LAMPIRAN.Pdf

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

LAMPIRAN.Pdf Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms. Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP LAMPIRAN A (AKADEMIK) Objektivitas Pemberitaan RUU..., Devin Yiulianto, FIKOM UMN, 2018 Objektivitas Pemberitaan RUU..., Devin Yiulianto, FIKOM UMN, 2018 LAMPIRAN B (PROTOKOL CODING, LEMBAR CODING, HASIL PENELITIAN) Objektivitas Pemberitaan RUU..., Devin Yiulianto, FIKOM UMN, 2018 PROTOKOL PENGISIAN LEMBAR CODING OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN RUU PENYIARAN DI OKEZONE.COM DAN TEMPO.CO Pengantar Analisis ini bertujuan untuk mengetahui objektivitas dua media daring yaitu Okezone.com dan Tempo.co dalam pemberitaan RUU Penyiaran. Dengan mengambil unit analisis dari skema Whestersthal yang ditulis ulang oleh Eriyanto (2011), maka terdapat 11 unit analisis yang akan diteliti. Mohon untuk dibaca secara seksama petunjuk pengisian lembar coding ini dalam mengisi lembar coding sebagai panduan Anda. Berita Peneliti hanya akan menyertakan berita. Penelitian ini tidak menyertakan iklan atau advertorial (iklan yang ditulis sebagai informasi, seperti suatu berita). Berita di sini didefinisikan sebagai semua produk yang dimuat di media daring (Okezone.com dan Tempo.co) selain iklan, dan dibuat oleh wartawan media daring. Dalam media daring, berita ini dapat ditemukan di halaman pencarian berita. Namun, berita di sini tidak memasukkan editorial (tajuk rencana), opini/kolom) (baik yang dibuat oleh wartawan atau oleh penulis luar), dan surat pembaca dan semacamnya. Isu RUU Penyiaran Penelitian ini hanya akan menyertakan berita mengenai RUU Penyiaran. Berita lain di luar RUU Penyiaran tidak disertakan dalam penelitian ini. Peneliti akan menyertakan seluruh berita mengenai RUU Penyiaran yang telah dicari melalui halaman media Okezone.com dan Tempo.co. Prosedur Bacalah berita dari media daring dengan teliti. Bacalah juga petunjuk pengisian ini agar Anda dapat menempatkan berita dalam kategori yang tepat. Setelah itu, isilah lembar coding dengan angka pada bidang yang telah disediakan. Objektivitas Pemberitaan RUU..., Devin Yiulianto, FIKOM UMN, 2018 Q1: Faktualitas 1. Berita yang dilaporkan berupa fakta yang tidak dicampur dengan opini. Fakta dibagi menjadi dua kategori, yaitu fakta sosiologis (fakta yang diambil dari kejadian sebenarnya) dan fakta psikologis (fakta yang diambil dari pendapat atau opini seseorang mengenai kejadian/peristiwa tersebut). Adapun kombinasi, bila dalam sebuah berita memiliki fakta sosiologis dan fakta psikologis. 1 = Berita mengandung fakta sosiologis saja. 2 = Berita mengandung fakta psikologis saja. 3 = Berita mengandung kombinasi fakta (sosiologis dan psikologis). Q2: Akurasi 2. Kecermatan penulis berita dalam menulis ejaan nama, angka, tanggal, dan usia. 1 = Berita akurat. 2 = Berita tidak akurat. Q3: Lengkap 3. Berita yang diberitakan memiliki unsur 5W + 1H (what, who, where, when, why, how). 1 = Berita memiliki unsur 5W + 1H 2 = Berita tidak memiliki unsur 5W + 1H Q4: Relevansi 4. Berita dilaporkan sesuai dengan relevansi jurnalistik yaitu news value. Terdapat sembilan nilai berita yaitu konflik, kemajuan dan bencana, konsekuensi, kemahsyuran dan terkemuka, saat yang tepat dan kedekatan, keganjilan, human interest, seks, dan aneka nilai. 1 = Berita memiliki nilai berita 2 = Berita tidak memiliki nilai berita Objektivitas Pemberitaan RUU..., Devin Yiulianto, FIKOM UMN, 2018 Q5: Dua sisi (Cover Both Side) 5. Isi dari berita memiliki dua sisi yang berlawanan secara berimbang. Berita dilaporkan dalam dua sisi (Cover both side). 1 = Berita diberitakan dua sisi. 2 = Berita hanya diberitakan satu sisi. Q6: Proporsional 6. Masing-masing pihak dan sisi dalam isu telah diberikan kesempatan (ruang) yang sama dalam setiap pemberitaan. 1 = Isi berita dilaporkan secara proporsional. 2 = Isi berita dilaporkan tidak proporsional. Q7: Non-evaluatif 7. Berita yang dilaporkan tidak menyalahkan sebuah isu. Pemisahan fakta dan opini, penggunaan kata menilai, nampaknya, agaknya, rupanya, kabarnya/dikabarkan adalah opini. 1 = Berita tidak mengevaluasi sebuah isu/kejadian. 2= Berita mengevaluasi sebuah isu/kejadian. Q8: Non-sensasional 8. Berita yang dilaporkan tidak menggunakan bahasa yang hiperbola (berlebihan) untuk memberitakan sebuah kejadian. 1 = Berita tidak menggunakan bahasa yang berlebihan. 2 = Berita menggunakan bahasa yang berlebihan. Objektivitas Pemberitaan RUU..., Devin Yiulianto, FIKOM UMN, 2018 Objektivitas Pemberitaan RUU..., Devin Yiulianto, FIKOM UMN, 2018 Objektivitas Pemberitaan RUU..., Devin Yiulianto, FIKOM UMN, 2018 Objektivitas Pemberitaan RUU..., Devin Yiulianto, FIKOM UMN, 2018 Objektivitas Pemberitaan RUU..., Devin Yiulianto, FIKOM UMN, 2018 Objektivitas Pemberitaan RUU..., Devin Yiulianto, FIKOM UMN, 2018 Objektivitas Pemberitaan RUU..., Devin Yiulianto, FIKOM UMN, 2018 Objektivitas Pemberitaan RUU..., Devin Yiulianto, FIKOM UMN, 2018 LAMPIRAN C (BERITA OKEZONE.COM) Objektivitas Pemberitaan RUU..., Devin Yiulianto, FIKOM UMN, 2018 Bamsoet: RUU Penyiaran Menjadi RUU Prioritas DPR Bayu Septianto, Jurnalis · Selasa 17 April 2018 15:28 WIB JAKARTA - Pastikan Rancangan Undang-undang (RUU) Penyiaran masih berproses, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo menyatakan, akan segera memanggil Menkominfo Rudiantara untuk duduk bersama menjelaskan konsep hybrid multiplexing dalam RUU Penyiaran. Politisi Golkar dengan panggilan akrab Bamsoet ini meyakinkan DPR bersama pemerintah akan mencari jalan keluar terbaik bagi semua pihak. “RUU Penyiaran menjadi RUU prioritas DPR. Kita harapkan draft RUU Penyiaran bisa segera diajukan ke rapat paripurna untuk disetujui menjadi RUU inisatif DPR,” kata Bamsoet saat menerima Asosiasi Televisi Siaran Digital Indonesia (ATSDI) di ruang kerja Ketua DPR, Jakarta, Selasa (17/4/2018). Dijelaskannya, perdebatan antara penggunaan sistem single mux dan multi mux sudah hampir selesai. Pada sistem single mux penguasaan frekuensi dan infrastruktur digital dipegang sepenuhnya oleh Lembaga Penyiaran Publik Radio Televisi Republik Indonesia (LPP RTRI). Sementara, pada sistem multi mux, penguasaan frekuensi dipegang banyak pemegang lisensi yang terdiri dari perusahaan-perusahaan penyiaran swasta dan pihak pemerintah. “Pemerintah dan DPR memiliki semangat yang sama. Yakni menginginkan RUU Penyiaran ini bisa segera dituntaskan,” papar Bamsoet. Bamsoet mengemukakan, sebelumnya pimpinan dewan telah menginisiasi pertemuan informal antara Menkominfo dengan para pimpinan fraksi DPR RI. Saat itu, Menkominfo mengusulkan jalan tengah dengan memakai sistem hybrid multiplexing. Sistem tersebut merupakan campuran antara sistem single mux dan multi mux. Dengan sistem ini, berbagai kebaikan yang ada di sistem single mux dan multi mux akan diambil dan dikombinasikan. Objektivitas Pemberitaan RUU..., Devin Yiulianto, FIKOM UMN, 2018 “Pimpinan DPR akan segera memanggil Menkominfo untuk duduk bersama menjelaskan konsep hybrid multiplexing untuk sistem apa dipakai dalam RUU Penyiaran,” papar Bamsoet. Menanggapi penjelasan Ketua DPR, Bambang Harymurti mewakili ATSDI berharap revisi UU Penyiaran No. 32 tahun 2002 bisa segera dituntaskan. Pasalnya, terhambatnya pembahasan RUU Penyiaran menimbulkan kerugian negara yang tidak sedikit. Salah satu contoh disebutkan Bambang Harymurti, kerugian pendapatan negara bukan pajak (PNBP) akibat terlambatnya peralihan TV analog switch off ke TV digital diperkirakan mencapai Rp2,8 triliun per tahun. “ATSDI tidak ingin terjebak dalam perbedatan sistem single mux atau multi mux. Terpenting, sistem yang dipilih tidak merugikan negara dan bertujuan untuk kemakmuran rakyat,” ujar Bambang Harymurti. “Pemerintah juga harus segera melaksanakan analog switch off agar kerugian negara tidak semakin besar dan pendapatan negara sebesar Rp2,8 triliun per tahun bisa terpenuhi, serta terbukanya lapangan kerja yang sangat signifikan,” tukasnya. Sumber: https://news.okezone.com/read/2018/04/17/337/1887741/bamsoet-ruu- penyiaran-menjadi-ruu-prioritas-dpr Objektivitas Pemberitaan RUU..., Devin Yiulianto, FIKOM UMN, 2018 Ketua DPR: RUU Penyiaran Menggunakan Sistem Hybrid Multiplexing Bayu Septianto, Jurnalis · Selasa 13 Februari 2018 20:01 WIB JAKARTA - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pemerintah sepakat menggunakan sistem Hybrid Multiplexing dalam RUU Penyiaran. Hal itu menjadi pembahasan dalam pertemuan informal yang diadakan Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo bersama Menkominfo Rudiantara dan para pimpinan Fraksi di DPR. Bamsoet, panggilan akrab politisi Golkar ini menyebutkan pembahasan RUU Penyiaran sebelumnya masih terhambat pembahasan antara penggunaan sistem Single Mux dan Multi Mux. "Saya kira kita perlu mencari jalan keluarnya, sehingga RUU Penyiaran bisa segera diselesaikan dengan bijaksana," kata Bamsoet di pertemuan yang berlangsung di ruang kerja Ketua DPR, Selasa (13/2/2018). Setelah melalui berbagai pertimbangan dan pembahasan, DPR RI dan pemerintah yang diwakili Menkominfo sepakat mencari jalan tengah dengan penggunaan Sistem Hybrid Multiplexing. Bamsoet menilai, sistem Hybrid Multiplexing merupakan campuran antara sistem Single Mux dan Multi Mux. Dengan sistem ini, berbagai kebaikan yang ada di sistem Single Mux dan Multi Mux akan diambil
Recommended publications
  • 76 the Form of Broadcasting Digitalization Policy in Indonesia
    Jurnal Aristo (Social, Politic, Humaniora) Vol. 08, No.1 (2020): January, pp. 76-96 Social and Political Science Faculty, Universitas Muhammadiyah Ponorogo. 76 p-ISSN 2338-5162 / e-ISSN 2338-5162 The Form of Broadcasting Digitalization Policy in Indonesia Pola Kebijakan Digitalisasi Penyiaran di Indonesia Assyari Abdullah Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km. 15 Simpang Baru Panam, 28293 Pekanbaru Indonesia [email protected] * Penulis Korespondensi: [email protected] INFO ARTIKEL Keywords ABSTRACT Digital Broadcasting; The purpose of the study is to see how broadcasting digitalization policies in Regulation; Indonesia after the shaking of the status of broadcast digitalization after the Television; Supreme Court's decision. This research uses a qualitative descriptive method with a case study approach to explore the issues and problems that exist around the digitalization of broadcasting in Indonesia. The practice of broadcasting digitalization in Indonesia does not have clear regulations after Ministerial Regulation 22/2011 has been revoked. So that policies and regulations in managing broadcast digitalization are unclear. Simulcast Public Broadcasting Institutions (LPPs) and Private Broadcasting Institutions (LPS) have conducted trials in the field of broadcast digitalization. TVRI as a Public Broadcasting Institution (LPP) already has TVRI Digital Broadcasting Channel -1, TVRI Digital Broadcast -2, TVRI Digital Broadcast -3, TVRI Digital Broadcast -4 and TVRI Digital-HD Broadcasting. Private Broadcasting Institutions (LPS) that conduct trials are Nusantara TV, Inspira TV, Kompas TV, Gramedia TV, Tempo TV, Net TV, CNN TV, Muhammadiyah TV, Merahputih TV, Badar TV, and Persada TV.
    [Show full text]
  • Dr Ft'".P:Enkebn NAN Nusantana .Tv
    -' : STSTEM PRODUKST Dr Ft'".p:EnKEBn NAN NUsANTAna .tv - . -:- "-' : r. - : FABRIK. KELA PA $AWM PKS)' PASIR MAN.DOGE GL. t !*L U OLEH: ALFREN UTENOROFA {1 68130129) UNIVERSITAS MEDAN AREA ..':+ : FAKULTAS TEKNTK PRODI TEKNII< ryESTN MEDA}I{. ' 2019 UNIVERSITAS MEDAN AREA LAPORAN KERJA PRAKTEK SISTEM PRODUKSI DI PT. PERKEBUNAN NUSAI{TARA TV PABRTK KELAPA SAWTI (pKS) rASrR MANDOGE ASAEAN, SUMATERA UTARA OLEH: ALFREN MENDROTA (168130129) UNTTERSITAS MEDAN AREA FAKULTAS TEKNIK PROI}I TEKNIK MESIN MtrDAN 2019 UNIVERSITAS MEDAN AREA LEMBAR PEI\GESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PENGENALAN ALAT DAN PENGOLAIIAN KELAPA SAWIT DI PT PERKEBTINAI{ NUSANTARA TV PABRIK KELAPA SAWIT (PKS) PASTR MANDOGE ASAIIAN, SUMATERA UTARA OLEH: ALFRE]Y IUENTDROFA l{PM:168130129 DIKETAHTII O[,E[I: f Pembimbing: Ir. H. MT UNIVERSITAS MEDAN AREA r:, t: . ... ,. t, ..i .r '. ::r r:: :.'.:t:i: tit:i!;,:: ..rl' .': i.l:, : : ..:,''.jf liit,i:iirli:lr1!ltita:.1'liia!,::i,rl',iili itlliri:r:i,lr;t1,:ri:::t',::? :ti:lii:llji,:;,]lr :i;li tiir:r:'il.,l:i. ii;' ,,,1,r,,;t.,.r '',j. '. i1: 1i;:.:.:r:rl.'1.1r,,1, .- l ,: i:11 :!:',,:,.rri':i.j r., _.1 , l: l :: 'r.u: "i ' 'l:t, : lt:::i i;,:', 1.,:i 'r,il-i ; ,.,1.:ir., r Ji',. :: . Lli\tr ILtf{ t}ir.X{; I,.S.\l I.1,\ I. tl'{}R.t\ }}R tla'l'f.l\ Iat;R.l..L L.\l}.\\{;.1\ Pf. \{; f.X,\ l-.,1 }- tl ..,tl' I}.t\ Pn5{;(}t,.il l t\ K I t..t p.,t S.{\t' t"l lll I)'t' Pr-ltl!l.lt{ },t\ \t iS.tVI'",\R.t I1 P.lBIuK Klrl.,{l'"d s,{\1'l'r' ipl\s] tr].tSlH \1,\\D{xil, .t5.il1,t\" 5{ 11 L'l.l.,it,\ [ 'l'.r.lt..t {}k"h : '['ang:l Xqr f *rna n I !*ttrrri,,ts ( i Liit li)Hi i1)itir, .l ,,1tnia i\1 il;rrcl;r I i-li i _ltii il-l .l{i I I'i 'l'Ih1{llr.
    [Show full text]
  • Olygopoli, Kepemilikan Media Dan Kebijakan Negara
    OLYGOPOLI, KEPEMILIKAN MEDIA DAN KEBIJAKAN NEGARA Oleh: Arsam Dosen Tetap STAIN Purwokerto Abstrak Salah satu dari ciri ciri persaingan pasar oligopoly adalah hanya ada beberapa pengusaha yang membuat barang atau jasa yang pada dasarnya hampir sama, kemudian para pengusaha yang hanya sedikit itu sangat tergantung antara satu dengan yang lain jika yang satu terlalu maju, yang lain akan tergeser. Inilah yang terjadi di Indonesia dimana media massa hanya dikuasai oleh empat kelompok besar yaitui PT. Bimantara Citra Tbk, Kompas Gramedia Group, Media Group dan Jawa Pos Group, sehingga pemerintah Indonesia mengambil keputusan dengan membuat peraturan berkaitan dengan kepemilikan media, yakni pemerintah membatasi kepemilikan media serta membatasi kepemilikannya terhadap media massa, agar media tidak dikuasai oleh segelintir orang saja. Sejak era Reformasi meluncur di Indonesia, media bermunculan secara amat tinggi. Namun demikian, media massa tetap dikuasai oleh segelintir orang saja seperti PT. Bimantara Citra Tbk, Kompas Gramedia Group, Media Group dan Jawa Pos Group. Kata Kunci : Kepemilikan, Oligopoly, dan Negara A. Pendahuluan. Kepemilikan media massa di Indonesia cendrung kerah pada praktik oligopoly dan monopoli. Salah satu indikasi bahwa praktik oligopoly dan monopoli terhadap media massa di Indonesia dapat dilihat dari kepemilikan media yang hanya dimiliki oleh mereka yang memiliki banyak modal dan dikuasai oleh segelintir orang, serta mereka yang memiliki media lebih dari satu atau dua keatas. AT-TABSYIR, Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam 149 Arsam Indikasi lainnya adalah bahwa dengan munculnya satu surat kabar yang kuat di suatu kota, kemudian surat kabar tersebut menerbitkan lagi surat kabar-surat kabar lainnya dikota yang sama, baik harian maupun mingguan. Kasus seperti ini terjadi misalnya di Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan Ujung pandang.
    [Show full text]
  • Komunikasi Dalam Media Digital
    Komunikasi dalam Media Digital Editor : Fajar Junaedi, Filosa Gita Sukmono Penulis : Dadang Sugiana, Agus Setiaman, Dewi Kartika Sari, Nur Aji Wibowo, Seto Herwandito, Dian Wardiana Sjuchro, Yoki Yusanto, Emilia Ramadhani, Ida Nuraini Dewi Kodrat Ningsih, Adrian Samudro, Ilham Gemiharto, Iwan Koswara, Jonas Kgd Gobang, Kismiyati El Karimah, Uud Wahyudin, La Tarifu, Ikrima Nurfikria, Wa Ode Lusianai, Aryuni Salpiana Jabar, Siti Utami Rezkiawaty, Sitti Hairani Idrus, Mas Agus Firmansyah, Melisa Indriana Putri, Nugraha Cahya Pratama, Faridhian Anshari, Nurbani, Rahma Nabilla, Asaas Putra, Richard G. Mayopu, Rizky Amalia Syahrani, Septia Winduwati, Roswita Oktavianti, Sigit Surahman, Sinta Paramita, Riris Loisa, Yugih Setyanto, Verani Indiarma, Wulan Purnama Sari, Buddy Riyanto, Gushevinalti, Dhea Ayu Virtazia, Puji Hariyanti, Yuliati. jogjakarta communication conference Komunikasi dalam Media Digital Copyright © penulis Hak cipta pada penulis dan dilindungi oleh Undang-undang (All Rigths Reserved). Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit. Cetakan I : 2019 260 (viii+ 252 hlm) halaman, 15,5 x 23,5 cm ISBN: 978-602-5681-54-7 Editor : Fajar Junaedi, Filosa Gita Sukmono Penulis : Dadang Sugiana, Agus Setiaman, Dewi Kartika Sari, Nur Aji Wibowo, Seto Herwandito, Dian Wardiana Sjuchro, Yoki Yusanto, Emilia Ramadhani, Ida Nuraini Dewi Kodrat Ningsih, Adrian Samudro, Ilham Gemiharto, Iwan Koswara, Jonas Kgd Gobang, Kismiyati El Karimah, Uud Wahyudin, La Tarifu, Ikrima Nurfikria, Wa Ode Lusianai, Aryuni Salpiana Jabar, Siti Utami Rezkiawaty, Sitti Hairani Idrus, Mas Agus Firmansyah, Melisa Indriana Putri, Nugraha Cahya Pratama, Faridhian Anshari, Nurbani, Rahma Nabilla, Asaas Putra, Richard G. Mayopu, Rizky Amalia Syahrani, Septia Winduwati, Roswita Oktavianti, Sigit Surahman, Sinta Paramita, Riris Loisa, Yugih Setyanto, Verani Indiarma, Wulan Purnama Sari, Buddy Riyanto, Gushevinalti, Dhea Ayu Virtazia, Puji Hariyanti, Yuliati.
    [Show full text]
  • Improvement of Trans7 Information on 10 Year Extension Permitting Television Station
    International Journal of Sciences: Basic and Applied Research (IJSBAR) ISSN 2307-4531 (Print & Online) http://gssrr.org/index.php?journal=JournalOfBasicAndApplied --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Improvement of Trans7 Information on 10 Year Extension Permitting Television Station Vania Utamie Subiakto Communications Theory Departement, Mercu Buana University, Indonesian Email: [email protected] Abstract Against the background of the framing of the permit issuance of the 10-year extension of television stations on TV TRANS7, which highlighted the image and reputation of the programs packaged and aired by TV TRANS7 containing education, informative, interesting, and in accordance with the target audience. Because in 2016 it was the first time by broadcasting institutions to carry out the permit process for broadcast broadcasters conducted by 10 private television stations. This process was viral reported in various other private television stations and caused very warm conversations among academics, media observers and civil society. Where media coverage is regarded as representing the media ideology that preaches it. That is why this research is entitled Framing of News Permit for 10 Years Broadcast Extension of Television Stations on TV TRANS7. This study uses qualitative methods with perspectives on Gamson’s and Modigliani's Framing. To analyze the news framing on television media which includes the news of the permit to extend the 10-year broadcasting television station published in TRANS7. Having a research focus on the reporting frame entitled Private Broadcasting Permit Will Soon Run Out Near the End of This Year which aired on TV TRANS7. The results of this study indicate that the same events can be constructed by the media by highlighting different information.
    [Show full text]
  • Implementasi Sistem Siaran Televisi Digital Di LPP TVRI Stasiun Jawa Tengah
    Implementasi Sistem Siaran Televisi Digital di LPP TVRI Stasiun Jawa Tengah Marwiyati1, Ade Wahyudin2 1,2Program Studi Manajemen Teknik Studio Produksi, Sekolah Tinggi Multi Media Yogyakarta Jl. Magelang No.KM.6, Mlati, Sleman, D. I. Yogyakarta, Indonesia Email: [email protected]* *corresponding author Abstract The implementation of digital television broadcast system is not easy, there are some obstacles such as people's unpreparedness in adopting new systems, reception system infrastructure and television unit aircraft should be replaced, as well as adding Set Top Box equipment. The purpose of this research is to find out the implementation of a digital television broadcast system at LPP TVRI Central Java Station. This research uses qualitative descriptive methods, with observation and interview data collection techniques. The results of LPP TVRI research central Java station received infrastructure subsidy in the form of transmitters or digital transmissions in 2013 from menkominfo with UHF type BT-ESA (DVB-T2), brand hospital with radiance strength of 5 KW. LPP TVRI Central Java Station as an infrastructure provider in the digital television broadcast system is very supportive and has stated ready to switch to the digital system. The results of digital broadcast trials have not been able to reach all areas of Central Java, due to infrastructure and hr constrained. This is because there is no regulation or government policy from the legal umbrella, adequate infrastructure, public rights, and the price of expensive DVB-T2 television aircraft. This research provides recommendations to the government to provide subsidies to the procurement of digital TV setup boxes so that all regions in Central Java are affordable digital broadcasts, as well as provide training to human resources operating digital TV devices.
    [Show full text]
  • Penyiaran Digital : Tantangan Masa Depan Televisi Lokal Digital Broadcasting : Local Television Future Challenges
    PENYIARAN DIGITAL : TANTANGAN MASA DEPAN TELEVISI LOKAL C. Suprapti Dwi Takariani Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Bandung (BPPKI Bandung) Jl. Pajajaran No. 88 – Bandung - 40173, Fax. (022) 6021740 , HP. 08122179515 Email: [email protected] DIGITAL BROADCASTING : LOCAL TELEVISION FUTURE CHALLENGES Abstract Television is an information and communication technology products that had been developed over time. In the area, a local television station also grown rapidly, especially since the legalization of UU No. 32 Tahun 2002 on Broadcasting, which also became a legal protection. Along with the development of information and communication technology has also changed the face of broadcasting in Indonesia, from analog broadcasting to digital broadcasting. Some digital broadcasting regulations have been issued, to oversee the migration. Digital broadcasting turns out to be a challenge for local television, because of the limitations in terms of financial and human resources. Required creativity of local television managers to package local contents so that the audience felt a closeness and will not leave local television as a medium that can provide education, information, and entertainment at the same time. Keywords : digital broadcasting, challenges, local television. Abstrak Televisi merupakan produk teknologi informasi dan komunikasi yang terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Di daerah, stasiun televisi lokal juga tumbuh pesat terutama sejak disahkannya UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, yang sekaligus menjadi payung hukumnya. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi juga telah mengubah wajah penyiaran di Indonesia, dari siaran analog ke siaran digital. Beberapa regulasi penyiaran digital telah dikeluarkan, untuk mengawal migrasi tersebut. Penyiaran secara digital ternyata menjadi tantangan bagi televisi lokal, karena keterbatasan dari sisi finansial dan sumber daya manusianya.
    [Show full text]
  • Design of Optical Fiber Route for Digital Television in Single Multiplexing System in Jakarta
    UI Proceedings on Science and Technology, Vol. 2 2019 Design of Optical Fiber Route for Digital Television in Single Multiplexing System in Jakarta Dian Rusdiyanto*, Nusriyati Mahmudah, Fikri Faisal Adli, Catur Apriono Department of Electrical Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, Depok, West Java, Indonesia *e-mail: [email protected], Abstract—In this paper, we propose optical fiber routes for a digital television single multiplexing system in Jakarta. Twenty routes were designed, each of which connects a broadcaster with the central broadcaster (TVRI). The route performances were evaluated based on the link power budget and rise time budget. The results of our link power budget analysis reveal that every route would function within the 27- dB maximum acceptable loss, with the highest and lowest losses being 21.11 dB and 10.99 dB, respectively. The rise time budgets were analyzed using the non-return to zero (NRZ) modulation scheme. The results show that all the rise time budget values would be within the allowable rise time limits of the broadcaster specifications. Therefore, the proposed design is suitable for implementation. Keywords—Optical fiber; Digital TV; Single Mux; Link Power; Rise Time I. INTRODUCTION RF The need for information is rapidly increasing as is Broadcaster H the development of telecommunications technology, Broadcaster A including television technology. At present, Indonesia is transitioning from an analog to digital television system Broadcaster G (DVB-T2). To support this system, a number of trials Broadcaster B FO have been conducted in a few regions, which have Center demonstrated better video and audio performances for Provider Broadcaster F end users.
    [Show full text]
  • Print This Article
    Jurnal ASPIKOM, Vol. 6, No. 2, July 2021, pp. 329-344 P-ISSN: 2087-0442, E-ISSN: 2548-8309 DOI: http://dx.doi.org/10.24329/aspikom.v6i2.894 ◼ 329 Regulation Issues of Digital Broadcasting in Job Creation Law Masalah Regulasi Penyiaran Digital dalam Undang-Undang Cipta Kerja Supadiyanto Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Yogyakarta, Jl. Laksda Adisucipto No.279, Ambarukmo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia Corresponding author, e-mail: [email protected] Abstract Broadcast media had become a prospective business. The practice of the broadcast media business had surpassed legislation authority, resulting in currently utilized technology unaccommodated in Law No. 32/2002 on Broadcasting. The release of Law No. 11/2020 on Job Creation to merge existing laws into a simple regulation package did not make the broadcast media industry visionary. How are the current law maps of analog and digital broadcasting in Indonesia? How is the current practice of digital broadcast media business in Indonesia? The type of research is descriptive. This study used a legal positivism approach. The data collecting technique was conducted through literature study and legal study. As for the result, the current analog broadcasting regulation complied with Law No. 32/2002 concerning Broadcasting and Law No. 11/2020 concerning Job Creation. In practice, TV stations that broadcast on digital- internet channels did not possess a formidable legal basis. Keywords: Analog; Digital broadcasting; Internet; Law Abstrak Media penyiaran menjadi bisnis prospektif. Namun praktik bisnis media penyiaran telah melampaui kewenangan tata perundang-undangan; akibat teknologi yang dipergunakan sekarang tidak terakomodir dalam Undang-Undang No. 32/2002 tentang Penyiaran.
    [Show full text]
  • DOCTORAL (Phd) DISSERTATION
    DOCTORAL (PhD) DISSERTATION RENDRA WIDYATAMA Debrecen 2019 UNIVERSITY OF DEBRECEN FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS Institute of Marketing and Commerce KÁROLY IHRIG DOCTORAL SCHOOL OF MANAGEMENT AND BUSINESS Head of the Doctoral School: Prof. Dr. Péter Balogh, university professor, D. Sc FACTORS AFFECTING TV CONSUMERS' CHOICE IN YOGYAKARTA REGION Prepared by: Rendra Widyatama Supervisor: Dr. HABIL POLERECZKI ZSOLT Associate Professor DEBRECEN 2019 FACTORS AFFECTING TV CONSUMER’S CHOICE IN YOGYAKARTA REGION The aim of this dissertation is to obtain a doctoral (Ph.D.) degree in the scientific field of “Business and Management” Written by: Renda Widyatama................... certified ............................................................... Doctoral final exam committee: name academic degree Chair: ............................................................... ...................................................... Members: ............................................................... ...................................................... ............................................................... ...................................................... ............................................................... ...................................................... Date of the doctoral final exam: …. ........................................... Reviewers of the Dissertation: Name, academic degree signature ............................................................................................... ...................................................
    [Show full text]
  • PT. Televisi Anak Bandung (Net
    DAFTAR IZIN PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN TELEVISI YANG SUDAH DITERBITKAN OLEH MENTERI KOMINFO SAMPAI DENGAN NOVEMBER 2017 WILAYAH LAYANAN STATUS NO NAMA LEMBAGA PENYIARAN PROVINSI JENIS LEMBAGA IPP PENYESUAIAN TANGGAL IPP TETAP TANGGAL SIARAN TERAKHIR 1 PT. TPI sebelas (MNCTV Bali d/h TPI Denpasar dan Singaraja Bali LPS TV Eksisting 482/KEP/M.KOMINFO/08/2012 23 Agustus 2012 IPP Penyesuaian Network) 2 PT. Trans TV Denpasar Banjarmasin Denpasar Bali LPS TV Eksisting 665/KEP/M.KOMINFO/11/2012 12 November 2012 IPP Penyesuaian (Trans TV Denpasar) 3 PT. Indosiar Dewata Televisi (Indosiar Denpasar Bali LPS TV Eksisting 646/KEP/M.KOMINFO/10/2012 11 Oktober 2012 IPP Penyesuaian Bali) 4 PT. Cakrawala Andalas Televisi Bali Denpasar Bali LPS TV Eksisting 663/KEP/M.KOMINFO/11/2012 12 November 2012 IPP Penyesuaian dan Mataram (ANTV Denpasar) 5 PT. GTV Sepuluh (Global TV) Denpasar dan Singaraja Bali LPS TV Eksisting 484/KEP/M.KOMINFO/08/2012 23 Agustus 2012 IPP Penyesuaian 6 PT. Surya Citra Media Kreasi (SCTV Denpasar Bali LPS TV Eksisting 485/KEP/M.KOMINFO/08/2012 23 Agustus 2012 IPP Penyesuaian Denpasar) 7 PT. RCTI Tujuh (RCTI Network) Denpasar dan Singaraja Bali LPS TV Eksisting 958 Tahun 2013, 18 September 2013 IPP Penyesuaian 8 PT. Trans7 Denpasar Banjarmasin Denpasar, Singaraja Bali LPS TV Eksisting 459/KEP/M.KOMINFO/08/2012 13 Agustus 2012 IPP Penyesuaian (Trans7 Denpasar) 9 PT. Media Televisi Denpasar (Metro TV Denpasar Bali LPS TV Eksisting 483/KEP/M.KOMINFO/08/2012 23 Agustus 2012 IPP Penyesuaian Bali) 10 PT. Lativi Mediakarya Bali dan Denpasar Bali LPS TV Eksisting 648/KEP/M.KOMINFO/10/2012 11 Oktober 2012 IPP Penyesuaian Kepulauan Riau (tvOne Bali) 11 PT.
    [Show full text]
  • Rencana Strategis Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2020 - 2023
    RENCANA STRATEGIS KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2020 - 2023 KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 2021 -2- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan tatanan dan kehidupan Negara Kesatuan Republik Indonesia khususnya dalam proses demokrasi di era reformasi menempatkan Publik sebagai pemilik dan pengendali utama ranah penyiaran. Karena frekwensi adalah milik publik dan sifatnya terbatas, maka penggunaannya harus sebesar-besarnya bagi kepentingan publik. Informasi terdiri dari bermacam-macam bentuk, mulai dari berita, hiburan, pendidikan, kontrol dan perekat sosial. Dasar dari Fungsi pelayanan informasi yang sehat diatur dalam undang- undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, dengan meletakkan 2 (dua) prinsip utama yaitu prinsip keberagaman isi (diversity of Content) dan prinsip keberagaman kepemilikan (diversity of ownership) Bentuk pelayanan informasi melalui penyiaran yang sehat dan berintegritas berdasarkan prinsip keberagaman isi dimaksudkan bahwa tersedianya informasi yang beragam bagi publik baik berdasarkan jenis program siaran dan prinsip keberagaman kepemilikan dimaksudkan bahwa jaminan kepemilikan media massa yang ada di Indonesia tidak terpusat dan dimonopoli oleh segelintir orang atau lembaga saja. Prinsip keberagaman kepemilikan juga menjamin iklim persaingan yang sehat antar pengelola media massa dalam dunia penyiaran. Keberadaan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran merupakan dasar pembentukan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (KPID DIY). Di Daerah Istimewa Yogyakarta, KPID dibentuk dengan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2011 tentang Komisi Penyiaran Indonesia Daerah. Sebagai sebuah lembaga, KPID DIY telah menyusun visi dan misi sebagai berikut : Visi : ”Terwujudnya sistem penyiaran yang sehat, berbudaya serta memperkuat integritas dan karakter kebangsaan” -3- Misi : 1. Mendorong terwujudnya isi siaran yang sehat dan mencerdaskan.
    [Show full text]