Identitas Orang Tugu Sebagai Keturunan Portugis Di Jakarta* Identity of Tugu People As Portuguese Descent in Jakarta
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Identitas Orang Tugu…(Risa Nopianti, Selly Riawanti, Budi Rajab) 169 IDENTITAS ORANG TUGU SEBAGAI KETURUNAN PORTUGIS DI JAKARTA* IDENTITY OF TUGU PEOPLE AS PORTUGUESE DESCENT IN JAKARTA Risa Nopianti1, Selly Riawanti2, Budi Rajab3 BPNB Jawa Barat1, Pasca Sarjana Fisip Unpad2, Pasca Sarjana Fisip Unpad3 e-mail: [email protected], [email protected], [email protected] Naskah Diterima: 5 Februari 2019 Naskah Direvisi: 30 Mei 2019 Naskah Disetujui:28 Juni 2019 DOI: 10.30959/patanjala.v11i2.490 Abstrak Orang Tugu di Kelurahan Semper Barat merupakan sebuah komunitas keturunan Portugis yang memiliki akar budaya dan sejarah yang cukup campuran sejak tahun 1661. Mereka berusaha untuk tetap bertahan dengan melestarikan aspek-aspek kebudayaan yang dimilikinya melalui beragam aktivitas dan tindakan-tindakan sosial sebagai upayanya untuk mendapatkan pengakuan akan identitas mereka sebagai Orang Tugu. Penelitian secara kualitatif dengan metode etnografi dan extended case method, digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan dan menganalisis data. Paparan data menjelaskan bahwa interaksi sosial Orang Tugu dengan kelompok-kelompok lainnya dilakukan sebagai upaya mereka untuk mempertahankan identitasnya. Hal tersebut memunculkan dua kelompok utama yaitu, kelompok penting (significant others) hubungan di antara mereka didasari oleh adanya kepentingan-kepentingan tertentu yang sifatnya saling menguntungkan, yaitu salah satunya berkaitan dengan eksistensi musik keroncong. Ada pula kelompok umum lainnya (generalized others) hubungan mereka bersifat saling membutuhkan. Kelompok yang dikategorikan dalam hubungan saling menguntungkan adalah pemerintah daerah, komunitas pemerhati budaya dan sejarah, serta penanggap keroncong. Adapun kelompok-kelompok yang dibutuhkan oleh Orang Tugu dalam kehidupan sehari-hari adalah tetangga Betawi, dan jemaat gereja. Kata kunci: interaksi sosial, Orang Tugu, identitas etnis. Abstract The Tugu people in Semper Barat Village are a community of Portuguese descent who has quite mixed cultural and historical roots since 1661. They try to stay afloat by preserving their cultural aspects through various activities and social actions as an effort to get recognition of their identity as Tugu People. Qualitative methods with ethnographic approaches and extended case method are used as tools to collect and analyze data. The results explain that the social interaction of Tugu People with important groups (significant others) is carried out because of the existence of certain interests which are mutually beneficial, but there are also those that are mutually needed, namely those in other general groups (generalized others). Groups that are categorized as mutually beneficial relationships are local governments, cultural and historical observer communities, and keroncong appreciators. The groups needed by Tugu People in their daily lives are neighbors from Betawi ethnic group, and church members. Keywords: social interaction, Tugu People, ethnic identity. A. PENDAHULUAN Tugu di Jakarta, bisa dikatakan sebagai Penelitian ini mencoba untuk salah satu kelompok minoritas1. Mereka melihat ekistensi identitas Orang Tugu dalam hubungannya dengan interaksi sosial yang mereka bangun dengan * Artikel ini merupakan bagian dari naskah kelompok lain di lingkungannya. Orang tesis Risa Nopianti, Program Studi Antropologi, Pasca Sarjana Fakultas Ilmu 170 Patanjala Vol. 11 No. 2 Juni 2019: 169 -184 memiliki latar belakang sejarahnya yang Jakarta sebagai ibu kota negara unik sebagai masyarakat keturunan memiliki keberagaman etnis dan kelompok Portugis, yang mana identitas mereka yang sangat tinggi dibandingkan dengan senantiasa terkait dengan nilai-nilai budaya wilayah-wilayah lainnya di Indonesia. dan sejarah mereka sebagai masyarakat Beragam etnis tinggal dan hidup di Jakarta kreol2. dengan membawa keanekaragaman Keberadaan Orang Tugu di Jakarta budayanya masing-masing. —MereNa sudah ada sejak masa pemerintahan berkumpul, tinggal, dan hidup bersama- kolonial. Pada masyarakat pascakolonial sama yang kemudian saling memengaruhi adanya pengakuan terhadap identitas suatu satu sama lain dan melebur secara kelompok berpotensi untuk meningkatkan akulturatif, sehingga tumbuh semacam dan mengembangkan potensi integrasi prototipe dari suatu masyarakat. Prototipe transetnis dan kesadaran akan identitas baru ini akhirnya menjadi suatu tipe yaitu nasionalnya yang terbentuk pada masa yang mengkristal menjadi suatu bentuk setelah kolonialisme (Knorr, 2014:2). etnis dinamaNan Betawi“ (Ahmed, 2011). Begitu pula halnya dengan Indonesia pada Menurut Knorr, Betawi muncul pada era pascakolonial, keragaman etnis yang abad ke-16 hingga ke-17 melalui proses menjadi dasar terbentuknya negara kreolisasi pada masa penjajahan Belanda. kesatuan Republik Indonesia memerlukan Proses kreolisasi secara kultural terjadi di adanya pengakuan akan identitas-idantitas antara orang-orang asli khususnya orang etnis yang ada sebagai penguat integritas Sunda dengan para pendatang seperti negara yang baru terbentuk. Ambon, Cina, India, dan lain-lain. Setelah Sejak awal dimukimkan Belanda di tinggal menetap di Jakarta, mereka Batavia, Orang Tugu sebagai sebuah kemudian mengidentifikasi dirinya sebagai kelompok minoritas berusaha untuk selalu Orang Betawi. (Knorr 2007:7-8, Knorr mempertahankan identitas mereka sebagai 2014:10). keturunan Portugis dengan Pada masa kolonial Orang Betawi memperlihatkan ciri budayanya yang khas. dengan kebudayaannya merupakan Namun tidak dapat dipungkiri bahwa kelompok etnis yang dianggap rendah, keberadaan mereka semakin lama semakin karena status sosial mereka yang secara terdesak oleh perubahan dan kelompok stereotype dianggap sebagai budak atau mayoritas lain yang ada di Jakarta. Hal ini pelayan Belanda. Tingkat pendidikan yang menyebabkan eksistensi mereka cukup rendah, serta mayoritas kepercayaan sulit dikenali bila dibandingkan dengan sebagai muslim menjadi identitas Orang Orang Jakarta pada umumnya. Betawi di masa lalu (Knorr, 2014:60-62). Hal yang sama juga rupanya terjadi pada Orang Tugu, yang sejak dimerdekakan Sosial dan Ilmu Politik, Universitas oleh Belanda memilih untuk berasimilasi Padjadjaran, 2019. kepada kebudayaan Betawi, sebab etnis 1 Kelompok minoritas adalah kelompok yang Betawilah yang pada saat itu intensif secara sosial terdiskriminasi dan memiliki berinteraksi dengan Orang Tugu karena kedudukan yang tidak menguntungkan, mereka mereka tinggal di lingkungan yang sama. memiliki solidaritas kelompok yang kuat, Beberapa ciri budaya Orang Betawi namun merasa berbeda dari kelompok diadopsi oleh Orang Tugu, sehingga mayoritas, dan secara fisik lingkungan sosial terkesan mereka menjadi Orang Betawi. mereka terisolasi (Fadhli, 2014:356) 2 Hanya saja terdapat perbedaan mendasar Masyarakat kreol adalah mereka yang dalam hal kepercayaan yaitu mayoritas tercabut akarnya dari negara atau dunia lama mereka beragama Kristen, serta memiliki mereka, kemudian mereka memiliki negara beberapa penanda etnis yang khas. baru atau dunia baru, dan memiliki kepribadian kontras yang berbeda, mendalam, dan berakar Perbedaan inilah yang kemudian dari asal usul mereka (Ericksen, 2007:155). menjadi sebuah batas yang menempatkan Identitas Orang Tugu… (Risa Nopianti, Selly Riawanti, Budi Rajab) 171 Orang Tugu berbeda pada beberapa aspek mengenai identitas Orang Tugu tidak dengan Orang Betawi. Perbedaan tersebut menyentuh konteks eksternal dari juga menjadi penanda identitas bagi Orang eksistensi Orang Tugu dalam hubungannya Tugu, yang tetap dipertahankan hingga dengan kelompok-kelompok lainnya yang saat ini. Identitas mereka sebagai Betawi- juga cukup memberi pengaruh terhadap Portugis ada, bukan hanya karena ada pengakuan identitas mereka. klaim sepihak oleh mereka sendiri, Berdasarkan latar belakang di atas, melainkan perlu adanya dukungan dari permasalahan penelitian yang akan kelompok-kelompok lainnya yang diajukan dalam penelitian ini adalah mengakui eksistensi mereka. Hal ini perlu —Eagaimana interaksi sosial yang dilakukan diusahakan guna menjamin kehidupan Orang Tugu dalam mewujudkan Orang Tugu, sehingga dapat tetap bertahan identitasnya sebagai komunitas keturunan di tengah heterogenitas Jakarta yang Portugis di Jakarta? kelompok-kelompok semakin kompleks, yang suatu waktu mana sajakah yang dianggap penting dan dapat mengancam keberadaan dan berpengaruh terhadap eksistensi identitas eksistensi mereka. mereka sebagai Orang Tugu keturunan Penelitian-penelitian mengenai Portugis"“ Orang Tugu dengan kebudayaannya telah banyak ditulis oleh para peneliti Indonesia B. METODE PENELITIAN maupun asing. Seperti tema sejarah Desain penelitian yang dilakukan keberadaan dan perkembangan musik berupa penelitian kualitatif dengan metode Keroncong Tugu yang ditulis oleh Darini dan teknik etnografi yang digunakan untuk (2012) —Keroncong : Dulu dan Kini“, dan melihat, menggambarkan, dan menganalisa Ganap (2011) yang EerMudul —Krontjong kehidupan sosial budaya Orang Tugu. Toegoe“. Tema musik keroncong dalam Etnografi yaitu suatu cara untuk konteksnya sebagai sebuah elemen budaya memperoleh data dengan sumber data Orang Tugu ditulis oleh Pelawi (2015) utama adalah masyarakat. Metode —Tradisi Musik Keroncong Tugu Sebagai etnografi bertujuan untuk mendeskripsikan Identitas Budaya Masyarakat Kampung masyarakat dari sudut pandang masyarakat Tugu“, Riyanto (1996) —Eksistensi (emik) (Spradley,1997:3). Penelitian ini Keroncong Tugu dalam Aktivitas juga diperkuat oleh metode kasus diperluas .ehidupan 0asyaraNat .ampung Tugu“, (extended case method) untuk dapat dan Destiana (2012)