Implementasi Sistem Siaran Televisi Digital di LPP TVRI Stasiun Jawa Tengah

Marwiyati1, Ade Wahyudin2 1,2Program Studi Manajemen Teknik Studio Produksi, Sekolah Tinggi Multi Media Jl. Magelang No.KM.6, Mlati, Sleman, D. I. Yogyakarta, Email: [email protected]* *corresponding author

Abstract The implementation of digital television broadcast system is not easy, there are some obstacles such as people's unpreparedness in adopting new systems, reception system infrastructure and television unit aircraft should be replaced, as well as adding Set Top Box equipment. The purpose of this research is to find out the implementation of a digital television broadcast system at LPP TVRI Central Java Station. This research uses qualitative descriptive methods, with observation and interview data collection techniques. The results of LPP TVRI research central Java station received infrastructure subsidy in the form of transmitters or digital transmissions in 2013 from menkominfo with UHF type BT-ESA (DVB-T2), brand hospital with radiance strength of 5 KW. LPP TVRI Central Java Station as an infrastructure provider in the digital television broadcast system is very supportive and has stated ready to switch to the digital system. The results of digital broadcast trials have not been able to reach all areas of Central Java, due to infrastructure and hr constrained. This is because there is no regulation or government policy from the legal umbrella, adequate infrastructure, public rights, and the price of expensive DVB-T2 television aircraft. This research provides recommendations to the government to provide subsidies to the procurement of digital TV setup boxes so that all regions in Central Java are affordable digital broadcasts, as well as provide training to human resources operating digital TV devices. Keywords: Digital Television; DVB-T2; Infrastructure; LPP TVRI Central Java Station; Set Top Box

Abstrak Implementasi sistem siaran televisi digital tidaklah mudah, ada beberapa kendala seperti ketidaksiapan masyarakat dalam mengadopsi sistem baru, infrastruktur sistem penerimaan dan pesawat unit televisi harus diganti, serta menambah peralatan Set Top Box. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui implementasi sistem siaran televisi digital di LPP TVRI Stasiun Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data observasi dan wawancara. Hasil penelitian LPP TVRI Stasiun Jawa Tengah mendapatkan subsidi infrastruktur yang berupa pemancar atau transmisi digital pada tahun 2013 dari Menkominfo dengan type UHF BT-ESA (DVB-T2), Merk RS dengan kekuatan pancar 5 KW. LPP TVRI Stasiun Jawa Tengah sebagai penyedia infrastruktur dalam sistem siaran televisi digital sangat mendukung dan sudah menyatakan siap untuk beralih ke sistem digital. Hasil uji coba siaran digital belum bisa menjangkau semua wilayah masyarakat Jawa Tengah, karena terkendala infrastruktur dan SDM. Hal tersebut disebabkan karena belum ada regulasi atau kebijakan pemerintah dari payung hukum, infrastruktur yang memadai, hak publik, dan harga pesawat televisi berformat DVB-T2 yang mahal. Penelitian ini memberikan rekomendasi kepada pemerintah untuk memberikan subsidi terhadap pengadaan setup box TV digital agar seluruh daerah di Jawa Tengah terjangkau siaran digital, serta memberikan pelatihan kepada SDM yang mengoperasikan perangkat TV digital. Kata kunci: Televisi Digital; DVB-T2; Insfrastruktur; LPP TVRI Stasiun Jawa Tengah; Set Top Box

Pendahuluan di Indonesia, guna mengantisipasi proses migrasi Pemerintah Indonesia menetapkan tahun dari sistem analog ke digital (Susanto et al., 2016), 2014 sudah beralih ke televisi digital dan tahun Proses migrasi siaran televisi digital 2017 seluruh Indonesia sudah bermigrasi ke Indonesia dengan daya pancar lima (5) kilowatt sistem digital. Keberadaan teknologi ini dengan merupakan titik awal Kementerian Komunikasi diterbitkannya Peraturan Menteri No.07/P/PM/ dan Informati di tahun 2009 di Jabodetabek. KOMINFO/3/2007 tentang Standar Penyiaran Proses migrasi ini menjanjikan keuntungan tidak Digital Teresterial untuk televisi tidak bergerak hanya bagi penyelenggara industri siaran, tetapi

156 Marwiyati, Ade. Implementasi Siaran Televisi Digital ... 157 juga masyarakat luas sebagai pengguna atau menambahkan perangkat Set Top Box (STB) penikmat siaran televisi digital. Keuntungan yang pada unit televisi dan sosialisasi kemasyarakat diperoleh, antara lain: kualitas audio dan video belum sampai kekampung kampung yang lebih baik, resiko terjadinya interferensi sehingga belum paham untuk digitalisasi. atau gangguan dapat diperkecil, banyak variatif Pada penelitian oleh Wahyudin dan Sakinah program yang ditawarkan, terbukanya peluang (2017) mengenai perancangan dan analisa bisnis di bidang penyiaran baik peralatan, serta penggelaran Lte pada frekuensi 700 Mhz software dan konten yang satu frekuensi dapat dengan metode adaptif modulation coding digunakan untuk 6-8 kannal transmisi dengan untuk implementasi digital dividend di wilayah program yang berbeda melalui penerapan sub-urban dan rural kabupaten banyumas sistem multiplexing (Ariansyah, 2014). menjelaskan bahwa keuntungan utama dari Lapangan main televisi digital dapat penyiaran digital adalah pemanfaatan spectrum dipetakan ke dalam tiga bagian, yaitu televisi frekuensi yang lebih efisien, terutama dalam digital, kompunen dan unsur pendukung, serta penggunaan pita frekuensi yang saat ini pemain pendukung. Unsur pendukung televisi dipakai oleh TV Analog yaitu pada jangkauan digital terdiri dari aturan main, teknologi, frekuensi 694 – 820 MHz. Proses migrasi TV pengguna, penyelenggara, serta hardware Analog menuju TV Digital (Analog to Digital dan software. Sektor pendukung terdiri dari Switchover) memberikan peluang yang sangat pemerintah, peneliti, pemirsa televisi, industry menjanjikan bagi operator telekomunikasi dan penyelenggara multiplexing, program untuk menggunakan frekuensi 700 MHz sebagai siaran serta penyedia konten sehingga dalam frekuensi kerja LTE. Hal ini dikarenakan, salah implementasi televisi digital, peran penting tidak satu keuntungan dari penggunaan frekuensi 700 hanya dipegang oleh pemerintah akan tetapi MHz tersebut yaitu radius sel yang lebih luas, juga oleh pemain pendukung dan komponen sehingga diharapkan mampu meningkatkan penetrasi ICT ke wilayah rural dan terpencil di pendukung lainnya (Gultom, 2015; Gultom, 2018). Indonesia atau disebut skema Digital Devidend. Progres implementasi beberapa peraturan Penelitian yang dilakukan oleh Gultom telah diterbitkan diantaranya peraturan (2018) mengenai Digitalisasi Penyiaran Televisi Menkominfo No.22/2011 tentang Penyelenggara di Indonesia Digitization” pada jurnal Buletin Penyiaran Televisi Digital Teresterial Penerimaan Pos dan Telekomunikasi menjelaskan bahwa tetap tidak Berbayar (Free to Air) dan No. Indonesia menghadapi beberapa tantangan 23/2011 tentang Rencana Induk (Master Plan) yang timbul dalam peralihan ke penyiaran Frekuensi Rasio untuk keperluan Sistem Siaran digital. Di sisi regulasi, UU Penyiaran saat Televisi Digital Terrestial pada Pita Frekuensi ini belum mengatur penyiaran digital secara Radio 478-694 MHz (Munadi et al., 2016). spesifik.Perlu segera disahkan UU Penyiaran Implementasi perpindahan televisi analog ke yang baru agar dapat mengakomodasi regulasi digital tidaklah mudah, sebab masih ada beberapa terkait penyiaran digital.Permasalahan hukum kendala yang harus diselesaikan terlebih dahulu, terkait regulasi penyiaran digital berdampak seperti masyarakat sebagai pengguna atau tenggat waktu peralihan dari analog ke penikmat siaran televisi lebih pada kesiapan penyiaran televisi digital tahun 2018 yang dalam mengadopsi sistem baru, insfrastruktur tidak dapat dipenuhi. Di sisi konsumen, untuk sistem penerimaan disisi pengguna, dalam hal ini dapat mendapatkan layanan televisi digital di masyarakat akan mengalami perubahan, televisi televisi analog yang diwajibkan untuk memiliki harus dapat menerima siaran digital sehingga dekoder. Untuk jadi perhatian pemerintah terkait muncul dua pilihan, mengganti unit televisi atau penyediaan dekoder agar mudah diperoleh. 158 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 17 Nomor 2, Agustus 2019, halaman 156-165

Sistem Siaran Digital Televisi untuk dikosongkan. Hal ini menyebabkan Televisi digital atau DTV merupakan jenis banyak calon penyelenggara siaran televisi tidak televisi yang menggunakan modulasi digital dan kebagian frekuensi. Pemerintah pun tidak bisa sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal gambar, berbuat apa-apa untuk melayani permintaan suara, dan data ke pesawat televisi. Televisi itu karena memang sudah tidak ada slot lagi digital merupakan alat yang digunakan untuk frekuensi yang bisa diberikan (Setiawan, 2013). menangkap siaran televisi digital, perkembangan Teknologi pemancar digital dinilai mampu dari sistem analog ke digital yang mengubah mengatasi persoalan pemborosan frekuensi informasi menjadi sinyal digital berbentuk dan terbukti mampu menghemat bandwith bit data seperti komputer (Nuryanto, 2014). secara besar-besaran. Penggunaan teknologi Infiltrasi teknologi digital memang tak bisa digital ini tidak ada lagi masalah adjacent dihindari, tidak terkecuali juga di dunia broadcast. channel artinya dari 40 kanal yang tersedia, Teknologi digital sudah sejak dulu digunakan semuanya bisa diduduki. Satu pemancar televisi misalnya peralatan seperti: video mixer, standart digital yang butuh 8 MHz untuk beroperasi, conventer, character generator, still store dan hanya 8 Mhz itulah yang bisa diduduki. komputer grafik semuanya ini adalah peralatan Kanal disebelahnya (adjascent channel) bisa standart broadcast berteknologi digital yang diduduki oleh pemancar televise digital tanpa sejak dulu sudah digunakan sebagai sarana keduanya saling mengganggu (Widjojo, 2013). produksi untuk siaran televisi (Sari, 2015). Justru Teknologi digital (DVB-T2) bisa satu-satunya peralatan siaran yang masih analog menyiarkan 12 program sekaligus, jika ada adalah pemancarnya, jika pemancar ini diganti 40 kanal yang tersedia, maka dengan dapat dengan pemancar digital maka semua peralatan menyiarkan 480 program yang berbeda secara siaran televisi benar-benar 100% digital. bersamaan. Jumlah program 480 dinilai terlalu Penggantian pemancar menjadi digital tidak berlebihan sehingga pemerintah melalui Permen berpengaruh pada peralatan produksi maupun Kominfo No.23 Tahun 2011 telah menetapkan pasca produksi, karena semua peralatan lebih dulu hanya 27 kanal saja yang dialokasi untuk bermigrasi ke digital. Alasan utama penggantian siaran televisi digital, sedangkan 13 kanal pemancar digital adalah demi efisiensi sisanya akan dialokasikan untuk keperluan lain. pemakaian spectrum frekuensi, karena frekuensi Pemerintah Indonesia melalui Permen sumber daya alam yang tidak bisa diperbaruhi, Kominfo No.5 Tahun2012 telah menetapkan sehingga keberadaannya harus dimanfaatkan se- DVB-T2 (Digital Video Broadcasting- efisien mungkin. Satu-satunya cara yang mampu Teresterial 2 Generation) sebagai satu-satunya meningkatkan efisiensi pemakaian frekuensi standart yang berlaku untuk siaran TV digital di ini adalah teknologi digital (Budiman, 2015). Indonesia. Pemilihan standart ini didasarkan atas Di Indonesia alokasi frekuensi untuk siaran hasil penelitian bahwa DVB-T2 adalah teknologi televisi berada pada band UHF dengan rentang yang berkecepatan data yang paling mendekati frekuensi mulai dari 478 – 806 MHz untuk kanal garis “Shannon Limit” yaitu suatu garis siaran televisi analog. Jadi dalam rentang frekuensi mendekati batas maximal kecepatan pengirim itu seharusnya ada 40 kanal yang bisa digunakan, data dengan faktor kesalahan mendekati nol tetapi kenyataanya hanya 20 kanal saja yang bisa (error free maximum data speed) (Digital dimanfaatkan karena kanal yang bersebelahan ini Terrestrial Television Action Group, 2009). saling mengganggu. Hal ini terlihat jelas bahwa Sistem siaran digital juga menghemat betapa borosnya pemakaian frekuensi pemancar bandwith, transmisi digital sangat kebal analog, sebab dibutuhkan hanya 8 MHz lagi terhadap gangguan atau noise. Hal ini Marwiyati, Ade. Implementasi Siaran Televisi Digital ... 159 disebabkan karena pesawat penerima hanya di sistem TV kabel. TV satelit, Ip-TV, maupun diperintahkan untuk mengenali dua kondisi saja, TV digital teresterial. Keberadaan saluran yaitu “1” dan “0”. Analoginya mirip dengan televisi merupakan kebijakan dari penyedia mata manusia yang lebih mudah mengenali layanan televisi berbayar, yang bisa saja lampu yang berkedip dibandingkan lampu berbeda antara satu dengan yang lainnya. Set yang menyala tetapi terangnya berubah-ubah Top Box juga memiliki prosesor mikro, memori (analog). Lampu yang berkedip membuat RAM, MPEG-2 decoder chip, serta chip-chip mata lebih peka dalam mengenali lampu itu lain yang berguna dalam pemrosesan data sedang menyala atau mati. Kecil kemungkinan audio maupun data visual (Jamroni, 2010). bagi mata untuk salah menerima informasi bahwa lampu itu sedang menyala atau mati. Sistem Transmisi atau Pemancar Digital Di dalam transmisi sistem televisi digital DM4100A Exciter mengubah sinyal- selalu dilengkapi dengan sebuah sistem yang sinyal input, DVB-ASI, ke sinyal RF yang mampu memperbaiki kesalahan pengiriman termodulasi oleh OFDM yang berfungsi data akibat gangguan atau noise yang disebut untuk mengamplifikasikan akhir pada sistem dengan FEC (Forward Error Correction). pemancar/transmisi DTV. Fungsi exciter Fungsi FEC yaitu menerima informasi menjadi untuk pengkodean sinyal TS untuk modulasi utuh kembali (error free), karena setiap kali ada OFDM, mengubah sinyal baseband menjadi kesalahan secara otomatis langsung dikoreksi. frekuensi RF dan memperbaiki sinyal awal Itulah sebabnya dengan transmisi digital, untuk mengkompensasi distorsi yang dihasilkan gambar dan suara yang diterima kualitasnya pada penguat daya tinggi, dan exciter mengatur sama dengan gambar dan suara yang dikirim waktu pengalihan sinyal berdasarkan referensi dari studio (Wahyudin & Sakinah, 2017). dan informasi control (Prasetyo, 2013).

Set Top Box Metode Penelitian Set Top Box (STB) merupakan sebuah Penelitian ini menggunakan pendekatan perangkat yang mengkonversi sinyal digital deskriptif kualitatif, dimana dilakukan dengan kembali ke analog, sehingga dapat menyaksikan pendekatan studi kasus di LPP TVRI Stasiun TV free-to-air digital pada perangkat TV analog. Jawa Tengah. Data penelitian didapatkan Set Top Box bertindak sebagai perangkat yang dengan melakukan observasi secara langsung berhubungan secara fisik dengan televisi sehingga terhadap LPP TVRI Stasiun Jawa Tengah memungkinkan pengguna televisi untuk dapat dan wawancara dengan pihak yang terkait menikmati layanan tambahan selain itu menerima dengan pelaksanaan TV Digital. Materi data perintah dari pengguna, seperti penggunaan yang dibahas meliputi kemajuan implementasi remote atau tombol papan ketik, dan mengirim penyiaran TV digital, kebijakan, strategi dan perintah-perintah ini kembali ke perangkat. teknologi TV digital. Wawancara dilakukan Prinsip kerja Set Top Box sebenarnya mirip dengan memilih sample yang bersifat selektif dengan penerima televisi biasa yang sudah yaitu informan yang di pandang paling tahu, terdapat pada televisi analog, namun Set Top sehingga kemungkinan pilihan informan Box berguna untuk mengubah sinyal digital yang dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan diterima dari satelit, kabel, ataupun internet ke dan kemantapan penulis yang penulis ajukan dalam format analog agar dapat ditampilkan (Sugiyono, 2017). Adapun informan tersebut ke layar televisi analog atau perangkat layar adalah, Kepala Seksi Transmisi, karyawan, analog lainnya. Set Top Box biasanya digunakan staf transmisi dan perwakilan masyarakat Jawa 160 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 17 Nomor 2, Agustus 2019, halaman 156-165

Tengah. Selain itu, data didapatkan dari arsip sistem televisi digital khususnya dikota besar dan dokumen resmi serta buku-buku yang sesuai dan beberapa daerah pilihan; dan 3) Tahap III dengan implementasi sistem siaran digital. tahun 2017 seluruh penyiaran telah migrasi ke Teknik analisis data dilakukan dengan sistem siaran televisi digital (cut off analog). pengumpulan data di lapangan dengan Hal selanjutnya, pemerintah membentuk melakukan wawancara mendalam dengan dua (2) kelembagaan sistem siaran, yaitu: 1) informan yaitu dengan pihak pembimbing Penyedia Infrastruktur (Network Provider) penelitian yang berkaitan dengan permasalahan. yang merupakan lembaga atau perusahaan yang Hasil wawancara data sekunder dan studi diberikan izin untuk menyediakan Perangkat pustaka dianalisis dengan analisis perbandingan keras dan jaringan digital; 2) Penyedia yang merupakan salah satu metode analisa Program (Content Provider) diberikan izin data kualitatif. Dalam mengajukan pertanyaan menyiarkan siarannya melalui program yang lebih mendalam dan dilengkapi dengan disediakan oleh penyelenggara infrastruktur. melakukan refleksi pada hasil diskripsi data LPP TVRI Stasiun Jawa Tengah mendapatkan informan sebelumnya, membuat catatan subsidi infrastruktur yang berupa pemancar kecil dan setelah wawancara dibuat deskripsi transmisi digital pada tahun 2013 dari Menkominfo dengan type UHF BT-ESA (DVB-T2), Merk RS lengkap lalu dilakukan refleksi. Demikian dengan kekuatan pancar 5 KW. Penggantian seterusnya hingga data lengkap kemudian transmisi analog ke digital memiliki alasan, dilakukan reduksi data yang dipisah-pisah yaitu efisiensi pemakaian spectrum frekuensi, berdasarkan kelompok-kelompok kebutuhan mampu menghemat bandwith, kebal terhadap data sesuai penelitian, data tersebut diolah gangguanatau noise dan dilengkapi sistem yang menjadi hasil penelitian yang disajikan dalam mampu memperbaiki kesalahan pengiriman bentuk gambar dan deskripsi untuk menarik data akibat gangguan noise yang disebut FEC kesimpulan penelitian ini (Sugiyono, 2008). (Forwart Error Corection) sehingga informasi yang diterima utuh kembali (error free). Hasil dan Pembahasan Pada tahun 2014 kebijakan pemerintah Regulasi dan Kebijakan Siaran Televisi dalam mensukseskan sistem siaran televisi digital Digital melalui TVRI Stasiun Jawa Tengah memberikan Kebijakan digitalisasi penyiaran dipandang bantuan subsidi Set Top Box (STB) ke pada sebagai peluang untuk memperluas dan masyarakat Jawa Tengah dengan jumlah 300 mengembangkan jangkauan jenis-jenis layanan buah yang didistribusikan ke masyarakat sekitar penyiaran yang dapat disediakan bagi para Stasiun TVRI Jawa Tengah dan belum bisa penonton. Mendesaknya agenda digitalisasi sampai ke wilayah masyarakat yang lebih luas. karena siaran analog dinilai sudah tidak lagi sejalan dengan kemajuan zaman yang serba Teknologi sistem siaran televisi digital sempurna, ringkas dan jelas sehingga diperlukan Di era analog penyedia infrastruktur dan migrasi sistem. Migrasi sistem siaran analog program siaran dilakukan oleh satu lembaga ke digital dilakukan dalam 3 tahap yang telah penyiaran untuk menyiarkan satu program. Di ditetapkan oleh pemerintah, yaitu: 1) Tahap I era digital dengan teknologi terkini DVB-T2, tahun 2008-2012 meliputi perizinan penyiaran penyedia infrastruktur oleh lembaga penyiaran analog, pengenalan sistem siaran televisi digital, bisa menyalurkan sampai 12 program siaran. Di periode simulcast; 2) Tahap II tahun 2017 era digital Lembaga Penyiaran Penyelenggara seluruh penyiaran sistem analog pindah ke Program Siaran (LPS3) dalam menyalurkan Marwiyati, Ade. Implementasi Siaran Televisi Digital ... 161 program siarannya tidak perlu membangun Sumber Daya Manusia (SDM) dalam siaran atau memiliki infrastruktur sendiri, namun bisa televisi digital menyewa dari Lembaga Penyiaran Multilexing Sumber Daya Manusia di TVRI Stasiun Jawa (LP3M) sebagai infrastruktur. Infrastruktur Tengah khususnya yang berkaitan operasional televisi digital lebih mahal dibandingkan dengan siaran televisi digital yang berjumlah enam infrastruktur televisi analog, membutuhkan orang sudah memperoleh pelatihan dalam hal investasi yang besar, sarana prasarana pembelian sistem siaran televisi digital yang dilaksanakan pemancar digital maupun proses membangun TX. di Balai Diklat TVRI Pusat maupun di LPP TVRI Stasiun Jawa Tengah sebagai Perancis. Operasional sistem siaran televisi penyedia infrastruktur sistem siaran televisi digital khususnya SDM bagian transmisi setiap digital sangat mendukung dan sudah menyatakan harinya membuat play list siaran sendiri tidak siap untuk beralih ke sistem digital dan sudah melalui program perencanaan siaran dari sistem melakukan siaran uji coba siaran televisi digital. analog yang di mulai dari jam 19.00-21.58. Uji coba sistem siaran televisi digital LPP TVRI Adapun program dan konten siarannya diambil stasiun Jawa Tengah dimulai pada pada bulan dari beberapa TVRI seperti Negeri Indonesia Januari tahun 2014 dengan kanal 28 UHF yang TVRI Jabar, Saba Desa TVRI Jogja, Koes diikuti 3 (tiga) Lembaga Penyiaran Swasta (LPS) Mania, Seni Budaya Tradisional Wayang Kulit, yang bergabung dalam 1 (satu) Multiplexer antara Hymne Rayuan Pulau Kelapa selain itu materi lain Nusantara TV, Net TV dan Inspira TV, namun siaran digital juga mengambil siaran analog masih ada kanal yang kosong dalam Mux. Sistem yang sudah disiarkan ataupun dari internet. siaran simulcast atau simultan tetap dibutuhkan terutama di TVRI Jawa Tengah. Dua siaran baik Kendala Sistem Siaran Televisi Digital analog dan digital beroperasi secara bersamaan LPP TVRI Stasiun Jawa Tengah memang bertujuan untuk menggiring pelanggan sehingga sudah menyatakan siap dan mendukung memilih layanan televisi digital dengan adannya sistem siaran digital walaupun pertimbangan kualitas layanan yang lebih baik terkendala pada ketidakjelasan regulasi mulai dibandingkan televisi analog yang bertujuan dari payung hukum, infrastruktur, hingga hak untuk memberikan tenggang waktu kepada publik. Dikeluarkannya Peraturan Menteri pelanggan sebelum dilakukan Analog Switch Off Komunikasi dan Informatika Nomor 31 Tahun (ASO). Program siaran televisi digital di mulai 2014 tentang Rencana Induk (Master Plan) pada jam 19.00 sampai dengan jam 21.58 yang Frekuensi Radio Penyelenggara Telekomunikasi disiarkan di LPP TVRI Stasiun Jawa Tengah khusus untuk keperluan Televisi Siaran Analog sebagai penyedia konten siaran dengan sistem Pada Pita Ultra High Frequency. Frequency siaran playback yang diperoleh dari program perlu mendapatkan perhatian yang serius. siaran analog yang sudah disiarkan yang lalu Uji coba sistem siaran televisi digital atau dengan ambil konten siaran yang berasal dari khususnya LPP TVRI Stasiun Jawa Tengah internet (down load). Implementasi sistem siaran yang berkaitan dengan jangkauan siaran belum televisi digital dari segi masa transisi analog ke digital bagi masyarakat khususnya Jawa Tengah bisa melayani 70 % dari masyarakat Jawa 2 baru sebagian kecil (38%) yang bisa menerima tengah dengan luas 32.548 Km (baru 38 %) siaran digital (pesawat penerima televisi yang karena keterbatasan anggaran dan tidak mampu berformat DVB-T2). Jangkauan sistem siaran membangun pemancar di wilayah selatan televisi digital di LPP TVRI Stasiun Jawa Tengah akibatnya daerah Solo, Magelang, Wonogiri, meliputi: Kota, Kabupaten Semarang, Sukoharjo, Purworejo dan sekitarnya belum Kudus, Kendal, Demak, Solotigo dan Pati. bisa menerima siaran digital. Kondisi ini jelas 162 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 17 Nomor 2, Agustus 2019, halaman 156-165 mempengaruhi pada kesiapan pelaksanaan jenis siaran digital dan keuntungan, walaupun implementasi sistem siaran televisi digitalisasi. sudah mensosialisasikan lewat iklan yang berada LPP TVRI Stasiun Jawa Tengah sebagai penyedia di TVRI Pusat Jakarta dalam siaran Nasional. konten siaran digital yang ikut multiplexer baru terdapat 3 (tiga) Lembaga Penyiaran Sistem Siaran Televisi DVB T2 LPP TVRI Swasta dan masih ada kanal yang kosong, Stasiun Jawa Tengah sehingga siapa yang mengisi kanal tersebut. Teknologi digital tidak dapat dihindari Sisi konten siaran televisi digital terlihat walaupun di dunia broadcast, karena teknologi masih dalam bentuk playback yang diambil digital sejak dulu digunakan dan sudah peralatan dari sistem analog atau dari internet karena standar broadcast berteknologi digital. Peralatan memang tidak tersedianya anggaran sehingga tersebut sudah digunakan sebagai sarana hanya untuk mengisi siaran digital agar tetap produksi untuk siaran televisi walaupun hanya berjalan. Implementasi sistem siaran siaran untuk memperkaya tampilan sinyal video analog. digital dari segi masa transisi analog ke digital Penggantian peralatan dari pemancar bagi masyarakat khususnya Jawa Tengah belum analog ke pemancar digital memang cukup maksimal terkendala mahalnya harga pesawat mahal, tetapi untuk peralatan pendukung tidak televisi berformat DVB-T2, pesawat penerima harus mengganti peralatan yang baru, karena televisi digital juga masih banyak yang analog masih dapat digunakan dan dimanfaatkan dari sehingga belum bisa menerima televisi digital peralatan dari sistem analog seperti encoder, masih membutuhkan peralatan tambahan yaitu decoder, multiplexer yang harganya terjangkau Set Top Box (STB). Sosialisasi siaran televisi bagi kelembagaan. Penambahan peralatan digital belum sampai ke pelosok-pelosok Jawa merupakan konsekuensi logis dari banyaknya Tengah, sehingga masyarakat kurang mengetahui program yang disiarkan secara bersama.

Gambar 1 Blok Diagram DVB T2 TVRI Jawa Tengah Sumber: LPP TVRI Jawa Tengah (2017) Marwiyati, Ade. Implementasi Siaran Televisi Digital ... 163

Gambar 1 memperlihatkan sistem siaran Simpulan televisi DVB T2 di LPP TVRI Jawa Tengah. LPP TVRI Stasiun Jawa Tengah sebagai Stasiun transmisi TVRI Gombel Semarang penyedia infrastruktur dalam implementasi Jawa Tengah menggunakan Television Receiver sistem siaran digital sangat mendukung dan Only (TVRO), yaitu antena parabola yang sudah menyatakan siap untuk beralih kesistem menangkap siaran pusat dari Jakarta lalu digital walaupun terdapat ketidakjelasan ditransmisikan ke daerah sekitar. Siaran berupa regulasi dan kebijakan pemerintah dari payung Radio Frekuensi (RF) diterima modul Integreted hukum, infrastruktur, hingga hak publik. Kebijakan pemerintah juga sering berubah Receiver Decoder (IRD) Proview 7100 yang seiring pergantian jabatan kelembagaan. bertugas melakukan proses decoding menuju Uji coba sistem siaran televisi digital transport stream. Modul Head End yang selain khususnya yang berkaitan dengan jangkauan jaringan ASI dihubungkan menggunakan Base siaran belum bisa melayani 70 % dari masyarakat T Switch agar perangkat transmisi dapat saling Jawa Tengah dengan luas 32.548 Km2 (baru terkoneksi satu dengan yang lain. Sinyal audio 38 %), karena keterbatasan anggaran dan tidak dan video analog yang masuk akan diolah mampu membangun pemancar di wilayah selatan. menggunakan mixer selanjutnya menuju ke Hal ini berdampak di daerah Solo, Magelang, modul MPEG Encoder untuk memproses sinyal Wonogiri, Sukoharjo, Purworejo dan sekitarnya audio dan video yang masih analog menjadi belum bisa menerima siaran digital. Subsidi sinyal digital selanjutnya data di kirim ke modul dari pemerintah hanya mendapatkan satu (1) multiplexer Pro Stream 1000 yang berfungsi buah pemancar digital yang dipasang di daerah menggabungkan masing-masing paket data bukit Gombel. Segi konten siaran televisi digital program siaran menjadi satu paket data tunggal. masih dalam bentuk playback yang diambil dari Output pada modul ini menuju beberapa sistem analog atau dari internet karena memang port antara lain ASI Out Port 1 dan ASI Out tidak tersedianya anggaran sehingga hanya Port 2 menuju ke exciter yang berfungsi sebagai untuk mengisi siaran digital agar tetap berjalan. pemancar DVB-T2 dengan output 5 Kw. Masyarakat khususnya Jawa Tengah belum ASI Port 3 ketika diprogram menjadi output maksimal dalam menerima siaran digital menuju DVB-T2 Analyzer untuk dianalisis terkendala mahalnya harga pesawat televisi kualitas sinyalnya ke dalam format DVB berformat DVB-T2, pesawat penerima televisi menggunakan modulasi OFDM, kemudian digital juga masih banyak yang analog sehingga dari DVB-T2 analyzer dihubungkan ke belum bisa menerima televisi digital masih PC. ASI Port 4 di program menjadi output membutuhkan peralatan tambahan yaitu Set Top menuju ke DVB-T2 secara bersamaan Box (STB). Sosialisasi siaran televisi digital dapat memantau RF dan transportasi aliran belum sampai ke pelosok-pelosok Jawa Tengah sehingga masyarakat kurang mengetahui apa karakteristik hingga empat sinyal yang dapat siaran digital dan keuntungannya walaupun dipantau dengan menggunakan TV monitor. sudah mensosialisasikan lewat iklan yang berada Modul Multiviewer berfungsi sebagai di TVRI Pusat Jakarta dalam siaran Nasional. pengolah gambar resolusi tinggi yang dapat Implementasi regulasi dan kebijakan dipantau oleh TV monitor 42. Modul ini mendapat digitalisasi penyiaran TVRI harus segera input dari Set Top Box yang berfungsi sebagai dipastikan sejalan tugas pokoknya sebagai penerima siaran digital yang mengkonversi Lembaga Penyiaran Publik, walaupun belum ada sinyal digital agar dapat diterima oleh TV analog. undang-undang sebagai landasan hukum yang 164 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 17 Nomor 2, Agustus 2019, halaman 156-165 melingkupinya. Pemerintah perlu memberikan 12(1), 217–230. penambahan subsidi pemancar digital, agar Budiman, A. (2015). Model Pengelolaan masyarakat bisa menikmati dan menerima siaran Digitalisasi Penyiaran di Indonesia (. In digital khususnya wilayah Solo, Magelang, Politica (Vol. 6, Issue 2). Purworejo, Sukoharjo, Wonogiri dan sekitarnya Digital Terrestrial Television Action Group. sehingga implementasi sistem siaran televisi (2009). Understanding DVB-T2. DigiTAG. digital segera terwujud. Pemerintah lebih antosias Gultom, A. D. (2015). Kajian implementasi dalam mensosialisasikan ke lembaga lembaga radio siaran digital di Indonesia (Study of penyiaran swasta agar mau bergabung dalam digital radio broadcasting implementation in MUX yang berada di TVRI Jawa Tengah agar Indonesia). Buletin Pos Dan Telekomunikasi, kanal frekuensi dapat terisi penuh. Sistem siaran 13(2), 133. https://doi.org/10.17933/ televisi digital membutuhkan konten siaran dan bpostel.2015.130203 program yang banyak karena dalam satu kanal Gultom, A. D. (2018). Digitalisasi Penyiaran bisa menampilkan 5 sampai dengan 12 konten Televisi di Indonesia. Buletin Pos Dan yang berbeda dan disiarkan secara bersama Telekomunikasi, 16(2), 91. https://doi. sehingga sangat dibutuhkan penambahan org/10.17933/bpostel.2018.160202 anggaran. Penggunaan konten siaran yang Jamroni. (2010). Perencanaan Strategi Penerapan menarik diharapkan masyarakat secara perlahan Teknologi DVB-T di LPP TVRI. InComTech, lahan perpindah ke sistem digital. Implementasi Jurnal Telekomunikasi Dan Komputer, 1(2), siaran televisi digital cepat terealisasi, subsidi 83–95. Set Top Boxdari pemerintah sangat diharapkan, Munadi, R., Walidainy, H., Irhamsyah, M., karena pesawat televisi penerima yang dimiliki & Hafidh, A. R. (2016). Kajian Kesiapan oleh masyarakat masih banyak yang bersifat Transisi Sistem Televisi Analog ke Sistem analog, sehingga belum dapat menerima siaran Televisi Digital ( Studi Kasus di Banda Aceh digital dan meringankan beban rakyat kecil karena ). Proceedings Seminar Nasional Teknik untuk membeli pesawat DVB-T2 sangat mahal. Elektro (FORTEI 2016), 136–142. https:// Pemerintah dapat memberikan pelatihan doi.org/10.15171/ijhpm.2015.71 lanjutan baik di dalam negeri maupun diluar Nuryanto, L. E. (2014). Mengenal Teknologi negeri, agar terwujud kemampuan SDM yang Televisi Digital. Orbith: Majalah Ilmiah profesional, kreatif dalam menghasilkan Pengembangan Rekayasa Dan Sosial, 10(1), siaran dan handal dalam pengolahan teknologi 29–36. https://doi.org/10.32497/ORBITH. digital.Pemerintah memberikan sosialisasi V10I1.359 secara langsung sampai ke pelosok-pelosok Prasetyo, S. B. (2013). Analisis Alternatif agar masyarakat mendengar, mengerti dan Implementasi Regulasi Sebagai Dampak memahami secara langsung sistem siaran Keterlambatan Analog Switch-Off (Aso) digital sehingga masyarakat dengan sendirinya Terhadap Penyelenggaraan Penyiaran terbuka dan tertarik ke sistem digitalisasi. Televisi Pada Masa Simulcast. Universitas Mercu Buana. Daftar Pustaka Sari, D. (2015). Prospek Penyelenggaraan Ariansyah, K. (2014). Analisis interferensi Penyiaran Digital. In M. . Rusadi, Dr. Udi, T-DAB dan TV Analog pada pita Very High Drs. Djoko Waluyo, M.Si, Somo Arifianto Frequency ( VHF ) Interference Analysis S.E. (Ed.), Bunga Rampai : Infrasrtuktur of T-DAB and Analog Television on VHF TIK, Layanan Informasi dan Dinamika Band. Buletin Pos Dan Telekomunikasi, Sosial (1st ed., pp. 49–72). Pusat Litbang Marwiyati, Ade. Implementasi Siaran Televisi Digital ... 165

Penyelenggaraan Pos dan Informatika. Dan Penyelenggaraan Pos Dan Informatika Setiawan, D. (2013). Pemodelan akselerasi Badan Penelitian Dan Pengembangan implementasi Digital Dividend di Indonesia. Sumber Daya Manusia Kementerian In Universitas Indonesia. Universitas Komunikasi Dan Informatika, 9. http://www. Indonesia. balitbangsdm.kominfo.go.id Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Wahyudin, A., & Sakinah, S. (2017). Perancangan Alfabeta. dan Analisa Penggelaran Lte Pada Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif Frekuensi 700 Mhz Dengan Metode Adaptif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Modulation Coding Untuk Implementasi Susanto, A., Sari, D., A, V. H., Prabowo, A., Digital Dividend di Wilayah Sub-Urban Dan Adaniah, W. R., Mahmudah, D., Wardahnia, Rural Kabupaten Banyumas. Jurnal Elektro Dwiardi, A. R., Marselita, D., S., R. B., Dan Telekomunikasi Terapan, 3(2). https:// Tribroto, S., & Purwaningsih, E. H. (2016). doi.org/10.25124/jett.v3i2.303 Buku Putih Komunikasi dan Informatika Widjojo, D. A. (2013). Pemancar Televisi dan 2016. Puslitbang Sumber Daya, Perangkat Peralatan Studio (1st ed.). Alfabeta.