh seluruh pihak berkaitan

b. Pengalokasian anggaran secara proporsional per unit kegiatan

5. Strategi Peningkatan Peran Serta Masyarakat

a. Menyebar luaskan pemahaman tentang pengelolaan persampahan kepada masyarakat umum

b. Mengembangkan pendidikan masyarakat tentang pengelolaan sampah sejak usia dini

c. Mengembangkan pola pembelajaran kepada masyarakat yang terintegrasi dalam pengembangan sistem pengelolaan berbasis masyarakat.

3 - 114

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

d. Mengembangkan pola-pola insentif dan iklim kondusif bagi dunia usaha/swasta.

3.2.5 Arahan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

A. Tujuan Bidang Permukiman dan Infrastruktur (SPPIP)

Berdasarkan prinsip pembangunan permukiman di Kabupaten Bandung terdiri dari 2 prinsip, yaitu berlandaskan pembangunan tata ruang dan lingkungan, serta berlandaskan pembangunan perumahan permukiman.

• Berlandaskan Pembangunan Tata Ruang & Lingkungan

1. Memperhatikan pola kebutuhan & masalah berdasarkan interaksi wilayah dalam kesatuan wilayah metropolitan Bandung dan pola perkembangan struktur ruang wilayah Kabupaten Bandung.

2. Mendukung & didukung arahan pusat-pusat pengembangan/pelayanan perkotaan/ perdesaan sesuai arahan RTRW yang berlaku.

3. Mengikuti kesesuain dan ketentuan rencana tata ruang yang berlaku.

4. Memperhatikan keterbatasan ruang dan optimasi penggunaan ruang/lahan yang semakin terbatas terutama pada kawasan perkotaan.

5. Searah dengan pengembangan prasarana & sarana perkotaan/wilayah sesuai arahan tata ruang & pembangunan sektoral.

• Berlandaskan Pembangunan Perumahan Permukiman

1. Mengacu pada pemenuhan Backlog rumah melalui target pembangunan rumah berdasar kemampuan pemerintah, masyarakat & swasta .

2. Memperhatikan karakter kebutuhan rumah berdasarkan ciri perkotaan & perdesaan.

3. Memperhatikan prinsip proporsi kebutuhan rumah terhadap segmen masyarakat pendapatan tinggi, sedang & rendah secara proporsional.

4. Pemihakan pada segmen MBR marginal dalam pemenuhan kebutuhan rumah layak huni, peningkatan kualitas permukiman substandard yang membutuhkan dukungan pemerintah.

3 - 115

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

B. Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur

Strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur Kabupaten Bandung adalah:

No Kebijakan Strategi 1.1 Peningkatan kualitas beragam 1. Menangani permukiman illegal permukiman yang ada, sesuai daya 2. Menangani permukiman rawan bencana dukung dan arahan tata ruang yang 3. Membatasi danmengendalikan secara ketat berkelanjutan oleh seluruh golongan permukiman di daerah konservasi(bandung utara) masyarakat 4. Meningkatkan kualiats kawasan permukiman padat dan atau kumuh dan RTLH 5. Menata dan mengendalikan kawasan permukiman yang berfungsi sebagai industri rumah tangga 6. Menjaga kualitas lingkungan permukiman yang telah sesuai dengan tata ruang 7. Memelihara (mempreservasi) dan meningkatkan kualitas permukiman khas yang merupakan kawasan cagar budaya. 1.2 Pembangunan beragam permukiman 1. Mengarahkan dan mengembangkan kawasan baru yang tertata, terarah, dan permukiman baru sesuai arahan tata ruang terkendali sesuai daya dukung dan 2. Menyediakan berbagai tipe dan jenis rumah yang arahan tata ruang yang terjangkau oleh sesuai dengan kebutuhan dari berbagai golongan seluruh golongan masyarakat masyarakat 1.3 Penyediaan dan pengendalian lahan Menyediakan dan mengendalikan lahan untuk permukiman untukmendukung untuk permukiman sesuai daya dukung pembangunan permukiman yang arahan tata ruang sesuai daya dukung dan arahan tata ruang serta terjangkau oleh seluruh golongan masyarakat 2 Peningkatan cakupan dan kualitas A. Jalan pelayanan infrastruktur permukiman • Meningkatkan aksesibilitas kawasan ke sistem kota perkotaan yang berkualiats dan • Meningkatkan aksesibilitas di dalam kawasan berkelanjutan bagi beragam B. Drainase dan Penanganan Banjir permukiman di Kabupaten Bandung • Menangani Banjir DAS Citarum (mikro) • Mengurangi banjir/ genangan di kawasan permukiman C. Air Minum • Meningkatkan supply air baku terutama pada musim kering • Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan air minum D. Sanitasi/ Air Limbah • Meningkatkan pemanfaatan, operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana sanitasi yang telah dibangun No Kebijakan Strategi

3 - 116

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

No Kebijakan Strategi • Mengembangkan sanitasi berbasis masyarakat E. Sampah • Mempercepat pola kerjasama regional dalam penanganan sampah • Meningkatkan cakupan pelayanan persampahan • Meningkatkan pengelolaan persampahan melalui program 3 R di kawasan permukiman (skala RW) • Meningkatkan peran swasta dalam pengelolaan sampah

Peningkatan kapasitas • Mengembangkan struktur kelembagaan yang kelembagaan, pembiayaan dan menangani bidang permukiman peraturan-peraturan terkait • Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan permukiman dan pengembangan permukiman infrastruktur permukiman perkotaan • Meningkatkan koordinasi antar daerah dalam penyediaan permukiman dan infrastruktur permukiman • Mengoptimalkan sumber pembiayaan dari pemerintah • Mengembangkan sistem pembiayaan dengan mekanisme kemitraan antara pemerintah dan swasta/masyarakat • Mengembangkan sistem insentif dan disinsentif melalui ketentuan perijinan, penyediaan infrastruktur dan pembiayaan untuk mengenalikan dan mengarahkan pengembangan permukiman yangs esuai arahan tata ruang.

C. Penetapan Kawasan Permukiman Proritas

Penetapan kawasan permukiman prioritas dilakukan setelah melakukan analisis dengan menggunakan kriteria dan indikator terhadap seluruh calon kawasan permukiman prioritas. Untuk lebih jelasnya mengenai kawasan permukiman prioritas di Kabupaten Bandung ditetapkan sebagai berikut:

1. Kecamatan Majalaya, Desa Majakerta, Kp. Cikaro

2. Kecamatan Baleendah, Desa Baleendah, Kp. Cieunteung

3. Kecamatan Soreang, Desa Soreang, Kp. Cebek

4. Kecamatan Baleendah, Kelurahan Andir, Kp. Cigosol

5. Kecamatan Dayeuhkolot, Desa Dayeuhkolot, RW. 04, 05, 12

3 - 117

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

6. Kecamatan Kutawaringin, Desa Jatisari

7. Kecamatan Cimenyan, Kelurahan Cibeunying, RW. 14

3.2.6 Integrasi Strategi Pembangunan Kabupaten Bandung dan Sektor

Berdasarkan dokumen rencana yang ada di Kabupaten Bandung maka dapat disusun matriks strategi pembangunan pada skala kabupaten yang meliputi a. RTRW Kabupaten/Kota sebagai acuan arahan spasial; b. RPJMD Kabupaten/Kota sebagai acuan arahan pembangunan; c. SPPIP sebagai acuan arahan pengembangan permukiman; d. RIP-SPAM sebagai arahan pengembangan air minum; dan e. Masterplan Persampahan sebagai arahan pengembangan sektor pengelolaan persampahan.

Dari 5 kebijakan diatas dapat memberikan implikasi terhadap perencanaan dan pembangunan setiap sektor dalam Bidang Cipta Karya ke depannya. Tentunya diharapkan di tahun 2020 Kabupaten bandung telah memiliki target pencapaian masing-masing untuk setiap sektornya. Target tersebut umumnya lebih rendah dari target 100-0-100. Dengan demikian diperlukan strategi khusus untuk dapat mencapai target 100-0-100 tersebut.

3 - 118

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Tabel 3.15 Matriks Strategi Pembangunan Kabupaten Bandung Dokumen Visi Misi Strategi Rencana RTRW Terwujudnya Bandung yang 1. Meningkatkan profesionalisme Strategi pengembangan tata ruang makro wilayah adalah : Maju, Mandiri dan Berdaya birokrasi 1. Peningkatan hubungan eksternal dengan Kota Bandung sebagai Saing melalui Tata Kelola 2. Meningkatkan kualitas SDM pusat dari Metropolitan Bandung. Diharapkan peningkatan Pemerintahan yang baik dan (pendidikan dan kesehatan) hubungan eksternal ini dapat mendukung peran Kabupaten Pemantapan pembangunan yang berlandaskan iman dan Bandung sebagai Hinterland dan menjadi kawasan produksi utama Perdesaan, berlandasakan takwa serta melestarikan bagi Kota Bandung; Religius, Kultural dan budaya sunda 2. Peningkatan hubungan eksternal dengan pusat-pusat Berwawasan Lingkungan 3. Memantapkan pembangunan pertumbuhan di Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten perdesaan Bandung Barat, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten 4. Meningkatkan keamanan dan Sumedang; ketertiban wilayah 3. Pusat pertumbuhan sebagaimana pada butir 2 dimanfaatkan 5. Meningkatkan ketersediaan sebagai pusat pemasaran komoditas maupun pusat koleksi baik infrastruktur dan keterpaduan secara langsung maupun tidak langsung dan diharapkan dengan tata ruang wilayah peningkatan hubungan eksternal tersebut dapat mendukung peran 6. Meningkatkan ekonomi Kabupaten Bandung sebagai pusat pertumbuhan bagi wilayah- kerakyatan yang berdaya saing wilayah tersebut. 7. Memulihkan keseimbangan lingkungan dan menerapkan Strategi pengembangan tata ruang mikro wilayah adalah : pembangunan berkelanjutan 1. Penetapan dan pemantapan peran dan fungsi kota-kota secara hirarkis dalam kerangka sistem wilayah pengembangan ekonomi dan sistem pembangunan perkotaan. 2. Mengembangkan sistem pusat-pusat permukiman sebagai satu kesatuan pengembangan sehingga terbentuk fungsi dan hirarki pusat permukiman; 3. Tujuan kebijakan sebagaimana dimaksud angka 1 adalah

3 - 119

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Dokumen Visi Misi Strategi Rencana mewujudkan pemerataan dan keseimbangan pertumbuhan antar wilayah melalui perluasan perkembangan yang serasi, dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya; 4. Peningkatan penyediaan jaringan transportasi wilayah yang menghubungkan antar simpul-simpul secara hirarkis untuk memperlancar koleksi dan distribusi barang dan jasa; 5. Memperkuat keterkaitan antar kawasan perdesaan dan kawasan perkotaan; 6. Pengembangan budidaya pada kawasan berfungsi lindung harus dilaksanakan dengan tetap mempertahankan fungsi lindungnya; 7. Pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan yang memiliki daya dukung lingkungan rendah, dan pemulihan kawasan lindung terutama pada kawasan rawan bencana dan berfungsi lindung; 8. Secara geografis Kabupaten Bandung mempunyai potensi yang sangat besar terkait dengan fungsi dan peran Kota Bandung sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat, sehingga perlu ditunjang oleh ketersediaan infrastruktur yang memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitas; 9. Banyaknya kawasan rawan bencana maupun kawasan lindung memerlukan pertimbangan dalam menentukan kawasan yang layak dibangun baik untuk kegiatan perkotaan maupun permukiman, sehingga fungsi-fungsi lindung tetap terjaga; 10. Pengaturan pola penggunaan lahan pada wilayah yang berkembang pesat akibat desakan dari pengembangan kawasan terbangun dari daerah sekitarnya.

3 - 120

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Dokumen Visi Misi Strategi Rencana Strategi untuk melaksanakan Kebijakan Pembangunan/pengembangan infrastruktur sistem kota-kota 1. Pengembangan pusat WP Soreang – Kutawaringin – Katapang sebagai pusat pemerintahan melalui peningkatan aksesibilitas dan atau interkoneksi dengan wilayah lain serta penyediaan sarana dan prasarana pendukung yang memadai. 2. Pengembangan WP Banjaran, WP Majalaya, WP Cileunyi-Rancaekek dan WP Cicalengka melalui penyediaan/pembangunan sarana dan prasarana pendukung sebagai sistem kota-kota dengan hirarki II b. 3. Pengembangan WP Margaasih – Margahayu serta WP Cilengkrang - Cimenyan yang lebih dititikberatkan kepada pembangunan dan pengembangan bidang pendidikan dasar serta fasilitas pelayanan kesehatan Strategi untuk melaksanakan kebijakan pengembangan sistem kota – kota 1. Pengembangan WP Soreang – Kutawaringin – Katapang dengan pusat Kota Soreang sebagai pusat pemerintahan serta jasa dan perdagangan serta membatasi pengembangan industri dan tetap mempertahankan kawasan sebagai sentra kegiatan pertanian. 2. Pengembangan WP Baleendah dengan pusat Kota Baleendah sebagai kawasan permukiman, kawasan pertanian dan kawasan industri. 3. Pengembangan WP Banjaran dengan pusat Kota Banjaran sebagai kawasan industri, permukiman serta kawasan agropolitan. 4. Pengembangan WP Majalaya dengan pusat Kota Majalaya sebagai kawasan industri melalui pengendalian kegiatan industri

3 - 121

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Dokumen Visi Misi Strategi Rencana tekstil, jasa/perdagangan serta kawasan permukiman dan pertanian. 5. Pengembangan WP Cicalengka dengan pusat Kota Cicalengka sebagai kawasan permukiman, perdagangan/jasa serta kawasan industri dan pertanian. 6. Pengembangan WP Cileunyi-Rancaekek dengan pusat kota Cileunyi sebagai kawasan permukiman, perdagangan dan jasa, kawasan industri. 7. Pengembangan WP Margahayu - Margaasih melalui pengendalian kawasan permukiman perkotaan. 8. Pengembangan WP Cimenyan-Cilengkrang dengan tetap mempertahankan fungsi lindung pada kawasan Bandung Utara. Strategi untuk melaksanakan kebijakan pengembangan kawasan strategis yaitu melalui pengembangan Kawasan Strategis dengan menitikberatkan kepada pengembangan potensi ekonomi, pemberdayaan potensi masyarakat lokal dengan tetap memperhatikan aspek kelestarian lingkungan, serta penerapan sistem insentif dan disinsentif. Strategi untuk melaksanakan Kebijakan Pembangunan dan Pengembangan Sistem Jaringan Jalan yaitu melalui pengembangan sistem jaringan jalan sesuai hirarki dan fungsinya yang diarahkan untuk memecahkan kemacetan lalulintas dan pengembangan wilayah secara lebih terpadu. Strategi untuk melaksanakan kebijakan pengebangan sistem angkutan umum massal 1. Pengembangan insentif bagi sistem angkutan masal berupa penyediaan infrastruktur dan insentif lainnya. 2. Pengembangan sistem angkutan masal Kereta Api atau Monorel melalui kerjasama dengan Pemerintah Pusat, Propinsi

3 - 122

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Dokumen Visi Misi Strategi Rencana serta BUMN terkait dan atau investor. Strategi untuk melaksanakan kebijakan pengembangan sarana transportasi 1. Pengembangan sistem angkutan umum berdasarkan hirarki wilayah yang ekonomis, aman dan nyaman. 2. Pengembangan sistem terminal terpadu dengan fasilitas perdagangan. Strategi untuk melaksanakan kebijakan pengelolaan sumber daya air 1. Pengembangan sistem irigasi yang terpadu dengan rencana pengembangan budidaya pertanian 2. Pengembangan sebagaimana yang dimaksud huruf a meliputi intensifikasi lahan basah, pencetakan sawah baru dan kegiatan pertanian lainnya. 3. Pengembangan air baku untuk keperluan industri dengan pemanfaatan teknologi yang ramah lingkungan termasuk pembatasan pemanfaatan air bawah tanah. 4. Pengembangan sumber daya air secara terpadu dan menyeluruh dengan pendekatan sub DAS. Strategi untuk melaksanakan kebijakan pengembangan sistem drainase melalui penataan dan pengembangan sistem drainase dengan memperhatikan karakteristik wilayah perkotaan secara terpadu dan menyeluruh dengan infrastruktur lain. Strategi untuk melaksanakan kebijakan peningkatan kualitas sistem air bersih dan pelayanan air bersih meliputi pengembangan sistem pelayanan jaringan air bersih secara lebih terpadu dengan melibatkan berbagai stakeholder melalui

3 - 123

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Dokumen Visi Misi Strategi Rencana 1. Identifikasi sumber-sumber air berupa mata air, air permukaan dan air tanah. 2. Perbaikan manajemen. 3. Pengembangan sumber-sumber air baku baru. 4. Kemitraan pemerintah, masyarakat serta swasta. 5. Peningkatan infrastruktur. Strategi untuk melaksanakan kebijakan pengembangan fasilitas pengelolaan sampah melalui pengembangan sistem pelayanan persampahan dengan pendekatan pengurangan, pemanfaatan kembali, daur ulang dan pemulihan. Strategi untuk melaksanakan kebijakan peningkatan kualitas sistem sanitasi permukiman melalui pengembangan sistem sanitasi lingkungan yang berbasis komunal. Strategi untuk melaksanakan kebijakan pengembangan sistem air limbah dan B3 yaitu melalui pengembangan sistem pengolahan air limbah dan B3 melalui: 1. Pengembangan sistem IPAL terpadu/kolektif pada zone-zone industri. 2. Mengarahkan zone-zone industri untuk menjadi kawasan industri dengan fasilitas pengelolaan lingkungan yang terpadu. 3. Mengarahkan pembangunan industri ke dalam zone industri yang sudah ada. 4. Mengatur secara ketat terhadap industri-industri polutif.

3 - 124

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Dokumen Visi Misi Strategi Rencana 5. (5) Pengambilan air tanah dalam dikendalikan secara ketat melalui kajian daya dukung air. Strategi untuk melaksanakan kebijakan pengembangan sistem pengolahan limbah tinja 1. Mengembangkan sistem pengolahan limbah tinja dengan menggunakan sistem penyaluran limbah on site. 2. Membangun kesadaran masyarakat untuk memperhatikan dan berpartisipasi dalam hal sanitasi lingkungan. Strategi untuk melaksanakan kebijakan pengelolaan dan pemantapan kawasan lindung yaitu dengan mempertahankan kawasan lindung melalui upaya rehabilitasi lahan serta meningkatkan kualitas kawasan lindung melalui perbaikan sistem, aturan, prosedur, kriteria dan standar teknis. Strategi untuk melaksanakan kebijakan pengendalian, pemulihan, pelestarian, dan rehabilitasi Kawasan Lindung yaitu melalui pengendalian secara ketat terhadap kegiatan budidaya yang berpotensi merusak atau mengganggu kawasan lindung serta pembatasan atau pengalihan kegiatan-kegiatan budidaya pada kawasan rawan bencana. Strategi untuk melaksanakan kebijakan pengembangan kawasan budidaya meliputi 1. Pengembangan kegiatan-kegiatan budidaya yang berfungsi lindung melalui pengembangan tanaman-tanaman yang berfungsi konservasi. 2. Pengembangan kegiatan pertanian dan peternakan dengan cara intensifikasi berdasarkan kesesuaian lahannya. 3. Mendorong pengembangan kawasan siap bangun untuk

3 - 125

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Dokumen Visi Misi Strategi Rencana mewujudkan perumahan atau permukiman yang lebih tertata yang didukung dengan penyediaan infrastruktur yang terpadu. 4. Melakukan pembatasan terhadap pembangunan perumahan skala kecil melalui penerapan sistem disinsentif. Strategi untuk melaksanakan kebijakan pembangunan perumahan dan permukiman dilaksanakan secara efisien dengan memperhatikan kelayakan teknis, sosial, ekonomi, politik dan lingkungan meliputi: 1. Pembangunan perumahan dan permukiman dilaksanakan secara kemitraan antara pemerintah dan masyarakat dengan bertumpu pada keswadayaan masyarakat, adil dan terbuka. 2. Penyusunan ketentuan perundang-undanganserta ketentuan- ketentuan teknis sebagai pedoman operasionalisasi pengembangan perumahan. 3. Pengembangan sistem insentif bagi pembangunan rumah vertikal untuk masyarakat bawah dan menengah. Strategi untuk melaksanakan Kebijakan pengembangan fasilitas sosial dan fasilitas umum melalui pengembangan inventarisasi aset, penyebaran infrastruktur, peningkatan fasilitas pendidikan dan kesehatan. Strategi untuk melaksanakan kebijakan pengendalian, pelestarian dan rehabilitasi kawasan rawan bencana alam yaitu dengan 1. Perencanaan lokasi untuk menghindari dataran berpotensi banjir dan rekayasa bangunan di dataran banjir. 2. Perencanaan lokasi untuk menghindari daerah-daerah yang dekat dengan lereng gunung berapi untuk digunakan aktifitas-aktifitas penting dan rekayasa bangunan untuk menahan beban tambahan dari endapan debu. 3. Perencanaan lokasi untuk mengurangi kepadatan penduduk di

3 - 126

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Dokumen Visi Misi Strategi Rencana daerah zona gempa dan rekayasa bangunan untuk menahan kekuatan getaran. 4. Perencanaan lokasi untuk menghindari daerah-daerah yang berbahaya yang digunakan untuk lokasi bangunan penting dan rekayasa bangunan untuk menahan atau mengakomodir potensi gerakan tanah. 5. Penyusunan rencana rinci termasuk pemetaan/deliniasi kawasan dan peraturan zonasi untuk kawasan perkotaan atau permukiman yang merupakan kawasan rawan bencana. Strategi untuk melaksanakan kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang meliputi: 1. Pengaturan zonasi rencana pola ruang dilaksanakan melalui harmonisasi antara rencana pemanfaatan ruang yang satu dengan rencana pemanfaatan ruang di sekitarnya. 2. Pengendalian dan Pengawasan Pemanfaatan Ruang secara konsisten. 3. Penerapan Mekanisme dan prosedur perizinan yang efisien dan efektif. 4. Penerapan sistem insentif dan disinsentif untuk mendukung perwujudan tata ruang sesuai rencana. 5. Penerapan sanksi yang jelas sesuai ketentuan perUndang-Undangan RPJMD Terwujudnya Kabupaten 1. Meningkatkan profesionalisme Mewujudkan Pelayanan Publik Yang Prima Bandung yang Maju, Mandiri birokrasi Strategi: dan Berdaya Saing, melalui Tata 2. Meningkatkan kualitas SDM 1. Peningkatan kapasitas SDM aparatur sesuai peran dan fungsinya. Kelola Pemerintahan yang Baik (pendidikan dan kesehatan) 2. Penerapan system reward and punishment yang berkeadilan. dan Pemantapan Pembangunan yang berlandaskan Iman dan 3. Meningkatkan kesejahteraan aparatur. Perdesaan, Berlandaskan 4. Peningkatan pemanfaatan teknologi data dan informasi.

3 - 127

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Dokumen Visi Misi Strategi Rencana Religius, Kultural dan takwa serta melestarikan 5. Peningkatan kualitas pelayanan publik dengan pola pendekatan Berwawasan Lingkungan budaya sunda pelayanan prima. 3. Memantapkan pembangunan 6. Tercapainya lokasi trasmigrasi. perdesaan 7. Peningkatan disiplin kerja aparatur. 4. Meningkatkan keamanan dan 8. Terjalinnya komunikasi dan sinkronisasi yang baik antara ketertiban wilayah Pemerintah Daerah, DPRD dengan Masyarakat 5. Meningkatkan ketersediaan 9. Fasilitasi Pelayanan Kepala daerah/wakil kepala daerah dalam infrastruktur dan keterpaduan pelaksanaan dinas dalam dann luar daerah tata ruang wilayah 10. Meningkatkan kualitas dan profesionalisme SDM pengelola 6. Meningkatkan ekonomi keuangan daerah kerakyatan yang berdaya saing 11. Peningkatan kewaspadaan terhadap ancaman stabilitas kehidupan 7. Memulihkan keseimbangan masyarakat lingkungan dan menerapkan 12. Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan publik di pembangunan berkelanjutan Kabupaten Bandung. 13. Terciptanya pemahaman terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku 14. Menganalisa penyelenggaraan otonomi daerah di Kabupaten Bandung. 15. Meningkatkan pemberdayaan kelompok komunikasi social 16. Meningkatnya pengawasan internal Meningkatnya kualitas SDM yang handal berbudi pekerti luhur, berbudaya sunda dan berlandaskan iman dan taqwa. Strategi: 1. Peningkatan pendidikan non formal (keaksaraan fungsional) 2. Meningkatkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan 3. Pencanangan dan penerapan wajib belajar 12 tahun. 4. Fasilitasi kemudahan bagi anak-anak usia sekolah jenjang

3 - 128

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Dokumen Visi Misi Strategi Rencana SMA/Sederajat 5. Peningkatan sarana prasarana pendidikan menengah 6. Pemerataan pelayanan kelembagaan satuan penddikan mengengah dalam rangka rintisan wajib belajar 12 tahun. 7. Peningkatan penyelenggaraan pendidikan kejuruan 8. Ekstensifikasi kurikulum pendidikan umum ke pendidikan kejuruan. 9. Penguatan dan pendalaman relevansi muatan kurikulum satuan pendidikan menengah. 10. Menyelenggarakan pendidikan usia dini 11. Menyelenggarakan Pendidikan dan pelatihan bagi tenaga pendidik dan kependidikan. 12. Meyediakan fasilitas pendidikan bagi tenaga pendidik dan kependidikan. 13. Meningkatkan mutu manajemen pendidikan bermuatan lokal. 14. Meningkatkan pembinaan olahraga prestasi dan olahraga rekreasi. 15. Meningkatkan sarana dan prasarana olahraga. 16. Meningkatkan peran pemuda dalam pembangunan 17. Meningkatkan upaya-upaya penurunan tingkat kematian ibu dan bayi melalui peningkatan kualitas KIA 18. Meningkatkan pembangunan puskesmas sesuai standar tata ruang serta pengembangan puskesmas menjadi puskesmas mampu PONED serta meningkatkan polindes menjadi poskesdes 19. Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu 20. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, serta kualitas obat dan alat kesehatan

3 - 129

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Dokumen Visi Misi Strategi Rencana 21. Meningkatkan kemandirian masyarakat dan mengembangkan system kewaspadaan dini untuk penyebaran informasi terjadinya wabah dan KLB penyakit menular dan cara menghindari terjadinya kasus lebih banyak 22. Meningkatkan kegiatan surveilans dan monitoring penyakit menular 23. Meningkatkan kerjasama dengan institusi pendidikan kesehatan dan organisasi profesi serta sarana pelayanan kesehatan swasta sebagai mitra pelayanan 24. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan bagi penduduk tidak mampu/miskin 25. Meningkatkan advokasi dalam rangka meningkatkan pembiayaan APBD untuk kesehatan menjadi 10% (pembiayaan dari APBD yang mencukupi untuk pembangunan kesehatan di daerah) 26. Meningkatkan pelaksanaan JAMKESMAS dan JAMKESDA melalui prinsip-prinsip Asuransi 27. Meningkatkan advokasi ke sector swasta melalui CSR untuk kegiatan pembangunan kesehatan 28. Meningkatkan pembiayaan kesehatan untuk kegiatan preventif dan promotif, pencapaianIndeks Kesehatan, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan dan komitmen MDG’s 29. Meningkatkan upaya promosi kesehatan dalam mencapai PHBS melalui kerjasama lintas sector dan lintas program diantaranya revitalisasi peran dan fungsi sebagai upaya kesehatan yang bersumber daya masyarakat 30. Mengembangkan seluruh desa menjadi desa siaga 31. Meningkatkan kemandirian masyarakat dan mengembangkan

3 - 130

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Dokumen Visi Misi Strategi Rencana system kewaspadaan dini untuk penyebaran informasi terjadinya bencana, KLB dan cara menghindari terjadinya kepanikan serta jatuhnya korban lebih banyak 32. Meningkatkan kualitas SDM melalui pelatihan tanggap darurat dan pengembangan desa siaga penanggulangan bencana (Dasipena) 33. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dasar melalui Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) di Puskesmas, Pustu, Poskesdes serta Puskel di seluruh wilayah 34. Meningkatkan kualitas perencanaan, pelaksanaan kegiatan serta pengawasan, pengendalian 35. dan penilaian terhadap program pembangunan kesehatan di semua tingkatan 36. Meningkatkan pemberdayaan kelembagaan sosial 37. Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap penyadang masalah sosial, anak terlantar dan jompo 38. Meningkatkan upaya rehabilitasi sosial terhadap korban narkoba, trafiking dan HIV/AIDS. 39. Pengendalian jumlah penduduk 40. Penguatan kelembagaan pengarustamaan gender. 41. Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan anak. 42. Peningkatan dan peran serta kesetaraan gender. 43. Peningkatan implemetasi norma-norma religius dalam kehidupan bermasyarakat 44. Peningkatan pemahaman keagamaan, melalui pemasyarakatan pemahaman al-Qur'an bagi pemeluk agama Islam 45. Peningkatan penggalian dan pengelolaan potensi umat, seperti

3 - 131

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Dokumen Visi Misi Strategi Rencana optimalisasi ZIS. 46. Peningkatan keberdayaan lembaga keagamaan. 47. Peningkatan pengenalan dan menanamkan kecintaan terhadap Budaya Sunda sejak usia dini 48. Peningkatan pemasyarakatan penggunaan Bahasa dan nilai-nilai budaya Sunda dalam aktivitas pemerintahan dan kemasyarakatan 49. Peningkatan keberdayaan seniman dan budayawan Sunda Pengembangan dan pelestarian lembaga-lembaga adat dan tradisi masyarakat 50. Pembangunan sarana dan prasarana pengembangan dan pelestarian keragaman budaya

Meningkatkan pembangunan desa menuju desa yang mandiri. Strategi: 1. Peningkatan infrastruktur perdesaan 2. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas SDM pemerintahan desa 3. Peningkatan keswadayaan dan kegotongroyongan masyarakat desa 4. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan 5. Memperkuat lembaga-lembaga usaha tingkat desa di desa 6. Meningkatkan pendapatan asli daerah desa. 7. Meningkatkan peran serta kelembagaan masyarakat dalam kelancaran distribusi, kesetabilan harga dan akses pangan. 8. Pengembangan teknologi pengolahan pangan non beras.

Mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat Strategi: 1. Peningkatan peran masyarakat dalam penyusunan dan pemahaman

3 - 132

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Dokumen Visi Misi Strategi Rencana produk hukum. 2. Peningkatan kepatuhan/ketaatan masyarakat terhadap hukum. 3. Pengembangan sistem keamanan lingkungan swakarsa. 4. Terlaksananya Penegakan hukum 5. Terlaksananya pembinaan SDM aparat penegak hukum. 6. Peningkatan peran aparat dalam meminimalisir berbagai konflik kepentingan melalui pendekatan persuasif dan membuka ruang dialog. 7. Peningkatan pembinaan politik bagi masyarakat. 8. Peningkatan pemahaman tentang wawasan kebangsaan

Keserasian pembangunan infrastruktur dantata ruang wilayah Strategi: 1. Peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur dasar wilayah; 2. Pengaturan pola penggunaan lahan pada wilayah yang berkembang pesat; 3. Peningkatkan aspirasi masyarakat dalam perencana an tata ruang wilayah; 4. Penyediaan dokumen rencana tata ruang sesuai kebutuhan; 5. Peningkatan pelayanan pengendalian pemanfaatan ruang kepada masyarakat; 6. Penataan areal pemakaman; 7. Peningkatan pelayanan air bersih; 8. Peningkatan kemampuan masyarakat dalam penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan; 9. Penyediaan sarana, prasarana serta utilitas perumahan; 10. Peningkatan pembangunan perumahan yang layak huni;

3 - 133

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Dokumen Visi Misi Strategi Rencana 11. Peningkatan kualitas SDM perhubungan; 12. Peningakatan sarana dan prasarana perhubungan; Meningkatkan Kontribusi ekonomi kerakyatan terhadap perekonomian daerah Strategi: 1. Meningkatkan kemampuan pengelolaan dan permodalan bagi koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah. 2. Mengembangkan industri produktif berbasis UMKM. 3. Meningkatkan keterampilan kewirausahaan. 4. Menciptakan iklim investasi yang mendukung pengembangan potensi lokal. 5. Mengembangkan model kemitraan usaha hulu-hilir. 6. Memudahkan aksesibilitas pemasaran produk-produk unggulan daerah hasil KUMKM. 7. Peningkatan promosi dan kerjasama pengembangan potensi investasi Kabupaten Bandung 8. Meningkatkan posisi tawar dan daya saing produk unggulan daerah. 9. Peningkatan peran dan fungsi lembaga ketenagakerjaan 10. Peningkatan kualitas SDM pencari kerja. 11. Peningkatan sarana dan prasarana pelatihan kerja. 12. Pengembangan potensi agribisnis 13. Memudahkan aksesibilitas pemasaran produk-produk pertanian dan perikanan. 14. Mempermudah akses permodalan 15. Pengembangan kawasan pertanian dan perikanan. 16. Penerapan konsep ekonomi perdesaan melalui One Village One Product (OVOP)

3 - 134

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Dokumen Visi Misi Strategi Rencana 17. Pembangunan dan pengembangan kawasan agropolitan. 18. Pembangunan dan pengembangan kawasan terpadu. 19. Pembangunan dan pengembangan kawasan wisata. 20. Penataan pedagang kakilima dan asongan Menciptakan lingkungan yang serasi dan seimbang dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta melaksanakan mitigasi bencana Strategi: 1. Peningkatan sinergitas konstruktif dari seluruh pemangku kepentingan pembangunan dalam manajemen pengelolaan lingkungan. 2. Peningkatan penegakan hukum lingkungan 3. Peningkatan peran serta masyarakat serta stakeholder dalam pengelolaan lngkungan 4. Peningkatan pemantauan terhadap pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup 5. Pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup 6. Pengembangan produksi ramah lingkungan 7. Peningkatan sarana dan prasarana pemantauan lingkungan 8. Peningkatan sarana dan prasarana lingkungan 9. Pengendalian kerusakan hutan dan lahan 10. Pengembangan sistem informasi lingkungan 11. Optimalisasi pengelolaan limbah, melalui pengelolaan daur ulang, komposting, dan konversi energi. 12. Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang seimbang dengan luas kawasan perkotaan 13. Reboisasi kawasan hutan, rehabilitasi lahan kritis dan penanaman

3 - 135

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Dokumen Visi Misi Strategi Rencana pohon di lingkungan pemukiman, lingkungan pendidikan, lingkungan perkantoran dan lain-lain). 14. Pembangunan hutan kota dan ruang terbuka hijau. 15. Reboisasi dan rehabilitasi lahan kritis. 16. Penyusunan data dan informasi dalam rangka identifikasi dan interpretasi daerah potensi bencana. 17. Peningkatan Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran berbasis Pengurangan Resiko. 18. Pemetaan dan deliniasi kawasan rawan bencana

SPPIP Peningkatan kualitas beragam permukiman yang ada, sesuai daya dukung dan arahan tata ruang yang berkelanjutan oleh seluruh golongan masyarakat 8. Menangani permukiman illegal 9. Menangani permukiman rawan bencana 10. Membatasi danmengendalikan secara ketat permukiman di daerah konservasi(bandung utara) 11. Meningkatkan kualiats kawasan permukiman padat dan atau kumuh dan RTLH 12. Menata dan mengendalikan kawasan permukiman yang berfungsi sebagai industri rumah tangga 13. Menjaga kualitas lingkungan permukiman yang telah sesuai dengan tata ruang 14. Memelihara (mempreservasi) dan meningkatkan kualitas permukiman khas yang merupakan kawasan cagar budaya

3 - 136

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Dokumen Visi Misi Strategi Rencana Pembangunan beragam permukiman baru yang tertata, terarah, dan terkendali sesuai daya dukung dan arahan tata ruang yang terjangkau oleh seluruh golongan masyarakat 1. Mengarahkan dan mengembangkan kawasan permukiman baru sesuai arahan tata ruang 2. Menyediakan berbagai tipe dan jenis rumah yang sesuai dengan kebutuhan dari berbagai golongan masyarakat Penyediaan dan pengendalian lahan untuk permukiman untukmendukung pembangunan permukiman yang sesuai daya dukung dan arahan tata ruang serta terjangkau oleh seluruh golongan masyarakat, strategi Menyediakan dan mengendalikan lahan untuk permukiman sesuai daya dukung arahan tata ruang Peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan infrastruktur permukiman perkotaan yang berkualiats dan berkelanjutan bagi beragam permukiman di Kabupaten Bandung A. Jalan • Meningkatkan aksesibilitas kawasan ke sistem kota • Meningkatkan aksesibilitas di dalam kawasan B. Drainase dan Penanganan Banjir • Menangani Banjir DAS Citarum (mikro) • Mengurangi banjir/ genangan di kawasan permukiman C. Air Minum • Meningkatkan supply air baku terutama pada musim kering • Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan air minum D. Sanitasi/ Air Limbah • Meningkatkan pemanfaatan, operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana sanitasi yang telah dibangun

3 - 137

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Dokumen Visi Misi Strategi Rencana E. No Kebijakan Strategi Mengembangkan sanitasi berbasis masyarakat F. Sampah • Mempercepat pola kerjasama regional dalam penanganan sampah • Meningkatkan cakupan pelayanan persampahan • Meningkatkan pengelolaan persampahan melalui program 3 R di kawasan permukiman (skala RW) • Meningkatkan peran swasta dalam pengelolaan sampah Peningkatan kapasitas kelembagaan, pembiayaan dan peraturan- peraturan terkait pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan • Mengembangkan struktur kelembagaan yang menangani bidang permukiman • Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan permukiman • Meningkatkan koordinasi antar daerah dalam penyediaan permukiman dan infrastruktur permukiman • Mengoptimalkan sumber pembiayaan dari pemerintah • Mengembangkan sistem pembiayaan dengan mekanisme kemitraan antara pemerintah dan swasta/masyarakat • Mengembangkan sistem insentif dan disinsentif melalui ketentuan perijinan, penyediaan infrastruktur dan pembiayaan untuk mengenalikan dan mengarahkan pengembangan permukiman yangs esuai arahan tata ruang. “Masyarakat Mandiri 1. Meningkatkan kualitas Sumber Strategi Peningkatan Teknis Pengelolaan

3 - 138

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Dokumen Visi Misi Strategi Rencana MASTERPLAN Lingkungan Bersih Dari Daya Manusia / SDM di 1. Untuk mencapai efektifitas kerja yang tinggi, operasi pengelolaan PERSAMPAHAN Sampah” bidang pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung, ditetapkan hal-hal berikut : kebersihan 2. Tanggung jawab pengelolaan kebersihan oleh Dinas Kebersihan 2. Meningkatkan sistem dalam 20 tahun mendatang adalah seluruh wilayah Kabupaten pelayanan persampahan Bandung, melingkupi 30 Kecamatan. Adapun beban operasional 3. Mengembangkan infrastruktur dengan konsep pelayanan teknis adalah wilayah perkotaan TPSA yang memadai yang mencapai 32% penduduk, selebihnya 68% adalah di wilayah 4. Mengembangkan sistem perdesaan, yang merupakan beban pengelolaan dengan konsep pengelolaan dan pemanfaatan pengembangan sistem berbasis masyarakat. sampah 3. Wilayah pelayanan terbagi menjadi 3 wilayah operasional. Penguatan manajemen operasional masing-masing wilayah dalam hal ini menjadi prioritas pengembangan program kelembagaan 4. Penerapan konsep 3R di setiap tahapan operasi pengelolaan akan menjadi pertimbangan utama dalam rencana pengembangan sarana dan prasarana 5. Pemilahan sebagai konsep awal pola 3R, akan dilakukan sejak di sumbernya, dengan prioritas dalam pelaksanaannya. 6. Operasi pengumpulan sampah dari sumber ke TPS , sesuai dengan Perda yang ada tetap menjadi tanggung jawab masyarakat dibawah koordinasi RT/RW setempat. 7. TPS akan dikembangkan untuk melayani maksimal 1 Kelurahan atau 5000 penduduk. TPS tingkat kelurahan ini difungsikan sebagai tempat pengomposan dan pengumpulan sementara sampah anorganik serta B3 Rumah Tangga, dengan operasi pengelolaan Komunal Tidak Langsung. Sampah anorganik di bawa ke TPS tingkat Kecamatan.

3 - 139

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Dokumen Visi Misi Strategi Rencana 8. Sampah anorganik dari TPS Kelurahan akan dibawa ke TPS Kecamatan, untuk ditangani lebih lanjut, yaitu dengan pengembangan kegiatan pengepulan dan daur ulang plastik di tahun-tahun mendatang. Di TPST Kecamatan ini pula sampah residu dikumpulkan untuk diangkut ke TPA Kota. 9. Di TPA residu sampah, dalam jangka pendek yaitu hingga tahun 2015, akan ditimbun. Selanjutnya dalam jangka panjang akan dikembangkan pengolahan residu sampah menjadi pellet bahan bakar, sebagai penerapan konsep Waste to Energy. Strategi Peningkatan Kelembagaan 1. Berdasarkan analisis kendala dan peluang yang ada di dalam subsistem organisasi kelembagaan maka diperlukan strategi berikut : 2. Meningkatkan status dan kapasitas lembaga pengelola kebersihan, dimana saat ini ada di bawah Bidang Kebersihan dan UPTD Pengangkutan sampah pada Dinas Perumahan, Tata Ruang dan Permukiman, perlu pengkajian ulang untuk kembali menjadi Dinas tersendiri, mengingat semakin tingginya beban pengelolaan sampah di Kab. Bandung. 3. Menginisiasi terbentuknya sub sistem kelembagaan yang dapat menjalankan fungsi sesuai perannya masing-masing. Hal ini menyangkut peningkatan peran lembaga formal maupun non formal yang telah ada, dan juga pengembangan lembaga lain yang dibutuhkan kehadirannya. Kehadiran lembaga lain dilakukan dengan pola pendekatan bottom-up, dimana kehadiran lembaga tersebut merupakan kebutuhan dan merupakan inisiatif warga bukan bentukan pemerintah. Kehadiran lembaga eksternal ini tidak saja

3 - 140

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Dokumen Visi Misi Strategi Rencana menyangkut aspek teknik operasional tetapi diharapkan juga untuk mendukung penegakan hukum di dalam sistem. 4. Meningkatkan kinerja lembaga pengelola persampahan, salah satunya dengan meingkatkan kualitas SDM Lembaga Pengelola Kebersihan. 5. Melakukan pemisahan fungsi /unit regulator dan operator 6. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi antar stakeholder lokal maupun regional, dan juga membangun kemitraan yang harmonis dengan masyarakat dalam upaya membangun sistem pengelolaan berbasis masyarakat. Strategi Peningkatan Hukum Strategi bidang hukum dan peraturan difokuskan untuk menunjang terlaksananya strategi pada keempat aspek lainnya. Strategi ini menyangkut : 1. Penataan kembali perangkat hukum dan peraturan disesuaikan dengan rencana jangka pendek, menengah dan panjang 2. Penegakan dan penaatan hukum/peraturan, dengan terbentuknya masyarakat yang peka terhadap aturan/hukum. 3. Membangun tatanan hukum di masyarakat bersamaan dengan pengembangan sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat Strategi Peningkatan Pembiayaan 1. Penguatan unit penagihan dalam struktur organisasi lembaga Dinas Kebersihan, dengan mengembangkan mekanisme penagihan retribusi yang disepakati oleh seluruh pihak berkaitan 2. Pengalokasian anggaran secara proporsional per unit kegiatan Strategi Peningkatan Peran Serta Masyarakat

3 - 141

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022

Dokumen Visi Misi Strategi Rencana 1. Menyebar luaskan pemahaman tentang pengelolaan persampahan kepada masyarakat umum 2. Mengembangkan pendidikan masyarakat tentang pengelolaan sampah sejak usia dini 3. Mengembangkan pola pembelajaran kepada masyarakat yang terintegrasi dalam pengembangan sistem pengelolaan berbasis masyarakat. 4. Mengembangkan pola-pola insentif dan iklim kondusif bagi dunia usaha/swasta

3 - 142