JAUR, 1 (1) Oktober 2017 ISSN 2085-6601 (Print) ISSN 2502-4590 (Online) JAUR

(Journal of Architecture and Urbanism Research)

Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jaur Konservasi Bangunan Tjong A Fie dalam Usaha Keberlanjutan Mempertahankan Bangunan Bersejarah Kota

Conservation of Tjong A Fie Building in Sustainability Business Maintains Historic Buildings of Medan City

Denny Meisandy Hutauruk, Yunita Syafitri Rambe

Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Medan Area,

*Corresponding author: E-mail : [email protected] Abstrak Secara estetika, bangunan tersebut pada umumnya merupakan paduan gaya, desain, dan arsitektur Melayu, Belanda, India, Inggris, dan Cina, sebagai akumulasi dan kristalisasi sejarah Kota Medan sendiri. Dalam dua dasawarsa terakhir, Kota Medan mengalami pembangunanisme dengan menyatunya kekuatan pemerintah dan pengusaha (pemilik bangunan bersejarah) dalam proses modernisasi dan globalisasi kapital. Sebagai akibatnya, banyak bangunan bersejarah dihancurkan dan diganti oleh berbagai bentuk pusat perbelanjaan.Penghancuran tersebut tidak saja menghilangkan sejarah dan identitas Kota Medan serta kebanggan masyarakat tetapi juga mengabaikan upaya-upaya pengembangan pariwisata berbasis estetika bangunan bersejarah yang sangat potensial bagi emansipasi masyarakat setempat. Penelitian ini akan dilakukan dengan pengambilan data yang akan diolah dan dianalisa bentuk kerusakan yang selanjutnya akan dilakukan cara bagaimana melakukan konservasi pada bangunan tersebut. Konservasi adalah upaya-upaya pelestarian akan tetapi tetap memperhatikan manfaat yang bisa didapatkan pada saat itu dengan cara tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen-konponen untuk pemanfaatan di masa yang akan datang.

Kata Kunci : Bangunan bersejarah, Tjong A Fie, Konservasi

Abstract Aesthetically, the building is generally a blend of Malay, Dutch, Indian, English, and Chinese styles, designs and architecture, as the accumulation and crystallization of the history of Medan itself In the last two decades, the city of Medan experiencing of development with the unity of government and entrepreneurs (owners of historic buildings) in the process of modernization and globalization of capital. As a result, many historic buildings were destroyed and replaced by various forms of shopping centers. The destruction not only eliminated the history and identity of Medan City as well as the pride of the people but also neglected the efforts of aesthetic-based tourism development based on the potential for the emancipation of the local community. This research will be done by taking the data to be processed and analyzed the form of damage which will be done how to do the conservation of the building. Conservation is a conservation effort but keep in mind the benefits that can be obtained at that time by maintaining the existence of any components for future utilization.

Keywords: Historic building, Tjong A Fie, Conservation

How to Cite : Hutauruk D.M. Rambe, Y.S. (2017) Konservasi Bangunan Tjong A Fie dalam Usaha Keberlanjutan Mempertahankan Bangunan Bersejarah Kota Medan, Journal of Architecture and Urbanism Research, 1 (1) : Hal 37-44.

37 Denny Meisandy Hutahuruk, Yunita Syafitri Rambe, Konservasi Bangunan Tjong A Fie dalam Usaha Keberlanjutan

PENDAHULUAN sejarah panjang. Benda yang memiliki nilai Pola kehidupan plural sejak pra sejarah ini dianggap harus disingkirkan Indonesia seperti itu tercermin juga dalam serta diganti oleh benda lain yang lebih up kebudayaan fisik kotanya melalui ratusan to date. bangunan bersejarah peninggalan kolonial Sementara itu Kecamatan Medan yang sangat menarik, yang saat ini dapat Barat merupakan salah satu kawasan yang disaksikan terutama dalam berbagai fungsi mempunyai nilai sejarah yang tinggi. baru seperti rumah tinggal, kantor, hotel, Banyaknya peninggalan bangunan – rumah toko, tempat peribadatan, rumah bangunan tua bersejarah yang masih sakit, dan sekolah. Secara estetika, berdiri diantaranya yaitu Kantor Pos Besar bangunan tersebut pada umumnya Medan, Gedung London Sumatera, Rumah merupakan paduan gaya, desain, dan Tjong A Fie, Deretan Ruko – Ruko sekitar arsitektur Melayu, Belanda, India, Inggris, jalan Kesawan, Balai Kota Medan, Gedung dan Cina, sebagai akumulasi dan Bank Indonesia. Sehingga Kecamatan kristalisasi sejarah Kota Medan sendiri, Medan Barat menjadi salah satu kawasan yang dapat ditelusuri sejak era penanaman konservasi bagi pemerintah. tembakau Deli di Sumatera Timur pada Penelitian ini menggunakan metode tahun 1863. pengumpulan data langsung di lapangan Dominasi konstruksi peninggalan melalui pengamatan dan pemotretan Belanda yang menjadi ciri bangunan terhadap obyek pengamatan dengan bersejarah hanya akan menjadi cerita dan panduan kuesioner yang ada. Hasil kenangan yang indah dan tidak akan bisa pengamatan dan pemotretan didata untuk disaksikan lagi oleh generasi-generasi kemudian hasilnya ditabulasikan. Hasil yang akan datang. Sejalan dengan itu, pendataan dibandingkan dengan foto perubahan bangunan bersejarah untuk dianalisa. Adapun tahapan bertentangan dengan pelestarian budaya penelitian yaitu : dan upaya industrialisasi pariwisata a) Survey awal (survey lokasi), dilakukan berbasis bangunan bersejarah yang akhir- untuk memetakan lokasi yang akan akhir ini mulai digalakkan, yang berarti dijadikan objek penelitian. secara sistematis mematikan semangat b) Survey Lanjutan, berupa pengarahan kewirausahaan sektor-sektor kecil- bagi responden di lokasi pengamatan informal terkait pariwisata dan, dengan melakukan pengamatan. sebaliknya, mendukung kapitalisme kota c) Pengumpulan data primer, melakukan melalui pembangunan supermarket dan pengamatan dan pemotretan terhadap sejenisnya yang berskala besar dan hanya objek penelitian dalam waktu terbatas. menguntungkan pemodalnya secara d) Mendata hasil pengamatan yang telah sepihak tetapi bukan masyarakat dilakukan sesuai dengan petunjuk yang kebanyakan. ada pada hasil diskusi yang dilakukan. Preservasi dan konservasi bangunan Analisa hasil didapat dari data-data dan benda bersejarah merupakan kata- yang dikumpukan, sehingga permasalahan kata yang akhir-akhir ini sering yang ada dalam penelitian tersebut dapat diperdengarkan ke wacana publik, dipecahkan dan disimpulkan hasilnya. Dari terutama di kota-kota yang memiliki

38 Journal of Architecture and Urbanism Research, 1 (1) (2017): 37-44

hasil analisa akan kesimpulan dari Jalan Diponegoro, Jalan Imam Bonjol, dan penelitian ini. sekitarnya, Kawasan VII Kawasan Jalan Kapten Maulana Lubis dan sekitarnya, PEMBAHASAN Jalan Pengadilan, Jalan Listrik, dan Jalan S. Keberadaan bangunan bersejarah Parman, Kawasan VIII Kawasan Jalan Prof. dalam jumlah yang cukup banyak di Kota Moh. Yamin dan Jalan Sena. Medan yang berkaitan dengan era Kenyataan adanya begitu banyak penanaman tembakau Deli di Sumatera bangunan bersejarah menunjukkan Timur tersebut dipelopori oleh J. kerelevanan Kota Medan dijadikan sebuah Nienhuyis, Van Der Falk, dan Elliot. kota kawasan wisata berbasis bangunan Keuntungan besar yang diperoleh dari bersejarah sekaligus dalam rangka perkebunan ini. Pada tahun 1874 sudah melestarikan warisan budaya bernilai dibuka 22 buah perkebunan membuat sejarah dan estetika tinggi, terutama pemerintah kolonial Belanda dengan mengedepankan city tour (tur memindahkan ibukota Residensi Sumatera keliling kota) berupa kunjungan di setiap Timur dari Bengkalis ke Medan pada gedung kuno yang masih tersisa. tanggal 1 Maret 1887. Pada saat itulah, Estetika memiliki pengertian yang pembangunan infrastruktur dimulai dan sangat kompleks dan terus berubah-ubah arsitektur Eropa mulai mengisi wajah Kota dari masa ke masa sejalan perubahan Medan di mana, dapat dikatakan, pada saat zaman. Pengertian yang umum digunakan itu sebagian besar Kota Medan terdiri atas adalah, hasil pencerapan, komunikasi, dan rawa-rawa dan transportasi antar kota kontak rasa (indah dan seni) yang dapat dilakukan melalui sungai. Arsitektur yang merangsang serta membangkitkan diperkenalkan mulai dari arsitektur klasik pengalaman atau kenikmatan yang bersifat sampai arsitektur art deco yang dalam kontemplatif dan transendental. aplikasinya berusaha bersahabat dengan Dalam kaitannya dengan bangunan alam tropis. bersejarah di Kota Medan, secara Di bawah ini adalah penggambaran konseptual, harus dibedakan antara art by seluruh kawasan pariwisata di Kota Medan destination dan art by metamorphosis dan beberapa bangunan bersejarah sebagaimana yang dilakukan oleh Maquet terpenting yang menjadi bagiannya yaitu (1986). Secara umum, Kota Medan dari Kawasan I Gedung Balai Kota, Gedung segi estetikanya pada masa kini adalah art Bank Indonesia, Gedung Dharma Deli, by metamorphosis. Jadi, membahas Kantor Pos Besar, Stasiun Kereta Titi “keindahan wajah” Kota Medan adalah Gantung, dan Taman Merdeka, Kawasan II membahas art by metamorphosis karena Kawasan perdagangan di Jalan Ahmad Yani pada waktu pendiriannya dahulu tentu dan sekitarnya (Kesawan Square), bukan berkategori “bangunan bersejarah” Kawasan III Gedung AVROS, Gedung PT. yang memiliki keindahan arsitektural Wahid, Room Katolik, Kawasan IV Istana tetapi bangunan fungsional biasa. Predikat Maimoon, Mesjid Raya Al Mansun, Taman “bersejarah” baru diberikan belakangan Sri Deli, Kawasan V Kawasan sekitar Jalan ini. Namun, bangunan bersejarah di Kota Jenderal Sudirman, Jalan Letjen Suprapto, Medan sebagai dirinya sendiri tetap Jalan Ir. H Juanda, Kawasan VI Kawasan merupakan art by destination. Istana

39 Denny Meisandy Hutahuruk, Yunita Syafitri Rambe, Konservasi Bangunan Tjong A Fie dalam Usaha Keberlanjutan

Maimoon misalnya, sebagai dirinya sendiri, adalah sebuah karya seni. Hal ini karena, bangunan bersejarah sebagai sebuah karya agung yang artistik memang diciptakan dengan maksud dan tujuan untuk dipajangkan dan/atau dinikmati daya pikat artistiknya tersebut. Rumah Tjong A Fie Rumah Tjong A Fie Sebelum dilakukan pengkajian secara tahun 1900 tahun 2000 estetika terhadap bangunan bersejarah di Kota Medan perlu digarisbawahi bahwa Gambar 1. Rumah Tjong A Fie dari zaman ke zaman Sumber : Data literature penghancuran bangunan bersejarah yang Rumah ini merupakan bangunan dimaksud meliputi hegemoni dan yang didesain dengan gaya arstitektur demolition by neglection serta Cina, Eropa, Melayu dan art-deco dan pengabungannya. Hegemonisasi adalah menjadi objek wisata bersejarah di Medan. proses penghancuran dengan cara Di rumah ini, pengunjung bisa mengetahui menjebak masyarakat agar masuk ke sejarah kehidupan Tjong A Fie lewat foto- dalam alam pikiran pemerintah (dan foto, lukisan serta perabotan rumah yang pengusaha pemilik bangunan bersejarah), digunakan oleh keluarganya serta sehingga seolah-olah penghancuran sah mempelajari budaya Melayu-Tionghoa. dan masuk akal dilakukan. Dengan kata Kesuksesannya berkat usaha dan lain, masyarakat setuju dengan hubungan baiknya dengan Sultan Deli dan penghancuran yang dilakukan. para pembesar perkebunan tembakau Rumah Tjong A Fie merupakan Belanda. Hingga saat ini rumah tersebut gedung bergaya Tiongkok kuno yang masih ditempati keluarga Tjong A Fie dan sangat fantastis dan dibangun pada tahun telah dibuka untuk umum. Perbaikan 1900, lokasinya terletak di Jalan Ahmad terhadap Tjong A Fie hanya perbaikan – Yani (Kesawan). Dia adalah jutawan perbaikan dan perawatan kecil oleh pihak pertama di Sumatera yang namanya sangat keluarga. terkenal sampai sekarang walaupun ia Dari hasil analisa yang dilakukan sudah wafat pada tahun 1921. Bangunan Kawasan merupakan kediaman Tjong A Fie berada di Jalan suatu keseluruhan dengan bangunan- Ahmad Yani, Kesawan, Medan, yang bangunan lain yang terdapat di kawasan didirikan pada tahun 1900, saat ini Jalan Kesawan, selain itu terdapat juga dijadikan sebagai Tjong A Fie Memorial Pajak Ikan Lama yang pada dahulunya Institute dan dikenal juga dengan nama merupakan pusat ekonomi dan bisnis Kota Tjong A Fie Mansion. Rumah ini dibuka Medan, keberadaan bangunan-bangunan untuk umum pada 18 Juni 2009 untuk tersebut dipelopori oleh Tjong A Fie yang memperingati ulang tahun Tjong A Fie pada awalnya memindahkan kegiatan yang ke-150. bisnisnya ke Kota Medan dari daerah Labuhan. Adapun identifikasi kerusakan terhadap rumah Tjong A Fie, pada lantai 1 terlihat plafond pada ruang – ruang di 40 Journal of Architecture and Urbanism Research, 1 (1) (2017): 37-44

Lantai 1 pada umumnya masih terlihat Dari hasil analisa identifikasi baik, hanya saja pada bagian - bagian kerusakan yang dilakukan, maka upaya tertentu terlihat sudah mulai rusak. konservasi yang tepat yang akan Adanya perbaikan berupa pengecetan dilakukan. Adapun upaya tersebut tetap untuk mengembalikan warna style seperti memperhatikan kondisi bangunan Tjong A dulu lagi. Pada bagian lantai di lantai 1 Fie sekarang. Sehingga tidak terdapat beberapa kerusakan seperti pada menghilangkan nilai historisnya. Keadaan lantai ruang santai, lantai ruang tidur sekarang, rumah Tjong A Fie dibagi atas 3 Tjong A Fie, lantai tangga.Lantai tersebut bagian yaitu Sisi kanan, tengah dan kiri sudah mulai pudar atau rusak dikarenakan bangunan. Bagian Tengah bangunan jamur dan gesekan – gesekan perabot. merupakan central dan disinilah Pada lantai tangga, plafond tangga merupakan ruang penerima dan pada sisi dan pada pilar – pilar sudah mulai terjadi kanan dan kiri merupakan ruang tamu. kerusakan, adanya perbaikan pengecetan Terdapat taman dan ruang Sembahyang. saja unutk mengembalikan gaya bangunan Sementara pada sisi kanan dan kiri yang lama. terdapat kamar – kamar yang dulunya Sementara pada lantai 2 identifikasi difungsikan sebagai kamar tjong a fie. kerusakan terjadi beberapa kerusakan Dari, keadaan tersenbut maka konsep pada lantai seperti pada ruang dansa dan konservasi tetap melanjutkan dengan terjadi kerusakan pada bagian palfond. konsep yang sudah ada, dimana rumah Kerusakan yang cukup parah terlihat pada Tjong A Fie sebagai The Living Museum bagian sisi kanan bangunan, dimana kayu – atau museum hidup. Dengan konsep ini, kayu di makan rayap dan usia. museum tak sekedar memajang benda- Melalui analisa yang dilakukan benda peninggalan, namun pengunjung membuktikan bahwasannya Tjong A Fie bisa melihat langsung kehidupan pemilik memenuhi standar UU No. 5 tahun 1992, yang masih tinggal di situ. Dimana rute masuk ke dalam criteria bangunan perjalanan wisata sejarah di kediaman bersejarah dan criteria bangunan yang Tjong A Fie yaitu Pengunjung masuk ke dapat di konservasi untuk menjaga asset ruang penerima, dimana pada ruang kota. Sehingga Rumah Tjong A Fie penerima ini terdapat beberapa guide. sebaiknya dilakukan konservasi dan Pada ruang penerima terdapat perabot peservasi terhadap bangunan. dan beberapa lukisan. Dalam hal ini perkembangan Tjong A Lukisan ini merupakan pameran Fie Mansion tidak lepas dari peran serta dokumentasi Tjong A Fie Family, Tjong A pemerintah karena tanpa adanya hal Fie Mansion dan beberapa infrastruktur tersebut perkembangan Tjong A Fie yang sudah dibangun berdasarkan Mansion hanya berupa milik individual sumbangan Tjong A Fie beserta keluarga (keturunan Tjong A Fie), bandingkan dalam bentuk materi foto-foto, furnitur dengan tujuan dan fungsi utama Tjong A rumah sampai barang-barang pribadi Fie Memorial Institute yang menginginkan peninggalan Tjong A Fie. Pada kesempatan membuka akses informasi yang luas yang sama, pengunjung akan diajak terhadap Tjong A Fie. berkunjung langsung ke tempat-tempat bersejarah di mana Tjong A Fie telah

41 Denny Meisandy Hutahuruk, Yunita Syafitri Rambe, Konservasi Bangunan Tjong A Fie dalam Usaha Keberlanjutan memberikan sumbangan untuk Konservasi pada bahan kayu dapat pembangunan Kota Medan seperti Istana dilakukan dengan beberapa metode, yakni Maimoon, Mesjid Raya Al-Mahsun, Kantor pembersihan. Permukaan kayu yang tidak Walikota Lama, Kuil Hindu Matraman, dicat dibersihkan secara mekanis dengan Mesjid Gang Bengkok dan diakhiri menggunakan sikat ijuk, kuas, sapu atau kunjungan ke makam Tjong A Fie di Pulau bila perlu dengan vacum cleaner. Adapun Brayan. sasaran yang dibersihkan meliputi; debu, Pengunjung juga dapat melihat – lihat sampah, dan kotoran-kotoran yang bagian kamar – kamar termasuk kamar melekat pada kerangka atap, dan plafond tjong A fie dan ruang lainnya. Sementara papan kayu, serta debu yang menempel pada ruang tamu sisi kiri dan kanan pada sekat –sekat partisi. Sedangkan untuk bangunan dan pada bagian taman tengah, kayu yang dicat, bila warnanya akan difungsikan sebagai café kopi untuk dikembalikan ke warna semula, sebaiknya pengunjung baik yang mau beristirahat catnya dikelupas lebih dahulu. atau mau merasakan suasana dulu. Kayu-kayu yang berlobang bekas Para tamu juga dapat melihat – lihat seranga rayap dan pembusukan, ditambal wisata sejarah ketika mereka melakukan dengan Epoxy Resin atau dempul yang sembahyang. dicampur dengan bubukan kayu, atau Suasana museum memang sangat bahan lainnya seperti mikrobalon. hommy, layaknya sebuah hunian biasa. Pelaksanaan perbaikan ini harus dilakukan Aroma "rumah" itu tampak dari kegiatan secara cermat, dan diusahakan, warna perawatan rumah yang berlangsung seperti tambahan sesuai dengan warna kayu. Kayu biasa di tengah hilir mudik pengunjung. yang mengalami pelapukan atau rapuh dan Tukang kebun menyapu bagian belakang secara teknis sudah tidak mungkin rumah. Di bagian lain, seorang pembantu dipertahankan lagi, diganti dengan bahan membersihkan kaca jendela. Di bagian kayu baru yang sejenis, dari segi bentuk, tengah ruang, disediakan kursi dengan meja ukuran, dan kualitas. Untuk perbaikan ini untuk tempat pengunjung bersantai dan sebaiknya dilakukan pembongkaran, agar menikmati suasana rumah. hasilnya dapat optimal. Sementara dari fisik bangunan Untuk mencegah adanya serangan konsep Konservasi penanganan konservasi rayap digunakan bahan pengawet dari bangunan dapat dilakukan dengan dua jenis insektisida, sedangkan untuk cara yaitu "insitu" atau dibongkar membasmi jamur yang tumbuh pada kayu kemudian direkonstruksi kembali. digunakan fungisida. Pengawetan Berdasarkan analisis kerusakan dan dilaksanakan pada seluruh permukaan pelapukan bahan bangunan yang terjadi kayu yang tidak dicat, dan kayu kayu pada Rumah Tjong A Fie, maka penganti dengan menggunakan kuas, penanganannya cukup dilakukan dengan sprayer, atau injektor pada waktu kondisi cara "insitu" atau rehabilitasi untuk kayu kering dan bersih dari segala macam memperbaiki atau mengganti komponen kotoran. Untuk kayu-kayu yang dicat, bangunan yang rusak atau lapuk. Jadi tidak setelah catnya dikelupas, sebaiknya perlu dilakukan pembongkaran struktur diawetkan lebih dahulu sebelum dicat bangunan atau pemugaran. ulang.

42 Journal of Architecture and Urbanism Research, 1 (1) (2017): 37-44

Bahan logam yang terdapat pada d) Pembangunan fisik. Rumah Tjong A Fie meliputi; atap seng, Adapun usaha konservasi dan daun pintu gerbang, dan engsel daun pintu rehabilitasi pada tiap elemen pada Rumah dan jendela. Penanganan konservasi yang Tjong A Fie yaitu : utama pada bagian ini adalah pembersihan a) Atap: Kerangka Kayu; Struktur karat. Untuk pembersihan karat dapat kerangka kayu pada umumnya masih dilakukan dengan cara mekanis atau dalam kondisi baik, dalam arti tidak menggunakan bahan pelarut karat. terjadi kerusakan yang membahayakan Selanjutnya untuk menghindari oksidasi, konstruksi atap secara menyeluruh. Hal apabila keadaan semula bahan -bahan ini wajar karena ukuran kayu cukup yang disebutkan di atas, dilapisi cat (cara besar dan memadai, sementara atap ini yang terbaik untuk objek yang berada yang disangga ringan (seng). Selain itu, di lapangan), maka dianjurkan kayu jati termasuk jenis kayu yang menggunakan cat yang berkualitas baik. mempunyai kelas kuat II. Akan tetapi, bila tidak dicat, dapat b) Seng ; Kondisi seng pada pada atap digunakan bahan pelapis anti karat yang umumnya masih dalam keadaan baik, transparant. tidak dijumpai adanya kebocoran dan Plester-plester yang mengalami karat-karat dari hasil proses oksidasi pelapukan dilapisi dan dibersihkan, terlihat sedikit. Apabila konstruksi kemudian diganti dengan plester baru, kerangka kayu asli, bisa dipastikan dengan campuran; pasir: semen merah = 2 bahwa atap seng adalah asli, hal ini : 1 : 1. Tekstur campuran diusahakan sama terlihat dari jarak gording yang hamper dengan plester asli. Selanjutnya untuk sama dengan ukuran seng, dan jarak mengatasi kapilarisasi air pada dinding usuk yang terlalu lebar. dapat dilakukan dengan cara membuat c) Dinding; Kondisi dinding umumnya lapisan kedap air pada dinding bagian masih dalam keadaan baik, sehingga bawah. Bahan yang digunakan untuk perbaikan hanya dengan mengecat lapisan kedap air dapat dari campuran ulang seperti warna aslinya untuk semen: pasir yang dimasukkan dalam mengembalikan suasana ruang seperti dinding yang dilobangi sampai tembus. dulu. Metode ini sangat sulit dilaksanakan dan d) Pintu dan Daun Jendela; Kondisi pintu sangat berisiko, tetapi hasilnya dan daun jendela umumnya masih menuntaskan masalah. dalam keadaan baik, sehingga Langkah-langkah konsevasi, perbaikan hanya dengan mengecat terutama yang menyangkut kegiatan ulang seperti warna aslinya untuk rehabilitasi adalah: mengembalikan suasana ruang seperti a) pendataan kondisi eksisting; dulu. b) Penggambaran kondisi eksisting, yang e) Pilar; Seperti halnya pada dinding, akan berguna bagi langkah kegiatan plester-plester pilar di ruang utama rehabilitasi dan rekonstruksi; telah mengalami pengelupasan. Plester c) Penggambaran rancangan konservasi yang mengelupas tersebut saat ini telah yang menggambarkan tentang bentuk ditambal dengan plester baru dari bangunan asli yang akan dicapai; campuran pasir dan semen PC,

43 Denny Meisandy Hutahuruk, Yunita Syafitri Rambe, Konservasi Bangunan Tjong A Fie dalam Usaha Keberlanjutan

sedangkan kerusakan yang berupa DAFTAR PUSTAKA retakan tidak ada. Anonim. (2012). “Tinjauan Teoritis Tentang f) Lantai pada beberapa ruang mengalami Bangunan Bersejarah dan Tata Ruang”. Busono T, (1995). Eskursi Preservasi, Konservasi, kerusakan. Perlu adanya penggantian Renovasi Pada Pemeliharaan Bangunan Di sesuai dengan bentuk dan motif yang Singapura Dan Malaysia lama. Hidayati, Rahmalia. 2009. Cara Pemanfaatan Bangunan Kuno dan Bersejarah Sehingga g) Langit-langit ruangan adalah papan Layak Menjadi Bangunan Cagar Budaya. kayu. Pada beberapa ruang kayunya Skripsi. Depok: Fakultas Teknik mengalami pengelupasan. Sesuai Departemen Arsitektut Universitas Indonesia. dengan yang dijelaskan di atas, langit – Marpaung , O. Y Benny, (2011) , Bahan Ajar, langit ruang mengalami perbaikan Urban Renewel. sehingga sesuai dengan bentuk aslinya Peraturan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya lagi. Surbakti. A (2000), Penghancuran Estetika Kota: h) Pintu Gerbang; Kerusakan dan Bangunan Bersejarah di Kota Medan pelapukan yang terjadi pada pintu Suastika Rebecca Hannatri, (2010), Skripsi Wisata Sejarah “ (Studi Deskriptif Perkembangan gerbang ini adalah kondisi plester yang Tjong A Fie Mansion sebagai Objek Wisata mudah mengelupas.Dengan gambaran Sejarah Kota Medan), Universitas Sumatera tersebut, dapat dipastikan bahwa Utara proses pelapukan yang terjadi. Proses pengecetan dapat dilakukan pada pintu gerbang.

SIMPULAN Kecamatan Medan Barat merupakan salah satu kawasan konservasi yang di acungkan Pemerintah. Sehingga beberapa bangunan-bangunan tua pada kawasan ini, masih difungsikan dan dipelihara dengan baik. Rumah Tjong A Fie salah satunya. Bangunan ini mempunyai nilai sejarah yang cukup tinggi. Tetapi dalam hal ini, kepemilikan Rumah Tjong A Fie sebagai milik individual keluarga Tjong A Fie memerlukan peran pemerintah. Adanya tindakan konservasi dan preservasi sangat diperlukan bagi rumah Tjong A Fie ini. Sehingga rumah Tjong A Fie tetap terjaga nilai sejarahnya sebagai nilai pariwisata Kota Medan.

44