KOMIK KARYA R.A. KOSASIH: SIKLUS KEHIDUPAN SPRITUAL SRI DAN DEWI SINTA

THE COMIC OF RAMAYANA BY R.A. KOSASIH: THE SPRITUAL LIFE CYCLE OF SRI RAMA AND DEWI SINTA

Saksono Prijanto Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Gedung C Lantai 19 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat 10270 [email protected]

Tanggal naskah masuk 23 Oktober 2015 Tanggal akhir penyuntingan 10 Desember 2015

Abstract : Unlike the story that featured the “gray” characters, the story of Ramayana is more revealing the “black and white” characters. Through out hundreds of pages, readers witness the action of Sri Rama, and Hanoman in an effort to free the Goddess Sinta from ‟s in solence. The story of Sri Rama is very important because it has a high value, especially in the ethical teachings that in all parts of the story that is internalized. Mean while, the go alof this study is to reconstruct the spiritual life cycle of Sri Rama and Sinta Dewi.To achieve that goal is used methods or semiotic approach. Its application of this semiotic and the theory of functional model such as actants with its chart (narrative syntax) of Greimas. Mean while, the result is that the comic Ramayan are veals the problems of humanity (truth, courage, and chastity), crime (which madegiant), as human well as the teaching of ethics (human relation ship with God and man's relationship with the/other creatures). Ramayana comic masterpiece by R.A. Kosasih is presented as a whole and trim, as well as unique, both in narrative and in the comic depscription techniques.

Key words: reconstruction, semiotic, spritual life cycle

Abstrak : Berbeda dengan kisah Mahabharata yang menampilkan karakter „abu-abu‟, kisah Ramayana lebih mengungkapkan karakter „hitam dan putih‟. Sepanjang kisah yang berjumlah ratusan halaman, pembaca menyaksikan sepak terjang Sri Rama, Laksmana, dan Hanoman dalam upaya membebaskan Dewi Sinta dari keangkaramurkaan Rahwana. Kisah Sri Rama sangat penting karena mempunyai nilai yang tinggi, terutama dalam ajaran etika yang dilesapkan pada seluruh bagian cerita. Sementara itu, tujuan penelitian ini adalah merekonstruksi siklus kehidupan spritual Sri Rama dan Dew Sinta. Melalui rekonstruksi siklus kehidupan Sri Rama dan Dewi Sinta, (sejak mereka belum menikah, telah menikah, kemudian berpisah, serta bertemu dan menyatu kembali sebagai pasangan suami istri), diharapkan dapat diungkapkan berbagai peristiwa dalam kehidupan mereka yang berkaitan dengan makna kebenaran, keberanian melawan keangkaramurkaan, dan menghindar dari perbuatan batil sebagai wujud pertanggungjawaban kepada Tuhan serta dalam rangka membina hubungan baik dengan sesama manusia. Untuk mencapai tujuan itu digunakan metode atau pendekatan semiotik melalui penerapan teori aktan dan teori model fungsional dengan bagannya (sintaksis

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 143 - 162 Desember 2015 ISSN 1829-9237

naratif) dari Greimas. Karya sastra (dalam hal ini cerita rekaan) merupakan sistem tanda yang mempunyai konvensinya sendiri, antara lain bentuk cerita dan sifat naratifnya (alur, penokohan, latar, sudut pandang). Tanda-tanda itu mempunyai makna sesuai dengan konvensi itu. Dengan demikian, melalui metode semiotik diharapkan terungkap makna karya sastra itu secara utuh. Sementara itu, hasil penelitian yang dicapai adalah bahwa komik Ramayana mengungkapkan persoalan kemanusiaan (kebenaran, keberanian, dan kesucian), kejahatan (yang dilakukan raksasa), serta ajaran etika (hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan manusia/makhluk lain). Komik Ramayana karya R.A. Kosasih ini disajikan secara utuh dan apik, serta unik, baik dalam pengisahan maupun dalam teknik penggambaran komik.

Kata kunci: rekonstruksi, semiotik, siklus kehidupan spritual

1. Pendahuluan dari segala dosa (Abimanyu, 2014:57-58). Kisah Ramayana sangat digemari di Sastra diyakini merupakan jalan “lain” untuk Indonesia. Berbagai versi Ramayana lebih memanusiakan manusia, selain disuguhkan kepada penggemar dalam tuntunan agama dan filsafat. Dengan beragam bentuk. Kita mengenal Sendratari demikian, penellitian ini perlu dilakukan Ramayana yang dipentaskan di pelataran karena dalam kisah Ramayana terkandung Candi Prambanan setahun sekali setiap bulan ajaran kehidupan yang bersifat positif dan purnama. Bukan hanya itu, pementasan merupakan inspirasi bagi generasi penerus. Ramayana juga dilakukan oleh berbagai Dalam bagian “Kata Pengantar” pihak pemangku kepentingan, seperti yang Ramayana versi Rajagopalachari, pernah dilakukan oleh Dinas Pariwisata Mahabharata dan Ramayana: Kitab Epos Pemerintah Daerah Daerah Khusus Ibukota Terbesar Sepanjang Masa (2013) disebutkan Jakarta, sudah barang tentu dalam bahasa bahwa melalui kisah Ramayana disebarkan Betawi. Bahkan, salah satu stasiun televisi nilai-nilai kebaikan untuk dijadikan swasta nasional juga secara rutin pegangan hidup lewat suatu dongeng. Hal itu mementaskan sinetron Ramayana versi India ternyata memang sudah dilakukan sejak seminggu sekali. Sinetron tersebut sangat lama, yaitu dari India kemudian sampai ke digemari dan ditunggu-tunggu oleh pemirsa. Pulau Jawa. Sementara itu, di Pulau Jawa, Namun, kisah Ramayana populer di Sunan Kalijaga (juga Sunan Gunung Jati) Indonesia ketika almarhum R.A. Kosasih menyebarkan nilai-nilai kebaikan yang menceritakan kembali dalam wujud komik bersumber dari ajaran Islam melalui pada tahun 1955 dan diterbitkan oleh UP pertunjukkan wayang kulit. Walaupun Melodie, Bandung. Kemudian, pada tahun menyebarkan agama Islam, tetapi tokoh- 2010 penerbit Pustaka Langka untuk Semua tokoh dan ceritanya masih menggunakan menerbitkan ulang kisah Ramayana dengan mitologi Hindu. Kegiatan tersebut menjadi kemasan lebih cantik. Secara faktual, tradisi yang dikembangkan terus-menerus Ramayana merupakan salah satu cerita yang oleh dalang pertunjukkan wayang dan para mampu bertahan lama, bahkan dibaca orang- seniman lainnya. Kisah-kisah yang tadinya orang sepanjang masa. Hal tersebut dibawakan dari mulut ke mulut, ditorehkan disebabkan di dalamnya terkandung pada daun lontar, menjadi ukiran candi, dan persoalan kemanusiaan, keadilan, serta seni pertunjukkan boneka, kemudian mengisi ajaran-ajaran yang lengkap, meliputi etika, media-media baru. Dengan kata lain. kisah sosiologi, politik, dan seksualitas. Bahkan, Ramayana mengalami proses alihwahana Ramayana dianggap tulisan yang memiliki dengan menjadi novel, cerpen dan film. nilai religi yang apabila diperdengarkan Ceritanya pun mengalami perkembangan secara terus-menerus di tengah-tengah sesuai interpretasi masing-masing seniman manusia maka dapat menyelamatkan mereka pembuatnya.

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 143 - 162 Desember 2015 ISSN 1829-9237

Dalam artikel ini akan dibahas komik mingguan surat kabar. Di antaranya adalah Ramayana diceritakan kembali oleh R.A. komik “Tarzan”, “Rip Kirby”, serta Kosasih terbitan Pustaka Langka untuk “Phantom and Johnny Hazard”. Kemudian Semua, 2010. Sebagai bahan bacaan yang penerbit seperti Gapura dan Keng Po dari lain adalah tulisan (1) Rajagopalachari dalam Jakarta, dan Perfects dari Malang, Mahabharata dan Ramayana: Kitab Epos mengumpulkannya menjadi sebuah buku Terbesar Sepanjang Masa, 2013, Cetakan komik. Di tengah-tengah membanjirnya Pertama, Diterjemahkan oleh Yudhi komik asing, hadir Siaw Tik Kwei--salah Murtanto, Penerbit Dipta, Yogyakarta; (2) seorang komikus terdepan, yang memiliki Ramayana karya R.A. Kosasih, Penerbit teknik dan keterampilan tinggi dalam Erlina, Bandung serta (3) Ramayana karya S. menggambar--menampilkan komik Ruhiyat, 2012, Cetakan Pertama, PT Buku adapatasinya dari legenda pahlawan Seru, Jakarta. Artikel “Komik Ramayana Tiongkok „Sie Djin Koei‟. Komik ini Karya R.A. Kosasih: Siklus Kehidupan berhasil melampaui popularitas “Tarzan” di Spritual Sri Rama dan Dewi Sinta” kalangan pembaca lokal. Popularitas tokoh merupakan bagian dari sebuah penelitian komik asing mendorong beberapa komikus tahunan yang dibiayai oleh Pusat untuk mentransformasikan beberapa Pengembangan Infrastruktur dan karakter pahlawan super itu ke dalam selera Pelindungan, Badan Pengembangan dan lokal. R.A. Kosasih, yang kemudian dikenal Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan sebagai Bapak Komik Indonesia, memulai dan Kebudayaan, 2014. karirnya dengan mengimitasi Wonder Supaya identifikasi permasalahan lebih Woman menjadi pahlawan wanita bernama spesifik, permasalahan dirumuskan dengan Sri Asih. Keberhasilan R.A.Kosasih itu pertanyaan sebagai berikut. sejalan dengan upaya penerbit untuk (1) Cobaan apa saja yang ditemui Sri menghadirkan komik Indonesia di tengah Rama sebelum mempersunting Dewi Sinta? masyarakat. Konon pada tahun 1953, (2) Cobaan apa saja yang ditemui penerbit Melodie sedang mencari komikus Sri Rama dan Dewi Sinta setelah mereka untuk dijadikan karyawannya. Salah satu melangsungkan pernikahan serta bagaimana yang mendaftar dan diterima saat itu adalah upaya mereka mengatasi rintangan tersebut RA Kosasih. Akhirnya terbitlah buku komik dan pihak mana saja yang membantu pertamanya pada 1 Januari 1954 dengan mereka? tokohnya seorang hero perempuan bernama 4) Setelah berhasil mengalahkan Sri Asih (informasi Andi Wijaya dari Rahwana, cobaan apa saja yang dihadapi Sri penerbit Pluz+ yang dua tahun silam telah Rama dan Dewi Sinta? mencetak ulang komik Ramayana karya (5) Bagaimana akhir perjalanan Kosasih). kehidupan mereka? Tetbitnya komik Sri Asih mendapat respons positif dari masyarakat. Hanya saja, 2. Kajian Literatur dan Penelitian kesan superhero saat itu dianggap banyak Sebelumnya terpengaruh oleh budaya barat. Untuk 1) Kajian Literatur menjawab cemoohan dan sindiran orang- Bonneff (1988) memaparkan sejarah orang tentang hal itu, penerbit Melodie dan komik Indonesia secara periodik, khususnya R.A. Kosasih berinisiatif untuk membuat generasi komik 1940-1950-an sebagai komik baru yang mengadopsi dan berikut. mengadaptasi kisah wayang (informasi Pemaparan tentang sejarah komik Surjorimba Suroto founder situs Indonesia tidak terlepas dari “hadirnya” Komikindonesia.com.) R.A. Kosasih berhasil komik Amerika di Indonesia. Sekitar akhir menginspirasi komikus lainnya, di antaranya tahun 1940-an, beberapa karya komik dari adalah Siti Gahara, Puteri Bintang, Garuda Amerika disisipkan sebagai suplemen Putih and Kapten Comet, yang mendapatkan

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 143 - 162 Desember 2015 ISSN 1829-9237

inspirasi dari Superman dan petualangan komik roman, silat, fabel, dan lainnya Flash Gordon. R.A.banyak lagi karakter (Hikmat Darmawan). pahlawan super yang diciptakan oleh Dalam penelitian ini, sebagai bahan komikus lainnya, Kepeloporan R.A. Kosasih bacaan pembanding, dipaparkan sebagian diapresiasi oleh para pengamat sebagai kecil dari kisah Ramayana yang termuat Bapak Komik Indonesia. Hal itu disebabkan dalam terbitan Rajagopalachari. 2013. kemampuannya mengikuti zaman dan dalam Mahabharata dan Ramayana: Kitab Epos setiap genre yang digarapnya karya- Terbesar Sepanjang Masa. Cetakan Pertama. karyanya bagus (Andi, Diterjemahkan oleh Yudhi Murtanto. founder Komikindonesia.com.) Komikus Yogyakarta: Penerbit Dipta, khususnya angkatan, seperti Ahmad Rahmad mengenai pengantar kisah itu. Sutalaksana (komikus seri Terdampar di Rajagopalachari dalam pengantar edisi Tiongkok Kuno).menganggap Kosasih kedua menuliskan sebagai berikut. sebagai seorang peletak dasar. “Beliau Ramayana bukan sejarah atau biografi. Kisah adalah peletak dasar komik modern di ini adalah bagian dari mitologi Hindu. Kita Indonesia”. Wayang memang bukan hal akan deapat memahami kehidupan dan asing bagi R.A. Kosasih. Sejak muda, ia peradaban Yunani tanpa memahami Zeus, senang menonton wayang kulit dan wayang Apollo, Hercules, Venus, Hector, Priam, golek, serta banyak membaca buku tentang Achilles, dan yang lain. Demikian pula, wayang. Oleh karena itu, R.A. Kosasih dapat orang tidak akan dapat memahami dharma menggambar komik wayang dengan begitu Hindu tanpa mengenal Rama, Sinta, , fasih serta detail cerita dan latar yang Laskmana, Rahwana, Kumbakarna, dan mengagumkan.Berikut pendapat pengamat Hanoman. Mitologi tidak dapat diabaikan komk tentang R.A. Kosasih. begitu saja. Tidaklah cukup hanya dengan “Pak Kosasih, dengan segala filsafat, ritual, atau dengan mitologi. keterbatasan yang ada di zaman dahulu, Ketiganya merupakan elemen penting bagi selalu sungguh-sungguh dalam semua agama kuna. Sikap pada hal spritual membuat komik. Ia selalu melakukan suatu masyarakat tidak akan dapat dipahami, riset terlebih dahulu. Versi-versi kisah dilestarikan, atau diwariskan tanpa ketiga wayangnya pun merupakan adaptasi elemen penting itu (Rajagopalachari, yang tidak sembarangan. Imajinasinya 2013:462). saat itu sungguh bebas, tapi tidak Sementara itu, dalam pengantar edisi pernah kehilangan lokalitas”. Komik- ketiga, C. Rajagopalachari menulis sebagai komik karya almarhum memang selalu berikut. Saya berterima kasih kepada menjaga cita rasa lokal. Salah satunya Bharatiya Vidya Bhavan yang telah dapat terlihat pada dialog kebudayaan mencetak kembali Ramayana dan yang selalu terjadi dalam kisah-kisah Mahabharata. Bhavan telah meraih sukses komik Kosasih. “RA Kosasih besar dengan distribusi kedua buku itu secara sesungguhnya adalah orang yang luas. Kedua buku tersebut dimaksudkan menggunakan medium modern untuk untuk mendekatkan Walmiki dan Wiyasa memunculkan warisan nilai-nilai kepada orang-orang yang tidak memiliki tradisional yang kita miliki selama ini. akses pada karya klasik orisinal yang sulit Hal itu dapat dilihat dari dialog-dialog dicari padanannya itu. Pada tokoh dan kebudayaan yang terjadi di komiknya,” insiden kedua karya besar itu berulang kali kata Hikmat. Selain itu, R.A. Kosasih menjadi bahan mentah bagi para sastrawan juga mampu beradaptasi dengan dan orang suci yang datang belakangan permintaan pasar dan perkembangan untuk menulis drama dan mendaraskan puisi zaman. Di samping kisah perwayangan, serta nyanyian-nyanyian pujian untuk almarhum juga pernah menggambar memastikan bangsa ini tetap berada di jalur yang benar. Kisah besar itu disampaikan

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 143 - 162 Desember 2015 ISSN 1829-9237

lebih jauh melalui wacana lisan untuk rasa suatu agama dan bangsa. Bentuk sama menghibur dan mengajar pemirsa yang mendasarnya dengan isi. Kita tidak dapat shalih. Tidak sedikit penambahan dan variasi memeras agama dan menyarikan isinya ditambahkan pada kisah asli. Semua bahasa dalam dirinya sendiri. Jika demikian yang India memiliki kisah Ramayana dan terjadi, agama itu akan menjadi tidak Mahabharata yang ditulis oleh sastrawannya, berguna dan tidak akan bertahan lama. Setiap dengan penambahan dan variasi mereka kebudayaan besar membutuhkan mitologi sendiri-sendiri. Kiranya baik jika kaum muda dan tokoh-tokoh suci sebagai fondasi spritual mendapatkan kedua kisah ini sebagaimana yang stabil dan sebagai inspirasi dan aslinya. Dan, kedua buku saya dimaksudkan pembimbing yang menyerahkan kehidupan. untuk tujuan itu. Marilah kita tanamkan di benak kita bahwa Secara khusus, saya menyerukan Ramayana dan Mahabharata-lah yang kepada kaum muda di sekolah dan perguruan mempersatukan sejumlah besar suku bangsa tinggi untuk membaca buku-buku ini. Kedua kita menjadi suatu bangsa, terlepas dari buku ini lebih dari sekadar buku biasa. kasta, ruang, dan bahasa yang tampaknya Setelah membaca, kalian akan mendapatkan menciptakan perbedaan. Saya berharap keberanian, kekuatan kehendak yang lebih dianugerahi visi yang lebih luas dan besar, dan pikiran yang lebih bersih. Kisah kemampuan yang lebih hebat, sehingga saya itu lebih dari sekadar cerita biasa. Kisah dapat menuliskan karya ini dengan cara-cara tersebut merupakan rekaman pikiran dan yang lebih baik daripada yang dapat saya semangat para pendahulu yang lakukan sampai saat ini. Namun demikian, menginginkan kebaikan, lebih daripada saya bersyukur atas apa yang dapat saya sekadar cerita biasa. Kisah tersebut kerjakan selama ini. Jika ingin melestarikan merupakan rekaman pikiran dan semangat individualitas kita sebagai bangsa dan para pendahulu yang menginginkan melayani dunia dengan dharma—yang kebaikan, lebih dari sekadar kesenangan. dalam dirinya sendiri akan dapat Mereka bisa melihat lebih banyak hal dalam menghindarkan manusia dari kesalahan dan misteri kehidupan dibandingkan apa yang kepunahan, maka kita perlu mengenal dapat kita lakukan dalam upaya pencarian warisan nenek moyang (C. Rajagopalchari, kita yang tiada henti untuk mendapatkan 2013:463-464). capaian-capaian yang bersifat maya dan remeh-temeh di dunia material ini. Kita 2) Penelitian Sebelumnya mesti berterima kasih kepada mereka yamg Beberapa kajian tentang Ramayana, telah melestarikan kisah besar yang telah antara lain, telah dilakukan oleh Dr. berusia berabad-abad ini, terlepas dari sekian Mu‟jizah dalam jurnal Pangsura, Jurnal banyak perubahan yang menyapu bangsa kita Pengkajian dan Penelitian Sastera Asia sejak zaman Walmiki dan Wiyasa. Bahkan, Tenggara, Julai—Desember 2012 (1434) para pujangga yang menulis kisah-kisah dengan judul “Alih Wahana Cerita besar itu tidak mengarang sendiri. Mereka Ramayana: Pemerkayaan Nilai Sastra”. “hanya” merangkai jalinan-jalinan ingatan Dalam artikelnya itu disebutkan bahwa pada bangsa yang telah jauh sebelum mereka. tanggal 4 Oktober 2012 di candi Prambanan Ketika membaca kisah Mahabharata dan dipentaskan sendratari delapan versi cerita Ramayana, bahkan versi yang saya tuliskan, Ramayana dari Yogyakarta, Sumatra Utara, kita akan dibawa kembali pada kehidupan Kalimantan Selatan, Jawa Tengah, DKI nenek moyang dan kebijaksanaan- Jakarta, Jawa Timur, Jawa barat, Bali. Cerita kebijaksanaan agung mereka. Ramayana di Indonesia pada awalnya sebuah Mitologi merupakan bagian yang kakawin (syair) yang ditulis dalam bentuk mendasar bagi suatu agama dan kebudayaan tembang berbahasa Jawa kuno. nasional. Bagian inilah yang menjadi kulit Di negeri asalnya, India, Ramayana dan rangka yang melestarikan sari dan cita adalah puisi (kavya) yang dipakai untuk

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 143 - 162 Desember 2015 ISSN 1829-9237

memberikan ajaran moral kepada kaum Sepengetahuan kami penelitian komik muda yang meliputi ajaran moral wayang Ramayana karya R.A. Kosasih (darmasastra), politik dan peperangan khususnya melalui pendekatan semiotik (arthasastra), tata cara hidup (nitisastra). belum pernah dilakukan peneliti lain. Dengan cara ini, ajaran-ajaran Hindu yang Sementara itu, dalam kaitannya dengan diamanahkan dalam cerita itu dapat diserap penelitian wayang, beberapa peneliti untuk dengan cara yang indah, menghibur, dan keperluan penulisan skripsi dan tesis telah halus. Pada saat agama Islam datang, cerita melakukan penelitian tersebut, antara lain Ramayana ini juga diadaptasi sesuai dengan “Perkembangan Visualisasi Desain Karakter ajaran Islam seperti yang diungkapkan Ikram Komik Wayang Indonesia Periode Sebelum (1980). dan Sesudah Masuknya Manga” oleh Prima Dalam cerita Ramayana versi Islam, Murti Rane Singgih (Program Studi Desain pengenalan ajaran Islam mulai masuk ke Komunikasi Visual, Fakultas Sastra, dalam cerita dengan penyebutan kata-kata Universitas Negeri Malang. Allah dan cerita dimulai dengan puji-pujian Penelitian ini menggunakan tinjauan kepada Allah (Mu‟jizah, 2012:80). formalistik untuk mendeskripsikan unsur- Selanjutnya dipaparkan bahwa berdasarkan unsur formal visual, perseptual proporsi, penelitian Ikram (1980:68-83) yang meneliti serta kecenderungan gaya dan cerita Ramayana versi Melayu atau yang kecenderungan suku dalam kultur komik dari dikenal dengan Hikayat Sri Rama, terdapat visualisasi desain karakter pada komik berbagai versi dan varian, dan tempat wayang di Indonesia dengan sampel pada 4 penyimpanan naskahnya tersebar dalam judul komik wayang, yakni Mahabharata berbagai koleksi, baik di dalam maupun di di karya R.A. Kosasih dan Gatotkaca Sewu luar negeri. Cerita Ramayana dalam sastra karya Oerip yang mewakili generasi awal Jawa juga banyak versi dan variannya, komik wayang; serta Garudayana karya Is seperti yang sudah banyak dikaji oleh Yuniarto dan Baratayuda karya Caravan beberapa pakar, antaranya Willem van der Studio yang mewakili generasi komik Molen yang mengkhususkan penelitiannya wayang setelah masuknya Manga ke pada Ramayana Jawa kuna. Indonesia. Penelitian sejenis juga pernah Cerita-cerita tersebut berbeda jauh dilakukan oleh Herlien Ardiana dengan cerita Ramayana yang berasal dari Yunitaningtiyas, yaitu “Peningkatan India, baik daripada tokoh, perwatakan, Kemampuan Menulis Ringkasan Cerita maupun alur dalam peristiwanya. Versi ini Wayang dengan Menggunakan Media memperlihatkan kekayaan Ramayana ketika Komik Wayang Siswa Kelas V SDN Duren diinterpretasikan oleh penyalin dan 01 Kecamatan Talun Kabupaten Blitar” penciptanya dan versi serta variannya Skripsi, Jurusan Bahasa Indonesia, Fakultas tergantung sekali pada budaya sang penyalin Sastra,Universitas Negeri Malang (skripsi dan pengayomnya (Mu‟jizah, 2012:81). Jurusan Sastra Arab, Fakultas Sastra UM, Hingga saat ini cerita Ramayana yang berada 2014) dalam tradisi lisan dan tulis sudah dialihwahanakan ke dalam berbagai bentuk 3. Landasan Teori seni lain, seperti film, drama, tari, teater, seni Banyak penelaah sastra yang rupa (relief dan lukisan) dan bentuk seni lain. mempunyai keyakinan bahwa sastra tidak Dalam adaptasi atau alih wahana ini, dapat ditelaah dan dipahami secara ilmiah penikmat cerira Ramayana bukan hanya tanpa mengikutsertakan aspek pembaca sastra saja, melainkan dengan cepat kemasyarakatannya, yaitu tanpa meluas pada penikmat seni lain, yakni memandangnya sebagai tindak komunikasi. khalayak pelukis, tari, drama/teater, dan Barangkali sastra bukanlah komunikasi yang penonton film (Mu‟jizah, 2012:82). biasa, dan mempunyai banyak segi yang aneh dan luar biasa kalau dibandingkan

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 143 - 162 Desember 2015 ISSN 1829-9237

dengan tindak komunikasi lain. Oleh karena itu, pemahaman gejala ini yang sesuai dan 1) Pengertian tentang Aktan tepat tidak mungkin tanpa memerhatikan Inti teori Greimas terletak pada aspek komunikatifnya atau dengan istilah kekuatan untuk melakukan tindakan (aktan). lain tanpa mendekati sastra sebagai tanda, Aktan adalah pelaku tindakan, aktan sign, atau dengan istilah yang sekarang merupakan peran yang hadir dalam tindakan, sangat luas dipakai, sebagai gejala semiotik yang dapat ditempati oleh segala macam (Teeuw, 1984:43 dalam Prijanto, 2010:9). entitas. Aktan berbeda dengan tokoh. Ia Pembahasan dalam penulisan artikel berada dalam strukur batin suatu teks. Ramayana difokuskan pada dua aspek, yaitu Sementara itu, tokoh adalah tampilan suatu pembahasan aspek makna dan pembahasan makhluk hidup (orang atau sesuatu yang aspek gambar komik. Mengenai aspek dipersonifikasikan), sedangkan pelaku makna dibahas dengan menggunakan tindakan bukan hanya manusia, melainkan pendekatan semiotik melalui penerapan teori segalam macam entitas dapat juga menjadi aktan dan teori model fungsional dengan pelaku tindakan: benda, binatang (baik yang bagannya (sintaksis naratif) dari Greimas merupakan personifikasi maupun yang (Zaimar, 2014). Sementara itu, pembahasan bukan), institusi, perasaan, nilai-nilai. Jadi, aspek gambar komik memanfaakan teori yang disebut kekuatan untuk melakukan komik oleh Topffer, Eisner, dan Scott tindakan adalah segala sesuatu yang turut Mccloud (Ajidarma, 2012). mengambil bagian dalam tindakan. Pertama-tama, marilah kita lihat teori Greimas mengemukakan adanya enam aktan, yaitu teori Greimas yang merupakan peran aktan dalam ceritera, yaitu pengirim, pengembangan dari teori yang telah penerima, subjek, objek, penolong dan dikemukakan oleh Propp setelah meneliti penentang. Teori yang dikemukakan dongeng-dongeng Rusia. Teori ini juga dapat Greimas ini terkenal dengan nama teori diterapkan pada analisis prosa drama. Teori aktan dan teori fungsional. Greimas ini disarikan dari buku Semiotika dalam Analisis Karya Sastra, Okke Kusuma a. Skema Aktan Sumantri Zaimar terbitan PT Komodo Books, Depok, 2014.

Pengirim → Objek → Penerima

Penolong (pembantu) → Subjek ← Penentang

mencapai objek yang dicarinya. Penolong Pengirim adalah sesuatu atau seseorang adalah sesuatu atau seseorang yang yang menjadi motor penggerak cerita. Dialah mempermudah tercapainya objek. Penerima yang menentukan objek yang diingininya. adalah sesuatu atau seseorang yang Dia juga yang memanggil sang pahlawan menerima objek yang didapat dari pencarian. untuk mencari dan mendapatkan objek (Fossion A & JP Laurent dalam Zaimar, tersebut. Untuk mengetahui perannya dapat 1981: 44). ditanyakan: Siapa yang menginginkan Skema (bagan) aktansial ini biasanya objek? Pahlawan/Subjek harus mempunyai diikuti oleh skema (bagan) fungsional, yaitu karsa, yaitu kehendak untuk melakukan teori tentang berlangsungnya peristiwa- tindakan demi tercapainya objek. Penentang peristiwa. Fungsi-fungsi ini dikemukakan adalah sesuatu atau seseorang yang oleh kata benda, misalnya “Keberangkatan” menghalangi usaha pahlawan/subjek untuk dan “Perjalanan”. Propp menganalisis

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 143 - 162 Desember 2015 ISSN 1829-9237

dongeng-dongeng Rusia, menampilkan 31 tetapi sebaliknya, dia juga mendapat bantuan fungsi. Menurut pendapatnya, tidak selalu dari si penolong atau pembantu dalam setiap fungsi hadir dalam setiap ceritera, perjuangannya itu. Namun, kadang-kadang tetapi fungsi-fungsi ini mengikuti suatu cobaan ini belum selesai. Pahlawan harus urutan yang ketat. A.J. Greimas mengikuti melalui lagi cobaan terakhir, yang apa yang telah dicapai oleh Propp. Menurut membawanya pada kegemilangan. pendapatnya, pada setiap cerita ada perpindahan dan situasi awal ke situasi akhir. c) Cobaan yang Membawa Transformasi itu sendiri terdiri atas tiga Kegemilangan tahapan, yaitu cobaan saringan, cobaan Cobaan ini sebenarnya terjadi setelah utama dan cobaan yang membawa objek yang diingini berada di tangan si kegemilangan atau kejatuhan. pahlawan. Kemenangan yang didapat pada cobaan utama belum lengkap, karena objek Skema (Bagan) Fungsional belum diserahkan pada si penerima. Ketika itu, timbul lagi cobaan yang harus diatasi. S Transformasi SBiasanya halangan di sini berupa direbutnya A A objek dari tangan pahlawan oleh pahlawan (1) (2) palsu. Namun, pada akhir cerita, si pahlawan Cobaan Cobaan Cobaan Saringa Utama Kegemilangan/ dapat meyakinkan si pengirim bahwa dialah n Kejatuhan pahlawan atau subjek yang sebenarnya.

SA 1 (Situasi Awal): SA 2 (Situasi akhir): Ceritera dimulai dengan adanya Kebutuhan akan sesuatu itu pada pernyataan akan kebutuhan atas sesuatu, ada awalnya menyebabkan ketidakseimbangan sesuatu yang diinginkan. Si pengirim dan hal ini menjadi motor pembuka cerita. memanggil sesuatu atau seseorang yang Kini kebutuhan itu telah terpenuhi dan mungkin menjadi pahlawan. Calon pahlawan keadaan kembali menjadi seimbang (Fossion itu menyetujui permintaan si pengirim dan A & JP Laurent dalam Zaimar, 1981: 43). mengadakan perjanjian dengannya. Teori Greimas ini tidak hanya dapat diterapkan pada dongeng, melainkan juga a. Transformasi: bentuk prosa lainnya, bahkan juga pada Transformasi ini terdiri atas tiga drama. tahapan: a) Cobaan Saringan 4. Metodologi Segera setelah keberangkatannya untuk Cara yang dipilih oleh peneliti dengan melaksanakan tugas mencari objek, si mempertimbangkan bentuk, isi, dan sifat pahlawan menghadapi suatu cobaan. Bila dia sastra sebagai subjek kajian lazim dilakukan berhasil lolos dari saringan, dia akan menjadi dalam metode penelitian sastra. Sementara pahlawan dan dia menerima tugas dari itu, dalam penelitian sastra seringkali ada pengirim. kerancuan antara penggunaan istilah metode, teknik, dan pendekatan. Metode semestinya b) Cobaan Utama berkaitan dengan cara operasional dalam Cobaan utama ini diatasi ketika sang penelitian. Metode telah membutuhkan pahlawan berhasil mengalahkan musuh, langkah penelitian yang pantas diikuti. yaitu dapat mencapai objek pencarian. Sementara itu, teknik berhubungan dengan Dalam usahanya untuk mendapat objek ini, proses pengambilan data dan analisis si pahlawan harus berjuang melawan penelitian (Endraswara, 2013:8). Metode musuhnya, ia mendapat halangan dari si merupakan cara kerja untuk memahami pemilik objek ataupun yang membantu si objek yang menjadi sasaran ilmu yang pemilik objek. Hal itu disebut penghalang, bersangkutan (Hassan dan Koentjaraningrat

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 143 - 162 Desember 2015 ISSN 1829-9237

(1985:7—8). Menurut Nazir (1988:52), tujuan penelitian ini yang berusaha untuk metode tersebut berkaitan erat dengan cara mengungkap makna (KR) yang tentunya atau jalan yang ditempuh, meliputi tahap- tidak dapat dipahami hanya dengan tahap suatu pembahasan dilakukan dan alat memperhatikan gejala sosial yang tampak di apa yang digunakan, dalam pelaksanaan permukaan. Untuk dapat memperoleh pembahasan. Dalam hal ini, struktur karya gambaran utuh mengenai KR, diperlukan sastra (KR) dianggap sebagai tanda sehingga pengungkapan makna yang terkandung di di dalam pembahasan ini digunakan metode balik tindakan yang mendorong timbulnya (pendekatan) semiotik. Sesuai dengan objek gejala sosial tersebut. Dengan menggunakan yang dibahas, teknik pembahasan yang metode kualitatif, data yang diolah adalah digunakan adalah teknik pembahasan studi karya, naskah, dengan data formal kata-kata, pustaka. kalimat, dan wacana yang ada di dalam KR. Metode semiotik secara esensial merupakan metode kualitatif. Landasan 5. Pembahasan berpikir metode kualitatif adalah paradigma Berikut ini akan dibahas mengenai positivisme Max Weber, Immanuel Kant, skema aktan dan model fungsional KR dan Wilhelm Dilthey. Objek penelitian dengan pumpunan atau fokus pembahasan bukan gejala sosial sebagai bentuk dibatasi pada tokoh penting, yaitu Sri Rama, substantive, melainkan makna-makna yang Dewi Sinta, Prabu Rahwana, Laksmana, terkandung di balik tindakan, yang justru Hanoman, Wibiksana, dan Kombakarna. mendorong timbulnya gejala sosial tersebut (Ratna, 2007:47). Hal itu sesuai dengan Skema Aktan Sri Rama Prabu → Dewi Sinta diculik Rahwana → Sri Rama Dasaratha menugasi Rama agar mengembara memberantas kejahatan ↑ Laksamana → Sri Rama ← Rahwana, Indrajid Wibiksana Sarpakanaka, Detya Marica, Hanoman, Hanggada Prabu Somali, Kumbokarna, Sugriwa, , Begawan Somali, Bukbis, Wali Kilia, Batara Kangka, Talamariam, Prahasta,

Yogiswara juga memohon agar Sri Rama Keterangan: berkenan mengusir seekor burung raksasa Raja Dasaratha (sebagai pengirim) bernama Dandang Sengara yang selama ini menghendaki Sri Rama dan Laksmana pergi bermukim di tepi telaga tempat mandi Dewi mengembara untuk memberantas kerusuhan Sinta. Banyak para peserta sayembara yang yang dilakukan para raksasa di dekat kalah menghadapi burung Dandang Sengara kerajaan Mantili. Prabu Dasaratha mengutus sehingga mereka harus di tandu. Sri Rama putranya untuk melakukan tugas itu karena mencoba menghadapi burung raksasa permohonan Begawan Yogiswara, yang tersebut, dan ternyata berhasil menundukkan mengetahui bahwa Sri Rama adalah titisan burung itu dengan cara menghunjamkan Dewa Wisnu yang berwenang memberantas paruh burung itu hingga masuk ke dalam kerusuhan yang terjadi di muka bumi. Dalam tanah. Burung itu tidak dapat bernapas ketika perjalanan itu Sri Rama berhasil membasmi hampir seluruh patuknya masuk ke dalam kejahatan yang dilakukan para raksasa di tanah. Burung berhasil dihalau oleh Sri hutan Dandaka. Selain para raksasa, Pendeta Rama, rakyat gembira bertepuk tangan dan

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 143 - 162 Desember 2015 ISSN 1829-9237

Begawan Yogiswara segera mempersilakan kepergian Sri Rama dan memberi restu Rama untuk menghadap Raja. Pembinasaan keberangkatan mereka. Di tengah hutan, terhadap raksasa dan pengusiran terhadap tanpa mereka ketahui, Sarpakanaka terpikat burung gagak raksasa merupakan bukti kepada Laksmana. Keinginan Sarpakanaka bahwa Sri Rama dan Laksmana menjalankan ditolak, bahkan disakiti oleh Laksmana laku kebaikan kepada sesama manusia. sehingga Sarpakanaka mengadukan Prabu sangat gembira dan perbuatan Laksmana kepada Rahwana. Dia merasa lega mendengar berita itu, raja segera juga bercerita kepada Rahwana bahwa istri memperkenalkan putrinya Dewi Sinta Sri Rama sangat cantik. Sebagai penentang kepada Sri Rama sebagai pemenang peserta Rahwana merasa penasaran dan ingin sayembara. Pada pertemuan antara Dewi menculik wanita cantik itu dengan bantuan Sinta dan Sri Rama, mereka saling Detya Marica yang mengubah mencintai. Namun, sebelum perhelatan wujudnya menjadi seekor kijang emas. Sinta terjadi, banyak raja peserta sayembara yang memohon kepada Sri Rama agar menangkap belum perang tanding melawan Dandang kijang kencana itu. Namun, kijang tersebut Sengara. Mereka merasa penasaran dan ternyata sulit di tangkap. Sri Rama terpisah meminta agar Sang Prabu Janaka jauh dari Dewi Sinta dan Laksmana. mengadakan sayembara sekali lagi. Dengan Mendengar suara jeritan, Laksmana dipaksa sangat konsekuen Sri Rama bersedia oleh Sinta agar menyusul Rama. Sebelum mengikuti sayembara itu kembali. Peserta pergi meninggalkan Dewi Sinta, Laksmana sayembara diwajibkan membentangkan membuat lingkaran di sekitar Dewi Sinta sebuah gendewa. berdiri dengan kerisnya. Kepergian Setelah mengangkat gendewa, busur Laksmana memberi peluang Rahwana itu dicoba untuk dibentangkan, maka para mendekati Dewi Sinta yang hanya seorang peserta merasa kuwalahan. Mereka ada yang diri. Dengan mudah Rahwana mengubah terpeleset, ada yang tersungkur, ada pula wujudnya menjadi orang tua renta yang yang jatuh hingga para penonton tertawa dan meminta sirih kepada Sinta. Dengan senang bersorak. Akibatnya banyak peserta hati Sinta memberikan sirih itu, bahkan mengundurkan diri agar tidak menjadi bahan menjulurkan tangannya ke luar garis lingkar tertawaan. Pada giliran terakhir, Sri Rama sehingga Rahwana dengan mudah menarik maju untuk membentangkan busur panah itu. tangan Dewi Sinta lalu membawa pergi ke Dengan percaya diri dan gagah perkasa, Sri Alengka. Rama mengangkat dan membentangkan Sri Rama (sebagai subjek dan gendewa dengan mudah, bahkan ketika penerima) bersedih karena kehilangan Sinta. terlalu keras memegang kayu busur itu Ketika Laksmana meminta maaf karena tidak sehingga patah mejadi tiga. Para penonton dapat menjaga Dewi Sinta. Rama bersorak dan bertepuk tangan gembira. Dewi memaafkan dan percaya bahwa semua itu Sinta yang semula khawatir akan merupakan cobaan dari dewata. Mereka kemampuan Sri Rama berubah menjadi berdua segera bertekad untuk mencari Dewi senang dan tertawa gembira. Meskipun Sinta. Sebagai (subjek dan penerima) Rama sudah diakui memiliki keberanian dan berupaya menemukan objek (Sinta). kesaktian, Sri Rama masih harus Sementara itu, Jatayu berupaya merebut membuktikan bahwa dirinya adalah ksatria Dewi Sinta dari cengkeraman Rahwana pilih tanding dari semua ksatria untuk dikembalikan kepada Sri Rama. yangmengikuti sayembara itu. Namun, usaha Jatayu gagal. Selanjutnya Sri Setelah tinggal beberapa lama di Rama berhasil membebaskan kutukan dewa Mantili, Sri Rama dan Laksmana memohon kepada kepada Batara Kangka yang semula diri untuk pulang ke istana berwujud raksasa dan ingin menyerang Ayudyapal/Ayodyapala dengan mengajak Rama. Setelah berhasil berubah ke wujud istri Sri Rama. Prabu Janaka mengizinkan asal, Batara Kangka menunjukkan khasiat

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 143 - 162 Desember 2015 ISSN 1829-9237

daun Latamaosandi yang dapat Sementara itu, Rahwana yang berada menghidupkan makhluk yang sudah tewas di pihak penentang dibantu oleh adik, kepada Sri Rama. Batara Kangka (sebagai paman, dan anak-anaknya dari hasil pendukung) mengetahui bahwa Sri Rama perkawinan dengan berbagai makhluk yang sangat membutuhkan tumbuhan itu untuk dikawininya. Rahwana mengalami kekalahan menghadapi peperangan melawan Rahwana. sekalipun tidak dapat tewas dengan senjata Sri Rama pun segera mencari tumbuhan itu apa pun. Rahwana tertawan oleh gunung di hutan Imogiri. Selain itu, pertemuan Sri kembar jelmaan putra kembarnya yang Rama dengan Hanoman, Sugriwa, dibunuhnya untuk menipu Sinta agar Wibiksana, dan para pasukan wanara bersedia menjadi istrinya. Kedua anak itu merupakan kehendak para Dewa yang menjelma menjadi gunung dan menghukum menghendaki tumpasnya Raja Rahwana ayahnya dengan cara menjepit tubuh yang angkara murka. Rahwana.

Skema Aktan Rahwana Sarpakanaka → Dewi Sinta (objek) → Rahwana ↑ → Rahwana (subyek) ← Sri Rama/Laksmana Rama Bargawa, Detya Marica Wibiksana, Hanoman, Bugbis, Prabu Somali, Mutalani Hanggada, Jatayu, Samba Rawa, Kombakarna, Dewi Sinta, Trijata, Sarpakanaka, Prahasta, Talamariam Sugriwa, Para Dewa, pasukan wanara, Jambu Mangli, Detya Kampala, Wali Kilia, Raja Bharata, Prabu Janaka, Klapis Kala Dumraksa, Wilka Taksini, Rawa, Harimenda

Pancasona, yaitu pemilik ajian itu tidak dapat Sarpakanaka (sebagai pengirim) sakit mati. hati karena cintanya kepada Laksmana Berkali-kali Rama berhasil ditolak, bahkan dihajar Laksmana sehingga menewaskan Rahwana sehingga tubuh babak belur. Atas penganiayaan itu, raksasa itu berkeping-keping, tetapi Sarpakanaka segera melaporkan Hal itu Rahwana hidup kembali jika tubuhnya itu kepada Rahwana. Sarpakanaka menceritakan telah berada di tanah. Untuk mengalahkan kepada kakaknya bahwa Sri Rama Rahwana, diperlukan waktu cukup lama. mempunyai istri yang cantik. Atas laporan Tokoh Wibiksana dan Hanoman (sebagai itu Rahwana (sebagai subjek) berniat untuk penentang) sangat berperan penting karena merampas wanita cantik itu dari Sri Rama. rahasia kekuatan Rahwana dan keluarganya Rahwana memang terkenal sebagai raja diketahui Wibiksana. Kekuatan Rahwana yang serakah dan sewenang-wenang. dapat dipatahkan oleh Wibiksana karena Namun kali ini, lawan dari Rahwana mengetahui semua rahasia keluarga Raja adalah seorang putra Raja Dasaratha (yang Alengka itu. Wibiksana dengan pertolongan kebetulan sedang mendapat tugas untuk kaca lopian mampu meramal situasi buruk memberantas para penjahat di dunia yang yang akan dilakukan Hanoman (sebagai selalu membuat keonaran. Rama (sebagai penentang). Wibiksana menasehati Rahwana penentang) tidak tinggal diam dan hal itu agar mengembalikan Dewi Sinta kepada Sri sudah menjadi kehendak Sang Hyang Jagad Rama jika tidak ingin menghadapi kesulitan Raya bahwa Rahwana harus berhadapan menghadapi Hanoman yang sakti. dengan Rama, titisan Dewa Wisnu. Mendengar nasihat adiknya, Rahwana Kesaktian Rahwana (penentang) sangat luar marah, bahkan membunuh Wibiksana biasa karena memiliki aji Rawa Rontek dan dengan memukulkan gada saktinya ke

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 143 - 162 Desember 2015 ISSN 1829-9237

punggung adiknya dan membuang mayatnya Wibisana dan Trijata (mereka sebagai ke Gunung Suwela tempat Wibiksana pembantu). bersemadi. Rahwana melakukan perbuatan Tokoh penentang yang berbahaya bagi sewenang-wenang itu tanpa Rahwana selain Sri Rama, Laksmana, dan mempertimbangkan risiko di kemudian hari. Wibiksana adalah Hanoman. Tokoh Trijata meminta tolong Hanoman Hanoman oleh Rahwana dianggap sangat untuk merawat jenasah ayahnya. Hanoman merepotkan karena banyak keluarga dengan daun Latamaosandi dapat Rahwana tewas dibunuh Hanoman. Tokoh menghidupkan Wibiksana dan Hanoman menjadi penentu kemenangan Sri menyerahkannya kepada Sri Rama. Sejak Rama. Hanoman pada akhir cerita sangat itulah Wibiksana hidup kembali dan bertekad dibanggakan para tokoh di gunung mengabdi kepada Sri Rama (menjadi Maliawan. Wibiksana pun merasa bangga penentang Rahwana). Hal itu membuktikan karena memiliki menantu Hanoman yang kekeliruan Rahwana dalam upayanya perkasa dan sakti. Tanpa bantuan Hanoman, merebut Dewi Sinta. Tindakan ceroboh itu Sri Rama mengalami kesulitan menghadapi mengakibatkan dia harus menanggung Rahwana yang sakti dan licik. Kekalahan kematian seluruh keluarganya, yaitu Rahwana disebabkan oleh sifatnya yang Sarpakanaka, Kombakarna, Bugbis, angkara murka dengan tanpa berpikir Prahasta, Jambu Mangil, Samba Rawa, merebut istri Rama. Talamania, dan Kala Dumraksa, kecuali

Skema Aktan Dewi Sinta Prabu Janaka → Dewi Sinta → Dewi Sinta

Prabu Janaka → Sri Rama ← Rahwana Hanoman dan Para wanara Indrajit, dan seluruh Wibiksana, Trijata, Sri Rama Keluarga Raja Rahwana Laksamana, Jatayu, para dewa anak Rahwana dari para selir

Namun, kehadiran Rama juga Sebagai pengirim adalah Prabu Janaka merisaukan Prabu Dasarata yang terlanjur mengalami kesulitan karena rakyatnya berjanji kepada istri ketiganya, yakni Dewi dibunuh para raksasan. Selain itu burung Kekayi bahwa kelak anak kandungnya gagak raksasa bernama Dandang Sengara Barata akan menggantikan singgasana juga turut serta merusak Kerajaan Mantili. kerajaan Ayodyapala. Mengetahui keinginan Untuk itu, Prabu Janaka mengundang para itu, Kekayi yang menghendaki putranya raja untuk menumpas para durjana itu. Bagi sebagai pengganti raja. Secara diam-diam Sri raja yang berhasil membasmi para pengacau Rama beserta istri dan Laksmana pergi itu, akan dinikahkan dengan Dewi Sinta. meninggalkan istana. Kondisi Prabu Ternyata dengan kesaktiannya Sri Rama Dhasarata semakin buruk sehingga wafat mampu mengatasi kericuhan itu sehingga ketika mengetahui kepergian Sri Rama. Rama bersanding dengan Sinta. Pasangan Padahal Barata telah bersusah payah suami istri itu mengalami cobaan dan menahan Rama agar jangan pergi memerlukan pengorbanan dari keduanya, meninggalkan istana. Dewi Kekayi juga Rama (pendukung) dan Sinta (sebagai merestui Rama unuk menjadi Raja karena objek). Beberapa hari kemudian, Rama Barata belum layak. Namun, keputusan berpamitan kepada Prabu Janaka untuk Rama pun telah bulat untuk pergi kembali ke istana Ayodyapala. Raja Dasarata mengembara melanglang buana. sangat gembira menerima kehadiran Sri Dewi Sinta (sebagai objek) dengan Rama bersama Dewi Sinta. tabah tetap mengikuti serta mendampingi

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 143 - 162 Desember 2015 ISSN 1829-9237

suaminya pergi meninggalkan istana. Bagi memperistri Sinta sehingga Rahwana Sinta lebih mulia berada di samping suami, membunuh anak kembarnya dari baik dalam kesulitan maupun kebahagiaan, pernikahannya dengan Dewi Kresnasih, yaitu daripada harus tinggal di istana seorang diri Samodra dan Saputra. Kedua putra Rahwana menunggu suami di istana. Namun, Sinta itu wajahnya mirip dengan Sri Rama dan khilaf (sebagai objek), dia tergoda melihat Laksmana. kijang emas dan meminta suaminya untuk Kepala Samodra dan Saputra dipenggal menangkap kijang itu. Kepergian Rama dan ditunjukkan kepada Dewi Sinta dengan mengejar kijang pun akhirnya berbuntut mengatakan bahwa kepala itu adalah kepala panjang dalam pengembaraan Sri Rama dan Rama dan Laksmana. Sinta tetap bersikukuh Laksmana (sebagai pendukung Sinta). Sinta untuk bertahan dan menolak keinginan (sebagai objek) tidak memperoleh kijang Rahwana walaupun hatinya sangat berduka. kencana, tetapi diculik oleh Rahwana yang Dewi Sinta dijaga oleh putri Wibiksana sangat licik dan angkara murka. bernama Trijata yang selalu menghibur dan Kecerobohan Dewi Sinta dan Sri Rama ikut melindungi Sinta dari godaan Rahwana. membuahkan perjuangan panjang dalam Hingga akhir peperangan Sinta dapat pengembaraannya. Sri Rama (sebagai mempertahankan kesuciannya. Akan tetapi, pendukung) adalah titisan Dewa Wisnu Rama memohon untuk membuktikan sehingga para dewa ikut campur tangan kesuciannya, Sinta dengan senang hati dalam perseteruan antara manusia dan melakukan pati obong. Berkat perlindungan raksasa di dunia. dewa, Dewi Sinta tetap sehat dan terhindar Dewi Sinta selama berada di istana dari jilatan api, bahkan Trijata yang belum Rahwana bertahan menolak permintaan berkeluarga itu bersedia ikut bela pati. Rahwana yang ingin segera menikahi Sinta. Hanoman yang mengetahui gerak-gerik Dalam upaya ingin melarikan diri Sinta Trijata yang dicintainya itu segera berkata bahwa dirinya akan meminta izin menyambar kekasihnya. Pada akhir cerita terlebih dahulu menemui suaminya. Namun, Trijata menikah dengan Hanoman, dan Sinta Rahwana tidak memperkenankan Sinta mengikuti suaminya ke Istana Ayodyapala. bertemu suaminya. Oleh karena itu Sinta Sri Rama akhirnya berkenan menggantikan mengancam jika Rahwana tetap mengganggu kedudukan Barata dan menjadi raja dirinya dan menjamah Sinta, dia akan menggantikan Prabu Dasaratha. membunuh diri. Rahwana tidak sabar ingin

Skema Aktan Hanoman

Tugas dari Hyang Pramesti kepada → Rahwana → Hanoman Hanoman untuk membela Rama ↑

Sri Rama, Laksmana → Hanoman ← Prabu Rahwana Trijata, Hanoman Prahasta, Hanggada, Wibiksana, Sinta Sarpakanaka Sugriwa, para dewa Indrajid, Prabu Somali, Talamariam, Kumbakarna Bukbis, Sambarawa, Detya Kampala, Wilka Taksini, Jambu Mangli

Tokoh Hanoman (sebagai subjek) kesulitan Sri Rama dalam peperangan adalah seorang tokoh setia, sakti, dan pekerja melawan Prabu Rahwana yang bersifat keras serta dengan tulus ikhlas membantu angkara murka. Hanoman menerima tugas

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 143 - 162 Desember 2015 ISSN 1829-9237

dari Hyang Pramesti untuk mengabdi kepada Sri Rama, Hanoman selalu cerdik dan Sri Rama dalam rangka menumpas angkara tangguh menumpas musuh; ketika murka di dunia. Para dewa semula menghadapi musuh Sarpakanaka yang baru menciptakan berbagai binatang bertubuh saja mengalahkan Laksmana, Hanoman besar dan kuat. Kemudian, para dewa dengan penuh waspada berniat mencabut mengutus Hanoman memimpin binatang kuku pancanaka milik Sarpakanaka. Setelah bertubuh aneh itu untuk turun ke dunia tercabut, kuku pancanaka milik Sarpakanaka membantu Sri Rama. Dengan senang hati Sri itu, berpindah ke jari telunjuk Hanoman, dan Rama (sebagai pendukung) kehadiran tewaslah Sarpakanaka. Hanoman, bahkan manusia setengah kera itu Selain itu, untuk membela kepentingan mendapat tugas penting sebagai pengawal Sri Rama, sebagai tokoh subjek, Hanoman pribadi Sri Rama. membunuh Bukbis yang memiliki sorot mata Dalam mengatasi kesulitan yang yang mampu membakar para wanara; dihadapi, Sri Rama selalu meminta Kekuatan Indrajit yang mampu mengerahkan pertimbangan Hanoman. Tugas penting yang ular untuk menyerang pasukan wanara. harus dilakukan Hanoman (sebagai subjek) Dengan teriakan kuat dari Hanoman, antara lain (1) menjadi utusan Sri Rama kekuatan sihir Indrajit musnah, dan Sri Rama untuk ke istana Alengkadiraja menemui beserta Laksmana berhasil dihidupkan Sinta dan Rahwana. Hanoman melakukan kembali; bagian kisah paling penting adalah tugas dengan baik, tetapi sebelum berangkat ketika Rama memerangi Rahwana, dengan menemui Rahwana, dia kesulitan melompati kesaktian Hanoman, pertempuran berhasil samudra menuju istana Alengka sehingga dimenangkan Sri Rama. Hanoman sebagai kakeknya Resi Gotama turun tangan subjek senantiasa melaksanakan tugasnya memberi kesaktian kepada Hanoman, yakni dengan baik, dia bekerja keras dan waspada menjadikan Hanoman dapat terbang di menjaga keselamatan Sri Rama dengan angkasa, dan menjadikan Hanoman tidak segenap jiwa raganya. Kemampuan dapat terbakar oleh api; (2) Selain itu, ketika Hanoman menyerahkan kesaktiannya untuk berada di istana Alengkadiraja, Hanoman menyelesaikan segala macam persoalan membantu Trijata merawat jenazah rumit yang dihadapi Wibiksana dan Rama Wibiksana yang telah dibunuh Rahwana; sebagai penegak kebenaran. Selain kesaktian jenazah Wibiksana segera dibawa ke dan kesetiaannya, Hanoman juga senantiasa hadapan Sri Rama lalu mereka berupaya bersemangat dalam mengemban tugasnya menghidupkannya kembali dengan daun sehingga dicintai para pemimpin dan para Latamaosandi. kawula. Trijata putri Wibiksana pun jatuh Setelah hidup kembali, Wibiksana cinta akan keperkasaan Hanoman. Atas berjanji akan menjadi pembela Sri Rama; (3) kesepakatan mereka, terutama Wibiksana Sebagai seorang pengawal Rama, Hanoman yang merasa bangga atas kegagahan kembali mendapat kepercayaan mengambil Hanoman, merestui putrinya menikah daun Latamaosandi untuk menghidupkan dengan Hanoman. Namun, pada akhir cerita, para prajurit yang tewas. Supaya tidak salah sebagai seorang kesatria, dia hanya beberapa ambil, Hanoman ketika mencari daun itu, tahun hidup bersama Trijata, lalu mohon izin membawa satu bongkah besar tanah yang untuk kembali bersemedi di Gunung ditumbuhi daun obat itu. (4) Dalam Kandalisada. menghadapi musuh, untuk menyelamatkan

Skema Aktan Wibiksana Kemanusiaan → Rahwana → Wibiksana ↑ Sri Rama, Laksmana → Wibiksana ← Indrajit, Prahasta

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 143 - 162 Desember 2015 ISSN 1829-9237

Trijata, Sugriwa, Hanggada Sarpakanaka Hanoman, Sinta Prabu Somali Sambarawa, Tugangga Kombakarna Anjani Bukbis Talamariam Detya Kumala Wilka Taksini Jambu Mangli

Sebagai seorang anggota keluarga sangat tidak setuju dengan kesombongan dan Prabu Rahwana, Wibiksana merasa malu dan kesewenang-wenangan kakaknya yang sudah putus asa menghadapi perilaku kakaknya. merampas Sinta dan Rama. Wibiksana Wibiksana dalam istana Alengkadiraja menganjurkan agar Rahwana segera (sebagai subjek) menjalankan tugasnya mengembalikan Sinta ke tangan Rama. sebagai penasihat Rahwana. Karena Wibiksana berkeyakinan bahwa kejahatan kelalimannya, Rahwana tidak pernah kelak akan tumpas.Wibiksana merupakan mendengarkan nasehat Wibiksana. Rasa tokoh penentu tumpasnya para musuh Rama jenuh yang di alami Wibiksana dalam istana di Alengka. Dengan tekad yang kuat dan rasa Alengka mengakibatkan dia menyatakan sedih yang di tekan di dalam hatinya, keinginannya untuk bertapa di gunung Wibiksana si pahlawan kebenaran itu selalu Suwela jika Rahwana selalu menyepelekan memberi jalan keluar dalam menghadapi nasehat Wibiksana. Rahwana sebagai kakak musuhnya sekalipun dia adalah saudara penguasa yang sombong tidak berkenan kandungnya. Ketika Sarpakanaka gugur di mendengar pernyataan Wibiksana. Rahwana medan perang, Wibiksana menangisi jenazah lalu membunuh adiknya. Kematian kakak perempuan satu-satunya yang sudah Wibiksana membuka jalan kehancuran bagi tewas. Sementara itu, kelemahan istana Alengkadiraja karena Wibiksana Kombakarna, Bukbis, dan Talamariam, dan memiliki kaca lopian yang dapat Samba Rawa, diinformasikan oleh meramalkan kejadian mendatang. Selain itu Wibiksana kepada Sri Rama sehingga Wibiksana banyak mengetahui kelemahan kerabat Rahwana gugur di medan perang dari kesaktian Rahwana beserta sanak membela negaranya yang lalim. saudaranya. Sebagai tokoh subjek, Wibiksana perpegang pada kemanusiaan, dia

Skema Aktan Kombakarna Kepahlawanan → Rahwana → Kumbakarna Pengabdian ↑ Sri Rama → Kombakarna ← Rahwana Laksmana, Hanoman Sarpakanaka, Wibiksana Prahasta

Kumbakarna seorang tokoh baik yang peperangan, sambil menggerutu dia tidak pernah berkomunikasi dengan orang berangkat berperang. Kombakarna tidak lain. Sehari-hari tugasnya hanya “makan” memiliki musuh, tetapi harus maju perang dan “tidur”. Kombakarna sebagai seorang menumpas musuh Rahwana. Rasa enggan begawan juga mendoakan keselamatan dan penolakannya itu disebabkan tanggung saudaranya. Dia terbangun apabila terjadi jawabnya sebagai anggota keluarga yang

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 143 - 162 Desember 2015 ISSN 1829-9237

baik harus maju perang membela saudara malu menghadapi Rama, Hanoman, apalagi meskipun angkara murka. Kombakarna Wibiksana saudara kandungnya sendiri yang (sebagai subjek) tidak menyukai peperangan, dengan tegas membantu Rama di medan tetapi tidak kuasa menolak peperangan itu laga. karena harus membela negara. Dia merasa

Skema Bagan Fungsional

Situasi Awal: Mengisahkan tokoh utama (subjek) memperoleh tugas dari raja dan mereka berangkat merantau untuk melaksanakan tugas itu. Di harapkan tokoh utama dapat melakukan tugasnya dengan baik sehingga mereka dijuluki pahlawan.

bersikeras merantau dan dia memberi restu Keterangan: Sri Rama Bargawa adalah kepada adiknya yang diharapkan akan putra Prabu Dasaratha dari istana Karajaan berhasil memegang kekuasaannya di Ayodyapala. Sebagai tokoh yang ditakdirkan Kerajaan Ayodyapala. menjadi titisan Dewa Wisnu, dia Dalam mengemban tugasnya, cobaan mengemban tugas untuk membasmi raksasa awal telah dilalui dengan baik, Raja berhasil yang selalu membuat keonaran dan meredam keinginannya menduduki tahta meresahkan penduduk desa. Oleh karena itu, kerajaan ayahnya dengan tetap pergi Prabu Dasaratha dan Begawan Yogiswara merantau. Dalam cobaan selanjutnya, bersepakat untuk memberi tugas kepada Sri (cobaan halus) dalam wujud keinginan Rama dan Laksmana pergi mengembara istrinya untuk memperoleh kijang emas yang guna membantu para penduduk yang terlihat jinak dan mudah ditangkap. Sinta mengalami kesulitan dan penindasan tidak menyadari bahwa kijang emas itu mahkluk kejam (raksasa). Ketika setengan jelmaan Detya Marica, anak buah Rahwana. perjalanannya mengembara, Rama menjalani Tanpa berpikir panjang tatkala melihat takdirnya, memperoleh jodoh, lalu kijang aneh yang bertubuh emas, Sinta menghadap kepada ayahandanya. Namun, merengek pada suaminya untuk menangkap sayang, kebahagiaan ayahnya segera berubah dan memiliki kijang itu. Sebagai suami yang menjadi petaka. Raja teringat janjinya baik, Rama memenuhi keinginan istrinya kepada istrinya yang ketiga, Dewi Kekayi sehingga kedua pengantin baru itu harus (ibu dari Bharata) bahwa kelak anak berpisah. Sekalipun Laksmana sudah Kekayilah yang akan menggantikan berupaya menjaga Sinta dan Rama, tetapi kedudukan ayahnya menjadi Raja. Padahal, cobaan itu tetap tidak dapat dihindari oleh Prabu Dasarata memahami bahwa mereka. Sinta khawatir menunggu Rama perilakunya itu keliru, dalam peraturannya, yang tidak kunjung datang, kemudian Sinta justru Sri Rama lah, sebagai anak sulung meminta kepada Laksmana agar pergi yang berhak memangku jabatan ayahnya. mencari Rama. Bahkan, Sinta sempat Peristiwa itu menjadikan cobaan bagi Raja menuduh Laksmana sengaja tidak mau pergi dan Rama, mereka harus konsekuen dengan dan membiarkan kakaknya binasa karena janjinya kepada Kekayi. Untuk itu Rama ingin memiliki Sinta. Tuduhan yang kejam segera melanjutkan pengembaraannya itu sempat membuat sakit hati Laksmana bersama Sinta dan Laksmana yang setia yang sangat penyabar itu. Sebelum pergi mendampinginya. Sekalipun kepergian Laksmana membuat kalangan bundar untuk dirinya mengakibatkan ayahnya wafat, Rama melindungi Sinta agar tidak mendapat tetap teguh pada pendiriannya bahwa dia gangguan. Kemudian Laksmana pergi harus pergi menghindari perebutan mencari Rama. Situasi seperti itulah yang kekuasaan. Adiknya, Barata sempat dinginkan Rahwana untuk memperdaya menyusul kepergiannya, tetapi Rama tetap Sinta. Sinta berhasil diculik Rahwana. Rama

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 143 - 162 Desember 2015 ISSN 1829-9237

menyadari kelengahannya dalam menjaga Rama, masih terlalu muda untuk memahami istrinya di tengah hutan yang penuh satu rekayasa dan tipu muslihat lawannya, kejahatan. Sinta sebagai wanita muda belum Rahwana yang berhati licik dan kejam. mampu meredam keinginan untuk memiliki harta keduniawian. Sementara itu, pula

Transformasi: Rama dan Laksmana harus berperang melawan Rahwana untuk merebut kembali istrinya yang berada di tangan Rahwana.

Cobaan Saringan: Setelah keberangkatannya untuk melaksanakan tugas mencari objek, si pahlawan menghadapi suatu cobaan. Tokoh Rama (yang ditakdirkan sebagai titisan Dewa Wisnu) berjuang memberantas kebenaran dengan didukung oleh para dewa sehingga berhasil melaksanakan tugasnya. Namun, pelaksanaan tugas tersebut tidaklah mudah dilakukan, dengan penuh perjuangan keras, Rama dan tokoh lainnya berupaya keras melawan tokoh Rahwana (tokoh angkara murka yang licik, curang, serakah, dan sombong).

Keterangan: Dia menugasi manusia kera yang sakti itu Sebelum melakukan perlawanan sebagai pendampingnya kelak di medan kepada Rahwana, Rama berhasil pertempuran. Selain itu, Sugriwa bersama membebaskan kutukan terhadap Batara pasukan kera, yang tidak kalah pentingnya Kangka dalam wujud raksasa, yang bertugas membantu dalam membangun pesanggrahan sebagai raja dari binatang bersayap. Raksasa di Gunung Maliawanuntuk pemukiman itu mengamuk, ketika Sri Rama sebagai markas selama melancarkan membidikkan panahnya sehingga raksasa peperangan melawan Raja Alengkadiraja. tersebut musnah berubah menjadi seorang Seorang tokoh yang tidak kalah penting, kesatria berpakaian gemerlapan. Batara yakni Wibiksana, adik Rahwana yang pergi Kangka mengucapkan terima kasih kepada dari Alengka untuk membantu Rama dan Rama dan menunjukkan daun Latamosandi Laksmana. Sebagai Raja yang lalim, yang tumbuh di gunung Maliawati, Imogiri. Rahwana telah membunuh Wibiksana dari Konon daun itu berkhasiat dapat belakang, tetapi Wibiksana masih hidup. menghidupkan manusia yang sudah mati. Dengan dibantu Hanoman, Wibiksana yang Batara Kangka mengetahui bahwa kelak dibuang kakaknya di hutan berhasil Rama berperang melawan kejahatan dan dihidupkan oleh Rama dengan menggunakan memerlukan daun penyembuh itu. daun Latamaosandi. Peran Wibiksana setelah Sebagai Titisan Dewa Wisnu, Sri hidup kembali menjadikan Rama jaya dan Rama dibantu para Dewata dengan berhasil memerangi Rahwana serta merebut menurunkan Hanoman beserta anak kembali istrinya. buahnya, makhluk besar yang aneh-aneh. Kehadiran Hanoman sangat disambut Rama.

Cobaan Utama: Dalam upaya memerangi tokoh jahat yang curang, Hanoman memperoleh tugas mengawal Sri Rama. Atas kesaktian dan kesetiaan Hanoman, Sri Rama dapat menjalani tugasnya dengan baik. Tugas pertama Hanoman adalah menghubungi Dewi Sinta di Kerajaan Alengka, yakni menyematkan cincin pemberian Sri Rama. Jika cincin itu telah longgar, Sinta dipastikan telah ternoda. Ternyata Sinta tetap setia kepada suaminya. Sinta mengancam kepada Rahwana agar tidak menjamah tubuhnya, jika hal itu terjadi Sinta akan membunuh dirinya. Rahwana bersedia memenuhi permintaan Sinta karena dia memang sangat menyayangi Sinta. Kehadiran Hanoman mengakibatkan kemarahan Rahwana. Sementara itu, Wibiksana sebagai penasihat kerajaan tidak pernah digubris oleh Rahwana. Wibiksana mengancam akan pergi ke Gunung Suwela untuk bertapa, jika Rahwana tidak mau

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 143 - 162 Desember 2015 ISSN 1829-9237

mengembalikan Sinta ke pada Rama. Mendengar ancaman itu, Rahwana yang kasar dan tidak berbudi itu membunuh Wibiksana dengan gadanya, lalu membuang jenazah adiknya ke gunung Suwela. Peristiwa tersebut justru menjadikan alur konflik semakin meruncing antara Rahwana dan Rama, karena Wibiksana yang berhasil hidup kembali berbalik membela Rama dan memusuhi Rahwana.

Rama berhasil menghadapi Rahwana persatu. Proses peperangan itu akan diamati yang sakti dan memiliki prajurit cukup dari sepak terjang Hanoman sebagai banyak itu karena petunjuk dari Wibiksana pendamping Rama dalam peperangan. Rama yang selalu melihat kaca lopiannya. Musuh memahami kemampuan Hanoman sebagai Rama silih berganti berdatangan karena anak dari anak Dewi Anjani dengan Sang Rahwana memiliki anak cukup banyak dan Hyang Jagadnata. Kehadiran Hanoman ke sakti, yakni dari istri simpanan yang tidak bumi membawa satu pasukan makhluk aneh terhitung jumlahnya. Berkat bantuan ciptaan para Dewata. Hanoman memang Laksmana, Wibiksana, Hanggada, Sugriwa, mendapat tugas untuk membantu Rama Hanoman, dan para dewa. Rama berhasil dalam berperang menghadapi Rahwana. mengalahkan satu per satu lawannya. Demikian rincian peperangan itu satu

Cobaan Gemilang/kejatuhan: Untuk mencapai keberhasilan dalam perjuangan tidaklah mudah. Meskipun tokoh Rama telah berhasil mengalahkan Rahwana, untuk mencapai tahap akhir masih panjang kisahnya. Rama harus memerangi beberapa tokoh dari keluarga Rahwana yang berdatangan membela Rahwana. Sekalipun tokoh senior tersebut merasa tidak memiliki kepentingan untuk menumpas Rama. Bahkan, tokoh baik seperti Kombakarna dan Prabu Somali harus tewas di tangan Sri Rama demi membela kerajaan Alengkadiraja. Kumbakarna yang sehari-hari hanya tertidur dan makan, harus bangun dan berangkat berperang untuk membela Rahwana. Sebagai seorang tokoh yang pembela negara, Kumbakarna berangkat dengan bersungut-sungut karena mengetahui Rahwana di pihak yang salah. Dalam peperangan itu Kumbakarna gugur membela saudara yang curang. Bahkan, Prabu Somali yang berusia lanjut berperang membela negaranya. Prabu Somali gugur di medan perang melawan Rama, titisan Wisnu. Keterangan Cobaan tersebut merupakan bagian dari Situasi Akhir: Sebelum mulai mencari siklus kehidupan spritual pasangan objek, dia harus menunjukkan suami-istri itu. Sri Rama pada awal kemampuannya, dan peristiwa itu disebut kisah, sebelum menyunting Dewi Sinta, cobaan saringan; cobaan yang membawa harus berjuang atau melakukan amal kegemilangan terdapat di antara objek dan si perbuatan baik terlebih dahulu dengan penerima. Cobaan ini berhasil diraih dan membunuh raksasa pengacau di tepi ditemui sang pahlawan setelah dia mendapat hutan Dandaka. Kemudian, Sri Rama dan objeknya (Sinta) dan akan menyerahkannya Laksmana diuji untuk mengalahkan pada si penerima (Sri Rama). Dandang Sengara (seekor burung gagak raksasa) yang membuat keributan di 6. Simpulan dan Saran negeri Mantili. Untuk menyunting Dewi Sinta, Rama masih harus bersaing Setelah mencermati komik Ramayana dengan beberapa ksatria atau raja dengan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai mematahkan gendewa sakti milik Prabu berikut. Janaka. Dalam pengembaraan di hutan, Sri Rama menghadapi Begawan Bargawa 1) Sri Rama dan Dewi Sinta telah atau Rama Parasu (seorang pertapa yang mengalami berbagai cobaan dari dewata. menghendaki kematian di tangan Betara

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 143 - 162 Desember 2015 ISSN 1829-9237

Wisnu). Selanjutnya, keprihatinan demi Bukan hanya urutan peristiwa, keprihatinan mereka lalui dengan tabah, penokohan yang perkasa, latar tiga mulai dari penculikan Rahwana terhadap dimensi, antara alam manusia, raksasa, Dewi Sinta, penahanan Dewi Sinta oleh dan dewa, melainkan teknik menggambar Rahwana di Kerajaan Alengka Diraja, oleh R.A. Kosasih mampu pertemuan antara Hanoman (sebagai menghidupkan alam imajinasi para utusan Sri Rama) dan Dewi Sinta, remaja Indonesia. Komik Ramayana perjuangan Sri Rama mengalahkan bala karya R.A. Kosasih ini disajikan secara tentara serta raksasa sakti pengikut utuh dan apik, serta unik, baik dalam Rahwana, ujian kesetian Dewi Sinta pengisahan maupun dalam teknik dengan melalui upacara “pati obong”, penggambaran komik. serta berkumpulnya kembali pasangan 6) Perlu menyampaikan saran yang terkait suami istri itu dalam kebahagiaan. dengan penelitian ini secara akademik 2) Perjuangan Sri Rama untuk merebut atau mungkin juga tindak lanjut atas kembali Dewi Sinta tidak terlepas dari kesimpulan yang diperoleh, misalnya perjuangan Hanoman. Ksatria berwujud komik wayang bisa dijadikan sebagai kera putih itu telah mempertaruhkan materi pengayaan bahan ajar muatan nyawa dan raganya untuk kebahagian Sri lokal. Rama dan Dewi Sinta. Sebagian besar musuh Sri Rama telah dibinasakan oleh DAFTAR PUSTAKA Hanoman. Bahkan, berkat jasa Hanoman Abimanyu, Petir. 2014. Ajaran-Ajaran Emas dengan mencabut pohon kesaktian, maka Ramayana-Mahabharata: Intisari Ajaran bala tentara kera yang telah gugur dapat Luhur Dua Epos Klasik yang Relevan dihidupkan kembali. dengan Kondisi Saat Ini. Yogyakarta: 3) Peran Laksmana sebagai saudara Sri Penerbit Laksana. Rama juga sangat besar. Sebagaimana Ajidarma, Seno Gumira. 2011. Panji Hanoman, Laksmana juga telah bertaruh Tengkorak : Kebudayaan dalam nyawa demi kebahagiaan kakaknya. Perbincangan. Jakarta : Beberapa musuh Sri Rama juga telah Kepustakaan Populer Gramedia. tewas ditangan Laksmana. Bonneff, Marcel. 1988. Komik Indonesia. 4) Di pihak Prabu Rahwana, dua adik Prabu Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. Rahwana, yaitu Wibiksana dan Hassan, Fuad dan Koentjaraningrat. 1985. Kombakarna merupakan dua tokoh yang “Beberapa Azas Metodologi Ilmiah”. banyak memberikan pelajaran hidup bagi Dalam Koentjaraningrat umat manusia. Wibiksana sangat (Ed.). 1985. Metode-Metode Penelitian mencintai Prabu Rahwana, tetapi ksatria Masyarakat. Cetakan VI. itu lebih mencintai kebenaran. Oleh Jakarta: Gramedia. karena itu, Wibiksana berpihak kepada Kosasih, R.A. (1975), Ramayana. Bandung: Sri Rama. Sementara itu, Kombakarna Erlina. Jalan Ibu Inggit Garnasih 148— merupakan raksasa berjiwa ksatria sejati. 150A (Ciateul), Bandung. Dia menentang perbuatan terkutuk yang ------. 2010. Ramayana. Jakarta: Pustaka dilakukan Prabu Rahwana, tetapi Langka untuk Semua. Kombakarna tetap berpihak kepada Nazir, Moh. 1985. Metode Penelitian. Prabu Rahwana demi kecintaannya Jakarta: Ghalia Indonesia. terhadap negara Alengka Diraja. Prijanto, Saksono. 2010. Kritik Trilogi Roro 5) Kisah Ramayana sebagai komik telah Mendut, Genduk Duku, dan Lusi Lindri. berhasil melegenda di kalangan remaja Yogyakarta: Gama Media. Indonesia pada tahun 1955, bahkan Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Teori, Metode, remaja generasi berikutnya juga dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: mengagumi kisah dalam komik tersebut. Pustaka Pelajar.

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 143 - 162 Desember 2015 ISSN 1829-9237

Ruhiyat, S. 2012. Ramayana. Cetakan Abi Al Irsyad. Yogyakarta: Pertama. Jakarta: PT Buku Seru. Jalan Pustaka Pelajar. Kelapa Hijau, Nomor 22 RT Zaimar, Okke Kusuma Sumantri. 2014. 006/RW 03, Kelurahan Jagakarsa Semiotika dalam Analisis Karya Sastra. Stanton, Robert. 2012. Teori Fiksi. Cetakan Depok: PT Komodo Books. Kedua. Penerjemah Sugihastuti dan Rossi

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 143 - 162 Desember 2015 ISSN 1829-9237