Penculikan Perdana Menteri Sjahrir Di Surakarta Tahun 1946

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Penculikan Perdana Menteri Sjahrir Di Surakarta Tahun 1946 PENCULIKAN PERDANA MENTERI SJAHRIR DI SURAKARTA TAHUN 1946 SKRIPSI Oleh: Masdar Hilmi NIM: K4405026 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 PENCULIKAN PERDANA MENTERI SJAHRIR DI SURAKARTA TAHUN 1946 Oleh : MASDAR HILMI NIM: K4405026 Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 ii Halaman Persetujuan Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan P. IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Persetujuan Pembimbing Pembimbing I Pembimbing II Dra. Hj. Sri Wahyuning S., M. Pd Drs. H. Tri Yuniyanto, M. Hum NIP.195310241981032001 NIP. 196506271990031003 iii Halaman Pengesahan Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Pada Hari : Rabu Tanggal : 11 November 2009 Tim Penguji Skripsi Nama Terang Tanda Tangan Ketua : Drs. Djono, M. Pd ........................ Sekretaris : Dra. Sri Wahyuni, M. Pd ....................... Anggota I : Dra. Hj. Sri Wahyuning S, M. Pd ........................ Anggota II : Drs. H. Tri Yuniyanto, M. Hum ....................... Disahkan oleh Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan, Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd NIP. 196007271987021001 iv ABSTRAK Masdar Hilmi. K4405026. Penculikan Perdana Menteri Sjahrir di Surakarta Tahun 1946. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Oktober 2009. Tujuan Penelitian ini untuk: (1) Memahami situasi yang menyebabkan terjadinya Penculikan Perdana Menteri Sjahrir di Surakarta Tahun 1946, (2) Mengetahui proses terjadinya Penculikan Perdana Menteri Sjahrir di Surakarta Tahun 1946, (3) Memahami dampak Penculikan Perdana Menteri Sjahrir di Surakarta Tahun 1946. Penelitian ini menggunakan metode historis. Sumber data yang digunakan adalah sumber primer berupa surat kabar sementara sumber sekunder digunakan yaitu buku-buku, foto dan dan informan. Teknik pengumpulan data penelitian ini yaitu studi pustaka dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis historis, yaitu analisa yang mengutamakan ketajaman dalam mengolah suatu data sejarah. Prosedur penelitian dilakukan dengan empat tahap yaitu: heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1). Pemerintahan Sjahrir yang dibentuk pada 14 November 1945 menimbulkan ketidakpuasan menyangkut susunan menteri yang kurang representatif dan program Pemerintah yang dianggap kurang menekankan perjuangan melawan Belanda. Tekanan terhadap Pemerintahan Sjahrir makin terasa sejak Persatuan Perjuangan (PP) terbentuk. Kuatnya tekanan terutama dari PP membuat Pemerintahan Sjahrir memilih mundur pada 26 Februari 1946. Presiden Sukarno lalu kembali menunjuk Sjahrir membentuk pemerintahan. Pemerintahan Sjahrir kedua yang diresmikan pada 13 Maret 1946 tidak meredakan ketidakpuasan yang ada. Ketidakpuasan terhadap Pemerintahan Sjahrir memuncak saat usulan perundingan Indonesia dengan Belanda diketahui umum. (2). Kekecewaan terhadap Pemerintahan Sjahrir dilampiaskan dengan menculik Perdana Menteri Sjahrir. Penculikan Sjahrir dan rombongan di Surakarta pada 28 Juni 1946 dipimpin oleh Mayor A. K. Yusuf, dari Divisi III yang didukung Panglima Divisi III Jenderal Soedarsono dan dibantu pimpinan Divisi IV Kolonel Sutarto. Sjahrir dan rombongan yang diculik dibawa ke daerah Paras di Boyolali. (3). Penculikan Perdana Menteri Sjahrir membuat Presiden Sukarno menyatakan Indonesia dalam keadaaan darurat pada 28 Juni 1946. Kekuasaan Pemerintahan untuk sementara dikembalikan kepada Presiden pada 30 Juni 1946. Presiden Sukarno kemudian segera berpidato yang antara lain mencela penculikan Sjahrir dan meminta pembebasannya. Sjahrir dan rombongan yang diculik dibebaskan pada 1 Juli 1946. Para pelaku dan tokoh yang terkait dengan kelompok penculik baru ditangkap setelah terjadi Peristiwa 3 Juli 1946. v ABSTRACT Masdar Hilmi. K4405026. The Prime Minister Sjahrir Kiddnap in Surakarta on 1946. Paper. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret University, October 2009. The objectives of this research are (1) To learn the condition that causes the Prime Minister Sjahrir kiddnap in Surakarta on 1946, (2) To know the process of the Prime Minister Sjahrir kiddnap in Surakarta on 1946, (3) To learn damages of the Prime Minister Sjahrir kiddnap in Surakarta on 1946. This research use history methods. The research data sources is primary sources that consist by the newspapaer, and secondary sources that consist by the books, picture and informant. The data gathering in this research are library learning and interview. The technique of data analysis that used in this research is historical analysis, it give a priority to sharp the process of history data. The procedures of this reasearch was done with four steps, that is heuristic, criticism, interpretation, dan historiography. Based on this research, it concluded that: (1). The Sjahrir Establishment had found on November 14th 1945 make disappointment about the cabinet person that less representative and the program that not focus about fight againts Dutch. The pressure to Sjahrir Establishment stronger since Persatuan Perjuangan (PP) has been found. The PP pressure has powerfull and make the Sjahrir Establishment resign on February 26th 1946. President Sukarno then appoint Sjahrir to form the establishment. The second cabinet of Sjahrir that found March 13th 1946 not down unsatisfied attitude. Finally, the disappoinment become top when the secret agreement Indonesia-Dutch opened to the public (2). Unsatisfied to the Sjahrir Establishment did by kiddnap the Prime Minister Sjahrir. This action lead by Major A. K. Yusuf from 3rd Divition and supprort by 3rd Divition Commander General Major Soedarsono and also helped by the leader 4th Divition Colonel Sutarto. Sjahrir and his friends take to Paras in Boyolali regency. (3). The Prime Mininte Sjahrir kiddnap make President Sukarno declare state on emergency. The authoroty power take again by Presiden Sukarno on June 30th 1946. Then President Sukarno speech and call down the Prime Minister Sjahrir kidnap and want his release. Sjahrir and his friend release on July 1st 1946. All the kiddnaper and the other close person arrested after July 3rd 1946 Affair. vi MOTTO Een leidersweg is een lijdensweg Leiden is lijden (Jalan Kepemimpinan Bukan Jalan Yang Mudah Memimpin Adalah Jalan Yang Menderita) (Kasman Singodimedjo) vii PERSEMBAHAN Karya ini dipersembahkan kepada: 1. Bapak dan Ibu 2. Kakak-Kakak dan Keponakanku 3. Kawan-kawan P. Sejarah UNS 2005 4. Mereka yang telah membantuku 5. Almamater 6. Semua orang yang mengenalku viii KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan Hambatan dan rintangan yang penulis hadapi dalam penyelesaian penulisan skripsi ini telah hilang berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP UNS yang telah menyetujui atas permohonan skripsi ini. 3. Ketua Program Pendidikan Sejarah FKIP UNS yang telah memberikan pengarahan dan ijin atas penyusunan skripsi ini. 4. Dra. Hj. Sri Wahyuning. S, M. Pd selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Drs. H. Tri Yuniyanto, M. Hum selaku dosen Pembimbing II yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT membalas amal baik kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan skripsi. Penulis memohon pula maaf apablila terdapat tindakan dan perkataan penulis yang kurang berkenaan. Penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada khususnya dan perkembangan Ilmu Pengetahuan pada umumnya. Surakarta, November 2009 Penulis ix DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii HALAMAN ABSTRAK .......................................................................... iv HALAMAN MOTTO ............................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ viii KATA PENGANTAR .............................................................................. ix DAFTAR ISI ............................................................................................ x DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1 A. Latar Belakang .................................................................................
Recommended publications
  • Jurnal Perang Gerilya Jendral Sudirman Di Kediri
    JURNAL PERANG GERILYA JENDRAL SUDIRMAN DI KEDIRI TAHUN 1948- 1949 SUDIRMAN GENERAL WAR OF GUERRILLA IN KEDIRI AT 1948- 1949 Oleh: ARIF DWIWICAKSONO 12.1.01.02.0005 Dibimbing oleh : 1. Drs. HERU BUDIONO, M.Pd 2. Drs. SIGIT WIDIATOKO, M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2017 ArtikelSkripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri SURATPERNYATAAN ARTIKEL SKRIPSI TAHUN 2017 Yang bertanda tangan dibawah ini: NamaLengkap : ARIF DWIWICAKSONO NPM : 12.1.01.02.0005 Telepun/HP : 085707204924 Alamat Surel (Email) : [email protected] JudulArtikel : PERANG GERILYA JENDRAL SUDIRMAN DI KEDIRI TAHUN 1948-1949 Fakultas – Program Studi : FKIP SEJARAH Nama Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI Alamat Perguruan Tinggi :………………………………………………………… Dengan ini menyatakan bahwa: a. artikel yang saya tulis merupakan karya saya pribadi (bersama tim penulis) dan bebas plagiarisme; b. artikel telah diteliti dan disetujui untuk diterbitkan oleh Dosen Pembimbing I dan II. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila dikemudian hari ditemukan ketidak sesuaian data dengan pernyataan ini dan atau ada tuntutan dari pihak lain, saya bersedia bertanggung jawab dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mengetahui Kediri, 02 Februari 2017 Pembimbing I Pembimbing II Penulis, Drs. HERU BUDIONO, M.Pd Drs. SIGIT WIDIATOKO, M.Pd Arif Dwiwicaksono 0707086301 0717076301 12.1.01.02.0005 Arif Dwiwicaksono | 12.1.01.02.0005 simki.unpkediri.ac.id FKIP - Sejarah || 1|| ArtikelSkripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri PERANG GERILYA JENDRAL SUDIRMAN DI KEDIRI TAHUN 1948-1949 Arif Dwiwicaksono 12.1.01.02.0005 FKIP Sejarah [email protected] Drs. Heru Budiono, M.Pd dan Drs. Sigit Widiatmoko, M.Pd UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK ARIF DWIWICAKSONO: Perang Gerilya Jendral Sudirman Di Kediri Tahun 1948-1949, Skripsi, Pendidikan Sejarah, FKIP UN PGRI Kediri, 2016.
    [Show full text]
  • PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
    View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by Sebelas Maret Institutional Repository i LAPORAN KHUSUS PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Oleh: Ratna Dewi Ayuningtyas NIM. R0006066 PROGRAM D-III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 ii PENGESAHAN Laporan khusus dengan judul: PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Diteliti oleh: Ratna Dewi Ayuningtyas NIM. R0006066 Telah diuji dan disahkan pada tanggal: Pembimbing I Pembimbing II dr. Harninto,MS. Sp.Ok Drs. Hisyam, SW. MS NIP. 130 543 962 NIP. 130 354 829 ii iii PENGESAHAN Laporan umum dengan judul : PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Disusun oleh: Ratna Dewi Ayuningtyas NIM. R0006066 Laporan ini telah diajukan dan disahkan pada tanggal: Pembimbing Lapangan Kepala Instalasi Sanitasi Sudirman, SKM Endah Kusumaningsih, ST NIP. 140 192 847 NIP. 140 336 991 iii iv ABSTRAK Ratna Dewi Ayuningtyas, 2006. PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR di RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA. PROGRAM D-III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNS. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui proses pengolahan limbah cair pada IPAL di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Kerangka pemikiran dari penelitian adalah menggambarkan bahwa rumah sakit dalam melakukan kegiatannya menghasilkan limbah cair yang bersifat fisik,kimia dan biologis. Pelaksanaan pengolahan limbah cair meliputi bak penangkap lemak, bak penampung air limbah (pengumpul 1), bak penampung air limbah (pengumpul 2), bak penyaring, bak floatasi, bak sedimentasi, bak equalisasi, bak biodetok FBK 10, bak biodetok FBK 20, bak desinfeksi (kaporit), bak kontak desinfeksi, bak uji hayati, bak pengering lumpur.
    [Show full text]
  • Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: Hk.01.07/Menkes/44/2019 Tentang Tim Kesehatan Haji Indonesia Tahun 1440 H/2019 M
    KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: HK.01.07/MENKES/44/2019 TENTANG TIM KESEHATAN HAJI INDONESIA TAHUN 1440 H/2019 M DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan tugas pembinaan, pelayanan, dan perlindungan kesehatan bagi jemaah haji di kelompok terbang (kloter), perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penetapan Tim Kesehatan Haji Indonesia Tahun 1440 H/2019 M. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4845) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2009 tentang Penetapan Paraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Perubahan atas - 2 - Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 110, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5036); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
    [Show full text]
  • Clinical Profile and Incidence of Infection in Systemic Lupus Erythematosus Patients at Medical Inpatient Installation, Department of Internal Medicine, Dr
    49 Majalah Biomorfologi Volume 31 Number 2, July 2021 p-ISSN: 0215-8833, e-ISSN: 2716-0920, DOI: 10.20473/mbiom.v31i2.2021.49-56 Clinical profile and incidence of infection in Systemic Lupus Erythematosus patients at Medical Inpatient Installation, Department of Internal Medicine, Dr. Soetomo General Academic Hospital, Surabaya, Indonesia in 2016 Desy Trilistyoati1, Betty Agustina2*, Awalia3 1Faculty of Medicine, Universitas Airlangga, Dr. Soetomo General Academic Hospital, Surabaya, Indonesia. 2Department of Clinical Pathology, Faculty of Medicine, Universitas Airlangga; Dr. Soetomo General Academic Hospital, Surabaya, Indonesia. 3Department of Internal Medicine, Faculty of Medicine, Universitas Airlangga; Dr. Soetomo General Academic Hospital; Siloam Hospital, Surabaya, Indonesia. Article Info ABSTRACT Article history: Background: Systemic Lupus Erythematosus (SLE) is an Received Sep 20, 2020 autoimmune disease with unknown aetiology. SLE attacks multiple Revised Mar 3, 2021 organs with diverse clinical manifestations. Most patients get immunosuppressant therapy that suppresses immune system, Accepted Mar 24, 2021 Published Jul 1, 2021 causing the body to be susceptible to infection. Objective: to describe clinical manifestations, laboratory abnormalities, and incidence of infections in SLE patients hospitalized at Dr. Soetomo General Academic Hospital, Surabaya, Indonesia in 2016. Keywords: Disease Materials and Methods: Cross-sectional descriptive observational Medicine study used medical records of 273 SLE patients hospitalized at Dr. Systemic Lupus Soetomo General Academic Hospital, Surabaya, Indonesia in 2016. Erythematosus Results: Clinical manifestations found in this study were malar rash Lupus nephritis 7.33%, discoid rash 2.93%, oral ulcer 8.42%, allopecia 16.48%, Infection arthritis 26.74%, serositis 13.19%, kidney 35.9%, neurology Autoimmune disease 24.91%, anemia 73.71%, leucopenia 32.67%, lymphopenia 76.89%, Immunosuppressant and thrombocytopenia 33.86%.
    [Show full text]
  • DEMOKRASI DALAM SEJARAH MILITER INDONESIA Kajian Historis Tentang Pemilihan Panglima Tentara Pertama Pada 1945 Widyo Nugrahanto
    Sosiohumaniora - Jurnal Ilmu-ilmu Sosial dan Humaniora Vol. 20, No. 1, Maret 2018: 78 - 85 ISSN 1411 - 0903 : eISSN: 2443-2660 DEMOKRASI DALAM SEJARAH MILITER INDONESIA Kajian Historis Tentang Pemilihan Panglima Tentara Pertama Pada 1945 Widyo Nugrahanto dan Rina Adyawardhina Program Studi Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran E-mail: [email protected] ABSTRAK, Penelitian ini berjudul Demokrasi dalam Sejarah Militer Indonesia; Kajian Historis Tentang Pemilihan Panglima Tentara Pertama pada 1945. Penelitian ini adalah tentang bagaimana Soedirman terpilih sebagai Panglima Tentara Indonesia yang pertama. Begitu juga bagaimana cara pemilihannya sehingga Soedirman terpilih dan Oerip Soemohardjo terpilih mendampinginya sebagai kepala staf. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah. Metode Sejarah terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sumber-sumber penelitian ini menggunakan koran-koran sezaman, majalah sezaman, buku, dan jurnal. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa terpilihnya Soedirman (Panglima Tentara) dan Oerip Soemohardjo (kepala Staf Tentara) merupakan cara-cara demokrasi langsung yang dilaksanakan pertama kali setelah Indonesia meredeka. Uniknya adalah cara ini justru digunakan oleh tentara dalam pemilihan panglima tertingginya. Kata kunci: Panglima, TNI, Demokrasi. DEMOCRACY IN INDONESIAN MILITARY HISTORY Historical Study about the Election of the First Army Commander in 1945 ABSTRACT, The main subject this study is election the first commander of Indonesia’s Military. In this case, Soedirman chose as Military Commander and Oerip Soemohardjo as Chief of Staff. Study emlpoys a Historical Method, which consists of four stage: Heuristic, Critic, Interpretation, Historiography. The study utilize some sources such as newspaper, magazine, book, and journal. Main finding of this study are the election applied a direct democratic system.
    [Show full text]
  • Daftar Nama Pahlawan Nasional Republik Indonesia
    DAFTAR NAMA PAHLAWAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Asal Daerah / NO Nama SK Presiden Daerah Ket Pengusul Abdul Muis 218 Tahun 1959 1. Sumatera Barat 1883 – 1959 30 – 8 – 1959 Ki Hadjar Dewantoro 305 Tahun 1959 2. D.I. Yogyakarta 1889 – 1959 28 – 11 – 1959 Surjopranoto 310 Tahun 1959 3. D.I. Yogyakarta 1871 – 1959 30 – 11 – 1959 Mohammad Hoesni Thamrin 175 Tahun 1960 4. DKI Jakarta 1894 – 1941 28 – 7 – 1960 K.H. Samanhudi 590 Tahun 1961 5. Jawa Tengah 1878 – 1956 9 – 11 – 1961 H.O.S. Tjokroaminoto 590 Tahun 1961 6. Jawa Timur 1883 – 1934 9 – 11 – 1961 Setyabudi 590 Tahun 1961 7. Jawa Timur 1897 – 1950 9 – 11 – 1961 Si Singamangaradja XII 590 Tahun 1961 8. Sumatera Utara 1849 – 1907 9 – 11 – 1961 Dr.G.S.S.J.Ratulangi 590 Tahun 1961 9. Sulawesi Utara 1890 – 1949 9 – 11 – 1961 Dr. Sutomo 657 Tahun 1961 10. Jawa Timur 1888 – 1938 27 – 12 – 1961 K.H. Ahmad Dahlan 657 Tahun 1961 11. D.I. Yogyakarta 1868 – 1934 27 – 12 – 1961 K.H. Agus Salim 657 Tahun 1961 12. Sumatera Barat 1884 – 1954 27 – 12 – 1961 Jenderal Gatot Subroto 222 Tahun 1962 13. Jawa Tengah 1907 – 1962 18 – 6 1962 Sukardjo Wirjopranoto 342 Tahun 1962 14. Jawa Tengah 11903 – 1962 29 – 10 – 1962 Dr. Ferdinand Lumban Tobing 361 Tahun 1962 15. Sumatera Utara 1899 – 1962 17 – 11 – 1962 K.H. Zainul Arifin 35 Tahun 1963 16. Sumatera Utara 1909 – 1963 4 – 3 – 1963 Tan Malaka 53 Tahun 1963 17. Sumatera Utara 1884-1949 28 – 3 – 1963 MGR A.Sugiopranoto, S.J.
    [Show full text]
  • Peran Abri Sebagai Kekuatan Sosial Politik Pada Masa Orde Baru (1966-1997)
    PERAN ABRI SEBAGAI KEKUATAN SOSIAL POLITIK PADA MASA ORDE BARU (1966-1997) SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sejarah pada Universitas Negeri Semarang Oleh Febrinita Dwi Istyaningrum NIM 3114000029 FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN SEJARAH 2004 ABSTRAK Istyaningrum, Febrinita Dwi. 2005. Peran ABRI Sebagai Kekuatan Sosial Politik Pada Masa Orde Baru (1966-1997). Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. 86 halaman 12 lampiran. Kata kunci: ABRI, Sosial Politik, Orde Baru Bangsa Indonesia menyadari bahwa TNI yang terbentuk dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat mempunyai arti penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. ABRI lahir dan dibentuk oleh rakyat Indonesia ditengah-tengah perjuangan nasional dalam merebut kemerdekaan dari penjajahan bangsa asing. ABRI lahir sebagai pejuang dan kemudian sebagai prajurit, bertekad untuk hidup dan mati dengan negara proklamasi 17 Agustus 1945 yang berdasarkan Pancasila sehingga keselamatan bangsa dan negara merupakan tugas dan tanggung jawab ABRI. Sesuai dengan latar belakang yaitu Peran ABRI Sebagai Kekuatan Sosial Politik pada Masa Orde Baru (1966-1997), maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejrah terbentuknya ABRI, perkembangan Dwifungsi ABRI, dan peran ABRI dalam bidang sosial politik pada masa Orde Baru. Manfaat penelitian ini adalah menambah pengetahuan dan wawasan tentang sejarah ABRI, mengetahui perkembangan Dwifungsi ABRI, mengetahui peran ABRI dalam bidang sosial politik pada masa Orde Baru. Dalam mengkaji permasalahan dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian historis dengan tahap-tahap yaitu heuristik, kritik sumber, intepretasi, dan historiografi. Sedangkan yang menjadi sumber dalam penelitian ini adalah sumber kepustakaan. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sejarah perkembangan ABRI berawal dari lahirnya Badan Keamanan Rakyat (BKR) tanggal 22 Agustus 1945.
    [Show full text]
  • Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/275/2020 Tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu
    KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/275/2020 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT RUJUKAN PENANGGULANGAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyakit yang dapat menimbulkan wabah dapat berpotensi menyebabkan kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia yang tidak hanya menyebabkan kematian tapi juga menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar, sehingga perlu dilakukan antisipasi untuk menanganinya; b. bahwa untuk menjamin kesinambungan pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan penyakit infeksi emerging tertentu dibutuhkan rumah sakit rujukan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat (2) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 59 Tahun 2016 tentang Pembebasan Biaya Pasien Penyakit Infeksi Emerging Tertentu, perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu; -2- Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lemabaran Negara Republik Indonesia Nomor 3237); 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4723); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
    [Show full text]
  • Jurnal Istoria.Zulkarnain
    KETATANEGARAAN INDONESIA PASCAKEMERDEKAAN Oleh : Zulkarnain. Abstrack Dengan dikumandangkannya Proklamasi Kemerdekaan 1945, dilihat dari segi hukum tata negara, berarti bangsa Indonesia telah memutuskan ikatan dengan tatanan hukum sebelumnya, baik tatanan hindia Belanda maupun tatanan hukum pendudukan Jepang. Dengan perkataan lain, Bangsa Indonesia mulai saat itu telah mendirikan tatanan hukum baru,yakni tatanan hukum Indonesia, yang berisikan hukum Indonesia, dan ditentukan, dilaksanakan sendiri oleh bangsa Indonesia Tulisan ini akan membahas Sejarah politik pascakemerdekaan Indonesia yang dibagi ke dalam periodisasi atau rezim kekuasaan, yakni: Periode awal kemerdekaan atau lebih dikenal dengan istilah masa revolusi kemerdekaan dengan konstitusi yang digunakan UUD 1945, Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 ,Periode UUDS 1950 , Perdebatan Konstituante dan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang menandai kembali berlakunya UUD 1945; hingga terbunuhnya para jenderal dan penghancuran partai komunis di tahun 1965 yang dominasi TNI-AD pada massa Suharto yang lebih dikenal dengan Orde Baru sampai 1998. Keywords: Ketatanegaraan Indonesia Pascakemerdekaan. A.Pendahuluan. Membahas sejarah tata negara, baik secara makro maupun mikro, berarti masuk ke kawasan politik. Sedangkan wilayah politik itu sendiri dapat dikaji dari berbagai sudut pandang, di antaranya sejarah politik, sosiologi politik, antropologi politik, ilmu politik dan kajian dari sisi hukum tatanegara. Dimensi ini saling mengoreksi dan melengkapi dalam pembahasannya, sehingga ditemukan
    [Show full text]
  • Validation of the Perceived Neighborhood Environment Questionnaire for Diabetes Mellitus Type 2 Patients
    http://jer.sciedupress.com Journal of Epidemiological Research 2018, Vol. 4, No. 2 ORIGINAL ARTICLES Validation of the Perceived Neighborhood Environment Questionnaire for diabetes mellitus type 2 patients Dyah A Perwitasari∗1, Imaniar N Faridah1, Bustanul Arifin2, Laras Novitasari1, Eva Niamuzisilawati3, Ikrimah N Utami3 1Faculty of Pharmacy, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Indonesia 2Banggai Hospital, Banggai Laut, Central Sulawesi, Indonesia 3Endocrine Metabolic Diabetes Division, Dr. Moewardi Hospital, Surakarta, Central Java, Indonesia Received: May 6, 2018 Accepted: June 20, 2018 Online Published: June 26, 2018 DOI: 10.5430/jer.v4n2p28 URL: https://doi.org/10.5430/jer.v4n2p28 ABSTRACT The success of diabetes mellitus type 2 (DMT2) therapy does not solely depend on laboratory test results, but is also influenced by the patients’ quality of life (QoL). Patients’ QoL is affected by numerous factors, including distress and their home environment. This study aims to acquire a valid and reliable instrument concerning neighborhood conditions felt by DMT2 subjects. The research applied a cross-sectional design with adult DMT2 patients at the Local General Hospital Moewardi Solo. The Perceived Neighborhood Environment Questionnaire (PNEQ) was translated from English to Indonesian with the procedure of forward- backward translation. Statistical analyses were conducted to determine reliability, discriminant, convergent and known-group validity. The three domains of PNEQ have low reliability (Cronbach’s alpha <0.7), while three questions have not met convergent validity and only one question has not attained discriminant validity. The PNEQ can be used on the Indonesian people with further explanations on questions that have not achieved reliability and validity. Key Words: DM type 2, PNEQ, validation, Indonesia 1.I NTRODUCTION The QoL in DMT2 patients encompasses a very broad do- The population of diabetes mellitus type 2 (DMT2) patients main, but our study focuses on their distress and neighbor- continues to rise over time.
    [Show full text]
  • No.7/ 1960. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH KOTAPRADJA S U R a K a R T A
    No.7/ 1960. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH KOTAPRADJA S U R A K A R T A. menetapkan peraturan-daerah sebagai berikut : PERATURAN-DAERAH Kotapradja Surakarta tentang menetapkan letak garis sempadan rumah sebagai dimaksud dalam pasal 7 ajat (2) ,,Peraturan daerah Kota Besar Surakarta tentang Bangunan . Pasal 1. (1) Ketjuali ketentuan-ketentuan dalam ajat (2) pasal ini, bagai djalan-djalan jang lebarnja 6 meter atau kurang, garis sempadan rumah terletak pada djarak : a. 5 1/2 meter dari sumbu djalan, sekedar mengenai bangunan terbuka; b. 3 meter dari sumbu djalan, sekedar mengenai bangunan tertutup istimewa. (2) Bagi djalan djalan jang tersebut dibawah ini, garis sempadan rumah terletak : A. pada 0 (nol) meter dari tepi djalan, disebelah : 1. kanan kiri Djalan Lawijan mulai dari djembatan Djungke sampai Djalan Dr. Wahidin; 2. ,, Djalan Sidomukti; 3. ,, Djalan jang membatasi daerah tertutup dan daerah istimewa mulai dari Djalan Lawijan sampai Djalan Mangkujudan; 4. barat Djalan Dr. Wahidin mulai dari Djalan Lawijan sampai Djalan Mangkujudan; 5. kanan kiri Djalan Honggowongso mulai dari Djalan Kawatan sampai Djalan Ov. Slamet Rijadi; 6. ,, Djalan Dr. Radjiman mulai dari Djalan Honggowongso sampai Djalan Sraten; 7. ,, Djalan Sraten dan Djl. Pasar Singosaren; 8. ,, Djalan Kawatan mulai dari Djalan Sraten sampai Djalan Kratonan; 9. ,, Djalan Kratonan mulai dari Djalan Kawatan sampai Djalan Djamsaren; 10. ,, Djalan Djamsaren, Djalan Gading Kulon Djalan Gading Wetan dan Djalan Baturono; 11. ,, Djalan Tandjunganom mulai dari Djalan Gading Kulon sampai Djalan Tanggul; 12. ,, Djalan Baluwarti Kidul dan Baluwarti Kulon mulai dari Djalan Hadiwidjajan sampai Djalan Gading Kulon; 13. ,, Djalan Gading Kidul; 14. Utara Djalan Ngabean; 15. Barat Djalan Mangkubumen; 16.
    [Show full text]
  • Sepakat Soedirman Menjadi Panglima Besar
    JawaDINAS KEBUDAYAAN Pos D.I.YOGYAKARTA SELASA 7 MEIWARTA TAHUN 2013 BUDAYAEceran Rp 4.000 RADAR JOGJA SELASA 12 NOVEMBER TAHUN 2019 HALAMAN 4 AMANAH: Panglima Besar A T R Soedirman A K A menyampaikan amanat Y G O setelah konferensi Y G R Tentara Keamanan U B E Rakyat di Markas D E R Besar Umum Tentara V G N E Keamanan Rakyat T N E B Yogyakarta. M U E S U M KONFERENSI TENTARA KEAMANAN RAKYAT SELURUH INDONESIA DI YOGYAKARTA Sepakat Soedirman Menjadi Panglima Besar Jenderal Soedirman terpilih pindah ke gedung yang sekarang menjadi sebagai Panglima Tentara Museum TNI AD Yogyakarta. Empat pimpinan komandemen pun dipilih. Keamanan Rakyat. Dia terpilih Mereka adalah Jenderal Mayor Didi Kar- dalam konferensi yang diikuti ta sasmita (Komandemen I Jawa Barat), para panglima dan komandan Jenderal Mayor Soeratman (Komandemen divisi di Jawa dan Sumatera. II Jawa Tengah), Jenderal Mayor Moehamad (Komandemen III Jawa Timur), dan Jenderal Mayor Soehardjo Hardjowardojo (Ko man- de men Sumatera). PROKLAMASI Kemerdekaan Republik Para petinggi TKR kemudian mendesak Indonesia pada 17 Agustus 1945 tak secara pemerintah segera mengisi jabatan Pang- langsung menjadikan Pemerintah Indonesia lima Tentara dan Meneteri Keamanan. memiliki tentara. Sepekan setelah prokla- Oerip Soemohardjo yang sudah mempe- ma si, Panitia Persiapan Kemerdekaan In- ro leh mandat membentuk tentara, atas donesia (PPKI) memilih membentuk badan izin pemerintah berinisiatif memanggil Pe nolong Keluarga Korban Perang. Badan semua panglima divisi dan resimen TKR ter sebut terkenal dengan sebutan Badan untuk mengikuti rapat besar atau konferensi. Keamanan Rakyat (BKR). Rapat tersebut dilakukan 12 November MUSEUM BENTENG VREDEBURG YOGYAKARTA Sejatinya, dalam rapat 19 Agustus 1945 1945 di Yogyakarta.
    [Show full text]