Buletin Oseanografi Marina April 2019 Vol 8 No 1:17–24 PISSN : 2089-3507 EISSN : 2550-0015

Keanekaragaman Siput Ordo Mesogastropoda dan pada Zona Eulitoral di Kawasan Pesisir Pulau Sembilan, Kabupaten Kotabaru

Hery Fajeriadi*, Muhammad Zaini, Dharmono

Program Studi Magister PendidikanBiologi, Program Pascasarjana, FakultasKeguruandanIlmuPendidikan, UniversitasLambungMangkurat Jl. Brigjend. H. HasanBasry, Kota Banjarmasin, 70123 Email: [email protected]

Abstrak

Gastropoda tersebar luas di kawasan pesisir, salah satunya pesisir Pulau Sembilan Kotabaru. Kawasan ini masih tergolong alami dan terdapat terumbu karang. Beberapa titik terumbu karang mulai mengalami kerusakan. Terumbu dan batu karang di zona eulitoral merupakan habitat alami . Gastropoda terbagi menjadi tiga ordo, dua diantaranya adalah Ordo Mesogastropoda dan Ordo Neogastropoda belum didokumentasikan. Penelitian ini bertujuan untuk melanjutkan dokumentasi spesies gastropoda (Mesogastropoda dan Neogastropoda) dan menganalisis indeks keanekaragamannya. Data dikumpulkan dengan teknik purposive sampling dengan luas plot 1 m2, sebanyak 20 plot, di sepanjang seratus meter mengikuti garis pantai. Data yang dikumpulkan adalah nama spesies dan jumlah individu setiap spesies. Berdasarkan data tersebut ditentukan indeks keanekaragaman menggunakan persamaan Shannon-Wienner. Ditemukan lima spesies dari Ordo Mesogastropoda dan dua spesies dari Ordo Neogastropoda.Indeks keanekaragaman (H’) Mesogastropoda dan Neogastropoda adalah 1.620 dengan kategori sedang, artinya ekosistem di kawasan tersebut tergolong stabil.

Kata Kunci: Keanekaragaman; Mesogastropoda; Neogastropoda; Pesisir; Kotabaru

Abstract

Snails Diversity of Mesogastropod and Neogastropod Order at the Eulittoral Zone of Coastal Area Pulau Sembilan, Kotabaru Regency

Gastropods are widespread in the coastal area, one of which is the coast of Pulau Sembilan Kotabaru. This area is still relatively natural, and there are coral reefs. Some points of coral reefs began to suffer damage. Reefs and rocks in the eulittoral zone are natural gastropod habitats. Gastropods are divided into three orders, two of which are mesogastropod orders, and the neogastropod order has not been documented. This study aims to continue the documentation of gastropod species (Mesogastropods and Neogastropods) and analyze their diversity index. Data were collected by purposive sampling technique with a plot area of 1 m2, as many as 20 plots, along a hundred meters following the coastline. The data collected is the name of the species and the number of individuals in each species. Based on these data the diversity index is determined using the Shannon-Wiener equation. Five species of the mesogastropod order and two species of the neogastropod order were found. The Mesogastropod and Neogastropod diversity index (H') is 1,620 in the medium category, meaning that the ecosystem in the region is classified as stable.

Keywords: Diversity; Mesogastropod; Neogastropod; Coastal; Kotabaru

PENDAHULUAN kelas paling beragam dari Filum , terdiri Gastropoda merupakan hewan bertubuh hampir tiga perempat dari sekitar 110.000 spesies lunak, kadang memiliki cangkang tunggal moluska yang dikenal. Lebih dari 50.000 spesies (univalvia) atau tidak memiliki cangkang (siput ini sebagian besar berasal dari laut dan air tawar. telanjang). Gastropoda tersebar luas, terutama di Ekosistem terbesar bumi terdapat di lingkungan lahan basah. Salah satu tipe ekosistem perairan dan daratan, keduanya dihubungkan oleh lahan basah yang banyak dihuni oleh gastropoda ekosistem peralihan, yaitu ekosistem pesisir. adalah kawasan pesisir (Coastal area). Menurut Kawasan pesisir berdasarkan kadar airnya dibagi Brown & Lydeard (2010), Gastropoda adalah dua, yaitu area kering dan area basah. Area kering

*Corresponding author http://ejournal.undip.ac.id/index.php/buloma Diterima/Received : 26-03-2019 DOI:10.14710/buloma.v8i1.22544 Disetujui/Accepted : 05-04-2019

Buletin Oseanografi Marina April 2019 Vol 8 No 1:17–24 masih dipengaruhi oleh angin laut, pasang surut Thakur (2015) penelitian awal komunitas dan intrusi garam. Area basah dipengaruhi oleh diperlukan sebagai bahan pertimbangan dalam aktivitas darat, sedimentasi dan air tawar. menentukan strategi konservasi dan manajemen Terumbu karang dan padang lamun adalah dua spesifik lokasi. Penelitian ini merupakan studi dari tiga ekosistem yang memiliki peran ekologis lanjutan dari penelitian Fajeriadi et al. (2018a) penting di wilayah pesisir, diantaranya sebagai tentang keanekaragaman siput ordo archaeo habitat dan penahan gelombang terutama pada gastropoda di zona eulittoral kawasan pesisir zona eulitoral. Pulau Sembilan Kotabaru, sehingga tujuan Zona eulitoral adalah zona antara, artinya penelitian ini adalah mengidentifikasi jenis siput terendam saat pasang dan kering saat surut. Salah ordo mesogastropoda dan neogastropoda, serta satu satwa yang ditemukan di zona eulitoral menentukan indeks keanekaragamannya. adalah gastropoda, atau lebih dikenal sebagai Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi siput oleh masyarakat luas (Goltenboth et al., jenis - jenis siput ordo mesogastropoda dan 2012). Zona eulitoral yang masih alami tentu neogastropoda di zonaeulittoral. Tujuan kedua menjadi habitat yang baik bagi berbagai spesies ialah menentukan indeks keanekaragaman untuk gastropoda, dan ancaman pada zona tersebut menunjukkan struktur komunitas dan kestabilan berdampak secara signifikan terhadap habitat dan ekosistem di sekitarnya. persebaran gastropoda. Kawasan pesisir di Kalimantan Selatan MATERI DAN METODE yang masih alami diantaranya kawasan pesisir Penelitian ini adalah penelitian deskriptif Pulau Sembilan Kabupaten Kotabaru. menggunakan teknikPurposive Sampling. Titik Keanekaragaman gastropoda yang telah didata di sampel ditentukan berdasarkan kehadiran kawasan tersebut adalah dari ordo spesimen. Jika specimen siput Mesogastropoda archaeogastropoda. Melalui observasi di zona dan atau Neogastropoda hadir maka disanalah titik eulitoralnya, Fajeriadi et al. (2018a) menemukan pengambilan sampel. Zonaeulitoral yang diamati 12 spesies archaeogastropoda, terdiri atas Nerita mengikuti garis pantai Pulau Sembilan Kabupaten fulgurans; Nr. semirugosa; Nr. polita; Nr. Kotabaru sepanjang seratus meter kearah tenggara insculpta; Nr. plicata; Monodonta labio; Mo. dari pelabuhan utama. Setiap titik pengambilan canalifera; Echinolittorina jamaicensis; sampel dibagi menjadi 20 titik pengambilan Fissurella nimbosa; Fi. barbadensis; Patella sp.; sampel (Gambar 1) dengan ukuran plot 1 m2. dan Pa. rustica. Waktu pengambilan sampel dilakukan pada pagi Dokumentasi keanekaragaman hayati perlu hari dan malam hari. dilakukan mengingat mulai banyaknya ancaman Pengambilan sampel siput dilakukan keberadaan makhluk hidup di kawasan pesisir dengan mengambil perwakilan individu dengan Pulau Sembilan Kotabaru. Menurut Soni & ukuran terbesar dan terkecil pada setiap spesies.

Gambar 1.Peta Lokasi Penelitian

18 Keanekaragaman Siput di Zona Eulitoral Pulau Sembilan (Hery Fajeriadi et al.)

Buletin Oseanografi Marina April 2019 Vol 8 No 1:17–24

Sampel siput dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri Littoraria angulifera memiliki jumlah individu morfologi. Spesimen siput yang ditemukan yang paling banyak karena ketersediaan makanan kemudian dibawa ke basecamp untuk keperluan yang baik. Spesies ini beraktivitas di batu besar dokumentasi dan identifikasi lanjutan. yang terendam sebagian ketika pasang, sehingga Data yang diobservasi ialah ciri morfologi terjadi sedimentasi lumpur organik di permukaan dan jumlah individu setiap spesies. Analisis batu. Sedimen ini menjadi sumber makanan bagi morfologi spesies siput dilakukan secara spesies tersebut. Faktor mortalitas atau kematian deskriptif, mengacu pada panduan identifikasi dari bagi spesies ini jarang terjadi, karena jarang Kusnadi et al. (2008); Quintero-Galvis & Castro dikonsumsi oleh masyarakat Pulau Sembilan. (2013); dan Reidet al. (2004). Kemudian, analisis Menurut Febrita et al. (2015) dan Yanto et al. indeks keanekaragaman dilakukan melalui (2016) mayoritas gastropoda menyukai substrat persamaan Shannon-Wienner (Fachrul, 2012). lumpur berpasir. Tuheteru et al. (2014) Kisaran Indeks Keanekaragaman adalah sebagai sebelumnya telah menyatakan substrat dengan berikut : 0-1= kategori rendah; 2-3= kategori partikel yang besar dan karas memiliki sedikit sedang; >3= kategori tinggi kandungan organik, sedangkan menurut Romdhani et al. (2016) substrat dengan partikel HASIL DAN PEMBAHASAN kecil memiliki kandungan organik lebih banyak. Berdasarkan observasi lapangan, ditemukan Berbeda halnya dengan spesies di atas, hasil identifikasi jenis gastropoda ordo Ocinebrina aciculata dan Cypraea arabica mesogastropoda dan neogastropoda dapat dilihat memiliki jumlah individu paling sedikit karena pada Tabel 1, jumlah individu spesies dapat kondisi habitat yang kurang sesuai. Spesies- dilihat pada Gambar 2. Keberadaan spesies spesies ini ditemukan beraktivitas mencari makan gastropoda di zona pesisir dipengaruhi oleh di terumbu dan batu karang dasar perairan. Akan beberapa faktor, diantaranya faktor natalitas dan tetapi kondisi terumbu karang di zona eulitoral mortalitas. Natalitas berhubungan dengan sudah mengalami kerusakan sehingga kehidupan, sedangkan mortalitas berhubungan menghambat perkembangbiakan spesies tersebut. dengan tingkat kematian. Selain itu, Cypraea arabica juga diminati Faktor natalitas pada umumnya didukung masyarakat setempat sebagai lauk pengganti ikan, oleh keberadaan makanan dan habitat. Spesies sehingga meningkatkan resiko mortalitas terhadap

Tabel 1.Hasil Identifikasi Spesies Gastropoda

Ordo Famili Spesies Mesogastropoda Strombidae Strombus sp.1 Strombus sp.2 Littorinidae Littoraria angulifera Lamarck, 1822 Littoraria scabra Linnaeus, 1758 Cypraeidae Cypraea arabica Neogastropoda Neothais marginatra Blainville, 1832 Ocinebrina aciculata

2 21 20 Strombus Sp 1 4 Strombus Sp 2 Littoraria angulifera Lamarck, 1822 34 24 Littoraria scabra Linnaeus, 1758

Cypraea arabica

Neothais marginatra Blainville, 1832

Ocinebrina aciculata 64

Gambar 2. Jumlah Individu Spesies

Keanekaragaman Siput di Zona Eulitoral Pulau Sembilan (Hery Fajeriadi et al.) 19

Buletin Oseanografi Marina April 2019 Vol 8 No 1:17–24 populasi spesies tersebut. Menurut Suratissa dan cangkang ke kiri sebanyak 7 putaran. Mulut Rathnayake (2017) tingkat konsumsi manusia cangkang tidak bergerigi. Memiliki operculum terhadap gastropoda secara signifikan berwarna coklat keemasan. Proboscis dengan mempengaruhi tingkat populasi. siphon sepanjang 0,2 cm. Ukuran siphon tidak Berdasarkan distribusinya, spesies dengan sepanjang cangkang, yaitu 0,2 cm. Tidak memiliki jumlah individu yang paling banyak ditemukan canal siphon. Kaki berukuran panjang 0,7 cm, pada batu-batu besar yang terendam sebagian tidak memiliki bysus. Biasanya ditemukan di ketika air laut pasang, sedangkan pada terumbu pesisir pantai, menempel pada batu di sepanjang dan batu karang yang terendam di dasar perairan garis pantai yang mengalami pasang surut. memiliki jumlah individu spesies yang sedikit. Menurut Kurhe et al. (2014) distribusi gastropoda Littoraria scabra Linnaeus, 1758 di kawasan pesisir menunjukkan perbedaan Cangkang berjumlah satu dengan bentuk zonasi. Pola distribusi vertikal terjadi pada zona lonjong, strukturnya rapuh, dan permukaannya pantai berbatu, kolam, dinding batu dan licin. Ukuran cangkang yaitu panjang 2 cm; tinggi hubungannya dengan aspek biotik dan abiotik. 1,5 cm; dan lebar 1,4 cm. Arah putaran cangkang ke kiri sebanyak 4 putaran. Mulut cangkang tidak Strombus sp.1 bergerigi. Memiliki operculum berwarna kuning Cangkang berjumlah satu dengan bentuk kehijauan. Proboscis dengan siphon sepanjang 0,6 lonjong, strukturnya rapuh, dan permukaannya cm. Ukuran siphon tidak sepanjang cangkang, licin. Ukuran cangkang yaitu panjang 1,4 cm; yaitu 0,6 cm. Tidak memiliki canal siphon. Kaki tinggi 0,8 cm; dan lebar 0,8 cm. Arah putaran berukuran panjang 1,8 cm, tidak memiliki bysus. cangkang ke kiri sebanyak 6 putaran. Mulut Biasanya ditemukan di pesisir pantai, menempel cangkang tidak bergerigi. Tidak memiliki pada batu di sepanjang garis pantai yang operculum. Proboscis dengan siphon sepanjang mengalami pasang surut. 0,2 cm. Ukuran siphon tidak sepanjang cangkang, yaitu 0,2 cm. Canal siphon pendek, berukuran 0,1 Cypraea arabica cm, berbentuk mencuat pada bagian anterior Cangkang berjumlah satu dengan bentuk mulut cangkang. Kaki berukuran panjang 1,1 cm, lonjong, strukturnya kuat, dan permukaannya tidak memiliki bysus. Biasanya ditemukan di licin. Ukuran cangkang yaitu panjang 3,5 cm; pesisir pantai, menempel pada batu di sepanjang tinggi 2,1 cm; dan lebar 2,9 cm. Tidak ada putaran garis pantai yang mengalami pasang surut. cangkang. Mulut cangkang bergerigi sebanyak 23 buah. Tidak memiliki operculum. Proboscis Strombus sp.2 dengan siphon sepanjang 0,3 cm. Ukuran siphon Cangkang berjumlah satu dengan bentuk tidak sepanjang cangkang, yaitu 0,3 cm. Canal lonjong, strukturnya kuat, dan permukaannya siphon pendek, berukuran 0,1 cm, berbentuk licin. Ukuran cangkang yaitu panjang 1,5 cm; mencuat pada bagian anterior mulut cangkang. tinggi 0,8 cm; dan lebar 0,9 cm. Arah putaran Kaki berukuran panjang 4,1 cm, tidak memiliki cangkang ke kiri sebanyak 4 putaran. Mulut bysus. Biasanya ditemukan di pesisir pantai, cangkang bergerigi sebanyak 6 buah. Tidak terutama menempel pada batu atau padang lamun memiliki operculum. Proboscis dengan siphon di daerah yang selalu terendam air laut meskipun sepanjang 0,2 cm. Ukuran siphon tidak sepanjang sedang surut terendah. cangkang, yaitu 0,2 cm. Canal siphon pendek, berukuran 0,1 cm, berbentuk mencuat pada bagian Neothais marginatra Blainville, 1832 anterior mulut cangkang. Kaki berukuran panjang Cangkang berjumlah satu dengan bentuk 0,9 cm, tidak memiliki bysus. Biasanya ditemukan lonjong, strukturnya kuat, dan permukaannya di pesisir pantai, menempel pada batu di berduri tumpul. Ukuran cangkang yaitu panjang sepanjang garis pantai yang mengalami pasang 2,1 cm; tinggi 1,2 cm; dan lebar 1,3 cm. Arah surut. putaran cangkang ke kiri sebanyak 4 putaran. Mulut cangkang bergelombang sebanyak 4 buah. Littoraria angulifera Lamarck, 1822 Operculum berwarna hitam dengan pinggiran Cangkang berjumlah satu dengan bentuk berwarna coklat kemerahan. Proboscis dengan lonjong, strukturnya rapuh, dan permukaannya siphon sepanjang 0,3 cm. Ukuran siphon tidak licin. Ukuran cangkang yaitu panjang 1,3 cm; sepanjang cangkang, yaitu 0,3 cm. Canal siphon tinggi 0,8 cm; dan lebar 0,7 cm. Arah putaran pendek, berukuran 0,2 cm, berbentuk mencuat

20 Keanekaragaman Siput di Zona Eulitoral Pulau Sembilan (Hery Fajeriadi et al.)

Buletin Oseanografi Marina April 2019 Vol 8 No 1:17–24

Strombus sp. 1 Strombus sp. 2

Littoraria scabra Linnaeus, 1758 Littoraria angulifera Lamarck, 1822

Cypraea arabica Neothais marginatra Blainville, 1832

Ocinebrina aciculate

Gambar 3. Mesogastropoda dan Neogastropoda yang di temukan selama penelitian

Keanekaragaman Siput di Zona Eulitoral Pulau Sembilan (Hery Fajeriadi et al.) 21

Buletin Oseanografi Marina April 2019 Vol 8 No 1:17–24 pada bagian anterior mulut cangkang. Kaki aktivitas masyarakat pesisir Pulau Sembilan ini berukuran panjang 1,3 cm, tidak memiliki bysus. hanya memanfaatkan siput-siputan sebagai Biasanya ditemukan di pesisir pantai, menempel alternative lauk ketika musim sulit ikan atau pada batu di sepanjang garis pantai yang gelombang tinggi, sehingga nelayan tidak turun mengalami pasang surut. melaut. Menurut Bahri et al. (2015), suatu wilayah dengan aktivitas lingkungan yang baik Ocinebrina aciculate serta didukung dengan pengelolaan yang baik Cangkang berjumlah satu dengan bentuk akan meningkatkan kesehatan dan produktifitas lonjong, strukturnya kuat, dan permukaannya ekosistem terumbu karang dilingkungan tersebut, berduri tumpul. Ukuran cangkang yaitu panjang karena secara tidak langsung terumbu karang akan 2,4 cm; tinggi 1 cm; dan lebar 1 cm. Arah putaran terjaga dari ancaman lingkungan sekitar seperti cangkang ke kiri sebanyak 7 putaran. Mulut limbah keluarga, pengeboman, serta racun ikan cangkang bergerigi sebanyak 5 buah. Operculum yang mempengaruhi terumbu karang. berwarna coklat kehitaman. Proboscis dengan Berdasarkan jumlah individunya, spesies siphon sepanjang 0,6 cm. Ukuran siphon tidak mesogastropoda dan neogastropoda berbeda jauh sepanjang cangkang, yaitu 0,6 cm. Canal siphon dari archaeogastropoda. Spesies dengan nilai Pi pendek, berukuran 0,4 cm, berbentuk mencuat tertinggi adalah Littoraria angulifera Lamarck, pada bagian anterior mulut cangkang. Kaki 1822. Spesies tersebut ditemukan secara berukuran panjang 1,6 cm, tidak memiliki bysus. berkelompok di batu-batu besar tepian pantai. Biasanya ditemukan di pesisir pantai, terutama di Batu-batu di tepian pantai mengalami sedimentasi padang lamun. berupa substrat lumpur dan ditumbuhi lumut, sehingga Littoraria angulifera ditemukan dalam Keanekaragaman Mesogastropoda dan jumlah yang banyak pada zona tersebut. Riascos Neogastropoda et al. (2010) & Reid (2012) menjelaskan spesies Indeks keanekaragaman hayati dapat dari Littoraria (Littorinidae) menghuni digunakan untuk menunjukkan struktur komunitas batuan, kayu apung, tanaman garam dan pohon dan kestabilan ekosistem. Semakin tinggi indeks bakau di zona intertidal di seluruh wilayah tropis keanekaragaman hayati menunjukkan semakin dan subtropics. stabil pula ekosistemnya. Indeks keanekaragaman Kemudian, spesies dengan nilai Pi terendah mesogastropoda dan neogastropoda tergolong adalah Cypraea arabica; dan Ocinebrina sedang (Tabel 2). Hal ini menunjukkan ekosistem aciculate. Cypraea spp. Umumnya beraktivitas di zona eulitoral kawasan pesisir Pulau Sembilan mencari makan di dasar perairan. Kedua spesies Kotabaru cukup stabil, dimana zona tersebut ini ditemukan di sisa-sisa terumbu dan batu ditumbuhi sedikit padang lamun dan terumbu karang dasar perairan secara soliter. Hasil ini karang. Apabila dikaitkan dengan parameter menunjukkan permasalahan zona eulitoral pesisir lingkungan, menurut Fajeriadi et al (2018a) aspek pantai Pulau Sembilan Kotabaru justru terjadi parameter lingkungan di zona eulitoral pulau pada ekosistem terumbu karang. Menurut Purchon Sembilan tergolong baik sebagai habitat (1981) di antara Cypraeidae, spesies Cypraea gastropoda. arabica dan C. errones tersebar luas, cenderung Indeks keanekaragaman mesogastropoda ditemukan di hampir semua pantai di mana batu- dan neogastropoda tergolong sedang karena batu besar di bawah rata-rata permukaan laut.

Tabel 2. IndeksKeanekaragaman

Spesies ∑ Ind Pi -Pi ln Pi Strombus Sp 1 20 0.118 0.253 Strombus Sp 2 34 0.201 0.323 Littoraria angulifera Lamarck, 1822 64 0.379 0.368 Littoraria scabra Linnaeus, 1758 24 0.142 0.277 Cypraea arabica 4 0.024 0.089 Neothais marginatra Blainville, 1832 21 0.124 0.259 Ocinebrina aciculata 2 0.012 0.053 Jumlah Total 169 H' = 1.620

22 Keanekaragaman Siput di Zona Eulitoral Pulau Sembilan (Hery Fajeriadi et al.)

Buletin Oseanografi Marina April 2019 Vol 8 No 1:17–24

Ekosistem terumbu karang Pulau Sembilan Nasional Lingkungan Lahan Basah Kotabaru memang cukup luas, namun mengalami Universitas Lambung Mangkurat; kerusakan di beberapa titik. Setidaknya, Fajeriadi Banjarmasin, pp. 150-156. et al, (2018b) melaporkan tahun 2013 terumbu Fajeriadi, H., Zaini, M. & Dharmono. 2018b. karang masih ditemukan tumbuh menutupi dasar SIPUT: Situs Tepi Laut Pulau Sembilan pantai di sekitar dermaga Pulau Sembilan, namun Kotabaru. Banjarmasin: Lambung tahun 2016 dan 2017 keberadaan terumbu karang Mangkurat University Press. mulai menghilang. Hilangnya terumbu karang ini Febrita, E., Darmawati & Astuti, J. 2015. disebabkan adanya penangkapan ikan dari luar Keanekaragaman Gastropoda dan Bivalvia daerah yang menggunakan bom potasium dan Hutan Mangrove Sebagai Media candrang, pengambilan batu karang dan pasir Pembelajaran Pada Konsep Keanekaragaman secara ilegal. Menurut Santoso (2011) terumbu Hayati Kelas X SMA. Jurnal Biogenesis. karang Indonesia mengalami berbagai tekanan 11(2):119-128. dari aktivitas darat. Alih fungsi lahan Goltenboth, F., Timotius, K.H., Milan, P.P. & meningkatkan pembuangan sedimen ke terumbu Margraf, J. 2012. Ekologi Asia Tenggara: dan limbah menyebabkan polusi. Secara Kepulauan Indonesia. Salemba Teknika, kumulatif, tekanan-tekanan ini secara signifikan Jakarta. menurunkan terumbu karang Indonesia dari waktu Kurhe, A.R., Rodríguez, M.A. & Suryawanshi, ke waktu. G.D. 2014. Vertical distribution and diversity of gastropods molluscs from intertidal KESIMPULAN habitats of the Ratnagiri coast Maharashtra, Ditemukan lima spesies Mesogastropoda India. International Research Journal of dan dua spesies Neogastropoda di zona eulitoral Natural and Applied Sciences, 1(6):1-13. kawasan pesisir Pulau Sembilan Kotabaru. Indeks Kusnadi, A., Hernawan, U.E. & Triandiza, T. keanekaragaman adalah 1.620 dengan kategori 2008. Moluska Padang Lamun Kepulauan sedang, artinya ekosistem di kawasan tersebut Kei Kecil. Jakarta: LIPI Press. tergolong stabil. Spesies dengan nilai Pi tertinggi Purchon, R.D., 1981. The marine shelled mollusca adalah Littoraria angulifera Lamarck, 1822. of West Malaysia and Singapore Part 1. Spesies tersebut ditemukan secara berkelompok di General introduction and an account of the batu-batu besar tepian pantai yang mengalami collecting stations. Journal of Molluscan sedimentasi lumpur organik. Spesies dengan nilai Studies, 47(3):290-312. Pi terendah adalah Cypraea arabica dan Ocinebrina aciculate. Kedua spesies ini Quintero-Galvis, J. & Castro, L.R. 2013. ditemukan beraktivitas secara soliter di terumbu Molecular Phylogeny of the Neritidae dan batu karang dasar perairan. Rendahnya nilai (Gastropoda: Neritimorpha) Based on the Pi kedua spesies ini karena kondisi terumbu dan Mitochondrial Genes Cytochrome Oxidase I batu karang di zona tersebut sudah mengalami (Coi) and 16s rRNA. Acta biol. Colomb, kerusakan. 18(2):307-318 Reid, D.G. & Williams, S.T. 2004. The subfamily DAFTAR PUSTAKA Littorininae (Gastropoda: Littorinidae) in the Bahri, S., Rudi, E. & Dewiyanti, I., 2015. Kondisi temperate Southern Hemisphere: the genera terumbu karang dan makroinvertebrata di Nodilittorina, Austrolittorina and Perairan Ujong Pancu, Kecamatan Peukan Afrolittorina. Records of the Australian Bada, Aceh Besar. DEPIK Jurnal Ilmu-Ilmu Museum. 56(1):75–122. Perairan, Pesisir dan Perikanan, 4(1). Reid, D.G., Dyal, P. & Williams, S.T., 2012. A Brown, K.M. & Lydeard, C. 2010. Mollusca: global molecular phylogeny of 147 gastropoda. In Ecology and classification of periwinkle species (Gastropoda, North American freshwater invertebrates: Littorininae). Zoologica Scripta, 41(2):125- Academic Press. pp. 277-306. 136. Fachrul, M.F. 2012. Metode Sampling Riascos, J.M. & Guzman, P.A., 2010. The Bioekologi. Bumi Aksara, Jakarta. ecological significance of growth rate, sexual Fajeriadi, H., Zaini, M. & Dharmono. 2018a. dimorphism and size at maturity of Littoraria Snails Diversity of Archaeogastropoda Order zebra and L. variegata (Gastropoda: at the Eulittoral Zone in Pulau Sembilan, Littorinidae). Journal of Molluscan Studies, Kotabaru Regency. Prosiding Seminar 76(3):289-295.

Keanekaragaman Siput di Zona Eulitoral Pulau Sembilan (Hery Fajeriadi et al.) 23

Buletin Oseanografi Marina April 2019 Vol 8 No 1:17–24

Romdhani, A.M., Sukarsono & Susetyarini, Rr.E. Suratissa, D.M. & Rathnayake, U., 2017. Effect of 2016. Keanekaragaman Gastropoda Hutan pollution on diversity of marine gastropods Mangrove Desa Baban Kecamatan Gapura and its role in trophic structure at Nasese Kabupaten Sumenep sebagai Sumber Belajar Shore, Suva, Fiji Islands. Journal of Asia- Biologi. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia Pacific Biodiversity, 10(2):192-198. 2(2):161-167. Tuheteru, M., Notosoedarmo, S. & Martosupono, Santoso, A.D. 2011. Teknologi Konservasi dan M. 2014. Distribusi Gastropoda di Ekosistem Rehabilitasi Terumbu Karang. Jurnal Mangrove. Prosiding Seminar Nasional Raja Teknologi Lingkungan, 9(3):121-226 Ampat: A–151-A–156. Soni, H.B. & Thakur, K., 2015. Preliminary Yanto, R., Pratomo, A. & Irawan, H., 2016. checklist of marine mollusks from Beyt Keanekaragaman Gastropoda pada Ekosistem Dwarka, Gulf Of Kutch (eco-sensitive zone), Mangrove Pantai Masiran Kabupaten Gujarat, India. International Journal of Bintan. Repository Universitas Maritim Raja Environment, 4(2):243-255. Ali Haji.

24 Keanekaragaman Siput di Zona Eulitoral Pulau Sembilan (Hery Fajeriadi et al.)