Pkm Kelompok Umkm Kue Kering Di Kabupaten Banyuwangi
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
LAPORAN AKHIR PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT (PKM) PKM KELOMPOK UMKM KUE KERING DI KABUPATEN BANYUWANGI Oleh: Endang Suprihatin, ST. MT, NIDN : 0011037301 / Ketua Indah Wahyu Ferawati, SE, MM. NIDN : 0730058001 / Anggota 1 Dibiayai oleh: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sesuai dengan Perjanjian Pendanaan Pelaksanaan Program Pengabdian Kepada Masyarakat Nomor: 87/SP2H/PPM/DRPM/2018. Tanggal 30 Januari 2018 iii iv DAFTAR ISI Halaman Judul i Halaman Pengesahan ii Identitas dan Uraian Umum iv Daftar Isi vi Daftar tabel vii Daftar Lampiran vii Ringkasan viii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Analisis Situasi 1 1.2 Permasalahan Mitra 6 BAB II SOLUSI DAN TARGET LUARAN 7 BAB III METODE PELAKSANAAN 9 BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI 12 BAB V HASIL DAN LUARAN 16 5.1 Demontrasi dan Praktek 16 5.2 Pelatihan dan Pembinaan 18 5.3 Potensi Ekonomi Produk 21 5.4 Nilai Tambah dari Sisi IPTEK 22 BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 22 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 23 7.1 Kesimpulan 23 7.2 Saran 23 DAFTAR PUSTAKA v DAFTAR TABEL Tabel 1. Solusi dan Target Luaran Pelaksanaan Kegiatan 7 Tabel 2. Rencana Target Capaian Tahunan 9 Tabel 3. Materi Pelatihan dan Pembinaan UMKM Ratu Manis dan 10 Nam’z Tabel 4. Pencapaian Inkubitek Untag Banyuwangi 13 Tabel 5. Nama, Kepakaran, dan tugas Tim Pengusul 15 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Peta Lokasi Wilayah Mitra 20 Lampiran 2. Produk yang Dihasilkan oleh UD. Ratu Manis dan UD. 22 Nam’z Lampiran 3. Proses Penjemuran Kelapa Parut di UD. Ratu Manis 23 Lampiran 4. Proses Pencampuran Adonan di UD. Nam’z 24 Lampiran 5. Produk Cacat di UMKM Ratu Manis Dan Nam’z 26 Lampiran 6. Gambaran Iptek Yang Akan Ditransfer Ke Kedua Mitra 28 Lampiran 7. Biodata Ketua dan Anggota tim Pengusul 30 Lampiran 8. Surat Pernyataan Ketua Peneliti/Pelaksana 41 Lampiran 9. Surat Pernyataan Kesediaan Bekerjasama dari Kedua Mitra 42 PKM Lampiran 10. Fasilitasi Oven Kue Kering Di Umkm Nam’z dan Ratu 46 Manis Lampiran 11. Kegiatan Pelatihan 48 Lampiran 12. Kegiatan Pendampingan Lampiran 13. Bukti Bukti Pembayaran 50 Lampiran 14. Laporan Keuangan 112 vi RINGKASAN Program PKM ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan, dan penningkatan perekonomian UMKM mitra dengan mengurangi produk cacat yang dihasilkan, meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mitra tentang pengendalian kualitas produksi dan manajemen pengelolaan usaha mulai dari bahan baku, pengawasan mutu bahan baku, sampai strategi pendistribusian produk yang komersial. Metode yang digunakan dalam program PKM ini adalah 1) Pelatihan dan Pembinaan, 2) transfer Inovasi Teknologi Tepat Guna, 3) Pelatihan Pengendalian kualitas produksi dengan menggunakan six sigma 4) Manajemen Pengelolaan Usaha, dan pemasaran 5) Monitoring dan Evaluasi (MonEv) Kegiatan. Hasil dalam program PKM ini adalah 1) kedua mitra dapat mengurangi produk cacat yang dihasilkan dengan transfer teknologi mesin pencetak adonan skala industri dan mesin oven skala industri dengan sumber energi LPG dengan pengatur suhu dan waktu, 2) kedua mitra dapat meningkatkan kapasitas produksi dengan transfer teknologi mesin pencetak adonan skala industri dan mesin oven skala industri dengan sumber energi LPG dengan pengatur suhu dan waktu, 3) kedua mitra dapat menggunakan teknologi mesin pencetak adonan skala industri dan mesin oven skala industri dengan sumber energi LPG dengan pengatur suhu dan waktu, 4) terbukanya jaringan pemasaran yang baru, 5) meningkatnya kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan manajemen pengendalian kualitas dan pengawasan mutu bahan baku, 6) secara akademik, program PKM ini dapat menghasilkan artikel ilmiah yang publikasikan dalam seminar nasional. Kata Kunci : teknologi produksi, kue kering, manajemen kualitas. vii BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Kabupaten Banyuwangi djuluki sebagai “Sunrise of Java” karena merupakan daerah yang pertama kali mendapatkan sinar matahari. Kabupaten Banyuwangi ini memiliki potensi pelabuhan, wahana wisata, dan bisnis yang prospektif berupa pelabuhan penyeberangan ke pulau Bali, pelabuhan bongkar muat barang, wisata pantai, hutan mangrove, wisata gunung ijen, potensi perkebunan, pertanian dan perikanan yang sangat menjanjikan. Dalam laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) tahun 2016 dalam Rapat Paripurna DPRD Banyuwangi, disampaikan bahwa pariwisata Banyuwangi mengalami pertumbuhan yang signifikan. Tercatat selama tahun 2016 total kunjungan wisatawan nusantara mencapai 3.831.703 orang. Sedangkan wisatawan mancanegara sebanyak 78.865 orang pada 2016. Dengan adanya berbagai penyelenggaraan Banyuwangi festival yang diadakan secara rutin, Menteri Pariwisata RI menganugerahkan predikat “The Best Festival City” bagi Banyuwangi. Konsistensi Banyuwangi festival menjadi 'Banyuwangi Experience' yang tidak akan bisa dijumpai di daerah lain. Daerah lokasi Kabupaten Banyuwangi dapat dilihat pada lampiran 1. Kabupaten Banyuwangi juga banyak memiliki UMKM yang berpotensi untuk dikembangkan bersamaan dengan semakin dikenalnya wisata Banyuwangi, diantaranya adalah UMKM yang dapat memanfaatkan potensi lokal daerah misalnya kelapa, pisang, buah naga, lidah buaya, dan bawang. Produk yang dihasilkan oleh UMKM yang memanfaatkan potensi lokal semakin lama semakin banyak digemari sebagai oleh-oleh khas Banyuwangi diantaranya adalah kue bagiak, keripik pisang, sale pisang, rengginang (rasa terasi dan bawang), onde- onde ketawa, lidah kucing, dan berbagai kue kering khas Banyuwangi. Festival yang diadakan di Kabupaten Banyuwangi juga dimanfaatkan untuk mengenalkan potensi wisata dan UMKM yang menggunakan potensi alam lokal. Dimana dalam setiap festival yang diadakan, dinas UMKM dan Koperasi selalu menyediakan tenda untuk UMKM supaya bisa memamerkan produk yang dihasilkan. Dalam pameran tersebut, produk khas Banyuwangi yang paling banyak digemari adalah kue bagiak, sale pisang, keripik pisang, kerupuk bonggol 1 pisang, kerupuk lidah buaya, kerupuk buah naga, kerupuk bawang, lidah kucing, dan kue kering. Keberhasilan pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam mengembangkan UMKM diapresiasi oleh Universitas 11 Maret dengan memberikan penghargaan sebagai pelopor pengembangan UMKM terbaik. UMKM penghasil kue kering khas Banyuwangi yang terbaik diantaranya adalah UMKM Ratu Manis dan Nam’z yang menghasilkan berbagai kue kering khas Banyuwangi diantaranya adalah onde-onde ketawa, ladrang, widaran, lidah kucing, dan nastar selai nanas. Dimana produk yang dihasilkan dapat dilihat pada lampiran 2. UMKM Ratu Manis berdiri mulai tahun 2016 oleh Ibu Ratu Manisrsiana yang memproduksi onde-onde ketawa. Onde-onde ketawa yang diproduksi oleh UMKM Ratu Manis terinspirasi dari kue onde-onde yang diolah menjadi kue kering dan dibentuk seolah-olah sedang tertawa. Pada awal pendiriannya memproduksi onde-onde ketawa hanya diproduksi dengan satu rasa original. Dengan semakin banyaknya permintaan maka ibu Ratu Manisrsiana menambah variasi rasa onde-onde ketawa rasa spiku dan keju. Pada awalnya bu Ratu Manisrsiana mengerjakan sendiri semuanya mulai dari produksi sampai penjualan. Pada tahun 2017, UMKM Ratu Manis bergabung dengan asosiasi UMAMI (Usaha Makanan dan Minuman) dari dinas UMKM dan Koperasi dan sering mengikuti pameran yang diselenggarakan oleh dinas pada saat kegiatan festival Banyuwangi. Dengan sering mengikuti pameran, UMKM Ratu Manis mendapat banyak pelanggan baik dari dalam kota maupun luar kota Banyuwangi. Pada awalnya permintaan produk onde-onde ketawa hanya sedikit, sekitar 2 kg per hari untuk setiap produknya. Karena produk yang dihasilkan UMKM Ratu Manis digemari masyarakat baik dari segi bentuk maupun rasanya, maka permintaan semakin meningkat. Saat ini UMKM Ratu Manis memproduksi 16 kg onde-onde ketawa setiap harinya. Salah satu proses dalam pembuatan onde-onde ketawa adalah proses pencetakan adonan menjadi bulatan onde-onde yang kemudian diberi wijen dan dibentuk seperti orang tertawa. Dalam proses pencetakan adonan menjadi bulatan onde-onde dilakukan secara manual, dimana setiap bulatan onde-onde 2 di bentuk satu persatu. Dalam sehari adonan yang harus dibentuk secara manual satu persatu sebanyak 2928 butir untuk mengahasilkan 16 kg onde-onde ketawa. Namun onde-onde ketawa yang dihasilkan UMKM Ratu Manis memiliki bentuk yang tidak sama besarnya ada yang besar dan ada yang kecil karena dalam proses pembentukannya 100% menggunakan proses manual sehingga produktivitasnya rendah. Adonan onde-onde ketawa dibentuk bulat-bulat secara manual sehingga jumlah yang dihasilkan juga tidak dapat meningkat karena satu orang pegawai hanya bisa mengerjakan 4 kg onde-onde ketawa setiap hari. Dengan semakin banyaknya permintaan, UMKM Ratu Manis kesulitan dalam memenuhi permintaan tersebut karena harus menambah tenaga kerja untuk membentuk adonan onde-onde ketawa. Proses pembentukan onde-onde ketawa dapat dilihat pada lampiran 3. UMKM Nam’z berdiri sejak tahun 2015 yang pada awal berdiri hanya memproduksi kue kering untuk memenuhi pesanan menjelang hari raya idul fitri. Kue kering yang diproduksi oleh Bapak Syaiful Anam banyak variasinya mulai dari ladrang, akar kelapa, nastar selai nanas, lidah kucing, keciput, dan choco chips. Selama bulan puasa UMKM Nam’z dapat memproduksi 250 kg kue kering. Dari semua produk yang dihasilkan, produk andalan dengan permintaan yang terbesar adalah kue lidah kucing. Total pesanan lidah kucing sebanyak 40% dari total kue kering yang diproduksi sedang 60% yang diproduksi adalah kue kering selain lidah kucing. Saat ini UMKM Nam’z tidak hanya produksi pada saat menjelang hari raya idul