Unsur Akulturasi Budaya Pada Rumah Tjong a Fie Di Kota Medan
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Unsur Akulturasi Budaya pada Rumah Tjong A Fie di Kota Medan Rudiansyah, Gugun Gunardi, Widyo Nugrahanto Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran Jalan Ir. Soekarno Km. 21 Jatinangor - Sumedang 45363 ABSTRACT That the Chinese began to immigrate to Indonesia, especially in Medan city was in the early 12nd century. In the meantime they also introduced their religion, art and culture to the local people. ‘The acculturation refl ected on Tjong A Fie’s Residence’ is selected as the title of the thesis with the purpose of assessing and understanding the acculturation that was discovered on the buildings with Chinese style in Medan City. This research was focused on the objects of Tjong A Fie’s residence.This research used John W. Berry’s acculturation theory; while the method that is used is the qualitative descriptive method. An acculturation is a prosess that happens when one group of people with some kind of culture confronts the elements of some other culture. From this comes into being the change of the original cultures, yet these two cultures have not lost the elements of their own cultures. The acculturation can be seen on part of Tjong A Fie’s residence like the gold color that was used dominatedly, the pictures on the cloth and the melaysian special window shapes. The elements of European culture can be seen on the strut, the decorative lamp, the table and the sculptures of the ceiling of Tjong A Fie’s residence. The elements of Chinese culture can be found on the strut of the front gate, the sculptures of lion, the sculptures on the wall, the entrance door as well as the shape of the curving roof that stands for the special structures of house in China. Keywords: acculturation, Chinese house, Tjong A Fie PENDAHULUAN Indonesia dengan kondisi alamnya yang subur, kaya akan rempah-rempah, ditun- Dalam pergulatan ilmu budaya, ter- jang dengan letaknya yang strategis dalam jadi berbagai macam ragam pendapat dunia pelayaran, membuat pedagang Ti- dalam menentukan awal mula keberadaan ongkok berkeinginan untuk menetap di Pecinan (tang ren jie)1 di Indonesia. Berbagai Indonesia. Tujuan bangsa Tiongkok datang bukti dan catatan sejarah membuktikan ke- ke Indonesia, sebelum Belanda datang beradaan komunitas warga Tiongkok pada adalah untuk berdagang, mereka mencari masa prakolonial. Kedatangan orang Ti- rempah-rempah dari penduduk pribumi ongkok ke Asia Tenggara disebabkan oleh untuk dibeli atau ditukar dengan barang- berbagai faktor, antara lain karena bencana barang yang mereka bawa, terutama kain kelaparan, situasi politik dan karena ada- sutera dan kemudian dikirim ke Kanton, nya peluang untuk membuka usaha. Fak- Hongkong dan Malaka. Melalui ekspedisi tor-faktor tersebut saling memperkuat satu yang dilakukan, mereka kemudian menge- sama lain yang kemudian mendorong seba- nal kepulauan Indonesia. Pada awalnya gian orang Tiongkok untuk meninggalkan bangsa Tiongkok banyak menetap di Pulau negara asalnya. Semakin dikenalnya nama Sumatera, Pulau Kalimantan, dan akhirnya 44 - Pantun Vol. 2 No. 1 Juni 2017 - sampai di Pulau Jawa (Suryanto, 1996:52). seringkali diikuti dengan adanya pergan- Untuk bisa melihat arsitektur Tiongkok tian kebijakan. Kebijakan-kebijakan yang di suatu kota, biasanya harus melihat di dikeluarkan turut mempengaruhi bentuk daerah Pecinannya. Namun, untuk menen- bangunan dari suatu daerah atau kawasan. tukan tempat bekas daerah Pecinan pada Kota-kota yang ada sekarang ini adalah suatu kota tidaklah mudah. Hal ini selain produk sejarahnya masing-masing dan karena perkembangan kota yang sangat merupakan superimposisi lapisan zaman, cepat, juga karena biasanya daerah Pecinan cerminan berbagai kekuatan (budaya, poli- tidak terdokumentasi dengan baik. Daerah tik, ekonomi, dan sebagainya) sepanjang Pecinan beserta peraturannya sudah diha- proses pembentukannya (Vasanti, 1990:34). pus sejak tahun 1900-an, meskipun peng- Berbicara tentang Pecinan, Sumatera hapusan peraturan secara resmi baru di- Utara juga menyimpan banyak peninggal- lakukan pada tahun 1920 (Tigor, 2004:43). an yang tidak terlepas dari aspek historis- Hampir seluruh kota di Indonesia memiliki nya yang merujuk pada kawasan situs Kota kawasan Pecinan yang memiliki fungsi se- Tiongkok yakni Kesawan Kota Medan yang bagai kawasan sentral perdagangan dan ramai dikunjungi pada permulaan abad permukiman bagi orang-orang Tiongkok. ke-12 hingga awal abad ke-14. Pada masa Pengamatan juga diperkuat dengan adanya itu, berdasarkan bukti-bukti arkeologisnya rumah tinggal, klenteng/vihara, sekolah (archeological evidence) diketahui cenderung dan peninggalan lainnya di daerah terse- merujuk pada era Dinasti Sung, Yuan dan but, yang tidak hanya berfungsi sebagai Ming di Tiongkok. Demikian pula temuan- tempat ibadah saja tetapi juga memiliki pe- temuan tersebut menunjukkan bahwa ko- ran yang besar dalam kehidupan komunitas munitas pedagang yang berasal dari man- Tiongkok di masa lampau. Hal ini sesuai canegara seperti Tiongkok, Johor, Jawa, dengan yang diungkapkan Tigor, (2004:48) Burma, Thailand pernah singgah di Suma- bahwa, “sebuah wilayah pada masa kolo- tra Utara (Mo, Xiao, 2013:66). nial ditinjau dari tata ruang dan bangunan- Situs kawasan Pecinan di daerah Kesa- nya terdiri atas alun-alun, tempat ibadah, wan merupakan cikal bakal terbentuknya kantor pemerintahan, rumah, penjara, dan Kota Medan sekarang yang berasal dari per- kampung Tiongkok”. Sampai saat ini di mulaan abad ke-12. Hal ini ditunjukkan oleh kawasan Pecinan masih berdiri bangunan- banyaknya peninggalan atau bukti arke- bangunan dengan aplikasi budaya Tiong- ologis (archeological evidence) yang tertuju kok maupun akulturasi budaya Tiongkok pada satu era yakni sejak abad ke-12 hingga dengan budaya sekitar. awal abad ke-14, seperti eartenware fragmen Setiap daerah atau kawasan memiliki (tembikar), porcelain fragmen (keramik), coin keunikan tersendiri, yang terbentuk kare- (mata uang), glass fragmen (gelas), brickstone na adanya kekhasan budaya masyarakat, fragmen (batubata berfragmen candi), statue kondisi iklim yang berbeda, karakteristik (archa), tulang belulang, atau bahkan sisa- tapak, pengaruh nilai-nilai spiritual yang sisa perahu tua (ships ruins). dianut serta kondisi politik atau keamanan Adanya perbedaan budaya antara ma- dari suatu kota atau daerah. Keunikan pada syarakat setempat dengan masyarakat suatu daerah atau kawasan bersifat tem- pendatang, memungkinkan terwujud- porer, yaitu berubah seiring dengan per- nya perpaduan budaya keduanya (Cul- jalanan waktu. Dalam satu rentang waktu ture Aculturation). Perbedaan kebudayaan yang panjang, suatu kota atau daerah akan masyarakat setempat dengan masyarakat mengalami pergantian penguasa yang pendatang membuat rumah tinggal orang 45 - Rudiansyah, Gunardi, Nugrahanto: Unsur Akulturasi Budaya pada Rumah Tjong A Fie - Tionghoa memiliki ciri khas tertentu. Ber- motif khas dari budaya melayu dan Eropa bagai elemen dan komponen rumah tinggal yang terdapat pada rumah Tjong A Fie di yang di bangun melambangkan akulturasi Kota Medan. budaya serta dapat memberi cerita kehi- dupan pada masa itu. Selanjutnya dipahami Kajian Teoritis bahwa unsur akulturasi pada bangunan Landasan Teori tersebut mempunyai arti yang lebih luas, Teori merupakan suatu alat penting dimana rumah tinggal orang Tionghoa dari sebuah penelitian. Tanpa teori hanya tersebut menjadi perwakilan dari kosmos, ada pengetahuan tentang serangkaian masyarakat, atau tubuh manusia (Perkins, fakta saja, tetapi tidak akan ada ilmu pe- 1999:132). ngetahuan. Teori adalah landasan dasar Salah satu keunikan dan keistimewaan keilmuan untuk menganalisis berbagai bangunan bergaya Tiongkok sebagai Pusa- fenomena. Teori merupakan rujukan utama ka Indonesia yang masih terlihat dan dapat dalam memecahkan masalah penelitian di- dinikmati sampai saat ini yaitu bangunan dalam ilmu pengetahuan (Koentjaraning- rumah Tjong A Fie, bangunan ini memiliki rat, 1982:23). ciri khas dengan kawasan Pecinan yang Teori adalah serangkaian asumsi, kon- ada di daerah lain. Unsur akulturasi pada sep, konstrak, defi nisi dan proposisi untuk bangunan rumah Tjong A Fie di daerah menerangkan fenomena sosial secara siste- Kesawan Kota Medan merupakan hasil matis dengan cara merumuskan hubungan perpaduan antara budaya Tiongkok ber- antar variabel. Berdasarkan pada penger- campur dengan budaya Melayu dan juga tian tersebut, defi nisi teori mengandung Eropa. Perpaduan budaya tersebut terlihat tiga hal. Pertama, teori adalah serangkaian pada arsitektur bangunan berupa rumah proposisi antar konsep-konsep yang sa- deret, rumah toko maupun rumah tinggal ling berhubungan. Kedua, teori menerang- dimana bentuk atapnya memiliki arsitektur kan secara sistematis atau fenomena sosial Tiongkok tetapi pada detail-detail fasade dengan cara menentukan hubungan antar terdapat keberagaman budaya yang mem- konsep. Ketiga, teori menerangkan fenome- pengaruhinya, misalnya beberapa bangun- na-fenomena tertentu dengan cara menen- an yang terdapat di Gang Tengah dan Gang tukan konsep mana yang berhubungan de- Besen fasadenya mendapat pengaruh dari ngan konsep lainnya dan bagaimana bentuk arsitektur budaya Melayu dan Eropa yang hubungannya (Aminuddin, 2001:36). dapat di jumpai di daerah Kesawan Kota Sebagai pedomaan dalam menyelesai- Medan. kan tulisan ini penulis menggunakan teori Arsitektur bangunan Tjong A Fie juga yang berhubungan dengan pokok-pokok tidak terlepas dari pengaruh kehidupan permasalahan yang akan dibahas dalam tu- sosial-budaya yang merupakan hasil per- lisan ini. Pembahasan yang akan dilakukan paduan dari berbagai kebudayaan yaitu dalam