POLA POPULASI KUMBANG LUCANID (COLEOPTERA:LUCANIDAE) PADA BERBAGAI TIPE HABITAT DI HUTAN GUNUNG SALAK, JAWA BARAT

Roni Koneri 1) 1)Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Sam Ratulangi Jalan Kampus Unsrat, Manado 95115 e-mail: [email protected]

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola populasi kumbang lucanid di hutan Gunung Salak. Data populasi kumbang lucanid diperoleh dengan menggunakan perangkap lampu (light trap). Penelitian dilaksanakan di kawasan hutan Gunung Salak dan berlangsung dari bulan Mei 2004 sampai Desember 2005. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan populasi di alam mencapai puncaknya pada bulan April dan Mei. Spesies yang selalu muncul setiap bulan selama pengamatan adalah Cyclomatus canaliculatus, Prosopocoilus astocoides dan Hexarthrius buqueti. Kata kunci: Gunung Salak, kumbang lucanid, populasi.

POPULATION PATTERN OF LUCANID IN DIFFERENT HABITAT TYPE AT SALAK MOUNTAIN, WEST

ABSRACT The objectives of the research were to study temporal dynamic pattern of Lucanid beetle in different habitat type. Research was conducted between May 2004 and December 2005. were surveyed by using light traps in three different forest types. Results have indicated that temporal dynamic pattern of Lucanid beetle was affected by forest disturbance level. Highest number of Lucanid beetles were recorded in April dan May. Species which always emerge each month during perception is Cyclomatus canaliculatus, Prosopocoilus astocoides and Hexarthrius buqueti. Keywords: Salak mountain, lucanids beetle, population.

PENDAHULUAN fluktuasi serangga telah dilaporkan, seperti: pengaruh perangkap cahaya terhadap Populasi kumbang di alam fluktuasi kumbang permukaan tanah (ground dipengaruhi oleh dinamika lingkungannya. beetle) selama sepuluh tahun (Yahiro & Dinamika yang terjadi berupa perubahan Yano, 1997), hubungan antara iklim dengan fenologi tumbuhan hutan, kondisi fisik, fluktuasi kupu-kupu (Woong, 2003), iklim dari waktu ke waktu mempengaruhi hubungan antara teknik pengambilan sampel reproduksi, pertumbuhan dan mortalitasnya. dengan fluktuasi kelimpahan kumbang Perubahan ini secara langsung atau tidak (flying Coleoptera) (Hosking, 1979) dan akan menyebabkan perubahan jumlah fluktuasi curah hujan dengan komunitas serangga tersebut (Kahono & Amir, 2003). serangga di Taman Nasional Gunung Pola populasi kumbang lucanid di Halimun (Kahono & Noerdjito, 2001). hutan Gunung Salak sangat penting Bagaimana pola populasi kumbang dipelajari, karena dari informasi ini akan lucanid di hutan Gunung Salak karena dapat diperoleh waktu keluarnya imago kerusakan habitat dan iklim belum pernah untuk kawin dan mencari makan. Selain itu dilakukan. Padahal penelitian ini dapat informasi ini juga berguna untuk melihat memberikan informasi ilmiah tentang pola waktu yang sangat berbahaya untuk populasi kumbang lucanid di hutan Gunung perburuan dan perdagangan imago kumbang Salak sebagai data untuk konservasi lucanid. Beberapa penelitian tentang Koneri: Pola Populasi Kumbang ………….. 21

serangga tersebut. Penelitian ini bertujuan Spesies yang belum teridentifikasi untuk mengkaji pola populasi kumbang maka sampel dikumpulkan dalam suatu lucanid di kawasan hutan Gunung Salak. botol berisi alkohol 70% untuk selanjutnya diidentifikasi secara teliti di laboratorium. BAHAN DAN METODE Identifikasi spesies kumbang lucanid mengacu kepada buku Crowson (1955), Waktu dan Tempat Penelitian Weng & Tung (1983), Borror et al. (1989), Penelitian dimulai bulan Mei 2004 Mizunuma & Nagai (1994), dan Lawrence samapai Desember 2005. Penelitian & Britton (1996). Apabila masih ada sampel dilakukan di kawasan hutan Gunung Salak kumbang lucanid yang belum dapat Jawa Barat yang secara administratif diidentifikasi berdasarkan beberapa kunci termasuk wilayah Kabupaten Sukabumi dan diatas maka sampel tersebut kemudian Kabupaten Bogor. dibawa ke museum serangga LIPI Cibinong untuk diidentifikasi dan dicocokkan dengan Pelaksanaan penelitian spesimen kumbang lucanid yang terdapat di Pola populasi kumbang lucanid yang museum serangga. dimaksud disini adalah kehadiran kumbang lucanid atau jumlah kumbang lucanid yang Analisis Data terkoleksi setiap bulan selama setahun yang Pola Keanekaragaman, Kekayaan dan berasal dari perangkap lampu yang Kemerataan Spesies Kumbang Lucanid dilakukan pada tiga tingkat gangguan hutan Indeks keanekaragaman spesies (H), (hutan tidak terganggu, hutan kurang kekayaan spesies (S), indeks kemerataan terganggu dan hutan sangat terganggu). jenis (E) dan dominansi jenis ditentukan berdasarkan data yang diperoleh pada setiap Cara koleksi kumbang lucanid waktu pengamatan. Penentuan tingkat Pengambilan data struktur keanekaragaman spesies kumbang lucanid komunitas kumbang lucanid dilakukan pada tiap waktu pengamatan menggunakan menggunakan perangkap lampu (light trap). indeks keanekaragaman (H) menurut Perangkap lampu terdiri dari lampu bohlam Shannon & Weaner (Magurran, 1988), mercury 160 watt, bohlam 20 watt dan dengan rumus sebagai berikut: halogen 300 watt 220 volt, ketiga bohlam Indeks keanekaragaman jenis (H) dipasang di depan layar kain putih (2 x 2 m) H’ = - ∑ Pi In Pi selama 5 jam (pukul 18-23 wib) pada setiap Pi = proporsi tiap jenis kumbang lucanid. titik pengambilan sampel pada bulan gelap. Untuk menentukan tingkat Perangkap lampu dipasang dengan kemerataan spesies kumbang lucanid pada ketinggian ± 2 meter di atas permukaan setiap waktu pengamatan digunakan indeks tanah. Total titik pengambilan sampel kemerataan Shannon (E) (Magurran 2004), sebanyak 18 titik, dengan masing masing- sebagai berikut : masing 6 titik sampel pada setiap tingkat Indeks kemerataan spesies (E) kerusakan hutan. E = H/ln(S) Jarak antar titik pada setiap lokasi S = jumlah spesies kumbang lucanid pengamatan antara 500 – 1000 m. Penentuan Analisis statistik yang digunakan titik sampel berdasarkan keadaan lokasi adalah program Statistica versi 6, Anova penelitian yang memungkinkan untuk satu arah (one-way Anova) dan uji Tukey’s memasang perangkap lampu. Adapun pada taraf kepercayaan 95% dipakai untuk pertimbangan untuk menentukan titik mengetahui perbedaan kekayaan spesies, sampel adalah lokasinya sedikit lebih tinggi kelimpahan spesies, nilai keanekaragaman dan agak terbuka sehingga sinar lampu bisa spesies dan nilai kemerataan spesies menerangi sekitar lokasi penelitian. kumbang lucanid pada setiap waktu Pengambilan sampel dilakukan setiap satu pengamatan. kali dalam sebulan pada bulan gelap dan pada titik yang sama selama 12 bulan. Kumbang lucanid yang terbang dan yang hinggap di layar dicatat jumlah dan jenisnya.

22 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 13 No. 1, April 2013

HASIL DAN PEMBAHASAN Hexarthrius rhinoceros dan taurus. Hal berbeda ditemukan pada Prosopocoilus Jumlah spesies yang ditemukan zebra, kehadirannya sering ditemukan pada selama penelitian sebanyak 674 ekor yang hutan tidak terganggu, kemudian menurun meliputi 11 spesies. Dari 11 spesies yang pada hutan kurang terganggu dan naik lagi ditemukan Hexarthrius buqueti, pada hutan sangat terganggu. Dua spesies Prosopocoilu astocoides dan Cyclommatus. yang persentase kehadiranya menurun canaliculatus merupakan spesies yang dengan bertambahnya kerusakan hutan selalu muncul selama satu tahun (12 bulan bahkan tidak dijumpai pada hutan sangat pengamatan atau 100%). Spesies yang terganggu adalah Allotopus rosenbergi, dan persentase kehadirannya menurun dengan Prosopocoilu decipien, sedangkan bertambahnya kerusakan hutan adalah Prosopocoilu passoloides terjadi sebaliknya Prosopocoilu astocoides, Dorcus (Gambar 1). bucephalus, Odontolabis bellicosa,

100 Htt

90 Hkt Hst 80 70 60 50

40 Frekuensi (%) 30 20 10 0

Dorcus

buqueti

Allotopus

zebra

bellicosa rosenbergi

decipien

bucephalus rhinoceros

Hexarthrius Hexarthrius

astocoides Odontolabis

passaloides

canaliculatus

Cyclommatus

Dorcus taurus

Prosopocoilus Prosopocoilus Prosopocoilus Prosopocoilus Ket: Htt: hutan tidak terganggu, Hkt: hutan kurang terganggu dan Hst: Hutan sangat terganggu Gambar 1. Persentase kehadiran spesies kumbang lucanid hasil perangkap lampu buatan selama satu tahun pada tiga tingkat gangguan hutan

Berdasarkan bulan pengamatan yaitu H. buqueti ( x =19,25 8,35 terlihat bahwa pada bulan April dan Nopember paling banyak ditemukan jumlah individu/bulan), P. astocoides ( =14,83 spesiesnya yaitu sebanyak 10 spesies. Bulan 6,63 individu/bulan) dan C. canaliculatus berikutnya adalah Februari dan Maret yang ( = 4,17 6,75 individu/bulan) yang berjumlah 9 spesies, sedangkan jumlah frekuensi kehadirannya 100 % (selalu spesies yang paling sedikit (5 spesies) muncul setiap bulan selama setahun). Pola terdapat pada bulan Juli. sebaran ketiga spesies ini hampir sama dan Kehadiran spesies kumbang lucanid mengalami kenaikan jumlah individu pada setiap bulan selama setahun bervariasi antara bulan Maret sampai Juni (Tabel 1). 3 sampai 11 bulan. Dari total spesies yang ditemukan (11 spesies) terdapat tiga spesies

Koneri: Pola Populasi Kumbang ………….. 23

Tabel 1. Kehadiran spesies kumbang lucanid hasil perangkap lampu buatan pada tiga tingkat gagguan hutan setiap bulan selama setahun Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agt Sep Okt Nov Total Spesies 04 05 05 05 05 05 05 05 05 05 05 05 bulan H. buqueti + + + + + + + + + + + + 12 P. astocoiedes + + + + + + + + + + + + 12 C. canaliculatus + + + + + + + + + + + + 12 D. bucephalus + - + + + + + + + + + + 11 P. zebra + + + + + + + - - + + + 10 H. rhinoceros - + + + + + - - + + + + 9 P. passaloides - + + + + - - - + + + + 8 O. bellicosa - - - + + - + - + + + + 7 D. taurus + + + - + + + - - - - - 6 P.decipien - - - - + + + + + - - + 6

A. rosenbergi - - + + ------+ 3 Total spesies 6 7 9 9 10 8 8 5 8 8 8 10

Ket: + : spesies ditemukan; - : spesies tidak ditemukan

95 90 85 80 75 70 65 60 55 50 45

Jml individuJml 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Des-04 Jan-05 Feb-05 Mar-05 Apr-05 Mei-05 Jun-05 Jul-05 Agt 05 Sep-05 Okt-05 Nop-05 H.buqueti P.astocoides C.canaliculatus D.bucephalus

P.zebra H.rhinoceros P.passaloides O.bellicosa D.taurus P.decipien A.rosenbergi

Gambar 2. Kelimpahan spesies kumbang lucanid hasil perangkap lampu buatan pada tiga tingkat gangguan hutan di Gunung Salak.

Sembilan spesies lainnya, ditemukan decipien (6 bulan), namun rata-rata jumlah 8 spesies yang frekuensi kehadirannya antara individunya yang muncul setiap bulan 50% sampai 91,67% (muncul selama 6 sangat rendah atau kurang dari 3 sampai 11 bulan) yaitu D. bucephalus (11 individu/bulan. Satu spesies lainnya yaitu A. bulan), P. zebra (10 bulan), H. rhinoceros (9 rosenbergi hanya muncul selama 3 bulan bulan) pengamatan atau 75%), P. pengamatan (Tabel 1 ) passaloides (8 bulan atau 66,67%), O. Dua dari tiga spesies kumbang bellicosa (7 bulan), D. taurus dan P. lucanid yang bernilai jual tinggi seperti D.

24 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 13 No. 1, April 2013

bucephalus dan P. decipien hampir Pola kelimpahan kumbang lucanid memiliki pola sebaran yang sama, berdasarkan tipe habitat hampir sedangkan satu spesies lainnya yaitu A. menunjukkan pola yang sama. Titik terendah rosenbergi cenderung berbeda. Spesies A. pertama atau jumlah individu sedikit rosenbergi hanya muncul pada bulan ditemukan pada bulan Januari 2005 dan titik Februari, Maret dan Nopember, namun puncak pertama pada bulan April dan jumlah individunya sangat rendah Mei 2005. Sedangkan titik terendah kedua ( x =0,25 0,45 individu/bulan) (Tabel 1 dan ditemukan pada bulan Agustus 2005 dan Gambar 2). September 2005. Titik puncak kedua terjadi pada bulan Oktober 2005 dan Nopember 2005 (Gambar 3).

50

45 Htt

40

35 30 25

Jml Jml individu 20 Hkt

15 10 Hst 5

0 Des-04 Jan-05 Feb-05 Mar-05 Apr-05 Mei-05 Jun-05 Jul-05 Agt-05 Sep-05 Okt-05 Nop-05 Ket: Htt: hutan tidak terganggu, Hkt: hutan kurang terganggu dan Hst: Hutan sangat terganggu Gambar 3. Fluktuasi kelimpahan populasi kumbang lucanid hasil perangkap lampu buatan pada tiga tingkat gangguan hutan di Gunung Salak.

Berdasarkan periode pengambilan spesies kumbang lucanid bulan Mei 2005 sampel tampak bahwa kelimpahan spesies berbeda nyata dengan bulan Janurai 2005 dan kekayaan spesies berbeda nyata antar (p < 0,05), tapi tidak berbeda nyata dengan bulan pengamatan (Anova: F2;204 = 5,927; p bulan lainnya. Nilai keanekaragaman dan < 0,05; dan F2;204 = 2,319; p < 0,05). kemerataan spesies walaupun uji statistik Sedangkan nilai keanekaragaman spesies tidak menunjukkan perbedaan yang nyata tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antara periode pengamatan, tetapi (Anova: F2;204 = 1,757; p = 0,064 atau p > berdasarkan gambar 4.6c & d nilai tertinggi 0,05) demikian juga dengan nilai kemerataan kedua veriabel terjadi pada bulan Mei 2005 spesies (Anova: F2;204 = 1,431; p = 0,161 dan terendah bulan Januari 2005. atau p > 0,05). Fluktuasi kelimpahan kumbang Kelimpahan spesies tertinggi terjadi lucanid di alam sangat dipengaruhi oleh bulan Mei 2005 dan hasil uji statistik jumlah curah hujan setiap bulan. berbeda nyata dengan bulan Januari - Maret Kelimpahan spesies, kekayaan spesies dan dan Juli- September 2005 (p < 0,05), namun keanekaragaman spesies kumbang lucanid tidak berbeda nyata dengan bulan-bulan paling tinggi ditemukan pada bulan dengan lainnya. Bulan Januari 2005 merupakan curah hujan rendah. Data curah hujan dari kelimpahan spesies terendah dan hasil uji Badan Meteorologi dan Geofisika Wilayah I statistik berbeda nyata dengan bulan April, Bogor mencatat bahwa curah hujan terendah Mei dan Nopember 2005 (p < 0,05), tapi di Gunung Salak terjadi antara bulan April tidak berbeda nyata dengan bulan lainnya. sampai Agustus. Hasil penelitian Kekayaan spesies kumbang lucanid menunjukkan terdapat korelasi negatif antara tertinggi ditemukan pada bulan Mei 2005 curah hujan dengan struktur komunitas dan terendah bulan Januari 2005. Hasil uji kumbang lucanid. Hal ini berarti bahwa statistik menunjukkan bahwa kekayaan semakin tinggi curah hujan maka Koneri: Pola Populasi Kumbang ………….. 25

kelimpahan individu kumbang lucanid Spesies yang berjual nilai tinggi semakin menurun. Hasil ini berbeda dengan seperti A. rosenbergi pada hutan tidak yang dilaporkan oleh Kahono dan Noerdjito terganggu hanya muncul pada bulan (2001) bahwa komunitas serangga Februari dan Nopember. Pada hutan kurang (Lepidoptera, Coleoptera, Homoptera, terganggu A. rosenbergi muncul pada bulan Hymenoptera, Orthoptera, Diptera dan Maret, namun demikian pada hutan sangat Trichoptera) yang dikoleksi dengan terganggu spesies ini tidak ditemukan. Pada perangkap lampu (light trap) seirama hutan konsensi Unocal A. rosenbergi dengan fluktuasi curah hujan, jika curah kemunculannya lebih sering (6 bulan) hujan naik maka kelimpahan serangga juga dibandingkan dengan hutan kurang naik. terganggu dan hutan sangat terganggu. Rendahnya jumlah kumbang Pola sebaran spesies H. buqueti, P. lucanid pada bulan dengan curah hujan yang astocoiedes, C. canaliculatus dari hasil tinggi kemungkinan juga disebabkan karena perangkap lampu buatan berdasarkan waktu hujan mengakibatkan kondisi hutan pada (temporal) dan lokasi (spatial) relatif hampir malam hari berkabut, sehingga cahaya sama, hal ini disebabkan karena respon lampu terhalang. Hal ini akan spesies terhadap lingkungan tidak terlalu mengakibatkan kumbang lucanid yang berbeda. Data ini didukung oleh analisis tertarik cahaya tidak keluar. Kondisi ini CCA, yang mana keberadaan ketiga spesies berbeda jika curah hujan rendah atau tidak ini tersebar luas pada lokasi penelitian dan terjadi hujan pada malam hari, maka tidak terlalu dipengaruhi oleh parameter jangkauan sinar lampu akan lebih jauh dan lingkungan atau disebut juga spesies yang kumbang lucanid yang tertarik cahaya akan bersifat generalis. datang ke sumber cahaya. Hasil penelitian Pola fluktuasi kumbang lucanid Yahiro dan Yano (1997) melaporkan bahwa yang diperdagangkan berbeda dengan penangkapan kumbang yang terbang karena metode perangkap lampu buatan dan lampu tertarik cahaya lampu (perangkap lampu) Unocal. Polanya sangat tergantung kepada sangat dipengaruhi oleh curah hujan, banyaknya permintaan kumbang lucanid temperatur, angin dan cahaya bulan. dari Jepang sebagai negara tujuan ekspor Faktor lain yang dapat serta harganya di pasaran. Apabila mempengaruhi kelimpahan populasi permintaan tinggi biasanya harga kumbang kumbang lucanid pada bulan April dan Mei lucanid mahal, sehingga masyarakat banyak adalah kemunculan imago baru. Imago berburu kumbang lucanid. Hal ini akan kumbang lucanid yang sudah keluar akan mengakibatkan jumlah kumbang lucanid mencari makan dan menemukan yang dijual semakin banyak. pasangannya untuk kawin. Penelitian Smith (2003) melaporkan bahwa kumbang lucanid KESIMPULAN dewasa baik jantan maupun betina banyak 1. Fluktuasi kumbang lucanid di alam muncul antara bulan Mei sampai Agustus. mencapai puncak pada bulan April dan Sedangkan London Wildlife Trust (1998) Mei. Pola ini sangat dipengaruhi oleh mencatat kumbang lucanid banyak muncul munculnya imago dan curah hujan. dari pertengahan Mei sampai akhir Juli. 2. Cyclomatus canaliculatus, H. buqueti merupakan salah satu Prosopocoilus astocoides dan spesies yang selalu muncul setiap bulan dan Hexarthrius buqueti merupakan spesies pada hutan tidak terganggu fluktuasinya kumbang lucanid yang selalu ditemukan relatif stabil, sedangkan pada hutan kurang dengan tiga cara pengumpulan data terganggu dan hutan sangat terganggu setiap bulan selama satu tahun. kelimpahannya sangat berfluktuasi dan 3. Pola sebaran H. buqueti, P. astocoiedes, mencapai puncaknya pada bulan April dan C. canaliculatus berdasarkan waktu Mei masing-masing pada hutan kurang (temporal) dan lokasi (spatial) relatif reganggu dan hutan sangat terganggu. Pada hampir sama, hal ini disebabkan karena hutan Unocal yang merupakan hutan relatif respon spesies terhadap lingkungan tidak tidak teganggu fluktuasi H. buqueti juga terlalu berbeda. relatif stabil.

26 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 13 No. 1, April 2013

DAFTAR PUSTAKA

Borror D.J., C.A. Triplehorn, N.F. Johnson. London Wildlife Trust. 2000. an 1989. An Introduction to the Study of Advice Note for Its Conservation in . Sounders College Publishing. London. http://www.wildlifetrust.org.uk/Lond Crowson R.A. 1955. The Natural on. [8 Juni 2005] Classification of the Families of Coleopteran. Nathaniel Lloyd. Magurran A.E. 1988. Ecological Diversity London. and Its Measurements. London. Croom Helm Limited. London. Hosking, G.P. 1979. Trap Comparison in the Capture of Flying Coleoptera. New Magguran A.E. 2004. Measuring Biological Zealand Entomologist 7: 87-92. Diversity. Malden. Blackwell Publishing. Kahono S., W.A. Noerdjito. 2001. Fluctuation of Rainfall and Mizunuma T., S. Nagai. 1994. Mushi-sha’s Community in a Tropical Forest, Iconographic Series of Insects I. The Gunung Halimun National Park. Lucanid Beetles of the World. Mushi- Biodiversitas Taman Nasional sha’s, Tokyo. Gunung Halimun (1). Pusat penelitian Biologi LIPI. Weng V., Y. Tung. 1983. Common Malaysian Beetles. Longman. Kuala Kahono S., M. Amir. 2003. Ekosistem dan Lumpur. khasanah serangga Taman Nasional Gunung Halimun: Serangga Taman Woong C.S. 2003. The Relationship Nasional Gunung Halimun Jawa Between Local Distribution and Bagian Barat. JICA. Abudance of Buterflies and Weather Factors. Koerean J. Ecol 26 (4): Lawrence J.F., E.B. Britton. 1996. 199-2002. Coleoptera (Beetles) in the Insectts of Australia. Melbourne University Yahiro K., K. Yano. 1997. Ground Beetles Press, Melbourne. (Coleoptera, Carabidae) Caught by a Light Trap during Ten Years. Esakia 37: 57-69