Penyiaran Digital : Tantangan Masa Depan Televisi Lokal Digital Broadcasting : Local Television Future Challenges
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
PENYIARAN DIGITAL : TANTANGAN MASA DEPAN TELEVISI LOKAL C. Suprapti Dwi Takariani Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Bandung (BPPKI Bandung) Jl. Pajajaran No. 88 – Bandung - 40173, Fax. (022) 6021740 , HP. 08122179515 Email: [email protected] DIGITAL BROADCASTING : LOCAL TELEVISION FUTURE CHALLENGES Abstract Television is an information and communication technology products that had been developed over time. In the area, a local television station also grown rapidly, especially since the legalization of UU No. 32 Tahun 2002 on Broadcasting, which also became a legal protection. Along with the development of information and communication technology has also changed the face of broadcasting in Indonesia, from analog broadcasting to digital broadcasting. Some digital broadcasting regulations have been issued, to oversee the migration. Digital broadcasting turns out to be a challenge for local television, because of the limitations in terms of financial and human resources. Required creativity of local television managers to package local contents so that the audience felt a closeness and will not leave local television as a medium that can provide education, information, and entertainment at the same time. Keywords : digital broadcasting, challenges, local television. Abstrak Televisi merupakan produk teknologi informasi dan komunikasi yang terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Di daerah, stasiun televisi lokal juga tumbuh pesat terutama sejak disahkannya UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, yang sekaligus menjadi payung hukumnya. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi juga telah mengubah wajah penyiaran di Indonesia, dari siaran analog ke siaran digital. Beberapa regulasi penyiaran digital telah dikeluarkan, untuk mengawal migrasi tersebut. Penyiaran secara digital ternyata menjadi tantangan bagi televisi lokal, karena keterbatasan dari sisi finansial dan sumber daya manusianya. Diperlukan kreativitas dari pengelola televisi lokal untuk mengemas konten-konten lokal agar penonton merasa memiliki kedekatan dan tidak akan meninggalkan televisi lokal sebagai media yang mampu memberikan pendidikan, informasi, dan sekaligus hiburan. Kata kunci : penyiaran digital, tantangan, televisi lokal. 29 Penyiaran Digital : Tantangan Masa Depan Televisi Lokal C. Suprapti Dwi Takariani PENDAHULUAN Kepemilikan televisi juga tidak terlepas dari kesadaran manusia yang Perkembangan teknologi di bidang telah menempatkan informasi sebagai penyiaran dewasa ini menjadikan media bagian penting dalam kehidupannya. komunikasi menjadi kebutuhan yang tidak Penggunaan televisi bermula dari bisa dilepaskan dari kehidupan ditemukannya pesawat televisi oleh Paul masyarakat sehari-hari, terutama dalam Nipkov yang berkebangsaan Jerman pada berkomunikasi dan mendapatkan informasi. tahun 1883-1884. Pada tahun 1939 siaran Penyiaran dapat diartikan sebagai proses televisi mulai dinikmati oleh publik Amerika, pengiriman sinyal ke berbagai lokasi yaitu ketika berlangsungnya World’s Fair di secara bersamaan baik melalui satelit, New York (Kuswandi, 1996). Televisi terus radio, televisi, maupun komunikasi data berkembang seiring dengan perkembang- pada jaringan. Dengan layanan server ke an teknologi komunikasi dan informasi. client sekaligus dengan cara paralel Tidak hanya dari sisi teknologi, televisi dengan akses yang cukup cepat dari mengalami perkembangan. Dari sisi sumber video maupun audio, sedangkan penyiarannyapun saat ini telah mengalami televisi merupakan media komunikasi yang perkembangan yang cukup signifikan. menyediakan berbagai informasi yang up Siaran televisi telah beralih dari penyiaran to date, dan menyebarkannya kepada dengan sistem analog ke penyiaran digital. khalayak umum. Televisi sendiri merupakan Siaran televisi juga tidak hanya dimonopoli produk teknologi tinggi (hi-tech) yang bisa oleh siaran sentral dari Jakarta (Pusat), menyampaikan pesan dalam bentuk namun saat ini telah muncul televisi-televisi audiovisual gerak (Baksin, 2006 dalam lokal di berbagai daerah di Indonesia, anonim, 2011). yang menyiarkan konten-konten lokal. Dewasa ini, televisi tampaknya bukan Perkembangan televisi lokal di tanah lagi menjadi barang mewah. Televisi telah air sendiri, sebenarnya tidak terlepas dari menjadi bagian hidup sehari-hari desentralisasi penyiaran, yakni dengan masyarakat Indonesia. Fidler (2003) diundangkannya UU No. 32 Tahun 2002 mengatakan, televisi saat ini telah tentang Penyiaran. Pasal 6 ayat 2 menye- menembus hampir semua lapisan sosial dan butkan bahwa dalam sistem penyiaran ekonomi, dan telah menyebar dari ruang nasional terdapat lembaga penyiaran dan duduk ke ruang makan, dapur, kamar tidur, pola jaringan yang adil dan terpadu yang dan bahkan kamar mandi di sebagian dikembangkan dengan membentuk stasiun rumah. Apalagi dengan perkembangan jaringan dan stasiun lokal. Bunyi pasal teknologi terkini, peralatan elektronik yang tersebut jelas memberikan ruang bagi semakin kecil telah meningkatkan mobilitas televisi lokal untuk berkembang di pesawat radio dan televisi. Tayangan Indonesia dan undang-undang tersebut televisi tidak harus dinikmati di dalam sekaligus menjadi payung bagi berdirinya rumah lagi, tetapi bisa juga di mobil, televisi lokal. Sejak saat itu dari sisi komputer, maupun handphone. kuantitas televisi lokal berkembang cukup pesat, dengan berkembangnya televisi 30 Prosiding Tahun 2013 lokal di Indonesia, tentunya akan banyak bersamaan oleh beberapa pengguna, pilihan atau variasi bagi masyarakat untuk khususnya televisi lokal. Penggunaan mendapatkan informasi dan menikmati frekuensi secara berbarengan, tentunya hiburan serta pendidikan yang sifatnya menjadi permasalahan tersendiri dalam lokal, karena sebelumnya penonton hanya dunia penyiaran, karena akan berdampak menikmati siaran yang tersentral dari pada kualitas gambar. Migrasi penyiaran Jakarta (Pusat). Widodo (2007), dari sistem penyiaran analog ke penyiaran mengatakan, lewat televisi lokal dan digital merupakan salah satu solusi untuk televisi berjaringan, pemirsa tidak hanya mengatasi permasalahan tersebut. dijejali informasi, budaya, dan gaya hidup Digitalisasi penyiaran saat ini ala Jakarta dan ala Barat. Pemirsa akan menjadi topik permasalahan penting dan lebih banyak menyaksikan berbagai banyak dibicarakan tidak hanya di peristiwa dan dinamika di daerah dan Indonesia tapi juga di negara-negara lain. lingkungannya. Digitalisasi merupakan konsekuensi dari Berdasarkan data dari ATVLI, hingga pertumbuhan konvergensi media. Berkaitan tahun 2007, tercatat ada sekitar 100 dengan hal tersebut, Kementerian (seratus) televisi lokal yang tersebar di Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) penjuru tanah air. Seperti Cahaya TV mengeluarkan regulasi di bidang Banten, Jak TV, O-Channel, Space Toon penyiaran yang dikenal dengan digital Jakarta, CBC TV Depok, Bandung TV, broadcasting, melalui Permen Kominfo No. Gorontalo TV, Deli TV, PAL TV, Aceh TV, 22/PER/M.KOMINFO/11/2011 tentang Terang Abadi TV Solo, Kendari TV, Ambon Penyelenggaraan Penyiaran Televisi Digital TV, dan masih banyak lagi yang lainnya. Terestrial Penerimaan Tetap Tidak Hampir di tiap provinsi saat ini telah hadir Berbayar (Free-To-Air), kemudian Permen televisi lokal, bahkan di beberapa provinsi Kominfo No. 5/PER/M.KOMINFO/2/2012 seperti Jawa Barat, memiliki lebih dari 7 tentang Standar Penyiaran Televisi Digital (tujuh) stasiun televisi lokal dalam satu Terestrial Penerimaan Tetap Tidak provinsi. Televisi lokal tersebar dari mulai Berbayar (Free-To-Air). Kemkominfo ibukota provinsi hingga ke tingkat daerah menegaskan, bahwa migrasi sistem siaran setingkat kabupaten/kota lainnya dalam dari analog ke digital sangat bermanfaat provinsi tersebut (anonim, 2008). Jumlah ini bagi industri penyiaran di Indonesia, sebab akan terus berkembang mengingat masih akan membuka peluang usaha lembaga terbukanya izin untuk membuka stasiun penyiaran baru di samping lembaga penyiaran lokal di berbagai daerah di penyiaran yang sudah ada. Selain itu, Indonesia. siaran televisi digital (TV digital) juga Konsekuensi dari perkembangan bermanfaat untuk menghemat frekuensi. televisi lokal adalah penggunaan frekuensi Kemkominfo sendiri telah menetapkan yang tentunya bertambah banyak. tahun 2018 sebagai target “digital Sementara frekuensi spektrum radio yang Indonesia” tahun tersebut merupakan tahun ada sangat terbatas jumlahnya, terbukti yang akan menandai dimulainya dengan penggunaan satu frekuensi secara digitalisasi secara penuh di bidang 31 Penyiaran Digital : Tantangan Masa Depan Televisi Lokal C. Suprapti Dwi Takariani penyiaran dan teknologi analog yang dari berbagai pihak, karena berbagai selama ini dipakai akan ditinggalkan. manfaat yang bisa diambil, khususnya bagi Namun, keputusan tersebut mendapat masyarakat yang menonton televisi, penolakan dari ATVLI, dan penolakan lembaga penyiaran, industri kreatif, industri tersebut telah mendapatkan keputusan perangkat, serta pemerintah. Beberapa hukum berkekuatan tetap dari MA No. 1 manfaat yang bisa dinikmati berkaitan Tahun 2011. Meskipun demikian, dengan penyiaran digital terlihat pada digitalisasi di bidang penyiaran akan tetap tabel 1. dilaksanakan sambil menunggu kesiapan Tabel 1 Manfaat Penyiaran Digital Bagi masyarakat/pemirsa Siaran yang lebih baik; Pilihan program siaran yang semakin banyak; added value: layanan interaktif, EPG, HDTV, EWS. Bagi lembaga penyiaran Efisiensi infrastruktur dan biaya operasional. Bagi industri kreatif menumbuhkan industri konten kreatif dan inovatif Bagi industri perangkat Peluang