Jurnal Khasanah Ilmu Vol. 9 No. 2 September 2018

Peran Kepemimpinan Pengaruhnya Terhadap Motivasi, Komitmen Dan Kinerja Organisasi Di Pura

R. Jati Nurcahyo1), Sri Kiswati2) Universitas Bina Sarana Informatika E-mail : [email protected]), [email protected])

Abstract - The smart leadership style implemented by K.G.P.A.A. Paku Alam X has an important role in improving the organization work performance in Pura Pakualaman Yogyakarta. This is due to its positive effects in strengthening the “Abdi Dalem” commitment as well as managing their motivation well. The implication of the K.G.P.A.A. Paku Alam X leadership to the improvement of the organization work performance must include some competencies and put together the elements of ethics and professionalism in organization of Pura Pakualaman Yogyakarta. The elements include five dimensions, they are: Logic, Power Resource, Knowledge, Core Leadership Functions, and Character. The method used in this research is descriptive qualitative. The instruments applied are survey, quantitative data and interviews. The results of the study show that there is influence of the “Abdi Dalem” reliance in taking initiatives to the role of KGPAA Paku Alam X when he is not in charge nor in Puro Pakualaman Palace. The numbers based on the data show less significant influence: Work Performance 49.7%, Motivation 27.2%, and Commitment 22.1%. The result of the research also shows that whenever the “Abdi Dalem” find difficulties in undertaking their duties, most of them will ask for the decision of “Penghageng” or the Tepas Department Head.

Keyword : Leadership, Motivation, Commitment And Work Performance

Abstrak - Gaya Kepemimpinan yang Smart dari K.G.P.A.A. Paku Alam X sangat berperan dalam meningkatkan kinerja organisasi di Pura Pakualaman Yogyakarta karena berdampak pada kuatnya komitmen Abdi Dalem dan terbinanya dengan baik Motivasi kerja mereka. Implikasi Kepemimpinan K.G.P.A.A. Paku Alam X terhdap peningkatan kinerja organisasi harus disertai kompetensi dengan meletakkan unsur etika dan profesionalisme dalam organisasi di Pura Pakualaman Yogyakarta, yang meliputi lima dimensi yaitu : Nalar, Sumber Kekuasaan, Pengetahuan, Fungsi Kepemimpinan inti dan Karakter. Metode penelitian ini yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan didukung oleh survey, data kuantitatif dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan pengaruh ketergantungan dari Abdi Dalem dalam mengambil inisiatif sendiri terhadap peran K.G.P.A.A. Paku Alam X ketika tidak berada ditempat atau di Istana Pura Pakualaman Yogyakarta, menunjukkan angka yang kurang berarti yaitu Kinerja 49,7%, Motivasi 27,2%, Komitmen 22,1%. Hasil penelitian yang sama menunjukkan bahwa ketika Abdi Dalem menemukan kesulitan dalam bertugas, kebanyakan dari Abdi Dalem akan menunggu untuk meminta keputusan dari Penghageng atau kepala bagin Tepas.

Kata Kunci : Kepemimpinan, Motivasi, Komitmen dan Kinerja

1.1. Latar Belakang agar tetap konsisten dengan tujuan organisasi Keberhasilan suatu organisasi di di Pura dibutuhkan seorang pemimpin karena Pakualaman Yogyakarta dalam mencapai pemimpin merupakan bagian penting dalam tujuan tidak dapat dilepaskan dengan adanya peningkatan kinerja para pekerja. peran K.G.P.A.A. Paku Alam X dan lingkungan Menurut Steers (2018) salah satu faktor kerja yang mendukungnya. Efektivitas dari yang mempengaruhi kinerja adalah motivasi kepemimpinan K.G.P.A.A. Paku Alam X akan kerja. Selanjutnya dijelaskan bahwa motivasi dipengaruhi oleh karakteristik Abdi Dalem. mempunyai kekuatan kecenderungan Adanya perubahan lingkungan dan teknologi seseorang atau individu untuk melibatkan diri yang cepat meningkatkan kompleksitas dalam kegiatan yang mengarah kepada tantangan yang dihadapi oleh suatu sasaran dalam pekerjaan. Dalam upaya organisasi. Hal ini memunculkan kebutuhan meningkatkan prestasi kinerja diperlukan organisasi terhadap sosok pemimpin yang adanya motivasi kerja Abdi Dalem guna dapat mengarahkan dan mengembangkan menumbuhkan komitmen yang kuat. Pendapat kinerja Abdi Dalem dengan kekuasaan yang Robbins (2014) tentang kinerja bahwa dimiliki untuk mencapai tujuan organisasi. merupakan suatu hasil yang dicapai oleh Sejalan dengan pernyataan Bass, 1990: pekerja dalam pekerjaannya menurut kriteria Bahwa untuk mengelola dan mengendalikan tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan. berbagai fungsi sub sistem dalam organisasi

59 ISSN : 2087-0086 Peran Kepemimpinan Pengaruhnya Terhadap Motivasi, Komitmen Dan Kinerja Organisasi Di Pura Pakualaman Yogyakarta

Memperhatikan begitu pentingnya Kepemimpinan adalah pola hubungan tuntutan peningkatan kinerja dalam suatu antar individu yang menggunakan wewenang organisasi di Pura Pakualaman Yogyakarta, dan pengaruh terhadap orang lain atau maka variabel-variabel kepemimpinan, sekelompok orang agar terbentuk kerjasama motivasi kerja dan komitmen Abdi Dalem untuk menyelesaikan suatu tugas. Pola selayaknya menjadi perhatian oleh pengelola kepemimpinan seseorang pada suatu organisasi. organisasi berbeda-beda antara orang yang satu dengan yang lain. Hal ini tergantung dari 1.2. Rumusan Masalah situasi dan kondisi yang ada. Seorang Berdasarkan pada latar belakang pemimpin dapat dikatakan berhasil apabila permasalahan yang telah diuraikan Abdi Dalemnya dapat menjalankan tugas sebelumnya, maka dapat dirumuskan seperti apa yang diharapkan diri pemimpin permasalahannya sebagai berikut : atau pun organisasi. Seperti halnya, Apakah terdapat pengaruh peran kepemimpinan dari K.G.P.A.A. Paku Alam X, kepemimpinan dari K.G.P.A.A. Paku Alam X pada dasarnya akan menjadi titik pangkal terhadap motivasi kerja dan komitmen Abdi sukses atau gagalnya seorang pemimpin Dalem dalam meningkatkan kinerja organisasi dalam mengelola sumber daya yang terdapat di Pura Pakualaman Yogyakarta? di dalam organisasi di Pura Pakualaman Yogyakarta, khususnya terhadap Abdi Dalem. 1.3. Manfaat Penelitian 2.2.2. Kinerja Keberhasilan suatu organisasi tidak Menurut Dessler (2015) kinerja terlepas dari adanya faktor-faktor pendukung. merupakan prestasi kerja yaitu perbandingan Melalui pendekatan beberapa teori yang ada, antara hasil kerja yang secara nyata dengan kajian ini dimaksudkan untuk mengetahui standar kerja yang ditetapkan. Dengan pengaruh peran kepemimpinan dari demikian kinerja memfokuskan pada hasil K.G.P.A.A. Paku Alam X terhadap motivasi kerjanya. Sedangkan Byars dalam Suparyadi kerja dan komitmen Abdi Dalem dalam (2016) mengartikan kinerja sebagai hasil dari meningkatkan kinerja organisasi di Pura usaha seseorang yang dicapai dengan adanya Pakualaman Yogyakarta. kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu. Kinerja menurut Winardi (2007) 2.1. Kajian Pustaka merupakan konsep yang bersifat universal 2.1.1. Kepemimpinan yang merupakan efektivitas operasional suatu Ada beberapa pengertian berbeda organisasi, bagian organisasi dan bagian tentang kepemimpinan yang dikemukakan karyawannya berdasarkan standard dan oleh para ahli George R. Terry (2013) kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan Dikarenakan organisasi pada dasarnya hubungan antara seseorang dengan orang dijalankan oleh manusia, maka kinerja dari lain, pemimpin mampu mempengaruhi orang Abdi Dalem merupakan perilaku manusia lain agar bersedia bekerja bersama-sama dalam memainkan peran yang mereka lakukan dalam tugas yang berkaitan untuk mencapai di dalam organisasi di Pura Pakualaman tujuan yang diinginkan. Menurut Stoner (1995: Yogyakarta untuk memenuhi standar perilaku 470) kepemimpinan adalah proses yang telah ditetapkan agar mendapatkan hasil pengarahan dan pemberian pengaruh dari suatu tindakan yang diinginkan. terhadap kegiatan-kegiatan sekelompok 2.2.3. Motivasi anggota yang saling berhubungan tugasnya. Seseorang dalam berperilaku diyakini Perbedaan pengertian dari George R. Terry memiliki suatu motif tertentu dan pada dan Stoner terletak pada cara menggunakan umumnya motif tersebut didasarkan pada pengaruh. Yukl (2005) menyatakan bahwa kebutuhan hidupnya. Motivasi merupakan dalam kepemimpinan memberikan pengakuan suatu konsep yang bersifat penjelasan tentang (recognition) menyangkut memberii pujian dan kebutuhan dan keinginan seseorang yang memperlihatkan apresiasi terhadap orang lain menunjukkan arah tindakan yang diambil. atau Abdi Dalem akan menghasilkan Pendapat Harold Koontz et al. dalam Moekijat kepuasan serta memberikan kepercayaan (2002: 5) tentang motivasi bahwa sebagai karyawan terhadap organisasi. Sedangkan suatu reaksi yang diawali dengan adanya menurut Appelbaum, et all (2004); dijelaskan kebutuhan yang menumbuhkan keinginan atau bahwa kepemimpinan seseorang dibutuhkan upaya mencapai tujuan yang selanjutnya untuk membentuk disiplin dan perilaku kerja menimbulkan tensi (ketegangan) yaitu yang adaptif dalam menghadapi perubahan keinginan yang belum terpenuhi, yang lingkungan yang relatif cepat. kemudian menyebabkan timbulnya tindakan yang mengarah kepada tujuan dan akhirnya

ISSN : 2087-0086 60 Jurnal Khasanah Ilmu Vol. 9 No. 2 September 2018

akan memuaskan keinginan. Menurut Steer pengikutnya, mendelegasikan tugas dan (2018) salah satu faktor yang mempengaruhi melaksanakan tugas. kinerja adalah motivasi kerja. Kemudian 3. Teori Situasional (Contingency Approach) dijelaskan bahwa motivasi mempunyai Pendekatan situasional adalah kekuatan kecenderungan indovidu seseorang pendekatan yang menggambarkan bahwa Abdi Dalem untuk melibatkan diri dalam gaya kepemimpinan yang digunakan oleh kegiatan yang mengarah kepada sasaran pemimpin tergantung pada faktor-faktor dalam pekerjaan sebagai kepuasan, tetapi situasi karyawan, tugas, organisasi dan lebih lanjut merupakan perasaan senang atau variabel-variabel lingkungan lainnya. rela bekerja untuk mencapai tujuan pekerjaan. Disamping itu melalui pendekatan teori 2.2.4. Komitmen kepemimpinan, antara lain : Komitmen didefinisikan sebagai suatu 1. Teori Kepemimpinan Kharismatik keadaan dimana seorang karyawan memihak Pendekatan Kharismatik adalah pada suatu organisasi tertentu serta berniat pendekatan yang mempelajari pemimpin memelihara keanggotaan dalam organisasi dari kualitas visi, inspirasi dan tersebut. Banyaknya studi dan konsep enpowerment yang dimiliki pemimpin. komitmen organisasional telah menyebabkan Menurut A.B. Susanto (2010: 10) bahwa konsensus yang kurang jelas akan hal yang seorang pemimpin terlebih dahulu harus menyangkut komitmen organisasional. Hal ini mempunyai pandangan jauh ke depan menyebabkan banyak definisi komitmen atau visi. Dimana pandangan jauh organisasional dikembangkan oleh para kedepan atau visi tersebut merupakan pakar, peneliti yang sengaja dirangkum oleh gabungan antara “Apa yang dilihat dan Steer dan Porter (2006) sebagai berikut : dipikirkan”, oleh sang pemimpin, dengan “Sheldon (1971) memandang komitmen “Apa yang diimpikan” oleh sang pemimpin sebagai suatu orientasi terhadap organisasi untuk kelompoknya. yang menghubungkan atau mengikatkan 2. Teori Kepemimpinan Visioner identitas individu terhadap organisasi. Menurut Dalam pendekatan Visioner, Nanus (1995) Kanter (1968) komitmen sebagai usaha menyatakan bahwa visi adalah suatu individu untuk memberi atau berkontribusi. pernyataan yang berisi arahan yang jelas Salancik (1977) mengatakan bahwa komitmen tentang apa yang harus diperbuat sebagai suatu keterikatan individu terhadap organisasi dimasa yang akan datang. tindakannya dan melalui tindakannya itu pula 2.2.6. Pendekatan Teori Kinerja individu mempunyai keyakinan untuk Dari berbagai banyak pengertian melanjutkan aktivitas dan keterlibatannya tentang kinerja yang dikemukakan oleh para dengan organisasi. Sedangkan Hall (1970) ahli. Berikut ini dijelaskan faktor-faktor yang mengatakan komitmen sebagai suatu proses mempengaruhi kinerja, menurut Steer (2018) pengintegrasian antara tujuan individu dan adalah sebagai berikut : organisasi”. Pandangan dari para pakar ini 1. Kemampuan, kepribadian dan minat kerja lebih menekankan pada pentingnya Kemampuan merupakan kecakapan persamaan identitas antara individu seorang seseorang. Dengan kemampuannya Abdi Dalem dan organisasi di Pura pekerja atau Abdi Dalem dapat Pakualaman Yogyakarta. mempengaruhi kinerja dirinya dalam 2.2.5. Pendekatan Teori Kepemimpinan berbagai cara. Kepribadian merupakan Beberapa teori kepemimpinan telah serangkaian ciri yang relatif mantap yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Robbins dipengaruhi oleh keturunan dan faktor (2014) terdapat tiga pendekatan teori sosial, kebudayaan dan lingkungan. kepemimpinan, yaitu : Sedangkan minat kerja adalah suatu sikap 1. Teori Sifat (Trait Approach) untuk mengerjakan sesuatu. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa 2. Kejelasan dan penerimaan atas sifat-sifat pemimpin adalah bawaan sejak penjelasan peran seorang pekerja yang lahir, bukan dibuat. Para pemimpin merupakan taraf pengertian dan memiliki pembawaan sejak lahir yang penerimaan seorang individu atas target memungkinkan mereka memimpin orang yang dibebankan kepadanya. lain. Bahwa semakin jelas pengertian pekerja 2. Teori Perilaku (Behavioral Approach) mengenai persyaratan dan sasaran Pendekatan ini menyatakan isu utama pekerjaannya, maka semakin banyak dalam kepemimpinan adalah menjadikan energi yang dapat dikerahkan untuk pemimpin efektif atau gaya kepemimpinan kegiatan kearah tujuan. terbaik. Secara rinci mempersoalkan 3. Tingkat motivasi pekerja bagaimana berkomunikasi dan memotivasi

61 ISSN : 2087-0086 Peran Kepemimpinan Pengaruhnya Terhadap Motivasi, Komitmen Dan Kinerja Organisasi Di Pura Pakualaman Yogyakarta

Motivasi dalam hal ini adalah daya energi Bahwa teori yang menguraikan dan yang mendorong, mengarahkan dan menganalisa bagaimana perilaku itu mempertahankan perilaku. dikuatkan, diarahkan, didukung dan Sedangkan menurut A. Dale (1992:33) dihentikan. terdapat dua faktor yang mempengaruhi Kedua teori tersebut mempunyai kinerja karyawan yaitu : pengaruh penting bagi Kepemimpinan 1. Faktor internal K.G.P.A.A. Paku Alam X untuk memotivasi Yaitu faktor-faktor yang berhubungan Abdi Dalem. Beberapa teori tersebut dapat dengan sifat-sifat seseorang. Meliputi : dijelaskan sebagai berikut : (1) Didasarkan sikap, sifat kepribadian, sifat fisik, motivasi pada suatu asumsi bahwa individu itu di atau keinginan, umur, jenis kelamin, motivasi oleh keinginan untuk melakukan adil pendidikan, pengalaman kerja, latar dalam pekerjaan dan orang bekerja untuk belakang budaya, dan variabel-variabel mendapatkan imbalan dari kompensasi. (2) personal lainnya. Konsekuensi perilaku dimasa lalu 2. Faktor eksternal mempengaruhi perilaku dimasa akan datang. Yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi Pada umumnya, individu lebih suka akibat kinerja Abdi Dalem yang berasal dari yang menyenangkan, selanjutnya mereka lingkungan. Meliputi : organisasi, akan mengulangi perilaku yang kepemimpinan, tindakan-tindakan rekan mengakibatkan konsekuensi menyenangkan. kerja, jenis latihan dan pengawasan, (3) Dijelaskan bahwa langkah-langkah dalam sistem upah dan lingkungan sosial. penetapan tujuan mencakup : (a) Menentukan Kinerja merupakan setiap kesediaan apakah orang, organisasi dan teknologi cocok perasaan yang memungkinkan seseorang untuk penetapan tujuan Mempersiapkan Abdi bekerja untuk menghasilkan kerja lebih banyak Dalem lewat bertambahnya interaksi dan lebih baik tanpa menambah kelebihan. interpersonal, komunikasi, pelatihan dan Adapun indikator dari kinerja Abdi Dalem rencana kegiatan untuk dapat menetapkan adalah : tujuan. (b) Menekankan sifat-sifat dalam tujuan 1. Faktor kualitas kerja yang harus dimengerti oleh pimpinan dan Abdi Meliputi ketelitian dan kerapian bekerja, Dalem. (c) Melakukan pemeriksaan lanjutan kecepatan menyelesaikan tugas, untuk mengadakan pemeriksaan yang perlu memelihara alat kerja dan kantor serta dalam tujuan yang telah ditetapkan. (d) kecepatan, keterampilan dan kecakapan Melakukan pemeriksaan terakhir untuk kerja. mengecek tujuan yang telah ditetapkan dan 2. Faktor kuantitas kerja dimodifikasi. Meliputi kemampuan secara kuantitatif di Menurut Porter dan Miles, sebagaimana dalam mencapai target atas pekerjaan- dikutip oleh Stoner (2006), mengklasifikasikan pekerjaan baru. tipe faktor utama yang mempengaruhi motivasi 3. Faktor pengetahuan dalam organisasi, yaitu adanya Berkaitan dengan pengetahuan Abdi perbendaharaan karakteristik, sebagaimana Dalem tentang tugas-tugas yang diberikan dijelaskan berikut : kepadanya. 1. Karakteristik individu 4. Faktor kehandalan Adanya perbedaan-perbedaan individu Berkaitan dengan kemampuan dan yang dibawa kedalam tempat kerja kehandalan Abdi Dalem dalam mengakibatkan motivasi di dalam melaksanakan tugasnya dengan baik, organisasi bervariasi. Apabila pimpinan dalam menjalankan peraturan maupun tidak dapat memahami perbedaan itu, berdasarkan inisiatif sendiri. maka pimpinan tidak dapat memotivasi 5. Faktor kerjasama Abdi Dalemnya. Meliputi kemampuan menyelesaikan tugas 2. Karakteristik pekerjaan secara bersama-saa maupun secara Dengan karakteristik pekerjaan yang individu. berbeda memerlukan persyaratan 2.2.7. Pendekatan Teori Motivasi kecakapan, identitas tugas, signifikansi Menurut Gibson dalam Suarli (2009), tugas serta derajat otonomi yang berbeda teori motivasi terdiri dari : pula. Perbedaan karakteristik yang 1. Content Theory melekat pada pekerjaan akan memerlukan Bahwa teori ini memusatkan perhatian tipe pekerja yang tetap sesuai dengan pada faktor-faktor internal di dalam diri spesifikasi kerja yang ada. orang yang menggerakkan, mengarahkan, 3. Karakteristik organisasi mendukung dan menghentikan perilaku. Karakteristik ini mencakup kebijakan dan 2. Process Theory kultur yang berbeda dari masing-masing

ISSN : 2087-0086 62 Jurnal Khasanah Ilmu Vol. 9 No. 2 September 2018

individu dalam organisasi. Dalam positif ini terjadi karena pekerjaan lebih mencapai kinerja yang optimal, pimpinan luas cakupannya serta memiliki banyak organisasi harus mempertimbangkan tantangan dan wewenang. Sebagai contoh hubungan faktor-faktor tersebut dan seorang Penghageng dalam organisasi di pengaruhnya terhadap perilaku individu Pura Pakualaman diberi wewenang dan para Abdi Dalem. tanggung jawab yang lebih oleh 2.2.8. Pendekatan Teori Komitmen K.G.P.A.A. Paku Alam X karena telah Terdapat tiga bentuk komitmen yang mampu menunjukkan komitmen yang dimiliki oleh individu, dimana ketiganya tinggi mempunyai pengaruh yang berbeda bagi 3. Karakteristik Struktural perilaku individual terhadap organisasi dan Morris dan Steers dalam Steers dan Porter pekerjaan (Greenberg dan Baron, 2003), (2006) mengemukakan beberapa adalah sebagai berikut : karakteristik struktural yang memiliki 1. Komitmen Afektif (Affective Commitment) hubungan positif dengan komitmen Yaitu munculnya keterikatan psikologis organisasional. Diantaranya adalah individu atau Abdi Dalem terhadap formalisasi, fungsi dependen dan organisasinya. Dimana individu desentralisasi. Sementara Rhodes dan menginginkan bergabung dengan Steers dalam Steers dan Porter (2006) organisasi tanpa mempertimbangkan mengemukakan bahwa derajat partisipasi unsur untung rugi dalam sisi biaya. dalam pengambilan keputusan dan kontrol 2. Komitmen Kontinuan (Continuance organisasi juga memiliki hubungan positif Commitment) dengan komitmen organisasional. Yaitu komitmen yang berkaitan dengan 4. Pengalaman Kerja pertimbangan untung rugi, jika Komitmen pada dasarnya dipengaruhi oleh meninggalkan organisasi. Dimana individu kualitas pengalaman kerja yang terjadi bertahan dalam suatu organisasi karena selama tenure karyawan pada sebuah mereka membutuhkan organisasi tersebut. organisasi. Pengalaman kerja dipandang 3. Komitmen Normatif (Normative sebagai kekuatan sosialisasi dan Commitment) menggambarkan pengaruh bagi Yaitu komitmen yang terbentuk berkaitan terbentuknya derajat keterikatan psikologis dengan persepsi individu bahwa sebagai terhadap organisasi. Sebagai contoh : anggota organisasi mereka merasa adanya sikap positif kelompok terhadap adanya kewajiban untuk tetap bertahan di organisasi, adanya keyakinan bahwa organisasinya. organisasi dapat menjaga kepentingan Steers, bersama-sama Mowday dan karyawan, adanya rasa bahwa karyawan Porter (Steers dan Porter, 2006) dalam itu penting bagi organisasi serta harapan studinya mengenai konsep komitmen karyawan yang telah terpenuhi dan organisasional membagi faktor-faktor yang terpuaskan. mempengaruhi komitmen organisasional menjadi empat hal, yaitu : 3.1. Metode Penelitian 1. Karakteristik Personal Jenis penelitian ini adalah penelitian Bahwa beberapa karakteristik personal studi kasus.Berdasarkan permasalahan dan telah ditemukan dalam berbagai studi tujuan penelitian ini, maka dalam penelitian ini dapat mempengaruhi komitmen. Sebagai digunakan pendekatan deskripsi kualitatif. contoh yaitu usia, yang memiliki hubungan Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang positif dengan komitmen, begitu pula bermaksud untuk memahami fenomena dengan tenure. Hubungan positif yang tentang apa yang dialami oleh subyek terdapat pada usia dan tenure disebabkan penelitian, misalnya : perilaku, persepsi, semakin beranjaknya usia, maka alternatif motivasi, komitmen, tindakan dan lain-lain karyawan ditempat kerja semakin secara holistik dan dengan cara deskripsi meningkat. Demikian pula dengan tenure, dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada bahwa karyawan yang telah mendapat suatu konteks khusus yang alamiah dan tempat dan promosi dalam organisasi dengan memanfaatkan berbagai metode akan semakin berkurang minat untuk alamiah (Moleong, 2014:6). keluar. Penelitian deskriptif kualitatif 2. Karakteristik Pekerjaan dimaksudkan untuk menggambarkan, Beberapa karakteristik pekerjaan telah menceritakan dan melukiskan data secara diketahui memiliki hubungan positif sistematis terhadap fenorma-fenomena yang dengan komitmen organisasional, seperti dikaji berdasarkan data yang berasal dari job scope dan enriche job. Hubungan survey, data dan wawancara. Dengan

63 ISSN : 2087-0086 Peran Kepemimpinan Pengaruhnya Terhadap Motivasi, Komitmen Dan Kinerja Organisasi Di Pura Pakualaman Yogyakarta

informan atau nara sumber yang masih adanya suatu bentuk kinerja yang tinggi. Oleh Kerabat Dalem dari K.G.P.A.A. Paku Alam X. karena itu, organisasi di Pura Pakualaman Sugiyono (2014:2) berpendapat bahwa harus menunjukkan empatinya dengan variabel penelitian adalah segala sesuatu memperlakukan Abdi Dalem sebagaimana yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh mestinya. Dengan demikian, keberadaan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh K.G.P.A.A. Paku Alam X dalam organisasi di informasi tentang hal tersebut, kemudian Pura Pakualaman Yogyakarta sangat ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini dibutuhkan untuk membawa organisasi terdapat variabel yaitu Kepemimpinan, Kinerja, tersebut kepada tujuan yang telah ditetapkan. Motivasi dan Komitmen. Berbagai gaya kepemimpinan akan mewarnai perilaku dari K.G.P.A.A. Paku Alam X dalam 4.1. Pembahasan menjalankan tugas dan tanggungjawabnya. Dari beberapa kajian dan pendekatan Gaya kepemimpinan tersebut tentunya akan melalui teori-teori Kepemimpinan seperti diarahkan untuk kepentingan bersama yaitu disebutkan pada bagian sebelumnya, kepentingan anggota dan organisasi. terkandung implikasi sebagai berikut: (1) Kepemimpinan dari K.G.P.A.A. Paku Alam X Kepemimpinan K.G.P.A.A. Paku Alam X di dapat mencerminkan karakter pribadi beliau, Pura Pakualaman Yogyakarta melibatkan disamping itu dampak kepemimpinan akan orang lain yaitu adanya Abdi Dalem (2) berpengaruh terhadap peningkatan kinerja Kepemimpinan menyertakan distribusi Abdi Dalemnya baik secara kualitatif maupun kekuasaan antara K.G.P.A.A. Paku Alam X kuantitatif karena Abdi Dalem dapat dan Abdi Dalem (3) Kepemimpinan K.G.P.A.A. termotivasi, sehingga tertanam suatu Paku Alam X menanamkan nilai-nilai (value) komitmen yang kuat terhadap organisasi. pada Abdi Dalem (4) Kepemimpinan Di , khususnya dibeberapa merupakan proses mempengaruhi Abdi Dalem daerah yang masih terdapat kerajaan dan dan orang lain, maka efektivitasnya tergantung eksis, para Abdi Dalem, pengikut atau pada situasi. masyarakat cenderung tidak berani Dalam teori-teori Kepemimpinan mengoreksi atau bahkan melawan apa yang terdapat tiga hal penting sebagai pembeda diperintahkan oleh Raja atau pimpinannya antara Pemimpin dan Abdi Dalem, yaitu: (1) karena pada kepribadian Jawa sangat melekat Kepemimpinan menekankan pada simbol budaya ewuh pakewuh atau sungkan. kekuasan dan emosi yang dimunculkan Penelitian tentang Peran Kepemimpinan melalui perilaku pemimpin. (2) Kepemimpinan pengaruhnya terhadap Motivasi, Komitmen seorang pemimpin selalu diposisikan berusaha dan Kinerja Organisasi di Pura Pakualaman mencapai hal yang lebih daripada kinerja Abdi Yogyakarta, menunjukkan angka yang kurang Dalem. (3) Kepemimpinan melihat pemimpin berarti dimana terdapatnya pengaruh sebagai hal yang vital dalam suatu organisasi. ketergantungan Abdi dalem terhadap peran Kinerja adalah refleksi atas seberapa K.G.P.A.A. Paku Alam X dalam mengambil baik seseorang karyawan atau Abdi Dalem suatu inisiatif sendiri pada saat Pimpinan tidak memenuhi tugas pekerjaannya. Berdasarkan berada di tempat, yaitu Kinerja 49,7%, definisi dan teori-teori kinerja, menunjukkan Motivasi 27,2% dan Komitmen 22,1%. Selain bahwa kinerja merupakan hasil yang bersifat itu, penelitian yang sama menunjukkan bahwa kualitatif dan kuantitatif. Dapat dikatakan ketika Abdi Dalem menemukan kesulitan bahwa dalam diri seseorang terdapat dalam bertugas, sebagian besar dari Abdi dorongan yang dapat mengarahkan kepada Dalem akan menunggu untuk meminta suatu tindakan dalam melakukan pekerjaan. keputusan dari Penghageng atau Kepala Motivasi merupakan suatu konsep yang Bagian Tepas. bersifat penjelasan tentang kebutuhan dan keinginan seseorang, yang selanjutnya 5.1. Penutup menunjukkan arah dan tujuan tindakan yang 5.1.1. Kesimpulan akan diambilnya. Kepemimpinan K.G.P.A.A. Paku Alam X Terdapat keterikatan motivasi dan mempunyai peran untuk meningkatkan kinerja komitmen individu terhadap organisasi seperti organisasi. Karena dengan kepemimpinan pada hasil penelitian menunjukkan bahwa yang smart akan berdampak pada Abdi Dalem organisasi di mana Abdi Dalem bekerja yang semakin kuat komitmennya terhadap merupakan sesuatu yang berharga dan layak organisasi. Dengan adanya motivasi yang dipertahankan untuk tujuan kesejahteraan terbina baik mampu mendorong dan Abdi Dalem itu sendiri. Melalui tindakan yang mengarahkan atas tindakan kinerja Abdi ditujukan dengan cara bekerja yang baik dari Dalem, sehingga dapat memenuhi kebutuhan Abdi Dalem terhadap organisasi, menunjukkan dan keinginannya yang sesuai dengan arah

ISSN : 2087-0086 64 Jurnal Khasanah Ilmu Vol. 9 No. 2 September 2018

tindakan kinerja organisasi di Pura [2] A Dale, Timpe. 1993. Kinerja. : PT. Pakualaman Yogyakarta. Gramedia. 5.1.2. Saran-Saran [3] Appelbaum S, Bartolomucci N, Beaumier 1. Pada diri seorang pemimpin guna E, Boulanger J, Corrigan R, Dore I, Girard meningkatkan kinerja organisasi pada diri C, and Serroni C, 2004, Organizational Abdi Dalem perlu meletakkan unsur etika Citizenship Behavior: A Case Study of dan profesionalitas yang meliputi : (a) Culture, Leadership and Trust, Nalar; Bahwa dengan nalar, manusia Management decision Vol. 42 no. 1, 2004 dapat mengkonsolidasikan fakta dan Pp. 13-40 q Emerald Group Publishing konsep yang berlainan menjadi satu Limited 0025-1747. kesatuan yang bermakna. Perwujudan [4] Dessler Gary. 2015. Manajemen Sumber nalar meliputi: Keterampilan konseptual, Daya Manusia, Edisi Empat Belas, Jakarta Pemikiran logis, Pemikiran kreatif, : Salemba Empat. Pemikiran holistic dan Komunikasi; (b) [5] George R. Terry. 2013. Prinsip-Prinsip Sumber Kekuasaan; Bahwa pemimpin Manajemen. Bandung : Bumi Aksara, yang efektif harus memiliki sumber-sumber Cetakan Ke 11. kekuasan : Staf, Informasi dan Jaringan; [6] Greenberg. J dan Baron, A. Robert. 2003. (c) Fungsi Kepemimpinan: Bahwa Organization : Behavior, Structure and pemimpin harus mampu mengangkat nilai- Processes. Mc. Graw-Hill Compenies. Inc. nilai yang terdapat pada diri pengikutnya New York. atau Abdi Dalem dengan terus mendorong [7] James A.F. Stoner. 2006. Organisasi dan para Abdi Dalem untuk mendaki hirarki, Motivasi: Dasar Pemikiran Produktivitas. sehingga memunculkan nilai baru. Dengan Jakarta : Bumi Aksara. demikian, seorang pemimpin harus [8] Moekijat. 2002. Dasar-Dasar Motivasi. melaksanakan enam fungsi yaitu: Menilai, Bandung : Pioner Jaya. Membuat, Memandu, Memberdayakan, [9] Moekijat. 2010. Manajemen Sumber Daya Membangun tim dan Mempromosikan Manusia. Cetakan Kesembilan. Bandung : kualitas; (d) Karakter : Terdapat enam Penerbit Mandar Maju karakter baik yang harus ada dalam diri [10] Moleong, Lexy J, 2014, Metodologi seorang pemimpin, yaitu: Identitas, Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Kemandirian, Keaslian, Tanggung jawab, Rosdakarya. Keberanian dan Integritas. [11] Nanus, Burt, (1995), Visionary Leadership, 2. Sikap dan perilaku Gaya Kepemimpinan San Fransisco: Jassey-Bass Publisher. dari K.G.P.A.A. Paku Alam X dengan [12] Porter, L.W & Miles, R. Steers. 2006. didasarkan pada tata krama dan adat Motivation and Work Behavior. Singapore istiadat yang kuat membuat Abdi Dalem [13] Richard M. Steers. 2018. Efektivitas merasa tentram untuk menjadi bagian dari Organisasi, Seri Manajemen No.47 Alih organisasi di Pura Pakualaman Bahasa Magdalena Jamin, Jakarta : Yogyakarta. Namun demikian, perlu Erlangga. kiranya dimunculkan kesadaran dan [14] Stephen P. Robbins. 2014. Perilaku identitas diri berdasarkan motivasi diri dan Organisasi. Edisi : Keenambelas. Jakarta : menanamkan komitmen guna Salemba Empat mengoptimalkan kualitas kinerja organisasi [15] Stoner. Et.al. 1995. Manajemen. Sixth di Pura Pakualaman Yogyakarta. Edition , Prentice Hall In New Jersey. 3. Dalam kondisi yang diwarnai berbagai [16] Suarli, S. dan Bahtiar. 2009. Manajemen perubahan, keputusan harus dibuat cepat Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. oleh K.G.P.A.A. Paku Alam X, disamping Jakarta: Erlangga harus mampu berlogika dan penggunaan [17] Sugiyono. 2014. Statitistik Untuk rasio, juga dituntut memiliki kemampuan Penelitian. Bandung: Alfabeta inner sense (kemampuan ilmu dalam), [18] Suparyadi. H. 2016. Manajemen Sumber bahwa K.G.P.A.A. Paku Alam X Daya Manusia. Cetakan : Pertama. diharuskan dapat membuat keputusan Yogyakarta : Andi Offset. dengan cepat meskipun dengan resiko [19] Winardi. 2007. Manajemen Kinerja. harus keluar dari rel aturan birokrasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. [20] Yukl, Gary.2010, Leadership in Daftar Pustaka Organization. 7 th ed. Pearson Education Upper Sadde River. New Jersey. [1] AB. Susanto. 2010. Management For Everyone 4: Organisasi. Jakarta : Penerbit Erlangga.

65 ISSN : 2087-0086